Oleh :
Nur Asiyah
1110011000085
i
ABSTRACT
Segala puji dan syukur atas hadirat Allah Swt, yang telah memberikan
nikmat sehat dan petunjuk serta kekuatan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penulisan Skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Saw yang telah membangkitkan semangat pahlawan tanpa jasa untuk
selalu mengajarkan dan mendidik generasi penerus demi masa depan yang cerah.
Terselesaikannya Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pendidikan
Alternatif Sekolah Alam Terhadap Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah
Dasar”ini merupakan hasil kerja penulis yang tidak terlepas dari dukungan
ii
7. Mayasari, S. Pd, selaku kepala sekolah SD di Sekolah Alam Bintaro beserta
guru-guru dan tata usaha.
8. Subandi, S. Th. I, selaku kepala sekolah SDIT AL-Qur’aniyyah beserta
dewan guru dan Tata usaha.
9. Sahabat saya, Sarah Rizki Fajri yang selalu menemani saya mewujudkan
cita-cita dan mimpi saya. Semoga Allah senantiasa mewujudkan cita-cita
dan mimpi kita serta melanjutkan perjalanan kita ke tempat-tempat
selanjutnya, Amin.
10. Battal Mollaoglu, yang telah memberi kesempatan terbesar dalam hidup
saya dan selalu memberi semangat serta dukungannya sehingga
terselesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua kebaikannya,
Amin.
11. Teman-teman PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2010, semoga
apa yang kita cita-citakan dapat terwujud, Amin.
12. Semua pihak yang telah membantu demi selesainya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah menjadikannya sebagai
pemberat amal kebajikan bagi kita semua, amin.
Tak ada gading yang tak retak, dalam istilah pribahasa Indonesia. No body
is perfect because the man is not an angel, dalam istilah bahasa Inggris. Penulis
menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi wawasan bagi cakrawala
ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua, amin.
Nur Asiyah
1110011000085
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... ......... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam ................................ 6
1. Pengertian Model Pendidikan ................................................. 6
2. Pengertian Pendidikan Alternatif ............................................ 7
3. Pengertian Sekolah Alam ........................................................ 8
4. Karakteristik Sekolah Alam .................................................... 10
5. Kurikulum Sekolah Alam ........................................................ 11
6. Metode Pembelajaran di Sekolah Alam .................................. 12
B. Kepribadian Siswa............................... ........................................ 13
1. Pengertian Siswa dan karakteristiknya .................................... 13
2. Pengertian Kepribadian ........................................................... 15
3. Aspek-aspek Kepribadian........................................................ 17
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian ..................... 18
5. Tipe-tipe Kepribadian.............................................................. 19
6. Perkembangan Kepribadian .................................................... 21
7. Kepribadian dalam Perspektif Islam ....................................... 23
iv
C. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................... 26
D. Kerangka Berfikir ........................................................................ 26
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 28
B. Metode Penelitian ........................................................................ 28
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 28
D. Populasi dan Sampel .................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 31
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 33
H. Hipotesis Statistik ......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah Alam Bintaro ..................................... 40
1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah Alam Bintaro ................ 40
2. Visi dan Misi ........................................................................... 41
3. Keadaan Guru Sekolah Alam Bintaro..................................... 41
4. Kurikulum Sekolah Alam Bintaro .......................................... 43
5. Sarana dan Prasarana .............................................................. 44
B. Deskripsi Data ............................................................................... 45
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 58
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 61
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 67
B. Saran ............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, perkembangan kepribadian pada masa bayi hingga remaja
harus benar-benar diperhatikan. Seperti ketika masih bayi, anak buang air kecil
atau besar, harus segera diganti popoknya. Ini bertujuan disamping memelihara
kesehatan bayi, juga berarti membiasakan selalu bersih. Bayi jangan dibiarkan
berlama-lama bergelimang kencing atau kotoran lainnya. Jika bayi menangis,
jangan terus digendong, hal itu akan memanjakannya. Melalui pembiasaan-
pembiasaan tersebut diharapkan akan membentuk kepribadian anak sejak dini.
Bila bayi sudah besar dan pandai berjalan, perlu pengawasan yang lebih intensif
agar tidak cedera, Anak perlu diberi kesempatan bermain dengan atau tanpa
benda, sesuai dengan tingkat perkembangannya. Anak kecil jangan terlalu
dicampuri bermain, jangan terlalu sering ditolong, biarkan dia sendiri bermain,
berlatih dan bekerja secara mandiri. Tetapi kita tetap jangan lalai mengawasinya.
Si kecil (umur 2-5 tahun) itu sudah dapat diajak berkomunikasi.
Kesempatan ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk membiasakannya
melakukan hal yang baik (positif) dan ketika dewasa menjadi terbiasa dengan
kebiasaan baik itu. Setiap hari anak kecil itu harus disuruh mandi atau
dimandikan, pakai sabun, gosok gigi, ganti pakaian kalau sudah kotor, makan
dengan teratur, tidur dan bangun pada waktunya. Demikian seterusnya
terhadap hal-hal yang positif lainnya harus dilatih secara berlanjut dan teratur,
sehingga lama-kelamaan menjadi terbiasa dan mendarah daging.2
1
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), h. 129
2
Ibid., h. 130
3
pada periode ini berlangsung lebih sulit jika dibandingkan pada masa sebelum
sekolah. Karena anak pada usia ini semakin banyak bergaul, di sekolah dan luar
sekolah, sehingga pengalamannya semakin banyak. Akibatnya pengaruh yang
diterimanya dari luar (positif atau negatif) semakin banyak mewarnai kepribadian
yang dibina orangtua di rumah. Di dalam perkembangan ini, peranan orangtua dan
lingkungan tempat anak tumbuh akan sangat berpengaruh pada perkembangan
kepribadian di masa mendatang
Dalam hal ini, orangtua yang biasa monopoli untuk menempa kepribadian
anaknya mulai berkurang, karena sebagian beralih kepada guru di sekolah dan
sebagian lagi beralih kepada lingkungan pergaulan anak, baik di sekolah
maupun diluar. Dalam beberapa situasi dan kondisi tertentu, peranan guru
lebih dominan (menonjol) dalam pembentukan kepribadian anak. Hal ini
terutama pada anak-anak SD. Sehingga apa yang dikatakan gurunya lebih
diyakini daripada orang tuanya. Adanya dominasi orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak yang belum sekolah dapat dimengerti, karena
pengaruh dari luar terhadap diri anak masih sangat terbatas, sehingga apa
yang diberikan orang tua belum mendapat perubahan.3
3
Ibid., h. 130
4
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang disebutkan bahwa sekolah alam sebagai model
pendidikan alternatif diharapkan mampu membentuk kepribadian anak menjadi
pribadi yang unggul, kreatif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap
sesama. Maka, berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di
identifikasikan beberapa masalah yaitu:
1. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
2. Mengenal tipe kepribadian masing-masing siswa.
3. Sekolah Alam dapat dijadikan model pendidikan alternatif dalam
mengembangkan kepribadian siswa.
4. Fenomena munculnya sekolah alam sebagai model alternatif pendidikan.
5
C. Pembatasan Masalah
Dengan melihat identifikasi masalah diatas, maka untuk menetapkan
secara tegas dan jelas peneliti membatasi perumusan masalah pada Pengaruh
Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam terhadap kepribadian siswa pada
Tingkat Sekolah Dasar di Sekolah Alam Bintaro-Pondok Aren?
D. Perumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah diatas peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut : Apakah ada pengaruh yang signifikan model pendidikan alternatif
Sekolah Alam terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar?
1
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 51
2
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka Raya,
2010), h. 73
3
Madyo Ekosusilo dan R.B. Kasihadi, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang: Effahar,
1990), h. 12
6
7
4
Ibid., h. 12
5
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 5
8
yang maha luas juga memiliki kekurangan pada aspek ketidakjelasan antara
batas-batas pengaruh pendidikan dan batas-batas pengaruh diluar pendidikan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu.”6
6
Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & dasar-dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 10
7
Ibid., h. 10
8
Oemar Malik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 98
9
9
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (CV Fokus Media: Bandung, 2010
), h. 591
10
inilah hasil karya sang murid akan mendapatkan apresiasi yang sesuai
dengan karya ciptaannya.10
10
Santoso Budi Satmoko, Sekolah Alternatif Mengapa Tidak, (Yogyakarta: Diva Press,
2010), h. 87
12
11
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.
13
B. Kepribadian Siswa
1. Pengertian Siswa dan Karakteristiknya
Menurut Suharsimi Arikunto, “Siswa adalah siapa saja yang terdaftar
sebagai objek didik disuatu lembaga pendidikan.”12 Kita tahu bahwa di lembaga
pendidikan tingkat dasar dan menengah, yakni Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, objek didik ini disebut
siswa. Di lembaga pendidikan tingkat tinggi, yakni di Universitas, Akademi,
Institut, objek didik ini disebut mahasiswa.
Menurut Zurinal Z, “Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.13
Sedangkan menurut Sardiman AM, “Siswa atau anak didik adalah salah
satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses
belajar-mengajar. Didalam proses belajar-mengajar, siswa sebagai pihak yang
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya
secara optimal. Siswa atau anak didik itu akan menjadi faktor penentu,
sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan belajarnya.”14
Untuk itu siswa dapat menetapkan tujuan belajarnya, sehingga proses belajar-
mengajar akan berjalan secara efektif.
Mengenai pembicaraan karakteristik siswa ini ada tiga hal yang perlu
diperhatikan:
a. Karakterstik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal,
seperti kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan
hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor dan lain-lain.
b. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosial.
c. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian
seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.16
Kemampuan intelektual dan berfikir siswa dapat kita ketahui dari hasil
belajar siswa dan pendapat siswa ketika proses belajar-mengajar berlangsung.
Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting
dalam interaksi belajar-mengajar. Interaksi belajar-mengajar dapat dilakukan
ketika proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat bertanya kepada siswa dan
sebaliknya siswa dapat bertanya hal-hal yang belum dipahaminya. Untuk itu bagi
guru, informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna
dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat
menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa. Guru akan dapat merekonstruksi
dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan
menentukan metode yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari
masing-masing komponen belajar-mengajar secara optimal.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa
antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan.
b. Gaya belajar.
c. Usia.
d. Tingkat kematangan.
e. Minat.
f. Lingkungan sosial ekonomi.
g. Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan.
h. Intelegensia.
i. Sikap.
j. Prestasi belajar.
16
Ibid., h. 120
15
2. Pengertian Kepribadian
Kepribadian bukanlah sesuatu yang dapat dikenakan ataupun di tanggalkan
sebagaimana orang mengenakan pakaian ataupun mengikuti gaya mode tertentu.
Kepribadian adalah tentang diri pribadi secara keseluruhan, kepribadian adalah
sesuatu yang unik pada diri masing-masing individu.
Menurut Djaali, “Personality atau kepribadian berasal dari kata persona
yang berarti topeng, yakni alat untuk menyembunyikan identitas diri. Bagi
bangsa Romawi persona berarti “bagaimana seseorang tampak pada orang
lain”, jadi bukan diri yang sebenarnya. Adapun pribadi yang merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris person, atau persona yang dalam bahasa
Latin yag berarti manusia sebagai perseorangan, diri manusia atau diri orang
sendiri. Sumber lain melihat, pribadi (persona, personeidad) adalah akar
struktural dari kepribadian, sedang kepribadian (personality, personalidad)
adalah pola perilaku seseorang di dalam dunia.18
Secara filosofis dapat dikatakan bahwa pribadi adalah “aku yang sejati”
dan kepribadian merupakan “penampakan sang aku” dalam perilaku tertentu.
Disini muncul gagasan umum bahwa kepribadian adalah kesan yang diberikan
seseorang kepada orang lain yang diperoleh dari apa yang dipikir, dirasakan, dan
diperbuat yang terungkap melalui perilaku.
Sebagai organisasi yang dinamis, artinya kepribadian dapat berubah-ubah
dan antar berbagai komponen kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti
kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, emosi, perasaan, dan motif) memiliki
hubungan yang erat. Hubungan tersebut terorganisasi sedemikian rupa secara
bersama-sama mempengaruhi pola perilaku dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan. Dilain pihak, Freud menyebutnya “sebagai struktur yang memiliki
tiga sistem, yakni id, ego, dan super ego, dimana ego merupakan badan eksekutif
17
Ibid., h. 120
18
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 2
16
kepribadan yang menetapkan tindakan apa yang tepat, impuls id mana yang
dipuaskan dan bagaimana caranya, dan ego menjadi penengah antara id dan super
ego yang menginginkan kesempurnaan bersih terhadap realitas lingkungan dan
tuntunan norma”.19
Kepribadian manusia merupakan gabungan dari berbagai sifat dan konsep
diri orang. Jika dikaji lebih dalam sebenarnya proses ini sudah berjalan dengan
memberi pengalaman dan mewarnai perkembangan kepribadian seseorang. Jadi
secara umum, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu proses
dinamis di dalam diri, yang terus-menerus dilakukan terhadap sistem psikofisik
(fisik dan mental), sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik atau khas
pada setiap orang terhadap lingkungan.
Menurut E. Kuswara, “Pengertian lain tentang kepribadian yaitu
kepribadian berasal dari kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari
bahasa Latin: Persona. Pada mulanya kata persona ini menunjuk kepada
topeng yang biasa digunakan oleh para pemain sandiwara di zaman Romawi
dalam memainkan peranan-peranannya. Pada waktu itu, setiap pemain
sandiwara memainkan peranannya masing-masing sesuai dengan topeng yang
dikenakannya. Dari sini lambat laun kata persona (personality) berubah
menjadi satu istilah yang mengacu kepada gambaran sosial tertentu yang
diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, dimana kemudian
individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai denga
gambaran sosial (peran) yang diterimanya itu.20
19
Ibid., h. 2
20
E. Kuswara, Teori-teori Kepribadian, (Bandung: Eresco, 1991), h. 10
17
3. Aspek-aspek Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi psikofisiologi individual yang bersifat
dinamis. Ada dua aspek yang mempengaruhi kepribadian yaitu aspek fisik dan
aspek psikis. Aspek fisik berhubungan erat dengan organ-organ tubuh, bentuk,
tinggi, berat tubuh, warna kulit dan sebagainya. Aspek psikis meliputi kognitif
(kecerdasan, bakat, kemampuan, kreativitas), afektif (perasaan senang, sedih,
gembira, takut, kuatir, cemas, jengkel, marah, dan sebagainya) dan konatif
(keterampilan motorik). Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh faktor
21
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 173
22
Ibid., h. 173
18
23
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: PT
Revika Aditama, 2007), h. 201
24
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafino Persada, 2001), h. 176
25
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (Peran Moral Intelektual, Emosional, dan
Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-
II, h. 19
19
5. Tipe-tipe Kepribadian
Berdasarkan definisi dan sudut pandang para psikolog, diungkapkan
mengenai tipe-tipe kepribadian. Beberapa psikolog membagi tipe kepribadian
berbeda satu sama lain, dan perbedaan ini disebabkan oleh sudut pandang dari
mana penelitian atas kepribadian dimulai atau didasarkan oleh faktor tertentu yang
juga berbeda antara satu ahli dengan lainnya. Oleh karena itu, beberapa tipe
kepribadian yang akan dikemukakan berikut ini, dibatasi oleh pendapat yang
dianggap cukup diperbincangkan oleh para ahli.
Secara garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau dari
berbagai aspek antara lain:
a. Aspek Biologis
Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini
didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang.26
Tokoh teori ini adalah Galen, Ernest Kretschmer, William Sheldon. Menurut
Galen berdasarkan penemuannya pada doktrin Hippocrates bahwa tubuh manusia
dibentuk dari darah (blood), zat empedu kuning (yellow bile), zat empedu hitam
(black bile), zat lendir (phlegm) yang berkaitan erat dengan empat tipe tempramen
manusia berikut:
1) Sanguin dengan kekuatan pengaruh zat darah, dicirikan dengan orang
yang aktif, giat dan atletis.
26
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001), h. 167
20
b. Aspek Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan hidup dan kualitas sosial
seseorang. Yang mengemukakan teorinya berdasarkan aspek sosiologi ini antara
lain pendapat Edward Spranger yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang
ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia
membagi tipe kepribadian menjadi:
1) Tipe Teoritis, orang yang perhatiannya selalu diarahkan kepada masalah
teori dan nilai-nilai: ingin tahu, meneliti dan mengemukakan pendapat.
2) Tipe Ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada manfaat
segala sesuatu berdasarkan faedah yang dapat mendatangkan untung rugi.
3) Tipe Esthetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada masalah-
masalah keindahan.
4) Tipe Sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kearah kepentingan
kemasyarakatan dan pergaulan.
5) Tipe Politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada kepentingan
kekuasaan, kepentingan dan organisasi.
6) Tipe Religius, yaitu tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senang
dengan masalah-masalah ke-Tuhanan dan keyakinan agama.28
c. Aspek Psikologis
Dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologis, diantaranya
adalah:
1) Psychoanalysi Theory
Tokoh teori ini adalah Sigmund Freud yang mengatakan bahwa
kepribadian manusia adalah pertarungan antara id, ego, dan super ego. Id adalah
bagian kepribadian manusia yang mengendalikan dorongan biologis seperti
dorongan sex dan sifat agresif, id bertindak atas prinsip kesenangan semata,
sehingga seringkali disebut tabiat hewani manusia. super ego adalah hati nurani
yang bertindak atas prinsip moral. Super ego merupakan internalisasi dari norma
27
Djaali, Op. Cit. h. 4
28
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2001), h. 169
21
sosial dan kultural masyarakatnya, id dan super ego seringkali bertentangan, dan
ketiganya berada dalam alam bawah sadar manusia. Ego merupakan kepribadian
yang menjembatani antar keinginan id dan aturan yang ditentukan oleh super ego.
Baik id, ego, dan super ego, ketiganya berada dalam alam bawah sadar manusia.
2) Phenomenology Theory
Tokohnya adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers. Berbeda dengan
teori psikoanalisis yang menekankan pada masalah perkembangan Psychosexual,
ketidaksadaran (unconscious), teori ini lebih menekankan pada masalah persepsi,
pengertian, perasaan, dan pengertian akan diri sendiri (self).
Teori ini melihat manusia sebagai pribadi unik dan sangat individual
sifatnya, artinya kepribadian seseorang dalam perkembangannya, sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungannya, dalam hal ini orang tua dan orang-orang
yang menjadi panutannya.29
Berdasarkan teori diatas mengenai tipe-tipe kepribadian, maka peneliti
menggunakan pendekatan dengan menggunakan teori Psychoanalysi Theory dan
Phenomenology Theory. Didalam kedua teori di sebutkan bahwa perkembangan
kepribadian anak dipengaruhi oleh orangtua dan lingkungannya.
6. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian itu berlangsung melalui tiga fase, yaitu sebagai
berikut:
a. Mulai perkembangan itu sampai dengan sekitar usia 5 tahunan,
merupakan fase yang banyak berkaitan dengan kewibawaan dan
kekuasaan. Pada fase ini inti dari penghargaan diri dan sikap mengenai
aturan yang diterjemahkan dalam bentuk gambaran diri adalah
diarahkan kepada apa yang diharapkan oleh tokoh-tokoh terdekat yang
menguasainya.
b. Masa anak-anak dan remaja, merupakan masa yang sebagian besar
diarahkan pada persoalan hubungan dengan teman sebayanya. Pada
masa ini mereka mengembangkan penghargaannya terhadap harapan
orang lain serta menaruh perhatian terhadap perilaku jujur, keadilan dan
sikap bersedia membalas jasa orang lain. Jika pada fase pertama anak
pada dasarnya lebih peduli terhadap gambaran dirinya sendiri
sebagaimana diarahkan oleh orang tuanya, maka pada fase kedua anak
harus menyesuaikan gambaran dirinya dengan rekan sebayanya.
29
Ibid., h. 169
22
30
Sjarkawi, Op. Cit.., h. 22
31
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.
106
32
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2007), h. 39
23
33
Ibid., h. 40
24
34
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007), h. 176
25
berislam dan berihsan. Demikian juga, orang yang berislam seharusnya dilandasi
iman dan dituntut untuk berihsan.
Sesungguhnya dalam kepribadian manusia terkandung sifat-sifat hewan
yang tampak dari kebutuhan-kebutuhan fisik yang mesti dipuaskan demi
menjaga diri dan kelangsungan hidup. Selain itu, dalam kepribadian manusia
juga terkandung sifat-sifat malaikat yang tergambar dari kerinduan
spiritualnya untuk mengenal, beriman, beribadah, dan bertasbih kepada Allah
SWT. Adakalanya timbul pergulatan antara dua aspek kepribadian manusia
itu. Kadang-kadang, manusia tertarik oleh kebutuhan dan syahwat tubuhnya,
dan kadang-kadang pula ia tertarik oleh kebutuhan dan kerinduan
spiritualnya.35 Al-Qur’an mengisyaratkan pergulatan psikologis antara aspek
materi dan roh pada manusia dalam firman Allah SWT:
35
M. Zaka Al-Farisi, Buku Psikologi dalam Al-Qur’an (Terapi Qur’ani dalam
Penyembuhan Gangguan Kejiwaan), Terj. dari Al-Qur’an Wa ilmun Nafsi oleh Muhammad
Utsman Najati, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), hal. 362
36
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (CV Fokus Media: Bandung,
2010 ), h. 583
26
D. Kerangka Berfikir
Kepribadian merupakan ciri khas yang ada dalam setiap individu dalam
berinteraksi dengan orang lain, kepribadian itu bersifat unik dan menjadikan
setiap individu berbeda dengan yang lain. Berdasarkan penjelasan mengenai
27
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara. Dan ditarik
berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan
kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yang menyatakan
bahwa:
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pendidikan
alternatif Sekolah Alam terhadap kepribadian siswa pada tingkat
sekolah dasar.
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dan
bersifat deskriptif korelasi, yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan atau masalah. “Korelasi berarti mencari hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain.”1 Untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data
yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu penelitian lapangan.
Yakni suatu cara pengumpulan data dan fakta yang valid dengan terjun langsung
ke lapangan.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.2 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel:
1. Variabel independent (variabel bebas atau yang memberikan pengaruh).
Variabel independent dalam penelitian ini adalah model pendidikan
alternatif sekolah alam.
2. Variabel Dependent (variabel terikat atau yang dipengaruhi). Variabel
Dependent dalam penelitian ini adalah kepribadian Siswa
1 1
Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistika Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 266
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), Cet. 13 h. 161
28
29
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang
terkumpul, oleh karena itu instrumen penelitian harus dirancang secara benar.
1. Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
a. Definisi Konseptual
Model pendidikan alternatif sekolah alam adalah kerangka konseptual
atau pola yang dibuat bertujuan untuk mengembangkan kemampuan,
3
Ibid., h. 134
4
Ibid., h. 134
5
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 112
6
Op. Cit., h. 135
30
sikap, dan tingkah laku. Serta mengarahkan anak sesuai bakat dan
minatnya.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional model pendidikan alternatif sekolah alam adalah
sekolah alam diharapkan mampu mengembangkan kreativitas anak
yang akan berguna bagi masa depan mereka dengan alam sebagai
media belajar.
c. Kisi-kisi instrumen
Adapun kisi-kisi instrumen untuk variabel X yaitu Model Pendidikan
Alternatif Sekolah dapat dilihat tabel di bawah ini:
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam
Variabel Indikator No. Item Jumlah
b. Definisi Operasional
Definisi operasional Kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar
adalah kepribadian anak yang sesuai dengan perkembangan usia pada masa
anak-anak atau usia sekolah dasar.
c. Kisi-kisi instrument
Adapun kisi-kisi instrumen Y adalah Kepribadian Siswa pada Tingkat
Sekolah Dasar dapat dilihat tabel dibwah ini:
Tabel 3. 2 Kisi-kisi instrumen Kepribadian Siswa pada Tingkat
Sekolah Dasar
Variabel Indikator No. Item Jumlah
1. Observasi
“Obervasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai fenomena.”7 Jadi, Observasi
merupakan salah satu metode dalam penelitian yang berarti pengamatan,
penglihatan dalam hal ini dilakukan peneliti untuk menggali data atau informasi
dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat dan dokumen yang ada.
Adapun yang diobservasikan dalam hal ini adalah pada Pengaruh Model
Pendidikan Alternatif Sekolah Alam terhadap Kepribadian Siswa di Sekolah
Alam Bintaro pada Tingkat Sekolah Dasar.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dengan mencari data berupa buku, catatan, arsip dan
sebagainya yang berhubungan dengan sosial, seperti bagaimana Pendidikan
Alternatif seperti Sekolah Alam Bintaro dalam membentuk kepribadian siswa.
3. Wawancara
Agar data menjadi lebih lengkap, maka peneliti melakukan wawancara
secara langsung dengan informan yang terdiri dari pimpinan sekolah alam Bintaro
dan guru-guru yang mengajar disana. Sebelum melakukan wawancara, penulis
telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan instrumen
mengenai pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap
kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar. Hal ini peneliti gunakan dengan
tujuan memperoleh data yang akurat mengenai penelitian tersebut.
4. Angket
“Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau
informasi, pendapat dan paham.”8 Peneliti menyebarkan angket pada siswa untuk
memperoleh data tentang pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam
terhadap kepribadian siswa pada Tingkat Sekolah Dasar di sekolah alam Bintaro –
Pondok Aren. Angket ini diberikan kepada responden dalam hal ini adalah para
siswa-siswi yang belajar di sekolah alam Bintaro yang berjumlah 38 responden.
7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.
II, h. 153
8
Ibid., h. 166
33
a. Editing
Setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan kepada peneliti,
selanjutnya yaitu meneliti satu persatu angket yang telah diisi oleh responden dari
nomor satu sampai nomor terakhir. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap
kelengkapan dan kebenaran dalam pengisian angket sehingga terhindar dari
kekeliruan atau kesalahan sehingga menghasilkan data yang akurat dan valid.
b. Skoring
Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya peneliti memberikan
skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Dengan skor jawaban selalu = 4,
sering =3, kadang-kadang = 2 dan tidak pernah = 1.
c. Tabulating
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada.
Berdasarkan sifat masalah dan jenis data dalam penelitian ini, maka peneliti
menganalisa data dengan menggunakan teknik analisa korelasional. Teknik
analisa korelasional adalah teknik analisi statistik mengenai hubungan antara dua
variabel atau lebih.
Setelah data-data diperoleh, maka tahap selanjutnya data tersebut
dianalisis dengan analisa kuantitatif secara deskriptif. Data yang diperoleh dari
penyebaran angket kepada siswa diolah dengan cara statistik deskriptif,
dipergunakan untuk mengorganisasikan dan meringkas data numerik yang
diperoleh dari hasil pengumpulan data dilapangan dalam bentuk tabulasi data,
presentasi yang diwujudkan pada grafik-grafik atau gambar-gambar serta
perhitungan deskriptif, sehingga dapat diketahui ciri-ciri khusus dari data tersebut
yang selanjutnya dapat di interpretasikan sebagai informasi yang tegas dan jelas
tentang data tersebut.
Dalam teknis analisisnya, yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban dari
setiap responden, lalu dijumlah dan menghasilkan skor total, diklasifikasikan dan
ditabulasikan (dibuat tabel), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan
dibuat satu tabel masing-masing lalu diprosentasikan dengan rumus:
Rumusnya adalah:
35
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Number Of Cases (jumlah individu).9
Selanjutnya hasil prosentase jawaban angket ditafsirkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. 76% - 100% = Baik
b. 56% - 75% = Cukup
c. 40% - 55% = Kurang baik
d. Kurang dari 40% = Tidak baik.10
9
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1994), Cet. 16, h. 40.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), h. 94
11
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003),
cet. Ke-9, h. 11
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Jakarta: CV. Alfabeta, 2009), cet. Ke-7, h. 335
36
hasil observasi dan angket akan di analisis dengan menggunakan analisa data
statistik deskriptif, dengan tujuan untuk membuat deskriptif atau gambaran secara
sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang diteliti.
Langkah-langkah yang ditempuh antara lain:
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau keshahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah.
Pengujian validitas menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas Penelitian apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan
valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Reliabilitas
penelitian adalah derajat konsistensi intrumen yang bersangkutan. Reliabilitas
berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.13 Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat
konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat,
stabil dan konsisten.
Untuk mencari reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Menurut E.T.Ruseffendi mengkatagorikan suatu reliabilitas yaitu:
13
Zainal Arifin, Op.cit, h. 248
37
Tabel 3.4
Kategori Reliabilitas
Nilai Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kecil
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,70 Sedang
0,70 – 0,90 Tinggi
0,90 -1,00 Sangat Tinggi
c. Uji Hipotesa
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel dalam
penelitian skripsi ini, maka peneliti menggunakan teknik uji analisis korelasional
dengan rumus “Product Moment Karl Pearson” dimana rumusnya yakni sebagai
berikut:
Salah satu teknik mencari korelasi antara dua variabel dengan rumus:
38
N = Number of cases
= Jumlah perkalian antara skor X dan Y
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y.14
Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel nilai koefisien korelasi “r”
product moment baik pada taraf 5 % maupun 1 % kemudian dibuat kesimpulan
apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau tidak. Untuk lebih
memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi “r” product moment.
Setelah diketahui nilai “r”, tahap selanjutnya adalah memberikan interpretasi. Ada
dua cara memberikan interpretasi terhadap yaitu:
14
Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 137
39
Df = N-nr
Keterangan:
Df = Degree of freedom
N = Number of cases
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah diperoleh hasil Df, maka dapat dicari besar “r” yang tercantum
dalam tabel nilai “product moment” baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada
taraf 1% kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang
signifikan atau tidak.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y
digunakan rumus sebagai berikut:
KD =
Keterangan:
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
= Koefesien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.
H. Hipotesis Statistik
Keterangan:
0 = Apabila
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.
40
41
Gambar 4.1
Sekolah Alam Bintaro-Pondok Aren
2
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (CV Fokus Media: Bandung,
2010 ), h. 304
42
Alam” dan tim Konsultan Yayasan Alam Semesta. Dibawah ini nama-nama guru
Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Alam Bintaro:
Tabel 4.1
Nama guru Sekolah Alam Bintaro
No Nama
Bagian
Sekolah Alam Bintaro awalnya tidak merekrut dari keguruan, karena dari
keguruan mempunyai konsep ketika mereka belajar waktu kuliah, oleh karena itu
Sekolah Alam Bintaro banyak mengambil dari ITB dan non keguruan. Disini juga
ada guru 12 guru qiroati, kelas 1-2 muridnya lebih banyak dari kelas yang lain. Ini
baru di berlakukan pada kelas 3, 4, 5, 6 untuk qiroati. Qiroati dilakukan setiap hari
untuk kelas 1 dan 2 dimulai belajar pada jam 09:30 selama 70 menit. Sedangkan
kelas 3-6 dimulai belajar pada jam 11: 40.
Kegiatan untuk bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Art,
Komputer dan Sains banyak jamnya. Dan ada juga Greenlab satu minggu satu
kali. Untuk kelas 1-6 bercocok tanam levelnya beda-beda apa yang mereka tanam.
Untuk belajar matematika juga bisa menggunakan Greenlab seperti untuk
menghitung tinggi pohon atau banyaknya daun. Untuk belajar komputer diatur
oleh guru kelas. Untuk kelas 3 dan 4 ada 2 kelas. Di sekolah Alam Bintaro satu
kelas maksimal 24 orang.
tujuan anak menjadi bisa karena biasa tanpa membebani dan terpaksa.
Kegiatan utama berupa ibadah dan keimanan, Al-Qur’an dan Hadits, sikap
hidup dan integrasi dengan alam semesta.
b. Logika, disusun secara holistik melalui pembelajaran tematik dan Project
Based Learning (PBL) sehingga logika ilmiah siswa berkembang secara
integral. Anak mampu atau terbiasa mengamati fenomena alam, mencatat
data, melakukan eksperimen, dan membentuk sebuah teori. Juga
dikembangkan kemampuan anak dalam hal: bahasa dan daya tutur, daya pikir
dan logika, daya seni dan kreativitas.
c. Leadership, kegiatan utama berupa Outbound Mental Education untuk
membentuk karakter kemandirian dan kepemimpinan anak didik dengan
mengembangkan nilai-nilai adil, amanah, musyawarah, kerjasama,
melindungi, mengayomi, membela kaum tertindas dan menjaga
keseimbangan alam semesta.
d. Bisnis, kegiatan utama berupa aktivitas bisnis yang diperoleh dari proses
belajar siswa di sekolah sehingga mampu menumbuhkan jiwa wirausaha
sejak dini.
B. Deskripsi Data
1. Variabel X : Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
a. Data Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam
Data tentang model pendidikan alternatif Sekolah Alam dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam
Nilai F Xi fi.xi
19 – 22 4 20.5 82
23 – 26 10 24.5 245
27 – 30 11 28.5 313.5
31 – 34 7 32.5 227.5
35 – 39 6 36.5 219
Jumlah 38 142.5 1087
Mean 28.60526
S 4.96
P= x100 %
Tabel 4.3
Apakah kamu merasa senang bersekolah di Sekolah Alam Bintaro?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 14 36,84%
Sering 12 31,58%
1
Kadang-kadang 11 28,95%
Tidak Pernah 1 2,63%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa para siswa sangat
senang bersekolah di Sekolah Alam Bintaro. Hal ini terlihat responden
yang menjawab selalu 36,84%, sering 31,58%, kadang-kadang 28,95%,
dan tidak pernah 2,63%.
47
Tabel 4.4
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat motivasi belajar kamu
semakin meningkat?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 11 28,95%
Sering 12 31,58%
2
Kadang-kadang 13 34,21%
Tidak Pernah 2 5,26%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro mampu membuat motivasi belajar semakin
meningkat. Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu 28,95%,
sering 31,58%, kadang-kadang 34,21%, dan tidak pernah 5,26%.
Tabel 4.5
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semangat belajar?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 10 26,32%
Sering 11 28,95%
3
Kadang-kadang 15 39,47%
Tidak Pernah 2 5,26%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro terkadang mampu membuat siswa semangat
belajar. Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu 26,32%, sering
28,95%, kadang-kadang 39,47%, dan tidak pernah 5,26%.
48
Tabel 4.6
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semakin aktif dalam
belajar?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 9 23,68%
Sering 12 31,58%
4
Kadang-kadang 17 44,74%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro membuat siswa semakin aktif dalam belajar. Hal
ini terlihat responden yang menjawab selalu 23,68%, sering 31,58%,
dan kadang-kadang 44,74%.
Tabel 4.7
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu dapat bekerjasama
dengan teman dalam pembelajaran?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 14 36,84%
Sering 15 39,48%
5
Kadang-kadang 7 18,42%
Tidak Pernah 2 5,26%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 36,84% responden
yang menjawab selalu, 39,48% responden menjawab sering, 18,42%
responden menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 5,26% responden
yang menjawab tidak pernah. Hal ini menyatakan bahwa bersekolah di
Sekolah Alam Bintaro membuat siswa dapat bekerjasama dengan teman
dalam pembelajaran.
49
Tabel 4.8
Apakah Sekolah Alam Bintaro dapat meningkatkan hasil belajar
kamu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 10 26,32%
Sering 11 28,95%
6
Kadang-kadang 17 44,73%
Tidak Pernah - -
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran, bersekolah di Sekolah Alam Bintaro dapat
meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat responden yang menjawab
selalu 26,32%, sering 28,95%, dan kadang-kadang 44,73%.
Tabel 4.9
Apakah kamu merasa lebih berkonsentrasi mengikuti pembelajaran di
Sekolah Alam Bintaro?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 7 18,42%
Sering 9 23,68%
7
Kadang-kadang 16 42,11%
Tidak Pernah 6 15,79%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa beberapa
responden menjawab merasa lebih berkonsentrasi mengikuti
pembelajaran di Sekolah Alam Bintaro. Presentase sebanyak 18,42%
responden yang menjawab selalu, reponden yang menjawab sering
23,68%, kadang-kadang sebanyak 42,11% responden, dan menjawab
tidak pernah sebanyak 15,79%.
50
Tabel 4.10
Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu belajar hidup mandiri?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 17 44,74%
Sering 8 21,05%
8
Kadang-kadang 12 31,58%
Tidak Pernah 1 2,63%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang
menjawab bahwa beberapa siswa dapat belajar hidup mandiri.
Presentasenya sebesar 44,74%, sering 21,05%, kadang-kadang
31,58% dan responden yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,63%.
Tabel 4.11
Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro membuat kamu
menemukan bakat dan minat kamu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 12 31,58%
Sering 12 28,95%
9
Kadang-kadang 11 28,95%
Tidak Pernah 4 10,52%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kegiatan yanag ada di
Sekolah Alam Bintaro dapat membuat para siswa menemukan bakat
dan minat. Hal ini terlihat responden yang menjawab selalu dengan
presentase sebanyak 31,58%, sering 28,95%, kadang-kadang 28,95%,
dan tidak pernah sebanyak 10,52%.
51
Tabel 4.12
Apakah kamu mudah bergaul dengan temanmu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 14 36,84%
Sering 11 28,95%
10
Kadang-kadang 12 31,58%
Tidak Pernah 1 2,63%
Jumlah (N) 38 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan para siswa mudah bergaul
dengan teman-temannya. Hal ini terlihat dari responden yang
menjawab selalu sebesar 36,84%, presentase yang menjawab sering
sebanyak 28,95%, responden yang menjawab kadang-kadang dengan
presentase sebanyak 31,58%, dan responden yang menjawab tidak
pernah sebanyak 2,63%.
nilai dari 21 sampai 40 dengan skor rata- rata (mean) siswa sebesar 29,86,
simpangan baku (standar deviasi) sebesar 124,27.
Distribusi frekuensi skor Model Pendidikan alternatif Sekolah Alam
dapat digambarkan dalam Histogram sebagai berikut:
Tabel 4.14
Apakah kamu mudah menyerap pelajaran dengan baik?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 8 21,05%
Sering 10 26,32%
1
Kadang-kadang 20 52,63%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.15
Apakah kamu merasa tergolong orang yang aktif dan giat belajar?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 9 23,68%
Sering 6 15,79%
2
Kadang-kadang 23 60,53%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.16
Apakah kamu suka malas datang ke Sekolah Alam Bintaro?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu - -
Sering 1 2,63%
3
Kadang-kadang 22 57,89%
Tidak pernah 15 39,48%
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.17
Apakah kamu terkadang mudah sedih jika hasil ulanganmu tidak
bagus?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 3 7,89%
Sering 4 10,53%
4
Kadang-kadang 17 44,74%
Tidak pernah 4 36,84%
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.18
Apakah jika temanmu tidak memiliki pensil atau penghapus, kamu
akan meminjamkannya?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 2 34,21%
Sering 12 31,58%
5
Kadang-kadang 11 28,95%
Tidak pernah 2 5,26%
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.19
Apakah kamu suka bertanya kepada guru, jika tidak mengerti pelajaran
yang telah dijelaskan?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 17 44,74%
Sering 12 31,58%
6
Kadang-kadang 9 23,68%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.20
Apakah kamu pernah mengoreksi tugas bersama-sama dengan teman
sekelas?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 5 13,16%
Sering 11 28,95%
7
Kadang-kadang 17 44,74%
Tidak pernah 5 13,16%
Jumlah 38 100 %
Tabel 4.21
Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro (Misal:OutBound,
Renang, Berkebun, Komputer, Bisnis, Games, Melukis, Seni Budaya
dan lain-lain) semakin menambah pengetahuan dan keterampilan
kamu?
No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase
Selalu 17 44,74%
Sering 13 34,21%
8
Kadang-kadang 7 18,42%
Tidak pernah 1 2,63%
Jumlah 38 100 %
Selalu 14 36,84%
Sering 10 31,58%
9
Kadang-kadang 12 31,58%
Tidak pernah 2 5,26%
Jumlah 38 100 %
Selalu 25 65,79%
Sering 8 21,05%
10
Kadang-kadang 5 13,16%
Tidak pernah - -
Jumlah 38 100 %
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengatahui adakah hubungan antara
variabel X dengan variabel Y dan seberapa besar hubungan antara variabel X dan
Y.
Rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah product moment.
Di bawah ini perhitungan r product moment berdasarkan skor akhir dari variabel
X dan Y sebagai berikut:
Tabel 4.24
Uji Korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y
Responden X Y XY
1 21 24 456 361 576
2 23 21 420 400 441
3 20 28 560 400 784
4 32 30 630 441 900
5 32 32 736 529 1024
6 24 26 598 529 676
7 19 27 648 576 729
8 28 27 648 576 729
9 29 27 648 576 729
10 28 32 768 576 1024
11 24 27 648 576 729
12 26 27 702 676 729
13 30 28 728 676 784
14 24 32 832 676 1024
15 34 36 972 729 1296
16 20 28 756 729 784
17 28 31 837 729 961
18 30 34 952 784 1156
19 26 32 896 784 1024
20 38 35 980 784 1225
21 31 33 924 784 1089
22 23 26 754 841 676
23 39 38 1140 900 1444
24 37 37 1110 900 1369
25 27 25 750 900 625
26 27 25 775 961 625
27 24 28 896 1024 784
28 37 33 1056 1024 1089
59
0,361
tabel. Nilai rxy adalah 0,361, r tabel jika taraf signifikasi 5% (0,05) yaitu
0,329 sedangkan taraf signifikasi 1% (0,01) yaitu 0,424. Oleh karena itu
penulis menggunakan r tabel dengan taraf signifikasi 5% (0,05) adalah
0,329.
Demikian diketahui ternyata nilai = 0,361 lebih besar daripada r
tabel = 0,329 maka tolak artinya terdapat hubungan yang positif antara
model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap kepribadian siswa pada
tingkat sekolah dasar.
Setelah pengujian hipotesis dilakukan, maka selanjutnya untuk
mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel X terhadap variabel
Y yang dinyatakan dalam persen, maka digunakan rumus koefisien
penentu yaitu:
KD =
= x 100 %
= 0,13 x 100%
= 13%
61
Tiap angket terdiri dari 20 pertanyaan yang berbentuk pilihan dan harus
dijawab siswa dengan memberi tanda silang (X) dan diolah dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif.
Selain itu peneliti juga melakukan observasi di Sekolah Alam Bintaro, dari
observasi tersebut peneliti juga melakukan dokumentasi terhadap kegiatan-
kegiatan yang dilakukan siswa di Sekolah Alam Bintaro. Hal ini dapat dilihat dari
gambar-gambar yang peneliti ambil, diantaranya sebagai berikut:
Gambar 4.4
Saung kelas Sekolah Alam Bintaro
“Ruang kelas tidak ada pintunya, kegiatan movingnya juga banyak jadi
kelasnya benar-benar terbuka sekali. Anak yang sangat aktif kadang tidak bisa
terhandle. Jadi memang rata-rata anaknya aktif jadi guru-guru butuh energi yang
luar biasa.”3
3
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.
63
Gambar 4.5
Kantor Kepala Sekolah
Gambar 4.6
Kegiatan berternak dan berkebun
Gambar 4.7
Kegiatan memasak dan mengamati tumbuhan
64
Gambar 4.8
Kegiatan Outbound
Gambar 4.9
Kegiatan menanam pohon dan kantin
Sekolah Alam merupakan salah satu sekolah inklusi, dimana anak spesial
dengan gangguan perkembangan atau gangguan emosi ditempatkan bersama anak
normal lainnya, dengan pendampingnya guru yang berkompeten disertai program
individu masing-masing anak. Di Sekolah Alam Bintaro, untuk mengajar anak-
anak yang memiliki kebutuhan khusus bekerjasama dengan lembaga namanya
Talenta. Individual program ada pendampingnya dari Talenta. Tapi kegiatan
dikelas anak-anak spesial ikut.
Untuk mendaftar di Sekolah Alam Bintaro, siapa saja yang datang untuk
mendaftar maka pihak sekolah akan langsung menerima jika memang masih ada
kuotanya. Walaupun kemampuan akademiknya biasa-biasa saja, mereka akan
tetap di terim jika masih ada kuotanya. Konsep Sekolah Alam berbeda dengan
65
sekolah lain. Dari awal masuk anak-anak sudah diarahkan sesuai dengan
minatnya. Tahun ini sedang dibuat Sekolah Alam Bintaro untuk SMP dan SMA,
kebanyakan kegitan mereka diluar untuk magang. Mereka sudah diarahkan, jadi
mereka tahu apa yang mereka suka dan dimana bakat dan minat mereka.
Di Sekolah Alam Bintaro tetap mengikuti DIKNAS yaitu sekolah tetap
mengikuti ujian, karena tidak semua anak akan melanjutkan di Sekolah alam. Jadi
pihak sekolah sudah menyiapkan administrasi sekolah. Pihak sekolah juga tidak
mau menyusahkan anak-anak. Walaupun pelaksanaan dilapangan sesuai konsep
Sekolah Alam. Tetapi untuk masa depan peserta didik, pihak sekolah sudah
mempersiapkan.
“Pengaruh sekolah alam terhadap kepribadian siswa. belum terlalu banyak
terlihat untuk SD, namun anak-anak ini bisa terlihat ketika berbaur dengan anak
sekolah lain, seperti misalnya tahun lalu anak-anak lomba kemudian bertemu
dengan sekolah non alam. Mereka kaget karena melihat guru-gurunya marah-
marah sampai mereka langsung mengatakan mengapa anak itu kalah lomba
dimarah-marahin. Dan guru-gurunya juga bicaranya kasar sekali. Dari komentar
mereka saya pun dapat melihat bahwa anak-anak dapat mengetahui mana yang
baik dan mana yang tidak. Sedangkan kami mengajarkan kepada anak-anak didik
kami bahwa yag kami kejar bukan juaranya tetapi bagaimana mereka suportif
ketka berlomba. Atau contoh lain menjenguk teman sakit, walaupun memang
tidak diagendakan. Mereka menjenguk teman mereka yang sakit. Anak-anak
disini aktivitas bermain dan berinteraksinya berbeda dengan anak-anak lain,
mereka masih murni dimana anak-anak yang lain sudah makin banyak pegang
gadget, mereka lebih sering bergerak dan berinteraksi. Walaupun seperti itu, kami
tetap mengantisipasi bahaya pornografi, karena kami tidak ingin anak-anak
terpapar pornografi. Selain itu juga disini anak-anak benar-benar mendapatkan
dunia anak-anaknya. Ketika hujan mereka benar-benar bermain sampai guling-
gulingan. Mereka memiliki ketahanan dan ketepatan dalam menyelesaikan
66
permainan. Untuk keberanian, walaupun ada anak-anak yang masih belum berani
terhadap ketinggian justru disini terapinya.”4
Di Sekolah Alam Bintaro rapotnya ada satu tahun 4 kali pertiga bulan, dari
DIKNAS juga ada rapotnya. Penilaian pada dasarnya sama saja, rapot DIKNAS
masih menggunakan rapot angka, di Sekolah Alam Bintaro belum menggunakan
kurikulum 2013 tetapi jika dipelajari isi atau konsep kurikulum 2013 itu
sebenarnya konsep dari Sekolah Alam. Dimana guru menilai dari segala aspek
siswa mulai dari sikap, disiplin, tanggung jawab dan lainnya.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini
masih memiliki keterbatasan, diantaranya:
1. Pengambilan sampel yang terbatas.
2. Kekurangan dan kelemahan dari segi perhitungan hasil penelitian mungkin
belum sempurna.
3. Instrumen angket yang belum dapat mengukur dari segi aspek model
pendidikan alternatif sekolah alam dan Kepribadian siswa pada tingkat
sekolah dasar.
4
Wawancara dengan kepala sekolah Sekolah Alam Bintaro pada kamis, 18 September
2014.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah Alam Bintaro memenuhi
karakteristik model pembelajaran tematik/terpadu, yaitu berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran bersifat fleksibel,
menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip sambil bermain dan
menyenangkan.
Model pendidikan alternatif sekolah alam memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar. Hal ini
dibuktikan dengan hasil temuan yang menunjukan bahwa nilai r hitung sebesar
0,361 sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikan sebesar 0,329. Maka nilai r
hitung > r tabel, maka hipotesis nihil (Ho) yang berasumsi bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara model pendidikan alternatif sekolah alam
terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar di Sekolah Alam Bintaro
dinyatakan ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) yang berasumsi bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara model pendidikan alternatif Sekolah Alam
terhadap kepribadian siswa pada tingkat sekolah dasar di Sekolah Alam Bintaro
dinyatakan diterima atau disetujui. Walaupun menurut perhitungan statistik secara
kasar atau sederhana hubungan (korelasi) tersebut berada pada tingkatan rendah
namun masih dianggap signifikan.
Pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap kepribadian
siswa pada tingkat sekolah dasar, memiliki nilai koefisien korelasi 0,361 yang
berarti terdapat korelasi yang positif, hasil korelasi ini adalah korelasi rendah.
Model pendidikan alternatif sekolah alam (x) terhadap kepribadian siswa pada
tingkat sekolah dasar (y) mendapat angka koefisien determinasi sebanyak 13%,
66
67
sedangkan sisanya 87% merupakan variabel lain yang tidak dimasukan dalam
penelitian.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka saran peneliti adalah bagi
sekolah alam, sebaiknya proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada
pengembangan karakter, namun kembangkanlah potensi siswa pada bidang
akademik.
Bagi para pembaca yang berminat melakukan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh model pendidikan alternatif sekolah alam terhadap
kepribadian siswa pada tingkat sekolah lanjutannya. Sehingga turut memperkaya
pembuktian kepribadian siswa berdasarkan jenjang pendidikan khususnya yang
bersekolah di sekolah alam.
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press,
2003.
Irianto, Agus. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana, 2007.
Malik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001.
Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Yousda, Ine I. Amirman dan Zainal Arifin. Penelitian dan Statistika Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Dengan Hormat,
Tangerang, 29 September 2014
Mayasari, S.Pd
NIP.
Lampiran 7
BERITA WAWANCARA
Dengan Hormat,
Tangerang, 29 September 2014
Siti Aisah, S. P
NIP.
BERITA WAWANCARA
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari/ Tanggal :
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan cermat dan pilihlah jawaban yang
benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu
jangan dipengaruhi oleh jawaban temanmu.
3. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban A, B, C, atau D yang
sesuai dengan keadaan kamu sebenarnya.
B. Pertanyaan
1. Apakah kamu merasa senang bersekolah di Sekolah Alam Bintaro?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
2. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat motivasi belajar kamu semakin
meningkat?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
3. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semangat untuk belajar?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
4. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu semakin aktif dalam
belajar?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
5. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu dapat bekerjasama dengan
teman dalam pembelajaran?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
6. Apakah Sekolah Alam Bintaro dapat meningkatkan hasil belajar kamu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
7. Apakah kamu merasa lebih berkonsentrasi mengikuti pembelajaran di
Sekolah Alam Bintaro?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
8. Apakah Sekolah Alam Bintaro membuat kamu belajar hidup mandiri?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
9. Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro membuat kamu
menemukan bakat dan minat kamu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
10. Apakah kamu mudah bergaul dengan temanmu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
11. Apakah kamu mudah menyerap pelajaran dengan baik?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
12. Apakah kamu merasa tergolong orang yang aktif dan giat belajar?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
13. Apakah kamu suka malas datang ke Sekolah Alam Bintaro?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
14. Apakah kamu terkadang mudah sedih jika hasil ulanganmu tidak bagus?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
15. Apakah jika temanmu tidak memiliki pensil atau penghapus, kamu akan
meminjamkannya?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
16. Apakah kamu suka bertanya kepada guru, jika tidak mengerti pelajaran
yang telah dijelaskan?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
17. Apakah kamu pernah mengoreksi tugas bersama-sama dengan teman
sekelas?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
18. Apakah kegiatan yang ada di Sekolah Alam Bintaro (Misal: OutBound,
Renang, Berkebun, Komputer, Bisnis, Games, Melukis, Seni Budaya dan
lain-lain) semakin menambah pengetahuan dan keterampilan kamu?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
19. Apakah kegiatan Outbound membuat kamu memiliki sifat kepemimpinan?
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
20. Apakah kamu suka mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah Alam
Bintaro? (misal: shalat berjama’ah).
A. Selalu C. Kadang-kadang
B. Sering D. Tidak pernah
Lampiran 9
Perhitungan Uji Validitas Instrumen Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam (X)
Responden x Y xy
1 1 21 21 1 441
2 2 23 46 4 529
3 2 20 40 4 400
4 4 32 128 16 1024
5 4 32 128 16 1024
6 3 24 72 9 576
7 2 19 38 4 361
8 4 28 112 16 784
9 3 29 87 9 841
10 2 28 56 4 784
11 2 24 48 4 576
12 3 26 78 9 676
13 4 30 120 16 900
14 3 24 72 9 576
15 3 34 102 9 1156
16 2 20 40 4 400
17 4 28 112 16 784
18 4 30 120 16 900
19 4 26 104 16 676
20 4 38 152 16 1444
21 4 31 124 16 961
22 2 23 46 4 529
23 4 39 156 16 1521
24 3 37 111 9 1369
25 3 27 81 9 729
26 3 27 81 9 729
27 2 24 48 4 576
28 4 37 148 16 1369
29 3 34 102 9 1156
30 2 24 48 4 576
31 2 27 54 4 729
32 4 38 152 16 1444
33 4 36 144 16 1296
34 4 33 132 16 1089
35 3 26 78 9 676
36 3 28 84 9 784
37 2 30 60 4 900
38 3 33 99 9 1089
Jumlah 115 1090 3424 377 32374
= = = 0,699347
Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kepribadian Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar
(Y)
Responden x Y Xy
1 2 24 48 4 576
2 2 21 42 4 441
3 4 28 112 16 784
4 3 30 90 9 900
5 2 32 64 4 1024
6 2 26 52 4 676
7 3 27 81 9 729
8 2 27 54 4 729
9 3 27 81 9 729
10 2 32 64 4 1024
11 2 27 54 4 729
12 3 27 81 9 729
13 2 28 56 4 784
14 3 32 96 9 1024
15 3 36 108 9 1296
16 3 28 84 9 784
17 4 31 124 16 961
18 4 34 136 16 1156
19 2 32 64 4 1024
20 4 35 140 16 1225
21 3 33 99 9 1089
22 3 26 78 9 676
23 4 38 152 16 1444
24 4 37 148 16 1369
25 2 25 50 4 625
26 2 25 50 4 625
27 2 28 56 4 784
28 3 33 99 9 1089
29 4 38 152 16 1444
30 2 28 56 4 784
31 2 30 60 4 900
32 2 33 66 4 1089
33 2 29 58 4 841
34 2 28 56 4 784
35 2 30 60 4 900
36 2 31 62 4 961
37 2 31 62 4 961
38 4 35 140 16 1225
Jumlah 102 1142 3135 298 34914
= = = 0,580697
Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Model Pendidikan Alternatif Sekolah Alam (X)
= 0,76
Perhitungan varians nomor item 2-38 menggunakan rumus yang sama, maka diketahui hasilnya di tabel di atas.
= 8, 24
3. Mencari Varians Total
4. Mencari Realibitas instrument dihitung dengan menggunakan rumus Alpha yaitu:
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa realibitas instrument termasuk dalam kategori sangat tinggi. Berarti instrument cukup
handal untuk mengambil data.
Lampiran 12
= 0,64
Perhitungan varians nomor item 2-38 menggunakan rumus yang sama, maka diketahui hasilnya di tabel di atas.
2. Mencari jumlah varians item ( ) yaitu
= 6,94
3. Mencari Varians Total
= 15,63
4. Mencari Realibitas instrument dihitung dengan menggunakan rumus Alpha yaitu:
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa realibitas instrument termasuk dalam kategori kurang. Berarti instrument tidak cukup
handal untuk mengambil data.
Lampiran 13
Perhitungan Distribusi Frekuensi Model Pendidikan Alternatif Sekolah
Alam
1. Rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 39 – 19
= 20
2. Banyak kelas interval
Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 38
= 1 + 3,3 (1.58)
= 5.21 dibulatkan menjadi 5
3. Panjang Kelas =
=4
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas maka dapat disusun distribusi frekuensi
sebagai berikut :
1. Mean
=
2. Simpangan Baku
= 11. 13796
3. Median
Median = +P
4. Modus
Modus = +P
Lampiran 14
Perhitungan Distribusi Frekuensi Kepribadian Siswa pada Tingkat Sekolah
Dasar
1. Rentang
Rentang = Data terbesar – Data terkecil
= 38 - 21
= 17
2. Banyak kelas interval
Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 38
= 1 + 3,3 (1.58)
= 5,21 dibulatkan menjadi 5
3. Panjang Kelas =
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas maka dapat disusun distribusi frekuensi
sebagai berikut :
Nilai F Xi fi.xi (xi- f(xi-
21 – 24 2 22.5 45 54.29362881 108.587258
25 – 28 15 26.5 397.5 11.34626039 170.193906
29 – 32 11 30.5 335.5 0.398891967 4.38781163
33 – 36 7 34.5 241.5 21.45152355 150.160665
37 - 40 3 38.5 115.5 74.50415512 223.512465
Jumlah 38 152.5 1135 15038.50416 571463.158
1. Mean
=
2. Simpangan Baku
= 185,4031
3. Median
Median = +P
4. Modus
Modus = +P
= 32,5