Anda di halaman 1dari 122

PENGARUH MODEL PENDIDIKAN ALTERNATIF

SEKOLAH ALAM TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA PADA


TINGKAT SEKOLAH DASAR
(STUDI KASUS DI SEKOLAH ALAM BINTARO-PONDOK AREN)

Oleh :
Nur Asiyah
1110011000085

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK

Nur Asiyah (NIM: 1110011000085). Pengaruh Model Pendidikan Alternatif


Sekolah Alam Terhadap Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar.
Penelitian ini berangkat dari sebuah permasalahan tentang fonemena
munculnya model pendidikan alternatif yaitu sekolah alam. Sekolah alam muncul
atas kegelisahan mengenai hasil pendidikan nasional, pendidikan yang semakin
mahal, dan peran orangtua dalam pendidikan anak-anaknya. Sekolah alam juga
memiliki konsep sendiri mengenai pembelajarannya, untuk itu penulis ingin
mengetahui pengaruh sekolah alam terhadap kepribadian siswa pada tingkat
sekolah dasar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji Pengaruh Model Pendidikan
Aternatif Sekolah Alam terhadap Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
deskriptif dan teknik korelasional product moment. Penelitian ini mengumpulkan
informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview
agar nantinya menggambarkan aspek dari populasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah Alam Bintaro memenuhi
karakteristik model pembelajaran tematik/terpadu, yaitu berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran bersifat fleksibel,
menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip sambil bermain dan
menyenangkan. Model pendidikan alternatif sekolah alam memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar. Hal ini
dibuktikan dengan hasil temuan yang menunjukan bahwa nilai r hitung sebesar
0,361 sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,329. Dan pada
taraf signifikasi 1% maka diperoleh nilai r tabel yaitu 0,424. Oleh karena itu
penulis menggunakan r tabel dengan taraf signifikasi 5% (0,05) adalah 0,329.
Demikian diketahui ternyata nilai = 0,361 lebih besar daripada r tabel = 0,329
maka tolak artinya terdapat hubungan yang positif antara model pendidikan
alternatif sekolah alam terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar.
Dengan memperhatikan skor yaitu 0,361 yang tergolong ke dalam angka 0,20
– 0,40 berarti korelasi positif antara variabel X dan Y termasuk korelasi positif
yang lemah atau rendah.

i
ABSTRACT

Nur Asiyah (NIM: 1110011000085). Influence Model Natural


Alternative Education School Students Against Personality In Elementary
School.
This study departs from a problem about fonemena emergence of
alternative education models that schools nature. Schools nature appears on
anxiety about the results of national education, education is increasingly
expensive, and the role of parents in their children's education. Nature school also
has its own concept of learning, for the writer wanted to know the influence of
nature on the personality of school students at the primary school level.
The purpose of this study was to examine the alternative education model
Influence on Personality Natural School Students in Elementary School. This
study uses a quantitative approach with descriptive methods and product moment
correlation technique. This study collected information from a sample by asking
through questionnaires or interviews for later describe aspects of the population.
The results showed that the school meets the characteristics of Bintaro’s
Nature thematic learning model / integrated, which centered on the students,
providing direct experience, the separation of subjects is flexible, presents the
concept of a variety of subjects, learning outcomes in accordance with the
interests and needs of students, and using principles while play and fun. Natural
alternative education model schools have a significant impact on the personality
of students at the primary school level. This is evidenced by the findings that
show that the value of r count of 0,361, while the value of r table at 5%
significance level of 0.329. And the significance level of 1% of the obtained
values of r table is 0.424. Therefore, the authors use the r table with a significance
level of 5% (0.05) is 0.329. Similarly unknown value = 0.361 turns greater
than r table = 0.329, then reject it means there is a positive relationship between
school alternative education models nature of the personality of students at the
primary school level. By considering the score is 0,361 belonging to the
figures 0.20 to 0.40 means a positive correlation between the variables X and Y
including a weak positive correlation or low.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas hadirat Allah Swt, yang telah memberikan
nikmat sehat dan petunjuk serta kekuatan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Saw yang telah membangkitkan semangat pahlawan tanpa jasa untuk
selalu mengajarkan dan mendidik generasi penerus demi masa depan yang cerah.
Terselesaikannya Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pendidikan
Alternatif Sekolah Alam Terhadap Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah

Dasar”ini merupakan hasil kerja penulis yang tidak terlepas dari dukungan

banyak pihak, baik dukungan berupa doa, semangat, sumbangan pemikiran,


maupun bahan-bahan yang dibutuhkan bagi penyempurnaan Skripsi ini. Maka,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Madjid Khon, M. Ag, selaku Ketua Jurusan/ Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Marhamah Saleh, Lc. M.A, selaku sekretaris jurusan/ Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Drs. Rusydi Jamil, M. Ag, selaku pembimbing akademik dari Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
5. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor, MA sebagai dosen pembimbing
Skripsi dari Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kedua orang tua tercinta, Kakak-kakak saya (Nur Ilahi dan Iis Isnaini) serta
keluarga besar, terima kasih tak terhingga atas curahan cinta kasih dan doa
yang senantiasa terlantun mengiringi ayunan langkah penulis dalam
menggapai cita. Semoga Allah membalasnya dengan surga, Amin.

ii
7. Mayasari, S. Pd, selaku kepala sekolah SD di Sekolah Alam Bintaro beserta
guru-guru dan tata usaha.
8. Subandi, S. Th. I, selaku kepala sekolah SDIT AL-Qur’aniyyah beserta
dewan guru dan Tata usaha.
9. Sahabat saya, Sarah Rizki Fajri yang selalu menemani saya mewujudkan
cita-cita dan mimpi saya. Semoga Allah senantiasa mewujudkan cita-cita
dan mimpi kita serta melanjutkan perjalanan kita ke tempat-tempat
selanjutnya, Amin.
10. Battal Mollaoglu, yang telah memberi kesempatan terbesar dalam hidup
saya dan selalu memberi semangat serta dukungannya sehingga
terselesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua kebaikannya,
Amin.
11. Teman-teman PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2010, semoga
apa yang kita cita-citakan dapat terwujud, Amin.
12. Semua pihak yang telah membantu demi selesainya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah menjadikannya sebagai
pemberat amal kebajikan bagi kita semua, amin.
Tak ada gading yang tak retak, dalam istilah pribahasa Indonesia. No body
is perfect because the man is not an angel, dalam istilah bahasa Inggris. Penulis
menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi wawasan bagi cakrawala
ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

Jakarta, 03 Februari 2015


Penyusun,

Nur Asiyah
1110011000085

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... ......... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam ................................ 6
1. Pengertian Model Pendidikan ................................................. 6
2. Pengertian Pendidikan Alternatif ............................................ 7
3. Pengertian Sekolah Alam ........................................................ 8
4. Karakteristik Sekolah Alam .................................................... 10
5. Kurikulum Sekolah Alam ........................................................ 11
6. Metode Pembelajaran di Sekolah Alam .................................. 12
B. Kepribadian Siswa............................... ........................................ 13
1. Pengertian Siswa dan karakteristiknya .................................... 13
2. Pengertian Kepribadian ........................................................... 15
3. Aspek-aspek Kepribadian........................................................ 17
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ..................... 18
5. Tipe-tipe Kepribadian.............................................................. 19
6. Perkembangan Kepribadian .................................................... 21
7. Kepribadian dalam Perspektif Islam ....................................... 23

iv
C. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 26
D. Kerangka Berfikir ........................................................................ 26
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 28
B. Metode Penelitian ........................................................................ 28
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 28
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 33
H. Hipotesis Statistik ......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah Alam Bintaro ..................................... 40
1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah Alam Bintaro ................ 40
2. Visi dan Misi ........................................................................... 41
3. Keadaan Guru Sekolah Alam Bintaro..................................... 41
4. Kurikulum Sekolah Alam Bintaro .......................................... 43
5. Sarana dan Prasarana .............................................................. 44
B. Deskripsi Data ............................................................................... 45
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 58
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 61
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 67
B. Saran ............................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Model Pendidikan Alternatif Sekolah


Alam..............................................................................................30
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar
........................................................................................................31
Tabel 3.3 Ketentuan Skor Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
Terhadap Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah
Dasar...............................................................................................33
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas.......................................................................37
Tabel 3.5 Interpretasi Data.............................................................................38
Tabel 4.1 Nama guru Sekolah Alam Bintaro..................................................42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam...............................................................................................45
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah
Dasar...............................................................................................51
Tabel 4.24 Uji Korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y.......................58

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sekolah Alam Bintaro-Pondok Aren......................................41


Gambar 4.2 Grafik histogram Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam........................................................................................45
Gambar 4.3 Grafik histogram Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah
Dasar........................................................................................52
Gambar 4.4 Saung kelas Sekolah Alam Bintaro.........................................62
Gambar 4.5 Kantor Kepala Sekolah............................................................63
Gambar 4.6 Kegiatan berternak dan berkebun............................................63
Gambar 4.7 Kegiatan memasak dan mengamati tumbuhan........................63
Gambar 4.8 Kegiatan Outbound..................................................................64
Gambar 4.9 Kegiatan menanan pohon dan kantin......................................64

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 2 Surat Keterangan dari Sekolah Alam Bintaro
Lampiran 3 Surat Izin Observasi
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Pedoman Wawancara
Lampiran 6 Wawancara dengan Kepala Sekolah
Lampiran 7 Wawancara dengan guru
Lampiran 8 Angket Pengaruh Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
Terhadap Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar
Lampiran 9 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Variabel X
Lampiran 10 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Variabel Y
Lampiran 11 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X
Lampiran 12 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y
Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X
Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, namun dalam beberapa
hal mungkin memiliki persamaan. Orang yang berasal dari satu keluarga biasanya
memiliki persamaan dalam kepribadiannya, demikian pula dengan orang yang
satu suku atau satu ras akan memiliki persamaan dalam kepribadiannya. Dengan
kata lain, setiap keluarga, suku, atau bangsa memiliki ciri-ciri khas dari
kepribadiannya yang dapat membedakan mereka dari suku atau bangsa lainnya.
Suku Batak misalnya, memiliki sifat keras, dinamis, rajin belajar dan rasa
kekeluargaannya kuat, sementara suku jawa memiliki sifat ramah, rajin bekerja,
loyalitasnya tinggi dan suka bergotong royong (saling membantu). Demikian pula
misalnya kepribadian bangsa Eropa dalam beberapa hal berbeda dengan bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia misalnya terkenal memiliki kepribadian yang ramah,
suka bergotong royong dan sebagainya, sementara orang Eropa terkenal sifat
dinamis, menghargai waktu, dan individualis.
Kepribadian seseorang adakalanya menarik hati orang lain, tetapi
adakalanya tercela. Kepribadian yang menarik adalah yang memiliki unsur-unsur
positif seperti rajin, penyabar, peramah, suka menolong, pembersih, dan
sebagainya. Sedangkan kepribadian yang tercela misalnya pemalas, pemarah,
kikir, sombong, angkuh, dan sebagainya.
Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia, terutama
sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan keluarga, diasuh
oleh orangtua, dan bergaul dengan anggota keluarga lainnya. Setiap hari berada
di rumah dan hanya beberapa jam saja berada di sekolah atau tempat lainnya di
luar rumah. Karena itu, dapat dipahami cukup besar pengaruh dan peranan
keluarga serta orangtua dalam membentuk atau menempa pribadi seorang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia yang
dikemukakan oleh Ahmad Fauzi, berlangsung dari bayi hingga remaja,
terutama kanak-kanak yaitu masa yang paling baik dalam pembentukan
kepribadian. Pada masa ini (usia 2-5 tahun) anak-anak sudah mulai dapat
1
2

berkomunikasi secara lisan (bahasa dan intelegensinya mulai berkembang dan


mengerti perintah dan larangan). Selain alasan kemampuan berkomunikasi,
pada usia yang sangat muda ini, kemampuan anak untuk membantah atau
menolak perintah relatif masih kecil dan sebaliknya sangat mudah dibujuk
untuk melakukan sesuatu karena kondisi jiwanya yang sedang tumbuh dan
masih lemah itu. Pada masa bayi (0,0-1,0 tahun), pembentukan kepribadian
berlangsung dengan cara pembiasaan-pembiaasan.1

Oleh karena itu, perkembangan kepribadian pada masa bayi hingga remaja
harus benar-benar diperhatikan. Seperti ketika masih bayi, anak buang air kecil
atau besar, harus segera diganti popoknya. Ini bertujuan disamping memelihara
kesehatan bayi, juga berarti membiasakan selalu bersih. Bayi jangan dibiarkan
berlama-lama bergelimang kencing atau kotoran lainnya. Jika bayi menangis,
jangan terus digendong, hal itu akan memanjakannya. Melalui pembiasaan-
pembiasaan tersebut diharapkan akan membentuk kepribadian anak sejak dini.
Bila bayi sudah besar dan pandai berjalan, perlu pengawasan yang lebih intensif
agar tidak cedera, Anak perlu diberi kesempatan bermain dengan atau tanpa
benda, sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak kecil jangan terlalu
dicampuri bermain, jangan terlalu sering ditolong, biarkan dia sendiri bermain,
berlatih dan bekerja secara mandiri. Tetapi kita tetap jangan lalai mengawasinya.
Si kecil (umur 2-5 tahun) itu sudah dapat diajak berkomunikasi.
Kesempatan ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk membiasakannya
melakukan hal yang baik (positif) dan ketika dewasa menjadi terbiasa dengan
kebiasaan baik itu. Setiap hari anak kecil itu harus disuruh mandi atau
dimandikan, pakai sabun, gosok gigi, ganti pakaian kalau sudah kotor, makan
dengan teratur, tidur dan bangun pada waktunya. Demikian seterusnya
terhadap hal-hal yang positif lainnya harus dilatih secara berlanjut dan teratur,
sehingga lama-kelamaan menjadi terbiasa dan mendarah daging.2

Pada masa kanak-kanak, pembentukan melalui pembiasaan sangat penting


artinya, karena kemampuan intelegensinya masih rendah. Belum dapat
membedakan nilai yang baik, buruk, dan mengapa dilarang, disuruh, dan
sebagainya. Setelah mereka bermur 6 atau 7 tahun, kemampuan berfikirnya
semakin tinggi dan mulai mengenal nilai-nilai dan sudah mengerti larangan atau
anjuran. Saat ini mereka sudah bisa memasuki SD. Pembentukan kepribadian

1
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), h. 129
2
Ibid., h. 130
3

pada periode ini berlangsung lebih sulit jika dibandingkan pada masa sebelum
sekolah. Karena anak pada usia ini semakin banyak bergaul, di sekolah dan luar
sekolah, sehingga pengalamannya semakin banyak. Akibatnya pengaruh yang
diterimanya dari luar (positif atau negatif) semakin banyak mewarnai kepribadian
yang dibina orangtua di rumah. Di dalam perkembangan ini, peranan orangtua dan
lingkungan tempat anak tumbuh akan sangat berpengaruh pada perkembangan
kepribadian di masa mendatang
Dalam hal ini, orangtua yang biasa monopoli untuk menempa kepribadian
anaknya mulai berkurang, karena sebagian beralih kepada guru di sekolah dan
sebagian lagi beralih kepada lingkungan pergaulan anak, baik di sekolah
maupun diluar. Dalam beberapa situasi dan kondisi tertentu, peranan guru
lebih dominan (menonjol) dalam pembentukan kepribadian anak. Hal ini
terutama pada anak-anak SD. Sehingga apa yang dikatakan gurunya lebih
diyakini daripada orang tuanya. Adanya dominasi orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak yang belum sekolah dapat dimengerti, karena
pengaruh dari luar terhadap diri anak masih sangat terbatas, sehingga apa
yang diberikan orang tua belum mendapat perubahan.3

Untuk itu pembentukan kepribadian harus dilakukan secara berkelanjutan


dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah
lagi. Misalnya anak sewaktu masih kecil tergolong rajin belajar dan membantu
orang tua di rumah, tetapi setelah remaja berubah menjadi pemalas. Hal ini
mungkin karena kurangnya pemeliharaan, tidak pernah diberi imbalan atau
dengan kata lain motivasi belajar anak dibiarkan rusak. Seharusnya, semua sifat
atau kebiasaan yang baik harus dipelihara dan dipupuk terus sampai dewasa agar
tidak berubah lagi.
Diantara faktor yang dapat membentuk kepribadian seorang anak adalah
faktor lingkungan sekolah. Pada bidang pendidikan konsepsi sekolah merupakan
salah satu unsur penting keberlangsungan sistem pendidikan nasional. Kegagalan
sistem pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif
yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu
sekolah alternatif yang sekarang diminati adalah sekolah alam. Salah satu bentuk
model pendidikan yang digagas untuk merubah keadaan dunia pendidikan

3
Ibid., h. 130
4

Indonesia saat ini, dan mulai dikembangkan di Indonesia adalah pendidikan


sekolah alam.
Model pendidikan sekolah alam ini berbeda dari sekolah formal umumnya.
Sekolah alam hadir dengan konsep pendidikan fitrah. Sekolah bukan lagi beban.
Sekolah adalah realitas kehidupan yang mereka jalani dengan penghayatan penuh.
Sekolah adalah sumber kegembiraan, bukan sumber stres yang biasanya membuat
mereka kehilangan gairah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang dipelajarinya bukan mengetahuinya, pembelajaran yang berorientasi pada
target penguasaan materi yang terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam
kehidupan jangka panjang. itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah saat ini.
Untuk itu sekolah alam sebagai model pendidikan alternatif diharapkan mampu
membentuk kepribadian anak menjadi pribadi yang unggul, kreatif dan memiliki
jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.
Dari latar belakang diatas, dalam rangka mencari solusi terhadap sebuah
permasalahan tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam terhadap
Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar (Studi Kasus di Sekolah
Alam Bintaro - Pondok Aren)”.

B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang disebutkan bahwa sekolah alam sebagai model
pendidikan alternatif diharapkan mampu membentuk kepribadian anak menjadi
pribadi yang unggul, kreatif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap
sesama. Maka, berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di
identifikasikan beberapa masalah yaitu:
1. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
2. Mengenal tipe kepribadian masing-masing siswa.
3. Sekolah Alam dapat dijadikan model pendidikan alternatif dalam
mengembangkan kepribadian siswa.
4. Fenomena munculnya sekolah alam sebagai model alternatif pendidikan.
5

C. Pembatasan Masalah
Dengan melihat identifikasi masalah diatas, maka untuk menetapkan
secara tegas dan jelas peneliti membatasi perumusan masalah pada Pengaruh
Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam terhadap kepribadian siswa pada
Tingkat Sekolah Dasar di Sekolah Alam Bintaro-Pondok Aren?

D. Perumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah diatas peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut : Apakah ada pengaruh yang signifikan model pendidikan alternatif
Sekolah Alam terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Dari pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh model pendidikan aternatif sekolah alam
terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar.
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah:
1. Secara Akademis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi jurusan Pendidikan Agama
Islam serta memenuhi persyaratan dalam meraih gelar strata satu (S-1) di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Secara Praktis
Penelitian dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan rujukan alternatif
bagi para peminat yang telah berkecimpung dalam dunia pendidikan terutama
dalam meneliti tentang Sekolah Alam yang ada di Indonesia dan pengaruhnya
dalam meningkatkan kepribadian siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam


1. Pengertian Model Pendidikan
Menurut Harjanto, “Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan atau
sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya”.1
Menurut Trianto, “Model dimaknakan sebagai suatu obyek atau konsep
yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal”.2 Sebagai contoh, model
pesawat terbang, yang terbuat dari kayu, plastik dan lem adalah model nyata dari
pesawat terbang.
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau rujukan
dalam melakukan suatu kegiatan. Atau dapat pula dikatakan model adalah pola
(contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Sedangkan untuk dapat memahami hakikat pendidikan, lebih dahulu kita
mengetahui apa arti pendidikan secara etimologi maupun definisi yang diberikan
oleh tokoh-tokoh pendidikan. Kemudian setelah kita mengetahui apa arti
pendidikan itu sendiri, kita dapat menjelaskan mengenai pendidikan alternatif.
Menurut Madyo Eko Susilo, “Secara etimologi, pendidikan berasal dari
bahasa Yunani, Paedagogiek. Pais berarti anak; gogos artinya
membimbing/tuntunan; dan iek artinya ilmu. Jadi secara etimologi
Paedagogiek adalah ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan
bimbingan kepada anak. Dalam bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan
menjadi Education. Education berasal dari bahasa Yunani educare yang
berarti membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang. Dalam bahasa Jawa disebut Panggula Wenthah
yang artinya mengolah, membesarkan, mematangkan anak dalam
pertumbuhan jasmani dan rohani.3

1
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 51
2
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya,
2010), h. 73
3
Madyo Ekosusilo dan R.B. Kasihadi, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Effahar,
1990), h. 12
6
7

Adapun definisi pendidikan menurut para ahli diantaranya seperti yang


dikemukakan oleh Madyo Eko Susilo, “Mendidik adalah merupakan suatu
kegiatan yang mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih.”4
Sedangkan Menurut Alisuf Sabri, “Pendidikan diartikan serangkaian
proses dengannya seseorang/ anak mengembangkan kemampuan, sikap dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai/ berguna dimasyarakat.
Atau pendidikan adalah proses sosial dimana orang-orang atau anak-anak
dipengaruhi dengan lingkungan yang disengaja dipilih dan dikendalikan
(misalnya dengan guru disekolah) sehingga mereka memperoleh kemampuan-
kemampuan sosial dan perkembangan individual yang optimal”.5

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa


pendidikan adalah serangkaian proses atau kegiatan dimana melalui proses
tersebut anak dapat mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku yang
secara tidak langsung banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Melalui pendidikan,
anak dididik juga dilatih bagaimana mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan bakat dan minat. Sehingga melalui kemampuan yang mereka miliki,
mereka dapat berguna di masyarakat.
Dari pengertian diatas, maka peneliti juga dapat memberi kesimpulan
bahwa model pendidikan adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman atau rujukan dalam proses mengembangkan kemampuan peserta didik.

2. Pengertian Pendidikan Alternatif


Untuk dapat memahami mengenai definisi dari pendidikan alternatif,
terlebih dahulu kita harus mengetahui apa definisi pendidikan alternatif dalam arti
luas dan pengertian pendidikan alternatif dalam arti sempit. Hal ini perlu
dilakukan, karena pada dasarnya keduanya memiliki kelebihan dan sekaligus
memiliki kekurangan.
Menurut Zurinal Z, “Dalam pengertian pendidikan yang luas, terdapat
kelebihan pada penempatan pendidikan sebagai suatu kegiatan atau
pengalaman belajar sebagai inti dalam proses pendidikan yang berlangsung
dimanapun, baik disekolah maupun diluar sekolah. Disisi lain, pengertian

4
Ibid., h. 12
5
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 5
8

yang maha luas juga memiliki kekurangan pada aspek ketidakjelasan antara
batas-batas pengaruh pendidikan dan batas-batas pengaruh diluar pendidikan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu.”6

Sementara, pengertian yang sempit pun memiiki kekurangan pada aspek


kuatnya dominasi dan campur tangan pendidik dalam proses pendidikan
sehingga proses pendidikan lebih nampak sebagai kegiatan mengajar
ketimbang proses belajar. Disisi lain, pengertian sempit juga memiliki
keunggulan atau kelebihan pada aspek kurikulum dan desain pendidikannya
yang dilaksanakan secara sistematis dan terprogram.7

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa


kelebihan pada masing-masing pengertian luas dan sempit ini pada akhirnya dapat
dijadikan sebagai rumusan alternatif dalam memaknai pendidikan. Oleh
karenanya, dalam pengertian alternatif, pendidikan dapat maknai dengan usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar
sekolah sepanjang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan
serta untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan secara tepat.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa model pendidikan alternatif adalah kerangka konseptual atau
pola yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, sikap, dan
tingkah laku. Serta mengarahkan anak sesuai bakat dan minatnya.

3. Pengertian Sekolah Alam


Melihat dari suku katanya sekolah alam merupakan gabungan dari sekolah
dan alam. Menurut Oemar Malik, “Sekolah adalah suatu lembaga sosial yang
berfungsi memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan murid dalam hal
pendidikannya”.8 Sedangkan alam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di bumi atau di langit.

6
Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & dasar-dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 10
7
Ibid., h. 10
8
Oemar Malik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 98
9

Berdasarkan pengertian sekolah dan alam diatas, maka peneliti dapat


mengambil kesimpulan bahwa sekolah alam adalah sebuah lembaga sosial yang
berusaha menjadikan alam terbuka (langit dan bumi) sebagai objek utamanya.
Atau dapat juga berarti sekolah alam adalah model pendidikan alternatif yang
menjadikan alam sebagai media atau tempat belajar. Di sekolah alam anak bisa
lebih mandiri dan mengekspresikan dirinya dan bakatnya pada hal-hal yang
mereka sukai, dan mereka juga menjadi lebih aktif dan bukan pasif. Karena yang
kita tahu bahwa di sekolah formal anak hanya diajarkan teori dan tidak diberi
kesempatan untuk terjun langsung. Anak juga terkadang menjadi lebih pasif. Oleh
karena itu, model pendidikan alternatif sekolah alam ini diharapkan mampu
membuat anak menjadi lebih kreatif dan mampu membentuk kepribadian anak
yang baik. Adapun ayat yang berkaitan dengan sekolah alam yaitu di dalam QS.
Al-Alaq:1-5) sebagai berikut:

             

           

    


“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq:1-5).9

Berdasarkan ayat al-qur’an diatas, maka peneliti dapat mengambil


kesimpulan bahwa Allah swt memerintahkan kita untuk membaca. Maksudnya
adalah membaca tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di langit dan di bumi
yang dari semuanya itu dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Untuk itu Sekolah
Alam menjadikan alam sebagai media pembelajaran, disini anak-anak juga di

9
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (CV Fokus Media: Bandung, 2010
), h. 591
10

ajarkan bagaimana mencintai alam dan memanfaatkan alam bagi kepentingan


masyarakat serta mampu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.
4. Karakteristik Sekolah Alam
Satmoko Budi Santoso dalam bukunya yang berjudul Sekolah Alternatif
Mengapa Tidak. Membedakan 9 karakteristik Sekolah Alam yaitu diantaranya
adalah:
a. Sekolah alam cenderung memberikan kebebasan kreatifitas anak
sehingga anak menemukan sendiri dan kemampuan berlebih yang
dimilikinya.
b. Konsep pembelajaran sambil bermain menjadikan pemahaman sekolah
bukan merupakan beban, melainkan hal yang menyenangkan. Sekolah
alam, orientasinya memfokuskan kepada kelebihan yang dimiliki anak
dengan metode pencarian yang tidak baku dan relatif menyenangkan
diterima anak lewat bentuk-bentuk permainan.
c. Guru atau tenaga pengajar sekolah berbasis alam, guru-guru atau
fasilitator memiliki akhlak yang baik, kreatifitas, dan mampu
memberikan rangsangan perkembangan atau menjadi partner yang baik
bagi anak-anak atau remaja binaannya.
d. Metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah pada
pencapaian logika berfikir atau inovasi yang baik dalam bentuk action
learning (praktek nyata). Bentuk kurikulumnya bisa saja 40 atau 60.
Artinya 40 % adalah teori dan 60 % adalah praktek.
e. Pada sekolah alam juga dipersiapkan perlengkapan perpustakaan yang
baik dan buku-buku rujukan dari berbagai sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan untuk mendukung perjalanannya praktek
metodologi active learning.
f. Yang menarik dari sekolah alam, bukan saja murid yang belajar. Guru
pun dituntut untuk terus belajar. Yang ditanamkan pada sekolah alam
bahwa pelajaran yang ada bukanlah hanya mengejar nilai, namun yang
penting adalah memahami seberapa jauh proses belajar tersebut dapat
dinikmati dan diterapkan dengan baik.
g. Sekolah yang berbasis alam pastilah dilingkupi berbagai macam
pepohonan yang ada disekitarnya, misalnya area apotik hidup, pohon
kelapa, pisang, ketela, padi, jambu, rambutan, mangga, dan sebagainya.
h. Materi pembelajaran tertentu saja disesuaikan dengan kompetensi
kurikulum pada rentang waktu tertentu dan terprogram secara matang.
Misalnya pada bulan tertentu, kurikulum teori dan praktek
pembelajarannya diarea apotek hidup atau di kebun.
i. Untuk mengukur sejauh mana motivasi murid diterima dipublik, maka
sekali dalam satu semester (enam bulan sekali), biasanya diadakan
evaluasi. Misalnya dengan pengadaan pasar murah, pameran produksi
pertanian, maupun pameran produksi pertukangan. Dalam momen
11

inilah hasil karya sang murid akan mendapatkan apresiasi yang sesuai
dengan karya ciptaannya.10

Berdasarkan karakteristik di atas, maka peneliti dapat mengambil


kesimpulan bahwa karakteristik sekolah alam cenderung memberikan kebebasan
kreatifitas anak. Dan metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung
mengarah pada pencapaian logika berfikir atau inovasi yang akan berguna bagi
kelangsungan hidup peserta didik di masa yang akan datang.

5. Kurikulum Sekolah Alam


Kurikulum sekolah alam yang peneliti sedang teliti mengacu standar
kompetensi yang ditetapkan Depdikbud dan menjadikan alam sebagai media
belajar dalam rangka pembentukan logika berfikir dan karakter anak.
Kurikulum ini diintegrasikan dengan pengalaman yang distrukturkan yang
didapat siswa di alam melalui metode tematik dan Project Based Learning (PBL).
Kurikulum Utama Sekolah Alam Bintaro meliputi:
a. Akhlak Islamika, melalui metode pembiasaan dan keteladanan dalam
pengembangan EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) dengan
tujuan anak menjadi bisa karena biasa tanpa membebani dan terpaksa.
Kegiatan utama berupa ibadah dan keimanan, Al-Qur’an dan Hadits, sikap
hidup dan integrasi dengan alam semesta.
b. Logika, disusun secara holistik melalui pembelajaran tematik dan Project
Based Learning (PBL) sehingga logika ilmiah siswa berkembang secara
integral. Anak mampu atau terbiasa mengamati fenomena alam, mencatat
data, melakukan eksperimen, dan membentuk sebuah teori. Juga
dikembangkan kemampuan anak dalam hal: bahasa dan daya tutur, daya pikir
dan logika, daya seni dan kreativitas.
c. Leadership, kegiatan utama berupa Outbound Mental Education untuk
membentuk karakter kemandirian dan kepemimpinan anak didik dengan
mengembangkan nilai-nilai adil, amanah, musyawarah, kerjasama,
melindungi, mengayomi, membela kaum tertindas dan menjaga
keseimbangan alam semesta.
d. Bisnis, kegiatan utama berupa aktivitas bisnis yang diperoleh dari proses
belajar siswa di sekolah sehingga mampu menumbuhkan jiwa wirausaha
sejak dini.

10
Santoso Budi Satmoko, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak, (Yogyakarta: Diva Press,
2010), h. 87
12

6. Metode Pembelajaran di Sekolah Alam


Metode pembelajaran Sekolah Alam meliputi:
a. Media pendidikan, observasi dan riset. Dengan cara mengamati dan
memahami langsung gejala alam yang terjadi, sehingga kita bisa
mendapatkan media belajar yang bermutu dan murah.
b. Modal produksi (Magang dan Dagang). Dengan mengolah hasil dari
praktik di alam, diharapkan mampu membiayai diri sehingga secara
langsung belajar hidup mandiri.
c. Sarana pengembangan manusia. Manusia yang berkembang dan tumbuh
berdasarkan interaksinya dengan alam akan menghasilkan manusia yang
berakhlak mulia terhadap sang khalik (ibadah), sesama manusia dan
makhluk lainnya (muamalah) serta adil dan cinta damai (khalifah).
d. Metode spider web, yaitu pembelajaran di sekolah alam tidak per bab mata
pelajaran akan tetapi siswa di harapkan mampu mengaitkan hubungan
antar pelajaran yang mereka terima. Dengan metode spider web mereka
belajar tidak hanya mendengar penjelasan guru, tetapi juga dengan
melihat, menyentuh, merasakan, dan mengikuti keseluruhan proses dari
setiap pembelajaran.
e. Metode tematik, yaitu metode pembelajaran yang menggunakan tema
dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna bagi siswa.
f. Metode Project Based Learning (PBL), yaitu metode pembelajaran yang
menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam
kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan
sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap).11

11
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.
13

B. Kepribadian Siswa
1. Pengertian Siswa dan Karakteristiknya
Menurut Suharsimi Arikunto, “Siswa adalah siapa saja yang terdaftar
sebagai objek didik disuatu lembaga pendidikan.”12 Kita tahu bahwa di lembaga
pendidikan tingkat dasar dan menengah, yakni Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, objek didik ini disebut
siswa. Di lembaga pendidikan tingkat tinggi, yakni di Universitas, Akademi,
Institut, objek didik ini disebut mahasiswa.
Menurut Zurinal Z, “Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.13
Sedangkan menurut Sardiman AM, “Siswa atau anak didik adalah salah
satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses
belajar-mengajar. Didalam proses belajar-mengajar, siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Siswa atau anak didik itu akan menjadi faktor penentu,
sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan belajarnya.”14

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan


bahwa siswa merupakan objek atau sasaran dalam proses belajar-mengajar. Tanpa
siswa atau peserta didik maka tidak akan ada kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Atau dapat juga berarti siswa adalah anggota masyarakat yang ingin
mengembangkan potensi yang ada didalam diri mereka. Setelah kita mengetahui
definisi dari siswa, maka kita juga harus mengetahui apa karakteristik siswa.
Menurut Sardiman AM, “Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan
dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan
lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-
citanya.”15 Dengan demikian penentuan tujuan belajar itu sebenarnya harus
dikaitkan atau disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik siswa itu sendiri.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 11
13
Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, Op. Cit. h. 69
14
Sardiman AM, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2003),
h. 111
15
Ibid., h. 120
14

Untuk itu siswa dapat menetapkan tujuan belajarnya, sehingga proses belajar-
mengajar akan berjalan secara efektif.
Mengenai pembicaraan karakteristik siswa ini ada tiga hal yang perlu
diperhatikan:
a. Karakterstik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal,
seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan
hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor dan lain-lain.
b. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial.
c. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian
seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.16

Kemampuan intelektual dan berfikir siswa dapat kita ketahui dari hasil
belajar siswa dan pendapat siswa ketika proses belajar-mengajar berlangsung.
Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting
dalam interaksi belajar-mengajar. Interaksi belajar-mengajar dapat dilakukan
ketika proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat bertanya kepada siswa dan
sebaliknya siswa dapat bertanya hal-hal yang belum dipahaminya. Untuk itu bagi
guru, informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna
dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat
menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa. Guru akan dapat merekonstruksi
dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan
menentukan metode yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari
masing-masing komponen belajar-mengajar secara optimal.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa
antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan.
b. Gaya belajar.
c. Usia.
d. Tingkat kematangan.
e. Minat.
f. Lingkungan sosial ekonomi.
g. Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan.
h. Intelegensia.
i. Sikap.
j. Prestasi belajar.

16
Ibid., h. 120
15

k. Motivasi dan lain-lain.17

Faktor-faktor diatas dapat terjadi kepada siswa secara umum baik di


sekolah formal maupun di sekolah alam. Dan faktor-faktor itu juga memiliki
pengaruh yag besar dalam pembentukan karakteristik dan kepribadian siswa.

2. Pengertian Kepribadian
Kepribadian bukanlah sesuatu yang dapat dikenakan ataupun di tanggalkan
sebagaimana orang mengenakan pakaian ataupun mengikuti gaya mode tertentu.
Kepribadian adalah tentang diri pribadi secara keseluruhan, kepribadian adalah
sesuatu yang unik pada diri masing-masing individu.
Menurut Djaali, “Personality atau kepribadian berasal dari kata persona
yang berarti topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi
bangsa Romawi persona berarti “bagaimana seseorang tampak pada orang
lain”, jadi bukan diri yang sebenarnya. Adapun pribadi yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris person, atau persona yang dalam bahasa
Latin yag berarti manusia sebagai perseorangan, diri manusia atau diri orang
sendiri. Sumber lain melihat, pribadi (persona, personeidad) adalah akar
struktural dari kepribadian, sedang kepribadian (personality, personalidad)
adalah pola perilaku seseorang di dalam dunia.18

Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah “aku yang sejati”
dan kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam perilaku tertentu.
Disini muncul gagasan umum bahwa kepribadian adalah kesan yang diberikan
seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan
diperbuat yang terungkap melalui perilaku.
Sebagai organisasi yang dinamis, artinya kepribadian dapat berubah-ubah
dan antar berbagai komponen kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti
kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, emosi, perasaan, dan motif) memiliki
hubungan yang erat. Hubungan tersebut terorganisasi sedemikian rupa secara
bersama-sama mempengaruhi pola perilaku dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Dilain pihak, Freud menyebutnya “sebagai struktur yang memiliki
tiga sistem, yakni id, ego, dan super ego, dimana ego merupakan badan eksekutif

17
Ibid., h. 120
18
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 2
16

kepribadan yang menetapkan tindakan apa yang tepat, impuls id mana yang
dipuaskan dan bagaimana caranya, dan ego menjadi penengah antara id dan super
ego yang menginginkan kesempurnaan bersih terhadap realitas lingkungan dan
tuntunan norma”.19
Kepribadian manusia merupakan gabungan dari berbagai sifat dan konsep
diri orang. Jika dikaji lebih dalam sebenarnya proses ini sudah berjalan dengan
memberi pengalaman dan mewarnai perkembangan kepribadian seseorang. Jadi
secara umum, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu proses
dinamis di dalam diri, yang terus-menerus dilakukan terhadap sistem psikofisik
(fisik dan mental), sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik atau khas
pada setiap orang terhadap lingkungan.
Menurut E. Kuswara, “Pengertian lain tentang kepribadian yaitu
kepribadian berasal dari kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari
bahasa Latin: Persona. Pada mulanya kata persona ini menunjuk kepada
topeng yang biasa digunakan oleh para pemain sandiwara di zaman Romawi
dalam memainkan peranan-peranannya. Pada waktu itu, setiap pemain
sandiwara memainkan peranannya masing-masing sesuai dengan topeng yang
dikenakannya. Dari sini lambat laun kata persona (personality) berubah
menjadi satu istilah yang mengacu kepada gambaran sosial tertentu yang
diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, dimana kemudian
individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai denga
gambaran sosial (peran) yang diterimanya itu.20

Disamping itu, kepribadian juga sering diartikan atau dihubungkan dengan


ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Contohnya, kepada orang yang
pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”, kepada orang yang supel
dikenakan atribut “berkepribadian supel”. Selain itu, bahkan sering pula kita
jumpai ungkapan atau sebutan “tidak berkepribadian". Yang terakhir ini biasanya
dialamatkan kepada orang-orang lemah, plin-plan, dan pengecut. Dari uraian
diatas bisa diperoleh gambaran bahwa kepribadian menurut pengertian sehari-hari,
menunjuk kepada bagaimana individu itu tampil dan menimbulkan kesan bagi
individu-individu lainnya.
Istilah-istilah yang dikenal dalam kepribadian:

19
Ibid., h. 2
20
E. Kuswara, Teori-teori Kepribadian, (Bandung: Eresco, 1991), h. 10
17

a. Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan


mental atau intelektual.
b. Personality, menurut Wibters Dictionary, adalah: The totality of
personality’s characteristic and an integrated group of constitution of
trends behavior tendencies act.
c. Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang
mempunyai sifat berbeda dari orang lain.
d. Identity, yaitu sifat kedirian sebagai suatu kesatuan dari sifat-sifat
mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (unity and
persistance of personality).21

Selanjutnya, berdasarkan pengertian dari kata-kata tersebut, beberapa ahli


mengemukakan definisinya sebagai berikut:
a. Woodworth, kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang.
b. Morrison, keseluruhan dari apa yang dicapai seorang individu dengan
jalan menampilkan hasil-hasul kultural dari evolusi sosial.
c. Hartmann, Susunan yang terintegrasikan dari ciri-ciri umum seorang
individu sebagaimana dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang
diperlihatkannya kepada orang lain.22

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti dapat mengambil


kesimpulan bahwa kepribadian adalah ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri
individu. Atau dapat juga berarti suatu proses dinamis di dalam diri, yang terus-
menerus dilakukan terhadap sistem psikofisik (fisik dan mental), sehingga
terbentuk pola penyesuaian diri yang unik atau khas pada setiap orang terhadap
lingkungan.

3. Aspek-aspek Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi psikofisiologi individual yang bersifat
dinamis. Ada dua aspek yang mempengaruhi kepribadian yaitu aspek fisik dan
aspek psikis. Aspek fisik berhubungan erat dengan organ-organ tubuh, bentuk,
tinggi, berat tubuh, warna kulit dan sebagainya. Aspek psikis meliputi kognitif
(kecerdasan, bakat, kemampuan, kreativitas), afektif (perasaan senang, sedih,
gembira, takut, kuatir, cemas, jengkel, marah, dan sebagainya) dan konatif
(keterampilan motorik). Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh faktor

21
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 173
22
Ibid., h. 173
18

keturunan (herediter, genetis) dan lingkungan sosial (pengasuhan orang tua,


pendidikan sekolah, kesehatan, persahabatan, media televisi, dan sebagainya).23
Menurut Sukamto dalam buku Jalaluddin, “Kepribadian terdiri dari empat
sistem atau aspek, yaitu: (1) Qalb (angan-angan), (2) Fuad (Perasaan/hati nurani),
(3) Ego (aku sebagai pelaksana dari kepribadian), (4) Tingkah laku (wujud
gerakan)”.24

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat
dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.25
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.
Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor genetis
maksudnya faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh
keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya
atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena
itu, sering kita mendengar istilah “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”.
Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki seorang ayah bukan tidak mungkin
akan menurun pula pada anaknya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor
eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seserang
mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman, tetangga, sampai
dengan pengaruh dari berbagai media audio visual seperti TV dan VCD, atau
media cetak seperti koran, majalah dan lain sebagainya.

23
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: PT
Revika Aditama, 2007), h. 201
24
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafino Persada, 2001), h. 176
25
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (Peran Moral Intelektual, Emosional, dan
Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-
II, h. 19
19

Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan


sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para
orang tua mendidik dan membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai orang
tua seringkali tanpa dibarengi dalam pemahaman mendalam tentag kepribadian.
Akibatnya, mayoritas orang tua hanya bisa mencari kambing hitam –bahwa si
anaklah yang sebenarnya tidak beres ketika terjadi hal-hal negatif mengenai
perilaku keseharian anaknya. Seorang anak memiliki perilaku yang demikian
sesungguhnya karena meniru cara berfikir dan perbuatan yang sengaja atau tidak
disengaja dilakukan oleh orang tua mereka.

5. Tipe-tipe Kepribadian
Berdasarkan definisi dan sudut pandang para psikolog, diungkapkan
mengenai tipe-tipe kepribadian. Beberapa psikolog membagi tipe kepribadian
berbeda satu sama lain, dan perbedaan ini disebabkan oleh sudut pandang dari
mana penelitian atas kepribadian dimulai atau didasarkan oleh faktor tertentu yang
juga berbeda antara satu ahli dengan lainnya. Oleh karena itu, beberapa tipe
kepribadian yang akan dikemukakan berikut ini, dibatasi oleh pendapat yang
dianggap cukup diperbincangkan oleh para ahli.
Secara garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau dari
berbagai aspek antara lain:
a. Aspek Biologis
Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini
didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang.26
Tokoh teori ini adalah Galen, Ernest Kretschmer, William Sheldon. Menurut
Galen berdasarkan penemuannya pada doktrin Hippocrates bahwa tubuh manusia
dibentuk dari darah (blood), zat empedu kuning (yellow bile), zat empedu hitam
(black bile), zat lendir (phlegm) yang berkaitan erat dengan empat tipe tempramen
manusia berikut:
1) Sanguin dengan kekuatan pengaruh zat darah, dicirikan dengan orang
yang aktif, giat dan atletis.

26
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001), h. 167
20

2) Choleric dengan kekuatan pengaruh zat empedu kuning (yellow bile)


dicirikan dengan temperamen suka marah.
3) Melankolik dengan kekuatan pengaruh zat empedu hitam (black bile)
dicirikan dengan mudah depresi atau sedih.
4) Phegmatik dengan kekuatan pengaruh cairan lendir (phlegm) dicirikan
dengan lelah dan malas.27

b. Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan hidup dan kualitas sosial
seseorang. Yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologi ini antara
lain pendapat Edward Spranger yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang
ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia
membagi tipe kepribadian menjadi:
1) Tipe Teoritis, orang yang perhatiannya selalu diarahkan kepada masalah
teori dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan mengemukakan pendapat.
2) Tipe Ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada manfaat
segala sesuatu berdasarkan faedah yang dapat mendatangkan untung rugi.
3) Tipe Esthetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada masalah-
masalah keindahan.
4) Tipe Sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kearah kepentingan
kemasyarakatan dan pergaulan.
5) Tipe Politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada kepentingan
kekuasaan, kepentingan dan organisasi.
6) Tipe Religius, yaitu tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senang
dengan masalah-masalah ke-Tuhanan dan keyakinan agama.28

c. Aspek Psikologis
Dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis, diantaranya
adalah:
1) Psychoanalysi Theory
Tokoh teori ini adalah Sigmund Freud yang mengatakan bahwa
kepribadian manusia adalah pertarungan antara id, ego, dan super ego. Id adalah
bagian kepribadian manusia yang mengendalikan dorongan biologis seperti
dorongan sex dan sifat agresif, id bertindak atas prinsip kesenangan semata,
sehingga seringkali disebut tabiat hewani manusia. super ego adalah hati nurani
yang bertindak atas prinsip moral. Super ego merupakan internalisasi dari norma

27
Djaali, Op. Cit. h. 4
28
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001), h. 169
21

sosial dan kultural masyarakatnya, id dan super ego seringkali bertentangan, dan
ketiganya berada dalam alam bawah sadar manusia. Ego merupakan kepribadian
yang menjembatani antar keinginan id dan aturan yang ditentukan oleh super ego.
Baik id, ego, dan super ego, ketiganya berada dalam alam bawah sadar manusia.
2) Phenomenology Theory
Tokohnya adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers. Berbeda dengan
teori psikoanalisis yang menekankan pada masalah perkembangan Psychosexual,
ketidaksadaran (unconscious), teori ini lebih menekankan pada masalah persepsi,
pengertian, perasaan, dan pengertian akan diri sendiri (self).
Teori ini melihat manusia sebagai pribadi unik dan sangat individual
sifatnya, artinya kepribadian seseorang dalam perkembangannya, sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungannya, dalam hal ini orang tua dan orang-orang
yang menjadi panutannya.29
Berdasarkan teori diatas mengenai tipe-tipe kepribadian, maka peneliti
menggunakan pendekatan dengan menggunakan teori Psychoanalysi Theory dan
Phenomenology Theory. Didalam kedua teori di sebutkan bahwa perkembangan
kepribadian anak dipengaruhi oleh orangtua dan lingkungannya.
6. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian itu berlangsung melalui tiga fase, yaitu sebagai
berikut:
a. Mulai perkembangan itu sampai dengan sekitar usia 5 tahunan,
merupakan fase yang banyak berkaitan dengan kewibawaan dan
kekuasaan. Pada fase ini inti dari penghargaan diri dan sikap mengenai
aturan yang diterjemahkan dalam bentuk gambaran diri adalah
diarahkan kepada apa yang diharapkan oleh tokoh-tokoh terdekat yang
menguasainya.
b. Masa anak-anak dan remaja, merupakan masa yang sebagian besar
diarahkan pada persoalan hubungan dengan teman sebayanya. Pada
masa ini mereka mengembangkan penghargaannya terhadap harapan
orang lain serta menaruh perhatian terhadap perilaku jujur, keadilan dan
sikap bersedia membalas jasa orang lain. Jika pada fase pertama anak
pada dasarnya lebih peduli terhadap gambaran dirinya sendiri
sebagaimana diarahkan oleh orang tuanya, maka pada fase kedua anak
harus menyesuaikan gambaran dirinya dengan rekan sebayanya.

29
Ibid., h. 169
22

c. Fase orang mulai memasuki dunia kerja dan mulai berkeluarga.


Persoalan-persoalan pada masa lalu (belajar bergaul dengan rekan
sebaya dan dengan mereka yang berkuasa) berpadu dengan soal
identitas diri. Pada masa ini seseorang menentukan corak kepribadian
yang diharapkan dengan cara mengembangkan suatu “pola umum
gambaran dirinya”, mereka mulai merintis tujuan hidupnya serta
merencanakan strategi yang akan ditempuhnya dalam mengejar tujuan
hidup yang dipilihnya.30

Menurut Suryabrata, “Secara sederhananya dapat dikatakan juga,


bahwa perkembangan kepribadian adalah belajar mempergunakan cara-
cara baru dalam mereduksikan tegangan, yang timbul karena individu
menghadapi berbagai hal yang dapat menjadi sumber tegangan (tension).
Adapun sumber tegangan yang pokok adalah (1) proses pertumbuhan
fisiologis, (2) frustasi, (3) konflik, dan (4) ancaman.”31

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan


bahwa perkembangan kepribadian pada anak sekolah dasar (SD) dimulai dengan
pengaruh orangtua terhadap kepribadian anak dan ketika usia anak sudah
mencapai masa kanak-kanak tengah dan akhir, anak sudah mulai menyesuaikan
diri dengan teman sebayanya.
Menurut Agoes Dariyo, secara kronologis usia, yang tergolong anak-
anak awal ialah mereka yang berada pada usia 4 – 5 tahun, 11 bulan.
Walaupun masih terikat dan memfokuskan diri pada hubungan dengan
orangtua dan keluarga, namun masa anak ini, ditandai dengan
kemandirian, kemampuan kontrol diri dan hasrat untuk memperluas
pergaulan dengan anak-anak sebaya. Pergaulan yang makin luas ini akan
mengurangi kelekatan emosi dengan orangtua, mengurangi egosentrisme,
mengurangi sifat irasional, karena dalam pergaulan itu masing-masing
anak saling mengkritik, mencela, mengejek, mungkin terjadi konflik,
pertengkaran, yang kemudian diikuti dengan proses pembuatan kompromi,
adaptasi norma-norma sosial yang baru.32

Di masa ini, anak-anak kira-kira berumur 7 – 9 tahun. Dalam budaya


akademis mereka duduk dibangku sekolah dasar kelas 1, 2, dan 3. Pada
fase ini kehidupan sosial anak-anak tengah diwarnai dengan kekompakan
kelompok teman sebaya yang berkelamin sejenis. Anak-anak mulai
mengembangkan kepribadian seperti pembentukan konsep diri fisik,

30
Sjarkawi, Op. Cit.., h. 22
31
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.
106
32
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2007), h. 39
23

sosial, akademis, guna menopang perkembangan harga diri, percaya diri.


Sedangkan masa anak akhir kira-kira usia 10 – 12 tahun. Pada fase ini
anak mulai menunjukkan perilaku yang mengarah ke pacaran, walaupun
tidak/ belum serius. Mereka memiliki rasa ketertarikan secara seksual
terhadap lawan jenis. Hal ini mendorongnya untuk mengadakan hubungan
pergaulan lintas jenis kelamin. Di sisi lain, menurut Piaget, anak-anak
terus mengembangkan kapasitas intelektual di bangku pendidikan formal
yakni sekolah dasar.33

Berdasarkan pendapat diatas mengenai perkembangan kepribadian siswa,


maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa anak berumur 4 - 5 tahun, 11
bulan masih terikat dan memfokuskan diri pada hubungan dengan orangtua dan
anggota keluarga lainnya. Umur 7 - 9 tahun, seorang anak sudah duduk di bangku
sekolah dasar dan kehidupan sosial anak tengah di warnai dengan teman
sebayanya. Dan ketika umur 10 – 12 tahun, seorang anak sudah mulai tertarik
dengan lawan jenis serta sedang mengembangkan kapasitas intelektualnya.

7. Kepribadian dalam Perspektif Islam


Dalam beberapa literatur keislaman yang berkembang selama ini,
kepribadian Islam sering kali diidentikan dengan akhlak atau tasawuf, yaitu aspek
dari ajaran Islam yang membahas tentang perilaku batin manusia. Dalam
klasifikasi yang umum, kepercayaan dan keimanan dibahas dalam disiplin akidah,
ibadah, dan perilaku lahir dibahas dalam disiplin syariah; sedangkan kepribadian
dan perilaku batin dibahas dalam disiplin tasawuf dan akhlak.
Menurut Abdul Mujib, Tipologi (pemetaan) kepribadian dalam Islam
adalah:
1. Tipologi Kepribadian Ammarah
Kepribadian ammarah adalah kepribadian yang cenderung melakukan
perbuatan-perbuatan rendah sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga ia
merupakan tempat dan sumber kejelekan dan perbuatan tercela. Ia
mengikuti tabiat jasad dan mengejar pada prinsip-prinsip kenikmatan
syahwati.
Bentuk-bentuk tipologi kepribadian Ammarah adalah syirik, kufur, riya’,
nifaq, zindiq, bid’ah, sihir, membangga-banggakan kekayaan, mengikuti
hawa nafsu dan syahwat, sombong, membuat kerusakan, memakan riba,

33
Ibid., h. 40
24

pelit, durhaka atau membangkang, benci, pengecut atau takut, fitnah,


angan-angan atau menghayal dan sebagainya.
2. Tipologi Kepribadian Lawwamah
Kepribadian lawwamah adalah kepribadian yang mencela perbuatan
buruknya setelah memperoleh cahaya kalbu. Ia bangkit untuk
memperbaiki kebimbangannya dan kadang-kadang tumbuh perbuatan
yang buruk yang disebabkan oleh watak gelap, tetapi kemudian ia
diingatkan oleh nurilahi, sehingga ia bertaubat dan memohon ampunan
(istighfar).
3. Tipologi Kepribadian Muthma’innah
Kepribadian muthma’innah adalah kepribadian yang tenang setelah diberi
kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat tercela
dan tumbuh sifat-sifat yang baik.
Bentuk-bentuk tipologi kepribadian Muthma’innah sebagaimana dalam
hadits Nabi saw riwayat at-Turmudzi dari Umar in Khattab disebutksn
bahwa terdapat tiga aspek yang menjadi sistem kepribadian Islam, yaitu
iaman, islam, dan ihsan. Ketiga aspek ini dapat diturunkan sebagai desain
kepribadian Muthma’innah. Sabda Nabi saw: 34

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan


bahwa tipologi (pemetaan) kepribadian islam dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu Tipologi kepribadian Ammarah yang berarti kepribadian yang tercela.
Tipologi kepribadian Lawwamah yang berarti kepribadian yang tercela namun
pelakunya dapat sadar dan kembali ke jalan yang benar. Tipologi kepribadian
Muthma’innah yang berarti kepribadian yang tenang dan baik. Dari ketiga aspek
tersebut kita dapat mengetahui dimana letak kepribadian kita dalam Islam.
Dalam kepribadian Muthma’innah, Rasulullah dalam haditsnya
menyebutkan tiga komponen kepribadian, yaitu iman, islam, dan ihsan. Aspek
islam identik dengan peribadatan yang mencakup pembacaan syahadat,
menunaikan shalat, membayar zakat, mengerjakan puasa dan haji. Aspek iman
identik dengan dimensi kepercayaan yang mencakup iman kepada Allah,
malaikat, kitab, rasul-rasul, hari akhir dan takdir. Sedangkan aspek ihsan identik
dengan dimensi akhlak dan moral.
Iman merupakan asas kemanusiaan, islam merupakan bangunannya,
sementara ihsan merupakan aksesorisnya. Orang yang beriman dituntut untuk

34
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007), h. 176
25

berislam dan berihsan. Demikian juga, orang yang berislam seharusnya dilandasi
iman dan dituntut untuk berihsan.
Sesungguhnya dalam kepribadian manusia terkandung sifat-sifat hewan
yang tampak dari kebutuhan-kebutuhan fisik yang mesti dipuaskan demi
menjaga diri dan kelangsungan hidup. Selain itu, dalam kepribadian manusia
juga terkandung sifat-sifat malaikat yang tergambar dari kerinduan
spiritualnya untuk mengenal, beriman, beribadah, dan bertasbih kepada Allah
SWT. Adakalanya timbul pergulatan antara dua aspek kepribadian manusia
itu. Kadang-kadang, manusia tertarik oleh kebutuhan dan syahwat tubuhnya,
dan kadang-kadang pula ia tertarik oleh kebutuhan dan kerinduan
spiritualnya.35 Al-Qur’an mengisyaratkan pergulatan psikologis antara aspek
materi dan roh pada manusia dalam firman Allah SWT:

          

          

       

“Maka barangsiapa yang melampaui batas dan lebih mengutamakan


kehidupan dunia,Maka pastilah neraka jahim merupakan tempat kembalinya.
Dan barangsiapa yang takut akan keagungan Rabb-nya serta menahan diri
dari hawa nafsu orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah
tempat tinggal(nya).” (Q.S. An-Nazi’at [79] : 37-41)36

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan


bahwa dalam kepribadian manusia itu terdapat sifat-sifat hewan yaitu keinginan
untuk memuaskan dirinya. Namun disamping itu juga didalam kepribadian
manusia juga terdapat sifat-sifat malaikat, yang didalam dirinya ada keinginan
spiritual untuk dekat dengan Allah swt. Sebagaimana firman Allah dalam al-
qur’an surah an-Nazi’at diatas yang menjelaskan bahwa segala apa yang
dilakukan manusia tentu akan mendapat balasan dari apa yang telah ia lakukan.

35
M. Zaka Al-Farisi, Buku Psikologi dalam Al-Qur’an (Terapi Qur’ani dalam
Penyembuhan Gangguan Kejiwaan), Terj. dari Al-Qur’an Wa ilmun Nafsi oleh Muhammad
Utsman Najati, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hal. 362
36
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (CV Fokus Media: Bandung,
2010 ), h. 583
26

Jika ia mengikuti keinginan hawa nafsunya, maka ia akan mendapat balasannya


dari Allah swt. Dan apabila manusia dapat menahan keinginan hawa nafsunya
maka Allah swt akan memberikan surga untuknya.

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Dalam hal ini peneliti mengumpulkan informasi-informasi apa saja
sebagai landasan teori terhadap buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
Pengaruh Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam Terhadap Kepribadian
Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar di Sekolah Alam Bintaro-Pondok Aren. Untuk
kajian tema, penulis tidak mendapat tema yang sama dari hasil penelitian, akan
tetapi ada beberapa hasil penelitian yang mempunyai hubungan tema yang penulis
angkat mengenai sekolah alam.
Dalam kajian ini ada beberapa judul skripsi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta antara lain :
1. Hubungan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi
Belajar Siswa, diteliti oleh Ahmad Fatonik tahun 2009 dengan hasil kegiatan
Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi Belajar Siswa
di SMP Islam Al-Mukhlisin Ciseeng-Bogor.
2. Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa kelas VIII Sekolah Formal dan
Sekolah Alam, diteliti oleh Lilis Sri Wahyuni tahun 2013 dengan hasil
kegiatan Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa kelas VIII Sekolah Formal
dan Sekolah Alam SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan Dengan Sekolah
Alam Indonesia – Ciganjur Jakarta Selatan.
3. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Alam Indonesia, diteliti oleh
Zulfah Fikriah tahun 2013 dengan hasil kegiatan Pembelajaran Matematika di
Sekolah Alam Indonesia Ciganjur- Jakarta Selatan.

D. Kerangka Berfikir
Kepribadian merupakan ciri khas yang ada dalam setiap individu dalam
berinteraksi dengan orang lain, kepribadian itu bersifat unik dan menjadikan
setiap individu berbeda dengan yang lain. Berdasarkan penjelasan mengenai
27

model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap kepribadian siswa diatas,


dapat diketahui bahwa model pendidikan alternatif sekolah alam adalah model
pendidikan alternatif yang diharapkan mampu membentuk kepribadian anak
menjadi pribadi yang unggul, kreatif, dan dapat bermanfaat bagi sesama manusia.
Di sekolah alam mereka bisa belajar dalam suasana yang menyenangkan dan
tentunya dekat dengan alam. Jelasnya, bisa dikatakan bahwa sebagian besar
pembentukan kecerdasan, sikap, dan minat dipengaruhi oleh sekolah. Dengan
adanya sekolah alam diharapkan mampu membentuk kepribadian anak yang lebih
peka dan mencintai lingkungan.
Menurut peneliti, sekolah alam selain tempat mengajarkan dasar keilmuan
seperti tulis-menulis, membaca dan menghitung, sekolah alam juga dapat
membentuk anak menjadi orang yang mampu mengenal dan mencintai
lingkungan sekitar. Karena secara langsung mereka belajar dengan media alam
sebagai tempat belajar.

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara. Dan ditarik
berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan
kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yang menyatakan
bahwa:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pendidikan
alternatif Sekolah Alam terhadap kepribadian siswa pada tingkat
sekolah dasar.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model


pendidikan alternatif sekolah alam terhadap kepribadian siswa
pada tingkat sekolah dasar.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Alam Bintaro di Jl. Pondok Pucung
Raya No.88, Sektor IX, Pondok Aren. Telp: +6221-7452888, 7453135,
http://www.sa-bintaro.org. Terhitung dari tanggal 18 September – 30 November
2014.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dan
bersifat deskriptif korelasi, yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan atau masalah. “Korelasi berarti mencari hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain.”1 Untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data
yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu penelitian lapangan.
Yakni suatu cara pengumpulan data dan fakta yang valid dengan terjun langsung
ke lapangan.

C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.2 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel:
1. Variabel independent (variabel bebas atau yang memberikan pengaruh).
Variabel independent dalam penelitian ini adalah model pendidikan
alternatif sekolah alam.
2. Variabel Dependent (variabel terikat atau yang dipengaruhi). Variabel
Dependent dalam penelitian ini adalah kepribadian Siswa

1 1
Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistika Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 266
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 13 h. 161
28
29

D. Populasi dan Sampel


“Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, nilai
maupun hal-hal yang terjadi.”3 Sedangkan “Sampel adalah sebagian dari populasi
yang akan diselidiki.”4 Dalam menentukan banyaknya sampel penelitian,
Suharsini Arikunto mengemukakan bahwa, “apabila subjeknya kurang dari 100
orang maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih dari 100 orang atau lebih
maka dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih.”5 Jadi dalam penelitian
ini peneliti mengambil 15 % dari jumlah seluruh siswa sekolah alam Bintaro yang
berjumlah 250. Dan yang menjadi sampel penelitian yaitu 38 siswa, yaitu kelas 5
sebanyak 20 siswa dan kelas 6 sebanyak 18 siswa.
Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 15% (38 siswa)
dari jumlah populasi yang ada dan dilakukan secara sampling random. “Sampling
random adalah cara pengambilan sampel secara random (semua anggota populasi
diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel).”6
Pengambilan sampel dengan cara ini beranggapan bahwa populasi mempunyai
karakteristik yang sama (homogen).

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang
terkumpul, oleh karena itu instrumen penelitian harus dirancang secara benar.
1. Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
a. Definisi Konseptual
Model pendidikan alternatif sekolah alam adalah kerangka konseptual
atau pola yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan kemampuan,

3
Ibid., h. 134
4
Ibid., h. 134
5
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 112
6
Op. Cit., h. 135
30

sikap, dan tingkah laku. Serta mengarahkan anak sesuai bakat dan
minatnya.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional model pendidikan alternatif sekolah alam adalah
sekolah alam diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak
yang akan berguna bagi masa depan mereka dengan alam sebagai
media belajar.
c. Kisi-kisi instrumen
Adapun kisi-kisi instrumen untuk variabel X yaitu Model Pendidikan
Alternatif Sekolah dapat dilihat tabel di bawah ini:
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam
Variabel Indikator No. Item Jumlah

Model Pendidikan 1. Pengembangan Model 1, 3, 6, 8, 4


Alternatif Sekolah pendidikan alternatif Sekolah
Alam. Alam pada anak Sekolah
Dasar. 2, 7, 9 3
2. Penerapan Model Pendidikan
Alternatif Sekolah Alam.
3. Kegiatan pembelajaran 4, 5 ,10 3
dengan Model Pendidikan
Alternatif Sekolah Alam.

2. Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar


a. Definisi Konseptual
Kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar adalah ciri-ciri tertentu
yang menonjol pada diri individu. Atau dapat juga berarti suatu proses
dinamis di dalam diri, yang terus-menerus dilakukan terhadap sistem
psikofisik (fisik dan mental), sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang
unik atau khas pada setiap orang terhadap lingkungan.
31

b. Definisi Operasional
Definisi operasional Kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar
adalah kepribadian anak yang sesuai dengan perkembangan usia pada masa
anak-anak atau usia sekolah dasar.
c. Kisi-kisi instrument
Adapun kisi-kisi instrumen Y adalah Kepribadian Siswa pada Tingkat
Sekolah Dasar dapat dilihat tabel dibwah ini:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen Kepribadian Siswa pada Tingkat
Sekolah Dasar
Variabel Indikator No. Item Jumlah

Kepribadian Siswa 1. Aspek-aspek kepribadian 11, 18 3


a. Aspek Fisik
b. Aspek Psikis
2. Tipe-tipe kepribadian siswa. 12, 13, 3
a. Aspek Biologis 14,
b. Aspek Sosiologis
c. Aspek Psikologis
3. Perkembangan kepribadian 15, 16, 17,
5
a. Mandiri 19,20
b. Percaya diri
c. Sosial

F. Teknik Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam rangka
mengumpulkan data yang kemudian akan dianalisis dan diuji kebenarannya
adalah dengan metode field research dan library research sebagai tambahan
informasi data. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
32

1. Observasi
“Obervasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai fenomena.”7 Jadi, Observasi
merupakan salah satu metode dalam penelitian yang berarti pengamatan,
penglihatan dalam hal ini dilakukan peneliti untuk menggali data atau informasi
dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat dan dokumen yang ada.
Adapun yang diobservasikan dalam hal ini adalah pada Pengaruh Model
Pendidikan Alternatif Sekolah Alam terhadap Kepribadian Siswa di Sekolah
Alam Bintaro pada Tingkat Sekolah Dasar.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dengan mencari data berupa buku, catatan, arsip dan
sebagainya yang berhubungan dengan sosial, seperti bagaimana Pendidikan
Alternatif seperti Sekolah Alam Bintaro dalam membentuk kepribadian siswa.
3. Wawancara
Agar data menjadi lebih lengkap, maka peneliti melakukan wawancara
secara langsung dengan informan yang terdiri dari pimpinan sekolah alam Bintaro
dan guru-guru yang mengajar disana. Sebelum melakukan wawancara, penulis
telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan instrumen
mengenai pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap
kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar. Hal ini peneliti gunakan dengan
tujuan memperoleh data yang akurat mengenai penelitian tersebut.
4. Angket
“Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat dan paham.”8 Peneliti menyebarkan angket pada siswa untuk
memperoleh data tentang pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam
terhadap kepribadian siswa pada Tingkat Sekolah Dasar di sekolah alam Bintaro –
Pondok Aren. Angket ini diberikan kepada responden dalam hal ini adalah para
siswa-siswi yang belajar di sekolah alam Bintaro yang berjumlah 38 responden.
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.
II, h. 153
8
Ibid., h. 166
33

Peneliti mempersiapkan pertanyaan sejumlah 20 item yang disebarkan kepada


responden dengan alternatif jawaban yang tersedia.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket diberikan kepada
responden guna mengetahui apakah ada pengaruh model pendidikan alternatif
sekolah alam terhadap kepribadian siswa pada Tingkat Sekolah Dasar (SD) di
Sekolah Alam Bintaro – Pondok Aren.
Data yang diperoleh peneliti merupakan data yang bersifat kuantitatif,
maka untuk menguraikan pertanyaan angket dari kisi-kisi diatas tersebut perlu
diberi skor. Untuk pertayaan positif perlu diberi skor secara berurut 4.3.2.1,
sedangkan untuk pertanyaan negatif diberi skor secara berurut 1.2.3.4, untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Ketentuan Skor Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam Terhadap
Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar

No. Skor Item Skor Item


Alternatif Jawaban Jawaban Positif Jawaban Negatif
1. Selalu 4 1
2. Sering 3 2
3. Kadang-kadang 2 3
4. Tidak Pernah 1 4

G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


1. Teknik Pengolahan Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket, kemudian dipilih dan di
susun sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan. Kemudian peneliti
melakukan klasifikasi data, yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori
tertentu, sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan
analisa variabel.
34

a. Editing
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada peneliti,
selanjutnya yaitu meneliti satu persatu angket yang telah diisi oleh responden dari
nomor satu sampai nomor terakhir. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap
kelengkapan dan kebenaran dalam pengisian angket sehingga terhindar dari
kekeliruan atau kesalahan sehingga menghasilkan data yang akurat dan valid.
b. Skoring
Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya peneliti memberikan
skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Dengan skor jawaban selalu = 4,
sering =3, kadang-kadang = 2 dan tidak pernah = 1.
c. Tabulating
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada.
Berdasarkan sifat masalah dan jenis data dalam penelitian ini, maka peneliti
menganalisa data dengan menggunakan teknik analisa korelasional. Teknik
analisa korelasional adalah teknik analisi statistik mengenai hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Setelah data-data diperoleh, maka tahap selanjutnya data tersebut
dianalisis dengan analisa kuantitatif secara deskriptif. Data yang diperoleh dari
penyebaran angket kepada siswa diolah dengan cara statistik deskriptif,
dipergunakan untuk mengorganisasikan dan meringkas data numerik yang
diperoleh dari hasil pengumpulan data dilapangan dalam bentuk tabulasi data,
presentasi yang diwujudkan pada grafik-grafik atau gambar-gambar serta
perhitungan deskriptif, sehingga dapat diketahui ciri-ciri khusus dari data tersebut
yang selanjutnya dapat di interpretasikan sebagai informasi yang tegas dan jelas
tentang data tersebut.
Dalam teknis analisisnya, yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban dari
setiap responden, lalu dijumlah dan menghasilkan skor total, diklasifikasikan dan
ditabulasikan (dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan
dibuat satu tabel masing-masing lalu diprosentasikan dengan rumus:
Rumusnya adalah:
35

Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Number Of Cases (jumlah individu).9
Selanjutnya hasil prosentase jawaban angket ditafsirkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. 76% - 100% = Baik
b. 56% - 75% = Cukup
c. 40% - 55% = Kurang baik
d. Kurang dari 40% = Tidak baik.10

2. Teknik Analisa Data


Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Yang dimaksud dengan teknik
Analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan ke dalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar kemudian dianalisa agar mendapatkan hasil
berdasarkan data yang ada.”11
Menurut Sugiyono, “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.12

Berdasarkan pengertian analisis data diatas maka metode yang digunakan


dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Data yang peneliti peroleh dari

9
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1994), Cet. 16, h. 40.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), h. 94
11
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003),
cet. Ke-9, h. 11
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Jakarta: CV. Alfabeta, 2009), cet. Ke-7, h. 335
36

hasil observasi dan angket akan di analisis dengan menggunakan analisa data
statistik deskriptif, dengan tujuan untuk membuat deskriptif atau gambaran secara
sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang diteliti.
Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau keshahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah.
Pengujian validitas menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

Setelah diketahui maka dibandingkan dengan .Suatu instrumen soal

dikatakan valid jika r hitung lebih besar daripada r tabel.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas Penelitian apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan
valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Reliabilitas
penelitian adalah derajat konsistensi intrumen yang bersangkutan. Reliabilitas
berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.13 Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat
konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat,
stabil dan konsisten.
Untuk mencari reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Menurut E.T.Ruseffendi mengkatagorikan suatu reliabilitas yaitu:

13
Zainal Arifin, Op.cit, h. 248
37

Tabel 3.4
Kategori Reliabilitas
Nilai Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kecil
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 -1,00 Sangat Tinggi

Langkah-langkah perhitungan reliabilitas instrumen adalah sebagai


berikut:
a. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh
b. Menghitung varians tiap butir dengan menngunakan rumus:

c. Menghitung varians total dengan rumus:

d. Menghitung reliabilitas dengan rumus:

c. Uji Hipotesa
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel dalam
penelitian skripsi ini, maka peneliti menggunakan teknik uji analisis korelasional
dengan rumus “Product Moment Karl Pearson” dimana rumusnya yakni sebagai
berikut:
Salah satu teknik mencari korelasi antara dua variabel dengan rumus:
38

= Angka indeks korelasi “r” Product moment

N = Number of cases
= Jumlah perkalian antara skor X dan Y
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y.14
Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel nilai koefisien korelasi “r”
product moment baik pada taraf 5 % maupun 1 % kemudian dibuat kesimpulan
apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak. Untuk lebih
memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi “r” product moment.
Setelah diketahui nilai “r”, tahap selanjutnya adalah memberikan interpretasi. Ada
dua cara memberikan interpretasi terhadap yaitu:

1) Interpretasi secara kasar atau sederhana


Interpretasi dilakukan dengan cara mencocokkan hasil dengan angka indeks
korelasi r prodect moment. Dari perhitungan jika ternyata angka korelasi antara
variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif, berarati di antara kedua variabel
tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Tabel 3.5
Interpretasi Data
Besarnya “r” Product Interpretasi
Moment (rxy)
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan.
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah dan rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
0,40 – 0,70 yang sedang atau cukup
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
0,70 – 0,90
yang sangat kuat atau tinggi.

14
Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 137
39

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi


yang sangat kuat.

2) Interpetasi dengan menggunakan rumus:

Df = N-nr
Keterangan:
Df = Degree of freedom
N = Number of cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah diperoleh hasil Df, maka dapat dicari besar “r” yang tercantum
dalam tabel nilai “product moment” baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada
taraf 1% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang
signifikan atau tidak.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y
digunakan rumus sebagai berikut:
KD =
Keterangan:
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
= Koefesien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.

H. Hipotesis Statistik

Keterangan:

0 = Apabila
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Alam Bintaro


1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah Alam Bintaro
Sekolah Alam Bintaro berdiri tahun 2009. Sekolah Alam ini berdiri atas
sebuah kegelisahan mengenai hasil pendidikan nasional, pendidikan yang semakin
mahal, dan peran orangtua dalam pendidikan anak-anaknya. Atas dasar
kegelisahan itulah keluar sebuah gagasan untuk mendirikan Sekolah Alam Bintaro
yang merupakan model pendidikan yang memanfaatkan alam sebagai media
belajar.
“Sekolah Alam Bintaro didirikan oleh Pak Gunawan dengan Ibu Elly,
tanah sekolah ini milik keluarga Pak Gunawan. Nama Sekolah Alam sudah
bertebaran dimana-mana, namun konsep kita merujuk kepada pendiri Sekolah
Alam Pak Lendo Novo. Awalnya Sekolah Alam yaitu di Ciganjur dan ada juga
Sekolah Alam di parung. Pak Lendo benar-benar sederhana dan mempersilahkan
kita menggunakan nama Sekolah Alam. Kita juga membuat jaringan Sekolah
Alam, ada Sekolah Alam Nusantara dan sekretariatnya disini, tahun kemarin ada
44 Sekolah Alam di nusantara. Diantaranya ada di Balikpapan, Bangka belitung.
Jumlah 44 ini atas sepengetahuan Pak Lendo Novo. Guru- guru di Sekolah Alam
Bintaro juga mendapat pelatihan dan mendapat materi yang sama tentang
bagaimana mengajar di Sekolah Alam. Walaupun setiap sekolah punya ciri khas
masing-masing tetapi konsepnya tetap sama. Sekolah Alam kelemahannya belum
ada perguruan tingginya. Tetapi jika dilihat dari sisi siswanya mereka anak yang
jujur. Arti jujur maksudnya mereka mengekspresikan diri mereka apa adanya
dengan kepolosan mereka.”1

1
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.

40
41

Gambar 4.1
Sekolah Alam Bintaro-Pondok Aren

2. Visi dan Misi


Visi dan Misi Sekolah Alam Bintaro yaitu menjadi sekolah pencetak
pemimpin yang berkarakter Rabbani dengan menggunakan metode pendidikan
yang terbaik yang bersandarkan pada alam (Insitu Development) dalam rangka
mewujudkan manusia yang berakhlak mulia, berpengetahuan dan mandiri.
Filosofi Sekolah Alam Bintaro yaitu:

           

       


Katakanlah: Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (QS.
Al-Kahfi [18]: 109)2

3. Keadaan Guru Sekolah Alam Bintaro


Tenaga pengajar atau fasilitator Sekolah Alam Bintaro adalah guru-guru-
guru yang memiliki dedikasi, berkualitas secara akhlak, intelektual dan lulusan S-
1. Dan ditangani langsung oleh Ir. Lendo Novo sebagai “Penggagas Sekolah

2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (CV Fokus Media: Bandung,
2010 ), h. 304
42

Alam” dan tim Konsultan Yayasan Alam Semesta. Dibawah ini nama-nama guru
Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Alam Bintaro:
Tabel 4.1
Nama guru Sekolah Alam Bintaro
No Nama
Bagian

1 Mayasari, S.Pd Kepala Sekolah SD


2 Hartati,S.Si Wakil Kepala Sekolah SD
3 Herlina,S.Si Fasilitator SD 2 Ibnu Khaldun
4 Irwan Royansyah, SEI Fasilitator SD 1 Al Khawarizmi
5 Merka Nanda Hamid, S.P Fasilitator SD 2 Ibnu Rusyd
6 Siti Aisah, S.P Fasilitator SD 1 Al Mas'udi
7 Arief Widianto, S.Pd Fasilitator SD 5 Ar Razi
8 Ahmad Dahlan, S.Sos Fasilitator SD 2 Ibnu Haitam
9 Sukma Ramadhani, S.Si Fasilitator SD 3 Ibnu Sina
10 Yanti Purbarahayu, S.IP Fasilitator SD 6 Adz Dzahabi
11 Dafit Arusli, S.Pd.I Fasilitator Agama
12 Nurhijjah Apriyanti, S.Pd Fasilitator SD 4 Al Biruni
13 Syaima,S.Pd Fasilitator SD 3 Ibnu Batutah
14 Wilham Spaer, SE Fasilitator SD 4 Omar Al Khayyam
15 Dwi Agustiningsih, S.Pd Fasilitator SD 2 Ibnu Rusyd
16 Husnul Chotimah Kurniasih,S.Pd Fasilitator SD 1 Al Battani
17 Erni Anggraeni,A.Md Fasilitator Komputer
18 Firda Aulia, S.Pd.I Fasilitator SD 2 Ibnu Khaldun
19 Saptaji Fasilitator Outbound KBTK
20 Ajat Sudrajat Fasilitator Outbound SD
21 Sugeng Priyanto,S.H.I Fasilitator Qiroati
22 Yuli Fatmawati, S.H.I Fasilitator SD 1 Al Khawarizmi
23 Inayati Shintia R., S.T Fasilitator SD 1 Al Mas'udi
24 Ahmad Faissal, S.Pd Fasilitator SD 3 Ibnu Batutah
43

25 Emi Surgiyati,S.Pd Fasilitator SD 1 Al Battani


26 Sri Widya Lestari, S.Pt Fasilitator SD 2 Ibnu Haitam
27 Wahyuningsih, S.Pd Fasilitator SD 4 Omar Al Khayyam
28 Yudi Suryadi, S.Si Fasilitator SD 5 Ar Razi
29 Eka Fauziyah R., S.Pd.I Fasilitator SD 6 Adz Dzahabi
30 Ajat Sudrajat Fasilitator Outbound

Sekolah Alam Bintaro awalnya tidak merekrut dari keguruan, karena dari
keguruan mempunyai konsep ketika mereka belajar waktu kuliah, oleh karena itu
Sekolah Alam Bintaro banyak mengambil dari ITB dan non keguruan. Disini juga
ada guru 12 guru qiroati, kelas 1-2 muridnya lebih banyak dari kelas yang lain. Ini
baru di berlakukan pada kelas 3, 4, 5, 6 untuk qiroati. Qiroati dilakukan setiap hari
untuk kelas 1 dan 2 dimulai belajar pada jam 09:30 selama 70 menit. Sedangkan
kelas 3-6 dimulai belajar pada jam 11: 40.
Kegiatan untuk bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Art,
Komputer dan Sains banyak jamnya. Dan ada juga Greenlab satu minggu satu
kali. Untuk kelas 1-6 bercocok tanam levelnya beda-beda apa yang mereka tanam.
Untuk belajar matematika juga bisa menggunakan Greenlab seperti untuk
menghitung tinggi pohon atau banyaknya daun. Untuk belajar komputer diatur
oleh guru kelas. Untuk kelas 3 dan 4 ada 2 kelas. Di sekolah Alam Bintaro satu
kelas maksimal 24 orang.

4. Kurikulum Sekolah Alam Bintaro


Mengacu standar kompetensi yang ditetapkan Depdikbud dan
menjadikan alam sebagai media belajar dalam rangka pembentukan logika berfikir
dan karakter anak.
Kurikulum ini diintegrasikan dengan pengalaman yang distrukturkan
yang didapat siswa di alam melalui metode tematik dan Project Based Learning
(PBL). Kurikulum Utama Sekolahalam Bintaro meliputi:
a. Akhlak Islamika, melalui metode pembiasaan dan keteladanan dalam
pengembangan EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual Quotient) dengan
44

tujuan anak menjadi bisa karena biasa tanpa membebani dan terpaksa.
Kegiatan utama berupa ibadah dan keimanan, Al-Qur’an dan Hadits, sikap
hidup dan integrasi dengan alam semesta.
b. Logika, disusun secara holistik melalui pembelajaran tematik dan Project
Based Learning (PBL) sehingga logika ilmiah siswa berkembang secara
integral. Anak mampu atau terbiasa mengamati fenomena alam, mencatat
data, melakukan eksperimen, dan membentuk sebuah teori. Juga
dikembangkan kemampuan anak dalam hal: bahasa dan daya tutur, daya pikir
dan logika, daya seni dan kreativitas.
c. Leadership, kegiatan utama berupa Outbound Mental Education untuk
membentuk karakter kemandirian dan kepemimpinan anak didik dengan
mengembangkan nilai-nilai adil, amanah, musyawarah, kerjasama,
melindungi, mengayomi, membela kaum tertindas dan menjaga
keseimbangan alam semesta.
d. Bisnis, kegiatan utama berupa aktivitas bisnis yang diperoleh dari proses
belajar siswa di sekolah sehingga mampu menumbuhkan jiwa wirausaha
sejak dini.

5. Sarana dan Prasarana


Luas tanah di Sekolah Alam Bintaro +_ 13.000 m2 dan untuk
mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar di Sekolah Alam Bintaro,
tersedia sarana dan fasilitas seperti ruang kelas semi permanen berbentuk saung-
saung, Ruang Perpustakaan, Ruang IT, Lahan Playgroup, Lahan Kebun dan
Ternak, Fasilitas Outbound, Climbing Wall, Lapangan Rumput, Masjid (Bersama
Masyarakat), dan Recycle Stuff Room (Pengolahan Sampah Organik).
Dengan sarana dan prasarana yang telah tersedia. Anak-anak semakin
aktif dan terasah kreatifitasnya dan kecintaannya terhadap lingkungan semakin
bertambah. Anak-anak senang berkebun, bertani dan berternak. Mereka juga
sangat aktif ketika kegiatan Outbound. Dan tentunya nilai akademis mereka juga
bagus.
45

B. Deskripsi Data
1. Variabel X : Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
a. Data Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
Data tentang model pendidikan alternatif Sekolah Alam dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam
Nilai F Xi fi.xi
19 – 22 4 20.5 82
23 – 26 10 24.5 245
27 – 30 11 28.5 313.5
31 – 34 7 32.5 227.5
35 – 39 6 36.5 219
Jumlah 38 142.5 1087
Mean 28.60526
S 4.96

Berdasarkan tabel diatas, jumlah kelas interval ada 5 kelas dengan


jumlah sampel sebanyak 38 siswa. Dari data tersebut diperoleh rentang
nilai dari 19 sampai 39 dengan skor rata- rata (mean) siswa sebesar 28,60,
simpangan baku (standar deviasi) sebesar 4,96.
Distribusi frekuensi skor Model Pendidikan alternatif Sekolah Alam
dapat digambarkan dalam Histogram sebagai berikut:

Gambar 4.2 Grafik histogram Model Pendidikan Alternatif Sekolah


Alam.
46

Berdasarkan grafik histogram di atas menunjukkan bahwa


pemunculan kelas interval yang tertinggi berada pada 27 - 30 dengan
frekuensi sebanyak 10 dan kelas interval yang terendah berada pada 19
- 22 dengan frekuensi sebanyak 4.
b. Deskripsi Data Hasil Angket
Setelah diketahui hasil jawaban angket tentang model pendidikan
alternatif sekolah alam, kemudian data hasil angket tersebut
dideskripsikan ke dalam tabel dengan mengggunakan rumus
presentase yaitu:

P= x100 %

Di bawah ini tabel presentase hasil jawaban angket responden


tentang Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam.

Tabel 4.3
Apakah kamu merasa senang bersekolah di Sekolah Alam Bintaro?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 36,84%
Sering 12 31,58%
1
Kadang-kadang 11 28,95%
Tidak Pernah 1 2,63%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa para siswa sangat
senang bersekolah di Sekolah Alam Bintaro. Hal ini terlihat responden
yang menjawab selalu 36,84%, sering 31,58%, kadang-kadang 28,95%,
dan tidak pernah 2,63%.
47

Tabel 4.4
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat motivasi belajar kamu
semakin meningkat?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 11 28,95%
Sering 12 31,58%
2
Kadang-kadang 13 34,21%
Tidak Pernah 2 5,26%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro mampu membuat motivasi belajar semakin
meningkat. Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu 28,95%,
sering 31,58%, kadang-kadang 34,21%, dan tidak pernah 5,26%.

Tabel 4.5
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semangat belajar?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 10 26,32%
Sering 11 28,95%
3
Kadang-kadang 15 39,47%
Tidak Pernah 2 5,26%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro terkadang mampu membuat siswa semangat
belajar. Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu 26,32%, sering
28,95%, kadang-kadang 39,47%, dan tidak pernah 5,26%.
48

Tabel 4.6
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semakin aktif dalam
belajar?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 9 23,68%
Sering 12 31,58%
4
Kadang-kadang 17 44,74%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro membuat siswa semakin aktif dalam belajar. Hal
ini terlihat responden yang menjawab selalu 23,68%, sering 31,58%,
dan kadang-kadang 44,74%.

Tabel 4.7
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu dapat bekerjasama
dengan teman dalam pembelajaran?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 36,84%
Sering 15 39,48%
5
Kadang-kadang 7 18,42%
Tidak Pernah 2 5,26%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 36,84% responden
yang menjawab selalu, 39,48% responden menjawab sering, 18,42%
responden menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 5,26% responden
yang menjawab tidak pernah. Hal ini menyatakan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro membuat siswa dapat bekerjasama dengan teman
dalam pembelajaran.
49

Tabel 4.8
Apakah Sekolah Alam Bintaro dapat meningkatkan hasil belajar
kamu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 10 26,32%
Sering 11 28,95%
6
Kadang-kadang 17 44,73%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran, bersekolah di Sekolah Alam Bintaro dapat
meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat responden yang menjawab
selalu 26,32%, sering 28,95%, dan kadang-kadang 44,73%.

Tabel 4.9
Apakah kamu merasa lebih berkonsentrasi mengikuti pembelajaran di
Sekolah Alam Bintaro?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 7 18,42%
Sering 9 23,68%
7
Kadang-kadang 16 42,11%
Tidak Pernah 6 15,79%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa beberapa
responden menjawab merasa lebih berkonsentrasi mengikuti
pembelajaran di Sekolah Alam Bintaro. Presentase sebanyak 18,42%
responden yang menjawab selalu, reponden yang menjawab sering
23,68%, kadang-kadang sebanyak 42,11% responden, dan menjawab
tidak pernah sebanyak 15,79%.
50

Tabel 4.10
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu belajar hidup mandiri?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 17 44,74%
Sering 8 21,05%
8
Kadang-kadang 12 31,58%
Tidak Pernah 1 2,63%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang
menjawab bahwa beberapa siswa dapat belajar hidup mandiri.
Presentasenya sebesar 44,74%, sering 21,05%, kadang-kadang
31,58% dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,63%.

Tabel 4.11
Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro membuat kamu
menemukan bakat dan minat kamu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 12 31,58%
Sering 12 28,95%
9
Kadang-kadang 11 28,95%
Tidak Pernah 4 10,52%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kegiatan yanag ada di
Sekolah Alam Bintaro dapat membuat para siswa menemukan bakat
dan minat. Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu dengan
presentase sebanyak 31,58%, sering 28,95%, kadang-kadang 28,95%,
dan tidak pernah sebanyak 10,52%.
51

Tabel 4.12
Apakah kamu mudah bergaul dengan temanmu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 36,84%
Sering 11 28,95%
10
Kadang-kadang 12 31,58%
Tidak Pernah 1 2,63%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan para siswa mudah bergaul
dengan teman-temannya. Hal ini terlihat dari responden yang
menjawab selalu sebesar 36,84%, presentase yang menjawab sering
sebanyak 28,95%, responden yang menjawab kadang-kadang dengan
presentase sebanyak 31,58%, dan responden yang menjawab tidak
pernah sebanyak 2,63%.

2. Variabel Y : Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar


A. Data Pengembangan Kepribadian Siswa padaTingkat Sekolah Dasar
Data tentang model pendidikan alternatif Sekolah Alam dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kepribadian Siswa pada Tingkat
Sekolah Dasar
Nilai F Xi fi.xi
21 – 24 2 22.5 45
25 – 28 15 26.5 397.5
29 – 32 11 30.5 335.5
33 – 36 7 34.5 241.5
37 – 40 3 38.5 115.5
Jumlah 38 152.5 1135
Mean 29.86842
S 124,27

Berdasarkan tabel diatas, jumlah kelas interval ada 5 kelas dengan


jumlah sampel sebanyak 38 siswa. Dari data tersebut diperoleh rentang
52

nilai dari 21 sampai 40 dengan skor rata- rata (mean) siswa sebesar 29,86,
simpangan baku (standar deviasi) sebesar 124,27.
Distribusi frekuensi skor Model Pendidikan alternatif Sekolah Alam
dapat digambarkan dalam Histogram sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik histogram Kepribadian Siswa pada Tingkat


Sekolah Dasar
Berdasarkan grafik histogram diatas menunjukkan bahwa
pemunculan kelas interval yang tertinggi berada pada 25 - 28 dengan
frekuensi sebanyak 26 dan kelas interval yang terendah berada pada 21
- 24 dengan frekuensi sebanyak 2.
B. Deskripsi Hasil Angket
Setelah diketahui jawaban responden terhadap angket tentang
Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan presentase. Di bawah ini tabel
presentase hasil jawaban responden tentang Kepribadian Siswa pada
Tingkat Sekolah Dasar.
53

Tabel 4.14
Apakah kamu mudah menyerap pelajaran dengan baik?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 8 21,05%
Sering 10 26,32%
1
Kadang-kadang 20 52,63%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa ada siswa yang


tidak mudah menyerap pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dengan
presentase responden yang menjawab selalu sebesar 21,05%, sering
dengan presentase 26,32%, dan siswa yang menjawab kadang-kadang
sebesar 52,63%.

Tabel 4.15
Apakah kamu merasa tergolong orang yang aktif dan giat belajar?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 9 23,68%
Sering 6 15,79%
2
Kadang-kadang 23 60,53%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %

Dari data responden di atas menunjukan bahwa ada beberapa orang


yang kurang aktif dan giat belajar. Hal ini terlihat sebanyak 23,68%
responden menjawab selalu, 15,79% responden menjawab sering, dan
60,53% responden menyatakan kadang-kadang.
54

Tabel 4.16
Apakah kamu suka malas datang ke Sekolah Alam Bintaro?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu - -
Sering 1 2,63%
3
Kadang-kadang 22 57,89%
Tidak pernah 15 39,48%
Jumlah 38 100 %

Data yang ada di tabel tersebut menunjukan bahwa beberapa


responden malas datang ke Sekolah Alam Bintaro. Hal ini terlihat dari
presentase sebesar 2,63% menjawab sering, responden yang menjawab
kadang-kadang sebesar 57,89%, dan responden yang menjawab tidak
pernah sebesar 39,48%.

Tabel 4.17
Apakah kamu terkadang mudah sedih jika hasil ulanganmu tidak
bagus?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 3 7,89%
Sering 4 10,53%
4
Kadang-kadang 17 44,74%
Tidak pernah 4 36,84%
Jumlah 38 100 %

Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa responden yang


menjawab selalu sebanyak 7,89%, responden yang menjawab sering
sebanyak 10,53%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak
44,74%, dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 36,84%.
55

Tabel 4.18
Apakah jika temanmu tidak memiliki pensil atau penghapus, kamu
akan meminjamkannya?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 2 34,21%
Sering 12 31,58%
5
Kadang-kadang 11 28,95%
Tidak pernah 2 5,26%
Jumlah 38 100 %

Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa responden yang


menjawab selalu sebanyak 34,21%, responden yang menjawab sering
31,58%, responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 28,95%,
dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 5,26%.

Tabel 4.19
Apakah kamu suka bertanya kepada guru, jika tidak mengerti pelajaran
yang telah dijelaskan?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 17 44,74%
Sering 12 31,58%
6
Kadang-kadang 9 23,68%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %

Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa responden sering


bertanya kepada guru jika tidak mengerti pelajaran yang telah dijelaskan.
Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu 44,74%, sering 31,58%,
dan responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 23,68%.
56

Tabel 4.20
Apakah kamu pernah mengoreksi tugas bersama-sama dengan teman
sekelas?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 5 13,16%
Sering 11 28,95%
7
Kadang-kadang 17 44,74%
Tidak pernah 5 13,16%
Jumlah 38 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa responden pernah


mengoreksi tugas bersama-sama dengan teman sekelas. Responden
yang menjawab selalu presentasenya sebanyak 13,16%, responden
yang menjawab sering sebanyak 28,95%, responden yang menjawab
kadang-kadang sebesar 44,74%, dan responden yang menjawab tidak
pernah sebesar 13,16%.

Tabel 4.21
Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro (Misal:OutBound,
Renang, Berkebun, Komputer, Bisnis, Games, Melukis, Seni Budaya
dan lain-lain) semakin menambah pengetahuan dan keterampilan
kamu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 17 44,74%
Sering 13 34,21%
8
Kadang-kadang 7 18,42%
Tidak pernah 1 2,63%
Jumlah 38 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kegiatan yang ada di


Sekolah Alam Bintaro (Misal:OutBound, Renang, Berkebun,
Komputer, Bisnis, Games, Melukis, Seni Budaya dan lain-lain)
57

membuat pengetahuan dan keterampilan responden semakin


bertambah. Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu dengan
presentase sebanyak 44,74%, sering 34,21%, kadang-kadang 18,42%,
dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,63%.
Tabel 4.22
Apakah kegiatan Outbound membuat kamu memiliki sifat
kepemimpinan?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 14 36,84%
Sering 10 31,58%
9
Kadang-kadang 12 31,58%
Tidak pernah 2 5,26%
Jumlah 38 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kegiatan Outbound


membuat responden memiliki sifat kepemimpinan. Hal ini terlihat dari
responden yang menjawab selalu 36,84%, sering 26,32%, kadang-
kadang 31,58%, dan tidak pernah sebayak 5,26%.
Tabel 4.23
Apakah kamu suka mengikuti kegiatan keagamaan di Sekolah Alam
Bintaro? (misal: shalat berjama’ah)
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase

Selalu 25 65,79%
Sering 8 21,05%
10
Kadang-kadang 5 13,16%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %

Data pada tabel tersebut menunjukan bahwa Responden suka


mengikuti kegiatan keagamaan di Sekolah Alam Bintaro (misal: shalat
berjama’ah). Hal ini terlihat dari responden yang menjawab selalu
65,79%, sering 21,05%, dan kadang-kadang 13,16%.
58

C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengatahui adakah hubungan antara
variabel X dengan variabel Y dan seberapa besar hubungan antara variabel X dan
Y.
Rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah product moment.
Di bawah ini perhitungan r product moment berdasarkan skor akhir dari variabel
X dan Y sebagai berikut:
Tabel 4.24
Uji Korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y

Responden X Y XY
1 21 24 456 361 576
2 23 21 420 400 441
3 20 28 560 400 784
4 32 30 630 441 900
5 32 32 736 529 1024
6 24 26 598 529 676
7 19 27 648 576 729
8 28 27 648 576 729
9 29 27 648 576 729
10 28 32 768 576 1024
11 24 27 648 576 729
12 26 27 702 676 729
13 30 28 728 676 784
14 24 32 832 676 1024
15 34 36 972 729 1296
16 20 28 756 729 784
17 28 31 837 729 961
18 30 34 952 784 1156
19 26 32 896 784 1024
20 38 35 980 784 1225
21 31 33 924 784 1089
22 23 26 754 841 676
23 39 38 1140 900 1444
24 37 37 1110 900 1369
25 27 25 750 900 625
26 27 25 775 961 625
27 24 28 896 1024 784
28 37 33 1056 1024 1089
59

29 34 38 1254 1089 1444


30 24 28 924 1089 784
31 27 30 1020 1156 900
32 38 33 1122 1156 1089
33 36 29 1044 1296 841
34 33 28 1036 1369 784
35 26 30 1110 1369 900
36 28 31 1178 1444 961
37 30 31 1178 1444 961
38 33 35 1365 1521 1225
Jumlah 1090 1142 33051 32374 34914

0,361

Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh angka korelasi antara


variabel X dan Y adalah sebesar 0,361. Setelah diketahui nilai = 0,361 maka
selanjutnya interpretasi ada 2 cara yaitu:
a. Interpretasi secara kasar atau sederhana
Dari perhitungan di atas, angka korelasi antara variabel X dan Y
menunjukkan angka positif. Hal ini berati di antara kedua variabel tersebut
terdapat korelasi yang positif (korelasi yang sejalan searah).
60

Dengan memperhatikan skor yaitu 0,361 yang tergolong ke


dalam angka 0,20 – 0,40 berarti korelasi positif antara variabel X dan Y
termasuk korelasi positif yang lemah atau rendah.
b. Interpretasi menggunakan tabel nilai r product moment
Diketahui bahwa N = 38, Nr = 2
Df = N-Nr
= 38-2
= 36
Setelah diketahui Df = 36 maka konsultasi tabel nilai r product
moment. Di dalam tabel r product moment tidak dijumpai Df sebesar 36,
maka digunakan Df yang terdekat yaitu 36 dengan taraf signifikasi sebesar
5%, diperoleh nilai r tabel yaitu 0,329 sedangkan taraf signifikasi 1%
maka diperoleh nilai r tabel yaitu 0,424.
Tahap selanjutnya adalah membandingkan antara dengan r

tabel. Nilai rxy adalah 0,361, r tabel jika taraf signifikasi 5% (0,05) yaitu
0,329 sedangkan taraf signifikasi 1% (0,01) yaitu 0,424. Oleh karena itu
penulis menggunakan r tabel dengan taraf signifikasi 5% (0,05) adalah
0,329.
Demikian diketahui ternyata nilai = 0,361 lebih besar daripada r

tabel = 0,329 maka tolak artinya terdapat hubungan yang positif antara
model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap kepribadian siswa pada
tingkat sekolah dasar.
Setelah pengujian hipotesis dilakukan, maka selanjutnya untuk
mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel X terhadap variabel
Y yang dinyatakan dalam persen, maka digunakan rumus koefisien
penentu yaitu:
KD =
= x 100 %
= 0,13 x 100%
= 13%
61

Dari hasil penelitian koefisien penentu di atas menunjukkan


koefisien determination (kd) diperoleh 13%. Hal ini menunjukkan
bahwasanya variabel X telah memberikan keterkaitan hubungan sebesar
13% terhadap variabel Y dan sisanya 87% dari model pendidikan alternatif
sekolah alam dengan Kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar
dipengaruhi oleh faktor lain.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa hipotesis nihil (HO)
tidak terbukti kebenarannya. Hal ini diketahui karena hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus product moment menunjukan rxy lebih besar 0,361 dari pada
r tabel 0,329. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara model
pendidikan alternatif sekolah alam terhadap Kepribadian siswa pada tingkat
sekolah dasar.
Arah korelasi antara variabel X (model pendidikan alternatif sekolah alam)
dengan Variabel Y (Kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar) menunjukkan
korelasi yang positif (searah). Akan tetapi hubungan antara model pendidikan
alternatif sekolah alam terhadap Kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar
termasuk korelasi yang lemah atau rendah.
Antara antara variabel X (model pendidikan alternatif sekolah alam)
dengan Variabel Y (Kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar) memberikan
keterkaitan hubungan sebesar 13 %.
Model pendidikan alternatif sekolah alam adalah salah satu model yang
sedang berkembang sekarang ini. Dari data yang diperoleh tentang Pengaruh
Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam terhadap Kepribadian Siswa di
Sekolah Alam Bintaro, peneliti memperoleh data melalui observasi yang
dilakukan guna mengetahui gambaran umum tentang Sekolah Alam Bintaro.
Angket yang disebarkan kepada siswa kelas 5-6 SD sebanyak 38 siswa,
yang terdiri dari 20 pertanyaan, 10 pertanyaan mengenai model pendidikan
alternatif sekolah alam dan 10 pertanyaan tentang kepribadian siswa.
62

Tiap angket terdiri dari 20 pertanyaan yang berbentuk pilihan dan harus
dijawab siswa dengan memberi tanda silang (X) dan diolah dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif.
Selain itu peneliti juga melakukan observasi di Sekolah Alam Bintaro, dari
observasi tersebut peneliti juga melakukan dokumentasi terhadap kegiatan-
kegiatan yang dilakukan siswa di Sekolah Alam Bintaro. Hal ini dapat dilihat dari
gambar-gambar yang peneliti ambil, diantaranya sebagai berikut:

Gambar 4.4
Saung kelas Sekolah Alam Bintaro
“Ruang kelas tidak ada pintunya, kegiatan movingnya juga banyak jadi
kelasnya benar-benar terbuka sekali. Anak yang sangat aktif kadang tidak bisa
terhandle. Jadi memang rata-rata anaknya aktif jadi guru-guru butuh energi yang
luar biasa.”3

3
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.
63

Gambar 4.5
Kantor Kepala Sekolah

Gambar 4.6
Kegiatan berternak dan berkebun

Gambar 4.7
Kegiatan memasak dan mengamati tumbuhan
64

Gambar 4.8
Kegiatan Outbound

Gambar 4.9
Kegiatan menanam pohon dan kantin
Sekolah Alam merupakan salah satu sekolah inklusi, dimana anak spesial
dengan gangguan perkembangan atau gangguan emosi ditempatkan bersama anak
normal lainnya, dengan pendampingnya guru yang berkompeten disertai program
individu masing-masing anak. Di Sekolah Alam Bintaro, untuk mengajar anak-
anak yang memiliki kebutuhan khusus bekerjasama dengan lembaga namanya
Talenta. Individual program ada pendampingnya dari Talenta. Tapi kegiatan
dikelas anak-anak spesial ikut.
Untuk mendaftar di Sekolah Alam Bintaro, siapa saja yang datang untuk
mendaftar maka pihak sekolah akan langsung menerima jika memang masih ada
kuotanya. Walaupun kemampuan akademiknya biasa-biasa saja, mereka akan
tetap di terim jika masih ada kuotanya. Konsep Sekolah Alam berbeda dengan
65

sekolah lain. Dari awal masuk anak-anak sudah diarahkan sesuai dengan
minatnya. Tahun ini sedang dibuat Sekolah Alam Bintaro untuk SMP dan SMA,
kebanyakan kegitan mereka diluar untuk magang. Mereka sudah diarahkan, jadi
mereka tahu apa yang mereka suka dan dimana bakat dan minat mereka.
Di Sekolah Alam Bintaro tetap mengikuti DIKNAS yaitu sekolah tetap
mengikuti ujian, karena tidak semua anak akan melanjutkan di Sekolah alam. Jadi
pihak sekolah sudah menyiapkan administrasi sekolah. Pihak sekolah juga tidak
mau menyusahkan anak-anak. Walaupun pelaksanaan dilapangan sesuai konsep
Sekolah Alam. Tetapi untuk masa depan peserta didik, pihak sekolah sudah
mempersiapkan.
“Pengaruh sekolah alam terhadap kepribadian siswa. belum terlalu banyak
terlihat untuk SD, namun anak-anak ini bisa terlihat ketika berbaur dengan anak
sekolah lain, seperti misalnya tahun lalu anak-anak lomba kemudian bertemu
dengan sekolah non alam. Mereka kaget karena melihat guru-gurunya marah-
marah sampai mereka langsung mengatakan mengapa anak itu kalah lomba
dimarah-marahin. Dan guru-gurunya juga bicaranya kasar sekali. Dari komentar
mereka saya pun dapat melihat bahwa anak-anak dapat mengetahui mana yang
baik dan mana yang tidak. Sedangkan kami mengajarkan kepada anak-anak didik
kami bahwa yag kami kejar bukan juaranya tetapi bagaimana mereka suportif
ketka berlomba. Atau contoh lain menjenguk teman sakit, walaupun memang
tidak diagendakan. Mereka menjenguk teman mereka yang sakit. Anak-anak
disini aktivitas bermain dan berinteraksinya berbeda dengan anak-anak lain,
mereka masih murni dimana anak-anak yang lain sudah makin banyak pegang
gadget, mereka lebih sering bergerak dan berinteraksi. Walaupun seperti itu, kami
tetap mengantisipasi bahaya pornografi, karena kami tidak ingin anak-anak
terpapar pornografi. Selain itu juga disini anak-anak benar-benar mendapatkan
dunia anak-anaknya. Ketika hujan mereka benar-benar bermain sampai guling-
gulingan. Mereka memiliki ketahanan dan ketepatan dalam menyelesaikan
66

permainan. Untuk keberanian, walaupun ada anak-anak yang masih belum berani
terhadap ketinggian justru disini terapinya.”4
Di Sekolah Alam Bintaro rapotnya ada satu tahun 4 kali pertiga bulan, dari
DIKNAS juga ada rapotnya. Penilaian pada dasarnya sama saja, rapot DIKNAS
masih menggunakan rapot angka, di Sekolah Alam Bintaro belum menggunakan
kurikulum 2013 tetapi jika dipelajari isi atau konsep kurikulum 2013 itu
sebenarnya konsep dari Sekolah Alam. Dimana guru menilai dari segala aspek
siswa mulai dari sikap, disiplin, tanggung jawab dan lainnya.

E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini
masih memiliki keterbatasan, diantaranya:
1. Pengambilan sampel yang terbatas.
2. Kekurangan dan kelemahan dari segi perhitungan hasil penelitian mungkin
belum sempurna.
3. Instrumen angket yang belum dapat mengukur dari segi aspek model
pendidikan alternatif sekolah alam dan Kepribadian siswa pada tingkat
sekolah dasar.

4
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah Alam Bintaro memenuhi
karakteristik model pembelajaran tematik/terpadu, yaitu berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran bersifat fleksibel,
menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip sambil bermain dan
menyenangkan.
Model pendidikan alternatif sekolah alam memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar. Hal ini
dibuktikan dengan hasil temuan yang menunjukan bahwa nilai r hitung sebesar
0,361 sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikan sebesar 0,329. Maka nilai r
hitung > r tabel, maka hipotesis nihil (Ho) yang berasumsi bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara model pendidikan alternatif sekolah alam
terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar di Sekolah Alam Bintaro
dinyatakan ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) yang berasumsi bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara model pendidikan alternatif Sekolah Alam
terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar di Sekolah Alam Bintaro
dinyatakan diterima atau disetujui. Walaupun menurut perhitungan statistik secara
kasar atau sederhana hubungan (korelasi) tersebut berada pada tingkatan rendah
namun masih dianggap signifikan.
Pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap kepribadian
siswa pada tingkat sekolah dasar, memiliki nilai koefisien korelasi 0,361 yang
berarti terdapat korelasi yang positif, hasil korelasi ini adalah korelasi rendah.
Model pendidikan alternatif sekolah alam (x) terhadap kepribadian siswa pada
tingkat sekolah dasar (y) mendapat angka koefisien determinasi sebanyak 13%,

66
67

sedangkan sisanya 87% merupakan variabel lain yang tidak dimasukan dalam
penelitian.

B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka saran peneliti adalah bagi
sekolah alam, sebaiknya proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada
pengembangan karakter, namun kembangkanlah potensi siswa pada bidang
akademik.
Bagi para pembaca yang berminat melakukan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap
kepribadian siswa pada tingkat sekolah lanjutannya. Sehingga turut memperkaya
pembuktian kepribadian siswa berdasarkan jenjang pendidikan khususnya yang
bersekolah di sekolah alam.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan terjemahnya. CV Fokus Media: Bandung,


2010

AM, Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press,
2003.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010

Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan


Evaluatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.

Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Djumhur, I. dan Moh. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung:


C. V. ILMU, 1975.

Ekosusilo, Madyo dan R.B. Kasihadi. Dasar-dasar Pendidikan. Semarang:


Effahar, 1990.

Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.

Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Irianto, Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2007.

Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Kuswara, E. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco, 1991.

Malik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.

Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2011.

Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Sapuri, Rafy. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta:


Rajawali Press, 2009.

Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang,


2003.
Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak (Peran Moral Intelektual, Emosional,
dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri). Jakarta: PT
Bumi Aksara, cet. II, 2008.

Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


Cet. v, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Jakarta: CV. Alfabeta, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2012

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2008

Trianto. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi


Pustaka Raya, 2010

Yousda, Ine I. Amirman dan Zainal Arifin. Penelitian dan Statistika Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

Z, Zurinal dan Wahdi Sayuti. Ilmu Pendidikan Pengantar & dasar-dasar


Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006
Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH


1. Bagaimana sejarah berdirinya Sekolah Alam Bintaro?
2. Bagaimana Konsep pendidikan di Sekolah Alam Bintaro?
3. Apa saja kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro?
4. Menurut ibu, apakah Sekolah Alam Bintaro ini mempunyai pengaruh dalam
membentuk kepribadian siswa?
5. Bagaimana kesan Ibu terhadap Sekolah Alam Bintaro? dan apa perbedaan
Sekolah Alam Bintaro dengan sekolah yang lain?

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU


1. Sejak kapan Ibu mengajar di Sekolah Alam Bintaro?
2. Bagaimana kesan Ibu terhadap Sekolah Alam Bintaro?
3. Menurut pengamatan Ibu, apakah Sekolah Alam Bintaro dapat membentuk
kepribadian anak menjadi lebih baik?
Lampiran 6
BERITA WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Kamis, 18 September 2014


Waktu : 10:00 – 11:00
Tempat : Saung Sekolah Alam Bintaro
Interviewee : Ibu Mayasari, S. Pd
Jabatan : Kepala Sekolah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Sekolah Alam Bintaro?


Sekolah Alam Bintaro didirikan oleh Pak Gunawan dengan Ibu Elly pada
tahun 2009, tanah sekolah ini milik keluarga Pak Gunawan. Nama Sekolah
Alam sudah bertebaran dimana-mana, namun konsep kita merujuk kepada
pendiri Sekolah Alam Pak Lendo Novo. Awalnya Sekolah Alam yaitu di
Ciganjur dan ada juga Sekolah Alam di parung. Pak Lendo benar-benar
sederhana dan mempersilahkan kita menggunakan nama Sekolah Alam.
Sekarang beberapa sekolah alam telah bergabung dalam organisasi yang
diberi nama jaringan sekolah alam nusantara (JSAN), kesekretariatan di
Sekolah Alam Bintaro. Guru- guru di Sekolah Alam Bintaro juga mendapat
pelatihan dan mendapat materi yang sama tentang bagaimana mengajar di
Sekolah Alam. Walaupun setiap sekolah punya ciri khas masing-masing
tetapi konsepnya tetap sama.
2. Bagaimana Konsep pendidikan di Sekolah Alam Bintaro?
Sekolah Alam Bintaro ini mempunyai konsep kurikulum sendiri. Kurikulum
Diknas hanya untuk perbandingan saja karena kami tidak dapat
mengakomodasi keseluruhan materi dari DIKNAS. Apalagi bila berbenturan
dengan konsep, maka kami mengutamakan konsep. Di Sekolah Alam ini
mempunyai konsep akhlak, atau pendidikan agama dan budi pekerti, konsep
kedua logika, konsep ketiga leadership. Leadership sangat penting untuk
menjadi pemimpin tidak hanya untuk oranglain tapi diri sendiri. Keempat
enterpreneurship, melatih agar siswa bermental kuat, tekun, dan jujur. Anak-
anak berjualan untuk membentuk karakter mereka, bukan hanya menjadi
sekedar pedesaan.
3. Apa saja kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro?
Kegiatan untuk bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Art,
Komputer dan Sains dilakukan dengan terintegrasi. Greenlab satu minggu
satu kali, kelas 1-6 melakukan penanaman sampai panen dengan tanaman
yang berbeda-beda sesuai dengan levelnya. Untuk belajar matematika juga
bisa menggunakan Greenlab seperti untuk menghitung tinggi pohon atau
banyaknya daun dan lain-lain. Di sekolah Alam Bintaro satu kelas maksimal
24 orang.
4. Menurut ibu, apakah Sekolah Alam Bintaro ini mempunyai pengaruh
dalam membentuk kepribadian siswa?
Pengaruh sekolah alam terhadap kepribadian siswa belum terlalu banyak
terlihat untuk SD, namun anak-anak ini bisa terlihat ketika berbaur dengan
anak sekolah lain, seperti misalnya tahun lalu anak-anak lomba bertemu
dengan sekolah non alam. Mereka kaget karena melihat guru-gurunya marah-
marah sampai mereka langsung mengatakan kalah lomba malah dimarah-
marahin ya. Untuk kami bukan juaranya yang kami kejar yang penting
mereka suportif ketika berlomba. Anak disini aktivitas bermain dan
berinteraksinya berbeda dengan anak-anak lain, mereka masih murni anak-
anak yang lain sudah makin banyak pegang gadget. Sekarang ini kan banyak
anak-anak yang terpapar pornografi untuk itu kami melakukan antisipasi.
Kalau disini anak-anak benar-benar mendapatkan dunia anak-anaknya. Ketika
hujan mereka benar-benar bermain sampai guling-gulingan.
5. Bagaimana kesan ibu terhadap Sekolah Alam Bintaro? dan apa
perbedaan Sekolah Alam Bintaro dengan sekolah yang lain?
 Dari sisi siswa
Anak-anak memiliki karakter yang polos dan jujur, memiliki kemandirian
yang tinggi dan empati. Karena disini anak-anak banyak menemui
karakter yang berbeda-beda, kemampuan yang berbeda-beda samapai
teman yang berkebutuhan khusus. Rata-rata anak disini kinestetik.
 Dari sisi SDM
Upgrading untuk mengubah mindset dari sekolah biasa/konvensional ke
sekolah luar biasa/ out of the box membutuhan waktu yang cukup panjang
termasuk penanaman dan pembiasaan “karakter baik” yang akan diteladani
oleh siswa. Sehingga, guru-guru di Sekolah Alam haruslah guru yang unik,
pembelajar dan religius. Sama seperti para siswa, guru-guru di sini cukup
polos dan jujur.

Dengan Hormat,
Tangerang, 29 September 2014

Mayasari, S.Pd
NIP.
Lampiran 7
BERITA WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Senin, 29 September 2014


Waktu : 13:00 – 14:00
Tempat : Ruang kelas
Interviewee : Siti Aisah, S. P
Jabatan : Guru kelas

1. Sejak kapan Ibu mengajar di Sekolah Alam Bintaro?


Awal tahun 2011, sudah 2 tahun.
2. Bagaimana kesan Ibu terhadap Sekolah Alam Bintaro?
Kesan saya, Sekolah Alam Bintaro memberikan pelajaran yang berharga
untuk saya. Terutama membuat saya menjadi lebih kreatif untuk mengajar
anak-anak. Dan membuat saya agar memberikan contoh atau teladan terlebih
dahulu sebelum meminta siswa untuk melakukan apa yang saya perintahkan.
Seperti membuang sampah pada tempatnya, sebelumnya saya sudah
mencontohkan kepada mereka. Sehingga ketika mereka saya perintahkan
untuk membuang sampah pada tempatnya, mereka pun melakukannya.
3. Menurut pengamatan ibu, apakah Sekolah Alam Bintaro dapat
membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik?
Menurut saya iya. Karena di Sekolah Alam Bintaro, anak-anak diajarkan
bagaimana peduli dengan alam di sekitar, peduli dengan teman, kemampuan
bertoleransi terutama kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
Karena di kelas kami terdapat anak yang memiliki kebutuhan khusus, dan
anak- anak normal lainnya sudah terbiasa bergaul dengan mereka. Selain itu
juga metode yang kami ajarkan disini yaitu metode pengalaman dimana anak
menemukan sendiri berdasarkan pengalamannya. Seperti pelajaran
matematika mengenai hitung-hitungan, saya mengajak anak-anak untuk
menghitung dengan daun, Jadi, anak-anak akan mudah mengerti karena
mereka tahu mengapa 1 + 1 = 2, tidak cuma tahu angka tetapi mereka tahu
mengapa bisa menjadi 2 hasilnya.

Dengan Hormat,
Tangerang, 29 September 2014

Siti Aisah, S. P
NIP.
BERITA WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Senin, 29 September 2014


Waktu : 13:00 – 14:00
Tempat : Ruang kelas
Interviewee : Inayati Shintia R., S.T
Jabatan : Guru Pendamping

1. Sejak kapan Ibu mengajar di Sekolah Alam Bintaro?


9 bulan.
2. Bagaimana kesan Ibu terhadap Sekolah Alam Bintaro?
Kesan saya, Sekolah Alam Bintaro memberikan pelajaran yang sangat
berharga terutama dalam mendidika anak. Terutama saya juga seorang ibu
sehingga saya dapat mengerti bagaimana psikologi anak-anak. Di Sekolah
Alam Bintaro kami menekankan bahwa anak-anak itu tidak sama, mereka
memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Sekolah Alam
Bintaro memfasilitasi mereka untuk mengembangkan bakat dan minat mereka.
3. Menurut pengamatan ibu, apakah Sekolah Alam Bintaro dapat
membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik?
Menurut saya iya. Karena di Sekolah Alam Bintaro anak-anak diajarkan agar
memiliki kepribadian yang baik seperti membersihkan barang-barang pribadi
milik mereka (sepatu, sendal, tas), meminta maaf jika melakukan kesalahan
dan tidak mengulanginya lagi, ketika kelas kotor mereka membersihkannya,
saling berbagi makanan ketika teman tidak membawa makanan, bertanggung
jawab apabila menemukan barang milik teman agar segera dikembalikan, dan
berani berkata tidak untuk hal-hal yang tidak baik. Hal-hal tersebut bisa kami
lakukan karena dari awal kami mempunyai peraturan yang harus anak-anak
patuhi dan jika melanggar anak-anak siap mendapat konsekuensianya.
Adapun peraturannya antara lain angkat tangan ketika berbicara, mencintai
teman, dan berkata dengan perkataan yang baik.
Dengan Hormat,
Tangerang, 29 September 2014

Inayati Shintia R., S.T


NIP.
Lampiran 8

KISI – KISI INSTRUMEN ANGKET

Variabel Indikator No. Item Jumlah


Model Pendidikan 1. Pengembangan model 1, 3, 6, 8, 4
Alternatif Sekolah pendidikan alternatif Sekolah
Alam. Alam pada sekolah dasar .
2. Penerapan Model Pendidikan 2, 7, 9 3
Alternatif Sekolah Alam.
3. Kegiatan pembelajaran 4, 5, 10 3
dengan Model Pendidikan
Alternatif Sekolah Alam.
Kepribadian Siswa 1. Aspek-aspek kepribadian 11, 18 2
a. Aspek Fisik
b. Aspek Psikis
2. Tipe-tipe kepribadian siswa. 12, 13, 3
a. Aspek Biologis 14,
b. Aspek Sosiologis
c. Aspek Psikologis
3. Perkembangan kepribadian 15, 16, 17, 5
a. Mandiri 19, 20
b. Percaya diri
c. Sosial
20
ANGKET PENELITIAN TENTANG PENGARUH MODEL PENDIDIKAN
ALTERNATIF SEKOLAH ALAM TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA
PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD)

Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari/ Tanggal :
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat dan pilihlah jawaban yang
benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu
jangan dipengaruhi oleh jawaban temanmu.
3. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang
sesuai dengan keadaan kamu sebenarnya.
B. Pertanyaan
1. Apakah kamu merasa senang bersekolah di Sekolah Alam Bintaro?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
2. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat motivasi belajar kamu semakin
meningkat?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
3. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semangat untuk belajar?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
4. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semakin aktif dalam
belajar?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
5. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu dapat bekerjasama dengan
teman dalam pembelajaran?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
6. Apakah Sekolah Alam Bintaro dapat meningkatkan hasil belajar kamu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
7. Apakah kamu merasa lebih berkonsentrasi mengikuti pembelajaran di
Sekolah Alam Bintaro?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
8. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu belajar hidup mandiri?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
9. Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro membuat kamu
menemukan bakat dan minat kamu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
10. Apakah kamu mudah bergaul dengan temanmu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
11. Apakah kamu mudah menyerap pelajaran dengan baik?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
12. Apakah kamu merasa tergolong orang yang aktif dan giat belajar?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
13. Apakah kamu suka malas datang ke Sekolah Alam Bintaro?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
14. Apakah kamu terkadang mudah sedih jika hasil ulanganmu tidak bagus?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
15. Apakah jika temanmu tidak memiliki pensil atau penghapus, kamu akan
meminjamkannya?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
16. Apakah kamu suka bertanya kepada guru, jika tidak mengerti pelajaran
yang telah dijelaskan?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
17. Apakah kamu pernah mengoreksi tugas bersama-sama dengan teman
sekelas?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
18. Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro (Misal: OutBound,
Renang, Berkebun, Komputer, Bisnis, Games, Melukis, Seni Budaya dan
lain-lain) semakin menambah pengetahuan dan keterampilan kamu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
19. Apakah kegiatan Outbound membuat kamu memiliki sifat kepemimpinan?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
20. Apakah kamu suka mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah Alam
Bintaro? (misal: shalat berjama’ah).
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
Lampiran 9

Perhitungan Uji Validitas Instrumen Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam (X)

Butir soal item x


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 jumlah
1 1 1 2 2 4 4 1 4 1 1 21
2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 23
3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 20
4 4 3 4 2 4 2 1 4 4 4 32
5 4 3 2 4 3 4 2 4 2 4 32
6 3 2 2 2 3 2 1 4 3 2 24
7 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19
8 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 28
9 3 4 2 3 1 3 2 4 4 3 29
10 2 3 4 2 4 2 1 2 4 4 28
11 2 2 4 3 1 4 2 2 2 2 24
12 3 2 2 3 4 3 2 4 1 2 26
13 4 4 4 4 3 3 2 2 1 3 30
14 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 24
15 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 34
16 2 1 2 2 4 3 1 1 2 2 20
17 4 2 2 4 3 4 3 2 2 2 28
18 4 2 2 3 4 2 4 4 2 3 30
19 4 3 2 4 2 2 1 3 3 2 26
20 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38
21 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 31
22 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 23
23 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
24 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37
25 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 27
26 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 27
27 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 24
28 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 37
29 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 34
30 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 24
31 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 27
32 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38
33 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 36
34 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 33
35 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 26
36 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28
37 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 30
38 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 33
Jumlah 115 109 105 110 117 107 93 117 107 114 1090
r hitung 0.699 0.804 0.68 0.6 0.431 0.526 0.482 0.56 0.542 0.729
r tabel 0. 329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329
Keterangan V V V V V V V V V V

Langkah-langkah untuk menghitung Validitas yaitu:


1. Mencari R hitung,
Di bawah ini cara mencari R hitung pada Item Nomor 1

Responden x Y xy
1 1 21 21 1 441
2 2 23 46 4 529
3 2 20 40 4 400
4 4 32 128 16 1024
5 4 32 128 16 1024
6 3 24 72 9 576
7 2 19 38 4 361
8 4 28 112 16 784
9 3 29 87 9 841
10 2 28 56 4 784
11 2 24 48 4 576
12 3 26 78 9 676
13 4 30 120 16 900
14 3 24 72 9 576
15 3 34 102 9 1156
16 2 20 40 4 400
17 4 28 112 16 784
18 4 30 120 16 900
19 4 26 104 16 676
20 4 38 152 16 1444
21 4 31 124 16 961
22 2 23 46 4 529
23 4 39 156 16 1521
24 3 37 111 9 1369
25 3 27 81 9 729
26 3 27 81 9 729
27 2 24 48 4 576
28 4 37 148 16 1369
29 3 34 102 9 1156
30 2 24 48 4 576
31 2 27 54 4 729
32 4 38 152 16 1444
33 4 36 144 16 1296
34 4 33 132 16 1089
35 3 26 78 9 676
36 3 28 84 9 784
37 2 30 60 4 900
38 3 33 99 9 1089
Jumlah 115 1090 3424 377 32374

= = = 0,699347

2. Bandingkan dengan R tabel


- Jika R hitung > R tabel maka Valid
- Jika R hitung < R tabel maka Tidak Valid
Lampiran 10

Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar
(Y)

Butir soal Item Y


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 2 2 3 1 2 4 2 3 1 4 24
2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 21
3 4 2 3 3 2 2 2 4 4 2 28
4 3 4 4 2 4 2 2 3 2 4 30
5 2 4 4 2 3 2 3 4 4 4 32
6 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 26
7 3 2 4 3 2 4 2 2 3 2 27
8 2 2 3 3 2 3 2 2 4 4 27
9 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 27
10 2 2 3 4 4 4 3 4 2 4 32
11 2 3 3 4 1 4 1 2 3 4 27
12 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 27
13 2 4 2 2 3 3 2 3 4 3 28
14 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 32
15 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 36
16 3 3 4 4 1 2 4 1 2 4 28
17 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3 31
18 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 34
19 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 32
20 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 35
21 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 33
22 3 2 3 4 3 2 1 2 2 4 26
23 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38
24 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37
25 2 2 3 1 3 3 2 3 2 4 25
26 2 2 3 1 3 3 2 3 2 4 25
27 2 2 4 4 3 4 1 4 1 3 28
28 3 4 3 3 4 4 1 4 3 4 33
29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38
30 2 2 3 4 2 3 3 3 2 4 28
31 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 30
32 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 33
33 2 2 3 3 4 2 2 4 4 3 29
34 2 2 4 3 2 2 4 3 3 3 28
35 2 2 3 3 3 3 2 4 4 4 30
36 2 2 4 3 3 3 2 4 4 4 31
37 2 2 3 4 2 4 2 4 4 4 31
38 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 35
Jumlah 102 100 128 118 112 122 92 122 112 134 1142
r hitung 0.581 0.52 0.36 0.35 0.63 0.4 0.494 0.509 0.501 0.46
r tabel 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329 0,329
Keterangan V V V V V V V V V V

Langkah-langkah untuk menghitung Validitas yaitu:


1. Mencari R hitung,
Di bawah ini cara mencari R hitung pada Item Nomor 1

Responden x Y Xy
1 2 24 48 4 576
2 2 21 42 4 441
3 4 28 112 16 784
4 3 30 90 9 900
5 2 32 64 4 1024
6 2 26 52 4 676
7 3 27 81 9 729
8 2 27 54 4 729
9 3 27 81 9 729
10 2 32 64 4 1024
11 2 27 54 4 729
12 3 27 81 9 729
13 2 28 56 4 784
14 3 32 96 9 1024
15 3 36 108 9 1296
16 3 28 84 9 784
17 4 31 124 16 961
18 4 34 136 16 1156
19 2 32 64 4 1024
20 4 35 140 16 1225
21 3 33 99 9 1089
22 3 26 78 9 676
23 4 38 152 16 1444
24 4 37 148 16 1369
25 2 25 50 4 625
26 2 25 50 4 625
27 2 28 56 4 784
28 3 33 99 9 1089
29 4 38 152 16 1444
30 2 28 56 4 784
31 2 30 60 4 900
32 2 33 66 4 1089
33 2 29 58 4 841
34 2 28 56 4 784
35 2 30 60 4 900
36 2 31 62 4 961
37 2 31 62 4 961
38 4 35 140 16 1225
Jumlah 102 1142 3135 298 34914

= = = 0,580697

2. Bandingkan dengan R tabel


- Jika R hitung > R tabel maka Valid
- Jika R hitung < R tabel maka Tidak Valid
Lampiran 11

Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam (X)

Butir soal Item x


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 1 1 2 2 4 4 1 4 1 1 21 441
2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 23 529
3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 20 400
4 4 3 4 2 4 2 1 4 4 4 32 1024
5 4 3 2 4 3 4 2 4 2 4 32 1024
6 3 2 2 2 3 2 1 4 3 2 24 576
7 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 19 361
8 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 28 784
9 3 4 2 3 1 3 2 4 4 3 29 841
10 2 3 4 2 4 2 1 2 4 4 28 784
11 2 2 4 3 1 4 2 2 2 2 24 576
12 3 2 2 3 4 3 2 4 1 2 26 676
13 4 4 4 4 3 3 2 2 1 3 30 900
14 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 24 576
15 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 34 1156
16 2 1 2 2 4 3 1 1 2 2 20 400
17 4 2 2 4 3 4 3 2 2 2 28 784
18 4 2 2 3 4 2 4 4 2 3 30 900
19 4 3 2 4 2 2 1 3 3 2 26 676
20 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 1444
21 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 31 961
22 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 23 529
23 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 1521
24 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 37 1369
25 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 27 729
26 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 27 729
27 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 24 576
28 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 37 1369
29 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 34 1156
30 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 24 576
31 2 3 2 3 3 3 2 2 3 4 27 729
32 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 1444
33 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 36 1296
34 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 33 1089
35 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 26 676
36 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28 784
37 2 4 2 4 4 2 2 2 4 4 30 900
38 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 33 1089
Jumlah 115 109 105 110 117 107 93 117 107 114 1090 32374
Varians 0.7831 0.82 0.834 0.657 0.777 0.695 0.957 0.885 1.019 0.8108 11188100
varians item 8.239
varians total 29.163

Langkah-langkah untuk mencari reliabilitas yaitu:

1. Mencari Varians ( dengan menggunakan rumus:


Untuk varian Nomor Item 1 yaitu:

= 0,76
Perhitungan varians nomor item 2-38 menggunakan rumus yang sama, maka diketahui hasilnya di tabel di atas.

2. Mencari jumlah varians item ( ) yaitu

= 8, 24
3. Mencari Varians Total
4. Mencari Realibitas instrument dihitung dengan menggunakan rumus Alpha yaitu:

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa realibitas instrument termasuk dalam kategori sangat tinggi. Berarti instrument cukup
handal untuk mengambil data.
Lampiran 12

Perhitungan Instrumen Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar

Butir soal Item y


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 2 2 3 1 2 4 2 3 1 4 24 576
2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 21 441
3 4 2 3 3 2 2 2 4 4 2 28 784
4 3 4 4 2 4 2 2 3 2 4 30 900
5 2 4 4 2 3 2 3 4 4 4 32 1024
6 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 26 676
7 3 2 4 3 2 4 2 2 3 2 27 729
8 2 2 3 3 2 3 2 2 4 4 27 729
9 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 27 729
10 2 2 3 4 4 4 3 4 2 4 32 1024
11 2 3 3 4 1 4 1 2 3 4 27 729
12 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 27 729
13 2 4 2 2 3 3 2 3 4 3 28 784
14 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 32 1024
15 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 36 1296
16 3 3 4 4 1 2 4 1 2 4 28 784
17 4 2 4 3 2 3 4 3 3 3 31 961
18 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 34 1156
19 2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 32 1024
20 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 35 1225
21 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 33 1089
22 3 2 3 4 3 2 1 2 2 4 26 676
23 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38 1444
24 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37 1369
25 2 2 3 1 3 3 2 3 2 4 25 625
26 2 2 3 1 3 3 2 3 2 4 25 625
27 2 2 4 4 3 4 1 4 1 3 28 784
28 3 4 3 3 4 4 1 4 3 4 33 1089
29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 38 1444
30 2 2 3 4 2 3 3 3 2 4 28 784
31 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 30 900
32 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 33 1089
33 2 2 3 3 4 2 2 4 4 3 29 841
34 2 2 4 3 2 2 4 3 3 3 28 784
35 2 2 3 3 3 3 2 4 4 4 30 900
36 2 2 4 3 3 3 2 4 4 4 31 961
37 2 2 3 4 2 4 2 4 4 4 31 961
38 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 35 1225
jumlah 102 100 128 118 112 122 92 122 112 134 1142 34914
varians 0.6543 0.725 0.293 0.799 0.862 0.657 0.791 0.711 0.916 0.5263 1304164
varians item 6.936
varians total 15.629

Langkah-langkah untuk mencari reliabilitas yaitu:

1. Mencari Varians ( dengan menggunakan rumus:


Untuk varian Nomor Item 1 yaitu:

= 0,64
Perhitungan varians nomor item 2-38 menggunakan rumus yang sama, maka diketahui hasilnya di tabel di atas.
2. Mencari jumlah varians item ( ) yaitu

= 6,94
3. Mencari Varians Total

= 15,63
4. Mencari Realibitas instrument dihitung dengan menggunakan rumus Alpha yaitu:

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa realibitas instrument termasuk dalam kategori kurang. Berarti instrument tidak cukup
handal untuk mengambil data.
Lampiran 13
Perhitungan Distribusi Frekuensi Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam
1. Rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 39 – 19
= 20
2. Banyak kelas interval
Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 38
= 1 + 3,3 (1.58)
= 5.21 dibulatkan menjadi 5

3. Panjang Kelas =

=4
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas maka dapat disusun distribusi frekuensi
sebagai berikut :

Nilai F Xi fi.xi (xi- f(xi-


19 – 22 4 20.5 82 65.69529086 262.781163
23 – 26 10 24.5 245 16.8531856 168.531856
27 – 30 11 28.5 313.5 0.011080332 0.12188366
31 – 34 7 32.5 227.5 15.16897507 106.182825
35 – 39 6 36.5 219 62.32686981 373.961219
Jumlah 38 142.5 1087 160.0554017 911.578947

1. Mean

=
2. Simpangan Baku

= 11. 13796

3. Median

Median = +P

4. Modus

Modus = +P
Lampiran 14
Perhitungan Distribusi Frekuensi Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah
Dasar
1. Rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 38 - 21
= 17
2. Banyak kelas interval
Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 38
= 1 + 3,3 (1.58)
= 5,21 dibulatkan menjadi 5

3. Panjang Kelas =

Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas maka dapat disusun distribusi frekuensi
sebagai berikut :
Nilai F Xi fi.xi (xi- f(xi-
21 – 24 2 22.5 45 54.29362881 108.587258
25 – 28 15 26.5 397.5 11.34626039 170.193906
29 – 32 11 30.5 335.5 0.398891967 4.38781163
33 – 36 7 34.5 241.5 21.45152355 150.160665
37 - 40 3 38.5 115.5 74.50415512 223.512465
Jumlah 38 152.5 1135 15038.50416 571463.158

1. Mean

=
2. Simpangan Baku

= 185,4031

3. Median

Median = +P

4. Modus

Modus = +P

= 32,5

Anda mungkin juga menyukai