Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Rencana
Usulan Kegiatan Pondok Kesehatan Desa Pulung Merdiko UPT Puskesmas Pulung
Tahun 2020. RUK ini merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang ada di wilayah kerja Ponkesdes Desa Pulung
Merdiko UPT Puskesmas Pulung. Tentunya amat penting keberadaan RUK ini agar
pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat akan lebih efesien, efektif,
proporsional, rasional, komprehensif dengan harapan agar lebih berhasil guna dan
berdaya guna.
RUK tahun 2020 merupakan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun 2018.
Diharapkan RUK ini dapat menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang dapat
meningkatkan kinerja puskesmas pembantu dan juga sesuai dengan kebutuhan
masyarakat akan kesehatan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan RUK ini. Tentunya dalam
penyusunan RUK ini masih ditemukan banyak kekurangan, untuk itu adanya kritik
dan masukan yang bersifat membangun dari semua fihak sangat kami harapkan agar
dalam penyusunan RUK di waktu mendatang dapat lebih sempurna lagi.
Maret 2019
Tim Penyusun
1.1.LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap
kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah
ditetapkannya RPJMN 2015-2019, maka Kementerian Kesehatan menyusun
Renstra Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
dan menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Penyusunan
Renstra Kementerian Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan:
teknokratik, politik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas
(bottom-up).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan
pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1)
meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya
pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui
Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5)
terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6)
meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan
nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan
dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko
kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Upaya kesehatan promotif-preventif adalah pilar utama masyarakat
sehat. Ada ungkapan mencegah lebih baik dari pada mengobati yang
mengandung makna bahwa upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan
serta mencegah timbulnya masalah kesehatan atau penyakit jauh lebih mudah,
lebih murah dan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh
karena itu, upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, deteksi dini dan
pengobatan segera harus diutamakan. Peran Puskesmas dan jaringannya
didukung Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat sangat penting dalam
menggerakkan masyarakat agar melakukan berbagai upaya pencegahan.
Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia yang dalam hal ini juga
tertuang dalam bentuk keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan Kesehatan Nasional. Untuk mencapai kondisi tersebut perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu serta berkesinambungan.
Puskesmas merupakan salah satu unit fungsional terdepan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat dengan
7 program pokok dan 16 program inovatif sebagai usaha poko kesehatan
(Basic Health Service) yang dilaksanakan baik didalam maupun diluar
gedung, utamanya program prioritas dalam rangka meningkatkan jangkauan
Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan dengan tidak mengesampingkan peningkatan sumber daya.
Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas mengacu pada empat
azas penyelenggaraan, yaitu azas pertanggungjawaban wilayah, azas
pemberdayaan masyarakat, azas keterpaduan, dan azas rujukan. Puskesmas
mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program kegiatannya,
untuk itu perlu didukung kemampuan manajemen yang baik. Manajemen
puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik
yang meliputi perencanaan, penggerakan serta pengendalian, pengawasan dan
penilaian.
Berpijak pada visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Jawa Timur 2005-2025, maka periode 2014-2019 merupakan
pembangunan jangka menengah tahap ketiga dengan berlandaskan
pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan pembangunan tahap
pertama dan kedua. Visi pembangunan Jawa Timur yang ingin diwujudkan
pada periode 2014-2019 adalah "Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan,
Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak". dengan misi "Makin Mandiri dan
Sejahtera bersama Wong Cilik".
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan di Jawa Timur tersebut,
perlu dilakukan pendekatan akses dan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya di Jawa Timur. Salah satu programnya
adalah pengembangan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Pondok
Kesehatan Desa (Ponkesdes).
Ponkesdes adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa
atau kelurahan yang merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa
(Polindes) sebagai jaringan Puskesmas dengan tenaga minimal perawat dan
bidan dalam rangka mendekatkan akses dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
Ponkesdes dalam rangka mendukung Program Wajib dan Program
Upaya Pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas telah diberi tanggung
jawab pelaksanaan kegiatan program tersebut dengan target program yang
diharapkan dapat tercapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Sebagai upaya memenuhi target tersebut diharapkan adanya sustu
system terarah yang berisi susunan rencana kegiatan pokok Puskesmas yang
akan dilaksanakan selama satu tahun yang dikenal dengan nama Rencana
Usulan Kegiatan (RUK). RUK berfungsi mengontrol atau memberi petunjuk
bagi petugas untuk melaksanakan kegiatan, di mana dan bagaimana kegiatan
itu di laksanakan
Dengan RUK ini diharapkan dapat memberikan petunjuk untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, memudahkan pengawasan dan
pertanggungjawaban dengan tetap mempertimbangkan hambatan, dukungan
dan potensi yang ada.
1.2. TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program di ponkesdes sesuai
dengan masalah yang dihadapi, sehingga dapat meningkatkan fungsi
Ponkesdes Desa Pulung Merdiko secara efektif dan efisien.
Tabel 2.2. Luas Wilayah Menurut Desa di Ponkesdes Desa Pulung Merdiko
No Dusun Luas (km2)
1 Krajan
2 Segropyak
Tabel 2.3. Data Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Ponkesdes Desa Pulung
Merdiko Tahun 2018
JUMLAH
NO DUSUN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PENDUDUK
1. Krajan
2. Segropyak
Dari hasil penilaian sarpras serta pencapaian kegiatan program yang ada di Ponkesdes Desa Pulung Merdiko maka kemudian dilakukan
perumusan masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah dilakukan dengan membuat daftar masalah
kemudian dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian dan masalah yang ditemukan.
3.1.DATA BANGUNAN
5 Ruangan
a. Ruang Periksa Perawat 9 m2 Ruang periksa
perawat jadi satu
dengan ruang
periksa bidan
b. Ruang Periksa Bidan 9 m2 1 m2
c. Ruang persalinan dan 12 m2 Tidak ada
nifas
d. Ruang Tunggu 4.5 m2 Jadi satu dengan
ruangan kantor
desa
e. Kamar Mandi/WC 3 m2 2.25 m2 0.75 m2
f. Ruang Pendaftaran dan 4.5 m2 2 m2
Obat
g. Koridor 7 m2 Tidak ada
Luas Bangunan 49 m2 3 m2 46 m2
6 Kepemilikan tanah dan PEMDA
bangunan
7 Ruangan - Ditata menurut alur Tidak
- Mempehatikan ruang gerak petugas Tidak
- Pelayanan administrasi umum hendaknya berdekatan dengan
pintu utama Ponkesdes Ya
- Bersih Ya
- Tersedia tempat sampah Ya
- Atap bersih dan terawat tidak ada sarang laba - laba Tidak
Dari tabel diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
6. Pengobatan Dasar
a. Jumlah Kunjungan Kasus 1173
b. Kasus baru dan lama yang diobati baik dalam 1173
gedung maupun luar gedung mendapat askep
dan askeb
7. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
a. Individu, Keluarga, kelompok yang mendapat 0
asuhan keperawatan
b. Tingkat kemandirian keluarga setelah 0
dilakukan pembinaan
Dari tabel diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan
a) Cakupan Rumah Tangga Sehat belum mencapai target 100%. Pencapaian
41,6 %
b) Cakupan Posyandu PURI masih 0 %
2. Kesehatan Lingkungan
a) Cakupan Rumah sehat target 100% tercapai 69,6%
b) Cakupan air bersih target 100% tercapai 69,6%
c) Cakupan jamban target 100% tercapai 69,6%
3. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
a) Cakupan K1 target 100% tercapai 88%
b) Cakupan neonatal komplikasi target 80% tercapai 27%
c) Cakupan bayi target 97% tercapai 67%
4. Gizi Masyarakat
a) Masih ada kasus gizi buruk 1 anak
b) D/S target 80% tercapai 77,7%
c) N/D target 60% tercapai 54,6%
d) Cakupan garam beryodium target 100% tercapai 90,11%
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
a. Posbindu PTM
b. Penemuan penderita diare
c. Penemuan suspek penderita TB paru
d. Penemuan penderita kusta baru
e. Penemuan kasus suspek penderita DBD yang dirujuk
f. Cakupan pemeriksaan PTM pada penduduk usia > 15 tahun
6. Pengobatan Dasar
a. Jumlah Kunjungan Kasus
b. Kasus baru dan lama yang diobati baik dalam gedung maupun luar gedung
mendapat askep
7. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
a. Individu, Keluarga, kelompok yang mendapat asuhan keperawatan
b. Tingkat kemandirian keluarga setelah dilakukan pembinaan
BAB IV
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
DANA LINGKUNGAN
3. Balita yang naik berat badannya (N/D) masih kurang
DANA LINGKUNGAN
4. akupan Jamban Sehat masih kurang
Sosialisasi
Kurangnya mengenai PHBS RT
pengetahuan warga Kurangnya
pada warga masih
mengenai dampak fasilitas jamban
kurang
buruk BABS sehat
DANA LINGKUNGAN
BAB VI
PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH
No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih
1.
BAB VII
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN
SARAN BAB VI
PEMECAHAN MASALAH
3. Masalah III (Balita yang naik berat badannya (N/D) masih kurang)
1. Cakupan bumil yang mendapat 1. Kurangnya pengetahuan ibu 1. Meningkatkan frekuensi penyuluhan 1. Sosialisasi kepada
informasi mengenai pemeriksaan hamil mengenai pemeriksaan kepada ibu hamil mengenai pentingnya masyarakat mengenai
HIV pemeriksaan HIV pemeriksaan HIV
HIV kurang 2. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai 2. Koordinasi dengan BPM dan
2. Kurangnya sosialisasi dari
petugas kesehatan pemeriksaan HIV DPM untuk meningkatkan
3. Ibu hamil yang berpartisipasi 3. Koordinasi dengan BPM dan DPM untuk partisipasi ibu hamil melakukan
meningkatkan partisipasi ibu hamil pemeriksaan HIV
dalam senam ibu hamil kurang
4. Koordinasi dan kerja sama melakukan pemeriksaan HIV
dengan BPM dan DPM belum 4. Pengadaan media promosi kesehatan
terlaksana dengan optimal untuk sosialisasi dan penyuluhan kepada
5. Tidak tersedia media promosi masyarakat mengenai HIV
(lembar balik dan leaflet)
mengenai HIV untuk ibu hamil
6. Banyak suami yang bekerja
sehingga tidak ada yang
mengantar
7. Kesadaran masyarakat kurang ttg
pentingnya pemeriksaan HIV
2. CakupanPenimbangan D/S masih 1. Kurangnya pengetahuan orang 1. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Sosialisasi kepada masyarakat
kurang tua mengenai pentingnya balita pentingnya balita datang ke posyandu mengenai pentingnya balita
datang ke posyandu 2. Memberikan kegiatan inovatif di datang ke posyandu
2. Orang tua sibuk sehingga tidak posyandu untuk menarik perhatian orang
dapat mengantar balita ke tua membawa anak ke posyandu
posyandu 3. Pengadaan media bermain anak dan
3. Kurangnya sosialisasi mengenai media promosi kesehatan di posyandu
pentingnya balita ke posyandu
4. Kurangnya kegiatan inovatif di
posyandu untuk menarik
perhatian orang tua
5. Kurangnya media bermain anak
dan media promosi kesehatan di
posyandu
6. Terbatasnya dana untuk
pengadaan media bermain dan
media promosi kesehatan
7. Beberapa posyandu memiliki
medan yang sulit
3. Balita yang naik berat badannya
(N/D) masih kurang
4. Cakupan jamban sehat masih 1. Kurangnya pengetahuan warga 1. Koordinasi dengan lintas sektor dan pihak Penyuluhan kepada
mengenai dampak buruk BABS terkait untuk bantuan pembangunan jamban masyarakaymengenai PHBS
kurang sehat
2. Sosialisasi mengenai PHBS RT dimana salah satunya ialah
pada warga masih kurang 2. Penyuluhan kepada masyarakay mengenai penggunaan jamban sehat
PHBS dimana salah satunya ialah penggunaan atau tidak BABS
jamban sehat atau tidak BABS
3. Koordinasi dengan pihak terkait
untuk bantuan pembangunan
jamban masih kurang
4. Kurangnya fasilitas jamban sehat
5. Kurangnya dana untuk
membangun jamban sehat
6. Masyarakat banyak yang Buang
Air Besar Sembarangan
5. Cakupan rumah tangga sehat 1. Masih banyak warga merokok di 1. Peningkatan frekuensi penyuluhan kepada 1. Peningkatan frekuensi
dalam rumah masyarakat mengenai PHBS rumah tangga penyuluhan kepada masyarakat
masih kurang 2. Kurangnya pengetahuan warga 2. Koordinasi dengan PJ Kesling untuk mengenai PHBS rumah tangga
mengenai bahaya merokok di dalam pelaksanaan pemicuan STBM 2. Koordinasi dengan PJ Kesling
rumah dan BABS 3. Bekerja sama dengan mitra kerja dan lintas untuk pelaksanaan pemicuan
3. Sosialisasi mengenai PHBS RT pada sektor untuk memfasilitasi masyarakat STBM
warga masih kurang membangun jamban sehat
4. Leaflet mengenai PHBS rumah
tangga masih kurang
5. Kurangnya fasilitas jamban sehat
6. Budaya di lingkungan saat acara
syukuran menyediakan rokok untuk
warga
7. Masyarakat banyak yang Buang Air
Besar Sembarangan
8. Kurangnya dana untuk membangun
jamban sehat
BAB VII
PENUTUP
Mengetahui
Penanggung Jawab Kepala UPT Puskesmas Pulung
Ponkesdes Banaran