DOSEN :
KOLONEL ANIS
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Etika
Berbicara di Telepon”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Pancasila di Politeknik Negeri Padang.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
Mengangkat Telepon.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sebagai contoh, ketika kamu tersenyum dan berdiri tegak, suaramu
akan terdengar lebih ringan. Dari situ, penelepon akan menganggap
bahwa kamu sedang bahagia.
Sehingga, selalu pastikan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gesturmu
profesional ketika berbicara melalui telepon.
3
Selalu jaga sikap dan bahasamu ketika berbicara melalui telepon. Karena,
kamu tidak tahu apakah konsumen akan tersinggung dengan apa yang
diucapkan olehmu.
Sehingga, pastikan untuk selalu menggunakan bahasa yang formal saat
menelepon. Dengan begitu, konsumen akan memiliki kesan profesional
terhadapmu.
4
Ketika kamu harus mengalihkan telepon, pastikan untuk meminta izin dari
pihak penelepon terlebih dahulu.
Hal ini termasuk ke dalam etika menelepon yang penting untuk dilakukan.
Jelaskan alasan kamu perlu mengalihkan telepon terlebih dahulu ke pihak
penelepon.
Tidak lupa, yakinkan penelepon bahwa mereka bisa mendapatkan apa
yang dicari dengan cepat melalui pengalihan tersebut.
Dengan begitu, penelepon cenderung tidak akan memberi komplain
mengenai durasi menunggu jawaban.
5
9. Akhiri percakapan telepon dengan mengucapkan terima kasih dan salam
penutup, biarkan penelpon yang meletakkan gagang pesawat teleponnya
terlebih dahulu, setelah itu baru letakkan gagang pesawat telepon anda.
6
4. Berbicara dengan nada kasar atau membentak.
5. Berbicara dengan nada memerintah.
6. Membirkan penelepon menunggu terlalu lama tanpa penjelasan Nada
dan intonasi terkesan malas atau tak ramah.
7
6. Bersikaplah seperti sedang bertatap muka, ramah, sewajarnya, dan
pergunakanlah kata-kata yang singkat, jelas, dengan nada dan volume
suara yang teratur.
7. Bersikaplah seperti sedang bertatap muka, ramah, sewajarnya, dan
pergunakanlah kata-kata yang singkat, jelas, dengan nada dan volume
suara yang teratur.
8. Berusaha untuk cepat memahami maksud pembicaraan dan berilah
kesan bahwa penelpon diperhatikan dan dibantu.
9. Jangan memunculkan kesan sibuk pada saat memegang telepon.
10. Jangan terlalu cepat dalam berbicara, batasi pembicaraan pada masalah
yang penting. Usahakan pembicaraan dilakukan dengan lancar.
11. Hindari penyampaian informasi rahasia dan masalah yang bersifat
pribadi.
12. Usat bertelepon, letakkan gagang telepon pada tempatnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Saran
Jika cara menelpon maupun menerima telepon tidak mengikuti tata krama
maka nama baik akan dipertaruhkan. Karena menelpon pada hakikatnya sama
dengan bertamu ke rumah orang lain, dan menerima telepon sama dengan
menerima tamu.
9
DAFTAR PUSTAKA
10