i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ramat dan hidayahNya, Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Tuberculosis
Puskesmas Ponggok ini dapat tersusun.
RPK Upaya Pencegahan dan Pengendalian Tuberculosis ini disusun sebagai
petunjuk dalam melaksanaan kinerja P2 TB tahun 2018.
Saran serta kritik membangun tentunya sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................
B. TUJUAN.........................................................................................
C. VISI, MISI, TATA NILAI DAN TUJUAN
BAB II ANALISA SITUASI
A. DATA UMUM……………………………………………………………..
B. DATA KHUSUS…………………………………………………………..
C. HASIL EVALUASI PROGRAM………………………………………….
D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN MASYARAKAT…………………………
BAB III ANALISA MASALAH
A. IDENTIFIKASI MASALAH ……………………………………………..
B. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH……………………………..
C. ANALISIS PENYEBAB MASALAH ……………………………………
D. MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH …………….
E. PEMECAHAN MASALAH ……………………………………………..
BAB IV RENCANA USULAN KEGIATAN ………………………………………..
BAB V RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ………………………………
BAB VI PENUTUP …………………………………………………………………..
A. KESIMPULAN
B. SARAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perencanaan adalah suatu usaha menyusun serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, secara efektif
dan efisien. Dengan adanya perencanaan, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan
secara optimal demi mencapai tujuan.
Dalam tata kelola Puskesmas, perencanaan ini dikenal dengan istilah Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Dalam perkembangan RPK semakin sarat dengan pola
perencanaan strategis. Ditambah kondisi lingkungan makro yang mensyaratkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan pencapaian SDG’s yang harus dicapai Puskesmas,
sehingga penyusunan perencanaan haruslah mampu mengarahkan agar hasil kinerja
puskesmas nantinya dapat memenuhi SPM dan capaian SDG’s.
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas memiliki enam pokok program dasar.
Salah satu program pokok puskesmas adalah upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, termasuk pencegahan dan penularan penyakit Tuberkulosis (TB)
Paru. Penyakit TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan di banyak Negara sejak tahun 1995.
Menurut data WHO bahwa Indonesia berada diperingkat ke 2 jumlah penderita TB
terbanyak setelah India dengan angka prevalensi 647 kasus 100.000 jumlah
penduduk. Masalah ini semakin kompleks dengan banyak ditemukannya Penderita TB
yang juga mengalami MDR (Multi Drugs Resistant) yang di estimasi sekitar 6600 per
tahun, dan penderita TB yang mengalami masalah kesehatan lain seperti DM, HIV
maupun penyakit lainnya.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB)
dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak
berhasil disembuhkan. WHO mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global
Emergency), terutama karena epidemi Human Immunodeficiency Virus/Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dan kasus Multi Drug Resistance (MDR)
(Kemenkes RI, 2014).
Menurut data WHO dalam Global tuberculosis report (2016) kasus TB baru di
dunia pada tahun 2015 sebesar 10.400.000 dari jumlah kasus TB baru tersebut
sebesar 480.000 merupakan kasus baru MDR-TB (Multi Drug Resisten) dengan angka
kematian sebesar 1.400.000 penderita dan dari angka tersebut 400.000 meninggal
karena TB-HIV. Enam negara dengan kasus terbanyak tahun 2015 adalah India,
Indonesia, China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan. Berdasarkan data tersebut
Indonesia menduduki urutan ke 2 secara global. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) Tahun 2016, menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab
kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan pada
semua kelompok usia, dan nomor 1 dari golongan penyakit infeksi (WHO, 2016).
4
Berdasarkan data tahunan dari seksi Pemberantasan Penyakit (P2) di Dinas
Kesehatan Kabupaten Blitar didapatkan pada tahun 2015 data kasus baru penderita
tuberkulosis sebanyak 632 orang dan yang menjalani pengobatan ulang sebanyak 13
orang sehingga total yang mendapat pengobatan OAT adalah 645 orang. Sedangkan
pada tahun 2016 di Kabupaten Blitar, jumlah penemuan penderita TB baru sebanyak
669 orang dan yang mendapat pengobatan ulang sebanyak 22 orang sehingga jumlah
penderita TB di Kabupaten Blitar tahun 2016 sebanyak 691 orang. Dari angka tersebut
dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan jumlah penderita TB sebesar 3,3 % (Dinkes
Blitar, 2016)
Salah satu kegiatan esensial puskesmas yang wajib dilaksanakan karena
mempunyai peranan besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya adalah Program Penangulangan Penyakit, salah satu nya adalah
P2TB. Upaya dasar bidang P2TB diantaranya adalah penemuan suspek TB,
pemeriksaan kontak pada penderita TB paru BTA positif, memantau angka
keberhasilan pengobatan pasien baru BTA positif, dan pemberian pelayanan pasien
TB paru sesuai standar.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Penyusunan POA Program P2TB ini digunakan sebagai acuan bagi Puskesmas
dalam pemberian pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan aspek promotif,
preventif agar terwujud pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu
dan proporsional serta meningkatkan pencapaian program Pengendalian TB.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan Penemuan suspek TB
b. Melakukan pemeriksaan kontak serumah TB paru BTA positif
c. Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan pasien baru BTA positif
d. Meningkatkan pemberian pelayanan pasien TB paru sesuai standar.
5
3. Moto Puskesmas Ponggok adalah: Melayani Sepenuh Hati
4. Tata Nilai
Tata nilai yang disepakati oleh seluruh karyawan Puskesmas Ponggok adalah:
a. Ramah
Ramah dalam pelayanan selalu senyum, salam, sapa , sopan , santun
kepada
pelanggan
b. Amanah
Amanah dalam melaksanakan pelayanan, kami memiliki integritas yang dapat
dipercaya
c. Profesional
Memberikan pelayanan sesuai dengan standar dan wewenang pelayanan
kesehatan
d. Informatif
Selalu memberikan informasi kesehatan yang aktual dalam upaya pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat.
5. Tujuan
Dalam penyelenggaraan pelayanan dan program, Puskesmas Ponggok
memiliki budaya kerja sebagai dasar pelaksanaan kinerja. Budaya kerja
Puskesmas Ponggok adalah : Bertanggung jawab, Responsif, Ramah, Informatif
( BERSERI)
6
B A B II
ANALISA SITUASI
A. Data Umum
1. Data Geografis
Puskesmas Ponggok terletak di pusat kota Kecamatan Ponggok Kabupaten
Blitar di Jalan Raya Jendral Sudirman No.24, Desa Ponggok, Kecamatan Ponggok
Kabupaten Blitar dengan Nomor telepon (0342) 551 209 dan kode pos 66153.
Puskesmas Ponggok berada di wilayah yang sangat strategis karena berlokasi di
tepi jalan raya utama provinsi Jawa Timur yang berjarak ± 18 km sebelah barat
ibukota kabupaten berada di wilayah barat yang jauh dari fasilitas kesehatan
pemerintah kabupaten Blitar. Letak Puskesmas Ponggok jika dibandingkan dengan
beberapa fasilitas kesehatan yang lain adalah sebagai berikut :
a. Desa terjauh Desa Karang Bendo dengan jarak kurang lebih 15 km.
b. Puskesmas Bacem 10 km.
c. Puskesmas Srengat 7 km.
d. Klinik Destya 10 KM
e. RSUD NGUDI WALUYO WLINGI Kab. Blitar
Puskesmas Ponggok mempunyai Luas Wilayah Kerja kurang lebih 5.666 Km2,
dengan tinggi rata rata 162 m diatas permukan laut (DPL). Curah. Hujan rata rata
102 mm/tahun ,merupakan daerah agraris yang mayoritas masyarakatnya sebagai
petani dan peternak ayam petelur. yang terbagi ke dalam 10 (sepuluh) desa.
Transportasi antar desa semua dapat dilalui oleh semua kendaraan baik roda 2
ataupun roda 4yang terdiri dari 10 desa, 43 dusun, 85 RW, dan 308 RT. Puskesmas
Ponggok memiliki bangunan yang berdekatan dengan instansi atau kantor lain
seperti Kantor Kecamatan, Kantor Pos, Polsek, Koramil dan Kantor Bank BUMN
maupun BUMD, sehingga memungkinkan kemudahan masyarakat untuk datang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan.
Secara
geografis
batas-batas
wilayah kerja
Puskesmas
Ponggok
Kabupaten
Blitar, wilayah
timur
7
berbatasan dengan Kecamatan Sanan Kulon, wilayah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Srengat, wilayah barat berbatasan dengan Kecamatan Udanawu, dan
wilayah utara berbatasan dengan Desa Gembongan Kecamatan Ponggok.
2. Data Demografi
Saat ini Puskesmas Ponggok Kabupaten Blitar memiliki cakupan layanan jumlah
penduduk sekitar 62.622 jiwa yang tersebar pada 10 (sepuluh) desa yang tergambar
pada tabel berikut:
Tabel 1 : Data Desa dan Luasnya di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ponggok
JUMLAH JUMLAH
NO. DESA JUMLAH DUSUN
RW RT
1. BENDO 2 4 23
2. JATILENGGER 2 4 22
3. MALIRAN 4 8 31
4. KAWEDUSAN 3 7 22
5. LANGON 2 6 22
6. DADAPLANGU 2 7 31
7. KEBONDUREN 3 18 55
8. PONGGOK 4 8 64
9. POJOK 2 7 30
10. KARANGBENDO 3 14 41
Total 43 85 308
Sumber : Profil Kecamatan Ponggok Tahun 2017
Tabel 2 : Data Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa menurut Kelompok Umur
NO Desa 60-
0-5 6-9 10-14 15-19 20-44 45-59 >70 TOTAL
69
1 Bendo 397 445 845 1547 1647 340 273 245 5739
2 Jatilengger 302 343 543 1157 1064 241 314 197 4161
3 Maliran 477 371 850 1764 1653 543 312 254 6224
4 Kawedusan 256 498 514 860 1276 578 234 161 4377
5 Langon 263 234 334 765 589 377 167 89 2818
6 Dadaplangu 381 378 681 1367 1276 397 318 215 5013
7 Kebonduren 804 963 1087 2432 2457 976 467 405 9591
8 Ponggok 1116 1036 1768 2785 2928 1032 685 586 11936
9 Pojok 378 498 467 876 1267 987 275 197 4945
10 Karangbendo 517 564 1245 1276 1546 1492 577 245 7462
JUMLAH 4891 5330 8334 14829 15703 6963 3622 2594 62266
Sumber : Profil Kecamatan Ponggok Tahun 2017
8
Data keadaan sampai akhir tahun 2017 Puskesmas Ponggok memiliki sarana
pendukung fasilitas kesehatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) baik
berupa Pos Pelayanan Kesehatan Desa (PKD) dan termasuk juga kadernya yang
keseluruhannya juga memberikan jenis pelayanan baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Data selengkapnya tentang Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang dimiliki Puskesmas Ponggok terlihat pada tabel berikut:
Lengger
3. Maliran 1 6 2 0 1 - 2
4. 1 5 3 - 1 - 3
Kawedusan
5. Langon Polindes 4 1 - 1 - 1
6. Dadap 6 3 - 1 - 1
Langu
7. Kebon Polindes 8 2 - 1 2
Duren
8. poskesdes 12 2 - 1 - 1
Ponggok
9. Pojok Polindes 5 2 - 1 - 1
10. Pustu 8 2 - 1 - 2
Karangbendo
Jumlah 10 64 25 0 10 0 1
Sumber : Data Dasar Puskesmas Ponggok Tahun 2017
9
Tabel 4 : Data Kader Puskesmas Ponggok
Jumlah Kader
No. Desa Posyandu Posyandu Saka Kader
Poskestren Desa Siaga
Balita Lansia Bakti TB
1. Bendo 25 7 - 5 - 1
2. Jatilengger - 5 - 1
3. Maliran 45 25 - 5 - 1
4. Kawedusan 30 15 - 5 - 1
5. Langon 60 25 - 5 - 1
6. Dadaplangu 40 15 - 5 - 1
7. Kebonduren 55 29 - 5 5 2
8. Ponggok 25 15 - 5 - 2
9. Pojok 25 28 - 5 - 1
10. Karang 40 15 - 5 - 2
Bendo
Jumlah 50 5 13
Sumber : Data Dasar Puskesmas Ponggok Tahun 2017
Dari aspek ketenagaan Puskesmas Puskesmas saat ini memiliki jumlah karyawan
yang relatif kurang apabila dibandingkan dengan standar ketenagaan yang ada dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Jumlah
seluruh karyawan yang dimiliki oleh Puskesmas Ponggok saat ini hanya berjumlah 47
orang, yang terbagi dalam berbagai kompetensi dan jenjang pendidikan. Data karyawan
Puskesmas Ponggok selengkapnya terlihat pada tabel di bawah ini:
10
Tabel 5 : Data Ketenagaan Puskesmas Ponggok
PTT
NO INDIKATOR PNS HONDA MAGANG JUMLAH
PUSAT/DAERAH
Dokter - 1 - - 1
1 Umum
2 Promkes - - - - 0
3 Kesling 0 - - - 0
4 Gizi 1 - - - 1
Rekam - - - - 0
5 Medik
6 Administrasi 5 - 3 - 8
7 Perawat 9 3 1 - 13
8 Bidan 11 1 - 5 17
9 Dokter Gigi 1 - - - 1
Perawat - - 1 0 1
10 Gigi
Asisten 1 - - - 1
11 Apoteker
12 Apoteker - - - - -
13 Radiografer - - - - 0
14 Sanitarian 1 - - - 1
Analis
15 Kesehatan 1 - - - 1
Pendukung
16 lainnya - - - 2 2
Jumlah Total
Pegawai 30 5 5 7 47
Sumber : Data Dasar Puskesmas Ponggok Tahun 2017
B. DATA KHUSUS TB 2017
BULAN JAN PEB MA AP ME JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES Jml
RT R I I I T
Jml. Suspek 15 27 20 17 13 10 10 8 38 23 20 23 222
BTA + 2 3 3 3 - 1 1 1 3 3 3 3 26
Ro/ + - - - - - - - - 1 2 1 1 5
Ext. Paru - - - - - - - - - - - - 0
Diobati 2 5 8 11 11 12 13 14 18 23 27 31 31
Konversi - 1 1 5 1 3 - 1 2 - - -
Suspek - - - - - - - - - 3 - -
MDR
Sembuh - - - - - - - - - -
Pengobatan - - - - - - - - - - - -
Lengkap
Meninggal - - - - - - - - - - - -
11
ANGKA %
1 Penemuan suspek pasien TB 75% 688 222 33 %
2 Penderita TB Paru BTA positif `100 % 31 31 100 %
yang dilakukan pemeriksaan
kontak
3 Angka keberhasilan pengobatan 90% 34 28 83 %
pasien baru BTA positif
4 Penderita TB paru yang 100% 31 31 100 %
mendapat pelayanan sesuai
standar
12
B A B III
ANALISA MASALAH
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari uraian pada bab sebelumnya ditemukan permasalahan program P2 TB
adalah :
No Upaya Target Pencapaian Masalah
1. Penemuan 75% 33 % Ada 42 % suspek TB yang belum
suspek ditemukan (Rendahnya capaian
pasien TB
penemuan suspek TB)
2. Angka 90% 83% Ada 7 % pasien TB BTA positif
keberhasilan yang gagal dalam penobatan baik
pengobatan
karena meninggal ataupun default
pasien baru
BTA positif (keberhasilan pengobatan pasien
TB baru BTA positif belum tercapai)
3. Penyuluhan Sangat perlu : 13 Ada 65 % Masyarakat memerlukan
Perlu : 65
P2 TB penyuluhan P2 TB
Tidak Perlu : 12
4. Kunjungan Sangat perlu : 22 Ada 68 % Masyarakat memerlukan
Perlu : 68
rumah pasien kunjungan rumah pasien TB
Tidak Perlu : 10
TB
5. Pelayanan Sangat perlu : 15 Ada 73 % Masyarakat sangat
Perlu : 73
pojok TB memerlukan ruang khusus P2 TB
Tidak Perlu : 12
untuk mencegah penularan
13
No Masalah U S G U+S+G Urutan
Prioritas
1. Ada 42 % suspek TB yang 5 5 5 15 1
belum ditemukan (Rendahnya
capaian penemuan suspek TB)
2. keberhasilan pengobatan baru 5 5 4 14 2
BTA positif 83 % (keberhasilan
pengobatan pasien TB baru
BTA positif belum tercapai)
3 Ada 65 % Masyarakat sangat 5 4 4 13 3
memerlukan penyuluhan P2 TB
4 Ada 68 % Masyarakat 5 4 3 12 5
memerlukan kunjungan rumah
pasien TB
5 Ada 73 % Masyarakat sangat 4 5 4 13 4
memerlukan ruang khusus P2
TB untuk mencegah penularan
Untu
14
1. Rendahnya Capaian Penemuan Suspek TB
MANUSIA METODE
Petugas Kurangnya
laboratorium hanya Fungsi jejaring dan pengetahuan
Pasien tidak bisa 1 orang jaringan kurang pembuatan SOP
mengeluarkan dahak optmal
Terbatasnya jumlah SOP penemuan
petugas yang sudah suspek TB
Masyarakat malu Minimnya rujukan suspek
pelatihan TB dots belum ada
dengan penyakitnya dari jejarring dan jaringan
puskesmas
Kinerja petugas Petugas belum tahu
kurang maksimal teknik penyuluhan
Masyarakat tidak yang baik
Penjaringan
memeriksakan diri
suspek terlalu
ketat Metode
Petugas merangkap
Kurangnya pengetahuan penyuluhan
Masa
masyarakat tetang gejala
beberapa tugas
kurang menarik
Anamnesa tidak
TB lengkap Rendahn
Rendahn
ya
ya
capaian
capaian
Pelayanan yang penemuan
penemuan
diberikan kurang suspek
suspek
memuaskan
TB.
TB.
Kurangmeratanya Belum ada alokasi
pendistribusian padangan masyarakat
anggaran desa untuk Ada
media promosi Reagen terhadap image Wilayah kerja
kegiatan TB masyarakat
ZN puskesmas puskesmas luas
blm memiliki
expired BPJS
Media promosi
terbatas Minimnya dana Obat puskesmas
Masyarakat berobat di
untuk melakukan Mahalnya biaya generik
fasyankes lain
promosi TB ke diagnosis dan
Minimnya kelompok beresiko
penunjang pengobatan TB
Pengadaan diagnosis selain di Dukungan dari Stigma negatif
Media promosi TB Pembagian puskesmas lintas sektor masyarakat terhadap
TB minim Alokasi Dana belum optimal penyakit TB
BOK dan JKN Difasyankes swasta
Belum adanya utk kegiatan& dan DPM tidak ada Kurangnya
alat TCM di program lain subsidi OAT dr pengetahuan Kurangnya pengetahuan
puskesmas program DOTS linsek terhadap masyarakat terhadap
program P2 TB program P2 TB
SARANA
DANA LINGKUNGAN
15
2. Belum tercapainya angka keberhasilan pengobatan pasien TB BTA positif
MANUSIA METODE
Kurangnya
Pasien meninggal dalam Fungsi jejaring dan pengetahuan
k/u pasien lemah masa pengobatan jaringan kurang pelacakan TB mangkir
dan tidak mau optmal
minum obat
Terbatasnya jumlah
petugas di ruang kunjungan TB
Minimnya koordinasi mangkir belum
efek samping OAT pemeriksaan umum
untuk pelacakan TB optimal
mangkir dg bidan desa
Kinerja petugas kurang
dalam pemnatauan Belum adanya
Kurangnya kesadaran SOP TB mangkir
pengobatan Metode pemantauan
untuk berobat teratur
pengobatan belum
optimal
Petugas merangkap
Kurangnya pengetahuan pasien beberapa tugas
tetang pentingnya pengobatan Pengisian TB 01 belum tertib
teratur sampai sembuh karena antrian pasien di RPU Belum
Belum
tercapainya
tercapainya angka
angka
keberhasilan
keberhasilan
pengobatan
pengobatan pasien
pasien
TB
TB BTA
BTA postif
postif
17
E. PEMECAHAN MASALAH
18
k. Minimnya dana untuk Mengusulkan dana untuk penyuluhan
promosi TB TB
l. Minimnya fasilitas Membuat usulan pengadaan ataupun
penunjang diagnosis TB droping TCM
Mengusulkan leaflet, banner, poster
m.Media promosi terbatas
TB
2. Rendahnya a. Kinerja petugas belum Usulan penambahan jumlah tenaga 13) a) Pemberian pendidikan 16)
capaian angka maksimal kesehatan
keberhasilan b. Kurangnya kesadaran Pemberian pendidikan kesehatan 14) b) Menggiatkan kegiatan
pengobatan pasien untuk berobat pada pasien kunjungan TB mangkir
teratur 15)
pasien TB baru
c. Kunjungan TB mangkir Pengoptimlan kegiatan kunjungan TB
BTA positif yaitu belum optimal mangkir
83 % (target 90 Melakukan pencatatan pengobatan
d. Metode pemantauan
%) pengobatan belum optimal pasien secara rapi
e. Fungsi jejaring dan Mengaktifkan fungsi koordinasi
jaringan belum maksimal jejaring dan jaringan
f. Kurangnya dukungan Memberikan pendidikan kesehatan
keluarga dan masyarakat pada keluarga dan masyarakat
g. Dukungan lintas sektor Koordinasi lintas sektor
belum optimal
h. Minimnya dana untuk Mengajukan usulan dana untuk
kunjungan TB mangkir pelaksanaan TB mangkir
i. Belum adanya ruang Mengajukan usulan pengadaan
isolasi/ pojok TB ruangan isolasi/ pojok TB
Mengusulkan leaflet, banner, poster
j. Media promosi terbatas
TB
19
BAB IV
3 Kunjungan Menurunnya Penderita 10 PJ UKM PJ 900000 Alat Home kader Jan- Meningkat BOK
pasien TB angka default TB de esensial P2 tulis visite des nya angka
mangkir pada penderita sa TB Ceramah succes
pengobata TB Diskusi rate
n Tanya
jawab
20
4 Promosi Meningkatkan masyarakat 10 PJ UKM - 1400000 Leaflet Promosi kader Jan- - Jumlah BOK dan
P2 TB pengetahuan de esensial Banner tidak des suspek TB JKN
melalui masyarakat sa poster langsung meningkat
media tentang - Angka
leaflet, penyakit TB default
banner, menurun
poster
21
BAB V
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
4 Promosi Meningkatkan PJ
P2TB pengetahuan UKM
(500x10)
melalui masyarakat esensia
10 +
media tentang masyarakat l - v v v v v v v v v v v v 1400000
desa (100.000
leaflet, penyakit TB
x10)
banner,
poster
22
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan sebelumnya di dapat bahwa Penemuan suspek
penderita TB dan angka keberhasilan pengobatan pasien TB paru BTA positif
masih kurang dari target. Selain itu dari hasil survey kebutuhan masyarakat
didapatkan bahwa masyarakat menganggap masih perlu adanya penyuluhan P2
TB, kunjungan runagh pasien TB dan adanya ruangan khusus pelayanan TB
Untuk itu perlu di lakukan upaya –upaya alternatif pemecahan masalah yang
sudah ada, peran serta kader dan kerjasama antar fasilitas kesehatan juga sangat
berpengaruh terhadap pencapaian target program TB ini sehingga perlu
ditingkatkan terus kerjasama yang baik antara faskes dan kader yang sudah ada.
Setelah melakukan upaya alternatif pemecahan masalah di harapakan capaian
program TB meningkat serta target reduksi TB ditahun 2020 dapat tercapai.
B. SARAN
Koordinator program agar terus melakukan kerjasama dengan faskes dan
kader untuk meningkatkan capaian target. Diharapkan juga koordinator bekerja
sama dengan petugas kesehatan yang ada di wilayah untuk aktif melakukan
kunjungan dan pemeriksaan kepada keluarga resiko tertular penyakit TB.
23