Oleh
Anugrah Romadhon
NIM 1113015000100
1441 H/ 2020 M
ABSTRAK
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, nabi penutup pemberi
risalah Islam dari Allah SWT SWT kepada umat manusia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan,
motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Iwan Purwanto, M. Pd., Hormat, kagum
dan terimakasihku padamu, bapak dari para mahasiswa jurusan Pendidikan
IPS ketika di kampus.
4. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Andri Noor Ardiansyah, S,Pd. M.Si,
Terimakasihku padamu.
5. Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., dan ibu Zaharah, M. Ed., Dosen pembimbing
skripsi penulis yang telah sabar membimbing dan memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Terimakasih yang tak
terhingga, penulis tidak bisa membalas apapun, semoga Allah SWT
membalas kebaikan ibu semua.
6. Seluruh Dosen dan segenap civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kedua orang tua penulis, ibu Patonah dan bapak A. Kamaludin yang
senantiasa mendukung baik moriil maupun materiil. Terimakasih telah
dengan sabar mendukung dan berdo’a dalam pendidikan penulis semasa
iii
kuliah. Kelulusan ini salah satu tanda bakti dan cinta penulis kepada Umi
dan Babah. Semoga Umi dan Babah selalu dilimpahkan kesehatan dan
kebahagiaan. Penulis sangat menyayangi kalian.
8. Kakakku Debi Iswan, Sri Susanti, Lusi Hutami dan Adikku Yunita
Anggraeni, Ani Sumarni, M. Yana Rahmatullah, yang telah banyak
memberikan dukungan dan do’a. Penulis menyayangi kalian semua.
9. Keponakaku Sasa, Irgi, Ihsan, Ijma, Dea, Reza, Sopi, Ica, Anzul, Fikri serta
kakak Iparku Empud, Sulaeman, Popon dan Epi. Terimaksih telah
memberikan support dan do’a kepada penulis.
10. Keluaragaku dari tanah kelahiran Bumi Tegar Beriman, Himpunan
Mahasiswa Bogor (HIMABO) Jakarta. Panutanku: Asep Muhammad
Pajarudin, Arif Hidayat, Ilham Mabruri, Yusuf Mardani, Faisal Wibowo.
Saudara-saudaraku Malik, Muslihin, Rizal, Basjul, Alpandi, Ali Sodikin,
Ali Muharrom, dan lainnya. Kuucapak terimakasih.
11. Keluarga Mahasantri Sabilussalum Sabilussalam (FORKAT) Awing,
Buyung, Andri, Iqbal, Sahrul, Wa Opik, Ikhda, Aay, dan lainnya.
Terimakasih, kalian luar biasa.
12. Keluargaku Himpunan Mahasiswa Sukamakmur (HIMASUKMA), Tum
Andri, Ibnu, Eno, Linda, Zam zam, kembar Diana Nadia, H. Manarul,
Baden, Raffy, Edin, Erli, Mpep, Gini, Adit, Nahdi, Neng Tika, Ica, dan
semuanya. Terimaksih, mari berjuang lagi untuk esok dan seterusnya demi
Sukamakmur yang lebih baik.
13. Keluargaku Hijau Hitam HMI Komisariat Tarbiyah dan Cabang Ciputat,
kepada semuanya ku ucapkan terimakasih atas dinamika dan
pemebelajarannya selama ini.
14. Keluargaku Mahasisa Pendidikan IPS Angkatan 2013. Terimakasih
semuanya.
15. Tak lupa segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
namun turut membantu penulis dalam meneyelesaikan skripsi ini, penulis
tidak bisa membals dengan apapun, semoga Allah SWT SWT membalas
dengan balasan yang sebaik-baiknya.
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
a. Akidah .............................................................................................. 9
b. Syariah ............................................................................................ 11
c. Akhlak ............................................................................................ 13
v
3. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial .................................. 20
vi
B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................... 54
A. Kesimpulan .................................................................................... 74
B. Implikasi ........................................................................................ 75
C. Saran .............................................................................................. 76
LAMPIRAN ......................................................................................................... 80
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
M. Amin Nurdin, Ahmad Abrori, mengerti sosiologi (pengantar: memahami konsep-
konsep sosiologi), (Jakarta: UIN JAKARTA PRESS, 2006), h. 52.
1
2
dapat diterima, bukan hanya untuk mempertahankan hidup tetapi juga untuk
kebutuhan-kebutuhan lain yang menyangkut studi.
Menurut Woodworth, bahwa manusia didalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannnya selalu mengalami empat macam proses:
1. Individu dapat bertentangan dengan lingkungan
2. Individu dapat menggunakan lingkungan
3. Individu dapat berpartisipasi dengan lingkungan
4. Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.2
2
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 44.
3
serta dalam sistem nilai, moral, etika, dan lainnya, khususunya bagi
masyarakat Indonesia yang mayoritas agama Islam.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Adanya faktor-faktor yang menyulitkan mahasiswa dalam menerapkan
nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial
2. Keterbatasan pengetahuan mahasiswa tentang pengamalan nilai-nilai
agama Islam dalam interaksis sosil
3. Perkembangan zaman dan perkembangan teknologi membuat interaksi
sosial menjadi semakin berkurang.
5
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan memperjelas permasalahan
yang akan dibahas, maka penulis memfokuskan penelitian pada
“Pentingnya implementasi nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial
mahasiswa”.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan adalah bagaimana Implementasi
Nilai-nilai Agama Islam Dalam Interaksi Sosial Mahasiswa Pendidikan IPS
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi
nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial mahasiswa pendidikan IPS
UIN Jakarta
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini mencakup dua aspek, yaitu teoritis dan
praktis.
a. Secara teoritis manfaatnya adalah:
1) Memperluas pengetahuan rentang bidang pengkajian
sosiologi, khususnya yang terkonsentrasi pada konsep
pengembangan teori interaksi sosial.
2) Dapat mengetahui fenomena-fenomena interaksi sosial yang
terjadi di kalangan mahasiswa.
b. Secara praktis manfaatnya adalah:
1) Dapat menjadi bahan informasi untuk memahami fenomena
penerapan nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial
sehingga dapat meminimalisir dampak yang bersifat
disfungsional dari interaksi sosial di kalangan mahasiswa.
6
KAJIAN TEORI
Nilai-nilai agama Islam adalah nilai luhur yang ditransfer dan diadopsi ke
dalam diri.1 Secara hakiki, nilai agama merupakan nilai yang memiliki dasar
kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya. Nilai ini
bersumber dari kebenaran tertinggi yang datang dari Tuhan. Struktur mental
manusia dan kebenaran mistik-transendental merupakan dua sisi unggul yang
dimiliki oleh nilai agama. Karena itu, nilai tertinggi yang harus dicapai adalah
adanya keselarasan semua unsur kehidupan. Antara kehendak manusia dengan
perintah Tuhan, antara ucapan dan tindakan, atau antara i‘tiqad dan perbuatan.2
Nilai Islam mencakup didalamnya keselarasan semua unsur kehidupan antara apa
yang diperbuat manusia dengan apa yang telah diperintahkan oleh Tuhannya.
Agama Islam sebagai agama Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW memiliki kebenaran yang hakiki. Nilai-nilai dalam agama
merupakan petunjuk, pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan
berbagai masalah hidup seperti ilmu agama, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
militer, sehingga terbentuk pola motivasi, tujuan hidup dan perilaku manusia yang
menuju kepada keridhaan Allah SWT. Nilai keislaman dapat didefinisikan sebagai
konsep dan keyakinan yang dijunjung tinggi oleh manusia mengenai beberapa
masalah pokok yang berhubungan dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam
bertingkah laku, baik nilai bersumber dari Allah SWT maupun hasil interaksi
manusia tanpa bertentangan dengan syariat.3
1
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 10.
2
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (
UpayaPembentukanPemikirandanKepribadian Muslim, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2006), h.
28.
3
Rini Setyaningsih, dalam jurnal “Kebijakan Internalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam
Pembentukan Kultur Religius Mahasiswa” h. 68
7
8
Nilai-nilai syariah atau ibadah mengajarkan pada manusia agar dalam setiap
perbuatannya senantiasa dilandasi hati yang ikhlas guna mencapai ridho Allah
SWT. Pengamalan konsep nilai-nilai ibadah akan melahirkan manusia-manusia
yang adil, jujur, dan suka membantu sesamanya. Selanjutnya yang terakhir nilai-
nilai akhlak mengajarkan kepada manusia untuk bersikap dan berperilaku yang
baik sesuai norma atau adab yang benar dan baik, sehingga akan membawa pada
kehidupan manusia yang tenteram, damai, harmonis, dan seimbang.
4
Ali Muhtadi, dalam jurnal “Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan
Sikap Dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Luqman Al-Hakim Yogyakarta” h. 4.
9
Seluruh dasar-dasar atau pokok-pokok ajaran Islam adalah penting dan tidak
bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tetapi kalau diklasifikasikan ada
bagian yang penting, lebih penting, dan paling penting. Yang paling mendasar dan
sekaligus merupakan bagian yang paling penting mendasar dan sekaligus
merupakan bagian yang paling penting yaitu akidah, syariah dan akhlak. 5 Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Akidah
1) Pengertian akidah
Akidah secara etimologis berarti yang terikat. Setelah terbentuk
menjadi kata, akidah berarti perjanjian yang teguh dan kuat, terpatri dan
tertanam di dalam lubuk hati yang paling dalam. Secara terminologis
berarti creed (Kepercayan), keyakinan hidup iman dalam arti khas, yakni
pengikraran yang bertolak dari hati. Dengan demikian akidah adalah
urusan yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, menentramkan jiwa,
dan menjadi keyakinan yang bercampur dengan keraguan.7
Karakteristik akidah dalam Islam bersifat murni, baik dalam isi
maupun dalam prosesnya, dimana hanyalah Allah SWT yang wajib
diyakini, diakui dan disembah.
2) Fungsi akidah Islam
a) Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
5
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.122.
6
Ibid.
7
ibid
10
َ َ ُ ُ ُ َ
نت ۡم توع ُدونٱلتِي ك
8
Penerbit
11
c. Akhlak
1) Pengertian Akhlak
9
http://viapurwawisesasiregar.com/2014/01/makalah-tentang-syariah.html diakses pada
tanggal 27 Oktober 2018 pukul 21.15 WIB.
10
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), h.151.
14
11
Ibid
12
Ibid
13
Ibid, 151-152
15
14
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 149-150
16
(4) Adil
(5) Baik sangka
(6) Rendah hati
(7) Sikap jujur
(8) Sopan santun
(9) Tepat janji
(10) Lapang dada
c) Akhlak Terhadap Lingkungan
Lingkungan di sini meliputi segala sesuatu yang di sekitar
manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-
benda tak bernyawa.
Dari uraian di atas memperhatikan bahwa akhlak dalam
islam sangat komprehensif, menyeluruh dan mencakup
berbagai makhluk yang diciptakan tuhan. Hal yang demikian
dilakukan secara fungsional, karena seluruh makhluk tersebut
satu sama lain saling membutuhkan. Punah dan rusaknya
salah satu bagian dari makhluk tuhan akan berdampak negatif
bagi makhluk lainnya.15
3) Pembagian Akhlak
a) Akhlak yang Baik (Akhlaqul Karimah)
(1) Bersifat sabar
Kesabaran dapat di bagi menjadi empat kategori yaitu:
Pertama, sabar menanggung beratnya melaksanakan
kewajiban. Kedua, sabar menanggung musibah atau
cobaan. Ketiga, sabar menahan penganiayaan dari orang.
Keempat, sabar menanggung kemiskinan.
(2) Bersifat benar
(3) Bersifat kasih sayang
15
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), 152-158
18
B. Interaksi Sosial
1. Pengertian Interaksi Sosial
16
Suhendra, Makalah Tentang Akhlak, 2015. (http://suhendraaw.com/2015/05/makalah-
tentang-akhlak.html) di akses pada 27 Oktober 2018 (
19
17
Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,
(Bandung: Kencana Prenda Media Group, 2007), h. 92.
18
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nul diakses pada 28 Oktober 2018.
20
19
Diyo-Experience. 2013. Makalah Tentang Interaksi Sosial. (Online). (http://diyo-
experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-interaksi-sosial.html, diakses 27 Oktober
2018).
20
MGMP Sosiologi, Bahan Ajar Sosiologi Berdasarkan KTSP SMA Kelas X Semester
Ganjil, (Lamongan : Karya Pustaka Mandiri, 2009), h. 30-31.
21
pihak, baik antara individu satu dengan individu, individu dengan kelompok atau
kelompok dengan kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena adanya saling
mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu
hubungan sosial. Menurut Roucek dan Warren, interaksi adalah salah satu
masalah pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi
merupakan proses timbal balik, di mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku
reaktif pihak lain dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
Orang mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini
mungkin berlangsung melalui fisik, seperti dalam obrolan, yang di dalam
obrolan tersebut terjadi proses mendengarkan, melakukan gerakan pada
beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak langsung
melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jauh. Misalnya melalui
telepon atau dengan saling memberikan isyarat atau kode satu sama lain.21
Untuk terjadinya interaksi sosial diperlukan adanya syarat-syarat yang harus
ada, yaitu:
a. Adanya kontak sosial (social contact)
b. Adanya komunikasi.22
Ada 3 tahap penting dalam proses komunikasi, yaitu:
1) Encoding, pada tahap ini gagasan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator
harus memilih kata, istilah, kalimat atau gambar yang mudah dipahami oleh
komunikan. Komunikator harus menghindari pengguaan kode-kode yang
membingungkan komunikan.
2) Penyampaian, pada tahap ini istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan
dalam bentuk kalimat atau gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa
lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
21
Abdulsyani, Sosiologi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), h. 153-154.
22
Ibid,. Elly, KamaHakam, Effendi, Ilmu Sosial.., h 95-97.
22
23
Ibid,. MGMP Sosiologi. Bahan Ajar Sosiologi.., h. 31.
23
sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya
daya kritik. Dalam psikologi sugesti dibedakan menjadi:
1) Autosugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yang datang dari dirinya
sendiri.
2) Heterosugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Arti dari sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi
sosial adalah hampir sama. Bedanya adalah bahwa dalam imitasi orang
yang satu mengikuti salah satu darinya, sedangkan pada sugesti seseorang
memberikan pandangan atau sikap lalu diterima oleh orang lain.
c. Faktor identifikasi
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik
(sama) dengan orang lain, baik secara lahiriyah maupun batiniah. Di sini
dapat diketahui, bahwa hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi
adalah lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung atas proses-
proses sugesti maupun imitasi. Karena dalam proses identifikasi
kepribadian seseorang dapat terbentuk. Orang melakukan identifikasi
karena seringkali memerlukan tipe ideal atau tokoh yang bisa dijadikan
panutan dalam hidupnya.
d. Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang
yang lain. Perasaan simpati muncul tidak harus dengan pemikiran yang
matang. Melainkan berdasarkan penilaian perasaan, seperti juga pada proses
identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain
dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah laku menarik
baginya.24
e. Empati
Empati merupakan simpati yang mendalam yang dapat
mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan
24
Ibid,. MGMP Sosiologi. Bahan Ajar Sosiologi.., h. 92-94.
24
merasa kesepian ketika anaknya yang bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu
dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh sakit.25
25
Ibid,. MGMP Sosiologi. Bahan Ajar Sosiologi.., h. 33.
26
Agustin, Peran Mahasiswa dalam Kepemimpinan, 2015,
http://seaagustin.com/2015/04/makalah-peran-mahasiswa-dalam.html, di akses 13 November
2018.
25
pendidikan inilah maka kita senyatanya banyak berharap bahwa stok sumberdaya
masa depan yang berkarakter baik (good character) dan kuat banyak di isi oleh
kaum muda ini. Di samping yang tidak boleh dilupakan adalah juga hight
competency harus dikuasai.
Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda
terdidik ini, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai
pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-tema
pembangunan bangsa sesuai pada kompetensinya masing-masing. Sebagai
generasi masa depan, kiranya penting pula mempersiapkan mereka dengan
berbagai pola pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa positif di
kalangan mahasiswa, apalagi di era globalisasi ini. Di tengah percaturan global,
maka fungsi karakter menjadi sangat vital bagi kemampuan kita berkompetesi
dengan negara lain. Tanpa karakter, niscaya generasi masa depan bangsa ini tidak
hanya akan terpuruk dalam persaingan global, melainkan akan kian melemahkan
masa depan kebangsaan Indonesia.
2. Peran mahasiswa
a. Agent Of Change ( Generasi Perubahan )
Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Artinya apabila ada
sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu dinilai menyalahi daripada
yang seharusnya, mahasiswa dituntut untuk dapat merubahnya sesuai dengan
harapan yang sesungguhnya. Sehingga pada akhirnya mahasiswa itu sendiri
dapat menggunakan disiplin ilmu yang telah dipelajarinya dapat memberikan
kontribusi berupa pemikiran-pemikiran yang lebih efektif dalam
melaksanakan pembangunan indonesia untuk menjadi lebih maju di masa
yang akan datang.
Dalam hal ini mahasiswa merupakan salah satu harapan suatu bangsa
agar dapat merubah keadaan yang sedang terjadi ke arah lebih baik. ini
didasarkan bahwa mahasiswa dianggap memiliki kemampuan secara
keilmuan atau intelektual yang dinilai cukup kompeten dengan dibarengi
dengan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan dapat menjadi
26
D. Sosiologi Agama
Sosiologi agama merupakan sub disiplin sosiologi yang mempelajari
hubungan antara agama dan masyarakat. Agama telah hidup lama bahkan sejak atau
mungkin sebelum masyarakat itu eksis. Melalui penemuan simbol-simbol dan
tradisi keagamaan, agama secara ilmiah diklaim sudah ada di peradaban kuno dan
masih ada sampai saat ini.
Agama sebagai salah satu elemen yang dekat sekali dengan masyarakat
menarik perhatian para pembelajar sosiologi yang notabene membelajari
keseluruhan elemen kehidupan masyarakat. Dalam sosiologi, agama bisa dilihat
27
Agustin, Peran Mahasiswa dalam Kepemimpinan, 2015,
http://seaagustin.com/2015/04/makalah-peran-mahasiswa-dalam.html, di akses 13 November
2018.
28
sebagai sistem keyakinan atau insititusi sosial. Sebagai sistem keyakinan, agama
mempengaruhi atau bahkan menentukan bagaimana orang berpikir, bertindak dan
berperilaku. Sedangkan sebagai insitusi sosial, agama merupakan seperangkat
norma, nilai dan aturan yang membentuk pola tindakan sehingga terorganisir dan
berkembang secara dinamis dalam rentang historis tertentu.
Perlu dicatat di sini bahwa sub disiplin ini tidak menaruh perhatian yang
khusus pada apa yang diyakini orang tentang agamanya. Namun fokus perhatian
lebih diarahkan pada bagaimana agama mempengaruhi kehidupannya dan
bagaimana seseorang atau masyarakat memberi makna, tafsir, dan memahami
agamanya dalam konteks sosial dan kultural yang spesifik.28
1. Raymond F. Paloutian
Adapaun dalam penelitia ini penulis menggunakan teori psikologi agama
dari Raymond F. Paloutian mengenai orientasi, sikap dan perilaku keagamaan.
Menurut Raymond F. Paloutzian, orientasi keagamaan seseorang akan
mempengaruhi sikap dan perilaku keagamaan. Dalam hal sikap, orientasi beragama
seseorang menentukan sikap yang secara moral relevan, misalnya dalam bentuk
prasangka terhadap pihak lain. Dari sikap tersebut juga akan lahir perilaku sosial
yang secara moral relevan.29
a. Orientasi
Orientasi secara umum dapat disebut sebagai tujuan atau corak beragama
seseorang. Para psikologi sosial mengistilahkan orientasi beragama agar dapat
menentukan perbedaan-perbedaan gaya beragama dalam kehidupan manusia.
Yang mengembangkan istilah orientasi adalah Allport dan berkaitan dengan
karya-karya Allen.
Orientasi dalam beragama dibagi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik
adalah orientasinya menjadikan agama sebagai jalan hidup, pandangan hidup
atau pedoman dalam hidupnya, sedangkan ekstrinsik orang yang memanfaatkan
28
http://sosiologis.com/sosiologi-agama di akses pada tanggal 10 Januari 2020
29
Siti Rahma, “Orientasi, Sikap dan Perilaku Keagamaan Mahasiswa Hizbut Tahrir UIN
Sunan Kalijaga Terhadap Pemikiran Khilafah,” Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2016, h. 12.
29
agama. Hal ini bisa disebut bahwa manusia yang beragama tapi jutru
menggunakan agama dalam segala kepentingan, atau biasa disebut munafik
karena beberapa sebab, bisa pengaruh politik, maupun ekonomi. Sedangkan
intrinsik adalah orang-orang yang beragama dengan taat, dan menghayati agama
dalam kehidupannya.30
Orang yang beragama secara ekstrinsik adalah agama yang mendukung dan
membenarkan kepentingan pribadi. Agama tidak dijadikan motif utama tapi
hanya berperan sebagai alat. Dalam keadaan seperti ini agama dijadikan budak
bagi kepentingan, keinginan dan kebutuhan yang tidak berkaitan dengan nilai
agama dan keimanan seseorang, misalnya sosial, politik, ekonomi, budaya. Para
penganut agama ekstrinsik bukan menjunjung tinggi agama, justru
memanfaatkan untuk mendukung dan membenarkan gaya hidup dan perilaku
mereka. Sedangkan orang yang beragama intrinsik, menjalankan hidup dengan
motivasi agama dan memiliki arti, sehingga mampu menghayati agama mereka.
b. Sikap
Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang
yang mendorong sisi orang untuk bertingkah laku yang berkaitan dengan agama.
Pendidikan agama memberikan peranan penting dalam pembentukan sikap
keagamaan seseorang. Zakiah Daradjat mengatakan bahwa sikap keagamaan
merupakan perolehan bukan bawaan. Sikap terbentuk dari pengalaman langsung
yang berhubungan dengan lingkungan, bisa dari keluarga, teman dekat, jamaah
dan sebagainya.31
Sikap keagamaan seseorang dipengaruhi oleh orientasi yang dipahami,
dalam hubungan antar umat beragama akan melahirkan dua kecenderungan;
menjadi pribadi yang damai dan bersahabat atau menjadi pribadi yang penuh
prasangka dan rasa permusuhan. Sehingga sikap tersebut dikatakan inklusif
maupun esklusif, sikap inklusif dalam beragama, mereka yang menerima adanya
keterbukaan, perbedaan dan lebih moderat, sedangkan sikap esklusif lebih
30
Ibid, h. 13
31
Ibid, h.14.
30
bersikap tertutup, keras, dan radikal. Sikap tersebut juga akan berpengaruh pada
perilaku seseorang, ketika berinteraksi dengan orang lain yang berbeda
pemahaman maupun beda agama.
c. Perilaku
Perilaku keagamaan adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan yang
didasari atas nilai-nilai agama yang diyakininya. Tingkah laku tersebut
berdasarkan pada kesadaran dan pengalaman beragama pada diri seseorang.
Perilaku keagamaan itu sendiri pada umumnya didorong oleh adanya suatu
sikap keagamaan yang ada pada diri seseorang. Sikap keagamaan yang berarti
keadaan yang ada pada diri seseorang. Oleh karena itu sikap keagamaan
merupakan interaksi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan
agama, dan tindak keagamaan dalam diri seseorang. Dengan sikap itulah
akhirnya lahir tingkah laku keagamaan sesuai dengan pemahaman yang
diyakininya.32
Perilaku merupakan bukti akhir dalam kepercayaan, bukan dari pemikiran.
Orang yang beragama dengan baik, dapat terlihat dari perilakunya, apakah
sesuai dengan ajaran agamanya atau tidak. Karena manusia seringkali
berperilaku tidak sesuai dengan perkataan. Orang bertindak untuk melakukan
sesuatu biasanya dipengaruhi oleh watak dan situasi. Namun dalam hal ini
kebanyakan manusia bertindak berdasarkan situasi, misalkan di tengah jalan
ditemukan orang yang mengalami kecelakaan, namun tidak semua orang yang
melewati lokasi tersebut memberi bantuan, karena mereka mengalami situasi
yang berbeda-beda (memiliki tingkat kesibukan). Namun sebenarnya mereka
semua orang yang beragama dengan baik, sesuai ajaran agamanya mereka
menyadari menolong orang sakit adalah perilaku yang baik. Meskipun tidak
semua melakukan hal tersebut karena tuntutan situasi yang berbeda-beda.33
32
Ibid, h. 15.
33
Ibid, h.16.
31
E. Penelitian Relevan
Penelitian relevan berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang
dapat menunjang dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan Dery Faishal yang berjudul “Implementasi Nilai-
Nilai Agama Islam Dalam Interaksi Sosial Mahasiswa (Studi Komparatif
pada Mahasiswa Tingkat 1 Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam dan Prodi
Pendidikan Sosiologi).”34 Metode penelitian yang gunakan yaitu kualitatif
dengan metode komparatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial mahasiswa
di Prodi Pendidikan Sosiologi dan IPAI UPI Bandung cenderung masih
belum sepenuhnya dilakukan dan masih perlu mempelajari dan
membiasakannya kembali di dalam interaksi sosial, karena umumnya
mahasiswa hanya bertegur sapa dan berjabat tangan maupun melakukan
senyum kepada orang lain. Persamaan dari penelitian ini terletak pada
variabelnya yaitu mengenai implementasi nilai-nilai agama Islam dalam
interaksi sosial mahasiswa. Sedangkan perbedaanya yaitu Deri Faishal
tentang lingkup implementasi nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial
mahasiswa pada Prodi PAI dan Sosiologi di Universitas Pendidikan
Indonesia, sedangkan penelitian yang penulis lakukan yaitu tentang
implementasi nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial mahasiswa pada
jurusan pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Penelitian yang dilakukan Ardi Winarno yang berjudul “Persepsi Mahasiswa
Tentang Implementasi Nilai-Nilai Keislaman Dalam Pembelajaran
Matematika (Penelitian Pada Mahasiswa Semester 1 Kelas D Universitas
Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014).”35 Metode Penelitian yang
34
Dery Faishal, Implementasi Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Interaksi Sosial
Mahasiswa (Studi Komparatif pada Mahasiswa Tingkat 1 Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam
dan Prodi Pendidikan Sosiologi), Pada Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, 2015
35
Ardi Winarno, “Persepsi Mahasiswa Tentang Implementasi Nilai-Nilai Keislaman
Dalam Pembelajaran Matematika(Penelitian Pada Mahasiswa Semester 1 Kelas D Universitas
Muhammadiyah Surakarta Tahun 2013/2014), Pada Skripsi Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014.
32
36
Fajrina Muthoharoh yang berjudul “Implementasi Pengembangan Nilai-Nilai Agama
Dan Moral Anak Usia Dini Di Kelompok Tk-B Sekolah Alam Bintaro Tahun Ajaran 2018/2019”,
Pada Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019
33
37
Siti Nurul Azizah yang berjudul “Implementasi Pendidikan Agama Islam Terhadap
Nilai-Nilai Moral Mahasiswa Demonstran (Studi Kasus Tentang Demonstrasi Di Fakultas
Tarbiyah Iain Sunan Ampel Surabaya), Pada Skripsi Iain Sunan Ampel Surabaya, 2011.
34
F. Kerangka Berfikir
Manusia sebagai makhluk sosial dalam menjalani hidup
kesehariannya pasti melakukan interaksi sosial bersama individu-individu
lain, dalam interaksi sosial pasti ada aturan tingkah laku. Tingkah laku
individu tersebut disebut akhlak yang mengandung nilai-nilai islami
terhadap membangun cara pandang, sikap dan pembentuk tingkah laku
manusia baik yang berasal dari dalam diri pribadi maupun dari luar diri
pribadi individu tersebut. Namun ternyata dalam menjalankan interaksi
sosialnya masih terdapat mahasiswa yang belum menamamkan nilai-nilai
agama Islam dalam kesehariannya.
Salah satu sumber penamaman nilai-nilai agama Islam bisa
diperankan oleh lembaga pendidikan formal. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai satuan pendidikan perguruan tinggi yang mempunyai ciri
khusus agama Islam harusmya mempunyai peranan terhadapan
pembangunan karakter dan penanaman nilai-nilai agama Islam untuk
masyarakat khususnya mahasiswa. Karena dengan ciri khusus kampus
Islam tersebut menjadikannya sebagai satu model dari sekian model
perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Dalam kaitannya dengan
implementasi nilai-nilai agama Islam terhadap interkasi sosial perlu di
diajarkan bidang studi Islam dan pembinaan karakter kepada mahasiswa.
Bidang studi Islam mengandung nilai-nilai atau norma agama dan akhlak
yang akan ikut membentuk cara berpikir, bersikap, dan berprilaku dalam
kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan individu dan sosial.
Lembaga pendidikan memerankan fungsi-fungsi pendidikan dalam
menurunkan nilai-nilai akhlak. Kemampuan dan style (gaya) yang
diperankan
35
Mahasiswa Mengimplementasi
Nilai-nilai Agama Islam dalam
Interaksi Sosial
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2019 2020
No Kegiatan
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1 Revisi
2 Penyusunan
Instrumen Penelitian
3 Pengujian Instrumen
Penelitian
4 Pengolahan data
penelitian
5 Penyusunan bab IV
dan bab V
6 Kelengkapan
lampiran
7 Sidang munqasah
8 Revisi skripsi
9 Wisuda
36
37
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara, strategi untuk memahami realitas,
langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat.
Metode penelitian berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih
mudah untuk dipecahkan dan dipahami.1 Metode penelitian mengemukakan
secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metode kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.2 Oleh karena itu, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif karena relevan dengan tujuan dari
penelitian yang akan menggambarkan bagaimana implementasi atau
penananaman nilai-nilai agama Islam oleh mahasiswa jurursan Pendidikan
IPS.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat terbuka dan
bersifat mendalam untuk memperoleh data yang diperlukan baik secara lisan
maupun tulisan dari perilaku manusia yang dideskripsikan, diinterpretasikan
dan dianalaisis bahkan bila memungkinkan dikembangkan menjadi teori
berdasarkan data-data yang diperoleh sehingga sesuai dengan tujuan penelitian
ini.
Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengutamakan pendekatan antar
manusia artinya selama proses penelitian, peneliti lebih banyak mengadakan
kontak atau berhubungan dengan orang-orang di lingkungan lokasi penelitian
yaitu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di Jurusan Pendidikan IPS.
Metode penelitian merupakan cara untuk mengemukakan kebenaran
dengan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dan diperoleh secara
1
Nyoman, Kutha Ratna, Teori, Metode, Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), h. 34.
2
Moleong dan Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003), h. 3
38
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2006), h. 2.
4
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.54.
5
Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2015), Cet. 3, h.
109.
39
kumpulan dari seluruh unsur atau elmen atau unit pengamatan (observation
unit) yang akan diteliti.6 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dimana
prodi pendidikan IPS memiliki jumlah mahasiswa sebanyak 532 mahasiswa
aktif.7
2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari
populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel.8
Adapun dalam penelitain ini, sample yang akan diteliti yaitu mahasiswa
Pendidikan IPS dari konsentrasi sosiologi, ekonomi dan geografi. Teknik
pengambilan data untuk penelitian ini adalah teknik pusposive sampling, yaitu
teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini misalnya ketika melakukan penelitian tentang kualtias makanan maka
sample sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. 9 Pertimbangan
tertentu pada penelitian ini yaitu mahasiswa yang dianggap paling tahu tentang
apa yang peneliti harapkan. Sample yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 6 mahasiswa. Terdiri dari 2 (dua) mahasiswa konsentrasi sosiologi,
2 (dua) mahasiswa konsentrasi ekonomi dan 2 (dua) mahasiswa konsentrasi
geografi.
6
Abuzar Asra, Puguh Bodro Irawan, dan Agus Purwoto, Metode Penelitian Survei,
(Bogor: IN MEDIA, 2015), h. 70.
7
Buku Induk Prodi Tadris IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian, (Bandung: CV. Mandar
Maju, 2011), Cet. II, h. 124.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung;Alfabeta,2012),
h. 85
40
membutuhkan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah
hasil dari pengumpulan informasi-informasi yang dilakukan secara langsung
melalui wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang di peroleh
untuk mendukung informasi yang dibutuhkan peneliti seperti dokumtasi
rakaman wawancara, foto saat penelitian dan juga surat-surat pendudukng
penelitian.
Adapun sumber data dalam penelitian kualitatif menurut Spradley
sebagaimana yang dikutip Sugiyono di namakan “social situation” atau situasi
sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan
aktivitas (activity) yang beriteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut,
dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang
terjadi” didalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini dapat
mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada
pada tempat (place) tertentu.10
Jika disimpulkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
1. Hasil observasi selama proses penelitian.
2. Wawancara kepada informan
3. Dokumentasi yang di peroleh selama proses pembelajaran.
Tabel 3.1
Sumber Data Penelitian Implementasi Nilai-niali agama Islam dalam
Interaksi sosial mahasiswa
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung;Alfabeta,2012), h. 215
41
Konsentaris
Sosiologi,
Ekonomi dan
Geografi
2. Wawancara
11
Muh. Fitrah, Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Peneltian Kualitatif, Tindakan kelas &
Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2017), h. 112
42
3. Metode Dokumenter
F. Instrumen Penelitian
Menurut Nasution dalam Sugiyono, menyatakan bahwa dalam penelitian
kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 216
13
Burhan Bungin,” Penelitian Kualitatif ”, ( Jakarta: PT.Kencana,2009),hal.108, cet.3.
14
Ibid,hal.121, cet.3.
43
15
Sugiyono, Pendekatan Kualitatif, ( Jakarta: Alfa Beta,2009), h. 223.
16
Ibid., h. 223
44
Tabel 3.3
Kisi-kisi Observasi
No Hal yang diamati
1 Mengucapkan salam
2 Menjawab salam
3 Murah senyum
7 Bersikap adil
8 Melakukan silaturahmi
9 Menepati janji
Teknik analisis data erat kaitan dengan metode pengumpulan data yaitu
melalui observasi dan wawancara, kemudian dari pengumpulan data yang
sudah dilakukan maka peneliti seharusnya memilih teknik analisis data yang
sesuai dengan objek penelitian.17
Teknik analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:18
1. Pengumpulan data, peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Catatan lapangan
tersebut berkaitan dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.
2. Reduksi data, yang dilakukan dengan merangkum. Memilih hal yang
pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah diredaksi dapat memberikan
gambaran yang lebih jelas dan juga mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3. Penyajian data, dilakukan dalam bentuk uraian secara singkat.
Selanjutnya dilakukan dengan teks naratif yang menceritakan secara
panjang lebar dalam temuan penelitian.
4. Menarik kesimpulan/verifikasi
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama
penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran
kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis.
Singkatnya, makna-makna yang muncul harus diuji kebenarannya,
kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasn
17
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya ( Jakarta: Pranada Media Group, 2007) Edisi Pertama, cet 4., h 78
18
70Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012), cet 17, h 249-252
47
1. Uji Credibility
a. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan diilakukan untuk menemukan ciri-ciri
dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang di teliti, serta memusatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci.
b. Meningkatkan ketekunan
Peneliti melakukan pengamatan penelitian secara lebih cermat
dengan meninkatkan ketekunan, maka peneliti akan melakukan
pengecekan kembali apakah data yang diperoleh benar atau masih salah
sehingga data yang didapatkan adalah data dengan hasil yang akurat
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta CV:
2012), Cet 12, h. 270
20
Ibid. h.270
48
c. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap terhadap data itu.21
d. Diskusi dengan teman sejawat
Peneliti akan diskusi dengan teman atau orang lain yang dianggap
lebih memahami mengenai penelitian deskriptif kualitatif sehingga data
yang ditampilkan akan lebih valid
e. Analisis kasus negative
Jika peneliti dalam meneliti menemukan adanya ketidak sesuaian
pada data, maka analisis ini akan dilakukan guna mencari data yang
berbeda atau bertentangan dengan temuan sehingga data yang
ditemukan sudah dapat dipercaya.
f. Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada informan. Apabila data yang ditemukan telah disepakati
dari pihak informan, maka data tersebut dinyatakan valid. Tetapi jika
informan tidak menyetujui penelitian yang ditemukan, maka peneliti
harus merubah data penelitian sehingga berkesesuaian dengan pemberi
data atau informan.
2. Pengujian Transferability
Transferbility merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut di
ambil.22 Dalam pengujian transferbility peneliti akan membuat laporannya
dengan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Hal itu
21
Jejen Musfah, Tips Menulis Karya Ilmiah: Makalah, Penelitian, Skripsi, Tesis &
Disertasi, (Jakarta: Kencana, 2016), Cet 1, h. 67
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta CV:
2012), Cet 12, h. 276
49
23
Ibid, h. 277
BAB IV
A. Deskripsi Data
1. Profil Jurusan Pendidikan IPS
Secara historis, eksistensi dan kiprah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta didasarkan atas gagasan dan keinginan umat Islam ”sebagai
mayoritas bangsa”untuk mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu dan
mencetak kader pemimpin Islam yang diperlukan bagi perjuangan dan
pembangunan bangsa Indonesia. Status UIN (sebagai universitas), sesungguhnya
merupakan kelanjutan sejarah dari awal pendiriannya yang berasal dari Sekolah
Tinggi Islam (STI), Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), Akademi
Dinas Ilmu Agama (ADIA), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) didirikan pada 1 Juni 1957 di Jakarta
dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan
ijazah pendidikan akademi (5 tahun) dan semi akademi (3 tahun) sehingga menjadi
ahli didik agama pada Sekolah Menengah Umum, Sekolah Kejuruan, dan Sekolah
Agama. Pada perkembangan selanjutnya, tahun 1960 berdasarkan PP No. II Tahun
1960 tanggal 24 Agustus 1960, ADIA bergabung dengan PTAIN (Perguruan Tinggi
Agama Islam Negeri) yang berada di Yogyakarta dalam wadah yang berbentuk
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jamiah al-Hukumiyah. Penggabungan itu
kemudian mengubah ADIA menjadi IAIN dengan 2 (dua) Fakultas, yakni Fakultas
Tarbiyah dengan dekan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus dan Fakultas Adab dengan
dekan Prof. H. Bustami A. Ghani.
50
51
Kalijaga dan IAIN yang berpusat di Jakarta dengan nama IAIN al-Jamiah al-
Hukumiyah Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sebagai salah satu fakultas di
lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak awal pendirian hingga kini telah
membuka berbagai jurusan/program studi (Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab,
dan Tadris) yang memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada
mahasiswa untuk menjadi pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional baik
pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah bahkan beberapa di antaranya
mampu menjadi asisten dan/atau dosen pada beberapa perguruan tinggi.
Keberhasilan ini tentu harus disyukuri dengan terus berusaha memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperluas jaringan kerja (networking)
baik secara individual dengan para pakar/tokoh pendidikan maupun secara
kelembagaan dengan beberapa perguruan tinggi lokal dan regional.
Salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
yang secara historis didirikan pada tahun 1980. Pada saat itu, jurusan pendidikan IPS
masuk dalam kelompok Jurusan Tadris, yang secara keseluruhan terdiri dari bidang
Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris dan
52
Bahasa Indonesia. Jurusan Tadris Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial ini pernah
mengalami stagnasi penerimaan mahasiswa, sampai kemudian diaktifkan kembali
pada tahun 2001 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Nomor E/47A/2001 tentang
Penyelenggaraan Program Studi Pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan nama Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.
Aktivasi Program Studi Pendidikan IPS ini didasari atas pemikiran dan fakta
tentang terjadinya kekurangan guru IPS di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan
Madrasah Aliyah (MA). Akibat kekurangan guru IPS pada lembaga pendidikan
tersebut, maka bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, baik Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan
Sosiologi/Antropologi diajarkan oleh guru yang bukan lulusan pendidikan bidang
Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.
Penyebab, baik pada guru bidang IPS di MTs maupun MA adalah akibat
kekurangan jumlah guru untuk bidang keilmuan IPS tersebut. Kekurangan guru IPS
pada MTS dan MA sekitar 17.217 guru. Secara rinci, pada Madrasah Tsanawiyah
kekurangan guru berjumlah 10.699 guru dan Madrasah Aliyah adalah berjumlah
6.518 guru.
1
https://pips-fitk-uinjkt.com/tentang-ips/ di akses pada 14 Februari 2020
54
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, maka Visi Program Studi Tadris IPS
yaitu:
“Menjadi program studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang unggul,
kompetitif, profesional dalam pendidikan IPS, penelitian, dan pengabdian
masyarakat yang berwawasan ke-iIslam-an, kemanusiaan, dan ke-Indonesia-an
pada tahun 2025”.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan jenjang S1 Program Studi Tadris IPS untuk
mewujudkan calon guru IPS yang memiliki kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial, yang berwawasan ke-Islam-an,
kemanusiaan, dan ke- Indonesia-an dengan dukungan ICT
2) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan untuk kemajuan ilmu-ilmu
sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan social
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dengan menyebarluaskan hasil
kajian keilmuan dan inovasi bidang sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan
sosial yang unggul, kompetitif dan profesional.
4) Menyelenggarakan pengelolaan program studi berbasis ICT dan menjalin
kerjasama dengan lembaga pendidikan dan organisasi profesi lainnya.2
2
https://pips-fitk-uinjkt.com/visi-dan-misi/ diakses pada 14 Februaru 2020
55
masuk kuliah yaitu SDN Peninggilan 03 Ciledug, SMPN 11 Tangerang dan SMK
An-Nurmaniyah Ciledug.
Partisipan NNI adalah mahasiswa pendidikan IPS konsentrasi Ekonomi
berjenis kelamin perempuan, adapaun riwayat pendidikan partisipan sebelum
masuk kuliah yaitu SDN Kalisuren 01, SMPIT Darul Muttaqien dan MAN 2
bogor.
Partisipan MBH adalah mahasiswa pendidikan IPS konsentrasi Geografi
berjenis kelamin laki-laki, adapaun riwayat pendidikan partisipan sebelum masuk
kuliah yaitu SDN Bojong 02, MTs Mathla’ul Anwar Nurul Kamal dan MAN 1
Kota Bogor.
Partisipan FM adalah mahasiswa pendidikan IPS konsentrasi Geografi
berjenis kelamin perempuan, adapaun riwayat pendidikan partisipan sebelum
masuk kuliah yaitu SDN 01 Nyangkowek, SMPN 01 Parungkuda dan MAN 01
Kabupaten Sukabumi.
Partisipan AW adalah mahasiswa pendidikan IPS konsentrasi Sosiologi
berjenis kelamin laki-laki, adapaun riwayat pendidikan partisipan sebelum masuk
kuliah yaitu SDN 03 Bulakan, SMP 02 Belik dan SMA 01 Purbalingga.
Partisipan PYS adalah mahasiswa pendidikan IPS konsentrasi Sosiologi
berjenis kelamin perempuan, adapaun riwayat pendidikan partisipan sebelum
masuk kuliah yaitu MI Darul Hikmah, MTs Darul Hikmah dan SMAN 03
Tanggerang.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar
partisipan mempunyai latar belakang pendidikan sekolah umum.
C. Hasil Penelitian
Pada bagian pembahsan ini, peneliti akan memaparkan data hasil observasi
dan hasil penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu
bagaimana implementasi nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosial mahasiswa.
Peneliti akan memamparkan jawaban partisipan pada saat diwawancarai yang
dilakukan oleh peneliti dan pada saat observasi. Pada wawancara pertanyaan dilakukan
kepada 6 (enam) mahasiswa. Wawancara tersebut dilakukan menggunakan teknik
56
“Menurut saya interaksi sosial yang di lakukan di jurusan IPS sudah sangat baik, saya
sering melihat teman-teamn berdiskusi atau berkumpul bersama-sama dengan
harmonis. Untuk nilai-nilai agama Islam yang sering di laksanakan dalam interaksi
sosial baik di kampus maupun di luar kampus seperti menyapa dengan cara memberi
salam (Assalamualaikum wr.wb) sebelum berinteraksi”3
“Kalau saya lihat interaksi sosial yang di lakukan di jurusan Pendidikan IPS sudah
baik, meskipun IPS ini jurusan umum tapi sudah menerapkan nilai-nilai agama Islam
dalam interaksinya. Contohnya ketika kita masuk kelas harus baca qur’an terlebih
dahulu (salah satunya pas mata kuliah pak Iwan). Lalu ketika sudah masuk waktu solat
dan masih ada kelas biasanya kita izin untuk melaksanakan solat terlebih dahulu,
mahasiswa juga sudah menerapkan sopan dan santun khususnya terhadap dosen”4
“Secara umum interaksi di IPS masih wajar dan baik, mungkin karena faktor
lingkungan kampus UIN yang punya background Islam. Dalam pergaulan juga
mahasiswa mempunyai batasan dalam berinteraksi dengan lawan jenis, dan kalau
sudah waktu solat biasanya juga sering saling mengingatkan untuk melaksanakan
solat.”5
“Untuk Pendidikan IPS interaksi sosial yang di lakukan cukup baik, ya meskipun
kalau saya amati masih ada yang jaga jarak sih, mungkin karena belum terlalu kenal
dekat juga. Dan untuk nilai-nilai agama Islam sering laksanakan dalam interaksi sosial
baik di kampus maupun di luar kampus seperti mengucapkan salam ketika bertemu,
menjaga jarak dengan laki-laki, selalu menjaga aurat seperti memakai hijab dan tidak
mekai pakaian ketat dan ketika ngobrol tidak asal ucap atau menggunakan kata-kata
kasar.”6
3
Wawancara dengan partisipan IL pada tanggal 04 MARET 2020
4
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
5
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
6
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
58
“Kalau interaksi dengan temen biasanya lebih santai dan dalam komunikasi juga
menggunakan bahasa keseharian yang tidak formal dan kadang agak kasar, tapi
kalau ke dosen ataupun senior yang tidak terlalu dekat biasanya beda agak
formal seperti kalau ketemu mengucapkan salam dulu, terus cium tangan, agak
sopan lah”.7
Namun secara kesulurahan berdasarkan penelitian yang peneliti dilakukan
interaksi yang dilakukan mahasiswa di jurusan pendidikan IPS sudah cukup baik,
dimana mahasiswa ketika bertemu saling bertegur sapa baik kepada temannya,
kakak tingkat, atau kepada dosen, walaupun sebagian ada yang tidak bertegur sapa,
tapi setidaknya mereka pasti akan saling tersenyum satu sama lainnya. Hal in
sejalan dengan beberapa informan yang mengatakan bahwa interaksi dijurusan
pendidkan IPS cukup baik, dimana dalam pergulannya dengan orang lain mereka
saling menghormati dan saling menyapa jika bertemu, walaupun suatu ketika tidak
saling menyapa karena belum saling mengenal lebih dekat. Namun, di jurusan
pendidikan IPS masih kurang penekanan dalam berinteraksi yang baik dengan
berlandaskan ajaran agama Islam yang harus diterapkan kepada mahasiswa. Karena
bagaimanapun mahasiswa pendidikan IPS merupakan calon pengajar dan harus
memiliki akhlak mulia.
7
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
59
“Sudah kurang memperhatikan nilai agama, pergaulan bebas seperti tidak ada
batasan dan cenderung meniru budaya barat yang kurang baik. Ada juga
beberapa mahasiswa yang egois dan ingin menang sendiri”.8
Namun mayoritas informan lainnya mengungkapkan tidak semua
dilingkungan kampus mahasiswa zaman sekarang buruk dalam interaksi sosialnya,
dan sudah banyak yang sudah tahu baik dan buruknya yang harus dilakukan sesuai
dengan ajaran agama Islam, sudah ada yang melaksanakan nilai-nilai agama Islam
dengan baik meskipun terkadang masih kurang stabil, sehingga hal tersebut hanya
perlu sering di ingatkakn dan dipelajari kembali.
a. Silaturahmi
Menjalin silaturahmi merupakan suatu yang sangat di anjurkan bagi
umat muslim sekalian. Bahkan silaturami ini bersifat global atau semua
manusia pasti memerlukan silaturahmi agar dapat saling mengenal satu
sama lain. Dalam Islam silaturahmi ini merupakan ibadah hablumminannas.
Banyak manfaat yang di dapat manusia dalam melakukan silaturahmi,
seperti lebih mengenal orang lain, dapat mempererat persaudaraan, atau
bahkan melapangkan rizki
Berdasarkan hasil wawancara, informan inisial FM mengungkapkan
bahwa silaturahmi itu penting, dan informan juga sering melakukan
silaturahmi kepada keluarga, teman, tetangga bahkan guru, karena
8
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
60
b. Persaudaraan
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, saling
membutuhkan untuk memenuhi keperluan dan meningkatkan taraf
hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan oleh islam. Sebagai seorang muslim
diwajibkan untuk menjalin tali persaudaraan dengan muslim lainnya.
9
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
10
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
11
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
12
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
13
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
61
14
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
15
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
16
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
17
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
62
mereka sadar bahwa persaudaraan itu merupakan hal penting dan dapat
merekatkan pertalian persahabatan yang hampir serupa dengan hubungan
kekeluargaan.
c. Persamaan
Persamaan dalam Islam disebut alwusawa adalah sikap yang
memandang seimbang, sejajar, sama rata antar sesama manusia. Dalam
demokrasi Islam, almusawa berhimpitan dengan nilai assyura
(musyawarah) dan al'adalah (keadilan). Dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, persamaan merupakan prinsip untuk bersikap tidak
diskriminatif terhadap sesama manusia apapun latarbelakangnya. Prinsip
kemanusiaan adalah melebihi batas-batas primordial dan kepentingan.
Prinsip seperti inilah yang dianut Negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.
Dalam hal persamaan, informan mengungkap bahwa mereka tidak
membeda-bedakan dalam interaksi sosialnya, karena bagi mereka
berpandangan bahwa semua manusia, tanpa memandang jenis kelamin,
kebangsaan ataupun kesukuannya, dan lainnya adalah sama dalam harkat
dan martabat.
Pastinya, karena pada dasarnya manusia di mata Allah itu sama, lalu
mengapa kita harus memperlakukan berbeda.18
Untuk hal itu saya selalu berusaha semaksimal mungkin, karena bagi
saya semua orang mempunyai keistimewaan masing-masing dan
tidak ada yang saling mengungguli satu sama lainnya.19
Ya harus itu mah, kan ada istilah “duduk sama rendah berdiri sama
tinggi.20
18
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
19
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
20
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
63
Saya kadang kalau berinteraksi suka melihat dulu dengan siapa saya
berinteraksisnya, jadi kalau dengan orang yang beda jenis kelamin
apalagi beda agama biasanya saya tidak terlalu terbuka orangnya.22
d. Adil
Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau
menegakkan keadilan pada setiap tindakan perbuatan yang dilakukan. Islam
sangat menjunjung tinggi keadilan dalam setiap aspek kehidupan, keadilan
merupakan ciri atau kunci ajaran Islam. Setiap kaum muslimin memperoleh
hak dan kewajiban yang sama.
Sebagai umat Islam yang beriman, kita dituntut untuk selalu
menegakan kebenaran karena Allah, kita tidak boleh berbohong atau
memihak pada salah satu pihak, karena itu termasuk perbuatan yang tidak
adil.
Seperti yang informan inisial MBH ungkapkan bahwa pada
dasarnya diaselalu memandang, menilai, atau menyikapi sesuatu atau
seseorang dengan seadil-adilnya.
Ya dalam melakukan segala sesuatu kepada orang lain kita harus adil
lah kepada semua, karena kita juga tidak mau kalau ada orang lain
yang tidak berbuat adil kepada kita.23
Insya Allah. Karena tidak ada alasan untuk berbuat curang (tidak
adil) terhadap sesama.24
21
Wawancara dengan partisipan IL pada tanggal 04 Maret 2020
22
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
23
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 03 Maret 2020
24
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
64
e. Baik Sangka
Manusia dalam menjalani kehidupannya pasti bersinggungan
dengan manusia lainnya. Hampir tidak ada satu pun dari manusia yang bisa
hidup sendiri. Dia tetap akan membutuhkan manusia lain dalam berbagai
kesempatan.
Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan
sesama. Istilahnya, ini biasa disebut hablumminannas. Salah satu sikap yang
diajarkan dalam hubungan dengan sesama ini adalah sikap berbaik sangka
atau husnuzan.
Husnuzan atau berbaik sangka terhadap sesama manusia,
merupakan sikap mental terpuji, yang harus diwujudkan melalui sikap lahir,
ucapan dan perbuatan yang baik, diridai Allah SWT, dan bermanfaat. Sikap,
ucapan, dan perbuatan baik, sebagai perwujudan dari husnuzan itu
hendaknya diterapkan dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga serta
bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tahu bahwa teman,
tetangga adalah orang-orang yang selalu berdekatan dengan kita. Untuk itu
hendaknya saling berprasangka baik dan jangan saling mencurigai.
Selanjutnya berdasarkan hasil penjelasan para informan, mereka
mengatakan bahwa mereka selalu mempunyai sikap penuh baik sangka
25
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
26
Wawancara dengan partisipan IL pada tanggal 04 Maret 2020
27
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
65
Kalau kepada semua orang kurang tau, kadang kalau ada orang
asing tidak dikenal saya spontan suka curiga gitu.31
f. Rendah Hati
Rendah hati adalah sikap atau perbuatan yang tidak
menyombongkan diri. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Rendah diri
berarti minder atau tidak memiliki rasa percaya diri karena merasa
mempunyai kekurangan. Sikap rendah diri harus dihindari, sedangkan sikap
rendah hati harus kita biasakan
Dalam kehidupan sehari-hari, sudah tentu kita pernah bertemu
dengan orang yang rendah hati, baik di lingkungan tempat tinggal, di
28
Wawancara dengan partisipan IL pada tanggal 04 Maret 2020
29
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
30
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
31
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
66
kampus maupun di tempat lain. Orang yang rendah hati bisa dirasakan dari
cara dia berbicara, bersikap, dan berpendirian. Tentu hal ini akan membuat
kita merasa nyaman dan senang. Tidaklah mengherankan bila orang yang
rendah hati disukai oleh banyak orang dan memiliki banyak kawan.
Hal ini yang informan katakan, di mana dalam interaksi sosial
sehari-hari para informan berusaha untuk selalu bersikap rendah hati atau
tidak sombong, karena tidak sepantasnya manusia menyombongkan diri.
Sikap rendah hati pasti harus kita tanamkan, yang penting jangan
merendahkan diri.32
g. Tepat Janji
Dalam pergaulan kita sehari-hari, ada satu jenis bumbu pergaulan
yang disebut dengan janji. Menepati janji berarti berusaha untuk memenuhi
semua yang telah dijanjikan kepada orang lain di masa yang akan datang.
Orang yang menepati janji adalah orang yang dapat memenuhi semua yang
dijanjikannya. Lawan dari menepati janji adalah ingkar janji.
32
Wawancara dengan partisipan IL pada tanggal 04 Maret 2020
33
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
34
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
35
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
67
36
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
37
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
68
h. Lapang dada
Lapang dada adalah perpaduan antara ikhlas, sabar dan tawakal.
Apapun yang terjadi tidak akan membuat hatinya sempit dan menyesal.
Setiap orang menghadapi masalah dalam hidupnya, terkadang terasa
berat terkadang ringan secara silih berganti. Begitu juga setiap orang
menjumpai saat-saat yang sangat membahagiakan namun dalam waktu yang
tidak lama berubah menjadi menyedihkan dan memberatkan. Dalam situasi
apapun agaknya lapang dada mampu menjadi penyeimbang sehingga
seseorang tidak terjerumus dalam kesombongan pada saat sedang
begembira dan tidak putus harapan pada saat sedang dilanda kesedihan.
Lapang dada juga sangat manjur untuk meredam sikap amarah
tatkala ada orang yang sedang mengkritik atau melakukan perbuatan yang
tidak menyenangkan.
Hasil wawancara dengan informan, mereka mengungkapkan bahwa
sikap lapang dada merupakan sikap yang harus di miliki oleh setiap orang,
dalam berinterkasi sosial kita harus selalu penuh kesediaan menghargai
pendapat dan pandangan orang lain. Jika hal itu tidak dilakukan maka yang
terjadi adalah akan sering terjadi konflik. Berikut pendapat informan inisial
PYS dan MBH:
Iya kak, karena kalau kita tidak mempunyai sikap lapang dada maka
akan sering terjadi masalah karena beda sikap dan padangan, kita
kadang harus mengalah dan menurunkan ego kita, contohnya ketika
38
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
39
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
69
ada rapat di sana sering terjadi adu argumen atau pendapat yang
berbeda.40
Tergangtung situasinya juga sih, kadang kesel juga kalau ada orang
berbuat seenaknya sama kita.42
40
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
41
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
42
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
43
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
44
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
70
45
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
46
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
47
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
71
Ada. Tidak secara menyeluruh, jika itu baik dan bisa sejalur dengan diri saya
maka saya tiru.50
Kalau meniru ada, tapi tidak sepenuhnya juga kita tiru juga sih, sebagian
saja yang saya tiru.51
48
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
49
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
50
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
51
Wawancara dengan partisipan PYS pada tanggal 04 Maret 2020
52
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
72
Kalau simpati pasti ada, contohnya kalau melihat orang lain yang memiliki
nasib yang kurang baik pasti di situ timbul rasa simpati.54
Tentu. Karena setiap orang pasti memiliki rasa simpati ketika melihat orang
lain kena musibah.55
saya yakin semua orang pasti memiliki rasa simpati terhadap orang yang
lagi terkena musibah, termasuk saya juga 56
Dari penjelasan informan tersebut diatas dapat dilihat bahwa mereka dalam
mengimplementasikan nilai-nilai agama Islam dalam interaksi sosialnya mendapatkan
pengaruh yang paling dominan dari keluarganya, dan mereka memiliki rasa simpati
terhadap orang lain yang ada di sekitarnya yang terkena musibah.
53
Wawancara dengan partisipan FM pada tanggal 03 Maret 2020
54
Wawancara dengan partisipan NNI pada tanggal 05 Maret 2020
55
Wawancara dengan partisipan MBH pada tanggal 03 Maret 2020
56
Wawancara dengan partisipan AW pada tanggal 05 Maret 2020
73
adanya respon yang berbeda dari setiap individu ketika akan melaksanakan nilai-nilai
agama Islam dalam kesehariannya, hal ini tergantung dari karakteristik dari setiap
individunya. Selain itu kurangnya pengetahuan mereka tentang nilai-nilai agama Islam
yang harus diterapkan menjadi kendala tersendiri bagi mahasiswa.
Lebih lanjut lagi adanya perasaan canggung ini di tunjukan mahasiswa
dalam berbagai bentuk, seperti berbicara seperlunya, cenderung bersifat pasif dan
fokus dengan gadjet yang dimilikinya daripada berinteraksi langsung secara nyata
dengan lingkungannya, sehingga yang terjadi adalah tidak terlalu banyak interaksi
yang mereka lakukan dengan orang di disekitarnya.
Penelitian juga mengungkap bahwa masih ada mahasiswa dalam
berinteraksi sosial dengan teman-temannya yang tidak sepenuhnya menerapkan nilai-
nilai agama Islam, mereka hanya sekedar saling sapa biasa, berkata/berbicara kasar,
berperilaku yang kurang baik, memiliki sifat antipasti dan tidak menunjukan pribadi
yang posiitif. Hal ini mungkin karena mahasiswa kurang mendapatkan pembelajaran
agama Islam lebih mendalam.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan nilai-nilai
agama Islam mengarah pada proses interaksi yang berbeda-beda. Interaksi yang
berbeda-beda tersebut mengakibatkan terjadinya kendala dalam penerapan nilai-nilai
agama Islam yang ditunjukan dengan adanya sikap canggung dan pola pikir yang
berbeda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pengaruh perkembangan zaman dan perkembangan sosial yang sangat cepat
mengakibatkan adanya dorongan untuk melakukan adaptasi dilingkungan yang
baru, terutama bagi para pendatang. Tidak bisa dihindari, tingkah laku mahasiswa
mengalami ketidaktentuan seiring mereka mencari identitas diri. Hal ini terkadang
mengalami pertentangan nilai-nilai dalam dirinya, tentunya ini merupakan masa
yang sulit untuk menanamkan kesaradaran dalam beragama.
Pelaksanaan nilai-nilai agama Islam merupakan bagian dari ajaran agama
Islam yang digunakan oleh setiap umat muslim dalam kebidupannya. Sebagai
sebuah pengajaran untuk setiap individu dalam membentuk kepribadian yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Tampak dari melaksanakan nilai-nilai
agama Islam dapat mencerminkan seorang individu terlihat baik dalam
berinteraksi sosial dan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, mereka
mampu menjalin hubungan interaksi sosial yang baik dengan orang lain.
Kecerdasan emosional yang timbul dari pribadi setiap individu yang baik dalam
melaksanakan nilaip-nilai agama Islam membuat individu lebih luwes dan
terampil dalam bergaul sehingga individu-individu tersebut tidak mengalami
kesulitan dalam berinteraksi.
Adapaun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Jurusan Pendidikan
IPS, maka dapat simpulkan bahwa gambaran pelaksanaan nilai-nilai agama Islam
dalam interaksi sosial di jurusan Pendidikan IPS saat ini sudah cukup baik
meskipun masih belum sepenuhnya dilakukan, mereka masih harus perlu
mempelajari dan membiasakan diri dalam interaksi sosialnya.
Interaksi sosial adalah salah satu cara yang dilakukan untuk melakukan
hubungan dengan orang lain baik dilingkungan kampus maupun di luar kampus.
Interaksi sosial bukan hanya digunakan untuk saling komunikasi, akan tetapi bisa
mempermudah kita dalam melakukan kerjasama maupun persaingan.
Mahasiswa pendidikan IPS dalam kesehariannya tidak terlepas dari rutinitas
seperti pembelajaran perkuliahan, organisasi maupun kegiatan lainnya, hal itu
74
75
B. Implikasi
Implikasi yang di peroleh dari Implementasi nilai-nilai agama Islam dalam
interaksi sosial yaitu memberikan penyadaran bagi mahasiswa terkait peran agama
dan interaksi sosial bagi remaja khususnya mahasiswa, karena peran agama dalam
76
interaksi sosial sangat penting bagi perkembangan moral individu sebagai wujud
kongkrit interaksi yang baik sesama makhluk sosial.
C. Saran
Setelah menyusun penelitian ini, penulis berharap agar:
1. Bagi lembaga kampus
Peneliti mengharapkan dapat membuat pembinaan karakter melalui
kegiatan keagamaan supaya mahasiswa terbiasa untuk bersikap sesuai dengan
nilai dan norma, sopan santun dalam kesehariannya
2. Bagi mahasiswa
Harus selalu menerapkan nilai-nilai agama Islam dalam interkasi sosialnya,
memiliki tingkah laku yang baik serta, bersikap jujur dan sopan santun.
3. Bagi Keluarga
Keluarga memiliki peranan penting dalam pengawasan, sehingga tidak
boleh sepenuhnya melepskan tanggungjawab terhadap anak-naknya kepada
kampus.
4. Bagi Penelitian selanjutnya
Diharapkan menambah literatur agar penelitian lebih mendalam dalam
memahami detail tentang bagaimana implementasi nilai-nilai agama Islam
dalam interaksi sosial mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
-----. 2011.
Jejen Musfah, Tips Menulis Karya Ilmiah: Makalah, Penelitian, Skripsi, Tesis &
Disertasi. Jakarta: Kencana, 2016. Cet 1.
MGMP Sosiologi. Bahan Ajar Sosiologi Berdasarkan KTSP SMA Kelas X Semester
Ganjil. Lamongan : Karya Pustaka Mandiri, 2009
Rahman, M. Taufiq. Glosari Teori Sosial. Bandung: Ibnu Sina Press 2011.
77
78
Setiadi, Elly M, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Bandung: Kencana Prenda Media Group, 2007.
Rosdakarya, 2010.
Profil Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, di akses dari https://pips-fitk-uinjkt.com/tentang-ips/
pada 14 Februari 2020.
Visi Misi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, di akses dari https://pips-fitk-uinjkt.com/visi-dan-
misi/ pada 14 Februari 2020
79
Lampiran 2
TRANSKIP WAWANCARA
ILFILAILI
13. Bagaimana interaksi sosial yang anda lakukan dengan orang lain di dalam dan
luar kampus?
Jawaban: Menyapa, salaman dan ngobrol-ngobrol dengan sewajarnya.
14. Dalam interaksi sosial dengan sekitar anda, apakah anda melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksinya?
Jawaban: Iya melakukan.
15. Nilai-nilai agama Islam seperti apasaja yang anda laksanakan dalam interaksi
sosial baik di kampus maupun di luar kampus?
Jawaban: Menyapa dengan cara memberi salam (Assalamualaikum wr.wb)
sebelum berinteraksi
16. Menurut anda interaksi sosial mahasiswa zaman sekarang seperti apa dalam
melaksanakan nilai-nilai agama Islam di lingkungan kampus?
82
17. Apakah anda sering melakukan Silaturahmi baik kepada keluarga, teman
maupun tetangga?
Jawaban: alhamdulillah, paling sering saya silaturahmi dengan keluarga, kalau
sama teman paling pas ketemu di kampus.
18. Apakah anda selalu menjaga tali persaudaraan? Baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga?
Jawaban: Ya pasti, tapi kadamg-kadang agak susah kalau ketemu orang yang
tidak satu frekuensi sama kita.
19. Dalam interaksi sosial apakah anda selalu menjunjung tinggi persamaan?
Jawaban: Tergantung, kalau persamaan perlakuan itu pasti, tapi ada juga
momen ketika kita harus memperlakukan berbeda, seperti kepada orang yang
lebih dewasa dan kepada ada kecil atau kepada guru kita.
20. Apakah anda menerapkan sikap adil terhadap sesama saat melakukan interaksi
sosial?
Jawaban: ya saya selalu berusaha untuk berbuat adil dalam segala bentuk sikap
dan tindakan.
21. Apakah anda selalu bersikap baik sangka kepada semua orang yang anda temui
ketika melakukan interaksi sosial?
Jawaban: Iya pasti, karena kita kan di larang untuk berburuk sangka kepada
orang lain, istilahnya itu jangan suudzon, tapi harus husnuzon.
24. Apakah anda selalu menerapkan sikap lapang dada dalam momen apapun
meskipun kurang mengenakan?
Jawaban: kalau selalu sih enggak, kadang kita ada jengkel atau keselnya juga
kepada seseorang.
25. Faktor apa saja yang mendorong anda untuk melaksanakan nilai-nilai agama
Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Faktor diri pribadi dan lingkungan
26. Dalam melaksanakan nilai-nilai agama islam, adakah proses tidakan meniru
sikap dan perilaku orang lain? Kalau ada, secara menyulur atau tidak?
Jawaban: Ada, tetapi tidak secara menyeluruh.
27. Didalam interaksi sosial, apakah anda memiliki rasa simpati terhadap orang
lain?
Jawaban: Iya pasti
28. Menurut anda, kendala apa saja yang sering di alami dalam melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Kendalanya ada teman yang kita ajak interaksi dan lingkungan atau
orang yang tidak mengamalkan nilai-nilai Islam dalam interaksi sosialnya
30. Apakah anda dalam berinteraksi melakukan kerjasama dengan orang lain?
Jika ada, kerjasama seperti apa? Dan adakah kendala dalam kerjasama dengan
orang lain tersebut?
Jawaban: Ada, seperti mengerjakan tugas bareng.
84
31. Didalam interaksi sosial apakah anda pernah mengalami konflik dengan orang
lain?
Jika ya, konflik seperti apa?
Jawaban: Iya pernah, seperti adanya salah paham
85
Lampiran 3
TRANSKIP WAWANCARA
3. Bagaimana interaksi sosial yang anda lakukan dengan orang lain di dalam dan
luar kampus?
Jawaban: Saya biasanya kalau sama orang sudah dekat apalagi sesama
perempuan lebih welcome atau terbuka, tapi kalau yang baru kenal atau belum
dekat biasanya seperlunya aja.
4. Dalam interaksi sosial dengan sekitar anda, apakah anda melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksinya?
Jawaban: Insya Allah SWT sudah, karena kita sebagai Islam tentu perilaku kita
juga harus mencerminkan nilai-nilai Islam juga.
5. Nilai-nilai agama Islam seperti apasaja yang anda laksanakan dalam interaksi
sosial baik di kampus maupun di luar kampus?
Jawaban: Kalau ketemu dengan teman mengucapkan salam, menepati janji.
86
6. Menurut anda interaksi sosial mahasiswa zaman sekarang seperti apa dalam
melaksanakan nilai-nilai agama Islam di lingkungan kampus?
Jawaban: Karena berada di lingkungan Kampus yang backgroundnya Islami
saya melihat mahasiswanya sudah baik dalam menerapkan nilai-nilai agama
Islam dalam kesehariannya dan alhamdulillah saya juga terbawa untuk
melaksanakan nilai-nilai agama Islam itu sendiri.
8. Apakah anda selalu menjaga tali persaudaraan? Baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga?
Jawaban: Iya saya sangat menjaga persaudaraan, bagi saya hidup itu tidak bisa
senidiri, artinya kita pasti saling membutuhkan satu sama lain, termasuk dengan
non-muslim juga. Kebetulan saya juga dulu punya kenalan orang non-muslim
dan kita saling menghormati satu sama lain.
10. Apakah anda menerapkan sifat adil terhadap sesama saat melakukan interaksi
sosial?
Jawaban: Iya saya selalu berusaha untuk berbuat seadil mungkin.
11. Apakah anda selalu menerapkan sifat baik sangka kepada semua orang ketika
melakukan interaksi sosial?
Jawaban: keseringan iya, tapi kadang harus ada rasa curiga juga kalau interaksi
kepada orang yang baru di kenal.
87
14. Apakah anda selalu menerapkan sikap lapang dada dalam momen apapun
meskipun kurang mengenakan?
Jawaban: tergangtung situasinya juga sih, kadang kesel juga kalau ada orang
berbuat seenaknya sama kita.
15. Faktor apa saja yang mendorong anda untuk melaksanakan nilai-nilai agama
Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Dari keluarga dan lingkungan teman-teman kita.
16. Dalam melaksanakan nilai-nilai agama islam, adakah proses tidakan meniru
sikap dan perilaku orang lain? Kalau ada, secara menyulur atau tidak?
Jawaban: iya ada, seperti pas masuk waktu sholat fardu lalu lihat orang lain
atau teman kita langsung bergegas untuk sholat di awal waktu, saya juga ikutan
untuk sholat di awal waktu juga.
Tidak semuanya saya tiru.
17. Didalam interaksi sosial, apakah anda memiliki rasa simpati terhadap orang
lain?
Jawaban: Kalau simpati pasti ada, contohnya kalau melihat orang lain yang
memiliki nasib yang kurang baik pasti di situ timbul rasa simpati.
88
18. Menurut anda, kendala apa saja yang sering di alami dalam melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Untuk kendala biasanya respon/timbal balik dari orang yang di ajak
interaksi sama kita. Contohnya ketika kita menerapkan salam, senyum atau
menyapa eh dianya malah cuek, cemberut atau memasang muka yang tidak
mengenakan seolah-olah punya masalah sama kita.
20. Apakah anda dalam berinteraksi melakukan kerjasama dengan orang lain?
Jika ada, kerjasama seperti apa? Dan adakah kendala dalam kerjasama dengan
orang lain tersebut?
Jawaban: Kerjasama pasti ada. Contohnya kalau kita mau mengadakan diskusi
atau kajian pasti di situ memerlukan kerjasama, ada yang menyiapkan papan
tulis, spidol, print dan fotocopy bahan diskusi dan lainnya.
Untuk kendala biasanya suka saling mengandalkan.
21. Didalam interaksi sosial apakah anda pernah mengalami konflik dengan orang
lain?
Jika ya, konflik seperti apa?
Jawaban: Pernah. Keseringan karena miskomunikasi dan beda pendapat.
89
Lampiran 4
TRANSKIP WAWANCARA
Faridah Mus’idah
3. Bagaimana interaksi sosial yang anda lakukan dengan orang lain di dalam dan
luar kampus?
Jawaban: Saya bukan orang ekstrovert, hanya saja jika bertemu sesama
mahasiswa atau orang lain di luar kampus, mungkin hanya tersenyum. Berbeda
jika dengan kenalan atau teman dekat, saya akan menyapa terlebih dahulu,
kecuali untuk orang- orang tertentu.
4. Dalam interaksi sosial dengan sekitar anda, apakah anda melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksinya?
Jawaban: In sya Allah SWT saya terapkan, seperti kalau ketemu mengucapkan
salam, atau minimal ketika berpapasan kita senyum dan menunjukan sopan
santun kita terhadap orang yang ada di lingkugan kita, khususnya kalau di
kampus kepada dosen.
90
5. Nilai-nilai agama Islam seperti apasaja yang anda laksanakan dalam interaksi
sosial baik di kampus maupun di luar kampus?
Jawaban: Ya seperti jawaban sebelumnya, mengucapkan salam, ketika
berpapasan kita senyum dan menunjukan sopan santun kita terhadap orang yang
ada di lingkugan kita, khususnya kalau di kampus kepada dosen, Dan kalau
sudah waktu solat biasanya saya juga mengingatkan kepada teman-teman untuk
melaksanakan solat, tapi itu saya lakukan kepada teman saya yang sudah dekat
saja sih, kalau yang belum dekat sungkan.
6. Menurut anda interaksi sosial mahasiswa zaman sekarang seperti apa dalam
melaksanakan nilai-nilai agama Islam di lingkungan kampus?
Jawaban: Sebenernya jika melihat realita lebih cenderung individualistik dan
kurang peduli sekitar. Tapi, alhamdulillah di UIN situasi seperti ini tidak terlalu
mencolok sekali.
8. Apakah anda selalu menjaga tali persaudaraan? Baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga?
Jawaban: iya pastinya, karena menjaga tali persaudaraan juga penting, sama
halnya seperti menjaga tali silaturahmi.
10. Apakah anda menerapkan sifat adil terhadap sesama saat melakukan interaksi
sosial?
Jawaban: Insya Allah SWT. Karena tidak ada alasan untuk berbuat curang
terhadap sesama.
11. Apakah anda selalu menerapkan sifat baik sangka kepada semua orang ketika
melakukan interaksi sosial?
Jawaban: Positif thinking selalu saya lakukan kepada siapapun, meskipun
terkadang orang lain suka berbuat sebaliknya kepada kita.
14. Apakah anda selalu menerapkan sikap lapang dada dalam momen apapun
meskipun kurang mengenakan?
Jawaban: Tergantung momen tidak mengenakannya seperti apa, kalau sudah
kelewatan ya pasti kesal juga, manusiawi itu.
15. Faktor apa saja yang mendorong anda untuk melaksanakan nilai-nilai agama
Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Yang paling utama faktor keluarga dan sekolah, karena saya juga
pernah mondok/pesantren.
92
16. Dalam melaksanakan nilai-nilai agama Islam, adakah proses tidakan meniru
sikap dan perilaku orang lain? Kalau ada, secara menyulur atau tidak?
Jawaban: Ada. Tidak secara menyeluruh, jika itu baik dan bisa sejalur dengan
diri saya maka saya tiru.
17. Didalam interaksi sosial, apakah anda memiliki rasa simpati terhadap orang
lain?
Jawaban: Ya pasti, karena manusia mempunyai hati yang bisa merasakan hal
tersebut.
18. Menurut anda, kendala apa saja yang sering di alami dalam melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Paling dari orang yang kita ajak interaksi itu sendiri. Terus kendala
lain ketika kita tinggal di kota besar metropolitan kita harus benar-benar
menerapkan sikap toleransi, ketika kita ketemu non Islam. Biasanya lebih
meminimalisir menonjolkan keislaman, karena lebih mengutaman toleransinya
supaya tidak tersinggung.\
20. Apakah anda dalam berinteraksi melakukan kerjasama dengan orang lain?
Jika ada, kerjasama seperti apa? Dan adakah kendala dalam kerjasama dengan
orang lain tersebut?
Jawaban: Iya. Salah satunya, mungkin mengadakan event seminar atau
workshop dengan komunitas tertentu. Terkait kendala pasti Ada saja, contohnya
dari proses menyatukan tujuan, ide/gagasan dari event yg dicetuskan.
21. Didalam interaksi sosial apakah anda pernah mengalami konflik dengan orang
lain?
Jika ya, konflik seperti apa?
93
Lampiran 5
TRANSKIP WAWANCARA
3. Bagaimana interaksi sosial yang anda lakukan dengan orang lain di dalam dan
luar kampus?
Jawaban: Saya berinteraksi sesuai dengan kebutuhan saja, karena saya
cenderung kurang bersosialisasi.
4. Dalam interaksi sosial dengan sekitar anda, apakah anda melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksinya?
Jawaban: Tentu saya melaksanakan.
5. Nilai-nilai agama Islam seperti apasaja yang anda laksanakan dalam interaksi
sosial baik di kampus maupun di luar kampus?
Jawaban: Tidak melakukan pergaulan bebas serta mempunyai batasan dalam
berinteraksi dengan lawan jenis.
6. Menurut anda interaksi sosial mahasiswa zaman sekarang seperti apa dalam
melaksanakan nilai-nilai agama Islam di lingkungan kampus?
95
8. Apakah anda selalu menjaga tali persaudaraan? Baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga?
Jawaban: Seperti yang dikatakan sebelumnya, saya selalu menjaga silaturahmi
apalagi tali persaudaraan.
10. Apakah anda menerapkan sifat adil terhadap sesama saat melakukan interaksi
sosial?
Jawaban: Ya dalam melakukan segala sesuatu kepada orang lain kita harus adil
lah kepada semua, karena kita juga tidak mau kalau ada orang lain yang tidak
berbuat adil kepada kita.
11. Apakah anda selalu menerapkan sifat baik sangka kepada semua orang ketika
melakukan interaksi sosial?
Jawaban: kalau kepada semua orang kurang tau, kadang kalau ada orang asing
tidak dikenal saya spontan suka curiga gitu.
Jawaban: Mudah-mudahan saya selalu menjadi orang yang selalu rendah hati
kepada sesama tanpa terkecuali.
14. Apakah anda selalu menerapkan sikap lapang dada dalam momen apapun
meskipun kurang mengenakan?
Jawaban: Ya kadang kita dalam menghadapi sesuatu harus dengan jiwa yang
besar
15. Faktor apa saja yang mendorong anda untuk melaksanakan nilai-nilai agama
Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Kesadaran diri sendiri dan faktor dorongan dari keluarga.
16. Dalam melaksanakan nilai-nilai agama islam, adakah proses tidakan meniru
sikap dan perilaku orang lain? Kalau ada, secara menyulur atau tidak?
Jawaban: Ada, tidak secara menyeluruh, hanya sebagian saja saya tiru.
17. Didalam interaksi sosial, apakah anda memiliki rasa simpati terhadap orang
lain?
Jawaban: Tentu. Karena setiap orang pasti memiliki rasa simpati.
18. Menurut anda, kendala apa saja yang sering di alami dalam melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: kendala dari lawan interaksi kita, terkadang lawan interaksi merasa
kurang nyaman dalam penerapan nilai agama dalam interaksi.
20. Apakah anda dalam berinteraksi melakukan kerjasama dengan orang lain?
Jika ada, kerjasama seperti apa? Dan adakah kendala dalam kerjasama dengan
orang lain tersebut?
Jawaban: Tentu ada, apalagi interaksi dalam sebuah organisasi. Kebetulan saya
pernah aktif dalam organisasi di kampus. Kendala pasti ada juga, tidak mungkin
lurus-lurus terus.
21. Didalam interaksi sosial apakah anda pernah mengalami konflik dengan orang
lain?
Jika ya, konflik seperti apa?
Jawaban: Sering, terutama masalah konflik dari perbedaan pendapat dan
pandangan.
98
Lampiran 6
TRANSKIP WAWANCARA
ARI WIDIANTO
(Mahasiswa Jurusan Pendidkan IPS / Sosiologi)
4. Dalam interaksi sosial dengan sekitar anda, apakah anda melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksinya?
Jawaban: Melaksanakan meskipun belum sepenuhnya.
5. Nilai-nilai agama Islam seperti apasaja yang anda laksanakan dalam interaksi
sosial baik di kampus maupun di luar kampus?
Jawaban: Kalau ketemu mengucapkan salam, sama dosen salim cium tangan.
6. Menurut anda interaksi sosial mahasiswa zaman sekarang seperti apa dalam
melaksanakan nilai-nilai agama Islam di lingkungan kampus?
99
Jawaban: Kalau untuk mahasiswa UIN sepengatuan saya sudah baik, mungkin
karena Faktor kampus yang mempunyai background agama Islam juga, seperti
perempuannya memakai kerudung, terus pakaiannya juga tidak ketat atau
menonjolkan aurat.
8. Apakah anda selalu menjaga tali persaudaraan? Baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga?
Jawaban: sebisa mungkin saya melakukannya.
10. Apakah anda menerapkan sifat adil terhadap sesama saat melakukan interaksi
sosial?
Jawaban: iya sebisa mungkin saya akan bebruat adil kepada siapun.
11. Apakah anda selalu menerapkan sifat baik sangka kepada semua orang ketika
melakukan interaksi sosial?
Jawaban: harus dong, karena menurut saya dengan menerapkan sifat baik
sangka kepada orang lain itu bisa menimbulkan aura postif juga kepada kita.
14. Apakah anda selalu menerapkan sikap lapang dada dalam momen apapun
meskipun kurang mengenakan?
Jawaban: sebisa mungkin iya, meskipun itu kadang sulit ketika kita
mendapatkan hal yang kurang mengenakan.
15. Faktor apa saja yang mendorong anda untuk melaksanakan nilai-nilai agama
Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Faktor keluarga dan juga lingkungan.
16. Dalam melaksanakan nilai-nilai agama islam, adakah proses tidakan meniru
sikap dan perilaku orang lain? Kalau ada, secara menyulur atau tidak?
Jawaban: Ada, tapi hanya sebagian saja
17. Didalam interaksi sosial, apakah anda memiliki rasa simpati terhadap orang
lain?
Jawaban: saya yakin semua orang pasti memiliki rasa simpati terhadap orang
lain, termasuk saya juga.
18. Menurut anda, kendala apa saja yang sering di alami dalam melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: ketika berinteraksi dan saya menerapkan salam, sapa, senyum,
kadang ada yang bilang sok alim.
20. Apakah anda dalam berinteraksi melakukan kerjasama dengan orang lain?
101
Jika ada, kerjasama seperti apa? Dan adakah kendala dalam kerjasama dengan
orang lain tersebut?
Jawaban: Iya. Seperti kalau ada kegiatan sosial atau tugas kelompok pasti di
situ ada kerja sama. Kendala pasti ada, tinggal pintar-pintar kita mengatasinya
aja.
21. Didalam interaksi sosial apakah anda pernah mengalami konflik dengan orang
lain?
Jika ya, konflik seperti apa?
Jawaban: Pernah meskipun tidak sering. Paling salah paham aja sih, atau beda
pendapat yang mengharuskan kita debat dulu dan kadang ada yang baperan.
102
Lampiran 7
TRANSKIP WAWANCARA
3. Bagaimana interaksi sosial yang anda lakukan dengan orang lain di dalam dan
luar kampus?
Jawaban: Dalam interakis saya biasanya akan lebih terbuka kepada orang yang
sudah kenal dekat.
4. Dalam interaksi sosial dengan sekitar anda, apakah anda melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksinya?
Jawaban: Insya Allah SWT sudah, karena sebagai muslim kita harus
menjalankan nilai-nilai Islam itu sendiri, ya meskipun saya akui belum
maksimal juga.
5. Nilai-nilai agama Islam seperti apasaja yang anda laksanakan dalam interaksi
sosial baik di kampus maupun di luar kampus?
Jawaban: mengucapkan salam ketika bertemu, menjaga jarak dengan laki-laki,
ketika ngobrol tidak asal ucap atau menggunakan kata-kata kasar.
103
6. Menurut anda interaksi sosial mahasiswa zaman sekarang seperti apa dalam
melaksanakan nilai-nilai agama Islam di lingkungan kampus?
Jawaban: Sepertinya kalau untuk di lingkugan UIN mayoritas sudah baik
bagus dalam menerapkan nilai-nilai agama Islam dalam interaksinya.
8. Apakah anda selalu menjaga tali persaudaraan? Baik dengan keluarga, teman
maupun tetangga?
Jawaban: Pastinya, apalagi dengan keluarga.
10. Apakah anda menerapkan sifat adil terhadap sesama saat melakukan interaksi
sosial?
Jawaban: Sebisa mungkin saya menerapkannya, karena jujur itu tidak mudah,
kadang moment tertentu kita tidak selalu berdiri di tengah untuk berbuat adil.
11. Apakah anda selalu menerapkan sifat baik sangka kepada semua orang ketika
melakukan interaksi sosial?
Jawaban: Insya Allah SWT, karena ngapain juga kita berburuk sangka iya gak.
14. Apakah anda selalu menerapkan sikap lapang dada dalam momen apapun
meskipun kurang mengenakan?
Jawaban: Iya kak, karena kalau kita tidak mempunyai sikap lapang dada maka
akan sering terjadi masalah karena beda sikap dan padangan, kita kadang harus
mengalah dan menurunkan ego kita, contohnya ketika ada rapat di sana sering
terjadi adu argumen atau pendapat yang berbeda.
15. Faktor apa saja yang mendorong anda untuk melaksanakan nilai-nilai agama
Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Pastinya yang utama dari keluarga, yaitu bapak ibu kita.
16. Dalam melaksanakan nilai-nilai agama Islam, adakah proses tidakan meniru
sikap dan perilaku orang lain? Kalau ada, secara menyulur atau tidak?
Jawaban: kalau meniru ada, tapi tidak sepenuhnya juga kita tiru juga sih,
sebagian saja.
17. Didalam interaksi sosial, apakah anda memiliki rasa simpati terhadap orang
lain?
Jawaban: Past punya kak.
18. Menurut anda, kendala apa saja yang sering di alami dalam melaksanakan nilai-
nilai agama Islam dalam interaksi sosial?
Jawaban: Feedback atau timbal balik dari yang di ajak interaksi.
20. Apakah anda dalam berinteraksi melakukan kerjasama dengan orang lain?
Jika ada, kerjasama seperti apa? Dan adakah kendala dalam kerjasama dengan
orang lain tersebut?
105
21. Didalam interaksi sosial apakah anda pernah mengalami konflik dengan orang
lain?
Jika ya, konflik seperti apa?
Jawaban: Pernah, Kebanyakan salah paham dan beda pendapat sih.