Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TOPIK, JUDUL DAN KERANGKA KARANGAN

Dosen pembimbing : Ihramsari Akidah

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

Indahria Alfiana 14120180285


Rasmi Amalia Melly 14120180311
Ermi Rustam 14120180299
Widya Hakim 14120180301

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018

i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
makalah kami dengan judul “Topik, judul, dan Kerangka Karangan” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena
kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah
yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Makassar, 17 desember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….....ii


DAFTRA ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2

C. METODE PEMECAHAN MASALAH ...................................................... 2

D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH .............................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. TOPIK ............................................................................................................ 4

1. Pengertian Topik ...................................................................................... 4

2. Ciri-ciri Topik : ........................................................................................ 5

3. Manfaat adanya Topik : ............................................................................ 5

4. Sumber Topik ........................................................................................... 5

5. Memilih Topik .......................................................................................... 7

6. Pembatasan Topik .................................................................................... 8

B. JUDUL .......................................................................................................... 13

1. Pengertian Judul ..................................................................................... 13

2. Faktor-faktor Perumusan Judul .............................................................. 13

3. Pembagian Judul..................................................................................... 13

C. KERANGKA KARANGAN ........................................................................ 14

1. Pengertian Kerangka Karangan .............................................................. 14

2. Manfaat Kerangka Karangan .................................................................. 14

3. Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik : ...................................... 15

iii
4. Macam-macam Susunan Kerangka Karangan........................................ 16

5. Penyusunan Kerangka Karangan ............................................................ 16

6. Tipe Susunan Kerangka Karangan ......................................................... 17

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22

A. Kesimpulan ................................................................................................ 22

B. Saran ........................................................................................................... 22

DAFTART PUSTAKA ......................................................................................... 23

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sehari – hari kita mengenal istilah topik, judul dan kerangka karangan
dalam pembuatan sebuah karangan baik itu dalam bahasa indonesia maupun
bahasa asing.Topik dan judul sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka
tulisan awal sebelum benar – benar menulis karena tema dan topik sebagai
acuan dalam pengambilan data – data untuk di tuangkan ke sebuah tulisan .
Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak
melenceng dari apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang
diinginkan oleh sang penulis tersebut.
Sedangkan judul bisa diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan
karena dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa
penasaran dan di ingin mencoba membaca hasil karya tersebut walaupun
belum mengetahui secara persis apa isi karangan tersebut. Tapi dengan judul
yang menarik maka secara tidak langsung sebuah karangan tersubut seperti
menarik orang untuk membacanya dan mengetahui apaisi karangan tersbut .
Ke serasian antar 3 pokok tulisan ini (topic, judul, dan kerangka karangan)
sangat lah penting untuk mencapai sebuah karangan/tulisan yang baik dan
menarik.
Antara tema, topik, dan judul itu berbeda. Topik dan tema harus
ditentukan sebelum mulai menulis. Sedangkan judul tidak selalu
demikian.Terkadang topik juga langsung di jadikan judul.
Dalam makalah ini akan penulis sajikan pengertian atau definisi masing-
masing dari topik, tema, dan judul. Serta perbedaan tema, topik, dan judul.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Topik
2. Ciri – Ciri Topik
3. Manfaat Adanya Topik
4. Sumber topik
5. Memilih topik
6. Pembatasan topik
7. Pengertian Judul
8. Syarat – Syarat Judul Yang Baik
9. Faktor – faktor perumusan judul
10. Pembagian judul
11. Pengertian Kerangka Karangan
12. Manfaat Kerangka Karangan
13. Syarat – Syarat Kerangka Karangan
14. Macam – macam susunan kerangka karangan
15. Penyusunan kerangka karangan

C. METODE PEMECAHAN MASALAH


Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi
literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi
buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang
dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahasdengan melakukan perumusan
masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan
tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber,
dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.

2
D. SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH
Makalah ini ditulis ke dalam 3 bagian meliputi:
1. BAB 1 Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang,rumusan masalah,
metode pemecahan masalah,dan sistematika penulisan masalah.
2. BAB II Pembahasan yang terdiri dari: pengertian topik, judul dan
kerangka karangan, ciri – ciri topik, manfaat topik dan kerangka karangan,
sumber topik, memilih topik, pembatasan topik, faktor – faktor perumusan
judul, pembagian judul, syarat – syarat kerangka karangan yang baik,
macam – macam kerangka karangan, peyusunan kerangka karangan, dan
tipe susunan kerangka karangan.
3. BAB III Penutup yang terdiri dari: kesimpulan, saran dan daftar pustaka.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. TOPIK
1. Pengertian Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat
dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu artikel. Topik juga bisa diartikan sebagai pokok
pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal
yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban
atas pernyataan masalah apa yang akan ditulis? atau hendak menulis
tentang apa?
Ciri topik pertama-tama harus menarik perhatian penulis sendiri.
Topik yang menarik perhatian penulis, akan memungkinkan pengarang
berusaha secara terus menerus mencari data-data untuk mengucapkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong terus menerus
agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya. Sebaliknya suatu
topik yang sama sekali tidak disenangi akan menimbulkan kesalahan bila
terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga
dalam menemukan data dan fakta untuk memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapi.
Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat
dilakukan dengan memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian
yang makin kecil yang disebut subtopik.
Cara kedua adalah dengan menuliskan pokok umum dan membuat
daftar aspek khusus apa saja dari pokok itu secara berurutan kebawah.
Dari daftar itu dapat dipilih salah satu aspek untuk dijadikan topik
karangan.
Cara ketiga dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan berikut
mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana.
Pokok pembicaran ditulis diatas, lalu dibawahnya disediakan kolom-
kolom untuk menjawab kelima pertanyaan itu. Dalam setiap kolom

4
dituliskan aspek-aspek khusus dari pokok pembicaraan. Dengan cara itu
akan diperoleh satu aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan
karangan.
Contoh berikut ini, adalah cara lain untuk mempersempit atau
membatasi topik supaya lebih spesifik dari sebelumnya.
a) Menurut Tempat : Aceh lebih terbatas dari pada Pulau Sumatera.
Topik “Aceh Sebelum Tsunami”.
b) Menurut Waktu : “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi
“Seni Batik Khas Aceh”
c) Menurut Hubungan Sebab-akibat : “Dekadensi Moral di Kalangan
Muda-mudi” dapat dikhususkan menjadi “Pangkal Utama Timbulnya
Krisis Moral di Kalangan Muda-Mudi”.
2. Ciri-ciri Topik :
a) Topik harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu
menimbulkan rasa keingintahuan si pembaca.
b) Mencakup keseluruhan isi cerita/tidak boleh menyimpang
c) Harus sesuatu yang nyata/tidak boleh abstrak
d) Topik tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang,
tetapi berbentuk kata yang singkat.
3. Manfaat adanya Topik :
a) Dapat memahami secara langsung gagasan dalam isi karangan tersebut
b) Dapat memahami keseluruhan maksud dalam isi karangan
c) Dapat mengetahui informasi penting
4. Sumber Topik
Ada banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan
hendak menulis apa, rasanya semua yang ada itu menarik dan kebanyakan
sudah ditulis oleh orang lain, namun sebenarnya masih banyak hal yang
dapat dijadika topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik,
menurut Wayne N. Thompsondalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis
dapat menentukan sumber topik dengan cara sebagai berikut:

5
a) Pengalaman pribadi
 Perjalanan
 Tempat yang pernah dikunjungi
 Kelompok anda
 Wawancara dengan tokoh
 Kejadian luar biasa
 Peristiwa lucu
b) Hobi dan keterampilan
 Cara melakukan sesuatu
 Cara kerja sesuatu
c) Pengalaman pekerjaan atau profesi
 Pekerjaan tambahan
 Profesi keluarga
 Pelajaran sekolah atau kuliah
 Hasil-hasil penelitian
 Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
d) Pendapat pribadi
 Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau
televisi, dll.
 Hasil pengamatan pribadi
e) Peristiwa hangat atau pembicaraan publik
 Berita halaman muka surat kabar
 Topik tajuk rencana
 Artikel
 Materi kuliah
 Penemuan mutakhir
f) Masalah abadi
 Agama
 Pendidikan
 Sosial dan masyarakat

6
 Problem pribadi
g) Kilasan biografi
 Orang-orang terkenal
 Orang-oarang berjasa
h) Kejadian khusus
 Perayaan atau peringatan
 Peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan
i) Minat khalayak
 Pekerjaan
 Hobi
 Rumah tangga
 Pengembangan diri
 Kesehatan dan penampilan
 Tambahan ilmu
 Minat khusus

5. Memilih Topik
Dalam menulis suatu karya tulis, pemilihan topik sangatlah penting
dan dapat menentukan hasil dari karya tulis tersebut. Untuk itu perlu
diperhatikan syarat-syarat dalam pemilihan topik-topik yang baik. Berikut
ini beberapa syarat yang harus diperhatikan penulis dalam pemilihan topik
suatu karya tulis :
a) Topik menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau
penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat
menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik
yang sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan
kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan berusaha
sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah.

7
b) Topik diketahui/dipahami penulis.
Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-
prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data yang digunakan berasal dari
mana? , metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang
akan menjadi acuan.
a) bahannya dapat diperoleh
sebuah topik yang baik harus daapaat dipikirkaan apakah bahannya
cukup tersedia disekitar kita atau tidak. Bila bahannya cukup tersedia,
hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya, kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
b) Topik dibatasi ruang lingkup
Topik yang terlampau umum dan luas mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalua
dibatasi ruang lingkupnya.
Sehubung dengan butir keempat ini akan dibicarakan tersendiri
dibawah ini
6. Pembatasan Topik
Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap
penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit
danterbatas atau sangat khusus untuk digarap, sehingga tulisannya dapat
terfokus. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu
pengarang dalam beberapa hal:
a) Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan
penuh keyakinan dankepercayaan, karena topik itu benar-benar
diketahuinya.
b) Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis
untuk mengadakan penelitian yang lebihintensif mengenai
masalhnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah
memilih hal-hal yang akan dikembangkan. Membatasi ruang
lingkup pokok pembicaraan topik dapat dilakukan dengan cara
berikut ini :

8
1) Mengambil sebuah topik yang umum dan luas. Selanjutnya
memecahkannya menjadi bagian bagian yang semakin kecil
atau semakin terbatas
Contoh :
- topik umum dan luas
- Terbatas
- Cukup terbatas
- Sangat terbatas

2) Menuliskan topik yang umum dan luas kemudian membuat


daftar aspek apa saja yang lebih khusus atau terbatas yang
dapat digarap menjadi sebuah karangan.
Contoh :
- Topik umum dan luas
- Khusus/terbatas
- Khusus/terbatas
- Khusus/terbatas
dan seterusnnya
3) Mengajukan pertanyaan – pertanyaan mengenai topik yang
umum dan luas, seperti apa siapa, dimana, kapan dan
bagaimana. Topik yang umum dan luas dapaat dituliskaan
diatas sedangkann dibawahnya disediakan kolom – kolom
untuk pertanyaaan itu. Setiap kolom ditulliskan aspek –
aspek yang khusus dan topik yang umum dan luas tadi
Contoh : Topik umum dan luas
- Apa : khusus/terbatas
- Siapa : khusus/terbatas
- Dimana : khusus/terbatas
- Bagaimana : khusus/terbatas

9
4) Diagram jarum jam
Diagram ini disebut diagram jarum karena bentuk pembatasannya
menyeruoai jarum jam. Cara ini dilakukan dengan menempatkan
topik yang menyerupai jarum jam. Cara ini dilakukan dengan
menempatkan topic yang masih luas sebagai pusatnya.Di
sekelilingnya ditempatkan topik-topik yang merupakan
pembatasan topic itu ditinjau dari berbagai sudut.

Dari contoh pembatasan topik dengan menggunakan diagram


jarum jam itu, anda dapat melihat delapan topik yang lebih terbatas
tentang laut. Bila anda merasa subtopiknya masih terlalu luas.Anda
pun dapat membatasinya lagi.Dengan demikian topic terasa lebih
spesifik dan mudah dibahas secara luas dan mendalam.
5) Menggunakan diagram pohon
Membatasi topik dengan diagram pohon dapat dilakukan dengan
meggambarkan sebagai cabang-cabang dan ranting-ranting pohon
yang terbalik seperti contoh berikut

10
Dari contoh pembatasan topik dengan menggunakan diagram
pohon itu, anda memperoleh topik yang lebih spesifik dari topik
“lautan”, yaitu:
a) “pembudidayaan kerang mutiara”
b) “pemasaran kerang mutiara”
Yang lebih mudah dikembangkan dalam bentuk tulisan yang luas
dan dalam kajiannya.
6) Pembatasan topik juga dapat dilakukan melalui berbagai aspek
yang ada. Cara ini umum sifatnya dan dapat merangkum semua
cara yang telah disebutkan diatas cara- cara yang dimaksud adalah
a) Menurut Waktu, Periode, Atau Zaman
Pembatasan ini dilakukaan dengan cara mengambil lebih
dahulu topik yang umum dan luas, kemudian dibatasi menurut
waktu/periode/zaman
Contoh Topik: seni lukis pada zaman pembangunan, lebih
khusus daripada topik: sejarah seni lukis di Indonesia.
b) Menurut Tempat
Pembatasan topik dengan cara ini dilakukan pertama – tama
mengambil topik yang umum dan luas, kemudiann

11
pembatasnya mengambil aspek tempat dan topik yang umum
dan luas
Contoh Topik: Indonesia lebih khusus daripada Asia; topik:
Pulau Sumatera lebih khusus daripada topik: tanah air
Indonesia; topik: Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur.
c) Menurut Aspek Khusus-Umum
Dapat bersifat individual dan dapat pulla bersifat kolektif
Contoh Topik: pengaruh kebijaksanaan kenaikan harga BBM
terhadap masyarakat dapat dikhususkan menjadi pengaruh
kebijaksanaan kenaikan harga BBM terhadap usaha angkutan.
d) Menurut Objek Materi dan Objek Formal
Objek materi adalah bahan yang dibicarakan, sedangkan objek
formal adalah dari mana bahan itu ditinjau.
Contoh Topik: perkembangan pers di Indonesia, dapat
dikhususkan menjadi perkembangan pers di Indonesia ditinjau
dari segi kebebasannya. Perkembangan pers di Indonesia
merupakan objek materi, sedangkan ditinjau dari segi
kebebasannya merupakan objek formal sebab sudut
pandangnya difokuskan pada segi kebebasan pers belaka.
e) Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia
Topik : pembangunan di Indonesia dapat dibatasi menjadi
pembangunan ekonomi di Indonesia.
f) Menurut Hubungan Klausal (Sebab-Akibat)
Topik umum dan luas merupakan sebab sedangkan khususnya
sebagai berikut
Contoh Topik: transmigrasi di Indonesia, dapat dijadikan lebih
spesifik menjadi beberapa hal yang mendorong timbulnya
urbanisasi di Indonesia. Pengkhususan dilakukan berdasarkan
hubungan sebab akibat.

12
B. JUDUL
1. Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,
kepala berita, dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya
tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian adakalanya
menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga
kepala tulisan. Ada juga yang mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu
artikel atau juga disebut miniature isi bahasan.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu, judul
harus mampu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang
dari intinya.
Judul bersifat lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang
lebih jelas atau lebih terarah.
2. Faktor-faktor Perumusan Judul
Dalam perumusan judul, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah:
a) Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau
ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. (kait-
mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung)
b) Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa
sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi
buku atau karangan. (bersifat provokasi; merangsang untuk bertindak;
bersifat menghasut)
c) Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa
yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang
singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.

3. Pembagian Judul
Judul terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Judul langsung
Judul yang erat kaitanya dengan bagian utama berita, sehingga
hubungannya dengan bagian utama nampak jelas.

13
b) Judul tidak langsung
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita
tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

C. KERANGKA KARANGAN
1. Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur
hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan,
pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan
karangan. Dengan cara ini pengarang dapat mengadakan penyesuaian
sebelum menulis.
Kerangka karangan mengandung rencana kerja bagaimana
menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap
karangan yang logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan
ide-ide utama dari ide-ide tambahan.

2. Manfaat Kerangka Karangan


Manfaat kerangka karangan sangat membantu penulis dalam menggarap
karangan, sehinggapenulis dapat menghindari kesalahan – kesalahan yang
tidak perlu dilakukan. Kerangka karangan (outline) dapat membantu
penulis dalam hal – hal seperti berikut :
a) Untuk Menyusun Kerangka karangan secara teratur
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat wujud gagasan
secara tepat apakah susunan dalam hubungan timbal balik antar
gagasan ini sudah tepat atau tidak. Apakah gagasan itu sudah disajikan
dengan baik, harmonis dalam pertimbanganya?, demikian seterusnya
apakah setiap gagasan bawahan sudah dirinci secra maksimal dan telah
diturunkan pula dengan baik

14
b) Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda.
Setiap penulisan dikembangkan menuju kesatu klimaks tertentu.
Namun sebelum mencapai klimaks dan seluruh karangan itu terdapat
sejumlah bagian yang berbeda – beda kepentinganya terhadap klimaks
uatama tadi.
c) Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih
Ada kemugkinan suatu bagia perlu dibicarakn dua kali atau lebih,
sesuai dengan kebutuhan tiap bagian dan karangan itu. Namun,
penggarapan suatu topic sampai dua kali atau lebih tidak perlu. Kalau
hal itu akan membawa efek yang tidak menguntungkan. Misalnya, bila
penulis tidak sadar betul maka pendapat mengenai topic yang sama
pada bagian terdahulu.
d) Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
Dengan mempergunakan perincian – perincian dalam keranga
karangan, penulis dengan mudah untuk mencari data – data atau fakta
– fakta untuk memperjelas atau membuktiakn pendapatnay.
e) Menjamin penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
f) Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.

Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun


tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam kerangka karangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Dalam bentuk
ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan dipertimbangkan secara
menyeluruh.
3. Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik :
a) Pengungkapan maksudnya harus jelas.
b) Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
c) Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
d) Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.

15
4. Macam-macam Susunan Kerangka Karangan
a) Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan
nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi menjadi tiga
bagian utama, yaitu :
Berdasar urutan ruang.
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan ruang / tempat : dari kiri
ke kanan, dari timur ke barat, urutan geografis.
Contoh
Topik : Banjir.
Tujuan : Untuk mengetahui lokasi banjir.
Tema : Beberapa lokasi banjir di dunia.
b) Urutan waktu.
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setiap peristiwa hanya
menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
Contoh
Topik : Masyarakat
Tujuan : untuk mengetahui perkembangan masyarakat
Tema : Perkembangan masyarakat dari zaman ke zaman.

5. Penyusunan Kerangka Karangan


Suatu kerangka kerangan yag baik tidak sekali buat. Penulis akan
selalu berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama, sehingga akan
diperoleh bentuk yang lebih baik, demikian seterusnya. Untuk dapat
dikemukakan beberapa langkah yang perlu diikuti oleh penulis – penulis
yang sudah mahir. Seorang penulis yang sudah biasa dengan tulisan –
tulisan yang kompleks akan mudah menyusun suatu kerangka karangan
yang baik. Namun begitu penulis yang baru mulai, memerlukan beberapa
tuntunan.

Langkah – langkah sebagai tuntunan yang harus diikuti adalah sebagai


berikut :

16
a) Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang
akan dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk
kepentingan suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau
pengungkapan maksud.
b) Langkah yang kedua adalah mengadakan inventarisasi topik-topik
bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau
pengungkapan maksud tadi.
c) Penulis berusaha mengadakan evaluasi semua semua topik yang telah
tercatat pada langkah kedua di atas.
d) Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat terperinci,
maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk
menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e) Setelah semuanya siap, masih dilakukan langkah yang terakhir yaitu
menentukan sebuah pola susunan yang paling panjang dan cocok
untuk mengurutkan semua perincian dari tesis atau pengungkapan
maksud sebagai yang telah diperoleh dengan menggunakan langkah-
langkah di atas.
6. Tipe Susunan Kerangka Karangan
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit – unit
kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu
susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan
berdasarkan waktu ( urutan kronologis ), urutan berdasarkan ruang ( urutan
spasial ), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada .
a) Urutan Waktu ( kronologis )
Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang di dasarkan
pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian . Yang paling
mudah dalam urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut
kejadiannya atau berdasarkan kronologinya. Suatu corak lain dari
urutan kronologis yang sering di pergunakan dalam roman, novel,
cerpen, dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adalah suatu
variasi yang mulai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian

17
mengadakan sorot balik sejak awal mula perkembangan hingga titik
yang menegangkan tadi . Urutan kronologis adalah urutan yang paling
umum, tetapi juga merupakan satu – satunya cara yang kurang menarik
dan paling lemah
b) Urutan Ruang ( Spasi )
Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang paling
penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat
erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini terutama di gunakan dalam
tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .
c) Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah
adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu barang, hal, atau
peristiwa suadh di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk
menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian –
bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa
mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa
memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu .
d) Urutan Klimaks dan Anti Klimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa
posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling
tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol . Bila posisi yang
paling penting itu berada pada akhir rangkaian maka urutan ini di sebut
klimaks . Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian – bagian
dari topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat
kepentingannya, dari yang paling rendah kepentingannya, bertingkat –
tingkat naik hingga mencapai ledakan pada akhir rangkaian .Urutan
yang merupakan kebalikan dari klimaks adalah anti klimaks . Penulis
mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur –
angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah kedudukan atau
kepentingannya .

18
e) Urutan Kausal
Urutan kausal mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat,
dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di
anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian –
perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi.
Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam
membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia
pada umumnya . Sebaliknya, bila suatu masalah di anggap sebagai
akibat, yang di landaskan dengan perincian – perincian yang berusaha
mencari sebab – sebab yang menimbulkan masalah tadi, maka
urutannya merupakan akibat sebab .
f) Urutan Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalah di mulai dari suatu masalah tertentu,
kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas
masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan
landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya
alternative – alternative untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi
tersebut . Dengan demikian untuk memecahkan masalah tersebut
secara tuntas, penulis harus benar – benar menemukan semua sebab
baik yang langsung maupun yang tidak langsung bertalian dengan
masalah tadi . Setiap masalah tersebut tidak bisa hanya terbatas pada
penemuan sebab – sebab, tetapi juga harus menemukan semua akibat
baik yang langsung maupun yang tidak langsung, yang sudah terjadi
maupun yang akan terjadi kelak .
g) Urutan Umum – Khusus
Urutan umum – khusus terdiri dari dua corak yaitu dari umum ke
khusus, atau dari khusus ke umum . Urutan yang bergerak dari umum
ke khusus pertama – tama memperkenalkan kelompok – kelompok
yang paling besar atau yang paling umum, kemudian menelusuri
kelompok – kelompok khusus atau kecil . Urutan khusus – umum

19
merupakan kebalikan dari urutan di atas. Penulis mulai uraiannya
mengenai hal – hal yang khusus kemudian meningkat kepada hal – hal
yang umum yang mencakup hal – hal yang khusus tadi, atau mulai
membicarakan individu – individu kemudian kelompok – kelompok .
Urutan ini merupakan salah satu urutan yang paling lazim dalam corak
berpikir manusia . Urutan umum – khusus dapat mengandung
implikasi bahwa hal yang umum sudah di ketahui penulis, sedangkan
tugasnya adalah mengadakan identifikasi sejauh mana hal – hal yang
khusus mengikuti pola umum tadi . Sebaliknya urutan khusus – umum
dapat mengandung implikasi bahwa hal khusus maupun umum sama
sekali belum di ketahui . Urutan umum – khusus ini sebenarnya dapat
mencakup pula urutan sebab – akibat, klimaks, pemecahan masalah .
Atau dapat pula mengambil bentuk klasifikasi, atau ilustrasi . Dalam
ilustrasi mula – mula di kemukakan suatu pernyataan yang umum,
kemudian di ajukan penjelasan – penjelasan dan bila perlu di
kemukakan ilustrasi – ilustrasi yang dapat berbentuk contoh, atau
perbandingan dan pertentangan.
h) Urutan familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang
sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal
yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan
tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
i) Urutan akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah di
kenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para
pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para
pembaca. Suatu hal yang perlu di tegaskan di sini sebelum melangkah
kepada persoalan yang lain, adalah bahwa tidak ada keharusan untuk
mempergunakan pola kerangka karangan yang sama dalam

20
seluruh karangan. Konsistensi harus terletak dalam tingkatan serta
satuan yang sama. Misalnya bila pada topik – topik utama telah di
pergunakan urutan waktu ( kronologis ), maka pengarang harus
menjaga agar hanya topik – topik yang mengandung urutan waktu saja
yang dapat di sajikan dalam topik utamanya. Satuan – satuan topik
bawahan dapat mempergunakan urutan lain sesuai dengan
kebutuhannya.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Telah sama-sama kita ketahui tadi bahwa tata Bahasa Indonesia
mengarang memerlukan 3 aspek penting yakni, adanya Topik, Judul, dan
Kerangka Karangan. Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok
permasalahan, sedangkan Judul berarti pokok pemikiran, ide atau gagasan.
Dan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusuna gagasan.
B. Saran
Setiap Mahasiswa diharapkan mampu menulis karangan dengan
menggunakan tiga aspek karangan untuk memperjelas suatu rincian. Dan
berhati-hatilah dan penggunaan bagian-bagian karangan tersebut agar hasil
karangan dapat terlihat jelas.

22
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, L. (2003). Komposisi Bahasa Indonesia 2003-2004, Insan Maulia,
Jakarta.
Ahyar, J. (2014). Modul Menulis Karangan Ilmiah, Lhokseumawe.
Groya, K. (1993). Komposisi, Nusa Indah, Surabaya.
Karyanto, B. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Gramedia
Indonesia, Jakarta.
Widagdo, D. (1997). Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi, Gamedia Indonesia, Jakarta.
http://mugnisulaeman.blogspot.com/2012/11/tema-judul-topik-dan-kerangka-
karangan.html di akses 05 Maret 2014
http://linlindaantebellum.wordpress.com/matkul-smstr-4/b-indo/tema-topik-
judul-tulisan-dan-kerangka-karangan.html di akses 05 Maret 2014

23

Anda mungkin juga menyukai