Anda di halaman 1dari 33

TUGAS : PROMOSI KESEHATAN

DOSEN : Dr. Yusriani ,SKM., M.Kes

PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

OLEH : KELOMPOK 4

KELAS B8

 ANANDA PURNAMA SARI (141 2018 0278)


 RASMI AMALIA (141 2018 0311)
 SRY AYU (141 2018 0300)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “PROMOSI KESEHATAN
PADA TATANAN TEMPAT KERJA” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Kami sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang


menjadi tugas Promosi Kesehatan dengan judul “Promosi Kesehatan Pada
Tatanan Tempat Kerja”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

Makassar, 20 Maret 2020


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang...............................................................................................

Rumusan Masalah.........................................................................................

Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan..........................................................


B. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan...................................................
C. Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja.................................................
1. Tujuan Promkes di Tempat Kerja................................................
2. Manfaat PHBS di Tempat Kerja...................................................
3. Sasaran Promkes di Tempat Kerja..............................................
4. Keuntungan Promkes di Tempat Kerja........................................
D. PHBS di Tempat Kerja.......................................................................
E. Prinsip Promkes di Tempat Kerja.......................................................
F. Strategi Terbaik Untuk Promkes di Tempat Kerja..............................
G. Lingkup Kegiatan Program Promkes di Tempat Kerja........................
H. Undang-Undang Kesehatan Kerja......................................................
I. Pendekatan Program Promkes di Tempat Kerja................................
J. Promkes di Negara Maju versus Negara Berkembang.......................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..................................................................................................7

Saran........................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat
kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi sosial, mental dan fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan
suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan
peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak
sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat
meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan
pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi


perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada
negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa kesehatan dan
lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi
banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya
penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan
pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak
baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.

Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan


secara global dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga
melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang
tehnologi maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka
konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit karena hubungan dengan
pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas ,
Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang
sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan darah
tinggi dan lain-lainnya.

Masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan


pelayanan kesehatan keselamatan kerja yang memuaskan, karena banyak para
pimpinan perusahaan kurang menghubungkan antara tempat kerja, kesehatan
dan pembangunan. Padahal kita ketahui bahwa pekerja yang sehat akan
menjadikan pekerja yang produktif, yang mana sangat penting untuk
keberhasilan bisnis perusahaan dan pembangunan nasional. Untuk itu promosi
kesehatan di tempat kerja merupakan bagian yang sangat penting di tempat
kerja.
Rumusan Masalah

1. Apa itu promosi kesehatan ?


2. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan ?
3. Apa itu promosi kesehatan di tempat kerja ?
4. Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja?
5. Bagaimana prinsip promosi kesehatan di tempat kerja ?
6. Bagaimana strategi terbaik untuk promkes di tempat kerja ?
7. Bagaimana Lingkup kegiatan program promkes di tempat kerja ?
8. Bagaimana Undang-undang kesehatan kerja ?
9. Apa Pendekatan program promkes di tempat kerja ?
10. Bagaiaman promkes di negara maju versus negara berkembang ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui promosi kesehatan


2. Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan di tempat kerja.
3. Untuk mengetahui promosi kesehatan di tempat kerja.
4. Untuk mengetahui PHBS di tempat kerja.
5. Untuk mengetahui prinsip promosi kesehatan di tempat kerja.
6. Untuk mengetahui strategi terbaik untuk promosi kesehatan di tempat
kerja.
7. Untuk mengetahui lingkup kegiatan program promkes di tempat kerja
8. Untuk mengetahui undang undang kesehatan kerja
9. Untuk mengetahui pendekatan program promkes di tempat kerja
10. Untuk mengetahui promkes di negara maju versus negara berkembang
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN

Menurut WHO, Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan


orang untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan
dengan demikian meningkatkan kesehatan mereka. Promosi kesehatan berarti :
Membangun kebijakan publik yang sehat menciptakan lingkungan yang
mendukung, memperkuat aksi komunitas, mengembangkan keterampilan pribadi,
dan mengorientasikan layanan kesehatan.

Program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit fokus pada


menjaga orang sehat. Promosi kesehatan melibatkan dan memberdayakan
individu dan masyarakat untuk terlibat dalam perilaku sehat, dan membuat
perubahan yang mengurangi risiko pengembangan penyakit kronis dan
morbiditas lainnya.

Promosi kesehatan dilakukan dalam konteks prinsip-prinsip kemitraan ,


partisipasi dan perlindungan aktif untuk mencapai kesehatan optimal. Promosi
kesehatan adalah proses diarahkan memungkinkan orang untuk mengambil
tindakan. Dengan demikian , promosi kesehatan bukanlah sesuatu yang
dilakukan pada atau orang, hal itu dilakukan oleh, dengan dan untuk orang-orang
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok .

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat keterampilan dan


kemampuan individu untuk mengambil tindakan dan kapasitas kelompok atau
masyarakat untuk bertindak secara kolektif untuk melakukan kontrol atas faktor-
faktor penentu kesehatan dan mencapai perubahan yang positif. Promosi
kesehatan tidak hanya mencakup tindakan diarahkan untuk memperkuat
keterampilan dan kemampuan individu tetapi juga tindakan diarahkan perubahan
kondisi sosial, lingkungan, politik dan ekonomi untuk mengurangi dampaknya
terhadap populasi dan kesehatan individu.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Ini bukan sekadar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.

Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan:


1) menciptakan lingkungan yang mendukung,
2) mengubah perilaku, dan
3) meningkatkan kesadaran.

B. RUANG LINGKUP PROMKES BERDASARKAN TATANAN


PELAKSANAAN

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :

1) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)


Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia.
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan di keluarga sasaran utamanya
adalah orang tua (ibu), dimana ibu merupakan seseorang yang
memberikan perilaku sehat kepada anak-anaknya sejak lahir
2) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
Sasaran promosi kesehatan di sekolah adalah guru, karena guru
merupakan pengganti orang tua pada waktu di sekolah. Sekolah
merupakan tempat utuk memberikan perilaku kesehatan kepada anak.
Sekolah dan lingkungan sekolah yang sehat sangat tepat untuk
berperilaku sehat bagi anak
3) Promosi kesehatan ditempat kerja.
Sasaran promosi kesehatan adalah karyawan, yang berperan sebagai
promotor kesehatan adalah pemimpin perusahaan dan sektor kesehatan.
Salah satunya dengan memberikan fasilitas tempat kesehatan yang baik
bagi prilaku sehat karyawan atau pekerjanya.
4) Promosi kesehatan di tempat-tempat umum
Di tempat-tempat umum (seperti pasar, terminal bus, stasiun) perlu
dilaksanakan promosi kesehatan, yaitu dengan cara menyediakan
fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat pengunjungnya, bisa
dengan memberikan poster dan selebaran mengenai cara-cara menjaga
kebersihan.
5) Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, dsb, merupakan tempat yang strategis untuk melakukan
pelayanan kesehatan. Pelaksanaan promosi kesehatan ini dapat
dilakukan secara individual oleh para petugas kesehatan kepada pasien
atau keluarga yang ada di tempat pelayanan kesehatan tersebut.

C. PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yang optimal sebagai


modal yang azasi untuk dapat menjalankan aktivitas yang produktif. Pekerja baik
di sektor swasta maupun pemerintah, perusahaan formal maupun informal,
selain proporsinya lebih dari 70 % dari seluruh populasi, pada hakekatnya
merupakan jantungnya organisasi dan motornya produktivitas.

Di tempat kerja kemungkinan terdapat tiga sumber utama bahaya potensial


kesehatan kerja yaitu ;

1. lingkungan kerja,
2. pekerjaan, serta
3. manajemen yang belum terlatih tentang kesehatan dan keselamatan
kerja.

Apabila kondisi bahaya potensial dari ketiga sumber utama tersebut dapat
diminimalkan, apalagi dieliminasikan; maka pekerja dapat lebih leluasa
mewujudkan tanggung jawabnya masing-masing untuk melakukan perawatan diri
menuju tingkat kesehatan dan pemeliharaan kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sebagai sumber daya terpenting dalam organisasi, wajar apabila pekerja dijamin
aksesnya untuk berpartisipasi dalam program kesehatan kerja yang
memfasilitasikan pencapaian derajat kesehatan dan kapasitas kerja yang
setinggi-tingginya, sambil juga melindungi pekerja dari kemungkinan pengaruh
yang merugikan kesehatan karena pemajanan oleh bahaya potensial terhadap
kesehatan di tempat kerja.

Fokus program promosi kesehatan kerja di tempat kerja, bermanfaat selain


untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran atau kapasitas kerja, juga
dapat mencegah penyakit degeneratif kronik seperti misalnya penyakit jantung
koroner, stroke, kanker, penyakit paru obstruksi kronik dan lain-lain. Bahkan
penyakit degeneratif kronik itu,kini telah menjadi penyebab kematian nomor satu
pekerja usia prima melebihi kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja maupun penyakit menular (WHO, 1996).

Oleh karena itu, pelayanan kesehatan kerja tidak cukup hanya melindungi
kesehatan pekerja dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh pemajanan
dengan hazard kesehatan yang berasal dari lingkungan kerja dan pekerjaan.
Akan tetapi kesehatan kerja masa kini harus memprioritaskan program promosi
kesehatan pekerja di tempat kerja yang merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan kerja yang melaksanakan upaya perbaikan derajat kesehatan fisik,
mental dan sosial pekerja serta dalam rangka pencegahan penyakit yang jelas
tinggi prevalensinya diantara pekerja, selain mendukung sumber daya manusia
dalam mencapai kinerja, jenjang karir dan produktivitas organisasi atau tempat
kerja yang setinggi-tingginya.

Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan komponen kegiatan


pelayanan pemeliharaan/ perlindungan kesehatan pekerja dari suatu pelayanan
kesehatan kerja. Sayang sekali, dalam beberapa hal promosi kesehatan di
tempat kerja dikembangkan sebagai kegiatan yang terpisah dari pelayanan
kesehatan kerja. Hal ini selain membuang sumber daya, juga tidak efektif dalam
kemajuan program promosi kesehatan di tempat kerja.

Sehat berarti tidak hanya ketiadaan suatu penyakit tapi optimalnya kondisi
fisik, mental dan kesejahteraan sosial. Promosi kesehatan kerja didefinisikan
sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol
terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi
kesehatan di tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup
manajemen dan pencegahan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan serta peningkatan kesehatan pekerja
secara optimal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan di tempat kerja (health


promotion at the workplace) adalah program kegiatan yang direncanakan dan
ditujukan pada peningkatan kesehatan para pekerja beserta anggota keluarga
yang ditanggungnya dalam konteks tempat kerja.

Promosi kesehatan di tempat kerja diselenggarakan berdasarkan suatu


kerangka konsep (framework), yang dibangun melalui beberapa kunci seperti ;
pendekatan (approach), strategi (strategies), area prioritas (priority areas), faktor
yang mempengaruhi (influence factors), dan lain-lain. Bagan kerangka konsep
dapat dilihat di bawah ini :

• Pendekatan Langkah Area Prioritas Faktor Perilaku sehat


• Strategi Pengaruh & positif

Resiko yang ditanggung oleh masing-masing pekerja ini berbeda satu sama
lainnya, tergantung pada lingkungan kerja masing-masing karyawan tersebut.
Oleh karena itu, promosi kesehatan dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan
atau tempat kerja yang kondusif bagi karywan atau pekerjanya. Promosi
kesehatan kerja adalah upaya memberdayakan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan diri serta lingkungannya.

Promosi kesehatan menempatkan masyarakat sebagai subyek bukan obyek,


sebagai pelaku bukan sasaran, dan aktif berbuat bukan pasif menunggu. Upaya
promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk
memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan
tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat
kerja yang sehat.
1) Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja adalah :

Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah untuk mempengaruhi sikap


masing-masing pekerja mengenai kesehatannya secara individu, sehingga dari
hari ke hari mereka akan menentukan keputusan atas pilihannya secara
personal, menuju gaya hidup yang sehat dan lebih positif.

Tujuan khusus secara jelas harus dinyatakan dan disampaikan pada semua
pekerja yang berpartisipasi dalam program. Yang termasuk tujuan khusus adalah
sbb;

1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang


sehat dan positif.
2. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan
makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal.
3. Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok.
4. Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan
penyalahgu- naan obat dan alkohol.
5. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam
kehidupannya.
6. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR.
7. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta
meminimalisasi akibatnya.
8. Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis.

Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan


masayarakat. Dua konsep yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan
pekerja dan lingkungannya adalah pencegahan dan peningkatan kesehatan.

Secara mendasar promosi kesehatan di tempat kerja adalah perlu melindungi


individu (pekerja), lingkungan didalam dan diluar tempat kerja dari bahan-bahan
berbahaya, stress atau lingkungan kerja yang jelek. Gaya kerja yang
memperhatikan kesehatan dan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada
dapat mendukung terlaksananya promosi kesehatan di tempat kerja.
Keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja, secara umum : Promosi
Kesehatan di tempat kerja mendorong tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat
yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.

2) Manfaat PHBS Di Tempat Kerja

PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar
tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan
dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu
para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit,
meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang
positif .

3) Sasaran dari Promosi Kesehatan Di tempat Kerja yakni :

a. Primer : Karyawan di tempat kerja.


b. Sekunder : Pengelola K3, serikat atau organisasi pekerja.
c. Tersier : Pengusaha dan manajer/ Direktur.

4) Keuntungan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


a. Bagi Perusahaan
 Meningkatnya lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman serta
nyaman
 Citra Perusahaan Positif
 Meningkatkan moral staf
 Menurunnya angka absensi
 Meningkatnya produktifitas
 Menurunnya biaya kesehatan atau biaya asuransi.
 Pencegahan terhadap penyakit.
b. Bagi Pekerja
 Lingkungan tempat kerja menajdi lebih sehat
 Meningkatnya percaya diri
 Menurunnya stress
 Meningkatnya semangat kerja
 Meningkatnya kemamuan
 Meningkatnya kesehatan
 Lebih sehatnya keluarga dan masyarakat.

D. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TEMPAT KERJA

PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja.


2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur atau aktifitas fisik.
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil.
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya.
9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

Ada 4 langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan di


perusahaan dan karyawan yaitu :

1. Lebih mengkomunikasikan dengan para karyawan tentang perhatian dan


tujuan yang terkait dengan kesehatan.
2. Mengimplementasikan program promosi kesehatan untuk membuat
pemahaman di tempat kerja.
3. Membuat komitmen tetap untuk memelihara kesehatan dan
kesejahteraan karyawan.
4. Memulai kegiatan program kesehatan.

E. PRINSIP PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Prinsip promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dilakukan secara


comprehensive, partisipasi dan kewenangan yang ada. Promosi kesehatan di
tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja sama dengan
berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi
masyarakat yang ada sehingga lebih mantap dan berkesinambungan. Kholid,
2012.

a. Komprehensif
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan
beberapa disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai,
yaitu berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman
sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan
terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok kea rah yang positif
sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.
b. Partisipasi
Para pekerja di smereka dalam semua tingkatan dalam perusahaan
hendaknya terlibat secara aktif mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dibutuhkan untuk pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan
kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja
merupakan halyang sangat mendukung bagi para pekerja untuk leih
percaya diri dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam mengubah
gaya hidup dan mengembangkan kemampuan pencegahan dan
peningkatan terhadap penyakit.
c. Keterlibatan berbagai sektor terkait
Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus
Universitas Sumatera Utara melalui pendekatan yang integrasi sehingga
penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan. Untuk
itu, meningkatkan kesehatan pekerja dan membangun tempat kerja yang
sehat dibutuhkan koordinasi berbagai pengambil keputusan, industri,
sektor kesehatan, universitas yang terkait, organisasi pekerja, organisasi
pengusaha, organisasi masyarakat, masyarakat dan lain-lain. Para
professional dari berbagai disiplin ilmu juga diperlukan.
d. Kelompok organisasi masyarakat
Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan
semua anggota pekerja, kelompok organisasi wanita dan laki-laki yang
ada, termasuk juga tenaga honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan
melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai
pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan promosi
kesehatan di tempat kerja hendaknya diperhitungkan dalam
mengembangkan program selanjutunya.
e. Berkesinambungan atau berkelanjutan
Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan
kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai arti penting pada
lingkungan tempat kerja dan aktivitas manajemen sehari-hari. Program
promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan
dan tujuannya jangka panjang.

Program Promosi Kesehatan

Program promosi kesehatan di tempat kerja berbeda dengan kebugaran


untuk bekerja (fitness to work) atau program surveillans kesehatan. Fokus
program ini terletak pada pencapaian strategi gaya hidup dan kesehatan pekerja.
Sifatnya sukarela dan secara tak langsung mempengaruhi pekerja. Kegiatan
program promosi kesehatan yang tepat adalah dengan
menawarkan/memberikan program yang bervariasi pada masyarakat pekerja dan
disesuaikan dengan kondisi tempat kerja.

Kebanyakan program promosi kesehatan ini mengawalinya dengan


komponen kebugaran, screening terhadap faktor risiko jantung, kegiatan
pendidikan kesehatan yang menitikberatkan pada masalah penghentian merokok
dan kesehatan umum, dan berbagai kegiatan pelatihan antara lain ; bagaimana
untuk membiasakan mengangkat suatu benda dengan tidak menciderai
punggung.

Program-program ini dirancang dalam kerangka program promosi


kesehatan yang dilakukan di tempat kerja, dimana fokus perhatiannya
diutamakan pada kebiasaan-kebiasaan sehat yang dilakukan pekerja, selain
pada upaya memberikan perlindungan terhadap pekerja dari bahaya-bahaya
yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Perlu di ketahui bahwa implementasi program promosi kesehatan di


tempat kerja merupakan faktor pendukung yang sangat penting untuk
meningkatkan kesehatan pekerja. Di beberapa negara, pelaksanaan promosi
kesehatan di tempat kerja tidak hanya dilakukan oleh para ahli kesehatan kerja
tapi banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok pekerja sehat yang independen.
Kegiatan-kegiatan ini harus dikoordinasikan dengan kegiatan pelayanan
kesehatan kerja sehingga ada efek relevansi, feasibiliti dan sustainabelnya.

Perkembangan terbaru di beberapa negara seperti ; di Belanda dan


Finlandia adalah menetapkan kegiatan promosi kesehatan kerja dalam kerangka
pelayanan kesehatan kerja. Dimana masing-masing kegiatan bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan kemampuan kerja pekerja melalui tindakan
promosi kesehatan dan pencegahan dini terhadap gangguan kesehatan pekerja,
lingkungan kerja dan organisasi kerja.

Penilaian efek program promosi kesehatan di tempat kerja adalah bagian


yang essensial dari manajemen keseluruhan program. Program yang tidak
populer dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan pekerja. Faktor ini juga perlu diperhatikan dalam mengenalkan
kegiatan-kegiatan yang baru. Begitupun bagi pengusaha kecil, mereka dapat
mengembangkan program promosi kesehatan melalui sharing dan subsidi atas
keikutsertaan pekerja di dalam klub-klub kesehatan setempat.

Jika program dikelola dengan baik, sebenarnya cukup besar keuntungan


yang didapat yakni; menumbuhkan semangat para pekerja untuk senantiasa
membiasakan diri bertindak aman dan sehat di tempat kerja dan meningkatkan
kebugaran diantara pekerja serta dapat meningkatkan moral/semangat pekerja
untuk bertindak positif.

Persyaratan pelaksanaan program

Program promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat pekerja di


tempat kerja perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut;

1. Lokasi yang dapat mendukung kegiatan promosi kesehatan yang


dilakukan.
2. Penentuan kelompok yang dengan mudah dapat mengerti lebih cepat
terhadap kegiatan yang dilakukan.
3. Kurangnya hambatan terhadap gaya hidup sehat.
4. Para pekerja membiasakan diri untuk menerima dan mengikuti anjuran
kesehatan dan keselamatan dari pekerja yang sehat.
5. Tersedianya fasilitas-fasilitas untuk membentuk gaya hidup yang sehat
misalnya; tempat-tempat mencuci tangan, sebuah kantin yang bersih dan
sehat.
6. Program Promosi Kesehatan di tempat kerja yang berhasil (Successful
health promotion programmes at work)

Sekitar bulan Juni 1992, Heirich, Erfurt dan Foote secara rinci
mempublikasikan dimensi program promosi kesehatan di tempat kerja. Dari
penelitian terbaru yang mereka lakukan, tercatat 10 faktor yang menjadi
pedoman dari program promosi kesehatan di tempat kerja :

1. Penetapan kebijakan promosi kesehatan yang konstruktif


2. Melakukan screening kesehatan menentukan risiko kesehatan
3. Penetapan hubungan kerja dengan sumber daya yang sama
4. Merujuk pekerja untuk pengobatan lebih lanjut dan peningkatan intervensi
kesehatan
5. Pemberian intervensi untuk peningkatan kesehatan dengan
menggunakan suatu pendekatan bertahap
6. Konseling dilakukan secara reguler dan terus-menerus
7. Pengorganisasian masalah kesehatan kerja
8. Mengadakan konsultasi atas sistem dan kebijakan di tempat kerja
perubahan secara organisasi
9. Penilaian proses program secara terus-menerus dan upaya mengurangi
risiko kesehatan pekerja
10. Penilaian secara berkala yang didasarkan pada kinerja program.

Mereka juga memberikan pendapat, ada sekitar 7 (tujuh) kegiatan yang mesti
dilakukan dalam sebuah wellness program yang menyeluruh yakni ;

1. Pendidikan dan pengetahuan mengenai tekanan darah


2. Pengurangan kolesterol
3. Kontrol berat badan
4. Gizi secara umum
5. Penghentian merokok
6. Kebugaran fisik dan latihan teratur
7. Manajemen stress

Terbukti perilaku sehat pekerja yang meningkat dan terus-menerus


terpelihara dengan menerapkan ke-7 (tujuh) kegiatan di atas. Sebuah study yang
dilakukan di USA menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dapat diperoleh
dalam penerapan program promosi kesehatan di tempat kerja, bila setiap pekerja
diberikan konseling dan tindak lanjut.

F. STRATEGI TERBAIK UNTUK PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT


KERJA

1. Implementasi program perubahan gaya hidup karyawan (Berhenti


merokok, Program Fitness, Meningkatkan nutrisi, pengurangan stress
dll).
2. Program konsultasi dan penilaian resiko kesehatan di perusahaan.
3. Menunjukkan dukungan manajemen terhadap program promosi
kesehatan khususnya membangun pernyataan misi promosi
kesehatan perusahaan.
4. Membangun budaya organisasi yang fleksibel, dukungan masyarakat,
responsif terhadap kebutuhan karyawan.
5. Membangun kebijakan perusahaan untuk memelihara area bebas
rokok dan minuman keras dan narkoba di tempat kerja.
6. Membentuk komite kesehatan dan keselamatan kerja dan melakukan
pertemuan secara reguler.
7. Mengawasi efektivitas, biaya, keuntungan dan partisipasi dalam
program promosi kesehatan.
8. Membuat dan memelihara fasilitas promosi kesehatan dengan
menghubungkan audit kualitas lingkungan kerja pada interval reguler
dan ambil langkah untuk identifikasi alamat area yang bermasalah.
9. Komunikasi secara reguler dengan karyawan untuk menghormati
promosi kesehatan

Adapun Kunci efektivitas program promosi kesehatan di tempat kerja,


yaitu sebagai berikut:

1. Menunjukkan keterlibatan dan dukungan manajemen pada program


kesehatan.
2. melibatkan karyawan dalam tahapan perencanaan program.
3. Tawarkan program pada waktu dan tempat yang menyenagkan bagi
karyawan.
4. Membuat tujuan program dan identifikasi kebutuhan kesehatan
karyawan.
5. Berikan hadiah terhadap prestasi dan keikutsertaan dalam
pencapaian tujuan program.
6. Meyakinkan karyawan bahwa status kesehatan mereka adalah sangat
penting.
7. Berikan program yang bervariasi untuk mempertemukan kebutuhan
karyawan.
8. Membuat lingkungan tempat kerja mendukung usaha perubahan gaya
hidup.
9. Membantu karyawan untuk mengerti dampak dari masalah
kesehatan.

Mengembangkan Promosi Kesehatan Di tempat Kerja dapat melalui 8


langkah yaitu :
1. Menggalang dukungan manajemen.

Untuk mengembangkan Promosi kesehatan di tempat kerja, dukungan dan


komitmen dari para pengambil keputusan dari semua pihak sangat penting
sekali. Ini termasuk bukan saja sebagai sponsor, tetapi komitmen untuk
pelaksanaan Promosi kesehatan tersebut. Para manager hendaknya membuat
program dan informasi umum tentang pelaksanaan promosi kesehatan yang
diedarkan keseluruh staf untuk di diskusikan.

2. Melaksanakan koordinasi.

Untuk lancarnya proses jalannya pelaksanaan, para pengambil keputusan


membentuk kelompok kerja (team) yang baik, contohnya panitia dari bagian
kesehatan, bagian keselamatan, lingkungan dan ketenagaan. Kelompok kerja
tersebut hendaknya mengikuti semua komponen yang terkait di semua tingkatan
di tempat kerja maupun di sektor terkait.

3. Penjajakan Kebutuhan

Team hendaknya melakukan need assessmen. Hal ini untuk mengumpulkan


segala informasi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.
Tujuan dari need assessmen ini adalah mengidentifikasi masalah yang
mempengaruhi kesehatan dan menjadikan nya program.

4. Memprioritaskan Kebutuhan .

Team memproiritaskan masalah berdasarkan keinginan dan kebutuhan


masalah –masalah yang mempengaruhi kesehatan.

5. Menyusun perencanaan.

Berdasarkan prioritas masalah dan kebutuhan, team mengembangkan


perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang dan jangka pendek lengkap
dengan goal dan tujuan, strateginya, aktifitasnya, biaya dan jadwal pelaksanaan.
Biaya perencanaan hendaknya diajukan setiap tahun anggaran

6. Monitoring dan Evaluasi.


Monitoring dan Evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk melihat
seberapa baiknya program tersebut terlaksana, untuk mengidentifikasi
kesuksesan dan masalah-masalah yang ditemui dan umpan balik (feedback)
untuk perbaikan

7. Revisi dan perbaikan program.

Setelah mendapatkan hasil dari evaluasi tentunya ada kekurangan dan


masukan yang perlu untuk pertimbangan dalam melakukan perbaikan program,
sekaligus merevisi hal yang sudah ada

1. Dukungan Untuk Pembinaan PHBS di Tempat Kerja


a. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :
 Mengeluarkan kebijakan tentang Pembinaan PHBS di Tempat
Kerja berupa peraturan/surat edaran/ instruksi/himbauan maupun
dukungan dana.
 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembinaan PHBS di
Tempat Kerja di wilayah kerjanya.
b. Pimpinan Tempat Kerja :
 Mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan pembi¬naan PHBS
di Tempat Kerja.
 Menyediakan sarana untuk penerapan PHBS di Tempat kerja
seperti : sarana olahraga, kantin sehat, penyediaan air bersih,
jamban sehat, tempat cuci tangan, tempat sampah , Alat
Pelindung Diri (APD) media promosi dan Iain-lain.

Langkah-Langkah Strategi Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja

Langkah-langkah strategi promosi kesehatan di tempat kerja dilaksanakan


melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pekerja (PPMP ~ Primary
Health Care Approach). Untuk mencapai sasaran masyarakat pekerja diperlukan
pendekatan sistemik yang mampu mengajak partisipasi dari masyarakat pekerja.
Ciri PPMP ini adalah :

1. Penyelenggaraan program promosi kesehatan di tempat kerja harus


bertumpu pada partisipasi aktif masyarakat pekerja atau kerja sama
interaksi antara penyelenggara program promosi kesehatan di tempat
kerja dengan masyarakat pekerja di tempat kerja sasaran.

2. Adanya konsepsi dan pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja


Adanya kegiatan program promosi kesehatan di tempat kerja yang
diselenggarakan melalui kemitraan triparteit (pemerintah, manajemen
tempat kerja dan pekerja atau serikat pekerja).
Tahapan langkah-langkah dari pendekatan pemberdayaan masyarakat
pekerja sebagai berikut :
 Melakukan advokasi & sosialisasi
Advokasi secara umum ialah suatu bentuk komunikasi yang
berlangsung dari pihak yang lemah kepada yang lebih kuat
(berkuasa). Dalam hal tempat kerja dapat dianalogikan dengan
komunikasi antara pekerja dengan pihak manajemen tempat kerja,
dengan tujuan agar hak-hak pekerja atas promosi kesehatan
dapat diperoleh atau terpenuhi.
Sosialisasi adalah kegiatan mendiseminasikan pesan ke semua
arah (horizontal), yang dalam konteks tempat kerja adalah pada
semua pekerja di semua tingkatan, agar semua pekerja
mengetahui, memahami dan mengamalkan pesan yang
diprogramkan oleh manajemen tempat kerja. Jadi lebih jauh lagi
agar semua pekerja berpartisipasi sesuai dengan apa yang
diharapkan melalui pesan tersebut.
 Telaah mawas diri (worker community diagnosis)
Telaah mawas diri sebenarnya merupakan ajang diagnosis
masalah oleh masyarakat pekerja terhadap kondisi kesehatan
kerja mereka. Secara singkat dapat digambarkan bahwa
masyarakat pekerja diajak untuk mengenali keadaan kesehatan
kerja mereka sendiri, disamping mendeteksi potensi yang ada di
sekeliling mereka. Atas dasar kedua hal ini (masalah dan potensi),
dibuatlah diagnosis masalah kesehatan kerjanya. Dalam hal ini,
kewajiban bagi manajemen tempat kerja adalah mencarikan cara
yang tepat agar mempermudah mereka dalam mengenali masalah
dan menggali potensi yang mereka miliki.
 Musyawarah masyarakat pekerja (workers community
prescription)
Musyawarah masyarakat pekerja merupakan kegiatan workers
community prescription untuk mengatasi segala yang
berhubungan dengan kesehatan kerja yang mereka alami. Tentu
saja penyelesaian masalah ini diutamakan dengan menggunakan
potensi setempat. Resep ini belum tentu rasional, oleh karena itu
adalah kewajiban manajemen tempat kerja untuk menuntun
mereka membuat resep yang rasional. Wujudnya berupa rencana
kegiatan yang sederhana, dapat dijangkau dengan sumber daya
setempat, tetapi memberi sumbangan besar pada upaya
mengatasi masalah kesehatan kerja setempat.

G. LINGKUP KEGIATAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT


KERJA

1. Kebugaran fisik (physical fitness)


Elemen ini fokusnya latihan aerobik, ketahanan dan kekuatan otot
serta kelenturan tulang sendi. Strategi program yang dilakukan baik
secara individu maupun secara kelompok dan diatur sesuai jenis kelamin
dan berbagai kelompok umur. Semua program yang dilaksanakan harus
diawasi oleh penasehat kebugaran baik secara langsung maupun tidak
langsung dan setiap peserta harus sehat secara medis sebelum masuk.
Program harus dapat mengakomodasi pekerja yang mengalami cacat
fisik dan masing-masing kegiatan kebugaran dilakukan tes secara reguler
untuk mangukur kemajuan yang dicapai oleh pekerja.
2. Kontrol berat badan dan gizi (nutrition and weight control)
Elemen ini memberikan petunjuk yang benar mengenai berat badan
dan gizi secara personal dan memberikan pengetahuan dan informasi
terbaru mengenai kontrol berat badan dan gizi sehat.
Secara khusus biasanya ditujukan pada diit faktor risiko penyakit jantung,
diabetes dan kegemukan. Oleh karena itu dibutuhkan ahli gizi yang
berkualitas dan berpengalaman.
3. Manajemen stress (stress management)
Fokus elemen ini adalah pemberian dukungan dan motivasi pada
para pekerja dalam hal mengatasi stress dalam kehidupan kerjanya
sehari-hari dan kadang-kadang termasuk dukungan pada kejadian-
kejadian tertentu yang menimbulkan stress. Program yang diberikan
sifatnya membantu pekerja dengan memberikan petunjuk dan nasehat
serta psikoterapi.
4. Penghentian merokok (smoking cessation)
Elemen ini menerapkan berbagai teknik untuk membantu pekerja
berhenti merokok. Penyusunan program didasarkan atas informasi yang
didapat dari pekerja yang berhenti merokok. Yang paling banyak
dilakukan di tempat kerja adalah dengan menerapkan metode yang tidak
disukai (aversion) misalnya; kebijakan larangan merokok di tempat kerja.

5. Penyalahgunaan obat dan alkohol (alcohol and drug abuse)


Elemen ini sifatnya pencegahan dengan memberikan program
bantuan pada para pekerja, berupa informasi untuk meningkatkan
kesadaran sendiri melalui berbagai pendekatan seperti; demonstrasi, film
dan bahan-bahan cetakan tertulis. Salah satu materi yang dicetak
mengenai pengaruh yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan yang tidak
semestinya.
6. Pendidikan kesehatan (health education)
Elemen ini sangat populer sekali. Disini, para pekerja mempelajari
masalah yang berkaitan dengan medis secara umum dan bagaimana
memelihara kesehatan diri mereka beserta keluarganya. Informasi yang
diberikan meliputi; bagaimana masalah tersebut dideteksi, patofisiologi
dasar dan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah dan
dikontrol.
Beberapa topik yang tetap paling menarik adalah kanker (dengan segala
bentuknya), penyakit jantung, masalah tulang punggung dan
musculoskeletal lainnya, kedokteran olah raga, diabetes, AIDS dan
gangguan mental. Pada umumnya materi yang disampaikan antara lain :
 Materi yang berkaitan dengan peningkatan kesadaran pekerja
terhadap bahaya-bahaya yang berhubungan dengan pekerjaannya.
 Risiko kesehatan kerja, fokus pada bahaya-bahaya potensial dan
langkah preventif praktis.
 Bagaimana melindungi kesehatannya, termasuk tindakan proteksi dan
penggunaan APD.
 Motivasi kerja pekerja untuk berperilaku yang sehat dan aman di
tempat kerja.
 Materi mengenai keberadaan bahaya kerja di tempat kerja.
 Materi mengenai pengenalan terhadap teknologi peralatan baru,
berikut standar operasional prosedurnya.
 Materi pengetahuan mengenai ; bagaimana mengeliminasi atau
meminimalisasi risiko di tempat kerja dan mencegah atau mengurangi
cidera/penyakit akibat kerja.
 Standar kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan
tempat kerja.
7. Pelatihan P3K dan CPR (CPR and first aid training)
Elemen ini prinsipnya memberikan program pelatihan keselamatan
pekerja. Beberapa para ahli kesehatan kerja mempercayai bahwa setiap
pekerja harus tahu mengenai CPR dan paling sedikit mengetahui dasar-
dasar pertolongan pertama, agar para pekerja paling sedikit bisa berjaga-
jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya tempat kerja
merupakan tempat yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.

Jika semua pekerja mempunyai keterampilan ini maka secara nyata


keuntungan dapat diperoleh baik bagi pekerja maupun pengusaha.

Sedangkan mengenai CPR, sebagian besar tempat kerja yang mempunyai


pekerja yang setiap saat mendapat serangan jantung pada saat bekerja,
biasanya pekerja lain termotivasi tinggi untuk mempelajari CPR setelah
terjadinya beberapa insiden seperti kasus tadi.

H. UNDANG-UNDANG KESEHATAN KERJA


UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) memandang
upaya kesehatan kerja sangat penting untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Oleh karena itu kesehatan kerja diatur dalam bab tersendiri, yaitu
Bab XII yang terdiri dari Pasal 164 sampai dengan Pasal 166.

“Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor formal, yaitu pekerja yang
bekerja dalam hubungan kerja dan informal, yaitu pekerja yang bekerja di luar
hubungan kerja. Upaya kesehatan kerja dimaksud berlaku bagi setiap orang
selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja.”

Upaya kesehatan kerja sebagaimana tersebut di atas berlaku juga bagi


kesehatan pada lingkungan Tentara Nasional Indonesia, baik darat, laut, maupun
udara,

serta Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pemerintah menetapkan standar


kesehatan kerja yang berlaku bagi upaya kesehatan.

Kewajiban Pengelola Tempat Kerja

UU Kesehatan menentukan 3 kewajiban pengelola tempat kerja, yaitu:

1. Menaati standar kesehatan kerja yang ditetapkan oleh Pemerintah dan


menjamin lingkungan kerja yang sehat; serta
2. Bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja.

Pekerja diwajibkan oleh UU Kesehatan untuk menciptakan dan menjaga


kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati peraturan yang berlaku di
tempat kerja. UU Kesehatan juga menentukan bahwa hasil pemeriksaan
kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan penyeleksian pemilihan calon pegawai pada
perusahaan/instansi yang bersangkutan.
Ketentuan ini dimaksudkan sebagai langkah preventif dalam pemilihan calon
pegawai untuk memperoleh pegawai/pekerja yang memenuhi standar kesehatan
yang ditentukan, sehingga produktifitas pekerja optimal.

Kewajiban Majikan atau Pengusaha

UU Kesehatan menentukan 3 kewajiban majikan atau pengusaha, yaitu:

1. Menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan, peningkatan,


pengobatan dan pemulihan;
2. Menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja; dan
3. Menanggung biaya atas gangguan kesehatan akibat kerja yang diderita
oleh poekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya ditentukan bahwa Pemerintah memberikan dorongan dan bantuan


untuk perlindungan pekerja sebagaimana tersebut di atas. Tidak ada penjelasan

mengenai cara memberikan dorongan dan bentuk bantuan yang diberikan oleh
Pemerintah.

Kesehatan Kerja Menurut UU Ketenagakerjaan

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) juga


mengatur ikhwal kesehatan kerja dalam satu paragraf dengan keselamatan kerja.

Pengaturan dalam Pasal 86 dan 87 UU Ketenagakerjaan sangat sumir.

Dalam passal tersebut antara lain ditentukan sebagai berikut:

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan


atas keselamatan dan kesehatan kerja;
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan;Setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
I. PENDEKATAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT
KERJA

Tahun-tahun belakangan ini menunjukkan bahwa meningkatnya sejumlah


pengusaha dalam mengimplementasikan kegiatan promosi kesehatan di tempat
kerja bagi pekerjanya. Program yang diperkenalkan ini merupakan kegiatan
pelayanan kesehatan kerja yang sifatnya sukarela, akan tetapi terbukti
bermanfaat bagi pekerja dan merupakan kegiatan yang cukup populer dan
dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan fasilitas di tempat kerja. Secara
langsung, program ini dijalankan oleh pengusaha, dan hasilnya cukup berhasil
dengan adanya dukungan dari assosiasi pekerja. Manajemen program yang
ditawarkan harus terspesialisasi dan professional serta diawali dengan kegiatan
yang mudah diterapkan oleh pekerja.

Secara khusus, program promosi kesehatan di tempat kerja diterapkan


melalui 3 (tiga) pendekatan yakni; pendidikan kesehatan (health education),
kedokteran pencegahan (preventive medicine) dan kebugaran fisik (physicall
fitness).

1. Komponen pendidikan kesehatan


Komponen ini sifatnya mengajarkan pekerja mengenai hal-hal yang
essensial gaya hidup sehat, seperti; kebiasaan-kebiasaan yang sehat,
gizi sehat dan efek merokok terhadap kesehatan, penyalahgunaan obat
dan alkohol. Diluar aspek pendidikan kesehatan yang sifatnya informatif,
fokus lainnya mengenai prinsip-prinsip psikologi. Hal ini akan mendorong
pekerja untuk bertindak sehat dan menghindari risiko yang
membahayakan kesehatannya.
Komponen pendidikan kesehatan dalam program promosi kesehatan di
tempat kerja harus dirancang dengan memperhatikan karakteristik para
pekerja (umur, jenis kelamin, golongan, pendidikan, status kesehatan,
bahasa dll). Masalah-masalah kesehatan yang penting harus diketahui
oleh pekerja dan dilakukan perubahan dalam kerangka sehat dan efektif.
2. Komponen kedokteran pencegahan
Menurut jenisnya komponen ini terbatas pada screening penyakit umum
dan faktor risiko serta kegiatan intervensi, perlu diingat komponen ini tidak
dimaksudkan untuk mengganti pelayanan kesehatan personal. Fokus
komponen ini biasanya ditujukan juga pada upaya pengurangan kadar
kolesterol dan pelatihan kebugaran jantung. Pengurangan faktor risiko
masalah-masalah kesehatan relatif lebih mudah dilakukan dalam satu
kesatuan program promosi kesehatan di tempat kerja. Masing-masing
program yang dijalankan perlu adanya umpan balik, semangat
kebersamaan dalam bekerja dan adanya sarana pendukung, sehingga
pencapaian tujuan lebih mudah jika dibandingkan secara personal.

3. Komponen kebugaran fisik


Dari berbagai alasan dan pandangan komponen ini merupakan bagian
yang paling penting dari kebanyakan program promosi kesehatan yang
diterapkan. Keikutsertaan dalam kegiatan kebugaran dan olah raga yang
dijadwalkan secara teratur dalam rangka pengkondisian semangat dan
rasa kebersamaan dalam kelompok.
Program kebugaran di tempat kerja, orientasinya tidak untuk melatih
pekerja menjadi seorang atlit, akan tetapi alasan sebenarnya adalah agar
pekerja mempunyai koordinasi dan kekuatan secara normal. Program
kebugaran yang dibuat prinsipnya menyenangkan dan membangun
moral.

Pendidikan kesehatan (health education)

Elemen ini sangat populer sekali. Disini, para pekerja mempelajari masalah
yang berkaitan dengan medis secara umum dan bagaimana memelihara
kesehatan diri mereka beserta keluarganya. Informasi yang diberikan meliputi;
bagaimana masalah tersebut dideteksi, patofisiologi dasar dan bagaimana
kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah dan dikontrol.

Beberapa topik yang tetap paling menarik adalah kanker (dengan segala
bentuknya), penyakit jantung, masalah tulang punggung dan musculoskeletal
lainnya, kedokteran olah raga, diabetes, AIDS dan gangguan mental. Pada
umumnya materi yang disampaikan antara lain :

 Materi yang berkaitan dengan peningkatan kesadaran pekerja terhadap


bahaya-bahaya yang berhubungan dengan pekerjaannya.
 Risiko kesehatan kerja, fokus pada bahaya-bahaya potensial dan langkah
preventif praktis.
 Bagaimana melindungi kesehatannya, termasuk tindakan proteksi dan
penggunaan APD.
 Motivasi kerja pekerja untuk berperilaku yang sehat dan aman di tempat
kerja.
 Materi mengenai keberadaan bahaya kerja di tempat kerja.
 Materi mengenai pengenalan terhadap teknologi peralatan baru, berikut
standar operasional prosedurnya.
 Materi pengetahuan mengenai ; bagaimana mengeliminasi atau
meminimalisasi risiko di tempat kerja dan mencegah atau mengurangi
cidera/penyakit akibat kerja.
 Standar kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan tempat
kerja.

Materi yang disampaikan harus ditulis dalam bahasa yang dimengerti oleh
pekerja. Informasi disediakan secara berkala dan menitikberatkan pada
substansi/peralatan baru dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lingkungan kerja. Pendidikan kesehatan pada pekerja memainkan peran penting
dalam peningkatan kondisi kerja dan lingkungan kerja.

Secara substansial, upaya meningkatkan kesehatan dan keselamatan dan


kesejahteraan di tempat kerja sering mengalami hambatan, hal ini dikarenakan
kurangnya kesadaran dari elemen yang terlibat. Untuk mengatasi ini maka peran
pendidikan kesehatan bagi pekerja penting sekali karena dapat memfasilitasi
baik dalam menemukan/pencarian masalah-masalah maupun implementasi
pemecahannya.
I. PROMOSI KESEHATAN DI NEGARA BERKEMBANG VERSUS
NEGARA MAJU

Di negara maju seperti di USA, program promosi kesehatan di tempat


kerja telah mulai diterapkan di awal tahun 80 an, sedangkan di beberapa negara
berkembang masih belum berinisiatif untuk melakukan promosi kesehatan yang
ditujukan khusus di tempat kerja. Khusus di negara maju seperti; USA, Jepang,
Singapura dan Australia, memang ada juga diantara pengusaha kecil (<100>

Pada Intinya pengusaha besar bertanggung jawab atas ketentuan untuk


menanggung kesehatan pekerja beserta keluarga yang ditanggungnya, misalnya
rawat kesehatan melalui asuransi kesehatan yang didanai oleh pengusaha.

Di tahun 1986, tercatat sekitar 2/3 dari seluruh perusahaan di USA yang
mempunyai pekerja lebih dari 50 pekerja menjalankan program promosi
kesehatan di tempat kerja. Para pekerja sudah mempunyai kesadaran sendiri
untuk bertanggung jawab atas perlindungan dan peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan mereka.

Cukup berarti sekali bukti yang didapat oleh pengusaha seperti;


berkurangnya angka kemangkiran pekerja karena sakit, tingkat produktivitas
pekerja di tempat kerja lebih tinggi, semangat berperilaku positif dan sehat cukup
tinggi dan pengusaha tidak dipusingkan karena urusan pekerjaan pekerja
dsbnya.

Di beberapa negara berkembang seperti ; Laos, Kamboja, Vietnam,


Indonesia dsbnya, perhatian terhadap program promosi kesehatan di tempat
kerja belum sepenuhnya berjalan dan masih terfokus pada masalah-masalah
kesehatan masyarakat seperti; TB, malaria dan hepatitis B.

Di Amerika latin, fokus masalah kesehatan masyarakat ini sudah


ditargetkan bagi pekerja di tempat kerja melalui penerapan program intervensi
dini dan treatment berdasarkan tempat kerja.

Di negara maju, program promosi kesehatan di tempat kerja telah


berkembang sedemikian maju. Fokus utama program diantaranya penghentian
merokok, diit dan gizi, pengurangan berat badan, kepedulian terhadap risiko
yang merugikan terhadap punggung (back), manajemen stress, penyalahgunaan
obat dan alkohol, program latihan dsbnya.

Di beberapa negara maju, chronic low back pain merupakan penyebab


yang terbesar hilangnya produktivitas kerja pekerja, absensi sakit dan klaim ganti
rugi pekerja yang sakit atau cidera.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk


memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan
tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat
kerja yang sehat. Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan dari,
oleh dan untuk pekerja dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja, secara umum : Promosi


Kesehatan di tempat kerja mendorong tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat
yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Saran

Meningkatkan promosi kesehatan di tempat kerja adalah salah satu upaya


perbaikan efektifitas suatu perusahaan dari promosi kesehatan di tempat kerja
harus di giatkan di dalam sebuah perusahaan atau industri.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Promosi_kesehatan

http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/promosi-kesehatan-di-tempat-kerja.html

http://promkes.kemkes.go.id/phbs

https://text-id.123dok.com/document/lzgloe8qo-prinsip-promosi-kesehatan-di-
tempat-kerja.html

http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/189

http://daek-chin.blogspot.com/2014/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html

http://novan-gostu.blogspot.com/2008/12/promosi-kesehatan-di-tempat-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai