Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TOPIK, TEMA DAN KARANGAN

DOSEN :

Lilimiwirdi

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 KELAS 1D :

1. Natasya Monica ( 2201062034 )


2. Helmi Davani Siregar ( 2201062107 )

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA


PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang TOPIK
TEMA DAN KERANGKA KARANGAN ini dengan baik meskipun banyak
sekali kekurangan didalamnya. Dan juaga saya berterimakasih kepada Ibu Ema
Julianda, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah BAHASA INDONESIA yang
telah memberi tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai TOPIK, TEMA DAN KERANGKA
KARANGAN. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan, saya mohon kritik dan saran yang membangun dari anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Pengertian Topik......................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Topik...............................................................................................2
2.1.2 Sumber Topik...................................................................................................3
2.1.3 Pembatasan Topik.............................................................................................5
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik.....................................................................................5
2.1.5 Cara Membuat Topik.........................................................................................6
2.1.6 Tujuan Penulisan Topik......................................................................................7
2.2 Tema........................................................................................................................8
2.2.1 Pengertian Tema...............................................................................................8
2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan..........................................................9
2.3 Kerangka Karangan.................................................................................................10
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan.......................................................................10
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan.........................................................................11
2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan.............................................................12
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Penutup............................................................................................................16
3.1.1 Kesimpulan......................................................................................................16
3.1.2 Saran...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika mempelajari bahasa indonesia ataupun bahasa asing kita akan di


hadapkan dengan istilah topik, tema ataupun judul ketika membuat sebuah
karangan ataupun sejenisnya. adanya tema atau topik suatu karang merupakan hal
yang sangat di perlukan untuk kerangka tulisan awal sebelum memulai menulis.
Ini dikarenakan topik atau tema ini merupakan acuan untuk menuangkan isi
pikiran atau ide menjadi sebuah tulisan. Adanya topik atau tema ini juga berguna
untuk mencegah sebuah tulisan yang dibuat melenceng dari apa yang diingikan
dan menghasilkan sebuah karang yang diinginkan oleh penulis.

Sedangkan sebuah judul dapat kita artikan sebagai ujung tombak sebuah
karangan karena dengan judul yang menarik maka pembaca akan merasa
penasaran dan tentunya ingin membaca isi dari karangan tersebut. Atau dapat kita
katakan juga, dengan adanya judul maka secara tidak langsung karanga tersebut
akan jadi menarik bagi pembaca untuk mengetahui apa isi karanga tersebut.
Keserasian dari tiga pokok tulisan ini dalam hal ini tema, topik dan judul maka
sangatlah penting untuk mencapai sebuah karangan atau tulisan yang baik dan
pastinya menarik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian topik?


2. Bagaimana membuat sebuah topik yang baik ?
3. Apa pengertian tema?
4. Apakah yang dimaksud dengan kerangka karangan itu?
5. Apa saja pola sebuah karangan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan kerangka
karangan
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan
kerangka karangan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Topik


2.1.1 Pengertian Topik
Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat. Ini dapat
diartikan bahwa topik merupakan sesuatu hal yang sudah ditentukan dan
dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan ataupun pokok permasalahan.
Topik karangan adalah suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik
merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? Atau
hendak menulis tentang apa? Atau topik merupakan suatu contoh dari
pembicaraan atau apapun yang akan menjadi landasan dalam penulisan sebuah
artikel. Adapun syarat sebuah topik adalah harus menarik perhatian dan
tentunya bermanfaat unutk penulis dan pembaca dan topik yang dipilih harus
mempunyai sumber acuan yang jelas atau real, dll.

Jika kita akan membuat sebuah karangan, maka sebaiknya terlebih dahulu
memilih dan menetapkan topik dan judulnya. Ciri khas topik terletak pada
permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, adapun judul
karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika
dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan
permasalahan atau variabel yang akan dibahas.

Bertumpu dari penjelasan diatas, maka dapat kita ketahui persamaan juga
perbedaan antara topik dengan judul. Topik dapat menjadi judul karangan,
topik juga dapat menjadi payung besar yang bersifat umum dan belum
menggambarkan sudut pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik
dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.

Contoh jika dalam menggarap karya ilmiah seperti skripsi, judul memang
ditetapkan pada awal proses penulisannya, yaitu pada waktu pengajuan

2
outline. Akan tetapi kita perlu tahu bahwa proses pembuatan judul itu
sebenarnya tetap berawal dari pemilihan topik. Pada jenis karangan lain
sesudah karangan selesai, serta dapat diganti-ganti sepanjang hal itu relevan
dengan isi karangan dan sesuai dengan topik yang ditentukan.

2.1.2 Sumber Topik


Ada banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan hendak menulis
apa, rasanya semua yang ada itu menarik dan kebanyakan sudah ditulis oleh orang lain,
namun sebenarnya masih banyak hal yang dapat dijadika topik tulisan. Untuk membantu
menentukan topik, menurut Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang
penulis dapat menentukan sumber topik dengan cara sebagai berikut:

1. Pengalaman pribadi

 Perjalanan
 Tempat yang pernah dikunjungi
 Kelompok anda
 Wawancara dengan tokoh
 Kejadian luar biasa
 Peristiwa lucu

2. Hobi dan keterampilan

 Cara melakukan sesuatu


 Cara kerja sesuatu

3. Pengalaman pekerjaan atau profesi

 Pekerjaan tambahan
 Profesi keluarga

4. Pelajaran sekolah atau kuliah

 Hasil-hasil penelitian
 Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut

5. Pendapat pribadi

3
 Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau televisi,
dll.
 Hasil pengamatan pribadi

6. Peristiwa hangat atau pembicaraan publik

 Berita halaman muka surat kabar


 Topik tajuk rencana
 Artikel
 Materi kuliah
 Penemuan mutakhir

7. Masalah abadi

 Agama
 Pendidikan
 Sosial dan masyarakat
 Problem pribadi

8. Kilasan biografi

 Orang-oarang berjasa

9. Kejadian khusus

 Perayaan atau peringatan


 Peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan

10. Minat khalayak

 Pekerjaan
 Hobi
 Rumah tangga
 Pengembangan diri
 Kesehatan dan penampilan
 Tambahan ilmu
 Minat khusus

4
2.1.3 Pembatasan Topik

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini dapat berarti bahwa penulis
sudah memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut.
Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada lima hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih topik:

1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi,


2. Cukup menarik untuk dibahas,
3. Dikenal dengan baik,
4. Bahannya mudah diperoleh dan
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah langkahnya


sebagai berikut:

1. Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.


2. Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral
itu masih bisa diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan
berulang sampai di peroleh topik yang sangat khusus.
3. Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih
lanjut atau tidak demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang
sangat khusus.

2.1.4 Kriteria Topik yang Baik

Pada tahap ini tentu saja kita sudah menentukan topik yang akan
dikembangkan menjadi satu karangan. Maka selanjutnya, pertimbangkanlah
apakah topik tersebut menarik untuk dijadikan suatu tulisan dan apakah mampu
untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan? Untuk menentukan topik yang
baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur:

1. Topik harus sesuai dengan latar belakang penulisnya.

5
Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai
materinya.

2. Topik harus sesuai dengan minat anda.

Topik yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskannya.
Selain itu, jika anda menarik menuliskannya tentu akan membuat anda semangat
untuk mencari referensinya.

3. Topik harus menarik minat pembaca.

Percuma saja menulis sesuatu yanag kira-kira tidak membuat orang tertarik
untuk membacanya. Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan
dengan latar belakang pengetahuannya, akan tetapi jika anda menulis sesuaut yang
baru, eksotis, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat
seseorang terlibat emosional, dan hal eksotis ini akan menarik orang untuk
membacanya.

4. Topik harus dapat di tunjang dengan referensi lain.

Suatu topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan
anda sendiri, untuk itu, sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu.

5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya.

Topik yang terlalu luas akan menyulitkan anda sendiri dan akan menyita
banyak waktu anda. Lagi pula pembicaraan anda tidak akan terfokus. Hal ini akan
membuat tulisan anda akan bertele-tele.

2.1.5 Cara Membuat Topik

Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang


harus benar-benar mengetahui pokok permasalahannya. Agar pembicaraan
pengarang tidak melantur, hendaknya topik dipersempit sesuai dengan rencana.
Dengan itu, akan diperoleh salah satu aspek untuk diangkat menjadi pokok
pembahasan karangan. Contoh berikut adalah cara untuk mempersempit topik
supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya:

6
1. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia: Jakarta
lebih terbatas dari pulau Jawa. Topik “pulau Jawa sebelum Indonesia
merdeka” lebih sempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia merdeka”.
2. Menurut waktu/periode/zaman: “kebudayaan Indonesia” dipersempit
menjadi “seni patung pada zaman kerajaan Hindu”.
3. Menurut hubungan sebab-akibat: “Dekadensi moral di kalangan Muda-
mudi” dapat dipersempit menjadi “pokok pangkal timbulnya krisis moral
di kalangan muda-mudi”.
4. Munurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi,
kebudayaan, agama, kesenian, dll. Karangan tentang “usaha pemerintah
dalam bidang ekonomi” di perkhusus menjadi “kebijaksanaan diregulasi di
bidang ekonomi selama ganti”.
5. Menurut aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran televisi
terhadap kaum tani di Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “pengaruh siaran
televisi di Boyolali”.
6. Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang
dibicarakan; objek formal ialah sudut darimana bahan itu kita tinjau, misalnya:
“kesussastraan Indonesian (objek material) di tinjau dari sudut gaya bahasanya
(objek formal). Kepemimpinan di tinjau dari sudut pembentukan kader-kader
baru; keluarga berencana di tinjau dari segi Agama.

2.1.6 Tujuan Penulisan Topik


Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan
penulisan. Maksudnya, apa yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan
tertentu. Pada dasarnya tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum bersifat informatif. Adapun Tujuan khusus
adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh berikut:

Topik : Pentingnya Menjaga Perdamaian

Judul : Damai itu Indah

Tujuan umum : Argumentasi

7
Tujuan Khusus:

a. keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan


kenyamanan dalam kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat kehidupan
menjadi lebih indah.
c. Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu.

2.2 Tema

2.2.1 Pengertian Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani “Theitenai”, yang berarti sesuatu yang
telah diuraikan atau sesuatu yang telah di tempatkan. Tema merupakan amanat
utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang
mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan
disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan
dari penulisan artikel itu.

Tema yang Baik

1. Tema menarik perhatian penulis,

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis


berusaha terus-menerus mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi, penulis akan di dorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya
tulis tersebut sebaik-baiknya.

2. Tema dikenal atau diketahui dengan baik,

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui


oleh penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan
berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara dan
sebagainya, sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam.
Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah

8
yang dikuasainya sebagai latarbelakang masalah tadi, maka ia sanggup
menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3. Bahan-bahannya dapat di peroleh

Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia
disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk
dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

4. Tema dibatasi ruang lingkupnya

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.

2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan

Tema berarti suatu pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran
tentang suatu hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan
sebuah rumah tema merupakan fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan
disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan
tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian
ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh
pembaca dengan mudah. Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit
agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka
karangan (outline).

Berdasarkan uraian diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan


tema dalam suatu kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul
dan tema.

 Topik : upaya mengatasi tawuran antar pelajar


 Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Tawuran lagi, tawuran lagi...... pusing!
2. Tawuran pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
3. Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.

9
· Tema : Upaya mengatasi kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata
tanggungjawab aparat kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab
orangtua para pelajar. Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa
bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling di perlukan adalah
adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat yang bergama yang memiliki
keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa kita semua adalah
makhluk hidup haruslah hidup damai dan berdampingan.

Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar
penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan
begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif.

2.3 Kerangka Karangan

2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan


penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan
diantara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka mengandung rencana kerja
bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap
karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-
ide utama dari ide-ide tambahan.

Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk


mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk
catatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final dapat
disebut outline, sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut
sebagai outline final.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal


seperti berikut:

1. Mempermudah pengarang maenuliskan karangannya,


2. Membatasi pengarang menuliskan karangannya,
3. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran
yang telah ditetapkan,

10
4. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-
beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan, dan
5. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat
intisari ide serta struktur suatu karangan.

2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan

Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka
kalimat.

1. Kerangka topik

Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai adalah kerangka


topik. Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di dahului
dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk menyatakan hubungan antar gagasan.
Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak
lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap.
Pemakaian lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas
daripada yang dituntut di dalam kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai
pada akhir setiap kalimat yang di pakai untuk menuliskan judul dan sub bab.

2. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal penyusunan outline.


Bila outline sudah selesai, kerangka kalimat itu dapat di padatkan menjadi
kerangka topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat saja untuk menulis
judul sub bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan
kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah
dipantang mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan
judul-judul sub bab.

Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu.


Hubungan antara gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan
serangkaian kode yang berupa huruf dan angka. Bagian utama biasanya di dahului
dengan angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan bagian bawahnya
(subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya

11
menggunakan angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya
untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks
didalam karangan yang benar-benar seperti skripsi, thesis, disertasi dan buku.

2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka
karangan, yaitu pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena
memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang
(tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai
pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu
mengamati sesuatu berdasarkan logika.

1. Pola alamiah

Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola
alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena
itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan
ruang dan urutan waktu.

1. Urutan ruang

Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan
suatu ruang seperti dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan
ruang di pakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang umpamanya
kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka
karangan yang memakai urutan ruang.

Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia

I. Banjir di Pulau Sumatera

A. Banjir di Sumatera Selatan

1. Daerah Lahat

2. Daerah Pendopo

B.Banjir di Sumatera Utara

12
1. Daerah Samosir

2. Daerah Toba

2. Urutan waktu

Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa


atau kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa.
Kerangka tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak
membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat divariasikan dengan susunan
terbalik misalnya dari akhir ke awal.

Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.

Topik : Riwayat Hidup Gus Dur

1. Jati diri Gus Dur

2. Pendidikan Gus Dur

3. Karier Gus Dur

4.Akhir Hidup Gus Dur

Berdasarkan kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang terdiri


atas satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; dapat di perlias menjadi
empat Bab; bahkan bisa dibuat menjadi satu buku. Begitulah pentingnya membuat
kerangka karangan sebelum mengarang.

2. Pola logis

Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan


berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu
bergantung pada sudut pandangnya.

Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-


akibat, pemecahan masalah dan umum-khusus.

13
1. Contoh urutan klimaks

Topik : Kejatuhan Soeharto

a) Praktik KKN Merajalela


b) Keresahan di Dalam Masyarakat
c) Kerusuhsn Sosial di Mana-mana
d) Tuntutan Reformasi Menggema
e) Kejatuhan yang Tragis
f)
2. Contoh urutan sebab-akibat

Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar

a) Kebakaran di tanah tinggi


b) Penyebab kebakaran
c) Kerugian yang di derita masyarakat dan pemerintah
d) Rencana rehabilitasi fisik

3. Contoh urutan pemecahan masalah

Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

1. Apakah Ecstasy

2. Bahaya Ecstasy

2.1. Pengaruh Ecstasy terhadap syaraf pemakainya

2.2.Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat

2.2.1. Gangguan kesehatan masyarakat

2.2.2. Gangguan kriminalitas

3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy

4. Kesimpulan dan Saran

14
4. Contoh urutan umum-khusus

Topik : Komunikasi Lisan

1. Komunikasi dan bahasa

a. Bahasa lisan

b. Bahasa tuis

2. Komunikasi lisan dan perangkatnya

a. Kemampuan kebahasaan

1. Olah vokal

2. Volume dan nada suara

b. Kemampuan akting

1. Mimik muka

2. Gerakan anggota tubuh

3. Praktik komunikasi lis

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Penutup

3.1.1 Kesimpulan

Dengan menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan
karangan yang baik pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah
dengan judul yang mengesankan dan membuat orang penasaran ingin membaca
menjadi nilai tambahan bagi sebuah karangan tersebut.

Menentukan judul yang tepat harus didasarkan terhadap apa tema dan
topiknya jangan sampai bertentangan, apalagi melenceng jauh dari kaidah-kaidah
yang sudah di tentukan dalam perumusan sebuah karangan tersebut. Menentukan
sebuah topik, tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua orang dalam
pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar
tertata dan sesuai dengan yang diingikan dari awal penulisannya.

Topik yang baik harus menarik dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh
penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema
yang menarik perhatian penulis, tema yang di kenal atau di ketahui dengan baik,
bahan-bahannya dapat di peroleh, tema dibatasi ruang lingkup. Dan judul yang
baik adalah harus relevan, harus provokatif dan harus singkat.

3.1.2 Saran

Dengan hasil kesimpulan tadi, penulis memberikankesimpulan bahwa setiap


konflik harus dilakukan manajemen konfliknya dengan benar agar konflik
tersebut dapat menimbulkandampak positive untuk organisasi tersebut

16
DAFTAR PUSTAKA

Agus M Hardjana, 1994. “Konflik di Tempat Kerja” Kanisius, Yogyakarta.

Bodine, Richard J. (1998). “The Handbook of Conflict Resolution Education: a

Guide to Building Quality Programs in Schools”. Josses Bass USA

Daniel Carolus K, 2010, “Konflik dalam Organisasi: Berkat atau Kutuk”,

http://www.kadnett:info/web diakses tanggal 14 April 2016.

Gibson., Ivancevich, Donnelly. (1996), “Organization: Structure,

Processes,Behavior”, Dallas, Business Publications Inc.

Saptani Rahayu, “Mengelola Konflik Dalam Organisasi”, Jurnal,STIE “AUB”


Surakarta Luthans F. 1981. “Organizational Behavior”.Singapore: Mc Graw
Hill. Panitia Istilah Manajemen LPPM, 1994, “Kamus Istilah Manajemen”, PT.
Gramedia, Jakarta. ................ 1979. “Organizational Behaviour”. Siding:
Prentice Hall. Sukanto Reksohadiprodjo , 1996. “Organisasi Perusahaan (Teori,
Struktur, dan Perilaku)” BPFE,Yogyakarta. Tosi, H.L., Rizzo, J.R. & Carrol, S.J.,
(1990). “Managing Organizational Behavior”. (2nd Edition). New York: Harper
Collins Publihser. Dr.T.Hani Handoko , M.B.A, (1987) Manajemen, BPE
Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai