01
Melakukan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan tindakan keperawatan
dan Menerapkan Prinsip Etika, Etiket Dalam Keperawatan
a. Pengertian
Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, atau dengan menggunakan gerak-gerik badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
b. Faktor yang mempengaruhi komunikasi :
Latar belakang budaya
Ikatan kelompok atau group
Harapan
Pendidikan
Situasi
c. Unsur-unsur Komunikasi
1. Komunikator
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan
menggunakan media tertentu.
2. Komunikan
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian
memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana
berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa
ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator
kepada Komunikan.
KES.VK01.003.01
Menerapkan Prinsip Infeksi Nosokomial
MENCUCI TANGAN, MENGGUNAKAN HANDSCOON DAN STERILISASI ALAT
MENCUCI TANGAN
a. Pengertian Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah
aliran air (Larsan, 1995).
Mencuci tangan adalah tindakan yang sering kali kita anggap sepele, namun
merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga higiene tangan maupun kulit
serta salah satu upaya efektif dalam mencegah infeksi nosokomial
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan,
ataupun tujuan-tujuan lainnya
Mencuci tangan merupakan langkah yang cukup penting untuk mencegah
penyebaran penyakit. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai
penyakit menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah)
dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah
kematian
b. Tujuan Mencuci Tangan
Melatih suatu kebiasan yang baik
Membersihkan tangan dari kotoran
Mencegah penularan
c. Waktu Pelaksanaan Dalam Mencuci Tangan
Apabila tangan kotor
Sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan
Sebelum dan sesudah memeriksa klien.
Sebelum dan sesudah memakai sarung tangan.
Jika terjadi kontaminasi pada tangan seperti : memegang instrumen dan item lain
yang kotor, menyentuh selaput lendir, darah atau cairan tubuh (sekresi dan
ekskresi), terjadi kontak lama dan intensif dengan pasien.
a. Pengertian
Handscoon adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis agar
terhindar dari droplet pasien.
Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah salah
satu cara untuk mengurangi risiko transmisi patogen yang dapat ditularkan melalui
darah. Dengan menggunakan sarung tangan akan melindungi pemakai sarung
tangan dari risiko tersebut. Penggunaan tersebut juga diperlukan untuk prosedur
diagnostik atau terpautik.
b. Tujuan Menggunakan Sarung Tangan Steril dan bersih
Tujuan Penggunaan Handscoon adalah untuk mencegah terjadinya infeksi silang
serta mencegah terjadinya penularan kuman
Mengurangi resiko petugas infeksi bacterial dari klien
e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 1. Cucitangan sebelum tindakan dilakukan
2 2. Siapkan sarung tangan steril sesuai ukuran yang
diinginkan
3 Bengkok
Implementasi
Menggunakan sarung tangan steril
1 1) Melepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian
panjang di tarik ke atas
2 2) Melihat kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3 3) Memuka pembungkus bagian luar dari kemasan
sarung tangan dengan memisahkan sisi - sisinya
4 4) Menjaga agar sarung tangan tetap di atas permukaan
bagian dalam pembungkus
5 5) Mengidentifikasi sarung tangan kiri dan kanan,
gunakan sarung tangan pada tangan yang dominan
terlebih dahulu
6 Melakukan dengan ibu jari dan telunjuk serta jari
tangan yang non dominan pegang tepi mancet sarung
tangan untuk menggunakan sarung tangan dominan
7 6) Melakukan dengan tangan yang dominan dan
bersarung tangan selipkan jari - jari ke dalam mancet
sarung tangan kedua
8 7) Mengenakan sarung tangan kedua pada tangan yang
non dominan
STERILISASI ALAT
KES.VK02.004.01
Membersihkan Alat-Alat Perawatan
a. Pengertian
Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat-alat kedokteran
dengan cara membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya
kembali untuk siap digunakan.
b. Tujuan
Sebagai acuan untuk pemeliharaan alat-alat medis dan keperawatan
c. Langkah kerja
Pemeliharaan Peralatan Dari Logam
1. Membersihkan dan mendesinfektan
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 3. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 4. Siapkan hanscoon/sarung tangan
3 Kumpulkan alat kotor berbahan logam
4 Siapkan larutan desinfektan dan gelas pengukur
5 Bak atau ember tempat merendam
6 Kondisikan Air mengalir dari kran
7 Sikat jika diperlukan
Implementasi
1 Mencuci tangan
2 Memakai sarung tangan
3 Mengumpulkan alat kotor berbahan logam
4 Membersihkan alat dari kotoran yang melekat
dibawah air kran mengalir
5 Melarutkan cairan desinfektan 1% jika alat digunakan
pada pasien tidak memiliki penyakit menular 2-3%
pada pasien yang menderita penyakit menular
6 Menuangkan cairan desinfektan yang sudah
dilarutkan kedalam bak atau ember tempat
merendam. Biarkan 5-10 menit alat yang digunakan
3. Pemeliharaan Sphignomanometer
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 6. Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Siapkan alat sphynomanometer raksa
3 Siapkan waslap/lap kain
4 Kondisikan air mengalir (kran)
5 Sediakan deterjen jika diperlukan
Implementasi
KES.VK02.003.01
Mengganti alat tenun ( Bad Making ) atau yang lebih dikenal merapikan tempat
tidur merupakan bagian personal hygiene karena tempat tidur yang bersih dan rapi
memberikan keamanan dan kenyamanan untuk peningkatan kesembuhan pasien.
Perawat menetukan kemampuan untuk melakukan perawatan diri dan
memberikan perawatan hygiene menurut kebutuhan dan pilihan klien. Ketika klien
tidak mampu mengganti kain tenun secara pribadi maka perawat memberikan bantuan
penting atau mengajarkan keluarga atau temannya bagaimana memberikan hygiene
dengan cara dan pada waktu yang tepat.
a. Pengertian menyiapkan tempat tidur
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada tempat tidur
klien dengan klien di atas tempat tidur & pada tempat tidur kosong.
b. Prinsip-Prinsip Mengganti Alat Tenun :
Menggunakan prinsip asepsis dengan menjaga alat tenun lama agar jauh dari
badan perawat ( tidak menempel pada seragam).
Jangan mengibaskan alat tenun lama, karena hal ini dapat menyebarkan
mikroorganisme lewat udara.
Linen (alat tenun) lama jangan diletakan dilantai untuk mencegah penyebaran
infeksi.
Ketika mengganti alat tenun, gunakan prinsip body mechanics.
Jaga privasi, kenyamanan dan keamanan dari klien.
Bila klien kurang kooperatif gunakan komunikasi terapeutik.
c. Tujuan menyiapkan tempat tidur
Agar siap pakai sewaktu-waktu
Agar tampak selalu rapi
Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien
Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang & nyaman
Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan alat
tidur & selimut yang bebas dari kotoran/lipatan
Untuk meningkatkan gambaran diri & harga diri klien dengan menciptakan
tempat tidur yang bersih, rapi & nyaman.
Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
Catatan
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cucitangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 Masker jika diperlukan
4 Cairan desinfektan dalam botol
5 Waslap
6 Barakshot/celemek/apron
7 Tempat tidur, Kasur dan Bantal
8 Alas kasur atau sarung kasur (laken) dengan ukuran
2,8 x 2 meter
9 Perlak (Zeil) 1m dengan pingir kanan / kiri disambung
dengan ½ meter kain belacu
10 Sprei melintang ( steeklaken ) 2-1,2 meter
11 Sprei atas ( bovenlaken ) 2,8-1,5 meter
12 Dua buah Selimut Tidur
e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
3 Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 Masker jika diperlukan
4 Keranjang tempat tenun kotor
5 Sampiran
Implementasi
1 Mencuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Mengucapkan salam sebagai awal tindakan dimulai
3 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
4 Pasang sampiran
5 Memindahkan alat perlengkapan milik klien yang ada
di tempat tidur
6 Membantu klien tidur miring menjauhi perawat,
dengan memperhatikan keadaan umum klien
7 Melepas laken, perlak, steek laken dengan
menggulungnya kearah punggung klien ,bagian kotor
berada dalam gulungan
8 Menggulung linen bersih ke tengah tempat tidur , dan
meletakkannya dibelakang pungung klien
9 Klien dibantu untuk membalikkan posisi kehadapan
perawat dengan melewati gulungan linen bersih
tersebut
10 Melepas laken dan selimut penutup, melipatnya dan
meletakkannya pada ember
11 Semua linen kotor diambil kemudian dimasukkan
ke dalam tempat kain kotor. Gulungan linen bersih
dibentangkan, dirapikan dengan memasukkan sisa-
sisa linen pada sisi tempat tidur ke bawah kasur
12 Klien dikembalikan pada posisi supinasi (posisi
nyaman)
13 Memasang selimut dan boven laken yang bersih
sambil memakaikannya
14 Melepas bantal dengan hati-hati sambil menyangga
kepala klien
KES.VK02.008.01
Mengukur Tanda – Tanda Vital
a. Pengertian
Tanda-tanda vital adalah ukuran dari berbagai fisiologi statistik, sering diambil
oleh profesional kesehatan, dalam rangka untuk menilai fungsi tubuh yang paling
dasar.
Pemeriksaan tanda vital terdiri atas pemeriksaan nadi, pernapasan, tekanan
darah, dan suhu. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dalam menilai
fisiologis dari sistem tubuh secara keseluruhan.
b. Tujuan
1. Mengetahui rentang suhu tubuh.
2. Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah
e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
1. PENGUKURAN SUHU
Tujuan : Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu tubuh
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 a. Termometer
3 b. Tiga buah botol
4 Botol pertama berisi larutan sabun
5 Botol kedua berisi larutan desinfektan
6 Botol ketiga berisi air bersih
7 c. Bengkok
8 d. Kertas/tisu
9 e. Pena
10 f. Buku catatan suhu
11 g. Sarung tangan
Implementasi
Pemeriksaan Suhu Oral
1 a. Mencuci tangan.
2 b. Menggunakan sarung tangan.
3 c. Mengatur posisi (sesuaikan dengan kondisi pasien).
4 d. Menentukan letak bawah lidah.
5 e. Menurunkan suhu termometer di bawah 340-350 C.
6 f. Meletakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan
gusi.
7 g. Menganjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.
8 h. Mengangkat termometer dan baca hasilnya.
9 i. Mencatat hasil.
10 j. Membersihkan termometer dengan kertas tisu.
11 k. Mencuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan
f. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
2. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Tujuan : Mengetahui nilai tekanan darah
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
g. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
PEMERIKSAAN DENYUT NADI
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Arloji (jam) atau stop-watch
4 b. Pena
5 c. Buku catatan nadi
Implementasi
1 a. Mencuci tangan.
2 b. Mengatur posisi pasien (sesuaikan dengan kondisi
pasien).
3 c. Meletakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh.
4 d. Menentukan letak arteri (denyut nadi yang akan
dihitung).
h. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
PEMERIKSAAN PERNAPASAN
Tujuan
Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman
pernapasan
Menilai kemampuan fungsi pernapasan
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 d. Arloji (jam) atau stop-watch
4 e. Pena
5 f. Buku catatan nadi
g. Implementasi
1 a. Mencuci tangan.
2 b. Mengatur posisi pasien
3 c. Menghitung frekuensi dan irama pernapasan.
4 d. Mencatat hasil.
5 e. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan selama tindakan
dilakukan
KES.VK02.011.01, KES.VK02.007.01
a. Pengertian
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat
yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah
mengurangi aliran darah kesuatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.
Terapi dingin dapat menimbulkan efek analgetik dngan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
Diberikan dalam waktu 5-10 menit dan 20-30 menit atau setiap 2 jam sekali tergantung
pada tingkat nyeri dan bengkak.
b. Tujuan
Menurunkan suhu tubuh
Mencegah peradangan meluas
Mengurangi kongesti
Mengurangi perdarahan setempat
Mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet ayau luka memar
Membantu mengobati luka bakar dan jerawat
c. Indikasi kompres
Klien yang kedinginan.
Klien yang perut kembung.
Klien yang mempunyai penyakit peradangan seperti; radang persendian.
Spasme otot.
Adanya abses, hematoma
g. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Kompres dingin basah dengan air biasa / air es
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Kom kecil berisi air biasa / air es
4 b. Perlak, pengalas dan sampiran bila perlu
5 c. Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran
tertentu
i. Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasangasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Memasang perlak pada area yang akan dikompres
5 Memasukan waslap/kain kasa kedalam air biasa atau
air es lalu diperas sampai lembab
6 Meletakan waslap/kain kasa tersebut pada area yang
akan dikompres
7 Mengganti waslap/kain kasa tiap kali dengan
waslap/kain kasa yang sudah terendam dalam air
biasa/air es. Diulang-ulang sampai suhu tubuh turun
8 Membereskan kembali alat-alat setelah selesai
tindakan
9 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan
h. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Kompres dingin kering dengan kirbat es
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur pada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
KES.VK02.012.01, KES.VK02.006.01
Memberi Kompres Hangat Dan Memasang Buli-Buli Panas
a. Pengertian
Kompres panas merupakan metode memberikan rasa hangat pada klien dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan.
Efek hangat air kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah
yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke jaringan. Dengan cara ini
penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan pembuangan dari zat-
zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri haid primer yang disebabkan
suplai darah ke endometrium kurang.
c. Indikasi kompres
Klien yang kedinginan.
Klien yang perut kembung.
Klien yang mempunyai penyakit peradangan seperti; radang persendian.
Spasme otot.
Adanya abses, hematoma
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 Sampiran
4 a. Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan
5 b. Bak steril berisi dua buah kassa beberapa potong
dengan ukuran yang sesuai
6 c. Kassa perban atau kain segitiga
7 d. Perlak dan alasnya
8 e. Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan
Lysol 3%)
9 f. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
10g. Korentang
k. Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasangasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Memperhatikan privacy klien
5 Mengatur posisi klien yang nyaman
6 Memasang pengalas dibawah daerah yang akan
dikompres
7 Mengenakan sarung tangan lalu buka balutan perban
bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke
dalam bengkok kosong
8 Mengambil beberapa potong kassa dengan pinset dari
bak steril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi
cairan hangat
9 Mengambil kassa, lalu bentangkan dan letakkan pada
area yang akan dikompres
10 Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu
ditutup/dilapisi dengan kassa kering. Selanjutnya
dibalut dengan kassa perban atau kain segitiga
11 Melakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai
program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit
12 Melepaskan sarung tangan
13 Mengatur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
14 Membereskan kembali alat-alat setelah selesai
tindakan
15 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
selama tindakan dilakukan
a. Pengertian
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan,
tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankard dan
sebaliknya, atau dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya yang dilakukan oleh
dua atau tiga orang perawat.
b. Tujuan
Untuk membantu proses pemeriksaan lanjutan
Memberikan tempat yang lebih nyaman
c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Memindahkan klien dari tempat tidur ke brankard dan
sebaliknya
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 a. Brankard
Implementasi
1 Mengucapkan salam jika pasien sadar
2 Mengatur posisi tempat tidur letakan brankard
sejajar/sedekat mungkin dengan tempat tidur
3 Mengikuti protokol standar
4 Mengatur brankard dalam posisi terkunci dengan
sudut 90 ̊ terhadap tempat tidur
5 Dua atau tiga orang perawat menghadap ketempat
tidur pasien
6 Menyilangkan tangan pasien kedepan dada
7 Menekuk lutut anda, kemudian masukan tangan anda
kebawah tubuh pasien
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda dan
sebaliknya
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 b. Kursi roda
Implementasi
1 Mengucapkan salam jika pasien sadar
2 Menjelaskan prosedur kepada pasien
3 Mengatur posisi tempat tidur pada posisi paling
rendah, sampai kaki pasien bias menyentu pasien,
kunci semua roda ban
4 Meletakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin
dengan tempat tidur, kunci semua roda kursi
5 Membantu pasien di tempat duduk di tepi tempat
tidur
6 Mengkaji postural hipotensi
7 Menginstruksikan pasien untuk bergerak ke depan
dan duduk di tepi bed
8 Menginstruksikan mencondongkan tubuh ke depan
mulai dari pinggul
9 Menginstruksikan meletakkan kaki yang kuat di
bawah tepi bed, sedangkan kaki yang lemah berada di
depannya
10 Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau
diatas kedua bahu perawat
11 Perawat berdiri tepat di depan pasien, condogkan
tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki. Lebarkan kaki dengan salah satu di
depan dan yang lainnya di belakang
12 Melingkari punggung pasien dengan kedua tangan
perawat, tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot
lengan anda. Siap untuk melakukan gerakan
13 Membantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-
gerak bersama menuju korsi roda
14 Membantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk
membelakangi kursi roda, meletakkan kedua tangan
di atas lengan kursi roda atau tetap pada bahu
perawat
15 Meminta pasien untuk menggeser duduknya sampai
pada posisi yang paling aman
KES.VK02.015.01
Mobilisasi Klien/Pasien Miring Kiri, Kanan Dan Berbaring
a. Pengertian
Mobilisasi dengan posisi sims adalah teknik pemberian posisi dengan
memiringkan tubuh kekanan atau kekiri dengan posisi tubuh masih tetap berbaring
b. Tujuan
Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
Mempertahankan tonus otot
Mencegah terjadinya komplikasi imobilisasi, seperti ulkus decubitus, kerusakan
saraf superficial, kerusakan pembuluh darah, dan kontraktur
Memudahkan perawatan dan pemeriksaan pada area perineal
c. Indikasi
Klien dengan paralisis/kelemahan
klien yang mengalami penurunan kesadaran
klien yang akan diberikan obat melalui anus
klien yang akan dilakukan pemeriksaan rectal/anus
klien yang akan dilakukan tindakan huknah
d. Kontra indikasi
Klien dengan cidera cervikal
Klien dengan fraktur ekstremitas atas atau fraktur clavikula
e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
KES.VK02.013.01
Membantu Klien/Pasien Duduk Di Tempat Tidur
b. Tujuan
Mempertahankan kenyaman
Memfasilitasifungsipernapasan
Untuk memudahkan pasien ketika minum obat
Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan
Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca atau menonton)
c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
KES.VK02.005.01
Melakukan Perawatan Setelahklien/Pasien Meninggal Dunia
PERAWATAN JENAZAH
a. Pengertian
Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, termasuk
menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan kepada keluarga, transportasi kekamar
jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik pasien.
b. Tujuan
Penghormatan terhadap jenazah
Jenazah dalam keadaan bersih
Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa barang tersebut
kekamar jenazah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga, pastikan ada
Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman dan
kepada klien lain yang sekamar.
KES.VK02.009.01, KES.VK02.010.01
Menolong Klien/Pasien Buang Air Kecil & Buang Air Besar Di Tempat Tidur
a. Pengertian
Membantu klien untuk BAK/BAB ditempat tidur dengan menggunakan bedpan atau
urinal
b. Tujuan
Membantu klien yang mengalami keterbatasan aktivitas
Mengurangi aktivitas klien (pada klien yang harus bedrest atau imobilisasi)
Mengurangi nyeri akibat pergerakan
Mendapatkan bahan dasar urin / feses sebagai media pemeriksaan
Mengetahui jumlah urin yang akurat pada klien yang membutuhkan pencatatan
intake output yang akurat
Mengetahui karakteristik feses klien (meliputi jumlah, bau, warna, konsistensi)
c. Indikasi
1. Klien yang harus bedrest total atau imobilisasi, seperti klien dengan fraktur
ekstremitas yang parah dan luas
2. Klien yang mengalami inkontinensia tetapi mampu BAK secara spontan
3. Klien dengan inkontinensia bowel
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Menolong klien/pasien BAK ditempat tidur
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 e. Sampiran
4 f. Dua buah bedpan/pispot untuk pasien perempuan
g. Satu buah bedpan dan urinal untuk pasien laki-laki
5 h. Satu pasang sarung tangan
6 i. Satu buah botol cebok berisi air
7 j. Satu buah handuk kecil / kertas kloset
8 k. Satu buah bengkok
9 Satu buah perlak
10 Satu buah selimut ekstra
11f. Beeritahu tujuan dan langkah dari tindakan yang akan
dilakukan
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Menjelaskan prosedur tujuan dan langkah kepada
pasien
3 Memasang sampiran
4 Mendekatkan alat kedekat klien
5 Memasang selimut ekstra
6 Memasang pengalas dibawah bokong klien
7 Melepaskan pakaian bawah klien
8 Bantu klien posisi dorsal recumbent
9 Memberikan urinal (bila klien pria) dan menempatkan
bedpan dibawah bokong klien
10 Menyiram vulva / penis klien dengan air hangat dan
mengeringkannya
11 Mengangkat bedpan / urinal
12 Mengangkat pengalas, memakaikan kembali pakaian
serta mengganti selimut ekstra dengan selimut klien
13 a. Merapihkan alat dan klien
14 b. Melepaskan sarung tangan
15 Mencuci tangan kembali
e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Menolong klien/pasien BAB ditempat tidur
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 g. Sampiran
4 l. Dua buah bedpan/pispot untuk pasien perempuan
Satu buah bedpan dan urinal untuk pasien laki-laki
5 Satu pasang sarung tangan
6 Satu buah botol cebok berisi air
7 Satu buah handuk kecil / kertas kloset
8 Satu buah bengkok
9 Satu buah perlak
10 Satu buah selimut ekstra
11h. Beeritahu tujuan dan langkah dari tindakan yang akan
dilakukan
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Menjelaskan prosedur tujuan & langkah kepada
pasien
3 Memasang sampiran
4 Mendekatkan alat kedekat klien
Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 Memasang selimut ekstra
6 Membantu melepaskan pakaian bawah
7 Memberikan urinal (bila klien pria) memberikan
bedpan (bila klien wanita) dibawah bokong klien
dengan cara klien yang dapat mengangkat bokong
dapat diminta untuk mengangkat bokong (posisi
dorsal recumben)
a. pada klien yang tidak dapat mengkat bokong :
miringkan klien, tempelkan bedpan pada bokong klien
kembalikan pada posisi semula (terlentang)
8 Mengangkat bagaian punggung klein dengan tangan
kiri lalu menyorongkan bedpan kebawah bokong klien
9 Mendekatkan bel ke klien/ mengingatkan bila telah
KES.VK02.002.01
Melakukan Perawatan Perineum (Vulva Hygiene)
a. Pengertian
Vulva hygiene dan perineum merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang
tidak mampu membersihkan sendiri. Tujuannya mencegah terjadinya infeksi serta
menjaga kebersihan vulva dan perineum
1. Pengkajian keperawatan
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian alat kelamin (vulva hygiene) dan
Perineum adalah ada / tidaknya iritasi daerah sekitarnya, adanya pendarahan,
mukus, lokhea bagi wanita, kateterisasi, luka jahitan pada pasien pasca partum,
serta kebersihannya.
2. Diagnosis keperawatan
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan /
kebersihan pada daerah vulva dan perineum
3. Perencanaan keperawatan
b. Tujuan
c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 i. Sampiran
4 d. Atur posisi pasien dorsal recumben
5 e. Baki beralas
6 f. Perlak
7 g. Kapas sublimat/desinfektan
8 h. Bethadine
9 i. Pinset anatomis
10 j. Kassa steril
11 k. Lidi kapas
12 l. Selimut ekstra duk/pembalut wanita/pakaian dalam
bersih
13 Pispot
14 Bengkok
15 Botol air cebok
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
Mengatur posisi klien menjadi (dorsal recumben)
5 Mengganti selimut
6 Membuka pakaian bawah, posisi lutut ditekuk,
memasang alas (perlak), sorongkan
pispot
7 Mendekatkan bengkok
8 Membuka daerah vulva dan menyiramnya dengan air
desinfektan.
9 Membersihkan labia mayora, minora (daerah vulva)
dari arah atas ke bawah dengan
kapas sublimat
10 Mengeringkan dan angkat pispot
11 Memberi bethadine/ kassa bethadine pada daerah
perineum (bila ada luka episiotomi)
12 Memasang pembalut dan pakaian bawah
13 Mengangkat pengalas
14 Membereskan alat -alat
15 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien
KES.VK02.001.01
Melakukan Personal Hygiene Kepada Klien/Pasien
b. Tujuan
Menjaga kebersihan tubuh, menghilangkan bau badan.
Mengurangi infeksi akibat kulit kotor.
Sebagai pengobatan.
Memperlancar sistem peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
Menambah kenyamanan pasien.
Memotivasi pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan dan kebersihan
dirinya.
c. Dilakukan/dilaksanakan pada :
Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya
memungkinkan.
Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari sesuai dengan
kondisinya
e. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 j. Sampiran
4 a. Satu stel pakaian bersih
5 b. Dua (2) baskom mandi (1 baskom berisi air bersih dan
1 baskom berisi air hangat)
6 c. Sabun mandi dalam tempatnya
7 d. Dua (2) waslap
8 e. Dua (2) handuk (1 handuk sedang untuk bagian muka
dan 1 handuk besar untuk bagian badan)
9 f. Kayu putih dan bedak
10 g. Selimut mandi
11 h. Tempat untuk pakain kotor
12 i. Cerek atau alat untuk air panas
13 j. Alas bokong/perlak ukuran besar
14 Bengkok/nearbeken
15 k. Pot urinal/bedpan
16 l. Kapas sublimat
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 Sebelum dimandikan menanya pasien apakah mau
buang air kecil / besar dulu atau tidak, bila perlu
berikan pot urinal
6 Menyingkirkan bantal dan guling yang tidak dipakai
7 Memasang selimut mandi, lipatan bagian atas
dipegang oleh pasien, lipatan bawah ditarik bersama-
sama dengan seprai atas dan selimut ke arah kaki
8 Melipat seprai atas dan selimut
9 Menanggalkan pakaian atas pasien dan memasukan ke
tempat pakaian kotor
10 Membentangkan handuk ukuran sedang di bawah
kepala
11 Mencuci dengan bersih muka, telinga, dan leher
b. Tujuan
Menjaga kebersihan kuku
Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku yang panjang
c. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 l. Sampiran
ORAL HYGIENE
a. Pengertian
b. Tujuan
Menurut Clark (dalam Shocker, 2008)
Mencegah penyakit gigi dan mulut.
Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
Mempertinggi daya tahan tubuh.
Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
b. Tujuan
Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut agar tetap sehat dan tidak berbau.
Mencegah timbulnya caries, karang gigi, infeksi gusi dan gigi serta
mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
Mempertinggi daya tahan tbuh.
Memberikan perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan kepercayaan
diri
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan dan Sampiran
3 Handuk atau kain pengalas
4 Sikat gigi dan pasta gigi
5 Gelas kumur berisi air bersih
6 Nierbekken (bengkok) untuk tempat membuang
bekas air kumur & Beberapa potong tisu
7 Alat penghisap/sedotan
8 Lidi kapas pada tempatnya (jika perlu)
9 Borax gliserin/gential violet (jika perlu)
Implementasi
1 Mengucapkan salam dan memasang sampiran
2 Mendekatkan alat & Menggunakan hanscoon
3 Atur posisi posisi pasien dan letakan perlak/pengalas
pada di bawah bentangkan perlak dan alasnya di
bawah dagu
4 Meletakan bengkok di bawah dagu klien sehingga air
berkumur-kumur klien dapat ditampung
5 Memberikan air untuk kumur-kumur kepada pasien
6 Memberikan sikat gigi yang telah di bubuhi pasta
secukupnya dan telah di basahi sebelumnya
7 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
menyikat gigi sampai bersih
f. Tujuan
Mempertahankan kebersihan rongga mulut, lidah dan pipi dari semua kotoran
dan sisa makana, agar tetap sehat dan tidak berbau.
Mencegah terjadinya infeksi seperti stomatitis.
Memberikan perasaan nyaman pada pasien, meningkatkan kepercayaan diri
i. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
a. Pengertian
b. Tujuan
Mempertahankan kebersihan gigi palsu
d. Langkah kerja
Pencapaian Keputusan
No Kriteria Penilaian
Ya Tidak K BK
Pengkajian
1 Mengkaji lingkungan sekitar sebelum tindakan
dilakukan
2 Mengecek kemampuan klien untuk bekerjasama
3 Menjelaskan prosedur kepada klien.
Interpensi dan persiapan alat/bahan
1 Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2 Hanscoon/sarung tangan
3 n. Sampiran
4 a. Mangkok atau gelas berisi air bersih
5 b. Sikat gigi dan pasta gigi
6 c. Bengkok (nierbekken) untuk air bekas kumur
Implementasi
1 Mengucapkan salam
2 Memasang sampiran
3 Mendekatkan alat kedekat klien
4 Menggunakan hanscoon/sarung tangan
5 meminta pasien untuk melepaskan giginya, kemudian
di masukan kedalam mangkok atau gelas berisi air
6 Memberikan air bersih untuk kumur
7 Membilas gigi palsu di di bawah air mengalir, disikat
dengan pasta gigi, di bilas samapai bersih, kemudian
dimasukan ke dalam mangkok atau gelas yang berisi
air bersih. Setelah itu diberikan pada pasien untuk di
pasang kembali
8 Membereskan kembali semua alat dan di kembalikan
ke tempat semula
9 Mencuci tangan
Evaluasi
Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien/klien