Disusun oleh:
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Rawa Pitu
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan evaluasi program
Promosi Kesehatan tepat pada waktunya.
Saya berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa lapioran ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
agar kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................3
C. Rumusan Masalah.......................................................................3
D. Ruang Lingkup.............................................................................3
A. Analisis........................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran diri agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).
Promosi kesehatan adalah suatu proses pemberdayaan masyarakat agar dapat
berperilaku memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Pelayanan
kesehatan sebaik apapun tidak akan memiliki dampak terhadap meningkatnya kesehatan.
Masalah kesehatan di masyarakat disebabkan oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit,
lingkungan yang menyebabkan timbulnya bibit penyakit dan perilaku manusia yang tidak
peduli akan lingkungan sekitar. Promosi kesehatan oleh puskesmas dilaksanakan agar
masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan
masalah kesehatan yang berpotensi mengancam kesehatan. Petugas kesehatan harus
menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS (Depkes
RI, 2011).
PHBS adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat sebagai wujud keberdayaan masyarakat yang sadar dan mampu
mempraktekan PHBS (Depkes RI, 2011). Semua anggota keluarga wajib ber-PHBS agar
keluarga dapat hidup sehat di lingkungan yang mereka ciptakan sendiri. Penyakit terbesar
yang ada di puskesmas Beteleme yang berkaitan dengan PHBS pada tahun 2015 yaitu
Diare sebesar 650 dan gastritis sebesar 947 kejadian (Profil Puskesmas Beteleme, 2015).
Indikator PHBS yang ditetapkan oleh Pusat Promosi Kesehatan Kementerian
Kesehatan mencakup 10 indikator, yang meliputi: persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, penimbangan bayi dan balita, pemberian ASI eksklusif, penggunaan air bersih,
cuci tangan dengan air bersih dan sabun, pemberantasan jentik nyamuk, pemakaian
jamban sehat, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari,
tidak merokok dalam rumah (Riskesdas, 2013). Petugas kesehatan harus mampu untuk
merubah perilaku masyarakat sesuai indikator PHBS untuk mengurangi penyakit yang
terjadi di masyarakat. Saefudin (2010) mengatakan kematian yang paling banyak terjadi
adalah kematian ibu dan anak. Oleh karena itu ada 3 indikator PHBS yang paling penting
untuk masyarakat khususnya tentang kesehatan ibu dan anak yaitu persalinan ditolong
1
oleh tenaga kesehatan, penimbangan bayi dan balita dan pemberian ASI eksklusif. Ketiga
indikator tersebut sangat berkaitan erat dan berada di lingkup yang sama.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (2012) angka kematian ibu
di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 dengan salah satu penyebab adalah
persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan sedangkan di lokasi penelitian
sendiri, di Wilayah Morowali Utara) angka kematian ibu sebesar 265 per 100.000.
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (2013), dimana kondisi tersebut
belum mencapati target dari MDGs, target angka kematian ibu menurut MDGs 102 per
100.000.
Dalam memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat, perlu beberapa usaha dalam
melakukan promosi kesehatan. Dimana dalam penyampaian infomasi dari promosi
kesehatan tersebut harus efektif, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
seseorang sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Cara penyampaian
informasi kesehatan yang dianggap efektif itu salah satunya adalah melalui media
promosi kesehatan.
Media promosi kesehatan merupakan suatu sarana dan upaya untuk menampilkan
informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator dengan sasaran berupa
peningkatan pengetahuan untuk mengubah perilaku kesehatan yang lebih baik. Media
yang biasa digunakan dalam promosi kesehatan dapat berupa media visual, audio,
maupun audio visual. Contoh dari media audio visual berupa video yang dapat disiarkan
melalui televisi maupun smartphone. Pada media audio contohnya seperti pesan-pesan
yang dapat didengar dari radio. Sedangkan media visual berupa media cetak yang dapat
dipasang di tempat umum, contohnya poster, booklet, flipchart, slide, majalah, dan leaflet.
Media leaflet adalah selembar kertas yang disajikan dalam bentuk lipatan berisikan
tulisan mengenai sebuah masalah yang ditujukan kepada suatu sasaran tertentu. Leaflet
disajikan dengan desain dan ilustrasi yang menarik serta menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti banyak orang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gani pada tahun 2014 mengenai perbedaan
efektivitas leaflet dan poster dalam pencegahan HIV/AIDS didapatkan bahwa media
leaflet lebih efektif dibandingkan dengan media poster. Media leaflet dipilih sebagai
media promosi kesehatan karena memiliki nilai praktis yang mudah untuk dibawa
kemana saja, misalnya dapat dimasukkan ke dalam dompet, selain itu juga dapat dibaca
kapan saja jika mereka ingin membaca kembali.
2
Media video merupakan kumpulan gambar dalam sebuah frame yang diproyeksikan
melalui proyektor dengan mekanisme tertentu sehingga menghasilkan gambar yang
tampak bergerak. Suatu penelitian mengenai Efektivitas Penggunaan Media Leaflet, Buku
Saku, dan Video untuk Meningkatkan Pengetahuan Pemberian Makanan Pendamping Air
Susu (MP ASI) di Desa Kenep, Kecamatan Sukoharjo oleh Ismawati tahun 2018, media
yang paling efektif dari ketiga itu dalam meningkatkan pengetahuan adalah video. Video
memiliki daya tarik tersendiri dalam menjabarkan sebuah informasi melalui gambar yang
bergerak dan suara. Sehingga media video dipilih sebagai media promosi kesehatan
karena video lebih efisiensi dalam penyaluran informasi secara lebih menyeluruh,
terutama dengan adanya media sosial di smartphone video dapat dibagikan dan dapat
ditonton oleh banyak orang.
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS
2. Belum tercpainya indikator tatanan sehat
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS?
2. Apa ynag menyebabkan tidak tercapainya indikator tatanan sehat?
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup program promosi sesehatan adalah semua tatanan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Rawa Pitu yaitu seluruh masyarakat, rumah, sekolah, dan institusi
lainnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup..
5
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan
bagi perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah
dapat menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan
mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain,
setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena
penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga
dan manfaat PHBS rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
6
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Melakukan kerja bakti bersama warga lingkungan sekolah untuk menciptakan
lingkungan yang sehat.
Mengingat jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia
dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk
mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Jika tiap
sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat
membantu terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan
Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-
10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai
PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan
usaha kesehatan Sekolah (UKS).
Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat, meningkatkan proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat
lingkungan sekolah menjadi sehat.
7
4. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
5. Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.
6. Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masayarakat.
Manfaat dari penerapan PHBS; yaitu : setiap pekerja meningkat kesehatannya dan
tidak mudah sakit, produktivitas pekerja akan meningkat yang berdampak pada
peningkatan penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga. Selain utu, pengeluaran biaya
rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya
pengobatan akibat sakit. Sedangkan manfat bagi perusahaan antara lain : dengan
meningkatnya produktivitas kerja yang berdampak positif terhadap pencapaian target
dan tujuan, menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan, serta meningkatnya
citra tempat kerja yang positif. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja, yaitu:
1. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
2. Tidak merokok/ada kebijakan dilarang merokok
3. Olah raga yang teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar
5. Menggunakan jamban sehat saat buang air kecil dan besar
6. Membuang sampah di tempat sampah
7. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
8. Mengkonsumsi makanan dan minuman sehat
9. Bebas NAPZA (Narkotika, Obat-obatan, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya)
10. Tidak meludah sembarang tempat
8
Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan
1. Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
a. Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan yang sehat.
b. Terhindar dari penularan penyakit.
c. Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
d. Peningkatan kesehatan pasien.
2. Bagi Institusi Kesehatan :
a. Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
b. Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
3. Bagi Pemerintah Daerah :
a. Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan
citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.
b. Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.
Indikator PHBS di Institusi Kesehatan semua PHBS diharapkan dilakukan di
Institusi Kesehatan. Namun demikian, institusi kesehatan teiah masuk kategori Institusi
Kesehatan Sehat, bila pasien, masyarakat pengunjungdan petugas di institusi kesehatan ;
1. Menggunakan air bersih,
2. Menggunakan jamban.
3. Membuang sampan patla tempatnya,
4. Tidak merokok di institusi kesehatan.
5. Tidak meludah sembarangan.
6. Memberantas jentik nyamuk.
9
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat
– Tempat Umum yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Mencuci tangan pakai sabun
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan
yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat.
10
BAB III
ANALISIS
A. Analisis
1. Identifikasi Masalah
2. Prioritas Masalah
NO MASALAH U S G TOTAL
11
PEMECAHAN MASALAH
MASALAH MASALAH
MASALAH TERPILIH
UPAYA TARGET
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN PJ
KESEHATAN SASARAN
UKM ESENSIAL
BAB IV
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS dikarenakan belum
maksimalnya penyuluhan yang dilakukan oleh petuga
2. Belum tercapainya indikator tatanan sehat dikarenakan kurangnya
pemahanam indikator PHBS dimasing-masing instansi
B. Saran
1. Melakukan sosialisasi tentang PHBS beserta indikator-indikatornya dimasing-
masing instansi (rumah/masyarakat, sekolah, tempat umum, saranan
Kesehatan)
DAFAR PUSTAKA
13
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11846/2/T1_462012032_BAB
%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/60161/2/BAB%201%20Pendahuluan.pdf
https://ayosehat.kemkes.go.id/phbs
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs-di-sekolah-13
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/phbs-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
di-tatanan-tempat-kerja
https://kkn.undiksha.ac.id/blog/sosialisasi-phbs-prilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-
tatanan-instansi-kesehatan#:~:text=PHBS%20di%20Institusi%20Kesehatan
%20adalah,dalam%20mewujudkan%20Institusi%20Kesehatan%20Sehat.
https://puskesmasmanguharjo.madiunkota.go.id/?p=1507
14