Anda di halaman 1dari 126

1

PENANAMAN SIKAP SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN IPS PADA


SISWA KELAS VIII SMP PLUS JA-ALHAQ KOTA BENGKULU.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.

OLEH :

Chusnul Oktavia Sari


Nim: 1911270029

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL.

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

FATMAWATI SOEKARNO BENGKULU

TAHUN 2023.

i
2
3
4
5

HALAMAN MOTTO

Jangan menggenggam yang tak muat di tangan.

Jangan mengejar yang langkah kakimu tak akan sampai.

Tak perlu memaksa. Tak perlu tergesa.

Jika milikmu, tak akan kemana. Jika rezekimu, pasti akan sampai juga.

v
6

HALAMAN PERSEMBAHAN.

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah Swt atas rahmat dan karunia yang
diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, dan
para pengikutnya. Sehingga peneliti mempunyai kekuatan dalam menyelesaikan
skripsi ini sebagai penutup perjuangan di bangku kuliah strata 1, skripsi ini saya
persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya bapak seno dan ibu sri rahayu yang telah mendidik
dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang melalui perhatian serta
pengorbanan dan perjuangan mereka hingga mengantarkan saya
memperoleh gelar sarjana.

2. Saudara kandung saya irsyad khairi muslih yang memberikan dukungan,


semangat serta semua keluarga besar yang tidak dapat saya sebut satu
persatu, terimakasih telah memberikan kasih sayang , doa serta motivasi
yang tak terhingga.

3. Teman-teman seperjuangan angkatan 2019, Diara Ressi Nurul Ilahi, Lucy


Andreky AS, Diah Ayu Wulandari, Riski Adi Saputra terima kasih telah
menemani dan memberikan semangat disetiap prosenya serta orang orang
baik yang telah memberikan semangat dan motivasi selama studi ini.

4. Agama bangsa dan almamater tercinta UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu


yang menjadi jembatan penghubung dalam menggapai keberhasilan ini.
Demikianlah saya mengucapkan banyak terimakasih atas segala bantuanya
dan semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT

vi
7

Nama : Chusnul Oktavia Sari.


NIM : 1911270029.
Prodi : Ilmu Pengetahuan Sosial
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penanaman sikap sosial


melalui pembelajaran IPS pada siswa, untuk mengetahui faktor penghambat
penanaman sikap sosial pada siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian field
research dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif. Metode
pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara,dan dokumentasi. Data
dianalisis dengan menggunakan langkah langkah reduksi data, display data dan
penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan
triangulasi teknik dan sumber. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penanaman
sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII smp plus ja-alhaq
kota Bengkulu dapat di tanamkan dengan guru memberikan contoh sikap positif
kepada siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas, mengkaitkan materi
pembelajaran IPS dengan sikap sosial dan memberikan kalimat positif yang
mengandung sikap sosial selama proses pembelajaran. Adapun faktor
penghambat dalam menanamkan sikap sosial positif melalui pembelajaran IPS
seperti yang pertama dari kepribadian siswa itu sendiri, lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, kemajuan teknologi.

Kata Kunci: Penanaman, Sikap Sosial Positif; Pembelajaran IPS.

vii
8

Name : Chusnul Oktavia Sari.


NIM : 1911270029.
Study Program : Ilmu Pengetahuan Sosial.

ABSTRACT

The purpose of this study was to find out the inculcation of social attitudes
through social studies learning in students, to find out the inhibiting factors in
cultivating social attitudes in students. This type of research is field research
using a descriptive qualitative approach. Methods of data collection using
observation, interviews, and documentation. The data is analyzed using data
reduction steps, data display and conclusions. Techniques for checking the
validity of data using triangulation techniques and sources. Based on the results
of research that the cultivation of social attitudes through social studies learning
in grade VIII junior high school plus ja-alhaq students in Bengkulu city can be
instilled with teachers providing examples of positive attitudes to students both in
the classroom and outside the classroom, linking social studies learning materials
with social attitudes and providing positive sentences containing social attitudes
during the learning process.The inhibiting factors in instilling positive social
attitudes through Social Studies learning are the first from the student's own
personality, family environment, community environment, technological advances.

Keywords: Planting, Positive Social Attitude, IPS learning

viii
9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberi rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada manusia sehingga dapat berfikir
dan merasakan segalanya. Satu dari sekian banyak nikmat-Nya adalah
keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Penanaman Sikap
Sosial Melalui Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP PLus Ja-alHaq Kota
Bengkulu” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah dan Tadris UIN Fatmawati Sukarno
Bengkulu.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang. Semoga syafaatnya kita peroleh hingga yaumil akhir kelak, Amin Ya
Rabbal Alamin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dalam kemampuan
pengetahuan dan penggunaan bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala upaya yang penulis lakukan


dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa ada bantuan
dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. KH. Zulkarnain, M.Pd, selaku Rektor UIN Fatmawati Sukarno


Bengkulu, yang telah memberikan berbagai fasilitas dalam menimba ilmu
pengetahuan di UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

2. Dr. Mus Mulyadi, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris
beserta stafnya, yang selalu mendorong keberhasilan penulis.

ix
10

3. M. Hidayaturrahman, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Sains dan Sosial yang


telah mendorong kami untuk terus semangat, usaha, dan fokus kepada
penulis

4. Khosi’in, M.Pd.Si selaku koordinator Prodi IPS yang telah membantu dan
memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dr. Desy Eka Citra, M.Pd. Selaku Pembimbing 1 skripsi dan pembimbing
akademik yang telah banyak memberi dukungan dan bimbingan kepada
penulis.

6. Saepudi, M.Si. selaku pembmbing 2 Skripsi yang telah banyak


memberikan bimbingan, tenaga, arahan, ide dan tempat sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi di perkuliahan di Fakultas Tarbiyah dan Tadris
UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.

7. Kedua orang tua saya bapak Seno dan ibu Sri Rahayu terima kasih untuk
segala bentuk dukungan,motivasi dan semangatnya.

Semoga dengan ilmu pengetahuan yang diberikan selama ini, peneliti dapat
lebih bermanfaat untuk orang tua, bangsa, negara serta agama sampai akhir hayat
nanti.

Wassalammu,alaikum.wr.wb

Bengkulu, 2023.

Chusnul Oktavia Sari.

x
11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
NOTA PEMBIMBING................................................................................iv
HALAMAN MOTTO...................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................vi
ABSRAK.....................................................................................................vii
ABSTRAK..................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................ix
DAFTAR ISI................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Batasan Masalah.............................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................5
E. Sistematika Pembahasan................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI.

A. Landasan Teori..
1. Pengertian Sikap Sosial............................................................8
2. Bentuk – Bentuk Sikap Sosial................................................11
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap sosial...................15
4. Ciri - Ciri Sikap Sosial.............................................................16
B. Pembelajaran IPS .
1. Pengertian pembelajaran IPS...................................................18
2. Karakteristik pembelajaran IPS................................................20
3. Tujuan pembelajaran IPS.........................................................21
4. Manfaat pembelajaran IPS.......................................................23

xi
12

C. Faktor penghambat penanaman sikap sosial..................................24


1. Faktor internal..............................................................................
2.Faktor eksternal.............................................................................
D. Penelitian yang Relevan.................................................................26
E. Kerangka berfikir............................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN.

A. Jenis Penelitian...............................................................................28

B. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................28

C. Sumber Data...................................................................................29

D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................30

E. Teknik Keabsahan Data..................................................................31

F. Teknik Analisis Data.......................................................................32

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

A.Deskripsi Data.................................................................................65

B.Hasil Penelitian................................................................................53

C. Pembahasan....................................................................................72

BAB V PENUTUP.

A.Kesimpulan......................................................................................76

B. Saran...............................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................78
LAMPIRAN – LAMPIRAN.

xii
13

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Relevan 35

4.1 Identitas SMP Plus Ja-alHa 47

4.2 Nama-Nama Guru SMP Plus Jâ-alHaq 50

4.3 Nama – nama siswa kelas VIII 51

4.4 Sarana dan Prasarana SMP plus Ja-alHaq 52

xiii
14

DAFTAR GAMBAR.

Tabel. Judul Halaman

2.1 Kerangka Berfikir 38

4.1 struktur organisasi SMP Plus Jâ-alHaq 49

xiv
15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SK Pembimbing.

Lampiran 2. SK Penelitian.

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian.

Lampiran 4. Kisi – Kisi Observasi.

Lampiran 5. Kisi – Kisi Wawancara.

Lampiran 6. Pedoman Wawancara.

Lampiran 7. Pedoman Dokumentasi.

Lampiran 8. Transkip Wawancara.

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian.

Lampiran 10. Kartu Bimbingan.

xv
16

BAB I

PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas


sumber daya manusia baik secara individu maupun sosial sebagai modal dasar
pembangunan bangsa. Era globalisasi yang terjadi sekarang ini telah banyak
berpengaruh dalam berbagai sendi kehidupan dan menimbulkan masalah
sosial.Masalah sosial yang terjadi seperti individualistis, egoistis, kurang dapat
berkomunikasi secara efektif, rendahnya empati, kurangnya rasa tanggung
jawab, tingkat disiplin yang rendah, kurangnya kerjasama dan interaksi dalam
kehidupan bermasyarakat.1
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menjelaskan tentang
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Rumusan tujuan pendidikan
ini, syarat dengan pembentukan sikap. Penanaman sikap sosial pada khususnya
tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
(IPS). Penanaman sikap sosial dapat ditanamkan melalui pendidikan formal
dapat diperoleh dari sekolah karena sekolah merupakan lembaga dari
pemerintah. Sekolah merupakan tempat terjadinya interaksi antara siswa
dengan teman dan guru.2

1
Sari, A. P., Pelu, M. F. A., Dewi, I. K., Ismail, M., Siregar, R. T., Mistriani, N., ... &
Sudarmanto, E. (2020). Ekonomi Kreatif. Yayasan Kita Menulis.h.120
2
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
17

Ilmu pengetahuan sosial adalah cabang pengetahuan yang berfokus


pada ilmu sosial dan mencakup disiplin ilmu hukum, ekonomi, sosiologi,
antropologi, dan geografi. Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu dalam dunia
pendidikan yang mencakup pada ilmu sejarah, ekonomi, ketatanegaraan,
sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan filsafat yang diseminasikan
pada pembelajaran di semua jenjang pendidikan.3
Salah satu pengertian IPS dikemukakan oleh somantri yang berpendapat
bahwa pendidikan IPS merupakan suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu
sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah masalah sosial
terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Hal tersebut
sesuai dengan karakteristik pendidikan IPS, karena dalam pendidikan IPS
menggunakan pancasila dan UUD 1945 sebagai nilai sentralnya dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional.4
Sikap sosial adalah prinsip afektif penting dalam pendidikan. Karena
hubungannya dengan pernyataan yang dibuat tentang seseorang, objek, atau
masalah yang relevan, teks secara keseluruhan dapat sangat menguntungkan
dan tidak menguntungkan. Perasaan tersebut akan mengakibatkan munculnya
perilaku tertentu yang berfungsi sebagai hasil pemikiran.5
Sikap sosial secara umum adalah hubungan interaksi antara manusia
dengan manusia yang lain, saling ketergantungan dengan manusia lain dalam
berbagai kehidupan masyarakat. Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang
terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu
sama lain dan menimbulkan perasaan sosial yaitu perasaan yang mengikat
individu dengan sesama manusia.

Sikap sosial sering digambarkan sebagai kesadaran seseorang terhadap


lingkungan sosial di sekitarnya. Keterampilan sosial biasanya diajarkan karena
3
Nasution & Lubis M. A, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Yogyakarta: Samudra Biru,
2018), hlm 03
4
Somantri, M. 2001. Mengagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Ofset, h.8.
5
Baron,Robert A.,Donn Byrne. 2005. Psikologi Sosial jilid 2 Edisi Kesepuluh (alih
Bahasa:Ratna Djuwita,dkk). Jakarta:Erlangga.h.11
18

ada rasa kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan di mana
orang tersebut berada. Perilaku sosial setiap individu dipengaruhi oleh hukum
sosial, yang memiliki hubungan dengan semua fakta atau prinsip hukum yang
relevan. Guna tercapainya tujuan pembelajaran IPS mengenai penanaman sikap
sosial yang baik di lingkungan pendidikan SMP oleh sebab itu perlu
diperhatikan metode penanaman sikap sosial yang efektif pada siswa.

Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang standar isi mendefinisikan


sikap sosial sebagai suatu sikap yang menunjukan perilaku jujur, disiplin,
santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, tetangga, dan negara. Sementara Chaplin (2009),
mendefinisikan social attitude (sikap sosial) adalah (1) satu predisposisi atau
kecenderungan untuk bertingkah laku dengan satu cara tertentu terhadap orang
lain, (2) satu pendapat umum, dan (3) tingkah laku yang ada dibawah kontrol
masyarakat. Kedua definisi tersebut mengandung arti bahwa sikap sosial
merupakan tingkah laku seseorang yang menunjukan sikap tertentu terhadap
orang lain yang dilakukan dengna cara tertentu.6

Salah satu mata pelajaran yang menjadi sarana penanaman sikap sosial
adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). IPS sebagai ilmu
pengetahuan selain memiliki tujuan akademis juga memiliki tujuan humanis,
sehingga dapat menjadi jembatan untuk menyadari peran manusia sebagai
makhluk sosial. Salah satu peran penting mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial yakni sebagai sarana penanaman sikap sosial melalui proses
pembelajaran di kelas. Peran tersebut dapat terwujud melalui peran seorang
guru. Guru adalah kunci utama yang sangat penting pada pendidikan formal
umummnya bagi siswa, pendidik sering jadi contoh teladan yang baik.
Sehingga seorang guru harus mempunyai sikap dan keterampilan yang layak
untuk pengembangan peserta didik secara menyeluruh.7

6
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi.
7
Ambros Leonangung Edu dkk, Etika dan Tantangan Profesionalisme Guru, (Bandung :
Alfabeta, 2017), hal.60.
19

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada siswa


kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu terdapat permasalahan
mengenai penanaman sikap sosial. Di ketahui bahwa penanaman sikap sosial
melalui pembelajaran IPS sudah mengarahkan siswa untuk saling tolong
menolong, bertanggung jawab,bersikap jujur dan sopan santun terhadap
sesama, namun masih terdapat siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota
Bengkulu ini tidak mengerti dan memahami mengenai sikap sosial tersebut.
Sehingga dalam penanaman sikap sosial masih belum sesuai harapan guru dan
dapat di katakan bahwa penanaman sikap sosial ini belum terwujud sesuai apa
yang di inginkan.8

Hal ini di tunjukkan dengan masih adanya siswa di kelas VIII SMP Plus
Ja-alHaq Kota Bengkulu yang kurang menerapkan sikap sosial dalam indikator
kejujuran dalam kehidupannya yaitu ketika melaksanakan ulangan harian, atau
ujian semester beberapa anak mencontek, membuat kopek an atau bahkan
melihat buku saat guru yang mengawas ujian sedang lengah, begitu juga
dengan indikator kerja sama atau tanggung jawab dimana setiap siswa sudah
memiliki kewajiban atau tanggung jawab dalam melaksanakan piket kelas
namun realitnya masih banyak siswa yang tidak melaksanakan tanggung jawab
tersebut dan lebih cenderung mengandalkan teman nya yang lain, begitu juga
dalam indikator sopan satun dimana masih terdapat siswa yang tidak
menerapkan sikap sopan santun seperti menggunakan bahasa yang tidak baik
saat berdiskusi kelompok, berbicara kotor baik di luar maupun di dalam proses
pembelajaran.Mengingat betapa pentingnya penanaman sikap sosial pada siswa
melalui pembelajaran IPS maka peniliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada siswa
kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota Bengkulu.

B. Rumusan masalah

Dalam penelitian ini dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :

8
Hasil Observasi awal yang di lakukan peneliti pada tanggal 15 mei 2023
20

1. Bagaimana penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada siswa


kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota
Bengkulu ?
2. Apa faktor penghambat dalam penanaman sikap sosial pada siswa kelas VIII
SMP Plus Ja-alHaq kota Bengkulu ?
C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penanaman sikap sosial positif
melalui pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota
Bengkulu dan apa faktor yang menghambat dalam menanamkan sikap sosial
melalui pembelajaran IPS tersebut.

D. Manfaat Penelitian.
Manfaat pada penelitian ini ada 2 yaitu manfaat teoritis dan praktis:
1. Manfaat teoritis :
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumbangsih untuk penelitian
selanjutnya yang sejenis dan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS dan
mampu diterapkan pada kehidupan nyata.
2. Manfaat praktis :
a. Bagi sekolah
Mampu meningkatkan kualitas pada sistem belajar mengajar,
kualitas dan kinerja guru dalam melakukan tugasnya secara professional
dan membantu mewujudkan harapan sekolah yaitu dengan dapat
meluluskan generasi-generasi yang bermutu yang mampu bersaing
dengan lingkungan tempat mereka tinggal.
b. Bagi guru dan siswa.
Dapat meningkatkan mutu dalam mengajar dan proses belajar
mengajar, mampu memecahkan masalah terhadap kesulitan-kesulitan
yang dialami oleh guru.Bagi siswa dapat menjadi pedoman untuk mampu
menerapkan sikap sosial dengan baik
21

c. Bagi peneliti

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.)


dan untuk memperoleh pengalaman dan wawasan secara nyata terutama
mengenai penanaman sikap sosial siswa melalui pembelajaran IPS, dan
menjadi pembelajaran buat peneliti tentang bagaimana cara menanamkan
sikap sosial pada siswa ketika menjadi guru kelak.

E. Sistematika Pembahasan.

Sistematika pembahasan adalah urutan yang teratur dan saling


keterkaitan satu sama lain dan membentuk suatu komposisi. Pada hal ini, dalam
sistematika pembahasan memberikan gambaran yang rinci mengenai isi yang
akan disusun oleh peneliti, maka akan diuraikan menjadi 3 bab secara
terperinci sebagaimana berikut :

1. BAB I.

Pada bagian ini berisi mengenai: latar belakang, fokus penelitian,


tujuan peneitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

2. BAB II.

Sedangkan pada bab ini berisi mengenai beberapa teori yang di


dalamnya meliputi:

a. Sikap sosial (pengertian sikap sosial, bentuk sikap sosial, ciri-ciri


sikap sosial, faktor penghambat dalam proses penananman sikap
sosial).

b. Pembelajaran IPS (pengertian pembelajaran IPS, karakteristik


pembelajaran IPS, tujuan pembelajaran IPS, manfaat pembelajaran
IPS,faktor faktor yang mempengaruhi pembelajaran IPS, penelitian
relevan, kerangka berfikir).

3. BAB III
22

Sementara itu pada bab ini berisi mengenai metode penelitian


yang meliputi: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan
informan, teknik pengumpilan data, teknik keabsahan data, dan teknik
analisis data.

4. BAB IV.

Pada bab 4 ini berisi tentang hasil penelitian. di dalam hasil


penelitian ini peneliti menguraikan tentang latar belakang objek yang
meliputi sejarah berdirinya SMP, lokasi dan letak geografis, keadaan
SMP serta hasil dari pembahasan penelitian.

5. BAB V.

Penutup dalam penutup ini berisikan tentang kesimpulan dari

pembahasan dan juga saran atau konsep yang telah ditemukan pada

pembahasan.

BAB II

KAJIAN TEORI.

A. Landasan Teori.
23

1. Pengertian Sikap Sosial.

Menurut kamus besar bahasa indonesia definisi sikap sosial terbagi dalam
tiga yaitu yang pertama tokoh atau bentuk tubuh, kedua cara berdiri (tegak,
teratur, atau dipersiapkan untuk bertindak), dan ketiga perbuatan dan sebaginya
yang berdasarkan pada pendirian, pendapat atau keyakinan.9

Sedangkan dalam bahasa inggris sikap diartikan dengan attitude yang dapat
diterjemahkan sikap terhadap objek tertentu yang merupakan sikap pandangan
atau perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan sikap objek itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa
attitude dapat diterjemahkan sebagai sikap dan kesedihan yang beraksi
terhadap suatu hal yang senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal dan suatu
objek.10

Dalam buku psikologi pendidikan disebutkan sikap adalah suatu


kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang
atau situasi yang dihadapi.11 Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan
atau merumuskan pengertian sikap yaitu sebagai berikut :

a. Howard dan Kendler memberi batasan bahwa sikap merupakan


kecenderungan untuk mendekat atau menghindar positif atau negatif
terhadap berbagai keadaan sosial, seperti institusi, pribadi, situasi, ide,
konsep dan sebagainya.

b. Sarlito Wirawan mendefinisikan sikap sebagai kesiapan pada seseorang


untuk bertindak terhadap hal-hal tertentu.

c. Mayor Polak berpendapat bahwa sikap adalah tendensi atau kecenderungan


yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu didalam situasi
tertentu.

9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2009), hal. 820
10
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandun: PT Rafika Aditama, 2004), hal. 160-161
11
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2014), 114.
24

d. Menurut Thomas, sikap seseorang selalu diarahkan terhadap suatu hal atau
objek tertentu. Misalnya sikap orang tua terhadap anak, sikap anak
terhadap guru, sikap masyarakat terhadap sekolah, dan masih banyak
contoh yang lain.12

Seperti yang diketahui misi moral pertama dari sekolah adalah untuk
mengajarkan nilai-nilai dasar penghormatan terhadap diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan. Nilai-nilai sikap sosial yang sebaiknya diajarkan dan
ditanamkan di sekolah adalah :. a) Kejujuran adalah salah satu bentuk nilai
dalam hubungannya dengan manusia, berarti adanya perilaku tidak menipu,
berbuat curang, atau mencuri. Ini merupakan salah satu cara dalam
menghormati orang lain. b) Disiplin diri membentuk seseorang untuk tidak
mengikuti keinginan hati yang mengarah pada perendahan nilai diri atau
perusakan diri. Tetapi untuk mengejar apa yang baik bagi diri kita dan untuk
mengejar keinginan positif dalam kadar yang sesuai.13 c) Tanggung jawab
menurut kemendiknas merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
tuhan yang maha esa d) Sopan santun berkaitan dengan menghormati orang
lain atau orang yang lebih tua. Jika kita menghormati orang lain, berarti kita
menghargai mereka. e) Toleransi merupakan bentuk refleksi dari sikap hormat,
sebuah sikap yang memiliki kesetaraan dan tujuan bagi mereka yang memiliki
pemikiran, ras, dan keyakinan berbeda-beda. Toleransi adalah sesuatu yang
membuat dunia setara dari berbagai bentuk perbedaan. f) Tolong menolong
dapat memberikan bimbingan untuk berbuat kebaikan dengan hati.

Sikap selalu berkaitan dengan respon dimana respon akan muncul apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi
antara individu. Respon merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai

12
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial Sosial (Jawa Barat: Pustaka Setia, 2015), 125
13
Ida Ayu Dewi Virani, I Putu Nanci Riastini, I Made Suarjana, “Deskripsi Sikap Sosial Kelas
V SDN 4 Penarukan Kec. Buleleng Kab. Buleleng”, E-Journal PGSD, Universitas Ganesha
Jurusan PGSD Vol:4 No:1 Tahun: 2016
25

sikap ketika timbulnya sesuatu didasarkan pada kesadaran diri oleh proses
evaluasi yang memberi kesimpulan reaksi terhadap objek sikap.

Sikap sosial (attitude) merupakan suatu cara bereaksi terhadap suatu


perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap
suatu perangsang atau situasi yang dihadapinya. Sikap merupakan penentu dari
perilaku seorang, jika dia mempunyai sikap sosial yang positif maka dia akan
menunjukkan kesenangan atau kesukaan pada suatu objek, sebaliknya jika dia
mempunyai sikap sosial yang negatif maka akan menunjukkan ketidak
senangan atau ketidak sukaan terhadap sesuatu.14

Sikap sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya,sesuai


dengan sikap sosial dalam kurikulum k13 meliputi : a) Jujur adalah perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, b) Disiplin adalah
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.c) Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa, d)Toleransi adalah sikap dan tindakan yang
menghargai keberagaman latar belakang,agama, pandangan, pendapat, sikap ,
etni, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.e) Gotong royong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas. f)
Santun atau sopan adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa
maupun bertingkah laku,g) Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis
seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak.

Sikap sosial merupakan suatu respon atau tanggapan seseorang baik secara
positif ataupun negatif mengenai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, sopan dan santun dalam proses interaksi sosial baik dengan

14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, hal. 141
26

lingkungan sosial maupun lingkungan sekitarnya. Sikap sosial juga bisa di


artikan sebagai hubungan antar sesama.

Menurut Krech sikap merupakan suatu system yang terdiri dari komponen
kognitif, perasaan dan kecenderungan untuk bertindak. Sikap merupakan
tingkat perasaan positif maupun negatif yang ditujukan ke objek-objek
psikologi.15

Sikap - sikap sosial diharapkan dapat tumbuh dan berkembang pada diri
peserta didik mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar. Nilai-nilai sosial
merupakan unsur penting di dalam pembelajaran IPS, karena melalui
pembelajaran IPS peserta didik tidak hanya dituntut untuk memiliki
pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis saja, namun juga diharapkan
memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya.16 Setelah di jabarkan mengenai mengenai sikap sosial
maka tugas utama sekolah sebagai lembaga pendidikan menjadi komponenen
penting untuk mampu menanamkan sikap sosial melalui proses pendidikan dan
pembelajaran yang di selenggarakan.17

2. Bentuk – Bentuk Sikap Sosial.

Setiap sikap yang diambil dari pengalaman dengan perkembangan


masingmasing individu, sehingga membuatnya dapat berinteraksi antar
15
Rosa, N. M. (2015). Pengaruh sikap pada mata pelajaran kimia dan konsep diri terhadap
prestasi belajar kimia. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(3).
16
Dyah Ayu Fitriyana, Trisharsiwi, “Penanaman Sikap Sosial Pada Pembelajaran Tematik.,
455-461.
17
Hakim, L. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) Pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah. Jurnal Pendidikan Agama Islam-
Ta’lim, 13(1), 37-56.
27

individu membentuk sikap-sikap sosial. Berikut beberapa bentuk sikap sosial


yaitu ;

a. Sikap Positif.

Sikap positif adalah perwujudan nyata dari suasana jiwa terutama


memperhatikan hal-hal yang positif seperti kegiatan kreatif dari pada
kegiatan yang menjemukan, kegembiraan dari pada kesedihan harapan dari
pada keputusan. Sikap positif dapat diartikan sebagai perilaku seseorang
yang dianggap sesuai dengan nilai dan norma di dalam kehidupan
bermasyarakat. Sikap sikap positif ini dapat tercermin dari tindakan disiplin,
bekerja keras, jujur, rela berkorban, hemat, dan lain sebaginya.18
Sikap positif meliputi, 1) aspek kerjasama adalah kecenderungan
bertindak untuk mencapai tujuan bersama dalam kegiatan bersama,.2) aspek
solidaritas yaitu kecenderungan dalam memperhatikan individu lainnya
bertindak.3) aspek tenggang rasa yaitu menjaga perasaan orang lain,
menghargai dan menghormati orang lain.19 aspek kerjasama merupakan
suatu hubungan saling membantu dalam mencapai suatu tujuan dan berperan
dalam berbagai kegiatan seperti bersikap mengutamakan hidup bersama
berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. aspek solidaritas adalah
kecenderungan seseorang dalam memperhatikan keadaan orang lain. aspek
tenggang rasa adalah menjaga perasaan orang lain dapat dilihat dari adanya
saling, menghindari sikap masa bodoh,menjaga dalam bertutur kata, tidak
menyinggung perasaan orang lain menghormati dan menghargai orang
lain.20
Sikap positif, kreatif, dan optimisme merupakan multisikap mental yang
melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, sehingga tetap
termotivasi, mampu bertindak, dan merasa senang menyelesaikan masalah
yang dihadapi,sehingga sikap positif membantu untuk menyadari perasaan,

18
Poerwanto, Ngalim. (2007).Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya
19
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial, …, hal. 131-133
20
Anonimus,Depdikbud,2001,Pedoman Umum Budi Pekerti,Jakarta:Balai
Pustaka.Hhlm.28.
28

pemikiran, dan keyakinan untuk memperoleh suatu kesuksesan. Orang yang


memiliki sikap positif akan bermanfaat baik diri sendiri maupun kepada
orang lain.21 Berry menjelaskan bahwa sikap positif kedisiplinan akan lebih
mudah dipahami oleh siswa, jika diimplementasikan dalam bentuk contoh
kongkrit dalam kehidupan tiap hari siswa baik di sekolah dan di
masyarakat.Maka dari itu sikap positif disiplin penting diterapkan pada
pembelajaran di sekolah pengintegrasian budaya lokal dan sikap positif
disiplin diwujudkan melalui penggalian nilai - nilai.22

Nilai nilai sikap sosial yang mengarah pada perilaku moral yang perlu di
ajarkan dan ditanamkan di sekolah meliputi kejujuran, sopan santun dan
toleransi Dalam proses belajar tidak terlepas dari proses komunikasi terjadi
transfer pengetahuan dan nilai. Guru sudah selayaknya dapat menyampaikan
materi pelajaran dengan baik melalui media sebagai sarana pendukung.23
Sikap positif siswa dapat distimulus dengan pembelajaran yang menarik
dengan memberikan inovasi pada media, metode, maupun penilaian. Sikap
positif yang muncul pada diri siswa akan memberikan motivasi yang baik,
sehingga siswa akan lebih berprestasi.24

Sikap positif yang dimiliki individu salah satunya adalah kejujuran,


individu yang menekankan kejujuran didalam kehidupan dan kesehariannya
akan merasa dirinya tentram tanpa ada tekanan batin. Ketika ucapan yang
diungkapkan tidaklah sesuai dengan kenyataan, individu akan merasa risau,
selalu dihantui dengan ketidak jujuran yang diungkapkannya kepada orang
21
Quilliam S.(2007). Positive Thinking, Jakarta: Dian Rakyat.
22
Johannes, N. Y., Ritiauw, S. P., Mahananingtyas, E., & Nurhayati, N. (2019).
Implementasi Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal Dalam Meningkatkan Sikap Positif Disiplin
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan, 3(2), 84-94.
23
Utami, Munandar.1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka
Cipta
24
Anggraini, L., & Perdana, R. (2019). Hubungan sikap dan percaya diri siswa pada mata
pelajaran ipa di sekolah menengah pertama. SPEKTRA: Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 5(2),
188-199.
29

lain, tidak sedikit individu yang merasa dirinya takut ketika bertemu dengan
orang lain karena ucapan dan perilaku dirinya telah berlaku tidak jujur. 25
Artinya sikap jujur mempunyai arti yang menyatakan bahwa individu yang
jujur mampu dengan terbuka menyatakan apa yang sebenarnya, serta
menyelaraskan antara apa yang dikatakan dan apa yang hendak dilakukan
sehingga mampu membuat lingkungan serta orang lain percaya terhadap
dirinya sendiri.26

Adapun sikap positif dalam diri seseorang ialah sopan santun adalah
suatu aturan atau tata cara yang berlangsung secara turun temurun dalam
suatu budaya di masyarakat yang bisa bermanfaat dalam pergaulan antara
sesama manusia sehingga terjalin suatu hubungan yang akrab, saling
pengertian serta saling hormat menghormati. Perilaku sopan santun
adalah suatu hal yang merupakan karakter yang harus dimiliki setiap
insan, karena mengandung nilai menghormati, menghargai, dan
menyayangi satu sama lain .27

Jadi dapat di simpulkan bahwa sikap positif akan sangat berpengaruh


dalam menciptakan hidup yang lebih bahagia, penuh harapan, dan selalu
antusias dalam beraktivitas. Memiliki sikap positif akan menghadirkan
banyak manfaat terutama dalam menjalani kehidupan seperti meningkatkan
rasa ingin tahu dan berani mencoba hal baru, meningkatkan produktivitas,
membuat hubungan dan kehidupan sosial menjadi lebih baik.

b. Sikap Negatif.

Sikap negatif merupakan kondisi dimana orang tersebut melakukan


penolakan atau menunjukkan ketidak setujuan terhadap stimulus yang
diterimanya atau objek yang dihadapinya, di dalam sikap negatif terdapat

25
Fadilah, S. N. (2019). Layanan bimbingan kelompok dalam membentuk sikap jujur
melalui pembiasaan. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 3(2), 167-178.
26
Rukajat, A. (2018). Teknik evaluasi pembelajaran. Deepublish.
27
Ahmad, A. (2022). Pengembangan Karakter Sopan Santun Peserta Didik: Studi
Kasus Upaya Guru Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah, 7(2), 278-296.
30

kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai


objek tertentu. Sikap negatif sikap yang menunjukan penolakan atau tidak
menyetujui terhadap norma yang berlaku. Maka orang yang bersikap negatif
cenderung menolak berdasarkan penilaian terhadap objek tertentu, berguna
atau berharga baginya atau tidak.28 sikap negatif adalah memunculkan
kecenderungan menjauhi, membenci, menghindari, ataupun tidak menyukai
keberadaan suatu objek.

Sikap negatif meliputi : a) emosional merupakan sifat siswa yang yang


timbul ketika siswa tersebut merasa terganggu sehingga melakukan hal-hal
negatif yang sepatutnya tidak dilakukan. Sifat emosional seperti contohnya
bermain tangan terhadap sesama temannya ketikamerasa terganggu sehingga
mereka tidak bisa menahan dirinya untuk tidak melakukan hal negatif
tersebut. b) egois atau egosentris merupakan sikap manusia yang merasa
bahwa diri sendiri yang paling penting dan utama. c) acuh tak acuh, sebagai
makhluk sosial yang dalam kehidupan tidak akan bisa hidup sendiri dan
pasti membutuhkan orang lain, oleh karena itu kita harus tolong menolong
jika ada orang yang membutuhkan bantuan kita.29 d) emosional merupakan
gangguan kepribadian historis dimana seseorang merasa sering histeris dan
berlebihan sehingga membuat seseorang sulit berkonsentrasi,mudah marah
dan berfikir rasional. e) tidak peduli terhadap sekitar merupakan bentuk atau
ekspresi dan kurangnya rasa empati terhadap keadaan sekitar.30

Sikap negatif akan timbul, bila rangsangan yang datang memberi


pengalaman yang tidak menyenangkan. Perbedaan sikap berhubungan
dengan derajat kesukaan atau ketidaksukaan seseorang terhadap obyek yang
dihadapi, atau dengan kata lain sikap menyangkut kesiapan individu untuk
bereaksi terhadap objek tertentu.31

28
Fatwikiningsih, N. (2020). Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Penerbit Andi.
29
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, 2002, Jakarta:Rineka Cipta,h.153.
30
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,1998.
31
Aisyah, S., & Fitria, A. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
HIV/AIDS dengan Pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Montasik Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Bidan Komunitas, 2(1), 1-10.
31

Pada penjelasan di atas , dapat dipahami bahwa bentuk dari sikap sosial
ada dua yaitu sikap yang positif dan sikap yang negatif. Sikap yang positif
menunjukkan penerimaan, kerjasama, melaksanakan ketentuan yang
berlaku, sedangkan sikap negatif seperti egois,emosional,dan tidak peduli
terhadap lingkungan sekitar.Sikap sosial terbentuk oleh adanya interaksi
sosial. Dalam interaksi sosial itu individu membentuk pola sikap tertentu
terhadap objek psikologis yang dihadapinya.32 Menyadari akan beberapa
komponen tersebut dalam mengajarkan sikap masing-masing komponen
secara sendiri - sendiri atau bersama-sama harus dimanipulasi demi
terbentuknya sikap positif atau negatif yang akan terbentuk.33

Dari penjelasan di atas mengenai bentuk bentuk sikap sosial maka dapat di
simpulkan bahwa bentuk sikap sosial itu terdiri dari sikap sosial positif dan
sikap sosial negatif dimana dari kedua bentuk sikap di atas memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing masing, selain itu untuk membentuk sikap sosial
tersebut di perlukan komponen penting di dalamnya dan memiliki keterkaitan
satu sama lain dalam membentuk sebuah sikap sosial.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Sosial.

Sikap sosial timbul karna adanya stimulus.terbentuknya suatu sikap sosial


itu banyak di pengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan
misalnya,keluarga,sekolah, norma, golongan agama, dan adat istiadat.sikap
tumbuh dan berkembang dalam basis sosial tertentu misalnya,ekonomi,
politik,agama dan sebagainya. Didalam perkembangan sikap banyak

32
Hartono, Dudi. 2016. Psikologi. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
33
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial Sosial (Jawa Barat: Pustaka Setia, 2015),
134- 135.
32

mempengaruhi perbedaan antara individu dan lingkungan.dengan begitu


terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sikap sosial antara lain :

a) Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan, seperti faktor keinginan. Kita tidak dapat menangkap seluruh
rangsangan dari luar melalui persepsi kita, oleh karena itu kita harus memilih
rangsangan yang akan kita dekati dan jauhi. Pilihan ini di tentukan oleh motif-
motif dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri kita. Karena harus memilih
inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dan membentuk sikap
negatif terhadap hal lainnya. b) faktor eksternal yaitu faktor yang asalnya dari
luar diri seseorang atau indvidu. Faktor ini meliputi lingkungan di sekitar
termasuk orang-orang terdekat. Sikap orang-orang atau kelompok yang
mendukung sikap, Situasi pada saat sikap itu dibentuk.34 Tentunya tidak semua
faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap, kadang-kadang satu atau
dua faktor sudah cukup. Yang menarik adalah makin banyak faktor yang ikut
mempengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap tersebut.c) faktor internal yaitu
faktor yang berkaitan dengan jasmani dan rohani yang bekerja didalam diri
seorang individu pada waktu itu, dan yang mengarahkan ke keinginan kita
terhadap objek-objek tertentu diantara keseluruhan objek yang mungkin kita
perhatikan pada waktu itu.d) faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar
individu seperti kondisi lingkungan sekitar mengenai faktor ini sikap dapat
dibentuk atau dirubah melalui interaksi kelompok dan komunikasi.35

Faktor yang mempengaruhi sikap sosial yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Dimana faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi
manusia itu sendiri.Faktor ini berupa seleksi atau daya pilih seseorang
untuk menerima dan mengolah pengaruh - pengaruh yang datang dari
luar. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi
manusia.Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya
interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia
34
Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, 2010, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 205-206
35
Gerungan, Psikologi Sosial, 2002, Bandung: Refika Aditama, h. 154-158
33

yang sampai padanya melalui alat- alat komunikasi seperti surat kabar,
dan alat komunikasi yang lainnya.36

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial seseorang ada


dua; pertama, faktor internal atau faktor dari dalam dirinya yaitu cara individu
menangani dunia luarnya dengan menyeleksi dan menentukan hal-hal yang
diterima dan ditolaknya seperti; pengalaman-pengalaman emosional, asosiasi
informasi baru dengan informasi yang lama (penilaian diri baik buruk, konsep
diri) dan pengamatan terhadap diri sendiri, pengalaman yang berulang, serta
sugesti dari dalam diri.

Adapun yang kedua adalah faktor eksternal atau faktor dari luar diri yaitu
hal-hal dan keadaan yang berada di luar diri merupakan suatu rangsangan
untuk membentuk ataupun merubah sikapnya seperti; mengamati orang lain,
adanya penghargaan dan hukuman, meniru, penerimaan dan penolakkan dari
luar diri yang berasal dari keluarga sikap seorang dipengaruhi oleh bagaimana
keluarganya bersikap karena keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dan
interaksi langsung dengan seorang. lingkungan dan teman sebaya sikap teman
yang sebaya sebagai cara penerimaan seseorang terhadap yang lain, sugesti dari
luar diri.37

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap selain faktor internal dan


eksternal sebagai berikut: 1) Pengalaman diri Pengalaman pribadi menjadi
dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus menjadi meningkatkan
kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dakam situasi yang melibatkan faktor
emosional. 2) Kebudayaan Menurut B.F Skiner menekankan pengaruh
lingkungan ( kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. 3) Orang
36
Suryani, N. (2017). Hubungan Self Esteem Dengan Sikap Sosial Remaja Serta
Implikasinya Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Dabiah Padang. Ristekdik: Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 2(1).
37
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen : Implikasi pada Strategi Pemasaran., Jakarta: Graha
Ilmu, 2008, hal. 175
34

lain yang dianggap penting kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh
keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting tersebut. 4) Lembaga pendidikan dan agama
Sebagai institusi, pendidikan dan agama mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap kuat dalam pembentukan sikap. Hal ini dikarenakan keduanya
meletakkan konsep dasar dan moral dalam diri individu.38

Hubungan timbal balik pendidikan di sekolah dan masyarakat sangat


berperan penting dalam pembinaan dukungan moral, material, serta
pemanfaatan masyarakat sebagai wadah untuk belajar. Dengan demikan peran
sekolah sangat diperlukan untukmembina dan mengembangkan sikap anak
didik menuju kepada sikap sosial yang sesuai dengan apa yang diharapkan.39

Dari pemaparan di atas mengenai faktor faktor yang mempengaruhi sikap


sosial dapat di tarik kesimpulan bahwasanya sikap terbentuk dalam
hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui
hubungan antar individu, hubungan didalam kelompok, komunikasi surat
kabar, buku, poster, radio, televisi, dan sebagainya terdapat banyak
kemungkinan yang mempengaruhi timbulnya sikap.

4. Ciri-ciri Sikap Sosial.

Sikap memiliki ciri-ciri khusus dalam diri manusia menurut Walgito ciri-
ciri sikap dalam diri manusia yang meliputi: menggambarkan manusia dengan
lingkungan. Manusia disini yaitu menggambarkan watak dan perilaku sesuai
dengan norma dan nilai yang ada. Sedangkan lingkungan menggambarkan
situasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.ciri ciri ini
38
Alimah, L. N. (2019). pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap
sikap sosial siswa pada mata pelajaran pai kelas vii di smp negeri 1 mlarak ponorogo tahun
ajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).
39
Rita Eka Izzaty, Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta: UNY Press, 2008), 114-
115.
35

meliputi : a) sikap bukan merupakan bawaan sejak lahir melainkan tindakan


nyata dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dimiliki melalui pendidikan b)
sikap dapat kita miliki melalui pendidikan dan juga pengetahuan sehingga
kapanpun bisa berubah melihat dari kondisi lingkungan tersebut, walaupun
dalam prosesnya cukup lama dalam berubah. c) akan selalu tertanam dalam
jiwa seseorang walaupun keinginan sudah tercapai. d) Berbagai macam sikap
dalam diri seseorang dan dalam tindakannya tergantung kondisi di lingkungan.
e) sikap berbeda dengan pengetahuan, dalam sikap ada faktor watak atau
motivasi tersendiri.40

Ciri-ciri sikap sosial juga disebutkan oleh Purwanto yang meliputi: a) sikap
bukan merupakan bawaan sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajarinya
sepanjang perkembangan individu tersebut b) sikap dapat kita miliki melalui
pendidikan dan juga pengetahuan sehingga kapan pun bisa berubah melihat
dari kondisi lingkungan tersebut, walaupun dalam prosesnya cukup lama dalam
berubah. c) sikap berbeda dengan pengetahuan, dalam sikap ada faktor watak
atau motivasi tersendiri. d) karakteristik dari sikap tersebut dapat berubah
sesuai pengalaman. e) sikap berdasarkan atas perasaan dan kemauan sesorang
secara bathiniyah, dan sikap dapat membedakan perilaku suatu individu dengan
individu lainnya.41 f) sikap itu dapat dipelajari dan dapat berubah bila terdapat
keadaan- tertentu yang mempermudah berubahnya g) sikap tidak berdiri sendiri
tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek h) objek
sikap dapat merupakan satu hal tertentu dapat juga merupakan kumpulan dari
hal-hal tertentu. i) sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan.42

Menurut M.Sherif ciri–ciri sikap yaitu: 1) Sikap (attitude) itu bukan


merupakan faktor hereditas atau tidak dibawa manusia sejak lahir, akan tetapi
terbentuk dan dipelajari seiring dengan perkembangan hidup yang terjadi pada
diri manusia tersebut dalam hubungannya dengan objek. 2) sikap (attitude)
dapat saja berubah-ubah bila syarat-syarat yang dapat mendukung terjadinya
40
Syamsul Arifin, Psikologi Sosial (Jawa Barat: Pustaka Setia, 2015), hlm 126
41
Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm 34
42
W.A. Gerungan , Psikologi Sosial, Bandung: PT Eresco, 1991, h. 151-152
36

perubahan itu ada, oleh karena berubah-ubah maka attitude tersebut dapat
dipelajari oleh orang atau sebaliknya. 3) Sikap (attitude) tidak semata-semata
berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan dengan objek, atau dengan kata
lain attitude itu terbentuk, dipelajari atau berubah selalu berkenaan dengan
obyek tertentu. 4) Objek sifat (attitude) tidak hanya merupakan satu hal tertentu
saja, akan tetapi juga dapat merupakan suatu kumpulan dari hal-hal tersebut,
atau dengan kata lain yang lebih singkat obyek yang terdapat dalam sikap itu
tidak hanya satu tapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek yang
serupa. 5) Pada sikap pada umumnya mempunyai segi motivasi dan emosi atau
perasaan, sifat inilah yang membedakan antara attitude dengan kecakapan
ataupun pengetahuanpengetahuan yang dimiliki seseorang.43

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sikap
meliputi, sikap berasal dari tindakan yang nyata bukan bawaan dari lahir ,sikap
dapat berubah sesuai dari pengalaman yang telah di miliki, dan sikap
merupakan cerminan dari watak seseorang dan didasari dengan keinginan
untuk melakukan suatu tindakan, sikap dapat berubah-rubah namun dapat
dipelajari dan lama kelamaan bisa menjadi semakin kuat, sikap berhubungan
dengan orang lain, sikap menggambarkan hubungan antara subjek dengan
objeknya.

B. Pembelajaran IPS.

1. Pengertian Pembelajaran IPS.

Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang dirancang untuk


mengembangkan pengetahuan dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
yang ada di lingkungan masyarakat. Pembelajaran IPS memberikan wawasan
tentang peristiwa, konsep, fakta, dan isu-isu yang berkaitan dengan sosial.
Pembelajaran IPS salah satu pembelajaran ilmu sosial yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah masalah

43
Rosyidi, H. (2012). Psikologi Sosial.
37

sosial yang muncul dilingkungan masyarakat. Mata pelajaran IPS adalah mata
pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang SD/SMP/MTS/SMA yang
didalamnya mengkaji tentang berbagai peristiwa, fakta, dan isu sosial. Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu.

Pembelajaran merupakan suatu proses kerja sama antara guru dan siswa
dengan memanfaatkan sumber dan segala potensi yang ada, baik potensi yang
ada dalam diri peserta didik itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan
dasar yang dimiliki untuk mencapai tujuan belajar tertentu. 44 Pembelajaran juga
dapat di katakana sebagai proses yang terdiri dari gabungan dua aspek yaitu
belajar yang bertumpu pada apa yang harus dikerjakan oleh siswa, mengajar
yang beorientasi pada apa yang harus dilakukan pendidik sebagai orang yang
memberi pembelajaran. Kedua aspek tersebut saling berkalaborasi secara
bersamaan yang menjadi suatu kegiatan yang terjadi pada saat melakukan
interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa disaat pembelajaran
sedang berlangsung.45

Studi ilmu sosial, atau ilmu pengetahuan sosial (IPS), adalah studi tentang
perilaku sosial yang didasarkan pada studi hukum, ekonomi, sosiologi,
antropologi, dan geografi. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pengetahuan dari
bidang pendidikan yang berfokus terutama pada pengetahuan di bidang sejarah,
ekonomi, ketatanegaraan, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan
filsafat dan diajarkan selama instruksi kelas atau oleh instruktur yang lebih
tinggi..46 Eka Yusnaldi menyatakan bahwa “IPS suatu mata pelajaran yang
mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah,
geografi, ekonomi, antropologi, dan tata negara”.47 Dengan demikan ilmu
pengetahuan sosial yang dikaji dalam penelitian ini juga memiliki makna yang
sama dengan studi sosial.
44
wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hlm 126.
45
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran. Cet 8 (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), 31.
46
Nasution & Lubis M. A, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), hlm 03
47
Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS, hal.6
38

Menurut Mackenzie Ilmu pengetahuan sosial tidak hanya diajarkan dalam


kurikulum IPS di sekolah namun ini mencakup semua mata pelajaran yang
berkaitan dengan interaksi manusia dalam ilmu sosial, serta pengetahuan sosial
apa pun yang mungkin ada dalam komunitas tertentu.48 Pendidikan IPS adalah
suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideologi negara, dan disiplin ilmu
lainnya serta berbagai masalah terkait yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah, psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar dan
menengah. Menurut UU Pasal 37 No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa
bahan kajian ilmu pengetahuan sosial antara lain ilmu bumi, sejarah, ekonomi,
kesehatan dan sebagainya.

Pada hakikatnya sikap sosial sangat berkaitan dengan mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial (IPS) sebagai ilmu pengantar yang menjadi pusat
pembelajaran segala bentuk tindakan sosial. Pembelajaran IPS adalah satuan
pembelajaran khusus untuk pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama yang terorganisasikan dan disajikan secara ilmiah berbentuk
padagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.49

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS merupakan suatu upaya


sadar yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi,
dan sosiologi yang saling terintegrasi secara konseptual dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis, pembelajaran IPS juga mampu memberikan keluasan
pengetahuan terhadap pembelajaran interaksi sosial sebagai pola tindakan
dengan tujuan membentuk sikap sosial yang sangat berpengaruh di lingkungan
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup yang luas
ataupun pada kehidupan individu itu sendiri.

2. Karakteristik Pembelajaran IPS.

48
Ischak, Pendidikan IPS di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm 131
49
Dadang Supardan, Sosial Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspekti Filosofi
dan Kurikulum, Cetakan Pertama (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 17.
39

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin


ilmu-ilmu sosial. Mata pelajaran IPS memiliki karakteristik tertentu yang perlu
untuk diketahui antara lain sebagai berikut : a) IPS merupakan gabungan dari
unsur-unsur geografi, ekonomi, sosiologi,dll. b) Pembelajaran IPS menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner
dan multidisipliner. c) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS
menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial
yaitu dimensi ruang, waktu serta nilai atau norma.50

Ilmu pengetahuan sosial memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: a)


ilmu pengetahuan sosial berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah,
ekonomi, dan sosiologi yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok
bahasan atau topik (tema) tertentu. b) Standar kompetensi dan kompetensi
dasar pembelajaran IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan
memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan c)
Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan
perubahan kehidupan masyarakat dan dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengolahan lingkungan, serta upaya pemenuhan
kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan. 51

Dalam konteks kurikulum 2013 Karakteristik pembelajaran pada setiap


satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari
tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.(Majid, 2014).52

50
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 175
51
Eka Yusnaldi, Potret Baru Pembelajaran IPS, (Jakarta :Perdana Publishing, 2019), h. 9-
10.
52
Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). Strategi Pembelajaran IPS: Konsep dan
Aplikasi.
40

Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang
bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs merupakan
integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: Geografi, Sosiologi,
Sejarah, dan Ekonomi. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan
realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.53
Dari penjelasan di atas mengenai berbagai macam karakteristik belajar ilmu
pengetahuan sosial secara langsung melalui berbagai kegiatan menarik, yang
membantu peserta didik untuk lebih memahami dan pembelajaran IPS
menekankan pada pengembangan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
yang diperlukan untuk menjadi aktif, kritis, beradab dan kesadaran sebagai
warga negara yang baik.

3. Tujuan Pembelajaran IPS.

Tujua n utama pembelajara n IPS adala h membantu mengembangka n


peserta didik untu k menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, sikap,
dan keterampila n yang memadai untu k berpera n serta dala m mewujudka n
kehidupa n yang demokrasi. Selai n itu IPS juga bertujua n untu k
mengembangka n potensi peserta didi k agar peka terhada p masalah yang terjadi
di masyarakat, memiliki sika p mental positif terhada p perbaika n segala
ketimpanga n yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah baik yang
menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. 54 Tujua n tersebut dapat tercapai
apabila program-program pembelajara n IPS di sekolah dijalankan dengan baik.

Tujuan utama dari mempelajari IPS adalah “mengembangkan kemampuan


berpikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai budaya
sosial”. Tujuan dari mempelajari IPS sebagai berikut: a) membekali anak didik
dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif
pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. b)

53
Pratiti, N., Purnomo, A., & Hermanto, F. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter
Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 34 Semarang. Sosiolium: Jurnal Pembelajaran IPS, 1(1),
72-83.
54
Dadang Supardan, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif Folosofi dan
Kurikulum, Cetakan Pertama (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 11
41

membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama


masyarakat dengan berbagai bidang keilmuan serta berbagai keahlian.c)
membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif, dan
keterampilan terhadap llingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan
integralnya. d) membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu, dan teknologi.55

Tujuan mempelajari IPS di indonesia yaitu untuk memberikan pengetahuan


yang merupakan kemampuan untuk mengulas kembali penemuan yang telah
dialami dalam bentuk yang sama atau yang dialami sebelumnya. Kemampuan
tersebut ialah kemampuan untuk menemukan informasi dan teknik dalam
pengalaman seorang peserta didik sebagai penolong untuk memecahkan
masalah-masalah baru atau pengalaman pengalaman baru. Tujuan yang bersifat
afektif yang berupa pengembangan sikap-sikap, pengertian dan nilai-nilai yang
akan meningkatkan pola hidup demokratis dan dapat menjadi penolong siswa
mengembangkan filsafat hidupnya.56

Di tingkat SMP/MTS tujua n pembelajara n IPS yang lebi h spesifi k yaitu


agar siswa mengenal konsep yang berkaita n denga n kehidupa n bermasyarakat
dan lingkungannya, agar siswa memiliki kemampua n dasar untuk berfikir
secara logis dan kritis, serta mampu memecahka n masalah, memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi, dan keterampila n dala m kehidupa n sosia l bermasyarakat.
Sika p sadar aka n permasalaha n yang terjadi di lingkunga n sekitarnya seperti
peduli, menghormati pendapat teman, saling bekerjasama, tidak berkelahi dan
sebagainya. Denga n pembelajara n IPS ini diharapka n bisa tertanam sikap
sosial yang baik pada diri siswa.57

55
Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS, hal.6.
56
Irwan Satria, Konsep dasar dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, (Bogor: PT
Penerbit IPB Pres, 2015), hal. 6
57
Akbar Sa’adun. 2015. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remja
Rosdakarya
42

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran


IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan memiliki sikap mental positif
terhadap ketimpangan yang terjadi dan terampil dalam mengatasi masalah.

4. Manfaat Pembelajaran IPS

Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang di
organisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Dengan demikian adapun
manfaat pelajaran dari IPS tersebut antara lain: a) pembelajaran IPS
membekali peserta didik mengenai pengaturan sosial yang nantinya bisa
diterapkan langsung dalam kehidupan bermasyarakat. b) membekali peserta
didik untuk mampu berkomunikasi atau berinteraksi dengan masyarakat untuk
berbagai ilmu dan keahlian. c) mempelajari IPS juga dapat membantu melatih
dan membentuk sifat teliti dan ekonomis dan mempunyai jiwa sosial tinggi. 58
d) menumbuhkan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan untuk
berkontribusi di masyarakat. e) memberikan bekal untuk mengembangkan
pengetahuan sesuai perkembangan kehidupan masyarakat ilmu pengetahuan
dan teknologi. f) membantu untuk mengetahui cara berinteraksi dengan orang
di sekitarnya baik interaksi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
g) membantu melatih dan membentuk jiwa sosial.h) mengajarkan siswa untuk
mensyukuri kehidupan yang dimilikinya karena apa yang sedang mereka jalani
saat ini merupakan bagian dari proses sosial yang harus di lewati atau jalani. 59

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pembelajaran


yang wajib dipelajari di SMP. Pembelajaran ini diberikan kepada siswa agar
memiliki manfaat : 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 2) memiliki kemampuan
58
Erning Wijayati, Modul Pelatihan Mata Pelajaran IPS, (Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal. 9.
59
Amri, S. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
43

dasar dalam berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) memiliki komitmen
dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat Pemblajaran IPS ini juga mampu dalam kegiata kehidupan
sehari- hari terdapat empat pembagian dalam pembelajaran IPS yaitu sejarah,
ekonomi, geografi, dan sosiologi.60

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa manfaat dari


pembelajaran IPS ialah dapat membantu peserta didik beradaptasi dalam
lingkungan sosialny,membekali peserta didik dalam hidup bermasyarakat yang
baik dan dapat membantu peserta didik dalam menghadapi masalah sosial
yang terjadi di lingkungan sekitar dengan lebih baik dan bijaksana. Oleh karna
itu pembelajaran IPS memiliki manfaat yang sangat penting di dalam
kehidupan seorang individu dalam menjalani kehidupan sosialnya.

C. Faktor Penghambat Penanaman Sikap Sosial.

Dalam menanamkan sikap sosial kepada siswa terdapat beberapa faktor


penghambat di dalamnya. Menurut Thoedore M. Newcomb yang dikutip oleh
Roqib dan Nurfuadi (2009: 14), kepribadian merupakan faktor yang cukup
penting bagi keberhasilan seorang pesrta didik dalam proses penanaman sikap
sosial melalui pembelajaran. kepribadian juga menentukan apakah peserta
didik tersebut menjadi siswa yang baik atau sebaliknya. Siswa yang memiliki
kepribadian yang tidak baik, seperti sering terlambat masuk kelas, kurang aktif
dalam proses pembelajaran, tidur ketika guru menyampaikan materi, biasanya
memiliki prestasi belajar yang kurang baik. Pada dasarnya kepribadian bukan
60
Alfiani, F., Kurniawati, T., & Siwi, M. K. (2018). Pengembangan Webtoon Untuk
Pembelajaran Ips (Ekonomi) Di Smp. Jurnal Ecogen, 1(2), 439-449.
44

terjadi secara serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang
panjang.61

Menurut Sullivan kepribadian adalah pola yang relatif dari situasi


hubungan yang ditandai kehidupan manusia dalam suatu organisir yang
dinamis dari sistem psiko-fisik seseorang yang menghasilkan tingkah laku,
pola pikir yang khas disetiap individunya yang dapat berdampak terhadap
perilaku,sikap sosial maupun proses dalam menanammkan sikap sosial
tersebut.62

Istilah “kepribadian” mengandung banyak arti, banyaknya arti mengenai


kepribadian ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam penyusunan
teori, penelitian, dan pengukurannya. Berikut pengertian kepribadian
diantaranya a) Sigmund Freud menyimpulkan bahwa kepribadian adalah suatu
struktur yang terdiri dari ego, ide dan super ego yang saling berintegritas
membentuk suatu wujud kepribadian, seperti sikap, pola pikir, dan tingkah
laku.b) Sedangkan menurut Browner, kepribadian merupakan corak tingkah
laku, dorongan atau keinginan, opini dan sikap seseorang.63

Faktor kepribadian merupakan salah satu faktor penghambat dalam


penanaman sikap sosial pada siswa karena faktor kepribadian siswa sendiri hal
ini terkadang butuh waktu untuk merubahnya, lembaga pendidikan memang
mempunyai peran dan fungsi dalam mendidik tetapi tidak semua siswa
mempunyai keperibadian yang baik.64

61
Hidayat, R., Sarbini, M., & Maulida, A. (2018). Peran Guru Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti dalam Membentuk Kepribadian Siswa SMK Al-Bana Cilebut Bogor. Prosa PAI:
Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama Islam, 1(1B), 146-157.
62
Aini, N. (2016). Konsep Kepribadian Pendidik (Telaah Qs. Al-Muddatstsir) (Doctoral
dissertation, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan).
63
Hidayat, F., Hernisawati, H., & Maba, A. P. (2021). Dampak penggunaan gadget
terhadap kepribadian anak sekolah dasar: studi kasus pada siswa ‘X’. Jurnal Humaniora dan Ilmu
Pendidikan, 1(1), 1-13.
64
Anwar, C. (2021). Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS Terpadu di
Madrasah Tsanawiyah 1 Annuqayah Guluk Guluk Sumenep Madura (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
45

Menurut J. Dwi Narwoko selain kepribadian, lingkungan keluarga juga


menjadi faktor penghambat dalam proses penanaman sikap sosial. Keluarga
merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses
sosialisasi manusia terutama proses sosialisasi anak. Segi penting dari proses
sosialisasi yang dilakukan oleh keluarga adalah bagaimana cara orang tua dapat
memberikan sebuah motivasi pada anak agar mau mempelajari dan mencontoh
pola perilaku yang telah diajarkan orang tua kepada anak. Motivasi yang
diberikan dapat positif yang berupa hadiah atau apresiasi pada anak dengan apa
yang telah dilakukannya. Selain itu dapat juga bersifat negatif yakni hukuman.
Hal tersebut nantinya tidak hanya mempengaruhi tingkah laku anak tetapi juga
berpengaruh pada perkembangan intelektualnya. 65

Lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak untuk


menerima pendidikan dari orang tua yang dapat mempengaruhi pola pikir dan
sikap anak. Pengaruh lingkungan keluarga sangat kuat, langsung dan dominan
kepada anak, dalam pembentukan sikap, perilaku, kebiasaan, pengetahuan dan
sebagainya.

Sebuah keluarga memiliki fungsi yang komplek seperti saling terbuka,


memperhatikan anggota keluarga, saling menghargai, dan saling
mendengarkan. Dalam sebuah keluarga orang tua akan selalu melindungi atau
mengayomi anaknya dan memberi pendidikan agar anak mampu beradaptasi
dengan lingkungan sekitar

Keluarga merupakan lingkungan hidup pertama dan utama bagi anak.


mendapat rangsangan, hambatan serta pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya baik perkembangan psikologinya maupun jiwanya. Selain
menjadi faktor pendukung, kadang lingkungan keluarga juga menjadi
penghambat dalam menanamkan sikap sosial siswa, sebagai contoh di sekolah
sudah diterapkan sikap sosial baik di dalam pembelajaran maupun di luar

65
Sudarsono, L. N. (2022). Upaya Guru Dalam Penanaman Sikap Dan Perilaku Sopan
Santun Melalui Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII B Di SMPN 1 Sambit Ponorogo
Tahun Ajaran 2021/2022 (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).
46

pembelajaran namun di rumah tidak menerapkan sikap sosial yang diterapkan


di sekolah. Ketika di lingkungan keluarga mengalami berbagai macam
kekerasan.Selain kekerasan kasih sayang orang tua yang berlebihan hal ini juga
bisa menimbulkan dampak buruk diantaranya adalah ketika sudah tumbuh
besar anak tidak matang emosionalnya ,tidak terbiasa menerima kegagalan dan
hambatan dengan mudah sekali ia mengalami kekacauan jiwa yang berakibat
pada hal yang tidak terpuji (Fika Aprilia, 2015, hal.48-49). 66 Orangtua tidak
begitu paham apa sebenarnya tujuan dari sekolah itu sendiri, bagi mereka yang
penting menyekolahkan anaknya. Hal ini biasa terjadi pada orangtua yang
terlalu sibuk dengan urusannya sehingga waktu untuk anaknya terbatas dan
akhirnya anak kurang diperhatikan oleh orangtuanya, terutamanya sikap dan
perilaku yang lepas dari pengawasan orangtua.67

Lingkungan keluarga adalah Pilar utama untuk membentuk baik


buruknya pribadi manusia agar berkembang dengan baik dalam beretika,
moral dan akhlaknya. Peran Keluarga dapat membentuk pola sikap dan
pribadi anak, juga dapat menentukan proses pendidikan yang diperoleh
anak, tidak hanya di sekolah akan tetapi semua faktor bisa dijadikan
sumber pendidikan. Lingkungan keluarga juga dapat berperan
menjadi sumber pengetahuan anak, juga dapat berpengaruh tehadap
keberhasilan prestasi siswa.68

Menurut Effendi 1995 keluarga memiliki peranan utama didalam


mengasuh anak, di segala norma dan etika yan berlaku didalam
lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua
kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan
perkembangan masyarakat ketika orng tua sering memarahi atau berbicara
dengan nada tinggi kepada anak dapat berpengaruh terhadap sikap,moral,dan

66
Shofiyuddin, A. (2019). Problematika Guru PAI dalam Membina Perilaku Sosial
Siswa. Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), 44-59.
67
SAFUTRI, D. R. (2020). Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran tematik pada
peserta didik dI MI AL-HIDAYAH 02 BETAK KALIDAWIR TULUNGAGUNG.
68
Latifah, A. (2020). Peran lingkungan dan pola asuh orang tua terhadap pembentukan
karakter anak usia dini. JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(2), 101-112.
47

perilaku anak tersebut. Keluarga memiliki peranan penting dalam


meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sikap, moral
dalam keluarga perlu ditanamkan sejak dini pada setiap individu.
Walau bagaimanapun, selain tingkat pendidikan, sikap, moral individu
juga menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembangunan.69

Selain lingkungan keluarga,lingkungan masyarakat juga menjadi faktor


penghambat dalam menanamkan sikap sosial.menurut Sudjoko lingkungan
masyarakat adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia Lingkungan masyarakat
memberikan kesempatan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi,
memperbaiki, memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana, menciptakan
pola perilaku barudan memperbaiki kualitas hidup.70

Teman sebaya yang masuk kedalam faktor lingkungan masyarakat menjadi


salah satu faktor penghambat dari penanamana sikap sosial karena ketika
bertambah umur, anak makin memperoleh kesempatan luas untuk mengadakan
hubungan dengan teman sebayanya. Sekalipun dalam kenyataannya perbedaan
umur yang relatif besar tidak menjadikan sebab tidak adanya kemungkinan
melakukan hubunga-hubungan dalam suasana bermain. 71 Pergaulan siswa
sehari-hari menentukan sikap yang dimiliki, sehingga orang-orang terdekat
seperti teman bermain sangat berpengaruh terhadap sikap sosial individu
karena dapat berpengaruh terhadap proses Mengembangkan kebiasaan dan
perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
tradisi budaya yang religius.

69
Clara, E., & Wardani, A. A. D. (2020). Sosiologi Keluarga. Unj Press.
70
Susibur Mitra Wati, T., Jailani, S., & Musyaffa, A. A. (2020). Strategi Guru Dalam
Penanaman Sikap Sosial Pada Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri Nomor 197/VII Kampung
Tujuh VIII Kecamatan Cermin Nan Gedang Kabupaten Sarolangun (Doctoral dissertation, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).
71
Ali,Mohammad.2015.Psikologi Remaja.(Perkembangan Peserta didik).jakarta.PT.Bumi
Aksara
48

Interaksi dengan teman sebaya sangatlah penting dalam membentuk sikap


setiap individu. Dalam pergaulan dengan teman sebaya juga masih
membutuhkan peran orang tua agar dapat mengarahkan anak bagaimana
memilih dan bergaul dengan teman sebaya. Teman sebaya memiliki fungsi
sebagai sumber informasi, mengajarkan peranan-peranan sosial sesuai dengan
jenis kelamin, dan mengajarkan mobilitas sosial. Bersama teman sebaya setiap
individu menemukan dan mempelajari hal-hal baru yang seringkali berbeda
dengan apa yang dipelajari dari keluarga.72 Jadi dapat di simpulkan bahwa
lingkungan masyarakat terutama teman sebaya dapat menjadi faktor
pendukung ataupun faktor penghambat dalam menanamkan sikap sosial.
Menurut M Ngafifi Kemajuan teknologi dapat menjadi faktor pendukung
ataupun faktor penghambat dalam menanamkan sikap sosial.

Pemanfaatan kemajuan teknologi yang berlebihan yang kurang


pengawasan orang tua, siswa lebih senang bermain game dari pada harus
mengerjakan tugas sekolah. Penggunaan handphone yang berlebihan kepada
siswa akan membawa dampak buruk di mana penggunaannya lebih banyak
mengakses internet dan bermain game. Kemajuan teknologi ibarat dua mata
pisau, di satu sisi sangat menguntungkan, di sisi lain bisa berbahaya.73

Menurut Henry kemajuan teknologi, sebagai sebuah perubahan teknologi


hador dengan berbaga manfaat dan inovasi yang sangat mmembantu manusia,
namun tak dapat dipungkiri bahwa pada beberapa hal membawa pngarah
negatif pula bagi masyarakat, salah satunya dengan kehadiran game online.
Pada hakikatnya game online ini sebagai sebuah alternatif hiburan bagi
masyarakat dalam menghilangkan kepenatan dari suntuknya aktivitas sehari-
72
Pratiwi, N., Sugiatno, S., Karolina, A., & Warsah, I. (2020). Peran teman sebaya dalam
pembentukan akhlak anak: Studi di MTs Muhammadiyah Curup. INCARE, International Journal
of Educational Resources, 1(4), 280-297.
73
Ula, W. R. R. (2021). Dampak Kecanduan Smartphone Terhadap Prestasi Belajar
Siswa. Tunas Nusantara, 3(1), 290-298.
49

hari, termasuk bagi siswa. Namun terkadang game online ini juga memberikan
efek negatif bagi siswa, dimana game online ini menyita banyak waktu siswa
bukan hanya waktu belajar bahkan waktu istirahat siswa itu sendiri, dan pada
akhirnya menimbulkan berbagai implikasi berupa kesehatan, sosial, dan
ketidak disiplinan siswa, baik itu disiplin belajar, serta kehadiran disekolah.74

Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa faktor penghambat dalam


menanamkan sikap sosial meliputi kepribadian,lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat,dan kemajuan teknologi. faktor faktor di ataslah yang
mempunyai pengaruh terhadap proses penanaman sikap sosial kepada siswa.

D. Penelitian Yang Relevan.

Penelitian terdahulu adalah penelusuran terhadap penelitian yang sudah


ada dan relevan dengan fokus penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini
beberapa telaah hasil penelitian terdahulu diantaranya :

Tabel 2.1. Penelitian Yang Relevan.

No Penelitian
Terdahulu Hasil Persamaan Perbedaan
1. Miftahudin, 1. Penanaman sikap 1. membahas penelitian
2018, pada sosial melalui mengenai yang akan
tesisnya yang intrakurikuler : penanaman dilakukan
berjudul pembiasaan sikap. hanya
“Penanaman membaca asmaul 2. Jenis mengkaji

74
Kurniawan, A., & Agustang, A. (2022). Faktor Penghambat tingkat kedisiplinan Siswa di
SMAN 1 BANTAENG.
50

Sikap Spiritual husna, membaca penelitian sikap


dan Sosial Alquran, yang sosial,
Peserta Didik pembelajaran digunakan sedangkan
Pada pendidikan agama adalah pada
Kurikulum Islam, bimbingan kualitatif. peneliti
2013 SMA konseling, salat Dan terdahulu
Negeri 2 dhuhur berjamaah, Subjek mengkaji
Kebumen”. dan smanta iqro’, penelitian sikap
2.Penanaman sikap adalah spiritual.
sosial siswa lokasi
ekstrakurikuler : penelitian
kegiatan rohis, yang
PMR, Pramuka berbeda.75

2. Mukminan, 1. Peranan guru sama penelitian


2017, dalam e sebagai pendidik membahas yang akan
journal yang 62,7%, mengenai di lakukan
berjudul 2. Peranan siswa sikap sosial hanya
“Peran Guru SMP Negeri 1 siswa, akan
IPS Sebagai Pangkajene Sidrap mengkaji
Pendidik dalam hal sikap tentang
Dalam sosial 67,1%., sikap
Meningkatkan 3. Peranan siswa sosial dan
Sikap Sosial SMP Negeri 1 mengguna
dan Tanggung Pangkajene Sidrap kan
Jawab Sosial dalam hal metode
Siswa SMP” tanggung jawab kualitatif,
62,7%, tentu juga

75
Miftahudin. 2018. Penanaman Sikap Spiritual dan Sosial Peserta Didik Pada Kurikulum 2013
SMA Negeri 2 Kebumen. Tesis. Tersedia: repository.iainpurwokerto.ac.id. Diakses pada: 21
Desember 2022.
51

4. Pengaruh positif lokasi


guru mata penelitian
pelajaran IPS yang
sebagai pendidik berbeda.
dalam hal
penanaman sikap
sosial siswa,
5. Pengaruh positif
dalam segi
tanggung jawab
sosial siswa.

3. Rudi Salam, 1. Peran guru IPS 1. Sama sama Untuk


2019, dalam terhadap siswa membahas perbedaan
ejournal yang dalam penanaman mengenai nya
berjudul sikap sosial yang Penanaman terletak
“Penanaman berdasarkan pada sikap sosial pada
Sikap Sosial manusia sebagai melalui lokasi dan
Melalui makhluk sosial pembelajaran waktu
Pembelajaran agar siswa dapat IPS. penelitian
IPS Pada mengaplikasikan 2. Jenis yang
Siswa SMP ketika hidup penelitian berbeda.76
Islam bermasyarakat, yang
Sudirman 2. Peranan guru digunakan

76
. Rudi Salam, 2019, dalam ejournal yang berjudul “Penanaman Sikap Sosial Melalui
Pembelajaran IPS Pada Siswa SMP Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang.di akses
pada 20 desember 2022.
52

Ambarawa menyampaikan adalah


Kabupaten secara langsung kualitatif.
Semarang”. atau internal Dan Subjek
kepada siswa penelitian
dalam penanaman adalah siswa
sikap sosial
melalui
pembelajaran IPS.
3. Media yang
digunakan guru
dalam penanaman
sikap sosial
melalui kegiatan
rutin dan
ekstrakulikuler.

E. Kerangka Berfikir.

Sikap dapat dijadikan konsep bagi peneliti yang selanjutnya akan


melakukan sebuah penelitian. Sikap sangat berpengaruh pada diri seseorang
karena, sikap merupakan bentuk perbuatan atau perilaku yang mencerminkan
karakter suatu individu. Sikap sosial mencakup sikap jujur, tanggung jawab,
kerja keras, disiplin, peduli terhadap sesama, dan jujur. Sikap sosial juga sangat
berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat. Penanaman sikap sosial di
sekolah melalui pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai cara secara
mendasar agar, dalam melakukan suatu tindakan sesuai norma dan nilai yang
ada di masyarakat, diharapkan menuju kearah yang lebih baik.

Proses penamanam sikap merupakan langkah awal bagi siswa dalam


melakukan suatu tindakan atau perbuatan yang dalam proses penerapannya
dalam kehidupan di sekolah. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah ilmu yang
53

mempelajari tentang tata cara hidup bersosial yang berlandaskan pada aspek
ilmu sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, geografi.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.

penanaman sikap indikator sikap


Pembelajaran IPS
sosial sosial.

manfaat dan tujuan Faktor Penghambat


pembelajaran. penanaman sikap
sosial

BAB III

METODE PENELITIAN.

A.Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena
sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data yang alami yaitu
fenomena mengenai penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada
siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu. Menurut Moleong Lexy
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.77
Dengan jenis penelitian kualitatif penulis dapat mencari dan
menemukan data informasi kemudian diolah sebagai sumber. Penelitian
77
Lexy.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2014), 4.
54

kualitatif menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian diarahkan


untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian secara sistematis dan
akurat mengenai sifat-sifat informan tertentu melalui pendekatan kualitatif juga
diharapkan permasalahan dan fenomena yang dihadapi dalam penelitian dapat
diungkapkan secara mendalam dan jelas tentang penanaman sikap sosial.
melalui pembelajaran IPS pada siswa kelas 8 SMP Plus Ja-AlHaq kota
Bengkulu dan juga mengetahui apa faktor penghambat penanaman sikap
sosial.78
B.Tempat dan Waktu Penelitian.

1. Tempat penelitian dilaksanakan di VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu.


Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa di
SMP Plus Ja-AlHaq Kota Bengkulu memiliki latar belakang sosial yang
cukup beragam maka peniliti tertarik untuk mengangkat judul tersebut.

2. Waktu penelitian.

Penelitian di lakukan pada tanggal 4 mei sampai dengan 4 juni tahun 2023.

C. Sumber Data.
Sumber data penelitian yaitu sumber dari mana data diperoleh. Apabila
peneliti menggunakan metode wawancara dalam pengumpulan datanya maka
sumber data yang digunakan disebut responden. Kemudian apabila
menggunakan Teknik observasi maka sumber data yang digunakan berupa
benda, gerak atau proses sesuatu79. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sumber data Primer (Utama)

78
Sugiono,Metode penelitian kualitatif,kuantitatif,dan R&D.
(Bandung;ALPABETA.2013)h.81
79
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 172
55

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan


data kepada pengumpul data yang dihasilkan saat melakukan penelitian. 80
Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat atau objek yang diteliti baik yang dilakukan melalui wawancara,
observasi dan alat lainnya.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru IPS, dan peserta
didik kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu. Teknik sampling yang
digunakan yaitu non probability sampling dengan teknik purposive sampling
yaitu: teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu
tentang apa yang diharapkan.81 Oleh karena itu peneliti memilih teknik
purposive sampling yang menetapkan pertimbangan atau kriteria-kriteria
tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam
penelitian ini.
2. Sumber data sekunder
Sumber sekunder adalah data penunjang atau data yang didapat dari
pihak kedua. “Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen”. Jadi sumber data sekunder yaitu sumber data yang didapat
dari pihak lain. Data sekunder dari penelitian ini adalah dari hasil wawancara
dokumen yang telah di publikasikan sebagai bahan penunjang penulisan
untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemecahan
masalah.
D. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapat
data82. Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan yang mengkombinasikan lebih dari satu teknik
80
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabet,
2017), 137.
81
ibid
82
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: Alfabet, 2018), 308.
56

pengumpulan data. Dalam mengumpulkan informasi peneliti yaitu dengan


observasi, wawancara, dokumentasi.
1. Observasi
Adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian untuk dilihat dari
dekat terhadap kegiatan yang dilakukan instrumen observasi akan lebih
efektif jika informasi yang hendak kita ambil berupa kondisi atau fakta yang
dialami. Observasi yang diambil dalam penelitian ini adalah observasi
berperan aktif yang dilakukan oleh peneliti secara langsung peneliti
mengamati beberapa hal sarana dan prasarana proses pembelajaran IPS
dalam menanamkan sikap sosial pada siswa penerapan sikap sosial pada
siswa.Observasi dalam segi pelaksanaan pengumupulan data dibagi menjadi
dua yaitu partisipan observasi dan non partisipan observasi. Sedangkan
dalam segi instrumen penelitian menggunakan pedoman kisi-kisi yang
sudah direncanakan.
2. Wawancara.
Wawancara adalah interview mendalam kepada guru dan siswa
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan terbuka yang
memungkinkan guru dan siswa memberikan jawaban secara luas,
pertanyaan diarahkan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa yang dialami
berkenaan dengan faktor yang ingin diteliti.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari sumber tertulis atau dokumen-dokumen, baik berupa buku-
buku, majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto metode dokumentasi
adalah “mencari data mengenai hal hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, dan
sebagainya”83.

83
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 201.
57

Penggunaan teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk


memperoleh data tentang profil sekolah SMP Plus Ja-alHaq Kota bengkulu,
keadaan guru, keadaan peserta didik SMP Plus Ja-alHaq Kota bengkulu,
keadaan sarana dan prasarana SMP Plus Ja-alHaq Kota bengkulu, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan hasil belajar peserta didik.
E. Teknik Keabsahan Data.

Dalam uji keabsahan data atau kepercayaan terhadap suatu hasil.


penelitian kualitatif yaitu diantaranya dengan dilakukan pada suatu
pengamatan, perpanjangan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, diskusi
dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan triangulasi.
Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpula data dan sumber data yang telah ada84. Triangulasi yang peneliti
gunakan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

1. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu


fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti sumber yang
berbeda.
2. Triangulasi metode yaitu dengan cara mencari data lain tentang sebuah
fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda
yaitu wawancara observasi dan dokumentasi kemudian hasil yang
diperoleh dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan
sehingga memperoleh data yang bisa dipercaya.
3. Trianggulasi waktu yaitu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara observasi dan metode lain dalam waktu yang berbeda.

Dalam deskripsi diatas teknik pengecekan keabsahan data yang


digunakan adalah menggunakan teknik triangulasi sumber terkait kepada siswa
kelas 8 dan guru IPS kelas VIII SMP Plus Ja-AlHaq Kota Bengkulu untuk

84
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
327.
58

mengetahui bagaimana penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS.


Selain itu menggunakan pengecekan keabsahan data menggunakan wawancara
dan observasi yang didapat dari siswa dan guru sehingga memperoleh data
yang bisa dipercaya.85
F.Teknik Analisis Data.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara umum yaitu dengan
rangkaian aktivitas analisis data kualitatif meliputi reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi data.86
1. Reduksi Data.

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan


memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam hal ini peneliti merangkum hasil dari observasi dan
wawancara guru IPS apabila peneliti menemukan data yang tidak
berhubungan atau terkait langsung dengan pembahasan utama peneliti yakin
terkait penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS di kelas VIII SMP
Plus Ja-Alhaq kota Bengkulu maka peneliti langsung mereduksi data
tersebut sehingga data yang terkumpul terfokus pada yang telah peneliti
jabarkan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data display data dilakukan dalam bentuk tabel grafik piktogram dan
sejenisnya dalam hal ini snh bermakna menyatakan yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif dengan mendisplaykan data maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi merencanakan kerja

85
Sugiono,Metode penelitian kualitatif,kuantitatif,dan R&D.
(Bandung;ALPABETA.2013)h.273-274.
86
Salim DKK, (2017). Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Perdana Publishing,
59

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. setelah mereduksi data


data dipaparkan secara sistematis dan logis guna memperkuat paparan atau
deskripsi peneliti mengemukakan beberapa teori pendidikan yang relevan.87
3. Verifikasi data.
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal
tetapi mungkin juga tidak. Bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti berada di lapangan.88
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dapat
berupa hubungan atau interaktif hipotesis atau teori.
Berkaitan dengan penelitian ini maka setelah peneliti
mendeskripsikan hasil penelitian selanjutnya peneliti melakukan penarikan
kesimpulan dan uji keabsahan terhadap hasil kesimpulan yang dibuat
dengan begitu tentu saja kesimpulan akhir yang dibuat belumlah final karena
perlu diuji keabsahannya kembali dengan cara memverifikasi data terlebih
jika ditemukan bukti yang kuat yang mendukung atau melemahkan

87
ibid., 252.
88
Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif...Hal. 148-151
60

mengenai penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada siswa


kelas VIII SMP Plus di Kota Bengkulu 89

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

A. Deskripsi Data.

1. Sejarah Berdirinya SMP Plus Ja-alHaq.


SMP Plus Jâ-alHaq merupakan SMP Islam swasta yang didirikan oleh
pengurus yayasan Jam’iyyah Khatmil Qur’an Jâ-alHaq berdasarkan
pertimbangan dan banyak permintaan dari wali santri MI Plus Jâ-alHaq
tentang sekolah yang dapat memulangkan siswa dan siswi nya di sore hari atau
tidak mondok dan agar ilmu yang didapatkan dari MI Plus Jâ-alHaq bisa
diteruskan seperti yanbu’a, nahwu, shorof, dan lain-lain yang tidak ada
disekolah lain, serta sebagai bentuk ikhtiar mempersiapkan generasi yang
cerdas intelektual, cerdas emosional dan cerdas spiritual sejak usia remaja.

89
Sugiono,Metode penelitian kualitatif,kuantitatif,dan R&D.
(Bandung;ALPABETA.2013)h.249
61

Maka dari itu, pihak yayasan mengadakan rapat tentang pendirian Sekolah
Menengah Pertama Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu dengan Surat Keputusan
Yayasan Jam’iyyah Khatmil Qur’an Nomor 173./SK/ Jâ-alHaq tanggal 7
Januari 2019. SMP Plus Jâ-alHaq pertama kali memulai kegiatan belajar-
mengajarnya pada tahun pelajaran 2020/2021. Sekolah ini mulai menerima
murid baru secara resmi di tahun 2020 dan sejak 2 tahun berdirinya sekolah ini,
sudah ada 30 orang siswa yang bersekolah di SMP Plus Jâ-alHaq. SMP Plus Jâ-
alHaq ini adalah Sekolah Menengah pertama swasta yang terhitung baru
Karena masih terdiri atas dua kelas saja, tepatnya kelas VII dan VIII. SMP Plus
Jâ-alHaq merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 edisi revisi
2016. SMP Plus Jâ-alHaq berlokasi di Jalan BumiAyu Raya Kelurahan Muara
Dua Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu dengan NPSN 70024026,
38216. Telp. 0823-7541-509, Website, yysja-alhaqbengkulu@gmail.com.
SMP Plus Jâ-alHaq melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 6 hari dalam
seminggu dengan hari sabtu sebagai hari fokus pada ekstrakurikuler.

Tabel. 4.1. Identitas SMP Plus Ja-alHaq.

Dengan perincian sebagai berikut :


Alamat : Jalan Bumi Ayu, Kelurahan Muara Dua, Kecamatan
Kampung Melayu, Kota Bengkulu. 38216. Telp. 0823-
7541-5093 atau 0811-7311-183.
Transportasi : Lancar (lintasan angkutan kota).

Kebisingan : Lumayan (karena berada di pinggir jalan raya).

Kerawanan : Sedang (di sekeliling pemukiman penduduk dan di


tembok setinggi 2 meter, tetapi tidak ada tempat
penyebrangan di depan sekolah sehingga rawan
kecelakaan).
Jarak dari : ± 1 km.
pasar
: Mts Jâ-alHaq, MA Jâ-alHaq, SDIT Al-Hasanah, SMPIT
Sekolah Al-Hasanah, SDN 16 Kota Bengkulu, SDN 87 Kota
berdekatan Bengkulu.
62

Pagar : Tembok ± 700 meter dengan ketinggian 2 meter (komp.


sekolah Yayasan Ja-al Haq).

2. Visi, Misi Dan Tujuan.

a. Visi SMP Plus Jâ-alHaq


Menyiapkan generasi muslim yang cerdas intelektual, cerdas emosional, dan
cerdas spiritual.
b. Misi SMP Plus Jâ-alHaq.
1. Menyelenggarakan pendidikan yang mendukung pencapaian prestasi
siswa melalui pengembangan kemampuan menalar, memecahkan
masalah, serta berfikir logis dan sistematis.
2. Menyelenggarakan pendidikan yang mendukung pengembangan jiwa
sosial, tanggung jawab dan saling menghargai di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
3. Menyelenggarakan pendidikan yang menghasilkan generasi muslim yang
sholeh dan akrom melalui implementasi nilai-nilai islami dalam proses
pembelajaran.

c. Tujuan SMP Plus Jâ-alHaq.

1. Mempersiapkan kemampuan siswa untuk berprestasi pada tingkat


regional hingga tingkat internasional.
2. Sekolah mampu mencetak lulusan dengan standar lulusan minimal
“baik”.
3. Siswa mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Mengembangkan potensi siswa agar memiliki kemampuan memecahkan
masalah dan menyampaikan gagasan yang logis dan sistematis.
5. Membina siswa agar mampu dan terampil berkomunikasi menggunakan
bahasa daerah, nasional dan asing sesuai dengan kondisi dan tanggung
jawab.
6. Mengembangkan bakat dan kemampuan siswa untuk berkreatifitas sesuai
bidang yang diminati.
63

7. Mengembangkan dan membina karakter siswa agar memiliki kepribadian


luhur, sikap tanggung jawab dan berempati terhadap warga sekolah dan
masyarakat sekitarnya.
8. Membangun dan mengembangkan karakter siswa agar mampu
menghargai kebergaman agama, suku, bangsa, ras dan status sosial.
9. Mendidiki siswa untuk senantiasa menerapkan nilai-nilai keislaman
dalam segala aspek kehidupan dan siswa untuk mampu menjalankan
perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dengan penuh kesadaran.

3. Struktur Organisasi Lembaga.

Organisasi sekolah merupakan tempat berkumpul orang-orang untuk


melakukan kerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang terdiri dari
komponen-komponen tertentu.

1. Struktur organisasi SMP Plus Jâ-alHaq kota Bengkulu sebagai berikut :

Gambar 4.1 struktur organisasi SMP Plus Jâ-alHaq


STRUKTUR MANAJEMEN SMP PLUS Jâ-alHaq

KETUA YAYASAN
Dr. H.SuwarjinA Muzayin, MA

Kepala Sekolah
Tuti Jupitasari,S.Pd

Waka Sekolah
Bendahara Purwanti, S.Pd Staf Tata Usaha
Meita Enggani Iskandar, S.Pd.I
M Ulfa,S.Pd
64

2. Nama-Nama Guru SMP Plus Jâ-alHaq.


Tabel 4.2 Nama-Nama Guru SMP Plus Jâ-alHaq.

No Nama pendidik Pendidikan Jabatan/maple Keterangan


terakhir
1. Tuti Jupitasari, S-1/ Akta IV Kepala Guru
S.Pd Pendidikan Sekolah/Matematik Kontrak
matematika. a.

2. Purwanti, S.Pd S-1/Akta IV Wakil Kepala/ Guru


Pendidikan Bahasa Inggris Kontrak
Bahasa Inggris
3. Vita Vijayanti, S1/ Bahasa Bahasa Indonesia. Guru
S.Pd. Indonesia. Kontrak

4. Mita Sari Sapta S-2/ Pendidikan Bendahara Guru


Ningrum, Matimatika Madrasah Kontrak
M.Pd., Mat.
5. Iskandar, S.Pd.I S-1/Pendidikan Staf TU Staf TU
Agama Islam Kontrak.

6. Yulia S-1 Pendidikan Wali Kelas IX/IPS Guru


Rahmadani, Geografi kontrak
S.Pd
7. Indah Cempaka, S-2 Pendidikan Wali kelas VIII, Guru
M.Pd. Si. Sains (IPA) Pembina Osis/IPA Kontrak
Prakarya
8. Feni Prihannati, S-1 Bahasa Pendidikan Agama Guru
S.Hum Sastra Arab islam Kontrak

9. Kyai Romli Mapel


10. Debi Setiawan, S-1/Pendidikan Penjas Guru Mapel
S.Pd. Penjas
11. Imam Muhroni Muroja’ah, Guru Mapel
Yanbu’a
12. Olsa Pamela, S-1/ Bahasa Bahasa Indonesia Guru Mapel
S.Pd Indonesia
13. Imam Maulana Guru Mapel
14. Navisatul MA Ilmu Pengetahuan Guru Mapel
Khorida Alam.
15. Ridwatul fata Matematika Guru Mapel
16. Dewi Sania MA Ilmu Pengetahuan Guru mapel
Wati Alam.
65

3. Nama – nama siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq.


Tabel 4.3 Nama – nama siswa kelas VIII.

No Nama JK Tempat Lahir Tanggal Lahir

Andrean diovan L Bengkulu 2009-06-18


1
Anisa ramadhani P Arga Makmur 2008-09-19
2
Firdaus hidayatullah L Bengkulu 2008-10-17
3
Haikal aziz L Bengkulu 2009-12-08
4
Muhammad abi attillah L Bengkulu 2009-03-25
5
Muhammad ardiansyah
L Bengkulu 2008-12-29
6 pratama
Muhammad fuad hasan L Bengkulu 2009-04-12
7
Muhammad raffy novian
L Bengkulu 2008-11-01
8 saputra
Muhammad zaky al-hady L Bengkulu 2009-01-18
9
10 Nyimas dini agustriani P Bengkulu 2009-08-08

11 Pasya septian ramadhan L Bengkulu 2008-09-26

Perdi rahman hidayat L Bungamas 2009-05-07


12
Shafa hamna al thafunisa P Bengkulu 2009-09-22
13
Sudarsi nadira putri P Bengkulu 2009-07-11
14
Muhammad raivan
L Jakarta 2007-07-12
15 rozanaziffah
Ricky ega prasetya L Jakarta 2009-08-06
16
Wais al qorni L Bengkulu 2009-11-11
17
18 Rafif lizy pratma L Bengkulu 2009-01-07
66

4. Sarana dan Prasarana di SMP Plus Ja-alHaq.

Sarana dan prasarana merupakan bagian terpenting dalam


menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.dengan adanya
fasilitas yang lengkap atau memenuhi standar minimal dapat menambah
semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan
keberhasilan proses pembelajaran semakin tinggi. Untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar di SMP Plus Ja-alHaq kota Bengkulu sudah
ada berbagai sarana dan prasarana yang tersedia di antaranya terdapat
pada table di bawah ini :

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMP plus Ja-alHaq.

Jumla
No. Jenis Ruang
h

1. Ruang Teori/Kelas 2
2. Ruang Kepala Sekolah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Ibadah/Mushola 1
5. Kantin 1
6. Toilet 1
7. Tempat Wudhu 1
8. Lapangan 1
9. Gudang 1
10. Kamar Penjaga ruang ibadah 1
11. Parkir 2
67

B. Hasil Penelitian.

1. Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPS.

a. Kerja Sama.

Kerja sama merupakan suatu sikap mau bekerja dengan orang lain atau
kelompok. Dalam melakukan kerja sama siswa dapat menumbuhkan sikap
sosial di dalamnya. Setiap siswa dilatih untuk mengutamakan kepentingan
kelompok dan menyampingkan kepentingan pribadi. Perbedaanperbedaan
yang terdapat pada diri siswa dalam suatu kelompok dapat dijadikan sebagai
kekuatan yang besar. Bekerja bersama-sama di dalam kelas akan
meringankan pekerjaan di dalam kelompok dan mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.90

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu bahwa guru IPS menanamkan sikap kerja sama
dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.

Sesuai dengan hasil observasi di atas bahwasanya guru IPS


menanamkan sikap kerja sama dalam proses pembelajaran maupun tidak
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang mereka
miliki.Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Yulia
Rahmadani (selaku guru IPS) menyatakan bahwa :

Dalam proses pembelajaran biasanya saya menggunakan metode


pembelajaran diskusi, dengan membagi menjadi beberapa kelompok dan di
setiap kelompok di berikan satu materi untuk di diskusikan bersama
kemudian di presentasikan di depan kelas. Selain menanamkan sikap sosial
kerja sama dalam pembelajaran ,saya dan para siswa juga bekerja sama
dalam menjaga kebersihan kelas.91

90
Aunurraahman.. Belajar dan Pembelajaran . (Bandung: Alfabeta, 2010). Hlm 149
91
Wawancara dengan ibu yulia rahmadani S.Pd pada tanggal 10 mei 2023.
68

Kemudian di tambahkan hasil wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd


(selaku kepala) beliau mengatakan bahwa :

Karena sangat penting Selaku kepala sekolah saya juga memberikan


arahan kepada tenaga pengajar di sini untuk selalu menerapkan sikap kerja
sama baik antar siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru baik dalam
proses pembelajaran maupun dalam menjaga lingkungan sekitar agar
proses pembelajaran dapat berjalan dengan nyaman.92

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas mengenai sikap


kerja sama siswa dan guru dalam proses pembelajaran maupun dalam
menjaga kebersihan kelas sudah di laksanakan dengan semestinya,ini di
buktikan pada gambar 1.1. Berdsarakan kesimpulan di atas,penulis melihat
bahwa guru IPS telah melaksanakan proses pembelajaran dimana didalam
proses pembelajaran tersebut guru menanamkan sikap kerja sama siswa
dengan cara membuat kelompok untuk diskusi.

b. Toleransi.

Sikap toleransi menurut istilah berarti menghargai,membolehkan,


membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, dan sebagainya
yang bertentangan dengan pendirinya sendiri. Toleransi berarti sifat dan
sikap menghargai harus di tunjukkan oleh siapapun terhadap bentuk
pluralitas yang ada di Indonesia. Sebab toleransi merupakan sikap paling
sederhana , akan tetapi mempunyai dampak positif bagi integritas bangsa
pada umumnya. Baik dalam dunia pendidikan maupun cara hidup
bermasyarakat. Tidak adanya toleransi dapat memicu konflik yang tidak di
harapkan.93

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu bahwa guru IPS memberikan toleransi kepada siswa
yang telat memasuki jam pembelajaran.

92
Wawancara dengan ibu Tuti Jupitasari,S.Pd
93
Muhaammad, A. S. Ukhuwwah dalam perspektif al-Quran.
69

Sesuai dengan hasil observasi di atas bahwasanya guru IPS


memberikan toleransi kepada siswa nya ketika terlambat masuk dalam
megikuti proses pembelajaran. Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara
dengan Ibu Yulia Rahmadani (selaku guru IPS) menyatakan bahwa :

Ya saya memberikan toleransi kepada siswa yang telat masuk dalam


mengikuti proses pembelajaran,hanya saja ada maksimal ketentuan
waktunya,jadi ketika telat lebih dari 15 menit tidak boleh saya perbolehkan
masuk dan absen kehadiran di anggap alpa.94

Hal senada di ungkapkan oleh Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd (selaku kepala)


beliau menyatakan bahwa :

Sikap toleransi memang selalu kami tanamkan disini baik itu dalam
proses pembelajaran maupun kegiatan yang lainnya.95

Mengenai toleransi saat proses pembelajaran di sampaikan juga oleh Pasya


Septian Ramadhan (selaku siswa) beliau menyatakan bahwa :

Iya sikap toleransi saat proses pembelajaran yang di berikan kepada


siswa yang terlambat memang di lakukan oleh guru terutama guru
pembelajaran IPS.dimana guru masih memberikan kesempatan siswa untuk
mengikuti pelajaran sesuai dengan ketentuan waktu yang sudah di
tetapkan.96

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas mengenai sikap


toleransi guru kepada siswa dalam proses pembelajaran sudah di lakukan
dengan semestinya.dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa
sikap sosial toleransi sudah di tanamkan oleh guru dalam proses
pembelajaran di kelas.

c. Tenggang Rasa.
94
Wawancara dengan ibu yulia rahmadani S.Pd pada tanggal 10 mei 2023.
95
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd

96
Wawancara dengan Pasya Septian Ramadhan. selaku siswa.
70

Tenggang rasa adalah sikap atau tanggapan untuk peka terhadap hal-hal
yang diterima oleh indra dan pendapat orang lain. Sikap tenggang rasa
menghendaki setiap orang untuk melakukan hal-hal baik dan menghindari
perilaku yang mengganggu orang lain.Sikap tenggang rasa perlu dimiliki
oleh setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat, baik di lingkungan
tempat tinggal, sekolah, maupun tempat kerja. Dengan menerapkan sikap
tenggang rasa, seseorang akan terhindar dari gesekan-gesekan yang dapat
menjadi pemicu konflik.97

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu bahwasanya sikap tenggang rasa di tanamkan antara
guru dengan siswa maupun sesama siswa. Sesuai dengan hasil observasi
yang telah penulis lakukan mengenai sikap tenggang rasa yang ada pada
kelas VIII dimana guru memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang di berikan,dan memberikan
nasehat kepada siswa untuk saling membantu satu sama lain. Hal ini di
perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani (selaku guru
IPS) menyatakan bahwa :

Ketika saya memberikan tugas kepada siswa tidak lupa saya


menanyakan apakah ada kesulitan dari tugas yang di berikan,biasanya saya
beri waktu untuk mereka mengerjakan secara mandiri,setelah waktu yang di
berikan sudah habis tugas harus sudah di kumpul,terkadang ada beberapa
siswa yang mengalami kesulitan dan saya akan menanyakan dan
memberikan bantuan.98

Hal ini di perkuat juga dengan pernyataan Muhamad Abi Artilah (selaku
siswa ) melalui wawancara, beliau menyatakan bahwa :

Iya bu saat pembelajaran ips dengan ibu yulia ketika kami mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang di berikan ibu yulia akan
97
Arif, F. M. (2018). Maqashid As Living Law Dalam Dinamika Kerukunan Umat
Beragama Di Tana Luwu. Deepublish.
98
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani S.Pd. pada 15 mei 2023.
71

membantu,beliau juga selalu menanyakan setelah jam pembelajaran selesai


apakah kami sudah memahami pembelajaran hari ini atau belum,jika kami
menjawab belum beliau akan menjelaskan kembali secara detail,ibu yulia
juga selalu memberikan nasehat kepada kami untuk bisa menolong
siapapun yang sedang membutuhkan pertolongan.99

Dari hasil observasi dan wawancara di atas penulis menyimpulkan


bahwa sikap tenggang rasa sudah di tanamkan melalui pembelajaran IPS
pada siswa kelas VIII,sesuai fakta di lapangan sikap tenggang rasa di
tanamkan dengan tujuan siswa memiliki rasa kepedulian terhadap sesama
dan mau membantu ketika teman dalam kesulitan,walaupun memang masih
ada siswa yang tidak melakukan sikap tenggang rasa sesuai yang di
harapkan.

d. Disiplin.

Disiplin ialah suatu sikap menghormati dan menghargai suatu peraturan


yang berlaku, baik secara tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi apabila
dia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan. kemampuan
mengendalikan perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang sesuai
dengan hal-hal yang telah diatur dari luar atau norma yang sudah ada.
Dengan kata lain, disiplin dari segi psikologis merupakan perilaku seseorang
yang muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang telah
ditetapkan.100

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu bahwasanya kedisplinan siswa dan guru di tanamkan
melalui proses pembelajaran. Sesuai dengan hasil observasi yang telah
99
Wawancara dengan Muhamad Abi Artilah.
100
Wachidah, N. (2019). Pengaruh Sikap Inovatif, Kedisiplinan Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri. Journal of Educational Evaluation Studies (JEES), 1(1), 57-
63.
72

penulis lakukan mengenai sikap disiplin siswa dan guru dimana kedisplinan
guru dalam memulai pembelajaran sesuai waktu yang di tentukan,begitu
juga ketepatan waktu siswa dalam mengikuti pembelajaran.hal ini di perkuat
dengan hasil wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani selaku guru IPS
beliau mengatakan bahwa :

Perihal ketepatan waktu dalam memulai jam pembelajaran, saya selalu


mengusahakan untuk masuk tetap waktu.karna sebisa mungkin saya
memanfaatkan jam pembelajaran dengan baik.kalaupun saya ada kendala
dan tidak bisa masuk,saya akan menghubungi guru lain untuk
menggantikan agar jam pembelajaran tidak kosong.101

Hal senada mengenai kedisiplinan juga di sampaikan oleh Ibu Tuti


Jupitasari beliau menyatakan bahwa :

Sikap disiplin di sini memang sangat di tekankan baik pada guru


maupun siswa.baik kedisiplinan berangkat sekolah untuk menjaganya kita
adakan sholat dhuha berjamaah setiap pagisiswa selalu di tuntut disiplin
dalam proses mengikuti pembelajaran, maupun jam pulang sekolah.semua
di tekankan untuk mengikuti aturan yang ada.102

Begitu juga yang di sampaikan oleh Pasya Septian Ramadhan selaku siswa
beliau mengatakan bahwa :

Iya bu di sini kedisiplinan nya sangat terjaga, kita sebagai siswa di


wajibkan datang pagi tidak boleh lebih dari jam 7 karna kita mau
melaksanakan sholat dhuha bersama,jika terlambat datang ada
hukumnya.103

Dari hasil observasi dan wawancara di atas penulis menyimpulkan


bahwa sikap displin sudah di tanamkan di SMP Plus Ja-alHaq ini di
buktikan dengan di wajibkan siswa untuk mengikuti sholat Dhuha
101
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani pada !5 mei 2023.
102
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari.
103
Wawancara dengan Pasya Septian Ramadhan
73

berjamaah setiap hari (dokumentasi pada gambar 1.) sehingga kedisiplinan


siswa untuk datang tepat waktu terlaksana dengan baik. Sehingga dapat di
katakana bahwa penanaman sikap displin anak melalui pembelajaran
ataupun di luar pembelajaran berjalan sesuai yang di harapkan.

e. Kejujuran.

Kejujuran adalah suatu sikap seseorang yang biasanya diungkapkan


dengan ucapan ataupun perbuatan dengan spontan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya tanpa ada rekayasa dari yagn diucapkan dan dilakukannya.
jujur merupakan suatu keputusan seseorang untuk mengungkapkan
perasaannya, kata-katanya atau perbuatannya bahwa realitas yang ada tidak
dimanipulasi dengan cara berbohong atau meniru orang lain untuk
keuntungan dirinya.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu bahwasanya sikap kejujuran siswa bisa di lihat dan
tanamkan melalui proses pembelajaran seperti melalui ulangan harian.hal ini
di perkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani selaku
guru IPS beliau mengatakan bahwa :

Kita melihat kejujuran anak melalui ulangan harian.ketika ulangan


harian kita bisa melihat mana siswa yang jujur mengerjakan dengan usaha
sendiri dan mana siswa yang mencontek teman,membuat contekan dll.104

Pernyataan di atas di perkuat oleh pernyataan Ibu Tuti Jupitasari


mengenai sikap jujur ini beliau menyatakan bahwa :

Untuk sikap kejujuran kami tananamkan di sini baik dalam proses


pembelajaran,di luar pembelajaran,di rumah, di lingkungan
masyarakat,dll.105

104
wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani
105
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari. .S.Pd.
74

Jadi sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang di lakukan oleh
penulis di atas bahwasanya sikap kejujuran sudah di tanamkan di SMP Plus
Ja-alHaq kota Bengkulu baik melalui pembelajaran maupun hal lainnya.
Walaupun tidak semua siswa berperilaku jujur sesuai dengan yang di
harapkan. Selain sikap jujur sikap sopan santun juga sangat penting di
tanamkan pada diri siswa.

f. Sopan Santun.

Sopan santun adalah sikap atau perilaku yang tertib sesuai dengan adat
istiadat atau norma-norma yang berlaku dalam pergaulan antar manusia
setiap harinya memiliki sikap saling menghormati, bertutur kata baik,
bersikap rendah hati, serta suka menolong. Sopan santun merupakan
perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati,
menghargai, dan berakhlak mulia yang merupakan sikap baik dalam
pergaulan dalam berbahasa maupun berperilaku. Sopan santun bersifat
relatif, artinya yang dianggap baik pada tempat dan waktu tertentu bisa
berbeda pada tempat dan waktu yang lain.106

Observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-alHaq kota


Bengkulu menunjukkan bahwasanya sikap sopan santun pada peserta didik
di SMP ini terutama kelas VIII kurang baik.hal ini di perkuat dengan
pernyataan Ibu Tuti Jupitasari S.Pd. (selaku kepala sekolah) beliau
menyatakan bahwa :

Untuk sikap sopan santun siswa di sini memang sedikit susah untuk
mengaturnya,tapi ya tidak semua siswa seperti itu ada beberapa saja yang
sikap sopan santun nya kurang baik seperti contohnya kesopanan saat
memanggil,berbicara, terkadang ada juga yang lari lari di depan guru
tanpa permisi.107
Hal yang sama mengenai sikap sopan santun juga di sampaikan oleh ibu
Yulia Rahmadani S.Pd (selaku guru IPS) beliau menyatakan bahwa :
106
Firiyah, Z. (2019). Pengaruh Etika Jawa Terhadap Perilaku Sopan Santun Siswa
Kelas VIII MTs Nurul Ilmi Bategede Jepara Tahun Pelajar 2018/2019 dilihat dari Perspektif
Religiusitas (Doctoral dissertation, IAIN KUDUS).
107
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,s.pd
75

Sikap sopan santun siswa saat proses pembelajaran itu masih kurang
ya, kadang saat guru menjelaskan di depan ada siswa keluar masuk tanpa
izin,terkadang saya menjelaskan di depan yang belakang asik bercerita
sendiri.tapi sebisa mungkin saya memberi tahu kepada mereka mengenai
pentingnya sikap sopan santun melalui pembelajaran IPS ini.108
Begitu juga yang di sampaikan oleh Shafa Hamna al Thafunisa (selaku
siswa) beliau menyatakan bahwa :

Kadang saya sendiri lupa bu mengenai nasehat tentang sikap sopan


santun,kadang saya reflek teriak teriak dalam memanggil guru.109

Dari hasil observasi dan wawancara penulis menyimpulkan bahwa sikap


sopan santun sudah di tanamkan di SMP Plus Ja-alHaq hanya saja belum
sesuai dengan yang di harapkan hal ini di buktikan dengan masih adanya
siswa yang teriak teriak saat memanggil guru, membuat kegaduhan sendiri
saat guru menerangkan materi,dan lari lari tanpa permisi di depan guru.jadi
untuk penanaman sikap sopan santun pada siswa sebaiknya lebih di
tingkatkan kembali.

g. Kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang


baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan
apa yang tealah ada. kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai
oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap
perkembangan. Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua
108
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani
109
wawancara dengan Shafa Hamna al Thafunisa
76

kategori, kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinilitas,


fleksibelitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri non kognitif
diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif kreatif. Kedua ciri ini
sama pentingnnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian
kreatif tidak akan menghasilkan apapun.110

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu sikap kreativitas siswa di tanamkan melalui proses
pembelajaran dan juga kegiatan lainnya. Hasil observasi yang telah penulis
lakukan mengenai sikap kreativitas ini berupa program menghias kelas dan
membuat kaligrafi yang akan di lakukan penilaian setiap akhir bulan.hal ini
di buktikan dengan hasil dokumentasi mengenai hasil kaligrafi siswa pada
gambar 1..di perkuat juga dengan pernyataan kepala sekolah Ibu Tuti
Jupitasari ,S.Pd. beliau menyatakan bahwa :

Untuk selalu mengembangkan kreativitas anak sekolah mengadakan


program lomba kreativitas mnghias kelas,menjaga kebersihan kelas dan
kalok untuk kreativitas pribadi itu membuat kaligrafi dan di lakukan
penilaian setiap akhir bulan.111

Adapun pernyataan guru IPS mengenai sikap kreatif siswa ini, beliau
mengatakan bahwa ;

Kalok penanaman sikap sosial kreatif dari pihak sekolah yang lomba
menghias kelas dan kailgrafi kalok dari saya selaku guru IPS cara
menanamkan sikap kreativitas anak melalui pembelajaran dengan memberi
tugas seperti peta, membuat kerajinan yang memiliki nilai jual.112

Di perkuatkan lagi pernyataan dari siswa mengenai penanaman sikap sosial


ini di sampaikan oleh Haikal Aziz beliau menyataka bahwa :

110
Kusmiati, E., Chabibah, N., & Rizkiah, M. K. (2021). Penerapan Model Pictorial
Riddle Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS. Jurnal
Tahsinia, 2(2), 114-123.
111
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari ,S.Pd
112
Wawancara dengan ibu Yulia Rahmadani S.Pd
77

Iya biasanya ada lomba menghias kelas,kebersihan kelas dan kaligrafi.113

Dari hasil observasi dan wawancara penulis menyimpulkan bahwa sikap


kreativitas siswa sudah di tanamkan di SMP Plus Ja-alHaq baik melalui
proses pembelajaran maupun program lainnya.

2. Faktor Penghambat Penanaman Sikap Sosial.

Penanaman sikap sosial pada siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota
Bengkulu tidaklah mudah, terdapat beberapa hambatan yang dihadapi oleh
guru diantaranya sebagai berikut :

a. Kepribadian

Kepribadian siswa adalah tingkah laku yang mengapresiasikan


kepribadian yang muncul dalam diri dan dimanifestasikan dalam
perbuatan.dapat di katakan juga sebagai bentuk perilaku siswa dalam
menerapkan hasil pengajaran dalam kehidupan sehari hari. Pada dasarnya
kepribadian manusia itu selalu mengalami perubahan .Maka pribadi siswa
sangat perlu dengan tujuan membentuk watak atau perilaku yang baik,
sehingga dapat di bombing menjadi siswa yang lebih baik sesuai yang di
harapkan.seperti halnya sikap membolos,ketika siswa melakukan hal
tersebut berarti kepribadian dalam diri siswa tersebut sudah tidak baik.114

1. Membolos.

Perilaku membolos ataupun cabut kelas dilakukan oleh para siswa


karena beberapa faktor, yang berasal dari dalam diri siswa tersebut, antara
lain kebiasaan siswa yang memang suka membolos, sekolah hanya dijadikan
tempat mangkal dari pelampiasan rutinitas yang membosankan di rumah,
dan lain sebagainya. Hal ini juga dapat didukung dari usia masa sekolah
yang termasuk kategori usia remaja, di mana seseorang akan cenderung
meniru atau mencontoh lingkungan sekitarnya. Dari realitas yang dapat
113
Wawancara dengan Haikal Aziz beliau
114
Pidarta, M. 2009. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta
78

dilihat, ini juga dapat terjadi apabila kurangnya pengawasan dari orangtua
dan guru.115

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu kebiasaan membolos masih terjadi pada beberapa
siswa saat.hal ini diperkuat oleh pernyataan ibu Yulia Rahmadani S.Pd
beliau menyatakan bahwa :

Kalau untuk membolos siswa kelas delapan pernah satu orang dengan
teman nya di kelas tujuh.mereka membolos kebetulan saat pelajaran saya
dan pergi kewarnet untuk bermain game.karna itu jam pelajaran saya dan
berarti itu tanggung jawab saya, jadi saya jemput mereka kewarnet
kemudian sesampainnya di sekolah saya serahkan kepada kepala sekolah
untuk di berikan sangsi.116

Begitu pula hasil wawancara dengan Ibu tuti Jupitasari selaku kepala
sekolah beliau mengatakan bahwa ;

Perihal tindakan yang saya ambil selaku kepala sekolah terhadap siswa
membolos yang pertama saya akan memberikan teguran juga nasehat
kepada anak tersebut dan menanyakan alasan kenapa dia membolos, kalok
sudah di tegur dan nasehati masih tetap mengulanginya lagi saya akan
memberi surat peringatan dan yang terakhir memanggil orang tua siswa
tersebut.117

Dari hasil observasi dan wawancara penulis baik dengan ibu Yulia
Rahmadani dan ibu Tuti Jupitasari mengenai perilaku membolos dan sanski
yang di berikan dapat di simpulkan bahwa dalam menanamkan sikap sosial
positif pada siswa itu tidaklah mudah. Terdapat banyak faktor yang
menghambat proses penanaman sikap sosial ini salah satunya ialah sikap

115
Haq, M. D. D. U. (2019). Peran Guru BK Dalam Menangani Prilaku Membolos
Siswa Di MTs Nu Raudlatus Shibyan. KONSELING EDUKASIJournal of Guidance and
Counseling, 3(2).
116
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani S.Pd.
117
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd. selaku kepala sekolah.
79

membolos dimana siswa belum bisa memilah mana hal baik dan mana yang
tidak.

b. Lingkungan Keluarga.

Keluarga sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan


utama. Keluarga diharapkan mampu menghasilkan anak-anak yang
dapat tumbuh menjadi pribadi, serta mampu hidup di tengah-tengah
masyarakat. Sekaligus dapat menerima dan mewarisi nilai-nilai
kehidupan dan kebudayaan. keluarga adalah sebagai kelompok inti,
sebab keluarga adalah masyarakat pendidikan pertama dan bersifat alamiah.
Dalam keluarga, anak dipersiapkan untuk menjalani tingkata -tingkatan
perkembangannya sebagai bekal ketika memasuki dunia orang
dewasa, bahasa, adat istiadat dan seluruh isi kebudayaan, seharusnya
menjadi tugas yang dikerjakan keluarga dan masyarakat di dalam
mempertahankan kehidupan oleh keluarga.118

1. Kerjasama Guru Dan Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Sosial


Positif pada Siswa.

Guru dan orang tua pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama
dalam pendidikan anak, yaitu mendidik, membimbing, membina serta
memimpin anaknya menjadi orang dewasa serta dapat
memperoleh kebahagiaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentunya harus ada kerja
sama yang baik antara guru dan orang tua. Kerja sama yang baik antara guru
dan orang tua sangat penting karena dua pihak inilah yang setiap hari

118
Santika, I. G. N. N. (2020). Optimalisasi Peran Keluarga Dalam Menghadapi
Persoalan Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 6(2), 127-137.
80

berhadapan langsung dengan siswa. Jika kerja sama antara guru dan orang
tua kurang, maka pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan
pendidikan yang direncanakan tersebut tidak akan berhasil dengan baik.
Kerja sama antara orang tua dan guru akan mendorong siswa
untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar
dengan tekun dan bersemangat.119

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu mengenai kerja sama guru dan orang tua dalam
mendidik hal ini diperkuat oleh pernyataan ibu Yulia Rahmadani S.Pd
beliau menyatakan bahwa :

Kalok dalam menanamkan sikap sosial kita tetep membutuhkan peran


orang tua jadi kerja sama dengan orang tua selalu kita bangun sehingga
penanaman sikap sosial dapat berjalan sesuai dengan yang di inginkan.120

Hal senada juga di sampaikan oleh Ibu Tuti Jupitasari beliau menyatakan
bahwa :

Untuk membangun kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua
sekolah selalu mengadakan pertemuan di setiap semesternya untuk
menyampaikan apa saja kendala atau perilaku siswa selama satu semester
proses pembelajaran agar orang tua juga tau bagaimana perkembangan
anaknya.121

Dari hasil observasi dan wawancara penulis di atas dapat simpulkan


bahwa dalam menanamkan sikap sosial kepada anak di butuhkan juga peran
orang tua di dalamnya tidak hanya peran guru di sekolah saja.karna
sekalipun penanaman sikap sosial sudah di lakukan dengan baik di sekolah
namun ketika di rumah orang tua acuh terhadap pendidikan dan
perkembangan anaknya itu juga akan sia sia.
119
Nazarudin, M. (2018). Pola Kerjasama Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan di MIN 2 Kota Palembang. Intizar, 24(2), 211-218.
120
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani.
121
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd. selaku kepala sekolah
81

c. Lingkungan Masyarakat.

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan dengan waktu paling


lama di dalam kehidupan anak-anak menjadi dewasa bahkan menjadi orang
tua. Pada masa dan lingkungan ini pula, anak-anak lebih banyak menerima
pengaruh dari luar, dan pengaruh dari masyarakat ini ikut menentukan
apakah anak menjadi orang yang baik atau sebaliknya. Hal ini berarti bahwa
pembentukkan kebiasaan,sikap ataupun kepribadian melalui masyarakat
mempunyai makna yang lebih mendalam daripada pembentukkan kebiasaan
dan kepribadian melalui keluarga ataupun sekolah. 122

Lingkungan masyarakat apabila merujuk kepada pemaparan diatas


adalah semua orang /manusia yang melakukan interaksi dan saling
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia satu sama lain. Kegiatan
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia tersebut dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung Pengaruh secara langsung dengan
orang lain, keluarga, teman sebay dan secara tidak langsung melalui
media.123

1. Teman Sebaya.

Teman sebaya adalah kumpulan individu yang memiliki usia,


serta kepekaan sosial yang hampir sama atau bahkan sama. Teman sebaya
biasa ditemukan pada pertemanan yang dilakukan oleh individu, anak
maupun remaja yang berada di lingkungan sekolah.Keberadaan teman
sebaya dalam belajar maupun dalam bermain. Lahirnya teman sebaya
selain disebabkan karena adanya kesamaan usia atau kepekaan sosial ada
juga yang dilandasi karena adanya kemiriban hobi, adanya tujuan dalam
hidup yang sefrekuensi, memiliki pola pikir yang sejalan, dan bisa
juga dikarenakan kuantitas pertemuan. Walaupun adanya banyak

122
Sari, S. L., Devianti, R., & NUR’AINI, S. A. F. I. T. R. I. (2018). Kelekatan
orangtua untuk pembentukan untuk pembentukan karakter anak. Educational guidance and
counseling development journal, 1(1), 16-31.
123
Susanto, H. P. (2021). Best Practices Manajemen Sekolah. Penerbit Tsaqiva.
82

kesamaan bagi kelompok teman sebaya, tetapi tetap saja ada yang
berbeda, terutama dalam ranah karakter/teman sebaya memiliki
pengaruh positif maupun negatif.124

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di SMP Plus Ja-


alHaq kota Bengkulu mengenai teman sebaya siswa yang dapat menjadi
faktor penghambat dalam menanamkan sikap sosial inilah hasil wawancara
dengan Ibu Yulia Rahmadani S.Pd (selaku guru IPS) beliau menyatakan
bahwa :

Memang teman sebaya itu berpengaruh terhadap sikap siswa,karna


kadang yang awalnya anak itu pendiam kemudian dalam memilih teman dia
dapat yang agak sedikit berandal dengan berjalan nya waktu sikap dia akan
sama atau mirip seperti temannya tersebut.jadi setiap selesai pembelajaran
saya selalu memberikan nasehat kepada mereka bahwasanya dengan
berkembangnya zaman pintar pintarlah dalam memiih teman karna ketika
kita salah memilih teman kita sendiri yang akan rugi.125

Adapun hasil wancara dengan salah satu siswa Shafa Hamna al Thafunisa
beliau menyatakan bahwa :

Kalau menurut saya teman sebaya memang berpengaruh terhadap


sikap sosial seseorang karna gak semua teman itu memiliki dampak baik ke
kita.126

Dari hasil observasi dan wawancara penulis di atas dapat simpulkan


bahwa dalam menanamkan sikap sosial kepada anak tidaklah mudah, teman
sebaya juga dapat menjadi faktor penghambat apabila berdampak negative
terhadap anak tersebut.

d. Kemajuan Teknologi.
124
Raviyoga, T. T., & Marheni, A. (2019). Hubungan kematangan emosi dan
konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja di SMAN 3 Denpasar. Jurnal Psikologi
Udayana, 6(01), 44-55.
125
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani, S.Pd.
126
Wawancara dengan Shafa Hamna al Thafunisa
83

Kondisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin


canggih, senantiasa mempengaruhi perkembangan individu dalam semua
aspek.Perkembangan dan perubahan menuntut terjadinya inovasi
pendidikan yang menimbulkan perubahan yang baru dan kualitas yang
berbeda dengan hal yang sebenarnya. Di era modern tidak di pungkiri
perkembangan teknologi semakin pesat. Salah satu produk teknologi yang
sangat nyata saat ini adalah internet. Menggunakan internet tentunya
segala sesuatu hal informasi dari seluruh belahan dunia dapat diakses
dengan mendapatkan informasi terkini, tentunya banyak banyak hiburan
yang ditawarkan dari internet seperti instagram, email, film, berita, dan
game online.127

1. Game Online.

Game online adalah permainan yang dapat diakses oleh banyak


pemain, dimana mesin-mesin yang digunakan pemain dihubungkan oleh
internet. Game online ini jika ditinjau dari banyak sedikitnya aktivitas yang
dilakukan, maka ini termasuk jenis bermain pasif atau hiburan, sebab subjek
mendapatkan kesenangan dari aktivitas yang dilakukan oleh orang lain
yakni si pembuat permainan dan pemain hanya mengeluarkan sedikit energi
saja untuk bermain, yakni tinggal memencet tombol yang ada. Game online
yang beredar luas dipasaran bukan hanya berfungsi sebagai hiburan
saja tetapi juga dapat berperan merangsang daya imajinasi sesuai
dengan sifat game online yaitu menampilkan masalah kemudian
memikirkan masalah tersebut dengan hasil menang atau kalah. Selain
127
Dewi, S., Listyowati, D., & Napitupulu, B. E. (2020). Sektor Informal dan
kemajuan Teknologi Informasi di Indonesia. Jurnal Mitra Manajemen, 11(1).
84

itu game online hanya sedikit memiliki manfaat justru lebih banyak
menyimpan mudharat, yaitu banyak kerugian yang didapat dari pada
manfaat yang diperoleh.128

Semakin menarik suatu permainan maka semakin banyak


orang yang memainkan game onlinetersebut yang mendominasi
memainkangame onlineadalah kalangan pelajar, mulai tingkat SD, SMP,
SMA, dan perguruan tinggi. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya warnet
dan game center yang ada di kota besar maupun kota kecil yang main game
onlinedi dalamnya adalah pelajar. Siswayang sering memainkan suatu
game onlineakan menyebabkan anak menjadi ketagihan. Ketagihannya
memainkan game onlineakanberdampak baginya, terutama dari segi
akademik karena masih dalam usia sekolah.

Adapun hasil observasi dan wawancra dengan guru IPS dan kepala
sekolah SMP Plus Ja-alHaq kota Bengkulu mengenai game online.yang
pertama wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari selaku kepala sekolah beliau
menyatakan bahwa :

Kalau pendapat saya mengenai kemajuan teknologi terutama game


online, pihak sekolah selalu memberitahu kepada siswa untuk tidak
berlebihan dalam bermain gadget terutama untuk bermain game.pihak
sekolah juga melarang siswa membawa handphone ketika di sekolah.
Dengan harapan mengurangi penggunaan gadget selama berada di
sekolah.129

128
Rahyuni, R., Yunus, M., & Hamid, S. (2021). Pengaruh game online terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa SD Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo. Bosowa
Journal of Education, 1(2), 65-70.
129
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd. selaku kepala sekolah
85

Hal senada juga di sampaikan oleh Ibu Yulia Rahmadani selaku gru IPS
beliau menyatakan bahwa :

Saya selalu memberikan nasehat kepada mereka baik setelah jam


pmbelajaran dengan saya maupun di luar pembelajaran untuk tidak
bermain game online terlalu berlebihan sehingga nanti akan berdampak
pada hasil belajar mereka.130

Dari hasil observasi dan wawancara penulis di atas dapat simpulkan


bahwa kemajuan teknologi memiliki dampak positif maupun negatif. Seperti
halnya permainan game online ini karna ketika berlebihan dalam bermain
game online ini akan berdampak negatif terhadap hasol belajar atau
kepintaran siswa.

C.Pembahasan.

Penanaman dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Sikap


terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, kelompok, lembaga dan
lain-lain. Lingkungan terdekat dengan kehidupan sehari-hari banyak memiliki
peranan seperti lingkungan sekolah.

Banyak orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah merupakan


tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan. Tetapi tidaklah
demikian halnya. Lembaga-lembaga sekolah pun memiliki tugas pula dalam
membina sikap ini. Bukankah tujuan pendidikan baik di sekolah maupun di
luar sekolah adalah mempengaruhi, membawa, membimbing anak didik agar
memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh masing-masing tujuan pendidikan.
130
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani, S.Pd.
86

Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini ialah sekolah
memiliki tugas untuk menanamkan dan membina sikap anak didik menuju
kepada sikap yang kita harapkan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah
mengubah sikap anak didik ke arah yang lebih baik.

Sesuai dengan teknik analisis data yang dipilih oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif yaitu penerapan dengan
menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara dan observasi
selama peneliti mengadakan penelitian. Dibawah ini adalah hasil analisis
menurut peneliti.

1. Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII
SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu.

Penanaman sikap sosial siswa merupakan suatu keinginan yang sangat


diharapkan terutama oleh orang tua. Rasa bangga pasti menghampiri orang tua
ketika melihat anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar sudah
memiliki sikap sosial yang baik. Sikap sosial pada anak dapat berpengaruh
pada pola kehidupan anak saat ini sampai dia besar nantinya. Pengajaran yang
tepat, pembiasaan, dan pemberian contoh yang baik terhadap anak dapat
membentuk sikap sosial yang baik pada anak.

Guru merupakan orang yang paling berpengaruh dalam penanaman sikap


sosial pada anak sewaktu anak di sekolah. Guru merupakan pengganti orang
tua ketika di sekolah. Oleh sebab itu, hendaknya seorang guru juga harus
memiliki sikap sosial yang baik yang nantinya dapat ditiru oleh anak. Dilihat
dari observasi yang dilakukan guru dalam mengajarkan sikap terhadap peserta
didik sudah baik. Pembelajaran yang aktif yang diterapkan oleh guru dan cara
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran terbukti sangat disukai peserta
didik. Jika peserta didik sudah menyukai apa saja yang ada pada diri guru
tersebut, maka guru akan lebih mudah dalam mengajarkan materi dan
menanamkan sikap.
87

Sedangkan orang tua adalah orang yang sangat berpengaruh dalam


menanamkan sikap sosial pada anak. Apalagi orang tua memiliki waktu yang
sangat banyak ketika di rumah dalam mengajarkan anak apapun. Guru saja
dituntut untuk memberi contoh yang baik pada anak, apalagi orang tua. Karena
pengajaran pertama yang diterima anak itu melalui orang tua. Di dalam
pergaulan anak, teman-temannya juga berpengaruh dalam menanamkan sikap
sosial kepada siswa, terlebih waktu siswa juga banyak dihabiskan bersama
temannya.Di sekolah mata pelajaran IPS dapat menanamkan sikap sosial yang
baik terhadap anak. Misalnya, keanekaragaman suku bangsa dari materi
tersebut siswa diharapkan dapat memiliki rasa saling menghargai dalam suatu
perbedaan, di dalam proses pembelajaran terdapat sikap kerja sama antara
siswa dan guru, sikap toleransi guru kesiswa, menjaga kedisiplinan,
menjunjung tinggi kejujuran, mengembangkan kreativitas yang di miliki
siswa.Disini peran gurulah yang sangat diharapkan untuk menanamkan sikap
sosial pada anak.

Jika dikaitkan dengan teori yang disampaikan oleh Wina Sanjaya dalam
bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan maka benar jika penanaman sikap sosial pada anak melalui
pembiasaan, pengajaran yang baik dan pemberian contoh.

2. Faktor Penghambat Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPS


Pada Siswa Kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu.

Dapat disimpulkan dari hasil wawancara bersama narasumber faktor


penghambat itu bisa melalui kepribadian siswa itu sendiri, ada juga melalui
orang tua yang kurang memberikan contoh kepada siswa, lingkungan
masyarakat seperti teman sebaya dan yang terakhir adalah kemajuan teknologi
yang di manfaatkan tidak dengan sebaik mungkin seperti penggunaan gadget
berlebihan dan game online.

Menurut peneliti alasan dari narasumber tersebut dapat diterima, karena


narasumber juga menyebutkan alasan-alasan yang memang masuk akal. Siswa
88

menjadi penghambat untuk dirinya sendiri apabila siswa tidak lagi mau
mendengarkan perkataan siapapun termasuk gurunya, dan itu akan membuat
guru kesusahan dalam menanamkan sikap. Sedangkan orang tua juga dapat
menjadi penghambat dalam menanamkan sikap sosial pada anak karena
terkadang orang 69 tua yang tidak mengetahui jiwa anak akan mudah sekali
melakukan pertikaian di dalam rumah dan dilihat oleh siswa. Selanjutnya
gadget juga menjadi faktor penghambat terbesar dalam penanaman sikap sosial
pada anak, karena gadget dapat menghabiskan waktu bermain anak dengan
sendiri, bukan bermain dengan teman sebayanya dan bermain dengan
permainan tradisional layaknya anak-anak zaman dahulu. Dengan begitu
pengawasan ekstra dari orang tua sangat dibutuhkan agar siswa tidak menjadi
seorang yang individualis dan bimbingan dari orang tua mengenai pentingnya
bergaul juga harus selalu disampaikan. Selain itu, orang tua harus selalu
bekerja sama dengan guru dalam memantau setiap aktivitas anak baik di rumah
maupun di sekolah.

Jika dikaitkan dengan teori yang disampaikan oleh Bambang Syamsul


Arifin dalam bukunya yang berjudul Psikologi sosial maka faktor penghambat
dalam penanaman sikap sosial pada siswa yaitu diri siswa sendiri dan
penggunaan gadget itu merupakan hal yang benar. Karena didalam bukunya
ada 2 faktor yang dapat menghambat dalam penanaman sikap sosial yaitu
faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa itu sendiri, dan faktor
eksternal yaitu faktor yang ada diluar diri individu. Misalnya hubungan antar
individu dan kelompok, dan perantara alat komunikasi contohnya media massa,
baik elektronik maupun non elektronik

Hasil penelitian penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada


siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu dapat ditanamkan melalui
pembelajaran IPS dengan cara menanamkan nilai-nilai sikap sosial siswa di
dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran kemampuan
guru memberikan contoh sikap kerja sama,toleransi, tenggang rasa, disiplin,
kejujuran, sopan santun dan kreativitas yang baik kepada siswa baik di dalam
89

kelas maupun di luar kelas, mengkaitkan materi pelajaran IPS dengan nilai-
nilai sikap sosial dan dengan memberikan kalimat-kalimat positif yang
mengandung nilai sikap sosial diawal pembelajaran, menggunakan media
pembelajaran IPS, dan melakukan evaluasi terkait sikap sosial.

Adapun faktor penghambat penanaman sikap sosial melalui pembelajaran


IPS seperti kepribadian siswa ada yang membolos, dari lingkungan keluarga
berupa sikap kerja sama antara guru dan orang tua dalam menanamkan sikap
sosial positif yang sudah di lakukan, dari lingkungan masyarakat berupa teman
sebaya, dimana pentingnya memberikan nasehat kepada peserta didik dalam
pentingnya dalam memilih perteman sehingga pertemanan tersebut memiliki
dampak yang baik untuk dirinya.selain itu ada juga kemajuan teknologi yang
dapat menjadi penghambat penanaman sikap sosial apabila tidak di gunakan
sebaik baiknya.

BAB V

PENUTUP.

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah


dibahas pada bab sebelumnya, maka secara khusus dapat disimpulkan
tentang beberapa hal mengenai penanaman sikap sosial melalui
pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota Bengkulu
dan faktor penghambatnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam menanamkan sikap sosial positif melalui pembelajaran IPS sudah


dilaksanakan dengan baik akan tetapi belum bisa dikatakan berhasil
90

karena masih adanya siswa yang belum memahami dan menerapkan sikap
sosial positif dalam dirinya, hal ini dapat dilihat dari masih adanya siswa
yang membolos, tidak menaati peraturan yang ada,kurangnya sikap
kejujuran saat mengerjakan soal ujian, dan kurangnya minat
mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya.

2. Adapun faktor penghambat dalam menanamkan sikap sosial positif


melalui pembelajarn IPS seperti yang pertama masih adanya kepribadian
siswa yang suka membolos, yang kedua dari lingkungan keluarga berupa
kurangnya perhatian, pengawasan orang tau ketika di rumah, yang ketiga
dari lingkungan masyarakat terutama teman sebaya dimana tidak semua
anak memiliki teman sebaya yang memiliki dampak positif pada dirinya,
yang ke empat kemajuan teknologi dimana pemanfaatan kemajuan
teknologi yang tidak di gunakan dengan semestinya seperti bermain
game online secara berlebihan sehingga berdampak pada hasil belajar
siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di SMP


Plus Ja-alHaq kota Bengkulu tentang penanaman sikap sosial melalui
pembelajaran IPS. Maka saran penlitian ini ditujukan kepada:

1. Bagi Orang Tua


Untuk orang tua diharapkan selalu memberikan support, dukungan,
maupun motivasi kepada anaknya dalam hal belajar, dengan tujuan agar
anak mempunyai semangat yang tinggi.
2. Bagi Guru
91

Untuk para guru diharapkan untuk selalu memberikan yang


terbaik bagi peserta didik. Salah satunya dengan memberikan reward
ketika anak telah menyelesaikan tugasnya merupakan hal yang penting
agar anak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dari dirinya,
sehingga bisa dilakukan perbaikan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Diharapkan untuk memperluas pemahaman dan teori-teori yang
berkaitan dengan penanaman sikap sosial. Dengan pemahaman serta
teori- teori yang lebih dalam maka akan menghsilkan penelitian yang
lebih baik dari penelitian in
92

DAFTAR PUSTAKA..

Abu Ahmadi, sosiologi Pendidikan, 2010, Jakarta:Rineka Cipta,

Ahmad, A. (2022). Pengembangan Karakter Sopan Santun Peserta Didik: Studi


Kasus Upaya Guru Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah. Jurnal
Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 7(2),
Aini, N. (2016). Konsep Kepribadian Pendidik (Telaah Qs. Al-
Muddatstsir) (Doctoral dissertation, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan).
Aisyah, S., & Fitria, A. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
HIV/AIDS dengan Pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Montasik
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Bidan Komunitas, 2(1),

Alimah, L. N. (2019). pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah


terhadap sikap sosial siswa pada mata pelajaran pai kelas vii di smp
negeri 1 mlarak ponorogo tahun ajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation,
IAIN Ponorogo).

Anggraini, L., & Perdana, R. (2019). Hubungan sikap dan percaya diri siswa pada
mata pelajaran ipa di sekolah menengah pertama. SPEKTRA: Jurnal
Kajian Pendidikan Sains, 5(2),.
Anwar, C. (2021). Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS Terpadu di
Madrasah Tsanawiyah 1 Annuqayah Guluk Guluk Sumenep
Madura (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim)
.
Bambang Syamsul Arifin,(2015) Psikologi Sosial Sosial (Jawa Barat: Pustaka
Setia),
Dadang Supardan,,(2015) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif
Folosofi dan Kurikulum, Cetakan Pertama (Jakarta: Bumi Aksara),

Dyah Ayu Fitriyana, Trisharsiwi, “Penanaman Sikap Sosial Pada Pembelajaran


Tematik.,

Eka Yusnaldi, (2019) Potret Baru Pembelajaran IPS, (Jakarta :Perdana


Publishing),
Fadilah, S. N. (2019). Layanan bimbingan kelompok dalam membentuk sikap
jujur melalui pembiasaan. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, 3(2),
93

Fatwikiningsih, N. (2020). Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Penerbit Andi.

Hakim, L. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Learning) Pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah. Jurnal
Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, 13(1),
Hery Pendowosari dkk,Pengantar Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya,1998.
Hidayat, F., Hernisawati, H., & Maba, A. P. (2021). Dampak penggunaan gadget
terhadap kepribadian anak sekolah dasar: studi kasus pada siswa
‘X’. Jurnal Humaniora dan Ilmu Pendidikan, 1(1),

Hidayat, R., Sarbini, M., & Maulida, A. (2018). Peran Guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti dalam Membentuk Kepribadian Siswa SMK Al-
Bana Cilebut Bogor. Prosa PAI: Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama
Islam, 1(1B),

Irwan Satria,(2015) Konsep dasar dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial,


(Bogor: PT Penerbit IPB Pres),
Johannes, N. Y., Ritiauw, S. P., Mahananingtyas, E., & Nurhayati, N. (2019).
Implementasi Pembelajaran Berbasis Budaya Lokal Dalam Meningkatkan
Sikap Positif Disiplin Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Bimbingan Dan
Konseling Terapan, 3(2),

Kurniawan, A., & Agustang, A. (2022). Faktolr Penghambat tingkat kedisiplinan


Siswa di SMAN 1 BANTAENG.
Latifah, A. (2020). Peran lingkungan dan polla asuh olrang tua terhadap
pembentukan karakter anak usia dini. JAPRA) Jurnal Pendidikan
Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(2),
Nasution & Lubis M. A,(2018) Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
(Yogyakarta: Samudra Biru).

Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),


Pratiwi, N., Sugiatnol, S., Karollina, A., & Warsah, I. (2020). Peran teman sebaya
dalam pembentukan akhlak anak: Studi di MTs Muhammadiyah
Curup. INCARE, Internatiolnal Jolurnal olf Educatiolnal Resolurces, 1(4),

Rosa, N. M. (2015). Pengaruh sikap pada mata pelajaran kimia dan konsep diri
terhadap prestasi belajar kimia. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan
MIPA,
Rukajat, A. (2018). Teknik evaluasi pembelajaran. Deepublish.

Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif...


94

Sholfiyuddin, A. (2019). Prolblematika Guru PAI dalam Membina Perilaku Solsial


Siswa. Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1),
Somantri, M. 2001. Mengagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Ofset.

Sudarsono, L. N. (2022). Upaya Guru Dalam Penanaman Sikap Dan Perilaku


Sopan Santun Melalui Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII B Di
SMPN 1 Sambit Ponorogo Tahun Ajaran 2021/2022 (Doctoral
dissertation, IAIN Ponorogo).
Sugiyono,(2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabet),
Suharsimi Arikunto,(2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: Rineka Cipta),
Suryani, N. (2017). Hubungan Self Esteem Dengan Sikap Sosial Remaja Serta
Implikasinya Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Dabiah
Padang. Ristekdik: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2(1).

Syamsul Arifin, Psikologi Sosial (Jawa Barat: Pustaka Setia, 2015),


Tabrani,ZA, (2014) Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
l l l l l l l

Rosdakarya),
l

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017),

Ula, W. R. R. (2021). Dampak Kecanduan Smartpholne Terhadap Prestasi Belajar


Siswa. Tunas Nusantara, 3(1),.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional.

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandun: PT Rafika Aditama, 2004).

Wahid Murni, Metodologi Pembelajaran IPS,

wina Sanjaya,(2011) Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses


Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media),
95

L
A
M
P
I
R
A
N
96

KISI – KISI OBSERVASI.

Hasil
Variabel Indikator Hal Yang di amati pengamatan
Ya Tidak
Penanaman 1.Sikap positif. a. sikap kerja sama guru
dan siswa dalam
sikap sosial a. Kerja sama
menjaga kebersihan

melalui b. Toleransi kelas.dan kerja sama
sesam siswa saat
pembelajaran c. Tenggang
berdiskusi.
IPS. rasa
b. Sikap guru dalam
d. Disiplin. memberikan toleransi 
e. Jujur. kepada siswa yang
telat masuk saat jam
f. Sopan santun. pembelajaran.
g. Kreatif
c. cara guru membantu

siswa saat kesulitan
dalam mengerjakan
tugas yang di berikan.

d. Sikap disiplin guru 


dalam mengajar tepat
waktu.dan
kedisiplinan siswa
dalam ketepatan
waktu masuk jam
pembelajaran. 
e. cara guru melihat
kejujuran siswa
melalui ulangan
harian.

f. Sikap guru dalam
mengajarkan sikap
sopan santun dalam
proses pembelajaran
seperti tidak
mengejek atau
mencela sesama.

g. kreativitas guru dalam 


97

memantau
perkembangan siswa
dan kreativitas siswa
dalam menghias dan
menjaga kebersihan
kelas.
Faktor 1.Kepribadian. 1. cara guru
membangun
penghambat a. bolos sekolah.
komunikasi kepada

penanaman 2. Lingkungan siswa yang
mealkukan
sikap sosial. keluarga.
pelanggaran.
a. cara orang
2. Guru dan orang tua
tuadan guru melakukan
dalam pertemuan di awal
tahun ajaran atau
bekerja sama bahkan sebelum
dalam tahun ajaran 
berlangsung. Dalam
menanamkan pertemuan tersebut,
sikap sosial tanamkan kesadaran
pentingnya peran
positif siswa. guru dan orangtua
3. Lingkungan dalam menanamkan
sikap sosial anak.
masyarakat. 
a. teman sebaya. 3. Pengawasan guru
terhadap teman
4. Kemajuan siswanya.
teknologi. 
4. Sikap guru dalam
a. game online memberikan
nasehatan mengenai
dampak buruk
memaikan game
online.

KISI – KISI WAWANCARA.


98

No Uraian Indikator butir Item


1. Penanaman sikap 1. Sikap positif.
sosial melalui a. Kerja sama. 2 1-2
pembelajaran IPS. b. Toleransi. 2 3–4
c. Tenggang rasa 2 5–6
d. Disiplin. 2 7–8
e. Jujur 2 9 – 10
f. Sopan santun. 2 11 – 12
g. Kreatif. 2 13 – 14

2. Faktor penghambat 1.Kepribadian.


2 15 – 16
penanaman sikap a. bolos sekolah
sosial. 2. lingkungan keluarga.
a. cara mendidik orang 2 17 – 18
tua.
3. lingkungan
masyarakat. 2 19 – 20
a. teman sebaya.
4. kemajuan teknologi. 2 21 – 22
a. game online.

PEDOMAN WAWANCARA.
99

1. Mengapa kerja sama antara guru dan siswa sangat di perlukan dalam
proses pembelajaran?
2. Bagaimana sikap kerja sama dalam proses pembelajaran maupun di luar
proses pembelajaran?
3. Bagaimana sikap toleransi yang ada di sekolah ini ?
4. Bagaimana upaya menanamkan sikap toleransi siswa?
5. Sudahkah sikap tenggang rasa di tanamkan?
6. Bagaimana cara menanamkan sikap tenggang rasa pada siswa ?
7. Bagaimana menanamkan kedisiplinan siswa di sekolah?
8. Bagaimana cara menjaga kedisiplinan siswa?
9. Bagaimana melihat sikap kejujuran siswa ?
10. Sudahkah sikap kejujuran tertanam dalam diri siswa?
11. Bagaimana sikap sopan santun siswa saat pembelajaran ?
12. Apa dampak ketika siswa tidak memiliki sikap sopan santun?
13. Bagaimana cara mengatasi siswa yang memiliki kreativitas yang sulit di
kembangkan ?
14. Bagaimana upaya memunculkan kreativitas pada siswa?
15. Apa tindakan yang di berikan kepada siswa yang membolos ?
16. Bagaimana cara mengatasi perilaku membolos ?
17. Bagaimana cara mengajak orang tua untuk bekerja sama dalam
menanamkan sikap sosial siswa?
18. Mengapa orang tua dan guru memiliki peran yang penting dalam
menanamkan sikap sosial siswa ?
19. Bagaimana peran teman sebaya dalam penanaman sikap sosial siswa?
20. Apa cara yang di lakukan untuk memberikan edukasi kepada siswa
mengenai pentingnya memiliki teman yang baik ?
21. Motivasi seperti apa yang anda sampaikan kepada siswa mengenai
pemanfaatan kemajuan teknologi yang baik ?
22. Bagaimana cara anda menyikapi game online agar tidak berdampak buruk
terhadap prestasi siswa?
100

DOKUMENTASI PENELITIAN

Hasil
N Dokumen yang di cari Ada Tidak ada
O
1. Profil Sekolah 

2. Data guru dan pegawai 

3. Data siswa kelas VIII 


101

TRANSKIP WAWANCARA.

Informan Pertanyaan Jawaban.


Tuti Jupitasari S.Pd 1. Mengapa kerja 1. Karena sangat penting
sama antara guru Selaku kepala sekolah
( Kepsek)
dan siswa sangat di saya juga memberikan
perlukan dalam arahan kepada tenaga
proses pengajar di sini untuk
pembelajaran ? selalu menerapkan sikap
kerja sama baik antar
siswa dengan siswa
maupun siswa dengan
guru baik dalam proses
pembelajaran maupun
dalam menjaga
lingkungan sekitar agar
proses pembelajaran
dapat berjalan dengan
nyaman.
2. Bagaimana sikap
toleransi yang ada 2. Sikap toleransi memang
di sekolah ini ? selalu kami tanamkan
disini baik itu dalam
proses pembelajaran
maupun kegiatan yang
lainnya
3. Bagaimana cara
menjaga 3. Sikap disiplin di sini
kedisiplinan memang sangat di
siswa? tekankan baik pada guru
maupun siswa.baik
kedisiplinan berangkat
sekolah untuk
menjaganya kita adakan
sholat dhuha berjamaah
setiap pagisiswa selalu di
tuntut disiplin dalam
proses mengikuti
pembelajaran, maupun
jam pulang
sekolah.semua di
tekankan untuk
mengikuti aturan yang
102

4. Sudahkah sikap ada.


kejujuran tertanam
dalam diri siswa? 4. Untuk sikap kejujuran
kami tananamkan di sini
baik dalam proses
pembelajaran,di luar
pembelajaran,di rumah,
di lingkungan
5. Apa dampak masyarakat.
ketika siswa tidak
memiliki sikap 5. Untuk sikap sopan santun
sopan santun? siswa di sini memang
sedikit susah untuk
mengaturnya,tapi ya
tidak semua siswa
seperti itu ada beberapa
saja yang sikap sopan
santun nya kurang baik
seperti contohnya
kesopanan saat
memanggil,berbicara,
terkadang ada juga yang
6. Bagaimana cara lari lari di depan guru
mengatasi siswa tanpa permisi.
yang memiliki
kreativitas yang 6. Untuk selalu
sulit di mengembangkan
kembangkan ? kreativitas anak sekolah
mengadakan program
lomba kreativitas
mnghias kelas,menjaga
kebersihan kelas dan
kalok untuk kreativitas
pribadi itu membuat
7. Apa tindakan kaligrafi dan di lakukan
yang di berikan penilaian setiap akhir
kepada siswa yang bulan
membolos ?
7. Perihal tindakan yang
saya ambil selaku kepala
sekolah terhadap siswa
membolos yang pertama
saya akan memberikan
teguran juga nasehat
kepada anak tersebut dan
menanyakan alasan
103

kenapa dia membolos,


kalok sudah di tegur dan
nasehati masih tetap
mengulanginya lagi saya
8. Bagaimana cara akan memberi surat
mengajak orang peringatan dan yang
tua untuk bekerja terakhir memanggil
sama dalam orang tua siswa tersebut.
menanamkan sikap
sosial siswa? 8. Untuk membangun kerja
sama antara pihak
sekolah dan orang tua
sekolah selalu
mengadakan pertemuan
di setiap semesternya
untuk menyampaikan
apa saja kendala atau
9.Bagaimana cara perilaku siswa selama
anda menyikapi satu semester proses
game online agar pembelajaran agar orang
tidak berdampak tua juga tau bagaimana
buruk terhadap perkembangan anaknya.
prestasi siswa?
9. online, pihak sekolah
selalu memberitahu
kepada siswa untuk tidak
berlebihan dalam
bermain gadget terutama
untuk bermain
game.pihak sekolah juga
melarang siswa
membawa handphone
ketika di sekolah.
Dengan harapan
mengurangi penggunaan
gadget selama berada di
sekolah.
Yulia Rahmadani 1. Bagaimana sikap 1. Dalam proses
kerja sama dalam pembelajaran biasanya
S.Pd. (Guru IPS)
proses saya menggunakan
pembelajaran metode pembelajaran
maupun di luar diskusi, dengan
proses membagi menjadi
pembelajaran? beberapa kelompok dan
di setiap kelompok di
berikan satu materi
104

untuk di diskusikan
bersama kemudian di
presentasikan di depan
kelas. Selain
menanamkan sikap
sosial kerja sama dalam
pembelajaran ,saya dan
para siswa juga bekerja
sama dalam menjaga
kebersihan kelas.
2. Bagaimana upaya
menanamkan sikap 2. Ya saya memberikan
toleransi siswa? toleransi kepada siswa
yang telat masuk dalam
mengikuti proses
pembelajaran,hanya saja
ada maksimal ketentuan
waktunya,jadi ketika
telat lebih dari 15 menit
tidak boleh saya
perbolehkan masuk dan
absen kehadiran di
3. Bagaimana cara anggap alpa.
menanamkan sikap
tenggang rasa pada 3. Ketika saya memberikan
siswa ? tugas kepada siswa tidak
lupa saya menanyakan
apakah ada kesulitan dari
tugas yang di
berikan,biasanya saya
beri waktu untuk mereka
mengerjakan secara
mandiri,setelah waktu
yang di berikan sudah
habis tugas harus sudah
di kumpul,terkadang ada
beberapa siswa yang
mengalami kesulitan dan
saya akan menanyakan
4. Bagaimana dan memberikan
menanamkan bantuan.
kedisiplinan siswa
di sekolah? 4. Perihal ketepatan waktu
dalam memulai jam
pembelajaran, saya
selalu mengusahakan
105

untuk masuk tetap


waktu.karna sebisa
mungkin saya
memanfaatkan jam
pembelajaran dengan
baik.kalaupun saya ada
kendala dan tidak bisa
masuk,saya akan
menghubungi guru lain
untuk menggantikan agar
jam pembelajaran tidak
5. Bagaimana kosong.
melihat sikap
kejujuran siswa ?

5. Kita melihat kejujuran


anak melalui ulangan
harian.ketika ulangan
harian kita bisa melihat
mana siswa yang jujur
mengerjakan dengan
6. Bagaimana sikap usaha sendiri dan mana
sopan santun siswa siswa yang mencontek
saat proses teman,membuat
pembelajaran ? contekan.
6. Sikap sopan santun siswa
saat proses pembelajaran
itu masih kurang ya,
kadang saat guru
menjelaskan di depan
ada siswa keluar masuk
tanpa izin,terkadang saya
menjelaskan di depan
yang belakang asik
bercerita sendiri.tapi
sebisa mungkin saya
memberi tahu kepada
7. Bagaimana upaya mereka mengenai
memunculkan pentingnya sikap sopan
kreativitas pada santun melalui
siswa? pembelajaran IPS ini.

7. Kalok penanaman sikap


sosial kreatif dari pihak
sekolah yang lomba
menghias kelas dan
106

kailgrafi kalok dari saya


selaku guru IPS cara
menanamkan sikap
8. Bagaimana cara kreativitas anak melalui
mengatasi perilaku pembelajaran dengan
membolos ? memberi tugas seperti
peta, membuat kerajinan
yang memiliki nilai jual.

8. Kalau untuk membolos


siswa kelas delapan
pernah satu orang dengan
teman nya di kelas
tujuh.mereka membolos
kebetulan saat pelajaran
saya dan pergi kewarnet
untuk bermain game.karna
itu jam pelajaran saya dan
berarti itu tanggung jawab
9. Mengapa orang tua saya, jadi saya jemput
dan guru memiliki mereka kewarnet
peran yang penting kemudian sesampainnya
dalam di sekolah saya serahkan
menanamkan sikap kepada kepala sekolah
sosial siswa ? untuk di berikan sangsi.

9. Kalok dalam
menanamkan sikap
sosial kita tetep
10.Bgaimana peran membutuhkan peran
teman sebaya dan orang tua jadi kerja sama
Apa cara yang di dengan orang tua selalu
lakukan untuk kita bangun sehingga
memberikan penanaman sikap sosial
edukasi kepada dapat berjalan sesuai
siswa mengenai dengan yang di inginkan
pentingnya
memiliki teman 10. Memang teman sebaya
yang baik ? itu berpengaruh terhadap
sikap siswa,karna
kadang yang awalnya
anak itu pendiam
kemudian dalam
memilih teman dia dapat
yang agak sedikit
berandal dengan berjalan
107

nya waktu sikap dia akan


sama atau mirip seperti
temannya tersebut.jadi
setiap selesai
pembelajaran saya selalu
memberikan nasehat
11. Motivasi seperti
kepada mereka
apa yang anda
bahwasanya dengan
sampaikan
berkembangnya zaman
kepada siswa
pintar pintarlah dalam
mengenai
memiih teman karna
pemanfaatan
ketika kita salah memilih
kemajuan
teman kita sendiri yang
teknologi yang
akan rugi.
baik ?
11.Saya selalu memberikan
nasehat kepada mereka
baik setelah jam
pmbelajaran dengan saya
maupun di luar
pembelajaran untuk
tidak bermain game
online terlalu berlebihan
sehingga nanti akan
berdampak pada hasil
belajar mereka
Pasya Septian 1. Bagaimana upaya 1. Iya sikap toleransi saat
guru menanamkan proses pembelajaran
Ramadhan (siswa)
sikap toleransi yang di berikan kepada
siswa? siswa yang terlambat
memang di lakukan oleh
guru terutama guru
pembelajaran
IPS.dimana guru masih
memberikan kesempatan
siswa untuk mengikuti
pelajaran sesuai dengan
ketentuan waktu yang
sudah di tetapkan.
2. Bagaimana cara
menjaga 2. Iya bu di sini
kedisiplinan siswa? kedisiplinan nya sangat
terjaga, kita sebagai
siswa di wajibkan datang
pagi tidak boleh lebih
dari jam 7 karna kita
108

mau melaksanakan
sholat dhuha
bersama,jika terlambat
datang ada hukumnya.
Muhamad Abi 1. Sudahkah sikap 1.Iya bu saat pembelajaran
tenggang rasa di ips dengan ibu yulia
Artilah (siswa )
tanamkan? ketika kami mengalami
kesulitan dalam
mengerjakan tugas yang di
berikan ibu yulia akan
membantu,beliau juga
selalu menanyakan setelah
jam pembelajaran selesai
apakah kami sudah
memahami pembelajaran
hari ini atau belum,jika
kami menjawab belum
beliau akan menjelaskan
kembali secara detail,ibu
yulia juga selalu
memberikan nasehat
kepada kami untuk bisa
menolong siapapun yang
sedang membutuhkan
pertolongan.
109

DOKUMENTASI PENELITIAN.

Gambar 1.1 wawancara dengan Kepsek SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu.
(Ibu Tuti Jupitasari, S.Pd)

Gambar 1.2 wawancara dengan guru pembelajaran IPS SMP Plus Ja-alHaq
Kota Bengkulu. (Ibu Yulia Rahmadani,S.Pd.)
110

Gambar 1.3 proses pembelajaran diskusi dan mempresentasikan pembelajaran


di depan kelas.

Gambar 1.4 kegiatan sholat dhuha berjamaah.


111

Gambar 1.5 suasana saat ulangan harian.

Gambar 1.6 hasil kaligrafi siswa.


112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125

Anda mungkin juga menyukai