SKRIPSI
OLEH :
TAHUN 2023.
i
2
3
4
5
HALAMAN MOTTO
Jika milikmu, tak akan kemana. Jika rezekimu, pasti akan sampai juga.
v
6
HALAMAN PERSEMBAHAN.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah Swt atas rahmat dan karunia yang
diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga, dan
para pengikutnya. Sehingga peneliti mempunyai kekuatan dalam menyelesaikan
skripsi ini sebagai penutup perjuangan di bangku kuliah strata 1, skripsi ini saya
persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya bapak seno dan ibu sri rahayu yang telah mendidik
dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang melalui perhatian serta
pengorbanan dan perjuangan mereka hingga mengantarkan saya
memperoleh gelar sarjana.
vi
7
vii
8
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the inculcation of social attitudes
through social studies learning in students, to find out the inhibiting factors in
cultivating social attitudes in students. This type of research is field research
using a descriptive qualitative approach. Methods of data collection using
observation, interviews, and documentation. The data is analyzed using data
reduction steps, data display and conclusions. Techniques for checking the
validity of data using triangulation techniques and sources. Based on the results
of research that the cultivation of social attitudes through social studies learning
in grade VIII junior high school plus ja-alhaq students in Bengkulu city can be
instilled with teachers providing examples of positive attitudes to students both in
the classroom and outside the classroom, linking social studies learning materials
with social attitudes and providing positive sentences containing social attitudes
during the learning process.The inhibiting factors in instilling positive social
attitudes through Social Studies learning are the first from the student's own
personality, family environment, community environment, technological advances.
viii
9
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberi rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada manusia sehingga dapat berfikir
dan merasakan segalanya. Satu dari sekian banyak nikmat-Nya adalah
keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Penanaman Sikap
Sosial Melalui Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP PLus Ja-alHaq Kota
Bengkulu” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah dan Tadris UIN Fatmawati Sukarno
Bengkulu.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang. Semoga syafaatnya kita peroleh hingga yaumil akhir kelak, Amin Ya
Rabbal Alamin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dalam kemampuan
pengetahuan dan penggunaan bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
2. Dr. Mus Mulyadi, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris
beserta stafnya, yang selalu mendorong keberhasilan penulis.
ix
10
4. Khosi’in, M.Pd.Si selaku koordinator Prodi IPS yang telah membantu dan
memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Dr. Desy Eka Citra, M.Pd. Selaku Pembimbing 1 skripsi dan pembimbing
akademik yang telah banyak memberi dukungan dan bimbingan kepada
penulis.
7. Kedua orang tua saya bapak Seno dan ibu Sri Rahayu terima kasih untuk
segala bentuk dukungan,motivasi dan semangatnya.
Semoga dengan ilmu pengetahuan yang diberikan selama ini, peneliti dapat
lebih bermanfaat untuk orang tua, bangsa, negara serta agama sampai akhir hayat
nanti.
Wassalammu,alaikum.wr.wb
Bengkulu, 2023.
x
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................iii
NOTA PEMBIMBING................................................................................iv
HALAMAN MOTTO...................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................vi
ABSRAK.....................................................................................................vii
ABSTRAK..................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................ix
DAFTAR ISI................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Batasan Masalah.............................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................5
E. Sistematika Pembahasan................................................................6
A. Landasan Teori..
1. Pengertian Sikap Sosial............................................................8
2. Bentuk – Bentuk Sikap Sosial................................................11
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap sosial...................15
4. Ciri - Ciri Sikap Sosial.............................................................16
B. Pembelajaran IPS .
1. Pengertian pembelajaran IPS...................................................18
2. Karakteristik pembelajaran IPS................................................20
3. Tujuan pembelajaran IPS.........................................................21
4. Manfaat pembelajaran IPS.......................................................23
xi
12
A. Jenis Penelitian...............................................................................28
C. Sumber Data...................................................................................29
A.Deskripsi Data.................................................................................65
B.Hasil Penelitian................................................................................53
C. Pembahasan....................................................................................72
BAB V PENUTUP.
A.Kesimpulan......................................................................................76
B. Saran...............................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................78
LAMPIRAN – LAMPIRAN.
xii
13
DAFTAR TABEL
xiii
14
DAFTAR GAMBAR.
xiv
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. SK Pembimbing.
Lampiran 2. SK Penelitian.
xv
16
BAB I
PENDAHULUAN.
1
Sari, A. P., Pelu, M. F. A., Dewi, I. K., Ismail, M., Siregar, R. T., Mistriani, N., ... &
Sudarmanto, E. (2020). Ekonomi Kreatif. Yayasan Kita Menulis.h.120
2
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
17
ada rasa kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan di mana
orang tersebut berada. Perilaku sosial setiap individu dipengaruhi oleh hukum
sosial, yang memiliki hubungan dengan semua fakta atau prinsip hukum yang
relevan. Guna tercapainya tujuan pembelajaran IPS mengenai penanaman sikap
sosial yang baik di lingkungan pendidikan SMP oleh sebab itu perlu
diperhatikan metode penanaman sikap sosial yang efektif pada siswa.
Salah satu mata pelajaran yang menjadi sarana penanaman sikap sosial
adalah mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). IPS sebagai ilmu
pengetahuan selain memiliki tujuan akademis juga memiliki tujuan humanis,
sehingga dapat menjadi jembatan untuk menyadari peran manusia sebagai
makhluk sosial. Salah satu peran penting mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial yakni sebagai sarana penanaman sikap sosial melalui proses
pembelajaran di kelas. Peran tersebut dapat terwujud melalui peran seorang
guru. Guru adalah kunci utama yang sangat penting pada pendidikan formal
umummnya bagi siswa, pendidik sering jadi contoh teladan yang baik.
Sehingga seorang guru harus mempunyai sikap dan keterampilan yang layak
untuk pengembangan peserta didik secara menyeluruh.7
6
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi.
7
Ambros Leonangung Edu dkk, Etika dan Tantangan Profesionalisme Guru, (Bandung :
Alfabeta, 2017), hal.60.
19
Hal ini di tunjukkan dengan masih adanya siswa di kelas VIII SMP Plus
Ja-alHaq Kota Bengkulu yang kurang menerapkan sikap sosial dalam indikator
kejujuran dalam kehidupannya yaitu ketika melaksanakan ulangan harian, atau
ujian semester beberapa anak mencontek, membuat kopek an atau bahkan
melihat buku saat guru yang mengawas ujian sedang lengah, begitu juga
dengan indikator kerja sama atau tanggung jawab dimana setiap siswa sudah
memiliki kewajiban atau tanggung jawab dalam melaksanakan piket kelas
namun realitnya masih banyak siswa yang tidak melaksanakan tanggung jawab
tersebut dan lebih cenderung mengandalkan teman nya yang lain, begitu juga
dalam indikator sopan satun dimana masih terdapat siswa yang tidak
menerapkan sikap sopan santun seperti menggunakan bahasa yang tidak baik
saat berdiskusi kelompok, berbicara kotor baik di luar maupun di dalam proses
pembelajaran.Mengingat betapa pentingnya penanaman sikap sosial pada siswa
melalui pembelajaran IPS maka peniliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul :Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada siswa
kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota Bengkulu.
B. Rumusan masalah
8
Hasil Observasi awal yang di lakukan peneliti pada tanggal 15 mei 2023
20
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penanaman sikap sosial positif
melalui pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota
Bengkulu dan apa faktor yang menghambat dalam menanamkan sikap sosial
melalui pembelajaran IPS tersebut.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat pada penelitian ini ada 2 yaitu manfaat teoritis dan praktis:
1. Manfaat teoritis :
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumbangsih untuk penelitian
selanjutnya yang sejenis dan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tentang penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS dan
mampu diterapkan pada kehidupan nyata.
2. Manfaat praktis :
a. Bagi sekolah
Mampu meningkatkan kualitas pada sistem belajar mengajar,
kualitas dan kinerja guru dalam melakukan tugasnya secara professional
dan membantu mewujudkan harapan sekolah yaitu dengan dapat
meluluskan generasi-generasi yang bermutu yang mampu bersaing
dengan lingkungan tempat mereka tinggal.
b. Bagi guru dan siswa.
Dapat meningkatkan mutu dalam mengajar dan proses belajar
mengajar, mampu memecahkan masalah terhadap kesulitan-kesulitan
yang dialami oleh guru.Bagi siswa dapat menjadi pedoman untuk mampu
menerapkan sikap sosial dengan baik
21
c. Bagi peneliti
E. Sistematika Pembahasan.
1. BAB I.
2. BAB II.
3. BAB III
22
4. BAB IV.
5. BAB V.
pembahasan dan juga saran atau konsep yang telah ditemukan pada
pembahasan.
BAB II
KAJIAN TEORI.
A. Landasan Teori.
23
Menurut kamus besar bahasa indonesia definisi sikap sosial terbagi dalam
tiga yaitu yang pertama tokoh atau bentuk tubuh, kedua cara berdiri (tegak,
teratur, atau dipersiapkan untuk bertindak), dan ketiga perbuatan dan sebaginya
yang berdasarkan pada pendirian, pendapat atau keyakinan.9
Sedangkan dalam bahasa inggris sikap diartikan dengan attitude yang dapat
diterjemahkan sikap terhadap objek tertentu yang merupakan sikap pandangan
atau perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan sikap objek itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa
attitude dapat diterjemahkan sebagai sikap dan kesedihan yang beraksi
terhadap suatu hal yang senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal dan suatu
objek.10
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2009), hal. 820
10
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandun: PT Rafika Aditama, 2004), hal. 160-161
11
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2014), 114.
24
d. Menurut Thomas, sikap seseorang selalu diarahkan terhadap suatu hal atau
objek tertentu. Misalnya sikap orang tua terhadap anak, sikap anak
terhadap guru, sikap masyarakat terhadap sekolah, dan masih banyak
contoh yang lain.12
Seperti yang diketahui misi moral pertama dari sekolah adalah untuk
mengajarkan nilai-nilai dasar penghormatan terhadap diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan. Nilai-nilai sikap sosial yang sebaiknya diajarkan dan
ditanamkan di sekolah adalah :. a) Kejujuran adalah salah satu bentuk nilai
dalam hubungannya dengan manusia, berarti adanya perilaku tidak menipu,
berbuat curang, atau mencuri. Ini merupakan salah satu cara dalam
menghormati orang lain. b) Disiplin diri membentuk seseorang untuk tidak
mengikuti keinginan hati yang mengarah pada perendahan nilai diri atau
perusakan diri. Tetapi untuk mengejar apa yang baik bagi diri kita dan untuk
mengejar keinginan positif dalam kadar yang sesuai.13 c) Tanggung jawab
menurut kemendiknas merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
tuhan yang maha esa d) Sopan santun berkaitan dengan menghormati orang
lain atau orang yang lebih tua. Jika kita menghormati orang lain, berarti kita
menghargai mereka. e) Toleransi merupakan bentuk refleksi dari sikap hormat,
sebuah sikap yang memiliki kesetaraan dan tujuan bagi mereka yang memiliki
pemikiran, ras, dan keyakinan berbeda-beda. Toleransi adalah sesuatu yang
membuat dunia setara dari berbagai bentuk perbedaan. f) Tolong menolong
dapat memberikan bimbingan untuk berbuat kebaikan dengan hati.
Sikap selalu berkaitan dengan respon dimana respon akan muncul apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi
antara individu. Respon merupakan bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai
12
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial Sosial (Jawa Barat: Pustaka Setia, 2015), 125
13
Ida Ayu Dewi Virani, I Putu Nanci Riastini, I Made Suarjana, “Deskripsi Sikap Sosial Kelas
V SDN 4 Penarukan Kec. Buleleng Kab. Buleleng”, E-Journal PGSD, Universitas Ganesha
Jurusan PGSD Vol:4 No:1 Tahun: 2016
25
sikap ketika timbulnya sesuatu didasarkan pada kesadaran diri oleh proses
evaluasi yang memberi kesimpulan reaksi terhadap objek sikap.
Sikap sosial merupakan suatu respon atau tanggapan seseorang baik secara
positif ataupun negatif mengenai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
toleransi, sopan dan santun dalam proses interaksi sosial baik dengan
14
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, hal. 141
26
Menurut Krech sikap merupakan suatu system yang terdiri dari komponen
kognitif, perasaan dan kecenderungan untuk bertindak. Sikap merupakan
tingkat perasaan positif maupun negatif yang ditujukan ke objek-objek
psikologi.15
Sikap - sikap sosial diharapkan dapat tumbuh dan berkembang pada diri
peserta didik mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar. Nilai-nilai sosial
merupakan unsur penting di dalam pembelajaran IPS, karena melalui
pembelajaran IPS peserta didik tidak hanya dituntut untuk memiliki
pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis saja, namun juga diharapkan
memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekitarnya.16 Setelah di jabarkan mengenai mengenai sikap sosial
maka tugas utama sekolah sebagai lembaga pendidikan menjadi komponenen
penting untuk mampu menanamkan sikap sosial melalui proses pendidikan dan
pembelajaran yang di selenggarakan.17
a. Sikap Positif.
18
Poerwanto, Ngalim. (2007).Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya
19
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial, …, hal. 131-133
20
Anonimus,Depdikbud,2001,Pedoman Umum Budi Pekerti,Jakarta:Balai
Pustaka.Hhlm.28.
28
Nilai nilai sikap sosial yang mengarah pada perilaku moral yang perlu di
ajarkan dan ditanamkan di sekolah meliputi kejujuran, sopan santun dan
toleransi Dalam proses belajar tidak terlepas dari proses komunikasi terjadi
transfer pengetahuan dan nilai. Guru sudah selayaknya dapat menyampaikan
materi pelajaran dengan baik melalui media sebagai sarana pendukung.23
Sikap positif siswa dapat distimulus dengan pembelajaran yang menarik
dengan memberikan inovasi pada media, metode, maupun penilaian. Sikap
positif yang muncul pada diri siswa akan memberikan motivasi yang baik,
sehingga siswa akan lebih berprestasi.24
lain, tidak sedikit individu yang merasa dirinya takut ketika bertemu dengan
orang lain karena ucapan dan perilaku dirinya telah berlaku tidak jujur. 25
Artinya sikap jujur mempunyai arti yang menyatakan bahwa individu yang
jujur mampu dengan terbuka menyatakan apa yang sebenarnya, serta
menyelaraskan antara apa yang dikatakan dan apa yang hendak dilakukan
sehingga mampu membuat lingkungan serta orang lain percaya terhadap
dirinya sendiri.26
Adapun sikap positif dalam diri seseorang ialah sopan santun adalah
suatu aturan atau tata cara yang berlangsung secara turun temurun dalam
suatu budaya di masyarakat yang bisa bermanfaat dalam pergaulan antara
sesama manusia sehingga terjalin suatu hubungan yang akrab, saling
pengertian serta saling hormat menghormati. Perilaku sopan santun
adalah suatu hal yang merupakan karakter yang harus dimiliki setiap
insan, karena mengandung nilai menghormati, menghargai, dan
menyayangi satu sama lain .27
b. Sikap Negatif.
25
Fadilah, S. N. (2019). Layanan bimbingan kelompok dalam membentuk sikap jujur
melalui pembiasaan. Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 3(2), 167-178.
26
Rukajat, A. (2018). Teknik evaluasi pembelajaran. Deepublish.
27
Ahmad, A. (2022). Pengembangan Karakter Sopan Santun Peserta Didik: Studi
Kasus Upaya Guru Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah, 7(2), 278-296.
30
28
Fatwikiningsih, N. (2020). Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Penerbit Andi.
29
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, 2002, Jakarta:Rineka Cipta,h.153.
30
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,1998.
31
Aisyah, S., & Fitria, A. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
HIV/AIDS dengan Pencegahan HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Montasik Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Bidan Komunitas, 2(1), 1-10.
31
Pada penjelasan di atas , dapat dipahami bahwa bentuk dari sikap sosial
ada dua yaitu sikap yang positif dan sikap yang negatif. Sikap yang positif
menunjukkan penerimaan, kerjasama, melaksanakan ketentuan yang
berlaku, sedangkan sikap negatif seperti egois,emosional,dan tidak peduli
terhadap lingkungan sekitar.Sikap sosial terbentuk oleh adanya interaksi
sosial. Dalam interaksi sosial itu individu membentuk pola sikap tertentu
terhadap objek psikologis yang dihadapinya.32 Menyadari akan beberapa
komponen tersebut dalam mengajarkan sikap masing-masing komponen
secara sendiri - sendiri atau bersama-sama harus dimanipulasi demi
terbentuknya sikap positif atau negatif yang akan terbentuk.33
Dari penjelasan di atas mengenai bentuk bentuk sikap sosial maka dapat di
simpulkan bahwa bentuk sikap sosial itu terdiri dari sikap sosial positif dan
sikap sosial negatif dimana dari kedua bentuk sikap di atas memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing masing, selain itu untuk membentuk sikap sosial
tersebut di perlukan komponen penting di dalamnya dan memiliki keterkaitan
satu sama lain dalam membentuk sebuah sikap sosial.
32
Hartono, Dudi. 2016. Psikologi. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.
33
Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Sosial Sosial (Jawa Barat: Pustaka Setia, 2015),
134- 135.
32
a) Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan, seperti faktor keinginan. Kita tidak dapat menangkap seluruh
rangsangan dari luar melalui persepsi kita, oleh karena itu kita harus memilih
rangsangan yang akan kita dekati dan jauhi. Pilihan ini di tentukan oleh motif-
motif dan kecendrungan-kecendrungan dalam diri kita. Karena harus memilih
inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dan membentuk sikap
negatif terhadap hal lainnya. b) faktor eksternal yaitu faktor yang asalnya dari
luar diri seseorang atau indvidu. Faktor ini meliputi lingkungan di sekitar
termasuk orang-orang terdekat. Sikap orang-orang atau kelompok yang
mendukung sikap, Situasi pada saat sikap itu dibentuk.34 Tentunya tidak semua
faktor harus dipenuhi untuk membentuk suatu sikap, kadang-kadang satu atau
dua faktor sudah cukup. Yang menarik adalah makin banyak faktor yang ikut
mempengaruhi, semakin cepat terbentuk sikap tersebut.c) faktor internal yaitu
faktor yang berkaitan dengan jasmani dan rohani yang bekerja didalam diri
seorang individu pada waktu itu, dan yang mengarahkan ke keinginan kita
terhadap objek-objek tertentu diantara keseluruhan objek yang mungkin kita
perhatikan pada waktu itu.d) faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar
individu seperti kondisi lingkungan sekitar mengenai faktor ini sikap dapat
dibentuk atau dirubah melalui interaksi kelompok dan komunikasi.35
Faktor yang mempengaruhi sikap sosial yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Dimana faktor intern yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi
manusia itu sendiri.Faktor ini berupa seleksi atau daya pilih seseorang
untuk menerima dan mengolah pengaruh - pengaruh yang datang dari
luar. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi
manusia.Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya
interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia
34
Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, 2010, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 205-206
35
Gerungan, Psikologi Sosial, 2002, Bandung: Refika Aditama, h. 154-158
33
yang sampai padanya melalui alat- alat komunikasi seperti surat kabar,
dan alat komunikasi yang lainnya.36
Adapun yang kedua adalah faktor eksternal atau faktor dari luar diri yaitu
hal-hal dan keadaan yang berada di luar diri merupakan suatu rangsangan
untuk membentuk ataupun merubah sikapnya seperti; mengamati orang lain,
adanya penghargaan dan hukuman, meniru, penerimaan dan penolakkan dari
luar diri yang berasal dari keluarga sikap seorang dipengaruhi oleh bagaimana
keluarganya bersikap karena keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dan
interaksi langsung dengan seorang. lingkungan dan teman sebaya sikap teman
yang sebaya sebagai cara penerimaan seseorang terhadap yang lain, sugesti dari
luar diri.37
lain yang dianggap penting kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh
keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting tersebut. 4) Lembaga pendidikan dan agama
Sebagai institusi, pendidikan dan agama mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap kuat dalam pembentukan sikap. Hal ini dikarenakan keduanya
meletakkan konsep dasar dan moral dalam diri individu.38
Sikap memiliki ciri-ciri khusus dalam diri manusia menurut Walgito ciri-
ciri sikap dalam diri manusia yang meliputi: menggambarkan manusia dengan
lingkungan. Manusia disini yaitu menggambarkan watak dan perilaku sesuai
dengan norma dan nilai yang ada. Sedangkan lingkungan menggambarkan
situasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.ciri ciri ini
38
Alimah, L. N. (2019). pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap
sikap sosial siswa pada mata pelajaran pai kelas vii di smp negeri 1 mlarak ponorogo tahun
ajaran 2018/2019 (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).
39
Rita Eka Izzaty, Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta: UNY Press, 2008), 114-
115.
35
Ciri-ciri sikap sosial juga disebutkan oleh Purwanto yang meliputi: a) sikap
bukan merupakan bawaan sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajarinya
sepanjang perkembangan individu tersebut b) sikap dapat kita miliki melalui
pendidikan dan juga pengetahuan sehingga kapan pun bisa berubah melihat
dari kondisi lingkungan tersebut, walaupun dalam prosesnya cukup lama dalam
berubah. c) sikap berbeda dengan pengetahuan, dalam sikap ada faktor watak
atau motivasi tersendiri. d) karakteristik dari sikap tersebut dapat berubah
sesuai pengalaman. e) sikap berdasarkan atas perasaan dan kemauan sesorang
secara bathiniyah, dan sikap dapat membedakan perilaku suatu individu dengan
individu lainnya.41 f) sikap itu dapat dipelajari dan dapat berubah bila terdapat
keadaan- tertentu yang mempermudah berubahnya g) sikap tidak berdiri sendiri
tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek h) objek
sikap dapat merupakan satu hal tertentu dapat juga merupakan kumpulan dari
hal-hal tertentu. i) sikap mempunyai segi motivasi dan perasaan.42
perubahan itu ada, oleh karena berubah-ubah maka attitude tersebut dapat
dipelajari oleh orang atau sebaliknya. 3) Sikap (attitude) tidak semata-semata
berdiri sendiri melainkan selalu berhubungan dengan objek, atau dengan kata
lain attitude itu terbentuk, dipelajari atau berubah selalu berkenaan dengan
obyek tertentu. 4) Objek sifat (attitude) tidak hanya merupakan satu hal tertentu
saja, akan tetapi juga dapat merupakan suatu kumpulan dari hal-hal tersebut,
atau dengan kata lain yang lebih singkat obyek yang terdapat dalam sikap itu
tidak hanya satu tapi juga berkenaan dengan sederetan obyekobyek yang
serupa. 5) Pada sikap pada umumnya mempunyai segi motivasi dan emosi atau
perasaan, sifat inilah yang membedakan antara attitude dengan kecakapan
ataupun pengetahuanpengetahuan yang dimiliki seseorang.43
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sikap
meliputi, sikap berasal dari tindakan yang nyata bukan bawaan dari lahir ,sikap
dapat berubah sesuai dari pengalaman yang telah di miliki, dan sikap
merupakan cerminan dari watak seseorang dan didasari dengan keinginan
untuk melakukan suatu tindakan, sikap dapat berubah-rubah namun dapat
dipelajari dan lama kelamaan bisa menjadi semakin kuat, sikap berhubungan
dengan orang lain, sikap menggambarkan hubungan antara subjek dengan
objeknya.
B. Pembelajaran IPS.
43
Rosyidi, H. (2012). Psikologi Sosial.
37
sosial yang muncul dilingkungan masyarakat. Mata pelajaran IPS adalah mata
pelajaran yang diberikan mulai dari jenjang SD/SMP/MTS/SMA yang
didalamnya mengkaji tentang berbagai peristiwa, fakta, dan isu sosial. Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu.
Pembelajaran merupakan suatu proses kerja sama antara guru dan siswa
dengan memanfaatkan sumber dan segala potensi yang ada, baik potensi yang
ada dalam diri peserta didik itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan
dasar yang dimiliki untuk mencapai tujuan belajar tertentu. 44 Pembelajaran juga
dapat di katakana sebagai proses yang terdiri dari gabungan dua aspek yaitu
belajar yang bertumpu pada apa yang harus dikerjakan oleh siswa, mengajar
yang beorientasi pada apa yang harus dilakukan pendidik sebagai orang yang
memberi pembelajaran. Kedua aspek tersebut saling berkalaborasi secara
bersamaan yang menjadi suatu kegiatan yang terjadi pada saat melakukan
interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa disaat pembelajaran
sedang berlangsung.45
Studi ilmu sosial, atau ilmu pengetahuan sosial (IPS), adalah studi tentang
perilaku sosial yang didasarkan pada studi hukum, ekonomi, sosiologi,
antropologi, dan geografi. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pengetahuan dari
bidang pendidikan yang berfokus terutama pada pengetahuan di bidang sejarah,
ekonomi, ketatanegaraan, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan
filsafat dan diajarkan selama instruksi kelas atau oleh instruktur yang lebih
tinggi..46 Eka Yusnaldi menyatakan bahwa “IPS suatu mata pelajaran yang
mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah,
geografi, ekonomi, antropologi, dan tata negara”.47 Dengan demikan ilmu
pengetahuan sosial yang dikaji dalam penelitian ini juga memiliki makna yang
sama dengan studi sosial.
44
wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), hlm 126.
45
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep Dan Pembelajaran. Cet 8 (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), 31.
46
Nasution & Lubis M. A, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), hlm 03
47
Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS, hal.6
38
Pada hakikatnya sikap sosial sangat berkaitan dengan mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial (IPS) sebagai ilmu pengantar yang menjadi pusat
pembelajaran segala bentuk tindakan sosial. Pembelajaran IPS adalah satuan
pembelajaran khusus untuk pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama yang terorganisasikan dan disajikan secara ilmiah berbentuk
padagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.49
48
Ischak, Pendidikan IPS di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm 131
49
Dadang Supardan, Sosial Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspekti Filosofi
dan Kurikulum, Cetakan Pertama (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 17.
39
50
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 175
51
Eka Yusnaldi, Potret Baru Pembelajaran IPS, (Jakarta :Perdana Publishing, 2019), h. 9-
10.
52
Syaharuddin, S., & Mutiani, M. (2020). Strategi Pembelajaran IPS: Konsep dan
Aplikasi.
40
Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang
bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs merupakan
integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: Geografi, Sosiologi,
Sejarah, dan Ekonomi. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan
realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.53
Dari penjelasan di atas mengenai berbagai macam karakteristik belajar ilmu
pengetahuan sosial secara langsung melalui berbagai kegiatan menarik, yang
membantu peserta didik untuk lebih memahami dan pembelajaran IPS
menekankan pada pengembangan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
yang diperlukan untuk menjadi aktif, kritis, beradab dan kesadaran sebagai
warga negara yang baik.
53
Pratiti, N., Purnomo, A., & Hermanto, F. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter
Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 34 Semarang. Sosiolium: Jurnal Pembelajaran IPS, 1(1),
72-83.
54
Dadang Supardan, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif Folosofi dan
Kurikulum, Cetakan Pertama (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), 11
41
55
Wahidmurni, Metodologi Pembelajaran IPS, hal.6.
56
Irwan Satria, Konsep dasar dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, (Bogor: PT
Penerbit IPB Pres, 2015), hal. 6
57
Akbar Sa’adun. 2015. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remja
Rosdakarya
42
Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang di
organisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah,
geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Dengan demikian adapun
manfaat pelajaran dari IPS tersebut antara lain: a) pembelajaran IPS
membekali peserta didik mengenai pengaturan sosial yang nantinya bisa
diterapkan langsung dalam kehidupan bermasyarakat. b) membekali peserta
didik untuk mampu berkomunikasi atau berinteraksi dengan masyarakat untuk
berbagai ilmu dan keahlian. c) mempelajari IPS juga dapat membantu melatih
dan membentuk sifat teliti dan ekonomis dan mempunyai jiwa sosial tinggi. 58
d) menumbuhkan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan untuk
berkontribusi di masyarakat. e) memberikan bekal untuk mengembangkan
pengetahuan sesuai perkembangan kehidupan masyarakat ilmu pengetahuan
dan teknologi. f) membantu untuk mengetahui cara berinteraksi dengan orang
di sekitarnya baik interaksi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
g) membantu melatih dan membentuk jiwa sosial.h) mengajarkan siswa untuk
mensyukuri kehidupan yang dimilikinya karena apa yang sedang mereka jalani
saat ini merupakan bagian dari proses sosial yang harus di lewati atau jalani. 59
dasar dalam berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) memiliki komitmen
dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat Pemblajaran IPS ini juga mampu dalam kegiata kehidupan
sehari- hari terdapat empat pembagian dalam pembelajaran IPS yaitu sejarah,
ekonomi, geografi, dan sosiologi.60
terjadi secara serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang
panjang.61
61
Hidayat, R., Sarbini, M., & Maulida, A. (2018). Peran Guru Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti dalam Membentuk Kepribadian Siswa SMK Al-Bana Cilebut Bogor. Prosa PAI:
Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama Islam, 1(1B), 146-157.
62
Aini, N. (2016). Konsep Kepribadian Pendidik (Telaah Qs. Al-Muddatstsir) (Doctoral
dissertation, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan).
63
Hidayat, F., Hernisawati, H., & Maba, A. P. (2021). Dampak penggunaan gadget
terhadap kepribadian anak sekolah dasar: studi kasus pada siswa ‘X’. Jurnal Humaniora dan Ilmu
Pendidikan, 1(1), 1-13.
64
Anwar, C. (2021). Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS Terpadu di
Madrasah Tsanawiyah 1 Annuqayah Guluk Guluk Sumenep Madura (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
45
65
Sudarsono, L. N. (2022). Upaya Guru Dalam Penanaman Sikap Dan Perilaku Sopan
Santun Melalui Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII B Di SMPN 1 Sambit Ponorogo
Tahun Ajaran 2021/2022 (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).
46
66
Shofiyuddin, A. (2019). Problematika Guru PAI dalam Membina Perilaku Sosial
Siswa. Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), 44-59.
67
SAFUTRI, D. R. (2020). Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran tematik pada
peserta didik dI MI AL-HIDAYAH 02 BETAK KALIDAWIR TULUNGAGUNG.
68
Latifah, A. (2020). Peran lingkungan dan pola asuh orang tua terhadap pembentukan
karakter anak usia dini. JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(2), 101-112.
47
69
Clara, E., & Wardani, A. A. D. (2020). Sosiologi Keluarga. Unj Press.
70
Susibur Mitra Wati, T., Jailani, S., & Musyaffa, A. A. (2020). Strategi Guru Dalam
Penanaman Sikap Sosial Pada Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri Nomor 197/VII Kampung
Tujuh VIII Kecamatan Cermin Nan Gedang Kabupaten Sarolangun (Doctoral dissertation, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).
71
Ali,Mohammad.2015.Psikologi Remaja.(Perkembangan Peserta didik).jakarta.PT.Bumi
Aksara
48
hari, termasuk bagi siswa. Namun terkadang game online ini juga memberikan
efek negatif bagi siswa, dimana game online ini menyita banyak waktu siswa
bukan hanya waktu belajar bahkan waktu istirahat siswa itu sendiri, dan pada
akhirnya menimbulkan berbagai implikasi berupa kesehatan, sosial, dan
ketidak disiplinan siswa, baik itu disiplin belajar, serta kehadiran disekolah.74
No Penelitian
Terdahulu Hasil Persamaan Perbedaan
1. Miftahudin, 1. Penanaman sikap 1. membahas penelitian
2018, pada sosial melalui mengenai yang akan
tesisnya yang intrakurikuler : penanaman dilakukan
berjudul pembiasaan sikap. hanya
“Penanaman membaca asmaul 2. Jenis mengkaji
74
Kurniawan, A., & Agustang, A. (2022). Faktor Penghambat tingkat kedisiplinan Siswa di
SMAN 1 BANTAENG.
50
75
Miftahudin. 2018. Penanaman Sikap Spiritual dan Sosial Peserta Didik Pada Kurikulum 2013
SMA Negeri 2 Kebumen. Tesis. Tersedia: repository.iainpurwokerto.ac.id. Diakses pada: 21
Desember 2022.
51
76
. Rudi Salam, 2019, dalam ejournal yang berjudul “Penanaman Sikap Sosial Melalui
Pembelajaran IPS Pada Siswa SMP Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang.di akses
pada 20 desember 2022.
52
E. Kerangka Berfikir.
mempelajari tentang tata cara hidup bersosial yang berlandaskan pada aspek
ilmu sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, geografi.
BAB III
METODE PENELITIAN.
A.Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena
sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data yang alami yaitu
fenomena mengenai penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS pada
siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu. Menurut Moleong Lexy
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.77
Dengan jenis penelitian kualitatif penulis dapat mencari dan
menemukan data informasi kemudian diolah sebagai sumber. Penelitian
77
Lexy.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2014), 4.
54
2. Waktu penelitian.
Penelitian di lakukan pada tanggal 4 mei sampai dengan 4 juni tahun 2023.
C. Sumber Data.
Sumber data penelitian yaitu sumber dari mana data diperoleh. Apabila
peneliti menggunakan metode wawancara dalam pengumpulan datanya maka
sumber data yang digunakan disebut responden. Kemudian apabila
menggunakan Teknik observasi maka sumber data yang digunakan berupa
benda, gerak atau proses sesuatu79. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu :
1. Sumber data Primer (Utama)
78
Sugiono,Metode penelitian kualitatif,kuantitatif,dan R&D.
(Bandung;ALPABETA.2013)h.81
79
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 172
55
83
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 201.
57
84
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
327.
58
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara umum yaitu dengan
rangkaian aktivitas analisis data kualitatif meliputi reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi data.86
1. Reduksi Data.
85
Sugiono,Metode penelitian kualitatif,kuantitatif,dan R&D.
(Bandung;ALPABETA.2013)h.273-274.
86
Salim DKK, (2017). Penelitian Tindakan Kelas, Medan: Perdana Publishing,
59
87
ibid., 252.
88
Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif...Hal. 148-151
60
BAB IV
A. Deskripsi Data.
89
Sugiono,Metode penelitian kualitatif,kuantitatif,dan R&D.
(Bandung;ALPABETA.2013)h.249
61
Maka dari itu, pihak yayasan mengadakan rapat tentang pendirian Sekolah
Menengah Pertama Plus Jâ-alHaq Kota Bengkulu dengan Surat Keputusan
Yayasan Jam’iyyah Khatmil Qur’an Nomor 173./SK/ Jâ-alHaq tanggal 7
Januari 2019. SMP Plus Jâ-alHaq pertama kali memulai kegiatan belajar-
mengajarnya pada tahun pelajaran 2020/2021. Sekolah ini mulai menerima
murid baru secara resmi di tahun 2020 dan sejak 2 tahun berdirinya sekolah ini,
sudah ada 30 orang siswa yang bersekolah di SMP Plus Jâ-alHaq. SMP Plus Jâ-
alHaq ini adalah Sekolah Menengah pertama swasta yang terhitung baru
Karena masih terdiri atas dua kelas saja, tepatnya kelas VII dan VIII. SMP Plus
Jâ-alHaq merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 edisi revisi
2016. SMP Plus Jâ-alHaq berlokasi di Jalan BumiAyu Raya Kelurahan Muara
Dua Kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu dengan NPSN 70024026,
38216. Telp. 0823-7541-509, Website, yysja-alhaqbengkulu@gmail.com.
SMP Plus Jâ-alHaq melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 6 hari dalam
seminggu dengan hari sabtu sebagai hari fokus pada ekstrakurikuler.
KETUA YAYASAN
Dr. H.SuwarjinA Muzayin, MA
Kepala Sekolah
Tuti Jupitasari,S.Pd
Waka Sekolah
Bendahara Purwanti, S.Pd Staf Tata Usaha
Meita Enggani Iskandar, S.Pd.I
M Ulfa,S.Pd
64
Jumla
No. Jenis Ruang
h
1. Ruang Teori/Kelas 2
2. Ruang Kepala Sekolah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Ibadah/Mushola 1
5. Kantin 1
6. Toilet 1
7. Tempat Wudhu 1
8. Lapangan 1
9. Gudang 1
10. Kamar Penjaga ruang ibadah 1
11. Parkir 2
67
B. Hasil Penelitian.
a. Kerja Sama.
Kerja sama merupakan suatu sikap mau bekerja dengan orang lain atau
kelompok. Dalam melakukan kerja sama siswa dapat menumbuhkan sikap
sosial di dalamnya. Setiap siswa dilatih untuk mengutamakan kepentingan
kelompok dan menyampingkan kepentingan pribadi. Perbedaanperbedaan
yang terdapat pada diri siswa dalam suatu kelompok dapat dijadikan sebagai
kekuatan yang besar. Bekerja bersama-sama di dalam kelas akan
meringankan pekerjaan di dalam kelompok dan mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.90
90
Aunurraahman.. Belajar dan Pembelajaran . (Bandung: Alfabeta, 2010). Hlm 149
91
Wawancara dengan ibu yulia rahmadani S.Pd pada tanggal 10 mei 2023.
68
b. Toleransi.
92
Wawancara dengan ibu Tuti Jupitasari,S.Pd
93
Muhaammad, A. S. Ukhuwwah dalam perspektif al-Quran.
69
Sikap toleransi memang selalu kami tanamkan disini baik itu dalam
proses pembelajaran maupun kegiatan yang lainnya.95
c. Tenggang Rasa.
94
Wawancara dengan ibu yulia rahmadani S.Pd pada tanggal 10 mei 2023.
95
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd
96
Wawancara dengan Pasya Septian Ramadhan. selaku siswa.
70
Tenggang rasa adalah sikap atau tanggapan untuk peka terhadap hal-hal
yang diterima oleh indra dan pendapat orang lain. Sikap tenggang rasa
menghendaki setiap orang untuk melakukan hal-hal baik dan menghindari
perilaku yang mengganggu orang lain.Sikap tenggang rasa perlu dimiliki
oleh setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat, baik di lingkungan
tempat tinggal, sekolah, maupun tempat kerja. Dengan menerapkan sikap
tenggang rasa, seseorang akan terhindar dari gesekan-gesekan yang dapat
menjadi pemicu konflik.97
Hal ini di perkuat juga dengan pernyataan Muhamad Abi Artilah (selaku
siswa ) melalui wawancara, beliau menyatakan bahwa :
Iya bu saat pembelajaran ips dengan ibu yulia ketika kami mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang di berikan ibu yulia akan
97
Arif, F. M. (2018). Maqashid As Living Law Dalam Dinamika Kerukunan Umat
Beragama Di Tana Luwu. Deepublish.
98
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani S.Pd. pada 15 mei 2023.
71
d. Disiplin.
penulis lakukan mengenai sikap disiplin siswa dan guru dimana kedisplinan
guru dalam memulai pembelajaran sesuai waktu yang di tentukan,begitu
juga ketepatan waktu siswa dalam mengikuti pembelajaran.hal ini di perkuat
dengan hasil wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani selaku guru IPS
beliau mengatakan bahwa :
Begitu juga yang di sampaikan oleh Pasya Septian Ramadhan selaku siswa
beliau mengatakan bahwa :
e. Kejujuran.
104
wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani
105
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari. .S.Pd.
74
Jadi sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang di lakukan oleh
penulis di atas bahwasanya sikap kejujuran sudah di tanamkan di SMP Plus
Ja-alHaq kota Bengkulu baik melalui pembelajaran maupun hal lainnya.
Walaupun tidak semua siswa berperilaku jujur sesuai dengan yang di
harapkan. Selain sikap jujur sikap sopan santun juga sangat penting di
tanamkan pada diri siswa.
f. Sopan Santun.
Sopan santun adalah sikap atau perilaku yang tertib sesuai dengan adat
istiadat atau norma-norma yang berlaku dalam pergaulan antar manusia
setiap harinya memiliki sikap saling menghormati, bertutur kata baik,
bersikap rendah hati, serta suka menolong. Sopan santun merupakan
perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati,
menghargai, dan berakhlak mulia yang merupakan sikap baik dalam
pergaulan dalam berbahasa maupun berperilaku. Sopan santun bersifat
relatif, artinya yang dianggap baik pada tempat dan waktu tertentu bisa
berbeda pada tempat dan waktu yang lain.106
Untuk sikap sopan santun siswa di sini memang sedikit susah untuk
mengaturnya,tapi ya tidak semua siswa seperti itu ada beberapa saja yang
sikap sopan santun nya kurang baik seperti contohnya kesopanan saat
memanggil,berbicara, terkadang ada juga yang lari lari di depan guru
tanpa permisi.107
Hal yang sama mengenai sikap sopan santun juga di sampaikan oleh ibu
Yulia Rahmadani S.Pd (selaku guru IPS) beliau menyatakan bahwa :
106
Firiyah, Z. (2019). Pengaruh Etika Jawa Terhadap Perilaku Sopan Santun Siswa
Kelas VIII MTs Nurul Ilmi Bategede Jepara Tahun Pelajar 2018/2019 dilihat dari Perspektif
Religiusitas (Doctoral dissertation, IAIN KUDUS).
107
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,s.pd
75
Sikap sopan santun siswa saat proses pembelajaran itu masih kurang
ya, kadang saat guru menjelaskan di depan ada siswa keluar masuk tanpa
izin,terkadang saya menjelaskan di depan yang belakang asik bercerita
sendiri.tapi sebisa mungkin saya memberi tahu kepada mereka mengenai
pentingnya sikap sopan santun melalui pembelajaran IPS ini.108
Begitu juga yang di sampaikan oleh Shafa Hamna al Thafunisa (selaku
siswa) beliau menyatakan bahwa :
g. Kreativitas.
Adapun pernyataan guru IPS mengenai sikap kreatif siswa ini, beliau
mengatakan bahwa ;
Kalok penanaman sikap sosial kreatif dari pihak sekolah yang lomba
menghias kelas dan kailgrafi kalok dari saya selaku guru IPS cara
menanamkan sikap kreativitas anak melalui pembelajaran dengan memberi
tugas seperti peta, membuat kerajinan yang memiliki nilai jual.112
110
Kusmiati, E., Chabibah, N., & Rizkiah, M. K. (2021). Penerapan Model Pictorial
Riddle Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS. Jurnal
Tahsinia, 2(2), 114-123.
111
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari ,S.Pd
112
Wawancara dengan ibu Yulia Rahmadani S.Pd
77
Penanaman sikap sosial pada siswa kelas VIII SMP Plus Ja-alHaq kota
Bengkulu tidaklah mudah, terdapat beberapa hambatan yang dihadapi oleh
guru diantaranya sebagai berikut :
a. Kepribadian
1. Membolos.
dilihat, ini juga dapat terjadi apabila kurangnya pengawasan dari orangtua
dan guru.115
Kalau untuk membolos siswa kelas delapan pernah satu orang dengan
teman nya di kelas tujuh.mereka membolos kebetulan saat pelajaran saya
dan pergi kewarnet untuk bermain game.karna itu jam pelajaran saya dan
berarti itu tanggung jawab saya, jadi saya jemput mereka kewarnet
kemudian sesampainnya di sekolah saya serahkan kepada kepala sekolah
untuk di berikan sangsi.116
Begitu pula hasil wawancara dengan Ibu tuti Jupitasari selaku kepala
sekolah beliau mengatakan bahwa ;
Perihal tindakan yang saya ambil selaku kepala sekolah terhadap siswa
membolos yang pertama saya akan memberikan teguran juga nasehat
kepada anak tersebut dan menanyakan alasan kenapa dia membolos, kalok
sudah di tegur dan nasehati masih tetap mengulanginya lagi saya akan
memberi surat peringatan dan yang terakhir memanggil orang tua siswa
tersebut.117
Dari hasil observasi dan wawancara penulis baik dengan ibu Yulia
Rahmadani dan ibu Tuti Jupitasari mengenai perilaku membolos dan sanski
yang di berikan dapat di simpulkan bahwa dalam menanamkan sikap sosial
positif pada siswa itu tidaklah mudah. Terdapat banyak faktor yang
menghambat proses penanaman sikap sosial ini salah satunya ialah sikap
115
Haq, M. D. D. U. (2019). Peran Guru BK Dalam Menangani Prilaku Membolos
Siswa Di MTs Nu Raudlatus Shibyan. KONSELING EDUKASIJournal of Guidance and
Counseling, 3(2).
116
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani S.Pd.
117
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd. selaku kepala sekolah.
79
membolos dimana siswa belum bisa memilah mana hal baik dan mana yang
tidak.
b. Lingkungan Keluarga.
Guru dan orang tua pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama
dalam pendidikan anak, yaitu mendidik, membimbing, membina serta
memimpin anaknya menjadi orang dewasa serta dapat
memperoleh kebahagiaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentunya harus ada kerja
sama yang baik antara guru dan orang tua. Kerja sama yang baik antara guru
dan orang tua sangat penting karena dua pihak inilah yang setiap hari
118
Santika, I. G. N. N. (2020). Optimalisasi Peran Keluarga Dalam Menghadapi
Persoalan Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 6(2), 127-137.
80
berhadapan langsung dengan siswa. Jika kerja sama antara guru dan orang
tua kurang, maka pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan
pendidikan yang direncanakan tersebut tidak akan berhasil dengan baik.
Kerja sama antara orang tua dan guru akan mendorong siswa
untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar
dengan tekun dan bersemangat.119
Hal senada juga di sampaikan oleh Ibu Tuti Jupitasari beliau menyatakan
bahwa :
Untuk membangun kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua
sekolah selalu mengadakan pertemuan di setiap semesternya untuk
menyampaikan apa saja kendala atau perilaku siswa selama satu semester
proses pembelajaran agar orang tua juga tau bagaimana perkembangan
anaknya.121
c. Lingkungan Masyarakat.
1. Teman Sebaya.
122
Sari, S. L., Devianti, R., & NUR’AINI, S. A. F. I. T. R. I. (2018). Kelekatan
orangtua untuk pembentukan untuk pembentukan karakter anak. Educational guidance and
counseling development journal, 1(1), 16-31.
123
Susanto, H. P. (2021). Best Practices Manajemen Sekolah. Penerbit Tsaqiva.
82
kesamaan bagi kelompok teman sebaya, tetapi tetap saja ada yang
berbeda, terutama dalam ranah karakter/teman sebaya memiliki
pengaruh positif maupun negatif.124
Adapun hasil wancara dengan salah satu siswa Shafa Hamna al Thafunisa
beliau menyatakan bahwa :
d. Kemajuan Teknologi.
124
Raviyoga, T. T., & Marheni, A. (2019). Hubungan kematangan emosi dan
konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja di SMAN 3 Denpasar. Jurnal Psikologi
Udayana, 6(01), 44-55.
125
Wawancara dengan Ibu Yulia Rahmadani, S.Pd.
126
Wawancara dengan Shafa Hamna al Thafunisa
83
1. Game Online.
itu game online hanya sedikit memiliki manfaat justru lebih banyak
menyimpan mudharat, yaitu banyak kerugian yang didapat dari pada
manfaat yang diperoleh.128
Adapun hasil observasi dan wawancra dengan guru IPS dan kepala
sekolah SMP Plus Ja-alHaq kota Bengkulu mengenai game online.yang
pertama wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari selaku kepala sekolah beliau
menyatakan bahwa :
128
Rahyuni, R., Yunus, M., & Hamid, S. (2021). Pengaruh game online terhadap
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa SD Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo. Bosowa
Journal of Education, 1(2), 65-70.
129
Wawancara dengan Ibu Tuti Jupitasari,S.Pd. selaku kepala sekolah
85
Hal senada juga di sampaikan oleh Ibu Yulia Rahmadani selaku gru IPS
beliau menyatakan bahwa :
C.Pembahasan.
Dengan demikian lembaga pendidikan formal dalam hal ini ialah sekolah
memiliki tugas untuk menanamkan dan membina sikap anak didik menuju
kepada sikap yang kita harapkan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah
mengubah sikap anak didik ke arah yang lebih baik.
Sesuai dengan teknik analisis data yang dipilih oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif deskriptif yaitu penerapan dengan
menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara dan observasi
selama peneliti mengadakan penelitian. Dibawah ini adalah hasil analisis
menurut peneliti.
1. Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VIII
SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu.
Jika dikaitkan dengan teori yang disampaikan oleh Wina Sanjaya dalam
bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan maka benar jika penanaman sikap sosial pada anak melalui
pembiasaan, pengajaran yang baik dan pemberian contoh.
menjadi penghambat untuk dirinya sendiri apabila siswa tidak lagi mau
mendengarkan perkataan siapapun termasuk gurunya, dan itu akan membuat
guru kesusahan dalam menanamkan sikap. Sedangkan orang tua juga dapat
menjadi penghambat dalam menanamkan sikap sosial pada anak karena
terkadang orang 69 tua yang tidak mengetahui jiwa anak akan mudah sekali
melakukan pertikaian di dalam rumah dan dilihat oleh siswa. Selanjutnya
gadget juga menjadi faktor penghambat terbesar dalam penanaman sikap sosial
pada anak, karena gadget dapat menghabiskan waktu bermain anak dengan
sendiri, bukan bermain dengan teman sebayanya dan bermain dengan
permainan tradisional layaknya anak-anak zaman dahulu. Dengan begitu
pengawasan ekstra dari orang tua sangat dibutuhkan agar siswa tidak menjadi
seorang yang individualis dan bimbingan dari orang tua mengenai pentingnya
bergaul juga harus selalu disampaikan. Selain itu, orang tua harus selalu
bekerja sama dengan guru dalam memantau setiap aktivitas anak baik di rumah
maupun di sekolah.
kelas maupun di luar kelas, mengkaitkan materi pelajaran IPS dengan nilai-
nilai sikap sosial dan dengan memberikan kalimat-kalimat positif yang
mengandung nilai sikap sosial diawal pembelajaran, menggunakan media
pembelajaran IPS, dan melakukan evaluasi terkait sikap sosial.
BAB V
PENUTUP.
A. Kesimpulan
karena masih adanya siswa yang belum memahami dan menerapkan sikap
sosial positif dalam dirinya, hal ini dapat dilihat dari masih adanya siswa
yang membolos, tidak menaati peraturan yang ada,kurangnya sikap
kejujuran saat mengerjakan soal ujian, dan kurangnya minat
mengembangkan kreativitas yang ada dalam dirinya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA..
Anggraini, L., & Perdana, R. (2019). Hubungan sikap dan percaya diri siswa pada
mata pelajaran ipa di sekolah menengah pertama. SPEKTRA: Jurnal
Kajian Pendidikan Sains, 5(2),.
Anwar, C. (2021). Penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS Terpadu di
Madrasah Tsanawiyah 1 Annuqayah Guluk Guluk Sumenep
Madura (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim)
.
Bambang Syamsul Arifin,(2015) Psikologi Sosial Sosial (Jawa Barat: Pustaka
Setia),
Dadang Supardan,,(2015) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Perspektif
Folosofi dan Kurikulum, Cetakan Pertama (Jakarta: Bumi Aksara),
Hidayat, R., Sarbini, M., & Maulida, A. (2018). Peran Guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti dalam Membentuk Kepribadian Siswa SMK Al-
Bana Cilebut Bogor. Prosa PAI: Prosiding Al Hidayah Pendidikan Agama
Islam, 1(1B),
Rosa, N. M. (2015). Pengaruh sikap pada mata pelajaran kimia dan konsep diri
terhadap prestasi belajar kimia. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan
MIPA,
Rukajat, A. (2018). Teknik evaluasi pembelajaran. Deepublish.
Rosdakarya),
l
L
A
M
P
I
R
A
N
96
Hasil
Variabel Indikator Hal Yang di amati pengamatan
Ya Tidak
Penanaman 1.Sikap positif. a. sikap kerja sama guru
dan siswa dalam
sikap sosial a. Kerja sama
menjaga kebersihan
melalui b. Toleransi kelas.dan kerja sama
sesam siswa saat
pembelajaran c. Tenggang
berdiskusi.
IPS. rasa
b. Sikap guru dalam
d. Disiplin. memberikan toleransi
e. Jujur. kepada siswa yang
telat masuk saat jam
f. Sopan santun. pembelajaran.
g. Kreatif
c. cara guru membantu
siswa saat kesulitan
dalam mengerjakan
tugas yang di berikan.
memantau
perkembangan siswa
dan kreativitas siswa
dalam menghias dan
menjaga kebersihan
kelas.
Faktor 1.Kepribadian. 1. cara guru
membangun
penghambat a. bolos sekolah.
komunikasi kepada
penanaman 2. Lingkungan siswa yang
mealkukan
sikap sosial. keluarga.
pelanggaran.
a. cara orang
2. Guru dan orang tua
tuadan guru melakukan
dalam pertemuan di awal
tahun ajaran atau
bekerja sama bahkan sebelum
dalam tahun ajaran
berlangsung. Dalam
menanamkan pertemuan tersebut,
sikap sosial tanamkan kesadaran
pentingnya peran
positif siswa. guru dan orangtua
3. Lingkungan dalam menanamkan
sikap sosial anak.
masyarakat.
a. teman sebaya. 3. Pengawasan guru
terhadap teman
4. Kemajuan siswanya.
teknologi.
4. Sikap guru dalam
a. game online memberikan
nasehatan mengenai
dampak buruk
memaikan game
online.
PEDOMAN WAWANCARA.
99
1. Mengapa kerja sama antara guru dan siswa sangat di perlukan dalam
proses pembelajaran?
2. Bagaimana sikap kerja sama dalam proses pembelajaran maupun di luar
proses pembelajaran?
3. Bagaimana sikap toleransi yang ada di sekolah ini ?
4. Bagaimana upaya menanamkan sikap toleransi siswa?
5. Sudahkah sikap tenggang rasa di tanamkan?
6. Bagaimana cara menanamkan sikap tenggang rasa pada siswa ?
7. Bagaimana menanamkan kedisiplinan siswa di sekolah?
8. Bagaimana cara menjaga kedisiplinan siswa?
9. Bagaimana melihat sikap kejujuran siswa ?
10. Sudahkah sikap kejujuran tertanam dalam diri siswa?
11. Bagaimana sikap sopan santun siswa saat pembelajaran ?
12. Apa dampak ketika siswa tidak memiliki sikap sopan santun?
13. Bagaimana cara mengatasi siswa yang memiliki kreativitas yang sulit di
kembangkan ?
14. Bagaimana upaya memunculkan kreativitas pada siswa?
15. Apa tindakan yang di berikan kepada siswa yang membolos ?
16. Bagaimana cara mengatasi perilaku membolos ?
17. Bagaimana cara mengajak orang tua untuk bekerja sama dalam
menanamkan sikap sosial siswa?
18. Mengapa orang tua dan guru memiliki peran yang penting dalam
menanamkan sikap sosial siswa ?
19. Bagaimana peran teman sebaya dalam penanaman sikap sosial siswa?
20. Apa cara yang di lakukan untuk memberikan edukasi kepada siswa
mengenai pentingnya memiliki teman yang baik ?
21. Motivasi seperti apa yang anda sampaikan kepada siswa mengenai
pemanfaatan kemajuan teknologi yang baik ?
22. Bagaimana cara anda menyikapi game online agar tidak berdampak buruk
terhadap prestasi siswa?
100
DOKUMENTASI PENELITIAN
Hasil
N Dokumen yang di cari Ada Tidak ada
O
1. Profil Sekolah
TRANSKIP WAWANCARA.
untuk di diskusikan
bersama kemudian di
presentasikan di depan
kelas. Selain
menanamkan sikap
sosial kerja sama dalam
pembelajaran ,saya dan
para siswa juga bekerja
sama dalam menjaga
kebersihan kelas.
2. Bagaimana upaya
menanamkan sikap 2. Ya saya memberikan
toleransi siswa? toleransi kepada siswa
yang telat masuk dalam
mengikuti proses
pembelajaran,hanya saja
ada maksimal ketentuan
waktunya,jadi ketika
telat lebih dari 15 menit
tidak boleh saya
perbolehkan masuk dan
absen kehadiran di
3. Bagaimana cara anggap alpa.
menanamkan sikap
tenggang rasa pada 3. Ketika saya memberikan
siswa ? tugas kepada siswa tidak
lupa saya menanyakan
apakah ada kesulitan dari
tugas yang di
berikan,biasanya saya
beri waktu untuk mereka
mengerjakan secara
mandiri,setelah waktu
yang di berikan sudah
habis tugas harus sudah
di kumpul,terkadang ada
beberapa siswa yang
mengalami kesulitan dan
saya akan menanyakan
4. Bagaimana dan memberikan
menanamkan bantuan.
kedisiplinan siswa
di sekolah? 4. Perihal ketepatan waktu
dalam memulai jam
pembelajaran, saya
selalu mengusahakan
105
9. Kalok dalam
menanamkan sikap
sosial kita tetep
10.Bgaimana peran membutuhkan peran
teman sebaya dan orang tua jadi kerja sama
Apa cara yang di dengan orang tua selalu
lakukan untuk kita bangun sehingga
memberikan penanaman sikap sosial
edukasi kepada dapat berjalan sesuai
siswa mengenai dengan yang di inginkan
pentingnya
memiliki teman 10. Memang teman sebaya
yang baik ? itu berpengaruh terhadap
sikap siswa,karna
kadang yang awalnya
anak itu pendiam
kemudian dalam
memilih teman dia dapat
yang agak sedikit
berandal dengan berjalan
107
mau melaksanakan
sholat dhuha
bersama,jika terlambat
datang ada hukumnya.
Muhamad Abi 1. Sudahkah sikap 1.Iya bu saat pembelajaran
tenggang rasa di ips dengan ibu yulia
Artilah (siswa )
tanamkan? ketika kami mengalami
kesulitan dalam
mengerjakan tugas yang di
berikan ibu yulia akan
membantu,beliau juga
selalu menanyakan setelah
jam pembelajaran selesai
apakah kami sudah
memahami pembelajaran
hari ini atau belum,jika
kami menjawab belum
beliau akan menjelaskan
kembali secara detail,ibu
yulia juga selalu
memberikan nasehat
kepada kami untuk bisa
menolong siapapun yang
sedang membutuhkan
pertolongan.
109
DOKUMENTASI PENELITIAN.
Gambar 1.1 wawancara dengan Kepsek SMP Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu.
(Ibu Tuti Jupitasari, S.Pd)
Gambar 1.2 wawancara dengan guru pembelajaran IPS SMP Plus Ja-alHaq
Kota Bengkulu. (Ibu Yulia Rahmadani,S.Pd.)
110