SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh
NIRAWANTI TRIUTAMI
105381107416
MARET, 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang dipuji dengan segenap bahasa yang ada, yang
disembah pada setiap waktu, yang kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan diri
dan amal kita, yang atas izin-Nya niat-niat baik kita dapat terlaksana. Shalawat dan
juga tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan baik materil maupun
Makassar
Erwin Akib, M,Pd., Ph.D. Selaku dekan fakultas Keguruan dan Ilmu
Sosiologi
sosiologi
Prof. Dr Eliza Meiyani, M.Si. Selaku Pembimbing I yang dengan penuh
Skripsi.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan
Tercinta yang dengan segala pengorbananya tak akan pernah penulis lupakan atas
jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat an petunjuk bagi mereka yang merupakan
dorongan yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini
Kakakku Zulfikar Latua dan Adikku Widya Lestari Supma, Wulan Lestari
Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang sudah
Nya untuk kita dan semoga Allah juga senantiasa memberikan nikat iman, nikmat
islam, kasih sayang serta petunjuk-Nya kepada kita. Peneliti menyadari bahwa
proposal ini masih jauh dari kata sempurna, dengan kerendahan hati, peneliti
mengaharapkan saran dam kritik yang membangun dari semua pihak yang
membaca proposal ini. Akhir kata peneliti berharap semoga proposal ini
Nirawanti Triutami
MOTTO
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tuaku yang telah mendidik
dengan ketulusan cintanya sehingga aku dapat menjalani kehidupan ini. Dan
seluruh keluarga yang kusayangi.
ABSTRAK
Nirawanti Triutami, 2020. Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak
Pada Sekolah SMPN 7 Turatea Kabupaten Jeneponto. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Pembimbig I Eliza Meiyani dan pembimbing II Sudarsono.
Pola Asuh adlah suatu kegiatan yang dilakukan secara terpadu dalam jangka
waktu yang lama oleh orang tua terhadap anaknya dengan tujuan untuk
membimbing, membina dan melindungi anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Anak Pada
Sekolah SMPN 7 Turatea dan apa solusi yang harus dilakukan oleh orang tua agar
termotivasi dalam belajar sekolah SMPN 7 Turatea Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif dengan menggunakan 5 Informan
dengan metode wawancara dan dianalisis secara kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua yang
anaknya berprestasi dan kurang berprestasi dalam hal memotivasi anaknya untuk
belajar sangat berbeda, dimana orang tua yang anaknya berprestasi menggunakan
pola asuh yang bersifat demokratis cenderung mampu meluangkan waktunya
untuk anak, selain itu mereka memberikan hadiah, kasih sayang serta perhatian
kepada anaknya untuk lebih meningkatkan motivasi anak. Sedangkan orang tua
yang anaknya kurang berprestasi menggunakan pola asuh yang bersifat permisif
cenderung kurang mampu meluangkan waktunya untuk anak, tetapi tetap
memberikan nasehat kepada anak sebagai bentuk upaya meningkatkan motivasi
belajar anak. Kendala yang dihadapi oleh orang tua siswa SMPN 7 Turatea dalam
memotivasi anaknya ada tiga hal antara lain kondisi anak, kesibukan orang tua
serta keadaan sekitar. Solusi yang dilakukan oleh orang tua siswa SMPN 7
Turatea dalam mengatasi masalah yang dihadapi pada proses memotivasi anak
untuk belajar ada tiga hal, antara lain: anak diberi nasehat akan pemahaman
tentang pentingnya belajar, membuat aturan yang tegas kepada anak, serta
meminta bantuan anggota keluarga lain ketika orang tua tidak memiliki waktu
untuk membantu anak dalam belajar.
Kata kunci: Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar anak.
ABSTRACT
Halaman
Kata Pengantar............................................................................................. vi
Abstrak .......................................................................................................... x
Abstrack ........................................................................................................ xi
E. Definisi Operasional................................................................. 6
D. Penelitian Relevan.............................................................................. 22
E. Instrumen Penelitian........................................................................... 31
C. Keadaan Penduduk.................................................................. 44
D. Keadaan Pendidikan........................................................................ 45
A. Hasil Penelitia........................................................................ 47
B. Pembahasan........................................................................... 56
BAB VI KESIMPULAN................................................................... 67
A. Kesimpulan............................................................................ 67
B. Saran..................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 70
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membentuk karakter pada anak. Ada beberapa jenis pendidikan yang di dapatkan
keluarga yang secara langsung di dapatkan dari orang tua. Pendidikan dalam
keluarga atau dalam ilmu psikologi disebut pola asuh yang mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap perilaku anak ketika berada di lingkungan sekolah dan
Menurut Eva Latifah bahwa secara bahasa pola asuh terdiri dari dua kata
yaitu “pola” dan “asuh”. Pola yaitu suatu bentuk, keteraturan dari suatu hal,
sedangkan asuh berarti suatu sikap mendidik. Maka dari itu pola asuh adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara terpadu dalam jangka waktu yang lama oleh orang
melindungi anak. Maksud dari pola asuh yang dilakukan secara terpadu adalah
pola asuh yang dikerjakan secara bersama-sama oleh kedua orang tua, tidak ada
perbedaan sikap antara ayah dan ibu. Terlebih untuk usia sekolah menengah
dimana pada masa-masa remaja yang banyak perhatian. Maka sebagai orang tua
hendaklah memberikan bimbingan serta binaan atau pola asuh yang tepat karena
peserta didik pada masa ini sangat membutuhkan motivasi dalam belajar.
1
2
Menurut Hamzah B. Uno bahwa: Motivasi dan belajar merupakan dua hal
yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek dan penguatan
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan motivasi dapat
dapat tercapai.
belajar lebih banyak dan lebih tekun dari mereka yang kurang memiliki atau
bahkan tidak memiliki motivasi belajar sama sekali. Setelah anak mendapatkan
motivasi dalam belajarnya secara tidak langsung akan berdampak baik pada
menurun, sehingga hal tersebut juga dapat mempengaruhi pada prestasi belajar
anak.
lebih dalam mengenai studi yang mengkaji tentang pola asuh terhadap motivasi
belajar anak pada sekolah SMP Negeri 7 Turatea Kabupaten Jeneponto. Penelitian
terdahulu dengan tujuan yang sama yaitu pola asuh orang tua terhadap motivasi
belajar. Kajian tentang pola asuh terhadap motivasi belajar anak telah dilakukan
oleh sejumlah peneliti terdahulu, penelitian yang mengkaji tentang pengaruh pola
asuh orang tua, konsep diri dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
dikaji oleh Nur dkk (2016) dan pengaruh perhatian orang tua, motivasi belajar,
3
dan lingkungan social terhadap prestasi belajar dikaji oleh Kurniawan dkk (2014).
Kajian yang lebih relevan mengkaji mengenai hubungan antara pola asuh orang
tua dengan motivasi berprestasi peserta didik oleh Susanto dkk (2013). Studi ini
melengkapi penelitian tentang pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar pada
tentang pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak pada sekolah SMP
Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ini adalah keluarga
yang dalam hal ini adalah pola asuh orang tua. Jika kalau sikap orang tua yang
terbuka dan selalu menyediakan waktu akan membantu anak dalam memahami
dirinya yang terus mengalami perubahan juga akan membantu anak meningkatkan
semangat belajarnya. Anak merasa tidak terpaksa untuk bersekolah dan semangat
belajarnya pun akan tumbuh terus, dengan adanya sikap yang positif, maka anak
akan merasa lebih muda untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Anak akan
mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dengan tepat. Namun, hal itu tidak terjadi di
sekolah SMP Negeri 7 Turatea, motivasi itu lebih banyak tidak didukung oleh
lingkungan pembelajaran yang minim bahkan pola asuh orang tua yang tidak baik.
didik kurang memiliki motivasi belajar yang kurang seperti datang terlambat,
tidak mengerjakan tugas bahkan bolos dari sekolah serta tidak fokus menerima
4
pelajaran. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung sebagian peserta
diberi tugas, peserta didik juga tidak segera mengerjakan tugas yang diberikan.
“Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Sekolah SMP
Negeri 7 Turatea”.
B. Rumusan Masalah
yang mengkaji tentang Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak
pada Sekolah SMP Negeri 7 Turatea. Rumusan masalah secara rinci sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak
2. Apa solusi yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak termotivasi
C. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar
2. Untuk mengetahui solusi yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
pola asuh yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak,
pada anak dengan pola asuh orang tua yang tepat, sehingga diharapkan
belajar peserta didik dengan pola asuh orang tua, sehingga diharapkan
E. Definisi Operasional
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut kamus
bahasa Indonesia, “pola” berarti model, system, cara kerja, dan bentuk yang
tetap. Sedangkan kata “asuh” dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik)
atau membimbing. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan
peran yang sangat penting dalam menjaga, mengajar, mendidik serta memberi
dan akhirnya dapat menerapkan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pola asuh yang ditanamkan tiap
keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Hal ini tergantung dari pandangan
2. Motivasi belajar
merupakan sesuatu yang menggerakkan orang baik secara fisik atau mental
untuk belajar atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dikehendakinya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut kamus
bahasa Indonesia, “pola” berarti model, system, cara kerja, dan bentuk yang
tetap. Sedangkan kata “asuh” dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik)
atau membimbing. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan
peran yang sangat penting dalam menjaga, mengajar, mendidik serta memberi
dan akhirnya dapat menerapkan tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pola asuh yang ditanamkan tiap
keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Hal ini tergantung dari pandangan
Menurut Sugihartono dkk, pola asuh orang tua adalah pola perilaku
asuh orang tua yang ada akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
terdekat yang selalu mengitari anak sekaligus menjadi figur dan idola mereka.
Model perilaku orang tua secara langsung maupun tidak langsung akan
8
8
dipelajari dan ditiru oleh anak. Anak meniru bagaimana orang tua bersikap,
bertutur kata, mengekspresikan harapan, tuntutan dan kritikan satu sama lain,
emosinya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua
masyarakat. Pola asuh orang tua adalah bagaimana orang tua memperlakukan
Pola asuh orang tua menurut Stewart dan Koch (Aisyah) terdiri
dari tiga kecenderungan pola asuh orang tua yaitu: (1) pola asuh otoriter,
Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada
pengawasan orang tua atau kontrol yang ditujukan pada anak untuk
mengikuti orang tua tanpa banyak alasan anak harus tunduk dan patuh
bahwa orang tua yang otoriter tidak memberikan hak anaknya untuk
Koch (Aisyah) orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai
ciri antara lain: kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang
serta simpatik. Orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai
jarang memberi pujian. Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab
seperti anak dewasa. Orang tua yang otoriter cenderung memberi hukuman
terutama hukuman fisik. Orang tua yang otoriter amat berkuasa terhadap
harus menurut kepada orang tua. Keinginan orang tua harus dituruti, anak
ataupun bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa
10
semua sikap yang dilakukan sudah baik, sehingga tidak perlu anak
permasalahan anaknya. Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga ditandai
hukuman tersebut sifatnya hukuman badan dan anak juga diatur yang
membatasi perilakunya. Orang tua dengan pola asuh otoriter jarang atau
sedikit sekali dituntut untuk suatu tanggung jawab, tetapi mempunyai hak
yang sama seperti orang dewasa. Anak diberi kebebasan untuk mengatur
dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Menurut
Septriari, dalam pola asuh permisif orang tua serba membolehkan anak
berbuat apa saja. Orang tua memiliki kehangatan, dan menerima apa
kepada anak untuk berbuat apa saja. Pola asuh ini dapat menyebabkan
anak agresif, tidak patuh pada orang tua dan kurang mampu mengontrol
diri.
adalah:
cara yang dapat dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam menjalankan
peran pengasuhan antara lain: terlibat aktif dalam setiap pendidikan anak,
fungsi keluarga dan kepercayaan anak. Orang tua yang sudah mempunyai
12
menjalankan peran asuh, selain itu orang tua akan lebih mampu
2) Lingkungan
3) Budaya
anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh
terhadap anaknya.
2. Motivasi Belajar
a. Motivasi Belajar
(situation) kerja.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan (reinforced practice)
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kegiatan belajar,
mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna
merupakan sesuatu yang menggerakkan orang baik secara fisik atau mental
untuk belajar atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dikehendakinya
1) Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsi tidak perlu
dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
14
adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga
yang berasal dari luar dirinya dan factor yang berasal dari dalam dirinya
Kelompok factor ini antara lain misalnya keadaan udara, suhu udara,
2) Factor-faktor social
Factor social adalah factor manusia (sesama manusia), baik manusia itu
langsung.
3) Factor-faktor fisiologis
Factor ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: (a) jasmani
4) Factor-faktor psikologis
seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut: (a) adanya sifat ingin tahu
dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas; (b) adanya sifat yang kreatif yang
ada pada manusia dan berkeinginan untuk selalu maju; (c) adanya keinginan
untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman; (d) adanya
merupakan sebuah perilaku atau tindakan yang dilakukan individu bersal dalam
dirinya dan dapat mempengaruhi sekitarnya seperti penelitian yang dilakukan oleh
peneliti tentang pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak pada sekolah
SMP Negeri 7 Turatea. Barulah kemudian aktor memilih tindakan. Secara tak
sadar masyarakat adalah hasil akhir dari interaksi manusia. Interaksi tersebut
berasal dari tataran interaksi individu. Menurut Max Weber tindakan sosial terbagi
4 yaitu:
pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu
b. Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational), tindakan rasional nilai ini memiliki
c. Tindakan Afektif (Affectual Action), tipe tindakan sosial ini lebih didominasi
memerlukan orang lain. Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik
atau melibatkan dua belah pihak. Interaksi sosial merupakan ciri khas kehidupan
berupa tindakan yang berupa kerja sama tetapi juga dapa berupa persaingan dan
kelompok.
dan reaksi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar individu. Menurut
soerjono soekanto (2000:37), faktor yang memengaruhi interaksi sosial ada enam
1. Imitasi
perilaku orang lain. Imitasi dpat berakibat positif bila yang ditiru merupakan
2. Sugesti
orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/
sosialnya. Cepat atau lambat proses sugesti tergantung pada usia, kepribadian,
berbagai bentuk sikap atau tindakan seperti perilaku, pendapat saran, dan
pertanyaan. Reklame dan iklan yang dimuat dimedia cetak , atau media
elektronik juga merupakan salah satu bentuk sugesti yang bersifat massal.
3. Identifikasi
untuk menjadi sama dengan individu lain yang ditiru. Orang lainyang menjadi
sasaran identifikasi disebut idola (dari kata idol yang berarti sosok yang
dipuja). Identifikasi merupakan bentuk lanjut dari proses sugesti dan proses
sehingga penampilan, cara bicara atau perilakunya mirip atau identic dengan
4. Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan
diperlukan adanya saling pengertian antara dua belah pihak. Pihak yang satu
19
5. Motivasi
seseorang kepada orang lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti
atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh
rasa tanggung jawab. Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada
6. Empati
perasaan orang lain baik suka maupun duka. Contohnya kalau kita melihat
orang lain mendapat musibah, kita seolah-olah ikut menderita dan ikut
C. Kerangka Pikir
utama dalam membuat suatu kerangka berpikir agar dapat meyakinkan ilmuwan
adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membuat suatu kerangka berpikir
pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak pada sekolah SMP Negeri 7
Turatea. Serta solusi yang harus dilakukan oleh orang tua agar termotivasi dalam
belajar.
merupakan sebuah perilaku atau tindakan yang dilakukan individu berasal dalam
dirinya dan dapat mempengaruhi sekitarnya seperti penelitian yang dilakukan oleh
peneliti tentang pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak pada sekolah
SMP Negeri 7 Turatea. Barulah kemudian aktor memilih tindakan. Secara tak
sadar masyarakat adalah hasil akhir dari interaksi manusia. Interaksi tersebut
berasal dari tataran interaksi individu. Interaksi sosial terjadi apabila satu individu
Interaksi antara peran orang tua dan guru sekolah terhadap anak dalam proses
belajar untuk menemukan solusi yang harus dilakukan orang tua agar anak
Proses Belajar
D. Penelitian Relevan
penelitian ini pada dasarnya dapat dijadikan acuan untuk mendukung dan
memperjelas penelitian ini dan dapat peneliti jadikan sebagai referensi untuk
melengkapi penelitian yang kurang dan dapat jadikan peneliti contoh dalam
orang tua dengan motivasi berprestasi peserta didik kelas VIII SMP
peserta didik tergolong dalam tipe pola asuh 2 yaitu sebesar 2,92%
terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
Volume 02 No.02, 2016 hal 89-96 yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh
berjumlah 1041 peserta didik dengan jumlah sampel 281 peserta didik
data sampel, (2) pola asuh orang tua berpengaruh positif terhadap
konsep diri peserta didik sebesar 0,25 atau 25%, (3) pola asuh orang
motivasi berprestasi sebesar 0,2149 atau 21,49%, dan (4) pola asuh
prestasi belajar matematika kelas VIII yang terdiri dari 25 soal, angket
perhatian orang tua peserta didik, angket motivasi belajar, dan angket
Asuh Orang Tua dan Penggunaan Gadget Terhadap Hasil Belajar Mata
pengaruh pola asuh orang tua terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS
seberapa tinggi tingkat pengaruh pola asuh orang tua dan penggunaan
25
gadjet terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII di
20 ada pengaruh positif antara pola asuh orang tua dan penggunaan
gadget terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VII SMP
kelas VII SMPN 1 Singosari, artinya semakin optimal pola asuh orang
benar maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa dan hasil belajar
5. Rini Harianti dan Suci Amin. Dalam Jurnal Curricula 2016 Vol. 1, No.
2 hal 20-29 yang berjudul “Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan
untuk menguji korelasi antara pola asuh orang tua dan lingkungan
26
Hasil menunjukkan bahwa pola asuh positif dari segi control orangtua
para orang tua dan sekolah agar dapat menerapkan pola asuh yang
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Anak pada Sekolah SMP Negeri 7 Turatea.
2. Pendekatan Penelitian
makna pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala,
29
28
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Anak pada Sekolah SMP Negeri 7
Turatea.
Lokasi Penelitian Penelitian ini terkait Pola Asuh Orang Tua Terhadap
pelaksanaan penelitian.
penelitian Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Anak pada Sekolah
SMP Negeri 7 Turatea adalah selama 2 bulan, dimulai dari bulan Juli
Bulan I Bulan II
No Jenis kegiatan
I II III IV I II III IV
1 Pengusulan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Konsultasi Pembimbing
4 Seminar Proposal
5 Pengurusan Izin Penelitian
6 Dst
Gambar Tabel 3.2 Waktu Penelitian
C. Informan Penelitian
informasi oleh informan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Subjek
interaksi sosial yang diteliti. Dalam hal ini yaitu Orang Tua Peserta Didik
D. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada bagaimana pola asuh orang tua terhadap
motivasi belajar anak pada sekolah SMP Negeri 7 Turatea serta solusi yang harus
dilakukan orang tua agar anak termotivasi dalam belajar pada sekolah SMP
30
Negeri 7 Turatea. Oleh karena itu peneliti akan menentukan beberapa informan
yang dianggap dapat memberikan informan yang berkaitan dengan peran orang
tua dalam memotivasi anak belajar di sekolah SMP Negeri 7 Turatea. Informan
yang terdiri dari guru, orang tua peserta didik. Peneliti menentukan informan
karena informan dapat memberikan suatu informasi jawaban yang sesuai dengan
E. Instrumen Penelitian
dan semakin banyak instrument yang digunakan maka akan besar peluang
Penelitian ini, maka peneliti mulai tahap awal penelitian sampai hasil
penelitian ini seluruhnya dilakukan oleh peneliti. Selain itu untuk mendukung
penguatan data observasi dan wawancara yang berupa gambar, data sesuai
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan yang
langsung dan mendalam. Data yang diperoleh peneliti akan diproses, diolah dan
dianalisa yang bersumber dari observasi dan wawancara langsung dengan guru,
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang memberikan informasi secara tidak
langsung. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari laporan-laporan yang berkaitan dengan penelitian ini, yang berupa
buku, teori-teori, jurnal, blog, web, arsip, data lain yang relevan sebagai landasan
teoritis yang dibutuhkan untuk melengkapi data penelitian. Data sekunder ini
mengumpulkan data yaitu buku tentang pendapat atau teori sosiologi yang
dan misi, keadaan guru dan peserta didik, serta orang tua peserta didik SMP
Negeri 7 Turatea.
32
1. Observasi
mencatat informasi sebagai mana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo
peserta didik dengan melakukan pengamatan secara langsung dalam hal ini
peneliti mengunjungi rumah orang tua peserta didik yang dapat memberikan
informasi atau memperkuat data penelitian, dan telah memperoleh izin dari
asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak pada sekolah SMP Negeri 7
Turatea. Apakah dalam pola asuh orang tua ada solusi yang harus dilakukan oleh
2. Wawancara
menggunakan pedoman wawancara pada informan yaitu orang tua peserta didik
sebanyak 4 orang, dan 1 guru. Adapun rumusan masalah yang akan ditanyakan
dan yang sudah disiapkan oleh peneliti kepada informan atau narasumber adalah
bagaimana pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar anak pada sekolah SMP
Negeri 7 Turatea serta apa solusi yang harus dilakukan orang tua agar anak
termotivasi dalam belajar pada sekolah SMP Negeri 7 Turatea. Dan selanjutnya
pertanyaan peneliti yang akan dijawab oleh informan melalui proses wawancara.
wawancara yang hanya memuat garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
3. Dokumentasi
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
peninggalan tertulis, seperti teori-teori, jurnal, blog, web, arsip, buku-buku tentang
pendapat atau teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan data lain
yang relevan sebagai landasan teoritis yang dibutuhkan untuk melengkapi data
data yang digunakan selama proses pembelajaran untuk mengumpulkan data yaitu
buku tentang pendapat atau teori sosiologi yang berhubungan dengan masalah
visi dan misi, keadaan guru dan peserta didik, serta orang tua peserta didik SMP
Negeri 7 Turatea.
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting atau pokok dalam suatu
aspek pendidikan karakter disekolah. Bahwa teknik analisis data adalah proses
pencarian data dan penyusunan data yang sistematis melalui hasil penelitian yang
menambah wawasan bagi peneliti terhadap apa yang didapatkan. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif deskriptif dimana
data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan diolah kemudian disajikan
sebagai berikut:
1. Reduksi data, yaitu data yang diperoleh dilapangkan yang masih ditulis
penelitian tersebut.
terdiri dari data observasi, wawancara, dan dokumen. Adapun alat yang digunakan
melakukan wawancara tentang pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar
anak pada sekolah SMP Negeri 7 Turatea secara mendalam dan observasi,
tulisan pribadi.
yang dikumpul dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
36
3. Triangulasi teori, yaitu teori yang akan dipakai dilapangan seperti teori
peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk mestikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya
J. Etika Penelitian
4. Meminta izin informan jika ingin merekam wawancara, atau ambil foto/
video.
39
BAB IV
SMP Negeri 7 Turatea berdiri pada tahun 2013. Sekolah ini dibangun atas
Pada tahun 2020 memiliki siswa sebanyak siswa 93 siswa, yang terdiri dari
Sekolah SMP Negeri 7 Turatea masih Akreditas C. SMP Negeri 7 Turatea sudah
berjumlah 19 orang. Adapun nama guru, pegawai dan jabatan sebagai berikut:
1. Sumarni M P PNS
2. Irnawati P PNS
39
40
3. Nurhidayat P PNS
4. Wardiman L PNS
5. Syahrir L PNS
7. Asnidar P Honor
9. Ratnawati, Ss P Honor
Tabel 4.1
Laki-laki Perempuan
1. VII 16 12 28
2. VIII 14 11 25
3. IX 20 20 40
50 43 93
Jumlah
Setiap sekolah pasti memiliki visi dan misi, sekolah yang tidak memiliki
visi dan misi bagaikan seseorang yang berjalan tanpa memiliki arah dan tujuan.
Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan
digunakan untuk memandu perumusan misi pada sekolah, engan kata lain visi
adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah agar sekolah yang
misi dapat juga diartikan sebagai tindaka untuk memenuhi kepentingan tiap-tiap
ramah lingkungan
kebutuhan
B. Letak Geografis
sebagai berikut:
749,79 km2 atau 74.979 Ha, yang secara administratif terdiri dari 11 Kecamatan
terluas di Kabupaten Jeneponto yakni 15.269 ha atau 20,40% dari luas wilayah
Kecamatan Arungkeke dengan luas 29,91 ha atau 3,99% dari luas wilayah
Kabupaten Jeneponto.
Luas wilayah dan jumlah desa di Kabupaten Jeneponto disajikan pada Tabel :
C. Keadaan Penduduk
Umur
D. Keadaan Pendidikan
semua pihak.
47
BAB V
A. Hasil Penelitian
data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan
beberapa informan yaitu 2 orang tua siswa berprestasi selaku informan 1 dan
informan 2, 2 orang tua siswa yang kurang berprestasi selaku informan 3 dan
sekunder diperoleh dari dokumentasi karena data yang diperoleh oleh peneliti
merupakan data yang didasarkan dari hasil penelitian di lapangan. Alasan peneliti
Pola asuh orang tua memiliki peran penting dalam proses pendidikan
karena pendidikan utama dan pertama berasal dari dalam keluarga. Awal
kehidupan seorang anak selalu didampingi oleh orang tua terutama seorang ibu,
hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab setiap orang tua atas kehidupan anak-
anak mereka baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang sangat
berpengaruh. Bahkan para orang tua umumnya merasa memiliki tanggung jawab
penuh atas kehidupan anak-anaknya. Sehingga sangat tidak diragukan lagi dalam
rana pendidikan, pola asuh orang tuapun secara mendasar berpengaruh terhadap
proses belajar anak, dan secara sadar maupun tidak sadar akan memiliki dampak
47
48
yang telah dilakukan oleh penulis yang berkaitan dengan pola asuh orang tua
terhadap motivasi belajar anak pada sekolah SMPN 7 Turatea, didapatkan hasil
1. Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Sekolah
SMPN 7 Turatea
yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pola
asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Hal ini
tergantung dari pandangan pada diri tiap orang tua. Berikut hasil wawancara
informasi terkait “pola asuh orang tua dalam proses belajar anak”.
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh orang tua siswa yang berpestasi
“Setiap anak belajar saya selalu melarang anggota keluarga yang lain
untuk menyalakan televisi di saat jam belajar, karena dapat mengganggu
konsentrasi anak. Selain itu sebelum anak selesai belajar saya akan
menyita handphonenya dulu karena kalau anak dibiasakan memegang
handphone akan menurunkan keinginan belajarnya dan tentunya itu akan
mengganggu hasil belajarnya nanti disekolah.”
(D.2/Wawancara/30/November)
“Setiap malam saya ingatkan anak untuk mengerjakan tugasnya kalau ada
tugas yang belum diselesaikan, kadang kalau ada waktu luang juga saya
mengecek kembali tugas-tugas anak yang sudah dikerjakan.”
(D.3/Wawancara/05/Desember)
“Saya kadang mengecek anak saat belajar, meskipun tidak terlalu sering
karena dia sudah terbiasa belajar sendiri. Tapi yah namanya juga anak-
anak kadang belajar sambil nonton tv atau belajar sambil main
handphone. Tapi saya tidak mempermasalahkan itu yang penting anak
saya punya keinginan untuk belajar. Kalau dilarang juga takutnya anak
tertekan, jadi selagi masih batas wajar yah dibiarkan saja.”
(D.4/Wawancara/15/Desember)
bahwa orang tua yang anaknya berprestasi selalu memantau jadwal belajar
50
anaknya dan menjauhkan anak dari hal-hal yang bisa mengganggu proses belajar
anak. Sedangkan orang tua yang anaknya kurang berprestasi lebih membebaskan
anaknya dalam proses belajarnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pola
asuh orang tua yang anaknya berprestasi dengan orang tua yang anaknya kurang
untuk mencapai suatu tujuan, atau lebih ringkasnya merupakan sesuatu yang
menggerakkan orang baik secara fisik atau mental untuk belajar atau untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang dikehendakinya serta mendapat kepuasan dari
yang dianggap relevan untuk memberikan informasi terkait “cara orang tua dalam
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh orang tua siswa yang berpestasi
“Motivasi itu memang sudah seharusnya diberikan oleh orang tua kepada
anak-anaknya supaya lebih rajin belajar, karena anak-anak memang
sangat membutuhkan dorongan dari orang tua. Saya selalu memberikan
motivasi kepada anak saya untuk belajar. Saya sering memberikan hadiah
karena anak saya paling suka bila diberi hadiah. Hadiah yang saya
berikan seperti buku tulis, pulpen, kotak pensil, tas dan alat-alat yang bisa
digunakan untuk menunjang belajarnya.”
bahwa semua orang tua menganggap pemberian motivasi kepada anak adalah satu
hal yang sudah sepatutnya diberikan oleh orang tua kepada anaknya, khususnya
dalam hal belajar. Namun cara orang tua yang anaknya berprestasi dalam
pemberian hadiah tersebut agar anak lebih termotivasi dalam belajar. Sedangkan
orang tua yang anaknya kurang berprestasi adalah dengan memberikan motivasi
berupa nasehat.
informan 5 untuk mengetaui apakah peran orang tua dalam memberikan motivasi
wawancara dengan guru SMPN 7 Turatea yaitu Ibu Hasnaeni, S.Pd selaku
bahwa pola asuh orang tua sangat memberikan efek terhadap aktivitas anak di
pun akan aktif dalam proses belajar disekolahnya. Sedangkan, orang tua yang
kurang aktif dalam memperhatikan anaknya, cenderung anak kurang aktif dalam
menjalankan suatu hal bahkan bisa saja berakibat pada kegagalan. Begitupun
orang tua yang tidak lepas dari berbagai kendala yang terjadi dalam proses
pola asuh yang diterapkan kadang mengalami sedikit kesulitan. Hasil wawancara
dengan orang tua siswa yang berprestasi yaitu Ibu Salma selaku informan 1,
menyatakan bahwa:
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh orang tua siswa yang berpestasi
“Kendalanya karena kami ini sibuk bekerja, jadi kadang kalau pekerjaan
numpuk dikantor jadinya waktu untuk mengontrol tugas anak juga jadi
berkurang.”
bahwa kendala yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar
fokus mereka dalam belajar terkadang jadi terpecah, selain itu kendala orang tua
Setiap kendala yang dihadapi tentunya tidak lepas dari solusi yang bisa
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Adapun solusi yang lakukan oleh orang
tua untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses memotivasi anak untuk
55
tetap lebih giat dalam belajar bermacam-macam. Berikut hasil wawancara dengan
orang tua siswa yang berprestasi yaitu Ibu Salma selaku informan 1, menyatakan
bahwa:
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh orang tua siswa yang berpestasi
“Di nasehati dulu dengan baik. Tapi kalau sudah membandel baru
handphonenya saya sita, jika sudah dikasi tau tapi belum juga bergerak
untuk belajar. Karena kalau kita tidak tegas, anak juga akan tetap
melakukan apa yang menurutnya menyenangkan. Jadi kita sebagai orang
tua harus punya pendirian juga, inikan untuk kebaikan anak masa
depannya juga.”
“Kita nasehati dan diberi pemahaman bahwa belajar itu sangat perlu,
karena untuk menjadi orang sukses caranya memang harus belajar. Kalau
hukuman sendiri, keluarga ku tidak membiasakan memberi hukuman, lebih
56
baik dinasehati saja. Selagi perbuatan anak masih dalam batas wajar
dibiarkan saja.”
bahwa solusi yang dilakukan oleh orang tua dari siswa yang berprestasi adalah
dengan membuat aturan yang ketat dan tegas. Sedangkan solusi yang dilakukan
oleh orang tua dari siwa yang kurang berprestasi adalah dengan memberikan
hukuman kepada anak, serta meminta bantuan dari anggota keluarga ketika ada
B. Pembahasan
1. Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Sekolah
SMPN 7 Turatea
Setiap orang tua mengharapkan anaknya untuk sukses. Banyak cara yang
ada yang berhasil, ada juga yang tidak. Pola asuh orang tua merupakan salah satu
cara yang memberikan pengaruh untuk mencapai tujuan tersebut. Dimana pola
asuh dari orang tua merupakan lingkungan hidup pertama yang sangat
pendidikan. Untuk mendapatkan sebuah prestasi belajar yang baik, kegiatan yang
wajib dilaksanakan adalah belajar. Dalam hal ini pola asuh orang tua sangat
berperan penting karena orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
Menurut Zubaedi (2011: 150) pola asuh orang tua memiliki peran penting
dalam proses pendidikan karena pendidikan utama dan pertama berasal dari dalam
57
keluarga. Awal kehidupan seorang anak selalu didampingi oleh orang tua
terutama seorang ibu, hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab setiap orang
tua atas kehidupan anak-anak mereka baik dimasa sekarang maupun dimasa yang
akan datang sangat berpengaruh. Bahkan para orang tua umumnya merasa
tidak diragukan lagi dalam rana pendidikan, pola asuh orang tuapun secara
mendasar berpengaruh terhadap proses belajar anak, dan secara sadar maupun
tidak sadar akan memiliki dampak yang besar terhadap motivasi bagi anak dalam
kelangsungan pendidikannya.
menunjukkan bahwa pola asuh orang tua siswa SMPN 7 Turatea ada 2, antara
lain:
Dalam hal ini orang tua siswa berprestasi pada SMPN 7 Turatea
bahwa orang tua yang anaknya berprestasi selalu memantau jadwal belajar
anaknya dan menjauhkan anak dari hal-hal yang bisa mengganggu proses
belajar anak. Dimana dalam proses belajar anak ada aturan yang dibuat
sehingga anak tidak semuanya bertindak sesuai keinginan, tetapi masih dalam
ikatan aturan yang telah dibuat oleh orang tua, dimana hal ini dilakukan
dengan tujuan agar anak tetap bisa fokus dalam belajar sehingga motivasinya
58
untuk belajar terus meningkat, dan tentunya hal tersebut akan memberikan
efek yang baik untuk kemajuan aktivitas dan nilai anak disekolah.
demokratis merupakan pola asuh orang tua yang ditandai dengan orang tua
masa depannya. Sehingga orang tua yang memiliki pola asuh seperti ini
Cara orang tua dari siswa yang berprestasi di SMPN 7 Turatea dalam
1) Hadiah
sebagai insentif karena menjadi sesuatu yang penting bagi anak yang dapat
semangat anak untuk bisa belajar lebih giat lagi, disamping itu siswa akan
2) Kasih sayang
yang kuat pada semua orang tua dan hal ini mempengaruhi tumbuh
yang positif kepada orang tua, anak lebih terbuka dengan orang tua, serta
disimpulkan bahwa dengan adanya kasih sayang dari orang tua maka akan
memacu semangat anak untuk bersikap positif, serta belajar lebih giat lagi
3) Perhatian
dan kasih sayang yang penuh dari keluarga akan menciptakan perilaku
yang positif dalam hal kegiatan belajar anak, salah satunya dalam hal
kegiatan belajar.
60
disimpulkan bahwa dengan adanya perhatian dari orang tua maka akan
memacu semangat anak untuk bersikap positif, serta belajar lebih giat lagi
asuh yang digunakan oleh orang tua yang anaknya berprestasi adalah pola
asuh yang bersifat demokratis, dimana salah satu upaya yang dilakuakn oleh
Dalam hal ini orang tua siswa yang kurang berprestasi pada SMPN 7
bahwa orang tua yang anaknya kurang berprestasi kurang intens dalam
tua yang terbagi antara pekerjaan dan proses belajar anak dirumah, sehingga
kontrol orang tua tergolong rendah. Dimana dalam proses belajar anak diberi
61
pola asuh permisif, dimana dijelaskan bahwa pola asuh permisif merupakan
pola asuh orang tua yang serba membolehkan anak berbuat apa saja. Orang
cenderung memberikan kebebasan kepada anak untuk berbuat apa saja. Tipe
orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan
kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali dan kurang tegas
untuk suatu tanggung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang
dewasa.
Adapun cara orang tua dari siswa yang kurang berprestasi di SMPN 7
memberikan motivasi berupa nasehat. Hal ini juga memberikan efek yang
suatu cara yang dapat digunakan untuk mengingatkan seseorang bahwa segala
bahwa dengan adanya nasehat dari orang tua maka akan memberikan
62
pemahaman kepada anak bahwa apa yang akan dilakukan dikemudian hari
akan memberikan efek yang baik untuk masa depannya, sedangkan malas
belajar akan memberikan efek yang kurang baik untuk masa depannya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Nur
Fadhilah dkk (2019), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pola Asuh
disebabkan karena faktor orang tua tersebut sibuk bekerja sehingga anak
Dalam Islam juga dijelaskan bahwa cara orang tua dalam mendidik anak
sangat penting, sebagaimana tertuang dalam firman Allah SWT yaitu pada Q.S
Yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Kementrian Agama, 2015).
tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak. Sehingga sudah menjadi
kewajiban orang tua dalam hal membimbing anak agar menjadi pribadi menjadi
yang lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang tua memiliki
salah satunya dengan mengajarkan anak untuk mandiri sejak usia dini, karena
dengan mengajari anak untuk mandiri sejak dini, sehingga anak akan terlatih
untuk dapat memiliki tanggung jawab atas apa yang seharusnya menjadi
menjalankan suatu hal bahkan bisa saja berakibat pada kegagalan. Begitupun
orang tua yang tidak lepas dari berbagai kendala yang terjadi dalam proses
memberikan motivasi kepada anaknya untuk belajar. Dalam hal ini ada beberapa
kendala yang dihadapi oleh orang tua siswa SMPN 7 Turatea, antara lain:
a. Kondisi anak
mengenai kondisi fisik yang kurang sehat ataupun kemauan belajar yang
motivasi belajar anak adalah kondisi anak karena kondisi fisik anak yang bisa
Mendampingi anak belajar merupakan salah satu bentuk perhatian orang tua
terhadap anak, namun orang tua yang kurang meluangkan waktu untuk
mendampingi anak belajar karena baik ayah maupun ibu sama-sama bekerja
motivasi belajar anak adalah kondisi orang tua karena ketidakmampuan orang
tua dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan proses membimbing anak
c. Keadaan sekitar
merupakan hal yang sangat mempengaruhi perilaku anak salah satunya dalam
motivasi belajar anak adalah keadaan sekitar seperti pengaruh teknologi yaitu
penggungaan handphone.
65
Setiap kendala yang dihadapi tentunya tidak lepas dari solusi yang bisa
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Adapun solusi yang lakukan oleh orang
tua siswa SMPN 7 Turatea untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses
lain:
menjelaskan bahwa solusi yang dilakukan oleh orang tua dari siswa adalah
belajar sehingga anak akan lebih termotivasi untuk belajar. Menurut Hamzah
tua pada anaknya sangat berpengaruh penting agar tumbuh kembang anak
khususnya dalam proses pendidikan. Hal ini dilakukukan oleh orang tua yang
menjelaskan bahwa solusi yang dilakukan oleh orang tua dari siswa adalah
dengan membuat aturan yang tegas kepada anak. Hal ini dominan dilakukan
oleh orang tua yang anaknya berprestasi, dimana tipe orang tua seperti ini
66
belajarnya menurun, selain itu agar anak tidak semenah-menah dalam berbuat
dalam artian anak masih bisa tunduk dengan keinginan dari orang tua tapi
c. Meminta bantuan anggota keluarga lain ketika orang tua tidak memiliki
menjelaskan bahwa solusi yang dilakukan oleh orang tua dari siswa adalah
dengan meminta bantuan kepada anggota keluarga yang lain, hal ini dominan
dilakukan oleh orang tua anaknya kurang berprestasi, yang terkadang tidak
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab VI mengenai pola asuh orang tua terhadap motivasi
belajar anak pada sekolah SMPN 7 Turatea. Maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pola asuh yang dilakukan oleh orang tua yang anaknya berprestasi dan kurang
dimana orang tua yang anaknya berprestasi menggunakan pola asuh yang
selain itu mereka memberikan hadiah, kasih sayang serta perhatian kepada
anaknya untuk lebih meningkatkan motivasi anak. Sedangkan orang tua yang
2. Kendala yang dihadapi oleh orang tua siswa SMPN 7 Turatea dalam
memotivasi anaknya ada tiga hal antara lain kondisi anak, kesibukan orang
3. Solusi yang dilakukan oleh orang tua siswa SMPN 7 Turatea dalam
mengatasi masalah yang dihadapi pada proses memotivasi anak untuk belajar
ada tiga hal, antara lain: anak diberi nasehat akan pemahaman tentang
67
68
pentingnya belajar, membuat aturan yang tegas kepada anak, serta meminta
bantuan anggota keluarga lain ketika orang tua tidak memiliki waktu untuk
B. Saran
Diharapkan bagi orang tua khususnya orang tua siswa SMPN 7 Turatea untuk
terus meningkatkan motivasi anak dalam belajar agar anak lebih giat dan
yang cukup penting dalam hal memotivasi anak dalam proses pendidikannya.
Orang tua merupakan salah satu penentu masa depan anak, sehingga
2. Bagi anak
tanpa adanya paksaan dari orang tua, karena ketika anak belajar dengan giat
maka akan memberikan efek yang positif untuk masa depan yang baik
sudah ada dalam hal pemberian motivasi kepada anak, seperti melihat dari
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, St. (2010). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Agresivitas
Anak, 1-24.
Ayu Hidayatul M, Fuji. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan
Penggunaan Gadget Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Siswa
Kelas Vii Smp Negeri 1 Singosari, 1-123.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2018). Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam
Keluarga: Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak. Jakarta:
Rineka Cipta.
Fadhillah, Tri Nur. (2019). Analisis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Siswa, 2(2), 249-255.
Harianti, Rini. (2016). Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Pembelajaran
Terhadap Motivasi Belajar Siswa, 1(2), 20-29.
Https://kbbi.web.id/asuh, diakses pada hari minggu 5 Juli 2020 pada jam 21.32.
Indriani, Fitriyah. (2008). Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Berprestasi Di
Sekolah (Studi Kasus Di SMP Negeri I Pandaan). Skripsi. Universitas Islam
Negeri Malang.
Kurniawan, Didik. (2014). Pengaruh Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, dan
Lingkungan Sosial terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta didik
SMP Negeri 20 Mataram NTB, 1(2), 1-9.
Nur, Andi Saparuddin. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Konsep Diri, dan
Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta didik
Kelas IX SMP Negeri di Kota Merauke, 2(2), 89-96.
Ritzer, George. (2014). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Septiani, Bety Bea. (2012). Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua,
Yogyakarta: Nuha Medika.
Susanto, A.H.E. (2013). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan
Motivasi Berprestasi Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 1
Sangkapura Gresik, 1(2), 362-367.
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA
**Informan 1**
Nama Informan : Salma
Waktu Wawancara : 16 November 2020
1. Bagaimana pola asuh orang tua terkait proses belajar anak di rumah?
selalu diingatkan agar anak tetap belajar dengan baik. Selain itu
membantunya
2. Bagaimana cara orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk
mau belajar?
untuk belajar, karena saya sadar bahwa belajar adalah hal yang
kepada anak saya, karena perhatian dan kasih saya yang saya
berikan kepada anak saya akan membuat dia selalu turut dengan
apa yang saya arahkan. Selain itu saya juga berusaha untuk
3. Kendala apa yang sering dihadapi orang tua dalam memberikan motivasi
4. Solusi apa yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala yang dihadapi
itu kita lakukan aturan yang ketat, jadi kalau sudah jam belajar
**Informan 2**
Nama Informan : Nurhayani
Waktu Wawancara : 30 November 2020
1. Bagaimana pola asuh orang tua terkait proses belajar anak di rumah?
Jawaban: Setiap anak belajar saya selalu melarang anggota keluarga yang
nanti disekolah
2. Bagaimana cara orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk
mau belajar?
Jawaban: Motivasi itu memang sudah seharusnya diberikan oleh orang tua
hadiah. Hadiah yang saya berikan seperti buku tulis, pulpen, kotak
belajarnya
77
3. Kendala apa yang sering dihadapi orang tua dalam memberikan motivasi
anak kadang selalu mau main handphone, jadi kalau tidak dibatasi
4. Solusi apa yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala yang dihadapi
Jawaban: Di nasehati dulu dengan baik. Tapi kalau sudah membandel baru
handphonenya kami sita, jika sudah dikasi tau tapi belum juga
bergerak untuk belajar. Karena kalau kita tidak tegas, anak juga
kita sebagai orang tua harus punya pendirian juga, inikan untuk
**Informan 3**
Nama Informan : Salibone
Waktu Wawancara : 05 Desember 2020
1. Bagaimana pola asuh orang tua terkait proses belajar anak di rumah?
kalau ada tugas yang belum diselesaikan, kadang kalau ada waktu
dikerjakan
2. Bagaimana cara orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk
mau belajar?
kembali lagi setiap anak itu pasti punya keterbatasan kita orang tua
3. Kendala apa yang sering dihadapi orang tua dalam memberikan motivasi
Jawaban: Kendalanya karena kami ini sibuk bekerja, jadi kadang kalau
4. Solusi apa yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala yang dihadapi
yang tidak bisa dia kerjakan kalau kami orang tuanya lagi sibuk
bekerja
**Informan 4**
Nama Informan : Sri Kanang
Waktu Wawancara : 15 Desember 2020
1. Bagaimana pola asuh orang tua terkait proses belajar anak di rumah?
Jawaban: Saya kadang mengecek anak saat belajar, meskipun tidak terlalu
sering karena dia sudah terbiasa belajar sendiri. Tapi yah namanya
juga takutnya anak tertekan, jadi selagi masih batas wajar yah
dibiarkan saja
2. Bagaimana cara orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk
mau belajar?
tidak lepas akan hal itu, makanya kita sebagai orang tua hanya bisa
3. Kendala apa yang sering dihadapi orang tua dalam memberikan motivasi
fokus, tapi mau dilarang juga takutnya anak jadi terkekang. Jadi
4. Solusi apa yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala yang dihadapi
Jawaban: Kita nasehati dan diberi pemahaman bahwa belajar itu sangat perlu,
**Informan 5**
Nama Informan : Hasnaeni, S.Pd
Waktu Wawancara : 14 Desember 2020
telfon maupun lewat SMS. Dan itu semua berdampak pada nilai
Jawaban: Secara umum memang mereka yang masuk pada kategori anak
3. Sebarapa penting pola asuh orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar
anak?
Jawaban: Pola asuh orang tua itu penting sekali untuk menumbuhkan
belajar disekolah
82
DOKUMENTASI
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
RIWAYAT HIDUP
N
Nirawanti Triutami, Lahir di Kabupaten Jeneponto tepatnya di
sekolah dasar di SDN 90 Parasangan Beru pada tahun 2004 dan lulus pada tahun
pertama di SMPN 1 Turatea pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013.
masuk pada tahun 2013 dan tamat pada tahun 2016. Dan pada tahun 2016 penulis
Pendidikan Sosiologi, Penulis menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun
2021.