Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan,
rahmat serta hidayahNya untuk kami dalam menyelesaikan penyusunan dokumen LANSIA.

Pedoman program LANSIA ini disusun sebagai acuan bagi penanggung jawab program
LANSIA dalam melaksanakan kegiatan program untuk meningkatkan mutu pelayanan program
secara berkesinambungan, sistematis dan objektif.

Terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kami sampaikan kepada semua
narasumber dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan pedoman ini.
Masukan dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................... 1

1.3 Sasaran .................................................................................... 2

1.4 Ruang Lingkup .................................................................................... 2

1.5 Batasan Operasional ....................................................................... 2

1.6 Landasan Hukum ...................................................................... 3

BAB II Sandar Ketenagaan .................................................................................... 4

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia Petugas LANSIA..................................... 4

2.2 Distribusi Ketenagaan ........................................................................ 4

2.3 Jadwal Kegiatan .................................................................................... 5

BAB III Standar Fasilitas .................................................................................... 6

BAB IV Tata Laksana Kegiatan ........................................................................ 7

4.1 Lingkup Kegiatan ........................................................................ 7

4.2 Metode .................................................................................... 7

4.3 Alur Kegiatan .................................................................................... 8

BAB V Logistik ................................................................................................ 10

BAB VI Keselamatan Sasaran Kegiatan ............................................................ 12

BAB VII Keselamatan Kerja ........................................................................ 13

BAB VIII Pengendalian Mutu ......................................................................... 14

BAB IX Penutup ................................................................................................ 15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.


Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir
dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap
akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami
oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu
kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014 ).
Proporsi penduduk di atas 60 tahun di dunia diperkirakan akan terus meningkat.
Perkiraan peningkatan dari tahun 2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar
11% menjadi 22%, atau secara absolut meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar
lansia( WHO,2014). Dari tahun 2010-2014 pertumbuhan penduduk Indonesia setiap
tahun terus meningkat, dari 3,54 juta per tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Saat ini
Jumlah penduduk usia lanjut Berkisar antara 27 juta (angka nasional). Dengan
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia. Hasil Riskesdas
2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM)
antara lain hipertensi, artritis, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan
Diabetes Mellitus (DM). Untuk mewujudkan lansia sehat, mandiri, berkualitas dan
produktif harus dilakukan pembinaan kesehatan sedini mungkin selama siklus
kehidupan manusia sampai memasuki fase lanjut usia dengan memperhatikan faktor-
faktor resiko yang harus dihindari dan faktor-faktor protektif yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan (DKK Surakarta, 2015).
Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia pemerintah membuat beberapa
kebjakan-kebijakan pelayanan kesehatan lansia. Tujuan umum kebijakan pelayanan
kesehatan lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai
lansia sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan
masyarakat. Sementara tujuan khususnya adalah meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan kesehatan santun lansia, meningkatkan koordinasi dengan lintas program,
lintas sektor, organisasi profesi dan pihak terkait lainnya, meningkatnya ketersediaan
data dan informasi di bidang kesehatan lansia, meningkatnya peran serta dan
pemberdayaan keluarga, masyarakat dan lansia dalam upaya serta peningkatan
kesehatan lansia, meningkatnya peran serta lansia dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga dan masyarakat (KEMENKES, 2016).
Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut, maka dikembangkan program kesehatan
lansia sebagai berikut: bentuk pelayanan kesehatan santun lanjut usia yang diberikan
di Puskesmas yaitu memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas, memberikan
prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman dan mudah
diakses, memberikan dukungan atau bimbingan pada lanjut usia dan keluarga secara
berkesinambungan, melakukan pelayanan secara proaktif untuk dapat menjangkau
sebanyak mungkin sasaran lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas, melakukan
koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup dan melakukan
kerjasama dengan lintas sektor, termasuk organisasi (DKK Surakarta, 2016).
Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, yang proses
pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga
swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta,
organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada
upaya promotif dan preventif. Di samping pelayanan kesehatan, Posyandu Lanjut
Usia juga memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga,
seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Selain itu Posyandu Lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktifitas dan
mengembangkan potensi diri. Sampai dengan tahun 2015, jumlah kelompok lansia
(Posyandu Lansia) yg memberikan pelayanan promotif dan preventif tersebar di 23
provinsi di Indonesia adalah 7215 posyandu lansia (KEMENKES, 2016).
Program pengembangan kesehatan lansia tidak akan berjalan dengan baik tanpa
adanya dukungan dan partisipasi yang baik dari lansia itu sendiri. Dilihat dari data
rekapitulasi absensi selama 3 bulan terakhir yaitu bulan Januari sampai dengan Maret
jumlah kunjungan lansia tidak ada yang mencapai 50% dari total jumlah lansia yang
terdaftar sebagai anggota Posyandu. Dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu
kader, kegiatan rutin Posyandu Lansia yaitu, pemeriksaan rutin tekanan darah, berat
badan, bahkan pemeriksaan gula darah, Kolesterol dengan sedikit biaya administrasi.
Setiap 2 bulan sekali diberikan pendidikan kesehatan. Dan disetiap acara disediakan
konsumsi untuk para lansia yang hadir.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
risiko penyakit pada LANSIA
b. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko penyakit LANSIA
2. Terlaksananya monitoring faktor risiko penyakit LANSIA
3. Terlaksananya tindak lanjut dini

1.3 Sasaran
Sasaran pada program LANSIA adalah seluruh masyarakat yang ada di wilayah
Puskesmas Pujer yang berusia diatas 45 tahun .
1.4 Ruang Lingkup
Pelayanan program LANSIA di Puskesmas Pujer Meliputi :
1. Pelayanan kesehatan LANSIA
2. Pelayanan Posbindu Lansia
3. Kunjungan Rumah dalam rangka pemantauan lansia resiko tinggi
4. Konseling / Penyuluhan

1.5 Batasan operasional


Pelayanan program LANSIA meliputi :

1. Skrening kesehatan Lansia

2. Posbindu Lansia
3. Kunjungan Rumah Lansia Resiko tinggi
BAB II

STANDART KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tenaga kesehatan yang memiliki ijasah minimal DIII serta memiliki surat tanda
registrasi ( STR ).

2.2 Distribusi Ketenagaan

drg. Erlina
NIP. 19720324 200212 1 010

KOORDINATOR
UKM

Luluk Kusumawardani, Amd.Kep


NIP. 19870404 202204 2 001

KOORDINATOR
PROGRAM LANSIA

Luluk Kusumawardani,Amd.Kep
NIP. 19870404 202204 2 001

PELAKSANA

Perawat Bidan DokterU Dokter PetugasGiz Sanitarian Petugas PJ PJ


mum Gigi i Promkes JIWA INDERA
2.3 Jadwal Kegiatan

N NAMA KEGIATAN SASARAN WAKTU TEMPAT KET


O
1 Pelayanan Kesehatan Masyarakat usia Bulan januari Poli BP
Lansia diatas 45 th sd desember Puseksmas Pujer
dan Desa yg
berada di wilayah
kerja Puskesmas
Pujer
2 Posbindu Lansia Masyarakat usia Bulan januari Desa yg berada
diatas 45 th sd desember di wilayah kerja
Puskesmas Pujer

3 Kunjungan Rumah Lansia Masyarakat usia Bulan januari Desa yg berada


Resiko Tinggi diatas 70 th sd desember di wilayah kerja
Puskesmas Pujer
BAB III

STANDART FASILITAS

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan program LANSIA maka diperlukan adanya


standard fasilitas pelayanan yang meliputi :

NO SARANA FUNGSI KET

1. Ruangan untuk Tempat pemeriksaan


pemeriksaan
2. Meja dan kursi Tempat pemeriksaan
pemeriksaan
3. Formulir pemeriksaan Bukti pemeriksaan
4. Formulir Kunjungan Bukti pemeriksaan
rumah
5. Formulir rekapitulasi Dokumentasi hasil pemeriksaan
pemeriksaan lansia
6. Formulir rujukan Surat pengantar rujukan pasien
7. Lansia KIT Pemeriksaan ststus gizi,tanda – tanda vital,
penglihatan, pendengaran
8. Media promosi Memudahkan dalam menyampaikan informasi
kesehatan kesehatan
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Lingkup Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan LANSIA meliputi :

1. Skrening kesehatan Lansia

2. Posbindu Lansia

3. Kunjungan Rumah Lansia Resiko tinggi

4.2 Metode

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan program LANSIA maka diperlukan cara /


metode yang tepat serta efisien, diantaranya :

1. Penyuluhan Kesehatan
2. Pemeriksaan kesehatan
3. Pembinaan Kader
4.3 Alur Kegiatan

Melakukan analisa pencapaian program, hambatan / kendala serta


rencana kegiatan tahunan

Menentukansasaran program dengan melibatkan peran serta lintas sector


untuk memperoleh data yang akurat

Berkoordinasi dengan lintas program ( KIA, Gizi, jiwa, Promkes, laboratorium,


dan Indera ), dan pelaksana kegiatan mengenai:

1. penyusunan jadwal kegiatan

2. cara pelaksanaan kegiatan, materi kegiatan

3. kegiatan pencatatan dan pelaporan.

Menyampaiakan jadwal / rencana kegiatan pada Sasaran Serta kepada lintas


program dan pelaksana

Pelaksanaan kegiatan program

Pencatatan, dan pelaporan

Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan, melakukan analisa kegiatan,


serta menyusun RTL dan TL
BAB V

LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya


dilakukan oleh semua petugas penanggung jawab program kemudian diajukan sesuai dengan
alur yang berlaku dimasing-masing puskesmas.

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan program LANSIA direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

a. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara


lain

5.1.1 Alat :

a. Meja

b. Diagnostik Set

c. Tensimeter

d. Timbangan

e. Stetoskop

f. Meteran

g. Alat Tulis

5.1.2 Bahan :

a. Obat2an

b. Media Promosi

b. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang


meliputi :

5.2.1. Alat :

a. Stetoskop

b. form skrening LANSIA

c. Timbangan

d. meteran

e. alat tulis

f. Tensimeter

5.2.2. Bahan :

a. Obat2an

b. Media Promosi
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh penanggung jawab Program LANSIA yang
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas, untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh penanggung jawab Program
LANSIA berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini
lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( RUK ).
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Setiap pelaksanaan kegiatan program yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko
atau dampak, baik resiko yangterjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun
resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadisasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan dalam mengelola
keselamatan sasaran antara lain :

6.1. Identifikasi Resiko

Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi


resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat
perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-
tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

6. 2. Analisis Resiko

Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.

6.3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko

Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yangakan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perludilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

6.4. Rencana Upaya Pencegahan

Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resikoatau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu
dilakukan untukmenentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang
terjadi.

6.5. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang


berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai
dengan perencanaan,apakah ada kesenjangan atau ketidak sesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan
sudah tercapai.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja,secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan danpenyakit akibat pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan.

Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman,kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan
kesehatan akibatdampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas
terkait. Keselamatan kerjadisini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko
pekerjaan.

Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah


mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja,
agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas
kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk
itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan
desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh
yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar,mengelola
limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur
dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu,sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

8.1 Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator


sebagai berikut:

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.

2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.

3. Ketepatan metoda yang digunakan.

4. Tercapainya indikator.

Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang


ditemukan dibahaspada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

8.2 Adapun Indikator mutu program LANSIA adalah :

NO JENIS KEGIATAN TARGET


1 Skrening LANSIA 10 desa
2 Posbindu Lansia 10 desa
3 Kunjungan Rumah Lansia Resiko tinggi 10 desa
BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelaksanaan program LANSIA ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
pelaksanaan kegiatan program LANSIA di Puskesmas Pujer, penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-
inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan,
kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada
hasil yang optimal.

Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
program anak usia sekolah dan remaja di puskesmas Pujer agar tidak terjadi penyimpangan
atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Bondowoso, Januari 2023

Penanggung Jawab

Program LANSIA

( Luluk Kusumawardani,Amd.Kep )
NIP. 19870404 202204 2 001

Anda mungkin juga menyukai