SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2022
PERSEMBAHAN
akhirnya penulis telah mampu melewati proses demi proses dalam penyelesaian pendidikan
S1 ini. Semua ini bukanlah semata-mata perjuangan penulis seorang diri melainkan ada do‟a-
do‟a yang selalu terucap dari orangtua untuk anaknya dan yang telah berjuang untuk
memfasilitasi anaknya dalam menempuh pendidikan selama ini. Semoga Allah selalu
memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada kedua orang tua saya. Aamiin Ya
Robbal‟alamiin. Dengan segala kerendahan hati dan memohon ridho Allah, penulis
persembahkan hasil perjuangan yang sederhana ini sebagai kado terindah yang InsyaAllah
akan memberikan senyum indah diwajah mereka yang dengan tulus berdo‟a untuk
iii
MOTTO
iv
KATA PENGANTAR
Subhanahuwata’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Salallah Alayhi
Wassalam yang telah membimbing manusia dari alam kegelapan ke alam terang benderang.
Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru”. Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan saran dan perbaikan dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Disamping itu tidak terlepas dari berbagai
dorongan, bimbingan, dan bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Rektor Universtas Islam Negeri Sultan Syarif Kaim Riau Bapak Prof. Dr Hairunnas
M.Ag.
2. Bapak Dr. Kusnadi, M.Pd, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
3. Bapak Dr. H. Zuriatul Khairi, M.Ag., M.Si, Selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Vivik
Shofiah, S.Psi., M.Si, selaku Wakil Dekan II, Ibu Dr. Yuslenita Muda, S.Si, M.Sc,
selaku Wakil Dekan III Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
v
4. Ibu Ricca Angraeni Munthe M.A selaku pembimbing, terimakasih atas semua waktu,
bimbingan dan pengarahan yang telah ibu berikan dengan ikhlas dan sabar dari awal
5. Ibu Sri Wahyuni, M.A., M.Psi., Psikolog, selaku dosen penguji terimakasih atas
masukan, pemikiran dan saran yang telah diberikan kepada peneliti demi kemajuan
skripsi ini.
6. Ibu Yuli Widiningsih, M.Psi, Psikolog selaku Penasehat Akademik, terimakasih atas
dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada peneliti dari awal hingga akhir
perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan, semoga menjadi bekal dan berkah yang
8. Seluruh staff akademik dan bagian umum Fakultas Psikologi UIN SUSKA, terimakasih
telah membantu peneliti dalam tiap proses administrasi terkait keperluan pengerjaan
skripsi ini.
9. Kedua orangtua tercinta Bapak Mahmuddin dan Ibu Roslaini yang selalu ikhlas
sayang yang tak terhingga kepada peneliti demi kebahagian dan kesuksesan dalam
10. Kepada saudara kandung saya mbak Hesti Razon dan abang Wawan Hadinata yang
juga tanpa henti memberi dukungan secara moril maupun materil dalam proses
11. Kepada teman-teman Class F angkatan 2014 yang tidak bisa disebutkan satu persatu
vi
12. Kepada teman-temanku di PKBI Riau yang telah selalu bersedia memberikan bantuan
yang sangat berarti dalam proses pengerjaan skripsi ini sehingga peneliti banyak
13. Kepada seluruh staff Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru yang
14. Teruntuk seluruh responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, tanpa
bantuan dan kontribusi para responden penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan.
Semoga segala amal baik yang telah kalian berikan mendapat keridhaan dan balasan
yang setimpal dari Allah azza wa jalla. Tiada makhluk yang sempurna di dunia ini termasuk
peneliti yang pastinya tak luput dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun demi sebuah kesempurnaan sangat peneliti harapkan dari para pembaca.
Harapan peneliti semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam
Peneliti,
vii
DAFTAR ISI
viii
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 25
1. Populasi ................................................................................................ 25
2. Sampel .................................................................................................. 25
3. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 26
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 26
1. Skala Geriatric Depression Scale ........................................................ 26
2. Skala Interaksi Sosial ........................................................................... 28
F. Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 29
1. Validitas .............................................................................................. 29
2. Uji Daya Beda Aitem .......................................................................... 30
3. Reliabilitas .......................................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data................................................................................. 35
BAB V PENUTUP............................................................................................... 52
A. Kesimpulan ............................................................................................... 52
B. Saran ......................................................................................................... 53
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Blue print Geriatric Depression Scale (GDS Setelah Pengujian. 31
Tabel 3.4 Blue Print Geriatric Depression Scale (GDS) Untuk Penelitian . 32
Tabel 3.5 Blue print Skala Interaksi Sosial Setelah Pengujian ................... 33
Tabel 3.6 Blue print Skala Interaksi Sosial Untuk Penelitian ..................... 34
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA
LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KHUSNUL KHOTIMAH
PEKANBARU
Oleh:
Wiko Tri Widodo
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok yang sangat rentan mengalami depresi. Depresi pada lansia
disebabkan oleh kurangnya kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pada diri akibat
kemunduran fisik, mental dan sosial yang dialami. Kondisi fisik dan psikis yang menurun
membuat lansia terpaksa mengurangi aktivitas sehari-hari sehingga mengalami penurunan
dalam interaksi sosial. Interaksi sosial yang baik merupakan suatu hal yang penting bagi
lansia karena interaksi sosial memberikan dampak terhadap kondisi psikologis lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara ilmiah hubungan antara interaksi sosial
dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah
Pekanbaru. Sampel penelitian adalah lansia sebanyak 47 lansia. Data penelitian ini diperoleh
dengan menggunakan skala Geriatric Depression Scale (GDS) dengan koefisien reliabilitas
0,714 dan skala interaksi sosial dengan koefisien reliabilitas 0,926. Teknik analisis data yang
digunakan yaitu korelasi pearson product moment dengan bantuan SPSS 25.00 for windows.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara
interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul
Khotimah Pekanbaru dengan r = -0,893 dan signifikansi p = 0,000 (sig<0,05). Dengan
demikian, hipotesis diterima, yang mana semakin baik interaksi sosial maka akan semakin
rendah tingkat depresi pada lansia.
xii
CORRELATION BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH THE LEVEL OF
DEPRESSION IN ELDERLY AT PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KHUSNUL
KHOTIMAH PEKANBARU
By:
Wiko Tri Widodo
Faculty of Psychology
State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau
ABSTRACT
Elderly are a group that susceptible to depression. Depression in elderly is caused by lack of
ability in adapt to changes in self as a result of physical, mental and social decline.
Deteriorating physical and psychological condition have forced elderly to reduce their daily
activities, hence experiencing a decrease in social interaction. Good social interaction is an
important thing for elderly because it affects psychological condition in elderly. This study
aims to scientifically determine the correlation between social interaction and the level of
depression in elderly at Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru. The
sample in this study is elderly as many as 47 elderly. The data obtained using Geriatric
Depression Scale (GDS) with reliability coefficient 0,714 and social interaction scale with
reliability coefficient 0,926. The data analysis technique used is Pearson Product Moment in
SPSS 25.00 for windows. The result of correlation analysis showed there is a negative
significant correlation between social interaction with the level of depression in elderly at
Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru with r = 0,893 and p = 0,000
(p<0,05). Therefore, the hypothesis is accepted, the better the social interaction, the lower the
level of depression in elderly.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidupnya yang disertai dengan berbagai karakteristik pada tiap tahapannya. Tahap
akhir dari suatu perkembangan seseorang berada pada tahap dewasa akhir, yang
juga disebut dengan lansia. Menurut World Health Organization (WHO) individu
akan disebut dengan lansia ketika mencapai usia 60 tahun. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 11,34%
Lansia merupakan suatu tahap lanjut dari rentang proses kehidupan yang
terjadi secara alami dan ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ketika individu
memasuki masa lansia, maka individu tersebut akan mulai memperlihatkan gejala
penurunan kondisi fisik, mental dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).
Beberapa permasalahan atau kemunduran yang akan muncul pada masa lansia
Akan tetapi, tidak setiap lansia mendapat dukungan sosial yang baik dari
1
2
diperhatikan oleh keluarganya. Keluarga yang enggan merawat lansia atau yang
ke panti sosial sebagai suatu pilihan alternatif. Pemerintah Provinsi Riau di Kota
Pekanbaru memiliki panti sosial satu-satunya yang berada dibawah naungan Dinas
Sosial yang bernama Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah. Panti sosial
ini menjadi tempat bagi para lansia yang ada di Kota Pekanbaru untuk tinggal dan
menetap. Usaha ini dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Riau dengan tujuan agar
para lansia yang ada di Kota Pekanbaru dapat terawat dengan lebih baik dan
yang selalu tepat dan cocok untuk para lansia dikarenakan segala fasilitas, situasi
dan kegiatan yang terdapat di panti tidak sepenuhnya dapat diterima oleh semua
lansia untuk menggantikan suasana rumah (Syukra, dalam Sari, Arneliwati & Sri,
bahwa terdapat perbedaan antara lansia yang tinggal di panti werdha dan lansia
tinggal di panti karena adanya dukungan dari keluarga yang dapat membantu
3
lansia mencapai tujuan dan mengatasi masalahnya. Perbedaan tempat tinggal yang
dijalani oleh lansia sangat berpengaruh dan memiliki peranan penting terhadap
lingkungan baru adalah banyaknya lansia yang mengalami depresi (Jamini, dkk,
2020).
gejala yang berhubungan dengan beberapa hal, seperti mood, kognitif dan gejala
kehilangan minat pada hobi atau kegitan rutin yang biasanya dilakukan, tidak
berguna, hingga munculnya pikiran tentang kematian dan ide bunuh diri. Pada
membuat keputusan. Sementara pada gejala fisik, individu akan menjadi mudah
lelah, kekurangan energi, gerak yang melambat dan pola tidur yang berubah, serta
nafsu makan dan tingkat aktivitas yang menurun (Pratt & Brody, 2014).
Depresi pada lansia merupakan suatu akibat dari banyaknya stressor yang
kekuatan fisik dan kemunduran kesehatan serta penyakit fisik, kedudukan sosial,
beradaptasi dengan lingkungan dan tempat tinggal yang baru (Friedman, dalam
Sehanto, 2013). Gejala depresi yang dapat diamati pada lansia adalah seperti
gejala yang muncul pada lansia maka semakin baik, begitupun sebaliknya
semakin banyak gejala yang muncul maka akan semakin berat depresi yang
dialami oleh lansia (Sehanto, Widodo & Aniroh, 2013). Depresi pada lanjut usia
juga memiliki potensi mengarah ke perilaku bunuh diri jika tidak mendapatkan
mengarah ke perilaku bunuh diri seperti gejala rasa cemas, rasa putus asa yang
besar, rasa tidak berharga, gangguan tidur berat, dan gangguan pola makan.
Gangguan depresi pada lanjut usia tersebut akan memperburuk kualitas hidup dan
faktor, salah satunya adalah faktor tempat tinggal. Lansia yang berada di panti
sosial dan yang berada dirumah memiliki perbedaan tingkat depresi. Perbedaan
tingkat depresi pada lansia berdasarkan tempat tinggal didukung oleh penelitian
dari Sari, Arneliwati & Sri (2015) yang mengkaji tentang perbedaan tingkat
depresi antara lansia yang tinggal di PSTW dengan lansia yang tinggal di tengah
keluarga. Penelitian ini menemukan hasil bahwa lansia yang tinggal di panti sosial
memiliki tingkat depresi lebih tinggi daripada lansia yang tinggal di tengah
Anggrainy, dkk (2018) juga menggambarkan hal serupa, lansia di PSTW Khusnul
bahwa tempat tinggal dapat memberikan pengaruh pada kondisi psikologis lansia.
Perbedaan perhatian yang diterima dan suasana yang dialami oleh lansia di
lingkungan keluarga dan lingkungan panti sosial dapat berdampak pada intensitas
berinteraksi dengan anggota keluarga seperti anak dan cucu yang biasanya
didapatkan dirumah tidak lagi ditemukan dan dirasakan oleh lansia yang tinggal di
panti sosial. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi psikologis lansia, seperti
munculnya perasaan negatif. Perasaan negatif ini dapat berupa perasaan kesepian,
penyesuaian dengan lingkungan baru di panti sosial bagi para lansia juga menjadi
Arneliwati & Sri, 2015). Pihak-pihak yang berhubungan dengan lansia diharapkan
dapat menciptakan suasana yang dapat membuat lansia secara aktif melakukan
hubungan sosial. Individu pada periode lansia sangat perlu untuk menjaga
6
kelompok sebagai salah satu langkah pencegahan gangguan psikologis yang dapat
yang baik dengan lingkungan sekitar merupakan salah satu aspek dari interaksi
sosial.
individu satu dengan lainnya yang dapat mengubah perilaku, sikap, atau tindakan
individu lain (Sunaryo, 2015). Interaksi sosial merupakan hal yang penting dan
dalam Jamini, 2020). Hubungan dengan orang lain dan komunikasi memainkan
peranan penting dalam kehidupan lansia. Seiring dengan penurunan yang terjadi,
membutuhkan bantuan dan peran dari orang lain. Hubungan antar sesama lansia,
lansia dalam melakukan interaksi sosial dapat mengalami penurunan. Lansia akan
cenderung untuk menghindar dan menutup diri dari orang lain. Lansia juga akan
memiliki kecenderungan untuk mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan
sebagian besar lansia yang tinggal di panti sosial lebih sering berada di kamar,
7
jarang berkumpul dan berkomunikasi dengan lansia lain maupun petugas panti
perasaan isolasinya semakin meningkat dan kondisi ini rentan terhadap depresi
(Sehanto, 2013). Lansia sangat perlu untuk dapat mempertahankan hubungan dan
terhadap kehidupan kejiwaan lanjut usia. Hubungan sosial yang tercipta dan
terjalin baik dengan sesama akan menciptakan kejiwaan yang sehat, begitupun
(Sarwono, dalam Sehanto, 2013). Oleh karena itu, lansia sangat perlu untuk
Keterkaitan antara interaksi sosial dan depresi pada lansia sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sehanto, Widodo & Aniroh (2013) yang meneliti
tentang hubungan antara interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lansia. Hasil
lansia dengan depresi rendah memiliki interaksi sosial yang baik, dan lansia
dengan depresi tinggi diketahui memiliki interaksi sosial yang buruk. Hal ini
dapat menjadi alasan penting bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan lansia
untuk dapat memperhatikan sisi interaksi sosial yang dialami oleh lansia dalam
penelitian tentang hubungan antara interaksi sosial dengan tingkat depresi pada
lansia di PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru. Selain itu, alasan lain yang
penelitian mengenai hubungan antara interaksi sosial dengan tingkat depresi pada
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan antara interaksi sosial dengan
tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Khusnul Khotimah
Pekanbaru?”
C. Tujuan Penelitian
dengan depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werda Khusnul Khotimah
Pekanbaru
D. Keaslian Penelitian
yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, meskipun
berbeda dalam beberapa hal, seperti subjek, jumlah subjek, serta variabel
antara interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna
interaksi sosial dengan happiness pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian
adalah terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan happiness pada lansia.
Semakin tinggi interaksi sosial, maka akan diikuti semakin tingginya happiness,
sebaliknya semakin rendah interaksi sosial maka tingkat happiness pada lansia
menjadi rendah. Kesamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti adalah pada variabel bebas yang digunakan yaitu sama-sama
korelasional. Sementara perbedaan dari penelitian ini terletak pada variabel terikat
variabel terikat. Selain itu, perbedaan juga terletak pada lokasi penelitian, jumlah
subjek, dan juga karakteristik subjek yang digunakan. Penelitian ini menggunakan
interaksi sosial terhadap kesepian dan kualitas hidup pada lansia di UPTD Griya
Werdha Jambangan Surabaya. Hasil dari penelitian ini adalah variabel interaksi
sosial sama-sama memiliki hubungan dengan kesepian dan kualitas hidup lansia.
Penelitian ini memiliki kesamaan pada variabel bebas yaitu variabel interaksi
sosial, alat ukur interaksi sosial yang digunakan serta subjek penelitian yaitu
10
lansia yang tinggal di panti sosial. Sementara perbedaan dari penelitian ini terletak
pada jumlah variabel terikatnya yaitu dua variabel, lokasi penelitian serta analisis
self efficacy dengan kesejahteraan psikologis lansia yang tinggal di panti werdha.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
interaksi sosial dan self efficacy dengan kesejahteraan psikologis. Interaksi sosial
yang tinggi akan membuat tingkat kesejahteraan psikologis lansia menjadi tinggi,
kesejahteraan psikologis pada lansia. Persamaan dari penelitian ini adalah pada
salah satu variabel bebas yang digunakan yaitu variabel interaksi sosial dan subjek
yang digunakan adalah lansia yang tinggal di panti sosial. Sementara perbedaan
dengan penelitian ini terletak pada jumlah variabel yang digunakan yaitu dua
variabel bebas dan satu variable terikat, lokasi penelitian, alat ukur serta analisis
(2014) berjudul hubungan antara tingkat depresi lansia dengan interaksi sosial
lansia di Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak Boyolali. Hasil dari penelitian ini
hubungannya adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat depresi maka
dengan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan, yaitu variabel depresi
variabel bebas dan terikat. Peneliti menggunakan interaksi sosial sebagai variabel
bebas dan tingkat depresi sebagai variabel terikat. Perbedaan lainnya adalah pada
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi
1. Definisi Depresi
suatu gangguan mental yang ditandai dengan munculnya beberapa gejala yang
munculnya perasaan bersalah dan tak berguna, mulai kehilangan minat dalam
seksual serta keinginan untuk menarik diri dari lingkungan dan menghindari
gangguan yang dapat dilihat pada orang yang mengalami depresi seperti adanya
gangguan mental yang ditandai dengan gejala-gejala seperti kehilangan mood dan
12
gairah, perasaan sedih dan bersalah, gangguan berpikir serta kehilangan minat
2. Aspek-Aspek Depresi
a. Dysphorric Mood
b. Withdrawal-Apathy-Vigor
kesenangan.
c. Worry
d. Cognitive Impairment
a. Dimensi biologi
b. Dimensi sosiokultural
c. Dimensi psikologi
d. Dimensi sosial
Dimensi sosial meliputi stres dan kurangnya social support dari orang-
orang di sekitarnya.
B. Interaksi Sosial
sosial merupakan suatu hubungan antar individu yang bersifat saling timbal
sosial yang berinteraksi dengan sesama yang bertujuan tidak hanya untuk
Interaksi sosial juga dapat dipahami sebagai suatu hubungan sosial yang
Selain pendapat diatas, interaksi sosial juga dapat dimaknai dengan suatu
hubungan saling mempengaruhi antara individu satu dengan lainnya yang dapat
merupakan suatu hubungan sosial dinamis dan timbal balik antar individu atau
interaksi yaitu:
a. Kerjasama
kerjasama yang terjadi atas dasar tertentu, seperti adanya kontrak atau
b. Akomodasi
Akomodasi dapat bermakna dua hal, yaitu untuk menunjuk pada suatu
pada suatu proses yaitu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk
suatu kelompok.
sosial, yaitu:
a. Faktor Imitasi
pada copy atau peniruan terhadap perilaku orang lain. Menurut sifatnya,
imitasi dapat dibagi dua, yaitu positif dan negative. Imitasi positif
b. Faktor Sugesti
hal yang ditujukan kepada orang lain dengan tujuan akhir orang tersebut
c. Faktor Identifikasi
membuat diri menjadi sama dengan pihak lain yang dianggap sebagai
d. Faktor Simpati
C. Lansia
1. Definisi Lansia
hingga usia 45 tahun. Individu yang memasuki rentang usia sekitar 45-65
tahun maka individu telah memasuki masa dewasa akhir atau yang disebut
individu yang berusia 60 tahun sebagai usia permulaan tua atau lansia. Menua
dan sosial.
yang penuh manfaat tidak akan dirasakan lagi oleh lansia dikarenakan periode
perkembangan manusia.
2. Ciri-Ciri Lansia
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
perubahan yang cukup drastis didalam kehidupan, baik dari segi fisik
yang tinggi.
lansia, seperti sikap keras kepala dan sisi egois yang cukup tinggi. Hal
minoritas.
c. Perubahan peran
oleh lansia, maka peran lansia pun juga akan berubah. Perubahan ini
D. Kerangka Berpikir
Individu yang sudah berusia diatas 60 tahun pada umumnya akan mulai
berbagai aspek kehidupannya, seperti kondisi fisik, mental dan sosial (Azizah,
berpikir, serta perubahan status sosial merupakan hal-hal yang akan dirasakan
oleh lansia, serta mereka dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan-
perubahan tersebut. Proses adaptasi pada lansia akan menjadi tantangan yang
lebih besar ketika lansia tinggal di panti sosial. Perasaan tidak nyaman serta
adaptasi yang tidak berjalan dengan baik terhadap perubahan fisik, mental dan
psikologis yang sering terjadi pada lansia adalah depresi (Jamini, dkk. 2020).
Depresi pada lansia menurut Adams, Matto & Sanders (2004) dapat berupa
perasaan sedih dan putus asa, perilaku menarik diri dari lingkungan, munculnya
faktor sosial, yang mana interaksi sosial yang buruk dengan lingkungan seringkali
berkorelasi dengan depresi (Sue, Sue & Sue, 2013). Interaksi sosial merupakan
suatu hubungan saling mempengaruhi antara individu satu dengan lainnya yang dapat
mengubah perilaku, sikap, atau tindakan individu lain (Sunaryo, 2015). Sebagai
makhluk sosial, lansia juga memiliki kebutuhan untuk menjalin interaksi dengan
orang lain. Interaksi sosial yang terjadi akan berdampak terhadap kondisi
psikologis yang dialami oleh seseorang, begitupun pada lansia yang mengalami
interaksi sosial yang sangat minim dengan lingkungannya akan membuat lansia
merasa minder, dan kurang percaya diri untuk membina relasi sosial (Pieter, dkk
2011).
Lansia yang memiliki interaksi sosial yang baik tentunya tidak akan merasa
kesepian dan tersisihkan dari lingkungan, dikarenakan lansia akan memiliki banyak
teman atau relasi dan memiliki aktivitas untuk mengisi waktu luang sehingga
lanjut usia tidak akan merasa terisolir serta merasa berguna dalam hidup (Sehanto,
Widodo & Aniroh, 2013). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif
antara interaksi sosial dengan tingkat depresi, artinya semakin baik interaksi sosial
pada lansia maka akan semakin rendah tingkat depresi (Jamini, dkk. 2020).
(dalam Sunaryo, 2015) yang terdiri atas kerjasama, akomodasi dan asimiliasi,
dapat dipahami bahwa interaksi sosial merupakan suatu usaha yang dilakukan
terlibat secara aktif dalam aktivitas kelompok. Hal ini akan membuat lansia selalu
dijumpai pada usia lansia yang dapat diakibatkan oleh adaptasi yang buruk dengan
perubahan fisik mental dan sosial serta adanya stressor seperti masalah kesehatan,
kematian pasangan, ekonomi, dan kedudukan sosial. Namun, lansia yang mampu
untuk selalu menjalin interaksi serta terlibat secara aktif dengan kegiatan yang
sosial atau tersisihkan dari lingkungan serta kecenderungan untuk menarik diri
dari lingkungan sosial yang merupakan pengaruh dari adanya stressor pada
kualitas hubungan sosial yang dijalani oleh lansia, dikarenakan hubungan sosial
yang tercipta dan terjalin baik dengan sesama akan menciptakan kejiwaan yang
E. Hipotesis Penelitian
signifikan antara interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lansia di PSTW
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
melihat korelasi antar variabel serta sejauh mana variasi dalam satu variabel
penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel terikat (Y) tingkat
B. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu atribut atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
adalah:
C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah
sebagai berikut:
1. Depresi
gejala seperti kehilangan mood dan gairah, perasaan sedih dan bersalah,
24
25
biasanya dilakukan.
2. Interaksi Sosial
balik antar individu atau kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain.
1. Populasi
penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha
2. Sampel
penelitian ini adalah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha
tentang kondisi dan sikap diri subjek penelitian (Azwar, 2009). Adapun skala
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Geriatric Depression Scale
yang sering digunakan untuk mengukur tingkat depresi pada lansia. Skala ini
pertama kali disusun oleh Yesavage & Brink (1983) berisikan 30 aitem yang
digunakan untuk menggambarkan tingkat depresi pada lansia. Skala ini lalu
dimodifikasi dan dikaji ulang oleh Adams, Matto & Sanders (2004) dengan
menghasilkan skala dengan jumlah aitem yang lebih sedikit dan lebih mudah
27
aitem terpilih pada skala Geriatric Depression Scale (GDS) versi pendek
Matto & Sanders yang terdiri atas 15 pertanyaan dengan format respon berupa
“Ya” atau “Tidak”. Setiap jawaban dari aitem favorable akan diberi nilai 1
jika menjawab pilihan “Ya”, dan aitem unfavorable akan diberi nilai 1 jika
dengan hasil 0-4 : tidak depresi, 5-8 : depresi ringan, 9-11 : depresi sedang,
Tabel 3.1
Blue Print Geriatric Depression Scale (GDS)
No Aspek Aitem
Indikator Jumlah
Depresi F UF
1 Dysphoric Perasaan tidak puas
Mood dengan kehidupan,
Perasaan kekosongan
dalam hidup, sering
merasa bosan, kurang
memiliki semangat,
kurang bahagia 3, 4, 15 1, 5, 7, 11, 7
sepanjang waktu,
kurang merasa bahagia
masih diberikan
kehidupan, merasa
orang lain lebih baik
terjadi
Terhadap Tingkat Kesepian Dan Kualitas Hidup Pada Lansia di UPT Griya
interaksi sosial cukup = 60 – 75%, dan interaksi sosial kurang = < 60%.
29
Tabel 3.2
Blue Print Skala Interaksi Sosial
No Aspek Aitem
Indikator Jumlah
Interaksi Sosial F UF
1 Kerjasama Orientasi individu
terhadap kelompok,
kesadaran akan adanya
kepentingan bersama, 1, 2, 3, 4, 5, 6 - 6
pengendalian untuk
memenuhi kepentingan
melalui kerjasama
1. Validitas
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes
Validasi isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi
tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Azwar 2009).
Pendapat professional dalam hal menguji validitas isi skala penelitian ini
aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan
dengan batasan rix ≤ 0,30. Dengan demikian aitem yang koefisien ≤ 0,30
dinyatakan gugur. Sedangkan aitem yang dianggap valid adalah aitem dengan
koefisien korelasi ≥ 0,30. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata
untuk menurunkan sedikit batas korelasi dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga
jumlah aitem yang diiinginkan dapat tercapai (Azwar, 2013). Dalam penelitian
ini, dikarenakan jumlah aitem yang digunakan pada skala adopsi variabel
depresi dan interaksi sosial sedikit, maka batas korelasi yang digunakan adalah
0,25.
31
Scale (GDS), terdapat satu aitem yang gugur dan 14 aitem yang valid. Nilai
Tabel 3.3
Blue Print Geriatric Depression Scale (GDS) Setelah Pengujian
No Aspek Aitem Valid Aitem Gugur
Indikator Jumlah
Depresi F UF F UF
1 Dysphoric Perasaan tidak
Mood puas dengan
kehidupan,
Perasaan
kekosongan dalam
hidup, sering
merasa bosan,
kurang memiliki
semangat, kurang 3, 4 1, 5, 7, 11 15 - 7
bahagia sepanjang
waktu, kurang
merasa bahagia
masih diberikan
kehidupan, merasa
orang lain lebih
baik
2 Withdrawal- Mengurangi
Apathy- aktivitas dan hobi,
Vigor lebih memilih 2, 9 13 - -
untuk diam 3
dirumah, tidak
memiliki semangat
berdaya, tidak
berharga, merasa - -
keadaan sekarang
tidak ada harapan
Total 9 5 1 15
Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur setelah
dilakukan pengujian, maka disusun blue print skala Geriatric Depression Scale
(GDS) yang baru untuk penelitian yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Blue Print Geriatric Depression Scale (GDS) Untuk Penelitian
No Aspek Aitem
Indikator Jumlah
Depresi F UF
1 Dysphoric Perasaan tidak puas
Mood dengan kehidupan,
Perasaan kekosongan
dalam hidup, sering
merasa bosan, kurang
memiliki semangat,
kurang bahagia 3, 4 1, 5, 7, 11 6
sepanjang waktu,
kurang merasa bahagia
masih diberikan
kehidupan, merasa
orang lain lebih baik
berharga, merasa
keadaan sekarang tidak
ada harapan
Total 9 5 14
diperoleh hasil 18 aitem valid dan satu aitem gugur. Nilai koefisien korelasi skala
interaksi sosial berkisar antara 0,378-0,821. Adapun rincian aitem yang gugur
Tabel 3.5
Blue Print Skala Interaksi Sosial Setelah Pengujian
No Aspek Aitem Valid Aitem Gugur
Interaksi Indikator Jumlah
F UF F UF
Sosial
1 Kerjasama Orientasi individu
terhadap
kelompok,
kesadaran akan
adanya
1, 2, 3, 4, 5,
kepentingan - - - 6
6
bersama,
pengendalian
untuk memenuhi
kepentingan
melalui kerjasama
2 Akomodasi Menjalin
komunikasi
dengan 9, 10, 11, 7 - 8
7
lingkungan, 12, 13
menghindari atau
menyelesaikan
konflik
3 Asimilasi Toleransi dalam
masyarakat, sikap
menghargai orang 15, 16, 17,
14 6
lain, mengurangi 18, 19 - -
perbedaan paaham
antar kelompok
Total 16 2 1 19
34
Berdasarkan aitem yang valid dan membuang aitem yang gugur setelah
dilakukan pengujian, maka disusun blue print skala Geriatric Depression Scale
(GDS) yang baru untuk penelitian yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Blue Print Skala Interaksi Sosial Untuk Penelitian
No Aspek Aitem
Indikator Jumlah
Interaksi Sosial F UF
1 Kerjasama Orientasi individu
terhadap kelompok,
kesadaran akan adanya
kepentingan bersama, 1, 2, 3, 4, 5, 6 - 6
pengendalian untuk
memenuhi kepentingan
melalui kerjasama
3. Reliabilitas
Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka dari 0 sampai 1,00. Semakin
windows. Apabila nilai alpha cronbach semakin mendekati nilai 1 maka dapat
Tabel 3.7
Koefisian Reliabilitas
No Variabel Cronbach‟s Alpha
1 Depresi 0, 714
2 Interaksi Sosial 0, 926
variabel depresi dan interaksi sosial adalah reliabel. Hal ini dapat dilihat dari
nilai koefisien skala interaksi sosial dan koefisien skala depresi berada diatas
0,60, dimana nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60 (α > 0,60) merupakan syarat
minimal suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel (Ghozali, 2001).
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi product moment.
Tujuan dari teknik ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel interaksi
sosial (X) dengan depresi (Y). Teknik analisis data ini menggunakan bantuan
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada hubungan negatif antara interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lansia
baik interaksi sosial yang dilakukan lansia maka semakin rendah tingkat
2. Berdasarkan hasil uji perbedaan didapatkan ada perbedaan tingkat depresi pada
3. Terdapat perbedaan tingkat depresi lansia dilihat dari usia, dimana lansia yang
B. Saran
Berikut beberapa saran yang peneliti berikan terkait penelitian yang telah
peneliti lakukan:
1. Bagi Responden
52
53
sosial baik dengan sesama lansia ataupun juga dengan perawat di panti
bagi para lansia yang tidak dapat menghadiri kegiatan bersama karena
3. Peneliti Selanjutnya
Anggrainy, V., Ainiyah, Fakhirah F., & Putri, Nidya T. (2018). Depression
Relationship with Blood Pressure in the Elderly at the Tresna Werdha
Khusnul Khotimah Social Home Pekanbaru in 2018. Journal of Widya
Medika Junior Vol. 4 No. 1 Januari 2022.
Ayuningtyas, Ratih. & Rezeki, Mudia Sri. (2019). Hubungan Depresi dengan
Status Gizi Pada Lansia di Unit Pelayanan Terpadu Panti Sosial Tresna
Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru Tahun 2019. Collaborative
Medical Journal (CMJ) Vol. 3 No. 1 Januari 2020
Fadhilah, Riesta Ridha Tri. (2018). Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan
Happiness Pada Lansia. Skripsi. UIN Sunan Ampel Surabaya.
54
Indrawati, Peny. (2019). Hubungan Interaksi Sosial Terhadap Tingkat
Kesepian dan Kualitas Hidup Pada Lansia di UPTD Griya Werdha
Jambangan Surabaya. Skripsi. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
Jamini, Theresia. Jumaedy, Fandi & Agustina, Dwi Martha. (2020). Hubungan
Interaksi Sosial dengan Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Sejahterah Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal
Surya Medika (JSM) Vol. 6 No. 1 Agustus 2020, Page 171-176
Oktaviana, Eva Surya. (2018). Hubungan Interaksi Sosial dan Self Efficacy
dengan Kesejahteraan Psikologis Lansia yang Tinggal di Panti
Werdha. Skripsi. Universitas Airlangga Surabaya.
Papalia, D., Old, S., & Feldman, R. (2007). Human Development and Aging
(10th ed.). New York: McGraw-Hill
Sue, David, Sue, Wing Derald, Sue Diane, Sue, Stanley. (2013).
Understanding Abnormal Behavior. Asia: Cengage Learning
International Office.
1. Definisi Operasional
Depresi
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur
Geriatric Depression Scale (GDS) yang disusun oleh Adams, Matto &
Sanders (2004). Alat ukur ini mengalami alih bahasa dari Bahasa Inggris ke
Bahasa Indonesia.
Keterangan Skala:
[-] Modifikasi
[] Terjemahan
Petunjuk:
dari alternative jawaban yang disediakan, yaitu: (R) Relevan, (KR) Kurang
disediakan.
Contoh:
R KR TR
1. Definisi Operasional
Interaksi Sosial
balik antar individu atau kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur
interaksi sosial yang diadaptasi dari penelitian Penny Indrawati (2019). Skala
Keterangan Skala:
[-] Terjemahan
[] Adaptasi
Petunjuk:
dari alternative jawaban yang disediakan, yaitu: (R) Relevan, (KR) Kurang
disediakan.
Contoh:
R KR TR
1. Definisi Operasional
Depresi
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur
Geriatric Depression Scale (GDS) yang disusun oleh Adams, Matto &
Sanders (2004). Alat ukur ini mengalami alih bahasa dari Bahasa Inggris ke
Bahasa Indonesia.
Keterangan Skala:
[-] Modifikasi
[] Terjemahan
Petunjuk:
dari alternative jawaban yang disediakan, yaitu: (R) Relevan, (KR) Kurang
disediakan.
Contoh:
R KR TR
1. Definisi Operasional
Interaksi Sosial
balik antar individu atau kelompok yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur
interaksi sosial yang diadaptasi dari penelitian Penny Indrawati (2019). Skala
Keterangan Skala:
[-] Terjemahan
[] Adaptasi
Petunjuk:
dari alternative jawaban yang disediakan, yaitu: (R) Relevan, (KR) Kurang
disediakan.
Contoh:
R KR TR
Nama/Inisial :
Usia :
PETUNJUK PENGISIAN
dari Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian yang ditujukan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul
kuesioner ini adalah untuk keperluan penelitian ilmiah. Identitas dan jawaban dari
penelitian.
anda, anda diminta untuk memilih salah satu dari pertanyaan dan pernyataan
tersebut sesuai dengan keadaan diri anda dengan cara memberi checklist () pada
salah satu pilihan jawaban yang disediakan, dan tidak ada jawaban yang dianggap
salah pada kuesioner ini. Pada lembar berikutnya akan terdapat dua kuesioner,
berikut.
SKALA A
No Pertanyaan Ya Tidak
SKALA B
No Pertanyaan SR KD TP
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah
1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 8
2 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 8
3 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4
4 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 11
5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 10
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 11
7 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 11
8 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 8
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 11
10 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 8
11 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
12 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4
13 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 8
14 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 7
15 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3
16 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 6
17 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 9
18 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 8
19 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 4
20 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4
21 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2
22 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
23 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8
24 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 8
25 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5
26 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10
27 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2
29 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 8
30 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 10
31 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 7
32 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
33 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
34 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 9
35 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5
36 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10
37 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5
38 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 6
39 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2
41 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
42 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2
43 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 10
44 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
45 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3
46 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 8
47 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8
Tabulasi data Penelitian Variabel Interaksi Sosial
N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah
o 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 41
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 48
4 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
6 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33
7 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 33
8 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40
9 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33
10 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40
11 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52
12 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
14 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 40
15 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 51
16 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 41
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
19 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45
20 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45
21 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52
22 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 45
23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37
25 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 41
26 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33
27 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 44
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 52
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 39
30 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 33
31 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 41
32 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 33
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 52
34 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42
35 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42
36 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 29
37 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42
38 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42
39 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42
40 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 51
41 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 52
42 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 53
43 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
45 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 42
46 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 33
47 2 2 1 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 33
LAMPIRAN D
UJI RELIABILITAS DAN
DAYA BEDA AITEM
UJI RELIABILITAS DAN UJI DAYA BEDA AITEM
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.714 15
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
VAR00001 6.13 8.505 .358 .694
VAR00002 5.66 8.708 .314 .700
VAR00003 6.04 8.172 .452 .683
VAR00004 5.87 8.462 .332 .697
VAR00005 6.17 8.666 .318 .699
VAR00006 5.79 8.302 .410 .688
VAR00007 6.17 8.666 .318 .699
VAR00008 6.11 8.445 .372 .693
VAR00009 5.70 8.648 .313 .700
VAR00010 5.83 8.623 .280 .704
VAR00011 5.87 8.679 .254 .707
VAR00012 6.11 8.575 .321 .699
VAR00013 6.21 8.867 .262 .705
VAR00014 6.21 8.693 .336 .697
VAR00015 6.09 9.123 .115 .722
B. SKALA INTERAKSI SOSIAL
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.926 19
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
VAR00001 39.26 41.412 .733 .920
VAR00002 39.26 42.412 .633 .923
VAR00003 39.21 37.606 .774 .918
VAR00004 39.45 39.383 .783 .918
VAR00005 39.34 38.838 .703 .920
VAR00006 39.11 40.749 .770 .919
VAR00007 39.02 40.978 .682 .921
VAR00008 38.91 45.601 -.051 .935
VAR00009 39.00 42.609 .410 .926
VAR00010 39.51 41.429 .378 .930
VAR00011 39.34 43.056 .553 .924
VAR00012 39.23 41.922 .699 .921
VAR00013 39.26 38.412 .701 .920
VAR00014 39.21 40.606 .821 .918
VAR00015 39.09 41.384 .582 .923
VAR00016 39.53 39.994 .770 .919
VAR00017 39.47 39.689 .769 .918
VAR00018 39.06 40.887 .717 .920
VAR00019 39.02 42.239 .474 .925
LAMPIRAN E
UJI ASUMSI
UJI ASUMSI
A. UJI NORMALITAS
Descriptive Statistics
Std.
Minimu Maximu Deviatio
N m m Mean n Skewness Kurtosis
Std. Std.
Statisti Statisti Statisti Erro Statisti Erro
c Statistic Statistic c Statistic c r c r
Depres 47 1 11 6.09 3.020 -.169 .34 -1.305 .68
i 7 1
Interak 47 27 53 38.91 6.753 .283 .34 -.661 .68
si 7 1
Sosial
Valid N 47
(listwis
e)
B. UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Depresi * Between (Combined) 363.745 13 27.980 16.514 .000
Interaksi Groups Linearity 334.503 1 334.503 197.420 .000
Sosial Deviation 29.242 12 2.437 1.438 .198
from
Linearity
Within Groups 55.914 33 1.694
Total 419.660 46
Measures of Association
Eta
R R Squared Eta Squared
Depresi * Interaksi -.893 .797 .931 .867
Sosial
LAMPIRAN F
UJI HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS
Descriptive Statistics
Std.
Mean Deviation N
Interaksi 38.91 6.753 47
Sosial
Depresi 6.09 3.020 47
Correlations
Interaksi
Sosial Depresi
Interaksi Pearson 1 -.893**
Sosial Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 47 47
Depresi Pearson -.893** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 47 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
LAMPIRAN G
UJI PERBEDAAN
UJI PERBEDAAN
Group Statistics
Std. Std. Error
JenisKelamin N Mean Deviation Mean
Depresi Perempuan 22 7.64 2.441 .520
Laki-Laki 25 4.72 2.851 .570
Group Statistics
Std. Std. Error
Usia N Mean Deviation Mean
Depresi 60-70 23 5.17 2.855 .595
71-83 24 6.96 2.971 .606