SKRIPSI
Oleh
Agus Sumadi
NIM. 11250002
Pembimbing:
v
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Hanya atas berkat
Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Waktu yang memburu serta
segera menyelesaikannya. Tidak lupa shalawat serta salam untuk junjungan kita,
kekasih tercinta: Nabi Muhammad SAW, sosok sempurna yang jasanya begitu
terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu peneliti ingin
Kesejahteraan Sosial.
2. Ibu Andayani, S.IP, MSW selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
5. Ibu Budi Hadiastuti,S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Juara yang telah
6. Guru BK, Guru Wali Kelas dan Orang Tua Wali yang telah peneliti jadikan
vii
7. Bapak Ibu dosen jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan
9. Mas dan mbak serta ponakan peneliti yang selalu memberikan dukungan
apabila dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan.
Peneliti
Agus Sumadi
11250002
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
x
8. Aktivitas Kurikuler....................................................................................37
9.Sarana Prasarana........................................................................................38
10. Aktivitas harian.......................................................................................39
12. Susunan Pengurusan................................................................................40
BAB III:Gangguan Kesehatan Mental Yang Dialami Anak Dari Keluarga
Broken Home Di Sekolah Dasar Juara Yogyakarta..............................................41
A.Profil Anak Broken Home.............................................................................41
1. Kasus AH .................................................................................................42
2. Kasus AY .................................................................................................45
3. Kasus R ....................................................................................................46
4. Kasus Af ...................................................................................................48
5. Kasus L.....................................................................................................50
B. Gangguan dan Dampak Anak Broken Home. ..............................................52
C.Dampak Kesehatan Mental terhadap anak Broken Home .............................59
BAB IV: PENUTUP..................................................................................................66
A. Kesimpulan ...................................................................................................66
B. Saran-saran ...................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
1. Kesehatan Mental
2. Anak
atau tidak akan tetapi dikatakan anak. Batasan anak adalah individu yang
1 Dr. Zakiah Daradjad, KESEHATAN MENTAL, ( Jakarta : PT. Gunung Agung 1982 ). hlm.
2 Undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1 ayat (1)
2
3. Broken Home
pecah sedangkan Home artinya rumah secara istilah Broken Home adalah
rumah tangga yang berantakan yaitu kurangnya perhatian dari orang tua
brutal dan susah diatur. Broken Home sangatlah berpengaruh pada mental
anak, sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja salah satu
semua itu dilakukan atas dasar karena mereka hanya ingin cari simpati pada
harmonis/bercerai.
perceraian orang tuannya, padahal sebenarnya Broken Home bukan hanya anak
yang berasal dari orang tua yang bercerai, tetapi juga anak yang berasal dari
keluarga yang tidak harmonis4 . Broken Home disini dialami oleh beberapa anak
terhadap Guru Bimbingan Konseling beberapa waktu yang lalu terdapat 12 anak
tersebut dari 11 keluarga karena ada yang kakak beradik akan tetapi dari 11
dalam keluarga Broken Home dapat dilihat dari dua aspek yaitu karena struktur
keluarganya tidak utuh yang disebabkan salah satu orang tua meninggal, dan
apabila orang tua tidak bercerai tapi tidak pernah dirumah. atau tidak tinggal
keluarga tersebut tidak berfungsi dengan baik. Konflik keluarga bisa terjadi
Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya krisis dalam sebuah keluarga: (1)
Kurangnya komunikasi antara suami dan istri, hal ini biasanya terjadi karena
keduanya sibuk bekerja dari pagi hingga malam hari sehingga mereka tidak
punya waktu untuk mengurus anak dan tidak adanya kesempatan untuk
berdiskusi dengan anak-anaknya. (2) Sikap egois antara suami istri yang
pertengkaran yang terus menerus. (3) Masalah ekonomi disini terlihat dari
kemiskinan dan gaya hidup dimana sebuah keluarga dengan penghasilan yang
rendah sedangkan biaya hidup yang semakin hari semakin sulit atau biaya hidup
konflik dalam keluarga, jika pendidikan relatif sama atau lumayan tinggi pada
suami ataupun istri maka wawasan tentang keluarga dapat dipahami oleh
Masalah perselingkuhan terjadi karena beberapa hal seperti sudah tidak adanya
rasa kasih sayang diantara keduannya, adanya tekanan dari pihak ketiga dalam
hal ini yang dimaksud yaitu mertua, dan adanya kesibukan diatara keduanya.
(6) Jauh dari agama disini suami ataupun istri telah meninggalkan ajaran agama
mampu tidak memiliki akses sarana dan prasarana dasar yang memadai, dengan
kualitas perumahan dan pemukiman yang jauh di bawah standar kelayakan serta
pendapatan dari mata pencaharian yang tidak menentu/tidak cukup. Di sisi lain,
kehidupan mereka. Salah satu yang bisa menjadi contoh yaitu keputusan
menaikan dan menurunkan harga BBM sesuai dengan harga pasar dunia, namun
telah terjadi kenaikan bahan pokok seperti beras, cabai, gula dan komoditi
pangan lainnya. Hal ini sangat ironis karena dapat mengakibatkan munculnya
Nasional Nomer 20 Tahun 2003 yang berbunyi bahwa pendidikan adalah usaha
mewajibkan semua warga negara Indonesia yang berusia 7- 12 tahun dan 12-15
keluarga. Berdasarkan alasan di atas wajib belajar 9 tahun sebagai salah satu
sekolah dasar yang diperuntukan bagi masyarakat yang kurang mampu yaitu
Sekolah Juara. Sekolah ini didirikan oleh Rumah Zakat yang biaya
sehingga biaya untuk menempuh pendidikan dasar di Sekolah Juara ini gratis
tanpa dipungut biaya dan tentu saja hal ini membuat beban masyarakat miskin
semakin terkurangi.9 Tantangan yang sangat berat diemban bagi para guru dan
motivasi belajar dan kepercaan diri seseorang anak sangatlah sulit karena
mereka dari keluarga seperti yang telah dijelaskan diatas. Peneliti tertarik untuk
C. Rumusan Masalah
mental yang dialami oleh anak dari keluarga Broken home terkait gangguan
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan mental yang dialami oleh anak dari
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
E. Tinjauan Pustaka
ada, tetapi penulis ingin mengkaji beberapa karya ilmiah yang relevan dengan
mengontrol emosi mereka seperti anak merasa kecewa, frutasi dan ingin
keputusan orang tua untuk berpisah seperti anak menjadi terpukul, prestasi
dirinya.
4. Dampak perceraian terhadap empati yaitu sering iri dengan teman karena
dan bahkan bisa menghilangkan jati diri dan identitas fungsi sosialnya. 10
Kasus Pada Keluarga Ibu Muslimah dan Ibu Kartika Di Desa Bruju Pangkah
Kulon Ujung Pangkah Kabupaten Gresik) hasil penelitian ini adalah faktor-
faktor penyebab perceraian dan dampak perceraian terhadap mental anak yaitu
asusila.11
Medan Tutungan, yang berisi dampak perceraian orang tua terhadap jiwa anak
dari sebelum bercerai hingga perceraiaan terjadi, hal ini terjadi karena setelah
menurun semenjak terjadinya perceraian yang semula 90% menjadi 60% hal ini
Di Pusat Layanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso Diah Utami
11 Uswatun Hasanah, berjudul Dampak Perceraian Terhadap Mental Anak (Study Kasus
Pada Keluarga Ibu Muslimah dan Ibu Kartika Di Desa Bruju Pangkah Kulon Ujung Pa ngkah
Kabupaten Gresik) skripsi, Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Dakwah, 2011.
12Wahyu Rishadi, Wahyu Rishadi berjudul Dampak Perceraian orana tua Terhadap
Pendidikan Agama Anak Di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tutungan .
13 Dedy Haryanto, Konseling Pada Keluarga Broken Home Di Pusat Layanan Terpadu
Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso Diah Utami Yogyakarta , Skripsi, Fakultas Dakwah UIN
SUKA Yogyakarta 2008.
10
penelitian saya yaitu objek yang saya teliti tidak hanya berfokus dari keluarga
namun juga saya juga terfokus terhadap gangguan kesehatan mental anak
Broken Home.
F. Kerangka Teori
1. Kesehatan Mental
sendiri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan dan penyakit
jiwa.
11
dengan cara yang wajar lalu ia akan melepaskan tanggung jawab dan
d) Buang air yang tidak disadari (ngompol) buang air yang tidak
disadari hal ini bisa saja terjadi terhadap semua orang tetapi biasanya
hal ini terjadi karena akibat gangguan jiwa, tekanan perasaan atau
ingin diperhatikan.
psyhopathy adalah segala perasaan yang tidak puas, konflik jiwa dan
15 Dr. Zakiah Daradjad, KESEHATAN MENTAL, ( Jakarta : PT. Gunung Agung 1982 ) hlm.
33-52.
13
tahun.
j) Pola (tidak bisa tidur atau tidur secara terus-menerus) tidur terjadi
16
Diunduh dari http://www.pondokpemulihan.com/tanda-tanda-orang-yang-beresiko-
tinggi-terkena-gangguan-jiwa/ pada tanggal 4 November 2015.
14
yaitu adanya rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah
gejala saja.
adalah orang yang sering lupa itu semua apabila dibiarkan akan
2. Tinjauan Anak
A. Definisi Anak
perkembangan mentalnya, awal ini dimulai dari kontak sosial dan dia
bahwa mereka bukan lagi anak-anak tapi orang dewasa, sehingga peran
B. Perkembangan Anak
a) Pada usia 0-2 tahun anak mengalami tahap sensorimotor, pada tahap
pada tahap ini anak mulai berfikir secara rasional. Dalam tahap ini
beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai
ukuran dan struktur tidak hanya secara fisik namun juga ukuran dan
22 Diunduh http://bidanku.com/psikologi-perkembangan-anak-usia-dini#ixzz3qxUWIwYU
pada tanggal 4 November 2015.
23 Rifa Hidayah, Psikologi Pengasuhan Anak , (Yogyakarta: Malang Press, 2009) hlm. 2.
24 Agnes Tri Harjoningru,et al,Dkk,Peran Orang Tua dan Praktisi Dalam Membantu
Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Teori dan Tren Pendidikan, (Jakarta: Prenada, 2007).
hlm.13.
19
G. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 25 Hasil
yang relevan dari “Kesehatan Mental Anak Dari Keluarga Broken Home”
2005), hlm. 3.
26 Ibid., hal. 3.
20
a. Subjek Penelitian
anak.
2) Ibu Q dan bapak Ar selaku wali kelas siswa yang menjadi objek
penelitian tersebut.
3) 5 orang tua siswa yang menjadi objek penelitian yang dimana orang tua
lingkungan masyarakat.
b. Objek Penelitian
27 Burhan Bungin, “Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
Sosial Lainnya”, (Jakarta Kencana, cetakan kedua, 2008), hlm. 76.
21
Broken Home”.
dengan menggunakan sumber data primer, dan lebih banyak pada teknik
a. Metode Observasi
partisipasi.29
b. Metode Wawancara
yang lain, atau dari dari topik yang satu ke topik yang lainnya. 30
Wali kelas, dan orang tua dari 5 anak yang sedang mengalami atau
c. Metode Dokumentasi
3) Analisis Data
fakta yang ada. Data-data yang telah terkumpul tersebut, diseleksi dan
suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan baru yang disebut sebagai
a. Reduksi data yaitu proses penyeleksian dan pemilihan semua data atau
b. Penyajian data yaitu menyusun data atau informasi yang diperoleh dari
sumber.
H. Sistematika Pembahasan
Isi skripsi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama dan
bagian akhir. Adapun sistematika bagian awal terdiri dari halaman judul, nota
penelitian ini. Sebagai landasan awal dalam melakukan penelitian. Bab ini
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
pembahasan.
Bab II, berisi mengenai gambaran umum Sekolah Dasar Juara Yogyakarta.
Bab ini menguraikan profil Sekolah Dasar Juara Yogyakarta, meliputi sejarah,
letak dan batas wilayah, data siswa, visi dan misi, struktur organisasi
Yogyakarta.
Bab III, berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu
Bab IV, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan terhadap semua
uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-
Juara Yogyakarta).
65
BAB IV
PENUTUP
Anak Dari Keluarga Broken Home” (Study Kasus di SD Juara Yogyakarta). Maka
A. Kesimpulan
merasa capek dan ia cenderung mudah marah, suka menggerutu dan acuh
b. Histerya dari hasil penelitian ini dialami 1 anak gejalanya karena anak
di sini terlihat anak ketakutan dan berteriak ketika melihat orang yang
mirip ayahnya.
perasaan yang tidak puas, konflik jiwa dan tekanan perasaan yang tak
karena adanya rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri,
ketenangan anak akibat perilaku orang tua yang sering bertengkar, suka
dialami oleh 2 anak yang gejalanya tingkah laku yang dipengaruhi oleh
B. Saran-Saran
2. Penelitian ini dilakukan hanya disatu sekolah, maka untuk kedepannya agar
cakupan penelitian yang lebih luas dan adanya perbandingan antara sekolah
Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Teori dan Tren Pendidikan,
Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso Diah Utami Yogyakarta, Skripsi,
2013).
Offset,2005).
2009),
(Yogyakarta:Ar-Ruzz media,2012).
Prof.Dr.H. Sofyan S. Willis. Konseling Keluarga (Family Counseling),
Press, 2009).
(Bandung:Alfabeta, 2009).
(Study Kasus Pada Keluarga Ibu Muslimah dan Ibu Kartika Di Desa Bruju
Medan Tutungan.
Press,2008).
https://www.wattpad.com/109290389-broken-home-not-story-definisi pada
http://www.pondokpemulihan.com/tanda-tanda-orang-yang-beresiko-
tinggi-terkena-gangguan-jiwa/ pada tanggal 4 November 2015.
http://ciricara.com/2013/04/24/ciricara-ciri-ciri-orang-yang-mengalami-
sakit-jiwa/ pada 6 November 2015.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SD JUARA DARI DEPAN
RUANG GURU
PERPUSTAKAAN