Anda di halaman 1dari 13

“TUGAS RINGKASAN MATERI HOME CARE”

Disusun Oleh Kelompok :

1) PUTU WULAN DEVIYANTI ARTHA WIBAWA NIM. C1118018

2) NI PUTU ARYANTI NIM.C1118020

3) KADEK LINDA SULISTYAWATI NIM.C1118024

4) NI PUTU DEWI SETIAWATI NIM. C1118026

5) I KADEK DONNY NEVORIAWAN NIM. C1118029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI

TAHUN 2021
“REGULASI & ETIK DALAM MELAKSANAKAN PELAYANAN HOME CARE”

A. Dasar Hukum Pelayanan Home Care :

 UU Kes.No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.


 UU No. 8 thn 1999 ttg Perlindungan Konsumen
 UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik kedokteran.
 UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
 UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
 Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
 Kepmenkes No 908 thn 2010 ttg Pelayanan Keperawatan Keluarga
 Kepmenkes No. 279 thn 2006 ttg Perawatan Kesehatan Masyarakat
 Permenkes No.26 thn 2019 ttg Pelaksanaan UU No. 38 thn 2014 ttg Keperawatan
 Kepmenkes No. 425 thn 2020 ttg Standar Kompetensi Perawat

B. Etimologi & Pengertian Etika

Berasal dari bahasa Yunani, ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang berarti watak, kebiasaan
dan adat istiadat.  berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik.Arti kata etika
(Tedjosaputro,2003) ;
 Ethos kebiasaan/ adat, prilaku, karakter
 Ethikos perasaan batin/ kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam
perilakunya
Dalam bahasa Inggris disebut “Ethis” adalah ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang
baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada
umumnya.

C. Pengertian Etika

 Ki Hajar Dewantoro;
Ilmu yg mempelajari tentang kebaikan dan keburukan dlm hidup manusia meliputi apa yg
kita pikirkan, rasakan, lakukan (perbuatan/tingkah laku).
 Suatu ilmu yang mempelajari apa yang baik dan apa yang buruk; tentang kebiasaan -
kebiasaan
 Ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam
masyarakat yang menyangkut aturan-aturan/ prinsip-prinsip yang menentukan tingkah
laku yang  baik/buruk, kewajiban dan tanggung jawab.

D. Ruang Lingkup Etika Dalam Melaksanakan Pelayanan Home Care

1. Etika Penampilan (tangible)


2. Etika Berkomunikasi
3. Etika Persetujuan Pelayanan
4. Etika dalam melakukan pemeriksaan & tindakan
5. Etika Kewenangan Perawat dalam melakukan tindakan
6. Etika Kolaborasi dengan profesi lain
7. Etika Pengenaan Tarif Layanan

E. Etika Penampilan (The Out Look)

Penampilan Luar (THE OUTLOOK)


 Penampilan luar kita sebagai sebagai pemberi pelayanan di rumah sakit sangat penting
kita perhatikan karena penampilan luar kita memberi kesan pertama pada pelanggan.
 Kesan pertama pelanggan terhadap kita akan sangat mempengaruhi persepsi pelanggan
tentang mutu proses pelayanan secara umum.
 Apabila penampilan kita berhasil memunculkan persepsi positif pada pelanngan berarti
kita berhasil memenangkan hati pelanggan.
Beberapa hal tentang Penampilan yg perlu ditata & diperhatikan (head to too approach);
1. Rambut
2. Wajah & make up
3. Telinga, leher
4. Badan & Pakaian
5. Tangan & kuku
6. Alas Kaki
7. Atribut pakaian
8. Perhiasan/Aksesoris

F. Etika Berkomunikasi

Menjadi pendengar yang baik sangat penting dalam komunikasi :


1. Diam aktif, memberikan kesempatan lawan bicara untuk menyampaikan ide / pendapat namun
harus tanggap.
2. Memperhatikan ,memberikan perhatian, kontak mata, memahami isi pesan
3. Menunjukkan penerimaan,bukan berarti kesepakatan lebih merupakan kemauan untuk
mendengarkan
4. Hindarkan menyela/memotong pembicaraan ,bukan berarti setuju dengan apa yang dikatakan,
tetapi lebih merupakan penghargaan agar maksud yang disampaikan utuh.
5. Hindarkan prasangka ,Menyimak secara positif suatu pesan
6.kendalikan emosi , dalam keadaan emosi pesan bisa diartikan salah
7. Hindarkan kritikan / argumentatif ,dapat membagikan emosi pembicara
8. Klarifikasi ,meluruskan pemahaman agar tidak terjadi misperception
9. Ajukan pertanyaan ,meningkatkan antusiasme pembicaraan dan dapat mengembangan
pembicaraan
10. Berbicara dengan tenang pada saat yang tepat ,komunikasi tenang dapat memberi keluhan
dan informasi dapat diserap dengan baik
G. Implementasi Etika Dalam Berkomunikasi :

1. Komunikasi Langsung dengan Konsumen (pasien, keluarga, masyarakat);


 Gesture/ bahasa tubuh yang sopan menghargai lawan bicara
 Senyum >> ucapkan salam & sapa
 Apabila saling berdiri berhadapan, posisikan tubuh setengah badan kesamping
kiri. (Posisi tubuh yang persis berhadapan dengan pelanggan terkesan
menghalangi)
 Setelah ucapan “Salam” biasakan dengan kalimat lanjutan “ maaf, apa yang bisa
kami bantu ?” (Kata “maaf” tidaklah selalu menunjukkan diri kita pada posisi
salah.
 Perhatikan intonasi dalam pengucapan kalimat;
 Sikap dan perilaku “Sopan & Ramah” adalah kunci komunikasi
 Saat berhadapan dengan pelanggan, hindari menatap mata pelanggan, alihkan
menatap kening.
 Jarak posisi berdiri 1,5 – 2 meter
 Apabila memungkinkan mempersilahkan duduk, maka duduklah sejajar dengan
pelanggan (tidak lebih tinggi- tidak lebih rendah)
 Focus lah berkomunikasi; hindari main HP, pulpen, sambil ngetik, dll >>
mencegah terjadinya ketersinggungan
 Apabila (menguasai) upayakan berkpmunikasi dengan bahasa yang biasa
digunakan oleh pelanggan, apabila tidak gunakan bahasa nasional dengan ejaan
yang benar;
 Apabila pelanggan adalah WNA umumnya bahasa Inggris, kecuali siap dengan
transleter;
 Catat hal2 penting yang perlu ditindaklanjuti

2. Komunikasi per telepon;


 Menerima telpon; dering telpon jangan biarkan lewat dari 3 kali berdering
(maksimal 3 kali berdering sudah diangkat)
 Saat menerima telpon selalu ucapkan “Salam” dilanjutkan dengan menyebut
nama singkat dan unit penerima telpon, kemudian kalimat “..apa yang bisa
dibantu?”;
 Siapkan catatan untuk mencatat pesan penting
 Posisi saat menerima telepon sebaiknya dalam posisi duduk, untuk mendukung
ketenangan dan intonasi suara;
 Hindari langsung batuk / bersin langsung mengarah gagang telepon;
 Setelah menerima telepon letakkan gagang telepon secara benar.

H. Etika Pesetujuan & Kesepakatan Sebelum Memulai Pelayanan Home Care

Sebelum mulai pelayanan Home Care penting dipastikan:


1. Pasien/ keluarga pasien sudah menyatakan persetujuan tertulis atau rekaman suara/video
bahwa membutuhkan dan menyetujui pelayanan home care;
2. Setelah persetujuan didapatkan, dilanjutkan dengan kesepakatan tarif & mekanisme
pembayaran;
3. Pasien atau keluarga pasien menandatangani inform concent;
4. Pasien atau keluarga pasien menyepakati jadwal & waktu kunjungan;
Bila ada perubahan jadwal dalam perjalanan, saling memberitahu dan permakluman

I. Etika Dalam Melakukan Pemeriksaan & Tindakan

Etika yang sebaiknya dilaksanakan :


1. Selalu mohon ijin dengan kata “Permisi, maaf saya akan melakukan pemeriksaan…..”
2. Jaga selalu privacy pasien, apabila harus membuka/ menyingkap sebagian pakaian pasien
uapayakan ada saksi/ anggota keluarga lain yang menyaksikan
3. Dalam melakukan tindakan sebaiknya ada sampiran/ schetzel
4. Pada tindakan personal hygiene atau memandikan pasien sedapat mungkin didahului
inisiatif dari pasien dan privacy tetap harus dijaga
Hindari menyentuh bagian tubuh pasien yang semestinya tidak disentuh
Etika berkolaborasi dengan profesi lain :
 Sebaiknya didahului dengan ikatan kerjasama dengan dokter spesialis terkait, bidan
terkait, fisioterapis terkait, laboratorium klinik, dll, sehingga kolaborasi antar profesi
dapat berjalan dengan baik berdasarkan prinsip saling menghormati dan saling
menguntungkan;
 Dalam ikatan kerjasama juga dicantumkan alur dan mekanisme rujukan pasien atau
rujukan pemeriksaan;
 Pastikan dalam setiap tindakan yang membutuhkan bantuan profesi lain sudah
diperhitungkan jasa tindakan, sehingga profesi lain yang diajak kerjasama dapat
melakukan tindakan secara profesional dan kolaborasi dapat dijalin secara berkelanjutan.

Etika dalam menentukan tarif pelayanan :


 Dalam menentukan tarif pelayanan, perawat harus memiliki dasar kajian teknis yang
valid dan wajar;
 Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tarif home care antara lain;
biaya BMHP, biaya obat, biaya transportasi, biaya penyusutan alat yg digunakan, jasa
profesi;
 Sebaiknya tarif dibuat dalam bentuk ketetapan dan ditandatangai resmi sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum;
 Pasien/ keluarga pasien harus diberikan informasi dan penjelasa tentang tarif sebelum
pelayanan dilaksanakan, untuk menghindari mispersepsi;
 Penting juga mempertimbangkan sosial ekonomi pasien, sehingga fungsi sosial perawat
juga harus dikedepankan.
“SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI PERAWAT”

Standar Kompetensi Perawat terdiri atas 5 (lima) area kompetensi yang diturunkan dari
gambaran tugas, peran, dan fungsi Perawat. Area kompetensi juga merupakan adaptasi dari 5
(lima) domains of the ASEAN Nursing Common Core Competencies yang merupakan
kesepakatan seluruh negara-negara anggota ASEAN. Setiap area kompetensi ditetapkan
definisinya, yang kemudian dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi.

A. Area

Kompetensi Ilmu Keperawatan merupakan sintesis dari ilmu biomedik, psikologi, sosial,
perilaku, antropologi, dan budaya. Pelayanan/Asuhan Keperawatan yang berkualitas bagi
masyarakat perlu mendapatkan jaminan standar kompetensi. Kompetensi Perawat mencakup
pengetahuan, sikap dan keterampilan (soft dan hard skill). Kerangka kompetensi Perawat
dikelompokkan dalam 5 (lima) area kompetensi. Area ini sesuai dengan 5 (lima) domains of the
ASEAN Nursing Common Core Competencies sebagai berikut:
1. Praktik berdasarkan Etik, Legal, dan Peka Budaya
2. Praktik Keperawatan Profesional
3. Kepemimpinan dan Manajemen
4. Pendidikan dan Penelitian
5. Pengembangan Kualitas Personal dan Profesional.

B. Komponen Kompetensi

1. Area Praktik Keperawatan berdasarkan Etik, Legal, dan Peka Budaya


a. Etik
b. Legal
c. Peka Budaya
2. Area Praktik Keperawatan Profesional
a. Manajemen Asuhan Keperawatan
b. Kualitas Praktik Keperawatan
3. Area Kepemimpinan dan Manajemen
a. Kepemimpinan
b. Manajemen Pelayanan Keperawatan
4. Area Pendidikan dan Penelitian
a. Pendidikan
b. Penelitian
5. Area Pengembangan Kualitas Personal dan Profesional
a. Pengembangan profesional dan pendidikan berkelanjutan
b. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

C. Penjabaran Kompetensi

1. Area Praktik Keperawatan berdasarkan Etik, Legal dan Peka Budaya


a. Kompetensi inti: Mampu melakukan Praktik Keperawatan berdasarkan praktik etik, legal, dan
peka budaya.
b. Lulusan Perawat mampu:
A) Praktik Keperawatan Berdasarkan Etik
a) Memahami konsep etik, norma, agama, budaya, hak asasi manusia dalam Pelayanan
Keperawatan.
b) Menghargai perbedaan latar belakang agama, budaya, dan sosial antara Klien dengan Perawat.
c) Memprioritaskan kepentingan Klien dalam pemberian Pelayanan Keperawatan
d) Menjaga hak privasi Klien
e) Menjaga rahasia Klien yang diperoleh karena hubungan terapeutik.
f) Menjaga kesehatan diri Perawat sehingga tidak berdampak kepada Klien.
g) Menghindari konflik kepentingan dengan Klien dalam memberikan pelayanan kesehatan.
h) Menunjukkan sikap empati dan kepedulian (caring) dalam pemberian Pelayanan Keperawatan
i) Menjaga dan membangun hubungan profesional sesama Perawat dan dengan profesi lain untuk
Pelayanan Keperawatan bermutu.
j) Melindungi Klien dari pelayanan kesehatan yang tidak bermutu.
k) Berpartisipasi aktif dalam pengembangan keprofesian untuk menjaga kualitas Pelayanan
Keperawatan.

B) Praktik Keperawatan Berdasarkan Legal


a) Memahami ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan dan Keperawatan.
b) Melakukan Praktik Keperawatan profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan Keperawatan.
c) Menunjukkan sikap sadar hukum dalam pelayanan kesehatan dan Keperawatan.

C) Praktik Keperawatan Berdasarkan Peka Budaya


a) Menggunakan pendekatan budaya untuk meningkatkan mutu pemberian Pelayanan
Keperawatan.
b) Mendorong kemandirian masyarakat dengan basis budaya setempat untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat.

2. Area Praktik Keperawatan Profesional


a. Kompetensi inti: Mampu melakukan Praktik Keperawatan secara profesional berdasarkan
keilmuan Keperawatan
b. Lulusan Perawat mampu:
1) Menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu Keperawatan, dan ilmu kesehatan
masyarakat yang terkini untuk mengelola masalah Keperawatan secara holistik, terpadu, dan
kontinum meliputi:
a) Pelayanan promosi kesehatan untuk individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan
masyarakat.
b) Pencegahan masalah kesehatan umum dan khusus untuk individu, keluarga, kelompok,
komunitas, dan masyarakat.
c) Perumusan Diagnosis Keperawatan dan analisis masalah Keperawatan sesuai dengan standar
Praktik Keperawatan
d) Sebagai landasan untuk penyusunan rencana intervensi dan evaluasi hasil Asuhan
Keperawatan.
e) Intervensi Keperawatan sesuai masalah dan Diagnosis Keperawatan pada seluruh tatanan
pelayanan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer, sekunder, tersier, dan khusus.
f) Pelayanan pemulihan kesehatan individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat
untuk tercapainya derajat kesehatan yang lebih baik.
2) Memahami standar mutu yang digunakan dalam Pelayanan Keperawatan untuk melindungi
Klien dalam pemenuhan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, meliputi:
a) Rumusan masukan, proses, dan luaran dalam pemberian Pelayanan Keperawatan untuk
individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.
b) Mampu beradaptasi dengan ketersediaan sumber daya tanpa mengorbankan mutu Pelayanan
Keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.

“PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPAYA KEPERAWATAN KESEHATAN


MASYARAKAT DI PUSKESMAS”

Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dapat diberikan secara langsung pada semua
tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :

1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai
pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
2. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga di
rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care dapat meningkatkan
fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah
kesehatan.
3. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care) diberbagai institusi
pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, guru dan karyawan). Perawat sekolah
melaksanakan program screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan pendidikan
kesehatan
4. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan kasus
kesakitan/kecelakaan minimal di tempat kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll.
Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,
penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan makanan.
5. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan langsung terhadap
kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.
6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling
diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan
keperawatan yang dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan
kasus penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan panti sosial
lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan (Lapas).
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
a. Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat perlakukan
kekerasan
b. Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
c. Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
d. Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan
pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan


pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik individu, keluarga,
kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat
sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya.

“PERLINDUNGAN KONSUMEN “
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tanggal 20 April 1999)

Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :


1. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi kepada konsumen.
2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.
3. Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersamasama melalui
perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
4. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun
tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
5. Jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi
masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
6. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang dan/atau jasa
untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedang
diperdagangkan.
7. Impor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean.
8. Impor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakan di dalam wilayah Republik
Indonesia.
9. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat adalah lembaga non-pemerintah yang
terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai kegiatan menanganai perlindungan
konsumen.
10. Klausula Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan
dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu
dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.
11. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas menanganai dan
menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan konsumen.
12. Badan Perlindungan Konsumen Nasional adalah badan yang dibentuk untuk membantu
upaya pengembangan perlindungan konsumen.
13. Menteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang
perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai