Anda di halaman 1dari 35

RANGKUMAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN

1 . KONSEP DASAR KOMUNIKASI KEPERAWATAN

 Komunikasi merupakan salah satu bentuk proses interaksi sosial


dan interpersonal dalam kehidupan manusia.
 Komunikasi berarti melibatkan berbagai bentuk aktivitas fisik,
psikis dan social
 Proses pembentukan komunikasi dipengaruhi oleh perbedaan
karakteristik individual, sifat, watak, kepribadian, pengalaman
pribadi, usia, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, suku dsb

Definisi Komunikasi

Hovland mengatakan bahwa communication is the process to modify


the behavior of other individuals

Laswel Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh


komunikator kepada komunikan melalui media yang me- nimbulkan
efek tertentu

City komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau informasi dan


perasaan dalam setiap interaksi

Jurgen komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang


secara sadar ataupun tidak sadar yang dapat memengaruhi orang lain
tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi juga
termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan simbol-simbol
a. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari
komunikator kepada komunikan, baik yang disadari maupun tidak
disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan, ekspresi wajah, dan
semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk
memengaruhi orang lain.

b. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah


sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang senantiasa
berubah.

Tujuan komunikasi

 Menyampaikan informasi/ide/berita
 Mempengaruhi orang lain
 Mengubah perilaku orang lain
 Memberikan pendidikan
 Memahami ide orang lain

Proses Komunikasi

 Membentuk : menciptakan gagasan ide


 Menyampaikan : langsung dan tidak langsung
 Menerima :diterima oleh saraf dan bereaksi
 Mengolah : membentuk dan menyampaikan pesan

Factor yang mempengaruhi Proses Komunikasi

 Perkembangan
 Persepsi
 Nilai
 Latar belakang dan budaya
 Emosi
 Jenis kelamin
 Pengetahuan
 Peran dan hubungan
 Lingkungan
 Jarak

Lima sasaran pokok komunikasi


b. Membuat pendengar mendengarkan apa yg kita katakan
c. Membuat pendengar memahami apa yg mereka dengar atau lihat
d. Membuat pendengar menyetujui apa yang mereka dengar/ tidak
menyetujui tetapi dengan pemahaman yang benar
e. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan
maksud dan tujuan kita
f. Memperoleh umpan balik dari pendengar

Hambatan Komunikasi
 Fisik
 Biologis
 Intelektual
 Psikis
 Faktor kejiwaan, emosional, tidak saling percaya, dan penilaian
menghakimi
 Kultural Budaya dan bahasa
Fungsi Komunikasi :

Fungsi komunikasi social

Fungsi komunikasi ekspresif

Fungsi komunikasi ritual

Fungsi komunikasi instrumental

Fungsi Psikologis komunikasi

1. Membangun konsep diri

2. Eksistensi diri

3. Kelangsungan hidup

4. Memperoleh kebahagiaan

5. Terhindar dari tekanan dan tegangan

Tipe komunikasi :

Komunikasi dengan dirinya sendiri

Komunikasi antar pribadi

Komunikasi publik

Komunikasi massa
Intrapersonal Comunikasi :

Komunikasi yg dilakukan pada diri sendiri terdiri atas sensasi, persepsi,


memori dan berpikir , terjadi didalam komunikan sendiri

Komunikasi interpersonal/antarpribadi :

Proses pengiriman pesan antara dua orang atau lebih dengan efek dan
feedback langsung

Bersifat dua arah, terdapat unsur dialogis dan ditujukan kepada sasaran
terbataas dan dikenal bersifat transaksional

Komunikasi public:

Komunikasi yang ddisampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap


muka didepan khalayak yg besar dengan t-an menumbuhkan semangat
kebersamaan, memberikan informasi, mendidik dan mempengaruhi

Tidak dijumpai feedback, bersifat searah

Komunikasi Masa :

Komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed antara sumber


dan penerima tidak terjadi melalui kontak langsung

Pean yg disampaikan bersifat serentak, luas, mengatasi jarak dan


waktu, tahan lama jika didokumentasikan
Ciri komunikasi Masa :

 Bersifat terbuka yang umum


 Penerima heterogen, khalayak dalam jumlah besar
 Sumber dadn penerima dihub oleh saluran
 Sumber bisa dari suatu lembaga atau institusi
 Pesan komunikasi berlangsung satu arah
 Tanggapan balik lambat dan tertunda
 Proses penyampaian pesan lebih formal terencana dan lebih
rumit

T-an Komunikasi Masa :

 Informatif
 Sosialisasi
 Motivasi
 Stimulator
 Edukasi
 Memajukan kebudayaan
 Rekreasi
 Pemersatu bangsa
KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau


dirancang untuk tujuan terapi. Seorang terapis dapat membantu klien
mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi (Damaiyanti,
2014).

Komunikasi terapeutik adalah modalitas dasar intervensi utama yang


terdiri atas teknik verbal dan nonverbal yang digunakan untuk
membentuk hubungan antara terapis dan pasien dalam pemenuhan
kebutuhan (Mubarak, 2012)

Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal dengan


fokus adanya saling pengertian antarperawat dengan pasien.

Tujuan Komter :

Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban


perasaan dan pikiran

Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien/pasien

Memperbaiki pengalaman emosional klien.

Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan

Kegunaan Komter :

Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan


tenaga kesehatan.

Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien.

Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan.

Sebagai tolok ukur kepuasan pasien.


Sebagai tolok ukur komplain tindakan dan rehabilitasi.

Prinsip Komunikasi Terapeutik :

Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati,


memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.

Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling


percaya dan saling menghargai.-

Karakteristik perawat (helper) yang dapat memfasilitasi tumbuhnya


hubungan yang terapeutik, yaitu:

 Kejujuran
 Tidak membingungkan dan cukup ekspresi
 Bersikap positif
 Bersikap positif ditunjukkan dengan bersikap hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhadap klien
 Empati bukan simpati
 Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
 Menerima klien apa adanya
 Sensitif terhadap perasaan klien
 Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri
perawat sendiri (Suryani, 2015
Prinsip Komunikasi Terapeutik :

 Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati,


memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
 Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling
percaya dan saling menghargai
 Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan
pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap,
tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat
memecahkan masalah – masalah yang dihadapi.
 Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab
terhadap diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung
jawab terhadap orang lain.

Sikap Dalam Komter


a. Kehadiran fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi
terapeutik, yaitu:
 Berhadapan; arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.
 Mempertahankan kontak mata; kontak mata pada level yang
sama berarti menghargai pasien dan menyatakan keinginan untuk
tetap berkomunikasi
 Membungkuk kearah pasien; posisi ini menunjukkan keinginan
untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu
 Memperlihatkan sikap terbuka; tidak melipat kaki atau tangan
menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap
membantu.
 Tetap rileks; tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons kepada
pasien, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.
b. Sedangkan kehadiran psikologis dapat dbagi dalam dua
dimensi yaitu dimensi tindakan dan dimensi respon
1. Dimensi Respon
 Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas,
menghargai, Empati dan konkrit
 Keikhlasan
 Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran,
ketulusan dan berperan aktif dalam hubungan dengan klien
 Menghargai
 Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama
klien yang menangis, minta maaf atas apa yg tidak disukai klien
 Empati
 Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui
perasaan klien dan kemudian mengidentifikasi masalah klien serta
membantu klien mengatasi masalah tsb
2.Dimensi Tindakan
 Konfrontasi
 Konfrontasi adalah perasaa perawat tentang perilaku klien yang
tidak sesuai. Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran
klien akan kesesuaian perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku
 Kesegeraan
 Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan
membantu dengan segera
 Keterbukaan perawat
 Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan
pengalaman klien. Tukar pengalaman ini memberi keuntungan
pada klien untuk mendukung kerjasama dan memberikan
 Sokongan
 Emosional Catharsis"
 Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang
hal yang menganggu dirinya.Perawat harus megkaji kesiapan klien
untuk mendiskusikan masalahnya
 Bermain Peran
 Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu ini
berguna untuk meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan
kemampuan melihat situasi dari pandangan orang

Teknik-teknik komunikasi terapeutik


 Pandang klien ketika sedang bicara.
 Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk
mendengarkan.
 Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
 Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau
memerlukan umpan balik.
 Condongkan tubuh ke arah lawan bicara

Tahap-tahap hubungan terapeutik

Fase pra-interaksi
 Mengumpulkan data tentang pasien
 Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
 Membuat rencana pertemuan dengan pasien (kegiatan, waktu,
tempat
ase orientasi/ perkenalan
 Memberikan salam terapeutik Contoh: “Assalamualaikum,
selamat pagi”, dan sebagainya.
 Evaluasi dan validasi perasaan klien Contoh: “Bagaimana perasaan
Ibu hari ini? Ibu tampak segar hari ini”.
 Melakukan kontrak hubungan dengan klien meliputi kontrak
tujuan interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat.

. Fase Kerja
Tujuan tindakan keperawatan adalah :
 Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan dirinya,
perilakunya, perasaannya, pikirannya. Tujuan ini sering disebut
tujuan kognitif.
 Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan pasien secara mandiri menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Tujuan ini sering disebut tujuan afektif atau psikomotor.
 Melaksanakan terapi/ teknikal keperawatan
 Melaksanakan pendidikan kesehatan
 Melaksanakan kolaborasi
 Melaksanakan observasi dan monitoring

Fase Terminasi
 Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan
pasien.
 Terminasi sementara
 Terminasi akhir
 Terminasi akhir terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit
atau perawat selesai praktik di rumah sakit.
faktor penghambat Komter adalah:
 Adanya perbedaan persepsi.
 Terlalu cepat menyimpulkan.
 Adanya pandangan stereotipe.
 Kurangnya pengetahuan.
 Kurangnya minat.
 Sulit mengekspresikan diri.
 Adanya emosi.
 Adanya tipe kepribadian tertentu

Cara Mengatasi Hambatan


 Mengecek kembali maksud yang disampaikan.
 Meminta penjelasan lebih lanjut.
 Mengecek umpan balik.
 Mengulangi pesan yang disampaikan dan memperkuat informasi
dengan bahasa nonverbal.
 Mengakrabkan hubungan interpersonal antara sender dan
receiver.
 Pesan dibuat secara singkat, jelas, dan tepat.
 Memfokuskan pesan pada topik spesifik yang telah dipilih.
 Komunikasi dilakukan dengan berfokus pada penerima pesan
bukan pada pengirim pesan
Proses Komunikasi Dlm Praktik Keperawatan
Proses Komunikasi dalam keperawatan berlangsung ketika pasien
merasa ada kebutuhan untuk mendapatkan asuhan keperawatan
dari penyakitnya
Proses Komunikasi dapat berlangsung dengan bahasa verbal
maupun non verbal
Hasil proses komunikasi adalah terjadi perubahan pada
paradigma, emosi dan perilaku klien
Komunikasi keperawatan diartikan sebagai seni dalam
penyampaian pesan berkaiatan dengan kegiatan terapeutik
keperawatan yang disampaikan oleh komunikator (perawat)
kepada komunikan (klien

Wujud sikap perawat


 Gerakan tubuh : tersenyum, kontak mata
 Jarak interaksi (intim : 50cm, pribadi 50-120cm, konsultasi sosial
275-365cm)
 Sentuhan
 Diam
 Volume dan nada suara

Komunikasi dalam proses keperawatan efektif jika


Terdapat kepercayaan penuh dari klien terhadap isi pesan
keperawatan yang disampaikan oleh perawat
Pesan memiliki daya tarik tertentu
Pesan Komunikasi keperawatan sesuai dengan kebutuhan
kesembuhan dan perawatan klien
Pesan komunikasi kperawatan mudah dipahami, dimengerti oleh
klien
Pesan komunikasi keperawatan memiliki seting keperawatan
(nyaman, kondusif, menantang atau bahkan tidak sama sekali)
Metode dan media yang digunakan

Proses Komunikasi Kep


Proses komunikasi Primer
Proses perindahan pengertian, ide atau perasaan dari
kemunikator dalam bentuk komunikasi secara langsung (face to
face) dalam bentuk verbal maupun non verbal kepada
komunikan/ orl
Proses Komunikasi Sekunder
Proses perpindahan ide, pesan, pemikiran, perasaan tidak secara
langsung tetapi melalui suatu media seperti radio, televisi dst
Proses komunikasi berlangsung satu arah

Tujuan komunikasi dalam praktik keperawatan


 . Mengenal dan memahami klien
 Mengubah cara berpikir dan opini klien
 Mengubah atitude (sikap) klien
 . Mengubah perilaku (behavior change)
 Mengubah sikap sosial klien

Fungsi Komunikasi dalam praktik keperawatan


 Sebagai kebutuhan sosial manusiawi klien dan perawat
 Sebagai instrumen interaksi sosial perawat dan klien
Komponen komunikasi dan kaitannya dengan praktik
keperawatan
Komunikator
Ketika perawat berkomunikaasi berarti tentang siapa yang bicara,
apa yang dibicarakan, siapa pendengar dan apa responnya
Komunikan
a. Karakteristik pengetahuan
b. Ruang lingkup pengalaman
c. Perbedaan karakteristik individu
Pesan
a. Informasi keperawatan
b. Intruksi
c. Motivasi
d. Media Komunikasi
e. Ketersediaan media
f. Kehandalan
g. Kbiasaan penggunaan media
Umpan Balik(feed Back)
a. Neutral feedback Eksternal
b. Internal
c. Direck feedback
d. Indereck feedback
e. Inferential feedback ( dari komunikasi masa)
f. Verbal feedback
g. Nonverbal feedback
h. Zero feedback
i. Positif feedback
j. Negatif Feedback
k. Lingkungan
l. Fisik
m.Psikologis
n. Sosial
o. Waktu

Tehnik Komunikasi efektif


 Ciptakan Lingkungan yang Kondusif
 Hargai penampilan dan harga diri pasien
 Posisi Petugas Kesehatan (dokter/perawat/nakes lain) Dengan
Pasien
 Menyamakan Tujuan Perlunya Komunikasi Berlangsung
 Pusatkan perhatian pada pasien
 Berikan pelayanan kesehatan yang efisien
 Naikkan harga diri pasien
 Bina hubungan baik dan harmonis dengan pasien
 Berikan penjelasan dan informasi sebaik mungkin
 Ketahuilah apa yang diinginkan pasien
 Jelaskan pelayanan atau tindakan medis yang akan dilakukan pada
pasien.
 Apabila dokter atau perawat tidak mampu melayani alihkan pada
tenaga kesehatan lain yang lebih mampu
Prinsip Komunikasi efektif
a. Keterbukaan
b. Respeck atau peduli
c. Empati
d. Care
e. Sikap positif
f. Sikap mendukung
g. Rendah hati
Komunikasi secara Umum
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ANAK
➢ Definisi Komunikasi:
• Proses yang melibatkan usaha-usaha untuk
Mengelompokan, memilih, mengirimkan lambang sehingga
membantu seorang pendengar/penerima untuk menyusun
arti lambang yang dikirim oleh pengirim berita
• Komunikasi berhubungan dengan emosi, suara hati,kondisi
fisik, dll yang menyangkut kehidupan manusia
➢ Komunikasi menyangkut tiga aspek ketrampilanyait
• Ketrampilan menyampaikan TDD; ketrampilan berbicara,
menulis
• Ketrampilan menerima TDD; ketrampilan mendengarkan
dan membaca tulisan
• Ketrampilan berkomunikasi tanpa kata-kata ( non verbal
communication )
➢ Komponen-komponen komunikasi
• SenderPengirim/komunikator
• Message Pesan/informasi
• Receiver Penerima pesan
• Channer Media yang digunakan
• Objective Tujuan
➢ Faktor yang mempengaruhi komunikasi yangberhasil
• Situasi sesuai
Waktu tepat
• Pesan jelas
➢ Macam komunikasi
• Komunikasi verbal;
Komunikasi yang diucapkan dengan kata-kata atau
disampaikan tertulis

• Komunikasi non verbal; komunikasi yang menggunakan ;


1. Bahasa tubuh
- Ekspresi wajah, pandangan mata
- Gerakan tubuh, penampilan
2. Tinggi nada, kecepatan bicara, volume dan intonasi
3. Proxemics; jarak dan sentuhan
➢ Komunikasi dibagi menjadi 2 macam HABER (1987):
1. Komunikasi intrapersonal
Individu berbicara pada / dengan diri sendiri,
exp: seorang perawat: “pertama saya bertemu klien,
kemudian
menyampaikan maksud tujuan serta berkenalan , dst….”
2. Komunikasi interpersonal
• Terjadi antara dua orang atau lebih
• Melibatkan komunikasi verbal dan nonverbal
• Ada 3 macam :
a. Komunikasi sosial

• Terjadi antara berbagai orang


• Topik: pekerja, politik , dsb
• Sifat hub. Individunya superfisial
b. Komunikasi collegial
• Terjadi antara sejawat (kolega)
• Punya tujuan dan bekerjasama dengan klien
• “bisa” besifat rahasia berhubungan dengan etik
keperawatan

c. Komunikasi fasilitatif
• Terjadi antara klien dengan petugas kesehatan/
penolongannya.
• Isi komunikasi sangat “berarti” membahas klien lebih
dalam
• Sebagai proses, komunikasi ini berfokus pada klien yang
butuh pertolongan
• Komunikasi fasilitatif punya 3 tujuan:
(1) Menggali perasaan, perilaku pengalaman seseorang

(2) Memberi pengertian tentang peran orang2


yang“berarti” bagi klien untuk dapat membantu
mengidentifikasi masalahnya
(3) Merupakan kegiatan yang langsung memecahkan
masalah klien

➢ Komunikasi terapeutik
Yaitu: hub. Interpersonal dimana prwt – klien memperoleh
pengalaman belajar bersama dan memperbaiki pengalaman
emosional klien

Komunikasi terapeutik :
• Tujuan spesifik
• Sarana berbagi pikiran, perasaan dalam rangka
membentuk keintiman dengan orientasi masa sekarang.

➢ Ciri-ciri Komunikasi Terapeutik


1.EMPATI
2. TRUST (Rasa percaya)
3. Validasi
4. PERHATIAN
5. Mengangguk
6. Sentuhan/kontak yang tepat

B. Komunikasi Dengan Keluarga

Komunikasi dengan keluarga merupakan proses segitiga


anatara perawat, orang tua, dan anak. Walaupun orang tua
merupakan focus penting dalam
berkomunikasi segi tiga, saudara kandung, sanak keluarga
lainnya dan pengasuhnya juga merupakan bagian dari
proses komunikasi.

Langkah-langkah proses komunikasi dalam keluarga:


1. Mendorong orang tua untuk berbicara
2. Mengarahkan pada pokok permasalahan
3. Mendengarkan
4. Diam sejenak
5. Bersikap empati
6. Meyakinkan
7. Menentukan masalah
8. Memecahkan masalah
9. Mengadaptasi bimbingan
10.Menghindari hambatan-hambatan komunikasi

Hambatan yang mempengaruhi proses hubungan dalam


berkomunikasi:
• Sosialisasi kepada sasaran yang tidak tepat
• Memberi nasehat-nasehat yang tidak ada kaitannya dan
yang tidak diperlukan
• Memberikan dorongan sepintas
• Melindungi suatu situasi/opini
• Menawarkan keyakinan yang kurang sesuai
• Memberikan pujian yang stereotipi
• Menahan ekspresi emosi dengan pertanyaan tertutup
• Menginterupsi & menyelesaikan kalimat seseorang
• Lebih banyak bicara dari pada orang yang diintervensi
• Membuat konklusi yang menghakimi
• Mengubah focus pembicaraan dengan sengaja

C. KOMUNIKASI DENGAN ANAK


Essensi komunikasi Dua unsur penting dalam komunikasi
untuk memahami fungsi pertukaran pikiran dan perasaan,
yaitu:
1. Harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi
ruang yang mereka
2. Anak harus memahami bahasa yang digunakan orang lain.
Misalnya: anak
• PERHATIKAN LINGKUNGAN
➢ Ramah,seperti suasa.na di rumah dengan tempat bermain
dan mainannya
➢ Kebisingan yang dalam batas toleransi
➢ Didampingi/berdekatan dengan ortu
➢ Aman

• KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL


➢ Bicara pada anak sejajar mata anak
➢ Gunakan bahasa yang mudah & dikenal anak
➢ Gunakan kalimat singkat ,kelompok kata dan kalimat
sederhana yang tidak lengkap adalah paling baik bagi anak

➢ Jangan marah/membentak
➢ Biarkan anak menjalin hubungan yang merupakan bukti
bahwa ia mulai bercakap-cakap dengan anda,
➢ Percakapan yang ribut dapat merupakan cara menarik
perhatian anakgunakan sentuhan sebagai alat komunikasi
➢ Berkomunikasi melalui bonekanya dan menggambar
untuk expresikan perasaan.
➢ Perhatikan komunikasi verbal anda. anak memperhatikan
senyuman,
kerutan, seperti halnya marah,gembira dsb. “expresi harus
sesuai dengan verbal”.
➢ Diatas segala-galanya jujurlah pada anak.

Teknik Berkomunikasi Dengan Anak


1. Melalui orang ketiga
2. Bercerita
3. Biblioterapi: buku/majalah, membantu anak
mengexpresikan perasaan dan mendorong anak beraktivitas
spt dlm cerita tsbt.
4. Menyebutkan keinginan untuk mengetahui keluhan anak.
5. Rating scale. Untuk usia sekolah : mengkaji nyeri.

6. Pro-kontra: ajukan satu situasi.


7. Menulis dan diskusi dengan anak.
8. Menggambar, sebagai proyeksi kepribadian secara
spontan.
9. Bermain, efektif dpt mengetahui perkembangan
fisik,intelektual dan sosial

D. PERKEMBANGAN BAHASA ANAK


Perkembangan pikiran tersebut dimukai usia 1,6- 2 th dg laju
perkembangan sbb:
1. Usia 1,6 th
Anak menyusun pendapat positif “bapak makan”
2. Usia 2,6 th
Anak menyusun pendapat negatif “bapak tidak makan”
3. Usia > 2,6 th
• Kritik “ini tidak boleh,ini tidak baik”
• Keragu2an “barangkali,mungkin”
• Menarik kesimpulan analogi ayahnya tidur karena sakit,
melihat ibunya tidur
anak mengatakan “ibu tidur karena sakit”
E. BENTUK KOMUNIKASI PRA-BICARA
1, tangisan
2. Celotehan
3. Isyarat
4. Ungkpan emosional
F. PERAN BICARA DALAM KOMUNIKASI
Bicara merupakan ketrampilan yang harus dipelajari yang
terdiri dari:
Pertama kata, yaitu aspek motorik bicara, kemampuan
mengeluarkan bunyi t
Tertentu dalam komunikasi
1.persiapan fisik
2. Persiapan mental
3. Model untuk di tiru
4.Kesempatan praktek/untuk berlatih
5.Motivasi dan tantangan
6. Bimbingan

Setiap individu berbedadalam ukuran kualitas kosa kata,


tergantung pada kondisi yang mempengaruhi:
• Factor kesehatan
• Kecerdasan
• Keadaan social ekonomi
• Jenis kelamin
• Keinginan yang kuat untuk berkomunikasi
• Dorongan dari lingkungan
• Ukuran keluarga dalam hal anak mendapat kesempatan
berlatih
• Urutan kelahiran
• Metode pelatihan
• Kelahiran kembar, yang mendorong anak untuk
berkomunikasi hanya dengan saudara kembarnya
• Hubungan dengan teman sebya
• Kepribadian
• Memuaskan kebutuhan dan keinginan
• Meminta perhatian dari orang lain
• Meningkatkan hubungan social
• Menentukan penilaian social
• Sebagai dasar penilaian diri
• Sebagai prestasi akademik

G. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKEMBANGAN BAHASA
1. Kesehatan secara umum
2. Intelegensi
3. Status sosek
4. sex/ jenis kelamin → ce 2 th: perkembangan cepat
5. Hubungan keluarga

H. KOMUNIKASI SESUAI TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK


Proses berpikir anak-anak dimulai dari yang kongkret ke
fungsional sampai akhirnya kepada yang abstrak.
Komunikasi pada anak dapat dilakukan sesuai dengan
tingkat perkembangannya, anatara lain:
- Masa Bayi
• Penggunaan komunikasi nonverbal
• Mereka akan tersenyum dan mendekat bila situasi
menyenangkan dan akan menangis bila tidak menyenangkan

• Bayi dapat merespon tingkah laku non verbal pemberi


perawatan, mereka akan tenang dengan kontak fisik yang
dekat.
• Bayi yang lebih besar memusatkan perhatian pada dirinya
dan ibunya sehingga setiap orang asing akan merupakan
ancaman baginya, untuk itu orang tua harus mengawasi
reaksi bayi ketika digendong orng lain.
• Lebih banyak komunikasi nonverbal,mengungkapakan
kebutuhan dg menangis krn lapar, haus,sakit,kesepian
diatasi dg digendong,dibelai,bicara halus,dipeluk/dipangku.
1. Bayi < 6 bulan
Perilaku: menggerak2kan tangan, kaki,menendang untuk
dapat perhatian
(tepuk2 tubuh). Berhenti untuk men dengar
suara,tersenyum, menoleh, mendekat(suara pelan).
2. Bayi > 6 bulan
• berpusat pada diri dan ibunya,
• takut terhadap orang asing:menangis,
• menirukan bunyi,
• bereaksi bila dipanggil namanya,
• membuet expresi wajah dan suara bila lihat
gambar,menunjuk sesuatu yang diinginkan.

Masa Toddler dan Prasekolah


• Pada usia ini umumnya anak sudah mampu berkomunikasi
baik secara verbal maupun non verbal
• Anak dibawah usia 5 tahun, hamper semuanya egosentris,
mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan
dirinya sendiri dan hanya dari sudut pandang mereka sendiri
• Anak tidak dapat membedakan anatara fantasi atau
kenyataan
• Waktu pemeriksaan anak perlu menyentuh alat-alat
yangakan digunakan dalam pemeriksaan agar dia mengenal
dan tidak merasa terasing, gunakan kalimat singkat dan
kata-kata yang familiar bagi anak, karena anak memahami
kalimat yang pendek, sederhana dan penjelasan yang
konkret.
• Anak < 5 TAHUN
✓ Sangat Egosentris
✓ Takut Terhadap Ketidak-tahuan

CARA MENGATASI:
Beri kesempatan menyentuh benda gunakan kata-kata
singkat dan mudah dikenal, beri pujian atas hal-hal yang
dicapai, pandangan sejajar, berlutut

• 18 bulan paham 10 kata


✓ Kelompok kata sering diulang (Echolalia)
✓ Perintah sederhana dipatuhi, tidak tau benar-salah
Usia 3 tahun 900 kata
✓ kata-kata tersebut paling banyak mengapa, apa, kapan,
tidak
• Usia 4 tahun
Kata-kata menunjukkan marah
• Usia 5 tahun
Bicara >>, kata-kata besok, bicara khayalan.
Masa Usia Sekolah
• Anak berusia 5-8 tahun kurang mengandalkan pada apa
yang mereka lihat
• Mereka butuh penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi
tidak membutuhkan pengesahan dari tindakan yang
dilakukan.
• Pada masa ini anak sudah dapat memahami penjelasan
sederhana dan mampu mendemonstrasikannya
• Anak perlu diizinkan untuk mengekspresikan rasa takut
dan keheranan yang dialaminya

• Anak 5 tahun >


Bahasa lengkap (why, how, what) dilaksanakan
• ANAK USIA 8-12 TAHUN
Dapat berfikir abstrak sehingga mudah menjelaskan dengan
contoh melalui benda secara langsung.

Masa Remaja
• Masa ini anak berpikir dan berperilaku antara anak dan
orang dewasa
• Bila mengalami ketegangan mereka mencari rasa aman
yang biasa didapatkan pada masa kanak-kanak
• Perawat harus menghindari sikap menilai atau
menghakimi terhadap apa yang dilakukan
• Remaja harus diberi kesempatan mengekspresikan
perasaannya
• Remaja butuh diskusi dalam menangani masalahnya
sehingga penjelasan tentang persepsi remaja yang kurang
tepat sangat penting dilakukan
Senang diskusi / debat

• Bahasa gaul dalam gank-nya / sebaya


• Dengan teman bicara banyak / dengan ortu ><
• Bicara dikaitkan tentang idola / heroisme
• Bicara konseptual / idealisme
• Ortu sebaiknya sebagai teman agar komunikasi lancar, beri
support,

I. KOMUNIKASI TERBAIK DENGAN ANAK ADALAH SEBAGAI


BERIKUT:
1. Nada suara
2. Mengalihkan aktifitas
3. Jarak interaksi
4. Marah
5. Kesadaran diri
6. Sentuhan

J. TEKNIK BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK


Tehnik non verbal
a. Tehnik orang ketiga
• Teknik ini menggunakan ekspresi perasaan orang ketiga,
seperti dia atau mereka

• Teknik ini mengurangi perasaan terancam dari pada


langsung bertanya
pada anak bagaimana perasaannya?
• Cara ini memberikan kesempatan setuju atau tidak setuju
tanpa ingin bertahan
• Misalnya perawat mengatakan “kadang-kadang bila
seseorang jatuh sakit,perasaan-perasaan marah dan sedih
karena dia tidak mampu berbuat seperti apa yang orang lain
perbuat”
Teknik pendekatan seperti ini memberi kesempatan pada
anak dalam tiga pilihan:
1. Menyetujui, penuh harapan dan mengungkapkan
perasaannya
2. Tidak setuju
3. Tetap diam, mungkin memepunyai suatu perasaan tetapi
tidak mampu mengekspresikannya pada saat itu

b. Neuro linguistic programming (NLP)


• Teknik pendekatan ini relative baru
• Pendekatan ini untuk mengerti proses komunikasi yang
memperhatikan
cara/gya/kelakuan dimana informasi dapat diterimadan
dimengerti oleh individu
• Dalam komunikasi biasnya orang menggunakan satu dari
tiga sensorik
seperti; penglihatan, pendengaran, kinestetik
c. Fasilitative responding
d. Bercerita (story telling)
e. Bibliotherapy
f. Fantasy
g. Mimpi
h. Pertanyaan “bagaimana bila”
i. Tiga permintaan (tree wishes)
j. Rating game
k. Word association game
l. Sentenoe completion (melengkapi kalimat)
m. Pros and cons
Tehnik verbal
a. Menulis
b. Menggambar
c. Gerakan gambar keluarga
d. Sosiogram
e. Menggambar bersama dalam keluarga
f. Bermain

Komunikasi Terapeutik Klien Gangguan Fisik


A. Definisi
Gangguan fisik adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai kekurangan pada anggota tubuh atau terganggunya
sistem organ dalam tubuh, sensorik, dan motorik pada tubuh
B. Etiologi
1. Faktor ekternal
2. Faktor internal
Komunikasi klien gangguan pendengaran
1. Media komunikasi: media komunikasi yang paling sering
digunakan ialah media visual.
2. Pasien menangkap pesan bukan dari suara yang dikeluarkan orang
lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya
Sikap dan gerakan kita dapat ditangkap oleh indra visual si pasien.

Introduction
1. Kepekaan tehdp bunyi tidak ada atau berkurang
2. Kemampuan verbal terbatas atau miskin kata
3. Proses belajar kosakata terhambat karena gangguan mendengar
4. Tingkat baca tulis rendah
Teknik komunikasi
1. Bahasa isyarat
2. Membaca bibir
3. Materi tulis
4. Verbalisasi oleh klien
5. Memperkeras bunyi
Sikap ketika berkomunikasi
1. Bersikap penuh perhatian
Hindari sambal berjalan, mengunyah, memalingkan muka,
menggerakkan kepala, cahaya yang menyilaukan
2. Bersikap wajar
a. Jangan tegang dan kaku ketika mengartikulasi kata
b. Gunakan kalimat yang sederhana
c. Pastikan klien mendengar yang disampaika
d. Berdiri berhadapan dengan klien tidak boleh lebih dari dua
meter
Komunikasi klien gangguan Penglihatan
A. Teknik komunikasi
1. Posisi Yang dapat dilihat klien.
2. Sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran kita ketika berada
di dekat pasien.
3. Berbicaralah dengan menggunakan nada suara normal bila kondisi
pasien tidak memungkinkan pasien menerima pesan verbal secara
visual. Dalam kondisi ini, nada suara kita memegang peranan besar
dan bermakna bagi pasien.
4. Terangkan alasan kita menyentuh atau mengucapkan kata – kata
sebelum melakukan sentuhan apapun pada pasien.
5. Informasikan kepada pasien ketika kita akan meninggalkan
ruangan atau meninggalkan pasien / memutus komunikasi.

Komunikasi klien gangguan Wicara


A. Etiologi
Gangguan wicara dapat terjadi akibat kerusakan organ lingual,
kerusakan pita suara, ataupun gangguan persarafan
B. Teknik
1. Perhatikan mimik dan gerak bibir
2. Perjelas dengan mengulang kembali
3. Gunakan bahasa isyarat, tulisan, gambar atau simbol bila
diperlukan.
4. Memperhatikan setiap detail komunikasi sehingga pesan dapat
diterima dengan baik.
C. Format SP komunikasi
1. Kondisi pasien
2. Diagnosis keperawatan
3. Rencana keperawatan
4. Tujuan
5. SP KOMUNIKASI ( Fase orientasi, fase kerja dan terminasi
D. Format SP
1. Fase terminasi
Evaluasi subjektif/objektif Rencana tindak lanjut Kontrak yang
akan datang
2. Fase kerja
Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang akan
dicapai/dilakukan
3. Fase orientasi
Salam terapeutik Evaluasi, validasi Kontrak
E. Kondisi pasien
1) Jelaskan sejak kapan ibu merasa sesak semakin berat.”
2) “Pada saat apakah sesak akan terjadi.
3) “Pemeriksaan kadar hemoglobin penting dilakukan untuk
mengetahui kemampuan ikatan antara Hb dan oksigen.”
DIAGNOSA
“Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diketahui
bahwa kadar hb ibu rendah sehingga kemampuan angkut oksigen ke
jaringan kurang yang mengakibatkan ibu merasa sesak.”
“Sesak yang ibu alami karena adanya gangguan pada transportasi
oksigen.”
PERENCANAAN
“Saluran napas ibu tidak bersih, saya merencanakan untuk melakukan
pengajaran tentang latihan napas dan batuk efektif.”
“Untuk mengencerkan lendir dan membebaskan jalan napas ibu, saya
akan melakukan nebilizer 2 kali sehari pagi dan sore.”
IMPLEMENTASI
“Saya akan mulai mengajarkan bagaimana cara bernapas dan batuk yang
efektif. Apakah ibu sudah siap?”
EVALUASI
“Setelah dilakukan nebulizer, jalan napas ibu telah kembali terbuka
sehingga tidak ada lagi suara napas yang keluar saat ibu bernapas.”

Anda mungkin juga menyukai