Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“Topik, Tema, dan Kerangka Karangan|”

Dosen Pengampu:

Sri Nurafifah M.Pd

Disusun Oleh:

Try Aji Chardiansyah (223223017)

Septi Jihan Alifa (223223005)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

SMESTER 1

SEKLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH KUNINGAN

Jl. Syeh Maulana Akbar, Purwawinangun, Kec. Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa
Barat 45511
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Topik, Tema, dan
Kerangka Karangan” ini dengan baik meskipun banyak sekali kekurangan didalamnya.
Dan juaga saya berterimakasih kepada Ibu Sri Nurafifah M.Pd selaku dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia yang telah memberi tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Topik, Tema dan Kerangka Karangan”.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan, saya mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Kuningan, 27 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................2
2.1. Topik.............................................................................................................................2
2.1.1. Pengertian Topik..................................................................................................2
2.1.2. Sumber Topik.......................................................................................................3
2.1.3. Pembatasan Topik................................................................................................4
2.1.4. Kriteria Topik yang Baik......................................................................................4
2.1.5. Cara Membuat Topik............................................................................................5
2.1.6. Tujuan Penulisan..................................................................................................6
2.2. Tema.............................................................................................................................6
2.2.1. Pengertian Tema...................................................................................................6
2.2.2. Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan............................................................7
2.3. Kerangka Karangan.......................................................................................................8
2.3.1. Pengertian Kerangka Karangan............................................................................8
2.3.2. Macam dan Bentuk Karangan...............................................................................8
2.3.3. Pola Penyusunan Kerangka Karangan..................................................................9
BAB III PENUTUP........................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................12
3.2. Saran..........................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ketika mempelajari bahasa indonesia ataupun bahasa asing kita akan di hadapkan
dengan istilah topik, tema ataupun judul ketika membuat sebuah karangan ataupun
sejenisnya. adanya tema atau topik suatu karang merupakan hal yang sangat di perlukan
untuk kerangka tulisan awal sebelum memulai menulis. Ini dikarenakan topik atau tema
ini merupakan acuan untuk menuangkan isi pikiran atau ide menjadi sebuah tulisan.
Adanya topik atau tema ini juga berguna untuk mencegah sebuah tulisan yang dibuat
melenceng dari apa yang diingikan dan menghasilkan sebuah karang yang diinginkan
oleh penulis.
Sedangkan sebuah judul dapat kita artikan sebagai ujung tombak sebuah karangan
karena dengan judul yang menarik maka pembaca akan merasa penasaran dan tentunya
ingin membaca isi dari karangan tersebut. Atau dapat kita katakan juga, dengan adanya
judul maka secara tidak langsung karanga tersebut akan jadi menarik bagi pembaca
untuk mengetahui apa isi karanga tersebut. Keserasian dari tiga pokok tulisan ini dalam
hal ini tema, topik dan judul maka sangatlah penting untuk mencapai sebuah karangan
atau tulisan yang baik dan pastinya menarik.

1.2. Rumusan Masalah

1. apa pengertian topik?


2. Bagaimana membuat sebuah topik yang baik?
3. Apa pengertian tema?
4. Apakah yang dimaksud dengan kerangka karangan itu?
5. Apa saja pola sebuah karangan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan kerangka
karangan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan kerangka
karangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Topik
2.1.1. Pengertian Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat. Ini dapat
diartikan bahwa topik merupakan sesuatu hal yang sudah ditentukan dan dibatasi.
Topik berarti pokok pembicaraan ataupun pokok permasalahan. Topik karangan
adalah suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas
pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? Atau hendak menulis tentang apa? Atau
topik merupakan suatu contoh dari pembicaraan atau apapun yang akan menjadi
landasan dalam penulisan sebuah artikel. Adapun syarat sebuah topik adalah harus
menarik perhatian dan tentunya bermanfaat unutk penulis dan pembaca dan topik yang
dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real, dll.
Jika kita akan membuat sebuah karangan, maka sebaiknya terlebih dahulu
memilih dan menetapkan topik dan judulnya. Ciri khas topik terletak pada
permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, adapun judul karangan pada
umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik,
judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang
akan dibahas.
Bertumpu dari penjelasan diatas, maka dapat kita ketahui persamaan juga
perbedaan antara topik dengan judul. Topik dapat menjadi judul karangan, topik juga
dapat menjadi payung besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut
pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung
permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.
Contoh jika dalam menggarap karya ilmiah seperti skripsi, judul memang
ditetapkan pada awal proses penulisannya, yaitu pada waktu pengajuan outline. Akan
tetapi kita perlu tahu bahwa proses pembuatan judul itu sebenarnya tetap berawal dari
pemilihan topik. Pada jenis karangan lain sesudah karangan selesai, serta dapat
diganti-ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai dengan topik
yang ditentukan.

2
2.1.2. Sumber Topik
Ada banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan hendak menulis
apa, rasanya semua yang ada itu menarik dan kebanyakan sudah ditulis oleh orang
lain, namun sebenarnya masih banyak hal yang dapat dijadika topik tulisan. Untuk
membantu menentukan topik, menurut Wayne N. Thompson dalam Rakhmat
(1999:20), seorang penulis dapat menentukan sumber topik dengan cara sebagai
berikut:
1. Pengalaman pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu

2. Hobi dan keterampilan


a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu

3. Pengalaman pekerjaan atau profesi


a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga

4. Pelajaran sekolah atau kuliah


a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau televisi, dll.
b. Hasil pengamatan pribadi
6. Peristiwa hangat atau pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir

7. Masalah abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial dan masyarakat
d. Problem pribadi

8. Kilasan biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-oarang berjasa

3
9. Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan

10. Minat khalayak


a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus

2.1.3. Pembatasan Topik


Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini dapat berarti bahwa penulis sudah
memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut.
Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih topik:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi,
2. Cukup menarik untuk dibahas,
3. Dikenal dengan baik,
4. Bahannya mudah diperoleh dan
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah langkahnya
sebagai berikut:
1. Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.
2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu
masih bisa diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang
sampai di peroleh topik yang sangat khusus.
3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut
atau tidak demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat
khusus.

2.1.4. Kriteria Topik yang Baik


Pada tahap ini tentu saja kita sudah menentukan topik yang akan dikembangkan
menjadi satu karangan. Maka selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut
menarik untuk dijadikan suatu tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai
sebuah karangan? Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat
dijadikan sebagai tolak ukur:
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang penulisnya.
Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat anda.

4
Topik yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskannya. Selain
itu, jika anda menarik menuliskannya tentu akan membuat anda semangat untuk
mencari referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca.
Percuma saja menulis sesuatu yanag kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk
membacanya. Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan dengan
latar belakang pengetahuannya, akan tetapi jika anda menulis sesuaut yang baru,
eksotis, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat
seseorang terlibat emosional, dan hal eksotis ini akan menarik orang untuk
membacanya.
4. Topik harus dapat di tunjang dengan referensi lain.
Suatu topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan anda
sendiri, untuk itu, sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya.
Topik yang terlalu luas akan menyulitkan anda sendiri dan akan menyita banyak
waktu anda. Lagi pula pembicaraan anda tidak akan terfokus. Hal ini akan
membuat tulisan anda akan bertele-tele.

2.1.5. Cara Membuat Topik


Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus
benar-benar mengetahui pokok permasalahannya. Agar pembicaraan pengarang tidak
melantur, hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan
diperoleh salah satu aspek untuk diangkat menjadi pokok pembahasan karangan.
Contoh berikut adalah cara untuk mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik
sebelumnya:
a. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia: Jakarta lebih
terbatas dari pulau Jawa. Topik “pulau Jawa sebelum Indonesia merdeka”
lebih sempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia merdeka”.
b. Menurut waktu/periode/zaman: “kebudayaan Indonesia” dipersempit
menjadi “seni patung pada zaman kerajaan Hindu”.
c. Menurut hubungan sebab-akibat: “Dekadensi moral di kalangan Muda-
mudi” dapat dipersempit menjadi “pokok pangkal timbulnya krisis moral di
kalangan muda-mudi”.
d. Munurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan, agama, kesenian, dll. Karangan tentang “usaha pemerintah
dalam bidang ekonomi” di perkhusus menjadi “kebijaksanaan diregulasi di
bidang ekonomi selama ganti”.
e. Menurut aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran televisi
terhadap kaum tani di Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “pengaruh
siaran televisi di Boyolali”.

5
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang
dibicarakan; objek formal ialah sudut darimana bahan itu kita tinjau,
misalnya: “kesussastraan Indonesian (objek material) di tinjau dari sudut
gaya bahasanya (objek formal). Kepemimpinan di tinjau dari sudut
pembentukan kader-kader baru; keluarga berencana di tinjau dari segi
Agama.

2.1.6. Tujuan Penulisan


Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan.
Maksudnya, apa yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan tertentu. Pada
dasarnya tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bersifat informatif. Adapun Tujuan khusus adalah tujuan yang dijabarkan
dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Topik : Pentingnya Menjaga Perdamaian
Judul : Damai itu Indah
Tujuan umum : Argumentasi
Tujuan Khusus:
a. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan
kenyamanan dalam kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat kehidupan
menjadi lebih indah.
c. Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu.

2.2. Tema

2.2.1. Pengertian Tema


Tema berasal dari bahasa Yunani “Theitenai”, yang berarti sesuatu yang telah
diuraikan atau sesuatu yang telah di tempatkan. Tema merupakan amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah
pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini
yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.
Tema yang Baik
1. Tema menarik perhatian penulis,
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-
menerus mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan
di dorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis tersebut sebaik-baiknya.

6
2. Tema dikenal atau diketahui dengan baik,
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh
penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha
sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya,
sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan
demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai
latarbelakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya dapat di peroleh


Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia
disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat
memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya


Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya
untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

2.2.2. Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan


Tema berarti suatu pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran tentang
suatu hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan sebuah rumah
tema merupakan fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh
penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai
mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas
sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Tema
hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan
penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline).
Berdasarkan uraian diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema
dalam suatu kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.
· Topik : upaya mengatasi tawuran antar pelajar
· Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Tawuran lagi, tawuran lagi...... pusing!
2. Tawuran pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
3. Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.
· Tema : Upaya mengatasi kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata
tanggungjawab aparat kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab orangtua
para pelajar. Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua
pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling di perlukan adalah adanya kesadaran
bahwa kita ini adalah umat yang bergama yang memiliki keyakinan dan kepercayaan
yang luhur dan sakral, bahwa kita semua adalah makhluk hidup haruslah hidup damai
dan berdampingan.

7
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar
penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu
penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif.

2.3. Kerangka Karangan

2.3.1. Pengertian Kerangka Karangan


Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan
gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan diantara gagasan-
gagasan yang ada. Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana menyusun
karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan
teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai
suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan
sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut
outline, sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut sebagai
outline final.
Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal
seperti berikut:
a. Mempermudah pengarang maenuliskan karangannya,
b. Membatasi pengarang menuliskan karangannya,
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang
telah ditetapkan,
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-
beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan, dan
e. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat intisari
ide serta struktur suatu karangan.

2.3.2. Macam dan Bentuk Karangan


Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka kalimat.
1. Kerangka topik
Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai adalah kerangka topik.
Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di dahului dengan tanda-
tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir
(.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat
lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap menunjukkan
diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut di dalam kerangka
topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang di pakai untuk
menuliskan judul dan sub bab.

8
2. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal penyusunan outline. Bila
outline sudah selesai, kerangka kalimat itu dapat di padatkan menjadi kerangka topik,
demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi
kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun
pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantang mencampur dengan
kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul sub bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan
antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode
yang berupa huruf dan angka. Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu
(misalnya angka romawi), sedangkan bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda
yang lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka arab saja, jika
karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana.
Kode-kode itu akan lebih kompleks didalam karangan yang benar-benar seperti skripsi,
thesis, disertasi dan buku.

2.3.3. Pola Penyusunan Kerangka Karangan


Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka
karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena
memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat)
dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan
berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu
berdasarkan logika.

a) Pola alamiah
Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola
alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu,
urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan
urutan waktu.

1. Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu
ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di
pakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya kantor, gedung,
lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang
memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Sumatera
A. Banjir di Sumatera Selatan
1. Daerah Lahat

9
2. Daerah Pendopo

B. Banjir di Sumatera Utara


1. Daerah Samosir
2. Daerah Toba
3.
2. Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa atau
kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka
tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu
seperti diatas dapat divariasikan dengan susunan terbalik misalnya dari akhir ke awal.
Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.
Topik : Riwayat Hidup Gus Dur
1. Jati diri Gus Dur
2. Pendidikan Gus Dur
3. Karier Gus Dur
4. Akhir Hidup Gus Dur
Berdasarkan kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang terdiri atas satu
alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat di perlias menjadi empat Bab;
bahkan bisa dibuat menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka
karangan sebelum mengarang.

b) Pola logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara
berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut
pandangnya.
Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat,
pemecahan masalah dan umum-khusus.
1. Contoh urutan klimaks
Topik : Kejatuhan Soeharto
1. Praktik KKN Merajalela
2. Keresahan di Dalam Masyarakat
3. Kerusuhsn Sosial di Mana-mana
4. Tuntutan Reformasi Menggema
5. Kejatuhan yang Tragis
2. Contoh urutan sebab-akibat
Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di tanah tinggi
2. Penyebab kebakaran
3. Kerugian yang di derita masyarakat dan pemerintah

10
4. Rencana rehabilitasi fisik

3. Contoh urutan pemecahan masalah


Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
1.Pengaruh Ecstasy terhadap syaraf pemakainya
2.Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
1. Gangguan kesehatan masyarakat
2. Gangguan kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Kesimpulan dan Saran

4. Contoh urutan umum-khusus


Topik : Komunikasi Lisan
1. Komunikasi dan bahasa
a. Bahasa lisan
b. Bahasa tuis
2. Komunikasi lisan dan perangkatnya
a. Kemampuan kebahasaan
1. Olah vokal
2. Volume dan nada suara
b. Kemampuan akting
1. Mimik muka
2. Gerakan anggota tubuh
3. Praktik komunikasi lisan

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan
karangan yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah dengan
judul yang mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai
tambahan bagi sebuah karangan tersebut.
Menentukan judul yang tepat harus didasarkan terhadap apa tema dan topiknya
jangan sampai bertentangan, apalagi melenceng jauh dari kaidah-kaidah yang sudah di
tentukan dalam perumusan sebuah karangan tersebut. Menentukan sebuah topik, tema
dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam pembuatan sebuah
karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar tertata dan sesuai dengan
yang diingikan dari awal penulisannya.
Topik yang baik harus menarik dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh
penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema yang
menarik perhatian penulis, tema yang di kenal atau di ketahui dengan baik, bahan-
bahannya dapat di peroleh, tema dibatasi ruang lingkup. Dan judul yang baik adalah
harus relevan, harus provokatif dan harus singkat.

3.2. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebihn fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh
karena itu, segala kritik, saran atau masukan dari pembaca sangat diharapkan untuk
menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi

12

Anda mungkin juga menyukai