Anda di halaman 1dari 55

KES.VK01.001.01 dan KES.VK01.002.

01
Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan keperawatan
dan Menerapkan Prinsip Etika, Etiket Dalam Keperawatan

a. Pengertian
Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, atau dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
b. Faktor yang mempengaruhi komunikasi :
 Latar belakang budaya
 Ikatan kelompok atau group
 Harapan
 Pendidikan
 Situasi
c. Unsur-unsur Komunikasi
1. Komunikator
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan
menggunakan media tertentu.
2. Komunikan
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian
memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana
berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa
ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator
kepada Komunikan.

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 1


5. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan.
Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai
dengan pesan yang diterima.
d. Tujuan Komunikasi Efektif
 Memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara
pemberi informasi dan penerima informasi.
 Melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik
e. Fungsi Komunikasi Efektif
1. Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud
agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia
pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan
berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial.
Untuk lebih mengakrabkan antara komunikator dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha berkaitan dengan finansial, barang dan jasa.
f. Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, adalah:
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai
alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan.
3. Perceptual distorsion
Perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang
lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan perbedaan kebudayaan , agama dan
lingkungan sosial.

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 2


5. Physical Distractions
Gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contoh
: suara riuh orang-orang atau kebisingan, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh sambungan telephone yang terputus-putus, sehingga
informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver
tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi
adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.
g. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji pasien/keluarga sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi
1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan serta
gunakan sarung tangan/hanscun
2 Kendalikan diri perawat dengan tenang dan penuh
percaya diri
3 Gunakan bahasa yang baik dan intonasi yang jelas saat
menyapa pasien dan sopan sesuai dengan ajaran yang
dianutnya
4 Perkenalkan identitas diri perawat, dan sapa pasien
dengan menanyakan keadaannya.
5 Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan sesuai
SOP
6 Tanyakan kesediaan pasien untuk dilakukan tindakan
7 Akhiri komunikasi dengan salam bagi yang beragama
islam dan selamat pagi, siang atau sore bagi yang
bukan beragama islam
Implementasi
1 Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan serta
mengunakan sarung tangan/hanscun
2 Menunjukan sikap tenang dan percaya diri
3 Menggunakan bahasa yang baik dan intonasi yang
jelas, mengucapkan asalamualaikum bagi klien yang
beragama islam, selamat pagi, siang atau sore bagi
klien yang bukan beragama islam
4 Perkenalkan nama saya.............saya perawat ruangan
yang kebetulan dinas hari ini, bagaimana kabarnya
apakah lebih baik.,? adakah yang bisa saya bantu.,?
5 Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
sesuai SOP
6 Menanyakan kesediaan pasien untuk dilakukan
tindakan sekaligus kontrak waktu
7 Mengkhiri komunikasi dengan salam bagi yang

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 3


beragama islam dan selamat pagi, siang atau sore bagi
yang bukan beragama islam
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien
selama tindakan dilakukan

KES.VK01.003.01
Menerapkan Prinsip Infeksi Nosokomial
MENCUCI TANGAN, MENGGUNAKAN HANDSCOON DAN STERILISASI ALAT
MENCUCI TANGAN
a. Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah
aliran air (Larsan, 1995).
Mencuci tangan adalah tindakan yang sering kali kita anggap sepele, namun
merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga higiene tangan maupun kulit
serta salah satu upaya efektif dalam mencegah infeksi nosokomial
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan,
ataupun tujuan-tujuan lainnya
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah
penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai
penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah)
dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah
kematian
b. Tujuan Mencuci Tangan
 Melatih suatu kebiasan yang baik
 Membersihkan tangan dari kotoran
 Mencegah penularan
c. Waktu Pelaksanaan Dalam Mencuci Tangan
 Apabila tangan kotor
 Sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
 Sebelum dan sesudah memeriksa klien.
 Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan.
 Jika terjadi kontaminasi pada tangan seperti : memegang instrumen dan item lain
yang kotor, menyentuh selaput lendir, darah atau cairan tubuh (sekresi dan
ekskresi), terjadi kontak lama dan intensif dengan pasien.

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 4


 Sebelum melakukan prosedur invasif nonbedah (memasang infus, mengambil
sampel darah, memasang kateter urine, menghisap nasotrakea).
 Bila berpindah dari bagian tubuh terkontaminasi ke bagian tubuh bersih (luka
bedah) selama perawatan klien.
 Setelah menggunakan kamar mandi.
 Sebelum makan
d. Jenis - jenis Mencuci Tangan
 Cuci tangan biasa
 Cuci tangan disinfeksi
 Cuci tangan steril (persiapan operasi)
e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Kondisikan air yang mengalir
2 Siapkan larutan disinfektan
3 Siapkan sikat lunak jika diperlukan
4 Siapkan tisue/lap tangan
Implementasi
1 Membasahi tangan anda dengan air yang mengalir
2 Mengambil sabun cuci tangan secukupnya
3 Mengusapkan sabun ke kedua telapak tangan
4 Meletakan telapak tangan kanan diatas punggung
tangan kiri, biarkan jari tangan kanan mengisi sela jari
tangan kiri,lalu gosok,lakukan sebaliknya.
5 Mengatupkan tangan seperti ingin berdoa tapi jangan
biarkan mereka menekuk,gosok sela-sela jari
6 Membersihkan buku-buku jari dengan mengatupkan
jari-jari lalu mengunci jari dengan terbalik an
menekuk *seperti bermain ayam-ayaman, **lihat
gambar kalo kurang jelas
7 Menutup ibu jari kiri dengan telapak tangan kanan, lalu
gosok memutar, lakukan sebaliknya
8 Membersihkan telapak tangan dengan cara mengaruknya
menggunakan kuku, lakukan bergantian
9 Membersihkan busa sabun di tangan dengan air
mengalir
10 Mengeap tangan dengan menggunakan handuk bersih
atau tisu
11 Mematikan keran air, lalu tutup mulut keran air
menggunakan tisu
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 5


Gambar Mencuci tangan 6 langkah

MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN/HANSCOON BERSIH DAN STERIL

a. Pengertian
Handscoon adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis agar
terhindar dari droplet pasien.
Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah salah
satu cara untuk mengurangi risiko transmisi patogen yang dapat ditularkan melalui
darah. Dengan menggunakan sarung tangan akan melindungi pemakai sarung
tangan dari risiko tersebut. Penggunaan tersebut juga diperlukan untuk prosedur
diagnostik atau terpautik.
b. Tujuan Menggunakan Sarung Tangan Steril dan bersih
 Tujuan Penggunaan Handscoon adalah untuk mencegah terjadinya infeksi silang
serta mencegah terjadinya penularan kuman
 Mengurangi resiko petugas infeksi bacterial dari klien

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 6


 Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
 Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari klien satu ke klien yang lainnya
c. Waktu pelaksanaan pemakaian sarung tangan steril dan bersih
 Sarung tangan steril dipakai bila prosedur steril (misal, mengganti balutan,
memasang kateter, melakukan tindakan operasi).
 Sarung tangan tidak steril/bersih digunakan apabila prosedur tidak steril
d. Jenis-jenis pemakaian sarung Tangan
 Pemakaian sarung tangan Steril
 Pemakian sarung tangan Tidak Steril/bersih

e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 1. Cucitangan sebelum tindakan dilakukan
2 2. Siapkan sarung tangan steril sesuai ukuran yang
diinginkan
3 Bengkok
Implementasi
Menggunakan sarung tangan steril
1 1) Melepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian
panjang di tarik ke atas
2 2) Melihat kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3 3) Memuka pembungkus bagian luar dari kemasan
sarung tangan dengan memisahkan sisi - sisinya
4 4) Menjaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan
bagian dalam pembungkus
5 5) Mengidentifikasi sarung tangan kiri dan kanan,
gunakan sarung tangan pada tangan yang dominan
terlebih dahulu
6 Melakukan dengan ibu jari dan telunjuk serta jari
tangan yang non dominan pegang tepi mancet sarung
tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan
7 6) Melakukan dengan tangan yang dominan dan
bersarung tangan selipkan jari - jari ke dalam mancet
sarung tangan kedua
8 7) Mengenakan sarung tangan kedua pada tangan yang
non dominan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 7


9 8) Menjaga jari -jari tangan yang sudah bersarung tangan
jangan sampai menyentuh setiap bagian atau benda
yang terbuka
Melepaskan sarung tangan
1 Memegang bagian luar dari satu mancet dengan
tangan bersarung tangan, hindari menyentuh
pergelangan tangan
2 1) Melepaskan sarung tangan dengan dibalik bagian luar
kedalam, buang pada bengkok
3 2) Menggunakan ibu jari atau telunjuk yang tidak
memakai sarung tangan, ambil bagian dalam sarung
tangan lepaskan sarung tangan kedua dengan bagian
dalam keluar, buang pada bengkok
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

STERILISASI ALAT

Sterilisasi Dan Desinfeksi


Sterilisasi dan desinfeksi merupakan kunci dalam proses kontrol dan pencegahan
hospital infection
a. Pengertian
Desinfeksi adalah :
proses membunuh mikroorganisme patogen bentuk vegetatif (kecuali spora dan
virus) yg dilakukan thd benda mati
Desinfektan adalah zat kimia yg dipakai untuk desinfeksi
Antisepsis : mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme dengan cara
menghambat atau membunuh mikroorganisme terhadap permukaan jaringan
hidup/ kulit.
Antiseptik adalah zat kimia yg dipakai untuk antisepsis
Aseptik adalah hilangnya mikro organisme pathogen
Sterilisasi adalah :
Proses destruksi/membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme termasuk
spora dan virus
Efektivitas berbagai metode sterilisasi tergantung 4 faktor :
1. Jenis mikroorganisme yang ada
2. Jumlah mikroorganisme yang ada
3. Jumlah dan jenis materi organik yg melindungi mikroorganisme
4. Jumlah retakan dan celah alat

b. Metode sterilisasi dan desinfeksi

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 8


Pemanasan
 Pemanasan basah
 Suhu di bawah 1000 C  pasteurisasi
 Suhu 1000 C  air mendidih
 Suhu di atas 1000 C  autoklaf
1. Pasterurisasi
Cara sterilisasi bakteri patogen dan non patogen pada susu
Caranya:
 Klasik suhu 630 C, selama 30 menit
 High temperature short time (HTST) suhu 720C, 15 detik susu dapat disimpan
dalam lemari es
 Ultra high temperature (UHT) 1400 C, 3 dtk susu dapat disimpan tanpa lemari es
2. Perebusan (boiling water)
 Suhu 1000 C, selama 10-15 menit
Kelemahan : Hanya membunuh bakteri bentuk vegetatif, spora (-),virus (-)
Bunuh spora: tambahkan 2% sodium carbonat
Biasa digunakan : alat2 kedokteran (konvensional), makanan/ minuman, dll
3. Autoklaf
 Uap air dengan tekanan 1 ½
atm, suhu 1210C, selama 15 menit tujuannya untuk
membunuh bakteri dan spora
 Biasa digunakan : sterilisasi media mikrobiologi, pakaian, instrument, alat intra
vena, larutan, alat suntik, spatel lidah, dll
 Pemanasan kering
1. Flamming (flambir)
 Memanaskan alat dengan cara melewatkan diatas api tanpa pemijaran
Digunakan untuk: skalpel, pinset dan mulut tabung.
2. Pembakaran (red heat/incineration)
 Cara ini 100% efektif tetapi mempunyai keterbatasan
Digunakan untuk : mensterilkan osse, membakar bangkai binatang percobaan
dan sampah medis dibakar dgn incenerator
c. Metode kimiawi
Jenis desinfektan yang digunakan di rumah sakit:
 Fenol (karbol, lisol) dan kresol
 Halogen (hipoklorit dan klorin)
 Quatenary Ammonium Coumpund (Sterimid, Benzalkonium Klorida)
 Diguanid ( klorheksidin)
 Alkohol (Etil alkohol, Isopropanol)

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 9


 Aldehid (formaldehide/ formalin dan glutaraldehide)
 Klorinat bifenol (heksaklorofen),
Efektivitas Desinfektan
Dipengaruhi oleh:
 Konsentrasi  Time of exprosure
 Suhu  PH bahan kimia
 Jumlah kuman  Mudahnya kontak dengan mikroorganisme

KES.VK02.004.01
Membersihkan Alat-Alat Perawatan

a. Pengertian
Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat-alat kedokteran
dengan cara membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya
kembali untuk siap digunakan.
b. Tujuan
Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat-alat medis dan keperawatan
c. Langkah kerja
Pemeliharaan Peralatan Dari Logam
1. Membersihkan dan mendesinfektan
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 3. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 4. Siapkan hanscoon/sarung tangan
3 Kumpulkan alat kotor berbahan logam
4 Siapkan larutan desinfektan dan gelas pengukur
5  Bak atau ember tempat merendam
6  Kondisikan Air mengalir dari kran
7  Sikat jika diperlukan
Implementasi
1 Mencuci tangan
2  Memakai sarung tangan
3  Mengumpulkan alat kotor berbahan logam
4  Membersihkan alat dari kotoran yang melekat
dibawah air kran mengalir
5 Melarutkan cairan desinfektan 1% jika alat digunakan
pada pasien tidak memiliki penyakit menular 2-3%
pada pasien yang menderita penyakit menular
6 Menuangkan cairan desinfektan yang sudah
dilarutkan kedalam bak atau ember tempat
merendam. Biarkan 5-10 menit alat yang digunakan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 10


pasien tidak menular dan 10-15 menit pada alat yang
digunakan pasien menular
7 Menyikat alat jika diperlukan
8 Membilas alat dengan menggunakan air yang mengalir
dari kran
9 Mengeringkan alat dengan kain
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

2. Menyeterilkan dan penyimpanan alat logam


Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 5. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Kumpulkan alat yang sudah kering dan dibersihkan
berbahan logam
3 Siapkan kain pembungkus bila perlu
4 Siapkan sterilisator
Implementasi
1 Mencuci tangan
2  Mengumpulkan alat yang sudah kering dan
dibersihkan berbahan logam
3 Menyusun alat-alat kedalam bak instrumen dalam
keadaan bersih atau kering
4  Membungkus bak instrumen berisi alat dengan kain
5  Memasukan alat kedalam sterilisator/autoclave
(sentral) selama 30 menit untuk yang dibungkus, 20
menit untuk yang tidak dibungkus
6 Mengoprasikan sterilisator sesui prosedur sebagai
tindakan sterilisasi alat
7 Mengangkat alat dari sterilisator dan menyimpan
dalam tempatnya
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

3. Pemeliharaan Sphignomanometer
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 6. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Siapkan alat sphynomanometer raksa
3 Siapkan waslap/lap kain
4 Kondisikan air mengalir (kran)
5 Sediakan deterjen jika diperlukan
Implementasi

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 11


1 Mencuci tangan
2 Mengunci air raksa setelah pemakaian alat
3 Menggulung kain beserta manset dan disusun atau
dimasukan kedalam bak sphygnomanometer
4 Menutup sphygnomanometer dan menyimpan pada
tempatnya
5 Mencuci kain manset bila kotor dengan deterjen
6 o Membersihkan kaca pengukur dengan lap basah agar
terjaga dalam keadaan bersih dan mudah dibaca
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

4. Membersihkan dan mendesinfeksi serta menyimpan pispot / urinal


Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 7. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Sarung tangan
3 Pispot + urinal kotor
4 Larutan desinfektan
5 Bak septik tank
6 Keranjang sampah
7 Bak/ember tempat merendam
8 Lap bersih dan kering
9 Sikat bertangkai
Implementasi
1 Mencuci tangan
2 Memakai sarung tangan
3 Membawa pispot + urinal kedalam spoel hoek
4 Membuang tisue bekas pakai kekeranjang sampah,
dengan menggunakan korentang spoel hoek
5 Membuang kotoran kedalam septik tank, kemudian
memgalirkan kran supaya kotoran masuk ke septik
tank. Membilas alat dari kotoran yang masuk, melekat
dengan menggunakan sikat bertangkai.
6 Membersihkan pispot + urinal dengan cara menyikat
memakai air desinfektan
7 Membilas pispot + urinal dibawah air mengalir
8 Merendam pispot + urinal di bak atau ember tempat
perendam berisi cairan desinfektan
9 Mengeringkan pispot + urinal dengan kain lap
10 Menyimpan pispot + urinal pada tempatnya
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

KES.VK02.003.01

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 12


Menyiapkan tempat tidur sebagai bagaian dari asuhan keperawatan

BED MAKING (MENGGANTI ALAT TENUN)

Mengganti alat tenun ( Bad Making ) atau yang lebih dikenal merapikan tempat
tidur merupakan bagian personal hygiene karena tempat tidur yang bersih dan rapi
memberikan keamanan dan kenyamanan untuk peningkatan kesembuhan pasien.
Perawat menetukan kemampuan untuk melakukan perawatan diri dan
memberikan perawatan hygiene menurut kebutuhan dan pilihan klien. Ketika klien
tidak mampu mengganti kain tenun secara pribadi maka perawat memberikan bantuan
penting atau mengajarkan keluarga atau temannya bagaimana memberikan hygiene
dengan cara dan pada waktu yang tepat.
a. Pengertian menyiapkan tempat tidur
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur
klien dengan klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong.
b. Prinsip-Prinsip Mengganti Alat Tenun :
 Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari
badan perawat ( tidak menempel pada seragam).
 Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan
mikroorganisme lewat udara.
 Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk mencegah penyebaran
infeksi.
 Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics.
 Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien.
 Bila klien kurang kooperatif gunakan komunikasi terapeutik.
c. Tujuan menyiapkan tempat tidur
 Agar siap pakai sewaktu-waktu
 Agar tampak selalu rapi
 Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien
 Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
 Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
 Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan
tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.
 Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 13


d. Jenis-jenis menyiapkan tempat tidur
1. Menyiapkan Tempat Tidur Tertutup / Closed Bed
2. Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka / Open Bed
3. Menyiapkan Tempat Tidur Post Operasi / Aether bed
1. Tempat Tidur Tertutup / Closed Bed
a. Pengertian
Menyiapkan tempat tidur tertutup adalah tempat tidur yang sudah disiapkan dan
masih tertutup dengan sprei penutup (over laken)
b. Tujuan
 Dapat di pakai sewaktu-waktu
 Kelihatan selalu rapih
 Memberikan perasaan senang dan nyaman kepada pasien
c. Hal-hal yang harus di perhatikan
Bila perasat ini di lakukan oleh dua orang cara bekerja adalah masing-masing
petugas berdiri pada sisi kanan kiri dan mereka mengerjakannya bersama-sama
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 8. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 9. Hanscoon/sarung tangan
3 Masker jika diperlukan
4 Cairan desinfektan dalam botol
5 Waslap
6 Barakshot/celemek/apron
7 Tempat tidur, Kasur dan Bantal
8 Alas kasur atau sarung kasur (laken) dengan ukuran
2,8 x 2 meter
9 Perlak (Zeil) 1m dengan pingir kanan / kiri disambung
dengan ½ meter kain belacu
10 Sprei melintang ( steeklaken ) 2-1,2 meter
11 Sprei atas ( bovenlaken ) 2,8-1,5 meter
12 Selimut Tidur
13 Sarung bantal
14 Sprei penutup ( over laken ) 2,5-2 meter
Implementasi
1 Mencucitangan sebelum tindakan dilakukan
2 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
3 Menggunakan masker jika diperlukan
4 Menggunakan barakshot/celemek/apron
5 Mendekatkan waslap dan cairan desinfektan dalam
botol
6 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat
tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 14


bersih/troli dengan urutan : laken, perlak, steeklaken,
bovenlaken, selimut tidur, sarung bantal dan
overlaken.
7 Memasang alas kasur kearah dalam pada rangka
tempat tidur pada tiap sudut
8 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang
menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat
tidur
9 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih
25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
10 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25
cm dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah
bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
11 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi
tempat perawat berdiri)
12 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari
garis kasur bagian kepala, demikian juga steek laken,
dan masukkan sama-sama ke bawah kasur
13 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan
lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan
bagian kaki ke bawah kasur
14 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis
kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke
bawah kasur
15 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis
selimut
16 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan
meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan
pintu
17 Memasang overlaken
18 Membereskan alat dan mencuci tangan
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

2. Tempat Tidur Terbuka / Open Bed


a. Pengertian
Tempat tidur terbuka adalah tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei
penutup, sprei atas atau selimut dilipat kebawah pada bagian kaki.
b. Tujuan
 Dapat segera dipakai
c. Tempat tidur terbuka dilakukan / dilaksanakan jika :
 Ada pasien baru
 Ada pasien diijinkan berjalan

Catatan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 15


Proses pemasangan tempat tidur terbuka sama persis dengan menyiapkan tempat tidur
tertutup tempat tidur terbuka tanpa menggunakan overlaken dan Melipat seprai atas
dan selimut ke bawah pada bagian kaki dengan cara dua tangan memegang sprei atas
dan selimut, kemudian di tarik ke bagian kaki, lalu lipat bersusun

3. Tempat Tidur Pasca Bedah / Aether Bed


a. Pengertian
Tempat tidur untuk pasien paska bedah adalah tempat tidur yang disiapkan untuk
pasien paska bedah yang dapat obat bius ( narkose )
b. Tujuan
 Menghangatkan pasien
 Mencegah penyulit( komplikasi ) paska bedah
 Alat-alat tenun tidak kotor
 Memudahkan perawatan

c. Hal-hal yang harus di perhatikan


Mengangkat buli-buli panas sebelum pasein dibaringkan setelah kembali dari kamar
bedah.

d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 Masker jika diperlukan
4 Cairan desinfektan dalam botol
5 Waslap
6 Barakshot/celemek/apron
7 Tempat tidur, Kasur dan Bantal
8 Alas kasur atau sarung kasur (laken) dengan ukuran
2,8 x 2 meter
9 Perlak (Zeil) 1m dengan pingir kanan / kiri disambung
dengan ½ meter kain belacu
10 Sprei melintang ( steeklaken ) 2-1,2 meter
11 Sprei atas ( bovenlaken ) 2,8-1,5 meter
12 Dua buah Selimut Tidur

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 16


13 Sarung bantal
141) Dua (2) buli-buli panas
152) Nierbekken/Bengkok
163) Perlak serta handuk dalam satu gulungan, handuk di
bagian dalam
Implementasi
1 Mencuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
3 Menggunakan masker jika diperlukan
4 Menggunakan barakshot/celemek/apron
5 Mendekatkan waslap dan cairan desinfektan dalam
botol
6 Mempersiapkan alat dengan meletakkan alat-alat
tenun yang sudah dilipat dan disusun diatas meja
bersih/troli dengan urutan : laken, perlak, steeklaken,
bovenlaken, selimut tidur, sarung bantal.
7 Memasang alas kasur kearah dalam pada rangka
tempat tidur pada tiap sudut
8 Meletakkan laken dengan lipatan memanjang yang
menentukan garis tengahnya ditengah-tengah tempat
tidur
9 Memasukkan laken pada bagian kepala kurang lebih
25 cm dibawah kasur kemudian dibuat sudut.
10 Memasukkan laken pada bagian kaki kurang lebih 25
cm dibawah kasur dan dibuat sudut.
Jika laken tidak sesuai ukurannya maka masukkanlah
bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki
11 Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi
tempat perawat berdiri)
12 Meletakkan perlak melintang kurang lebih 50 cm dari
garis kasur bagian kepala, demikian juga steek laken,
dan masukkan sama-sama ke bawah kasur
13 Meletakkan bovenlaken secara terbalik dengan jahitan
lebar di bagian kepala mulai garis kasur, masukkan
bagian kaki ke bawah kasur
14 Meletakkan selimut kurang lebih 25 cm dari garis
kasur bagian kepala dan masukkan bagian kaki ke
bawah kasur
15 Melipat bovenlaken bagian atas tepat diatas garis
selimut
16 Memasukkan bantal kedalam sarungnya dan
meletakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan
pintu
17 Membentangkan gulungan perlak dan handuk pada
bagian kepala
18 Meletakan buli-buli panas di atas laken bagian kaki,
diarahkan mulut buli-buli kearah pinggir tempat tidur
19 Memasang selimut tambahan hingga menutup seluruh
permukaan tempat tidur
20 Membereskan alat dan mencuci tangan
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 17


4. Mengganti Alat Tenun dengan Klien Diatasnya

e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
3 Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 Masker jika diperlukan
4 Keranjang tempat tenun kotor
5 Sampiran
Implementasi
1 Mencuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Mengucapkan salam sebagai awal tindakan dimulai
3 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
4 Pasang sampiran
5 Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang ada
di tempat tidur
6 Membantu klien tidur miring menjauhi perawat,
dengan memperhatikan keadaan umum klien
7 Melepas laken, perlak, steek laken dengan
menggulungnya kearah punggung klien ,bagian kotor
berada dalam gulungan
8 Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur , dan
meletakkannya dibelakang pungung klien
9 Klien dibantu untuk membalikkan posisi kehadapan
perawat dengan melewati gulungan linen bersih
tersebut
10 Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya dan
meletakkannya pada ember
11 Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan
ke dalam tempat kain kotor. Gulungan linen bersih
dibentangkan, dirapikan dengan memasukkan sisa-
sisa linen pada sisi tempat tidur ke bawah kasur
12 Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi
nyaman)
13 Memasang selimut dan boven laken yang bersih
sambil memakaikannya
14 Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga
kepala klien

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 18


15Melepas sarung bantal yang kotor dan
menggantikannya dengan yang bersih
16 Membantu klien tidur dengan posisi yang nyaman
Membereskan alat dan mencuci tangan
Evaluasi
1 Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

KES.VK02.008.01
Mengukur Tanda – Tanda Vital

a. Pengertian
Tanda-tanda vital adalah ukuran dari berbagai fisiologi statistik, sering diambil
oleh profesional kesehatan, dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang paling
dasar.
Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernapasan, tekanan
darah, dan suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam menilai
fisiologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.

b. Tujuan
1. Mengetahui rentang suhu tubuh.
2. Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah

c. Pedoman bagi perawat dalam pengukuran tanda vital


 Perawat yang merawat klien bertanggung jawab terhadap pengkajian TTV
 Peralatan harus berfungsi dan sesuai
 Peralatan harus dipilih berdasarkan kondisi dan karakteristik klien
 Perawat mengetahui batas normal Tanda-Tanda Vital
 Perawat mengetahui riwayat medis pasien
 Perawat mengontrol dan meminimalkan factor lingkungan yang dapat
mempengaruhi TTV
 Perawat menggunakan pendekatan yang teratur dan sistematik ketika
mengukur TTV
 Cara pendekatan pada klien dapat mengubah tanda vital

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 19


 Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan frekwensi pengkajian
TTV
 Perawat menganalisis hasil pengukuran vital
 Perawat memeriksa dan mengkomunikasikan perubahan yang signifikan

d. Jenis-jenis pemeriksaan tanda-tanda vital


Ada empat tanda-tanda vital yang standar dalam sebagian besar pengaturan medis :
1. Nadi (Pulse rate/Heart rate/HR
2. Tekanan darah (Blood pressure/BP)
3. Pernafasan (Respiration rate/RR)
4. Suhu Tubuh (Body temperature)

e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
1. PENGUKURAN SUHU
Tujuan : Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu tubuh
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 a. Termometer
3 b. Tiga buah botol
4 Botol pertama berisi larutan sabun
5 Botol kedua berisi larutan desinfektan
6 Botol ketiga berisi air bersih
7 c. Bengkok
8 d. Kertas/tisu
9 e. Pena
10 f. Buku catatan suhu
11 g. Sarung tangan
Implementasi
Pemeriksaan Suhu Oral
1 a. Mencuci tangan.
2 b. Menggunakan sarung tangan.
3 c. Mengatur posisi (sesuaikan dengan kondisi pasien).
4 d. Menentukan letak bawah lidah.
5 e. Menurunkan suhu termometer di bawah 340-350 C.
6 f. Meletakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan
gusi.
7 g. Menganjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.
8 h. Mengangkat termometer dan baca hasilnya.
9 i. Mencatat hasil.
10 j. Membersihkan termometer dengan kertas tisu.
11 k. Mencuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 20


air bersih, dan keringkan.
12 Menuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pemeriksaan Suhu Rektal
1 a. Menjelaskan prosedur pada klien.
2 b. Mencuci tangan.
3 c. Menggunakan sarung tangan.
4 d. Mengatur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
pasien) dengan posisi miring.
5 e. Menurunkan pakaian sampai di bawah glutea.
6 f. Menentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu
oleskan vaselin.
7 g. Meletakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan
masukkan termometer ke dalam rektal jangan
sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
8 h. Mengangkat termometer setelah 3-5 menit dipasang.
9 i. Mencatat hasil.
10 j. Membersihkan termometer dengan kertas tisu.
11 k. Mencuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan
air bersih, dan keringkan.
12 l. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Pemeriksaan Suhu Aksila
1 a. Menjelaskan prosedur pada klien.
2 b. Mencuci tangan.
3 c. Menggunakan sarung tangan.
4 d. Mengatur posisi pasien (manusia coba).
5 e. Menentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila
dengan menggunakan tisu.
6 f. Menurunkan termometer di bawah suhu 340-350 C.
7 g. Mletakkan termometer pada daerah aksila dan lengan
pasien fleksi di atas dada.
8 h. Mengangkat dan dibaca hasilnya setelah 3-10 menit
termometer dipasang
9 i. Catat hasil.
10 j. Membersihkan termometer dengan kertas tisu.
11 k. Mencuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan
air bersih, dan keringkan.
12 l. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

f. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
2. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Tujuan : Mengetahui nilai tekanan darah
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 21


2 Hanscoon/sarung tangan
 Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari :
 Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
 Manset udara
 Slang karet
 Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan
penutup
3 Stetoskop
4 Pena
5 Buku catatan tanda vital
Implementasi
Cara Palpasi
1 a. Menjelaskan prosedur pada klien.
2 b. Mencuci tangan.
3 c. Mengatur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
pasien).
4 d. Meletakkan lengan yang hendak diukur pada posisi
telentang.
5 e. membuka Lengan baju.
6 f. Memasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar
3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun
terlalu longgar).
7 g. Menentukan denyut nadi arteri radialis
dekstra/sinistra.
8 h. Memompa balon udara manset sampai denyut nadi
arteri radialis tidak teraba.
9 i. Memompa terus sampai manometer setinggi 20mmHg
lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10 j. Meletakkan diafragma stetoskop di atas nadi
brakhialis dan kempeskan balon udara manset secara
perlahan dan berkesinambungan dengan memutar
sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
11 k. Mencatat mmHg manometer saat pertama kali denyut
nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan
sistolik secara palpasi.
12 l. Mencatat hasil pemeriksaan.
13 Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Cara Auskultasi
1 a. Menjelaskan prosedur pada klien.
2 b. Mencuuci tangan.
3 c. Mengatur posisi pasien (manusia coba).
4 d. Meletakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi
telentang.
5 e. Membuka lengan baju.
6 f. Memasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar
3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun
terlalu longgar).
7 g. Menentukan denyut nadi arteri radialis
dekstra/sinistra.
8 h. Memompa balon udara manset sampai denyut nadi
arteri radialis tidak teraba.
9 i. memompa terus sampai manometer setinggi 20 mm
Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
10 j. Meletakkan diafragma stetoskop di atas arteri
brakhialis dan dengarkan.

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 22


11 k. Mengempeskan balon udara manset secara perlahan
dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada
pompa udara berlawanan arah jarum jam.
12 l. Mencatat tinggi air raksa manometer saat pertama
kali terdengar kembali denyut.
13 Mencatat tinggi air raksa pada manometer :
Suara Korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan
sistolik secara auskultasi.
Suara Korotkoff, IV/V : menunjukkan besarnya
tekanan diastolik secara auskultasi.
14 Mencatat hasilnya pada catatan pasien.
15 Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

PEMERIKSAAN DENYUT NADI


Tujuan Tindakan:
 Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan)
 Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular

Tempat Pemeriksaan Denyut Nadi :


1) 1. Radialis 5) 5. Apikal
2) 2. Brachialis 6) 6. Femoral
3) 3. Temporalis7) 7. Poploteal
4) 4. Karotis 8) 8. Posterior tibia

g. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
PEMERIKSAAN DENYUT NADI
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Arloji (jam) atau stop-watch
4 b. Pena
5 c. Buku catatan nadi
Implementasi
1 a. Mencuci tangan.
2 b. Mengatur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
pasien).
3 c. Meletakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh.
4 d. Menentukan letak arteri (denyut nadi yang akan
dihitung).

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 23


5 e. Memeriksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan
ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan
irama, dan kekuatan denyutan.
6 f. Mencatat hasil.
7 g. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

h. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK

PEMERIKSAAN PERNAPASAN

Tujuan
 Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman
pernapasan
 Menilai kemampuan fungsi pernapasan

Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 d. Arloji (jam) atau stop-watch
4 e. Pena
5 f. Buku catatan nadi
g. Implementasi
1 a. Mencuci tangan.
2 b. Mengatur posisi pasien
3 c. Menghitung frekuensi dan irama pernapasan.
4 d. Mencatat hasil.
5 e. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan

KES.VK02.011.01, KES.VK02.007.01

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 24


Memberi Kompres Dingin Dan Memasang Kirbat Es

a. Pengertian
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat
yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah kesuatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.
Terapi dingin dapat menimbulkan efek analgetik dngan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
Diberikan dalam waktu 5-10 menit dan 20-30 menit atau setiap 2 jam sekali tergantung
pada tingkat nyeri dan bengkak.

b. Tujuan
 Menurunkan suhu tubuh
 Mencegah peradangan meluas
 Mengurangi kongesti
 Mengurangi perdarahan setempat
 Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
 Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet ayau luka memar
 Membantu mengobati luka bakar dan jerawat

c. Indikasi kompres
 Klien yang kedinginan.
 Klien yang perut kembung.
 Klien yang mempunyai penyakit peradangan seperti; radang persendian.
 Spasme otot.
 Adanya abses, hematoma

d. Kontra indikasi kompres


 Trauma 12-24 jam pertama.  Gangguan vascular.
 Perdarahan/edema.  Pleuritis

e. Hal yang harus diperhatikan


 Kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic
o Kain kasa harus sering dibasahi agar tetap basah
o Pada luka bakar kotor kain kasa harus diganti tiap 1-2 jam

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 25


o Perhatikan kulit setempat/sekitarnya bila terjadi iritasi segera laporkan
o Pada malam hari agar kelembapan kompres bertahan lama, tutup dengan kapas
sublimat
 Kompres dingin basah dengan air biasa / air es
o Bila suhu tubuh 39 ̊C atau lebih kompres dilipat paha/ketiak
o Pada pemberian kompres dilipat paha,selimut diangkat dan dipasang busur
selimut diatas dada dan perut klien agar seprei atas tidak basah

 Kompres dingin kering dengan kirbat es


o Bila klien kedinginan /sianosis, kirbat es harus segera diangkat
o Selama pemberian kirbat es, perhatikan kulit klien terhadap keberadaan iritasi dll.
o Pemberian kirbat es untuk menurunkan suhu tubuh harus dikontrol tiap 30-60
menit bila suhu sudah turun tindakan dihentikan
o Bila tidak ada kirbat es bisa menggunakan kantong plastik
o Jika es didalam kirbat sudah mencair harus segera diganti
f. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Kompres dingin basah dengan larutan obat anti septic
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Mangkok bertutup steril
4 b. Bak steril berisi pinset anatomis 2 buah
5 c. Cairan anti septic berupa PK 1:4000, revanol 1:1000
sampai betadine 1:3000
6 d. Pembalut dan sampiran bila perlu
7 e. Perlak, pengalas dan kain kasa bila perlu
h. Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasangasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Memasang perlak pada area yang akan dikompres
5 Mengocok obat atau larutan bila terdapat endapan
6 Menuangkan cairan kedalam mangkok steril
7 Memasukan beberapa potong kasa kedalam mangkok
tersebut
8 Memeras kain kasa dan letakan diatas area yang
dikompres dan dibalut
9 Merapikan posisi klien
10 Membereskan kembali alat-alat setelah selesai

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 26


tindakan
11 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

g. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Kompres dingin basah dengan air biasa / air es
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Kom kecil berisi air biasa / air es
4 b. Perlak, pengalas dan sampiran bila perlu
5 c. Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran
tertentu
i. Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasangasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Memasang perlak pada area yang akan dikompres
5 Memasukan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau
air es lalu diperas sampai lembab
6 Meletakan waslap/kain kasa tersebut pada area yang
akan dikompres
7 Mengganti waslap/kain kasa tiap kali dengan
waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air
biasa/air es. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
8 Membereskan kembali alat-alat setelah selesai
tindakan
9 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

h. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Kompres dingin kering dengan kirbat es
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 27


3 Sampiran
4 a. Kirbat es/eskap dengan sarungnya
5 b. Kom berisi potongan-potongan kecil es dan satu
sendok teh garam agar es tidak cepat mencair
6 c. Air dalam kom dan lap kerja
7 d. Perlak, pengalas bila perlu
j. Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasangasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Memasukan pecahan es batu kedalam kom air supaya
pinggiran es tidak tajam
5 Mengisi kirbat es dengan potongan es sebanyak
kurang lebih setengah bagian kirbat tersebut
6 Mengeluarkan udara dari eskap dengan melipat
bagian yang kosong lalu ditutup rapat
7 Memeriksa skap adakah kebocoran atau tidak
8 Mengeringkan eskap dengan lap, lalu masukan
kedalam sarungnya
9 Membuka area yang akan dikompres, dan atur yang
nyaman pada klien
10 Memasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang
akan dikompres
11 Meletakan eskap pada bagian yang memerlukan
kompres
12 Mengkaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap
nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh
13 Mengangkat eskap bila sudah selesai
14 Mengatur posisi klien pada posisi yang nyaman
15 Membereskan kembali alat setelah selesai tindakan
16 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

KES.VK02.012.01, KES.VK02.006.01
Memberi Kompres Hangat Dan Memasang Buli-Buli Panas

a. Pengertian
Kompres panas merupakan metode memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan.
Efek hangat air kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah
yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini
penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-
zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan
suplai darah ke endometrium kurang.

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 28


b. Tujuan
 Memperlancar sirkulasi darah.
 Mengurangi rasa sakit.
 Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien.
 Merangsang peristaltic usus

c. Indikasi kompres
 Klien yang kedinginan.
 Klien yang perut kembung.
 Klien yang mempunyai penyakit peradangan seperti; radang persendian.
 Spasme otot.
 Adanya abses, hematoma

d. Kontra indikasi kompres


 Trauma 12-24 jam pertama.
 Perdarahan/edema.
 Gangguan vascular.
 Pleuritis

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan tindakan memberi kompres hangat


 Kain kassa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres dipertahankan tetap
hangat.
 Cairan jangan terlalu panas, hindarkan. Jangan sampai kulit terbakar.
 Kain kompres harus lebih besar dari pada area yang akan dikompres.
 Untuk kompres hangat pada luka terbuka, peralatan harus steril. Pada luka
tertutup seperti memar atau bengkak, peralatan tidak perlu steril yang penting
bersih

f. Hal- hal yang perlu diperhatikan tindakan memasang buli-buli panas


 Buli-buli panas tidak boleh diberikan pada klien pendarahan
 Pemakaian buli-buli panas pada bagian abdomen, tutup buli-buli mengarah ke
atas atau ke samping.
 Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah ke bawah atau ke samping
 Buli-buli harus di periksa dulu pada cincin karet dibagian penutup

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 29


g. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK

Memberi Kompres Hangat

Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 Sampiran
4 a. Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan
5 b. Bak steril berisi dua buah kassa beberapa potong
dengan ukuran yang sesuai
6 c. Kassa perban atau kain segitiga
7 d. Perlak dan alasnya
8 e. Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan
Lysol 3%)
9 f. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
10g. Korentang
k. Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasangasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Memperhatikan privacy klien
5 Mengatur posisi klien yang nyaman
6 Memasang pengalas dibawah daerah yang akan
dikompres
7 Mengenakan sarung tangan lalu buka balutan perban
bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke
dalam bengkok kosong
8 Mengambil beberapa potong kassa dengan pinset dari
bak steril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi
cairan hangat
9 Mengambil kassa, lalu bentangkan dan letakkan pada
area yang akan dikompres
10 Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu
ditutup/dilapisi dengan kassa kering. Selanjutnya
dibalut dengan kassa perban atau kain segitiga
11 Melakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai
program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit
12 Melepaskan sarung tangan
13 Mengatur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
14 Membereskan kembali alat-alat setelah selesai
tindakan
15 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 30


h. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Memasang buli-buli panas
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 Sampiran
4 a. Buli-buli panas dan sarungnya
5 b. Termos berisi air panas
6 c. Thermometer air panas (bila perlu).
7 d. Lap kerja.
l. Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasangasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Melakukan pemanasan pada buli-buli dengan air
panas, kencangkan penutupnya, kemudian membalik
posisi buli-buli berulang-ulang, lalu kosongkan isinya
5 Menyiapkan dan ukur suhu air yang diinginkan (±50º-
60ºC)
6 Mengisi buli-buli dengan air panas sebanyak ± ½
bagian dari ukuran buli-buli tersebut, lalu keluarkan
udaranya dan tutup
7 Memeriksa apakah buli-buli bocor atau tidak, lalu
keringkan dengan lap kerja dan masukkan ke dalam
sarung buli-buli
8 Membawa buli-buli tersebut pada klien dan jelaskan
prosedurnya
9 Mengatur posisi pasien dan letakkan atau pasang buli-
buli pada area yang akan dikompres
10 Mengkaji secara teratur kondisi klien untuk
mengetahui kelainan yang timbul akibat pemberian
kompres dengan buli-buli panas, seperti kemerahan,
ketidaknyamanan, kebocoran dan lain-lain
11 Mengganti buli-buli panas setelah 20 menit, dipasang
dengan air panas lagi, sesuai yang dikehendaki.
12 Mengatur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
13 Membereskan kembali alat-alat setelah selesai
tindakan
14 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 31


KES.VK02.014.01
Memindahkan Klien/Pasien dari Tempat Tidur Ke Brankard Dan Sebaliknya

a. Pengertian
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan,
tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankard dan
sebaliknya, atau dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya yang dilakukan oleh
dua atau tiga orang perawat.

b. Tujuan
 Untuk membantu proses pemeriksaan lanjutan
 Memberikan tempat yang lebih nyaman

c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankard dan
sebaliknya
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Brankard
Implementasi
1 Mengucapkan salam jika pasien sadar
2 Mengatur posisi tempat tidur letakan brankard
sejajar/sedekat mungkin dengan tempat tidur
3 Mengikuti protokol standar
4 Mengatur brankard dalam posisi terkunci dengan
sudut 90 ̊ terhadap tempat tidur
5 Dua atau tiga orang perawat menghadap ketempat
tidur pasien
6 Menyilangkan tangan pasien kedepan dada
7 Menekuk lutut anda, kemudian masukan tangan anda
kebawah tubuh pasien

8 Perawat pertama meletakkan tangan dibawah


leher/bahu dan bawah pinggang, perawat kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang danpanggul
pasien, sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan
dibawah pinggul dan kaki
9 Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama
dan pindahkan ke brankard
10 Mengatur posisi pasien, dan pasang pengaman

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 32


11 Mencuci tangan kembali
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 b. Kursi roda
Implementasi
1 Mengucapkan salam jika pasien sadar
2 Menjelaskan prosedur kepada pasien
3 Mengatur posisi tempat tidur pada posisi paling
rendah, sampai kaki pasien bias menyentu pasien,
kunci semua roda ban
4 Meletakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin
dengan tempat tidur, kunci semua roda kursi
5 Membantu pasien di tempat duduk di tepi tempat
tidur
6 Mengkaji postural hipotensi
7 Menginstruksikan pasien untuk bergerak ke depan
dan duduk di tepi bed
8 Menginstruksikan mencondongkan tubuh ke depan
mulai dari pinggul
9 Menginstruksikan meletakkan kaki yang kuat di
bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada di
depannya
10 Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau
diatas kedua bahu perawat
11 Perawat berdiri tepat di depan pasien, condogkan
tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di
depan dan yang lainnya di belakang
12 Melingkari punggung pasien dengan kedua tangan
perawat, tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot
lengan anda. Siap untuk melakukan gerakan
13 Membantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-
gerak bersama menuju korsi roda
14 Membantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk
membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan
di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu
perawat
15 Meminta pasien untuk menggeser duduknya sampai
pada posisi yang paling aman

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 33


16Menurunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki
pasien di atasnya
17 Mencuci tangan kembali
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

KES.VK02.015.01
Mobilisasi Klien/Pasien Miring Kiri, Kanan Dan Berbaring

a. Pengertian
Mobilisasi dengan posisi sims adalah teknik pemberian posisi dengan
memiringkan tubuh kekanan atau kekiri dengan posisi tubuh masih tetap berbaring

b. Tujuan
 Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
 Mempertahankan tonus otot
 Mencegah terjadinya komplikasi imobilisasi, seperti ulkus decubitus, kerusakan
saraf superficial, kerusakan pembuluh darah, dan kontraktur
 Memudahkan perawatan dan pemeriksaan pada area perineal

c. Indikasi
 Klien dengan paralisis/kelemahan
 klien yang mengalami penurunan kesadaran
 klien yang akan diberikan obat melalui anus
 klien yang akan dilakukan pemeriksaan rectal/anus
 klien yang akan dilakukan tindakan huknah

d. Kontra indikasi
 Klien dengan cidera cervikal
 Klien dengan fraktur ekstremitas atas atau fraktur clavikula

e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 34


2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Bantal/guling seperlunya
4 b. Handuk/bantal pasir
5 c. Selimut
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Mendekatkan alat kedekat klien
3 Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan
kekiri dengan posisi badan setengah telungkup dan
kaki kiri lurus lutut, paha kanan ditekuk diarahkan ke
dada
4 Menempatkan bantal kecil dibawah kepala
5 Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung
dan tangan kaanan diatas tempat tidur
6 Meletakan bantal diruang antara dada abdomen
lengan atas dan tempat tidur
7 Meletakan bantal diantara ruang pelvis, paha atas dan
tempat tidur
8 Mencuci tangan kembali
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

KES.VK02.013.01
Membantu Klien/Pasien Duduk Di Tempat Tidur

a. Pengertian (posisi powler)


Posisi powler adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien

b. Tujuan
 Mempertahankan kenyaman
 Memfasilitasifungsipernapasan
 Untuk memudahkan pasien ketika minum obat
 Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan
 Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca atau menonton)

c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 35


1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Tempat tidur khusus
4 b. Sampiran
5 c. Bantal kecil
6 d. Bantalan kaki
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Menjelaskan prosedur kepada pasien
3 Memasang sampiran
4 Mendekatkan alat kedekat klien
5 Membantu pasien duduk dengan melingkarkan tangan
pasien ke pundak perawat, lalu menarik perlahan
sampai pasien duduk.
6 Memberikan sandaran atau bantal pada tempat tidur
pasien atau atur tempat tidur
7 Mengubah posisi ntuk posisi semifowler (30-45º) dan
untuk powler (90º)
8 Menganjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah
duduk
9 Mencuci tangan kembali
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

KES.VK02.005.01
Melakukan Perawatan Setelahklien/Pasien Meninggal Dunia

PERAWATAN JENAZAH

a. Pengertian
Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, termasuk
menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan kepada keluarga, transportasi kekamar
jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik pasien.

b. Tujuan
 Penghormatan terhadap jenazah
 Jenazah dalam keadaan bersih

c. Hal-hal yang diperhatikan selama melakukan Perawatan Jenazah di Rumah


Sakit, Klinik, Puskesmas dan Instansi Kesehatan Lainnya :

 Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa barang tersebut
kekamar jenazah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga, pastikan ada

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 36


petugas/ perawat lain yang menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga
yang sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga atau
status dimana perhiasan masih ada pasien.

 Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman dan
kepada klien lain yang sekamar.

 Mengangkat jenazah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan


kerusakan kulit
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Apron
4 b. Masker
5 c. Kain panjang/selimut
6 d. Gunting verband
7 e. Kassa gulung
8 f. Plester bila diperlukan
9 g. Bengkok 1 buah
10h. Tempat kain kotor
11i. Waslap
12j. Baskom berisi air bersih
13k. Pads, kapas secukupnya
14l. Sabun
15m. Handuk kecil
16n. Kantong jenazah bila diperlukan
17o. Label identifikasi, formulir jenazah
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur dan
tujuan kepada keluarga pasien
3 Memasang sampiran
4 Menjelaskan waktu dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada keluarga pasien
5 Menanyakan persetujuan dan dan persiapan keluarga
pasien sebelum tindakan dilakukan
6 Memakai alat pelindung diri, apron, masker, hanscoon
7 Menempatkan posisi jenazah dalam posisi supinasi
8 Menutup kelopak mata jenazah, bila tidak tertutup
dapat mengunakan plester
9 Menutup mulut jenazah, apabila mulut tidak tertutup
letakan gulungan handuk dibawah dagu

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 37


10 Menempatkan bantal dibawah kepala
11 Melepaskan perhiasan dan barang berharga yang
dipakai jenazah dan meletakan dalam kantong plastik
dihadapan keluarga
12 Menyerahkan barang berharga jenazah kepada pihak
keluarga
13 Melepaskan satu persatu alat medis yang terpasang
pada tubuh jenazah
14 Membersihkan dan merapihkan jenazah dengan
waslap sesuai kebutuhan
15 Memasang label identitas
16 Melipat tangan diatas perut jenazah dan ikat
pergelangan tangan dengan kasa (sesui agama dan
kepercayaan)
17 Menutup lubang hidung dan telinga dengan kapas
18 Merapatkan mulut dengan cara mengikat dari dagu ke
kepala dengan kasa dan simpul dibagian kepala
19 Merapatkan kedua kaki dengan mengikat kedua lutut
dan mengikat kedua jempol kaki dengan
menggunakan kasa
20 Menutup jenazah dengan kain penutup atau selimut
21 Memberi label dengan menulis nama, jenis kelamin,
tanggal/jam meninggal, nama dokter dan lain-lain
22 Menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga atau
mengantarkan jenazah kekamar mayat
23 Rapihkan alat
24 Mencuci tangan kembali
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

KES.VK02.009.01, KES.VK02.010.01
Menolong Klien/Pasien Buang Air Kecil & Buang Air Besar Di Tempat Tidur

a. Pengertian
Membantu klien untuk BAK/BAB ditempat tidur dengan menggunakan bedpan atau
urinal

b. Tujuan
 Membantu klien yang mengalami keterbatasan aktivitas
 Mengurangi aktivitas klien (pada klien yang harus bedrest atau imobilisasi)
 Mengurangi nyeri akibat pergerakan
 Mendapatkan bahan dasar urin / feses sebagai media pemeriksaan
 Mengetahui jumlah urin yang akurat pada klien yang membutuhkan pencatatan
intake output yang akurat
 Mengetahui karakteristik feses klien (meliputi jumlah, bau, warna, konsistensi)

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 38


 Mengetahui karakteristik urin klien (meliputi jumlah, bau, warna, kejernihan)

c. Indikasi
1. Klien yang harus bedrest total atau imobilisasi, seperti klien dengan fraktur
ekstremitas yang parah dan luas
2. Klien yang mengalami inkontinensia tetapi mampu BAK secara spontan
3. Klien dengan inkontinensia bowel
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Menolong klien/pasien BAK ditempat tidur
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 e. Sampiran
4 f. Dua buah bedpan/pispot untuk pasien perempuan
g. Satu buah bedpan dan urinal untuk pasien laki-laki
5 h. Satu pasang sarung tangan
6 i. Satu buah botol cebok berisi air
7 j. Satu buah handuk kecil / kertas kloset
8 k. Satu buah bengkok
9 Satu buah perlak
10 Satu buah selimut ekstra
11f. Beeritahu tujuan dan langkah dari tindakan yang akan
dilakukan
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Menjelaskan prosedur tujuan dan langkah kepada
pasien
3 Memasang sampiran
4 Mendekatkan alat kedekat klien
5 Memasang selimut ekstra
6 Memasang pengalas dibawah bokong klien
7 Melepaskan pakaian bawah klien
8 Bantu klien posisi dorsal recumbent
9 Memberikan urinal (bila klien pria) dan menempatkan
bedpan dibawah bokong klien
10 Menyiram vulva / penis klien dengan air hangat dan
mengeringkannya
11 Mengangkat bedpan / urinal
12 Mengangkat pengalas, memakaikan kembali pakaian
serta mengganti selimut ekstra dengan selimut klien
13 a. Merapihkan alat dan klien
14 b. Melepaskan sarung tangan
15 Mencuci tangan kembali

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 39


Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Menolong klien/pasien BAB ditempat tidur
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 g. Sampiran
4 l. Dua buah bedpan/pispot untuk pasien perempuan
Satu buah bedpan dan urinal untuk pasien laki-laki
5 Satu pasang sarung tangan
6 Satu buah botol cebok berisi air
7 Satu buah handuk kecil / kertas kloset
8 Satu buah bengkok
9 Satu buah perlak
10 Satu buah selimut ekstra
11h. Beeritahu tujuan dan langkah dari tindakan yang akan
dilakukan
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Menjelaskan prosedur tujuan & langkah kepada
pasien
3 Memasang sampiran
4 Mendekatkan alat kedekat klien
Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 Memasang selimut ekstra
6 Membantu melepaskan pakaian bawah
7 Memberikan urinal (bila klien pria) memberikan
bedpan (bila klien wanita) dibawah bokong klien
dengan cara klien yang dapat mengangkat bokong
dapat diminta untuk mengangkat bokong (posisi
dorsal recumben)
a. pada klien yang tidak dapat mengkat bokong :
miringkan klien, tempelkan bedpan pada bokong klien
kembalikan pada posisi semula (terlentang)
8 Mengangkat bagaian punggung klein dengan tangan
kiri lalu menyorongkan bedpan kebawah bokong klien
9 Mendekatkan bel ke klien/ mengingatkan bila telah

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 40


selesai BAB kemudian klien dapat ditinggalkan
10 Mengangkat bedpan dan mengganti dengan bedpan
kosong
11 Membersihkan area genetalia dan perineum (sampai
bersih) dengan cara menyiramkan air mulai dengan
tinggi ± 10 cm diatas genetalia
12 Mengeringkan dengan handuk / tissue kloset dari
arah genetalia ke perineum buang sisa tissue
13 Mengangkat bedpan, menutupnya dengan meletakan
dibawah tempat tidur klien
14 Mengangkat pengalas, memakaikan kembali pakaian
serta mengganti selimut ekstra dengan selimut klien
15 Merapihkan alat dan klien
16 Melepaskan sarung tangan
17 Mencuci tangan kembali
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

KES.VK02.002.01
Melakukan Perawatan Perineum (Vulva Hygiene)

a. Pengertian
Vulva hygiene dan perineum merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang
tidak mampu membersihkan sendiri. Tujuannya mencegah terjadinya infeksi serta
menjaga kebersihan vulva dan perineum
1. Pengkajian keperawatan
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin (vulva hygiene) dan
Perineum adalah ada / tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya pendarahan,
mukus, lokhea bagi wanita, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pasca partum,
serta kebersihannya.
2. Diagnosis keperawatan
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan /
kebersihan pada daerah vulva dan perineum
3. Perencanaan keperawatan

b. Tujuan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 41


 Mencegah terjadinya infeksi
 Mempertahankan kebersihan vulva dan perineum

c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 i. Sampiran
4 d. Atur posisi pasien dorsal recumben
5 e. Baki beralas
6 f. Perlak
7 g. Kapas sublimat/desinfektan
8 h. Bethadine
9 i. Pinset anatomis
10 j. Kassa steril
11 k. Lidi kapas
12 l. Selimut ekstra duk/pembalut wanita/pakaian dalam
bersih
13 Pispot
14 Bengkok
15 Botol air cebok
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
Mengatur posisi klien menjadi (dorsal recumben)
5 Mengganti selimut
6 Membuka pakaian bawah, posisi lutut ditekuk,
memasang alas (perlak), sorongkan
pispot
7 Mendekatkan bengkok
8 Membuka daerah vulva dan menyiramnya dengan air
desinfektan.
9 Membersihkan labia mayora, minora (daerah vulva)
dari arah atas ke bawah dengan
kapas sublimat
10 Mengeringkan dan angkat pispot
11 Memberi bethadine/ kassa bethadine pada daerah
perineum (bila ada luka episiotomi)
12 Memasang pembalut dan pakaian bawah
13 Mengangkat pengalas
14 Membereskan alat -alat
15 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 42


selama tindakan dilakukan

KES.VK02.001.01
Melakukan Personal Hygiene Kepada Klien/Pasien

MEMANDIKAN KLIEN/PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR


a. Pengertian
Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi
secara sendiri dengan cara memandikannya di tempat tidur.
Suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi
berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih, sabun, dan atau larutan
antiseptik.

b. Tujuan
 Menjaga kebersihan tubuh, menghilangkan bau badan.
 Mengurangi infeksi akibat kulit kotor.
 Sebagai pengobatan.
 Memperlancar sistem peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
 Menambah kenyamanan pasien.
 Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan kebersihan
dirinya.

c. Dilakukan/dilaksanakan pada :
 Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya
memungkinkan.
 Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari sesuai dengan
kondisinya

d. Hal-hal yang harus di perhatikan


 Bila air sudah kotor maka air itu harus di ganti.
 Sela-sela jari tangan dan kaki harus dibersihkan dan di keringkan benar-benar,
demikian juga dengan lipatan paha, ketiak, belakang telinga, bokong dan pusar.
 Sewaktu memandika pasien perhatikan keadaan umum, bila ada tanda-tanda
merah pada tubuh atau luka harus dilaporkan.
 Hindarkan rasa malu pada pasien dengan mengajak bercakap-cakap.
 Hindarkan rasa kedinginan dan lelah.
 Periksa suhu air bila pasien memakai air hangat dengan menyelupkan siku
perawat kedalam air hangat.

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 43


 Setelah selesai memandikan waslap langsung di cuci kemudian digantungkan
pada rak handuk pasien yang bersangkutan.
 Pakaian kotor pasien :
a. Jika di bawa dari rumah lipat dan masukan ke dalam lemari kecil pasien
b. Jika milik rumah sakit masukan ke tempat pakain kotor

e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 j. Sampiran
4 a. Satu stel pakaian bersih
5 b. Dua (2) baskom mandi (1 baskom berisi air bersih dan
1 baskom berisi air hangat)
6 c. Sabun mandi dalam tempatnya
7 d. Dua (2) waslap
8 e. Dua (2) handuk (1 handuk sedang untuk bagian muka
dan 1 handuk besar untuk bagian badan)
9 f. Kayu putih dan bedak
10 g. Selimut mandi
11 h. Tempat untuk pakain kotor
12 i. Cerek atau alat untuk air panas
13 j. Alas bokong/perlak ukuran besar
14 Bengkok/nearbeken
15 k. Pot urinal/bedpan
16 l. Kapas sublimat
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 Sebelum dimandikan menanya pasien apakah mau
buang air kecil / besar dulu atau tidak, bila perlu
berikan pot urinal
6 Menyingkirkan bantal dan guling yang tidak dipakai
7 Memasang selimut mandi, lipatan bagian atas
dipegang oleh pasien, lipatan bawah ditarik bersama-
sama dengan seprai atas dan selimut ke arah kaki
8 Melipat seprai atas dan selimut
9 Menanggalkan pakaian atas pasien dan memasukan ke
tempat pakaian kotor
10 Membentangkan handuk ukuran sedang di bawah
kepala
11 Mencuci dengan bersih muka, telinga, dan leher

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 44


dengan waslap (untuk muka pasien ditanyakan
apakah mau pakai sabun atau tidak)
12 Mengangkat handuk dari bagian kepala dan
mengeringkan muka, telinga dan leher pasien dengan
handuk ukuran sedang, kemudian handuk dan waslap
digantungkan pada rak handuk
13 Membentangkan handuk ukuran besar di bawah
lengan pasien yang jauh dari perawat lalu cuci mulai
dari jari-jari sampai ketiak
14 Mengeringkan dengan handuk lalu memasukan
kebawah selimut mandi
15 Lakukan dengan cara yang sama pada lengan yang
lain
16 Meletakan ke dua tangan ke atas kepala
17 Memandikan dengan bersih dada, ketiak , perut,
kemudian di keringkan dengan handuk
18 Menarik selimut mandi ke arah pasien sampai
menutup dada
19 Mengganti air di baskom dengan air yang bersih
20 Memiringkan pasien dan membentangkan handuk di
belakang punggung
21 Memandukan bagian kuduk, punggung, sampai ke
bokong
22 Mengeringkan dengan handuk
23 Menggosok bagian kuduk, punggung, dan bokong
dengan kayu putih secara merata sampai kering
dengan cara sedikit di tekan dan di masage
24 Mengenakan pakaian atas yang bersih lalu
ditelentangkan kembali
25 Menanggalkan pakain bawah dan di masukan kedalam
tempat pakaian kotor
26 Membentangkan handuk di bawah tungkai yang jauh
dengan perawat dengan posisi lutut di tekuk
27 Mencuci dengan bersih jari – jari kaki, telapak kaki
sampai paha lalu dikeringkan, lakukan pada kaki yang
lain dengan cara yang sama
28 Mengganti air di baskom dengan air yang bersih
29 Membentangkan handuk di bawah bokong, mencuci
dengan bersih alat kelamin dan sekitarnya sampai
lipatan paha, kemudian di keringkan dengan handuk
30 Mengenakan pakaian bawah pasien
31 Menarik selimut dan seprai atas ke atas bersama
bagian bawah selimut mandi
32 Angkat selimut mandi, gantungkan pada rak handu
33 Merapikan pasien dan membereskan tempat tidur
34 Membereskan semua alat dan di kembalikan ke
tempat semula
35 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 45


MENCUCI RAMBUT KLIEN/PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
a. Pengertian
Menghilangkan kotoran rambut dari kulit kepala dengan menggunakan sampo
b. Tujuan
 Membersihkan kulit kepala dan rambut
 Menghilangkan baud an memberikan rasa nyaman
 Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala
 Membasmi kutu dan ketombe
c. Dilakukan/dilaksanakan pada :
 Apabila rambut kotor
 Apabila pasien yang akan menjalani operasi
 Secara rutin lima hari sekali, bila keadaan pasien memungkinkan
 Setelah memasang kap kutu
d. Hal-hal yang harus di perhatikan :
 Selama bekerja perhatikan keadaan pasien
 Untuk mengeringkan rambut menggunakan fhon
 Buanglah air dalam ember bila penuh
 Lakukan penggosokan kulit kepala sampai bersih
 Bila pakain pasien kotor atau basah harus diganti
 Harus bekerja dengan teliti agar pasien dan sekitarnya tidak basah

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 46


e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 k. Sampiran
4 Dua buah sisir
5 Dua handuk dan satu waslap
6 Sabun/sampo pada tempatnya
7 Handuk dan perlak
8 Talang karet
9 Kom kecil (mangkok) serta kasa dan kapas pada
tempatnya
10 Dua (2) ember ( 1ember berisi air hangat dan 1 ember
kosong untuk menampung air bekas cuci rambut
11 Dua (2) Nierbekken ( 1 berisi larutan Lysol 2 – 3 %
dan 1 kosong)
12 Celemek/barakshoot/apron
13 Gayung yang berujung lancip
14 Kain pel
15 Cerek berisi air panas
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 Menggunakan celemek/barakshot/apron
6 Atur posisi posisi pasien seenak mungkin dengan
kepala dekat sisi tempat tidur
7 Memasang perlak dan handuk di bawah kepala pasien
8 Memasang talang karet dan arahkan ke embur kosong
dan meletakan ember diatas kain pel
9 Menyumbat telinga dengan kapas dan penutup mata
pasien dengan menggunakan waslap
10 Menutup dada dengan handuk
11 Menyisir rambut kemudian disiram dengan air hangat
dengan menggunakan gayung
12 Menggosok pangkal rambut dengan kain kasa yang
telah di beri sampo kemudian di urut dengan ujung
jari
13 Membilas rambut sampai bersih kemudian keringkan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 47


14Mengangkat tutup telinga dan mata
15Mengangkat talang karet masukan ke dalam ember
dan meletakan handuk di baki
16 Mengembalikan pasien ke letak semula dengan cara
mengangkat kepala dan alasnya serta diletakan diatas
bantal
17 Menyisisr rambut pasien kembali dengan sisir yang
bersih dan biarkan kering atau keringkan dengan
menggunakan fhon (pengering rambut listrik), lalu
disisir sampai rapi
18 Merapikan pasien dan membuka celemek
19 Membereskan kembali semua alat dan di kembalikan
ke tempat semula
20 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

MENGGUNTING KUKU KLIEN/PASIEN


a. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
sendiri.

b. Tujuan
 Menjaga kebersihan kuku
 Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku yang panjang

c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 l. Sampiran

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 48


4 Alat pemotong kuku dan pengikir
5 Bengkok 2 (dua) Buah
6 Satu (1) bengkok berisi larutan Lysol 2 – 3 %
7 Satu (1) bengkok kosong
8 Kom 2 (dua)buah
9 Satu (1) kom berisi air hangat
10 Satu (1) kom berisi air bersih
11 Sikat kuku
12 Handuk
13 Perlak dan pengalasnya
14 Sabun
15 Aceton/kapas
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 Mengatur posisi posisi pasien dan letakan
perlak/pengalas pada bagian kuku yang akan
dibersihkan/dipotong
6 Jika ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton
7 Merendam kuku dalam air hangat
Jari tangan 1 – 2 menit
Jari kaki 2 – 3 menit
8 Membersihkan dengan sabun dan sikatkuku jika kuku
kotor
9 Mengangkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan
handuk
10 Meletakan jari tangan/kaki di atas bengkok berisi
larutan lysol
11 Memotong kuku menurut lengkung kuku dan tidak
boleh sampai batas dasar kuku, kemudian kuku di
kikir
12 Kuku dan tangan di cuci dengan bersih dan keringkan.

13 Memasukkan alat yang sudah di pakai ke dalam


bengkok yang berisi larutan lysol serta mengatur
kembali posisi pasien
14 Mencuci tangan/Kaki
15 Membereskan kembali semua alat dan di kembalikan
ke tempat semula
16 Mencuci tangan
17
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

ORAL HYGIENE

a. Pengertian

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 49


Oral hygiene adalah suatu perawatan mulut dengan atau tanpa menggunakan
antiseptik untuk memenuhi salah satu kebutuhan personal hygiene klien.
memberikan perawatan kepada penderita

b. Tujuan
Menurut Clark (dalam Shocker, 2008)
 Mencegah penyakit gigi dan mulut.
 Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
 Mempertinggi daya tahan tubuh.
 Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.

Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005),


 Mencegah infeksi gusi dan gigi.
 Mempertahankan kenyamanan rongga mulut

c. Jenis – Jenis Oral Hygiene


1. Menyikat Gigi
2. Membersihkan Mulut
3. Memelihara Gigi Palsu
4. Memelihara Mulut Pasien yang Patah Tulang Rahang / Akan Menjalani Operasi
Rahang
1. MENYIKAT GIGI
a. Pengertian
Membersihkan gigi dari kotoran atau sisa makanan dengan menggunakan sikat
gigi, dan dilakukan pada pasien yang tidak dapat melaksanakannya sendiri

b. Tujuan
 Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut agar tetap sehat dan tidak berbau.
 Mencegah timbulnya caries, karang gigi, infeksi gusi dan gigi serta
mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
 Mempertinggi daya tahan tbuh.
 Memberikan perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan kepercayaan
diri

c. Waktu dilakukan/pelaksanaan Menyikat Gigi Pada


Pasien yang tidak dapat menyikat giginya, misalnya karena tidak sadar, patah
lengan, anak-anak atau pasca bedah yang masih puasa.

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 50


d. Hal-hal yang harus di perhatikan
 Perhatikan apakah ada perdarahan di gusi, atau gigi yang rusak, atau ada luka-
luka pada bibir dan ludah.
 Menyikat gigi sebaiknya di lakukan setiap habis makan

d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan dan Sampiran
3 Handuk atau kain pengalas
4 Sikat gigi dan pasta gigi
5 Gelas kumur berisi air bersih
6 Nierbekken (bengkok) untuk tempat membuang
bekas air kumur & Beberapa potong tisu
7 Alat penghisap/sedotan
8 Lidi kapas pada tempatnya (jika perlu)
9 Borax gliserin/gential violet (jika perlu)
Implementasi
1 Mengucapkan salam dan memasang sampiran
2 Mendekatkan alat & Menggunakan hanscoon
3 Atur posisi posisi pasien dan letakan perlak/pengalas
pada di bawah bentangkan perlak dan alasnya di
bawah dagu
4 Meletakan bengkok di bawah dagu klien sehingga air
berkumur-kumur klien dapat ditampung
5 Memberikan air untuk kumur-kumur kepada pasien
6 Memberikan sikat gigi yang telah di bubuhi pasta
secukupnya dan telah di basahi sebelumnya
7 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menyikat gigi sampai bersih

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 51


8 Meletakan jari tangan/kaki di atas bengkok berisi
larutan lysol
9 Memaasukan sikat gigi ke dalam gelas yang telah
kosong setelah pasien berkumur-kumur
10 Mengeringkan mulut dengan selstop kemudian buang
ke bengkok kosong
11 Jika bibir kering atau pecah-pecah olesi dengan borax
gliserin/gentian violet
12 Bengkok dan pengalas di angkat dan atur kembali
posisi pasien serta merapikan peralatan yang lain
13 Membereskan kembali semua alat dan di kembalikan
ke tempat semula
16 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan
2. MEMBERSIHKAN MULUT
a. Pengertian
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dan semua kotoran/sisa makanan
dengan mempergunakan kain kasa atau kapas yang di basahi air bersih.

f. Tujuan
 Mempertahankan kebersihan rongga mulut, lidah dan pipi dari semua kotoran
dan sisa makana, agar tetap sehat dan tidak berbau.
 Mencegah terjadinya infeksi seperti stomatitis.
 Memberikan perasaan nyaman pada pasien, meningkatkan kepercayaan diri

g. Waktu Dilakukan/dilaksanakan Membersihkan Mulut pada :


 Pasien yang giginya tidak di gosok dengan sikat gigi misalnya karena stomatitis
yang hebat, atau menderita penyakit darah tertentu.
 Pasien yang sakit parah atau tidak sadar.
 Pasien sesudah operasi mulut atau yang menderita pada tulang rahang

h. Hal-hal yang harus di perhatikan :


 Tindakan pembersihan tersebut di ulang sampai bersih
 Bila kain kasa kotor di ganti

i. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 52


3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 m. Sampiran
4 Handuk atau kain pengalas
5 Tongue spatel (sudip lidah) yang telah di bungkus
kasa
6 Gelas kumur berisi air masak atau NaCl/H202, 1 %
obat kumur, borax glyserin 10 %
7 Nierbekken (bengkok) untuk tempat membuang
bekas air kumur
8 Beberapa potong tissue
9 Kom kecil
10 Lidi kapas pada tempatnya (jika perlu)
11 Borax gliserin/gential violet (jika perlu)
12 Kain kasa
13 Pinset atau arteri klem
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 Atur posisi posisi pasien dan letakan perlak/pengalas
pada di bawah bentangkan perlak dan alasnya di
bawah dagu
6 Buka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien
dengan tongue spatel/sudip lidah, kemudian tangan
kanan menjepit deppers dengan pinset , lalu
dicelupkan kedalam NaCl dan diperas sedikit (bagi
paien tidak sadar)
7 Rongga mulut di bersihkan mulai dari dingding rongga
mulut , gusi, gigi, lidah dan terakhir bibir
8 Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan boraks
gliserin pada bagian yang sakit dengan menggunakan
lidi kapas
9 Bersihkan bibir dengan deppers yang telah dicelupkan
kedalam NaCl
10 Oleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir
menggunakan lidi kapas
11 Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu
12 Bengkok dan pengalas di angkat dan atur kembali
posisi pasien serta merapikan peralatan yang lain
13 Membereskan kembali semua alat dan di kembalikan
ke tempat semula
14 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan

4. MEMELIHARA GIGI PALSU

a. Pengertian

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 53


Membersihkan dan merawat gigi palsu yang dapat di tanggalkan/dilepas

b. Tujuan
Mempertahankan kebersihan gigi palsu

c. Hal-hal yang harus di perhatikan :


 Menyikat gigi harus hati-hati supaya tidak jatuh atau ruksak.
 Pada malam hari gigi palsu setelah di bersihkan lalu disimpan dalam kom atau
gelas berisi air serta diletakan di tempat yang aman.
 Bila perlu perawat membantu pasien memasang gigi palsu dengan
memakaikain kasa.
 Gigi palsu harus di buka bila pasien akan di operasi

d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 n. Sampiran
4 a. Mangkok atau gelas berisi air bersih
5 b. Sikat gigi dan pasta gigi
6 c. Bengkok (nierbekken) untuk air bekas kumur
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 meminta pasien untuk melepaskan giginya, kemudian
di masukan kedalam mangkok atau gelas berisi air
6 Memberikan air bersih untuk kumur
7 Membilas gigi palsu di di bawah air mengalir, disikat
dengan pasta gigi, di bilas samapai bersih, kemudian
dimasukan ke dalam mangkok atau gelas yang berisi
air bersih. Setelah itu diberikan pada pasien untuk di
pasang kembali
8 Membereskan kembali semua alat dan di kembalikan
ke tempat semula
9 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 54


selama tindakan dilakukan

Modul LAB Keperawatan SMK Kes.Bhakti Kencana Subang 55

Anda mungkin juga menyukai