Anda di halaman 1dari 227

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

DINAS KESEHATAN
Jl. Dr. Sutomo No. 40 Blora Telp. (0296) 531127,531012
Email : dinas_kesehatan@blorakab.go.id, fax.029531127

PERATURAN KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BLORA

Nomor : ……………………..

........

TENTANG

PENETAPAN INDIKATOR PENILAIAN KINERJA PUSAT KESEHATAN


MASYARAKAT

DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA,

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan maka perlu


dilakukan penilaian kinerja tingkat Puskesmas;

b. bahwa untuk tercapainya penilaian kinerja Pusat


Kesehatan Masyarakat yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Blora, maka perlu menetapkan
Indikator Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat ;

c. bahwa berdasarkan huruf point b, dipandang perlu


ditetapkan Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Blora
tentang Indikator Penilaian Kinerja Pusat Kesehatan
Masyarakat;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
2. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038).
3. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063).
4. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang
Nomor 23 Tahujn 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tenutang Pedoman Penyusunan dan Penerapan
Standart Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lemabran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5340);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah 9Lemjbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoaman
Penyelenggaraan Pis-Pk
10. Peraturan Menteri Kesehatan no 11 tahun 2017
tentang Keselamatan pasien;
11. Peraturan Menteri Kesehatan no 27 tahun 2017
tentang PPI;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri no 79 tahun 2017
tentang BLUD;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan ;
14. Peraturan Menteri Kesehatan no 8 tahun 2019
tentang Pemberdayaan Masyarakat;
15. Pedoman Pengendalian Dan Peningkatan Mutu Di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Direktorat Mutu
Dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kemenkes Ri
Tahun2016 Pedoman Pengendalian Dan Peningkatan
Mutu Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
Direktorat Mutu Dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Kemenkes RI Tahun 2016
16. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan RI tahun2006 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas;
17. Peraturan Bupati Blora Nomor 50 Tahun 2017
Tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan
Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat
Kesehatan Masyarakat Kabupaten Blora
18. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
Nomor : 440/0801/2018 Tentang Penetapan Indikator
Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat Di Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora
19. Peraturan Kepala Dinas Kesehatan No 794 Tahun
2019 Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja
Pusat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Blora

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN BLORA TENTANG INDIKATOR
PENILAIAN KINERJA PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN
BLORA

Pasal 1

(1) Indikator Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat Indikator Kinerja


adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur prestasi
kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya
perubahan terhadap besaran target atau standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Indikator Kinerja sebagai variabel untuk
melakukan Penilaian Kinerja Puskesmas.

(2) Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan


penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian
dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena
setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerja secara mandiri, yang
dilanjutkan kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan
verifikasi hasilnya.

(3) Untuk menyusun Penilaian Kinerja Puskesmas, Sistematika


penyusunan Penilaian Kinerja Puskesmas Meliputi :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Pengertian Penilaian Kinerja Puskesmas
C. Tujuan Dan Manfaat
D. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas
E. Landasan Hukum

BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

A. Gambaran Umum Puskesmas


1. Lokasi
2. Wilayah
3. Jumlah Penduduk
4. Sarana dan Prasarana
5. Sumber Daya Manusia
B. Penetapan Target Puskesmas
1. Manajemen Administras.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial, Perkesemas
dan Pengembangan.
3. Upaya Kesehatan Perorangan.
4. Indikator Mutu
C. Pengumpulan Data Hasil Kegiatan
1. Cara Pengumpulan Data
2. Sumber Data
3. Jenis Data
4. Variabel penilaian
D. Pengolahan Data
1. Metoda Penghitungan Data
2. Penilaian Akhir Kinerja Puskesmas
E. Pelaksanaan Dan Langkah Penilaian
BAB III PENYAJIAN, ANALISIS DATA DAN IDENTIFIKASI
KESENJANGAN PENCAPAIAN HASIL CAKUPAN,
IDENTIFIKASI FAKTOR KELEMAHAN, PENDUKUNG,
PELUANG, DAN ANCAMAN MASALAH KEGIATAN
PELAYANAN KESEHATAN DAN PERUMUSAN
MASALAH ANALISIS SEBAB AKIBAT
A. Penyajian Hasil Kegiatan
B. Analisis Data Dan Identifikasi Kesenjangan Pencapaian
Hasil Cakupan.
C. Identifikasi Faktor Kelemahan, Pendukung, Peluang, Dan
Ancaman Masalah Kegiatan Pelayanan Kesehatan
D. Perumusan Masalah
AB IV PEMBINAAN PENILAIAN KINERJA
A. Rekapitulasi Perhitungan Cakupan Komponen Kegiatan
Kinerja Puskesmas
B. Pembinaan Dinas Keshatan Kabupaten
BAB IV PENUTUP

Pasal 2

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Indikator Kinerja Pusat Kesehatan


Masyarakat yang di maksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
yang tidak terpisah dari Surat Keputusan Kepala Dinas Ini.

(5) Untuk mencapai Indikator Kinerja yang di maksud pada pasal (1) di
Lampirkan juga Definisi Operasional Indikator Kinerja Pusat
kesehatan Masyarakat.

Pasal 3

Pada saat Surat Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku :


a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Nomor :
440/0801/2018 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Pusat Kesehatan
Masyarakat Di Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
b. Peraturan Kepala Dinas Kesehatan No 794 Tahun 2019 Tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Blora
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Peraturan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora ini berlaku sejak


ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.

Ditetapkan di : Blora

Pada Tanggal :

Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BLORA

Sekretaris,

LILIK HERNANTO
LAMPIRAN I : PERATURAN KEPALA DINAS
KESEHATAN KABUPATEN BLORA

NOMOR :

TANGGAL :

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Dengan mempertimbangkan Kebijakan Kesehatan Nasional baik
dalam UU Kesehatan no. 36 tahun 2009 dan Sistim Kesehatan
Nasional serta Kebijakan Kesehatan Kabupaten Blora yang
dituangkan dalam Sistem Kesehatan memberikan peran besar
terhadap keberadaan Puskesmas dan upaya pelayanan kesehatan
dasar, terhadap tewujudnya upaya kesehatan yang :
1) Berkesinambungan dan Paripurna,

2) Bermutu,

3) Aman dan sesuai Kebutuhan,

4) Adil dan merata,

5) Non diskriminataif, terjangkau,

6) Tehnologi tepat guna

7) Bekerja dalam tim secara cepat dan tepat.

Dengan segala keterbatasan, peluang, kekuatan serta


permasalahan yang ada, keberadaan puskesmas khususnya dan
upaya pelayanan kesehatan dasar lainnya dalam mensukseskan
pembangunan kesehatan mempunyai posisi sangat strategis.
Bersama UU Praktek Kedokteran no.29 tahun 2004, UU Pelayanan
Publik no. 25 tahun 2009 yang menuntut profesionalisme pelayanan
di semua sarana pelayanan publik.
Reformasi Kebijakan Dasar Puskesmas mengamanahkan 4
(empat)fungsi Puskesmas yaitu
1. Pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer dan
4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer.
Dalam penyelenggaraannya mengharuskan didukung dengan
pelaksanaan manajemen yang dapat menjadikan rangkaian kegiatan
dapat bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran yang
efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas yang saat ini
dilaksanakan terdapat 3 (tiga) kegiatan pokok yang meliputi
Perencanaan (P1) ; Pelaksanaan – Pengendalian (P2); Pengawasan
– Pertanggungjawaban (P3). Pada pedoman manajemen Puskesmas
kegiatan Pengawasan-Pertanggungjawaban (P3) dilengkapi dengan
istrumen yang sebelumnya dikenal dengan stratifikasi Puskesmas.
Dengan penyempurnaan yang disesuaikan otonomi daerah,
stratifikasi Puskesmas diubah yang selanjutnya digunakan istilah
Penilaian Kinerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS


Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk
melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Pelaksanaan
penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai istrumen mawas
diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerja secara
mandiri, yang dilanjutkan kemudian Dinas Kesehatan
Kabupatenmelakukan verifikasi hasilnya.
Aspek penilaian yang akan dilihat adalah aspek capaian kegiatan
pelayanan; aspek manajemen pelayanan; aspek mutu pelayanan.
Dari ketiga aspek penilaian tersebut dan setelah verifikasi Dinas
Kesehatan Kabupaten bersama Puskesmas dapat ditetapkan
Puskesmas dalam kelompok I; II; III sesuai dengan pencapaian
kinerjanya.
Dari hasil pengelompokan, Dinas Kesehatan Kabupaten dapat
melakukan analisa, sehingga diperoleh urutan pencapaian kinerja.
Data capaian kinerja dapat dipergunakan sebagai bahan pembinaan,
dan inventaris permasalahan yang ada disetiap program yang dapat
dilakukan rencana tindak lanjut kegiatan tingkat Puskesmas,
Kabupaten maupun Provinsi.

C. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan Umum :
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara
optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan kabupaten.
2. Tujuan Khusus :
a. Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan
dan mutu kegiatan sertamanajemen Puskesmas pada akhir
tahun kegiatan.
b. Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun
berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok
Puskesmas.
c. Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan
bahan masukan dalampenyusunan rencana kegiatan
Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten untuk tahun
yang akan datang.
3. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :
a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi)
kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapai.

b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis


masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta
hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjaberdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put
dan out come).

c. Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten dapat


menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk
dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang
berdasarkan prioritasnya.

d. Dinas Kesehatan Kabupaten dapat menetapkan dan


mendukung kebutuhan sumberdaya Puskesmas dan urgensi
pembinaan Puskesmas.
D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskemas
1. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi:
a. UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu,
anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi, pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit
b. UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas
mampu melaksanakan UKM esensial secara optimal,
mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya prioritas
masalah kesehatan antara lain UKS, Keswa, UKGM,
Penyehatan tradisional dan komplementer, Kesehatan Olah
raga, Kesehatan kerja, Kesehatan Indra, Kesehatan Lanjut
Usia dan pelayanan kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas
c. Upaya Kesehatan Perorangan
2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan
kegiatan, meliputi:
a. Manajemen Puskesmas
1) Perencanaan (P1)
2) Penggerakkan dan pelaksanaan (P2)
3) Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian kinerja (P3)
b. Manajemen sumber daya
1) manajemen sarana
2) prasarana/Utilitas
3) alat
4) obat
5) sumber daya manusia
c. Manajemen keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah
d. Manajemen pemberdayaan masyarakat;
e. Manajemen data dan informasi
f. Manajemen program, termasuk Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga.
3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang
ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat
kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan
yang diselenggarakan, dimana masing-masing
program/kegiatan mempunyai indikator mutu sendiri yang
disebut Standar Mutu Pelayanan (SMP). Sebagai contoh:
Angka Drop OutPengobatan pada pengobatan TB Paru.
d. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran
tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas dan
pencapaian target indikator outcome pelayanan.

E. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Pemerintah no 15 tahun1979 tentang Daftar Urut
Kepangkatan;
2. Peraturan Pemerintah no 71 tahun 2010 tentang standart
akuntansi pemerintah;
3. Peraturan Pemerintah no 27 tahun 2014 tentang pengelolaan
barang milik Negara;
4. Peraturan Pemerintah no 67 tahun 2019 tentang pengelolaan
tenaga kesehatan;
5. Peraturan Presiden no 16 tahun 2018 tentang pengelolaan
barang jasa;
6. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan RI tahun2006 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan no 73 tahun 2017 tentang jabatan
gungsional di lingkungan kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan no 30 tahun 2014 tentang
kefarmasian;
9. Peraturan Menteri Kesehatan no 54 tahun 2015 tentang
pedoman pengelolaan alat kesehatan di FKTP;
10. Peraturan Menteri Kesehatan no 39 tahun 2016 tentang
Pedoman Pelaksanaan PIS PK;
11. Peraturan Menteri Kesehatan no 43 tahun 2016 tentang SPM
bidang Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan no 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien;
13. Peraturan Menteri Kesehatan no 27 tahun 2017 tentang PPI;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri no 79 tahun 2017 tentang
BLUD;
15. Peraturan Menteri Kesehatan no 8 tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat;
16. Peraturan Menteri Kesehatan no 4 tahun 2019 tentang standart
teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada SPM bidang
kesehatan;
17. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Direktorat
Jendral Pelayanan kesehatan kemesterian Kesehatan Republik
Indonesia 2016 tentang Peningkatan Pedoman Pengendalian
Mutu di Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama.

BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas meliputi serangkaian kegiatan


yang dimulai sejak awal tahu anggaran padasaat penyususnan rencana
pelaksanaan kegiatan Puskesmas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan
data yang dipantau dan dibahas melalui forum lokakaryamini bulanan
yang melibatkan lintas program dan lokakarya mini tribulanan yang
melibatkan Lintas sektor di Kecamatan.

Penilaian kinerja Puskesmas meliputi Puskesmas dan Jaringannya yaitu


Puskesmas, Pustu, Bidan desa dan berbagai UKBM dan upaya
pemberdayaan masyarakat lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora, maka proses pelaksanaannya tetap dibawah
bimbingan dan pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
A. Penetapan target Puskesmas

Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal


atau presentase yang akan dicapai Puskesmas pada akhir tahun

Penetapan besaran target tiap kegiatan yang akan dicapai masing


masing Puskesmas bersifat spesifik dan berlaku untuk Puskesmas
yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara DKK
Blora dengan Puskesmas saat penyusunan rencana kegiatan
Puskesmas.

Target Nasional perlu dijabarkan ke dalam target Provinsi,


Kabupaten dan Puskesmas secara tepat. Penetapan target
Puskesmas dengan mempertimbangkan:

1. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing masing


Puskesmas
2. Besarnya masalah yang dihadapi Kabupaten Blora
3. Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah
4. Kendala kendala maupun masalah dalam penanganannya.
5. Ketersediaan sumberdaya termasuk kemampuan sumber daya
manusia tahun yang akan datang
6. Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis , iklim, transport dll) dan
non fisik (soaial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat,
pendidikan masyarakat dll).
7. Target (sasaran) Puskesmas yang sebenarnya, Puskesmas tidak
dibebani untuk menjangkau masyarakat di daerah yang bukan
sasarannya, kelompok masyarakat yang tidak mungkin dijangkau
karena kendala geografis dan transportasi dll.

Bila perhitungan target Puskesmas dilaksanakan secara cermat, teliti


dan tepat maka pencpaian hasilnya secara komulatif akan memberi
kontribusi pada pencapaian target Kabupaten dan tingkatan
administrasi diatasnya, sampai pada akhirnya target Nasional dapat
tercapai.

B. Pengumpulan data hasil kegiatan


Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada
periode waktu tertentu. Penetapan periode waktu penilaian dilakukan
oleh DKK Blora bersama Puskesmas. Periode penilaian adalah
periode Januari sampai Desember untuk periode penilaian satu tahun

Hasil kegiatan yang dimaksud adalah hasil kegiatan Puskesmas


dan Jaringannya yaitu Pustu,Pusling dan Bidan Desa serta hasil
pembinaan dan peran serta masyarakat.

Pengumpulan data merupakan kegiatan menghitung data yang


diperlukan sesuai dengan pedoman. Selanjutnya dilakukan pengisian
format penilaian kinerja sesuai dengan petunjuk definisi
operasionalnya.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalam proses


pengumpulan data. Adapun pelaksanaan pengumpulan data dilakukan
oleh penanggungjawab masing-masing kegiatan/ program dibantu
oleh staf Puskesmas lainnya dengan tetap memegang prinsip
kerjasama tim.

1. Cara pengumpulan data


Cara pengumpulan data disesuaikan dengan data yang
diperlukan sesuai dengan pedoman penilaian kinerja Puskesmas
serta kesepakatan Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota.

Sesuai dengan fungsi Puskesmas, maka data untuk penilaian


kinerja Puskesmas dapat berasal dari Puskesmas dan
jaringannya maupun data yang dikumpulkan dari lintas sektor
terkait serta masyarakat. Pelaksanaan pengumpulan data

dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas maupun


pertemuan lintas sektor kecamatan, untuk mendapatkanmasukan
dan dukungan dari unit terkait.Adapun cara pengumpulan data,
antara lain melalui :
a. Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas (SIP)
b. Pemeriksaan/ pengecekan catatan/ notulen
c. Pemgumpulan data melalui survey sederhana
2. Jenis data
Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan
yang dilaksanakan oleh Puskesmas dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, yang terdiri
atas :
a. Data pencapaian hasil kegiatan Puskesmas
b. Data pelaksanaan manajemen Puskesmas
c. Data hasil pengukuran/ penilaian mutu pelayananPuskemas

Data tentang keadaan dan kondisi di masyarakat, dimana


Puskesmas tidak sepenuhnya berperan dalam pencapaian
keberhasilannya, tidak diperhitungkan dalam penilaian kinerja
Puskesmas, misalnya :
a. Ketersediaan sarana air bersih, jamban keluarga dan
jumlah pemakai air bersih
b. Sumberdaya (tenaga, dana, gedung, sarana transportasi
dan peralatan) yang tersedia di Puskesmas
c. Kondisi lingkungan fisik dan non fisik antara lain
geografis,luas wilayah, kondisi jalan, keadaan penduduk
3. Sumber data
Sumber utama data yang dikumpulkan adalah catatan hasil
kegiatan Puskesmas sesuai dengan sistem informasi
Puskesmas, catatan hasil kegiatan program inovatif maupun
hasil pengumpulan data lainnya. Sebagai contoh, untuk menilai
mutu Puskesmas, dilaksanakan survey kepuasan pelanggan.
Data hasil survey tersebut dapat digunakan sebagai salah satu
sumber data untuk penilaian kinerja Puskesmas.Untuk
kepentingan verifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota
digunakan laporan hasil perhitungan Puskesmas untuk kinerja
Puskesmas, laporan SP2TP, laporan lain yangberkaitan dan
supervisi langsung ke Puskesmas.
4. Variabel, Indikator Penilaiaan
Variabel penilaian adalah objek penilaian atau apa yang
menjadi fokus dalam penilaian.
Indikator penilaian adalah statistik dari hal normatif yang
menjadi perhatian dalam penilaian, ringkas, komprehensif dan
berimbang terhadap kondisi atau aspek aspek penting dari
suatu kegiatan. Variabel penilaian kinerja Puskesmas
seyogyanya mewakili/ merepresentasikan fungsi, azas, dan
upaya pelayanan Puskesmas beserta jaringannya.

C. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses kegiatan yang merubah data


menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan termasuk untuk dasar penyusunan
perencanaan Puskesmas.Kegiatan pengolahan data merupakan
kegiatan lanjutan setelah data terkumpul. Untuk kepentingan tersebut
telah disediakan kolom khusus pengolahan data dalam formulir
pengumpulan data.Kegiatan pengolahan data meliputi :

1. Kegiatan untuk meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang


dikumpulkan (cleaning and editing)
2. Kegiatan perhitungan khususnya untuk mendapatkan nilai
keadaan dan pencapaian hasil kegiatan Puskesmas (calculating)
3. Kegiatan memasukan data dalam suatu tabulasi yang akan
menjadi suatu informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan (tabulating)

Pelaksanaan pengolahan data di tingkat Puskesmas dilakukan oleh


kepala Puskesmas bersama tim kecil Puskesmas. Sedangkan
pengolahan di tingkat kabupaten/ kota dilakukan oleh tim kecil yang
ditugaskan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota. Data yang diolah
di tingkat kabupaten/ kota berupa perhitungan hasil kinerja
Puskesmas sehingga diperoleh informasi tentang peringkat
Puskesmas se kabupaten/ kota dalam kategori kelompoknya.
1. Metoda Pengolahan Data
Untuk menghitung pencapain kinerja Puskesmas, ada
3komponen penilaian beserta kegiatan utama dan variable-
variabel yang perlu diolah, yaitu :
a. Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan
Puskesmas Untuk menghitung hasilnya dalam kelompok
masing- masing, perlu dihitung hasil reratanya secara
bertingkat, sebagaimana tercantum dalam format
pengumpulan data dan perhitungannya.
b. Komponen manajemen Puskesmas Penilaian manajemen
disesuaikan dengan kondisi masing- masing variabel yang
sudah ditetapkan berdasarkan skala sumberdaya .
c. Komponen mutu pelayanan Puskesmas Untuk menghitung
penilaian mutu pelayanan berdasarkan hasil cakupan yang
dikelompokkan pada skala-skala yang ditetapkan pada
setiap variabel
Sesuai dengan penjadwalan proses manajemen di tingkat
Puskesmas dan kabupaten/ kota, maka untuk kepentingan
perhitungan kinerja Puskesmas ini, proses pengolahan data di
tingkat Puskesmas sudah dimulai sejak awal bulan Desember
(Januari tahun selanjutnya) pada saat data mulai dikumpulkan.

Untuk memperhitungkan cakupan maka angka target (T)


merupakan pembagi (denominator) terhadap pencapaian hasil
kegiatan (H) dalam proses pengolahan data. Cakupan diperoleh
dengan menghitung pencapaian hasil kegiatan dibagi dengan
target (H/T) untuk setiap variabel.

Cara menghitung :
a. Penilaian cakupan kegiatan pelayanan kesehatan

Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil


pencapaian (H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100
atau SV (%) = H/T x 100%

Cakupan variabel dihitung dengan menjumlah seluruh nilai


hasil sub variabel (∑ SV) kemudian dibagi dengan jumlah
variabel (n) atau V (%) = ∑ SV/n

CAKUPAN KEGIATAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

NO JENIS SATUA TARGET PENCAPAI CAKUPAN


KEGIATAN N SASARA AN
N
(H)
(T)

SUB VARIABE
VARIABE L
L
(V)
(SV)
I Upaya
kesehatan
masyarakat
wajib

…….

2 Upaya
kesehatan
masyarakat
Pengemban
gan

……………
…..

3 Upaya
kesehatan
perorangan

……………
…..

b. Penilaian kegiatan manajemen Puskesmasdengan


mempergunakan skala nilai sebagai berikut :
a) Skala 1 Nilai 4 jika hasil pelaksanaan kegiatan /
cakupan kegiatan < 50%
b) Skala 2Nilai 7 jika hasil pelaksanaan kegiatan /
cakupan kegiatan 50% - 80%
c) Skala 3 Nilai 10 jika hasil pelaksanaan kegiatan /
cakupan kegiatan 100%
c. Penilaian capain kegiatan mutu Puskesmas dengan
mempergunakan skala nilai sebagai berikut
a) Skala 1 Nilai 4 jika hasil pelaksanaan kegiatan /
cakupan kegiatan < 50%
b) Skala 2 Nilai 7 jika hasil pelaksanaan kegiatan /
cakupan kegiatan 50% - 80%
c) Skala 3 Nilai 10 jika hasil pelaksanaan kegiatan /
cakupan kegiatan 100%
CAKUPAN KEGITAN MANAJEMEN DAN MUTU

NO JENIS VARIABEL SKALA SKALA SKALA 3 NILAI HASIL


1 1
NILAI=4
NILAI=7
NILAI=4

1 Manajemen

……

2 Mutu

…………………..

Nilai manajemen dan mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian


Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Hasil nilai skala
dimasukkan kedalam kolom nilai tiap akhir variabel. Hasil rata-rata dari
penjumlahan nilai variabel dalam manajemen dan mutu merupakan nilai
akhir manajemen dan mutu Puskesmas .

1. Penlaian Akhir Kinerja Puskesmas


Kelompok Puskesmas ditetapkan setelah ada verifikasi dan
pembahasan Puskesmas bersama dinas kesehatan
kabupaten/ kota, data dan informasi yang dikirimkan oleh
Puskesmas telah ditelaah/ diteliti ulang oleh tim di tingkat
kabupaten/ kota.Penilaian kinerja Puskesmas mempunyai 3
komponenpenilaian, yaitu :
a. Penilaian kinerja Puskesmas hasil pencapaian
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
b. Penilaian kinerja Puskesmas hasil manajemen
Puskesmas.
c. Penilaian kinerja Puskesmas mutu pelayanan kesehatan.
Penilaian Kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk
tingkat kelompok Puskesmas, yaitu :
Cakupan Pelayanan
a. Kelompok | : tingkat pencapaian hasil lebih atau sama
dengan 91 %
b. Kelompok II : tingkat pencapaian hasil sama dengan 81
— 90 %
c. Kelompok III : tingkat pencapaian hasil kurang atau sama
dengan 80 %

Mutu Pelayanan Kesehatan dan Manajemen


a. Kelompok | : Nilai rata-rata lebih atau sama dengan 8.5
b. Kelompok II : Nilai rata-rata 5,5 — 8,4
c. Kelompok III : Nilai rata-rata kurang dari 5,5
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk mengetahui tingkat
kinerja Puskesmas di wilayahnya, maka kinerja Puskesmas
akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok Puskesmas.
a. Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik
b. Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup
c. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang

D. Analisis Data, Perumusan Masalah Dan Penyajian Hasil


Kegiatan
1. Analisis data
a. Metode Analisis Data.
Analisis data merupakan kegiatan untuk mengambil kesimpulan
dari data yang sudah diolah yang selanjutnya akan menjadi
bahan pertimbangan untuk memberikan masukan bagi
Perencanaan, Monitoring , Bimbingan dan Pengendalian fungsi
Puskesmas
Beberapa metode analisis data yang dapat dilaksanakan di
Puskesmas antara lain:
1) Analisis Deskriptif
Menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam
tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk
nilai rata-rata, nilai minimal dan maksimal, serta nilai kuartil.
Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran nilai
maksimal dan minimal cakupan imunisasi bayi. Dengan
metode analisis deskriptif, analisis dapat disajikan dalam
bentuk:
a) Analisis Menurut Waktu (tren, berdasarkan hari,
minggu, bulan, tahun):
Analisis tren merupakan suatu metode analisis yang
ditujukan untuk Melakukan suatu estimasi atau
peramalan pada masa yang akan datang. Dari analisis
tren dapat dilihat adanya peningkatan atau penurunan
suatu kejadian.

b) Analisis Menurut demografi (jenis kelamin, umur, jenis


pekerjaan, tingkat pendidikan, status ekonomi):
Dari analisis menurut kelompok demografi (jenis kelamin,
umur, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan) dapat dilihat
perbandingan kejadian pada masing-masing kelompok
sehingga dapat diketahui kelompok mana yang lebih
berisiko.
c) Analisis Menurut Tempat (Perdesaan, perkotaan, antar
negara)
Yang dimaksud dengan tempat adalah area geografis,
dapat dikategorikan menurut luas maupun tinggi wilayah,
dapat juga menurut perkotaan-perdesaan, dalam-luar
negeri, institusi-non institusi dan sebagainya.

2) Analisis Komparatif
Menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau
membandingkan dengan target/standar tertentu, antar jenis
kelamin, antar kelompok umur, antar sumber data. Secara
khusus, dengan tersedianya data kesehatan yang terpilah
menurut jenis kelamin, dapat dikomparasikan derajat
kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan
antara laki-laki dan perempuan. Misalnya perbandingan
prevalensi gizi buruk pada balita laki-laki dan perempuan.
3) Analisis Hubungan Dalam Program dan Antar Program
Analisis hubungan dalam program dan antar program adalah
analisis yang menjelaskan hubungan/keterkaitan variabel
dalam dan atau antar program yang secara logika memiliki
hubungan. Analisis Hubungan Dalam Program misalnya
cakupan K1, K4, Persalinan Normal (PN) dan KN. Analisis
Hubungan Antar

Program misalnya KIA dengan Imunisasi (cakupan TT 2-5


dengan cakupan K4 dan temuan TN; cakupan KN1 dengan
cakupan HB0).
Dari beberapa metode analisis diatas, dapat dihasilkan
gambaran analisis yang merupakan interpretasi dari data atau
situasi yang dianalisis.
Gambaran analisis tersebut harus dapat menggambarkan:
1. Kecenderungan pencapaian status kesehatan masyarakat
dan hasil kinerja Puskesmas.
a. Gambaran status kesehatan masyarakat per periode
penilaian
b. Gambaran hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan
Puskesmas serta analisis kecenderungan (trend
analysis) pencapaiannya, untuk mengetahui adanya
kesenjangan terhadap target.
c. Gambaran hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan
Puskesmas yang diperbandingkan antar bulan-bulan
yang sama di setiap tahun pelaksanaan kegiatan.
2. Ketersediaan dan kemampuan sumber daya Puskesmas.
3. Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas
dengan target pencapaian untuk 5 tahun kedepan, baik
prediksi untuk pencapaian target kinerja dan status
kesehatan masyarakatnya maupun untuk kesenjangan
pencapaian hasilnya serta antisipasi yang perlu diperhatikan
terhadap kemungkinan penyebab dan hambatan yang ada
serta yang mungkin akan terjadi.
Faktor-faktor yang mendukung kemungkinan adanya suatu
perubahan yang signifikan terjadi.
1. Faktor yang dapat mendorong perubahan yang signifikan
kearah yang lebih baik:
a. Penerapan kepemimpinan yang mampu membangun kerja
sama dalam tim, mendorong partisipasi serta
mengembangkan kemampuan bekerja profesional yang
penuh tanggung jawab (intellectual happiness / bekerja
bukan karena mengharapkan sesuatu atau karena takut
terkena konsekuensi/sanksi) dalam diri masing-masing
petugas.
b. Kemampuan memanfaatkan data dan informasi, untuk
pengambilan keputusan dan melakukan tindakan tepat
dan koreksinya.
c. Kemampuan untuk melihat hubungan masalah antara satu
program dengan program lainnya, atau antara masalah
utama dengan faktor penyebab dan latar belakangnya
masing-masing, agar strategi dan langkah
penyelesaiannya dapat dirumuskan secara tepat,
berurutan sesuai dengan prioritas secara terpadu dalam
Tim kerja (Team Work). Permasalahan di suatu program
bisa saja terjadi akibat/dampak dari program lainnya,
sehingga yang harus diselesaikan masalahnya lebih
dahulu adalah program sebagai penyebab.
d. Kemampuan merumuskan strategi dan langkah-langkah
mewujudkannya dengan baik dan berkualitas.
e. Kemampuan mengelola sumber daya dan
mengembangkan potensinya sehingga dapat
dimanfaatkan secara optimal, termasuk tenaga kesehatan
yang tersedia.
f. Dukungan dari dinas kesehatan kabupaten/kota, dan
lintas sektor.
g. Ketepatan membuat pemetaan masyarakat untuk
mendapat dan memilih mitra masyarakat yang dapat
difungsikan dalam penggerakan peran serta.
h. Kemampuan menghadapi kondisi dan situasi matra yang
dihadapi masyarakat, yaitu kondisi dimana
seseorang/individu dan/atau masyarakat berada dalam
lingkungan kehidupan yang berubah/berbeda secara
bermakna dari kondisi lingkungan kesehariannya, seperti
pada saat bencana, situasi konflik dan sebagainya.
Puskesmas harus dapat mengupayakan agar individu dan
atau masyarakat tahu mengenali, mau dan mampu
mempersiapkan dan menyesuaikan dirinya terhadap
kondisi/situasi lingkungan matra dan yang berdampak
terhadap kesehatan.
2. Faktor yang dapat menyebabkan perubahan signifikan kearah
yang buruk, seperti:
a. Kurang mampunya kepala Puskesmas dalam menggerakkan
staf untuk menjalankan peran, tugas dan fungsinya masing-
masing.
b. Kurang mampu memanfaatkan data/informasi untuk
mengantisipasi risiko, yang dapat berdampak buruk
kesehatan masyarakat.
c. Kurang memperhatikan atau “melalaikan” temuan masalah
kesehatan ataupun kesenjangan pencapaian kinerja dan
tidak melakukan tindakan koreksi (corrective action). Hal ini
mengakibatkan sewaktu-waktu dapat terjadi
Outbreak/Kejadian Luar Biasa, yang akan berpengaruh
signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
d. Ketidakmampuan mengatasi kondisi matra sehingga dapat
berdampak buruk pada masyarakat. 
3. Kemampuan Puskesmas di dalam mengidentifikasi adanya
perubahan-perubahan signifikan yang dapat diketahui
penyebab dan latar belakangnya, membuat Puskesmas dapat:
a. Memanfaatkan pengalaman untuk perubahan signifikan
kearah yang baik, dalam memperluas perbaikan-perbaikan
pelayanan kesehatan lainnya yang dinilai masih perlu untuk
ditingkatkan.
b. Melakukan langkah-langkah perbaikannya dan mewaspadai
temuan berikutnya, agar perubahan menuju kearah yang
buruk, dapat dicegah sedini mungkin.
b. Langkah langkah Analisa Data
Untuk melakukan analisis data selain diperlukan hasil
pencapaian cakupan kegiatan pelayanan, manajemen termasuk
mutu pelayanan kesehatan juga diperlukan semua data
kegiatan Puskesmas, sumber daya Puskesmas dan keadaan
lingkungan (fisik non fisik ) yang terkait dengan kegiatan yang
akan dianalisa
1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan
pelayanan. Untuk melakukan analisa data tingkat
Puskesmas dapat dimulai dengan megidentifikasi
kesenjangan yang tergambar dalam grafik sarang laba
laba .
2. Pencapaian hasil cakupan kegiatan yang terjadi
kesenjangan di grafik sarang laba laba ke dalam matrik
RAGPIE. Setiap lembar matrik untuk satu kegiatan yang
terjadi kesenjanagan
MATRIK RAGPIE
UNTUK EVALUASI KEGIATAN)
KEGIATAN:………………

SUMBER KEGIATAN PENCAPAIAN


DAYA
PERENCANAAN Tenaga……… Rencana Hasil rencana
Biaya………… kegiatan………. kegiatanyang akan
Alat…………… dilaksanakan dengan
… menggunakan sumber
Obat………… daya……………….
Sarana
transportasi…

Fasilitas
kesehatan….
PELAKSANAAN Pelaksanaan Kegiatan…………. Hasil pelaksanaan
kegiatan…….. kegiatan……………….
EVALUASI Evaluasi Evaluasi pencapaian
kegiatan…….. ……………….

Analisis penyebab kesenjangan dalam aspek penyediaan dan


pemanfaatan sumber daya dituliskan dikolom sumber daya
Tulis di kolom perencanaan :
a. semua sumber daya yang meliputi tenaga, biaya, alat obat, sarana
transportasi dan fasilitas kesehatan
Tulis pada kolom sumber daya di kolom pelaksanaan :
a. tentang pelaksanaan kegiatannya
Tulis pada kolom evaluasi :
a. Hasil sumber daya dikolom pelaksanaan dibagi sumber daya
perencanaan dikalikan 100%

Tulis pada kolom kegiatan yang sejajar dengan perencanaan


a. Semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom sumber daya
di kolom perencanaan
Tulis pada kolom kegiatan yang sejajar dengan pelaksanaan
a. Semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom sumber daya
di kolom perencanaan
Tulis pda kolom kegiatan yang sejajardengan evaluasi
a. Semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom sumber daya
di kolom perencanaan
Tulis pada kolom pencapaian yang sejajar dengan perencanaan
a. Hasil rencana kegiatanyang akan dilaksanakan dengan menggunakan
sumber daya
Tulis pada kolom pencapaian yang sejajar dengan pelaksanaan
a. Hasil pelaksanaan kegiatan
Tulis pada kolom pencapaian yang sejajar dengan evaluasi
a. Evaluasi pencapaian
Identifikasi faktor kelemahan, pendukung, peluang dan ancaman masalah
kegiatan pelayanan kesehatan
Analisa SWOT digunakan untuk menganalisa hasil kegiatan yang terjadi
kesenjangan di grafik sarang laba laba maupun kegiatan yang ditulis di
matrik Ragpie
Analisa ini juga digunakan untuk menganalisa / pengamatan sumber daya
lingkungan (fisik: keadaan geografis, iklim ddan non tropis, kepadatan
penduduk, adat istiadat, pendidikan masyarakat) selama melaksanakan
kegiatan yang menjadi kekuatan / pendukung (Strenght), Kelemahan
(Weaknesses), Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Treats)
Demikian pula hasil pengamatan/ analisa kegiatan manajemen
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ke dalam kolom SWOT

FORMAT SWOT
IDENTIFIKASI FAKTOR YANGMEMPENGARUHI KEGIATAN
KEGIATAN ………………..
N VARIABLE KEKUATA KELEMAHA PELUAN ANCAMA
O PENILAIAN N N G N
1 Sumber daya
Tenaga
Biaya
Alat
Obat
Sarana
Kesehatan
2 Lingkungan
Fisisk
Non fisik
3 Perencanaan
4 Pelakasanaa
n
5 Evaluasi
2. Perumusan Masalah
Dari hasil analisa data, dilaksanakan perumusan masalah.
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan
Tahapan ini dilaksanakan melalui:
a. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis upaya, target,
pencapaian, dan masalah yang ditemukan.

NO UPAYA TARGET PENCAPAIAN MASALAH


I PELAYANAN
KESEHATAN
1. UKM Esensial
a. ….
b. ….dst
2. UKM
Pengembangan
a. …..
b. ….
2. SPM
a. ……………
b. ……………
3. UKP
II Manajemen
Puskesmas
1. Manajemen
Puskesmas
2. Manajemen SD
3. ………..dst
III Mutu Pelayanan
Kesehatan

Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who,


When, Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi,
kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).
b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam
mengatasi masalah, ketidaktersediaan teknologi yang
memadai atau adanya keterkaitan satu masalah dengan
masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan
jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat
ditempuh dengan menggunakan kriteria lain. Dalam
penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan
berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dan sebagainya.
Metode USG:
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya dengan menentukan tingkat urgensikeseriusan, dan
perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1
– 10. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu
prioritas. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Urgency:
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya
waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan.
2) Seriousness:
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut
atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain
kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu
masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah
lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain
yang berdiri sendiri. Seriousness dilihat dari dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh
terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau
tidak.
3) Growth:
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab
isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
metode USG, yakni sebagai berikut:
1) Hasil analisa situasi
2) Informasi tentang sumber daya yang dimiliki
3) Dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta
kebijakan pemerintah yang berlaku.

Contoh matriks pemecahan masalah dengan metode USG


NO MASALAH U S G TOTAL
1. Masalah A 5 3 3 11
2. Masalah B 4 4 4 12
3. Masalah C 3 5 5 13

Keterangan skala erdasarkan Skala Likert 1-5 adalah 5=


Sangat besar,4 = Besar, 3= Sedang,2 = Kecil,1 = Sangat kecil

c. Mencari Akar Penyebab Masalah


Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya
dicari akar penyebab dari masalah tersebut.
Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data di
Puskesmas.
Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari
akar penyebab masalah yaitu:
1) Diagram sebab akibat dari Ishikawa (diagram tulang ikan/
fish bone). Diagram sebab akibat digambarkan seperti
contoh pada formulir 1 terlampir, langkah-langkah
penyusunannya meliputi:
a) Tuliskan “masalah” pada bagian kepala ikan.
b) Buat garis horizontal dengan anak panah menunjuk
kearah kepala ikan.
c) Tetapkan kategori utama dari penyebab.
d) Buat garis dengan anak panah menunjuk ke garis
horizontal.
e) Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan fokuskan
pada masing-masing kategori.
f) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama lakukan
untuk kategori utama yang lain.
g) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba
membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada cabang
yang lebih kecil.
h) Setelah semua ide/pendapat dicatat, lakukan klarifikasi
data untuk menghilangkan duplikasi ketidaksesuaian
dengan masalah, dll.
Yang perlu diperhatikan:
i. Fish bone diagram hanya menggambarkan tentang
kemungkinan suatu penyebab, bukan fakta/penyebab
yang sesungguhnya, untuk itu diperlukan konfirmasi
dengan data di Puskesmas untuk memastikannya.
ii. Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami
dengan jelas sehingga tidak terjadi kerancuan dalam
mencari kemungkinan penyebabnya.
iii. Alat ini merupakan cara terbaik untuk mengidentifikasi
kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga
dapat dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab.
iv. Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat
secara penuh dalam proses penyusunan fish bone
diagram tersebut.
2) Pohon Masalah (Problem Trees).
Langkah-langkah penyusunannya meliputi:
a) Tuliskan “masalah” pada kotak di puncak pohon
masalah.
b) Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
c) Tetapkan kategori utama dari penyebab dan tuliskan
pada kotak dibawahnya dengan arah panah menuju ke
kotak masalah.
d) Lakukan curah pendapat dan fokuskan pada masing-
masing kategori.
e) Setelah dianggap cukup, dengan cara yang sama
lakukan untuk kategori utama yang lain.
f) Untuk masing-masing kemungkinan penyebab, coba
membuat daftar sub penyebab dan letakkan pada kotak
yang ada dibawahnya.
g) Setelah semua pendapat tercatat, lakukan klarifikasi
data untuk menghilangkan duplikasi, tidak sesuai
dengan masalah, dan lain-lain.
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari:
i. Input (sumber daya): sarana, prasarana, alat
kesehatan, tenaga, obat dan bahan habis pakai,
anggaran dan data.
ii. Proses (pelaksanaan kegiatan).
iii. Lingkungan.

3. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah


Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
kesepakatan di antara anggota tim dengan didahului brainstorming
(curah pendapat).
Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara
pemecahan masalah. Langkah-langkah pemecahan masalah
sebagai berikut:
1) Brainstorming (curah pendapat).
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide/gagasan/pendapat
tentang suatu topik atau masalah tertentu dari setiap anggota
tim dalam periode waktu yang singkat dan bebas dari kritik.
Manfaat dari brainstorming adalah untuk:
a) Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
b) Pengembangan kreatifitasi berpikir dari anggota tim
c) Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim).
Tipe brainstorming:
a) Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/gagasan
bergiliran.
b) Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai
ide/gagasan dapat langsung menyampaikannya.
Langkah-langkah:
a) Tetapkan suatu topik/masalah sejelas mungkin.
b) Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk
memahami dan memikirkannya.
c) Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah
pendapat, misalnya 30-45 menit.
d) Anggota tim menyampaikan ide.
e) Apabila tedapat beberapa anggota yang mendominasi,
gunakan curah pendapat terstruktur sehingga seluruh
anggota mempunyai kesempatan yang sama. Bila yang
dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak
menyampaikan pendapat pada gilirannya harus
mengucapkan “Pass” dan kesempatan diberikan pada
anggota berikutnya.
f) Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat.
g) Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan
menanggapi pendapat anggota yang sedang berbicara.
Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus segera menegur.
h) Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart
sehingga dapat dilihat oleh seluruh anggota.
i) Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah
ditetapkan habis.
j) Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang
dari topik atau duplikasi yang terjadi.
k) Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang
dibahas.
l) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari
curah pendapat (brainstorming).
m) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel
cara pemecahan masalah sebagai berikut:

NO Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Keterangan


Masalah Masalah Pemecahan Masalah
Masalah Terpilih
1
2
3
4

4. Penyajian Hasil Kegiatan


Pengelompokan Puskesmas berdasarkan hasil penilaian kinerjanya
ditetapkan, setelah ada verifikasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota, terhadap hasil penilaian kinerja Puskesmas yang
telah disampaikan .
Berdasarkan hasil penilaian kinerjanya, Puskesmas dikelompokkan
menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik:
1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat
pencapaian hasil >91%.

2) Cakupan hasil manajemen dan mutu dengan tingkat


pencapaian hasil ≥ 8,5.

b. Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup:

1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat


pencapaian hasil 81 - 90%.

2) Cakupan hasil manajemen dan mutu dengan tingkat


pencapaian hasil 5,5 – 8,4.

c. Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:

1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat


pencapaian hasil ≤ 80%.

2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil <


5,5.
Untuk memudahkan dalam melihat pencapaian hasil kinerja pelaksanaan
suatu program atau antar program terkait pada setiap desa/kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas, maka hasil cakupan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh program tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambaran
“grafik sarang laba-laba atau diagram radar“.
Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram radar diharapkan dapat
lebih mudah diketahui tingkat kesenjangan pencapaian dan
ketidakserasian antara hasil cakupan kegiatan pada setiap desa/kelurahan
di wilayah kerja Puskesmas.
Penyajian grafik tersebut sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau
triwulan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pemantauan dan
identifikasi masalah sedini mungkin.
Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram radar dapat digunakan untuk
menganalisis kinerja Puskesmas dalam capaian kinerja program, dimana
data yang satu dengan data lain yang terkait dapat dimanfaatkan untuk
menyimpulkan kerasionalan kinerjanya
5. Pelaksanaan dan Langkah Penilaian
a. Pelaksanaan Penilaian
Di tingkat Puskesmas:

1) Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka mawas diri


mengukur kinerjanya
2) Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas
untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian.
3) Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan
pengumpulan data pencapaian, dengan memperhitungkan
cakupan hasil (output) kegiatan dan mutu bila hal tersebut
memungkinkan.
4) Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan
pada periode waktu tertentu. Penetapan periode waktu
penilaian ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota bersama Puskesmas. Sebagai contoh
periode waktu penilaian adalah bulan Januari sampai
dengan bulan Desember.
5) Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari
Sistem Informasi Puskesmas, yang mencakup pencatatan
dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya;
survei lapangan; laporan lintas sektor terkait; dan laporan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
6) Penanggung jawab kegiatan melakukan analisis
terhadap hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan
target yang ditetapkan, identifikasi kendala/hambatan,
mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali
faktor-faktor pendukung dan penghambat.
7) Bersama-sama tim kecil Puskesmas, menyusun
rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan
kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun
kecenderungan untuk perbaikan (peluang).
8) Dari hasil analisa dan tindak lanjut rencana
pemecahannya, dijadikan dasar dalam penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan untuk tahun (n+2). n adalah
tahun berjalan.
9) Hasil perhitungan, analisis data dan usulan rencana
pemecahannya disampaikan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota yang selanjutnya akan diberi umpan balik
oleh dinas kesehatan
Di tingkat kabupaten/kota:

1) Menerima rujukan/konsultasi dari Puskesmas dalam


melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisis data
dan membuat pemecahan masalah.
2) Memantau dan melakukan pembinaan secara integrasi
lintas program sepanjang tahun pelaksanaan kegiatan
Puskesmas berdasarkan urutan prioritas masalah.
3) Melakukan verifikasi hasil penilaian kinerja Puskesmas
dan menetapkan kelompok peringkat kinerja Puskesmas.
4) Melakukan verifikasi analisis data dan pemecahan
masalah yang telah dibuat Puskesmas dan mendampingi
Puskesmas dalam pembuatan rencana usulan kegiatan.
5) Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk
penetapan kelompok tingkat kinerja Puskesmas.
6) Penetapan target dan dukungan sumber daya masing-
masing Puskesmas berdasarkan evaluasi hasil kinerja
Puskesmas dan rencana usulan kegiatan tahun depan.
b. Langkah Pelaksanaan Penilaian
1) Langkah pelaksanaan penilaian di Puskesmas

No Kegiatan
I Pra penilaian kinerja Puskesmas
1 Pemantauan hasilkegiatan secara periodik bulanan/ triwulan
dan konsultasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten, dalam rangka
mencapai target cakupan dan mutu hasil kegiatan Puskesmas
pada akhir tahun
II Penilaian kinerja Puskesmas
1 Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan (dari
data bulanan / triwulan)
2 Konsultasi ke/ pembina dan bimbingan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten
Memberikan laporan perhitungan kinerja Puskesmas kepada
Dinkes Kabupaten dan membahas keterkaitan nya dengan
verivikasi data dan perhitungannya
3 Menerima umpan balik nilai akhir kinerja Puskesmas, berikut
penjelasan dalam perbaikan perhitungan bilamana terjadi
kesalahan
4 Menyajikan hasil akhir perhitungan cakupan dan mutu
kegiatan, dalam bentuk grafik sarang laba laba atau cara
penampilan lainnya
III Pasca penilaian kinerja Puskesmas
1 Menganalisis masalah dan kendala, merumuskan pemecahan
masalah, rencana perbaikan sekaligus rencana usulan
kegiatan yang akan datang
2 Menerima informasi dari Kabupaten tentang rencana anggaran
yang mungkin diterima di masing masing Puskesmas dengan
membahas rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya
biaya dan kebutuhan sumber daya lain yang diperlukan dan
jadwal kegiatan bersama DKK
3 Bersama tim perencanaan Puskesmas meyusun rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK) Puskesmas untuk tahun berjalan
4 Membahas rencana kegiatan yang melibatkan unsur lintas
sektor terkait untuk keterpaduan
5 Mendesiminasikan informasi sekaligus membagi tugas dan
tanggung jawab untuk kegiatan tahun yang akan dilaksanakan
dalam forum lokakarya tahunan Puskesmas
6 Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas sektor terkait di
Kecamatan, untuk mendesiminasikan rencana kegiatan
kegiatan Puskesmas yang ada kaitannya dengan LS di tingkat
Kecamatan
7 Mempersiapan seluruh pelayanan Puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan kegiatan

2) Waktu pelaksanaan penilaian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

No Kegiatan

I Pra penilaian kinerja Puskesmas

1 Pemantauan penyelenggaran kegiatan Puskesmas dan


hasilnya untuk periode waktu tertentu dan pembinaan dalam
rangka mendorong pencapaian cakupan hasil kegiatan
Puskesmas

II Penilaian kinerja Puskesmas

1 Menerima konsultasi dari pembinaan dan bimbingan kepada


Puskesmas

2 Menerima laporan perhitungan penilaian kinerja dari


Puskesmas, melakukan verivikasi atas data dan perhitungan
Puskesmas

3 Memberikan umpan balik nilai akhir penilaian kinerja


Puskesmas sesuai dengan urutan peringkat dalam kelompok
masing masing Puskesmas

4 Menyajikan hasil kinerja semua Puskesmas di Kabupaten


berdasarkan urutan peringkat dalam kelompoknyasebaiknya
dalam bentuk grafik batang (bar-chart)

III Pasca penilaian kinerja Puskesmas

1 Menganalisa masalah dan kendala yang dihadapi Puskesmas


dan Kabupaten serta merumuskan pemecahan masalah,
rencana perbaikan sekaligus rencana kegiatan tingkat
Kabupaten tahun yang akan datan, memberikan arah
kebijakan dan rencana pengembangan tahun yang akan
datang kepada Puskesmas berikut target Kabupaten dan
rancangan pembagiannya untuk semua Puskesmas

2 Membahas rancangan kegiatan, besarnya target, besarnya


biaya yang diperlukan dan jadwal kegiatan bersama
Puskesmas

3 Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan tingkat Kabupaten


baik dalam kegiatannya sendiri maupun rencana pembinaan
kepada Puskesmas

Catatan : Waktu pelaksanaan ditetapkan oleh masing masing


DKK bersama Puskesmas
B. STANDART DAN INDIKATOR YANG DIGUNAKAN DALAM
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
1. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi:
a. UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu,
anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi, pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit, Perkesmas
b. UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas
mampu melaksanakan UKM esensial secara optimal,
mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya prioritas
masalah kesehatan antara lain UKS, Keswa, UKGM,
Penyehatan tradisional dan komplementer, Kesehatan Olah
raga, Kesehatan kerja, Kesehatan Indra, Kesehatan Lanjut
Usia dan pelayanan kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas
c. UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat,
pelayanan satu hari (one day care), home care; dan/atau rawat
inap,Laborat, Farmasi, Rekam medis, Persalinan, Pengelolan
Limbah berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
d. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan
kegiatan, meliputi:
1) Manajemen Puskesmas
a) Perencanaan
b) Penggerakkan dan pelaksanaan
c) Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian kinerja
2) Manajemen sumber daya
a) manajemen sarana
b) prasarana
c) Obat
d) Alat kesehatan
e) sumber daya manusia
3) Manajemen keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah
a) Manajemen pemberdayaan masyarakat;
b) Manajemen data dan informasi
c) Manajemen program, termasuk Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
2. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang
ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat
kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
c. Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan
yang diselenggarakan, dimana masing-masing
program/kegiatan mempunyai indikator mutu sendiri yang
disebut Standar Mutu Pelayanan (SMP). Sebagai contoh:
Angka Drop OutPengobatan pada pengobatan TB Paru.
d. Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui pengukuran
tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan Puskesmas dan
pencapaian target indikator outcome pelayanan.

BAB III

PEMBINAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Sesuai dengan pengertiannya, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis


dinas kesehatan kabupaten/ kota. Olehkarenanya penyelenggaraan
Puskesmas, tidak lepas dari tanggungjawab Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota. Dengan terbitnya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, provinsi mempunyai fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan
pembangunan, termasuk di dalamnya pembangunan kesehatan.

Demikian pula halnya, dalam penyelenggaraan Puskesmas, dinas


kesehatan provinsi tetap mempunyai fungsi koordinasi. Sehingga
berkaitan dengan pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas, baik dinas
kesehatan kabupaten/kota maupun dinas kesehatan provinsi juga
mempunyai peran dalam pelaksanaannya.

A. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota


Manfaat dari penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan
kabupaten/kota adalah :

1. mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi Puskesmas


di wilayah kerjanya

2. mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan


Puskesmas.

3. mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Puskesmas.

4. dapat dipergunakan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota sebagai


dasar untuk melakukan pembinaan kepada Puskesmas. Sehingga
pembinaan dan dukungan yang diberikan lebih optimal/ fokus,
berdasarkan permasalahan dan kondisi Puskemas.

Ikut melakukan penilaian hasil manajemen Puskesmas dengan cara


melakukan peninjauan ke masing-masing Puskesmas

Memberi bimbingan dan fasilitasi dalam pelaksanaan penilaian kinerja


Puskesmas. Setelah menerima hasil penilaian kinerja Puskesmas,
melakukan :

1. Rekapitulasi data

2. Rekapitulasi masalah dan melakukan analisa masalah serta


menentukan cara penanggulangannya. Alpabila diperlukan dapat
mengajukan fasilitasi dari dinas keehatan provinsi.

3. Mengirimkan hasil rekapitulasi kepada Dinas kesehatan provisni

4. Membuat mapping/ pemetaan kinerja Puskesmas.

B. Dinas Kesehatan provinsi

Manfaat penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan provinsi


adalah mendapatkan gambaran prestasi Puskesmas, serta hambatan
dan permasalahan yang dihadapi dinas kesehatan kabupaten/ kota
dalam pembinaan dan pengembangan Puskemas di wilayah kerjanya.
Selanjutnya Provinsi dapat lebih optimal dan fokus dalam memberikan
dukungan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota dalam upaya
peningkatan kinerja Puskesmas.
Melakukan supervisi dan bimbingan teknis kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota dan Puskesmas Setelah menerima laporan dari dinas
kesehatan kabupaten/kota selanjutnya dilakukan :

1. Membuat rekap dari seluruh kabupaten/kota

2. Membuat rekap permasalahan dan melakukan analisa masalah

3. Menyusun rencana penanggulangan dan pemecahan masalah,


apabila diperlukan dapat mengajukan fasilitasi dari Pusat

4. Membuat peta kinerja kabupaten

BAB IV
PENUTUP

Pedoman manajemen Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat


mengoptimalkan penyelenggaraan Puskesmas. Manajemen Puskesmas
meliputi perencanaan, lokakarya mini dan penilaian kinerja. Dengan
disusunnya pedoman penilaian kinerja Puskesmas ini dapat dijadikan bagi
daerah dalam menerapkan dan mengembangkan instrumen/ manajemen
tools bagi Puskesmaskhususnya dalam penilaian kinerja Puskesmas.
Buku pedoman ini bersifat dinamis, sehingga daerah dapatmelakukan
pengembangan dan penyesuaian berdasarkan kondisidan kemampuan
masing-masing daerah.

Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN BLORA

Sekretaris,

LILIK HERNANTO

INDIKATOR KINERJA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA


1. MANAJEMEN ADMINISTRASI

Upaya TARGET
No. Kegiatan
Kesehatan (SKALA)

1 Perencanaan Perencanaan Puskesmas terlaksana


10
(P1) sesuai perundang undangan

Mempunyai Rencana Lima Tahunan 10

Ada RUK disusun berdasarkan Rencana


Lima Tahunan dan Melalui analisis 10
situasi dan perumusan masalah

Menyusun RPK secara terinci dan


10
lengkap

2 Penggerakan, Penggerakan pelaksanaan Puskesmas


Pelaksanaan terlaksana sesuai perundang 10
(P2) undanagan

Melaksanakan minilokarya bulanan 10

Melaksanakan minilokakarya tribulanan 10

Membuat penilaian kinerja ditahun


sebelumnya, mengirimkan ke dinas
10
kesehatan kab/kota, dan mendapatakan
feedback dari dinas kesehatan kab/kota

3 Pengawasan, Terlaksananya Kegiatan Pengawasan,


Pengendalian, pengendalian dan penilaian kinerja 10
Penilaian Puskesmas
Kinerja (P3)
Melakukan audit internal minimal 2x
10
dalam setahun

Melaksanakan rapat tinjauan


10
manajemen setiap 6 bulan sekali

4 Manajemen Pengelolaan sarana prasarana termasuk


sumber daya alat kesehatan di Puskesmas 10
Puskesmas menggunakan ASPAK

Ada pembagian tugas dan


10
tanggungjawab tenaga puskesmas

Adanya Program pengembangan SDM


10
berdasarkan pola ketenagaan

Ada daftar pengusulan kenaikan


10
pangkat

Ada daftar pengusulan kenaikan KGB 10


A da pelenggaraan pelayanan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 10
di Puskesmas

5 Sumber daya Perencanaan dan pengadaan alat


10
alat kesehatan di Puskesmas
Puskesmas
Alat kesehatan terpelihara dengan baik
10
secara wujud maupun fungsinya

Alat kesehatan terinventarisir dengan


10
baik

Semua alat ukur kesehatan terkalibrasi


secara periodik sesui perundang 10
undangan

Semua alat kesehatan yang memiliki


resiko keselamatan pada pasien dan 10
petugas dilakukan penarikan / Recall

6 Manajemen Penyelengaraan Pelayanan


Farmasi Kefarmasian di Puskesmas minimal
Puskesmas harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang
10
tenaga Apoteker sebagai penanggung
jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga
Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.

Sarana prasaranan pengelolaan Obat


10
sesuai perundang undangan

Perencanaan kebutuhan obat dan


bahan habis pakai di Puskesmas sesuai
10
dengan kebutuhan baik jumlah maupun
jenisnya

Penyimpanan obat di Puskesmas 10

Terpenuhinya kebutuhan obat 10

Tersedianya dokumen penghapusan


10
sediaan farmasi di Puskesmas

Distribusi obat di Puskesmas 10

Tersedianya dokumen pencatatan dan


10
pelaporan obat di Puskesmas

Tersedianya dokumen penghapusan


10
sediaan farmasi di Puskesmas

Terlaksananya Pemantauan dan


10
evaluasi pengelolaan obat

7 Manajemen Puskesmas memiliki struktur organisasi 10


sumber daya yang ditetapkan dengan keputusan
manusia Kepala Dinas Kesehatan
Struktur organisasi dengan
kelengkapan jabatan struktural dan 10
fungsional sesuai persyaratan

Puskesmas memiliki peraturan internal 10

Ada uraian tugas masing masing


10
karyawan

Semua karyawan memeiliki file


kepegawaian yang lengkap dan 10
mutakhir

Karyawan baru dan karyawan yang alih


tugas baru melaksanakan program 10
orientasi

Dilakukan penilaian kinerja untuk tiap


karyawan yang bekerja di Puskesmas
10
berdasarkan uraian tugas dan tata nilai
yang disepakati

Terpenuhinya kebutuhan tenaga (jumlah


dan kompetensi) dalam rangka
10
melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas

Terpenuhinya kebutuhan tenaga dalam


rangka melaksanakan tugas pokok dan
10
fungsi Puskesmas sesuai kompetensi
yang dipersyaratkan

Tersusunnya Daftar Urut Kepangkatan 10

8 Manajemen Kelengkapan pelaporan akuntabilitas


10
keuangan dan dan kinerja
barang milik
negara Ada penyusunan laporan keuangan 10

Adanya RBA 10

Adanya Laporan Calk 10

9 Manajemen UKBM di wilyah kerja Puskesmas


pemberdayaan memenuhi syarat dan berperan optimal
10
masyarakat sebagai wahana pemberdayaan
masyarakat

Kegiatan pemberdayaan masyarakat di


wilayah kerja Puskesmas lengkap 10
jenisnya sesuai perundang undangan

10 Manajemen Data dan informasi dalam manajemen 10


data dan data dan informasi di Puskesmas
informasi lengkap sesuai dengan peraturan
Puskesmas perundang undangan yang berlaku
Ada data dinding untuk setiap Program 10

11 Manajemen Perencanaan Program disusun


Program berdasarkan Renstra, RUK, RPK melalui
analisis situasi dan perumusan masalah.

Tersusun Kerangka Acuan Program 10

Tersusun Kerangka Acuan Kegiatan 10

Pelaksanaan Kegiatan Terintergrasi


10
antar Program

Monitoring Pelaksanaan kegiatan


10
dilaksanakan setiap bulan sekali

Monitoring dan Evaluasi Program


10
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali

Dilakukan Evaluasi oleh sasaran setelah


10
pelaksanaan kegiatan

11 Manajemen Seluruh tenaga kesehatan di


PIS PK Puskesmas Mendapatkan pemahaman
dan komitmen yang kuat tentang PIS PK
Adanya dukungan yang kuat dari 10
pengambil keputusan dan kerjasama
dari berbagai sektor di luar kesehatandi
tingkat Kecamatan dalam PIS PIK

Ditetapkannya pengaturan tugas


terintegrasi tingkat Kecamatan dalam 10
pelaksanaan PIS PK

Seluruh kegiatan pelaksanaan PIS PK


10
terbiayai

Pendataan PIS PK terlaksana secara


10
efektif dan efisien

Seluruh keluarga yang ada di wilayah


10
kerja Puskesmas dilakukan pendataan

Seluruh hasil pendataan keluarga


terkumpul dengan menggunakan
aplikasi program entry dan tersimpan 10
dalam pangkalan data keluarga dan
selalu ter update

Seluruh hasil pendataan keluarga


terkumpul dengan menggunakan
aplikasi program entry dan tersimpan 10
dalam pangkalan data keluarga dan
selalu ter update

Tersusun RUK secara Evidance Based 10


pendekatan keluarga
Tersampaikan/ terlaporkan hasil analisa
pendataan PIS PK pada unit terkait 10
(Dinas Kesehatan, Lintas Sektoral)

Peningkatan IKS dari masing masing


10
keluarga

12 Manajemen Ada manual mutu/Kebijakan Mutu dan


Mutu program peningkatan kinerja dan mutu 10
pelayanan

Identifikasi kebutuhan dan harapan


masyarakat, penanganan
10
keluhan/umpan balik masyarakat dan
Survey Kepuasan pelanggan

Ada manajemen Resiko (Area Prioritas,


Risk Register, Identifikasi Resiko,
10
Rencana Pencegahan dan
Meminimalkan Resiko)

Membuat PMKP dan dikirim ke Dinas


10
Kesehatan Kabupaten

2. Upaya Kesehatan UKM Essensial dan Perkesmas

Target
Upaya Sasaran 1
No. Kegiatan
Kesehatan thn (%)

1 Kesehatan Ibu Cakupan K1 100


dan Anak dan
Keluarga Cakupan K4 100
Berencana
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh 100
Nakes (Pn)

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF3) 100

Cakupan Kunjungan Neonatal (KN 1) 100

Cakupan Pelayanan Neonatal (KN 100


Lengkap)

Cakupan Skrining Status Imunisasi TT 100


Ibu Hamil

Cakupan Kunjungan Bayi 100

Cakupan Pelayanan anak balita sakit 80


dengan MTBS
Skrining kesehatan pada siswa SD/MI 100
dan SMP/MTS yang meliputi keadaan
kesehatan umum (higinie perorangan,
gangguan kesehatan pada mata,
telinga, kulit, dll), penilaian status gizi,
gigi dan mulut (karies), pemeriksaan
indera, gangguan mental, pubertas

Cakupan Peserta Keluarga Berencana 80


aktif

Cakupan Pelayanan Balita 80

Cakupan Penanganan komplikasi 100


obstetri

Cakupan Penanganan komplikasi 100


neonatal

Cakupan deteksi resti bumil oleh tenaga 100


kesehatan

2 Gizi Masyarakat Cakupan balita ditimbang berat 90


badannya D/S

Cakupan Bayi mendapat kapsul Vit A 100

Cakupan Balita mendapat kapsul Vit A 100

Cakupan ASI eksklusif bayi 0-5 bulan 85

Cakupan ASI eksklusif bayi 6 bulan 85

Prosentase Balita Gizi Buruk <0,09

Cakupan balita gizi buruk mendapat 100


Perawatan

Cakupan Ibu hamil mendapat 90 tablet 100


tambah darah

Prosentase Ibu Hamil Yang menderita <3,5


KEK

Cakupan Ibu hamil yang menderita KEK 100


yang mendapat perawatan sesuai
standar

Prosentase Balita Pendek/Stunting <20

Cakupan Balita Pendek/Stunting yang 100


mendapatkan intervensi sesuai standart

Cakupan Garam beryodium 80

3 Promosi Cakupan Indikator Kelurga sehat 80


Kesehatan Cakupan PHBS Rumah Tangga 90

Cakupan Desa Siaga Aktif 100

· Mandiri

· Purnama

· Madya

· Pratama

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai 100


model institusi kesehatan yang ber
PHBS

1. Puskesmas bebas asap rokok

2. Lingkungan bersih

3. Bebas jentik

4. Jamban sehat

5. Persalinan ditolong Nakes

6. Penimbangan balita

Cakupan penyuluhan kelompok 12 kali 100


@60 menit

Cakupan Promosi untuk pemberdayaan 100


masyarakat bidang kesehatan 12 kali
@120 menit

Cakupan penyuluhan kelompok dalam 100


gedung 96 kali @60 menit

Cakupan pembinaan UKBM melalui 65


prosentase kenaikan status Posyandu
Purnama dan Mandiri

Pemberdayaan masyarakat 100

4 Kesehatan Cakupan Akses Jamban Keluarga 100


Lingkungan
Cakupan Akses Air bersih RT 100

Cakupan Rumah Sehat 76

Cakupan pengawasan SPAL 100

Cakupan Desa yang melaksanakan 100


STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat)
Monitoring dan pembinaan Desa yang 100
melaksanakan STBM (Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat)

Cakupan TTU memenuhi syarat TTU 80


(Tempat-tempat Umum) termasuk
kantin sekolah

Monitoring dan pembinaan TTU 100


memenuhi syarat TTU (Tempat-tempat
Umum) termasuk kantin sekolah

Cakupan TPM memenuhi syarat 80


(Tempat Pengelolaan Makanan)

Monitoring dan pembinaan TPM 100

5 Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P3)

Imunisasi Cakupan desa/kelurahan Universal 100


Child Imunization (UCI)

Imunisasi lengkap pada bayi usia < 1 98


tahun

Hb 24 jam 98

Cakupan pelayanan imunisasi lanjutan


pada balita

1. Penta lanjutan 80

2. Campak lanjutan 80

Cakupan pelayanan BIAS DT 98

Cakupan pelayanan BIAS TD 98

Cakupan pelayanan BIAS Campak 98

Survailen Cakupan Sistem kewaspadaan Dini 90

Cakupan Survailen terpadu penyakit 100

Presentase KLB yang dapat ditangani 100


<24 jam

PTM Cakupan penderita Hipertensi yang 100


mendapatkan pelayanan sesuai standar

Cakupan penderita DM yang 100


mendapatkan pelayanan sesuai standar

Cakupan Pasien Jiwa yang 100


mendapatkan pelayanan sesuai standar
Cakupan Pelayanan Deteksi dini ca 100
cervik dan ca payudara

Cakupan Desa yang melaksanakan 100


Posbindu

Cakupan penduduk usia produktif 15 100


s/d 59 tahun mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar

Pencegahan Cakupan Penemuan TB paru positif 70


dan
Pengendalian Cakupan Penderita TB yang 100
Penyakit mendapatkan pelayanan sesuai
Menular standar

Cakupan kesembuhan penderita TBC 90

Prosentase Penemuan kasus DBD 100

Cakupan Penangangan Kasus DBD 100


sesuai standart

Angka Kesakitan DBD/IR <2

Angka kematian DBD 0

Prosentase Penemuan Penderita Diare 100

Penanganan Kasus Diare sesuai 100


standart

Kematian kasus diare 0

Prosentase Ibu Hamil yang mendapat 100


pemeriksaan HIV

Populasi penduduk usia 15-24 tahun ≥80


yang memiliki pegetahuan
komprehensif tentang HIV dan AIDS

Prevalensi HIV/AIDS <1

Pelayanan Suspek HIV/AIDS di 100


Puskesmas

Prosentase Penemuan Suspek 100


pneumonia

Penanganan Kasus Suspek pneumonia 100


sesuai standart

Prosentase Penemuan AFP <2

Proporsi penderita TB Paru 100


terkonfirmasi bakteriologis yang
diperiksa HIV
Prevalensi Kusta per 10.000 penduduk <1,4

Cakupan Penanganan penderita Kusta 100


sesuai standar

Proporsi kecacatan tk II pada penderita <15


Kusta

Proporsi penyakit kusta pada anak <2

Angka kejadian Malaria <2

Cakupan penyakit Malaria yang


100
ditangani sesuai dengan standart

Angka kejadian Filariasis <5

Cakupan penyakit filariasis yang di


100
tangani sesuai standar

Angka kejadian leptospirosis <2

Cakupan penyakit leptospirosis yang


100
ditangani sesuai standar

6 Perkesmas Cakupan kunjungan rumah 80

Cakupan Keluarga rawan yang selesai 100


di bina

Cakupan Keluarga Mandiri IV 100

100
Pembinaan pada kelompok khusus

3. UKM PENGEMBANGAN

Target
Upaya
No. Kegiatan Sasaran 1 thn
Kesehatan
(%)

GERMAS Pelaksanaan senam pada masyarakat 100

Pelaksanaan Penyuluhan Germas


1 pada kelompok masyarkat 12 kali @60 100
menit

Cakupan pemeriksaan ca Servik (IVA ) 100

2 Upaya Pembinaan Batra di desa 100


Kesehatan Cakupan Pengobatan Tradisional
100
Tradisional berijin

Cakupan Pembinaan TOGA 100

Upaya Cakupan pembinaan dan pemeriksaan 100


Kesehatan Gigi Gigi Mulut di Anak pendidikan Usia
Masyarakat Dini dan TK

Cakupan pembinaan dan pemeriksaan 100


Gigi Mulut di Anak SD/MI

Cakupan pembinaan gigi dan Mulut di 60


3 masyarakat (Ibu hamil, Balita dan
Lansia) melalui Posyandu

Cakupan penanganan Siswa yang 100


memerlukan perawatan kesehatan gigi
dan mulut

4 Upaya Posyandu Remaja di setiap desa 100


Kesehatan
Remaja Pembinaan Remaja kelompok khusus 100
(SBH) 24 kali/tahun

Upaya Cakupan desa dengan posyandu 100


Kesehatan lansia aktif
Lansia
5
Cakupan penduduk >60 tahun yang 70
mendapatkan pelayanan sesuai
standart

Upaya 100
Deteksi dini kelainan refraksi dan
Kesehatan
kelainan pendengaran murid SD/MI
Indera

Cakupan penanganan kasus kelainan 100


6 reffraksi dan pendengaran pada murid
SD/MI

Screening katarak pada masyarakat 100

Cakupan penanganan kasus katarak 100

7 Upaya Cakupan pelaksanaan ROCKSPORT 100


Kesehatan olah 2x dalam setahun
raga
Cakupan Pembinaan kelompok olah 100
raga

8 Usaha Cakupan pembinaan UKBM di Sekolah 100


Kesehatan Cakupan SD/Sederajat yang 100
Sekolah melakukan penjaringan anak sekolah

9 Upaya Pemasungan pasien dengan 0


Kesehatan Jiwa ganggguan jiwa

Penyuluhan jiwa dan Nafsa di


100
Masyarakat 12 kali @60 menit

Cakupan Deteksi dini gangguan


20
mental, emosional dan perilaku

Cakupan penanganan pasien tereteksi


dini gangguan mental, emosional dan 100
perilaku

Pelayanan kegawatdaruratan psikiatri 100

Konseling gangguan jiwa dan Napza


100

10 Upaya Cakupan Pembinaan UKK 100


Kesehatan Kerja
Cakupan Penanganan Penyakit Akibat
100
Kerja

4. Upaya Kesehatan Perorangan

No. Upaya Kesehatan Kegiatan Capaian

1 Poli Umum (BP) 1 Jumlah Kunjungan

Jumlah Rujukan

10 besar penyakit

2 Poli Umum 2 (Lansia Jumlah Kunjungan


>70 thn, bayi/balita dan
disabilitas) Jumlah Rujukan

10 besar penyakit

3 Poli Khusus (P2M) Jumlah Kunjungan

4 Poli GIGI Jumlah Kunjungan

Jumlah Rujukan

5 Poli Kesehatan Ibu dan Jumlah Kunjungan


KB
Jumlah Rujukan
Laborat Jumlah Kunjungan
6
Jumlah rujukan laborat

7 Pelayanan pendaftaran Jml Kunjungan Umum


dan rekam medis
Jml Kunjungan BPJS Non PBI

Jml Kunjungan BPJS PBI

Jml Rujukan Kunjungan Umum

Jml Rujukan Kunjungan BPJS


Non PBI

Jml Rujukan Kunjungan BPJS


PBI

8 Pelayanan UGD Jml Kunjungan UGD

Jml Rujukan UGD

9 Rawat Inap Jumlah Pasien rawat

Jumlah Rujukan Ranap

10 PONED Jumlah Pasien PONED

Jml Persalinan Normal PONED

Jml Persalinan Patologi PONED

Jumlah Rujukan PONED

No. Upaya Kesehatan Kegiatan Target 1 tahun

Pelayanan BPJS Angka Kontak Komunikasi ≥ 150 per mil

Jumlah kunjungan rawat jalan


non spesialistik yang dirujuk.
<5%
80% penyakit non spesialistik
tuntas di pelayanan Primer

Jumlah tenaga medis (Rasio


jumlah dokter berbanding
1 : 5.000
dengan waktu pelayanan dan
jumlah pasien)

Program Rujuk Balik >70%

Rasio peserta BPJS prolanis


>50%
rutin berkunjung ke klinik

Cakupan pelayanan kesehatan


dasar terhadap peserta BPJS 15%
unsur PBI
NDIKATOR MUTU PELAYANAN

1 Cakupan Mutu Administrasi Manajemen (indikator Input)

Target 1 tahun
No. Kegiatan
(%)

1 Pelayanan Puskesmas sesuai dengan kebutuhan 100


masyarakat

2 Bangunan Puskesmas sesuai dengan persyaratan 80

3 Jumlah dan kompetensi tenaga pelayanan kesehatan 80


memenuhi syarat

4 Sarana Prasarana dan alat kesehatan pelayanan 80


kesehatan sesuai standar

5 Umpan balik/keluhan pelanggan, hasil analisis data dan 100


hasil pengukuran di tindak lanjuti dengan PDCA

6 Resiko pelayanan diidentifikasi, dikelola dan 100


diminimalkan untuk ditindak lanjut

2 Cakupan Mutu Pelayanan UKM

No. Kegiatan Target 1 thn (%)

1 Cakupan Pelayanan sesuai standar 100

2 Drop Out Pelayanan K4 0

3 a. Kematian Ibu Hamil, Bersalin, dan Nifas 0

b. Kematian Bayi 0-6 hari 0

c. Kematian Bayi 7-28 Hari 0

d. Kematian Bayi 29 hari-11Bulan 0

4 Peningkatan Cakupan Indikator Keluarga setelah 80


dilakukan intervensi

5 Peningkatan status desa siaga Aktif menju ke

· Mandiri 5,5

6 Penurunan prosentasi Gizi buruk setelah 80


mendapatkan perawatan sesuai standar

7 Penurunan Presentase Ibu hamil yang menderita KEK 80


yang mendapatkan perawatan sesuai standar

8 Penurunan Prosentase Balita Pendek/Stunting setelah 80


mendapatkan perawatan sesuai standar

9 Peningkatan cakupan Cakupan Garam beryodium


setelah mendapatkan intervensi

10 Angka DO pada pengoibatan TB 0

11 DropOut pengobatan pada pasien Kusta 0

12 Peningkatan Presentasi Lansia yang mendapatkan 50


pelayanan

3. Indikator Mutu Upaya Kesehatan Perorangan berdasarkan Area Prioritas

Upaya Target 1
NO Kegiatan
Kesehatan tahun

1 Farmasi Waktu tunggu pelayanan obat : 80%

Obat Jadi : <15 menit

Obat Racikan : <30menit

Dilakukan pelabelan obat yang perlu di 100%


waspadai dan obat dengan nama atau
rupa yang mirip

Ketersediaan formularium (update paling 100%


lama 3 tahun)

Kepuasaan pelanggan 80%

2 Laborat Waktu tunggu hasil pemberian 80%


pemeriksaan laboratorium adalah <90 Mnt
untuk kimia darah dan <60 menit untuk
darah rutin

Dilakukan penetapan nilai kritis 100%

Penyampaian hasil nilai kritis sesuai 100%


prosedur

Pengisian inform consent pada tindakan 100%

Kepuasaan pelanggan 80%

3 PONED/ Pemberi pelayanan persalinan normal 100%


mampupersalina adalah bidan/dokter terlatih APN
n
Pemberi pelayanan dengan penyulit 100%
adalah TIM PONED Terlatih
Pengisian inform consent pada tindakan 100%

Kepuasaan pelanggan 80%

4 Pelayanan Jam buka pelayanan UGD 24 jam 100%


UGD/Ruang
Tindakan Pemberi pelayanan kegawatdaruratan 80%
yang bersertifikat yang masih berlaku

Waktu tanggap pelayanan <5 menit 100%

Pengisian inform consent pada tindakan 100%

Kepuasaan pelanggan 80%

5 Rawat Poli GIGI Dokter pemberi layanan gigi 80%

Jam Buka layanan : 100%

1. Senin-Kamis : Pukul 07.30-13.00 Wib

2. Jumat : Pukul 07.30-11.00 Wib

3. Sabtu : Pukul 07.30-12.00 Wib

Waktu Tunggu Pelayanan pemeriksaan 80%


< 60 menit

Pemakaian antibiotik yang rasional 100%

Pelayanan disabilitas 100%

Peresepan obat sesuai dengan 100%


formularium

Pengisian inform consent pada tindakan 100%

6 Pelayanan Waktu penyediaan RM <10menit 80%


pendaftaran dan
rekam medis Kelengkapan pengisian rekam medis 100%

Tersedianya masker bagi penderita batuk 80%

Kepuasan pelanggan 80%

7 Poli Umum (BP) Dokter pemberi pelayanan klinik umum 80%

Jam Buka layanan : 100%

1. Senin-Kamis : Pukul 07.30-13.00 Wib

2. Jumat : Pukul 07.30-10.30 Wib


3. Sabtu : Pukul 07.30-11.30 Wib

c. Waktu Tunggu Pelayanan pemeriksaan 80%


< 60 menit

Pemakaian antibiotik yang rasional 100%

Pelayanan disabilitas 100%

Peresepan obat sesuai dengan 100%


formularium

Pengisian inform consent pada tindakan 100%

Kepuasaan pelanggan 80%

8 Poli Kesehatan Pemberi layanan adalah bidan terlatih 100%


Ibu dan KB
ANC terpadu 100%

Jam Buka layanan : 100%

Senin-Kamis : Pukul 07.30-13.00 Wib

Jumat : Pukul 07.30-10.30 Wib

Sabtu : Pukul 07.30-11.30 Wib

Waktu Tunggu Pelayanan pemeriksaan < 80%


60 menit

Pemakaian antibiotik yang rasional 100%

Pelayanan disabilitas 100%

Peresepan obat sesuai dengan 100%


formularium

Pengisian inform consent pada tindakan 100%

Kepuasaan pelanggan 80%

9 Rawat Inap Tidak ada pasien yang diharuskan 100%


membayar uang muka

Dokter penanggungjawab pasien rawat 100%


inap

Kejadian Pulang paksa <5%

Pengisian inform consent pada tindakan 100%

Kepuasaan pelanggan 80%

10 Pengelolaan Ketersediaan fasilitas dan peralatan 80%


pengelolan limbah padat (TPS) dan cair
Limbah (IPLC)

Ketersediaan penyimpanan limbah B3 80%


sesuai standar

Pengelolaan limbah padat dan cair telah 80%


memiliki ijin

Pemisahan limbah medis dan non medis 100%


sesuai standar

Pengelolaan limbah padat berbahaya 100%


sesuai peraturan

Pengelolaan limbah cair berbahaya sesuai 100%


peraturan

4. Indikator Mutu Keselamatan pasien

Target
NO Kegiatan Sasaran/1
tahun

1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100%

2. Peningkatan Komunikasi yang efektif 80%

3. Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien 100%

4. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan 100%

5. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas ≥90%

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%

6. Indikator PPI

Target
NO Kegiatan Sasaran/1
tahun

1 Kepatuhan Cuci tangan oleh petugas 100%

2 Pelaksanaan Sterilisasi sesuai standart

3 Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD) 100%


sesuai tindakan

4 Pengendalian lingkungan dengan pengecekan kualitas 100%


air

5 Pengelolaan alat medik sesuai standar 100%


6 Pelaksanaan Penyuntikan yang aman 100%

7 Kegiatan edukasi dan penyuluhan karyawan terkait 100%


PPI

8 Pengelolaan limbah infeksius dan benda tajam sesuai 100%


standart

9 Pengelolaan linen sesuai standart 100%

10 Pengelolaan makanan sesuai standart 100%

11 Penanganan paparan sesuai standar 100%

12 Penempatan pasien sesuai standar 100%

13 Pemakaian masker bagi penderita batuk 100%

14 Etika Batuk/bersin 100%

15 Kewaspadaan berdasarkan transmisi 100%


DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT

DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

I. PENGERTIAN
1. Jenis Pelayanan
Yang dimaksud dengan jenis Pelayanan adalah pelayanan
public yang mutlak dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang layak dalam kehidupan.
2. Indikator SPM
Yang dimaksud dengan indikator Standart Pelayanan Minimal
adalah : tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang harus
dipenuhi dalam pencapaian Standart Pelayanan Minimal
tertentu.
3. Pengertian
Dimaksudkan untuk menjelaskan istilah dalam indikator kinerja

4. Dimensi mutu
Dimaksudkan untukmenjelaskan kualitas pelayanan dari
indikator kinerja.
5. Tujuan
Dimaksudkan untuk menjelaskan apa yang diinginkan dalam
indikator kinerja.
6. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator
kinerja.
7. Frekuensi Pengumpulan datadimaksudkan untuk mengetahui
lamanya waktu pengumpulan data dari indikator kinerja.
8. Periode Analisa
Dimaksudkan untuk mengetahui lamanya waktu data dianalisa
dari indikator kinerja.
9. Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam cara
menghitung/ rumus.
10. Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai penyebut dalam cara
menghitung/ rumus.
11. Cara hitung
Adalah rumus untuk mengetahui hasil cakupan indikator.
12. Ukuran Indikator
Dimaksudkan untuk mengatahui kinerja suatu indikator baik
atau tidak.
13. Sumber Data
Adalah dari mana suatu indikator tersebut berasal.
14. Target/ Standart
Adalah besaran yang harus dicapai sebagaimana ditentukan
untuk kurun waktu tertentu.
15. Penanggung jawab
Adalah orang yang mempunyai tugas dalam mengumpulkan,
mengolah, menganalisa dan melaporkan indikator.
16. Daftar Istilah

- 5W1H : What, Who, Where, When, Why,


How
- AMP : Audit Marternal Perinatal
- APN : Asuhan Persalinan Normal
- ASI : Air Susu Ibu
- Batra : Pengobat Tradisional
- BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
- BCG : Bacillus Calmatte Querin
- BTA : Basil Tahan Asam
- CDR : Case Detection Rate
- DBD : Demam Berdarah Dengue
- DPTHB : Diphtheri Pertusis Tetatnus Hepatitis
B
- DT : Dephteri Tetanus
- DTP: Dengan Tempat Perawatan
- Farklin : Farmasi Klinik
- GFK : Gudang Farmasi Kabupaten
- HBO : Hepatitis BO
- IFK : Instalasi Farmasi Kabupaten
- IMD: Inisiasi Menyusui Dini
- Jaga : Jamban Keluarga
- Kadarzi : Keluarga Sadar Gizi
- KIP/K : Komunikasi Interpersnal dan
Konseling
- KK : Kepala Keluarga
- KLB : Kejadian Luar Biasa
- KM : Keluarga Mandiri
- KMS : Kartu Menuju Sehat
- LPLPO : Laporan Pemakaian dan lembar
Permintaan Obat Puskesmas
- MI : Madrasah Ibtidaiyah
- MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda
- MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit
- OAT : Obat Anti Tuberkulosis
- P2M: Penanggulangan Penyakit Menular
- P4K : Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi
- PAH : Penampungan Air Hujan
- PAHK : Penyakit Akibat Hubungan Kerja
- PAK : Penyakit Akibat Kerja
- PE : Penyelidikan Epidemiologi
- PF : Penanggulangan Fokus
- PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- PIO : Pelayanan Informasi Obat
- PMA : Perlindungan Mata Air
- POA : Plan of Action
-Polindes : Pos Persalinan Desa
- PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
- : Pos Pelayanan Terpadu
POSYANDU
- PUS : Pasangan Usia Subur
- PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
- RB : Rumah Bersalin
- RDT : Rapid Diagnostik Test
II. - RTL : Rencana Tindak Lanjut
- SDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang
- SGL : Sumur Gali
- SIP : Surat Ijin Praktek
- SIPT : Surat Izin Pengobat Tradisional
- SKD : Sistem Kewaspadaan Dini
- SPAL : Sarana Pembuangan Air Limbah
- SPK : Standar Pelayanan Kebidanan
- SPM : Standar Pelayanan Minimal
- SPS : Sewaktu-pagi-sewaktu
- SPS : Sewaktu-pagi-sewaktu
- SPT : Sumur Pompa Tangan
- STPT : Surat Terdaftar Pengobat Tradisional
- TLP : Tindak Lanjut Perawatan
- TOGA : Taman Obat Keluarga
- TPM : Tempat Pengelolaan Makanan
- TT : Tetanus Toxoid
- TTD : Tablet Tambah Darah
- UCI : Universal Child Immunization
- UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
- UKGM : Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
- UKGS : Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
- UKK : Upaya Kesehatan Kerja
- UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
- WUS : Wanita Usia Subur
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT

A. Indikator Administrasi Manajemen


a. Perencanaan (P1)

Indikator Perencanaan Puskesmas terlaksana sesuai


perundang undangan
Definisi Proses yang mendefinisikan tujuan dari
operasional organsasi, membuat strategi yang digunakan
untuk mencapai tujuan organisasi serta
mengembangkan rencana aktifitas kerja
organisasi
Dimensi Mutu Efisiensi, Efektifitas
Tujuan Perencanaan memberikan pengarahan pada
pelaksanaan kegiatan
Perencanaan menghindarkan tumpang tindih
kegiatan
Perencanaan memudahkan pengawasan
Frekwensi 6 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 6 bulan
Pembilang Pelaksanaan dan Dokumen perencanaan
Puskesmas
Penyebut Pelaksanaan dan Dokumen perencanaan
RSB, RUK, RPK Tahunan, RPK Bulanan
lengkap sesuai perundang undangan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika terlaksananya kegiatan
perencanaan dan ada dokumen perencanaan
Puskesmas yang lengkap sesuai perundang
undanagan
Sumber data Tim manajemen Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

b. Penggerakan, Pelaksanaan (P2)


Indikator Penggerakan pelaksanaan Puskesmas
terlaksana sesuai perundang undanagan
Definisi Kegiatan dalam rangka mewujudkan
operasional perencanaan yang dibuktikan dengan
pelaksanaan Lokmin bulanan, Tribulanan,
Rapat Dinas, Apel pagi, pelaksanaan kegiatan
program
Dukumen bukti Penggerakan, Pelaksanaan
Kegiatan lengkap yang meliputi : Undangan,
Absensi, Notulen,Gambar
Dimensi Mutu Efisiensi, Efektifitas
Tujuan Mewujudkan cita cita organisasi dengan
melaksanakan perencanaan
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Dokumen pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas
Penyebut Dokumen pelaksanaan kegiatan : Lokmin
bulanan, Tribulanan, Rapat Dinas, Apel pagi,
pelaksanaan kegiatan program
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen pelaksanaan
kegiatan Puskesmas lengkap
Sumber data Tim manajemen Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Tata usaha

c. Pengawasan, Pengendalian, Penilaian Kinerja (P3)


Indikator Terlaksananya Kegiatan Pengawasan,
pengendalian dan penilaian kinerja
Puskesmas
Definisi Pengawasan adalah suatu upaya yang
operasional sistematik untuk menetapkan pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan
balikinformasi untuk membandingkan kinerja
aktual engan standart yang telah ditentukan
untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan dan mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan.
Pengendalian adalah suatu proses
pemantauan prestasi dan pengambilan
tindakan untuk menjamin hasil yang
diharapkan atau Serangkaian aktivitas untuk
menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan
dengan rencana yang telah ditetapkan
Pengawasan pengendalian internal:
1. Pengawasan dan Pengendalian Internal
(monitoring rutin) oleh Kepala Puskesmas
2. Pengawasan dan Pengendalian Internal
oleh Tim Audit Internal
3. Pengawasan dan pengendalian melalui
Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)
4. Pengawasan dan Pengendalian Internal
(monitoring rutin) oleh Penanggung Jawab
Program dan Pelayanan
Dengan dokumen bukti pelaksanaan
berupa UANG Undangan ,
Absensi,Notulen, Gambar)
Pengawasan pengendalian eksternal
1. Pengawasan dan Pengendalian Eksternal
oleh DKK berupa supervisi
2. Pengawasan dan Pengendalian Eksternal
oleh Inspektorat dan BPK dibuktikan
dengan dokumen LHP
Penilaiaan kinerja Suatu proses yang objektif
dan sistematis dalam mengumpulkan,
menganalisa dan menggunakan informasi
untuk menentukan seberapa efektif dan efisien
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan
Dimensi Mutu Efisiensi, Efektifitas
Tujuan Memberikan gambaran tingkat kinerja
organisasi
Mendapatkan masukan untuk perencanaan
tahun yang akan datang
Memudahkan identifikasi, analisis,penyebab
masalah dan latar belakang serta hambatan
dalam pelaksanaan kegiatan
Menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan
untuk dilaksanakan tahun yang akan datang
berdasarkan prioritas
Frekwensi 6 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 6 bulan
Pembilang Dokumen Pengawasan , Pengendalian dan
dokumen PKP Puskesmas
Penyebut Dokumen Pengawasan , Pengendalian dan
dokumen PKP Puskesmas Dokumen PKP
sesuai perundang undangan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen PKP lengkap
sesuai perundang undangan
Sumber data Tim manajemen Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab
d. Pencapaian ASPAK di Puskesmas
Indikator Pengelolaan sarana prasarana termasuk alat
kesehatan di Puskesmas menggunakan
ASPAK
Definisi Merupakan aplikasi web based sistem
operasional informasi data sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan secara
online
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan 1. Tersedianya data dan informasi sarana,
prasarana dan peralatan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan seluruh
Indonesia
2. Terciptanya Pemetaan SPA Di
Fasyankes.
3. Supporting untuk perencanaan SPA

Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Capaian prosentase ASPAK di Puskesmas
Penyebut 100
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika capaian ASPAK l00%
Sumber data Pengelola aset Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

e. Puskesmas menyelenggarakan pelayanan keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) berdiri sendiri
Indikator A da pelenggaraan pelayanan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) di Puskesmas

Definisi Segala kegiatan untuk menjamin dan


operasional melindungi sumber daya manusia fasilitas
pelayanan kesehatan, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun masyarakat di
sekitar lingkungan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan agar sehat, selamat, dan bebas
dari gangguan kesehatan dan pengaruh buruk
yang diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan,
dan aktivitas kerja dengan kegiatan:

1. membentuk dan/atau mengembangkan


SMK3 di Fasyankes; dan penetapan
kebijakan K3 di Fasyankes; perencanaan
K3 di Fasyankes; pelaksanaan rencana
K3 di Fasyankes; pemantauan dan
evaluasi kinerja K3 di Fasyankes; dan
peninjauan dan peningkatan kinerja K3 di
Fasyankes.
2. menerapkan standar K3 di Fasyankes.
3. pengenalan potensi bahaya dan
pengendalian risiko K3 di Fasyankes;
4. penerapan kewaspadaan standar;
5. penerapan prinsip ergonomi;
6. pemeriksaan kesehatan berkala;
7. pemberian imunisasi;
8. pembudayaan perilaku hidup bersih dan
sehat di Fasyankes;
9. pengelolaan sarana dan prasarana
Fasyankes dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja;
10. pengelolaan peralatan medis dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
11. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat
atau bencana, termasuk kebakaran;
12. pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
dan limbah bahan berbahaya dan beracun;
dan
13. pengelolaan limbah domestik.

Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas


Tujuan Terselenggaranya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Fasyankes secara optimal,
efektif, efisien dan berkesinambungan.
Frekwensi 6 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 6 bulan
Pembilang Penyelenggaraan K3 di Puskesmas
Penyebut Penyelenggaraan K3 sesuai dengan
perundang undangan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika Puskesmas
menyelenggarakan K3 sesuai perundang
undangan yang berlaku
Sumber data Pengelola K3 Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab
f. Perencanaan dan pengadaan alat
Indikator Perencanaan dan pengadaan alat kesehatan
di Puskesmas
Definisi Suatu proses untuk menentukan kebutuhan
operasional terkait jenis, spesifikasi dan jumlah peralatan
medis sesuai dengan kemampuan
pelayanan/klasifikasi Puskesmas, beban
pelayanan, perkembangan teknologi
kesehatan, sumber daya manusia yang
mengoperasikan dan memelihara sarana
dan prasarana.
Perencanaan kebutuhan peralatan sangat
bermanfaat untuk
penyediaan anggaran, pelaksanaan
pengadaan peralatan medis secara efektif,
efisien dan prosesnya dapat dipertanggung
jawabkan.
Dimensi Mutu Efisiensi , Efektifitas dan keselamatan
Tujuan 1. Diperolehnya kebutuhan jenis, spesifikasi
teknis dan jumlah peralatan medis.
2. Diperolehnya perbandingan spesifikasi
teknis,fungsi,aksesori.
3. Diperolehnya perbandingan harga
peralatan medis.
4. Diperolehnya perbandingan biaya
pemeliharaan selama usia teknis.
5. Diperolehnya peralatan medis yang
bermutu, aman dan laik pakai.

Frekwensi 6 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 6 bulan
Pembilang Dokumen perencanaan dan pengadaan alat
di Puskesmas
Penyebut Dokumen perencanaan dan pengadaan alat
kesehatan yang meliputi jenis, spesifikasi dan
jumlah peralatan yang dibutuhkan sesuai
dengan perundang undangan yang berlaku
yaitu PMK No 75 tahun 2014
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen perencanaan
dan pengadaan alat kesehatan di Puskesmas
lengkap sesuai PMK No 75 tahun 2014
Sumber data Pengelola aset Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab
g. Pemeliharaan alat kesehatan
Indikator Alat kesehatan terpelihara dengan baik secara
wujud maupun fungsinya
Definisi Suatu proses perawatan alat kesehatan yang
operasional meliputi pemeliharaan wujud dan fungsi alat
sehingga bisa digunakan lebih lama dan aman
bagi petugas maupun pasien

Dimensi Mutu Efisiensi , Efektifitas dan keselamatan


Tujuan 1. Memperlama masa penggunaan
2. Mempertahankan kinerja fungsi dari alat
3. Menjamin keamanan bagi konsumen
maupun pengguna alat
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Dokumen pemeliharaan alat di Puskesmas
Penyebut Dokumen pemeliharaan alat kesehatan yang
meliputi :
1. Dokumen Rencana pemeliharaan
2. Jadwal pemeliharaan
3. Dokumen Bukti pemeliharaan
4. Dokumen Bukti monitoring pemeliharaan
5. Ceklist monitoring pemeliharaan alat
6. Dokumen evaluasi, RTL, TL hasil
monitoring pemeliharaan alat kesehatan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen pemeliharaan
alat kesehatan di Puskesmas lengkap
Sumber data Pengelola alat kesehatan Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

h. Inventarisasi alat kesehatan


Indikator Alat kesehatan terinventarisir dengan baik
Definisi Kegiatan yang menghasilkan data detil
operasional peralatan medis yang berkaitan dengan aspek
teknis maupun administrasi setiap tipe/model
peralatan medis.
Inventarisasi harus selalu dikelola/ update
sehingga data yang terdapat dalam inventori
merupakan kondisi terkini.
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Memberikan informasi tentang
1. Technical assessment, merek dan tipe
peralatan beserta jumlah dan status
kondisi peralatan.
2. Memberikan informasi dasar untuk
pengelolaan aset, termasuk membantu
penjadwalan pemeliharaan preventif,
penelusuran pemeliharaan, perbaikan,
dan
penarikan kembali/ recall.
3. Memberikan infomasi keuangan guna
mendukungan penilaian budget dan
ekonomi.
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Dokumen inventaris alat kesehatan di
Puskesmas
Penggunaan ASPAK di Puskesmas
Penyebut Dokumen inventaris alat kesehatan yang
meliputi :
1. Kartu Inventaris barang (KIB)
2. Kartu inventaris Ruangan (KIR)
3. Data capaian ASPAK
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen inventarisasi
alat kesehatan di Puskesmas lengkap
Sumber data Pengelola alat kesehatan Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

i. Pelaksaan Kalibrasi alat ukur kesehatan di Puskesmas


Indikator Semua alat ukur kesehatan terkalibrasi
secara periodik sesui perundang undangan
Definisi Proses pengecekan dan pengaturan akurasi
operasional dari alat kesehatan dengan cara
membandingkan dengan standart atau tolak
ukur
Dimensi Mutu Efisiensi , Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Memastikan hasil pengukuran atau
pemeriksaan yang dilakukan alat kesehatan
tersebut akurat konsisten dengan
instrumennya
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Jumlah alat ukur yang dilakukan kalibrasi di
Puskesmas pada periode tertentu
Penyebut Jumlah alat ukur di Puskesmas pada periode
tertentu
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika capaian kalibrasi alat ukur
kesehatan 100%
Sumber data Pengelola alat kesehatan Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

j. Inventarisasi alat kesehatan yang perlu dilakukan penarikan


(Recall) di Puskesmas
Indikator Semua alat kesehatan yang memiliki resiko
keselamatan pada pasien dan petugas
dilakukan penarikan / Recall
Definisi Suatu tindakan yang dilakukan untuk
operasional mengatasi masalah pada
suatu peralatan medis, bila tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku atau dapat
menyebabkan suatu bahaya pada
penggunaannya.
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan 1. Menginventarisir semua alat kesehatan
yang memiliki resiko keselamatan pada
pasien dan petugas
2. Melakukan penerikan / Recall pada alat
kesehatan yang memiliki resiko
keselamatan pada pasien dan petugas
3. Semua alat kesehatan yang digunakan
untuk pelayanan aman bagi pasien dan
petugas
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Jumlah alat kesehatan yang dilakukan Recall
di Puskesmas pada periode tertentu
Penyebut Jumlah alat kesehatan yang berbahaya untuk
keselamatan/ tidak sesuai dengan perundang
undangan pada periode tertentu
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika capaian Recalli alat
kesehatan yang memiliki resiko keselamatan
pada pasien dan petugas
100%
Sumber data Pengelola alat kesehatan Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

k. Sumber daya manusia pengelola Obat


Indikator Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas minimal harus dilaksanakan oleh
1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai
penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai
kebutuhan.

Definisi Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di


operasional Puskesmas minimal harus dilaksanakan oleh
1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai
penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai
kebutuhan.

Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas


Tujuan Sumber daya manusia pengelola obat sesuai
dengan kompetensi yang dipersyaratkan
undang undang untuk meningkatkan mutu
pelayaanan obat
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Petugas pengelola farmasi di Puskesmas
Penyebut Pengelola farmasi memenuhi syarat sesuai
perundang undangan
1. 1. Apoteker sebagai penanggung jawab,
yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian sesuai kebutuhan.
2. 2. Satu Apoteker untuk 50 (lima puluh)
pasien perhari.
3. Semua tenaga kefarmasian harus
memiliki surat tanda registrasi dan surat
izin praktik untuk melaksanakan
Pelayanan Kefarmasian di fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk
Puskesmas, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Setiap tahun dapat dilakukan penilaian
kinerja tenaga kefarmasian yang
disampaikan kepada yang bersangkutan
dan didokumentasikan secara rahasia.
Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan
sebagai pertimbangan untuk memberikan
penghargaan dan sanksi (reward and
punishment).
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut (4 item) kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika sumber daya manusia
pengelola Obat sesuai perundang undangan
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

l. Sarana pasarana pengelolaan Obat


Indikator Sarana prasaranan pengelolaan Obat sesuai
perundang undangan
Definisi Sarana dan Prasarana
operasional Sarana yang diperlukan untuk menunjang
pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi
sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan resep
Ruang penerimaan resep meliputi tempat
penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan
kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika
memungkinkan. Ruang penerimaan resep
ditempatkan pada bagian paling depan dan
mudah terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan
(produksi sediaan secara terbatas)
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau
produksi sediaan secara terbatas meliputi rak
Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan.
Di ruang peracikan disediakan peralatan
peracikan, timbangan Obat, air minum (air
mineral) untuk pengencer, sendok Obat,
bahan pengemas Obat, lemari pendingin,
termometer ruangan, blanko salinan resep,
etiket dan label Obat, buku catatan pelayanan
resep, buku-buku referensi/standar sesuai
kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang
ini diatur agar mendapatkan cahaya dan
sirkulasi udara yang cukup. Jika
memungkinkan disediakan pendingin ruangan
(air conditioner) sesuai kebutuhan.
3. Ruang penyerahan Obat
Ruang penyerahan Obat meliputi konter
penyerahan Obat, buku pencatatan
penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang
penyerahan Obat dapat digabungkan dengan
ruang penerimaan resep.
4. Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan
kursi konseling, lemari buku, buku-buku
referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster,
alat bantu konseling, buku catatan konseling,
formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran),
formulir catatan pengobatan pasien
(lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet),
serta 1 (satu) set komputer, jika
memungkinkan.

5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan


Medis Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan
kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban,
ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu
produk dan keamanan petugas. Selain itu juga
memungkinkan masuknya cahaya yang
cukup. Ruang penyimpanan yang baik perlu
dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet,
pendingin ruangan (AC), lemari pendingin,
lemari penyimpanan khusus narkotika dan
psikotropika, lemari penyimpanan Obat
khusus, pengukur suhu, dan kartu suhu.
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Menyediakan sarana prasarana pengelolaan
obat sesuai perundang undangan
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1tahun
Pembilang Sarana prasarana pengelolaan Obat di
Puskesmas
Penyebut Sarana dan Prasarana
Sarana yang diperlukan untuk menunjang
pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi
sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan resep
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan
(produksi sediaan secara terbatas)
3. Ruang penyerahan Obat
4. Ruang konseling
5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut (6 item) kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika Sarana prasaranan
pengelolaan Obat sesuai perundang
undangan
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

m. Perencanaan kebutuhan obat dan bahan habis pakai


Indikator Perencanaan kebutuhan obat dan bahan
habis pakai
di Puskesmas sesuai dengan kebutuhan baik
jumlah maupun jenisnya
Definisi Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan
operasional Medis Habis Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan
seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
untuk menentukan jenis dan jumlah Obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.
Dimensi Mutu Efisiensi, Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan 1. Memperkirakan jenis dan jumlah Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati
kebutuhan;
2. Meningkatkan penggunaan Obat secara
rasional;
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Dokumen perencanaan kebutuhan obat dan
bahan habis pakai di Puskesmas
Penyebut Dokumen perencanaan kebutuhan obat dan
bahan habis pakai yang meliputi perkiraan
kebutuhan obat baik jenis maupun jumlah
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen perencanaan
kebutuhan obat Puskesmas yang lengkap
baik jenis maupun jumlah
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

n. Penyimpanan obat
Indikator Penyimpanan obat di Puskesmas
Definisi Suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat
operasional yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia
dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. bentuk dan jenis sediaan;
b. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. pemilahan untuk obat yang mudah atau
tidaknya meledak/terbakar
d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam
lemari khusus
Dimensi Mutu Efektifitas, Efisiensi dan keselamatan
Tujuan Agar mutu obat yang tersedia di puskesmas
dapat dipertahankan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan
Frekwensi 1bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Dokumen dan observasi penyimpanan obat di
Puskesmas
Penyebut Standart penyimpanan obat sesuai perundang
undangan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen dan cara
penyimpanan obat Puskesmas sesuai
perundang undangan
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

o. Permintaan obat
Indikator Terpenuhinya kebutuhan obat
Definisi Kegiatan permintaan Obat dan Bahan Medis
operasional Habis Pakai adalah memenuhi kebutuhan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan
kebutuhan yang telah dibuat
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Memenuhi kebutuhan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Frekwensi 1bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Dokumen LPLPO yang tersedia di
Puskesmas (Kelengkapan pengisian LPLPO /
jumlah item LPLPO yang terisi dengan benar)
Penyebut Dokumen LPLPO yang meliputi :
1. Nomor dan tanggal pelaporan atau
permintaan
2. Nama Puskesmas
3. Nama Kecamatan
4. Nama Kabupaten
5. Nama Propinsi
6. Tanggal pembuatan dokumen
7. Bulan pelaporan dari Puskesmas
8. Bulan permintaan Puskesmas
9. Jika hanya melaporkan data pemakaian
dan sisa stok obat diisi dengan nama
bulan bersangkutan
10. Jika dengan mengajukan permintaan obat
(termasuk pelaporan data obat) diisi
dengan periode distribusi bersangkutan .
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen LPLPO di
Puskesmas terisi lengkap
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

p. Penerimaan obat
Indikator Tersedianya dokumen penghapusan sediaan
farmasi di Puskesmas
Definisi Kegiatan dalam menerima Obat dan Bahan
operasional Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan
yang telah diajukan.
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Agar Obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan
Frekwensi 1bulan
pengumpulan
data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Form penerimaan obat di Puskesmas
Penyebut Dokumen LPLPO yang meliputi :
1. Nomor dan tanggal pelaporan atau
permintaan
2. Nama Puskesmas
3. Nama Kecamatan
4. Nama Kabupaten
5. Nama Propinsi
6. Tanggal pembuatan dokumen
7. Bulan pelaporan dari Puskesmas
8. Bulan permintaan Puskesmas
9. Jika hanya melaporkan data pemakaian
dan sisa stok obat diisi dengan nama
bulan bersangkutan
10. Jika dengan mengajukan permintaan
obat (termasuk pelaporan data obat) diisi
dengan periode distribusi bersangkutan .
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen pencatatan dan
pelaporan obat di Puskesmas terisi lengkap
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

q. Pendistribusian obat
Indikator Distribusi obat di Puskesmas
Definisi Kegiatan pengeluaran dan penyerahan Obat
operasional dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata
dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya.
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya
antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam
lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan Obat sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah
dan waktu yang tepat.
Frekwensi 1bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Dokumen distribusi obat yang tersedia di
Puskesmas
Penyebut Dokumen distribusi obat yang meliputi
1. Dokumen distribusi rutin
a. Perencanaan distribusi (perumusan
stok optimum)
b. Penetapan frekwensi distribusi
c. Penyusunan pola distribusi
2. Dokumen distribusi khusus (distribusi
obat ke PKD atau unit lain diluar jadwal
rutin misalnya untuk distribusi obat
tertentu/ obat malaria, Frambusia, obat
penyakit kelamin dll)
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika kebutuhan sub unit/satelit
farmasi Puskesmas dan jaringannya terpenuhi
melalui kegiatan distribusi
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

r. Pencatatan Pelaporan Pengarsipan obat


Indikator Tersedianya dokumen pencatatan dan
pelaporan obat di Puskesmas
Definisi Rangkaian kegiatan dalam rangka
operasional penatalaksanaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai secara tertib, baik Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas


Tujuan Bukti bahwa pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai telah dilakukan;
a. Sumber data untuk melakukan pengaturan
dan pengendalian; dan
b. Sumber data untuk pembuatan laporan.
Frekwensi 1bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Dokumen Laporan pengelolaan obat di
Puskesmas
Penyebut Dokumen pengelolaan obat yang meliputi :
1. Dokumen perencanaan obat
2. Dokumen Permintaan obat
3. Dokumen kegiatan distribusi
4. Dokumen penerimaan obat
5. Dokumen penyimpanan obat
6. Dokumen pengendalian obat
7. Dokumen pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan laporan obat
8. Dokumen pemantauan dan evaluasi
pengelolaan obat
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen pencatatan,
pelaporan dan pengarsipan obat di
Puskesmas terisi lengkap
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

s. Pengendalian obat
Indikator Tersedianya dokumen penghapusan sediaan
farmasi di Puskesmas
Definisi Suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
operasional sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Obat terdiri dari:
a) Pengendalian persediaan;
b) Pengendalian penggunaan; dan
c) Penanganan Obat hilang, rusak, dan
kadaluwarsa.
Frekwensi 1bulan
pengumpulan
data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Dokumen LPLPO DI Puskesmas
Penyebut Dokumen LPLPO yang meliputi :
1. Nomor dan tanggal pelaporan atau
permintaan
2. Nama Puskesmas
3. Nama Kecamatan
4. Nama Kabupaten
5. Nama Propinsi
6. Tanggal pembuatan dokumen
7. Bulan pelaporan dari Puskesmas
8. Bulan permintaan Puskesmas
Jika hanya melaporkan data pemakaian dan
sisa stok obat diisi dengan nama bulan
bersangkutan
Jika hanya melaporkan data pemakaian dan
sisa stok obat diisi dengan nama bulan
bersangkutan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen pencatatan dan
pelaporan obat di Puskesmas terisi lengkap
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

t. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat


Indikator Terlaksananya Pemantauan dan evaluasi
pengelolaan obat
Definisi Serangkaian kegiatan pengendalian,
operasional perbaikan terus menerus terhadap
pengelolaan obat dan memberikan penilaian
terhadap capaian kinerja pengelolaan
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
secara periodik dengan tujuan untuk:
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengelolaan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan;
b. Memperbaiki secara terus-menerus
pengelolaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai; dan
c. Memberikan penilaian terhadap capaian
kinerja pengelolaan.
Frekwensi 1bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1bulan
Pembilang Dokumen pengelolaan obat di Puskesmas
Penyebut Dokumen pengelolaan obat yang meliputi :
Dokumen perencanaan obat
Dokumen Permintaan obat
Dokumen kegiatan distribusi
Dokumen penerimaan obat
Dokumen penyimpanan obat
Dokumen pengendalian obat
Dokumen pencatatan, pelaporan dan
pengarsipan laporan obat
Dokumen pemantauan dan evaluasi
pengelolaan obat
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen pengelolaan
obat di Puskesmas terisi lengkap
Sumber data Pengelola obat Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

u. Struktur organisasi Puskesmas


Indikator Puskesmas memiliki struktur organisasi yang
ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas
Kesehatan
Definisi Suatu susunan dan hubungan antara tiap
operasional bagian serta posisi yang ada pada suatu
organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya untuk
mencapai tujuan yang diiharapkan
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Struktur organisasi ditetapkan untuk memberi
gambaran kejelasan
1. Tugas
2. Wewenang
3. Tanggung jawab,
4. Persyaratan jabatan
5. Pengaturan tata hubungan kerja
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang SK Struktur organisasi di Puskesmas
Penyebut Struktur organisasi ditetapkan oleh Dinas
Keshatan Kabupaten dengan kejelasan
1. Tugas
2. Wewenang
3. Tanggung jawab,
4. Persyaratan jabatan
5. Pengaturan tata hubungan kerja
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada SK Struktur organisasi
Puskesmas ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten yang dilengkapi dengan tugas,
wewenang, tanggung jawab, persyaratan
jabatan, pengaturan tata hubugan kerja
Sumber data Ka Subag TU Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

v. Peraturan internal Puskesmas


Indikator Puskesmas memiliki peraturan internal
Definisi Peraturan yang mengatur tentang tata tertib
operasional dan perilaku pimpinan, penanggung jawab
upaya, koordinator pelayanan dan pelaksana
kegiatan Puskesmas yang sesuai dengan
visi,misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas
termasuk budaya mutu dan keselamatan
pasien
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Sebagai indikator dalam mengukur perilaku
pemberi pelayanan
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Peraturan internal Puskesmas
Penyebut Peraturan internal yang berisi tata tertib dan
perilaku pimpinan, penanggung jawab
upaya, koordinator pelayanan dan
pelaksana kegiatan Puskesmas yang
sesuai dengan visi,misi, tujuan dan tata nilai
Puskesmas termasuk budaya mutu dan
keselamatan pasien
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada peraturan internal
Puskesmas yang dibuat sesuai dengan
visi,misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas
termasuk budaya mutu dan keselamatan
pasien
Sumber data Ka Subag TU Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

w. Uraian tugas karyawan


Indikator Ada uraian tugas masing masing karyawan
Definisi  Seperangkat fungsi dan tugas tanggung
operasional jawab yang dijabarkan kedalam kegiatan
pekerjaan.
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan 1. Menjadi dasar dalam pelaksanaan tugas
maupaun penilaian kinerja
2. Sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Jumlah Uraian tugas masing masing
karyawan di Puskesmas (By name)
Penyebut Jumlah seluruh karyawan Puskesmas
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada uraian tugas seluruh
karyawan Puskesmas
Sumber data Ka Subag TU Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

x. File kepegawaiaan
Indikator Semua karyawan memeiliki file kepegawaian
yang lengkap dan mutakhir
Definisi Tempat untuk menyimpan arsip atau
operasional dokumen kepegawaian
Kelengkapan file kepegawaian yang meliputi:
1. Pendidikan
a. Ijazah SD sampai dengan
pendidikan terakhir
2. Registrasi
a. STR
3. Perijinan
a. Surat ijin Praktek
4. Kredensial
a. Sertifikat uji kompetensi
5. Penilaian kinerja
a. SKP
b. PPK / DP3
6. Pendidikan dan pelatihan
a. Sertifikat pelatihan
b. Sertifikat Work Shop, Seminar dll
7. Bukti evaluasi penerapan penerapan
pelatihan
8. Bukti orientasi
9. Uraian tugas karyawan dan rincian
kewenangan klinis
10. Riwayat kepangkatan
a. SK CPNS s/d SK Pangkat terakhir
b. SK Kenaikan gaji berkala
c. SK Fungsional
d. SK Kontrak
11. Surat keterangan Identitas diri
a. Kartu Pegawai
b. Taspen
c. KTP
d. KK
e. Akte
f. Surat Nikah
g. Kartu Jaminan Kesehatan
h. Kartu Istri
i. Kartu Suami
j. KTA Profesi
12. Data keluarga
a. Kartu jaminan kesehatan keluarga
b. Akte anggota keluarga
Dimensi Mutu Efisienasi dan efektifitas

Tujuan 1. Menyeragamkan dalam penyusunan


file kepegawaian
2. Memudahkan pengelola file
kepegawaian dalam penataan file
3. Mewujudkan terciptanya penyusunan
file kepegawaian yang efektif dan
efisien sehingga memudahkan dalam
penemuan kembali.
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Jumlah file pegawai yang lengkap
Penyebut Jumlah seluruh pegawai Puskesmas
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika seluruh pegawai Puskesmas
memiliki file pegawai yang lengkap dan
mutakhir
Sumber data Ka Subag TU Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

y. Pelaksanaan orientasi karyawan baru dan alih tugas baru


Indikator Karyawan baru dan karyawan yang alih tugas
baru melaksanakan program orientasi
Definisi Program yang dibuat oleh organisasi yang
operasional bertujuan untuk memperkenalkan pada
karyawan baru pada pekerjaan atau tempat
nya bekerja yang meliputi bagaiamana
kedudukan, peran karyawan, organisasi,
lingkungan kerjanya
Orientasi umum yaitu mengenal garis besar
visi misi tata nilai tugas pokok dan fungsi serta
struktur organisasi Puskesmas
Orientasi khusus yaitu orientasi di tempat
tugas yang menjadi tanggung jawab dari
karyawan yang bersangkutan
Pelaksanaan orientasi sesuai
pedoman………………
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas

Tujuan Membantu karyawan untuk bekerja dengan


baik sehingga dapat meningkatkan
produktifitas kerja dan pada akhirnya akan
mendukung pencapaian tujuan organisasi
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Jumlah Karyawan baru dan karyawan yang
alih tugas baru yang melaksanakan program
orientasi
Penyebut Jumlah Karyawan baru dan karyawan yang
alih tugas baru yang melaksanakan program
orientasi sesuai pedoman orientasi
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika seluruh Karyawan baru dan
karyawan yang alih tugas baru melaksanakan
program orientasi sesuai pedoman orientasi
Sumber data Ka Subag TU Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

z. Penilaian kinerja karyawan


Indikator Dilakukan penilaian kinerja untuk tiap
karyawan yang bekerja di Puskesmas
berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang
disepakati
Definisi  Kegiatan untuk menilai sejauh mana
operasional kepatuhan karyawan terhadap sistem dalam
meningkatkan kepuasan pengguna jasa
pelayanan dengan indikator yang disusun dan
ditetapkan berdasarkan:
1. Uraian tugas yang menjadi tanggung
jawabnya
2. Tata nilai yang disepakati dan
didalamnya profesionalisme
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas

Tujuan Menilai sejauh mana kepatuhan karyawan


terhadap sistem dalam meningkatkan
kepuasan pengguna jasa pelayanan
.

Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Karyawan yang dilakukan penilaian kinerja di
Puskesmas
Penyebut Semua Karyawan Puskesmas
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika semua karyawan dilakukan
penilaian kinerja
Sumber data Ka Subag TU Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

aa. Perencanaan pemenuhan kebutuhan tenaga


Indikator Terpenuhinya kebutuhan tenaga (jumlah dan
kompetensi) dalam rangka melaksanakan
tugas pokok dan fungsi Puskesmas
Definisi Suatu proses untuk menentukan kebutuhan
operasional tenaga terkait jenis, spesifikasi dan jumlah
tenaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas

Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas


Tujuan Terpenuhinya kebutuhan tenaga dalam rangka
melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Dokumen perencanaan pemenuhan
kebutuhan tenaga di Puskesmas
Penyebut Dokumen perencanaan pemenuhan
kebutuhan tenaga kesehatan yang meliputi
jenis, spesifikasi dan jumlah tenaga melalui
dokumen
1. Analisa Jabatan
2. Analisa beban kerja
3. Dokumen pemetaan pegawai
4. Dokumen pola ketenagaan Puskesmas
5. Rencana kebutuhan pegawai (nakes,
Non kes, PNS, Non PNS, dan
kebutuhan Bidan Desa)
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen perencanaan
pemenuhan kebutuhan pegawai di Puskesmas
lengkap
Sumber data Ka Subag TU Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

bb. Perencanaan pengembangan kompetensi tenaga


Indikator Terpenuhinya kebutuhan tenaga dalam
rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas sesuai kompetensi yang
dipersyaratkan
Definisi Suatu proses untuk menentukan kebutuhan
operasional pengembangan kompetensi tenaga sesuai
dengan pola ketenagaan yang disusun guna
menjalankan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Terpenuhinya kebutuhan tenaga yang
kompeten dalam rangka melaksanakan tugas
pokok dan fungsi Puskesmas
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Dokumen perencanaan pengembangan
kompetensi tenaga di Puskesmas
Penyebut Dokumen perencanaan pengembangan
kompetensi tenaga kesehatan yang meliputi
a. Dokumen pola ketenagaan di
Puskesmas
b. Dokumen persyaratan kompetensi tiap
tiap tenaga
c. Dokumen rencana pegembangan
kompetensi
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dokumen perencanaan
pengembangan kompetensi pegawai di
Puskesmas lengkap
Sumber data Pengelola kepegawaian Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Ka subag Tata Usaha
jawab

cc. Daftar urut Kepangkatan


Indikator Tersusunnya Daftar Urut Kepangkatan
Definisi Suatu daftar yang di dalamnya memuat nama
operasional pegawai sipil dan satuan organisasi Negara
yang disusun menurut tingkat
kepangkatannya

DUK dibuat untuk pembinaan karir dan


prestasi, maka DUK perlu dibuat dan
dipertahankan secara terus-menerus. Daftar
urut kepangkatan ini dibuat setiap tahun
secara rutin. Tiap tahunnya, DUK harus sudah
selesai dibuat pada setiap akhir bulan
Desember. Daftar urut kepangkatan disusun
secara berurutan, yang berdasarkan:

1) Pangkat

2) Jabatan

3) Masa kerja
4) Latihan jabatan

5) Pendidikan

6) Usia

Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas


Tujuan Sebagai salah satu bahan objektif untuk
melaksanakan pembinaan karir para pegawai
negeri sipil yang didasarkan pada sistem karir
dan sistem prestasi kerja.

Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang DUK di Puskesmas
Penyebut DUK yang disusun secara berurutan, yang
berdasarkan:

1) Pangkat

2) Jabatan

3) Masa kerja

4) Latihan jabatan

5) Pendidikan

6) Usia
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika Puskesmas menyediakan
DUK sesuai peraturan yang berlaku
Sumber data Ka Subag Tata Usaha
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

dd. Kelengkapan pelaporan akuntabilitas dan kinerja

Indikator Kelengkapan pelaporan akuntabilitas dan


kinerja
Definisi Catatan informasi keuangan suatu
operasional perusahaan pada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap meliputi :

LAPORAN BULANAN

1. BKU Pengeluaran
2. BKU Penerimaan
3. Fungsional
4. Laporan Pajak
5. Aplikasi Efinance

LAPORAN TRIBULANAN

1. Laporan register SP2D


2. Register penerimaan
3. Register pengeluaran
4. Laporan Pertanggung jawaban

LAPORAN TAHUNAN

1. LRA/ lapporan realisasi anggaran


2. Neraca
3. Laporan Operasional
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Catatan atas laporan keuangan
6. Laporan perubahan saldo lebih

7. Laporan arus kas

8. Register penutupan kas

Dimensi Mutu Efisiensi , Efektifitas, Akuntabilitas


Tujuan Menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan Puskesmas yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.

Tergambarnya kepedulian administrasi


Puskesmas dalam menunjukkan
akuntabilitaskinerja pelayanan

Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Laporan keuangan di Puskesmas
Penyebut Laporan keuangan BLUD Puskesmas yang
sesuai perundang undangan meliputi
1. Laporan Bulanan
2. Laporan Tribulanan
3. Laporan Tahunan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika laporan keuangan BLUD
Puskesmas lengkap dan sesuai perundang
undangan
Sumber data Pejabat Pengelola Keuangan Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

ee. Persyaratan UKBM ( Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat) sebagai bentuk wahana pemberdayaan
masyarakat
Indikator UKBM di wilyah kerja Puskesmas memenuhi
syarat dan berperan optimal sebagai wahana
pemberdayaan masyarakat
Definisi Manajemen adalah sebuah proses untuk
operasional mengatur sesuatu yang dilakukan oleh
sekelompok orang atau organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut dengan
cara bekerja sama memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki.
Pemberdayaan masyarakat adalah Proses
untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran
dan kemampuan individu, keluarga serta
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
kesehatan yang dilaksanakan dengan cara
fasilitasi proses pemecahan masalah melalui
pendekatan edukatif dan partisipatif serta
memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial
budaya setempat.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat, yang selanjutnya disingkat UKBM
adalah wahana pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari,
untuk, dan bersama masyarakat, dengan
pembinaan sektor kesehatan, lintas sektor
dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
UKBM yang memenuhi syarat
1. memiliki struktur organisasi,
2. memiliki kader sebagai pengelola/
pelaksana,
3. memiliki sumber daya untuk mencapai
tujuan
Dimensi Mutu Efisiensi , Efektifitas
Tujuan Mengoptimal kan peran UKBM yang
memenuhi syarat (memiliki struktur organisasi,
memiliki kader sebagai pengelola/ pelaksana,
memiliki sumber daya) untuk mencapai tujuan
Puskesmas
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Jumlah UKBM yang ada diwilayah keja
Puskesmas yang memenuhi syarat dan
berfungsi optimal
Penyebut Jumlah UKBM yang ada diwilayah kerja
Puskesmas
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika UKBM di wilayah kerja
Puskesmas memenuhi syarat serta berperan
secara optimal dalam mewujudkan tujuan
Puskesmas
Sumber data PJ Promkes Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

ff. Kelengkapan Jenis Kegiatan pemberdayaan masyarakat di


wilayah kerja Puskesmas
Indikator Kegiatan pemberdayaan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas lengkap jenisnya
sesuai perundang undangan
Definisi Pemberdayaan masyarakat adalah Proses
operasional untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran
dan kemampuan individu, keluarga serta
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya
kesehatan yang dilaksanakan dengan cara
fasilitasi proses pemecahan masalah melalui
pendekatan edukatif dan partisipatif serta
memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial
budaya setempat.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat, yang selanjutnya disingkat UKBM
adalah wahana pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari,
untuk, dan bersama masyarakat, dengan
pembinaan sektor kesehatan, lintas sektor dan
pemangku kepentingan terkait lainnya.
Jenis Kegiatan pemberdayaan masyarakat
1. Kesehatan ibu bayi dan balita =
Posyandu
2. Kesehatan anak usia sekolah dan
remaja=UKS,Posyandu Remaja
3. Kesehatan usia produktif =
4. Kesehatan usia lanjut = Posyandu
Lansia
5. Kesehatan kerja = UKK
6. Perbaikan gizi masyarakat = UPGK
7. Penyehatan lingkungan
8. Penanggulangan penyakit menular dan
tidak menular
9. Kesehatan tradisional
10. Kesehatan jiwa =
11. Kesiap siagaan bencana dan krisis
kesehatan
Dimensi Mutu Efisiensi , Efektifitas
Tujuan Mengoptimal peran dan jenis kegiatan
pemberdayaan masyarakat untuk mencapai
tujuan Puskesmas
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat
diwilayah keja Puskesmas
Penyebut Jenis Kegiatan pemberdayaan masyarakat
sesuai perundang undangan
1. Kesehatan ibu bayi dan balita
2. Kesehatan anak usia sekolah dan
remaja
3. Kesehatan usia produktif
4. Kesehatan usia lanjut
5. Kesehatan kerja
6. Perbaikan gizi masyarakat
7. Penyehatan lingkungan
8. Penanggulangan penyakit menular dan
tidak menular
9. Kesehatan tradisional
10. Kesehatan jiwa
11. Kesiap siagaan bencana dan krisis
kesehatan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika jenis kegiatan pemberdayaan
masyarakat lengkap sesuai perundang
undangan dan berfungsi optimal dalam
mencapai tujuan Puskesmas
Sumber data PJ Promkes Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

gg. Kelengkapan data dan informasi dalam manajemen data


dan informasi di Puskesmas
Indikator Data dan informasi dalam manajemen data
dan informasi di Puskesmas lengkap sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku
Definisi Manajemen data dan informasi di Puskesmas
operasional lengkap sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku meliputi:
a. 1. Pencatatan dan pelaporan kegiatan
Puskesmas dan jaringannya;
Data dasar meliputi:
 identitas Puskesmas;
 wilayah kerja Puskesmas;
 sumber daya Puskesmas; dan
 sasaran program.
 upaya kesehatan masyarakat
esensial;
 upaya kesehatan masyarakat
pengembangan;
 upaya kesehatan perseorangan
 program lainnya (Meliputi data
manajemen Puskesmas,
pelayanan kefarmasian,
pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat, pelayanan
laboratorium, dan kunjungan
keluarga.)
2. pencatatan dan pelaporan keuangan
Puskesmas dan jaringannya;
3. survei lapangan;
4. laporan lintas sektor terkait; dan
5. laporan jejaring Puskesmas di wilayah
kerjanya.

Dimensi Mutu Efisiensi , Efektifitas


Tujuan a. Mewujudkan penyelenggaraan Sistem
Informasi Puskesmas yang terintegrasi
b. Menjamin ketersediaan data dan
informasi yang berkualitas,
berkesinambungan, dan mudah diakses
c. Meningkatkan kualitas pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya melalui
penguatan manajemen Puskesmas
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Manajemen data dan informasi Puskesmas
Penyebut Data dan informasi dalam manajemen data
dan informasi di Puskesmas lengkap sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika Data dan informasi dalam
manajemen data dan informasi di Puskesmas
lengkap sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku
Sumber data Pengelola manajemen data dan informasi
Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

hh. Persiapan pelaksanaan PIS PK


1) Sosialisasi PIS PK
Indikator Seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas
Mendapatkan pemahaman dan komitmen
yang kuat tentang PIS PK
Adanya dukungan yang kuat dari pengambil
keputusan dan kerjasama dari berbagai
sektor di luar kesehatandi tingkat Kecamatan
dalam PIS PIK
Definisi Sosialisasi adalah Suatu proses belajar
operasional mengajar atau penanaman nilai, kebiasaan
dan aturan dalam bertingkah laku dalam
masyarakat dari satu generasi ke generasi
lainnya sesuai dengan peran danstatus sosial
masing masing di dalam kelompok masyarakat
PIS PK adalah suatu program yang
dilaksanakan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
dengan pendekatankeluarga yang
mengintegrasikan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) secara berkesinambungan
dengan target keluarga, berdasarkan data dan
informasi dari Profil Kesehatan Keluarga
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan i. Mendapatkan pemahaman dan komitmen
yang kuat dari seluruh tenaga kesehatan
di Puskesmas tentang PIS PK
ii. Mendapatkan dukungan yang kuat dari
pengambil keputusan dan kerjasama dari
berbagai sektor di luar kesehatandi tingkat
Kecamatan
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Bukti pelaksanaan sosilisasi PIS PK di
Puskesmas
Penyebut Bukti pelaksanaan sosialisi
1. Sosialisasi internal di Puskesmas yang
meliputi seluruh tenaga kesehatan di
Puskesmas termasukyang ada di
jejaring (Pustu, Pusling, Bidan Desa)
2. Sosialisasi ekternal yang meliputi
sosialisasi di kantor Kecamatan,Lintas
Sektor tingkat Kecamatan dan unsur
unsur masyarakat
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika sosialisasi PIS PK
dilaksanakan di internal maupun eksternal
Puskesmas
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

2) Pengaturan tugas Integrasi / Pengorganisasian PIS PK


Indikator Ditetapkannya pengaturan tugas terintegrasi
tingkat Kecamatan dalam pelaksanaan PIS
PK
Definisi Pengaturan tugas Integrasi /
operasional Pengorganisasian PIS PK Agar seluruh
komponen yang terlibat dalam pelaksanaan
PIS PK mengetahui tugas dan perannya
masing masing
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Agar seluruh komponen yang terlibat dalam
pelaksanaan PIS PK mengetahui tugas dan
perannya masing masing
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Bukti ditetapkannya pengaturan tugas
terintegrasi/ Pengorganisasian tingkat
Kecamatan dalam pelaksanaan PIS PK
Penyebut Skema pengaturan tugas terintegrasi /
Pengorganisasian pelaksanaan PIS PK yang
melibatkan unsur dari internal maupun
eksternal Puskesmas
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada pengaturan tugas
terintegrasi / Pengorganisasian tingkat
Kecamatan dalam pelaksanaan PIS PK yang
melibatkan unsur dari internal maupun
eksternal Puskesmas
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

3) Pembiayaan PIS PK
Indikator Seluruh kegiatan pelaksanaan PIS PK
terbiayai
Definisi Dana yang disediakan dalam pelaksanaan
operasional PIS PK
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Pelaksanaan PIS PK dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
dengan dukungan dana yang cukup
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Ada Pendanaan untuk Pelaksanaan PIS PK
Penyebut Pendaanaan pelaksanaan PIS PK baik dari
APBD atau APBN
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada pendanaan yang cukup
untuk seluruh kegiatan PIS PK
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

4) Persiapan pendataan PIS PK


Indikator Pendataan PIS PK terlaksana secara efektif
dan efisien
Definisi Kegiatan yang dilaksanakan sebelum
operasional pelaksanaan pendataan PIS PK
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Pelaksanaan pendataan PIS PK dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Kegiatan persiapan pendataan PIS PK di
Puskesmas
Penyebut Kegiatan persiapan pendataa PIS PK yang
meliputi
1. Inventarisasi data jumlah keluarga di
wilayah kerja Puskesmas
2. Menyiapakan instrumen pendataan
 Formulir prokesga
 Paket informasi kesehatan keluarga
Pinkesga) bisa berupa fliyer
 Melakukan pembagian wilayah
binaan
 Menetapkan pembina keluarga
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika ada dilaksanakan persiapan
pendataan PIS PK
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

5) Pendataan keluarga
Indikator Seluruh keluarga yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dilakukan pendataan
Definisi Kegiatan untuk mendapatkan informasi
operasional tentang status kesehatan keluarga dengan
dengan menggunakan 12 idikator melalui
metode wawancara dan pengamatan kondisi
lingkungan rumah yang dituangkan dalam
formulir yang telah ditetapkan
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Mendapatkan informasi tentang status
kesehatan keluarga dengan dengan
menggunakan 12 idikator melalui metode
wawancara dan pengamatan kondisi
lingkungan rumah yang dituangkan dalam
formulir yang telah ditetapkan
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Jumlah keluarga yang dilakukan pendataan
Penyebut Jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika Jumlah keluarga yang
dilakukan pendataan sesuai dengan jumlah
keluarga di wilayah kerja Puskesmas (total
coverage)
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

6) Penyimpanan data
Indikator Seluruh hasil pendataan keluarga terkumpul
dengan menggunakan aplikasi program entry
dan tersimpan dalam pangkalan data
keluarga dan selalu ter update
Definisi Kegiatan untuk menyimpan data dalam
operasional pangkalan data keluarga dengan
menggunakan aplikasi program entry
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Data hasil pendataan tersimpan dalam
pangkalan data keluarga
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Jumlah data keluarga yang di entry dan
tersimpan dalam pangkalan data keluarga
Penyebut Jumlah keluarga yang dilakukan pendataan
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika jumlah data keluarga yang ter
entry dan tersimpan dalampangkalan data
keluarga sesuai Jumlah keluarga yang
dilakukan pendataan
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

7) Pengolahan data PIS PK


Indikator Seluruh hasil pendataan keluarga terkumpul
dengan menggunakan aplikasi program entry
dan tersimpan dalam pangkalan data keluarga
dan selalu ter update
Definisi Proses mengartikan data data keluarga sesuai
operasional dengan tujuan, rancangan dan sifat kegiatan
untuk mengambil suatu keputusan
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Diperoleh gambaran IKS masing masing
keluarga, IKS tingkat RT/ RW/Kelurahan/Desa
dan cakupan tiap indikator dalam lingkup RT/
RW/Kelurahan/Desa serta IKS tingkat
Kecamatan dan cakupan tiap indikator dalam
lingkup Kecamatan
Frekwensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Jumlah data keluarga yang diolah
Penyebut Jumlah data keluarga yang di entry dan
tersimpan dalam pangkalan data keluarga
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika jumlah data keluarga yang
diolah sesuai Jumlah data keluarga yang di
entry dan tersimpan dalam pangkalan data
keluarga
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

8) Penyusunan RUK secara Evidance Based pendekatan


keluarga
Indikator Tersusun RUK secara Evidance Based
pendekatan keluarga
Definisi Proses menyusun Rencana Usulan Kegiatan
operasional secara evidance based berdasar hasil analisa
PIS PK untuk menentukan tindak lanjut
kegiatan PIS PK
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Tersusun RUK secara Evidance Based
pendekatan keluarga
Frekwensi 1bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang RUK Puskesmas secara Evidance Based
pendekatan keluarga

Penyebut RUK yang tersusun melalui proses


3. Identifikasi masalah kesehatan dan
potensi pemecahannya
4. Menentukan prioritas masalah
kesehatan
5. Merumuskan masalah
6. Mencari penyebab masalah kesehatan
7. Menetapkan cara pemecahan masalah
8. Menyusun kegiatan pemecahan
masalah ke dalam matrik RUK
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika tersusun RUK dari hasil
kegiatan PIS PK
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung Kepala Puskesmas
jawab

9) Desinfo PIS PK
Indikator Tersampaikan/ terlaporkan hasil analisa
pendataan PIS PK pada unit terkait (Dinas
Kesehatan, Lintas Sektoral)
Definisi Proses menyampaikan / melaporkan hasil
operasional analisa pendataan PIS PK Kepada Dinas
Kesehatan dan Lintas Sektoral sebagai bahan
koordinasi dalam menentukan Intervensi
lanjut.
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Tersampaikan/ terlaporkan hasil analisa
pendataan PIS PK pada unit terkait (Dinas
Kesehatan, Lintas Sektoral)
Frekwensi 1bulan
pengumpulan data
Periode analisa 1 bulan
Pembilang Jumlah Desa yang sudah dilaksanakan
Desinfo hasil PIS PK
Penyebut Jumlah Desa yang sudah dilakukan
pendataan dan dilakukan entry data PIS PK
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika Jumlah Desa yang sudah
dilaksanakan Desinfo hasil PIS PK sama
dengan Jumlah Desa yang sudah dilakukan
pendataan dan dilakukan entry data PIS PK
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

10) Intervensi
Indikator Peningkatan IKS dari masing masing
keluarga
Definisi Kegiatan tidak lanjut yang dilakukan setelah
operasional diketahui IKS masing masing keluarga Pra
sehat dan tidak sehat sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh keluarga
Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Peningkatan IKS dari masing masing
keluarga
Frekwensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisa 1 tahun
Pembilang Jumlah keluarga prasehat dan tidak sehat
yang dilakukan intervensi
Penyebut Jumlah keluarga prasehat dan tidak sehat di
wilayah kerja Puskesmas
Cara menghitung Pembilang dibagi penyebut kali 100%
Ukuran indikator Kinerja baik jika Jumlah semua keluarga
prasehat dan tidak sehat yang dilakukan
intervensi
Sumber data Tim pengelola PIS PK di Puskesmas
Target/ standart 100% = 10
Penanggung jawab Kepala Puskesmas

ii. Kelengkapan pengisian jabatan struktural dan fungsional

Indikator Kelengkapan pengisian jabatan strukturan


dan fungsional sesuai persyaratan dalam
struktur Organisasi

Dimensi Mutu Efektivitas

Tujuan Kelancaran administrasi dan manajemen


Puskesmas

Definisi Operasional Jabatan adalah jabatan structural dan


fungsional sebagaimana tersurat dalam
struktur organisasi Puskesmas

Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jabatan struktural dan fungsional yang telah


diisi sesuai dengan kompetensinya

Penyebut Jumlah posisi jabatan structural dan


fungsional yang ada dalam struktur

Cara menghitung Jabtan struktural dan fungsional yang telah


diisi sesuai dengan kompetensinya dibagi
jumlah posisi jabatan structural dan
fungsional yang ada dalam struktur dikali 100
%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil kinerja sesuai dengan


target

Sumber Data Kepegawaian

Target/Standar >80%

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

jj. Adanya peraturan Karyawan


Indikator Adanya peraturan Karyawan

Dimensi Mutu Efektivitas

Tujuan Kelancaran administrasi dan manajemen


SDM PNS dan Non PNS Puskesmas dan
keseimbangan kesejahteraan karyawan dan
kinerja pelayanan

Definisi Operasional Peraturan Karyawan Puskesmas adalah


seperangkat peraturan yang ditetapkan oleh
Puskesmas, berlaku dan mengikat bagi setiap
karyawan, dimaksudkan sebagai peraturan
kerja agar ada kepastian tugas, kewajiban,
dan hak-hak karyawan Puskesmas, sehingga
tercipta dan terpelihara keserasian hubungan
kerja untuk menjamin keseimbangan antara
kesejahteraan dan kinerja pelayanan

Frekuensi 1 Tahun sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahu sekali

Pembilang Peraturan Karyawan Puskesmas

Penyebut 1

Cara menghitung Ada peraturan karyawan dibagi 1 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika hasil sesuai standar

Sumber Data Tata Usaha

Target/Standar Ada ditetapkan oleh Kepala Puskesmas / 100


%

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

kk. Adanya daftar urut kepangkatan


Indikator Adanya daftar urut kepangkatan

Dimensi Mutu Efektivitas

Tujuan Kelancaran administrasi kepegawaian di


Puskesmas

Definisi Operasional Daftar Urutan Kepangkatan adalh salah satu


bahan objektif untuk melaksanakan
pembinaan karir karyawan berdasarkan
system karir dan prestasi krj.

Frekuensi 12 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 12 bulan

Pembilang Daftar Urutan Kepangkatan

Penyebut 1

Cara menghitung Daftar urut kepangkatan dibagi 1 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai dengan target

Sumber Data Kepegawaian

Target/Standar Ada dan di update tiap 12 bulan / 100 %

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

ll. Adanya Rencana Strategis Bisnis


Indikator Adanya Rencan Strategis Bisnis dan
Anggaran

Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas

Tujuan Untuk merencanakan kegiatan 5 tahun


kedepan

Definisi Operasional Efisiensi, efektifitas

Frekuensi 1 tahun
Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahun

Pembilang Adanya dokumen perencanaan puskesmas 5


tahunan (RSB) dan 1 tahunan (RBA)

Penyebut 1

Cara menghitung Cukup jelas

Ukuran Indikator Kinerja baik jika Puskesmas mempunyai


dokumen perncanaan 5 tahunan

Sumber Data Perencanaan Puskesmas

Target/Standar Ada / 100 %

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

mm. Adanya pengembangan SDM


Indikator Adanya pengembangan SDM

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Menggambarkan adanya pengembangan


Sumber daya manusia

Definisi Operasional Adanya suatu proses perencanaan pendidikan,


pelatihan dan pengelolan tenaga kerja atau
karyawan UPT Puskesmas untuk mencapi
suatu hasil yang optimal

Frekuensi 1 tahun sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahun sekali

Pembilang Adanya dokumen rencana pendidikan dan


pelatihan fungsional dan teknis bagi karyawan
Puskesmas

Penyebut 1

Cara menghitung Adanya dokumen pengembangan SDM (1)


dibagi 1 kali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika Puskesmas mempunyai


dokumen perencanaan pengembangan SDM

Sumber Data Kepegawaian

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Pokja Admen

nn. Ketepatan pengKenaikan Pangkat


Indikator Ketetapan pengusulan Kenaikan Pangkat

Dimensi Mutu Efektivitas, efisiensi, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian Puskesmas terhdap


tingkat kesejahteraan pegawai

Definisi Operasional Usulan kenaikan pangkat pegawai dilkukan


dua periode dalam satu tahun yaitu bulan April
dan Oktober

Frekuensi 1 tahun
Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahun

Pembilang Jumlah pgawai yang diusulkan tepat waktu


sesuai periode kenaikan pangkat dalam satu
tahun

Penyebut Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya


iusulkan kenaikan pangkat dalam satu tahun

Cara menghitung Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu


sesuai priode kenaikan pangkat dalam satu
tahun dibagi Jumlah seluruh pegawai yang
eharusnya diusulkan kenaikan pangkat dalam
satu tahun dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika capian sesuai target

Sumber Data Kepegawaian

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

oo. Ketepatan pengusulan KGB


Indikator Ketepatan pengusulan KGB

Dimensi Mutu Efektivitas, kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian Puskesmas


terhadap kesejahteraan pegawai

Definisi Operasional Kenaikan gaji bekala hadala kenaikan gaji


secara periodik sesuai peraturan kepegawaian
yang berlaku

Frekuensi Satu tahun


Pengumpulan Data

Periode Analisa Satu tahun

Pembilang Jumlah pegawai yang diusulkan kenaikan gaji


berkala tepat waktu dalam satu tahun

Penyebut Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya


diusulkan kenaikan gaji berkala dalam satu
tahun

Cara menghitung Jumlah pegawai yang diusulkan kenaikan gaji


berkala tepat waktu dalam satu tahun dibgi
jumlah seluruh pegawai yang seharusnya
diusulkan kenaikan gaji berkala dalm satu
tahun

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai dengan target

Sumber Data Kepegawaian

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala Tata Usaha

pp. Pelaksanaan pengembangan SDM


Indikator Pelaksanaan pengembangan SDM

Dimensi Mutu Kompetensi

Tujuan Mengetahui realisasi yang dicapai berdasarkan


rencana pengembangan SDM yang telah
disusun

Definisi Operasional Adanya suatu proses pelaksanaan pendidikan,


pelatihan dan pengelolaan tenaga kerja atau
karyawan UPT Puskesmas dalam upaya untuk
mencapai suatu hasil yang optimal

Frekuensi 1 tahun
Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahun

Pembilang Ada dokumen relisasi pelaksanaan pendidikan


dan pelatihan fungsional dan teknis bagi
karyawan Puskesmas

Penyebut 1

Cara menghitung Adanya dokumen resalisasi pelaksanaan


pengembangan SDM (nilai 1) dibagi 1 kali 100
%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika adanya dokumen/ laporan


realisasi pelaksanaan pengembangan SDM

Sumber Data Kepegawaian

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Pokja Admen

qq. Karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun


Indikator Karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20
jam per tahun

Dimensi Mutu Kompetensi teksi

Tujuan Tergambarnya kepedulian Puskesmas


terhadap kualitas sumber daya mnusia

Definisi Operasional Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan


kompetensi karyawan yang dilakukan baik di
Puskesmas ataupun di luar Puskesmas yang
bukan merupakan pendidikan formal. Minimal
per karyawan 20 jam per tahun

Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan


minimal 20 jam pertahun

Penyebut Jumlah seluruh karyawan Puskesmas

Cara menghitung Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan


minimal 20 jam pertahun dibagi Jumlah seluruh
karyawan Puskesmas dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerj baik, jika hasil sesuai target

Sumber Data Tata Usaha

Target/Standar 10%

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

rr. Pengelola keuangan :

1) Ketepatan penyusunan laporan keuangan

Indikator Ketepatan penyusunan laporan keuangan


Dimensi Mutu Efektifitas

Tujuan Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan


Puskesmaa

Definisi Operasional Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran


dan arus kas Laporan keuangan harus
diselesaikan sebelum tanggal 5 setiap bulan
berikutnya

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 3 bulan

Pembilang Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan


sebelum tnggal 5 setiap bulan berikutnya dalam
tiga bulan

Penyebut Jumlah laporan keuangan yang hrus


diselesaikan dalam tiga bulan

Cara menghitung Cukup jelas

Ukuran Indikator Kinerja baik jika sesui target

Sumber Data Tata Usaha

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

2) Cost Recovery

Indikator Cost Recovery

Dimensi Mutu Efisiensi, Efektivitas

Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan


Puskesmas

Definisi Operasional Cost recovery Adalah jumlah pendapatan


fungsional dalam periode waktu tertentu dibagi
dengan juml ah pembelanjaan operasional
dalam periode waktu tertentu

Frekuensi Tiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa 3 bulan

Pembilang Jumlah pendapatan fungsional dalam satu


bulan

Penyebut Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu


bulan

Cara menghitung Jumlah pendapatan fungsional dalam satu


bulan dibagi Jumlah pembelanjaan operasional
dalam satu bulan dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerj baik jika hasil sesuai target

Sumber Data Keuangan

Target/Standar  85 %

Penanggungjawab Kepala Tata Usaha

3) Kelengkapan pelaporan akuntabilitas dan kineyrja

Indikator Kelengkapan pelaporan akuntabilitas dan kinerja

Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi


Puskesmas dalam menunjukkan akuntabilitas
kinerja pelayanan

Definisi Operasional Akuntabilitas kinerja adalah prwujudn kewajiban


Puskesmas untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan melalui
pertanggungjawaban secara priodik. Laporan
akuntabilitas kinerja yang memuat pencapian
indikator-indikator yang ada pada SPM (standart
pelaynan minimal), indikator-indikator kinerja
pada rencana strategik bisnis Puskesmas, dan
indikator-indikator kinerja yang lin yang
dipesyaratkan oleh Pemerintah Daerah. Laporan
akuntabilitas kinerja minimal dilakukan 12 bulan
sekali

Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa
3 bulan

Pembilang Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap dan


dilakukan minimal 1 kali dalam satu tahun

Penyebut Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya


disusun dalam atu tahun

Cara menghitung Sudah cukup jelas

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika hasil sesuai dengan target

Sumber Data Tata Usaha


Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

B. Indikator Upaya Kesehatan Masyarakat


1. Kesehatan Ibu dan Anak dan KB
a. Cakupan kunjungan Ibu hamil (Akses/K1)

Indikator Cakupan kunjungan Antenatal Care pada ibu


Hamil (K1)

Pengertian 1) Kontak pertama ibu hamil dengan tenaga


kesehatan yang mempunyai kompetensi,
untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standart. Kontak
pertama harus dilakukan sedini mungkin
pada trimester pertama, sebaiknya sebelum
minngu ke 8. Tenaga yang melakkan adalah
Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter
Spesialis Kebidanan baik yang bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
maupun swasta yang memiliki Surat Tanda
Register (STR).
2) Yang disebut dengan standart pelayanan
antenatal adalah pelayanan yang dilakukan
kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria
10 T yaitu :
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi
badan;
b) Ukur tekanan darah;
c) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan
Atas/ LILA);
d) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e) Tentukan prestasi janin dan Denyut
Jantung Janin (DJJ);
f) Skrining status imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bita diperlukan;
g) Pemberian tablet tambahan darah
minimal 90 tablet selama kehamilan;
h) Tes laboratorium: tes kehamilan,
pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan golongan darah (bila belum
penah dilakukan sebelumnya),
pemeriksaan protein urin (bila ada
indikasi); yang pemberian pelayanannya
disesuaikan dengan trimester kehamilan.
i) Tatalaksana/ penanganan kasus sesuai
kewenangan;
j) Temu wicara (konseling)

Dimensi Mutu Keselamatan, akses,


Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam
pelayanan antenatal sesuai dengan stsandart

Definisi Operasional Kunjungan K1 Ibu hamil adalah cakupan ibu


hamil yang telah melakukan kunjungan pertama
kali pada kehamilan trimester pertama yang
memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standart, pada di wilayah kerja
puskesmas

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Tiga bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan


pertama pada Trimester pertama dan
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standart oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja


puskesmas dalam 1 tahun

Cara menghitung Jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan


pertama pada trimester I, dan mendapatkan
pelayanan sesuai standart oleh tenaga
kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam
kurun waktu tertentu dibagi
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas dalam 1 tahun dikali 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase ibu hamil


yang melakukan kunjungan pertama pada
trimester I sesuai target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksanaan KIA

b. Cakupan kunjungan Ibu hamil (kunjungan K 4 ibu hamil)

Indikator Cakupan kunjungan Antenatal Care pada ibu


Hamil (K4)

Pengertian 1. Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil


minimal 4 kali selama kehamilan dengan
jadwal satu kali pada trimester pertama, satu
kali pada trimester kedia dan dua kali pada
trimester ketiga yang dilakukan oleh Bidan
dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis
Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maupun
swasta yang memiliki Surat Tanda Register
(STR).
2. Yang disebut dengan standart pelayanan
antenatal adalah pelayanan yang dilakukan
kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria
10 T yaitu :
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi
badan;
b) Ukur tekanan darah;
c) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan
Atas/ LILA);
d) Ukur tinggi puncak rahim (fundus
uteri);
e) Tentukan prestasi janin dan Denyut
Jantung Janin (DJJ);
f) Skrining status imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bita diperlukan;
g) Pemberian tablet tambahan darah
minimal 90 tablet selama kehamilan;
h) Tes laboratorium: tes kehamilan,
pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan golongan darah (bila
belum penah dilakukan sebelumnya),
pemeriksaan protein urin (bila ada
indikasi); yang pemberian
pelayanannya disesuaikan dengan
trimester kehamilan.
i) Tatalaksana/ penanganan kasus
sesuai kewenangan;
j) Temu wicara (konseling)

Dimensi Mutu Keselamatan, akses,

Tujuan Tergambarnya kemam[puan Puskesmas dalam


pelayanan antenatal sesuai dengan stsandart

Definisi Operasional Kunjungan K4 Ibu hamil adalah cakupan ibu


hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standart, paling sedikit
4x dengan distribusi waktu 1x pada trimester 1,
1x pada trimester kedua dan 2x pada trimester
ketigadi wilayah kerja puskesmas

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Enam bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan


antenatal minimal 4x sesuai standart oleh
tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja


puskesmas dalam 1 tahun
Cara menghitung Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4x sesuai standart oleh
tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu tertentu dibagi
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas dalam 1 tahun dikali 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase ibu hamil


yang mendapatkan pelayanan ANC sebanyak 4
kali sesuai target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksanaan KIA

c. Cakupan Skrining Status Imunisasi TT Ibu Hamil

Indikator Cakupan Skrining Status Imunisasi TT Ibu Hamil

Pengertian Skrening yang dilakukan oleh petugas Imunisasi


terhadap semua ibu hamil untuk mendapatkan
imunisasi TT.

Dimensi Mutu Keselamatan, akses,

Tujuan 1. Untuk melakukan pengkajian data ibu hamil


2. Melengkapi bila belum terlindungi imunisasi
TT

Definisi Operasional Skrening Imunisasi adalah pengkajian status


imunisasi pada ibu hamil untuk mendapatkan
imunisasi lanjutan apabila status imunisasi
belum mencapai TT5.
a) TT0 dilakukan pada saat imunisasi dasar
pada bayi
b) TT1 dilakukan pada saat imunisasi dasar
pada bayi
c) TT2 dilakukan pada saat imunisasi dasar
pada bayi
d) TT3 dilakukan pada saat BIAS kelas satu
e) TT4 dilakukan pada saat BIAS kelas dua
f) TT5 dilakukan pada saat BIAS kelas tiga

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Tiga bulan sekali


Pembilang Jumlah ibu hamil yang dilakukan skrening
Imunisasi TT di wilayah kerja puskesmas dalam
kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja


puskesmas dalam 1 tahun

Cara menghitung Jumlah ibu hamil yang dilakukan skrening


imunisasi oleh tenaga kesehatan di wilayah
kerja puskesmas dalam kurun waktu tertentu
dibagi
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas dalam 1 tahun dikali 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase ibu hamil


yang mendapatakan skrening imunisasi TT
sesuai target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksanaan KIA

d. Pelayanan kesehatan ibu bersalin

Indikator Cakupan Pelayanan pertolongan persalinan


oleh Bidan atau tenaga kesehatan yang
dimiliki kompetensi kebidanan

Pengertian 1) Pelayanan persalinan sesuai standart


adalah persalinan yang dilakukan oleh
Bidan dan atu Dokter dan atau Dokter
Spesialis Kebidanan yang bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah
maupun Swasta yang memiliki Surat
Tanda Register (STR) baik persalinan
normal dan atu persalinan dengan
komplikasi.
2) Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
Polindes, Poskesdes, Puskesmas, bidan
praktek swasta, klinik pratama, klinik
utama, klinik anak, balai kesehatan ibu
dan anak, rumah sakit pemerintah
maupun swasta.
3) Standart pelayanan persalinan normal
mengikuti acuan asuhan persalinan
normal yang tercantum dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014
tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah Melahirkan.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Seksual. Adapun untuk persalinan
dengan komplikasi mengikuti acuan dari
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasiltas Kesehatan Rujukan.

Dimensi Mutu Keselamatan. akses

Tujuan Tergambarnya proporsi persalinan yang


ditangani oleh tenaga kesehatan dan
kemampuan manajemen program KIA dalam
pertolongan persalinan sesuai standart

Definisi Operasional Capaian kinerja Puskesmas dan Jaringannya


dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu
bersalin dinilai dari cakupan pelayanan
kesehatan ibu bersalin sesuai standart di
wilayah Puskesmas dan Jaringannya dalam
kurun waktu satu tahun.

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Enam bulan sekali

Pembilang Jumah persalinan yang ditolong oleh tenaga


kesehatan kompeten di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu

Penyebut Jumlah semua ibu bersalin di wilayah


kabupaten Blora tersebut dalam kurun waktu
satu tahun yang sama.

Cara menghitung Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga


kesehatan kompeten di wilayah kesehatan
kompeten di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu dibagi Jumlag semua ibu
bersalin di wilayah kabupaten Blora tersebut
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika cakupan persalinan


nakes sesuai dengan target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100%

Penanggungjawab Pelaksana KIA

e. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Indikator Cakupan ibu nifas yang mendapatkan


pelayanan sesuai standart

Pengertian Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada


ibu nifas sebanyak 3 kali di wilayah kerja
puskesmas sesuai standart yang dilakukan
oleh petugas kesehatan yang kompeten

Dimensi Mutu Keselamatan, akses

Tujuan Tergambarnya pelayanan yang diberikan


kepada ibu nifas oleh tenaga kesehatan
sesuai standart

Definisi Operasional Cakupan ibu nifas yang telah memperoleh


pelayanan kesehatan sebanyak 3 kali yaitu 1
kali pada 6 jam s/d 3 hari, 4 s/d 28 hari, 29
s/d 42 hari sesuai dengan standart di wilayah
kerja puskesmas

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu nifas yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sebanyak 3 kali yaitu
pada 6 jam s/d 3 hari, 4 s/d 28 hari, 29 s/d 42
hari sesuai dengan stndart

Penyebut Jumlah semua ibu hamil di wilayah


Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Cara menghitung Jumlah ibu nifas yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai dengan standart
dibagi jumlah semua ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu tertentu
dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja baik jika cakupan pelayanan ibu nifas


sesuai target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana KIA

f. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir

Indikator Pelayanan kunjungan neonatus 0-28 hari (KN


Lengkap)

Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas dan kualitas

Tujuan Tergambarnya pelayanan yang diberikan


kepada neonatus usia 0-28 hari oleh petugas
kesehatan yang kompeten sesuai standart

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan bayi adalah cakupan


bayi yang mendapatkan pelayanan paripuma
minimal 3x yaitu: 1 kali pada 6 s/d 48 jam, 1
kali pada umur 3-7 hari, dan 1x pada umur 8-
28 hari sesuai standart di wilayah puskesmas
dalam kurun waktu

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang


mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 3 kali sesuai dengan standart

Penyebut Jumlah Semua bayi baru lahir di wilayah


Kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun

Cara menghitung Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 3 kali sesuai dengan standart
dibagi jumlah semua bayi baru lahir di
wilayah Kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja baik jika hasil cakupan seuai dengan


target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana KIA

g. Cakupan Kunjungan Bayi

Indikator Cakupan Kunjungan Bayi

Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas dan kualitas

Tujuan Tergambarnya pelayanan yang diberikan


kepada bayi oleh petugas kesehatan yang
kompeten sesuai standart

Definisi Operasional Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan


kunjungn bayi umur 1 tahun sebanyak 4x
selama 1 tahun yang mendapatkan
pelayanan paripuma sesuai standart di
wilayah puskesmas dalam kurun waktu

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali


Pembilang Jumlah bayi yang melakukan kunjungan
sebanyak 4x dalam setahun yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standart

Penyebut Jumlah Semua bayi di wilayah Kerja


Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Cara menghitung Jumlah bayi yang berkunjung 4x dalam


setahun yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standart dibagi
jumlah semua bayi di wilayah Kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja baik jika hasil cakupan seuai dengan


target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana KIA

h. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar

Indikator Pelayanan skrining kesehatan siswa sekolah


pendidikan dasar

Dimensi Mutu Promitif Preventif

Tujuan Tergambarnya cakupan skrining kesehatan


siswa sekolah pendidikan dasar

Definisi Operasional Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan


dasar adalah skrining kesehatan terpadu
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan sasaran siswa pada sekolah
pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar/MI dan
Sekolah Menengah Pertama/MTs di wilayah
kerja Puskesmas dalam waktu kurun waktu
setahun

Frekuensi Setahun 1 kali


Pengumpulan Data

Periode Analisa Setahun sekali

Pembilang Jumlah siswa sekolah pendidikan dasar yang


dilakukan skrining kesehatan

Penyebut Jumlah seluruh siswa sekolah pendidikan


dasar yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu 1 tahun

Cara menghitung Jumlah siswa sekolah pendidikan dasar yang


dilakukan skrining kesehatan dibagi Jumlah
seluruh siswa sekolah pendidikan dasar yang
ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja baik jika cakupan skrining pada


siswa pendidikan dasar sesuai dengan target

Sumber Data Program UKS

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana UKS

i. Cakupan pelayanan PUS yang memakai kontrasepsi (KB)

Indikator Pelayanan KB yang diberikan pada PUS

Dimensi Mutu Promotif Preventif

Tujuan Tergambarnya cakupan pelayanan KB


kepada PUS sesuai standart

Definisi Operasional Setiap Pasangan Usia Subur harus


mendapatkan pelayanan kontrasepsi sesuai
standart

Frekuensi Setahun 1 kali


Pengumpulan Data

Periode Analisa Setahun sekali

Pembilang Jumlah Pasangan usia subur yang


mendapatkan pelayanan kontrasepsi dalam
kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah Pasangan Usia subur pada wilayah


Puskesmas dan dalam kurun waktu tertentu

Sumber Data PWS KIA, Kohort

Target/ Standart 80 %

Penanggungjawab Pelaksana KIA

j. Pelayanan kesehatan balita

Indikator Pelayanan kesehatan anak balita (12-59 bulan)

Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas dan kualitas

Tujuan Tergambarnya efektifitas, continuum of care


dan kualitas pelayanan kesehatan anak balita

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan anak balita adalah


cakupan anak balita (12-59 bulan) yang
memperoleh pelayanan sesuai standart,
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x
setahun, pemantauan perkembanan minimal
2x setahun, pemberian Vitamin A 2 kali
setahun.

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa Enam bulan sekali

Pembilang Jumlah balita 0-59 bulan yang mendapat


pelayanan kesehatan balita sesuai standart
dalam kurun waktu satu tahun

Penyebut Jumlah balita 0-59 bulan yang ada di wilayah


mendapat kerja dalam kurun waktu satu tahun
yang samatahun yang sama.

Cara menghitung Jumlah balita 0-59 bulan yang mendapat


pelayanan kesehatan balpita sesuai standart
dalam kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah
balita 0-59 bulan yang ada di wilayah ke7rja
samatahun yang sama dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana KIA

k. Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dengan


komplikasi yang ditangani

Indikator Cakupan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas


dengan komplikasi yang ditandatangani

Pengertian Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil,


ibu bersalin dan ibu nifas yang mengalami
komplikasi kebidanan di wilayah kerja sesuai
standart yang dilakukan oleh petugas
kesehatan yang kompeten

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan pelayanan ibu hamil, ibu
nifas dan ibu bersalin dengan komplikasi
sesuai dengan standart

Definisi Operasional Pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas


dengan komplikasi adalah cakupan ibu
dengan komplikasi kebidanan di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
yang ditangani secara definitive sesuai
dengan standart oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Enam bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu hamil dengan komplikasi yang


mendapatkan pelayanan sesuai standart oleh
tenaga kesehatan di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah 20% sasaran ibu hamil di wilayah


kerja puskesmas dalam 1 tahun

Cara menghitung Jumlah ibu hamil dengan komplikasi yang


mendapatkan pelayanan sesuai standart oleh
tenaga kesehatan di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu tertentu
dibagi Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas dalam 1 tahun dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, apabia cakupan


Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil,
ibu bersalin dan ibu nifas yang mengalami
komplikasi kebidanan sesuai target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100%

Penanggungjawab Pelaksana KIA

l. Pelayanan Neonatal dengan komplikasi yang ditangani

Indikator Cakupan Neonatal dengan komplikasi yang


ditandatangani

Pengertian Pelayanan yang diberikan kepada neonatal


yang mengalami komplikasi kebidanan di
wilayah kerja sesuai standart yang dilakukan
oleh petugas kesehatan yang kompeten

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan pelayanan neonatal
dengan komplikasi sesuai dengan standart

Definisi Operasional Pelayanan neonatal adalah cakupan nenatal


dengan komplikasi di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu yang
ditangani secara definitive sesuai dengan
standart oleh tenaga kesehatan kompeten
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan Data

Periode Analisa Enam bulan sekali

Pembilang Jumlah neonatal dengan komplikasi yang


mendapatkan pelayanan sesuai standart oleh
tenaga kesehatan di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah 20% sasaran ibu hamil di wilayah


kerja puskesmas dalam 1 tahun

Cara menghitung Jumlah ibu hamil dengan komplikasi yang


mendapatkan pelayanan sesuai standart oleh
tenaga kesehatan di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu tertentu
dibagi Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas dalam 1 tahun dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, apabia cakupan


Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil,
ibu bersalin dan ibu nifas yang mengalami
komplikasi kebidanan sesuai target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100%

Penanggungjawab Pelaksana KIA

m. Cakupan deteksi resiko tinggi oleh tenaga kesehatan

Indikator Cakupan deteksi resiko tinggi oleh tenaga


kesehatan

Pengertian Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil


yang mengalami resiko tinggi oleh tenaga
kesehatan kebidanan di wilayah kerja sesuai
standart yang dilakukan oleh petugas
kesehatan yang kompeten

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan pelayanan neonatal
dengan komplikasi sesuai dengan standart

Definisi Operasional Cakupan deteksi resiko tinggi ibu hamil oleh


tenaga kesehatan adalah cakupan ibu hamil
dengan faktor resiko atau komplikasi yang
ditemukan oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa Enam bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu hamil dengan resiko tinggi yang


ditemukan oleh tenaga kesehatan di wilayah
kerja puskesmas dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah 20% sasaran ibu hamil di wilayah


kerja puskesmas dalam 1 tahun

Cara menghitung Jumlah ibu hamil dengan resiko tinggi yang


ditemukan oleh tenaga kesehatan di wilayah
kerja puskesmas dalam kurun waktu tertentu
dibagi Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas dalam 1 tahun dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, apabia cakupan sesuai


target

Sumber Data PWSKIA

Target/ Standart 100%

Penanggungjawab Pelaksana KIA

2. Pelayanan Gizi
a. Cakupan balita yang dipantau tumbuh kembangnya

Indikator Balita yang dipantau tumbuh kembangnya

Dimensi Mutu Akses, Kesinambungan pelayanan

Tujuan Untuk mengetahui gambaran cakupan balita


yang dipantau tumbuh kembangnya

Definisi Operasional Semua balita 0 s/d 5 tahun yang dipantau


tumbuh kembangnya diseluruh posyandu
yang melapor diseluruh wilayah kerja pada
kurun waktu tertenru

Frekuensi Se bulan seklai


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah balita 0 s/d 5 tahun yang dipantau


tumbuh kembangnya di posyandu yang
melapor di seluruh wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu

Penyebut Semua balita umur 0 s/d 5 tahun yang ada


yang berasal dari seluruh [osyandu yang
melapor di suatu wilayah kerja pada waktu
tertentu

Cara menghitung Jumlah-jumlah balita umur 0 s/d 5 tahun yang


di pantau tumbuh kembangnya di posyandu
yang melapor di seluruh wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu dibagi semua balita
umur 0 s/d 5 tahun yang ada berasal dari
seluruh posyandu yang melapor di suatu
wilayah kerja pada waktu tertentu dikali 100
%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika cakupan sesuai target

Sumber Data SIP Posyandu, Kohort, F III Gizi, Posyanduqu

Target/Standar 90 %

Penanggung Jawab Pelaksana Gizi

b. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

Indikator Balita gizi buruk mendapat perawatan

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mendapat gambaran jumlah kasus balita gizi


buruk yang mendapatkan perawatan

Definisi Operasional Jumlah kasus balita gizi buruk yang dirawat


inap maupun rawat jalan di fasilitas
pelayanan kesehatan dan masyarakat

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah balita gizi buruk yang mendapatakan


perawatan difasilitas pelayanan ksehatan
dan masyarakat

Penyebut Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan di


suatu wilayah tertentu

Cara menghitung Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan


perawatan difasilitas pelayanan kesehatan
dan masyarakat dibagi jumlah balita gizi
buruk yang ditemukan di suatu wilayah
tertentu dikali 100 %

Ukuran Indikator Dinilai baik jika seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan mendapatkan perawatan baik
rawat inap, rawat jalan sesuai tatalaksana
gizi buruk di posyandu dan masyarakat

Sumber Data Sdu, FIII Gizi


Target/Standar 100 %

Penanggung Jawab Pelaksana Gizi

c. Cakupan ASI Eksklusif

Indikator Bayi umur 0-5 bulan mendapat ASI Eksklusif

Dimensi Mutu Akses, Kesinambungan

Tujuan Mengetahui gambaran jumlah bayi umur 0


s/d 6 bulan yang hanya diberi ASI

Definisi Operasional Jumlah seluruh bayi umur 0 hari s/d 5 bulan


29 hari yang hanya diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat atau
vitamin

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi 0-5 bulan yang diberi ASI saja


tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,
vitamin dan mineral berdasarkan recall 24
jam

Penyebut Jumlah seluruh bayi umur 0 s/d 5 bulan di


wilayah kerja dan dalam kurun waktu tertentu

Cara menghitung Jumlah seluruh bayi 0-5 bulan yang diberi


ASI saja tanpa makanan atau cairan lain
kecuali obat, vitamin dan mineral
berdasarkan recall 24 jam dibagi Jumlah
seluruh bayi umur 0 s/d 5 bulan di wilayah
kerja dan dalam kurun waktu tertentu dikali
100 %

Sumber Data KMS, SIP Posyandu, Kohort Bayi

Target/Standar 85 %

Penanggung Jawab Pelaksana Gizi dan KIA

d. Cakupan Vitamin A pada Bayi

Indikator Bayi 6s/d 11 bulan diberi kapsul vitamin A

Dimensi Mutu Akses, Ekfektifitas

Tujuan Untuk mengetahui gambaran cakupan vita,in


A pada bayi umur 6 s/d 11 bulan

Definisi Operasional Bayi umur 6 s/d 11 bulan yang mendapatkab


kapsul vitamin a biru dengan dosis 100.000
Internasional Unit pada periode enam bulan

Frekuensi 6 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi umur 6 s/d 11 bulan yang


mendapatlan kapsul vitaminA biru dengan
dosis 100.000 Internasional Unit pada
periode enam bulan

Penyebut Jumlah bayi umur 6 s/d 11 bulan

Sumber Data Laporan distribusi vitamin A bulan Februari


dan Agustus

Target/Standar 100 %

Penanggung Jawab Pelaksana Gizi

e. Cakupan Vitamin A pada Balita

Indikator Balita umur 12 s/d 59 bulan diberi kapsul


vitamin A

Dimensi Mutu Akses, Efektifitas

Tujuan Untuk mengetahui gambaran cakupan


vitamin A pada bayi umur 12 s/d 59 bulan

Definisi Operasional Balita umur 12 s/d 59 bulan yang


mendapatkan kapsul vitamin A merah
dengan dosis 200.000 Internasional Unit
pada periode enam bulan

Frekuensi 6 bulab sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah anak balita umur 12 s/d 59 bulan


yang mendapatkan kapsul vitamib A merah
dengan dosis 200.000 Internasional Unit
pada periode enam bulan

Penyebut Jumlah anak balita umur 12 s/d 59 bulan


diwilayah kerja

Cara menghitung Jumlah anak balita umur 12 s/d 59 bulan


yang mendapatkan kapsul vitamin A merah
dengan dosis 200.000 Internasional Unit
pada periode enam Internasional Unit pada
periode enam bulan bagi Jumlah anak balita
umur 12 s/d 59 bulan dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika cakupan sesuai target


Sumber Data Laporan distribusi vitamin A bulan Februari
dan Agustus

Target/Standar 100 %

Penanggung Jawab Pelaksana Gizi

f. Cakupan Garam beryodium

Indikator Rumah tangga yang mengkonsumsi garam


beryodium

Dimensi Mutu Akses, efektifitas

Tujuan Untuk mengetahui cakupan garam


beryodium tingkat rumah tangga

Definisi Operasional Seluruh anggota rumah tangga yang


mengkonsumsi garam beryodium dan
pemantauan dilakukan melalui sekolah
dasar/MI/Posyandu pada tiap desa/
kelurahan

Frekuensi 2 kali setahun


Pengumpulan Data

Periode Analisa 2 kali setahun

Pembilang Jumlah desa atau kelurahan dengan hasil


pemeriksaan garam baik

Penyebut Jumlah desa atau kelurahan yang diperiksa

Sumber Data Hasil pemantauan konsumsi garam


beryodium

Target / Standar 80 %

Penanggungjawab Pelaksana Gizi

g. Prosentase balita gizi buruk

Indikator Prosentase balita gizi buruk

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran balita gizi buruk di


wilayah kerja puskesmas

Definisi Operasional Balita dengan status gizi berdasarkan


indeks Berat Badan menurut Panjang
Badan (BB/PB) atau Tinggi Badan (BB/TB)
dengan nilai z-score < 3 SD (sangat kurus)
dengan atau terdapat tanda klinis gizi buruk
lainnya.

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan dengan


status gizi buruk berdasarkan indeks BB/PB
atau BB/TB < -3 SD

Penyebut jumlah balita 0 s/d 59 bulan yang ditimbang


di wilayah dalam kurun waktu tertentu

Cara menghitung Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan dengan


status gizi buruk berdasarkan indeks BB/PB
atau BB/TB dibagi Jumlah balita umur 0 s/d
59 bulan yang ditimbang di wilayah dalam
kurun waktu tertentu dikali 100 %

Ukuran indicator Kinerja baik jika prosentase balita gizi buruk


dibawah target

Sumber Data SIP, Kohort, RR Puskesmas, RR RS

Target / Standar 0,09 %

Penanggungjawab Pelaksana Gizi

h. Prosentase balita pendek/ stunting

Indikator Prosentase Balita stunting

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran balita stunting di


wilayah kerja puskesmas

Definisi Operasional Balita dengan status gizi berdasarkan


indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
atau Panjang Badan menurut Umur (PB/U)
dengan nilai z-score < 2 SD

Frekuensi 2 kali setahun


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah balita umur 6 s/d 59 bulan dengan


status gizi stunting berdasarkan indeks
TB/U atau PB/U

Penyebut Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan yang


ditimbang di wilayah dalam kurun waktu
tertentu

Cara menghitung Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan dengan


status gizi stunting berdasarkan indeks
TB/U atau PB/U dibagi Jumlah balita umur
0 s/d 59 bulan yang ditimbang di wilayah
dalam kurun waktu tertentu dikali 100 %

Ukuran indicator Kinerja baik jika prosentase balita stunting


dibawah target

Sumber Data SIP, Kohort, RR Puskesmas

Target / Standar 20 %

Penanggungjawab Pelaksana Gizi

i. Cakupan Ibu Hamil dapat 90 tablet besi

Indikator ibu hamil yang mendapatkan tablet besi


minimal 90 tablet

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Untuk mengetahui ibu hamil yang


mendapat tablet besi minimal 90 tablet

Definisi Operasional Setiap ibu hamil harus mendapatkan


tablet besi minimal 90 tablet

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu hamil yang mendapatkan


tablet besi minimal 90 tablet

Penyebut Jumlah sasaran ibu hamil dalam wilayah


dan kurun waktu tertentu

Cara menghitung Jumlah ibu hamil yang mendapatkan


tablet besi minimal 90 tablet dibagi jumlah
sasaran ibu hamil dalam wilayah dan
kurun waktu tertentu dikali 100%

Ukuran indicator Kinerja baik jika cakupan tablet besi pada


ibu hamil sesuai target

Sumber Data PWS KIA, Laporan Gizi, Kohort

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana KIA

j. Prosentase ibu hamil yang menderita KEK

Indikator Prosentase ibu hamil yang menderita KEK


Dimensi Mutu Akses

Tujuan Mengetahui gambaran ibu hamil yang


menderita KEK

Definisi Operasional Jumlah ibu hamil yang menderita


kekurangan Energi Kronis berdasarkan
pengukuran Lingkar lengan Atas dengan
hasil kurang dari 23,5 Cm

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan skali

Pembilang Jumlah ibu hamil yang menderita KEK

Penyebut Jumlah ibu hamil dalam kurun waktu


tertentu

Cara menghitung Jumlah ibu hamil yang menderita KEK


dibagi Jumlah Ibu hamil dalam kurun
waktu tertentu dikali 100 %

Sumber Data Buku KIA, Kohort, laporan KIA, PWS KIA

Target / Standar 3,5 %

Penanggungjawab Pelaksana KIA

k. Cakupan ibu hamil KEK yang mendapat perawatan

Indikator Cakupan ibu hamil KEK yang mendapat


perawatan

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mendapat gambaran jumlah ibu hamil KEK


yang mendapatkan perawatan

Definisi Operasional Jumlah ibu hamil KEK yang mendapatkan


perawatan sesuai standar

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu hamil KEK yang mendapatakan


perawatan sesuai standart

Penyebut Jumlah ibu hamil KEK yang ditemukan di


suatu wilayah tertentu

Cara menghitung Jumlah ibu hamil KEK yang mendapatkan


perawatan sesuai standar dibagi jumlah ibu
hamil KEK yang ditemukan di suatu wilayah
tertentu dikali 100 %

Ukuran Indikator Dinilai baik jika cakupan sesuai target

Sumber Data Sdu, FIII Gizi

Target/Standar 100 %

Penanggung Jawab Pelaksana Gizi

3. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


a. Cakupan PHBS Rumah Tangga

Indikator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat

Dimensi Mutu Promotif, Preventif, akses

Tujuan Mengetahui cakupan Rumah tangga yang


telah melaksanakan Perilaku Hidup bersih
dan sehat

Definisi Operasional Jumlah rumah tangga yang telah


menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat

Frekuensi 1 tahun sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahun sekali

Pembilang Jumlah rumah tangga yang telah


berperilaku hidup bersih sehat dalam
kurun waktu tertentu di wilayah kerja
Puskesmas

Penyebut Jumlah rumah tangga di wilayah kerja

Sumber Data Pendataan PHBS

Target/Standar 90%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes

b. Cakupan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

Indikator Cakupan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

Dimensi Mutu Akses, berkesinambungan

Tujuan Mengetahui gambaran desa yang telah


melaksanakan kegiatan desa siaga

Definisi Operasional Desa yang telah terbentuk Forum


Kesehatan Desa dan mempunyai fasilitas
pelayanan kesehatan Dasar di wilayah
Desa tersebut.

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahun

Pembilang Jumlah Desa yang telah melaksanakan


kegiatan Desa Siaga

Penyebut Jumlah seluruh Desa yang ada di wilayah


kerja Puskesmas

Cara Menghitung Jumlah Desa yang telah melaksanakan


kegiatan Desa Siaga dibagi jumlah seluruh
Desa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika cakupan Desa siaga Aktif


sesuai target

Sumber Data Laporan Desa Siaga

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes

c. Cakupan penyuluhan kelompok 12 kali @ 60 menit

Indikator Penyuluhan kelompok 12x @ 60 menit

Dimensi Mutu Preventif Promotif

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan penyuluhan kepada
kelompok yang ada di wilayah kerjanya

Definisi Operasional Penyuluhan kelompok adalah upaya


penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas kepada kelompok
yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu tertentu

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penyuluhan kelompok yang


dilakukan oleh tenaga Puskesmas

Penyebut 12
Cara Menghitung Jumlah penyuluhan kelompok yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dibagi 12 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data Pencatatan kegiatan Promkes

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes

d. Cakupan penyuluhan kelompok dalam gedung 96 kali @ 60


menit

Indikator Penyuluhan kelompok di dalam gedung 96


x @ 60 menit

Dimensi Mutu Preventif Promotif

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan penyuluhan di dalam
gedung yang ada di wilayah kerjanya

Definisi Operasional Penyuluhan kelompok adalah upaya


penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas kepada kelompok
yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu tertentu

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penyuluhan kelompok yang


dilakukan oleh tenaga Puskesmas

Penyebut 96

Cara Menghitung Jumlah penyuluhan kelompok yang


dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dibagi 96 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data Pencatatan kegiatan Promkes

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes


e. Cakupan Promosi untuk pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan 12 kali @ 120 menit

Indikator Promosi untuk pemberdayaan


masyarakat bidang kesehatan 12x @ 120
menit

Dimensi Mutu Promotif Preventif

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan promosi untuk
pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan

Definisi Operasional Promosi untuk pemberdayaan


masyarakat bidang kesehatan
Puskesmas untuk pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
dalam kurun waktu tertentu

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kegiatan promosi kesehatan


untuk pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas

Penyebut 12

Cara Menghitung Data Kegiatan Promkes

Ukuran Indikator 100 %

Sumber Data Pelaksana Promkes

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes

f. Cakupan Indikator Keluarga Sehat

Indikator Indeks Keluarga Sehat

Dimensi Mutu Promotif, Preventif

Tujuan Mengetahui gambaran cakupan Indeks


Keluarga Sehat Puskesmas

Definisi Operasional Jumlah keluarga yang telah menerapkan


12 indikator keluarga sehat

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah Y dalam 12 indikator keluarga


sehat

Penyebut Jumlah rumah tangga yang telah


dilakukan pendataan dan kunjungan
rumah diwilayah kerja

Sumber Data Pendataan KS

Target/Standar 30%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes

g. Cakupan pembinaan UKBM melalui prosentase kenaikan status


Posyandu Purnama dan Mandiri

Indikator Cakupan pembinaan UKBM melalui


prosentase kenaikan status Posyandu
Purnama dan Mandiri

Dimensi Mutu Promotif, Preventif

Tujuan Mengetahui gambaran cakupan


Ipembinaan UKBM

Definisi Operasional Jumlah Posyandu yang di bina sehingga


mengalami kenaikan status yaitu menjadi
Paripuna dan Mandiri

Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kenaikan status Posyandu ke


Paripurna dan mandiri

Penyebut Jumlah seluruh Posyandu yang di bina di


wilayah kerja

Sumber Data Promkes

Target/Standar 65%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes

4. Pelayanan Kesehatan Lingkungan


a. Cakupan Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
Indikator Desa yang telah melaksanakan STBM

Dimensi Mutu Akses, Promotif, Preventif

Tujuan Mengetahui gambaran desa yang telah


melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
masyarakat

Definisi Operasional Desa yang telah melaksanakan


pemicuan, ada Natural Leader, ada
tindaklanjut monitoring di wilayah kerja
dan waktu tertentu

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah Desa yang telah melaksanakan


STBM

Penyebut Jumlah Desa yang ada di wilayah kerja


puskesmas

Cara Menghitung Jumlah Desa yang telah melaksanakan


STBM dibagi Jumlah Desa di wilayah
kerja puskesmas dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data STBM Smart

Target/Standar 100

Penanggungjawab Pelaksana Kesling

b. Akses jamban keluarga

Indikator Cakupan jamban sehat

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Mengetahui gambaran rumah tangga yang


telah menggunakan jamban sehat

Definisi Operasional Jumlah rumah tangga yang telah


mempergunakan jamban sehat, baik
jamban sehat permanen, semi permanen
maupun sharing di wilayah kerja

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 3 bulan

Pembilang Jumlah rumah tangga yang telah


mempergunakan jamban sehat permanen,
semi permanen, dan sharing diwilayah
kerja puskesmas di wilayah kerja

Penyebut Jumlah rumah tangga di wilayah kerja


puskesmas dalam kurun waktu tertentu

Cara Menghitung Jumlah rumah tangga yang telah


mempergunakan jamban sehat permanen,
semi permanen, dan sharing diwilayah
kerja puskesmas di wilayah kerja dibagi
Jumlah rumah tangga di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu tertentu
dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan hasil sesuai


target

Sumber Data Pendataan, STBM Smart

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana Kesling

c. Cakupan akses Air Bersih Rumah Tangga

Indikator Cakupan akses Air Bersih Rumah Tangga

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Mengetahui gambaran rumah tangga yang


telah menggunakan air bersih

Definisi Operasional Jumlah rumah tangga yang telah


mempergunakan air bersih

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah rumah tangga yang telah


mengakses air bersih di wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah rumah tangga dalam wilayah kerja

Cara Menghitung Jumlah rumah tangga yang telah


mengakses air bersih di wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu dibagi Jumlah
rumah tangga dalam wilayah kerja dikali
100%

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data Pendataan Kesling,

Target/Standar 100%
Penanggungjawab Petugas Kesling

d. Cakupan Rumah Sehat

Indikator Cakupan Rumah Sehat

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Mengetahui gambaran rumah tangga yang


telah menggunakan tempat tinggal yang
memenuhi syarat

Definisi Operasional Jumlah rumah yangga yang telah


mempunyai tempat tinggal/rumah yang
memenuhi syarat kesehatan, berdasarkan
kriteria : menggunakan hamban sehat,
punya sarana air bersih, tempat sampah,
pembuangan limbah, ventilasi ubin dan
kepadatan hunian rumah sesuai

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 1 tahun

Pembilang Jumlah rumah tangga yang telah


mempunyai rumah sehat di wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah rumah tangga dalam wilayah kerja

Sumber Data Pendataan,

Target/Standar 76%

Penanggungjawab Pelaksana Kesling

e. Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan

Indikator Cakupan TTU yang memenuhi syarat


kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran TTU yang


memenuhi syarat

Definisi Operasional Cakupan Tempat umum adalah suatu


bangunan atau tempat yang dipergunakan
untuk sarana pelayanan umum. yang
memenuhi syarat kesehatan, berdasarkan
kriteria : terpenuhinya sanitasi dasar
(seperti air, jamban, limbah, sampah),
terlaksananya pengendalian vektor,
pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan
kriteria atau persyaratan atau standar
kesehatan.

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 tahun

Pembilang Jumlah TTU yang telah mempunyai


standart kesehatan di wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah semaua TTU dalam wilayah kerja

Sumber Data Pendataan,

Target/Standar 80 %

Penanggungjawab Pelaksana Kesling

f. Cakupan TPM yang memenuhi syarat kesehatan

Indikator Cakupan TPM yang memenuhi syarat


kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran TPM yang


memenuhi syarat

Definisi Operasional - Cakupan TPM adalah Tempat pengolahan


makanan (TPM) merupakan suatu
bangunan yang dipergunakan untuk
mengelola makanan. Suatu tempat yang
dimanfaatkan oleh masyarakat umum
seperti : pengrajin makanan, jasaboga,
pembuat kue, dll. yang memenuhi syarat
kesehatan, berdasarkan kriteria : air,
jamban, limbah, sampah, terlaksananya
pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan
minuman, pencahayaan, dan ventilasi sesuai
dengan kriteria, persyaratan atau standar
kesehatan. sesuai dengan kriteria atau
persyaratan atau standar kesehatan.

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 tahun

Pembilang Jumlah TPM yang telah mempunyai


standart kesehatan di wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah semaua TPM dalam wilayah kerja


Sumber Data Pendataan,

Target/Standar 80 %

Penanggungjawab Pelaksana Kesling

5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


a. Cakupan Desa UCI

Indikator Jumlah desa yang mencapai UCI

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Desa UCI adalah desa yang capaian


imunisasi dasar lengkapnya (BCG Ix,
DAPAT pentavalen 3x, Polio 4x, HB0 Ix,
Campak Ix) sebelum usia 12 bulan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah Desa yang mencapai Universal


Chil Immunization (UCI – seluruh anak di
desa itu diimunisasi)

Penyebut Jumlah desa yang ada di wilayah kerja

Cara menghitung Jumlah Desa yang mencapai Universal


Child Immunization (UCI – seluruh anak
di desa itu diimunisasi) dibagi jumlah
desa di wilayah kerja dikai 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


cakupan desa UCI sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

b. Cakupan BCG

Indikator Cakupan BCG

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata
Definisi Operasional Cakupan BCG adalah persentase bayi usia 0-
11 bulan yang mendapatkan imunisasi BCG
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi BCG

Penyebut Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja

Cara menghitung Jumlah bai umur 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi BCG di wilayah
kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

c. Cakupan Penta 1

Indikator Cakupan Penta 1

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Cakupan Penta 1 adalah persentase bayi usia


0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi
Penta 1 di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi BCG Penta 1

Penyebut Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja

Cara menghitung Jumlah bai umur 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi Penta 1 di
wilayah kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

d. Cakupan Penta 3

Indikator Cakupan Penta 3

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Cakupan Penta 3 adalah persentase bayi usia


0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi
Penta 3 di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi Penta 3

Penyebut Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja

Cara menghitung Jumlah bai umur 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi Penta 3 di
wilayah kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

e. Cakupan Polio 4

Indikator Cakupan Polio 4

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Cakupan Polio 4 adalah persentase bayi usia


0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi Polio
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu
satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi Polio 4

Penyebut Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja

Cara menghitung Jumlah bai umur 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi Polio 4 di wilayah
kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

f. Cakupan Campak/MR

Indikator Cakupan Campak/MR

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Cakupan Campak/MR adalah persentase bayi


usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi
Camapak/MR di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah bayi 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi Camapak/MR

Penyebut Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja

Cara menghitung Jumlah bai umur 0-11 bulan yang


mendapatkan imunisasi Campak/MR di
wilayah kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target
Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

g. Cakupan BIAS DT

Indikator Cakupan BIAS DT

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Cakupan BIAS DT adalah Jumlah siswa kelas


1 Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, laki-laki
dan perempuan yang mendapatkan imunisasi
DT di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun.

Frekuensi Pengumpulan 1 tahun sekali


Data

Periode Analisa 1 tahun sekali

Pembilang Jumlah Siswa kelas 1 SD/MI atau yang


sederajat yang mendapatkan imunisasi
BIAS DT

Penyebut Siswa kelas 1 SD/MI atau yang sederajat


di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun

Cara menghitung JJumlah Siswa kelas 1 SD/MI atau yang


sederajat yang mendapatkan imunisasi
BIAS DT di wilayah kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

h. Cakupan BIAS TD

Indikator Cakupan BIAS TD

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Cakupan BIAS TD adalah Jumlah siswa kelas


2 dan 3 Sekolah Dasar (SD) atau sederajat,
laki-laki dan perempuan yang mendapatkan
imunisasi TD di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.

Frekuensi Pengumpulan 1 tahun sekali


Data

Periode Analisa 1 tahun sekali

Pembilang Jumlah Siswa kelas 2 dan 3 SD/MI atau


yang sederajat yang mendapatkan
imunisasi BIAS TD

Penyebut Siswa kelas 2 dan 3 SD/MI atau yang


sederajat di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun

Cara menghitung Jumlah Siswa kelas 2 dan 3 SD/MI atau


yang sederajat yang mendapatkan
imunisasi BIAS TD di wilayah kerja dikali
100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

i. Cakupan BIAS Campak

Indikator Cakupan BIAS Campak

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan jangkauan imuniasasi


secara lengkap dan merata

Definisi Operasional Cakupan BIAS Camapak adalah Jumlah siswa


kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau sederajat,
laki-laki dan perempuan yang mendapatkan
imunisasi Camapk di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Frekuensi Pengumpulan 1 tahun sekali


Data

Periode Analisa 1 tahun sekali

Pembilang Jumlah Siswa kelas 1 SD/MI atau yang


sederajat yang mendapatkan imunisasi
BIAS Camapk

Penyebut Siswa kelas 1 SD/MI atau yang sederajat


di wilayah kerja Puskesmas yang
mendapatkan BIAS Campak dalam
kurun waktu satu tahun

Cara menghitung JJumlah Siswa kelas 1 SD/MI atau yang


sederajat yang mendapatkan imunisasi
BIAS Camapk di wilayah kerja dikali
100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 98 %

Penanggungjawab Petugas Imunisasi

j. Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini

Indikator Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan kualitas laporan

Definisi Operasional Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini


Penyakit Menular adalah Pengamatan/
mengidentifikasi Penyakit menular
potensi KLB Mingguan (dengan
menggunakan Form W2)
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun. Sistem Kewaspadaan
Dini adalah Sistem surveilans
epidemiologi terhadap penyakit
berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya yang dimanfaatkan
untuk meningkatkan sikap tanggap
kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan
dan tindakan penanggulang-an kejadian
luar biasa yang cepat dan tepat
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali
Data

Periode Analisa 6 bulan sekali


Pembilang Jumlah laporan W2 yang dilaporkan
Puskesmas dalam kurun waktu satu

Penyebut Tahun 52 minggu

Cara menghitung Jumlah laporan W2 yang dilaporkan


Puskesmas dalam kurun waktu satu
di wilayah kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 90 %

Penanggungjawab Petugas Survailen

k. Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit

Indikator Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan kualitas pelaporan

Definisi Operasional - Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit


adalahcakupan pelaksanaan Surveilans
Epidemiologi penyakit menular yang
bersumber data Puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun. Sistem Terapadu Penyakit adalah
Penyelenggaraan Surveilans
Epidemiologi terhadap beberapa
kejadian, permasalahan dan faktor risiko
masalah penyakit menular dan tidak
menular.

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah laporan STP yang dilaporkan


Puskesmas dalam kurun waktu satu

Penyebut Tahun 52 minggu

Cara menghitung Jumlah laporan STP yang dilaporkan


Puskesmas dalam kurun waktu satu
di wilayah kerja dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Petugas Survailen

l. Cakupan Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB)

Indikator Cakupan Pengendalian Kejadian Luar Biasa


(KLB)

Dimensi Mutu Kualitas, akses

Tujuan Meningkatkan kualitas pelaporan

Definisi Operasional Cakupan pengendalian KLB adalah


cakupan jumlah penyakit yang dinyatakan
KLB yang dilakukan pengendalian/
ditanggulangi dalam satu tahun
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun. SKejadian luar biasa
(KLB) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu dan merupakan
keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali
Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Cakupan pengendalian KLB adalah


cakupan jumlah penyakit yang dinyatakan
KLB yang dilakukan pengendalian/
ditanggulangi dalam satu tahun
dalam kurun waktu satu

Penyebut Jumlah KLB

Cara menghitung Cakupan pengendalian KLB adalah


cakupan jumlah penyakit yang dinyatakan
KLB yang dilakukan pengendalian/
ditanggulangi dalam satu tahun dalam
kurun waktu satu di wilayah kerja dikali
100%
Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase
sesuai target

Sumber Data Kohort, Web imunisasi


Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Petugas Survailen

m. Cakupan pelayanan kesehatan penderita Hipertensi

Indikator Cakupan pelayanan kesehatan Penderita


Hipertensi

Pengertian 1. Sasaran adalah penduduk usia 15


tahun ke atas
2. Penderita hipertensi esensial atau
hipertensi tanpa komplikasi
memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standar, dan upaya promosi
kesehatan melalui modifikasi gaya
hidup di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP)
3. Penderita hipertensi dengan
komplikasi (jantung, stroke dan
penyakit ginjal kronis, diabetes
melituas) perlu dirujuk ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL)
yang mempunyai kompetensi untuk
penanganan komplikasi

Dimensi Mutu Keselamatan, akses

Tujuan Mendapatkan gambaran jumlah sasaran


umur 15 tahun keatas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar

Definisi Operasional Jumlah penderita hipertensi yang


mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah penderita hipertensi yang


mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun

Penyebut Jumlah estimasi penderita hipertensi


berdasarkan angka prevalensi kab. Blora
dalam kurun waktu satu tahun pada
tahun yang sama (Estimasi penderita
hipertensi kabupaten/kota berdasarkan
Riskesdas Tahun 2013)

Cara penghitungan Jumlah penderita hipertensi yang


mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun dibagi jumlah estimasi penderita
hipertensi berdasarkan angka prevalensi
Kab. Blora dalam kurun waktu satu tahun
pada tahun yang sama dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


cakupan sesuai target

Sumber Data Laporan Program PTM

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana PTM

n. Cakupan Pelayanan kesehatan penderita DM

Indikator Cakupan pelayanan kesehatan penderita


DM

Pengertian 1) Sasaran indikator ini aalah


penyandang DM di wilayah kerja
Puskesmas
2) Penduduk yang ditemukan menderita
DM atau penyandang DM
memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai standar dan upaya promotif
dan preventif di FKTP
3) Penduduk yang ditemukan menderita
DM atau penyandang DM dengan
komplikasi perlu dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan untuk penanganan
selanjutnya

Dimensi Mutu Keselamatan,

Tujuan Mendapatkan gambaran jumlah sasaran


umur 15 tahun keatas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar

Definisi Operasional Persentase jumlah penderita DM yang


mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah penderita DM yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun

Penyebut Jumlah estimasi penderita DM


berdasarkan angka prevalensi kab.
Bloradalam kurin waktu satu tahun pada
tahun yang sama.
(Estimasi penderita DM Kabupaten/ kota
berdasarkan Riskesdas Tahun 2013)

Cara penghitungan Jumlah penderita DM yang mendapatkan


pelayanan kesehatan sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun dibagi
jumlah estimasi penderita DM
berdasarkan angka prevalensi Kab. Blora
dalam kurun waktu satu tahun pada
tahun yang sama dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


cakupan sesuai target

Sumber Data Laporan Program PTM

Target / Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana PTM

o. Cakupan Pelayanan Penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa


Berat (ODGJ)

Indikator Cakupan pelayanan pada penderita


orang dengan gangguan jiwa berat

Pengertian Pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ


berat adalah :
1) Pelayanan promotif preventif yang
bertujuan meningkatkan kesehatan
jiwa ODGJ berat (psikotik) dan
mencegah terjadinya kekambuhan
dan pemasungan.
2) Pelayanan kesehatan jiwa pada
ODGJ berat diberikan oleh perawat
dan dokter Puskesmas di wilayah
kerjanya
3) Pelayanan kesehatan jiwa pada
ODGJ berat meliputi :
a) Edukasi dan evaluasi tentang :
tanda dan gejala gangguan jiwa,
kepatuhan minum obat dan
informasi lain terkait obat,
mencegah tindakan pemasungan,
kebersihan diri, sosialisasi,
kegiatan rumah tangga dan
aktivitas bekerja sederhana, dan /
atau
b) Tindakan kebersihan dri ODGJ
berat
Dimensi Mutu Promotif, Preventif, Akses

Tujuan Mengetahui gambaran jumlah penderita


ODGJ yang diberikan pelayanan sesuai
standar

Definisi Operasional Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah


kerja yang mendapat pelayanan
kesehatan jiwa promotif preventif sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun.

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah


kerja yang mendapat pelayanan
kesehatan jiwa promotif preventif sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun

Penyebut Jumlah ODGJ berat (psikotik) yang ada


di wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

Cara penghitungan Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah


kerja yang mendapat pelayanan
kesehatan jiwa promotif preventif sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun
dibagi jumlah ODGJ berat (psikotik) yang
ada di wilayah kerja dalam kurun waktu
satu tahun yang sama dikali 100%.

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


cakupan sesuai target

Sumber Data Laporan PTM

Target / Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana PTM

p. Cakupan pelayanan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan


payudara

Indikator Pelayanan pemeriksaan deteksi dini


kanker serviks dan payudara

Dimensi Mutu Keselamatan,

Tujuan Menggambar hasil pelayanan


pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
dan payudara

Definisi Operasional Jumlah orang yang diberikan pelayanan


pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
dan payudara sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah pasien yang diberikan pelayanan


deteksi dini kanker serviks dan payudara

Penyebut Jumlah wanita usia subur yang ada di


wilayah

Cara penghitungan Jumlah pasien yang diberikan pelayanan


deteksi dini kanker serviks dan payudara
dibagi jumlah wanita usia subur yang ada
di wilayah

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


cakupan sesuai target

Sumber Data Laporan PTM

Target / Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana PTM

q. Cakupan Desa dan Kelurahan yang melaksanakan Posbindu PTM

Indikator Desa dan Kelurahan yang melaksanakan


Posbindu PTM

Dimensi Mutu Preventif, akses

Tujuan Mengetahui gambaran akses yang


cakupan Desa/Kelurahan yang
melaksanakan Posbindu PTM

Definisi Operasional Presentase yang menunjukkan jumlah


Desa dan Kelurahan yang melaksanakan
Pos Pembinaan terpadu penyakit Tidak
Menular

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah desa dan kelurahan yang


melaksanakan Posbindu PTM

Penyebut jumlah Desa dan Kelurahan yang ada di


wilayah kerja

Cara penghitungan Jumlah Desa dan Kelurahan yang


melaksanakan Posbindu PTM dibagi
jumlah Desa dan Kelurahan yang ada
wilayah dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


cakupan sesuai target Posbindu PTM

Sumber Data Laporan PTM

Target / Standar 20%

Penanggungjawab Petugas PTM

r. Cakupan pelayanan kesehatan pada usia produktif

Indikator Cakupan opengunjung usia 15-59 tahun


yang mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai standart di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Dimensi Mutu Akses,

Tujuan Mengukur cakupan pelayanan kesehatan


sasaran usia 15 s/d 59 tahun sesuai standart

Definisi Operasional Persenutase pengunjung usia 15-59 tahub


yang mendapat pelayanan skrining
kesehatan sesuai standart di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun


mendapat pelayanan skrining kesehatan
sesuai standart dalam kurun waktu satu
tahun

Penyebut Jumlah penduduk usia 15-59 yang ada di


wilayah dalam kurun waktu satutahn yang
sama

Cara menghitung Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun


mendapat pelayanan skrining kesehtan
sesuai standart dalam kurun waktu satu
tahun di bagi Jumlah penduduk usia 15-59
tahun yang ada di wilayah kerja dalam kurun
waktu satu tahun yang dama dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja baik jika cakupan sesuai target

Sumber Data Data Program PTM

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana PTM


s. Cakupan Penemuan TB

Indikator Angka penemuan kasus TBC atau (Case


Detection Rate)

Dimensi Mutu Akses,

Tujuan Untuk mengetahui capaian program tentang


penemuan penderita TBC yang di obati

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah seluruh


penderita TBC di temukan di catat kasus
baru per 100.000 penduduk

Frekuensi Tiap Bulan di upload melalui website Online


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang jumlah kasus TB seluruhnya yang tercatat di


Fasilitas Pelayanan kesehatan

Penyebut Estimasi Kasus pada tahun yang


bersangkutan

Cara menghitung jumlah kasus TB seluruhnya yang tercatat di


Fasilitas Pelayanan kesehatan dibagi
estimasi Kasus pada kurun waktu tahun yang
sama

Ukuran indikator Kinerja baik jika sesuai dengan target

Sumber Data Laporan TB Puskesmas Dan Rumah Sakit

Target / Standar 10 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

t. Cakupan penderita TB yang mendapatkan pelayanan Kesehatan

Indikator Cakupan yang menunjukkan penderita TB


mendapat Pelayanan kesehatan sesuai
standar

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Menggambarkan setiap penderita TB


mendapatkan pelayanan sesuai standar

Definisi Operasional Pelayanan orang dengan TB dinilai dari


persentase jumlah orang yang mendapatkan
pelayanan TB sesuai standar di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang jumlah orang yang mendapatkan pelayanan


TB sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun

Penyebut jumlah orang dengan TB yang ada di wilayah


kerja pada kurun waktu satu tahun yang
sama

Cara menghitung Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan


TB sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun dibagi dengan jumlah orang dengan
TB yang ada di wilayah kerja pada kurun
waktu satu tahun yang sama dikali 100 %

Ukuran indikator Kinerja baik jika hasil cakupan pelayanan TB


sesuai dengan target 100 %

Sumber Data 1 bulan

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Petugas TB

u. Cakupan penemuan dan penanganan Pasien baru TB BTA Positif

Indikator Penemuan dan penanganan Pasien baru


TB BTA Positif

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Untuk mengetahui gambaran penanaganan


pasien baru TB

Definisi Operasional Angka penemuan pasien baru TB BTA


positif atau Case Detection Rate (CDR)
adalah persentase jumlah penderita baru
TB BTA positif yang ditemukan
dibandingkan dengan jumlah perkiraan
kasus baru TB BTA positif dalam wilayah
tertentu dalam waktu satu tahun

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang


ditemukan dan diobati dalam satu wilayah
selama satu tahun

Penyebut Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA (+)


dalam satu wilayah pada waktu satu tahun.
Perkiraan pasien baru TB BTA positif
adalah Insiden Rate TB baru BTA positif per
100.000 x jumlah penduduk pada suatu
wilayah tertentu. Insiden rate
kabupaten/kota mempergunakan hasil
survey nasional tentang prevalensi TB pada
tahun terakhir.

Cara menghitung Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang


ditemukan dan dionati dalam satu wilayah
selama satu tahun dibagi Jumlah perkiraan
pasien baru TB BTA (+) dalam satu wilayah
pada waktu satu tahun dikali 100 %

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

v. Angka kesembuhan Penderita TB

Indikator Angka kesembuhan TB

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Untuk mengetahui dan mengevaluasi


kesembuhan penderita TB

Definisi Operasional Angka kesembuhan adalah angka yang


menunjukkan prosentase pasien baru TB
paru BTA positif yang sembuh setelah
selesai masa pengobatan, diantara pasien
baru TB atau BTA positif yang tercatat

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan


Pembilang Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang
sembuh

Penyebut Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang


diobati

Cara menghitung Jumlah pasien baru TB BTA Positif yang


sembuh dibagi Jumlah pasien baru TB
BTA Positif yang diobati dikali 100 %

Ukuran indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data Pelaporan TB

Target / Standar 90 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

w. Cakupan Penemuan dan Penanganan DBD

Indikator Penemuan dan penanganan DBD

Dimensi Mutu Akses, Keselamatan

Tujuan Untuk mengetahui gambaran penemuan


dan penanganan kasus DB

Definisi Operasional Jumlah penderita baru DB yang ditemukan


dibandingkan dengan jumlah kasus DB
dalam wilayah tertentu dalam waktu satu
tahun

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penderita DB yang ditangani

Penyebut Jumlah penderita DB yang ditemukan

Cara menghitung Jumlah penderita DB yang ditangani


dibagi jumlah penderita DB yang
ditemukan dikali 100%

Ukuran indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


dengan target

Sumber Data Pelaporan DB

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

x. Angka Kesakitan DBD : Insidence Rate


Indikator Angka kesakitan Demam Berdarah

Dimensi Mutu Keselamatan, akses

Tujuan Memberi pelayanan semua penderita


DBD Yang Maksimal dan bermutu

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah


penderita DBD baru di temukan tercatat di
wilayah tersebut

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kejadian penyakit DB yang terjadi


dalam kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah penduduk yang mempynyai risiko


mengalami kejadian tertentu dalam kurun
waktu tertentu

Cara menghitung Jumlah kejadian penyakit DB yang terjadi


dalam kurun waktu tertentu dibagi Jumlah
penduduk yang mempunyai risiko
mengalami kejadian tertentu dalam kurun
waktu tertentu kali konstanta (10.000
penduduk)

Ukuran indikator Laporan DB

Sumber Data 45/10.000 penduduk

Target / Standar Pelaksana P2

Penanggungjawab

y. Angka Kematian DBD : Case Fetality Rate

Indikator Angka kematian DBD

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Untuk mengetahui sejauh mana kematian


yang di akibatkan DBD

Definisi Operasional Jumlah kematian penyakit DB dalam


periode waktu tertentu dibanding dengan
jumlah yang terdiagnosa DB dalam kurun
waktu tertentu

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah kematian penyakit DB dalam


periode waktu tertentu

Penyebut Jumlah penyakit yang terdiagnosa DB


dalam periode waktu tertentu

Cara menghitung Jumlah kematian penyakit DB dalam


periode waktu tertentu dibagi jumlah
penyakit yang terdiagnosa DB dalam
periode waktu tertentu kali 100 %

Sumber Data Laporan DB

Target / Standar 1

Penanggungjawab Pelaksana P2

z. Penemuan Penderita Diare

Indikator Cakupan penemuan penderita diare

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Untuk menemukan dan mengobati diare


penderita Diare secara optimnal

Definisi Operasional Penemuan penderita diare adalah jumlah


penderita yang datang dan dilayani di
Sarana Kesehatan dan Kader di suatu
wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penderita diare baru yang datang


dan dilayani di sarana Kesehatan dan
Kader di suatu wilayah tertentu dalam
waktu satu tahun

Penyebut Jumlah perkiraan penderita diare pada


suatu wilayah tertentu dalam waktu yang
sama
Catatan : 10 % dari angka kesakitan
diare x jumlah penduduk

Cara menghitung Jumlah penderita diare yang datang dan


dilayani di sarana Kesehatan dan Kader
di suatu wilayah tertentu dalam waktu
satu tahun dibagi Jumlah perkiraan
penderita diare pada suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang sama
Catatan : 10 % dari angka kesakitan
diare x jumlah penduduk

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai dengan


target

Sumber Data Laporan diare, W2,

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

aa. Proposal ibu hami diperiksa HIV/AIDS

Indikator Jumlah ibu hamil yang di skreening/ yang


dijangkau tes HIV

Dimensi Mutu Promotif Preventif

Tujuan Diketahuinya jumlah ibu hamil yang


dilakukan skrening test HIV AIDS

Definisi Operasional Jumlah ibu hamil yang dijangkau tes HIV


adalah populasi yang menjadi sasaran
tes HIV mendapatkan pemeriksaan
sesuai standar

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah ibu hamil yang dites HIV dalam


kurun waktu satu tahun

Penyebut Jumlah ibu hamil dalam kurun waktu 1


tahun

Sumber Data Laporan S1 HA

Target / Standar 80 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

bb. Proporsi Penduduk usia 15 s/d 24 tahun yang memiliki


pengetahuan komprehensif HIV/AIDS

Indikator Cakupan Penduduk usia s/d 24 tahun


yang memiliki pengetahuan komprehensif
HIV/AIDS

Dimensi Mutu Promotif dan Preventif


Tujuan Mengetahui gambaran pengetahuan
tentang HIV/AIDS pada penduduk usia 15
s/d 24 tahun

Definisi Operasional Setiap

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah penduduk usia 15 s/d 24 tahun


telah mendapatkan pengetahuan telah
mendapatkan pengetahuan HIV/AIDS

Penyebut Jumlah penduduk usia 15 s/d tahun


dalam kurun waktu tertentu

Cara menghitung Jumlah penduduk usia 15 s/d tahun telah


mendapatkan pengetahuan HIV/AIDS
dibagi Jumlah penduduk usia 15 s/d 24
tahun dalam kurun waktu tertentu dikali
100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika sesuai target

Sumber Data Laporan Program HIV/AIDS

Target / Standar 80 %

Penanggungjawab Petugas HIV AIDS

cc. Pelayanan Suspec HIV/AIDS

Indikator Pelayanan Suspec HIV/AIDS

Dimensi Mutu Akses, Keselamatan, Kesinambungan

Tujuan Mengetahui gambaran pelayanan yang


telah diberikan pada penderita suspect
HIV/AIDS

Definisi Operasional Jumlah suspect HIV/AIDS yang ditemukan


dan mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada waktu dan wilayah
tertentu

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah suspect HIV/AIDS yang dilayani

Penyebut Jumlah suspect HIV/AIDS yang ditemukan

Cara menghitung Jumlah suspect HIV/AIDS yang dilayani


dibagi jumlah suspect HIV/AIDS yang
ditemukan dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data Laporan HIV/AIDS Puskesmas

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

dd. Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia Balita

Indikator Penemuan dan penanganan Penderita


Pneumonia Balita

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengurangi kematian akibat Penyakit


Pneumoni

Definisi Operasional Persentase balita dengan Pneumonia


yang ditemukan dan diberikan
tatalaksana sesuai standar di Sarana
Kesehatan di satu wilayah dalam watu
satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penderita Pneumonia Balita yang


ditangani di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun

Penyebut Jumlah perkiraan penderita Pneumonia


Balita di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama

Cara menghitung Jumlah penderita Pneumonia Balita yang


ditangani di satu wilayah kerja pada
kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah
perkiraan penderita Pneumonia Balita di
satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama dikali 100 %

Sumber Data Pelaporan P2

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

ee. Penemuan AFP Rate


Indikator Penemuan kasus AFP

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran dan penemuan


kasus AFP

Definisi Operasional Jumlah kasus AFP Non Polio yang


ditemukan diantara 100.000 penduduk <
15 tahun pertahun di satu wilayah kerja
tertentu

Pembilang Jumlah kasus AFP non Polio pada


penduduk <15 tahun di watu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu

Penyebut Jumlah Penduduk <15 tahun di satu


wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama

Cara menghitung Jumlah kasus AFP non Polio pada


penduduk <15 tahun di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu dibagi
jumlah Penduduk <15 tahun di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika puskesmas bisa


menemukan kasus AFP

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 1 kasus

Penanggungjawab Pelaksana P2

ff. Proporsi penderita TB paru terkonfirmas bakteriologis yang


diperiksa HIV

Indikator Proporsi penderita TB paru terkonfirmas


bakteriologis yang diperiksa HIV

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Proporsi


penderita TB paru terkonfirmas
bakteriologis yang diperiksa HIV

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan prosentase


penderita TB paru terkonfirmasu
bakteriologis yang diperiksa / dites HIV
di satu wilayah kerja tertentu

Pembilang Jumlah penderita TB paru terkonfirmas


bakteriologis yang diperiksa HIVn di
watu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu

Penyebut Jumlah seluruh penderita TB di satu


wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama

Cara menghitung Jumlah penderita TB paru terkonfirmasi


bakteriologis yang diperiksa HIV dibagi
jumlah keseluruhan penderita TB paru
terkonfirmasi bakteriologis dikalikan
100%
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana P2

gg. Pervalensi kusta

Indikator Pervalensi kusta

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Pervalensi kusta

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah kasus


penyakit kusta baik lama atau baru yang
tercatat da diobati di satu wilayah kerja
tertentu
Pembilang Jumlah kasus penyakit kusta baik lama
atau baru yang tercatat da diobati di satu
wilayah kerja tertentu

Penyebut per 10.000 penduduk

Cara menghitung Jumlah kasus penyakit kusta baik lama


atau baru yang tercatat da diobati di satu
wilayah kerja tertentu per 10.000
penduduk
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar <1,4%

Penanggungjawab Pelaksana P2

hh. Pervalensi kusta pada Anak

Indikator Pervalensi kusta pada Anak


Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Pervalensi kusta


pada anak

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah kasus


penyakit kusta pada anak di satu
wilayah kerja tertentu
Pembilang Jumlah kasus penyakit kusta pada anak
yang tercatat da diobati di satu wilayah
kerja tertentu

Penyebut per 10.000 penduduk

Cara menghitung Jumlah kasus penyakit kusta pada anak


wilayah kerja tertentu per 10.000
penduduk
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar <2 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

ii. Pervalensi cacat tk II pada kusta

Indikator Pervalensi cacat tk II pada kusta

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Pervalensi cacat


tk II pada kusta

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah kasus


penyakit kusta pada anak di satu
wilayah kerja tertentu
Pembilang Jumlah kasus penyakit kusta pada anak
yang tercatat da diobati di satu wilayah
kerja tertentu

Penyebut per 10.000 penduduk

Cara menghitung Jumlah kasus penyakit kusta pada anak


wilayah kerja tertentu per 10.000
penduduk
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar <2 %


Penanggungjawab Pelaksana P2

jj. Pervalensi filariasis

Indikator Pervalensi filariasis

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Pervalensi


filariasis

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah kasus


filariasis di satu wilayah kerja tertentu
Pembilang Jumlah kasus penyakit filariasis di satu
wilayah kerja tertentu

Penyebut per 10.000 penduduk

Cara menghitung Jumlah kasus filariasis wilayah kerja


tertentu per 10.000 penduduk
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar <2 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

kk. Cakupan Penyakit filariasis yang ditangani

Indikator Cakupan Penyakit filariasis yang


ditangani

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Cakupan


Penyakit filariasis yang ditangani

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah kasus


filariasi atau kaki gajah yang diteukan
dan tercatat yang diobati di satu wilayah
kerja tertentu

Pembilang Jumlah kasus filariasi atau kaki gajah


yang diteukan dan tercatat yang diobati
di satu wilayah kerja tertentu

Penyebut Jumlah kasus filariasis seluruhnya


Cara menghitung Jumlah kasus filariasi atau kaki gajah
yang diteukan dan tercatat yang diobati
di satu wilayah kerja tertentu dikalikan
100%
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

ll. Pervalensi Leptospirosis

Indikator Pervalensi Leptospirosis

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Pervalensi


Leptospirosis

Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah kasus


Leptospirosis di satu wilayah kerja
tertentu
Pembilang Jumlah kasus penyakit Leptospirosis di
satu wilayah kerja tertentu

Penyebut per 10.000 penduduk

Cara menghitung Jumlah kasus Leptospirosis wilayah


kerja tertentu per 10.000 penduduk
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar <2 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

mm. Cakupan Penyakit Leptospirosis yang ditangani

Indikator Cakupan Penyakit Leptospirosis yang


ditangani

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Cakupan


Penyakit Leptospirosis yang ditangani
Definisi Operasional Angka yang menunjukkan jumlah kasus
Leptospirosis atau kaki gajah yang
diteukan dan tercatat yang diobati di
satu wilayah kerja tertentu

Pembilang Jumlah kasus Leptospirosis atau kaki


gajah yang diteukan dan tercatat yang
diobati di satu wilayah kerja tertentu

Penyebut Jumlah kasus filariasis seluruhnya

Cara menghitung Jumlah kasus Leptospirosis atau kaki


gajah yang diteukan dan tercatat yang
diobati di satu wilayah kerja tertentu
dikalikan 100%
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana P2

6. Perkesmas
a. Cakupan Kunjungan Rumah

Indikator Cakupan Kunjungan Rumah

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Cakupan


Kunjungan Rumah

Definisi Operasional Cakupan kunjungan rumah adalah


persentase kegiatan KIP/K yang
dilakukan petugas Puskesmas terhadap
individu/keluarga yang dilakukan di
rumahnya di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun.

Pembilang Jumlah kunjungan rumah di satu


wilayah kerja tertentu

Penyebut Jumlah sasaran

Cara menghitung Jumlah kunjungan rumah di satu


wilayah kerja tertentu dikalikan 100%
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 100 %


Penanggungjawab Pelaksana Perkesmas

b. Cakupan Keluarga Rawan yang di bina

Indikator Cakupan Keluarga rawan yang dibina

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Cakupan


Keluarga rawan yang dibina.

Definisi Operasional Cakupan keluarga dibina adalah


persentase keluarga rawan yang belum
selesai dibina maupun yang sudah
selesai dibina di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
Keluarga rawan kesehatan adalah
keluarga rentan (miskin) dan keluarga
dengan kasus/masalah risiko tinggi
dengan prioritas :

a. Keluarga miskin belum kontak


dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya) dan belum masuk
kuota miskin.
b. Keluarga miskin sudah
memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah
kesehatan tetapi keluarga tersebut
tidak tahu, tidak mau dan tidak
mampu.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang
mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan
sarana pelayanan kesehatan.

Pembilang Jumlah keluarga rawan yang dibina di


satu wilayah kerja tertentu

Penyebut Jumlah sasaran

Cara menghitung Jumlah keluarga rawan yang dibina di


satu wilayah kerja tertentu dikalikan
100%
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan


Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Perkesmas

c. Cakupan Keluarga Mandiri IV

Indikator Cakupan Keluarga Mandiri IV

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Cakupan


Keluarga Mandiri IV

Definisi Operasional Persentase keluarga rawan yang dibina


dengan memenuhi kriteria KM IV di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun .
Keluarga Mandiri adalah keluarga rawan
kesehatan yang sudah mencapai/
memenuhi kriteria tingkat kemandirian I,
II, III atau IV.
Keluarga mandiri adalah keluarga
dengan kriteria:

1. Menerima petugas kesehatan

2. Menerima pelayanan kesehatan


sesuai rencana keperawatan
keluarga

3. Keluarga tahu dan dapat


mengungkapkan masalah
kesehatannya secara benar

4. Memanfaatkan fasilitas yankes


sesuai anjuran

5. Melakukan perawatan sederhana


sesuai yang dianjurkan

6. Melakukan tindakan pencegahan


aktif

7. Melakukan tindakan promotif secara


aktif
Keterangan: KM I (1-2), KM II ( 1-4) ,
KM III (1-6), KM IV (1-7)
Pembilang Jumlah keluarga Keluarga Mandiri IV di
satu wilayah kerja tertentu

Penyebut Jumlah sasaran


Cara menghitung Jumlah Keluarga Mandiri IV di satu
wilayah kerja tertentu dikalikan 100%
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Perkesmas

C. UKM Pengembangan
1. Germas
a. Cakupan Senam pada masyarakat

Indikator Cakupan Senam pada masyarakat

Dimensi Mutu Akses, keselamatan

Tujuan Mengetahui gambaran Cakupan Senam


pada masyarakat sebanyak 4x dalam
seminggu

Definisi Operasional Cakupan Senam pada masyarakat


adalah jumlah pelaksanaan senam pada
masyarakat sebanyak 4x dalam satu
bulan dalam kurun waktu tertentu di
wilayah Puskesmas
Pembilang Jumlah pelaksanaan senam masyarakat
di satu wilayah kerja tertentu

Penyebut 52 kegiatan

Cara menghitung Jumlah pelaksanaan senam masyarakat


di satu wilayah kerja tertentu dikalikan
100%
Ukuran Indikator Kinerja baik, jika capaian sesuai standart

Sumber Data Pelaporan

Target / Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Perkesmas

b. Cakupan penyuluhan kelompok 12 kali @ 60 menit

Indikator Penyuluhan kelompok tentang Germas 12x


@ 60 menit

Dimensi Mutu Preventif Promotif

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan penyuluhan kepada
kelompok yang ada di wilayah kerjanya

Definisi Operasional Penyuluhan kelompok adalah upaya


penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas kepada kelompok
yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu tertentu

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penyuluhan kelompok yang


dilakukan oleh tenaga Puskesmas

Penyebut 12

Cara Menghitung Jumlah penyuluhan kelompok yang


dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dibagi 12 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data Pencatatan kegiatan Promkes

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana Germas dan Promkes

c. Cakupan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan


metode IVA

Indikator Pelayanan pemeriksaan deteksi dini


kanker serviks dengan IVA

Dimensi Mutu Keselamatan,

Tujuan Menggambar hasil pelayanan


pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
dengan IVA

Definisi Operasional Jumlah orang yang diberikan pelayanan


pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
dengan metode IVA sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah pasien yang diberikan pelayanan


deteksi dini kanker serviks dengan
metode IVA

Penyebut Jumlah wanita usia subur yang ada di


wilayah

Cara penghitungan Jumlah pasien yang diberikan pelayanan


deteksi dini kanker serviks dengan
metode IVA dibagi jumlah wanita usia
subur yang ada di wilayah

Ukuran Indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase


cakupan sesuai target

Sumber Data Laporan PTM

Target / Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana PTM dan Germas

2. Upaya Kesehatan Tradisonal


a. Cakupan pembinaan Batra di desa

Indikator Cakupan pembinaan Batra di desa

Dimensi Mutu Promotife

Tujuan Mengukur pembinaan Batra di desa

Definisi Operasional Cakupan pembinaan Btara oleh petugas


puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu setahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumalh Batra yang mendapat pembinaan


dari petugas puskesmas

Penyebut Sasaran pembinaan /Jumlah Batra

Cara menghitung Jumlah Batra yang mendapat pembinaan


dari petugas puskesmas dibagi saaran batra
dikalikan 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Batra

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Pelayanan Batra

b. Cakupan pengobatan tradisional berijin

Indikator Cakupan pengobatan tradisional berijin


Dimensi Mutu Preventife

Tujuan Mengukur cakupan pengobatan tradisional


berijin

Definisi Operasional Cakupan pengobatan tradisional berijin di


wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
setahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah pengobatan tradisional berijin

Penyebut Jumlah pengobatan tradisional

Cara menghitung Jumlah pengobatan tradisional berijin dibagi


Jumlah pengobatan tradisional dikalikan 100
%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Batra

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Pelayanan Batra

c. Cakupan pembinaan TOGA

Indikator Cakupan pembinaan TOGA

Dimensi Mutu Promotife

Tujuan Mengukur pembinaan TOGA

Definisi Operasional Cakupan pembinaan TOGA oleh petugas


puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu setahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumalh TOGA yang mendapat pembinaan


dari petugas puskesmas

Penyebut Sasaran pembinaan /Jumlah TOGA


Cara menghitung Jumlah TOGA yang mendapat pembinaan
dari petugas puskesmas dibagi saaran batra
dikalikan 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Batra

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Pelayanan Batra

3. Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut


a. Cakupan Pelayanan Gigi dan Mulut pada masyarakat

Indikator Cakupan Pelayanan Gigi dan Mulut pada


masyarakat

Dimensi Mutu Preventive

Tujuan Mengukur Pelayanan Gigi dan Mulut pada


masyarakat

Definisi Operasional Cakupan UKGM adalah persentase UKBM


yang mendapat pembinaan dari petugas
puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu setahun.
Upaya Kesehatan Gigi masyarakat adalah
suatu pendekatan edukatif yang bertujuan
untuk mengingkatkan kemampuan dan peran
serta masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan
upaya promotif, preventif, kesehatan gigi
pada berbagai upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat yang berlandaskan
pendekatan Primary Health Care.

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumalh UKBM yang mendapat pembinaan


dari petugas puskesmas

Penyebut Sasaran UKBM

Cara menghitung Jumlah UKBM yang mendapat pembinaan


dari petugas puskesmas dibagi saaran
UKBM dikalikan 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target
Sumber Data Program Gigi dan Mulut

Target/ Standart 60 %

Penanggungjawab Pelaksana Pelayanan Gigi dan Mulut

b. Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di PAUD dan


TK

Indikator Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan


mulut di PAUD dan TK

Dimensi Mutu Preventive

Tujuan Mengukur Pelayanan Gigi dan Mulut pada


PAUD dan TK

Definisi Operasional Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan


mulut di TK adalah persentase TK yang
dibina oleh petugas puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu setahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumalh PAUD dan TK yang mendapat


pembinaan dari petugas puskesmas

Penyebut Sasaran PAUD dan TK

Cara menghitung Jumlah PAUD dan TK yang mendapat


pembinaan dari petugas puskesmas dibagi
saaran PAUD dan TK dikalikan 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Gigi dan Mulut

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Pelayanan Gigi dan Mulut

c. Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut pada anak


SD/MI

Indikator Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan


mulut pada anak SD/Mi

Dimensi Mutu Preventive

Tujuan Mengukur Pelayanan Gigi dan Mulut pada


anak SD/MI
Definisi Operasional Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan
mulut pada anak SD/MI adalah persentase
anak SD/MI yang dibina oleh petugas
puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu setahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumalh SD/MI yang mendapat pembinaan


dari petugas puskesmas

Penyebut Sasaran jumlah SD/MI

Cara menghitung Jumlah SD/MI yang mendapat pembinaan


dari petugas puskesmas dibagi saaran SD/MI
dikalikan 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Gigi dan Mulut

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Pelayanan Gigi dan Mulut

d. Cakupan Penanganan siswa yang memerlukan perawatan


kesehatan gigi dan mulut

Indikator Cakupan Penanganan siswa yang


memerlukan perawatan kesehatan gigi dan
mulut

Dimensi Mutu Preventive

Tujuan Mengukur Penanganan siswa yang


memerlukan perawatan kesehatan gigi dan
mulut

Definisi Operasional Cakupan Penanganan siswa yang


memerlukan perawatan kesehatan gigi dan
mulut adalah Penanganan siswa yang
memerlukan perawatan kesehatan gigi dan
mulut oleh petugas puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu setahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumalh siswa yang mendapatkan perawatan


gigi dan mulut dari petugas puskesmas

Penyebut Sasaran jumlah siswa yang memerlukan


perawatan

Cara menghitung Jumlah siswa yang mendapat perawatan


dari petugas puskesmas dibagi saaran
dikalikan 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Gigi dan Mulut

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Pelayanan Gigi dan Mulut

4. Upaya Kesehatan Remaja


a. Cakupan Pelayanan remaja melalui Posyandu Remaja

Indikator Cakupan Pelayanan remaja melalui


Posyandu Remaja

Dimensi Mutu Preventive

Tujuan Mengukur Pelayanan remaja melalui


Posyandu Remaja

Definisi Operasional Cakupan Pelayanan remaja melalui


Posyandu Remaja adalah persentase
Pelayanan remaja melalui Posyandu Remaja
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu setahun.

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah Posyandu Remaja Aktif

Penyebut Jumlah Posyandu Remaja

Cara menghitung Jumlah Posyandu Remaja Aktif


dibagi Jumlah Posyandu Remaja dikalikan
100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Gigi dan Mulut


Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Program Remaja

b. Cakupan pembinaan remaja SBH 24 kali/tahun

Indikator Cakupan pembinaan remaja SBH 24


kali/tahun

Dimensi Mutu Promotife

Tujuan Mengukur pembinaan remaja SBH 24


kali/tahun

Definisi Operasional Cakupan pembinaan remaja SBH 24


kali/tahun adalah persentase pembinaan
remaja SBH 24 kali/tahun di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu setahun.

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah pembinaan yang dilakukan oleh


petugas Puskesmas

Penyebut 24 kali

Cara menghitung Jumlah pembinaan


dibagi 24 kali dikalikan 100 %

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Gigi dan Mulut

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana program Remaja

5. Upaya Kesehatan Lansia


a. Cakupan Pelayanan kesehatan pada lanjut usia

Indikator Pelayanan kesehatan lanjut usia

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Mengukur pelayanan kesehatan lanjut usia


Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberian kepada
sasaran berusia 60 tahun keatas yang
mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standart minimal 1 kali di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah lansia yang mendapatkan pelayanan

Penyebut Jumlah sasaran Lansia

Cara menghitung Jumlah lansia yang mendapatkan pelayanan


di bagi Jumlah sasaran Lansia di kalikan
100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Lansia

Target/ Standart 70 %

Penanggungjawab Pelaksana Lansia

b. Cakupan Desa dengan Posyandu lansia aktif

Indikator Cakupan Desa dengan Posyandu lansia aktif

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Mengukur Desa dengan Posyandu lansia


aktif

Definisi Operasional Jumlah Desa dengan Posyandu lansia aktif


di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah Posyandu Lansia Aktif

Penyebut Jumlah posyandu Lansia

Cara menghitung Jumlah Posyandu lansia aktif di bagi Jumlah


Posyandu lansia di kalikan 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target
Sumber Data Program Lansia

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Lansia

6. Upaya Kesehatan Indra


a. Cakupan Deteksi dini kelainan refraksi dan kelainan
pendengaran murid SD/MI

Indikator Cakupan Deteksi dini kelainan refraksi dan


kelainan pendengaran murid SD/MI

Dimensi Mutu Preventife

Tujuan Mengukur pelayanan Deteksi dini kelainan


refraksi dan kelainan pendengaran murid
SD/MI

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberian kepada


anak SD/MI melalui skrining Deteksi dini
kelainan refraksi dan kelainan pendengaran
murid SD/MI sesuai standart di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah SD/MI yang dilakukan Deteksi dini


kelainan refraksi dan kelainan

Penyebut Jumlah SD/MI

Cara menghitung Jumlah SD/MI yang dilakukan Deteksi dini


kelainan refraksi dan kelainan di bagi Jumlah
Jumlah SD/MI di kalikan 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Indra

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Indra


b. Cakupan penanganan kelainan refraksi dan kelainan
pendengaran murid SD/MI

Indikator Cakupan penanganan kelainan refraksi dan


kelainan pendengaran murid SD/MI

Dimensi Mutu Preventife

Tujuan Mengukur pelayanan kelainan refraksi dan


kelainan pendengaran murid SD/MI

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberian kepada


anak SD/MI melalui penanganan kelainan
refraksi dan kelainan pendengaran murid
SD/MI sesuai standart di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah siswa yang mengalami kelainan


refraksi dan kelainan

Penyebut Jumlah siswa yang mengalami kelainan


refraksi dan kelainan

Cara menghitung Jumlah siswa yang mengalami kelainan


refraksi dan kelainan yang mendapatkan
penanganan sesuai standart di bagi Jumlah
siswa yang mengalami kelainan refraksi dan
kelainanI di kalikan 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Indra

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Indra

c. Cakupan skrening katarak pada masyarakat

Indikator Cakupan skrening katarak pada masyarakat

Dimensi Mutu Preventife

Tujuan Mengukur pelayanan skrening katarak pada


masyarakat

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberian kepada


masyarakat melalui kegiatan UKBM sesuai
standart di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun
Frekuensi 1 bulan sekali
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah UKBM yang dilakukan skrening

Penyebut Jumlah UKBM

Cara menghitung Jumlah UKBM yang dilakukan skrening di


bagi JJumlah UKBMI di kalikan 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Indra

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Indra

d. Cakupan penanganan katarak pada masyarakat

Indikator Cakupan penangana katarak pada


masyarakat

Dimensi Mutu Preventife

Tujuan Mengukur pelayanan penanganan katarak


pada masyarakat

Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberian kepada


masyarakat melalui penanganan katarak
sesuai standart di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun

Frekuensi 1 bulan sekali


Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah penderita katarak yang ditangani


sesui standart

Penyebut Jumlah Penderita katarak

Cara menghitung Jumlah penderita katarak yang ditangani


sesui standart di bagi Jumlah Penderita
katarak di kalikan 100%

Ukuran indikator Kinerja dinilai baik, jika prosentase cakupan


sesuai target

Sumber Data Program Indra

Target/ Standart 100 %

Penanggungjawab Pelaksana Indra


7. Upaya Kesehatan Olah Raga
a. Cakupan kelompok olah raga yang dibina

Indikator Cakupan kelompok olah raga yang


dibina.

Dimensi Mutu Promotif Preventif

Tujuan Mengetahui cakupan pembinaan


kelompok olah raga di wilayah
Puskesmas

Definisi Operasional Jumlah kelompok olah raga di wilayah


kerja Puskesmas yang mendapat
pembinaan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kelompok olah raga di wilayah


kerja Puskesmas yang mendapat
pembinaan

Penyebut Jumlah kelompok olah raga di wilayah


kerja Puskesmas

Cara Menghitung Jumlah kelompok olah raga yang


mendapat pembinaan di wilayah kerja
Puskesmas dibagi Jumlah kelompok
olah raga di wilayah kerja Puskesmas
yang mendapat pembinaan dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data Laporan Program Kesehatan Olah Raga

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Petugas Program Kesehatan Olah Raga

b. Cakupan Pelaksanaan Rockspot

Indikator Cakupan Pelaksanaan Rockspot

Dimensi Mutu Promotif Preventif

Tujuan Mengetahui cakupan pelaksanaan


Rockspot di wilayah Puskesmas

Definisi Operasional Jumlah pelaksanaan Rockpot di wilayah


kerja Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Pelaksanaan rockspot di wilayah kerja


Puskesmas

Penyebut Jumlah target pelaksanaan Rockspot di


wilayah kerja Puskesmas

Cara Menghitung Jumlah pelaksanaan rockspot di wilayah


kerja Puskesmas dibagi target
pelaksanaan rockspot di wilayah kerja
Puskesmas dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data Laporan Program Kesehatan Olah Raga

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Petugas Program Kesehatan Olah Raga

8. Usaha Kesehatan Sekolah


a. Cakupan UKBM Sekolah yang dibina

Indikator Cakupan UKBM Sekolah yang dibina

Dimensi Mutu Promotif Preventif

Tujuan Mengetahui cakupan pembinaan UKBM


Sekolah di wilayah Puskesmas

Definisi Operasional Jumlah UKBM di sekolah di wilayah kerja


Puskesmas yang mendapat pembinaan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah UKBM di sekolah di wilayah


kerja Puskesmas yang mendapat
pembinaan

Penyebut Jumlah semua UKBM di sekolah di


wilayah kerja Puskesmas yang
mendapat pembinaan

Cara Menghitung Jumlah UKBM disekolah di wilayah kerja


Puskesmas yang mendapat pembinaan
dibagi Jumlah semua UKBM di sekolah
di wilayah kerja Puskesmas yang
mendapat pembinaan dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data Laporan UKS

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Petugas UKS

9. Upaya Kesehatan Jiwa


a. Cakupan penyuluhan jiwa dan nafsa 12 kali @ 60 menit

Indikator Cakupan penyuluhan jiwa dan nafsa 12


kali @ 60 menit

Dimensi Mutu Preventif Promotif

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam memberikan penyuluhan kepada
kelompok yang ada di wilayah kerjanya

Definisi Operasional Penyuluhan kelompok adalah upaya


penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas kepada kelompok
yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu tertentu

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penyuluhan kelompok yang


dilakukan oleh tenaga Puskesmas

Penyebut 12 x

Cara Menghitung Jumlah penyuluhan kelompok yang


dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dibagi 12 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data Pencatatan kegiatan Promkes

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana Promkes

b. Cakupan Deteksi dini gangguan mental, emosional dan


prilaku

Indikator Cakupan Deteksi dini gangguan mental,


emosional dan prilaku

Dimensi Mutu Preventif Promotif


Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas
dalam Deteksi Dini gangguan kesehatan
jiwa di wilayah kerjanya

Definisi Operasional Cakupan Deteksi Dini gangguan kesehatan


jiwa adalah persentase pasien yang
mendapatkan pelayanan deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas.

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah Deteksi Dini gangguan kesehatan


jiwa yang dilakukan oleh tenaga
Puskesmas

Penyebut Jumlah seluruh kunjungan pasien


Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Cara Menghitung Jumlah Deteksi Dini gangguan kesehatan


jiwa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dibagi Jumlah seluruh
kunjungan pasien Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahu kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data Pencatatan upaya kesehatan jiwa

Target/Standar 20%

Penanggungjawab Pelaksana upaya kesehatan jiwa

c. Cakupan penanganan gangguan mental, emosional dan


prilaku

Indikator Cakupan penanganan gangguan mental,


emosional dan prilaku

Dimensi Mutu Preventif

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas


dalam penanganan gangguan kesehatan
jiwa di wilayah kerjanya

Definisi Operasional Cakupan penanganan gangguan


kesehatan jiwa adalah persentase pasien
yang mendapatkan pelayanan penanganan
gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas.

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penanganan gangguan kesehatan


jiwa yang dilakukan oleh tenaga
Puskesmas

Penyebut Jumlah seluruh pasien yang terdeteksi


gangguan jiwa dalam kurun waktu satu
tahun

Cara Menghitung Jumlah penanganan gangguan kesehatan


jiwa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dibagi Jumlah seluruh pasien
yang terdeteksi gangguan jiwa dalam
kurun waktu satu tahun kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika cakupan sesuai target

Sumber Data Pencatatan upaya kesehatan jiwa

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana upaya kesehatan jiwa

10. Upaya Kesehatan Kerja


b. Cakupan Pos UKK yang dibina

Indikator Jumlah Pos UKK yang dibina


Puskesmas

Dimensi Mutu Promotif Preventif

Tujuan Mengetahui cakupan pembinaan Pos


UKK di wilayah Puskesmas

Definisi Operasional Jumlah Pos UKK di wilayah kerja


Puskesmas yang mendapat pembinaan

Frekuensi Pengumpulan 3 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah Pos UKK di wilayah kerja


Puskesmas yang mendapat pembinaan

Penyebut Jumlah semua Pos UKK di wilayah kerja


Puskesmas yang mendapat pembinaan

Cara Menghitung Jumlah Pos UKK di wilayah kerja


Puskesmas yang mendapat pembinaan
dibagi Jumlah semua Pos UKK di
wilayah kerja Puskesmas yang
mendapat pembinaan dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data Laporan UKK

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Petugas UKK

c. Cakupan penanganan penyakit akibat kerja

Indikator Cakupan penanganan penyakit akibat


kerja oleh Puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengetahui cakupan penanganan


penyakit akibat kerja di wilayah
Puskesmas

Definisi Operasional Jumlah penanganan penyakit akibat


kerja di wilayah kerja Puskesmas yang
mendapat pembinaan.
a. Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah
Penyakit yang diakibatkan secara
langsung dari pekerjaan secara akut/
langsung seperti kecelakaan kerja
b. Penyakit Akibat Hubungan Kerja
(PAHK) adalah penyakit atau
gangguan kesehatan yang
diakibatkan secara tidak langsung
atau menahun dari akibat hubungan
kerja seperti tuli dan sesak bagi
penyelam dan lain-lain
c. Penanganan adalah intervensi yang
dilakukan oleh Puskesmas
d. Cakupan Penanganan adalah hasil
kegiatan yang dilakukan oleh
Puskesmas terhadap PAK dan
PAHK
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali
Data
Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah penyakit akibat kerja yang


ditanganai di wilayah kerja Puskesmas

Penyebut Jumlah semua kasus penyakit akibat


kerja di wilayah kerja Puskesmas

Cara Menghitung Jumlah penyakit akibat kerja yang


ditangani di wilayah kerja Puskesmas di
bagi jumlah kasus penyakit akibat kerja
dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data Laporan UKK

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Petugas UKK

D. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


1. Pelayanan Kesehatan dasar terhadap peserta BPJS unsur PBI
a. Pelayanan kesehatan dasar terhadap peserta BPJS Unsur PBI

Indikator Cakupan pelayanan kesehatan dasar


terhadap peserta BPJS unsur PBI

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Mengetahui gambaran akses peserta


PBI yang mendapatkan pelayanan
oleh Puskesmas

Definisi Operasional Cakupan peserta PBI yang kontak


dengan petugas kesehatan, baik yang
mendapatkan pelayanan di
Puskesmas /UKP/Sakit dan
mendapatkan pelayanan kesehatan
masyarakat di luar puskesmas / UKM

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah peserta PBI kontak dengan


petugas kesehatan

Penyebut Jumlah seluruh peserta BPJS

Cara Menghitung Jumlah peserta PBI kontak dengan


petugas kesehatan dibagi jumlah
seluruh peserta BPJS dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika cakupan sesuai target

Sumber Data Laporan pelayanan puskesmas

Target/Standar 15 %

Penanggungjawab Tata Usaha

E. INDIKATOR MUTU PELAYANAN


1. Mutu Pelayanan Perorangan
a. Pelayanan rawat Jalan

Indikator Ketersediaan Dokter Pemberi


Pelayanan rawat jalan / BP Umum

Dimensi Mutu Akses dan mutu

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan di


BP umum oleh tenaga medis yang
kompeten di Puskesmas

Definisi Operasional Pemberi pelayanan rawat jalan di BP


adalah tenaga medis yang kompeten

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah hari buka rawat jalan/


Pemeriksaan umum yang dilayani
dokter dalam 1 bulan

Penyebut Jumlah hari buka di Rawat


Jalan/Pemeriksaan Umum Puskesmas
dalam 1 bulan yang sama

Cara Menghitung Jumlah hari buka rawat


jalan/Pemeriksaan Umum yang
dilayani dokter dalam 1 bulan dibagi
Jumlah hari buka di Poliklinik
Puskesmas dalam 1 bulan yang sama
dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika capaian indikator


sesuai dengan target

Sumber Data Register rawat jalan

Target/Standar 80%

Penanggungjawab Pelaksana UKP


a. Dokter Pemberi Pelayanan Gigi

Indikator Dokter Pemberi Pelayanan Gigi

Dimensi Mutu Akses dan mutu

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan


oleh tenaga medis Dokter Gigi yang
kompeten di Puskesmas

Definisi Operasional Pemberi pelayanan rawat jalan di


Poliklinik Gigi adalah Dokter Gigi yang
kompeten

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah hari buka poliklinik gigi yang


dilayani oleh dokter Gigi dalam 1 bulan

Penyebut Jumlah hari buka di Poliklinik gigi


Puskesmas dalam 1 bulan yang sama

Cara Menghitung Jumlah hari buka poliklinik gigi yang


dilayani oleh dokter Gigi dalam 1 bulan
dibagi Jumlah hari buka di Poliklinik
gigi Puskesmas dalam 1 bulan yang
sama dikali 100%

Ukuran Indikator Indikator Kinerja baik jika pencapaian


sesuai dengan target

Sumber Data Register rawat jalan

Target/Standar 80%

Penanggungjawab Pelaksana Tehnis UKP

b. Pemberi Pelayanan KIA

Indikator Bidan Pemberi Pelayanan KIA

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tersedianya Pelayanan KIA oleh


tenaga bidan yang kompeten/terlatih

Definisi Operasional Klinik KIA adalah klinik pelayanan Ibu,


bayi dan Anak di Puskesmas yang
dilayani oleh bidan terlatih.
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah kumulatif hari buka klinik KIA


yang dilayani oleh bidan terlatih dalam
waktu satu bulan

Penyebut Jumlah hari kerja dalam satu bulan


yang sama

Cara Menghitung Jumlah kumulatif hari buka klinik KIA


yang dilayani oleh bidan terlatih dalam
waktu satu bulan dibagi Jumlah hari
kerja dalam satu bulan yang sama
dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika capaian indikator


sesuai dengan target

Sumber Data Register rawat jalan KIA

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana UKP

c. Jam Buka Pelayanan

Indikator Jam Buka Pelayanan:

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan di


poliklinik pad ahari kerja di setiap
Puskesmas

Definisi Operasional Jam buka pelayanan adalah jam


mulainya pelayanan poliklinik oleh
tenaga kesehatan dengan Jam buka
antara pukul 07.30 s.d. 12.00 setiap hari
kerja kecuali Jum’at pukul 08.00 –
10.00; Sabtu pukul 07.00 s.d 11.00

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan sekali

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah hari pelayanan rawat jalan yang


buka sesuai ketentuan dalam satu bulan

Penyebut Jumlah hari pelayanan rawat jalan


dalam satu bulan

Cara Menghitung Jumlah hari pelayanan rawat jalan yang


buka sesuai ketentuan dalam satu bulan
dibagi jumlah hari pelayanan rawat jalan
dalam satu bulan dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja dikatakan baik, bika capaian


sesuai dengan target

Sumber Data Register rawat jalan

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana UKP

d. Waktu tunggu di rawat jalan

Indikator Waktu tunggu di rawat jalan

Dimensi Mutu Akses

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat jalan


pada hari kerja di setiap Puskesmas
yang mudah dan cepat diakses oleh
pasien

Definisi Operasional Waktu tunggu adalah satu yang


diperlukan mulai pasien mendaftar
sampai dilayani oleh tenaga kesehatan

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien


rawat jalan yang disurvey

Penyebut Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang


disurvey

Sumber Data Survey Pasien rawat jalan

Target/Standar <60 menit

Penanggungjawab Pelaksana UKP

e. Kepatuhan Hand Higiene

Indikator Kepatuhan Hand Higiene


Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat


jalan yang mampu memberikan
kepuasan pelanggan

Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang


persepsi pelanggan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh dokter,
perawat, petugas loket dan fasilitas
Puskesmas.

Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah kumulatif rerata penilaian


kepuasan pasien rawat jalan yang di
survey

Penyebut Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang


di survey

Cara Menghitung Jumlah kumulatif rerata penilaian


kepuasan pasien rawat jalan yang di
survey dibagi Jumlah seluruh pasien
rawat jalan yang di survey dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


dengan target

Sumber Data Survei

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana UKP

f. Peresepan obat sesuai dengan Formularium

Indikator Peresepan obat sesuai dengan


Formularium

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat


kepada pasien

Definisi Operasional Formularium adalah daftar obat-obatan


yang digunakan di Puskesmas dengan
mengacu pada Formularium Nasional

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah resep yang diambil sebagai


sempel yang sesuai dengan
formularium dalam satu bulan

Penyebut Jumlah seluruh resep yang diambil


sebagai sampel dalam satu bukan

Cara Menghitung Jumlah resep yang diambil sebagai


sampel yang sesuai dengan
formularium dalam satu bulan dibagi
Jumlah seluruh resep yang diambil
sebagai sampel dalam satu bulan dikali
100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai dengan


target

Sumber Data RR Obat

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Pelaksana UKP

g. Kepuasan Pelanggan

Indikator Kepuasan Pelanggan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat


jalan yang mampu memberikan
kepuasan pelanggan

Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang


persepsi pelanggan terhadap pelayanan
yang diberikan oleh dokter, perawat,
petugas loket dan fasilitas Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan sekali

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah kumulatif rerata penilaian


kepuasan pasien rawat jalan yang di
survey

Penyebut Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang


di survey

Cara Menghitung Jumlah kumulatif rerata penilaian


kepuasan pasien rawat jalan yang di
survey dibagi Jumlah seluruh pasien
rawat jalan yang di survey dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai dengan


target

Sumber Data Survei


Target/Standar >80 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

1. Pelayanan IGD
a. Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat

Indikator Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat

Dimensi Mutu Keterjangkauan

Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat


24 jam di setiap Puskesmas Rawat Inap
dan sesuai jam kerja bagi Puskesmas
Rawat Jalan

Definisi Operasional Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat


selalu siap memberikan pelayanan
selama 24 jam penuh; Jam buka sesuai
dengan jam kerja adalah Gawat Darurat
siap memberikan pelayanan selama jam

Frekuensi Pengumpulan Data Setiap bulan

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah hari buka UGD 24 jam dalam


sebulan

Penyebut Jumlah hari dalam satu bulan

Cara Menghitung Jumlah hari buka UGD 24 jam dalam


sebulan dibagi jumlah hari dalam satu
bulan dikalikan 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai target/


standar

Sumber Data Laporan Bulanan

Target/Standar 24jam bagi Puskesmas Rawat Inap;


sesuai jam kerja bagi Puskesmas Rawat
Jalan

Penanggungjawab Pelaksana UKP

b. Pemberi Pelayanan Kegawatdaruratan

Indikator Pemberi Pelayanan Kegawatdaruratan


yang bersertifikat yang Masih Berlaku
ATLS/BTCLS/ ACLS/PPGD/GELS

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tersedianya pelayanan gawar darurat


oleg tenaga yang kompeten dalam bidang
kegawatdaruratan

Definisi Operasional Tenaga kompeten adalah tenaga pemberi


pelayanan gawat darurat yang sudah
memiliki sertifikat pelatihan PPGD yang
masih berlaku

Frekuensi Pengumpulan Data Setiap Enam Bulan

Periode Analisa Setiap Enam Bulan

Pembilang Jumlah tenaga yang bersifat PPGD yang


masih berlaku.

Penyebut Jumlah tenaga yang memberikan


pelayanan kegawatdaruratan

Cara Menghitung Jumlah tenaga yang bersertifikat PPGD


yang masih berlaku dibagi jumlah tenaga
yang memberikan pelayanan
kegawatdaruratan dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil cakupan sesuai


target

Sumber Data File Kepegawaian

Target/Standar 80 %

Penanggungjawab Kasubbag Tata Usaha Puskesmas

c. Waktu Tanggap Pelayanan Petugas di Gawat Darurat

Indikator Waktu Tanggap Pelayanan Petugas di


Gawat Darurat

Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat,


responsif dan mampu sepat, responsif dan
mampu menyelamatkan pasien gawat
darurat

Definisi Operasional Waktu tanggap adalah waktu yang


dibutuhkan mulai pasien datang di UGD
sampai mendapat pelayanan medis

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa Enam bulan sekali

Pembilang Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan


sejak kedatangan semua pasien yang di
sampling secara acak sampai dilayani
tenaga medis
Penyebut Jumlah seluruh pasien yang dilayani di
UGD

Cara Menghitung Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan


sejak kedatangan semua pasien yang di
sampling secara acak sampai dilayani
tenaga medis dibagi jumlah seluruh pasien
yang dilayani di UGD dikali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika sesuai target

Sumber Data Seluruh pasien yang dilayani di UGD

Target/Standar < 5 menit

Penanggungjawab Pelaksana UKP

2. Pelayanan Rawat Nginap


a. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka

Indikator Tidak adanya pasien yang diharuskan


membayar uang muka

Dimensi Mutu Akses dan Keselamatan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah


diakses dan mampu segera memberikan
pertolongan pada pasien gawat darurat

Definisi Operasional Uang muka adalah uang yang diserahkan


kepada Pihak Puskesmas sebagai jaminan
terhadap pertolongan medis yang akan
diberikan

Frekuensi Pengumpulan Enam bulan


Data

Periode Analisa Enam bulan

Pembilang Jumlah pasien gawat darurat yang tidak


membayar uang muka

Penyebut Jumlah seluruh pasien yang datang di


Gawat Darurat

Cara Menghitung Jumlah pasien gawat darurat yang tidak


membayar uang muka dibagi jumlah
Seluruh pasien yang datang di Gawat
Darurat dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai dengan


standar / target

Sumber Data Survei

Target/Standar 100%
Penanggungjawab Pelaksana UKP

b. Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat Inap

Indikator Dokter Penanggung Jawab Pasien Rawat


Inap

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Mengetahui gambaran layanan rawat inap


yang dilakukan oleh dokter yang kompeten

Definisi Operasional Penanggung jawab rawat inap adalah


dokter yang mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan
pasien

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan ekali

Pembilang Jumlah pasien dalam satu bulan yang


mempynyai dokter sebagai
penanggungjawab

Penyebut Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam


satu bulan

Cara Menghitung Jumlah pasien dalam satu bulan yang


mempunyai dokter sebagai penanggung
jawab dibagi jumlah seluruh pasien rawat
inap dalam satu bulan dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai target/ standar

Sumber Data Rekam medik

Target/Standar 100%

Penanggungjawab Unit Pelaksana Teknis Fungsional UKP

c. Jam Visite Dokter

Indikator Jam Visite Dokter

Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis


terhadap ketepatan waktu pemberian
pelayanan

Definisi Operasional Ketentuan waktu kepada setiap pasien


yang menjadi tanggungjawabnya, yang
dilakukan antar jam 08.00 sampai dengan
14.00

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan sekali


Data

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jumlah visite dokter antarjam 08.00 sampai


dengan 14.00 yang disurvei

Penyebut Jumlah pelaksanaan visite dokter yang


disurvei

Cara Menghitung Jumlah visite dokter antarjam 08.00 sampai


dengan 14.00 yang disurvei dibagi Jumalh
pelaksanaan visite dokter yang disurvei
dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai target / standar

Sumber Data Survey

Target/Standar 08.00 s/d 14.00 atau 100%

Penanggungjawab Pelaksana UKP

d. Kejadian Pulang Paksa

Indikator Kejadian Pulang Paksa

Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan pelayanan

Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap


efektivitas pelayanan Puskesmas

Definisi Operasional Kejadian pulang paksa atau pulang


sebelum sembuh adalah pulang atas
permintaan pasien atau keluarga pasien
sebelum diputuskan boleh pulang atau
dirujuk oleh dokter

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah pasien pulang sebelum dinyatakan


sembh atau dirujuk dalam satu bulan

Penyebut Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam


satu bulan

Cara Menghitung Jumlah pasien pulang sebelum dinyatakan


sembuh atau dirujuk dalam satu bulan
dibagi jumlah seluruh pasien yang dirawat
dalam satu bulan dikali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai target/ standar


Sumber Data Rekam medis

Target/Standar <5%

Penanggungjawab Pelaksana UKP

e. Kepuasan Pelanggan

Indikator Kepuasan Pelanggan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan


terhadap mutu pelayanan rawat inap

Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan


puas oleh pelanggan terhadap pelayanan
rawat inap oleh dokter, perawat, petugas
administrasi dan kondisi ruangan

Frekuensi Pengumpulan 6 bulan


Data

Periode Analisa 6 sekali

Pembilang Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan


dari pasien yang disurvey (dalam pasien)

Penyebut Jumlah total pasien yang disurvei

Cara Menghitung Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan


dari pasien yang disurvei (dalam persen)
dibagi Jumlah total pasien yang disurvei

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai targetstandar

Sumber Data Survey

Target/Standar > 80 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

f. Kepatuhan Hand Higiene

Indikator Kepatuhan Hand Higiene

Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

Tujuan Tersedianya Pelayanan rawat inap


Puskesmas yang mendukung keselamatan
pasien melalui cuci tangan

Definisi Operasional Kepatuhan hand higiene adalah kepatuhan


petugas rawat inap terhadap ketentuan
cuci tangan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah petugas rawat inap yang mematuhi


ketentuan cuci

Penyebut Jumlah seluruh petugas rawat inap

Cara Menghitung Jumlah petugas rawat inap yang Mematuhi


ketentuan cuci dibagi Jumlah seluruh
petugas rawat inap kali 100%

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai target/standar

Sumber Data Survey Petugas rawat inap

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

g. Kamar mandi dengan pengaman pegangan tangan

Indikator Kamar mandi dengan pengaman


pegangan tangan

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tidak terjadinya pasien jatuh di dalam


kamar mandi

Definisi Operasional Pengaman adalah pegangan tangan yang


dipasang di kamar mandi untuk
membantu pasien agar tidak jatuh di
dalam kamar

Frekuensi Pengumpulan 6 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap


yang mempunyai pengaman

Penyebut Jumlah seluruh kamar mandi yang ada di


ruang rawat inap yang ada di Puskesmas

Cara Menghitung Jumlah kamar mandi di ruang rawat inap


yang mempunyai pengaman dibagi
jumlah seluruh kamar mandi yang ada di
ruang rawat inap yang ada di Puskesmas
kali 100 %
Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai
target/standar

Sumber Data Catatan ruang Rawat Inap

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

4. Pelayanan Laboratorium
a. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

Indikator Waktu tunggu hasil pelayanan


laboratorium

Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan,


efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan


laboratorium

Definisi Operasional Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud


adalah pelayanan pemeriksaan
laboratorium sederhana. Waktu tunggu
hasil pelayanan laboratorium untuk
pemeriksaan laboratorium adalah
tenggang waktu mulai pasien diambil
sample sampai dengan hasil
pemeriksaan. Waktu hasil pemeriksaan
kimia darah < 90 menit, dan darah rutin,
60 menit

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil


pelayanan laboratorium pasien yang
disurvey dalam satu bulan

Penyebut Jumlah pasien yang diperiksa di


laboratorium yang disurvey dalam bulan
tersebut

Cara Menghitung Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil


pelayanan laboratorium pasien yang
disurvey dalam satu bulan dibagi jumlah
pasien yang diperiksa di laboratorium
yang disurvey dalam bulan tersebut dikali
100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai


target/standar

Sumber Data Catatan ruang Rawat Inap


Target/Standar 90 menit kimia darah, darah rutin < 60
menit

Penanggungjawab Pelaksana UKP

b. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium

Indikator Tidak adanya kesalahan pemberian hasil


pemeriksaan laboratorium

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan


laboratorium

Definisi Operasional Kesalahan administrasi dalam pelayanan


laboratorium meliputi kesalahan
identifikasi, kesalahan registrasi,
kesalahan pelabelan sampel, dan
kesalahan penyerahan hasil laboratorium

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah pasien yang diperiksa tanpa


kesalahan administrasi dalam satu bulan

Penyebut Jumlah pasien yang diperiksa di


laboratorium dalam bulan tersebut

Cara Menghitung Jumlah pasien yang diperiksa tanpa


kesalahan administrasi dalam satu bulan
dibagi jumlah pasien yang diperiksa di
laboratorium dalam bulan tersebut dikali
100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai


target/standar

Sumber Data Catatan di Laboratorium

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

c. Kepuasan Pelanggan

Indikator Kepuasan Pelanggan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan


terhadap pelayanan laboratorium

Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan


puas oleh pelanggan terhadap pelayanan
laboratorium

Frekuensi Pengumpulan Data 6 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif hasil penilaian


kepuasan dari pasien yang disurvei

Penyebut Jumlah total pasien yang disurvei


(minimal 50)

Cara Menghitung Jumlah kumulatif hasil penilaian


kepuasan dari pasien yang disurvei
dibagi jumlah total pasien yang disurvei
kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai


target/standar

Sumber Data Survei

Target/Standar  80 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

5. Pelayanan Kefarmasian
a. Waktu tunggu pelayana Obat Jadi

Indikator Waktu tunggu pelayanan Obat Jadi

Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan,


efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan obat

Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah


tenggang waktu mulai pasien
menyerahkan resep sampai dengan
menerima obat jadi

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif waktu tunggu


pelayanan obat jadi pasien yang disurvey
dalam satu bulan

Penyebut Jumlah pasien yang disurvey dalam


bulan tersebut

Cara Menghitung Jumlah kumulatif waktu tunggu


pelayanan obat jadi pasien yang disurvey
dalam satu bulan dibagi menjadi jumlah
pasien yang disurvey dalam bulan
tersebut kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai


target/standar

Sumber Data Survey

Target/Standar < 15 menit

Penanggungjawab Pelaksana UKP

b. Waktu tunggu pelayanan Obat Racikan

Indikator Waktu tunggu pelayanan Obat Racikan

Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan,


efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan


obat

Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi


adalah tenggang waktu mulai pasien
menyerahkan resep sampai dengan
menerima

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif waktu tunggu


pelayanan obat racikan pasien yang
disurvey dalam satu bulan

Penyebut Jumlah pasien yang disurvey dalam


bulan tersebut

Cara Menghitung Jumlah kumulatif waktu tunggu


pelayanan obat racikan pasien yang
disurvey dalam satu bulan dibagi
menjadi jumlah pasien yang disurvey
dalam bulan tersebut kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai


target/standar

Sumber Data Survey

Target/Standar < 30 menit

Penanggungjawab Pelaksana UKP

c. Tidak adanya Kejadian kesalahan pemberian obat


Indikator Tidak adanya Kejadian kesalahan
pemberian obat

Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan

Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan


dalam pemberian obat

Definisi Operasional Kesalahan pemberian obat meliputi:


1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah seluruh pasien farmasi yang


disurvey dikurangi jumlah pasien yang
mengalami kesalahan pemberian obat

Penyebut Jumlah seluruh pasien di Apotik/ obat


yang disurvey

Cara Menghitung Jumlah seluruh pasien farmasi yang


disurvey dikurangi jumlah pasien yang
mengalami kesalahan pemberian obat
dibagi Jumlah seluruh pasien obat yang
disurvey kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai


target/standar

Sumber Data Survey

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

d. Ketersediaan Formularium (up date paling lama 3 tahun)

Indikator Ketersediaan formularium

Dimensi Mutu Efisiensi

Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat


kepada pasien

Definisi Operasional Formularium obat adalah aftar obat


yang digunakan di Puskesmas sesuai
dengan formularium Nasional

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan


Pembilang Dokumen Formularium

Penyebut 1

Cara Menghitung Adanya dokumen formularium (1)


dibagi 1 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik jika hasil sesuai target

Sumber Data Survei

Target/Standar Tersedia dan update paling lama 3


tahun, 100 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

e. Kepuasan Pelanggan

Indikator Kepuasan Pelanggan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan


terhadap pelayanan obat

Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah


pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan obat

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif hasil penilaian


kepuasan dari pasien yang disurvei

Penyebut Jumlah total pasien yang disurvei


(minimal 50)

Sumber Data Survei

Target/Standar >80 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

6. Pelayanan Rekam Medis


a. Waktu penyedian dokumen RM rawat jalan

Indikator Waktu penyedian dokumen RM rawat


jalan

Dimensi Mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan


pendaftaran rawat jalan

Definisi Operasional Dokumen rekam medis rawat jalan


adalah dokumen rekam medis pasien
baru atau pasien lama yang
digunakan pada pelayanan rawat
jalan. Waktu penyediaan dokumen
rekam medik mulai dari pasien
mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas.

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif waktu penyediaan


rekam medis sampel rawat jalan yang
diamati

Penyebut Total sampel penyediaan rekam


medis yang diamati (N tidak kurang
dari 50)

Sumber Data Hasil survei pengamatan di ruang


pendaftaran rawat jalan untuk pasien
baru / di ruang rekam medis untuk
pasien lama

Target/Standar < 10 menit

Penanggungjawab Pelaksana UKP

b. Waktu penyediaan dokumen RM Rawat Inap

Indikator Waktu penyediaan dokumen RM


Rawat Inap

Dimensi Mutu Efektivitas, kenyamanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan


rekam medis rawat inap

Definisi Operasional Dokumen rekam medis rawat inap


adalah dokumen rekam medis pasien
lama yang digunakan pada pelayanan
rawat inap. Waktu penyediaan
dokumen rekam medik pelayanan
rawat inap adalah waktu mulai pasien
diputuskan untuk rawat inap oleh
dokter sampai rekam medik rawat
inap tersedia di bangsal pasien

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif waktu penyediaan


rekam medis rawat inap yang diamati

Penyebut Total penyediaan rekam medis rawat


inap yang diamati

Sumber Data Hasil survey

Target/Standar < 15 menit

Penanggungjawab Petugas rekam medik

c. Kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai


pelayanan

Indikator Kelengkapan pengisian rekam medis


24 jam setelah selesai pelayanan

Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan


keselamatan

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab


dokter dalam kelengkapan informasi
rekam medik

Definisi Operasional Rekam medik yang lengkap adalah,


rekam medik yang telah diisi lengkap
oleh dokter dalam waktu < 24 jam
setelah selesai pelayanan rawat inap
diputuskan untuk pulang, yang
meliputi identitas pasien, anamnesis,
rencana asuhan, pelaksanaan
asuhan, tindak lanjut, dan

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah rekam medik yang disurvey


dalam 1 bulan yang diisi lengkap

Penyebut Jumlah rekam medik yang disurvey


dalam 1 bulan

Sumber Data Survei

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Petugas rekam medik


d. Kelengkapan Informed Concent

Indikator Kelengkapan informed Concent


setelah mendapatkan informasi yang
jelas

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab


dokter untuk memberikan informasi
kepada pasien dan mendapat
persetujuan dari pasien akan
tindakan medik yang akan dilakukan

Definisi Operasional Informed Concent adalah


persetujuan yang diberikan
pasien/keluarga pasien atas dasar
penjelasan lengkap mengenai
tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut atas dasar
penjelasan lengkap mengenai
tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah pasien yang mendapat


tindakan medik yang disurvey yang
mendapat informasi lengkap
sebelum memberikan persetujuan
tindakan medik dalam 1 bulan

Penyebut Jumlah pasien yang mendapat


tindakan medik yang disurvey dalam
1 bulan

Sumber Data Survei

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Petugas rekam Medik

e. Kepuasan pelanggan

Indikator Kepuasan pelanggan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan


terhadap pelayanan rekam medis

Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah


pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan rekam medis

Frekuensi Pengumpulan Data 6 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif hasil penilaian


kepuasan dari pasien yang disurvei

Penyebut Jumlah total pasien yang disurvei


(minimal 50)

Sumber Data Survei

Target/Standar 100 %

Penanggungjawab Petugas Rekam Medik

7. Pelayanan Persalinan
a. Pemberi pelayanan persalinan normal

Indikator Pemberi pelayanan persalinan normal

Dimensi Mutu Kompetensi

Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan


normal oleh tenaga yang kompeten

Definisi Operasional Pemberi Pelayanan persalinan normal


adalah bidan yang telah mengikuti
pelatihan Asuhan Persalinan Normal

Frekuensi Pengumpulan Data 6 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah dokter umum/bidan yang


memenuhi kualifikasi menolong
persalinan

Penyebut Jumlah dokter/ seluruh bidan yang


memberikan pertolongan persalinan
normal

Sumber Data kepegawaian

Target/Standar Dokter Umum/Bidan terlatih APN / 100


%

Penanggungjawab Ka Tata Usaha

b. Pemberian pelayanan persalinan dengan Penyulit di PONED


Indikator Pemberian pelayanan persalinan
dengan penyulit Puskemas Pelayanan
Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar
(PONED)

Dimensi Mutu Kompetensi teknis, keselamatan

Tujuan Tersedianya Tim PONED yang mampu


menangani dan merujuk : hipertensi
dalam kehamilan; tindakan persalinan
dengan distorsi bahu; pendarahan post
partum; infeksi nifas; BBLR dan
hipotermia; asfiksia pada bayi;
gangguan nafas pada bayi; kejang
pada bayi baru lahir; infeksi bayi baru
lahir, persiapan umum sebelum
tindakan kedaruratan obstetri neonatal
dasar antara lain kewaspadaan
universal standar

Definisi Operasional Tim PONED adalah Tim Pelayanan


Obstetri neonatal Emergensi Dasar
yang bertujuan untuk menghindari
rujukan lebih dari 2 jam dan untuk
memutus mata rantai rujukan itu sendiri

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan

Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Tersedianya tim PONED terlatih

Penyebut 1

Sumber Data Tata Usaha

Target/Standar Tim PONED Terlatih / 100 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

c. Kepuasan Pelanggan

Indikator Kepuasan Pelanggan

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Tergambarnya persepsi pasien


terhadap mutu pelayanan

Definisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah


pernyataan puas oleh pelanggan
terhadap pelayanan persalinan

Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan


Periode Analisa 6 bulan

Pembilang Jumlah kumulatif hasil penilaian


kepuasan dari pasien yang disurvei

Penyebut Jumlah total pasien yang disurvei


dibagi jumlah pasien PONED

Sumber Data Survei

Target/Standar  80 %

Penanggungjawab Pelaksana UKP

8. Pengolahan Limbah
a. Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah padat
(TPS) dan cair (IPLC) puskesmas

Indikator Ketersediaan fasilitas dan peralatan


pengelolaan limbah padat (TPS) dan
cair (IPLC) puskesmas

Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas

Tujuan Kesiapan fasilitas dan peralatan


Puskesmas untuk Pengelolaan Limbah
Puskesmas

Definisi Operasional Fasilitas dan peralatan Pengelolaan


Limbah Puskesmas adalah ruang,
mesin, perlengkapan, dan peralatan
yang harus tersedia untuk pengelolaan
limbah Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan Data 6 bulan sekali

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan


pengelolaan limbah yang dimiliki
Puskesmas

Penyebut Jenis dan jumlah fasilitas dan peralatan


pengelolaan limbah yang seharusnya
dimiliki Puskesmas

Sumber Data Inventaris pengelolaan Limbah


Puskesmas
Target/Standar Sesuai dengan standar Puskesmas /
100 %

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

b. Pengelolaan limbah cair dan padat berbahaya

Indikator Pengelolaan limbah cair dan padat


berbahaya sesuai peraturan

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Terkelolanya limbah cair dan padat


sehingga tidak mencemari lingkungan

Definisi Operasional Limbah Cair dan padat adalah limbah


cair dan padat yang dihasilkan dalam
kegiatan pelayanan Puskesmas baik
pelayanan klinis maupun penunjang
yang berasal dari berbagai alat sanitair
di Puskesmas

Frekuensi Pengumpulan Data 1 minggu sekali

Periode Analisa 6 bulan sekali

Pembilang Proses pengelolaan limbah cair dan


padat sesuai peraturan perundangan

Penyebut 1

Cara menghitung Proses pengelolaan limbah cair dan


padat sesuai peraturan perundangan
dibagi 1 kali 100 %

Ukuran Indikator Kinerja baik, jika hasil sesuai dengan


standar

Sumber Data Observasi tiap seminggu sekali

Target/Standar Sesuai dengan standar Puskesmas /


100 %

Penanggungjawab Kepala Puskesmas

c. Baku mutu limbah cair

Indikator Baku mutu limbah cair

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Terkelolanya baku mutu limbah cair


sehingga tidak mencemari lingkungan

Definisi Operasional Batas kadar yang diperkenankan bagi


baku mutu limbah cair, zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan
dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan
atau benda lainnya berdasarkan
peraturan yaitu : BOD <30mg/ltr, b.
COD < 80 mg/ltr, c. TSS < 30 mg/ltr, d.
PH 6-9)

Frekuensi Pengumpulan Data 1 tahun

Periode Analisa 1 tahun

Pembilang Mutu limbah cair yang dibuang ke


dalam air pada sumber air tidak boleh
melampaui baku mutu limbah cair yang
telah ditetapkan berdasarkan peraturan

Penyebut 1

Cara menghitung Cukup jelas

Ukuran Indikator Baik jika masih dibawah ambang yang


diperkenankan sesau peraturan

Sumber Data Pelaporan Kesling

Target/Standar Berdasarkan peraturan Keputusan


Menteri Negeri Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No.
KEP-03/MENKLH/II/1991.

Penanggungjawab Pelaksana Kesling

Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BLORA

Sekretaris,

LILIK HERNANTO

Anda mungkin juga menyukai