Anda di halaman 1dari 273

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM

2013 PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS X


MAN 1 TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Abdul Jalil
NIM 1113015000041

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ABSTRAK
Abdul Jalil (1113015000041). Penerapan Penilaian Autentik Dalam
Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS di Kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan. Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan penilaian
autentik dalam kurikulum 2013 tentang persiapan, pelaksanaan, pelaporan, dan
faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru-guru pembelajaran IPS di
Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil
penelitian, dapat disimpulkan menjadi empat. Pertama, persiapan penilaian
autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS, guru-guru menggunakan
penilaian pengetahuan dan keterampilan, dengan menjabarkan indikator yang
telah dibuat di dalam RPP. Kedua, pelaksanaan penilaian autentik dalam
kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS, guru-guru menggunakan penilaian
pengetahuan dengan teknik penilaian tes tulis, tes lisan, dan penugasaan.
Pelaksanaan pada ranah keterampilan dengan teknik kinerja, dan teknik proyek.
Ketiga, pelaporan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran
IPS, guru-guru memberikan nilai dengan KKM yang sudah ditentukan, setelah
mendapat hasil penilaian guru mencatat pada buku pedoman penilaian untuk
diserahkan pada wali kelas, selanjutnya memberitahukan nilai pada peserta didik
dibarengi feedback, sehingga dijadikan bahan evaluasi dalam pembelajaran.
Keempat, faktor pendukung penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada
pembelajaran IPS, alat-alat dan media penilaian autentik menunjang, peserta didik
aktif dan antusias pada saat KBM berlangsung. Faktor penghambat, kurang
pemahaman guru mengenai teknik-teknik penilaian autentik, tidak menggunakan
teknik portofolio, dan jam ngajar guru yang padat membuat tidak dapat maksimal
menerapkan penilaian autentik.

Kata Kunci: Penilaian autentik, kurikulum 2013, dan pembelajaran IPS

i
ABSTRACT

Abdul Jalil (1113015000041). Application of Authentic Assessment in


Curriculum 2013 On Social Studies Learning in Class X MAN 1 Tangerang
Selatan. Thesis Social Sciences Education Studies Program, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta 2018.

This study aims to determine the extent of applying authentic assessment


in the 2013 curriculum on the preparation, implementation, reporting, and
supporting and inhibiting factors experienced by IPS learning teachers in Class X
MAN 1 Tangerang Selatan. This research uses qualitative approach using case
study method. Techniques of collecting data conducted in the form of observation,
interviews, and documentation. From the research result, it can be concluded to
be four. First, the preparation of authentic assessment in the curriculum of 2013
on Social Studies, teachers use knowledge and skill assessment, by describing the
indicators that have been made in the RPP. Second, the implementation of
authentic assessment in the curriculum of 2013 on IPS learning, teachers use the
assessment of knowledge with the techniques of assessment of written tests, oral
tests, and assignments. Implementation in the skill domain with performance
techniques, and project techniques. Third, the reporting of authentic assessment
in the curriculum of 2013 on IPS learning, teachers provide value with the KKM
that has been determined, after obtaining the results of the teacher assessment
recorded in the guidance book of assessment to be submitted to the homeroom,
then inform the value of the learners coupled feedback, material evaluation in
learning. Fourth, the factors supporting authentic assessment in the curriculum of
2013 on social studies, tools and authentic assessment media support, active and
enthusiastic learners at the time of KBM took place. Inhibiting factors, lack of
understanding of teachers regarding authentic assessment techniques, not using
portfolio techniques, and solid teacher teaching hours make it impossible to
maximally apply authentic judgments.

Keywords: Authentic assessment, curriculum 2013, and social studies lessons

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahim

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan
Rosul-Nya yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judu skripsi
“Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di
Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.

Pada dasarnya proses penulisan skripsi ini, benyak mengalami rintangan dan
halangan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan, bimbingan serta dorongan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Didin Syafruddin, MA., Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, memotivasi penulis,

iii
meluangkan waktu, dan penuh kesabaran memberikan bimbingan untuk
terselesaikannya skripsi ini.
5. Zaharah, M.Ed, selaku Dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan yang
sangat bermanfaat bagi penulis, sehingga terselesaikan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang telah memberikan Ilmu
Pengetahuan yang tak terhingga dan sangat berguna bagi diri penulis.
7. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan Nasional.
9. Kedua Orang Tua Bapak Mursid, dan Ibu Sayadah serta keluarga besar
tercinta yang telah membesarkan penulis, membimbing, mendoakan dan
menasehati penulis dengan penuh kasih sayang yang tulus. Menjadikan
motivasi dan inspirasi terbesar bagi penulis untuk menempuh pendidikan
S-1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Keluarga/ Saudara penulis yang tercinta (Teh Sri, teh ade, teh susah,
kakak yanto, kakak sanudin, aa azis), yang selalu memberikan semangat,
motivasi, bantuan materil dan moril, dan doa dalam penyelesaian S-1 ini.
11. Drs. Ridwan Fahmi Lubis, selaku Kepala MAN 1 Tangerang Selatan dan
seluruh staf yang telah menerima izin penulis dan partisipasinya dalam
penelitian ini.
12. Guru-guru Pembelajaran IPS di MAN 1 Tangerang Selatan (Ibu Sri
Irawati, S.Pd., Ibu Ulan Rahmadhani, S.Pd., Ibu Taroni, S.Pd., dan Ibu
Fuji Hastuti, S.Pd.) yang telah membantu penulis dan partisipasi dalam
penelitian ini.

iv
13. Sahabat seperjuangan “Jalan atau Jalanin aja” (Farhan, Riyadi JO, Ajie,
Kiki, gilang), yang memberikan banyak hal dan mewarnai perkuliahan
dan hidup penulis.
14. Temen-temen Pendidikan IPS angkatan 2013 khususnya teman-teman
prodi Sosiologi yang telah memberikan pengalaman dan warna selama
menjalani perkuliahan penulis.
15. Temen-temen IRMAS Al-muttaqin, Karang Taruna Kel. Keranggan, dan
Rangso FC, yang selalu memberikan dukungan dan dorongan penulis.
16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa ta’jim penulis, penulis ucapkan terima kasih atas
dukungan dan bantuannya.
Semoga semua pihak yang telah membantu dan berjasa dalam penyusunan
skripsi ini mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan menjadi acuan dalam
mengerjakan skripsi.

Jakarta, 30 April 2018


Penulis

Abdul Jalil

v
DAFTAR ISI

LEMBAT PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
SURAT KARYA SENDIRI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
No. Keterangan ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8
BAB II .................................................................................................................... 9
KAJIAN TEORI ................................................................................................... 9
A. Kajian Teori ................................................................................................. 9
1. Kurikulum 2013 ....................................................................................... 9
2. Penilaian Autentik .................................................................................. 18
3. Kajian Tentang Pembelajaran (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial .............. 44
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 47
C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 51
BAB III ................................................................................................................. 53

vi
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 53
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 53
B. Metode Penelitian....................................................................................... 55
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 55
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................................... 55
1. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 55
2. Teknik dan Instrumen Pengumpulam Data ............................................ 58
E. Uji Keabsahan Data.................................................................................... 64
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 66
BAB IV ................................................................................................................. 69
PEMBAHASAN .................................................................................................. 69
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 69
1. Gambaran Obyek Penelitian ................................................................... 69
2. Penerapan Penilaian Autentik Pada Pembelajaran IPS Mata Pelajaran
Sosiologi, Geografi, Sejarah, dan Ekonomi di Kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan ............................................................................................................ 77
B. Pembahasan .............................................................................................. 109
1. Persiapan Penilaian Autentik di MAN 1 Tangerang Selatan ............... 109
2. Pelaksanaan Penilaian Autentik di MAN 1 Tangerang Selatan ........... 112
3. Pelaporan Penilaian Autentik di MAN 1 Tangerang Selatan ............... 113
4. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Penilaian Autentik di ...... 115
MAN 1 Tangerang Selatan .......................................................................... 115
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 117
BAB V................................................................................................................. 119
PENUTUP .......................................................................................................... 119
A. Kesimpulan .............................................................................................. 119
B. Saran ......................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 122
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 127

vii
DAFTAR TABEL

No. Keterangan
Tabel 2. 1 ............................................................................................................... 47

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 54


Tabel 3. 2 Pedoman Observasi .............................................................................. 58
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Wawancara ............................................................................ 61
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Wawancara Siswa ................................................................. 62
Tabel 3. 5 Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 63

Tabel 4. 1 Jadwal Waktu Kegiatan Belajar Mengajar........................................... 71


Tabel 4. 2 Daftar Nilai Pengetahuan ..................................................................... 74
Tabel 4. 3 Daftar Nilai Keterampilan .................................................................... 75
Tabel 4. 4 Indikator Penilaian Sikap ..................................................................... 82
Tabel 4. 5 Indikator Penilaian Pengetahuan .......................................................... 84
Tabel 4. 6 Indikator Penilaian Keterampilan ........................................................ 85

viii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan

Gambar 2. 1 Jenis Penilaian Autentik ................................................................... 24


Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir ............................................................................. 52

Gambar 4. 1 Kegiatan Pembelajaran Kelas........................................................... 73


Gambar 4. 2 Daftar Catatan Guru ....................................................................... 101

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Pedoman

Lampiran A. 1 Pedoman Wawancara

Lampiran A. 2 Pedoman Observasi

Lampiran B Hasil Wawancara

Lampiran B. 1 Hasil Wawancara dengan Ibu Sri Irawati, S.Pd

Lampiran B. 2 Hasil Wawancara dengan Ibu Ulan Safitri Rahmadani, S.Pd

Lampiran B. 3 Hasil Wawancara dengan Ibu Taroni, S.Pd

Lampiran B. 4 Hasil Wawancara dengan Ibu Fuji Hastuti, S.Pd

Lampiran B. 5 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik

Lampiran C Hasil Observasi

Lampiran C. 1 Hasil Observasi

Lampiran C. 2 Hasil Observasi

Lampiran C. 3 Hasil Observasi

Lampiran C. 4 Hasil Observasi

Lampiran D Hasil Dokumentasi

Lampiran D.1 profil MAN 1 Tangerang Selatan

Lampiran D.1 sarana dan prasarana MAN 1 Tangerang Selatan

Lampiran Nilai-nilai Pembelajaran IPS

Lampiran E Surat-surat

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusia dengan
lingkungannya yang berlangsung dengan secara sadar, terencana, dan
terarah dalam rangka untuk mengembangkan segala potensinya, baik itu
jasmani maupun rohani yang menimbulkan perubahan positif dan
kemajuan, baik dari kognitif, afektif, dan psikomotori.1 Dengan
pendidikan akan merubah perilaku manusia dalam menentukan suatu
perkara atau tindakan, dengan begitu akan terlahirnya manusia-manusia
yang berkualitas.

Dilihat dari tujuan pendidikan nasional tercantum di dalam Undang-


Undang No. 20 Tahun 2003 di jelaskan pendidikan nasional bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab.2 Dalam artian lain pendidikan
memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas, oleh karena itu peningkatan kualitas pendidikan
harus diproritaskan untuk menciptakan perubahan kehidupan yang lebih
baik dan mampu bersaing di era globalisasi.

Berbagai riset dan analisis menunjukan bahwa ilmu pengetahuan,


teknologi, dan kualitas sumber daya manusia merupakan faktor kunci
untuk daya saing dengan bangsa lainnya. Maka dari itu pemerintah

1
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), h. 38.
2
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015), cet. 6, h. 20.

1
2

Indonesia secara giat dan serius dengan menyusun dan mengembangkan


program untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu yang dilakukan
menyempurnakan kurikulum. Beberapa kali Indonesia melakukan
perubahan kurikulum. Perubahan tersebut menunjukan begitu eratnya
kaitan kurikulum dalam sistem penyelenggaraan pengajaran nasional.3

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan peraturan mengenai,


tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapi tujuan
pendidikan.4 Dalam penjelasan ini membuktikan bahwa kurikulum yang
berlaku di indonesia untuk menjadikan acuan di dalam pembelajaran baik
itu perencaan, peraturan, dan penyelenggaran.

Pendidikan di Indonesia, dari sejak zaman penjajahan Belanda sudah


terdapat sekolah, artinya kurikulum juga sudah ada pada waktu itu,
sehingga mengalami pergantiaan kurikulum beberapa kali, yang terakhir
perubahan kurikulum 2006 kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
ke kurikulum 20013 (KURTILAS).5

Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum pendidikan yang diterapkan di


Indonesia sampai saat ini. Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum
pengganti dari kurikulum 2006 kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP).

Tujuan dari kurikulum 2013 itu sendiri, untuk mempersiapkan manusia


Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu

3
Riana nurmala sari, dkk., “Peranan guru dalam Implementasi kurikulum 2013”, 2016,
h. 722, (http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/55-Riana-Nurmalasari-Reta-Dian-
Purnama-Wati-Poppy-Puspitasari.pdf, diakses pada tanggal 2 Oktober 2017).
4
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu, (Jakarta: Prenada media Group, 2015), h.12.
5
Sudi Lestari, kurikulum Pendidikan IPS, (Tangerang: PT. Pustaka Mandiri,2015), cet. 1,
h.1.
3

berkontribusi di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,


dan mampu bersaing di era globalisasi dengan negara lainnya.6

Tahapan implementasi Kurikulum 2013 sesuai kesepakatan


Kemendikbud dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dilaksanakan secara
bertahap. "Sebelumnya sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum
2013 sebanyak 6%, lalu sekarang tambah 19% menjadi 25%. Nanti
naikkan lagi 35% menjadi 60%. Sehingga pada tahun 2018/2019
implementasinya ditargetkan sudah 100%," pungkas Tjipto.7
Pada dasarnya kurikulum 2013 memiliki berbagai permasalahan dalam
penerapannya baik itu dari segi fasilitas sekolah-sekolah yang belum
menunjang penerapan kurikulum 2013 khususnya sekolah yang di daerah
luar jawa, belum ada kesiapan dari tenaga pengajar (guru) untuk
menerapkan kurikulum 2013 tersebut, sistem pembelajaran yang
membingungkan, sistem penilaian yang sulit dipahami oleh guru yaitu
penilaian autentik. Begitu juga dibenarkan oleh Sukayati, guru SDN Bajoe
Bone yang melalui kabar Makassar berpendapat “Saya merasa kesulitan
saat memberikan nilai angka dengan model penilaian seperti itu, karena
setiap angka harus disertai keterangan alasan penilaiannya yang berbentuk
rubik”.8 Begitu juga guru harus mampu mempersiapkan penilaian, proses
penilaian, sampai pelaporan penilaiannya, selain itu permasalahan
kurikulum 2013 adanya yang beranggapan terburu-buru dalam
penerapannya, dan pelatihan mengenai kurikulum 2013 yang tidak efektif
sehingga banyak guru yang belum mengerti praktik pelaksanaan
kurikulum 2013. Neneng Zubaidah selaku wartawan menjelaskan paparan

6
I.wayan AS, Perangkat Pembelajaran (ilmu pengetahuan sosial), (peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomer 68, 2013), h. 10.
7
Nur widiyanto,” Revisi Kurikulum 2013, Guru Lebih Dimudahkan”, 2016,
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/06/revisi-kurikulum-2013-guru-lebih-dimudahkan,
diakses pada tanggal 21 September 2017).

8
Darwin Fatir, “Guru Didorong Nilai Kemampuan Siswa Secara Objektif”, 2016,
(https://makassar.antaranews.com/berita/74395/guru-didorong-nilai kemampuan-siswa-secara-
objektif, diakses pada tanggal 21 September 2017).
4

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang


Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan, pelatihan guru yang
mengimplementasikan kurikulum 2013 tidak sesuai dengan harapan
namun tidak terlalu jelek dari tingkat pemahaman.9 Akibatnya tidak semua
sekolah menggunakan kurikulum 2013, hanya sekolah-sekolah tertentu
saja yang sudah menerapkan kurikulum 2013 yang dari persyaratanya
sudah memadai untuk menerapkannya.
Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas salah satunya penekanan
dalam kurikulum 2013 adanya perubahan dalam melakukan penilaian,
yakni dari sebelumnya penilaian hanya berfokus melalui tes (mengukur
kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil belajar saja), menuju penilaian
autentik (mengukur kompetensi sikap atau afektif, keterampilan atau
psikomotorik, dan pengetahuan atau kognitif berdasarkan proses dan
hasil). Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan
konsep atau teori pada dunia nyata. Berarti penilaian autentik ini keadaan
yang sebenarnya, dan nyata yaitu kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki dari diri peserta didik itu sendiri.
Penilaian autentik adalah suatu bentuk penilaian dimana peserta didik
diminta untuk melakukan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan
pengetahuan dan keterampilan penting.10 Yang dimaksudkan bahwa,
pengerjaan yang dilakukan peserta didik, tidak hanya menguasai suatu
materi akan tetapi harus mampu mengaplikasikannya di dunia nyata.
Sedangkan Penilaian tradisional Peserta didik biasanya diberikan
beberapa pilihan (misalnya, a, b, c atau d; benar atau salah; yang cocok
dengan yang ini) dan diminta untuk memilih jawaban yang benar.
kemampuan berpikir yang dinilai cenderung hanya memahami dan
fokusnya pada guru.11

9
Neneng Zubaidah, “Implementasi Kurikulum 2013 Banyak Guru Gagal Paham”, 2014,
(https://nasional.sindonews.com/read/825173/15/implementasi-kurikulum-2013-banyak-guru-
gagal-paham-1389273818, diakses pada tanggal 18 September 2017).
10
Jon Mueller, “Authentic Assessment Toolbox: What is it”, 2016,
(http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/index.htm, diakses pada tanggal 10 april 2018)).
11
Ibid., “Authentic Assessment Toolbox:Tasks”.
5

Pada tingkat dasar seperti SD, kurikulum ini lebih fokus pada
pembentukan sikap dan keterampilan hidup, sedangkan keilmuannya
lebih 'ringan' dari pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada
tingkat lanjutan seperti SMP/MTs dan SMA/MA, lebih memfokuskan
pada penguasaan keilmuan yang lebih ditingkatkan, karena pribadi murid
dianggap sudah terbentuk pada tingkat dasar.12
Dalam pengimplementasian kurikulum 2013, khususnya dalam
penilaian autentik guru wajib memahaminya. Termasuk guru-guru IPS
(sosiologi, ekonomi, geografi, sejarah) dalam hal mengaplikasikannya,
dari peroses penilaian, sampai pelaporan penilaian yang sesuai dengan
standar ketentuan yang di buat pemerintah.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari berbagai ilmu disiplin dalam ilmu sosial dan humaniora yang
dikemas secara ilmiah dan dengan memberikan wawasan dan pemahaman
yang mendalam kepada peserta didik. Pembelajaran ilmu pengetahuan
sosial, mencakup berbagai aspek dalam kehidupan seperti; sosial,
ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, politik, hubungan manusia dengan
lingkungan, semua yang ada cakupan dari ilmu pengetahuan sosial.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa ilmu yang di pelajari ilmu
pengetahuan sosial ini mencakup yang begitu luas khususnya di dalam
kehidupan bermasyarakat.13
Ditingkat SMA/MA dalam kurikulum 2013 sendiri, pembelajaran IPS
terbagi menjadi beberapa mata pelajaran diantaranya: Sosiologi, Geografi,
Sejarah, dan Ekonomi. Dengan mempelajari pembelajaran tersebut secara
umum agar siswa terbentuk sikap patriotisme, berpikir secara logis dan
kritis, terampil dalam kehidupan sosial, mimiliki kesadaran terhadap nilai-
nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang

12
USAID From The American People, “Kilas Balik Dunia Pendidikan di Indonesia”,
2015, (http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas-balik-dunia-pendidikan-di-
indonesia, diakses pada tanggal 18 September 2017).
13
Ahmad Sutanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2013), h. 137.
6

baik, dan mengenal konsep dalam kehidupan bermasyarakat dan


lingkungannya.14Dari penjelasan ini menjelaskan pembelajaran IPS, yaitu
kajiannya yang cukup meluas di dalam kehidupan sekitar dan
lingkungannya.
Maka dari pembelajaran ilmu pengetahuan sosial itu sangat penting
bagi siswa untuk mempersiapkan generasi masa depan yang mampu
menyelesaikan permasalahan yang ada baik di dalam bermasyarakat dan
lingkungan sekitar, sehingga menjadi sumber daya manusia yang maju dan
mampu bersaing secara nasional maupun internasional. Maka dari itu
penekanan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 itu sangat perlu
dilakukan agar siswa/i tidak hanya mampu dalam pengetahuan saja, tetapi
harus dibarengi dengan keterampilan dan sikap. Disini memerlukan
kerjasama antara pemerintah, sekolah dan guru untuk keberhasilan dalam
penilaian autentik yang merupakan ditekankan dalam kurikulum 2013,
yang sampai sekarang melakukan pengevaluasi untuk penyempurnaan
kurikulum.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut kesulitan dan solusi dalam mengimplementasikan
penilaian autentik pada kurikulum 2013 dan melanjutkan dalam sebuah
karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul: “Penerapan Penilaian
Autentik dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS di Kelas X
MAN 1 Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya persiapan guru dalam penilaian autentik pada kurikulum


2013.
2. Kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan penilaian autentik
pada kegiatan belajar mengajar.
14
Ibid., h. 149.
7

3. Kesulitan guru dalam penyampaian laporan hasil penilaian autentik


yang sudah dilakukan.
4. Kurangnya pelatihan dalam praktik penilaian autentik pada kurikulum
2013.
5. Guru kesulitan dalam memberikan nilai yang dibarengi dengan rubik
keterangan peserta didik.

C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah kepada permasalahan yang dibahas, maka
perlu batasan-batasan permasalahan. Adapun batasan permasalahan pada
penelitian ini dibatasi pada penerapan penilaian autentik dalam kurikulum
2013 pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merangkum dalam
beberapa rumusan masalah yang perlu dicari untuk menjawab masalah
tersebut, sebagai berikut:

1. Sejauhmana prinsip-prinsip penerapan penilaian autentik dalam


kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan ?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan penilaian
autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di kelas X
MAN 1 Tangerang Selatan ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti membuat tujuan
penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dicapai,
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang penerapan penilaian autentik dalam


kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan.
8

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan


penilaian autentik berdasar kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di
kelas X MAN 1 Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Dilihat dari secara teoritis hasil penelitian ini diperlukan sebagai
berikut:
a. Untuk memperoleh konsep penilaian autentik dalam kurikulum
2013 di lapangan (sekolah).
b. Untuk mendalami teori penilaian autentik mengenai kesulitan
dan solusi alternatif dalam kurikulum 2013.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa
Dapat digunakan untuk memotivasi siswa/i dalam meningkatkan
pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS.
b. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam implementasi
penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran,
khususnya dalam pembelajaran IPS.
c. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan bahan evaluasi maupun menjadi acuan dalam
kebijakan pelaksanaan penilaian autentik dalam kurikulum 2013
pada pembelajaran IPS oleh sekolah, khususnya kepala sekolah
dan para guru yang memiliki andil dalam pelaksanaan kurikulum.
d. Bagi Akademisi
Sebagai pedoman bagi peneliti-peneliti selanjutnya khususnya
dalam penelitian penilaian autentik dalam kurikulum 2013.
e. Bagi Dinas Pendidikan

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam suatu kebijakan


khususnya dalam penerapan penilaian autentik di kurikulum 2013.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang saat ini telah
diterapkan oleh pemerintah, dari yang sebelumnya kurikulum 2006
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan
kurikulum 2013 sudah dimulai sejak tahun 2010, tetapi kurikulum
2013 terkenal di ranah publik pada tahun 2012. Pada saat Wakil
Presiden Budiono waktu itu menyatakan ide tentang relevansi dan
beban pelajaran di sekolah.1 Dalam hal ini menunjukkan adanya
ketidakpuasan dengan hasil kurikulum yang sebelumnya, yang
mengakibatkan perubahan kurikulum kembali.

Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan, mampu


menghasilkan insan yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif.
Dengan melalui ranah penguatan sikap, pengetahuan, keterampilan
yang terintegrasi. Pengembangan kurikulum ini memfokuskan
kepada siswa pada pembentukan karakter dan kompetensi peserta
didik. Oleh karena itu peserta didik harus mengetahui kriteria
penugasaan kompetensi dan karakter, yang dijadikan standar

1
Sudi Lestari, Kurikulum Pendidikan IPS, (Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, 2015), cet.
1, h. 13.

9
10

penilaian hasil belajar oleh guru.2 Ada beberapa aspek dan ranah
yang terdapat di dalam kompetensi diantaranya:

1) Pengetahuan (Knowledge); yaitu, kesadaran dalam bidang


kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan
indentifikasi, kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan
pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhan.
2) Pemahaman (Understanding); yaitu, kedalaman kognitif, dan
afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru
yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki
pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi
peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara
efektif dan efisien.
3) Kemampuan (Skill); Adalah sesuatu yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam
memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi
kemudahan belajar kepada peserta didik.
4) Nilai (Value); adalah suatu standar prilaku yang telah diyakini
dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
Misalnya standar prilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran,
keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).
5) Minat (Interest); adalah kecenderungan seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk
mempelajari atau melakukan sesuatu.3

Berdasarkan analisis kompetensi di atas, kurikulum 2013


berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai konsep kurikulum.
Kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, minat peserta didik, agar
2
Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015), cet. 6, h. 65.
3
Ibid., h. 68.
11

dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan


keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

b. Landasan Kurikulum 2013


Landasan pengembangan kurikulum 2013 dilandasi 3 hal,
yaitu landasan filosofi, landasan teoritis, dan landasan yuridis.

1) Landasan Filosofis

Landasan Filosofis dalam pengembangan yang


menentukan kualitas peserta didik dalam pencapaian
kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
alam di sekitarnya.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan


yang dijadikan secara spesifik untuk pengembangan
kurikulum untuk dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, kurikulum 2013
pengembangannya menggunakan filosofis sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk


membangun kehidupan bangsa masa kini (modern) dan
masa yang akan datang.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang
kreatif menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa
diberbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat di dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah
suatu proses yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
menjadi kemampuan berpikir secara rasional dan
cemerlang dalam akademik memberikan makna
12

terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dan


dipelajari. Selain itu, kurikulum 2013 memposisikan
keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga pada diri, diaplikasikan, dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
intraksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
berkhidupan berbangsa dimasa kini.
c. Pendidikan ditunjukan untuk mengembangkan
kecerdasan intelektual dan kecermelangan dalam
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini
dan masa depan yang bertujuan untuk lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian,
dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan
masyarakat dan bangsa yang baik. Dengan filosofi ini,
kurikulum 2013 bermaksud untuk membentuk peserta
didik mampu berpikir reflektif bagi penyelesaian
permasalahan sosial di masyarakat dan membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, kurikulum 2013 menggunakan


filosofi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas,
mengembangkan kepribadian perserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai, berguna
bagi masyarakat, bangsa, dan ummat manusia.4

2) Landasan Konseptual
a. Relevansi pendidikan (link and match)
b. Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter

4
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan, 2013, h. 7-8. (httpsluk.staff.ugm.ac.id).
13

c. Pembelajaran konseptual (contextual teaching and


learning)
d. Pembelajaran aktif (student active learning)
e. Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.5

Dalam hal ini landasan konseptual, dirancang untuk


memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik yang
seluas-luasnya, dalam mengembangkan kemampuan dalam
hal bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan
bertindak.6

3) Landasan Yuridis
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional.
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala
ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan.7
e. RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang
perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan
Kurikulum.

5
Mulyasa, op. cit., h. 65.
6
I.wayan AS, Perangkat Pembelajaran (ilmu pengetahuan sosial), (peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomer 68,2013), h. 12.
7
Ibid., h. 13.
14

f. INPRES Nomor 1 Tahun 2010, yang membahas tentang


Percetakan Pelaksanaan Perioritas Pembangunan
Nasional, Penyempurnan Kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa
untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.8

Dalam pemaparan landasan yuridis kurikulum 2013 di


atas, menjadikannya tolak ukur pelaksanaan dan
penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dalam
kurikulum 2013 yang menjadi salah satu syarat ketercapaian
tujuan pendidikan.

c. Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 mengalami perubahan, yang lebih
menekankan pada ranah kognitif, afektif, psikomotorik yang belum
menggambarkan secara holistik ketiga ranah ini di dalam
kurikulum sebelumnya. Sehingga ketiga ranah tersebut sudah
dilaksanakan dalam kurikulum 2013 secara konsisten, maka saat
ini sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013, pada tahun
pelajaran 2013/2014 dari tingakatan SD, SMP, dan SMA. Bahwa
Ujian Nasional bukan acuan kelulusan melainkan salah satu
indikator kelulusan.

Beberapa hal perubahan dalam kurikulum 2013, dari proses


pembelajaran, jumlah mata pelajaran, dan jam pelajaran dari
jenjang SMA-MA diantaranya:

1) Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
b. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN)
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika

8
Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, h. 64.
15

e. Sejarah Indonesia
f. Bahasa Inggris
g. Seni Budaya (Mulok)
h. Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan Kesehatan (Mulok)
i. Prakarya (Mulok)
2) Alokasi Waktu per jam mata pelajaran SMA = 45 Menit.
3) Banyak jam pelajaran perminggu 39 Jam.9

Demikian perubahan yang terjadi di kurikulum 2013, dalam


proses pembelajaran, jumlah mata pelajaran dan jam belajarnya.

d. Pengembangan Kurikulum 2013


Dalam pengembangan kurikulum 2013, terdapat beberapa
ranah utama yang ditonjolkan diantaranya adalah Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), standar Isi, standar proses, dan standar
penilaian.

1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dalam hal ini peserta didik


diharapkan memiliki keseimbangan antara soft skills dan hard
skills.
2. Standar Isi (SI), kompetensi yang awalnya diturunkan dari mata
pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi.
3. Standar Proses, pengembangan pada pelaksanaan pendekatan
yang menekankan scientific yang di dalamnya memiliki lima
aspek penting diantaranya: Mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan komunikasi.
4. Standar Penilaian, pada kurikulum 2013 memiliki beberapa
aspek penting diantaranya: Penilaian Berbasis Kompetensi,
pergeseran dari penilaian melalui tes, memperkuat penilaian
acuan patokan, penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga

9
Sudi Lestari, Kurikulum Pendidikan IPS 2013, (Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, 2015),
cet. 1, h. 85.
16

kompetensi inti dan SKL, mendorong pemanfaatan portofolio


yang dibuat siswa dalam instrumen utama penilaian.10

Berdasarkan pengembangan ranah yang ditonjolkan dalam


kurikulum 2013, membuktikan kurikulum harus relevan antara
wawasan peserta didik dengan pemikiran yang sejalan dengan
perkembangan zaman, yang dibekali dengan sejumlah
keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam bermasyarakat.

e. Penilaian Kurikulum 2013


Dalam kurikulum 2013 ini, merupakan pembelajaran berbasis
aktivitas, yang menuntut siswa untuk lebih aktif yang diharapkan
memiliki kompetensi dan karakter tersendiri, maka dari
penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses baik pada
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun penilaian
dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Belajar Tuntas, asumsi yang digunakan adalah peserta didik
dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta
didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai
dengan yang dibutuhkan. Apabila ada peserta didik yang lama
belajarnya perlu diberikan waktu yang lebih, jadi adanya
perbedaan waktu dalam belajar antara peserta didik yang lambat
dengan peserta didik yang sesuai pada umumnya.
2. Otentik, memandang penilaian dan pembelajaran merupakan
satu keterkaitan. Penilaian yang mencerminkan dunia nyata,
bukan dunia sekolah, yang menggunakan berbagai cara dan
kriteria holistik (kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap). Penilaian otentik ini penilaian yang bukan saja mengukur
apa yang diketahui peserta didik, tetapi lebih kepada mengukur
apa yang dapat dilakukan peserta didik. Seperti, memecahkan

10
Ibid., h. 81.
17

permasalahan, menulis laporan, membuat peta perjalanan,


melaksanakan percobaan, membaca puisi, dan berpidato.
3. Berkesinambungan, dimaksudkan penilaian yang dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran
berlangsung. Bertujuan agar mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam
bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara
berkelanjutan.
4. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi, Teknik
penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
Sebelum melakukan penilaian baiknya disesuaikan dengan
pembelajarannya, memerlukan teknik penilaian yang mananya.
5. Berdasarkan acuan kriteria, kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dibandingkan
terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal,
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.11

Penilaian pada kurikulum 2013 tersebut harus saling


berhubungan antara prinsip penilaian satu dengan yang lain, yang
artinya guru harus mampu melaksanakan penilaian tidak hanya
terpaku dengan satu prinsip penilaian, melainkan melibatkan
seluruh prinsip yang ada. Dengan begitu diharapkan penilaian
berjalan dengan baik, sesuai apa yang telah diharapkan pada
penilaian kurikulum 2013.

11
Rini Andriani, “Krakteristik Penilaian dalam Kurikulum 2013”, 2014,
(https://www.membumikanpendidikan.com/2014/09/karakteristik-penilaian-dalam-
kurikulum.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2017).
18

2. Penilaian Autentik

a. Pengertian Autentik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penilaian merupakan
proses, cara, perbuatan menilai; pemberian nilai (biji, kadar mutu,
harga).12Menurut Andi Prastowo “penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadikan informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan”.13 Dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu
kegiatan guru dalam mengambil keputusan hasil belajar peserta
didik, yang mengikuti proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan atau Penilaian,
umpan balik dari proses pembelajaran peserta didik, untuk
mengetahui pencapaian kemampuan peserta didik.

Autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan


atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Misalnya,
peserta didik diberikan tugas proyek untuk melihat kompetensi
peserta didik dalam menerapkan pengetahuan yang dimiliki peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari atau dunia nyata.14 Sedangkan
menurut Yanti Herlianti “Autentik digunakan untuk menunjukkan
kemampuan siswa sesungguhnya dan realitas berdasarkan unjuk
kerja/demonstrasi langsung tentang penerapan pengetahuan dan

12
KBBI, “Penilaian”, (https://kbbi.Kemdikbud.go.id/entri/penilaian, diakses pada
tanggal 30 September 2017).
13
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), h. 78.
14
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: Rajawali pers, 2014), cet. 3, h. 36.
19

keterampilan”.15Artinya autentik suatu kemampuan yang dimiliki


peserta didik secara nyata yang dapat diaplikasikan langsung.

Penilaian autentik atau penilaian kinerja menurut Jon Mueller,


suatu bentuk penilaian dimana peserta didik diminta melakukan
tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan penerapan pengetahuan
dan keterampilan. Misalnya, peserta didik diminta untuk
melakukan tugas yang berhubungan dengan dunia nyata atau
autentik tugas atau konteks.16 Dalam buku Teories In Educational
Psychology menyatakan bahwa authentic assessment can be as
creative as the jobs and tasks that people perform in the world, for
they are a direct reflection of the real world17 (penilaian autentik
bisa sama kreatifnya dengan pekerjaan dan tugas yang dilakukan
orang di dunia, karena ini adalah cerminan langsung dari dunia
nyata). Sedangkan menurut Judith TM Gulikers, penilaian yang
diperlukan peserta didik untuk mendemonstrasikan kompetensi
(jenis) yang sama, atau kombinasi pengetahuan, keterampilan dan
sikap, yang perlu mereka terapkan dalam situasi kriteria dalam
kehidupan profesional. Levelnya keaslian suatu penilaian dengan
demikian ditentukan oleh derajat kemiripannya dengan kriteria
situasi.18

Penilaian autentik pertama kali dikemukakan oleh Wiggins


pada tahun 1990 sebagai bentuk ketidak puasannya terhadap tes
hasil belajar yang hanya mengukur dalam ranah pengetahuan saja
berupa tes model pilihan ganda atau essai yang biasa dilakukan

15
Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik (Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: UIN PRESS, 2015),
h. 125.
16
Jon Mueller, “Authentic Assessment Toolbox: What is it”, 2016,
(http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm, diakses pada tanggal 10 april 2018).
17
Alyssa R. Gonzalez, Dehass, and Patricia P.Willems, Teories In Educational
Psychology, (New York: Rowman & Littlefield Publishers), p. 85.
18
Judith TM Gulikers, dkk., “Perceptions of authentic assessment Five dimensions of
authenticity”, 2004, h. 5, (https://www.ou.nl/Docs/Expertise/OTEC/Publicaties/judith
gullikers/paper SIG 2004 Bergen.pdf, diakses pada tanggal 22 april 2018).
20

disekolah, tes tulis seperti itu tidak menggambarkan kemampuan


siswa yang sebenernya dari proses dan hasil belajar siswa.19

Penilaian autentik merupakan penilaian yang ditekankan dan


diterapkan di kurikulum 2013. Penilaian autentik bisa disebut
dengan penilaian secara realita atau sesungguhnya, karena proses
pengumpulan data dari penilaiannya tidak hanya dari hasil belajar
saja, melainkan dari awal kegiatan pembelajaran, proses
pembelajaranya, sampai akhir pembelajaran. Penilaian autentik
sendiri merupakan penilaian yang mencakup ranah penilaian sikap,
penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.

b. Ruang Lingkup Penilaian Autentik


Penilaian hasil belajar peserta didik menggunakan penilaian
autentik, yang mencakup: kompetensi sikap (Afektif) , kompetensi
pengetahuan (Kognitif), dan kompetensi keterampilan
(Psikomotorik) yang dilakukan dengan berkesinambungan
sehingga bisa digunakan untuk menentukan arah peserta didik
terhadap standar yang telah ditentukan. Cakupan penilaian merujuk
pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran, kompetensi
muatan, kompetensi program, dan proses.

Ranah sikap (Afektif) berhubungan dengan minat dan sikap


yang berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen,
percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan
kemampuan mengendalikan diri. Ranah pengetahuan (Kognitif)
suatu konsep ilmu pengetahuan yang harus dikuasai peserta didik
melalui proses belajar mengajar. Kompetensi pengetahuan
memiliki beberapa tingkatan diantaranya: ingatan atau hafalan,
pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sistensis, dan
evaluasi. Ranah keterampilan (Psikomotorik) penilaian untuk

19
Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik (Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013), h. 125.
21

mengukur tingkatan pencapaian kompetensi keterampilan dari


peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi,
artikulasi, dan naturalisasi.20

Berdasarkan ruang lingkup tersebut, membuktikan bahwa


penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu dilakukan
dalam kurikulum 2013, dengan cara pengaplikasian secara
berkesinambungan antar ranah.

c. Karakteristik Penilaian Autentik


Menurut Wiggin dalam praktiknya, penilaian autentik memiliki
6 karakteristik diantaranya:

1) Penilaian autentik "realistis" berarti bahwa tugas otentik harus


mereplikasi bagaimana sikap, pengetahuan, dan keterampilan
diposisi peserta didik dinilai dalam konteks dunia nyata.
Dengan kata lain, tugas otentik harus mereplikasi atau
mensimulasikan konteks dunia nyata di mana orang dewasa
dinilai di tempat kerja, dalam kehidupan sosial, dan dalam
kehidupan pribadi.
2) Penilaian autentik memungkinkan peserta didik terlibat secara
mendalam dalam subjek atau disiplin melalui pemikiran kritis
dan inkuiri. Alih-alih belajar menghafal dan reproduksi fakta,
peserta didik diminta harus mampu berpikir, bertindak, dan
berkomunikasi seperti ahli dalam subjek atau disiplin.
3) Penilaian autentik peserta didik diberi kesempatan untuk
berlatih, mencari sumber daya yang berguna, dan menerima
umpan balik berkualitas tepat waktu untuk meningkatkan
kualitas kinerja.
4) tugas-tugas otentik mencari beberapa bukti kinerja peserta
didik dari waktu ke waktu dan alasan atau penjelasan di balik

20
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 370.
22

keberhasilan dan kegagalan kinerja. Untuk memastikan


keadilan dan kesetaraan, guru harus memberikan data
informatif mengenai kekuatan dan kelemahan peserta didik
pada setiap akhir penilaian.
5) Penilaian harus transparan dan berkesinambungan sehingga
peserta didik memahami dan menginternalisasikan kriteria
kesuksesan. 21

Jadi, penilaian autentik dilihat dari karakteristiknya suatu


bentuk tugas yang menghendaki pembelajaran secara dunia nyata
atau kinerja secara nyata dari pengetahuan yang sudah dikuasai
untuk diaplikasikan dalam keterampilan yang dipraktekkannya.

d. Prinsip Penilaian Autentik


Penilaian hasil belajar pada peserta didik pada kurikulum
2013, yaitu: Validitas, realibilitas, menyeluruh, berkesinambung,
objektif, dan mendidik.

1) Validitas, berarti menilai yang seharusnya dinilai dengan


menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
Contoh, pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan, misalnya kompetensi “memperaktekkan gerakan
dasar jalan”, maka penilaian yang validnya menggunakan
unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis maka penilaian
tidak valid.
2) Realibilitas, berkaitan dengan konsisten (keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang reliable (ajek) memungkinkan
perbandingan yang reliable dan menjamin konsisten. Misal,
guru menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan reliable jika
hasil yang diproleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu

21
Kim H. Koh, “Authentic Assessment”, 2017,
(http://education.oxfordre.com/view/10.1093/acrefore/9780190264093.001.0001/acrefore-
9780190264093-e-22, diakses pada tanggal 22 April 2018).
23

dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk


menjamin penilaian yang reliable petunjuk pelaksanaan unjuk
kerja dan penskorannya harus jelas.
3) Menyeluruh, penilaian harus dilakukan secara menyeluruh
mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap
kompetensi dasar. Penilaian yang harus menggunakan beragam
cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik,
sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.
4) Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara terencana,
bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran
pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu
tertentu.
5) Objektif, penilaian harus dilakukan secara objektif, penilaian
harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas
dalam pemberian skor.
6) Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar
untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi
guru, meningkatkan belajar dan membina peserta didik agar
tumbuh dan berkembang secara optimal.22

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa prinsip


penilaian kurikulum 2013, lebih menekankan proses pembelajaran
yang mengedepankan aspek-aspek berupa afektif, kognitif, dan
psikomotorik yaitu yang terdapat pada penilaian autentik.

e. Jenis Penilaian Autentik


Jenis penilaian autentik dari segi alatnya terdiri dari tes (test)
dan bukan tes (nontest). Sistem penilaian tes (test) kurang
menggambarkan kemajuan belajar peserta didik secara
menyeluruh, karena hasil belajar peserta didik digambarkannya

22
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil belajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), cet. 1, h. 43.
24

dalam bentuk angka-angka atau huru-huruf yang maknanya sangat


abstrak. Sedangkan teknik penilaian bukan tes (nontest)
memberikan gambaran pengalaman dan kemajuan belajar bagi
peserta didik secara menyeluruh. Melalui penilaian tersebut
kemajuan belajar peserta didik dapat diketahui oleh guru, orang
tua, dan oleh peserta didik sendiri. Oleh karena itu, untuk
melengkapi gambaran kemajuan belajar peserta didik secara
menyeluruh, perlu di adakanya antara penilaian dalam bentuk tes
(test) dan bukan tes (nontest) dengan secara seimbang.

Adapun jenis instrumen penilaian tes (test) seperti, pilihan


ganda, jawaban singkat, jawaban terbuka, esai, dan laporan/
makalah. Sedangkan instrumen penilaian bukan tes (nontest)
seperti, penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian proyek,
dan penilaian produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Gambar
2.1.

Gambar 2. 1
Jenis Penilaian Autentik

Test Non-test
Pilihan Ganda

Kinerja
Jawab Singkat
Portofolio
Perangkat Penilaian Autentik
Jawan Terbuka
Proyek
Esai
Produk
Laporan/Makalah

Hasil penilaian dengan cara ini dapat digunakan untuk umpan


balik bagi peserta didik, dengan memantau kemajuan belajar
25

peserta didik, memperbaiki program pembelajaran, dan mencapai


kompetensi yang diharapkan.23

f. Penerapan Penilaian Autentik pada Pembelajaran


1) Persiapan Penilaian Autentik
Sebagai tenaga pedidik (guru) yang profesional sebelum
melakukan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas
harus menyusun perencanaan pembelajaran, karena proses
belajar mengajar yang diawali dengan sebaik-baiknya akan
menghasilkan pembelajaran yang baik pula, begitupun
sebaliknya apabila tanpa persiapan yang baik sebelum
melakukan kegiatan belajar mengajar maka akan sulit
dilakukan dengan baik dalam kegiatan pembelajarannya.
Program dan Perencanaan yang harus disusun oleh guru
sebelum melakukan pembelajaran antaranya: Program tahunan,
program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dan bahan ajar.24 Begitu pula dengan penilaian autentik,
guru harus melakukan persiapan terlebih dahulu dalam
penilaiannya seperti:
a) Menentukan Rencana Penilaian
Sebelum melakukan penilaian, guru harus mentukan
rencana penilaian dengan menvisualisasikan indikator soal
di dalam kisi-kisi penulisan butir soal. Kisi-kisi soal yang
mencakup di dalamnya deskripsi kompetensi belajar,
indikator soal, dan materi bahan yang akan diujikan dan
sekaligus menjadi pedoman penulisan butir soal. Adapun
tujuan dari pembuatan kisi-kisi soal untuk menetukan
ruang lingkup atau cakupan, dan sebagai petunjuk penulis
pertanyaan atau butir soal.
23
Trianto Ibnu Badar, Desain Pengembangan Pembelajaran TEMATIK, (Jakarta:
Prenada Media, 2011), cet. 1, h. 260-262.
24
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), h. 3.
26

Adapun syarat dalam penulisan kisi-kisi yang baik


diantaranya:
(1) Kisi-kisi mewakili isi kurikulum atau materi/bahan
pembelajaran secara tepat dan proposional.
(2) Komponen-komponen di dalam kisi-kisi diuraikan
dengan jelas dan mudah dipahami.
(3) Materi/bahan pembelajaran yang ditanyakan dapat
dibuat butir soalnya.
(4) Memperhatikan urgensi, keberlanjutan, relevansi, dan
keterpakaian.

Penyusunan kisi-kisi penulisan soal baik, itu pada


kompetensi dasar dan kompetensi inti pada dasarnya untuk
melakukan penilaian pada tiga aspek pembelajaran yaitu,
(Sikap, pengetahuan, dan keterampilan). 25

b) Membuat Instrumen Penilaian

Setiap penilaian yang dilakukan (guru) dalam teknik


apapun tentunya harus menentukan dan membuat instrumen
penilaian. Adapun syarat yang harus dilakukan dalam
pembuatan instrumen adalah sebagai berikut:

(1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang


dinilai.
(2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrumen yang digunakan.
(3) Penggunaan bahasa harus yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai tingkat perkembangan peserta didik.

Instrumen digunakan untuk mengukur ketercapaian


kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan dengan

25
Herman Yosep Sunu Endrayanto, dan Yustiana Wahyu Harumurti, Penilaian Belajar
Siswa di Sekolah, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 2014), h. 65.
27

menggunakan daftar cek atau skala penilaian yang


dilengkapi rubik penilaian. Sedangkan instrumen untuk
mengukur kompetensi pengetahuan dapat dilakukan dengan
menggunakan soal tes (lisan atau tulisan), dan lembar
penugasan.26

2) Pelaksanaan Penilaian Autentik

Pelaksanaan penilaian autentik dalam kegiatan proses


pembelajaran dimulai dengan menelaah dan diakhiri dengan
tes tulis atau nontes. Menelaah dilakukan dengan teknik
tanya jawab untuk mengeksplorasi pemahaman, dan
pengalaman belajar sesuai tingkat kemampuan peserta
didik.27 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan penilaian autentik adalah sebagai berikut:

(a) Penentuan standar, penentuan standar disini untuk


pembelajaran dapat tercapai dengan baik, standar dalam
pernyataan tentang apa yang akan dinilai atau akan
dicapai oleh peserta didik.
(b) Penentuan tugas-tugas, bagian keterlibatan dalam
penilaian autentik, karena melalui tugaslah kinerja
peserta didik dinilai, sehingga tugas menjadi bagian yang
penting.
(c) Pembuatan rubik, merupakan seperangkat kriteria untuk
memberikan nilai tugas kinerja yang dilakukan peserta
didik. Rubik juga menjadi penilaian yang obyektif, lebih
jelasnya rubik dibuat dalam bentuk skala nilai (scoring
scales).

26
Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik (Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013), h.133-134.
27
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), h. 55.
28

Pada pelaksanaan penilaian autentik ini guru dapat


memberikan tugas seperti: menulis, menggambar,
melakukan sesuatu, memperagakan, presentasi atau diskusi.
Dalam hal cakupan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.28

3) Pelaporan Penilaian Autentik

Setelah pelaksanaan dalam penilaian, langkah


selanjutnya pelaporan penilaian. Hasil penilaian dilakukan
analisis agar mengetahui kemajuan dan kesulitan siswa dalam
belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan
(feedback) berupa komentar yang mendidik untuk perbaikan
pembelajaran. Hasil penilaian oleh guru berbentuk: a) nilai
atau deskripsi pencapaian kompetensi, hasil kompetensi
pengetahuan dan keterampilan termasuk hasil pembelajaran
tematik-terpadu; b) deskripsi sikap, yang di dalamnya
penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

Laporan penilaian oleh guru disampaikan kepada kepala


sekolah/madrasah dan pihak lainnya seperti: wali kelas, guru
bimbingan dan konseling, dan orang tua/wali siswa).29

g. Faktor-faktor Keberhasilan Penilaian Autentik


Dengan demikian dapat dipahami suatu penilaian dikatakan
autentik apabila:
(1) Sasaran dalam penilaiannya mengarah pada kompetensi yang
ingin dicapai.
(2) Penilaian yang melibatkan siswa peserta didik pada tugas-
tugas atau kegiatan yang bermanfaat, penting, dan bermakna.

28
Yanti, op. cit., h. 157-158.
29
Kunandar, op. cit., h. 55-56.
29

(3) Penilaian yang menantang peserta didik dalam menerapkan


informasi/keterampilan akademik baru pada situasi nyata dan
untuk maksud yang jelas.
(4) Penilaian yang mengukur perbuatan atau penampilan yang
sebenarnya atas kompetensi pada suatu mata pelajaran.
(5) Penilaian yang mengukur penugasan peserta didik terhadap
kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat.
(6) Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan kolektif
peserta didik dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang
sudah dipelajari.
(7) Penilaian dengan secara langsung perbuatan/prestasi peserta
didik yang berkaitan dengan tugas intelektual yang layak.
(8) Penilaian yang mampu melibatkan peserta didik untuk
mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dalam suatu
konteks kehidupan nyata.30

Berdasarkan pemaparan di atas membuktikan bahwa penilaian


autentik dikatakan autentik apabila penilaian dipraktekkan atau
dilaksanakan dengan kemampuan peserta didik secara langsung.

h. Faktor-faktor Kekurangan Penilaian Autentik


Disamping keberhasilan penilaian autentik juga memiliki
kekurangan dalam penerapannya, adapun aspek dari kekurangan
penilaian autentik diantaranya:

(1) Aspek Guru


Guru harus memiliki wawasan luas, kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, berani mengemas serta
mengembangangkan materi dalam pebelajaran. Secara
akademik guru dituntut harus menggali informasi, begitu juga
halnya informasi tentang penerapan penilaian autentik

30
Masnur Muslich, Authentic Asessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2011), h. 2.
30

kurikulum 2013, karena guru memiliki peranan yang penting


untuk memberikan nilai atau hasil belajar siswa.
(2) Aspek peserta didik
Dalam pembelajaran kurikulum 2013, menuntut
kemampuan belajar peserta didik dinilai dari tiga ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karena penilaian yang
menekankan penilaian autentik, untuk itu siswa harus dinilaia
dengan ketiga tersebut, jika tidak dimiliki, maka penilaian
autentik tidak berjalan dengan sesuai dengan semestinya.
(3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Dalam penilaian autentik harus juga menunjang
pembelajaran yang autentik, itu diperlukan sumber pengajaran
seperti bahan bacaan atau sumber informasi yang banyak dan
bervariasi. Tentunya akan menunjang dan mempermudah
untuk menerapkan penilaian autentik.
(4) Aspek Kurikulum
Kurikulum harus luwes, yang berorientasi pada pencapaian
ketuntasan pemahaman peserta didik. Guru harus diberikan
informasi dan pelatihan dalam penilaian secara berskala.
Karena dalam penilaian autentik guru dituntut menyediakan
teknik, prosedur penilaian, dan pengukuran yang komprehensif
juga guru harus berkordinasi dengan guru lain.31

Dalam hal ini, membuktikan bahwa dalam keberhasilan atau


tidaknya suatu pembelajaran harus saling adanya keterkaitanya
antar aspek-aspek yang terlibat.

i. Teknik dan Instrumen Penilaian Autentik


Teknik dan Instrumen yang digunakan di dalam penilaian
autentik kurikulum 2013, yaitu kompetensi penilaian sikap,
31
Nuryati, “Impelementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
Kelas IV B Di SD HJ. Isriati Baiturrahman 1 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”, Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, 2015, h. 30-31.
31

kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan sebagai


berikut:

1) Penilaian Komptensi Sikap


a. Pengertian kompetensi sikap

Ranah Sikap (Afektif) bermula dari perasaan (suka


atau tidak suka) yang terikat dengan kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Sikap juga
sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap merupakan penentukan
keberhasilan belajar, apabila peserta didik tidak memiliki
minat pada pembelajaran, maka akan mengalami kesulitan
untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Oleh
karena itu, di dalam dunia pendidikan tenaga pengajar
(guru) harus mampu membangkitkan minat semua peserta
didik, agar mencapai kompetensi pembelajaran yang telah
ditentukan. Untuk itu pendidik harus merancang program
pembelajaran yang memperhatikan kompetensi sikap
(afektif).

Dalam kurikulum 2013 sikap dibagi menjadi dua


bagian yaitu, sikap spiritual dan sikap sosial. bahkan
kompetensi sikap menjadi kompetensi inti, yakni
kompetensi inti 1 (KI 1) untuk sikap spiritual dan
kompetensi inti 2 (KI 2) untuk sikap sosial.

Meskipun kompetensi sikap spiritual dan


kompetensi sikap sosial memiliki kompetensi dasar (KD),
namun tidak dijabarkan di dalam materi atau konsep yang
harus disampaikan. Karena kompetensi sikap spiritual dan
sosial harus muncul dari diri peserta didik di dalam
32

kehidupan sehari-hari, sikap tersebut harus dibarengin


dengan penilaian instrumen lainnya.32

b. Ruang Lingkup Kompetensi Sikap


Dalam ranah sikap terdapat lima jenjang proses
berpikir, sebagai berikut:
(1) Kemampuan Menerima adalah kepekaan seseorang
dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar
yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,
situasi, gejala, dan lainnya.
(2) Kemampuan Merespon adalah kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya
secara aktif dan fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara.
(3) Kemampuan menilai (valuing) kemampuan memberikan
nilai atau penghargaan terhadap sesuatu kegiatan atau
objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,
dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
(4) Kemampuan mengatur atau mengorganisasikan
(organization) dalam arti mengorganisasikan nilai-nilai
yang relevan ke dalam suatu sistem, menentukan
hubungan antar nilai, memantapkan nilai yang dominan
dan diterima.
(5) Kemampuan berkarakter (characterization) adalah
kemauan memadukan sesuatu sistem nilai yang telah
dimiliki oleh seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.33

Untuk merancang program pembelajaran, pendidik harus


memperhatikan ranah afektif. Karena keberhasilan
32
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 103-105.
33
Ibid., h. 109-112.
33

pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik


dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Peserta didik
yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap
pelajaran, tentu akan memperoleh hasil pembelajaran yang
optimal.

c. Teknik-teknik Penilaian Kompetensi Sikap

Obyek penilaian sikap yang perlu dinilai dalam proses


pembelajaran berbagai mata pelajaran yaitu, sikap terhadap
materi pelajaran, sikap terhadap guru/ tenaga pengajar,
sikap terhadap proses pembelajaran, sikap berkaitan dengan
nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubungan dengan
materi pelajaran.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa


teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain observasi,
penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal.
Terknik-teknik tersebut dapat diuraikan secara ringkas
sebagai berikut.34

(1) Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang
digunakan guru untuk mengumpulkan data penilaian
belajar peserta didik. Teknik tersebut merupakan teknik
yang dilakukan dengan berkelanjutan dengan cara
mendengarkan atau melihat, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Observasi juga bisa dikatakan dengan pengamatan,
karena teknik tersebut sumber informasi yang berguna
untuk menganalisis perkembangan belajar siswa.

34
Hamzah B.Uno, Satria Koni, Assessment Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), cet. 3, h. 30.
34

Misalnya, guru mata pelajaran geografi menugaskan


peserta didik membuat peta, tampak seorang peserta
didik lamban dalam membuatnya, sedangkan peserta
didik lainnya menyelesaikan dengan tepat waktu yang
ditentukan guru atau cepat dalam pengerjaannya.35
(2) Penilaian diri
Penilaian diri merupakan penilaian dengan cara
meminta peserta didik mengevaluasi dirinya (kelebihan
dan kekurangannya) dalam pembelajaran tertentu atau
pencapaian kompetensi. Penilaian diri dilakukan untuk
mempromosikan belajar menghargai keterampilan, dan
kemampuannya seperti memantau perkembangan
pribadi, merefleksikan kemampuan pribadi, gaya
belajar, dan mengatur diri sendiri seperti menaati
peraturan sekolah.
Penilaian diri bermanfaat bagi peserta didik bahwa
mereka dapat andil dalam penilaian terhadap dirinya
sendiri, yang bisa menyebabkan termotivasi dalam
kegiatan belajar mengajar, dan berusaha memperbaiki
atas kekurangannya.36
(3) Penilaian antar peserta didik
Penilaian antar peserta didik merupakan penilaian
dengan cara meminta peserta didik menilaian temannya
terkait pencapaian kompetensi selama periode tertentu.
Peserta didik satu sama lain saling mengevaluasi
kualitas pencapaian kompetensi baik dari segi sikap
maupun dari segi kinerja dalam pembelajaran yang
dilakukan.

35
Herman Yosep, dan Yustiana Wahyu Harumurti, Penilaian Belajar Siswa, h. 152.
36
Ibid., h. 158.
35

Penilaian ini akan menumbuhkan perasaan bahwa di


dalam kelas peserta didik memiliki kehendak dalam
pencapaian tujuan yang sama, karena peserta didik bisa
belajar dari teman-teman sendiri bukan hanya dari
guru.37
(4) Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidikan di dalam dan
di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan
tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku peserta didik.
Guru hendaknya memiliki catatan profil setiap
peserta didik yang memuat sikap dan prilaku peserta
didik dalam sehari-hari. Dengan begitu guru bisa
memonitor sikap dan prilaku peserta didik dari hari-
kehari, untuk melakukan pembinaan dan bimbingan
terhadap siswa apabila diperlukan.38

Dari sejumlah teknik penilaian sikap yang telah


dijelaskan, adalah untuk mengukur kompetensi sikap
spiritual dan sosial yang dicantumkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Penilaian Komptensi Pengetahuan


a) Pengertian Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Kompetensi pengetahuan (kognitif) adalah penilaian
yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian
atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan
yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan
atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kompetensi
pengetahuan (kognitif) konsep penguasaan keilmuan yang
37
Ibid., h. 159.
38
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 151.
36

dimiliki siswa yang didapatkan dari proses belajar atau


kegiatan belajar mengajar.39 Kopetensi pengetahuan ini
merupakan menjadi tolak ukur kemampuan siswa dalam
memahami materi dan kompetensi yang telah diajarkan.
b) Ruang Lingkup Kompetensi Pengetahuan
Menurut Bloom, dalam buku Supardi ranah
pengetahuan (kognitif) terdiri dari 6 tingkatan sebagai
berikut:
(1) Pengetahuan (knowledge)
Kegiatan pembelajaran kognitif adalah aktivitas
pembelajaran siswa untuk mengingat kembali tentang
pengetahuan yang berupa fakta, data, konsep, ide-ide,
frase, kalmat, definisi, pristiwa, tahun, daftar, rumus,
teori, dan kesimpulan. Kegiatan belajar ini siswa hanya
menghafal tidak ada tuntutan untuk berpikir. Kegiatan
belajar yang menunjukan pengetahuan antara lain;
menghafal, menamakan, menerjemahkan, membuat
daftar, mengenal kembali, menentukan lokasi,
mengemukakan arti, menulis kembali, mendeskrisikan
sesuatu, dan menceritakan apa yang terjadi.
(2) Pemahaman (comprehension)
Pembelajaran pemahaman adalah pembelajaran
yang menghendaki peserta didik memahami sesuatu
yang diketahuinya atau ingat seperti, hubungan antar
faktor, antar konsep, dan antar data, hubungan sebab-
akibat, dan penarikan kesimpulan dari proses
mengetahui dan mengingat. Pembelajaran yang
menunjukan pemahaman antara lain; mengungkapkan
pendapat dari kata-kata sendiri, menceritakan sesuatu
yang telah dipelajari dengan kata-kata sendiri,

39
Ibid., h. 165.
37

menerjemahkan ayat Al-Qur’an, membedakan, dan


membandingkan.
(3) Penerapan (application)
Kegiatan penerapan adalah kegiatan yang
memberikan keterampilan bagaimana menerapkan
pengetahuan berupa konsep, teori, atau petunjuk teknis
dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar yang
menunjukan penerapan antar lain; menggunakan istilah,
memecahkan suatu masalah, menghitung kebutuhan,
melakukan percobaan.40
(4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
merinci atau mengurangi Suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu
memahami hubungan di antara bagian-bagian atau
faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lain.
Analisis proses berpikir setingkat lebih tinggi dari
penerapan atau aplikasi. Karena peserta didik
menentukan bagian-bagian dari suatu masalah.
(5) Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau
berbentuk pola baru. Untuk lebih jelasnya kemampuan
dalam berpikir kebalikan dari proses analisis. Dalam
kegiatan pembelajarannya seperti menemukan solusi
dari permasalahan, membuat desain, memprediksi, dan
menciptakan produk.
(6) Evaluasi (evaluation)

40
Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor Konsep
dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 152-153.
38

Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk


membuat pertimbangan tertentu suatu situasi, nilai, atau
ide. Kemampuan melakukan evaluasi juga dapat
diartikan mempertimbangkan dan menilai benar salah,
baik buruk, bermanfaat tidak bermanfaat. Dalam
pembelajarannya dapat mempertahankan pendapat,
beradu argumentasi, memilih solusi yang terbaik, dan
menyarankan perubahan.

Berdasarkan pemaparan tingkatan pengetahuan


(kognitif) di atas, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
tingkat rendah dan tingkat tinggi. Tingkat rendah terdiri dari
pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Sedangkan
tingkat tingginya terdiri dari analisis, sintesis, dan
evaluasi.41

c) Teknik-teknik Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Dalam penilaian kompetensi pengetahuan guru
menggunakan beberapa teknik penilaian yaitu: (1) tes
tertulis, (2) tes lisan, dan (3) penugasan. Teknik-teknik
tersebut dijabarkan sebagai berikut.
(1) Tes tertulis
Penilaian tes tertulis teknik untuk mengukur
penguasaan kompetensi atau materi bahan
pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, jenis penilaian
tersebut digunakan untuk mengukur ketercapian
kompetensi pengetahuan.
Penilaian tes tertulis terdapat dua tipe soal, soal
objektif dan subjektif. Soal objektif siswa disajikan
dengan cara pemilihan jawaban yang telah disediakan.
Jenis soal objektif seperti, soal benar-salah, soal pilihan

41
Kunandar, op. cit., h. 170.
39

ganda, dan soal menjodohkan. Sedangkan soal subjektif


soal memberikan jawaban dengan menuliskan
jawabannya. Jenis soal seperti, jawaban singkat,
melengkapi, dan soal uraian.42
(2) Tes lisan
Tes lisan, adalah tes yang menuntut peserta didik
memberikan jawaban secara lisan, dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan guru secara lisan (langsung).
Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat, atau paragraf
yang diucapkan.
Tes lisan diharapkan dapat membuat peserta didik
timbulnya rasa keberaniannya dalam penyampaiannya,
tes lisa biasa digunakan menguji peserta didik, baik
secara individu maupun kelompok. Misalnya ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan ujian tingkat
kompetensi, dan ujian sekolah.43
(3) Penugasaan
Penugasan merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang berupa pekerjaan rumah atau proyek
yang ditentukan batas waktu pengumpulannya,
penugasan meliputi: pengumpulan, pengorganisasian,
pengevaluasian, dan pengkajian data yang harus
diselesaikan peserta didik dengan cara individu atau
kelompok.44

Berdasarkan penjelasan teknik penilaian pengetahuan


tersebut, bahwa teknik dengan penilaian tes tulis berbentuk
butiran soal yang telah dibuat oleh guru, teknik penilaian tes

42
Herman Yosep, dan Yustiana Wahyu Harumurti, Penilaian Belajar Siswa, h. 73.
43
Kusaeri, Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar Dalam Kurikulum 2013,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2014), h. 196.
44
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, h. 231.
40

lisan dalam bentuk guru bertanya secara langsung terhadap


peserta didik, sedangkan teknik penilaian penugasan guru
memberikan tugas kepada peserta didik dengan
pengumpulannya telah ditentukan waktunya.

3) Penilaian Komptensi Keterampilan


a) Pengertian Kompetensi Keterampilan
Penilaian keterampilan (psikomotorik) merupakan
"masalah dan pertanyaan yang menarik dan layak penting,
di mana peserta didik harus menggunakan pengetahuan
untuk menggelar pertunjukan secara efektif dan secara
kreatif.”45 Artinya kompetensi keterampilan ini lanjutan
dari kompetensi pengetahuan dan kompetensi sikap apabila
peserta didik sudah mengikutinya. Karena kompetensi
keterampilan hasil bentuk ketercapaiannya kompetensi
pengetahuan (kognitif) dan kompetensi sikap (afektif)
dengan menunjukkan tingkat keahlian dalam suatu tugas
sekumpulan tugas tertentu.46
b) Ruang Lingkup Kompetensi Keterampilan
Dalam ranah kompetensi keterampilan terdapat lima
jenjang berpikir diantaranya:
(1) Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatan sederhana dan Sama persis dengan yang dilihat
atau diperhatikan sebelum nya. Contohnya, seorang
peserta didik dapat membuat peta Indonesia dengan
tepat karena sebelumnya pernah melihat atau
memerhatikan hal yang sama sebelumnya.
(2) Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan
sederhana yang belum pernah dilihat, tetapi berdasarkan
45
Jon Mueller, “The Authentic Assessment Toolbox: Enhancing Student”, 2005, vol. 1, h.
2, (http://jolt.merlot.org/documents/vol1_no1_mueller_001.pdf, diakses pada tanggal 10 april
2018).
46
Kunandar, op.cit., h. 255.
41

pada pedoman atau petunjuk saja. Contohnya, seorang


peserta didik mampu membuat alat peraga dalam belajar
berdasarkan pada petunjuk huruf atau teori yang
dibacanya dan intruksi dari guru.
(3) Presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-
kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan
produk kerja yang tepat. Contohnya, peserta didik dapat
membuat alat peraga dalam belajar yang mampu
membangkitkan belajar peserta didik yang lainnya.
(4) Artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang
kompleks dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan
sesuatu yang utuh. Contohnya, peserta didik membuat
alat peraga dalam belajar disaat peserta didik yang lain
kesulitan dalam belajar.
(5) Naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan
secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja
sehingga efektivitas kerja tinggi. Contohnya, tanpa
berpikir panjang peserta didik dapat membuat alat
peraga dalam belajar sehingga dapat dilakukan untuk
mempermudah kegiatan belajar mengajar.47

Berdasarkan kelima kerangka berpikir ruang lingkup


penilaian kompetensi keterampilan, membuktikan bahwa
dalam pembelajaran yang mengukur keahlian atau
kemampuan peserta didik ada tahap-tahapan yang harus
dipahami khususnya pendidik, untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan yang dimiliki peserta didik.

c) Teknik-teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian kompetensi keterampilan (psikomotorik)
terdapat tiga insturmen penilaian kinerja diantaranya:

47
Ibid., h. 259-260.
42

(1) Penilaian unjuk kerja/ kinerja


Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang
pendidik/guru dengan mengamati kegiatan peserta didik
dalam melakukan suatu tugas. Oleh karena itu, penilaian
ini lebih diarahkan pada ketercapaian kompetensi dalam
melakukan suatu tugas. Penilaian unjuk kerja/kinerja
dapat digunakan dalam semua mata pelajaran khususnya
mata pelajara, seperti: sosiologi, geografi, sejarah, dan
ekonomi.48 Suatu penilaian kinerja apabila peserta didik
diminta untuk membangun tanggapan mereka sendiri
dari pada memilih yang disajikan, dan tugas mereplikasi
tantangan yang dihadapi di dunia nyata. Kinerja yang
baik pada tugas harus menunjukkan, atau sebagian
menunjukkan, berhasil menyelesaikan satu atau lebih
standar. Tugas istilah sering digunakan secara sinonim
dengan istilah penilaian di bidang penilaian autentik.49
(2) Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
priode atau waktu tertentu. Penilaian proyek digunakan
untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan dalam
bidang tertentu, dalam hal ini kegiatan penilaian proyek
seperti tugas membuat jurnal, penelitian tentang
permasalah yang ada di lingkungan sekolah, atau
50
didekat lingkungan sekolah, dan dirumah.
(3) Penilaian portofolio

48
A. Muri Yusuf, Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan
Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), cet. 1, h.296.
49
Jon Mueller, “Authentic Assessment Toolbox:Glosarium”, 2016,
(http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/glossary.htm, diakses pada tanggal 10 april 2018).
50
Hamzah B. Uno, Satria Koni, Assessment Pembelajaran, h. 24.
43

Penilaian portofolio merupakan kegiatan penilaian


berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang ditunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu priode tertentu,51penilaian portofolio
paling sering dikaitkan dengan koleksi karya seni, dan
dalam hal mengerjakan tugas-tugas autentik dapat
mengaplikasikan dari kompetensi pengetahuan dan
keterampilan yang berarti. Portofolio berisi
mencerminkan kisah-kisah menarik tentang
pertumbukan bakat peserta didik dan menunjukkan
keterampilan mereka melalui koleksi pertunjukkan
autentik. misalnya, laporan praktikum, pembuatan
penelitian, dikusi kelompok, presentasi, debat, dan
seleksi hasil dari pidato atau pembacaan puisi.52
Berdasarkan penilaian kompetensi keterampilan
yang telah diuraikan, bahwa teknik penilaian portofolio
hasil peserta didik yang menyajikan informasi bagi
pendidik untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan perbaikan pembelajaran (umpan balik)
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

j. Tujuan Penilaian Autentik


Dalam penilaian autentik kurikulum 2013, proses
pembelajaran yang harus sejalan dengan tujuan pembelajaran
untuk mengumpulkan berbagai informasi dengan berbagai teknik.
Karena penilaian yang sempurna dapat menggambarkan proses dan
hasil yang sesungguhnya, dan penilaian dilakukan sepanjang
kegiatan pengajaran untuk memotivasi dan mengembangkan
kegiatan belajar peserta didik.

51
Ibid., h. 26.
52
Jon Mueller, “Authentic Assessment Toolbox: Portfolios”, 2016,
(http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/portfolios.htm, diakses pada tanggal 10 april 2018).
44

Adapun tujuan penilaian autentik, untuk mencapai tingkat


kompetensi yang ditentukan baik itu selama mengikuti
pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan peserta didik sekaligus dapat mengetahui
kesulitan belajar yang dialami peserta didik secara tepat, hasil
pemantauan dipakai untuk umpan balik kepada siswa, dan untuk
memperbaiki metode, pendekatan, dan sumber belajar bagi peserta
didik.53 Dilihat dari tujuan bagi misi sekolah adalah untuk
mengembangkan warga negara yang produktif, peserta didik harus
mampu melakukan tugas yang berarti di dunia nyata , agar mahir
untuk menghadapi kehidupan nyata.54

3. Kajian Tentang Pembelajaran (IPS) Ilmu Pengetahuan


Sosial

a. Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial atau IPS adalah ilmu yang mengkaji
berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar
manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberikan
wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik,
dari tingat dasar hingga menengah.
Kajian IPS mencakup berbagai kehidupan yang beraspek
majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya,
sejarah, geografi, maupun politik, semua itu dipelajari dalam ilmu
pengetahuan sosial.55

53
Andul Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (PT. Remaja Rosdakarya:
2014), h. 42.
54
Jon Mueller, op. cit., “what is it”,
(http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/index.htm, diakses pada tanggal 10 april 2018).
55
Ahmad Sutanto, Teori Belajar Pembelajaran Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2013), cet. 1, h. 137.
45

b. Ruang Lingkup IPS


Pembelajaran IPS ditingkat SMA/MA, dipecahkan menjadi
berbagai mata pelajaran seperti: Sosiologi, Geografi, Sejarah, dan
Ekonomi.
1) Sosiologi, memberikan wawasan mengenai hubungan manusia
dengan kelompok (interaksi sosial, kelompok sosial, gejala-
gejala sosial, struktur sosial, proses sosial, dan perubahan
sosial).
2) Geografi, memberikan wawasan berkenaan dengan wilayah-
wilayah antara faktor manusia dan alam (lingkungan, tataruang,
kelompok).
3) Sejarah, memberikan wawasan dengan peristiwa-peristiwa dari
berbagai priode (sejarah kebudayaan, sosial, keluarga,
ekonomi, dan politik).
4) Ekonomi, memberikan wawasan pemenuhan kebutuhan
manusia dan kelangkaan (produksi, konsumsi, pasar, uang,
bank, koprasi, kewirausahaan, dan perseroan terbatas).56

Berdasarkan secara keseluruhan, pembelajaran yang mengkaji


ilmu sosial yang berhubungan dengan masyarakat, baik itu dari
gejala, masalah, peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.

c. Tujuan Pembelajaran IPS


Social studies atau IPS adalah program pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu dan melatih peserta didik, agar mampu
memiliki kemampuan untuk mengenal dan menganalisis suatu
persoalan dari berbagai sudut pandang secara logis dan kritis.
Sebagai contoh guru membahas tentang Candi Borobudur, dari
sudut pandang geografi guru akan membicarakan tentang letak dan
keadaan georafisnya, dilihat dari sudut pandang sejarah guru akan

56
Ahmad Sutanto, Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2014), h. 6-8.
46

menjelaskan latar belakang didirikannya, tujuan, waktu, dan tokoh


pemrakarsanya, dari sudut pandang ekonomi guru menjelaskan dari
nilai ekonomis sebagai pusat wisata terbesar di jawa, dan kalau
dilihat dari sudut pandang sosiologi, guru akan membicarakan
sosial-budaya dan keterletakan masyarakat dengan nilai-nilai
spiritual. Semuanya di bahas secara komprehenshif.57
Berdasarkan falsafah, maka dirumuskan pendidikan nasional,
mengenai tujuan IPS yaitu:
Membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila
membentuk manusia yang sehat Jasmani dan rohaninya,
meliputi pengetahuan dan keterampilan dapat
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dan dapat
menyuburkan sikap demokrasi dan penuh rasa tenggang
rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan
disertasi budi pekerti luhur, mencintai bangsanya, dan
mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksud dalam UDD 1945.58
Kaitan dari tujuan IPS yang telah dijabarkan di atas,
membuktikan pencapaian dari tujuan itu, bahwa harus sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan, baik itu
tantangan kehidupan yang dihadapi, maupun yang akan datang.

57
Dadang supardan, Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial perspektif filosofi dan
kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 17.
58
Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofis, Kosep dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 18.
47

B. Hasil Penelitian Relevan

Tabel Penelitian Relevan

Tabel 2. 1

No Nama Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Peneliti/ Peneliti
Tahun

1. M. Fajar Penerapan Hasilnya bahwa Sama meneliti Pada hasil belajar


Mahbub penilaian penerapan tentang siswa dalam
(2014)59 Autentik penilaian autentik penilaian pembelajaran
untuk hasil untuk belajar siswa autentik, metode pendidikan agama
belajar siswa dalam penelitian, Islam dan Budi
dalam pembelajaran sumber data, pekerti (studi
pembelajaran pendidikan agama pengumpulan kasus penerapan
pendidikan Islam dan budi data penelitian
agama Islam pekerti yakni autentik di SMA
dan Budi menunjukkan hasil IZADA Pondok
pekerti (studi belajar siswa Aren
kasus menjadi lebih baik
penerapan meskipun masih
penelitian ada beberapa siswa
autentik di yang hasil
SMA belajarnya masih

59
M. Fajar Mahbub, “Penerapan Penilaian Autentik Untuk Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti (studi kasus Penerapan Penilaian
Autentik Di SMA IZADA Pondok Aren)”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayattullah Jakarta: 2014. tidak dipublikasikan.
48

IZADA rendah
Pondok
Aren)
2. Prisda Penerapan Pertama, persiapan Sama meneliti Pada penelitian
Ayutt Penilaian autentik dinilai tentang mata pelajaran
Mutiami Autentik dari ranah penilaian Geografi studi
(2017) dalam pengetahuan dan autentik, metode kasus SMAN 5
Kurikulum keterampilan, penelitian, Depok.
2013 pada dengan indikator sumber data,
Mata penilaian yang ada pengumpulan
pelajaran di dalam RPP. data,
Geografi Kedua, menemukan
studi kasus pelaksanaan permasalahan
SMAN 5 penilaian autentik yang sama
Depok60 pada ranah
pengetahuan dan
keterampilan.
Dalam ranah
pengetahuan
menggunakan
teknik tes lisan, tes
tulis, dan
penugasan yang
disiapkan pada
RPP. Pelaksanaan
penilaian
keterampilan
menggunakan

60
Prisda Ayutt Mutiami, “Penerapan Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 Pada
Mata pelajaran Geografi Studi Kasus SMAN 5 Depok”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayattullah Jakarta: 2017. tidak dipublikasikan.
49

teknik kinerja,
proyek, dan
portofolio. Ketiga,
pelaporan penilaian
autentik berbentuk
nilai yang sesuai
dengan KKM yang
telah disepakati
3. Bahrul Implementasi Teknik dan Sama meneliti Penelitiannya
Alam Kebijakan instrumen penilaian tentang guru Sejarah
(2015)61 Penilaian autentik masih penilaian Indonesia kelas X
Autentik belum diterapkan autentik, metode di SMA Negeri
Kurikulum secara optimal, penelitian, 78 Jakarta dan
2013 di SMA hasil yang dicapai sumber data, siswa kelas X
Negeri 78 semua siswa telah pengumpulan dalam pelajaran
Jakarta memenuhi KKN, data, Sejarah
faktor yang menemukan Indonesia,
mendukung permasalahan dan pengumpulan
penilaian autentik yang sama datanya
adalah guru yang mengunakan
telah ikut pelatihan, kuesioner.
kerja sama antar
guru dan sarana
prasarana, dan
Faktor
penghambatnya
adalah sarana dan

61
Bahrul Alam, “Implementasi Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di SMA
Negeri 78 Jakarta”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta: 2015.
tidak dipublikasikan.
50

prasarananya
khususnya di kelas
X IIS dan lembar
penilaian dari
sekolah yang tidak
dilengkapi
instrumen
penilaian.
51

C. Kerangka Berfikir
Melalui peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan, pergantian
kurikulum 2006/KTSP yang di gantikan dengan kurikulum 2013 pada
tahun 2013, sampai saat ini. Kurikulum 2013, merupakan kurikulum
berbasis kompetensi dan karakter sebagai penyempurna kurikulum
sebelumnya. Hal ini karena zaman semakin berkembang, dan
perkembangan dari aspek teknologi yang semakin canggih, sehingga perlu
adanya perubahan pada kurikulum, apabila kurikulum sudah tidak sesuai
dengan perkembangan zaman dan tidak relevan.
Pada kurikulum 2013, penilaian yang ditekankan adalah penilaian
autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang tidak hanya menilai
hasil belajar siswa, tetapi dari awal kesiapan siswa, proses, dan hasilnya.
Maka dari itu kurikulum 2013, menekankan penilaian autentik yang di
dalamnya terdapat penilaian sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan
keterampilan (psikomotorik). Konsep penilaiannya, peserta didik diujikan
secara langsung atau nyata dengan kemampuan/keterampilan yang
dimiliki peserta didik.
Penilaian autentik pada kurikulum 2013, menjadi perhatian khusus
dalam penerapannya, maka guru harus benar-benar dalam proses dan hasil
pembelajarannya, agar penilaian autentik berjalan efektif. Pada
pembelajaran IPS di SMA/MA yang terdiri sosiologi, geografi, sejarah,
dan ekonomi, di MAN 1 Tangerang Selatan sudah menerapkan kurikulum
2013 dan menggunakan penilaian autentik dalam penilaiannya, dari
penilaian autentik guru menerapkan perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan penilaian.
Dalam penerapan penilaian autentik tentunya akan muncul dampak
faktor pendukung dan penghambat dalam penerapannya, baik itu dari
aspek guru, yang melaksanakan penilaian autentik, aspek peserta didik,
yang diberikan penilaian, dan aspek sarana dan sumber belajar, yang
menunjang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan
penilaian autentik.
52

Gambar 2. 2
Kerangka Berfikir

KEMENDIKBUD

Kurikulum 2013

Penilaian Autentik
2013

Sikap Keterampilan Pengetahuan

Guru Pembelajaran
IPS (sosiologi,
geografi, sejarah, dan
ekonomi)

Perencanaan,
Faktor pendukung dan
pelaksanaan, dan
Penghambat penilaian
pelaporan penilaian
autentik
autentik
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Dalam pelaksanaan penelitian, penulisan mengambil tempat di
MAN 1 Tangerang Selatan (MAN Serpong), yang beralamat lengkap di
Jl. Raya Serpong Ds. Kademangan Rt 03/03, Kecamatan Setu, kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Alasan memilih sekolah MAN 1
Tangerang Selatan, sebagai studi kasus dalam penelitian ini karena MAN
1 Tangerang Selatan merupakan salah satu Madrasah yang para dewan
gurunya sudah menggunakan Kurikulum 2013 dalam kegiatan belajar
mengajar dan sudah menggunakan penilaian autentik dalam penilaian
terhadap peserta didik, sehingga akan mempermudah peneliti dalam
melakukan penelitian yang mengenai penerapan penilaian autentik dalam
kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS (Sosiologi, geografi, sejarah, dan
ekonomi).

Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2017 sampai bulan Januari
2018, untuk mengetahui pengaruh penerapan penilaian autentik kurikulum
2013 pada pembelajaran IPS (sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi) di
MAN 1 Tangerang Selatan. Adapun jadwal kegiatan penelitian di
lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1

53
54

Tabel 3. 1
Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan/Minggu
Penelitian September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul √ √
2. Persetujuan Judul √

3. Penyusunan Bab I, √ √
II, dan III
4. Seminar Proposal √ √

5. Revisi Proposal √ √

6. Penyusunan Bab I √ √
7. Penyusunan Bab √ √ √
II
8. Penyusunan Bab √ √
III
No Kegiatan Januari Februari Maret April
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

9. Penelitian di √ √ √ √ √
MAN 1 Tangsel
10. Penyusunan Bab √ √ √ √ √
IV
11. Penyusunan Bab √ √ √ √
V
55

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekataan kualitatif.
Pendekatan kualitatif, memiliki beberapa jenisnya diantaranya: penelitian
etnografi, studi kasus, fenomologi, grounded theory dan biografi atau
naratif.1 Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah suatu kajian yang rinci tentang satu latar,
atau subjek tunggal, atau satu tempat penyimpanan dokumen, atau suatu
peristiwa tertentu.2Studi kasus dalam penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana persiapan sampai dengan laporan penerapan penilaian autentik
kurikulum 2013

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian dilakukan di kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan. Teknik pengambilan sempel yang dilakukan dengan purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.3
mengenai bahwa guru-guru pembelajaran IPS dan para peserta didik kelas
X sudah menerapkan penilaian autentik. Sehingga dapat menjawab apa
yang ditanyakan peneliti. Adapun narasumber dalam penelitian ini terdiri
dari 4 guru pembelajaran IPS di kelas X dari mata pelajaran sosiologi,
geografi, ekonomi, dan sejarah, dan 5 orang peserta didik kelas X dari
masing-masing kelas.

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Jenis dan Sumber Data


Data merupakan fakta, informasi atau keterangan yang dijadikan
sebagai sumber atau bahan menemukan kesimpulan dan membuat

1
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pres, 2011), cet.
2, h. 18.
2
Rulam Ahmadi, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2016), cet. 3,
h. 69.
3
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 218-219.
56

keputusan.4 Dalam penelitian kualitatif, biasanya data yang di


dapatkan dalam bentuk data kalimat, atau narasi yang didapatkan dari
responden melalui serangkaian teknik pengumpulan data dan data
yang didapatkan selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan
teknik analisis data, sehingga mendapatkan kesimpulan atau
keputusan.

Dalam pengambilan suber data yang dialakukan menggunakan dua


macam cara pengambilan data yaitu: Data primer, dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan


langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan
penelitian. Data primer biasa disebut data asli atau baru. Karena
data primer data yang diperoleh secara langsung dari reponden,
baik itu dilakukan dengan wawancara, observasi, dan alat lainnya
yang juga merupakan data primer. Data primer, data yang bersifat
polos, apa adanya, dan data yang masih mentah yang memerlukan
tindak lanjutnya dengan analisis data.

Data yang diambil untuk mendapatkan hasil penelitian ini yaitu:


(1) data tentang persiapan guru dalam menilai autentik pada
pembelajaran IPS, yang terdiri dari mata pelajaran Sosiologi,
geografi, sejarah, dan ekonomi di MAN 1 Tangerang Selatan, (2)
data tentang proses atau pelaksanaan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS, yang terdiri mata pelajaran sosiologi, geografi,
sejarah, dan ekonomi di MAN 1 Tangerang Selatan, (3) data
tentang pelaporan penilaian autentik pada pembelajaran IPS, yang
terdiri mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi di
MAN 1 Tangerang Selatan, (4) data tentang pendukung dan
penghambat penerapan penilaian autentik pada pembelajaran IPS,

4
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 146.
57

yang terdiri mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan


ekonomi di MAN 1 Tangerang Selatan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diproleh dan dikumpulkan oleh


orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada. Data yang didapatkan dari perpustakaan atau laporan-laporan
penelitian yang sesudahnya.

Data skunder biasa dikatakan data yang tersedia bisa juga


dikatan data yang telah ada. Karena bahan kepustakaan yang dapat
dipergunakan dalam penelitian tidak hanya berupa teori-teori yang
telah ada yang siap digunakan, tetapi dapat pula berupa hasil-hasil
penelitian yang perlu diujikan kebenarannya.5

Data sekunder yang terdapat di sekolah untuk melengkapi data


primer misalnya seperti: visi dan misi sekolah, jumlah guru, jumlah
siswa, alamat lengkap sekolah, sarana dan prasarana, historis
sekolah dan jurnal guru.

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif


adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya data tambahan seperti
dokumen dan lain-lainnya.6 Di katakan sumber data dalam
penelitian untuk mengetahui prolehan subyek data yang didapat.
Sumber data disebut responden karena orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan yang diajukan untuk memperole hasil
penelitian, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam
penelitian ini memilih 4 reponden guru yang memiliki peran
disekolah yang menunjang dalam penelitian atau yang
berhubungan dengan penelitian ini agar mendapatkan data yang

5
Ibid., hal. 146.
6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), cet. 28, h. 157.
58

akurat diantaranya: guru sosiologi kelas X, guru geografi kelas X,


guru sejarah kelas X, dan guru ekonomi kelas X.

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulam Data


Untuk memperoleh data yang akan dicari, peneliti menggunakan
pengumpulan data, adapun metode atau teknik pengumpuan data yang
dipergunakan, sebagai berikut:
a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia


dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya
selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan
kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata
serta dibantu dengan panca indra lainnya.

Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya


menggunakan panca indra mata saja tetapi selalu mengaitkan apa
yang dilihatnya dengan apa yang dihasilkan oleh panca indra lainnya
seperti, apa ia dengar, apa ia cicipi, apa ia cium dari penciumannya,
bahkan dari apa yang ia rasakan dari sentuhan-sentuhan kulitnya.

Dalam hal ini peneliti mengamati pembelajaran IPS yang terdiri


beberapa guru mata pelajaran antaranya sosiologi, geografi, sejarah,
dan ekonomi yang diamati peran guru dalam penilaian autentik.
Adapun pendoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3. 2
Pedoman Observasi

No Indikator Sub Indikator Pernyataan Keterangan

Ya Tidak
A. Penilaian Kompetensi Sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antar
59

teman, dan Jurnal)


1. Observasi Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
2. Penilaian Diri Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
3. Penilaian Antar Penerapan
Teman Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
4. Jurnal Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes tulis, Tes lisan, dan penugasaan)
5. Tes Tulis Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
6. Tes Lisan Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
60

Pendukug
Penghambat
7. Penugasan Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
C. Penilaian Kompetensi Keterampilan (penilaian Kinerja, penilaian proyek,
dan penilaian portofolio)
8. Penilaian Kinerja Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
9. Penilaian Proyek Penerapan
Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat
10. Penilaian Penerapan
Portofolio Pelaksanaan
Pelaporan
Pendukug
Penghambat

b. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatapan muka antara
pewawancara dengan pemberi informasi atau yang diwawancarai, di
mana pewawancara dan yang diwawancarai terlibat dalam kehidupan
61

pendidikan yang relatif lama. dengan demikian, kekhasan


wawancara mendalam adalah keterlibatan dalam kehidupan
informasi.

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode


wawancara dan bertindak sebagai pemimpin dalam proses
wawancara tersebut. Dia Pula berhak menentukan materi yang akan
diwawancarai serta kapan dimulai dan diakhiri.

Informasi adalah orang yang diwawancarai, dimintakan


informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang
diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun
fakta dari suatu objek penelitian.7

Wawancara ini ditujukan pada guru Sosiologi, Geografi, Sejarah,


dan Ekonomi untuk memperoleh data mengenai penilaian autentik
dalam pembelajaran IPS yang terdiri mata pelajaran sosiologi,
geografi, sejarah, ekonomi. Yang di dalamnya mencakup ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun isi wawancara dapat
dilihat di tabel 3.3 dan 3.4

Tabel 3. 3
Kisi-kisi Wawancara Guru

No Indikator No. Soal


1. Pengetahuan penilaian autentik 1,2
kurikulum 2013
2. Pengetahuan penilaian autentik dalam 3,4
pembelajaran IPS (sosiologi, geografi,
sejarah, dan ekonomi)
3. a. Perencanaan 5,6,10,11,15,16,20,21
Penilaian b. Pelaksanaan 7,12,17,22

7
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: PT Kencana, 2009), cet. 3, hal. 108.
62

kompetensi c. Pelaporan 8, 13,18,23


sikap d. Pendukung dan 9, 14,19,24
Penghambat
4.
a. Perencanaan 25,26,30,31,35,36
Penilaian b. Pelaksanaan 27,32,37
kompetensi c. Pelaporan 28,33,38
pengetahuan d. Pendukung dan 29,34,39
Penghambat
5.

a. Perencanaan 40,41,45,46,50,51
Penilaian
b. Pelaksanaan 42,47,52
kompetensi
c. Pelaporan 43,48,53
keterampilan
d. Pendukung dan 44,49,54
Penghambat

Tabel 3. 4
Kisi-kisi Wawancara Siswa

No Indikator No. Soal


1. Perencanaan penilaian autentik 1
kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
2. Pelaksanaan penilaian autentik 2
kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
3. Pelaporan penilaian autentik 3,6
kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
63

4. Faktor pendukung penilaian 4


autentik
5. Faktor penghambat penilaian 5
autentik

c. Dokumentasi

Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data


yang digunakan dalam metode penelitian yang digunakan untuk
menelusuri data historis.8 Dokumentasi dalam pengertiannya yang
lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas
jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambar,
karya, dan arkeologis.9

Dokumentasi, dapat diartikan sebagai untuk mencari dokumen-


dokumen yang diperlukan dalam penelitian yaitu penelitian penilaian
autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS yang terdiri
pada mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi di
MAN 1 Tangerang Selatan. Adapun dokumentasi yang dibutuhkan
dapat dilihat di Tabel 3.5

Tabel 3. 5
Dokumentasi Penelitian

No Dokumen Sumber Data


1. Dokumen Perencanaan Guru Sosiologi, geografi, sejarah, dan
ekonomi
2. Dokumen Pelaporan Guru Sosiologi, geografi, sejarah, dan
ekonomi

8
Ibid., hal.121.
9
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), h. 175.
64

E. Uji Keabsahan Data


Keabsahan data dalam penelitian kualitatif apabila sudah meliputi
uji, credibility (validityas internal), transferability (validitas eksternal),
dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).10
1. Validityas internal (Credibility)
Uji credibility atau kepercayaan terhadap hasil-hasil penelitian
kualitatif yang dilakukan tringulasi. Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
tringulasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu: triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.11
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi
tertentu melalui berbagai sumber memperoleh data. Dalam
triangulasi dengan sumber yang terpenting mengetahui adanya
alsan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.12
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda, jadi trangulasi teknik ini dilakukan dengan
cara membandingkan informasi atau memperoleh data dengan cara
yang berbeda.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu
dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan
cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lainnyadalam waktu atau situasi yang berbeda. Apabila hasil data

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), cet. 23, h. 270.
11
Ibid., h. 273.
12
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori&Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), cet. 1, h. 219.
65

yang berbeda, maka harus dilakukan berulang-ulang sehingga


ditemukan kepastian datanya.13
2. Validitas eksternal (Transferability)
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukan derajad ketepatan atau
dapat diterapkannya pada hasil penelitian ke populasi di mana sempel
tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan,
hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau dipergunakan
kembali disaat situasi lain. Bagi peneliti, nilai transfer bergantung
pemakai, hingga manakala hasil penelitian tersebut digunakan dalam
konteks dan situasi sosial lain. Oleh karena itu, agar orang lain dapat
memahami hasil penelitian kualitatif, dengan ada kemungkinan untuk
mengunakan hasil penelitian tersebut, maka peneliti harus
memberikan uraian yang jelas secara terperinci, sistematis, dan dapat
dipercaya. Dengan begitu maka pembaca menjadi jelas atas hasil
penelitian tersebut,sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya
untuk mengaplikasikan hasi penelitian tersebut dilokasi yang
berbeda.14
3. Reliabilitas (Dependability)
Dependability atau biasa di sebut reliabilitas ditunjukkan dengan
jalan mengadakan replikasi studi atau mengulangi. Jika dua atau
beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi
yang sama dan hasil secara esensial sama, maka dikatakan
relibilitasnya tercapai. Persoalan yang sulit dicapai disini yaitu
mencari kondisi yang benar-benar sama dan adanya ketidakpercayaan
pada instrumen peneliti. Hal ini benar sama dengan alamiah yang
mengandalkan orang sebagai instrumen. 15
4. Obyektivitas (Konfirmability)

13
Sugiono, op. cit., h. 274.
14
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2014), cet. 9, h.130.
15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 325.
66

Konfirmability atau sering disebut obyektivitas dari segi


kesepakatan antar subjek. Pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau
tidaknya tergantung dari pada persetujuan dari beberapa orang
terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Dapat
dikatakan pengalaman orang itu subjektif apabila disepakati oleh
bebrapa atau banyak orang, maka barulah dapat dikatakan objektif.
Jadi, objektivitas-subjektivitasnya seseorang atau suatu hal tergantung
pada banyak orang yang menyepakatinya.16

F. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian pendekatan kualitatif, setelah mengumpulkan data
yang diperoleh maka langkah selanjutnya penyajian data, dengan
melakukan analisis data. Secara pengertiannya analisis data yang
mendeskripsikan dengan pendekatan kualitatif mencakup penelusuran
data, melalui catatat-catatan (pengamatan lapangan) mengenai
Implementasi penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran
IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan. Proses analisis data dilakukan
sebelum turun kelapangan lapangan, dilapangan, dan setelah dilapangan.
Penelitian ini, menggunakan model penelitian analisis Miles dan
Huberman.

Menurut Miles dan Huberman dalam peroses analisis data yang harus
dilakukan ada tiga tahap dalam menganalisi data penelitian kualitatif, yaitu
Reduksi data (data reduction), paparan data (data display), dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi (conclusion drwaing/verification): 17

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang didapatkan dari lapangan dengan jumlah yang banyak,


maka perlu dicatat dan rinci, untuk itu diperlukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

16
Ibid., h. 326.
17
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 210.
67

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari pola dan
temanya. Dengan demikian akan memberika gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya apabila diperlukan.18Artinya peneliti mengumpulkan data,
mencatat data yang di dapatkan di lapangan dan selajutnya mengabil
data yang terpenting untuk memfokuskan pada tujuan peneliti.

2. Paparan data (data display)

Setelah data direduksi selanjutnya adalah mendisplaykan data.


Dalam penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Tetapi yang
sering digumakan untuk penyajian data dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
19
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/verification)

Penarikan kesimpulan merupakan suatu tahap lanjutan dimana


pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari suatu temuan data. Ini
adalah interpretasi peneliti atas temuan dari hasil wawancara atau suatu
dokumen.20

Berdasarkan analisis reduksi data, paparan data, dan penarikan


kesimpulan merupakan siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif
merupakan upaya yang berlanjut, berulang-ulang, dan terus menerus.
Sehingga reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan menjadi

18
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 92.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 249.
20
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: PT Raja Rafindo Persada, 2016),
cet. 3, h. 180.
68

keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang


saling menyusul.21

Dalam penelitian ini, menyimpulkan data mengenai hasil pencarian


pengetahuan tentang penilaian autentik terhadap guru sosiologi,
geografi, sejarah, dan ekonomi serta proses penilaian, pelaksanaan
penilaian, pelaporan penilaian, dan faktor pendukung dan penghambat
penilaian autenik kurikulum 2013 di MAN 1 Tangerang Selatan kelas
X.

21
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 212.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Obyek Penelitian

a. Kurikulum MAN 1 Tangerang Selatan


Kurikulum yang berlaku di MAN 1 Tangerang Selatan sudah
menggunakan kurikulum 2013, secara utuh dari sejak tahun ajaran
2015-2016, yang dilaksanakan disetiap jenjangnya. Mulai dari kelas X
sampai dengan kelas XII, dari peminatan IIS dan MIPA.

Adapun penentuan pemilihan peminatan peserta didik, itu dilakukan


dari sejak kelas X, dengan melalui tes IQ, tes tertulis, psikotes, dan baca
tulis al-qur’an.

Di MAN 1 Tangerang Selatan, sendiri penjurusan peminatan dibagi 2


bagian yaitu:

1) MIPA (Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam) yang


menekankan pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi.
2) IIS ( Ilmu-ilmu Sosial) yang menekankan pelajaran geografi,
sosiologi, sejarah, dan ekonomi.

Standar kompetensi lulusan MAN 1 Tangerang Selatan, melalui


permendikbud nomor 20 tahun 2016, setiap lulusan pendidikan dasar
dan pendidikan menengah memiliki 3 dimensi yaitu dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Dimensi sikap jenjang SMA/MA/SMALB/Paket C, memiliki


perilaku yang mencerminkan sikap yang beriman dan bertawa kepada
tuhan YME, berkarakter, jujur, peduli, bertanggung jawab, pembelajar

69
70

sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan rohani yang sesuai di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional.

Dimensi pengetahuan jenjang SMA/MA/SMALB/Paket C,


Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora. Mampu
mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta
kawasan regionaldan internasional.

Dimensi keterampilan jenjang SMA/MA/SMALB/Paket C,


Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah
sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri.1

Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah


yang telah dijabarkan bertujuan peserta didik yang berakhlak mulia,
mencerdaskan dalam pengetahuan, memiliki keahlian sesuai dengan
kejuruannya dengan pendidikan lebih lanjut.

Standar penilaian MAN 1 Tangerang Selatan mengacu pada standar


penilaian kurikulum 2013, berdasarkan permendikbud nomer 23 tahun
2016. Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup,
tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam

1
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun
2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Bab II, h. 8,
(http://bsnp- Permendikbud Tahun 2016 Nomor 020 Lampiran.pdf.).
71

penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan


pendidikan menengah.2

Adapun kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada pembelajaran


IPS kelas X yang terdiri mata pelajaran geografi, sosiologi, sejarah, dan
ekonomi, untuk tahun ajaran 2017-2018 adalah 7,00 yang meliputi nilai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kegiatan Pembelajaran yang ditempuh dalam jenjang selama 3


tahun untuk kelas Reguler. Kelas terdiri dari Kelas X, XI dan Kelas XII
Program MIPA/IIS. Pembelajaran setiap mata pelajaran adalah 1 x 45
menit, yang di awali dengan shalat duha bersama – sama sebelum jam
pembelajaran dimulai ( 07.00 s/d 07.15) setiap hari dan ekstrakurikuler
tiap hari sabtu. Secara lebih rincinya dapat dilihat di Tabel 4.6 dibawah
ini.

Tabel 4. 1
Jadwal Waktu Kegiatan Belajar Mengajar
Di MAN 1 Tangerang Selatan 2017/2018
SENIN

07.45 Upacara 07.15


1. 07.15 08.00
2. 08.00 08.45
3. 08.45 09.29
4. 09.29 10.15
10.15 Istirahat I 10.29
5. 10.29 11.15

2
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Bab I Pasal 1, h. 2, (http://bsnp- Permendikbud
Tahun 2016 Nomor 023.pdf.).
72

6. 11.15 12.00
12.00 Istirahat II 13.00
7. 13.00 13.00
8. 13.45 14.29
9. 14.29 15.15
10. 15.15 16.00
SELASA-KAMIS
06.45 Sholat Dhuha 07.00
1. 07.00 07.45
2. 07.45 08.29
3. 08.29 09.15
4. 09.15 10.00
10.00 Istirahat I 10.15
5. 10.15 11.00
6. 11.00 11.45
11.45 Istirahat II 12.45
7. 12.45 13.24
8. 13.24 14.05
9. 14.05 14.45
10. 14.45 15.24
11. 15.24 16.05
JUM’AT
06.45 Sholat Dhuha 07.15
1. 07.15 07.55
2. 07.55 08.34
3. 08.34 19.15
4. 09.15 09.55
09.55 Istirahat I 10.10
5. 10.10 10.50
6. 10.50 11.29
73

11.29 Istirahat II 13.00


7. 13.00 13.40
8. 13.40 14.20
9. 14.20 15.00
10. 15.00 15.40

Dapat dilihat bahwa pada Tabel 4.4 satu jam pelajaran itu 45 menit,
adapun untuk mata pelajaran geografi, sosiologi, dan ekonomi yaitu
3x45/minggu, sedangkan untuk mata pelajaran Sejarah 2x45/minggu.
Dengan pembelajaran dimulai jam 07.45-16.00 untuk hari senin, jam
07.45-16.05 hari selasa-kamis, sedangkan untuk hari jum’at jam 07.45-
15.40.

b. Kegiatan Pembelajaran IPS Mata Pelajaran Sosiologi, Geografi,


Sejarah, dan Ekonomi
Kegiatan yang diamati peneliti yaitu kegiatan pembelajaran IPS
yang terdiri dari mata pelajaran geografi, sosiologi, sejarah, dan
ekonomi di kelas X yang sudah menggunakan penilaian autentik dalam
penilaiannya, pengamatan yang dilakukan di dalam kelas maupun di
luar kelas. Berikut kegiatan Pembelajaran dapat dilihat di Gambar 4.1
Gambar 4. 1
Kegiatan Pembelajaran Kelas X
74

c. Hasil Belajar Peserta Didik


Hasil belajar siswa memiliki 3 ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Namun melihat pada hasil penilaian pada raport, yaitu
penilaian akhir semerter ganjil tahun 2017/2018, penilaian sikap
ditiadakan karena mengacu pada revisi tentang kurikulum 2013 tahun
2016 yang hanya melakukan penilaian sikap mata pelajar tertentu saja,
seperti mata pelajaran PKN, BK (bimbingan konseling), dan Agama
selebihnya tidak melakukan penilaian sikap. Akan tetapi guru tetap
melakukan penilaian sikap, namun tidak disajikan dalam raport akhir
semester ganjil dan tetap menampilkannya dipenulisan RPP,
sebagaimana hasil dari dokumentasi dan wawancara guru pembelajaran
IPS (geografi, sosiologi, sejarah, dan ekonomi).
Peneliti menentukan hasil belajar peserta didik ranah pengetahuan
(kognif) melalui hasil penilaian dari tugas-tugas, ulangan harian (UH),
ulangan tengah semester (UTS), ulangan akhir semester (UAS). Adapun
daftar nilai ranah pengetahuan (kognitif) mata pelajaran geografi,
sosiologi, sejarah, dan ekonomi kelas X semester ganjil tahun ajaran
2017/2018 MAN 1 Tangerang Selatan dapat dilihat pada Tabel. 4.7
Tabel 4. 2
Daftar Nilai Pengetahuan (Kognitif) Kelas X Semester Ganjil
Pembelajaran IPS Tahun ajaran 2017/2018 MAN 1 Tangsel
Mata Pelajaran Geografi
No Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai
Rata-
rata
1. IIS 1 85 75 78.7
2. IIS 2 80 76 76.8
3. IIS 3 83 75 76,9
Mata Pelajaran Sosiologi
1. IIS 1 82 75 75,06
75

2. IIS 2 83 75 78,7
3. IIS 3 80 75 76,4
Mata Pelajaran Sejarah
1. MIPA I 95 81 87,78
2. MIPA 2 92 75 84,52
3. IIS 1 96 71 84,23
4. IIS 2 88 69 77,90
5. IIS 3 88 75 79,56
Mata Pelajaran Ekonomi
1. IIS 1 80 75 75,3
2. IIS 2 79 70 75,09
3. IIS 3 80 70 75,18

Melihat dari Tabel 4.5 di atas, dalam ranah pengetahuan (kognif)


yang diambil dari penilaian-penilaian tugas, UH, UTS, dan UAS bahwa
pembelajaran IPS, mata pelajaran Geografi, sosiologi, sejarah, dan
ekonomi sudah mencapai KKM, yang sudah ditetapkan yaitu 7,00 yang
dapat dilihat dari nilai Rata-rata nya.
Sedangkan dalam ranah keterampilan (psikomotorik) diambil dari
hasil teknik penilaian kinerja, dan penilaian proyek. Adapun hasil
penilaian keterampilan yang diambil dari nilai ujian akhir semester
(UAS), yang dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4. 3
Daftar Nilai Keterampilan (Piskomotorik) Kelas X Semester
Ganjil Pembelajaran IPSTahun ajaran 2017/2018 MAN 1 Tangsel
Mata Pelajaran Geografi
No Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai
Rata-
rata
1. IIS 1 89 78 84,33
76

2. IIS 2 89 79 83,90
3. IIS 3 89 78 83,78
Mata Pelajaran Sosiologi
1. IIS 1 88 53 78,4
2. IIS 2 84 78 81,3
3. IIS 3 84 75 79,1
Mata Pelajaran Sejarah
1. MIPA I 95 80 87,39
2. MIPA 2 95 76 86,79
3. IIS 1 91 78 86,73
4. IIS 2 90 78 84,62
5. IIS 3 94 77 88,31
Mata Pelajaran Ekonomi
1. IIS 1 89 76 81,5
2. IIS 2 89 76 80,78
3. IIS 3 89 75 80,56

Dari hasil penilaian autentik dalam ranah keterampilan


(psikomotorik) peserta didik melalui teknik kinerja, dan proyek. Dapat
disimpulkan bahwa penilaian pada ranah keterampilan kelas X nilai
rata-rata di atas 7,00 yang artinya penilaian keterampilannya sudah
memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 7,00.
Hasil penilaian peserta didik melalui dokumentasi, dari daftar nilai
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) kelas X
semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 menujukan hasil yang baik.
Dengan menggunakan penilaian autentik, yang ada di dalam ranah
pengetahuan dan keterampilan, namun hanya saja tenaga pendidik tidak
menggunakan teknik penilaian portofolio yang ada pada ranah
keterampilan.
77

2. Penerapan Penilaian Autentik Pada Pembelajaran IPS Mata


Pelajaran Sosiologi, Geografi, Sejarah, dan Ekonomi di Kelas X MAN
1 Tangerang Selatan

a. Persiapan Penilaian Autentik di Kelas X MAN 1 Tangerang


Selatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 responden yang
bersangkutan yaitu; (1) Ibu Sri Irawati, selaku guru mata pelajaran
Sosiologi kelas X, (2) Ibu Ulan Safitri Rahmadani, selaku guru mata
pelajaran Geografi kelas X, (3) Ibu Taroni, selaku guru mata pelajaran
Sejarah kelas X, (4) Ibu Fuji Hastuti, selaku guru mata pelajaran
Ekonomi kelas X. Mengenai ke 4 responden merupakan bersangkutan
dengan judul peneliti, yaitu Penerapan penilaian autentik dalam
kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan.
Untuk mengetahui persiapan penilaian autentik pada pembelajaran
IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu Sri Irawati selaku guru
sosiologi kelas X menyatakan:3
Persiapan penilaian sikap, teknik observasi, mengatakan:
“Kalau yang sesungguhnya itu sebaiknya ketika kita
menilaikan observasi pasti daftar observasi itu harus
disiapkan, nah selama ini ibu belum melakukan sejauh itu
dalam tindakan penilaian observasi.”
Persiapan penilaian sikap teknik penilaian diri peserta didik,
mengatakan:
“Ibu tidak melakukan itu.”
Persiapan penilaian sikap, teknik antar peserta didik, mengatakan:
“Kalau membandingkan harus melakukan pengamatan
langsung, cuman itu untuk mendapatkan penilaian
objektifnya itu, kadang-kadang sikap anak berubah-rubah
yah tentunya kita harus punya pedomannya, intinya harus
hafal nama-nama siwanya kalau ga hafal yah mungkin
nanya sama teman-teman lain.”

3
Wawancara dengan Ibu Sri Irawati, Rabu 24 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
78

Persiapan penilaian sikap, teknik penilaian jurnal, mengatakan:


“Belum ada melakukan itu, memang harus dipersiapkan.
Tapi selama ini baru bisa melakukan dengan hanya
pengamatan, yang hanya dipersiapkan RPP, dan materi yang
diajarkan, bentu kelasnya seperti apa, itu yang
dipersiapkan.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis, mengatakan:
“Pastinya kisi-kisi dulu, kemudian langkah berikutnya
soalnya siapkan, kemudian diatur siswanya diberikan
soalnya, sama siswanya jadi siswa tidak nulis dengan
memberikan jawaban.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan, mengatakan:
“yah tentunya pertanyan yang sesuian dengan materi,
sebelumnya kita beritahu dulu besok ada ulangan lisan,
setidak-tidaknya ada persiapan untuk ikut ulangan lisan.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik penugasan, mengatakan:
“Kita tentukan kriteria penilaian hasilnya, dan pengerjaan
sesuai waktu yang ditentukan.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik kinerja, mengatakan:
“Buku daftar nilai itu pasti ada, yah nama siswanya yang
dinilai itu, tapi kalau poin misalnya oh dia sesuai dengan
yang ibu harapkan, itu daftar penilaiannya belum disiapkan
terusterang aja belum, tapi hanya dengan melihat dan
mengingat nama siswanya.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik proyek, mengatakan:
“Untuk pelajaran sosiologi ga ada, penilaian proyek.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik portofolio, mengatakan:
“Ibu belum pernah penilaian portofolio.”
Berikutnya yang berkaitan persiapan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, dengan Ibu
Ulan Safitri Rahmadani, selaku guru geografi kelas X menyatakan:4
Persiapan penilaian sikap, teknik observasi, mengatakan:
“Tidak melakukan hanya secara langsung.”
Persiapan penilaian sikap teknik penilaian diri peserta didik,
mengatakan:

4
Wawancara dengan Ibu Ulan Safitri Rahmadani, Rabu 25 Januari 2018, “Penerapan
Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan”.
79

“Paling evaluasi materi, kemudia evaluasi sikap, sama


administrasinya”.
Persiapan penilaian sikap teknik penilaian antar peserta didik,
mengatakan:
“Menyiapkan kuesioner yang untuk diisi.”
Persiapan penilaian sikap, teknik penilaian jurnal, mengatakan:
“Tidak melakukan.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis, mengatakan:
“Yang pertama bikin soal, daftar hadir, daftar nilai.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan, mengatakan:
“Jadi mereka dikasih konsep, misalnya bagian bab ini-bab
ini kalian silakan hafalkan, nanti mereka setorkan hafalan
sama saya.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik penugasan, mengatakan:
“Biasanya anak-anak dikasih pengarahan dulu, misalnya
tugasnya dalam bentuk kelompok membuat powerpoint,
anak-anak dikasih tau batasan-batasanya apa yang kamu
capai, bentuknya, peraturan-peraturannya aja, tapi kalau
individu saya ngasih tau macam tugasnya yang harus
dikerjakan.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik kinerja, mengatakan:
“Saya mengelompokkan mereka, dan ngasih arahan
sebelum mulai.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik proyek, mengatakan:
“Ngasih arahan dulu aja, yang harus dikerjakan.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik portofolio, mengatakan:
“Tidak melakukan.”
Berikutnya yang berkaitan persiapan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, dengan Ibu
Taroni, selaku guru ekonomi kelas X berikut pernyataannya:5
Penilaian sikap, mengatakan:
“Untuk guru mata pelajaran biasanya hanya melaksanakan
arah penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan,
sedangkan sikap biasanya dilakukan bidang studi lain yang
telah ditetapkan dalam kurikulum.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis, mengatakan:

5
Wawancara dengan Ibu Taroni, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian Autentik
Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
80

“Pastinya harus menjabarkan indikator dulu ya, indikator


yang sudah disipkan dari awal itu kemudian kita jabarkan
lagi untuk pembuatan soal.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan, mengatakan:
“Anak-anak diberikan informasi dulu tentang penilaian yang
akan dilaksanakan, kemudian materinya pasti mereka sudah
ketahui, tetapi yang jelas diinformasikan dulu akan diadakan
tes lisan sebelum ulangan.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik penugasan, mengatakan:
“Yah harus dipersiapkan materia yang bener-bener yang
laftskill artinya bener-benr rill sehingga anak-anak
memahami dengan global dari satu bab itu bahwa dari inti
bab itu ada pembelajaran tentang ini.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik kinerja, mengatakan:
“Yang jelas harus mengamati babnya kira-kira anaknya
mampu mengembangkan bab itu, artinya bab itu umum dan
anak hanya perlu menambah penguat saja agar mengetahui
betul.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik proyek, mengatakan:
“Selama ini belum melakukan karena masih semester awal.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik portofolio, mengatakan:
“Tidak menggunakan.”
Berikutnya yang berkaitan persiapan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, dengan Ibu
Fuji Hastuti, selaku guru sejarah kelas X berikut pernyataanya:6
Persiapan penilaian sikap, teknik observasi, mengatakan:
“Membuat instrumen-instrumen penilaian untuk bagian
ranah sikapnya”.
Persiapan penilaian sikap teknik penilaian diri peserta didik,
mengatakan:
“Tidak menggunakan.”
Persiapan penilaian sikap teknik penilaian antar peserta didik,
mengatakan:
“Tidak.”
Persiapan penilaian sikap, teknik penilaian jurnal, mengatakan:
“Tidak.”

6
Wawancara dengan Ibu Fuji Hastuti, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
81

Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis, mengatakan:


“Pemberitahukan dulu kepada anak bakal ada tes tulis atau
biasanya udah bilang 2 minggu sebelumnya, saya akan
mengadakan tes tulis atau pada pertemuan awal dan biaya
memberitahukan pengadaan tes tulis dadakan.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan, mengatakan:
“Membuat beberapa instrumen untuk tes lisannya.”
Persiapan penilaian pengetahuan, teknik penugasan, mengatakan:
“Pembuatan soal untuk individu atau kelompok.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik kinerja, mengatakan:
“Menentukan materinya, materinya apa saja, hal apa saja
yang akan didiskusikan dan tidak boleh menyerempet
kemateri yang lain ketika diskusi itu.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik proyek, mengatakan:
“Pertama pembagian kelompok terlebih dahulu, sesudah itu
pembuatan materinya, materinya apa saja.”
Persiapan penilaian keterampilan, teknik portofolio, mengatakan:
“Tidak pernah.”
Hasil wawancara dengan peserta didik kelas X, mengenai persiapan
penilaian dari kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan,
menyatakan bahwa guru sebelum malakukan penilaian autentik guru
memberitahu dipertemuan sebelumnya, akan melakukan penilaian, dan
guru ketika ulangan sering memberi kisi-kisi materi yang akan
diujikannya.
Selanjutnya dari hasil observasi terhadap pembelajaran IPS yang
terdiri dari mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi,
sebagai berikut uraiannya:
Dari hasil observasi pertama pada tanggal 25 Januari 2018 yang
dilakukan, peneliti tidak menemukan persiapan penilaian autentik yang
dilakukan guru secara langsung, hanya saja melihat guru sudah
membuat pembagian kelompok, pembagian materi yang akan
didiskusikan oleh peserta didik, dan peneliti melihat guru membuat
instrumen penilaian.7

7
Laporan Observasi ke 1, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Sri Irawati:
Kelas X IIS 1, Kamis 25 Januari 2018).
82

Selanjutnya hasil observasi tanggal 26 Januari 2018, peneliti tidak


menemukan persiapan yang dilakukan guru, namun guru sudah
membuat instrumen pertanyaan untuk peserta didik dengan secara
langsung (lisan).8
Selanjutnya hasil observasi 30 Januari 2018 yang dilakukan,
peneliti tidak mengamati secara langsung persiapan yang dilakukan
guru, hanya saja guru sudah membuat soal untuk dikerjakan oleh
siswa, dan persiapan yang dapat diamati guru memberikan kesempatan
untuk siswa untuk membaca materi yang akan diujikan sesuai kisi-kisi
yang diberikan pertemuan seminggu sebelumnya.9
Selanjutnya hasil observasi 31 Januari 2018 yang dilakukan,
peneliti tidak dapat mengamati persiapan yang dilakukan guru
sepenuhnya, karena guru sudah membuat soal dirumah dan yang dapat
diamati persiapan ketika penilaian autentik guru mengkondisikan
peserta didik dan kesiapan untuk melakukan penilaian.10
Hasil dari dokumentasi yang dilakukan, mengenai penerapan
penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di
Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan. Guru melakukan penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diambil dari UH, UTS, UAS,
Tugas-Tugas. Berikut indikator hasil Dokumentasi dapat dilihat pada
Tabel 4.4
Tabel 4. 4
Indikator Penilaian Sikap
No Sikap (Kognitif) Point
1. Keimanan
2. Kesadaran dan Syukur

8
Laporan Observasi ke 2, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Ulan Safitri
Rahmadani: Kelas X IIS 3, Jum’at 26 Januari 2018).
9
Laporan Observasi ke 3, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Fuji Hastuti:
Kelas X MIPA 2, Selasa 30 Januari 2018).
10
Laporan Observasi ke 4, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Taroni: Kelas
X IIS 1, Rabu 31 Januari 2018).
83

3. Jujur
4. Disiplin
5. Tanggung Jawab
6. Toleransi
7. Gotong Royong
8. Santun
9. Percaya Diri

Kriteria Penilaian Sikap (Afektif)


Nilai Nilai Ket.
Kuantitatif
A 4 Sangat Baik
B 3 Baik
C 2 Cukup
D 1 Kurang

Dilihat dari Tabel 4.4 Penilaian sikap dilakukan guru saat di dalam
kelas maupun di luar kelas, hanya saja guru melakukan pengukuranya
dengan secara langsung atau observasi saja tidak membuat instrumen
sebagai halnya, karena penilaian sikap tidak ditekankan hanya
ditekankan pada guru-guru tertentu seperti guru Mata pelajaran
Bimbingan Konseling, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan sesuai apa yang disampaikan Ibu Taroni guru mata
pelajara ekonomi.
Selanjutnya hasil dokumentasi penilaian pengetahuan dalam
kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan, dapat dilihat pada Tabel 4.5
84

Tabel 4. 5
Indikator Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Sosiologi

No Pencapaian Indikator Point

1. Fungsi sosiologi mengenali gejala sosial


2. Individu, kelompok, hubungan
3. Ragam Gejala Sosialdalam masyarakat
Geografi
1. Pengetahuan dasar geografi
2. Peta, indraja, dan SIG
3. Langkah penelitian geografi
4. Mengenal Bumi
Sejarah
1. Menjelaskan pengertian diakronis
2. Menjelaskan penertian praakarsa
3. Menjelaskan terjadinya kepulauan
Ekonomi
1. Menjelaskan pengertian kebutuhan
2. Menjelaskan macam-macam kebutuhan
3. Mendeskripsikan yang mempengaruhi
kebutuhan
Kriteria Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Nilai Nilai Ket.
Kuantitatif
A >80 Sangat Baik
B 70-79 Baik
C 69-60 Cukup
D 59-40 Kurang
85

Dilihat dari Tabel 4.5 indikator pembelajaran yang dibuat


menjelaskan guru pembelajaran IPS dalam menilaian melakukan
beberapa teknik yang digunakan, yaitu penilaian tes tulis, dilakukan
pada saat ulangan harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) dan
Ulangan Akhir Semester (UAS). Tes tulis ini dari hasil observasi dan
wawancara teknik yang sering dilakukan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam ranah penilaian pengetahuan, sedangkan tes lisan jarang
digunakan karena guru menganggap memerlukan waktu yang lama,
dan teknik penugasan guru mengunakannya hanya dilakukan individu
dan kelompok yang dilakukan setelah pencapaian materi, biasanya
dilakukan saat penyelesaian perbabnya.
Selanjutnya, penilaian keterampilan, guru pembelajaran IPS kelas X
yang terdiri dari mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan
ekonomi melakukan penilaian keterampilan, menggunkan teknik
kinerja, dan proyek. Berikut indikator pembelajaranya dapat dilihat
pada Tabel 4.6

Tabel 4. 6
Indikator Penilaian Keterampilan (Piskomotorik)
Sosiologi

No Pencapaian Indikator Point

1. Fungsi sosiologi mengenali gejala sosial


2. Individu, kelompok, hubungan
3. Ragam Gejala Sosialdalam masyarakat
Geografi
1. Pengetahuan dasar geografi
2. Peta, indraja, dan SIG
3. Langkah penelitian geografi
4. Mengenal Bumi
Sejarah
86

1. Menganalisis corak kehidupan masyarakat


praakarsa
2. Menganalisis praakarsa jenis manusia
prakarsa
3. Menganalisis corak prakarsa
Ekonomi
1. Memahami faktor-faktor konsumen dan
produsen
2. Memahami faktor-faktor pemintaan dan
penawaran
3. Menganalisa penawaran dan permintaan
Kriteria Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Nilai Nilai Ket.
Kuantitatif
A >80 Sangat Baik
B 70-79 Baik
C 69-60 Cukup
D 59-40 Kurang

Dilihat dari Tabel 4.6 disetiap indikator mata pelajaran guru


melakuan penilaian keterampilan dari teknik kinerja dan proyek
dilakukan secara kelompok misalnya dalam pembuatan makalah,
presentasi, diskusi, debat, berargumentasi, menjawab dan bertanya
seputar materi yang dibahas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ke-4 responden, hasil
observasi, dan dokomentasi menunjukan bahwa penilaian sikap
dilakukan guru hanya dengan teknik observasi melalui pengamatan
secara langsung di dalam kelas dan di luar kelas dengan tidak
menggunakan instrumen penilaian hanya menggunakan ingatan
tentang nama-nama peserta didik, akan tetapi penilaian sikap tidak
ditiadakan dalam penilaian raport hanya guru tertentu saja menilai,
87

seperti mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan


Kewarganegaraan (PKN), dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun
setiap guru pembelajaran IPS tetap melakukan penilaian sikap
walaupun tidak dimasukan kedalam penilaian raport.
Penilaian pengetahuan guru pembelajaran IPS, mata pelajaran
sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Dalam penilaiannya
menggunakan teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Sebelum
melakukan penilaian baik itu tes tulis, tes lisan dan penugasan guru
menginformasikan terlebih dahulu terhadap peserta didik baik itu pada
pertemuan sebelumnya atau seminggu sebelumnya, selain itu guru
memberikan kisi-kisi akan meteri yang akan diujikan, tentunya materi
yang sesuai kompetensi dasar (KD) dan materi yang sudah dipelajari
atau pahami, dan ketika melakukan penilaian guru sudah menyiapkan
soal-soal yang ujikan yang sudah dibuat sebelumnya.
Penilaian keterampilan guru pembelajaran IPS, mata pelajaran
sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Teknik penilaian yang
digunakan yaitu kinerja dan proyek, hanya saja dalam persiapanya
guru tidak maksimal karena guru mengeluhkan jam ngajar yang terlalu
banyak dan tidak bisa sempat membuat instrumen penilaian yang
sesuai ketentuan dalam penilaian keterampilan kurikulum 2013.

b. Pelaksanaan Penilaian Autentik di Kelas X MAN 1 Tangerang


Selatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 responden yang
bersangkutan yaitu; (1) Ibu Sri Irawati, selaku guru mata pelajaran
Sosiologi kelas X, (2) Ibu Ulan Safitri Rahmadani, selaku guru mata
pelajaran Geografi kelas X, (3) Ibu Taroni, selaku guru mata pelajaran
Sejarah kelas X, (4) Ibu Fuji Hastuti, selaku guru mata pelajaran
Ekonomi kelas X, ke 4 responden tersebut berkaitan dengan judul
peneliti, yaitu Penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013
pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan.
88

Adapun kaitanya dalam pelaksanaan penilaian autentik di kelas X


MAN 1 Tangerang Selatan pada pembelajaran IPS, Ibu Sri Irawati,
selaku guru mata pelajaran Sosiologi kelas X, menyatakan:11
Pelaksanaan penilaian sikap, teknik observasi mengatakan:
“Dilihat dari kegiatannya sehari-harinya saja, baik itu di luar
kelas maupun di dalam kelas.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:
“Pelaksanaannya pada jam KBM untuk ulangan harian,
kalau PTS diatur oleh pihak kurikulum, UAS juga diatur
oleh pihak kurikulum jadi sesuai waktunya masing-masing.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan mengatakan:
“Kita absen satu-satu mereka maju, jadi mereka yang
dipanggil mereka yang maju, dan ada beberapa pertanyaan
dengan jawaban yang telah ditentukan.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik penugasan mengatakan:
“Jadi kalau tugasnya bagus atau sesuai apa yang diharapkan
dan pengumpulannya tepat waktu yang telah ditentukan itu
nilainya bisa 90, dan apabila tugasnya kurang baik dan
pengumpulannya tidak tepat waktu mungkin nilainya
kurang dari 90, jadi salah satunya untuk memotivasi dia
juga si.”
Pelaksanaan penilaian keterampilan, teknik kinerja mengatakan:
“Pelaksanaannya biasanya presentasi, kalau presentasi
kelompok yang ibu nilai kekompakannya, suara siswanya
aktif dan tidaknya kemudian ketika dia menjawab
pertanyaan dari teman-temannya dia sesuai tidak
jawabannya, dari pembukan sampai akhir itu pasti dinilai.”
Berikutnya untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu ulan
Safitri Rahmadani, selaku guru geografi kelas X menyatakan:12
Pelaksanaan penilaian sikap, teknik observasi mengatakan:
“Hanya mengamati saja.”
Pelaksanaan penilaian sikap, teknik penilaian diri mengatakan:

11
Wawancara dengan Ibu Sri Irawati, Rabu 24 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
12
Wawancara dengan Ibu Ulan Safitri Rahmadani, Rabu 25 Januari 2018, “Penerapan
Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan”.
89

“Pengisinya itu mungkin kadang secara umum sendiri kalau


ngga perkelompok.”
Pelaksanaan penilaian sikap, teknik penilaian antar teman
mengatakan:
“Anak paling tinggal melingkari-melingakari dari instrumen
yang sudah disiapkan.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:
“Seperti ulangan biasa anak-anak duduk di bangkunya
masing-masing, dikasih soal selesai dikumpulkan.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan mengatakan:
“Mereka dipanggil satu-satu kedepan, nanti saya tanya poin
apa yang kalian fahami jadi mereka menjelaskan kepada
saya.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik penugasan mengatakan:
“Dalam bentuk makalah, power point, kemudian dalam
menjawab soal yang saya berikan kelompok dan individu,
saya tidak setiap hari ngasih tugas paling ketika kalau ini
bagus untuk diberikan tugas saya akan kasih, jadi tidak
setiap KD, paling setiap bab harus ada satu tugas.”
Pelaksanaan penilaian keterampilan, teknik kinerja mengatakan:
“Dalam bentuk diskusi, seperti debat kandidat, jadi saya itu
mengelompokkan mereka, sesuai dengan perannya misalnya
ada yang jadi pemerintah,ada yang jadi Mahasiswa, ada
yang jadi masyarakat, tim amdal, jadi saling beradu
pendapat disitu keliatan, keaktifannya.”
Pelaksanaan penilaian keterampilan, teknik proyek mengatakan:
“Pembuatan peta timbul, terus bikin power point dengan
isinya ga terlalu banyak, kadang-kadang anak bikinnya satu
paragraf penuh kita kan males yah liatnya, paling di kasih
arahan aja untuk masukin point-pointnya aja selebihnya di
otak paling gitu.”
Berikutnya untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu Taroni,
selaku guru ekonomi kelas X menyatakan:13

Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:

“Biasanya dikerjakan bersamaan di kelas.”

13
Wawancara dengan Ibu Taroni, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian Autentik
Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
90

Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan mengatakan:


“Saya biasanya tes lisan digunakan pada saat remedial
untuk menghemat waktu, biasanya perorang dipanggil di
tempak yang agak jauh.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik penugasan mengatakan:
“Kadang setiap kompetensi persatu bab, kadang individual
kadang kelompok tergantung dari tingkat kesulitannya, kan
kadang-kadang ada yang perlu pengerjaannya dengan
kelompok kerja samanya.”
Pelaksanaan penilaian keterampilan, teknik kinerja mengatakan:
“Biasanya dalam teknik kinerja saya menerapkan diskusi
kelompok dengan dibagi benjadi beberapa kelompok dan di
presentasikan perkelompoknya dengan menggunkan power
point setiap kelompoknya, tapi hanya beberapa bab yang
cocok untuk didiskusikan dan ada juga bab yang tidak
harus didiskusikan.”
Berikutnya untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu Fuji
Hastuti, selaku guru sejarah kelas X menyatakan:14
Pelaksanaan penilaian sikap, teknik observasi mengatakan:
“Dilakukan saat KBM berlangsung”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:

“Langsung pada saat KBM berlangsung, jadi minggu ini


KBM misalnya minggu depannya tes tulis.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan mengatakan:
“Dengan cara hafalan, beberapa point dengan cara saya
yang tanya kadang siswa menghafal permaterinya dengan
satu persatu.”
Pelaksanaan penilaian pengetahuan, teknik penugasan mengatakan:
“Biasanya langsung ke kelompok kadang tugas per individu
bisanyan 5 soal kalau kelompok biasanya makalah saya
bentuknya, dibuat instrumennya itu bisanya itu sudah ada
langsung di RPP bentuk instrumennya.”
Pelaksanaan penilaian keterampilan, teknik kinerja mengatakan:
“Penugasan kelompok, seperti diskusi atau presentasi.”
Pelaksanaan penilaian keterampilan, teknik proyek mengatakan:

14
Wawancara dengan Ibu Fuji Hastuti, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
91

“Membagi anak menjadi perkelompok-kelompok.”

Observasi terhadap pembelajaran IPS yang terdiri dari mata


pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi, sebagai berikut
uraiannya:
Hasil observasi pertama pada tanggal 25 Januari 2018 yang
dilakukan, guru melakukan penilaian autentik ranah penilaian
pengetahuan dan keterampilan pada teknik penugasan dan kinerja yang
dilakukan dengan cara guru meminta setiap peserta didik untuk
mempresentasikan hasil rangkuman yang telah ditugaskan pada
pertemuan sebelumnya. Pada penilaian ini guru melakukan dua
kreteria penilaian yaitu penilian cara penyampaian materi yang telah
dipresentasikan peserta didik dan penilaian hasil rangkuman peserta
didik, begitu juga peserta didik yang lain untuk memberikan
pertanyaan pada temannya yang melakukan presentasi didepan kelas.15
Selanjutnya hasil observasi tanggal 26 Januari 2018 yang
dilakukan, guru melakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan,
dalam ranah pengetahuan guru melakukan teknik penilaian lisan,
dengan cara guru memanggil satu-persatu, secara bergantian pada
peserta didik, mengenai materi yang telah disamaikan sebelumnya, dan
penilaian keterampilannya, guru melakukan teknik kinerja, dengan
cara meminta peserta didik untuk menjelaskan materi yang telah
dijelaskan oleh guru dengan perkelompok, dan memberikan kesepatan
pada kelompok lain untuk memberikan tanya jawab.16
Selanjutnya hasil observasi 30 Januari 2018 yang dilakukan, guru
melakukan penilaian pengetahuan dengan teknik tes tulis, dengan cara
guru memberikan 10 soal uraian dengan penyampaian soal dibacakan

15
Laporan Observasi ke 1, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Sri Irawati:
Kelas X IIS 1, Kamis 25 Januari 2018).
16
Laporan Observasi ke 2, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Ulan Safitri
Rahmadani: Kelas X IIS 3, Jum’at 26 Januari 2018).
92

guru untuk mengantisipasi soal tidak bocor ke kelas yang belum


melakukan tes tulis. Soal yang diberikan sesuai dengan indikator yang
sudah dipelajari dan sesuai kisi-kisi yang telah disampaikan guru.17
Selanjutnya hasil observasi 31 Januari 2018 yang dilakukan, guru
melakukan penilaian pengetahuan dengan teknik tes tulis, dengan cara
guru memberikan 10 soal uraian dengan penyampaian soal dibacakan
guru untuk mengantisipasi soal tidak bocor ke kelas yang belum
melakukan tes tulis, selain itu guru melakukan teknik penilaian
penugasan, jadi sebelum tes tulis dimulai guru meminta peserta didik
untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya.18
Pada ranah penilaian sikap guru melakukan penilaian dengan teknik
observasi namun setiap guru tidak menggunakan instrumen penilaian,
guru hanya sekilas mengingat nama-nama peserta didik saja, adapun
guru yang menggunkan teknik penilaian diri dan antar teman itu
dilakukan guru pada tahun ajaran satu tahun yang lalu, yang artinya
guru sepenuhnya melakukan penilaian sikap atau tidak ditekankan,
begitu juga apa yang dikatakan Ibu Taroni, selaku guru mata pelajaran
ekonomi, penilaian sikap hanya ditekankan pada guru mata pelajaran
tertentu saja seperti: BK, PKN, dan PAI. Akan tetapi guru bukan
berarti tidak melakukan penilaian sikap, guru tetap melakukan
penilaian hanya saja hasil penilaian tidak dimasukan kedalam raport
peserta didik.
Penilaian pengetahuan guru-guru pembelajaran IPS yang terdiri
mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Guru
menggunakan teknik tes tulis, teknik tes lisan, dan teknik penugasan.

17
Laporan Observasi ke 3, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Fuji Hastuti:
Kelas X MIPA 2, Selasa 30 Januari 2018).

18
Laporan Observasi ke 4, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013,
(Taroni: Kelas X IIS 1, Rabu 31 Januari 2018).
93

Teknik tes tulis biasanya digunakan pada saat ulangan harian (UH)
dengan bentuk uraian atau esai, ulangan tengah semester atau penilaian
tengah semester (UTS/PTS) dengan bentuk uraian dan pilihan ganda ,
dan ulangan akhir semester (UAS) dalam bentuk uraian dan pilihan
ganda. Dalam pelaksanaanya telah ditentukan oleh bagian kurikulum.
Selajutnya tes lisan, teknik tes lisan digunakan oleh guru pada saat
melakukan penilaian ulangan harian (UH) dengan secara peserta didik
dipanggil oleh guru satu-persatu dengan cara guru memberikan
pertanyan kepada peserta didik atau guru meminta menjelaskan materi
yang dikuasai peserta didik, selain digunakan ulangan harian, guru
juga sering menggunakan tes lisan untuk menilai peserta didik yang
ujiannya kurang dari KKM. Selain tes tulis, dan tes lisan, guru juga
melakukan teknik penugasan, penilaian penugasan biasanya dilakukan
pada saat selesai pembelajaran, penilaian penugasan yang diberikan
guru biasanya setiap bab minimal satu penugasan, jenis penugasannya
seperti merangkum, mengerjakan soal, dan membuat peta konsep,
dikerjakan dalam bentuk kelompok atau individu, yang waktu
pengumpulannya dan kriteria penilaiannya telah ditentukan
sebelumnya.
Penilaian keterampilan, guru-guru pembelajaran IPS yang terdiri
mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi.
Menggunakan teknik kinerja dan proyek, bisanya teknik proyek yang
dilakukan peserta didik dalam bentuk kelompok, seperti membuat
power point dan makalah, dan membuat suatu karya. Penilaian
kinerjanya peserta didik untuk mempresentasikan hasil proyek yang
dibuat peserta didik dengan cara tanya jawab yang dilakukan peserta
didik.
94

c. Pelaporan Penilaian Autentik di Kelas X MAN 1 Tangerang


Selatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 responden yang
bersangkutan yaitu; (1) Ibu Sri Irawati, selaku guru mata pelajaran
Sosiologi kelas X, (2) Ibu Ulan Safitri Rahmadani, selaku guru mata
pelajaran Geografi kelas X, (3) Ibu Taroni, selaku guru mata pelajaran
Sejarah kelas X, (4) Ibu Fuji Hastuti, selaku guru mata pelajaran
Ekonomi kelas X, ke 4 responden tersebut berkaitan dengan judul
peneliti, yaitu Penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013
pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan.
Adapun untuk mengetahui pelaporan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu Sri
Irawati, selaku guru sosiologi kelas X menyatakan:19
Pelaporan penilaian sikap, teknik observasi mengatakan:
“Tidak menggunakan pedoman observasi selama ini.”
Pelaporan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:
“Diberikan dengan cara lisan atau bisa juga dipajang di
mading, kadang-kadang perkelas saja mengumumkannya
dan hasil ulanganya diberikan ke siswa.”
Pelaporan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan mengatakan:
“Sama diberitahu kemasing-masing anak hasilnya.”
Pelaporan penilaian pengetahuan, teknik penugasan mengatakan:
“Kalau penyampaiannya penugasan itu biasanya
persemester, karena penugasanya kan ada perkelompok dan
perindividu.”
Pelaporan penilaian keterampilan, teknik kinerja mengatakan:
“Langsung karena kita punya daftar nilai saat dia selesai
langsung, satu persatu.”
Berikutnya untuk mengetahui pelaporan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu ulan
Safitri Rahmadani, selaku guru geografi kelas X menyatakan:20

19
Wawancara dengan Ibu Sri Irawati, Rabu 24 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
95

Pelaporan penilaian sikap, teknik penilaian diri mengatakan:

“Disampaikan pertemuan selanjutnya.”


Pelaporan penilaian sikap, teknik penilaian antar teman
mengatakan:

“Sama aja dengan penyampaiannya denga penilaian diri.”


Pelaporan hasil penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:

“Kadang-kadang dikoreksi bareng, kadang-kadang saya


ngoreksi sendiri, 2 minggu setelahnya baru dikasih”
Pelaporan hasil penilaian pengetahuan, teknik tes lisan
mengatakan:

“Langsung setelah selesai.”


Pelaporan pencatatan hasil penilaian pengetahuan, teknik
penugasan mengatakan:

“Ada kriterialnya jadi kalau, namanya penilaian itu, kalau


dalam bentuk PG kan benar salah, nanti benar 1 di X 2,
kalau dalam bentuk esai saya lihat dulu bagai mana dalam
mengembangkan ide gagasan dengan yang materi full atau
tidahnya materinya.”
Pencatatan hasil penilaian keterampilan, teknik kinerja
mengatakan:

“Kemampuan mereka berbicara, menyampaikan pendapat


apakah sesuai, kemudian pendalaman materinya bagus atau
tidak, tapi banyak juga yang diam jadi ngomong itu lagi itu
lagi, jadi saya samperi yang diam, saya bilang kalau kamu
diam ngga dapat nilai, karena sekarang itu ancamannya
nilai seperti itu.”
Pencatatan hasil penilaian keterampilan, teknik proyek
mengatakan:

20
Wawancara dengan Ibu Ulan Safitri Rahmadani, Rabu 25 Januari 2018, “Penerapan
Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan”.
96

“Penilaiannya ada dua nilai kelompok dan nilai individu,


penyampaian penilaiannya dilihat power pointnya bagus
atau tidak, menarik atau mudah dipahami atau tidak, materi
yang disampaikan itu sesuai atau tidak, dan cara
penyampaiannya itu bagus atau tidak.”
Berikutnya untuk mengetahui pelaporan penilaian autentik pada
pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu Taroni,
selaku guru ekonomi kelas X menyatakan:21
Pelaporan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:

“Diinformasikan setelah beberapa hari setelah penilaian


selesai, kemudian apabila ada siswa yang remedial,
remedial, kalau misalnya ada pengayaan yah pengayaan,
kalau yang remedial beda soal hanya indikatornya saja
sama.”
Pelaporan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan mengatakan:

“Tes lisan mungkin lebih cepat dari pada tes tulis, karena
saat itu juga bisa diketahui apakah anak-anaknya sesuai
KKM atau tidak.”
Pelaporan hasil penilaian pengetahuan, teknik penugasan
mengatakan:

“Biasanya untuk penugasan, tidak diberitahu hasilnya,


karena nanti hasilnya akumulasi, dari beberapa penugasan
kemudian dijadikan rata-rata, apabila siswa bener-bener
kurang maka akan dikasih tahu bahwa tugasnya yang
kurang begini-begini jadi anak-anak bisa mengejar untuk
memenuhi tugasnya.”
Pelaporan hasil pencatatan penilaian keterampilan, teknik kinerja
mengatakan:
“Ada penilaian kelompok juga penilaian peribadi, ada
penilaian keaktifan juga penilaia kemampuan untuk
menyampaikan pendapat.”

21
Wawancara dengan Ibu Taroni, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian Autentik
Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
97

Berikutnya untuk mengetahui pelaporan penilaian autentik pada


pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, Ibu Fuji
Hastuti, selaku guru sejarah kelas X menyatakan:22
Pelaporan pencatatan penilaian sikap, teknik observasi mengatakan:
“Dilakukan setelah KBM berlangsung, jadi setelah habis
KBM, pas ganti kelas atau jedang mengajar, itu baru
melakukan penilaian sikap.”
Pelaporan penilaian pengetahuan, teknik tes tulis mengatakan:

“Seminggu setelah dilaksanakan.”


Pelaporan penilaian pengetahuan, teknik tes lisan mengatakan:

“Ada yang langsung umumin hasilnya, ada yang minggu


depannya lagi karena anak berbeda-beda buat penguatan
lisannya ada yang minggu ini ada yang minggu depannya
lagi.”
Pelaporan hasil penilaian pengetahuan, teknik penugasan
mengatakan:

“Diminggu selanjutnya untuk penyampaian hasil tugasnya.”


Pelaporan hasil pencatatan penilaian keterampilan, teknik kinerja
mengatakan:
“Anak dibuat dulu perkelompok diskusi, kemudian saya
keliling untuk melihat proses dan hasil diskusi mereka,
untuk hasilnya diumumin pertemuan selanjutnya.”
Pelaporan hasil pencatatan penilaian keterampilan, teknik proyek
mengatakan:

“Disetiap kelompok maju, tetap ada nilai individunya dan


ada nilai perkelompoknya jadi tetap ada 2 nilai ada
kelompok dan individu, hasil penilaiannya dipertemuan
selanjutnya.”

22
Wawancara dengan Ibu Fuji Hastuti, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
98

Observasi terhadap pembelajaran IPS yang terdiri dari mata


pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi, sebagai berikut
uraiannya:
Hasil observasi pertama pada tanggal 25 Januari 2018 yang
dilakukan,guru melakukan penilaian pengetahuan dan penilaian
keterampilan dalam teknik kinerja pencatatan nilai presentasi peserta
didik dilakukan ketika selesai presentasi didepan kelas, dan guru
memberikan evaluasi pada peserta didik atas hasil presentasi yang
dilakukan. Adapaun pelaporkan penilaian pada peserta didik tidak
teramati peneliti, karena guru melaporkan hasilnya setelah semua
peserta didik mempresentasikan agar hasil yang diberikan dapat
dirata-ratakan. Sedangkan dalam teknik penugasan, tidak teramati
peneliti karena hasil penugasan peserta didik, dikumpulkan dan
penilaian dilakukan guru dirumah atau di luar jam ngajar.23

Hasil observasi pertama pada tanggal 26 Januari 2018 yang


dilakukan, pelaporan dan pencatatan penilaian pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian pengetahuan yang dilakukan guru teknik tes
lisan, guru melakukan pencatatan pada setiap peserta didik secara
langsung setelah selesai tes lisan berlangsung, hanya saja guru tidak
memberi tahukan hasil tes lisan, yang teramati peneliti. Sedangkan
penilaian keterampilan menggunakan teknik kinerja, pencatatan
penilaian yang dilakukan guru, ketika peserta didik mempresentasikan
kembali materi yang telah dijelaskan guru secara kelompok, hanya
saja guru tidak melaporkan hasil penilaian yang dipresentasikan
peserta didik, dalam pengamatan peneliti.24

Hasil observasi pertama pada tanggal 30 Januari 2018 yang


dilakukan, penilaian pengetahuan dalam pelaporan teknik tes peneliti

23
Laporan Observasi ke 1, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Sri Irawati:
Kelas X IIS 1, Kamis 25 Januari 2018).
24
Laporan Observasi ke 2, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Ulan Safitri
Rahmadani: Kelas X IIS 3, Jum’at 26 Januari 2018).
99

tidak dapat mengamati karena hasil tes tulis dikumpulkan dan


pengoreksian dilakukan guru di luar KBM atau di rumah, pelaporan
akan dilakukan guru di minggu yang akan datang untuk
mengetahuinya, antara peserta didik yang nilainya sudah memenuhi
KKM atau kurang dari KKM.25

Hasil observasi pertama pada tanggal 31 Januari 2018 yang


dilakukan, penilaian pengetahuan dalam pelaporan teknik tes tulis,
tidak dapat teramati karena hasil ujian dikumpulkan dan pengoreksian
yang dilakukan guru di luar kelas.26

Dari hasil wawancara dengan peserta didik mengatakan, bahwa


pelaporan penilaian biasanya dilakukan guru, dipertemuan selajutnya
atau minggu depan setelah melakukan penilaian dan penugasan
biasanya diberitahu ketika sebelum ujian. Selain itu peserta didik juga
mengatahakan penilaian autentik itu sesuai, dan membuat untuk aktif
dan tidak pasif.

Hasil wawancara dan observasi terhadap pembelajaran IPS, mata


pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Membuktikan
bahwa mayoritas guru melakukan pelaporan penilaian pengetahuan
dalam teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Sedangkan penilaian
keterampilan dalam teknik kinerja dan proyek.

Pada penilaian pengetahuan guru menggunakan tes tulis, tes lisan,


dan penugasan. Pelaporan teknik tes tulis guru melakukan
pengoreksian dari hasil penilian peserta didik biasanya melakukan
pengoreksian dirumah dan dikoreksi dengan peserta didik, setelah itu
hasil diumumkan pada peserta didik, atau dibagikan kepada peserta
didik satu-persatu sehingga apabila ada salah dalam pengoreksian
25
Laporan Observasi ke 3, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Fuji Hastuti:
Kelas X MIPA 2, Selasa 30 Januari 2018).
26
Laporan Observasi ke 4, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013,
(Taroni: Kelas X IIS 1, Rabu 31 Januari 2018).
100

dapat diperbaiki, dan guru memberi tahukan kriterian penilaian,


setelah itu nilai akan di tuliskan dibuku daftar nilai siswa, untuk
disetorkan kepada masing-masing wali kelas. Sedangkan pelaporan
teknik tes lisan, guru menilai langsung dan hasil laporan diberitahukan
ketika penilaian tes lisan selesai. Untuk pelaporan penugasan biasanya
guru, memberitahukan ketika sebelum ujian berlangsung nilai yang
kurang dan yang belum dikerjakan peserta didik.

Penilaian keterampilan guru menggunakan teknik kinerja dan


proyek, pelaporan teknik kinerja, guru-guru melakukan diskusi dan
presentasi, dalam penilaiannya guru menilai individu dan kelompok
dengan kriteria penilaian dengan melihat mana peseta didik yang aktif
dan pasif, penilaian akan dilaporkan guru ketika selesai diskusi, dan
penilaian akan langsung dimasukan ke daftar penilaian siswa,
sedangkan untuk teknik proyek menilai hasil karya yang dibuat harus
sesuai indikator, dan pengumpulan sesuai yanh telah ditetapkan guru,
biasanya teknik proyek dalam bentuk kelompok.

Berikut salah satu pelaporan penilaian hasill MAN 1 Tangerang


Selatan, dapat dilihat catatan nilai guru pada Gambar 4.2
101

Gambar 4. 2
Daftar Catatan Nilai Guru
102

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Penilaian Autentik di


Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 responden yang
bersangkutan yaitu; (1) Ibu Sri Irawati, selaku guru mata pelajaran
Sosiologi kelas X, (2) Ibu Ulan Safitri Rahmadani, selaku guru mata
pelajaran Geografi kelas X, (3) Ibu Taroni, selaku guru mata pelajaran
Sejarah kelas X, (4) Ibu Fuji Hastuti, selaku guru mata pelajaran
Ekonomi kelas X, ke 4 responden tersebut berkaitan dengan judul
peneliti, yaitu Penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013
pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan.
Adapun untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
penilaian autentik pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1
Tangerang Selatan, Ibu Sri Irawati, selaku guru sosiologi kelas X
menyatakan:27

Pendukung dan penghambat, teknik observasi mengatakan:

“Faktor pendukungnya yaitu harus punya pedoman


observasinya, supaya hasil pengamatan kita tidak
spekulatif, faktor penghambahnya yaitu karena kebanyakan
tugas, dan hasil observasinya tidak obyektif.” Solusinya
tanya dengan teman-teman pengajar, nama-nama
siswanya.”
Pendukung dan penghambat, teknik tes tulis mengatakan:

“Faktor pendukungnya tentunya waktunya sudah disiapkan,


sudah punya rencana tes tulis itu, kemudian kertas-kertas
ujian sudah disediakan oleh sekolah jadi tidak
membutuhkan biaya, untuk hambatanya tidak ada si kalau
sudah waktunya, paling ada anak yang tidak hadir saat ujian
tapi biasanya kalau sudah terjadwal tidak akan terjadi lagi.”
Pendukung dan penghambat, teknik tes lisan mengatakan:

“Faktor penghambatnya membutuhkan waktu lumayan


lama,karena siswa yang banyak membutuhkan waktu 2
27
Wawancara dengan Ibu Sri Irawati, Rabu 24 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
103

minggu, lisan itu tidak banyak pertanyaannya yang petin


dia menguasai ngga paling 2 atau 3 paling sedikit paling
banyaknya 5.”
Pendukung dan penghambat, teknik penugasan mengatakan:

“Tidak ada selama ini.”


Pendukung dan penghambat penilaian keterampilan, teknik kinerja
mengatakan:
“Faktor pendukungnya yaitu kalau medianya yang ibu minta
ada sesuai yang diharapkan, faktor penghambatnya itu
kadang sudah waktu masuk.”

Berikutnya untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat


penilaian autentik pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1
Tangerang Selatan, Ibu ulan Safitri Rahmadani, selaku guru geografi
kelas X menyatakan:28
Faktor Pendukung penghambat penilaian sikap, teknik penilaian
diri, mengatakan:

“Faktor penghambat Pertama waktu, ngajarnya banyak 33


jam, kemudian materi terlalu banyak jadi konsentrasi
pecah.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian sikap, teknik
penilaian antar teman, mengatakan:

“Pendukungnya mereka antusias untuk mengsi sendiri dan


teman-temannya, penghambatnya kesempatan waktu yang
ngga sempat buat melakukan itu lagi.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian pengetahuan, teknik
tes tulis, mengatakan:

“Penghambatnya waktunya banyak buat ngajar jadi ngga


sempet buat ngoreksi.”

28
Wawancara dengan Ibu Ulan Safitri Rahmadani, Rabu 25 Januari 2018, “Penerapan
Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang
Selatan”.
104

Faktor pendukung dan penghambat penilaian pengetahuan, teknik


tes lisan, mengatakan:

“Pendukungnya siswa ketahuan kemampuannya kalau tes


tulis kan banyak yang ngga jujurnya jadi kalau tes lisan
ketahuan mampu tidaknya.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian pengetahuan, teknik
penugasan, mengatakan:

“Kalau penghambat biasanya anak-anak yang kurang peduli


dengan tugas, pendukungnya rata-rata anak yang rajin
langsung bikin tugas itu, jadi hambatanya dari anak-
anaknya karena males, cara menyikapinya saya itu setiap
mau ulangan wajib ada satu tugas, tetapi kalau tugasnya
tidak ada dia tidak boleh ikut ulangan, dan dia harus
menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian keterampilan, teknik
kinerja, mengatakan:

“Anak-anak lebih antusias belajarnya seperti itu, karena


mereka lebih seru memakai kostumnya sesuai
pengelompokkanya, kemudian beradu argumen jadi
kayanya lebih hidup materinya belajar seperti itu.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian keterampilan, teknik
proyek, mengatakan:

“Pembuatan power pointnya terlalu penuh, dan saat


penyampainnya anak-anak hanya dibaca doang.”
Berikutnya untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
penilaian autentik pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1
Tangerang Selatan, Ibu Taroni, selaku guru ekonomi kelas X
menyatakan:29

Pendukung dan penghambat, penilaian pengetahuan, teknik tes


tulis mengatakan:

29
Wawancara dengan Ibu Taroni, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian Autentik
Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
105

“Pendukungnya siswa masuk semua bener-bener


mendukungnya, karena yang dikhawatirkan apabila tidak
ada yang masuk soal bocor, sedangkan penghambatnya
mungkin ngawasnya harus benar-benar sabar, ada kelas-
kelas suka nyontek, tapi itu bisa di atasi dengan pemberian
soal yang berbeda dalam satu mejanya itu.”
Pendukung dan penghambat, penilaian pengetahuan, teknik tes
lisan mengatakan:

“Sebenarnya penghambatnya cenderung ngga ada, karena


ada siswa gerogi dan agak ngga nyantai, tapi bisa di atasi
dengan menginformasikan dari lebih jauh akan di adakan
tes lisan jangan mendadak.”
Pendukung dan penghambat, penilaian pengetahuan, teknik
penugasan mengatakan:

“Ada satu hal yang kadang-kadang penghambat misalnya


dalam kelompok yaitu anak-anak yang memang acuh tak
acuh sehingga tidak, mereka Cuma ikut nama ini harus
diperhatikan bener-bener, cara mengatasinya
menginformasikan kesetiap kelompok-kelompok kalau
tidak kerja sama tidak usah ditulis namanya, sehingga dia
akan mengerjakan tugas sendirian, dengan demikian anak-
anak akan khawatir dengan tugas individu seperti itu.”
Pendukung dan penghambat penilaian keterampilan, teknik kinerja
mengatakan:
“Pendukungnya anak-anaknya aktif bisa mengembangkan
materi itu menjadi lebih bagus , penghambatnya itu
kelompoknya anak-anaknya memang pasif, ini juga
menghambat banget karena hanya bisa jadi sebuah bacaan
saja, tidak bisa mengembangkan materi yang dibawakan.”
Berikutnya untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat
penilaian autentik pada pembelajaran IPS di kelas X MAN 1
Tangerang Selatan, Ibu Fuji Hastuti, S.Pd selaku guru sejarah kelas X
menyatakan:30

30
Wawancara dengan Ibu Fuji Hastuti, Rabu 30 Januari 2018, “Penerapan Penilaian
Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran IPS Di Kelas X MAN 1 Tangerang Selatan”.
106

Faktor Pendukung penghambat penilaian sikap, teknik observasi,


mengatakan:

“Tidak ada.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian pengetahuan, teknik
tes tulis, mengatakan:

“Faktor pendukungnya itu dari sarana dan prasarananya,


kalau faktor penghambatnya biasanya ada siswa yang ngga
masuk, sakit, dispen atau izin, soalnya nanti jadi ujian
susulan.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian pengetahuan, teknik
tes lisan, mengatakan:

“Ngga bisa satu pertemuan selesainya, bisa 2 sampai 3


pertemuannya.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian pengetahuan, teknik
penugasan, mengatakan:

“Penghambatnya kalau ada yang sakit, izin atau dispen itu


agak susah buat mengumpulan tugasnya, jadi menghambat
memasukkan nilai dibagian penugasan.”
Faktor pendukung dan penghambat penilaian keterampilan, teknik
kinerja, mengatakan:

“Ada anak yang ga mau kerjain, ada yang anak pasif.”


Faktor pendukung dan penghambat penilaian keterampilan, teknik
proyek, mengatakan:

“Persiapannya waktunya yang tidak sesuai waktu yang


ditentukan.”
Observasi terhadap pembelajaran IPS yang terdiri dari mata
pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi, sebagai berikut
uraiannya:
107

Hasil observasi pertama pada tanggal 25 Januari 2018 yang


dilakukan, guru melakukan penilaian pengetahuan dan penilaian
keterampilan dalam teknik kinerja, melakukan presentasi, dari hasil
pengamatan faktor pendukung, media pembelajaran sudah tersedia
dari sekolah, sedangkan faktor penghambatnya adanya ketidak siapan
pada peserta didik, penyampaian materi peserta didik seperti
menghafal, presentasinya hanya membaca saja, kelas cenderung pasif,
dan kurang memperhatikannya peserta didik pada temannya yang
presentasi. Sedangkan dalam penilaian pengetahuan dalam teknik
penugasan, faktor penghambat yang peneliti lihat tugas yang sudah
ditentukan guru waktu pengumpulannya tidak semua peserta didik
mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.31

Hasil observasi pertama pada tanggal 26 Januari 2018 yang


dilakukan, guru melakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan.
Dalam penilaian pengetahuan menggunakan teknik tes lisan, faktor
pendukung yang dapat peneliti amati, peserta didik terasa antusias
dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru, sedangkan faktor
penghambat yang dapat peneliti amati, ada sebagaian jawaban yang
diberikan peserta didik tidak sesuai dengan yang ditanyakan guru.
Sedangkan faktor penghambat penilaian keterampilan dalam teknik
kinerja yang teramati peneliti, peserta didik menjelaskan kembali apa
yang telah dijelaskan guru atau presentasi hanya saja adanya ketidak
siapan pada diri peserta didik, dan kurangnya pemahaman pada
materi.32

Hasil observasi pertama pada tanggal 30 Januari 2018 yang


dilakukan, guru melakukan penilaian pengetahuan teknik tes tulis
yang dapat peneliti amati, faktor pendukungnya yaitu adanya kesiapan

31
Laporan Observasi ke 1, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Sri Irawati:
Kelas X IIS 1, Kamis 25 Januari 2018).
32
Laporan Observasi ke 2, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Ulan Safitri
Rahmadani: Kelas X IIS 3, Jum’at 26 Januari 2018).
108

pada peserta didik untuk melakukan penilaian teknik tes tulis, dan
keadaan kelas yang kondusif saat tes tulis berjalan.33

Hasil observasi pertama pada tanggal 31 Januari 2018 yang


dilakukan, guru melakukan penilaian pengetahuan dalam teknik tes
tulis, yang dapat diamati adanya peserta didik belum siap untuk
melakukan tes tulis, dan kelas cenderung bising, saat berjalannya tes
tulis.34

Hasil wawancara dengan peserta didik, faktor pendukung dalam


penilaian autentik materi yang disampaikan guru sesuai dengan apa
yang diujikan, dan yang dipelajari, sedangkan untuk penghambatnya
mayoritas peserta didik, keberatan ketikan mata pelajaran yang
diujikan berbarengan dalam satu hari itu, yang menyulitkan peserta
didik untuk dipelajari karena hari yang diujikan sama.

Hasil wawancara dan observasi terhadap pembelajaran IPS, mata


pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi. Maka dapat
disimpulkan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian
autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS kelas X MAN
1 Tangerang Selatan sebagai berikut:

Pada penilaian pengetahuan, menggunakan teknik tes tulis, tes


lisan, dan penugasan. Faktor pendukung teknik tes tulis, sarana
penunjang yang sudah tersedia di sekolah seperti: lembar jawaban,
dan fotocopy sehingga guru tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
terlaksananya penilaian tes tulis, untuk penghambat atau kendala-
kedalanya, yaitu guru merasa kesulitan dalam mengoreksi hasil tes
tulis peserta didik, karena waktu jam ngajar guru yang padat, sehingga
tidak ada waktu ngoreksi hasil tes tulis peserta didik. Sedangkan

33
Laporan Observasi ke 3, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Fuji Hastuti:
Kelas X MIPA 2, Selasa 30 Januari 2018).
34
Laporan Observasi ke 4, Penerapan Penilaian Autentik kurikulum 2013, (Taroni: Kelas
X IIS 1, Rabu 31 Januari 2018).
109

teknik lisan, faktor pendukung dalam pelaksanaanya, guru lebih


mengetahui kemampuan peserta didik dalam menguasai materi dan
guru bisa langsung tahu hasil dari penilaian peserta didik, sedangkan
penghambat dan kendalanya, tes lisan membutuhkan waktu yang lama
dalam pelaksanaannya bisa sampai 2 minggu. Dan selanjutnya teknik
penugasan, adapun pendukung terlaksananya yaitu dapat mengetahui
anak yang rajin, dan malas dalam mengerjakan tugas, dan melatih
kemampuan peserta didik atau mengukur dalam materi yang sudah
dijelas kan, penghambatnya, adanya peserta didik yang tidak pernah
mengerjakan tugas, bisanya menghadapi peserta didik seperti itu guru
setiap akan dilakukannya ulangan, harus sudah mengerjakan, apabila
tidak mengerjakan tugas berarti peserta didik tidak boleh mengikuti
ulangan tersebut, selama belum menyelesaikan tugasnya terlebih
dahulu.

Penilaian keterampilan, guru-guru mayoritas menggunakan teknik


kinerja dan proyek. Dalam teknik kinerja, faktor pendukung dalam
terlaksananya yaitu peserta didik lebih antusias, materi yang
disampaikan lebih menarik, dan membuat termotivasinya peserta
didik. Sedangkan penghambatnya, terkadang ada sebagian peserta
didik acuh tak acuh terhadap pembelajarannya. Selanjutnya penilaian
proyek faktor pendukunya peserta didik lebih antusias karena
dilakukan perkelompok, sedangkan penghambat dalam terlaksanaanya
yaitu kurangnya persiapan pada peserta didik, dan peserta didik tidak
tepat waktu yang sudah ditentukan.

B. Pembahasan

1. Persiapan Penilaian Autentik di MAN 1 Tangerang Selatan


Penilaian autentik dalam kurikulum 2013, merupakan penilaian
yang mengukur dari persiapan pembelajaran, proses pembelajaran sampai
akhir pembelajaran. Penilaian autentik sendiri harus mampu
110

menggambarkan atau mencerminkan dalam kinerja yang berhubungan


dengan pengalaman kehidupan yang nyata.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 4 responden yang


terkait, hasil observasi, dan dokumentasi. Bahwa guru-guru pembelajaran
IPS yang terdiri dari mata sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi,
bahwa guru melakukan persiapan sebelum melakukan penilaian autentik.
Penilaian yang dilakukan yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan
penilaian keterampilan.

Dalam penilaian sikap, guru-guru hanya melakukan teknik


observasi dengan hanya melihat secara langsung baik itu di dalam kelas
dan di luar kelas saja, dengan tidak mempersiapkan instrumen penilaian,
guru menilai dengan cara mengingat nama-nama peserta didik, karena
pada ranah sikap guru tidak ditekankan untuk melakukan penilaian, namu
guru tetap mencantumkan dalam RRP dan melakukan penilaian untuk
diserahkan ke wali kelas masing-masing. Hanya guru-guru tertentu saja
yang melakukan penilaian sikap, seperti: BK, PKN, dan PAI.

Hal ini sesuai dengan informasi dari info guru bahwa pada hasil
revisi kurikulum 2013 terbaru 2017-2018 beserta perubahannya, salah
satunya mengenai penilaian sikap KI 1 dan KI 2 yang sudah ditiadakan
disetiap mata pelajaran hanya agama dan PKN, namun KI tetap
dicantumkan di dalam penulisan RPP.35

Pada penilaian pengetahuan guru-guru pembelajaran IPS yang


terdiri dari mata pelajaran sosiologi, geogarfi, sejarah, dan ekonomi,
menggunakan teknik tes tulis, tes lisan, dan teknik penugasan. Pada ranah
penilaian pengetahuan, guru-guru membuat kisi-kisi yang diambil dari
kompetensi dasar (KD) dan standar kompetensi (SK), menjabarkan
indikator dari hasil belajar peserta didik kemudian membuat soal dan

35
Info Guru, Kurikulum 2013 Revisi Terbaru 2017-2018 Berserta Perubahannya,
(www.guru-id.com).
111

kunci jawaban, membuat kriteria penilaian, membuat instrumen penilaian


dan daftar hadir ujian peserta didik, dan menentukan waktu pelaksanaan
penilaian.

Hal ini sesuai dengan perencanaan penilaian kementerian


pendidikan dan kebudayaan panduan penilaian satuan dan pendidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pertama tahun 2017,
yang berjudul panduan penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
sekolah menengah pertama, sebelum melakukan penilaian menyusun kisi-
kisi, penyusunan instrumen, penyusunan rubik penilaian. Penyusunan kisi-
kisi meliputi menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai, yaitu KD
dari KI 4 dan menyusun indikator berdasarkan kompetensi yang akan
dinilai.36

Dalam penilaian keterampilan, guru-guru menggunakan teknik


kinerja dan proyek, adapun hal yang dipersiapkan menyesuaiankan materi
yang akan diterapkan atau yang tepat, memberikan arahan terlebih dahulu
pada peserta didik mengenai langkah yang harus dikerjakan, menentukan
kriterian penilaian dan membuat indikator penilaian, mentukan waktu
pengerjaan dan pengumpulannya.

Dari persiapan tersebut, sesuai apa yang dimaksudkan oleh Kusaeri


dalam bukunya berjudul acuan & teknik penilaian peroses & hasil belajar
dalam kurikulum 2013, adanya batasan pada tahap perencanaan,
merincikan langkah-langkah yang dilakukan peserta didik dalam
melakukan kinerja tertentu, menyusun kriteria penilaian secara jelas.37

Jadi dalam hal ini guru-guru pembelajaran IPS yang terdiri dari
mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi, di MAN 1
Tangerang Selatan membuktikan melakukan persiapan terlebih dahulu
36
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan
Satuan Pendidikan Sekolah Mengah Pertama, (Direktorak Pembinaan SMP Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), cet. 4, h. 86.
37
Kusaeri, Acuan & Teknik penilaian peroses & Hasil Belajar Dalam Kurikulum 2013,
(Yogyakarta, Ar-Ruzz, 2014), h. 146.
112

sebelum melakukan penilaian, baik itu dalam penilaian pengetahuan, dan


penilaian keterampilan.

2. Pelaksanaan Penilaian Autentik di MAN 1 Tangerang Selatan


Berdasarkan data yang didapat dari responden yang terkait,
dokumentasi dan observasi, dalam pelaksanaan penilaian guru-guru
menyesuaikan kisi-kisi dan RPP sebagai acuan pelaksanaan kegiatan
pembelajar yang lebih terarah dan efektif. Sehingga guru-guru akan mudah
melakukan pembelajaran dan peserta didik mudah dalam belajar.
Pada penilaian pengetahuan guru-guru pembelajaran IPS yang
terdiri dari sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi menggunakan
penilaian pengetahuan dan keterampilan. Dari penilaian pengetahuan
menggunakan teknik tes tulis, tes tulis digunakan saat materi yang
disampaikan guru-guru telah selesai dan tercapai, tes tulis digunakan guru-
guru untuk mengukur kemampuan peserta didik dan biasanya dalam
mengukurnya seperti ulangan harian (UH) pelaksanaannya dengan cara
guru memberikan soal 5 atau 10 uraian atau esai kepada peserta,
UTS/PTS, dan UAS dalam pelaksanaanya sudah ditentukan waktunya oleh
bidang kurikulum. Selanjutnya tes lisan, tes lisan digunakan pada saat
materi telah selesai, dalam pelaksannya biasanya guru-guru untuk
mengukur kemampuan peserta didik ketika pembelajaran telak
dilaksanakan seperti ulangan harian (UH) dan remedial ketika nilai peserta
didik tidak mencapai KKM, dalam pelaksanaannya guru memanggil
peserta didik secara satu persatu, selanjutnya guru memberikan pertanyaan
atau meminta peserta didik untuk menjelaskan materi yang telah dipelajari.
Selanjutnya teknik penugasan, guru-guru dalam pelaksanaan penugasan
biasa dilakukan dengan secara kelompok atau individu, penugasan
biasanya dalam bentuk pertanyaan atau guru meminta peserta didik
membuat suatu karya. Teknik penugasan diberikan minimal setiap bab
satu penugasaan, artinya guru setiap bab pasti akan ada penilaian
penugasan.
113

Penilaian keterampilan, pada ranah ini guru-guru menggunakan


teknik kinerja dan teknik proyek. Dalam pelaksanaan teknik kinerja guru-
guru mayoritas meminta peserta didik untuk melakukan diskusi dalam
bentuk kelompok maupun individu dengan cara, presentasi menggunakan
power point yang dibuat peserta didik, debat antar kelompok atau antar
individu, dan drama. Sedangkan dalam teknik proyek guru-guru mayoritas
meminta peserta didik untuk membuat power point, makalah, karya
ilmiyah, dan membuat peta yang dilakukan dengan secara kelompok atau
perindividu. Setelah itu peserta didik diminta untuk mempresentasikan
hasil yang telah dikerjaakannya dan peserta didik melakukan tanya jawab,
yang artinya teknik kinerja dan teknik proyek memiliki satu kesatuan
dalam pelaksanaannya.

3. Pelaporan Penilaian Autentik di MAN 1 Tangerang Selatan


Berdasarkan data yang didapat melalui wawancara dari responden
terkait, dan hasil dokumentasi, dan observasi. Membuktikan bahwa guru-
guru melakukan pelaporan penilaian autentik, dari ranah penilaian
pengetahuan dalam teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan, dan penilaian
keterampilan menggunakan teknik kinerja dan proyek.
Pada penilaian pengetahuan guru-guru menggunakan teknik
penilaian tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Dalam teknik tes tulis,
pencatatan dan pelaporan yang dilakukan guru dengan cara guru
mengoreksi hasil ujian tes tulis peserta didik terkadang juga guru
melakukan pengoreksian bersama peserta didik agar mempersingkat waktu
untuk mengkoreksi hasil ujian tes tulis peserta didik, setelah itu di
informasikan atau di bagikan hasil koreksiannya dengan bobot penilaian
yang dilakukan, apabila ada peserta didik yang nilainya dibawah KKM
akan diadakan remedial dengan soal yang berbeda dengan materi yang
sama, namun sebelum remedial berlangsung guru menjelaskan dulu
indikator-indikator materinya, setelah peserta didik paham baru akan
dilakukan remedial, selanjutnya setelah nilai peserta didik sudah mencapai
114

KKM yang telah ditentukan guru memasukkan nilai kedalam daftar buku
rekap nilai peserta didik, yang nantinya akan diberikan kepada wali kelas
masing-masing untuk dimasukkan kedalam raport semester. Sedangkan
teknik tes lisan guru-guru pembelajaran IPS melakukan penilaian secara
langsung setelah peserta didik selesai melakukan tes lisan, dengan kriteria
penilaian yang diberikan guru seperti, penguasaan materinya, cara
penyampaian jawaban yang diberikan guru, dan jawaban yang diberikan
peserta didik sesuai tidaknya. Dan teknik penugasan pelaporan dengan
cara mengoreksi satu-persatu hasil penugasan yang diberikan guru.
Adapun kriteria penilaianya seperti, tugas yang dikerjakan peserta didik
sesuai atau tidak yang diharapkan, dan ketepatan waktu pengumpulan.
Hasil pelaporan penilaian keseluruhan akan disampaikan melalui raport
semester.
Hal ini sejalan dengan Herman Yosep Sunu Endrayanto dan
Yustiana Wahyu Harumurti, dalam bukunya yang berjudul penilaian
belajar siswa di sekolah, guru mengumpulkan nilai dari berbagai aspek,
setelah mengumpulkan informasi hasil belajar siswa selama periode
tertentu menggunakan berbagai teknik dan instrumen penilaian, pada tahap
berikutnya guru membuat keputusan yaitu memberikan penilaian yang
nantinya akan dicantumkan dalam laporan hasil belajar (rapor).38
Penilaian keterampilan, guru-guru Pembelajaran IPS kelas X yang
terdiri mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi,
menggunakan teknik penilaian kinerja dan teknik proyek. Dalam
pelaporan teknik kinerja guru menilai dan menyampaikan secara langsung
hasil penilaian presentasi atau diskusi, adapun kriteria penilaiannya
seperti, kekompakan peserta didik dalam kelompok, penyampaiannya,
keaktifannya, dan jawaban yang diberikan sesuai apabila peserta didik lain
bertanya. Sedangkan teknik pelaporan teknik proyek, guru melakukan
penilaian secara langsung ketika peserta didik mengumpulkannya atau

38
Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustiana Wahyu Harumurti, Penilaian Belajar
Siwa Di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2014), h. 289.
115

setelah mengerjakannya, adapun kriteria yang diberikan guru seperti,


ketepatan waktunya, hasilnya sesuai apa yang diharapkan, dan menarik
atau mudah dipahami.

4. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Penilaian Autentik di

MAN 1 Tangerang Selatan


Berdasarkan hasil data yang didapat melalui wawancara dengan
responden yang terkait, dan hasil analisis observasi di MAN 1 Tangerang
Selatan dalam hal penilaian autentik kurikulum 2013, guru-guru
pembelajaran IPS yang terdiri mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah,
dan ekonomi, menggunakan renah penilaian pengetahuan, dan
keterampilan.
Dalam penilaian pengetahuan guru-guru menggunkan teknik tes
tulis, tes lisan, dan penugasan. Adapun faktor penghambat dan pendukung
dalam pelaksanaanya guru mengalami kesulitan dalam mengoreksi
dikarenakan guru-guru memiliki jumlah jam ngajar yang padat atau jumlah
ngajar kelas banyak, sehingga guru sulit untuk mengoreksi hasil tes tulis
peserta didik satu-persatu, selain itu apabila peserta didik yang tidak bisa
mengikuti tes tulis dikarenakan dispen, atau sakit sehingga harus ada tes
tulis susulan. Dalam pendukung terlaksannya tes tulis, tersedianya media
pendukung tes tulis seperti foto copy, dan lembar kertas jawaban yang telah
tersedia di sekolah sehingga guru tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
tambahan ketika akan melaksanakan tes tulis. Sedangkan faktor pendukung
dan penghambat teknik tes lisan, penghambatnya guru-guru mengeluhkan
bahwa tes lisan memerlukan waktu lama dalam pelaksanaannya sampai 2
minggu minimal, sedangkan pendukung dari terlaksananya, lebih
mengatahui kemampuan anak yang sesungguhnya tidak dapat nyontek atau
kerjasama dalam pelaksanaannya. Dan untuk teknik penugasan faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaanya, pendukungnya dapat
mengukur kemampuan peserta didik dalam penguasaan materi yang telah
disampaikan, adapun penghambatnya adanya peserta didik yang tidak
116

peduli dalam penugasan yang diberikan guru sehingga dapat menghambat


penilaian peserta didik itu sendiri.
Penilaian keterampilan guru-guru menggunakan, teknik kinerja dan
proyek. Adapun faktor pendukung dalam terlaksananya teknik penilaian
kinerja, peserta didik lebih antusias dalam belajar, peserta didik aktif bisa
mengembangkan materi karena dalam teknik kinerja guru-guru melakukan
presentasi atau diskusi, sedangkan penghambatnya peserta didik tidak dapat
mengembangkan materi, peserta didik kurang menguasai materi, adanya
ketidak siapan pada peserta didik, dan gerogi. Selanjutnya faktor
pendukung dan penghambat terlaksanya teknik penilaian proyek,
pendukungnya peserta didik menyelesaikan atau mengupulkan sesuai
waktu yang telah ditentukan, hasil yang dikerjakan sesuai dengan yang
diharapkan, sedangkan penghambatnya hasil yang diberikan tidak sesuai
materinya, dan kurangnya persiapan.

Penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada penelitian ini


merupakan suatu pengukuran dan pengevaluasi secara relevan dari
persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan pencatatan/pelaporan yang mencakup
ranah kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Adapun dari teknik penilaian
pengetahuan mencakup tes tulis, tes lisan, dan penugasan, sedangkan dari
teknik penilaian keterampilan mencakup kinerja, dan proyek. Hal ini diperkuat
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
23 tahun 2016 tentang “standar penilaian pendidikan, dalam Bab III pasal 4
tujuan pendidikan yang 1, bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik
bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.”39

Selain itu, diperkuat dari hasil penelitian sebelumnya oleh Prida Ayutt
Mutiami (2017) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

39
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Bab I Pasal 4, h. 4, (http://bsnp-indonesia.
Permendikbud Tahun 2016 Nomor 023. pdf.).
117

berjudul “Penerapan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Pada Mata


Pelajaran Geografi Studi Kasus SMA 5 Depok” dari hasil penelitiannya bahwa
penilaian autentik mencakup ranah penilaian pengetahuan dan penilaian
keterampilan. Dalam ranah penilaian pengetahuan menggunakan teknik tes
tulis, tes lisan, dan penugasan, sedangkan dalam ranah penilaian keterampilan
menggunakan teknik kinerja, proyek, dan portofolio. Dengan begitu bahwa
penilaian autentik adalah penilaian yang menilai dari kompetensi pengetahuan
dan kompetensi keterampilan yang terjalin anatara pendidik dan peserta didik
dengan penyesuaian materi dalam pembelajaran. Penilaian autentik dalam
kurikulum 2013 di kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, dari ranah penilaian
pengetahuan menggunakan teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan, sedangkan
ranah penilaian keterampilan menggunakan teknik kinerja, dan proyek. Adapun
dalam penilaian sikap, guru hanya melakukan teknik observasi atau
pengamatan secara langsung yang dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas,
namun guru tidak menggunakan instrumen penilaian hanya dengan mengingat
nama peserta didik, yang artinya guru tidak menggunakan penilaian sikap lagi,
kecuali guru-guru Pendidikan Agama Islam, PKN, dan BK, akan tetapi guru
tetap pencantumkan di dalam RPP.

C. Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa hal, peneliti mengalami kesulitan dalam penelitian
penerapan penilaian autentik dalam kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS di
kelas X MAN 1 Tangerang Selatan, sebagai berikut:
1. Sulitnya dalam pengamatan persiapan guru dalam penilaian autentik,
karena guru sudah mempersiapkan penilaian dari jauh hari atau
persiapan yang dilakukan guru masih cenderung sama dengan tahun
ajaran sebelumnya.
2. Sulitnya dalam pengamatan pelaksanaan penilaian autentik, karena
peneliti harus menyesuaikan waktu kapan guru melaksanakan
penilaian autentik, disebabkan guru tidak setiap pertemuan melakukan
penilaian autentik.
118

3. Sulitnya pengamatan pelaporan dan pencatatan dari hasil penilaian


autentik, karena guru melakukannya pada saat jam kosong atau di
rumah.
4. Kurangnya pemahaman yang dimiliki guru mengenai penilaian
autentik dalam kurikulum 2013, sehingga sulit mendalami informasi
mengenai penilaian autentik dalam kurikulum 2013 di MAN 1
Tangerang Selatan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa penilaian autentik sudah diterapkan pada
pembelajaran IPS yang terdiri dari mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah,
dan ekonomi dengan sesuai ketentuan kurikulum 2013. Pada revisi kurikulum
2013 pada tahun 2016 peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian
pendidikan, pada penilaian kompetensi sikap guru tidak melakukannya, hanya
melakukan observasi secara langsung di dalam kelas dan di luar kelas tanpa
membuat instrumen penilaian, sehingga penilaiannya tidak dimasukkan
kedalam raport peserta didik, guru lebih ditekankan pada penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Begitu juga guru-guru
pembelajaran IPS di MAN 1 Tangerang Selatan hanya menggunakan
penilaian kompetensi pengetahuan dengan teknik tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Sedangkan penilaian kompetensi keterampilan guru-guru
menggunakan teknik kinerja, dan proyek. Maka peneliti menyimpulkan
beberapa jawaban dari pertanyaan yang telah ditulis sebelumnya, dengan
menyimpulkan penerapan penilaian autentik, dan pendukung & penghambat
penilaian autentik, sebagai berikut:

1. Persiapan penilaian autentik yang dilakukan guru-guru pembelajaran IPS


pada kompetensi pengetahuan yaitu guru-guru mempersiapan indikator
penilaian, menjabarkan indikator telah dibuat dari hasil belajar peserta
didik atau RPP, membuat kisi-kisi, membuat soal dan kuci jawaban,
menentukan sistem penilaian, menyiapkan daftar hadir ujian dan daftar
penilaian, melakukan evaluasi pembelajaran materi yang akan dinilai,
mentukan waktu pelaksanaan penilaian.

119
120

2. Pelaksanaan penilaian autentik pada kompetensi pengetahuan


menggunakan teknik tes tulis, tes lisan, dan penugasan dalam
pelaksanaannya dilakukan untuk mengukur kemampuan pengetahuan
peserta didik dengan teknik dan instrumen yang telah dibuat oleh guru
seperti ulangan harian (UH), penilaian tengan semester (PTS), dan ujian
akhir semester (UAS). Apabila tidak mencapai kompetensi yang telah
ditentukan, maka akan dilakukan remedial dan melakukan pengayaan
materi. Pelaksanaan penilaian kompetensi keterampilan, pada teknik
kinerja pelaksanaanya yaitu mengaplikasikan hasil pengerjaan proyek
secara efisien. Pada teknik proyek, tugas-tugas yang meksplorasi dari
hasil pemahaman pengetahuan peserta didik dengan waktu pengerjaan
yang telah ditentukan. seperti membuat penelitian sosial, makalah,
artikel, power point sesuai materi dalam pembelajaran, membuat peta
pada pelajaran geografi, dan membuat sosio drama pelajaran sejarah.
3. Pelaporan penilaian autentik, dilakukan guru-guru pada penilaian
kompetensi pengetahuan, dan keterampilan dalam bentuk nilai dengan
KKM yang sudah disepakati. Setelah guru-guru selesai melakukan
penilaian pengetahuan dan keterampilan, guru akan mendapatkan hasil
penilaian dengan begitu guru melakukan pencatat penilaian pada buku
pedoman penilaian, selanjutnya guru memberikan/menginformasikan
hasil penilaian pada peserta didik dibarengi dengan umpan balik (feed
back) pada peserta didik.
4. Faktor pendukung yang ditemukan, peserta didik lebih antusias saat
pembelajaran berlangsung, peserta didik menjadi lebih aktif selama
KBM, dan alat penunjang dalam pelaksanaan penilaian sudah
mencukupi. Faktor penghambat yang ditemukan, guru tidak dapat
menggunakan teknik portofolio karena kurang pemahaman guru
mengenai teknik-teknik penilaian autentik, guru mengeluhkan waktu jam
ngajar yang terlalu banyak, dan materi pelajaran yang banyak sehingga
tidak dapat maksimal dalam melakukan penilaian autentik.
121

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dipaparkan oleh peneliti, maka
peneliti memberikan sara-saran antra lain sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, hendaknya sekolah menyediakan guru disetiap jenjang,


agar guru dapat fokus dalam menerapkan penilaian autentik sesuai
dengan kurikulum 2013.
2. Bagi guru, hendaknya guru dapat menguasai teknik-teknik penilaian
autentik, agar memudahkan dalam pembuatan instrumen penilaian.
3. Bagi dinas pendidikan, hendaknya mensosialisasi ketika mengalami
perubahan teknik penilaian dalam kurikulum 2013, dan memberikan
pelatihan secara bertahap dengan secara menyeluruh, dan dapat
menyederhanakan penilaian autentik agar mudah dimengerti oleh guru.
122

DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan


Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT Raja Rafindo
Persada, 2016.

Ahmadi, Rulam. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz. 2016.

Ahmadi, Rulam. Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media, 2014.

AS, I.wayan. Perangkat Pembelajaran (ilmu pengetahuan sosial). Peraturan


menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomer 68, 2013.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Kencana, 2009.

Emzir. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pres, 2011.

Gonzalez Alyssa R., Dehass, and Willems Patricia P., Teories In Educational
Psychology. New York: Rowman & Littlefield Publishers.

Gunawan, Rudy. Pendidikan IPS Filosofis, Kosep dan Aplikasi. Bandung:


Alfabeta, 2013.

Herlianti, Yanti. Pembelajaran Tematik (Menggunakan Pendekatan Saintifik dan


Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
UIN PRESS, 2015.

Ibnu Badar, Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran TEMATIK. Jakarta:


Prenada Media, 2011.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan


Satuan Pendidikan Sekolah Mengah Pertama, (Direktorak Pembinaan SMP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
123

Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Peraktis Disertai Contoh.
Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Kusaeri. Acuan & Teknik Penilaian Proses & Hasil Belajar Dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2014.

Lestari, Sudi. Kurikulum Pendidikan IPS. Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, 2015.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Majid, Abdul. Penilaian Autentik Proses dan Hasil belajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014.

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2010.

Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2015.

Muslich, Masnur. Authentic Asessment: Penilaian Berbasis Kelas dan


Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama, 2011.

Prastowo, Andi. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik


Terpadu. Jakarta: Prenada media Group, 2015.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta, 2014.

_____. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2016.

Sunu, Endrayanto, Herman, Yosep., dan Harumurti, Yustiana, Wahyu. Penilaian


Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: PT. Kanisius, 2014.

Supardan, Dadang. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial perspektif filosofi dan


kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
124

Supardi. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor


Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Sutanto, Ahmad. Pengembangan Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Jakarta:


Prenada Media Group, 2014.

_____. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada


Media Group, 2013.

Uno, Hamzah. B. Koni, Satria. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2013.

Yusuf, Muri. A. Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi


dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group,
2015.

JURNAL

Gulikers, TM. Judith, dkk., “Perceptions of authentic assessment Five dimensions


of authenticity”. 2004. h. 5
(https://www.ou.nl/Docs/Expertise/OTEC/Publicaties/judith gullikers/paper SIG
2004 Bergen.pdf diakses pada tanggal 22 april 2018).
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Nomer 70 Tahun 2013. Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah
Kejuruan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013.
(https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud70-2013KD-
StrukturKurikulum-SMK-MAK.pdf, diakses pada tanggal 20 November 2017).

Koh ,H. Kim. “Authentic Assessment”, 2017.


(http://education.oxfordre.com/view/10.1093/acrefore/9780190264093.001.000
1/acrefore-9780190264093-e-22 diakses pada tanggal 22 April 2018).

Mueller, Jon. Authentic Assessment, Toolbox: Portfolios, 2016.


(http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/portfolios.htm, diakses pada tanggal
10 april 2018).
125

_____. Authentic Assessment, Toolbox: What is it”, 2016.


(http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/index.htm, diakses pada tanggal 10
april 2018).

Sari nurmala, Riana, dkk. Peranan guru dalam Implementasi kurikulum 2013,
Jurnal Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2016.
(http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/55-Riana-Nurmalasari-
Reta-Dian-Purnama-Wati-Poppy-Puspitasari.pdf, diakses pada tanggal 2
Oktober 2017).

Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20


Tahun 2016, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.. 2016.
(http://bsnpindonesia.org/wpcontent/uploads/2009/04/Permendikud_Tahun201
6_Nomor020_Lampiran.pdf., diakses pada tanggal 20 November 2017).

Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 23 tahun 2016. Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016.
(http://bsnpindonesia.org/wpcontent/uploads/2009/09/Permendikbud_Tahun20
16_Nomor023.pdf., diakses pada tanggal 20 November 2017).

SKRIPSI

Nuryati, “Impelementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Tematik


Terpadu Kelas IV B Di SD HJ. Isriati Baiturrahman 1 Semarang Tahun Ajaran
2014/2015”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang:
2015. tidak dipublikasikan.

Mahbub, Fajar, M, “Penerapan Penilaian Autentik Untuk Hasil Belajar Siswa


Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti (studi kasus
Penerapan Penilaian Autentik Di SMA IZADA Pondok Aren)”, Skripsi Pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta: 2014. tidak
dipublikasikan.
126

Mutiami, Prisda, Ayutt, “Penerapan Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013


Pada Mata pelajaran Geografi Studi Kasus SMAN 5 Depok”, Skripsi Pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattullah Jakarta: 2017. tidak publikasikan

Alam, Bahrul, “Implementasi Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di


SMA Negeri 78 Jakarta”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayattullah Jakarta: 2015. tidak dipublikasikan.

INTERNET

Andriani, Rini. “Krakteristik Penilaian dalam Kurikulum 2013”,


https://www.membumikanpendidikan.com/2014/09/karakteristik-penilaian-
dalam-kurikulum.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2017.

Fatir, Darwin. “Guru Didorong Nilai Kemampuan Siswa Secara Objektif”,


https://makassar.antaranews.com/berita/74395/guru-didorong-nilai
kemampuan-siswa-secara-objektif, diakses pada tanggal 21 September 2017.

Info Guru. “Kurikulum 2013 Revisi Terbaru 2017-2018 Berserta Perubahannya”,


https://www.guru-id.com/2016/06/perubahan-kurikulum-2013-tahun-
2016.html., diakses pada tanggal 13 November 2017.

KBBI. “Penilaian”, https://kbbi.Kemdikbud.go.id/entri/penilaian, diakses pada


tanggal 30 September 2017.

USAID From The American People. “Kilas Balik Dunia Pendidikan di


Indonesia”, http://www.prestasi-iief.org/index.php/id/feature/68-kilas balik-
dunia-pendidikan-di-indonesia, diakses pada tanggal 18 September 2017.

Widiyanto, Nur. “Revisi Kurikulum 2013, Guru Lebih Dimudahkan”,


https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/06/revisi-kurikulum-2013-guru-
lebih-dimudahkan, diakses pada tanggal 21 September 2017.

Zubaidah, Neneng. “Implementasi Kurikulum 2013 Banyak Guru Gagal Paham”,


https://nasional.sindonews.com/read/825173/15/implementasi-kurikulum-
2013-banyak-guru-gagal-paham-1389273818, diakses pada tanggal 18
September 2017.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran A. 1 Pedoman Wawancara

DAFTAR PERTANYAAN PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK


KURIKULUM 2013 DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru :

Guru Mata Pelajaran :

Hari/Tanggal :

Tempat :

NO Pertanyaan Jawaban
A. Pengetahuan penilaian autentik kurikulum 2013

1. Menurut Ibu/bapak bagaimana


penerapan penilaian autentik kurikulum
2013, apakah sudah berjalan dengan
standar ketentuan kurikulum 2013 ?
2. Meneurut Ibu/bapak perlu tidak
melakukan revisi penilaian pada
kurikulum 2013 ? mengapa
B. Pengetahuan penilaian autentik dalam
pembelajaran IPS (Sosiologi, geografi, sejarah,
dan ekonomi)

3. Apakah Ibu/bapak sudah menerapkan


penilaian autentik dalam pembelajaran
(Sosiologi, geografi, sejarah, dan
ekonomi) ?
4. Ranah apa saja yang Ibu/bapak gunakan
dalam penilaian autentik ?

C. Penilaian ranah kompetensi sikap


a. Teknik penilaian Observasi

5. Apakah Ibu/bapak melakukan penilaian


dengan teknik observasi untuk
melakukan penilaian sikap ?
6. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
sebelum melaksanakan penilaian teknik
observasi ?
7. Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap
teknik observasi yang Ibu/bapak
lakukan ?
8. Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporan hasil nilai dengan teknik
observasi ?
9. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat dalam keterlaksanaannya
penilaian sikap dengan teknik obsevasi
? (solusi)
b. Teknik Penilaian Diri

10. Apakah Ibu/bapak pernah melakukan


teknik penilaian diri untuk melakukan
penilaian sikap ?
11. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
sebelum melaksanakan penilaian sikap
dengan teknik penilaian diri?
12. Bagaimana cara Ibu/bapak melakukan
penilaian sikap dengan teknik penilaian
diri ?
13. Langkah apa saja yang Ibu/bapak
lakukan setelah teknik penilaian diri
pada peserta didik ?
14. Adakah faktor pendukung dan
penghambat saat pelaksanaan teknik
penilaian diri ?
c. Teknik Penilaian antar teman

15. Apakah Ibu/bapak pernah menggunakan


teknik penilaian anatar teman untuk
menilai ranah kompetensi sikap ?
16. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
sebelum melaksanakan teknik penilaian
antar teman ?
17. Bagaimana pelaksanaan penilaian antar
teman yang dilakukan ?
18. Bagaimana cara Ibu/bapak pelaporan
dan mengolah hasil teknik penilaian
antar teman menjadi suatu nilai ?
19. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat terlaksananya teknik
penilaian antar teman ?
d. Teknik Jurnal
20. Apakah Ibu/bapak menggunakan teknik
penilaian jurnal dalam menilai
kompetensi sikap ?
21. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
untuk melakukan penilaian sikap
dengan teknik jurnal ?
22. Bagaimana cara pelaksanaan teknik
penilaian jurnal ?
23. Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporkan hasil penilaiannya ?
24. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat terlaksananya teknik
penilaian jurnal ?
D. Penilaian ranah kompetensi pengetahuan
a. Tes tulis
25. Apakah Ibu/bapak sering menggunakan
teknik penilaian tes tulis untuk menilai
kompetensi pengetahuan, jenis tes tulis
apa saja yang bapak gunakan ?
26. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
sebelum melakukan penilaian tes tulis ?
27. Bagaimana pelaksanaan teknik
penilaian tes tulis yang Ibu/bapak
lakukan ?
28. Bagaimana cara Ibu/bapak
menyampaikan hasil teknik penilaian tes
tulis ?
29. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat terlaksannya penilaian
dengan teknik tes tulis ?
b. Tes lisan
30. Apakah Ibu/bapak pernah melakukan
penilaian pengetahuan dengan teknik tes
lisan ?
31. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
sebelum melakukan penilaian dengan
teknik tes lisan ?
32. Bagaimana pelaksanaan teknik
penilaian pengetahuan dengan tes lisan
yang Ibu/bapak lakukan ?
33. Bagaimana cara pelaporan Ibu/bapak
dari hasil teknik penilaian tes lisan ?
34. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat terlaksananya penilaian
dengan tes lisan ?
c. Penugasan
35. Apakah Ibu/bapak sering menggunakan
teknik penugasan untuk menilaian
kompetensi pengetahuan ?
36. Apa saja yang harus Ibu/bapak
persiapkan sebelum melakukan
penilaian dengan teknik penilaian
penugasan ?
37. Bagaimana cara pelaksanaan penilaian
dengan teknik penugasan ?
38. Bagaimana Ibu/bapak menilai setiap
hasil dari peserta didik dan cara
menyampaikan hasil penilaianya ?
39. Apakah ada faktor yang mendukung dan
menghambat saat pelaksanaan penilaian
dengan teknik penugasan ?

E. a. Teknik Penilaian kinerja


40. Apakah Ibu/bapak sering menggunakan
penilaian kinerja untuk menilai
kompetensi keterampilan peserta didik ?
41. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
sebelum melaksanakan teknik penilaian
kinerja ?
42. Bagaimana cara pelaksanaan penilaian
keterampilan dengan teknik kinerja ?
43. Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat
nilai dan melaporkan hasil penilaian
dengan teknik penilaian kinerja ini ?
44. Apa saja faktor yang pendukung dan
penghambat pelaksanaan penilaian
kinerja ?
b. Teknik Penilaian Proyek
45. Apakah Ibu/bapak pernah menilai
dengan teknik penilaian proyek untuk
menilai kompetensi keterampilan ?
46. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
sebelum melaksanakan penilaian
keterampilan dengan teknik proyek ?
47. Bagaimana cara Ibu/bapak untuk
melaksanaan penilaian dengan teknik
penilaian proyek ?
48. Bagaimana cara Ibu/bapak dalam
mencatat dan melaporkan hasil
penilaian dengan teknik penilaian
proyek ?
49. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat saat pelaksanaan penilaian
keterampilan dengan teknik proyek ?
c. Teknik Penilaian portofolio
50. Apakah Ibu/bapak menggunakan
penilaian portofolio untuk menilai
kompetensi keterampilan ?
51. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan
untuk penilaian portofolio ?
52. Bagaimana cara Ibu/bapak dalam
melakukan penilaian dengan portofolio
peserta didik ?
53. Bagaimana cara Ibu/bapak memaparkan
hasil penilaian keseluruhan dengan
penilaian portofolio ?
54. Apa saja faktor pendukung dan
penghambat keberlangsungannya
penilaian menggunakan penilaian
portofolio ?

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENERAPAN


PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 DENGAN
PESERTA DIDIK

Nama :

Kelas :

1. Apakah guru melakukan persiapan sebelum pelaksanaan penilaian autentik ?


2. Bagaiman pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan ?
3. Bagaimana cara dalam menilai dan cara penyampaian hasil penilaian ?
4. Apa saja faktor pendukung terlaksananya penilaian autentik ?
5. Apakah ada faktor penghamabat yang ditemukan saat penilaian autentik ?
6. Bagaiman pendapat kamu tentang penilaian autentik kurikulum 2013 ?
Lampiran A. 2 Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK

KURIKULUM 2013 DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru :

Mata Pelajaran :

Hari/Tanggal :

Berilah tanda check list (√) pada salah satu peryataan yang tersedia !

No Indikator Sub Indikator Pernyataan Keterangan

Ya Tidak
A. Penilaian Kompetensi Sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan Jurnal)
1) Observasi a. Guru menyampaikan kompetensi
sikap yang ingin dicapai
b. Guru mengamati setiap peserta didik,
selama pembelajaran berlangsung
c. Guru mencatat/menilai sikap peserta
didik terhadap pembelajaran
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan capaian sikap peserta
didik
2) Penilaian Diri e. Guru membuat format penilaian dan
memaparkan terlebih dahulu kriteria
penilaian kepada peserta didik
f. Guru membagikan format penilaian
kesetiap peserta didik
g. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian diri
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian diri pada peserta
didik
3) Penilaian Antar i. Guru memaparkan kriteria penilaian
Teman antar teman
j. Guru meminta peserta didik untuk
menilai teman kelasnya dengan
lembar yang sudah disediakan
k. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian antar teman
l. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan penilaian antar teman
pada peserta didik
4) Jurnal m. Guru mengamati setiap perilaku
siswa
n. Guru memiliki catatan perilaku
peserta didik
o. Guru melakukan pencatatan perilaku
peserta didik sesuai waktu kejadian
p. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian jurnal peserta
didik
B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes tulis, Tes lisan, dan penugasaan)
5) Tes Tulis a. Guru membuat dan membagikan soal
dalam bentuk tulisan pada peserta
didik
b. Soal yang diberikan sesuai dengan
indikator pencapaian pada peserta
didik
c. Guru menilai hasil peserta didik
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian tes tulis
6) Tes Lisan a. Guru mempersiapkan soal yang
sesuai dengan indikator pencapaian
peserta didik
b. Guru melaksanakan tes lisan dengan
satu persatu pada peserta didik
c. Guru memberikan penilaian setiap
jawaban yang diberikan peserta didik
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian tes lisan
7) Penugasan a. Guru menyampaikan tugas yang
harus dikerjan oleh peserta didik
b. Guru memberikan tugas sesuai
indikator pencapaian
c. Guru mengumpulkan tugas sesuai
waktu yang telah ditentukan
d. Guru menilai hasil peserta didik
sesuai dengan kriteria yang dibuat
e. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian penugasan
C. Penilaian Kompetensi Keterampilan (penilaian Kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio)
8) Penilaian Kinerja a. Guru menjelaskan kepada peserta
didik tentang tugas penilaian kinerja
dan memeriksa kesiapan peserta didik
b. Guru melaksanakan penilaian sesuai
dengan waktu yang direncanakan
c. Guru menilai hasil peserta didik
setiap tampilan
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian kinerja
9) Penilaian Proyek a. Guru menjelaskan kepada peserta
didik tentang tugas dan memberikan
pemahaman atas tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik
b. Guru melakukan pemantauan kepada
peserta didik selama proses
pelaksanaan sampai pelaporan
penilaian proyek
c. Guru menilai hasil peserta didik
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian proyek
10) Penilaian Portofolio a. Guru mempersiapkan tugas portofolio
b. Guru menilai peserta didik pada saat
kegiatan tatap muka dan menilai
dengan kesepakatan bersama peserta
didik
c. Guru memberikan nilai akhir
portofolio kepada setiap peserta didik
dan umpan balik.
Lampiran B. 1 Hasil Wawancara Dengan Ibu Sri Irawati

DAFTAR PERTANYAAN PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013

DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Sri Irawati, S.Pd

Guru Mata Pelajaran : Sosiologi

Hari/Tanggal : Rabu/24 Januari 2018

Tempat : MAN 1 Tangerang Selatan (Kantor Guru)

NO Pertanyaan Jawaban
A. Pengetahuan penilaian autentik kurikulum 2013 Dalam memberikan penilaian kepada siswa ngga hanya pengetahuan
saja, tetapi keterampilan juga dinilai, keterampilan itu seperti tugas-
55. Menurut Ibu/bapak bagaimana penerapan tugas seperti, makalah, diskusi kelompok, berupa presentasi terus
penilaian autentik kurikulum 2013, apakah sudah diberikan tugas-tugas lainnya juga. Kalau pengetahuan sudah jelas
berjalan dengan standar ketentuan kurikulum yang diberikan dalam bentuk tes ulangan harian, PTS, dan ulangan
2013 ? akhir semester.

56. Meneurut Ibu/bapak perlu tidak melakukan revisi Sejauh ini kalau kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum
penilaian pada kurikulum 2013 ? mengapa 2006, penilaian itu tergantung dari penilaian guru itu sendiri, di k2013
lebih banyak penilaiannya dibandingkan dengan kurikulum 2006. Di
kurikulum 2013 ini dibutuhkan perhatian yang lebih khusus, lebih
banyak waktu untuk memperhatikan anak. Jadi ibu rasa direvisi atau
tidak direvisi itu tergantung dari gurunya itu sendiri, bagaimana
caranya mendidik siswa itu sendiri.
B. Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran Selama ini sudah ibu terapkan, Cuma memang kendalanya banyak
IPS (Sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi) kita harus siap banget dalam berkas-berkas yang dibutuhkan, jadi kita
masih semi antara 2006 dan 2013 masih dipadukan.
57. Apakah Ibu/bapak sudah menerapkan penilaian
autentik dalam pembelajaran (Sosiologi, geografi,
sejarah, dan ekonomi) ?
58. Ranah apa saja yang Ibu/bapak gunakan dalam Ketiga ranah itu dipakai, dalam penilaian pengetahuan menilai dalam
penilaian autentik ? dia belajara, kalau keterampilan yaah itu tadi, sikap seperti sepiritual,
sosial yang dilihat dari kegiatan sehari-hanrinya saja.
C. Penilaian ranah kompetensi sikap
e. Teknik penilaian Observasi

59. Apakah Ibu/bapak melakukan penilaian dengan Kalau observasi ya jelas pakai, tapi ibu tidak menggunakan daftar
teknik observasi untuk melakukan penilaian sikap observasinya, menggunakan hanya sekilas saja gitu, memperhatikan
? siswa satu-satu tetapi tidak menggunakan daftar observasinya saja.
60. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Ibu belum melakukan sejauh itu dalam tindakan penilaian observasi.
melaksanakan penilaian teknik observasi ?
61. Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap teknik Ibu melihat secara langsung aja.
observasi yang Ibu/bapak lakukan ?
62. Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan Yaah ini dengan menghafal siswanya
pelaporan hasil nilai dengan teknik observasi ?
63. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Faktor pendukungnya harus punya pedoman penilaiannya, agar hasil
dalam keterlaksanaannya penilaian sikap dengan penilaiannya spekulatif, faktor penghambatnya karena kebanyakan
teknik obsevasi ? (solusi) tugas, persiapan yang harus disiapkan. Solusinya tanyan sama teman-
teman tentang sikap siswa.
f. Teknik Penilaian Diri Belum melakukan sejauh itu.

64. Apakah Ibu/bapak pernah melakukan teknik


penilaian diri untuk melakukan penilaian sikap ?
65. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan penilaian sikap dengan teknik
penilaian diri?
66. Bagaimana cara Ibu/bapak melakukan penilaian
sikap dengan teknik penilaian diri ?
67. Langkah apa saja yang Ibu/bapak lakukan setelah
teknik penilaian diri pada peserta didik ?
68. Adakah faktor pendukung dan penghambat saat
pelaksanaan teknik penilaian diri ?
g. Teknik Penilaian antar teman Belum melakukan.

69. Apakah Ibu/bapak pernah menggunakan teknik


penilaian anatar teman untuk menilai ranah
kompetensi sikap ?
70. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan teknik penilaian antar teman ?
71. Bagaimana pelaksanaan penilaian antar teman
yang dilakukan ?
72. Bagaimana cara Ibu/bapak pelaporan dan
mengolah hasil teknik penilaian antar teman
menjadi suatu nilai ?
73. Apa saja faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya teknik penilaian antar teman ?
h. Teknik Jurnal Tidak.
74. Apakah Ibu/bapak menggunakan teknik penilaian
jurnal dalam menilai kompetensi sikap ?
75. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
melakukan penilaian sikap dengan teknik jurnal ?
76. Bagaimana cara pelaksanaan teknik penilaian
jurnal ?
77. Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporkan hasil penilaiannya ?
78. Apa saja faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya teknik penilaian jurnal ?
D. Penilaian ranah kompetensi pengetahuan
i. Tes tulis Iya pasti, itu digunakan tes tulis. Tes tulis itu berupa pilihan ganda
79. Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik dan esai. Tes tulis itu bisa digunakan dalam ulangan harian, penilaian
penilaian tes tulis untuk menilai kompetensi tengah semester, dan digunakan penilaian akhir semester. Untuk
pengetahuan, jenis tes tulis apa saja yang bapak mengukur kemampuan siswa.
gunakan ?
80. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Pastinya bikin kisi-kisi dulu, kemudian langkah selanjutnya soalnya,
melakukan penilaian tes tulis ? kemudian diatur siswanya, diberikan soalnya, jadi siswa tidak perlu
tulis soal, siswa tinggal berikan jawaban.
81. Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian tes tulis Pelaksanaannya kalau ulangan harian pas kita jam KBM, kalau PTS
yang Ibu/bapak lakukan ? itu diatur oleh pihak kurikulum, dan UAS juga diatur oleh pihak
kurikulum. Jadi sesuai waktunya masing-masing.
82. Bagaimana cara Ibu/bapak menyampaikan hasil Hasilnya itu diberikan dengan secara lisan atau bisa juga dipasang di
teknik penilaian tes tulis ? mading kalau kita mau, kadang-kadang si perkelas saja
diumumkannya, dan hasil ulangannya diberikan ke siswa. Kalau
nilainya kurang dari KKM biasanya remedial, mereka tes lagi dengan
soal yang berbeda tapi dengan bentuk materi yang sama.
83. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Faktor pendukungnya kertas dan alat-alat pendungnya disediakan oleh
terlaksannya penilaian dengan teknik tes tulis ? sekolah jadi kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu banyak,
tapi hambatannya itu, anak-anak tidak bisa mengikuti ulangan seperti
ada acara, kalau ulangan harian, tapi kalau PTS, dan UAS tidak ada
karena sudah terjadwal.
j. Tes lisan
84. Apakah Ibu/bapak pernah melakukan penilaian Ooh iya, lisan itu pernah dilakukan beberapa kali.
pengetahuan dengan teknik tes lisan ?
85. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Tentunya bentuk pertanyaannya yang sesuai dengan materi,
melakukan penilaian dengan teknik tes lisan ? sebelumnya diberitahu dulu akan ada tes lisan, setidak-tidaknya
mereka ada persiapan untuk ikut ulangan lisan.
86. Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian Kita absen satu-satu mereka maju, jadi yang dipanggil dia yang maju
pengetahuan dengan tes lisan yang Ibu/bapak dan dia ada beberapa pertanyaan, kemudian dia menjawabnya.
lakukan ?
87. Bagaimana cara pelaporan Ibu/bapak dari hasil Kalau misalkannya mereka ditanyakan 5 soal, berapa hasilnya
teknik penilaian tes lisan ? langsung diberitahu ini hasilnya segini-segini, yang sekarang ibu
lakukan ini, ulangan lisannya hafalkan ini kemudian mereka hafalkan.
88. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Penghambatnya memerlukan waktu yang lebih lama bisa samapi 2
terlaksananya penilaian dengan tes lisan ? minggu pelaksanaannya, biasanya dengan mempersingkat waktu
hanya menanyaka 2-5 pertanyaan saja pada siswa. Yang terpenting
siswa dapat memahami.
k. Penugasan
89. Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik Itu ditugaskan membuat makalah, membuat ringkasan.
penugasan untuk menilaian kompetensi
pengetahuan ?
90. Apa saja yang harus Ibu/bapak persiapkan Meberikan kriteria penilaian kalau makalahnya bagus dan
sebelum melakukan penilaian dengan teknik pengumpulannya tepat waktu yang ditentukan maka ibu memeberikan
penilaian penugasan ? nilai 90, menentukan waktu pengumpulan tugasnya, membagi
kelompok kalau tuga itu diperlukan kelompok.
91. Bagaimana cara pelaksanaan penilaian dengan Secara presentasi dan diskusi kalau kelompok. Ada yang individu
teknik penugasan ? tugasnya seperti meringkas materi yang akan disampaikan.
92. Bagaimana Ibu/bapak menilai setiap hasil dari Kalau penilaian penugasan diberikan persemester pada pembagian
peserta didik dan cara menyampaikan hasil raport, karena penugasan ada yang individu dan ada yang kelompok.
penilaianya ?
93. Apakah ada faktor yang mendukung dan Pendukungnya siswa dapat mengumpulkan tugas dengan tepat waktu
menghambat saat pelaksanaan penilaian dengan yang ditentukan, dan penghambatnya siswa tidak peduli dengan tugas
teknik penugasan ? yang diberikan.
E. Penilaian ranah keterampilan
a. Teknik Penilaian kinerja
94. Apakah Ibu/bapak sering menggunakan penilaian Iya sering.
kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan
peserta didik ?
95. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Buku daftar nilai, nama-nama siswanya yang dinilai itu tapi kalau
melaksanakan teknik penilaian kinerja ? instrumennya belum ibu siapkan secara detail.
96. Bagaimana cara pelaksanaan penilaian Kinerja dalam sosiologi itu ketika siswa presentasi, kalau presentasi
keterampilan dengan teknik kinerja ? kelompok yang dinilai kekompakannya, suara siswanya, aktif dan
tidaknya, kemudia ketika dia menjawab pertanyaan dari teman-
temannya dia sesuai tidak menjawabnya dengan pertanyaannya. Dari
pembukaan sampai akhir pasti dinilai.
97. Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat nilai dan Langsung dinilai.
melaporkan hasil penilaian dengan teknik
penilaian kinerja ini ?
98. Apa saja faktor yang pendukung dan penghambat Faktor pendukunya kalau medianya yang ibu minta ada, makalahnya
pelaksanaan penilaian kinerja ? lengkap disertai sumbernya. Faktor penghambatnya kadang-kadang
sudah waktu masuk dan mereka harus sudah presentasi mereka tidak
siap.
b. Teknik Penilaian Proyek Untuk pelajaran sosiologi ngga ada penilaian proyek.
99. Apakah Ibu/bapak pernah menilai dengan teknik
penilaian proyek untuk menilai kompetensi
keterampilan ?
100.Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan penilaian keterampilan dengan
teknik proyek ?
101.Bagaimana cara Ibu/bapak untuk melaksanaan
penilaian dengan teknik penilaian proyek ?
102. Bagaimana cara Ibu/bapak dalam mencatat dan
melaporkan hasil penilaian dengan teknik
penilaian proyek ?
103.Apa saja faktor pendukung dan penghambat saat
pelaksanaan penilaian keterampilan dengan
teknik proyek ?
d. Teknik Penilaian portofolio Ibu belum pernah menilai dengan portofolio.
104.Apakah Ibu/bapak menggunakan penilaian
portofolio untuk menilai kompetensi
keterampilan ?
105.Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
penilaian portofolio ?
106.Bagaimana cara Ibu/bapak dalam melakukan
penilaian dengan portofolio peserta didik ?
107.Bagaimana cara Ibu/bapak memaparkan hasil
penilaian keseluruhan dengan penilaian
portofolio ?
108.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
keberlangsungannya penilaian menggunakan
penilaian portofolio ?
Lampiran B. 2 Hasil Wawancara Dengan Ibu Ulan Safitri Rahmadani

DAFTAR PERTANYAAN PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013

DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Ulan Safitri Rahmadani, S.Pd

Guru Mata Pelajaran : Geografi

Hari/Tanggal : Kamis/25 Januari 2018

Tempat : MAN 1 Tangerang Selatan (Kantor Guru)

NO Pertanyaan Jawaban
A. Pengetahuan penilaian autentik kurikulum 2013
109. Menurut Ibu/bapak bagaimana penerapan Belum sesuai standar karena, ada yang perlu diperbaiki yang pertama,
penilaian autentik kurikulum 2013, apakah sudah segi kesiapan guru-gurunya karena masih banyak yang belum paham
berjalan dengan standar ketentuan kurikulum juga, kemudian belum siap dalam alat administrasinya yang terlalu
2013 ? banyak, siswanya juga. Jadi walaupun bagaimanapun juga cara
belajarnya masih tetap sama dengan yang udah-udah. Jadi masih
banyak yang perlu diubah atau masih banyak yang perlu dievaluasi.

110.Meneurut Ibu/bapak perlu tidak melakukan revisi Walaupun sosialisasinya sudah sering dilakukan sebelumnya, tapi
penilaian pada kurikulum 2013 ? mengapa dalam bentuk workshop, dan dalam bentuk diklat tapi sepertinyatidak
terrealisasi dengan baik karena terbentur dari segi sarana dan
prasarananya, kemudian dari segi penguasaan materinya, kemudian
dari kesiapan mental anaknya, dan banyaklah yang perlu direvisi dan
yang dibicarakan saat diklat tidak secara mengkhusus hanya teori
tidak ada aplikasinya itu tidak terlalu mendeteil. Saya pernah
mengikutnya 3 kali workshop.
B. Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran
IPS (Sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi)

111.Apakah Ibu/bapak sudah menerapkan penilaian Sepertinya setengahnya belum maksimal dan sempurna.
autentik dalam pembelajaran (Sosiologi, geografi,
sejarah, dan ekonomi) ?
112.Ranah apa saja yang Ibu/bapak gunakan dalam Sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
penilaian autentik ?
C. Penilaian ranah kompetensi sikap
l. Teknik penilaian Observasi

113.Apakah Ibu/bapak melakukan penilaian dengan Paling hanya mengamati anak-anak saja.
teknik observasi untuk melakukan penilaian sikap
?
114.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan penilaian teknik observasi ?
115.Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap teknik
observasi yang Ibu/bapak lakukan ?
116.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporan hasil nilai dengan teknik observasi ?
117.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
dalam keterlaksanaannya penilaian sikap dengan
teknik obsevasi ? (solusi)
m. Teknik Penilaian Diri
118.Apakah Ibu/bapak pernah melakukan teknik Pernah dulu.
penilaian diri untuk melakukan penilaian sikap ?
119.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Paling evaluasi sikap, sama administrasinya.
melaksanakan penilaian sikap dengan teknik
penilaian diri?
120. Bagaimana cara Ibu/bapak melakukan penilaian Mengisi secara umum sendiri atau individu.
sikap dengan teknik penilaian diri ?
121.Langkah apa saja yang Ibu/bapak lakukan setelah Mengevaluasi.
teknik penilaian diri pada peserta didik ?
122.Adakah faktor pendukung dan penghambat saat Faktor penghambatnya banyak yang pertama waktu karena ngajarnya
pelaksanaan teknik penilaian diri ? banyak, materi terlalu banyak yang membuat konsentrasi pecah,
belum lagi mengejar waktunya.
n. Teknik Penilaian antar teman

123.Apakah Ibu/bapak pernah menggunakan teknik Sekali doang pernah dulu, terus udah ngga lagi.
penilaian anatar teman untuk menilai ranah
kompetensi sikap ?
124.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Menyiapkan kuesionernya
melaksanakan teknik penilaian antar teman ?
125.Bagaimana pelaksanaan penilaian antar teman Persiapannya paling Cuma ngasih kuesioner doang, terus suruh ngisi.
yang dilakukan ?
126.Bagaimana cara Ibu/bapak pelaporan dan Kan anak Cuma melingkari-melingkari saja yah, yang berhubungan
mengolah hasil teknik penilaian antar teman dengan sikap paling gitu doang si.
menjadi suatu nilai ?
127.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Penghambatnya kan saya pernah nyobain sekali aja, kalau pendukung
terlaksananya teknik penilaian antar teman ? yah mereka si antusias buat mengoreksi diri sendiri. Karena
kesempatan waktu si yang ngga ada atau ngga sempat buat melakukan
itu lagi.
o. Teknik Jurnal
128.Apakah Ibu/bapak menggunakan teknik penilaian Ngga.
jurnal dalam menilai kompetensi sikap ?
129.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
melakukan penilaian sikap dengan teknik jurnal ?
130.Bagaimana cara pelaksanaan teknik penilaian
jurnal ?
131.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporkan hasil penilaiannya ?
132.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya teknik penilaian jurnal ?
D. Penilaian ranah kompetensi pengetahuan
p. Tes tulis
133.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik Sering, jenisnya itu paling seperti hafalan, tugas-tugas, PG, esai, lisan.
penilaian tes tulis untuk menilai kompetensi
pengetahuan, jenis tes tulis apa saja yang bapak
gunakan ?
134. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Yang pertama bikin soal, bikin daftar hadir dan daftar nilai seperti itu.
melakukan penilaian tes tulis ?
135.Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian tes tulis Seperti ulangan biasa anak-anak duduk dibangkunya masing-masing
yang Ibu/bapak lakukan ? kemudian diberikan soal, mereka menjawab, dan kalau udah selesai
kumpulkan.
136.Bagaimana cara Ibu/bapak menyampaikan hasil Kadang-kadang dikoreksi bareng-bareng, dan kadang-kadang saya
teknik penilaian tes tulis ? bawa, jadi saya ngoreksi sendiri.
137.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Penghambatnya banyak waktu ngajar jadi hasil Uhnya dikasih 2
terlaksannya penilaian dengan teknik tes tulis ? minggu setelahnya.
q. Tes lisan
138. Apakah Ibu/bapak pernah melakukan penilaian Pernah dengan Hafal Jadi mereka diminta bagian ini bagian ini untuk
pengetahuan dengan teknik tes lisan ? dihafalkan seperti itu.
139.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Diberitahu akan diadakan tes lisan untuk mempersiapkan materi.
melakukan penilaian dengan teknik tes lisan ? Aturanya Paling diberitahukan tidak boleh nyontek, jujur paling gitu-
gitu aja si.
140.Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian Paling dipanggil satu-satu kedepan, kemudian nanti saya tanyakan
pengetahuan dengan tes lisan yang Ibu/bapak point apa yang kalian pahami, tinggal mereka menjelaskan point yang
lakukan ? saya kasih tadi.
141.Bagaimana cara pelaporan Ibu/bapak dari hasil Langsung.
teknik penilaian tes lisan ?
142.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Pendukungnya anak-anak dipanggil satu-satu jadi lebih tahu
terlaksananya penilaian dengan tes lisan ? kemampuan anak kalau tulisan kebanyakan curangnya jadi kalau lisan
ketauan dia mampu atau tidak
r. Penugasan
143.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik Sering, saya sering memberikan tugas dalam bentuk makalah, dalam
penugasan untuk menilaian kompetensi bentuk powerpoint, perkelompok, dan kemudian menjawab soal yang
pengetahuan ? saya berikan.
144.Apa saja yang harus Ibu/bapak persiapkan Anak-anak dikasih pengarahan dulu.
sebelum melakukan penilaian dengan teknik
penilaian penugasan ?
145. Bagaimana cara pelaksanaan penilaian dengan Pelaksanaannya tidak selamanya diberikan tugas, paling kalau materi
teknik penugasan ? ini bagus untuk diberikan tugas baru saya akan kasih. Paling setiap
bab itu ada satu tugas.
146.Bagaimana Ibu/bapak menilai setiap hasil dari Ada kriterianya, jadi kalau namanya penilaian itu bagaimana cara
peserta didik dan cara menyampaikan hasil mereka mengembangkan ide dan gagasannya itu sesuai dengan materi
penilaianya ? itu nilainya full tapi kalau hanya mendekati itu nilainya setengah-
setengah.
147.Apakah ada faktor yang mendukung dan Kalau penghambat biasanya anak-anak yang memang kurang peduli
menghambat saat pelaksanaan penilaian dengan terhadap tugas, tapi kalau pendukungnya anak-anak yang rajin yang
teknik penugasan ? langsung bikin tugas itu. Jadi hambatan dan pendukungnya dari anak-
anaknya. Solusi hambatannya setiap mau ulangan wajib ada satu tugas
tapi kalau tugasnya tidak ada, dia tidak boleh ikut ulangan dengan
saya dan dia harus menyelesaikan tugasnya dulu.
E. Penilaian ranah kompetensi keterampilan
a. Teknik Penilaian kinerja
148.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan penilaian Sering dalam bentuk diskusi dalam bentuk debat.
kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan
peserta didik ?
149.Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Saya mengelompokkan mereka.
melaksanakan teknik penilaian kinerja ?
150.Bagaimana cara pelaksanaan penilaian Debat dengan membagikan anak dalam keadaan seperti yang
keterampilan dengan teknik kinerja ? sebenarnya, seperti materi lingkungan, nanti saya membagi anak ada
yang menjadi pemerintah, masyarakat, mahasiswa, ahli amdal jadi
seolah-olah seperti yang sebenarnya.
151.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat nilai dan Yang pertama saya menilai kemampuan mereka berbicara dengan
melaporkan hasil penilaian dengan teknik menyampaikan pendapat apakah sesuai, kemudian pendalaman
penilaian kinerja ini ? materinya bagus atau tidak,tapi ada aja anak yang diam jadi ngomong
itu lagi-itu lagi, cara menyikapinya saya datangin, terus saya bilang
kalau kamu ngga ngomong kamu tidak akan dapat nilai, jadi itulah
kelemahan siswa sekarang karena ancamannya nilai.
152.Apa saja faktor yang pendukung dan penghambat Anak-anak lebihantusias belajarnya seperti itu, karena mereka
pelaksanaan penilaian kinerja ? memakai kostumnya masing-masing, kemudian beradu argumen, jadi
kayanya lebih hidup materinya kalau saya ngajarnya seperti itu, anak-
anak lebih senang seperti itu.
b. Teknik Penilaian Proyek Sering bikin powerpoint, dulu pernah bikin peta timbul dan bikin
153. Apakah Ibu/bapak pernah menilai dengan teknik seperti simulasi gunung meletus.
penilaian proyek untuk menilai kompetensi
keterampilan ?
154. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Memberitan arahan aturan pembuatan proyeknya, kalau membuat
melaksanakan penilaian keterampilan dengan powerpoint salidnya jangan terlalu banyak, dan pembagian materinya.
teknik proyek ?
155.Bagaimana cara Ibu/bapak untuk melaksanaan Dengan presntasi perkelompok.
penilaian dengan teknik penilaian proyek ?
156.Bagaimana cara Ibu/bapak dalam mencatat dan Dalam penilaiannya ada dua walaupun dikerjakan berkelompok, ada
melaporkan hasil penilaian dengan teknik penilaian kelompok dan individu, cara penyampaian nilainyadan
penilaian proyek ? kriteria penilaiannya dilihat powerpointnya bagus atau ngga, menarik
atau mudah dipahami, materi yang disampaikan sesuai atau tidak, dan
cara menyampaikannya itu bagus atau tidak. sebagaian anak hanya
membaca powerpoint saja tidak dikembangkan.
157.Apa saja faktor pendukung dan penghambat saat Penghambatnya sebagaian anak hanya membaca powerpoint saja
pelaksanaan penilaian keterampilan dengan tidak dikembangkan.
teknik proyek ?
e. Teknik Penilaian portofolio
158.Apakah Ibu/bapak menggunakan penilaian Ngga.
portofolio untuk menilai kompetensi
keterampilan ?
159.Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
penilaian portofolio ?
160.Bagaimana cara Ibu/bapak dalam melakukan
penilaian dengan portofolio peserta didik ?
161.Bagaimana cara Ibu/bapak memaparkan hasil
penilaian keseluruhan dengan penilaian
portofolio ?
162. Apa saja faktor pendukung dan penghambat
keberlangsungannya penilaian menggunakan
penilaian portofolio ?
Lampiran B. 3 Hasil Wawancara Dengan Ibu Taroni

DAFTAR PERTANYAAN PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013

DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Taroni, S.Pd

Guru Mata Pelajaran : Ekonomi

Hari/Tanggal : Selasa/30 Januari 2018

Tempat : MAN 1 Tangerang Selatan (Lobby Sekolah)

NO Pertanyaan Jawaban
A. Pengetahuan penilaian autentik kurikulum 2013

163. Menurut Ibu/bapak bagaimana penerapan Iya, sudah standar itu sudah tertuang dalam raport, standar-standar
penilaian autentik kurikulum 2013, apakah sudah yang telah ditetapkan oleh kurikulum 2013 ini.
berjalan dengan standar ketentuan kurikulum
2013 ?

164. Meneurut Ibu/bapak perlu tidak melakukan revisi Untuk sementara tidak perlu adarevisi dulu yah, karena memang
penilaian pada kurikulum 2013 ? mengapa revisi sering dilakukan pertahun, bahkan tahun ini sudah ada revisi,
harus ada jeda dulu untuk mengamati, bahwa evaluasi ini bener-bener
kompeten untuk dilaksanakan.
B. Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran
IPS (Sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi)

165. Apakah Ibu/bapak sudah menerapkan penilaian Iya sudah melakukan.


autentik dalam pembelajaran (Sosiologi, geografi,
sejarah, dan ekonomi) ?
166.Ranah apa saja yang Ibu/bapak gunakan dalam Ranah yang disajikan ke anak tiga-tiganya sudah diterapkan hanya
penilaian autentik ? saja, untuk guru mata perlajaran hanya melaksanakan arah penilaian
pengetahuan dan keterampilan, sementara sikap dilaksanakan oleh
bidang studi lain yang sudah ditetapkan.
C. Penilaian ranah kompetensi sikap
s. Teknik penilaian Observasi
167.Apakah Ibu/bapak melakukan penilaian dengan
teknik observasi untuk melakukan penilaian sikap
?
168.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan penilaian teknik observasi ?
169.Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap teknik
observasi yang Ibu/bapak lakukan ?
170.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporan hasil nilai dengan teknik observasi ?
171.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
dalam keterlaksanaannya penilaian sikap dengan
teknik obsevasi ? (solusi)
t. Teknik Penilaian Diri
172.Apakah Ibu/bapak pernah melakukan teknik
penilaian diri untuk melakukan penilaian sikap ?
173.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan penilaian sikap dengan teknik
penilaian diri?
174.Bagaimana cara Ibu/bapak melakukan penilaian
sikap dengan teknik penilaian diri ?
175.Langkah apa saja yang Ibu/bapak lakukan setelah
teknik penilaian diri pada peserta didik ?
176.Adakah faktor pendukung dan penghambat saat
pelaksanaan teknik penilaian diri ?
u. Teknik Penilaian antar teman

177.Apakah Ibu/bapak pernah menggunakan teknik


penilaian anatar teman untuk menilai ranah
kompetensi sikap ?
178.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan teknik penilaian antar teman ?
179.Bagaimana pelaksanaan penilaian antar teman
yang dilakukan ?
180. Bagaimana cara Ibu/bapak pelaporan dan
mengolah hasil teknik penilaian antar teman
menjadi suatu nilai ?
181.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya teknik penilaian antar teman ?
v. Teknik Jurnal
182.Apakah Ibu/bapak menggunakan teknik penilaian
jurnal dalam menilai kompetensi sikap ?
183.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
melakukan penilaian sikap dengan teknik jurnal ?
184.Bagaimana cara pelaksanaan teknik penilaian
jurnal ?
185.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporkan hasil penilaiannya ?
186. Apa saja faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya teknik penilaian jurnal ?
D. Penilaian ranah kompetensi pengetahuan
w. Tes tulis
187.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik Iya, itu wajib kalau tes tulis karena memang untuk mengukur standar
penilaian tes tulis untuk menilai kompetensi kompetensi yang ada, kemudian untuk menjabarkan dalam indikator-
pengetahuan, jenis tes tulis apa saja yang bapak indikator sehingga memunculkan kemampuan siswa yang diinginkan.
gunakan ? Jenis yang sering gunakan (PG) pilihan ganda, kemudian isian uraian.
188.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Pastinya harus menjabarkan indikator dulu yah, maksudnya indikator
melakukan penilaian tes tulis ? yang udah disiapkan dari awal itu, kemudian kita jawbarkan lagi,
untuk dibuatkan soal.
189.Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian tes tulis Dikerjakan bersamaan dikelas.
yang Ibu/bapak lakukan ?
190.Bagaimana cara Ibu/bapak menyampaikan hasil Diinformasikan setelah beberapa hari, setelah penilaian selesai
teknik penilaian tes tulis ? diinformasikan ke siswa, kalau ada yang remedial, remedial kalau ada
pengayaan harus pengayaan. Remedial dilakukan dengan beda soal
dengan indikator yang sama
191.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Pendukungnya, siswa tidak banyak yang masuk itu masuk semua itu
terlaksannya penilaian dengan teknik tes tulis ? bener-bener sangat mendukung, karena yang dikhawatirkan itu soal
bocor sehingga untuk autentik sisiwa-siswa yang dikhawatirkannya.
Penghambatnya, ngawasnya saja yang harus bener-bener harus sabar
ada kelas yang memang suka ada yang nyontek segala macem gitu,
jadi penghambatnya itu aja, tapi itu bisa di atasi dengan menggunakan
dengan soal yang berbeda dengan satu meja.
x. Tes lisan
192.Apakah Ibu/bapak pernah melakukan penilaian Saya tes lisa itu biasanya digunakan untuk remedial, karena untuk
pengetahuan dengan teknik tes lisan ? menghemat waktu, dan biasanya ynag remedial itu tes lisannya itu di
luar jam ngajar.
193.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Anak-anak diberikan informasi dulu tentang penilaian yang akan
melakukan penilaian dengan teknik tes lisan ? dilaksanakan, kemudian materinya yang sudah diketahuinya, tapi
yang jelas hanya pemberitahuan saja karena kalau tidak diberitahukan
tes lisan mereka akan kaget sehingga perlu dikondisikan bahwa anak-
anak nanti akan diadakan tes lisan untuk yang remedial dan itu
diinformasikan sebelum ulangan.
194.Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian Perorang dipanggila satu-satu ditempat yang agak jauh.
pengetahuan dengan tes lisan yang Ibu/bapak
lakukan ?
195.Bagaimana cara pelaporan Ibu/bapak dari hasil Yang mungkin tes lisan lebih cepat dari tes tulis, karena saat itu juga
teknik penilaian tes lisan ? bisa diketahui anak-anak bisa sesuai KKM atau tidak.
196.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Sebenarnya penghambatnya cenderung tidak ada, hanya mungkin
terlaksananya penilaian dengan tes lisan ? siswa lebih gerogi dengan tes lisan, sehingga dikhawatirkan anak-
anak sudah dipersiapkan kadang-kadang jawabnya agak sedikit ngga
nyantai, tetapi dapat di atasi dengan dibertahukan lebih jauh jangan
mendadak hari itu, karena akan sangat mengganggu.
y. Penugasan
197.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik Iya setiap bab itu pasti akan ada penugasan, setiap kompetensi itu satu
penugasan untuk menilaian kompetensi bab kemudian nanti akan diiringi dengan tugas, untuk mempertajam
pengetahuan ? pemahaman. Biasanya membuat sebuah karya dalam suatu bab itu
seperti membuat peta konsep.
198.Apa saja yang harus Ibu/bapak persiapkan Iya harus disiapkan materinya yang bener-bener left skill artinya
sebelum melakukan penilaian dengan teknik bener-bener rill, sehingga anak-anak bener-bener bisa memahami
penilaian penugasan ? dengan global. Jadi satu bab itu anak-anak memahami betul bahwa
inti dari bab itu ada pembelajaran tentang ini, jadi penilaian
penugasan harus dipersiapka agar anak-anak mampu memahami
secara gelobal dari satu bab yang dimaksud.
199.Bagaimana cara pelaksanaan penilaian dengan Kadang individual, kadang kelompok tergantung dari tingkat
teknik penugasan ? kesulitannya, kadang-kadang perlu dikerjakan kelompok butuh kerja
sama dalam pengerjaannya.
200.Bagaimana Ibu/bapak menilai setiap hasil dari Biasanya untuk penugasan tidak diberitahu hasilnya, hanya nanti.
peserta didik dan cara menyampaikan hasil Karena penugasan hasilnya akumulasi, dari beberapa penugasan
penilaianya ? kemudiaan dijadikan rata-rata. Tapi ketika ada siswa ada yang kurang
dari beberapa sisi, maka akan diberitahukan, sehingga anak bisa
mengejar dalam pengerjaan penugasannya.
201.Apakah ada faktor yang mendukung dan Tidak ada si, Cuma satu hal penghambat dalam pengerjaan kelompok
menghambat saat pelaksanaan penilaian dengan anak-anak yang memang acuh tak acuh sehingga tidak ikut jadi hanya
teknik penugasan ? ikut nama. Yah kadang-kadang saya informasikan kepada kelompok-
kelompok kalau yang tidak ikut kerja sama namanya jangan ditulis,
sehingga yang lain kelompok dalam pengerjaannya dia akan tugas
sendirian. Dan anak-anak suka khawatir ketika penugasan pengerjaan
individu.
E. Penilaian ranah kompetensi keterampilan
a. Teknik Penilaian kinerja
202.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan penilaian Iya sebenernya kalau keterampilan saya suka menerapkan diskusi,
kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan tapi tidak semua bab untuk didiskusikan hanya beberapa bab yang
peserta didik ? cocok untuk didiskusikan.
203. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Iya, yang jelas harus mengamati babnya kira-kira anak itu bisa
melaksanakan teknik penilaian kinerja ? mengembangkan bab itu, artinya bab itu adalah bab yang memang
umum dan anak hanya penambahan penguat saja bukan bab yang
baru, yang nak-anak mengetahui betul.
204. Bagaimana cara pelaksanaan penilaian Biasanya itu diskusi kelompok, mereka saya bagi dari satu saya
keterampilan dengan teknik kinerja ? pencah menjadi beberapa bagian-bagian, untuk mempresentasikan
setiap kelompoknya dengan tanggung jawabnya masing-masing.
Biasanya menggunkan powerpoint, jadi yang saya nilai dari situ.
205. Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat nilai dan Ada penilaian kelompo juga penilaian pribadi, ada penilaian
melaporkan hasil penilaian dengan teknik keaktifan.
penilaian kinerja ini ?
206. Apa saja faktor yang pendukung dan penghambat Kalau pendukungnya, anak-anaknya aktif artinya bisa
pelaksanaan penilaian kinerja ? mengembangkan materi itu menjadi lebih bagus, penghambatnya
kalau misalnya kelompoknya itu anak-anaknya itu memang pasif, ini
jga menghambat banget karena bisa jadi ini hanya jadi subuah bacaan
saja, mereka tidak bisa mengembangkan materi yang yang dibawakan.
b. Teknik Penilaian Proyek
207.Apakah Ibu/bapak pernah menilai dengan teknik Iya, untuk semester ini saya tidak melakukan penilaian proyek hanya
penilaian proyek untuk menilai kompetensi fosuk dulu, hanya powerpoint.
keterampilan ?
208. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan penilaian keterampilan dengan
teknik proyek ?
209.Bagaimana cara Ibu/bapak untuk melaksanaan
penilaian dengan teknik penilaian proyek ?
210.Bagaimana cara Ibu/bapak dalam mencatat dan
melaporkan hasil penilaian dengan teknik
penilaian proyek ?
211.Apa saja faktor pendukung dan penghambat saat
pelaksanaan penilaian keterampilan dengan
teknik proyek ?
f. Teknik Penilaian portofolio
212. Apakah Ibu/bapak menggunakan penilaian Tidak.
portofolio untuk menilai kompetensi
keterampilan ?
213.Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
penilaian portofolio ?
214.Bagaimana cara Ibu/bapak dalam melakukan
penilaian dengan portofolio peserta didik ?
215.Bagaimana cara Ibu/bapak memaparkan hasil
penilaian keseluruhan dengan penilaian
portofolio ?
216.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
keberlangsungannya penilaian menggunakan
penilaian portofolio ?
Lampiran B. 4 Hasil Wawancara Dengan Ibu Fuji Hastuti

DAFTAR PERTANYAAN PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013

DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Fuji Hastuti, S.Pd

Guru Mata Pelajaran : Sejarah

Hari/Tanggal : Selasa/30 Januari 2018

Tempat : MAN 1 Tangerang Selatan (Kelas X IIS 1)

NO Pertanyaan Jawaban
A. Pengetahuan penilaian autentik kurikulum 2013

217.Menurut Ibu/bapak bagaimana penerapan Iya sudah.


penilaian autentik kurikulum 2013, apakah sudah
berjalan dengan standar ketentuan kurikulum
2013 ?

218.Meneurut Ibu/bapak perlu tidak melakukan revisi Iya kalau perbaikan untuk kearah baik lagi, perlu diadakan revisi
penilaian pada kurikulum 2013 ? mengapa ulang lagi.
B. Pengetahuan penilaian autentik dalam pembelajaran
IPS (Sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi)
219.Apakah Ibu/bapak sudah menerapkan penilaian Iya.
autentik dalam pembelajaran (Sosiologi, geografi,
sejarah, dan ekonomi) ?
220.Ranah apa saja yang Ibu/bapak gunakan dalam Iya, penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
penilaian autentik ?
C. Penilaian ranah kompetensi sikap
z. Teknik penilaian Observasi

221.Apakah Ibu/bapak melakukan penilaian dengan Iya melakukannya.


teknik observasi untuk melakukan penilaian sikap
?
222. Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Membuat instrumen-instrumen untuk penilaian sikapnya.
melaksanakan penilaian teknik observasi ?
223. Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap teknik Itu dilakukan pada saat KBM berlangsung.
observasi yang Ibu/bapak lakukan ?
224.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan Itu dilakukan setelah KBM berlangsung, jadi setelah habis KBM udah
pelaporan hasil nilai dengan teknik observasi ? ganti kelas atau saat saya jeda mengajar baru malakukan penilaian
sikap.
225.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Tidak ada.
dalam keterlaksanaannya penilaian sikap dengan
teknik obsevasi ? (solusi)
aa. Teknik Penilaian Diri

226.Apakah Ibu/bapak pernah melakukan teknik Tidak.


penilaian diri untuk melakukan penilaian sikap ?
227.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan penilaian sikap dengan teknik
penilaian diri?
228.Bagaimana cara Ibu/bapak melakukan penilaian
sikap dengan teknik penilaian diri ?
229.Langkah apa saja yang Ibu/bapak lakukan setelah
teknik penilaian diri pada peserta didik ?
230.Adakah faktor pendukung dan penghambat saat
pelaksanaan teknik penilaian diri ?
bb. Teknik Penilaian antar teman

231.Apakah Ibu/bapak pernah menggunakan teknik Tidak.


penilaian anatar teman untuk menilai ranah
kompetensi sikap ?
232.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum
melaksanakan teknik penilaian antar teman ?
233.Bagaimana pelaksanaan penilaian antar teman
yang dilakukan ?
234.Bagaimana cara Ibu/bapak pelaporan dan
mengolah hasil teknik penilaian antar teman
menjadi suatu nilai ?
235.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya teknik penilaian antar teman ?
cc. Teknik Jurnal
236.Apakah Ibu/bapak menggunakan teknik penilaian Tidak.
jurnal dalam menilai kompetensi sikap ?
237.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
melakukan penilaian sikap dengan teknik jurnal ?
238.Bagaimana cara pelaksanaan teknik penilaian
jurnal ?
239.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat dan
pelaporkan hasil penilaiannya ?
240.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
terlaksananya teknik penilaian jurnal ?
D. Penilaian ranah kompetensi pengetahuan
dd. Tes tulis
241.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik Iya sering, biasanya tes tulis langsung kepertanyaan uraian atau isian
penilaian tes tulis untuk menilai kompetensi singkat.
pengetahuan, jenis tes tulis apa saja yang bapak
gunakan ?
242.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Biasanya pemberitahuan dulu keanak kalau bakal ada tes tulis atau
melakukan penilaian tes tulis ? dari awal sudah bilang 2 minggu sebelumnya saya akan adaka tes
tulis, kadang juga dadakan.
243.Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian tes tulis Langsung pada saat KBM berlangsung, jadi minggu ini untuk KBM
yang Ibu/bapak lakukan ? minggu depannya untuk tes tulis.
244.Bagaimana cara Ibu/bapak menyampaikan hasil Seminggu setelah tes tulis diadakan.
teknik penilaian tes tulis ?
245.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Faktor pendukungnya itu, dari sarana prasaranannya untuk tes
terlaksannya penilaian dengan teknik tes tulis ? tulisnya, penghambatnya itu kalau ada siswanya itu dispen atau sakit,
soalnya dia jadi ulangan susulan.
ee. Tes lisan
246.Apakah Ibu/bapak pernah melakukan penilaian Iya pernah.
pengetahuan dengan teknik tes lisan ?
247.Hal apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Membuat beberapa instrumen untuk yang tes lisannya.
melakukan penilaian dengan teknik tes lisan ?
248.Bagaimana pelaksanaan teknik penilaian Dengan cara hafalan, beberapa point kadang saya yang menanyakan
pengetahuan dengan tes lisan yang Ibu/bapak dia yang jawab, kadang mereka hafalan permaterinya, satu-persatu.
lakukan ?
249.Bagaimana cara pelaporan Ibu/bapak dari hasil Iya diumumin, tapi tidak langsung pada hari itu karena tiap anak
teknik penilaian tes lisan ? beda-beda buat penguatan lisannya, ada yang hari ini langsung ada
juga yang minggu depannya lagi.
250.Apa saja faktor pendukung dan penghambat Faktor penghambatnya kalau anaknya tidak bisa pada pertemuan ini
terlaksananya penilaian dengan tes lisan ? lisannya, karena bisa sampai 2 pertemua atau 3 pertemuan.
ff. Penugasan
251.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan teknik Jarang.
penugasan untuk menilaian kompetensi
pengetahuan ?
252.Apa saja yang harus Ibu/bapak persiapkan Soal, biasanya kalau penugasan langsung perkelompok, itu kalau
sebelum melakukan penilaian dengan teknik individu 5 soal, tapi kalau kelompok makalah saya bentuknya.
penilaian penugasan ?
253.Bagaimana cara pelaksanaan penilaian dengan Dibuat isntrumennya itu biasanya sudah ada langsung di RPP
teknik penugasan ? instrumennya.
254.Bagaimana Ibu/bapak menilai setiap hasil dari Diminggu selanjutnya untuk penyampaian hasil tugasnya.
peserta didik dan cara menyampaikan hasil
penilaianya ?
255.Apakah ada faktor yang mendukung dan Penghambatnya kalau ada yang sakit tidak masuk, izin dispen itu
menghambat saat pelaksanaan penilaian dengan yang agak susah buat ngumpulintugasnya jasi menghambat untuk
teknik penugasan ? memasukan nilai dibagian penugasan.

E. Penilaian ranah kompetensi keterampilan


a. Teknik Penilaian kinerja
256.Apakah Ibu/bapak sering menggunakan penilaian Iya.
kinerja untuk menilai kompetensi keterampilan
peserta didik ?
257.Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Menentukan materinya, materinya apa saja, pembagian kelompoknya,
melaksanakan teknik penilaian kinerja ? hal apa saja yang akan didiskusikan agar tidak menyerempet kemana-
mana dalam diskusinya itu.
258.Bagaimana cara pelaksanaan penilaian Diskusi kelompok dengan presentasi.
keterampilan dengan teknik kinerja ?
259.Bagaimana cara Ibu/bapak mencatat nilai dan Anak dibuat dulu perkelompok untuk diskusi, baru saya keliling
melaporkan hasil penilaian dengan teknik untuk melihat proese diskusi mereka, dan hasil diskusi mereka.
penilaian kinerja ini ? Hasilnya diberitahukan pertemuan selanjutnya.
260.Apa saja faktor yang pendukung dan penghambat Ada anak-anak yang kurang aktif.
pelaksanaan penilaian kinerja ?
b. Teknik Penilaian Proyek
261.Apakah Ibu/bapak pernah menilai dengan teknik Iya pernah dengan membuat sosiodrama.
penilaian proyek untuk menilai kompetensi
keterampilan ?
262. Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan sebelum Pertama pembagian kelompoknya dulu, sudah itu pembuatan
melaksanakan penilaian keterampilan dengan materinya apa saja, misalnya tentang kesenian dibagi itu ada bagian
teknik proyek ? wayang, kesenianya ada bagian perkawinannya.
263. Bagaimana cara Ibu/bapak untuk melaksanaan Dengan sosiodrama kesenian dengan maju perkelompok yang sudah
penilaian dengan teknik penilaian proyek ? dibagi.
264. Bagaimana cara Ibu/bapak dalam mencatat dan Jadi satu kelompok maju, jadi ada nilai inidvidunya ada nilai
melaporkan hasil penilaian dengan teknik kelompoknya. Jadi tetap ada dua nilai, hasil penilaiannya dipertemuan
penilaian proyek ? selanjutnya.
265. Apa saja faktor pendukung dan penghambat saat Penghambatnya biasanya persiapannya, manajemen waktunya kadang
pelaksanaan penilaian keterampilan dengan ngaret beberapa menit itu faktor penghambatnya.
teknik proyek ?
g. Teknik Penilaian portofolio
266.Apakah Ibu/bapak menggunakan penilaian Tidak pernah.
portofolio untuk menilai kompetensi
keterampilan ?
267.Apa saja yang Ibu/bapak persiapkan untuk
penilaian portofolio ?
268.Bagaimana cara Ibu/bapak dalam melakukan
penilaian dengan portofolio peserta didik ?
269.Bagaimana cara Ibu/bapak memaparkan hasil
penilaian keseluruhan dengan penilaian
portofolio ?
270.Apa saja faktor pendukung dan penghambat
keberlangsungannya penilaian menggunakan
penilaian portofolio ?
Lampiran B. 5 Hasil Wawancara Dengan Siswa Kelas X

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENERAPAN


PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 DENGAN
PESERTA DIDIK

Nama : Haidar

Kelas : X IIS 3

P: Apakah guru melakukan persiapan sebelum pelaksanaan penilaian autentik ?

A: Biasanya guru memberi tahu dulu di pertemuan sebelumnya, kadang-kadang


guru memberikan kisi-kisi, ada juga yang tidak

P: Bagaiman pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan ?

A: aAda yang tes tulis ujiannya ada juga tes lisan, tergantung guru yang
memberikan, kalau tes tulis paling esai, soalnya paling banyak 20 soal sampai 10
soal.

P: Bagaimana cara dalam menilai dan cara penyampaian hasil penilaian ?

A: Seminggu setelah ulangan tersebut, dengan secara langsung.

P: Apa saja faktor pendukung terlaksananya penilaian autentik ?


A: Pelajarannya mudah dipahami.

P: Apakah ada faktor penghamabat yang ditemukan saat penilaian autentik ?

A: Terkadang yang keluar saat uian tidak sesuai dengan yang dipelajari, terkadang
benterok dengan pelajaran lain waktu ujiannya, cara nyikapinya paling harus
manfaatin waktu juga si

P: Bagaiman pendapat kamu tentang penilaian autentik kurikulum 2013 ?

A: dipenilaian autentik di kurikulum 2013, kalau saya si Alhamdulillah, kadang


peningkat, kadang menurun, nilai yang diberikan guru sesuai.
Lampiran B. 6 Hasil Wawancara Dengan Siswa Kelas X

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENERAPAN


PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 DENGAN
PESERTA DIDIK

Nama : Muhammad Nasrul

Kelas : X MIPA 1

P: Apakah guru melakukan persiapan sebelum pelaksanaan penilaian autentik ?

A: Pasti guru sebelum melakukan penilaian malakukan persiapan, kadang ia


memberi kisi-kisi ataupun arahan jadi yang bakal keluar bab apa yang materi yang
diajarkan.

P: Bagaiman pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan ?

A: Ujiannya kadang-kadang dalam bentuk esai, tapi lebih sering pilihan ganda,
biasanya sebelum ulangan ada presentasi secara kelompok.

P: Bagaimana cara dalam menilai dan cara penyampaian hasil penilaian ?

A: Penyampaian hasil nilai lebih sering si emang langsung, sekaligus


memberitahu nilainya yang dibawah atau kurang dari KKM, terkadang juga guru
memberikan hasil nilai lewat media seperti wahsapp

P: Apa saja faktor pendukung terlaksananya penilaian autentik ?


A: Materi yang diberikan pas dengan apa yang akan diujikan.

P: Apakah ada faktor penghamabat yang ditemukan saat penilaian autentik ?

A: kalau faktor penghambat mungkin yang paling utama itu benterok, misalkan
hari ini ada 3 mata pelajaran yang ulangan, mungkin faktor utamanya itu, jadi
bagi waktunya susah, harus pinter-pinter bagi waktu.

P: Bagaiman pendapat kamu tentang penilaian autentik kurikulum 2013 ?

A: Alhamdulillah hampir memenuhi secukupnya.


Lampiran B. 7 Hasil Wawancara Dengan Siswa Kelas X

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENERAPAN


PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 DENGAN
PESERTA DIDIK

Nama : Novi

Kelas : X MIPA 2

P: Apakah guru melakukan persiapan sebelum pelaksanaan penilaian autentik ?

A: Iya, kadang seminggu, sebelumnya dikasih tau biar kita da persiapan.

P: Bagaiman pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan ?

A: kadang tes tertulis, terkadang ada latihan tersminggu selanjutnya ulangan.

P: Bagaimana cara dalam menilai dan cara penyampaian hasil penilaian ?

A: Biasanya seminggu setelahnya, cuman kalau latihan pada saat itu juga.

P: Apa saja faktor pendukung terlaksananya penilaian autentik ?


A: Kaya ada dikasih tau, lebih gampang dipelajarinya juga.

P: Apakah ada faktor penghamabat yang ditemukan saat penilaian autentik ?

A: paling benterok sama yang lain, misalnya ada 2 pelajaran yang ulangan suka
susah mana dulu yang dipelajari.

P: Bagaiman pendapat kamu tentang penilaian autentik kurikulum 2013 ?

A: Bagus si, kaya memacu siswa buat aktif ngga pasif.


Lampiran B. 8 Hasil Wawancara Dengan Siswa Kelas X

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENERAPAN


PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 DENGAN
PESERTA DIDIK

Nama : Tazkiya Zahra

Kelas : X IIS 2

P: Apakah guru melakukan persiapan sebelum pelaksanaan penilaian autentik ?

A: Iya misalnya dari beberapa hari sebelumnya, atau dari seminggu sebelum
ulangan dilakukan.

P: Bagaiman pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan ?

A: Kadang dibagi-bagi kelompok dikasih waktu buat diskusi, setelah itu


dipresentasikan di depan. Kalau ulangan kadang ada yang lisan dan tulisan. Kalau
tulisan lebih sering si esai.

P: Bagaimana cara dalam menilai dan cara penyampaian hasil penilaian ?

A: kadang disebutin nilainya, kalau ngga dibagikan hasil-hasilnya.

P: Apakah ada faktor pendukung terlaksananya penilaian autentik ?


A: Ada, jadi buat kita lebih berani buat ngomong di depan, biar kitaaktif dan ngga
pasif

P: Apakah ada faktor penghamabat yang ditemukan saat penilaian autentik ?

A: Ada, kadang suka benterok banyak tugas, banyak ulanganjadi kita itu bingung
mau yang mana dulu.

P: Bagaiman pendapat kamu tentang penilaian autentik kurikulum 2013 ?

A: Bagus si, buat kita jadi berani juga.


Lampiran B. 9 Hasil Wawancara Dengan Siswa Kelas X

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PENERAPAN


PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 DENGAN
PESERTA DIDIK

Nama : Nazwa

Kelas : X IIS 1

P: Apakah guru melakukan persiapan sebelum pelaksanaan penilaian autentik ?

A: Iya, guru itu sebelum ulangan, seminggu sebelumnya kaya ngasih kisi-kisi atau
kaya ngasih tau bab ini tuh bakalan keluar diulangan minggu depan gitu. Kalau
diskusi misalnya kelompok ini materinya ini, kelompok itu yang itu pokoknya.

P: Bagaiman pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan ?

A: Biasanya itu kalau yang ujian ada ujian tulisan juga ada yang lisan. Kalau ujian
tulisan biasanya itu esai dengan 5 soal atau 10 soal gitu.

P: Bagaimana cara dalam menilai dan cara penyampaian hasil penilaian ?

A: Biasanya nilainya itu disebutin satu-satu didepan gitu, kalau diskusi si jarang
disebutin nilainya.

P: Apa saja faktor pendukung terlaksananya penilaian autentik ?


A: Dikasih materi sama gurunya, materi yang diberikan sesuai, sama ujiannya.

P: Apakah ada faktor penghamabat yang ditemukan saat penilaian autentik ?

A: Kaya misalnya benterok gitukan, hari selasa itu ulangan sejarah terus ulangan
ekonomi juga, jadi kita bingungkan mau belajar sejarah atau ekonomi. Cara
nyikapinya si pelajari yang duluan diujikan.

P: Bagaiman pendapat kamu tentang penilaian autentik kurikulum 2013 ?

A: Bagus yah, jadi memacu semangan siswa supaya lebih aktif lagi, lebih giat
belajar, supaya keliatan dimata guru dia itu bagus gitu
Lampiran C. 1 Hasil Observasi Ke 1

PEDOMAN OBSERVASI PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK

KURIKULUM 2013 DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Sri Irawati, S.Pd

Mata Pelajaran : Sosiologi

Hari/Tanggal : Kamis, 25 Januari 2018

Berilah tanda check list (√) pada salah satu peryataan yang tersedia !

No Indikator Sub Indikator Pernyataan Keterangan

Ya Tidak
A. Penilaian Kompetensi Sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan Jurnal)
11) Observasi a. Guru menyampaikan kompetensi √ Tidak terlaksana.
sikap yang ingin dicapai.
√ Guru mengabsen peserta didik
b. Guru mengamati setiap peserta didik, dan mengamati kesiapan
selama pembelajaran berlangsung. peserta didik.
c. Guru mencatat/menilai sikap peserta √ Guru menjelaskan sikap
didik terhadap pembelajaran. Peserta didik.
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam √ Adanya ketidaksiapan pada
menentukan capaian sikap peserta peserta didik dalam belajar
didik. bentuk presentasi atau diskusi.
12) Penilaian Diri e. Guru membuat format penilaian dan √ Tidak dilakukan.
memaparkan terlebih dahulu kriteria
penilaian kepada peserta didik.
f. Guru membagikan format penilaian
kesetiap peserta didik.
g. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian diri.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian diri pada peserta
didik.
13) Penilaian Antar i. Guru memaparkan kriteria penilaian √ Tidak dilakukan.
Teman antar teman.
j. Guru meminta peserta didik untuk
menilai teman kelasnya dengan
lembar yang sudah disediakan.
k. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian antar teman.
l. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan penilaian antar teman
pada peserta didik.
14) Jurnal m. Guru mengamati setiap perilaku √ Tidak, sedang melakukan tes
siswa. lisan.
n. Guru memiliki catatan perilaku
peserta didik.
o. Guru melakukan pencatatan perilaku
peserta didik sesuai waktu kejadian.
p. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian jurnal peserta
didik.
B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes tulis, Tes lisan, dan penugasaan)
15) Tes Tulis a. Guru membuat dan membagikan √ Tidak, sedang melakukan tes
soal dalam bentuk tulisan pada tulis.
peserta didik.
b. Soal yang diberikan sesuai
dengan indikator pencapaian pada
peserta didik.
c. Guru menilai hasil peserta didik.
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan
dalam penilaian tes tulis
16) Tes Lisan e. Guru mempersiapkan soal yang √ Tidak, sedang dila
sesuai dengan indikator pencapaian
peserta didik
f. Guru melaksanakan tes lisan dengan
satu persatu pada peserta didik
g. Guru memberikan penilaian setiap
jawaban yang diberikan peserta didik
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian tes lisan
17) Penugasan f. Guru menyampaikan tugas yang √ Tidak, teramati.
harus dikerjan oleh peserta didik Guru meminta peserta didik
merangkum sesuai indikator
yang ingin dicapai.
g. Guru memberikan tugas sesuai √ Guru menjelaskan cara
indikator pencapaian. penugasan.

h. Guru mengumpulkan tugas sesuai √ Guru meminta mengumpulkan


waktu yang telah ditentukan. tugas.

i. Guru menilai hasil peserta didik √ Tidak teramati.


sesuai dengan kriteria yang dibuat.

j. Adanya faktor pendukung dan


√ Penghambat, banyak siswa
penghambat yang ditemukan dalam
yang tidak mengumpulkan
penilaian penugasan.
tugas.
C. Penilaian Kompetensi Keterampilan (penilaian Kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio)
18) Penilaian Kinerja a. Guru menjelaskan kepada peserta √ Guru meminta peserta didik
didik tentang tugas penilaian kinerja untuk melakukan presntasi,
dan memeriksa kesiapan peserta sesuai yang telah ditentukan
didik. sebelumnya.
b. Guru melaksanakan penilaian sesuai √ Menilai dengan kesiapan
dengan waktu yang direncanakan. peserta didik.
c. Guru menilai hasil peserta didik √ Guru menilai langsung saat
setiap tampilan. peserta didik presentasi, dan
mengoreksinya saat selesai
presntasi.
d. Adanya faktor pendukung dan √ Penghambatnya, peserta didik
penghambat yang ditemukan dalam tidak ada kesiapan dalam
penilaian kinerja. presntasi, dan presentasinya
seperti menghafal, dan hanya
membaca. Pendukungnya
madia untuk presentasi sudah
tersedia.
19) Penilaian Proyek e. Guru menjelaskan kepada peserta √ Tidak teramati.
didik tentang tugas dan memberikan
pemahaman atas tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik
f. Guru melakukan pemantauan kepada
peserta didik selama proses
pelaksanaan sampai pelaporan
penilaian proyek
g. Guru menilai hasil peserta didik
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian proyek
20) Penilaian Portofolio d. Guru mempersiapkan tugas portofolio √ Tidak menggunakan.
e. Guru menilai peserta didik pada saat
kegiatan tatap muka dan menilai
dengan kesepakatan bersama peserta
didik
f. Guru memberikan nilai akhir
portofolio kepada setiap peserta didik
dan umpan balik.
Lampiran C. 2 Hasil Observasi Ke 2

PEDOMAN OBSERVASI PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK

KURIKULUM 2013 DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Ulan Safitri Rahmadani, S.Pd

Mata Pelajaran : Geografi

Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Januari 2018

Berilah tanda check list (√) pada salah satu peryataan yang tersedia !

No Indikator Sub Indikator Pernyataan Keterangan

Ya Tidak
A. Penilaian Kompetensi Sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan Jurnal)
21) Observasi a. Guru menyampaikan kompetensi √ Tidak terlaksana.
sikap yang ingin dicapai.
b. Guru mengamati setiap peserta didik, √ Guru memperhatikan kesiapan
selama pembelajaran berlangsung. peserta didik dalam belajar.
c. Guru mencatat/menilai sikap peserta √ Tidak dilakukan.
didik terhadap pembelajaran.
d. Adanya faktor pendukung dan Kelas terlalu berisik.
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan capaian sikap peserta
didik.
22) Penilaian Diri e. Guru membuat format penilaian dan √ Tidak dilakukan.
memaparkan terlebih dahulu kriteria
penilaian kepada peserta didik.
f. Guru membagikan format penilaian
kesetiap peserta didik.
g. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian diri.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian diri pada peserta
didik.
23) Penilaian Antar i. Guru memaparkan kriteria penilaian √ Tidak dilakukan.
Teman antar teman.
j. Guru meminta peserta didik untuk
menilai teman kelasnya dengan
lembar yang sudah disediakan.
k. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian antar teman.
l. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan penilaian antar teman
pada peserta didik.
24) Jurnal m. Guru mengamati setiap perilaku √ Tidak, dilakukan.
siswa.
n. Guru memiliki catatan perilaku
peserta didik.
o. Guru melakukan pencatatan perilaku
peserta didik sesuai waktu kejadian.
p. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian jurnal peserta
didik.
B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes tulis, Tes lisan, dan penugasaan)
25) Tes Tulis a. Guru membuat dan membagikan soal √ Tidak, sedang melakukan tes
dalam bentuk tulisan pada peserta tulis.
didik.
e. Soal yang diberikan sesuai dengan
indikator pencapaian pada peserta
didik.
f. Guru menilai hasil peserta didik.
g. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian tes tulis.
26) Tes Lisan i. Guru mempersiapkan soal yang √ Tidak, teramati.
sesuai dengan indikator pencapaian
peserta didik.
j. Guru melaksanakan tes lisan dengan √ Guru menanyakan materi yang
satu persatu pada peserta didik. sudah dipelajari dengan
memanggil peserta didik satu-
persatu, secara bergantian.
k. Guru memberikan penilaian setiap √ Tidak teramati.
jawaban yang diberikan peserta didik.
l. Adanya faktor pendukung dan √ Pendukung, peserta didik
penghambat yang ditemukan dalam antusias dalam menjawab,
penilaian tes lisan. penghambatnya, jawaban yang
diberikan peserta didik tidak
sesuai uang ditanyakan guru.
27) Penugasan k. Guru menyampaikan tugas yang √ Guru memberikan tugas
harus dikerjan oleh peserta didik kepada peserta didik, secara
kelompok.

l. Guru memberikan tugas sesuai √ Guru memberikan tugas untuk


indikator pencapaian. materi selanjutnya.
m. Guru mengumpulkan tugas sesuai √ Tidak teramati.
waktu yang telah ditentukan.
n. Guru menilai hasil peserta didik √ Tidak teramati.
sesuai dengan kriteria yang dibuat.

o. Adanya faktor pendukung dan √ Tidak teramati.


penghambat yang ditemukan dalam
penilaian penugasan.
C. Penilaian Kompetensi Keterampilan (penilaian Kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio)
28) Penilaian Kinerja a. Guru menjelaskan kepada peserta √ Guru menjelaskan terlebih
didik tentang tugas penilaian kinerja dahulu, apa yang harus di
dan memeriksa kesiapan peserta presentasikan peserta didik.
didik.
b. Guru melaksanakan penilaian sesuai √ Guru meminta peserta didik
dengan waktu yang direncanakan. menjelaskan dan
mempresentasikan, materi
yang sebelumnya dijelaskan.
c. Guru menilai hasil peserta didik √ Tidak teramati.
setiap tampilan.
d. Adanya faktor pendukung dan Adanya ketidaksiapan peserta
penghambat yang ditemukan dalam didik dalam menyampaikan
penilaian kinerja. materi atau presentasi, dan
kesulitan dalam
menyampaikan materi.
29) Penilaian Proyek e. Guru menjelaskan kepada peserta √ Tidak sedang dilakukan.
didik tentang tugas dan memberikan
pemahaman atas tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik
f. Guru melakukan pemantauan kepada
peserta didik selama proses
pelaksanaan sampai pelaporan
penilaian proyek.
g. Guru menilai hasil peserta didik.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian proyek.
30) Penilaian Portofolio i. Guru mempersiapkan tugas portofolio √ Tidak menggunakan.
j. Guru menilai peserta didik pada saat
kegiatan tatap muka dan menilai
dengan kesepakatan bersama peserta
didik
k. Guru memberikan nilai akhir
portofolio kepada setiap peserta didik
dan umpan balik.
Lampiran C. 3 Hasil Observasi Ke 3

PEDOMAN OBSERVASI PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK

KURIKULUM 2013 DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Fuji Hastuti, S.Pd

Mata Pelajaran : Sejarah

Hari/Tanggal : Selasa, 30 Januari 2018

Berilah tanda check list (√) pada salah satu peryataan yang tersedia !

No Indikator Sub Indikator Pernyataan Keterangan

Ya Tidak
A. Penilaian Kompetensi Sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan Jurnal)
31) Observasi a. Guru menyampaikan kompetensi √ Tidak melakukan.
sikap yang ingin dicapai.
b. Guru mengamati setiap peserta didik,
selama pembelajaran berlangsung.
c. Guru mencatat/menilai sikap peserta
didik terhadap pembelajaran.
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan capaian sikap peserta
didik.
32) Penilaian Diri e. Guru membuat format penilaian dan √ Tidak melakukan.
memaparkan terlebih dahulu kriteria
penilaian kepada peserta didik.
f. Guru membagikan format penilaian
kesetiap peserta didik.
g. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian diri.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian diri pada peserta
didik.
33) Penilaian Antar i. Guru memaparkan kriteria penilaian √ Tidak dilakukan.
Teman antar teman.
j. Guru meminta peserta didik untuk
menilai teman kelasnya dengan
lembar yang sudah disediakan.
k. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian antar teman.
l. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan penilaian antar teman
pada peserta didik.
34) Jurnal m. Guru mengamati setiap perilaku √ Tidak, dilakukan.
siswa.
n. Guru memiliki catatan perilaku
peserta didik.
o. Guru melakukan pencatatan perilaku
peserta didik sesuai waktu kejadian.
p. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian jurnal peserta
didik.
B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes tulis, Tes lisan, dan penugasaan)
35) Tes Tulis a. Guru membuat dan membagikan soal √ Guru memberikan soal dengan
dalam bentuk tulisan pada peserta cara ditte.
didik.
b. Soal yang diberikan sesuai dengan √ Guru melakukan ulangan
indikator pencapaian pada peserta harian, mengenai kompetensi
didik. yang sudah diajarkan
sebelumnya.
c. Guru menilai hasil peserta didik. √ Tidak teramati, karena guru
menilai di luar KBM.

d. Adanya faktor pendukung dan


√ Faktor pendukung, peserta
penghambat yang ditemukan dalam
didik tidak mencontek, dan
penilaian tes tulis.
buku bahan ajar dikumpulkan
didepan, penghambat, adanya
sebagian peserta didik ketidak
siapan untuk mengikuti
ulangan harian.
36) Tes Lisan e. Guru mempersiapkan soal yang √ Tidak sedang melakukan.
sesuai dengan indikator pencapaian
peserta didik.
f. Guru melaksanakan tes lisan dengan
satu persatu pada peserta didik.
g. Guru memberikan penilaian setiap
jawaban yang diberikan peserta
didik.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian tes lisan.
37) Penugasan i. Guru menyampaikan tugas yang √ Tidak sedang dilakukan.
harus dikerjan oleh peserta didik.
j. Guru memberikan tugas sesuai
indikator pencapaian.
k. Guru mengumpulkan tugas sesuai
waktu yang telah ditentukan.
l. Guru menilai hasil peserta didik
sesuai dengan kriteria yang dibuat.
m. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian penugasan.

C. Penilaian Kompetensi Keterampilan (penilaian Kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio)
38) Penilaian Kinerja a. Guru menjelaskan kepada peserta √ Tidak terlaksana.
didik tentang tugas penilaian kinerja
dan memeriksa kesiapan peserta
didik.
b. Guru melaksanakan penilaian sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
c. Guru menilai hasil peserta didik
setiap tampilan.
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian kinerja.

39) Penilaian Proyek e. Guru menjelaskan kepada peserta √ Tidak terlaksana.


didik tentang tugas dan memberikan
pemahaman atas tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik
f. Guru melakukan pemantauan kepada
peserta didik selama proses
pelaksanaan sampai pelaporan
penilaian proyek.
g. Guru menilai hasil peserta didik.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian proyek.
40) Penilaian i. Guru mempersiapkan tugas √ Tidak menggunakan.
Portofolio portofolio.
j. Guru menilai peserta didik pada saat
kegiatan tatap muka dan menilai
dengan kesepakatan bersama peserta
didik.
k. Guru memberikan nilai akhir
portofolio kepada setiap peserta didik
dan umpan balik.
Lampiran C. 4 Hasil Observasi Ke 4

PEDOMAN OBSERVASI PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK

KURIKULUM 2013 DENGAN PARA GURU PEMBELAJARAN IPS

Nama Guru : Taroni, S.Pd

Mata Pelajaran : Ekonomi

Hari/Tanggal : Rabu, 31 Januari 2018

Berilah tanda check list (√) pada salah satu peryataan yang tersedia !

No Indikator Sub Indikator Pernyataan Keterangan

Ya Tidak
A. Penilaian Kompetensi Sikap (observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan Jurnal)
41) Observasi a. Guru menyampaikan kompetensi √ Tidak dilakukan.
sikap yang ingin dicapai.
b. Guru mengamati setiap peserta didik, √ Guru mengamati ketika UH
selama pembelajaran berlangsung. berlangsung.
c. Guru mencatat/menilai sikap peserta
didik terhadap pembelajaran.
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan capaian sikap peserta
didik.

42) Penilaian Diri e. Guru membuat format penilaian dan √ Tidak melakukan.
memaparkan terlebih dahulu kriteria
penilaian kepada peserta didik.
f. Guru membagikan format penilaian
kesetiap peserta didik.
g. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian diri.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian diri pada peserta
didik.
43) Penilaian Antar i. Guru memaparkan kriteria penilaian √ Tidak dilakukan.
Teman antar teman.
j. Guru meminta peserta didik untuk
menilai teman kelasnya dengan
lembar yang sudah disediakan.
k. Guru melakukan analisis dari hasil
penilaian antar teman.
l. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentukan penilaian antar teman
pada peserta didik.
44) Jurnal m. Guru mengamati setiap perilaku √ Tidak, dilakukan.
siswa.
n. Guru memiliki catatan perilaku
peserta didik.
o. Guru melakukan pencatatan perilaku
peserta didik sesuai waktu kejadian.
p. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
menentuka penilaian jurnal peserta
didik.
B. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (Tes tulis, Tes lisan, dan penugasaan)
45) Tes Tulis a. Guru membuat dan membagikan soal √ Guru memberikan soal dengan
dalam bentuk tulisan pada peserta cara ditte dengan 10 soal.
didik.
b. Soal yang diberikan sesuai dengan √ Guru melakukan ulangan
indikator pencapaian pada peserta harian, mengenai indikator
didik. yang sudah dipelajari
sebelumnya.
c. Guru menilai hasil peserta didik. √ Tidak teramati, karena guru
menilai di luar KBM.

n. Adanya faktor pendukung dan


√ Faktor pendukung, peserta
penghambat yang ditemukan dalam
didik tidak mencontek, dan
penilaian tes tulis.
buku bahan ajar dikumpulkan
didepan, sehingga kelas
cenderung kondusif.
46) Tes Lisan o. Guru mempersiapkan soal yang √ Tidak sedang melakukan.
sesuai dengan indikator pencapaian
peserta didik.
p. Guru melaksanakan tes lisan dengan
satu persatu pada peserta didik.
q. Guru memberikan penilaian setiap
jawaban yang diberikan peserta
didik.
r. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian tes lisan.
47) Penugasan s. Guru menyampaikan tugas yang √ Tidak sedang dilakukan.
harus dikerjan oleh peserta didik.
t. Guru memberikan tugas sesuai
indikator pencapaian.
u. Guru mengumpulkan tugas sesuai
waktu yang telah ditentukan.
v. Guru menilai hasil peserta didik
sesuai dengan kriteria yang dibuat.
w. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian penugasan.

C. Penilaian Kompetensi Keterampilan (penilaian Kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio)
48) Penilaian Kinerja a. Guru menjelaskan kepada peserta √ Tidak terlaksana.
didik tentang tugas penilaian kinerja
dan memeriksa kesiapan peserta
didik.
b. Guru melaksanakan penilaian sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
c. Guru menilai hasil peserta didik
setiap tampilan.
d. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian kinerja.

49) Penilaian Proyek e. Guru menjelaskan kepada peserta √ Tidak terlaksana.


didik tentang tugas dan memberikan
pemahaman atas tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik
f. Guru melakukan pemantauan kepada
peserta didik selama proses
pelaksanaan sampai pelaporan
penilaian proyek.
g. Guru menilai hasil peserta didik.
h. Adanya faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan dalam
penilaian proyek.
50) Penilaian Portofolio i. Guru mempersiapkan tugas √ Tidak menggunakan.
portofolio.
j. Guru menilai peserta didik pada saat
kegiatan tatap muka dan menilai
dengan kesepakatan bersama peserta
didik.
k. Guru memberikan nilai akhir
portofolio kepada setiap peserta didik
dan umpan balik.
Lampiran D.1 Profil MAN 1 Tangerang Selatan

Alamat Lengkap dan Profil Singkat MAN 1 Tangerang Selatan


Nama sekolah : MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Jenjang Akreditasi :A

Alamat : Jl. Raya Ds. Kademangan

RT. 003/03 Kec. Setu –

Kota Tangerang Selatan. (021)


7563915.

Website : www.man1kotatangsel.sch.id

Luas Tanah Sekolah : 3200 m2

Luas Bangunan Sekolah : 3100 m2 (2 Lantai)

Luas Lapangan : 200 m2

Status kepemilikan lahan : PEMDA

Tahun Berdiri Sekolah : Tahun 1997


Sejarah Singkat MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Gedung Sekolah MAN 1 Kota Tangerang Selatan, didirikan pada tanggal


16 bulan Januari tahun 1997. Jika kita menengok sejarah MAN 1 Kota Tangerang
Selatan, sekolah ini semula menginduk pada MTs. Serpong. Namun seiring
berjalannya waktu, atas kerja keras para staff dan kegigihan dalam memajukan
MAN 1 Kota Tangerang Selatan maka pada tahun 1999 berdirilah bangunan
berbentuk persegi berada padadesa Kademangan, Serpong, Kecamatan Setu,
Tangerang Selatan.

Daftar nama kepala sekolah MAN 1 Kota Tangerang Selatan

No Nama Periode
1 H. Muhammad, S.Ag 1997 - 2003
2 Dra. Hj. Iis Aisyah 2003 - 2014
3 Drs. H. Ridwan Fahmi Lubis 2014 - 2015 Sekarang

Mereka adalah guru-guru perintis yang berdedikasi tinggi walaupun


dengan sarana dan prasarana yang belum memadai, mau bekerja keras
menancapkan tonggak keberadaan dan berusaha mengenalkan MAN 1 Kota
Tangerang Selatan ini pada masyarakat sekitar. Seiring perjalanan waktu
sekolah ini semakin kian tumbuh dan berkembang serta menunjukkan prestasi.

Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Tujuan Pendidikan

1) Tujuan Pendidikan Nasional


Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman,
bertaqwa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
bertanggung jawab dan demokratis.

2) Tujuan Pendidikan Dasar


Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih lanjut.

Visi, Misi, dan Tujuan MAN 1 KOTA TANGERANG SELATAN

1. Visi Sekolah
“Unggul Dalam Prestasi, Kreatif , Sehat, dan Islami”.
Indikator:
b) Terwujudnya Pengembangan Kurikulum Yang Adaptif Dan Proaktif.
c) Terwujudnya Proses Pembelajaran Yang Efektif Dan Efisien.
d) Terwujudnya Lulusan Yang Cerdas Dan Kompetitif.
e) Terwujudnya SDM Pendidikan Yang Memiliki Kemampuan Dan
Kesanggupan Kerja Tinggi.
f) Terwujudnya Saranan Dan Prasaran Yang relevan Dan Muktahir.
g) Terwujudnya Manajemen Sekolahan Yang Tangguh.
h) Terwujudnya Penggalangan Biaya Pendidikan Yang Memadai.
i) Terwujudnya Penilaian Yang Otentik.
j) Terwujudnya Lulusan Yang Berakhlakul Karimah.

2. Misi Sekolah
a) Memberikan hal-hal baru dalam menghadapi tantangan global.
b) Mengubah pola pikir dari paradigma lama ke paradigma baru.
c) Mampu mengatasi dalam menghadapi semua kondisi dan situasi.
d) Membangun generasi masa depan yang sehat dan berakhlak mulia.
e) Mewujudkan Kurikulum Yang Lengkap Dan Berwawasan Kedepan.
f) Mewujudkan Penyelenggaran Pembelajaran Aktif, Efektif, Kreatif, Dan
Menyenangkan.
g) Mewujudkan Lulusan Yang Cerdas Kreatif Dan Berprestasi Di Bidang
Akademik Dan Non Akademik.
h) Mewujudkan Fasilitas Sekolah Yang Relevan Muktahir Dan Berwawasan
Kedepan.
i) Mewujudkan Pembiayaan Pendidikan Yang Memadai Wajar, Adil Dan
Transparan dan Mewujudkan Sistem Penilaian Yang Otentik.

Sarana dan Prasarana

Keadaan Sarana dan Prasarana MAN 1 Kota Tangerang Selatan

a. Bangunan dan Gedung

No Nama Ruang Jumlah Luas (M2) Keterangan


1. Ruang Kelas 15 1170m2 -
2. Ruang Serba Guna 1 100 m2 Belum
3. Mushollah 1 180 m2
4. Pos Satpam - Belum
5. Ruang Kepala Sekolah 1 50m2 -
6. Ruang Tata Usaha 1 40m2 -
7. Kamar Mandi / WC 13 26m2 -
8. Ruang Guru 1 100m2 -
9. Lap. Olah Raga/Upacara 1 900 m2 Sudah plester
10. Gudang 2 32 m2
11. Kantin 1 80
12 Ruang Wakasek 1 72 m2
13. Ruang Lab. Komputer 1 60 m2
14. Ruang Lab Fisika 1 60 m2
15 Ruang Lab. Biologi 1 60 m2
16 Ruang Lab. Kimia 1 60 m2
17 Ruang. UKS 1 75 m2
18 Ruang OSIS 1 24 m2
19 Ruang PSB 1 20 m2
20 Ruang Ekskul 1 20m2
21 Pagar Sekolah 1
22 Ruang Lab. Bahasa 1 +120 m2 Sekeliling
Sekolah
23 Ruang Perpustakaan 1 150 m2
24 Ruang BK 1 30 m2
Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Keadaan Guru di MAN 1 Kota Tangerang Selatan

Kesesuaian
No Bidang Studi JML Tidak Keterangan
Sesuai
sesuai
1. Pend,Agama Islam
- Fiqih 1  - 1 PNS
- Akidah Akhlak 1  - 1 PNS
- Qur’dits 2 - 2 PNS
- SKI 1 - 1 PNS
2. PKn 2  - 2 PNS
3. Bahasa Indonesia 2  - 1 PNS 2 Honor
4. Matematika 3 - 2 PNS 1 Honor

5. Biologi 1 - 1 PNS

6. Fisika 1 - 1 PNS

7. Kimia 1 - 1 PNS

8. Sejarah 2 - 2 Honor

9. Geografi 1 - 1 Honor

10. Ekonomi 2 - 2 PNS

11. Sosiologi 1 - 1 PNS
12. Bahasa Inggris 2  - 1 PNS 1 Honor
13. Pendidikan Jasmani 2  - 2 Honor
14 Pendidikan Seni 1 √ - 1 Honor
15 BP/BK 1  - 2 PNS 1 Honor
16 Tekh. Inf dan Komp. 1  - 1 Honor
17 Bhs. Arab 2  - 2 Honor
c. Daftar Nama Guru MAN 1 Kota Tangerang Selatan

JUMLA JURU NIP/NUPTK


PEND. TAHUN
MATA H SAN NAMA GURU
NO KLS TERAKHI MULAI
PELAJARAN ROMBE PENGAMPU
R MENGAJAR
L

1 Bahasa X 5 MIPA Astri Pertiwi,


Indonesia S.Pd
IIS

XI 5 MIPA Nurul
Rahmadani,
IIS
S.Pd

XII 5 MIPA Sunarna, S.Pd

IIS

2 Al-Quran-Hadits X 5 MIPA Drs. H. Ridwan

(untuk IIS Mas’ani, S.Ag


madrasah) XI 5 MIPA Mas’ani, S.Ag

IIS

XII 5 MIPA Mas’ani, S.Ag

IIS

3 Akidah Akhlak X 5 MIPA Abdul Qadir,


S.Ag
(untuk IIS
madrasah)
XI 5 MIPA Abdul Qadir,
S.Ag
IIS

XII 5 MIPA Abdul Qadir,


S.Ag
IIS

4 Fikih X 5 MIPA Ai Nuraeni,


S.Ag
(untuk IIS
madrasah) XI 5 MIPA Ai Nuraeni,
S.Ag
IIS

XII 5 MIPA Ai Nuraeni,


S.Ag
IIS

5 Sejarah Islam X 5 MIPA Jaeni, S.Ag

(untuk IIS
madrasah)
XI 5 MIPA Jaeni, S.Ag

IIS

XII 5 MIPA Jaeni, S.Ag

IIS

6 Bahasa Arab X 5 MIPA Muawwanah,


S.Pd
(untuk IIS
madrasah) XI 5 MIPA M. Nurdin, S.Hi

IIS

XII 5 MIPA M. Nurdin, S.Hi

IIS

7 Bahasa Inggris X 5 MIPA Isnawati, S.Pd

IIS Isnawati, S.Pd

XI 5 MIPA Isnawati, S.Pd

IIS

XII 5 MIPA Sri Wardhani,


S.Pd
IIS

8 Ekonomi X 5 MIPA Taroni, S. Pd

IIS
XI 5 MIPA Agung Yudi S,
S.Pd

IIS Taroni, S. Pd

XII 5 MIPA

IIS Agung Yudi S,


S.Pd

9 Matematika X 5 MIPA Safriyati. S.Si


(Wajib)

Kholifa S,Pd
(Minat)

IIS HildaWiryantin
i, M.Pd

XI 5 MIPA Kholifa S,Pd

IIS HildaWiryantin
i, M.Pd

XII 5 MIPA Kholifa Damaya


S.Pd
IIS
Safriati, S.Si

10 Biologi X 5 MIPA Sulhah


Amaliyah, S.Pd

IIS Sulhah
Amaliyah, S.Pd
(Lintas minat)

XI 5 IPA Sulhah
Amaliyah, S.Pd

IPS

XII 5 MIPA Sulhah


Amaliyah, S.Pd
IIS

11 Fisika X 5 MIA Ninuk A, ST

IIS Ninuk A, ST
(Lintas minat)

XI 5 IPA Ninuk A, ST

IPS

XII 5 IPA Ninuk A, ST

IPS

12 Kimia X 5 MIPA Susi Indaharini,


S.Pd

IIS Susi Indaharini,


S.Pd (lintas
minat)

XI 5 MIPA Susi Indaharini,


S.Pd

IIS

XII 5 MIPA Susi Indaharini,


S.Pd

IIS

13 Geografi X 5 MIPA Ulan Safitri,


S,Pd
IIS

XI 5 MIPA Ulan Safitri,


S,Pd
IIS

XII 5 MIPA Ulan Safitri,


S,Pd
IIS

14 Sosiologi X 5 MIA Sri Irawati,


S.Pd
IIS
XI 5 MIPA Sri Irawati,
S.Pd
IIS

XII 5 MIPA Sri Irawati,


S.Pd
IIS

15 Sejarah X 5 MIPA Fuji Hastuti,


S.Pd

IIS Fuji Hastuti,


S.Pd
(Peminatan)

(Wajib)

XI 5 MIPA Fuji Hastuti,


S.Pd
IIS
M. Rizki
Awalludin, S.Pd
XII 5 MIPA Fuji Hastuti,
S.Pd
IIS
M. Rizki
Awalludin, S.Pd

16 Pendidikan X 5 MIPA Drs. H.


kewarganegara Harwanto,
an M.Hum

IIS Suhada, S.Pd

XI 5 MIPA Drs. H.
Harwanto,
IIS
M.Hum

XII 5 MIPA Suhada, S.Pd

IIS

17 TIK X 5 MIPA Yudi Permana


IIS W, S.Pd

XI 5 MIPA Yudi Permana


W, S.Pd
IIS

XII 5 MIPA Nanang S.Kom

IIS

18 Seni X 5 MIPA Ihat Sholihat,


S.Pdi
IIS

XI 5 MIPA Ihat Sholihat,


S.Pdi
IIS

XII 5 IPA Ihat Sholihat,


S.Pdi
IPS

19 Penjas X 5 MIPA Lifwan hadi,


IIS S.Pd

XI 5 MIPA Itan Sutarsyah

IIS

XII 5 MIPA Itan Sutarsyah

IIS

20 Prakarya X 5 MIPA Nanang, S.Kom

IIS

XI MIPA
5 Nanang, S.Kom
IIS

XII MIPA
5 Nanang, S.Kom
IIS
d. Daftar Tenaga Kependidikan (Tata Usaha, Pesuruh dan Keamanan )

No Nama Pangkat/ Golongan Jabatan Keterangan

Ka. Staf Tata


1. Ikhsan - Honor
Usaha
2. Budi - Staf Tata Usaha Honor
3. Mufida - Staf Tata Usaha Honor
4. Erni - Staf Tata Usaha Honor
6. Winda - Staf Tata Usaha Honor
Jadwal Pelajaran Semester Ganjil
Lampiran D. 2 Nilai-nilai hasil peserta didik semester ganjil
Foto-foto Wawancara

Foto pada saat wawancara dengan Ibu Sri Irawati, S.Pd selaku guru sosiologi

Foto dengan Ibu Ulan Safitri Rahmadai, S.Pd selaku guru geografi
Foto dengan Ibu Taroni, S.Pd selaku guru ekonomi

Foto dengan Ibu Fuji Hastuti, S.Pd selaku guru sejarah


Foto dengan para peserta didik kelas X
BIODATA PENULIS

Nama, Abdul Jalil lahir di Tangerang 26 Juli 1994.


Anak ke 4 dari 4 bersaudara. Anak dari pasangan Bapak
Mursid dan Ibu Sayadah. Semasa anak-anak penulis sekolah di
TK Addiniyah, dan SDN Tunas Muda Keranggan. Setelah
remaja penulis melanjutkan sekolah di MTs Serpong dan
MAN 1 Tangerang Selatan.

Semasa sekolah penulis aktif didalam organisasi OSIS, dan Futsal yang
sering tourrnamen antar sekolah, tapi itu hanya hobbi dalam berolahraga saja,
selain itu penulis juga aktif di organisasi di masyarakat seperti di IRMAS dengan
menjabat sebagai ketua umum dan aktif juga di karang taruna kelurahan sebagai
anggotanya.

Cita-cita penulis ingin menjdi pengajar itu dari sejak duduk di bangku
SMA. Sehingga akhirnya penulis bisa kuliah di keguruan yang penulis cita-
citakan. Karena jadi seorang pengajar itu penulis merasakan kebahagian dan
menjadi ladang amal bagi kita nanti Inshaallah apabila menjalaninya dengan
penuh keiklasan.

Anda mungkin juga menyukai