1. Komunikasi
yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai
2. Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia.
berita.
b. Kosakata
Komunikasi akan gagal jika penerima tidak dapat menelaah ungkapan dan kata-kata
pengirim. Dalam keperawatan dan kedokteran terdapat berbagai istilah dan ungkapan
tertentu. Maka ketika berbicara dengan pasien lebih baik menggunakan kata-kata yang
bias dimengerti oleh pasien, karena hal ini akan membuat komunikasi lebih efektif.
c. Humor
Sedikit hiburan akan menenangkan pasien serta dapat mengurangi ketegangan dan
tanpa menggunakan kata-kata. Gerakan tubuh member makna yang lebih jelas
daripada kata-kata.
Nada suara yang cukup nyaman di dengar akan memberikan rasa nyaman pada
pasien, dan membantu mengurangi rasa tegang dari rasa sakitnya. Sebuah pesan
pada intonasinya
c. Sentuhan
Gerakan tubuh digunakan untuk menunjukan suatu ide yang sulit atau tidak nyaman
Cara orang berjalan dan bergerak adalah bentuk yang nyata dari ekspresi diri
2. Persepsi
berbeda. Perbedaan dalam persepsi antar individu yang berinteraksi dapat menjadi
3. Harapan
4. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi
5. Situasi
e. Teknologi
g.Lingkungan
h. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
Etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-
hari :
1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
7. Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan
11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti
berjabat tangan, hormat, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri)
3. Paraphrase
4. Menjelaskan
5. Fokus
8. Penyimpulan
1. pengertian
Pemberian obat supositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukkan
obat melalui anus atau rektum dan vagina dalam bentuk supositoria.
2. Tujuan
1) Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
b) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
c) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
d) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
4) Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya dengan jelly.
Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan anda.
5) Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelakkan sfingter ani
6) Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan, dengan jari telunjuk masukkan
supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada
8) Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit
9) Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan tombol pemanggil
dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau
ke kamar mandi
spesimen adalah menetapkan diagnosa masalah dan menilai respon klien terhadap
spesimen
benar
4. Mencatat informasi yang terkait dengan pemeriksaan pada lembaran dengan benar
spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar. Spesimen yang
memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan,
volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa
yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan tidak boleh
spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak
melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.
o Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak, faeses),
menampung spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci tangan sebelum dan
urin, dsb.
o Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel darah, cairan
pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan.
Semua pengumpulan sample urine harus di lakukan pada specimen yang segar,
khususnya yang berasal dari eliminasi urine sewaktu bangun tidur pagi karena
specimen ini sangat pekat dan lebih besar kemmungkinanya untuk mengungkapkan
kumpulkan dalam wadah yang bersih dan di lindungi terhadap kontaminasi bakteri serta
setelah di peroleh. Jika di biarkan dalam suhu kamar urin akan menjadi alkalis akibat
poliperasi bakteri pada specimen non steril. Kultur urine harus segera di proses. Jika
tindakan ini tidak mungkin di lakukan kultur tersebut harus di simpan dalam suhu 4 C
atau 39 F.
- Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung
konsentrasinya lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah.
- Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan
menampung urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin
memerlukan bantuan.
- Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak dapat diperiksa
dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin berada dalam suhu
ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah merah akan
- Urin tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin
Spesimen urine yang di keluarkan dengan cara yang umum biasanya tidak dapat di
- Teknik clean – catch midstream ( teknik ini mengambil urine di tengah – tengah
pengeluaran urine saat buang air kecil dan bukan saat memulai dan mengakhiri dan di
lakukan dengan cara – cara yang bersih.) akan memberikan cara – cara untuk
a. Buka gland penis dan bersihkan dan bersihkan daerah di sekitar meatus dengan sabun
hilangkan semua bekas sabun dengan kapas yang sudah di basahi dengan air
c. Kumpulkan bagian tengah urine dengan menggunakan wadah steril yang bermulut
d. Jangan mengumpulkan beberapa tetes urine terakhir karena sekresi prostat dapat
b. Bersihkan daerah sekitar meonatus urinarius dengan menggunakan spons yang di
d. Hilangkan semua bekas sabun dengan kapas yang sudah di basahi dengan air dengan
pertama dan yang memancar keluar jangan di tampung ( kolon ) bakteri terdapat pada
bagian distal orifisium uretra pancaran urine yang pertama akan membasuh dan
f. Kumpulkan bagian pancaran tengah dari aliran urine dengan memastikan agar wadah
yang dui gunakan untuk mengumpulkan specimen urine tidak mengenai alat kelamin.
Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam. Urin tampung ini biasanya
disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah
ditampung di tempat kecil lalu dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.
3) menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, amilase, kreatinin, hormon
tertentu)
yang khusus disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik. Klem kateter
selama kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur
urin diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam
b. Persiapkan alat yang di butuhkan dan wadah yang sudah di sediakan oleh lab
c. Untuk kultur urin diperlukan 3 mL, dan 30 mL untuk urinalisa rutin
d. Klem kateter selama kurang lebih 30 menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan.
specimen urine yang di kumpulkan selama prosedur waktu 24 jam untuk melaksanakan
prosedur ini.
a. Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih pada waktu yang di tentukan ( 8.00
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai
pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain
karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk
itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia.
B. Saran
Setiap perawat harus terampil dan dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas,
serta kreatif dalam pemberian asuhan keperawatan berdasar ilmu yang telah didapat.
keperawatan agar komunikasi yang berlangsung dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dan perawat pun jangan lupa menerapkan etika dalam memberikan asuhan
keperawatan,
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta:
EGC
Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Massofa. www.wordpress.com. 2008. faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-
Purba, Jeni marlindawani, Skp. Zwani.com. 2008. Komunikasi Dalam Keperawataan. 1 April 2011.
Posting Komentar
Entri Populer
PEMASANGAN NGT PADA ANAK
KONSEP KOMUNIKASI DAN ETIKA DALAM MELAKSANAKAN PEMBERIAN
OBAT SECARA INTRAVENA
DOKUMENTASI PADA STRATEGI KHUSUS: PEMENUHAN KEBUTUHAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR
ASKEP MENINGITIS DAN ENCEFALITIS
OBAT IC DAN TOPICA;
KONSEP KOMUNIKASI DAN ETIKA DALAM MELAKSANAKAN PEMBERIAN
OBAT SECARA SUPOSITORIA DAN DALAM PENGAMBILAN SPESIMEN
KOMTER PADA KLIEN YANG MENJELANG AJAL
ASKEP SCABIES
ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS COMPULSIVE
BENTUK-BENTUK OBAT
Label
ASKEP (10)
ETIKEP (3)
farmakologi (1)
ILMU GIZI (1)
KDM (2)
Komunikasi keperawatan (1)
PATOLOGI (2)
prosedur keperawatan (2)
TANAMAN OBAT (3)
nDeZzNdEzz
Mengenai Saya
Cep.Suhikmat
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2012 (23)
o ▼ Mei (19)
EMBOLI PARU dan INFARK
URINALISIS
KODE ETIK KEPERAWATAN MENURUT PPNI,ICN,ANA
KONSEP KOMUNIKASI DAN ETIKA DALAM MELAKSANAKAN
PEM...
KONSEP KOMUNIKASI DAN ETIKA DALAM MELAKSANAKAN
PEM...
KOMTER PADA KLIEN YANG MENJELANG AJAL
OBAT IC DAN TOPICA;
BENTUK-BENTUK OBAT
DOKUMENTASI PADA STRATEGI KHUSUS: PEMENUHAN
KEBUT...
<!-- /* Font Definitions...
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KATARAK
ASKEP DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN ANAK DENGAN THIPOID
ASKEP ANEMIA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
ASKEP SCABIES
ASKEP MENINGITIS DAN ENCEFALITIS
PEMASANGAN NGT PADA ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN FEBRIS COMPULSIVE
o ► Maret (4)
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.