Anda di halaman 1dari 146

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN


BUDI PEKERTI DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Nur Sabilal Huda 1113011000088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
ABSTRAK
Nur Sabilal Huda (NIM: 1113011000088). Implementasi Penilaian Autentik
Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, serta mengetahui pemahaman guru mengenai
penilaian autentik kurikulum 2013, penerapan penilaian tiap aspeknya dan faktor
apa saja yang menjadi pendukung maupun penghambat dalam implementasi
penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta karena SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta adalah salah satu sekolah yang sudah menerapkan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menggunakan kurikulum
2013. Dalam penelitian ini, peneliti yang terjun langsung ke lapangan atau tempat
penelitian untuk mengumpulkan data melalui teknik triangulasi. Analisis data
dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian, penilaian autentik kurikulum 2013 pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dilaksanakan secara baik di kelas 7, dan
untuk kelas 8 penilaian menggunakan penilaian biasa, tidak seperti penilaian pada
kelas 7 yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai format penilaiannya. Faktor
yang mendukung pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 pada pelajaran
PAI dan Budi Pekerti yaitu faktor perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian dan
hasil dari penilaian serta pemahaman dari guru sendiri. Faktor yang menghambat
pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 yaitu tidak sinkronnya guru dengan
buku pelajaran dan pemahaman guru yang kurang tentang penilaian autentik yang
menggunakan kurikulum 2013 sebagai format penilaiannya.
Untuk memaksimalkan pelaksanaan dari penilaian autentik kurikulum 2013 pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta sebenarnya guru harus melaksanakan penilaian autentik kurikulum 2013
terhadap kegiatan pembelajaran, yang artinya guru harus paham dengan
perencanaan dan pelaksanaan dari penilaian autentik kurikulum 2013 pada
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, serta dengan memaksimalkan
fasilitas sekolah yang sudah ada untuk pelaksanaan aktivitas pembelajaran maupun
penilaian autentik siswa.
Kata kunci: Penilaian autentik kurikulum 2013

i
ABSTRACT
Nur Sabilal Huda (NIM: 1113011000088). Implementation of Authentic
Assessment of 2013 Curriculum on Subjects of Islamic Education and
Character Building at Bakti Mulya 400 Junior High School Jakarta. Islamic
Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teaching Science. Syarif
Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta. 2018
This study aims to determine the implementation of authentic 2013 curriculum
assessment on the subjects of Islamic Education and Character Building at Bakti
Mulya 400 Junior High School Jakarta, as well as knowing the teacher's
understanding of the authentic assessment of the 2013 curriculum, the application
of assessments for each aspect and what factors are supporting and inhibiting
implementation of an authentic 2013 curriculum assessment on subjects of Islamic
Education and Character Building. The method used in this research is descriptive
qualitative method. The research location at Bakti Mulya 400 Junior High School
Jakarta because Bakti Mulya 400 Junior High School Jakarta is one of the schools
that have implemented the learning of Islamic Education and Character Building
using the 2013 curriculum. In this study, researchers who go directly to the field or
research place to collect data through techniques triangulation. Data analysis is
done by data reduction, data presentation, and conclusion drawing.
Based on the results of the study, an authentic assessment of the 2013 curriculum
on Islamic Education and Character Building was carried out well in grade 7, and
for grade 8 assessment using ordinary assessment, unlike grade 7 assessment that
used the 2013 curriculum as an assessment format. Factors that support the
implementation of an authentic 2013 curriculum assessment on Islamic Education
and Character Building are assessment planning factors, implementation of
assessments and results of assessment and understanding from the teacher himself.
Factors that hinder the implementation of the 2013 authentic curriculum
assessment are the teacher's out of sync with the textbook and teacher's
understanding of the lack of authentic assessment that uses the 2013 curriculum as
its assessment format.
To maximize the implementation of the authentic 2013 curriculum assessment on
the subjects of Islamic Education and Character Building at Bakti Mulya 400
Junior High School Jakarta actually the teacher must carry out an authentic 2013
curriculum assessment on learning activities, which means the teacher must
understand the planning and implementation of an authentic 2013 curriculum
assessment on Islamic Education and Character Building, and by maximizing
existing school facilities for the implementation of learning activities and authentic
assessment of students.
Keyword: Authentic assessment of the 2013 curriculum

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah
memberikan berbagai macam nikmat-Nya dan kemudahan kepada hamba-Nya
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Implementasi Penilaian
Autentik Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

Shalawat teriring salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar


Muhammad SAW Nabi yang telah memberikan banyak jasanya yang luar biasa
besarnya untuk umatnya dan dapat keluar dari zaman kegelapan kepada zaman yang
penuh dengan keberkahan di seluruh alam raya ini. Serta kepada para sahabatnya
dan para penerusnya serta pengikutnya yang setia hingga yaumul akhir nanti.

Dalam skripsi ini, tentunya terdapat banyak kendala ketika dalam proses
pembuatannya terutama dalam penelitian serta dari hasil analisis penelitian. Maka
dari itu apa yang ada dalam skripsi ini tentunya juga masih jauh dari sempurna.
Namun dibalik itu semua, mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi sumbangsih
dalam dunia pendidikan terutama dalam melengkapi pustaka keilmuan mengenai
pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti yang efektif di sekolah. Sehingga dapat menjadi
referensi bagi guru maupun akademisi lainnya untuk menjadikan pelaksanaan
penilaian kurikulum 2013 menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa selama dalam proses penulisan skripsi ini tidak
akan bisa terlaksana tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Aris Susanto dan Ibu Siti Palupi yang telah
banyak memberikan doa dan restunya serta bimbingan, arahan dan motivasi
yang tak terkira banyak dan bernilainya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.

iii
2. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr.
Dede Rosyada selaku pimpinan tertinggi Universitas
3. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya selaku dekan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam
5. Muhammad Zuhdi, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang selama
tiap semester memebrikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada
penulis.
6. Dr. Bahrissalim, MA selaku dosen pembimbing skripsi terbaik yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan
memberikan motivasi untuk penulisan skripsi ini kepada penulis.
7. Dr. Siti Khadijah, MA selaku dosen pengajar tercinta yang yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan tentang skripsi yang penulis buat ketika
penulis sedang kebingungan.
8. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah banyak
memebrikan pengajarannya selama penulis menuntut ilmu, dan mudah-
mudahan ilmu yang didapatkan penulis dapat digunakan dengan sebaik-
baiknya.
9. Bapak Ir. Masdiko Indra selaku kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
yang telah mendukung dan mensukseskan selesainya penulisan skripsi ini.
10. Bapak Aji Bandi, HAS dan Bapak Usman Jamhuri, S.Ag yang telah
memberikan dukungan dan doanya serta motivasi untuk penulis dalam
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh teman dan sahabat dari Keluarga Besar Pendidikan Agama Islam
angkatan 2013 yang banyak menemai dari awal kuliah sampai sekarang ini
12. Seluruh teman dan sahabat dari keluarga besar APACHE 2013 yang ceria
selalu baik dalam suka maupun duka selama di dalam maupun di luar kampus.
13. Seluruh Sahabat/i Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Pendidikan
Agama Islam tercinta yang menjadi bahan untuk pengalaman dan bimbingan
dalam perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

iv
14. Sahabat-sahabat penghuni kosan Sosialis khususon kepada Ari Mulki Zamani
a.k.a Pak Kendi, Muhammad Ilyas Albani a.k.a Pak Gentong, Oryza
Rizqullah MF, Al Muhdil Karim, Gusti Abdurrahman, dan para tamu yang
tak diundang yang suka mampir ke kosan.
15. Kepada JKT48 yang telah memotivasi secara tidak langsung dari lagu yang
sangat bagus liriknya untuk menemani penulis ketika dalam penulisan skripsi
ini sehingga dapat terselesaikan.
Pada akhirnya, semuanya penulis serahkan kepada Allah SWT,
mudah-mudahan mendapatkan balasan yang lebih baik. Harapan penulis
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain yang
membacanya untuk menambah wawasan keilmuan. Amin.

Jakarta, 27 Agustus 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Implementasi Penilaian Autentik ........................................................ 8


1. Pengertian Implementasi .............................................................. 8
2. Pengertian Penilaian ..................................................................... 8
3. Pengertian Penilaian Autentik ...................................................... 9
4. Prinsip Penilaian ........................................................................... 9
5. Krieria Ketuntasan Minimal ......................................................... 12
6. Jenis-jenis Penilaian ..................................................................... 14
B. Kurikulum 2013 .................................................................................. 26
Pengertian Kurikulum 2013 ................................................................ 26
C. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ......................................... 28
Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ...................... 28
D. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ............................ 29

vi
E. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32


B. Metode Penelitian ................................................................................ 32
1. Observasi ...................................................................................... 32
2. Wawancara ................................................................................... 33
3. Dokumentasi ................................................................................. 34
C. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 34
1. Data Primer .................................................................................. 34
2. Data Sekunder .............................................................................. 34
D. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................. 35
1. Perpanjangan Keikutsertaan ......................................................... 35
2. Ketekunan Pengamatan ................................................................ 35
3. Triangulasi .................................................................................... 35
E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 35
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum ................................................................................ 40


1. Sejarah singkat SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ............................ 40
2. Visi dan Misi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ............................... 41
3. Profil sekolah ................................................................................ 41
4. Tujuan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ......................................... 41
5. Struktur Organisasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ..................... 42
B. Pemahaman Guru Mengenai Penilaian Autentik Kurikulum 2013 ..... 43
1. Perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal oleh guru ..................... 43
2. Perancangan penilaian autentik terhadap siswa ........................... 45
3. Prinsip dalam melakukan penilaian autentik ................................ 49

vii
C. Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ......................... 51
1. Penilaian aspek sikap ................................................................... 51
2. Penilaian aspek pengetahuan ........................................................ 55
3. Penilaian aspek keterampilan ....................................................... 60
4. Perumusan penilaian akhir pada siswa ......................................... 64
5. Faktor yang mendukung dan menghambat implementasi
penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .................................. 68

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 71
B. Saran .................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ELEKTRONIK ........................................................ 75

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria dan skala penetapan KKM ................................................. 13

Tabel 2.2 Contoh jurnal perkembangan sikap ................................................. 16

Tabel 2.3 Contoh lembar penilaian diri peserta didik ..................................... 16

Tabel 2.4 Contoh format penilaian antar teman .............................................. 17

Tabel 2.5 Teknik penilaian pengetahuan ........................................................ 20

Tabel 2.6 Contoh format penilaian praktik ..................................................... 21

Tabel 2.7 Contoh format penilaian produk ..................................................... 22

Tabel 2.8 Contoh format penilaian proyek ...................................................... 25

Tabel 2.9 Contoh format penilaian portofolio ................................................. 26

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................... 36

Tabel 4.1 Kriteria dan skala penetapan KKM ................................................. 44

Tabel 4.2 Aspek penilaian dan instrumen penilaian siswa .............................. 47

Tabel 4.3 Instrumen penilaian sikap spiritual ................................................. 53

Tabel 4.4 Instrumen penilaian sikap sosial ..................................................... 54

Tabel 4.5 Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan ........................................ 56

Tabel 4.6 Kunci Jawaban tes lisan aspek pengetahuan ................................... 57

Tabel 4.7 Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan ........................................ 58

Tabel 4.8 Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan ....................................... 61

Tabel 4.9 Instrumen Penilaian Aspek Sikap Keterampilan ............................ 62

Tabel 4.10 Deskripsi penilaian aspek sikap spiritual dan sikap sosial ............ 65

Tabel 4.11 Format penilaian akhir aspek pengetahuan ................................... 67

Tabel 4.12 Format penilaian akhir aspek keterampilan .................................. 68

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Berita Wawancara

Lampiran 4 Instrumen Penelitian Observasi

Lampiran 5 Daftar absensi siswa kelas 7 dan kelas 8 SMP Bakti Mulya 400
Jakarta
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti kelas 7 dan kelas 8 SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 7 Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa SMP Bakti Mulya 400
Jakarta

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan
demikian kurikulum merupakan alat penting dalam proses pendidikan. Sebagai
alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya berperan dan
bersifat anticipatory dan adaptif terhadap perubahan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru memiliki peran besar di dalam proses
pembelajaran pada setiap pergantian kurikulum. Guru sebagai ujung tombak
penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap
beberapa kemungkinan terjadinya perubahan.
Dalam buku yang ditulis oleh Wina Sanjaya, dikatakan bahwa dalam
proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar sedangkan
tugas utama setiap siswa adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan antara belajar
dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran.1
Kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 sangat penting,
karena dalam tujuan kurikulum 2013, diantaranya mendorong peserta didik
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan-mempresentasikan, apa yang mereka peroleh setelah
menerima materi pembelajaran.
Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah membimbing
siswa untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan, baik kriteria institusional maupun
konstitusional.2
Dalam perkembangannya, peran utama guru di sekolah adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan manusia masa

1
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencana), 2008, hal. 87
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Edisi Revisi, 2013, hal. 178

1
2

lalu yang dianggap berguna sehingga harus diwariskan. Dalam kondisi


demikian guru berperan sebagai sumber belajar (learning resources).3
Dalam pelaksananaan kurikulum 2013 tentunya juga harus didukung
oleh kesiapan sekolah dalam menerapkan kurikulum tersebut di sekolahnya.
Dari jumlah 208 ribu sekolah yang ada di seluruh Indonesia, baru 52 ribu
sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. Artinya baru 19 persen sekolah saja
yang sudah menerapkan kurikulum 2013 sebagai kurikulum di sekolahnya.
Dari data tersebut tentu ada permasalahan yang menjadikan kurikulum 2013
ini masih belum sepenuhnya bisa diterapkan di sekolah seluruh Indonesia.4
Hal lainnya yang menjadi kesulitan guru dalam menerapkan kurikulum
2013 di dalam pembelajaran adalah langkah pendekatan saintifik yang
berjumlah lima hal yaitu mengamati, menanya, mencoba, menghubungkan dan
mengkomunikasikan. Dan yang sering terlewat adalah langkah
menghubungkan untuk memancing siswa agar mampu menalar materi yang
ditampilkan oleh guru di kelas.5
Masalah dalam implementasi kurikulum adalah adanya hambatan dari
sekolah sendiri yang belum sepenuhnya paham mengenai proses pelaksanaan
aktivitas belajar mengajar di dalam kelas. Kurikulum 2013 menuntut guru
untuk menjadikan siswa aktif di dalam kelas dan kreatif di dalam pembelajaran.
Guru harus membimbing murid agar mereka memperoleh keterampilan-
keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-
kebiasaan yang baik, dan perkembangan sikap yang serasi.6
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah pada dewasa ini bila menggunakan
kurikulum 2013 tentu akan menjadikan siswa lebih paham dalam materi yang
disampaikan oleh guru melalui media yang ditampilkan dan menggunakan

3
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencana), 2008. Hal. 147
4
CNNIndonesia.com. Permasalahan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, 31 Mei 2016.
Diakses pada 17 Februari 2017
5
New.okezone.com, Tiga Masalah Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, 10 Oktober
2014, diakses tanggal 17 Februari 2017
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi Aksara), 2014, hal 127
3

strategi pembelajaran agar menambah rangsangan siswa dalam bertanya


kepada gurunya di kelas.
Seharusnya dengan adanya kurikulum 2013 pada saat sekarang ini
menjadikan guru lebih terampil dalam memberikan pengajarannya kepada
siswa dan menjadikan siswa lebih aktif di kelas dan salah satunya pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang bertujuan
membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang mencerminkan ajaran-
ajaran Islam dan bertaqwa kepada Allah.
Kurikulum 2013 pada dasarnya merupakan upaya penyederhanaan dan
tematik-integratif yang disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan keterampilan proses. 7
Hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum 2013 tingkat
SMP menunjukkan bahwa salah satu kesulitan pendidik dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 adalah dalam melakanakan penilaian.
Sekitar 60 persen responden pendidik menyatakan mereka belum dapat
merancang, melaksanakan, mengolah, melaporkan dan memanfaatkan hasil
penilaian dengan baik.8
Salah satu sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 pada
proses pembelajarannya adalah SMP Bakti Mulya 400 yang terletak di Pondok
Pinang, Jakarta Selatan. Di sekolah ini, kurikulum 2013 sudah diterapkan sejak
tahun 2015, dan masih berjalan sampai sekarang. Pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang sudah menggunakan kurikulum 2013 diajarkan di sekolah ini
dengan menggunakan berbagai macam metode active learning.
Kurikulum 2013 sudah diterapkan di sekolah ini pada kelas VII dan
kelas VIII, kemudian selanjutnya akan diterapkan pada semua kelas hingga
kelas IX pada tahun 2018 mendatang. Penerapan kurikulum 2013 secara

7
April Damai Sagita Krissandi and Rusmawan, The Constraints of Elementary School
Teachers in the Implementation of the 2013 Curriculum, Electronic Journal of Sanata Dharma
University, 2015, p. 2
8
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016), hal. 1
4

bertahap pada sekolah ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil yang
dicapai dari penggunaan kurikulum 2013 di tiap kelasnya.
Dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah ini, bukan berarti tanpa ada
kekurangan dan kendala dalam pelaksanaannya. Kendala yang dihadapi seperti
murid yang tidak mengindahkan perintah dari gurunya untuk mengerjakan
tugas di kelas, suasana kelas yang agak gaduh karena sebagian murid yang
bercanda saat jam pelajaran berlangsung, dan lainnya.
Permasalahan yang lebih kompleks dalam proses implementasi
kurikulum pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bakti Mulya
400 Jakarta adalah pada bagian penilaian terhadap siswa yang bila
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, penilaian terhadap siswa lebih
merinci karena ada beberapa aspek yang menjadi unsur dalam penilaian seperti
aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
Penjelasan yang disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang
kurikulum mengatakan bahwa penilaian pada kurikulum 2013 ini lebih rumit
daripada penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
mengharuskan mereka memberi penilaian pada siswa lebih mendetail lagi
karena setiap siswa mempunyai banyak aspek penilaian yang harus diisi, dan
penilaian tiap siswa berbeda dengan siswa yang lain.
Disamping banyak aspek penilaian yang harus diisi dalam memberikan
penilaian kepada siswa di sekolah, hal lain yang menjadi masalah dalam proses
implementasi pada penilaian kurikulum 2013 ini adalah tidak semua guru
paham dengan berbagai substansi yang ada dalam penilaian seperti
merumuskan indikator, menyusun butir-butir instrumen, dan melaksanakan
penilaian dengan berbagai macam teknik, dan juga yang lainnya.
Guru yang belum memahami cara merumuskan substansi dalam
penilaian pada kurikulum 2013 dikarenakan mereka sudah terbiasa dengan
penilaian kurikulum sebelumnya yang lebih ringkas dan tidak menggunakan
deskripsi terhadap penilaian yang diberikan seperti capaian aspek sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan. Sehingga ketika dihadapkan dengan
5

kurikulum 2013 yang mempunyai format penilaian lebih rinci, guru


membutuhkan pendalaman materi untuk memahami dan belajar menyesuaikan
diri terhadap format penilaian kurikulum 2013.
Hal lain yang menjadi kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum 2013
pada proses penilaian terhadap siswa adalah kurang sinkronnya buku pelajaran
yang diberikan oleh pihak terkait dengan materi pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti yang menggunakan kurikulum 2013, yang
menyebabkan tidak maksimalnya kegiatan proses pembelajaran. Padahal
nantinya guru harus memberikan penilaian kepada siswa pada saat
pengambilan hasil akhir belajar siswa di tiap semesternya.
Selain itu permasalahan dalam pelaksanaan penilaian autentik di
sekolah ini adalah pemahaman guru mengenai bagaimana cara merumuskan
butir-butir instrumen, indikator, dan membuat rubrik penilaian siswa yang
harus diselesaikan oleh guru untuk penilaian terhadap siswa. Sehingga sekolah
dan guru harus bekerja sama dalam menjadikan penilaian autentik yang
menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedomannya bisa dilaksanakan dengan
baik oleh guru.
Berbagai macam hal tersebut yang menjadi permasalahan dalam proses
implementasi penilaian kurikulum 2013 terhadap mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti tentunya dapat diselesaikan supaya proses
penilaian terhadap siswa dengan menggunakan kurikulum 2013 bisa berjalan
dengan baik.
Dari berbagai persoalan yang ada, dan melihat betapa pentingnya
implementasi penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti pada jaman sekarang ini, maka penulis merasa
perlu untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan tersebut. Dan dari
permasalahan-permasalahan tersebut penulis mengambil penelitian dengan
judul “Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya
400 Jakarta”.
6

B. Identifikasi Masalah
Pada latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah sebagai berikut:
1. Sebagian guru yang masih belum memahami dan melakasanakan penilaian
autentik kurikulum 2013 dengan berbagai aspek penilaian yang ada di
dalamnya.
2. Terdapat banyak perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum
KTSP seperti dalam segi penilaian aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan.
3. Adanya faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang sebelumnya disebutkan, maka ruang lingkup
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Pemahaman guru dalam perumusan dan pelaksanaan penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
2. Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
3. Faktor yang mendukung dan menghambat implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.

D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, untuk lebih memperjelas bagaimana
permasalahan yang terjadi, maka masalah dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman guru tentang penilaian autentik kurikulum 2013?
2. Bagaimana impelentasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti?
7

3. Apa saja yang menjadi faktor yang mendukung dan menghambat


implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan
yang ingin dicapai adalah:
a. Untuk mengetahui pemahaman dan pelaksanaan penilaian autentik
kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru
b. Untuk mengetahui implementasi penilaian autentik kurikulum 2013
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
c. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat
implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta.

2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan mengenai pemahaman guru dalam
penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
b. Memberikan pemahaman mengenai implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
c. Memberikan pemahaman mengenai faktor yang mendukung dan
menghambat implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Implementasi Penilaian Autentik


1. Pengertian Implementasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimuat dalam situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
implementasi sendiri mempunyai arti pelaksanaan atau penerapan. 1
Sedangkan pengertian lain dari implementasi adalah sebuah
tindakan yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang
berdasarkan atas kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tindakan
tersebut juga dilakukan atas dasar perencanaan yang jelas, serta memiliki
tujuan yang jelas pula.2

2. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pengumpulan
informasi tersebut ditempuh melalui berbagai teknik penilaian,
menggunakan berbagai instrumen, dan berasal dari berbagai sumber.
Penilaian harus dilakukan secara efektif. Oleh karena itu, meskipun
informasi dikumpulkan sebanyak- banyaknya denganberbagai upaya, tapi
kumpulan informasi tersebut tidak hanya lengkap dalam memberikan
gambaran, tetapi juga harus akurat untuk menghasilkan keputusan.

Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar tetapi juga pada
proses belajar. Peserta didik juga mulai dilibatkan dalam proses penilaian

1
Kbbi.kemdikbud.go.id, Pengertian Implementasi¸ diakses pada 6 Februari 2018, Pukul
07.00
2
Pengertianparaahli.com, Pengertian Implementasi, diakses pada 6 Februari 2018, Pukul
07.07.

8
9

terhadap dirinya sendiri sebagai sarana untuk berlatih melakukan penilaian


diri.3
Namun untuk penilaian pada jaman sekarang ini, pemerintah sudah
mengembangkan kurikulum baru untuk sekolah yang dinamakan
kurikulum 2013 yang di dalamnya memuat penilaian yang dinamakan
penilaian autentik. selanjutnya penilaian autentik memuat penilaian
tentang penilaian aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

3. Pengertian Penilaian Autentik


Dalam dokumen dari PLPG tahun 2015, yang dimuat dalam situs
web Universitas Pakuan Bogor, yang dimaksud dengan penilaian autentik
(authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik,
akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.
Sedangkan tujuan dari penilaian autentik adalah:
a. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian
b. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,
edukatif, efektif, efisien, dan sesuai konteks sosial budaya
c. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif
Penilaian autentik sendiri mencakup tiga aspek yaitu aspek sikap,
aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.4

4. Prinsip Penilaian
Penilaian harus memberikan hasil yang dapat diterima oleh semua
pihak, baik yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan

3
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal. 5-6.
4
www.unpak.ac.id, Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, diakses pada tanggal 11 Februari
2018, diakses pada pukul 08.17
10

menggunakan hasil penilaian tersebut. Hasil penilaian akan akurat bila


instrumen yang digunakan untuk menilai, proses penilaian, analisis hasil
penilaian, dan objektivitas penilai dapat dipertanggungjawabkan. Untuk
itu perlu dirumuskan prinsip- prinsip penilaian yang dapat menjaga agar
orientasi penilaian tetap pada framework atau rel yang telah ditetapkan.
Dalam buku pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan tentang penilaian oleh pendidik, penilaian
harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Shahih
Agar penilaian sahih (valid) harus dilakukan berdasar pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur. Untuk memperoleh data
yang dapat mencerminkan kemampuan yang diukur harus digunakan
instrumen yang sahih juga, yaitu instrumen yang mengukur apa yang
seharusnya diukur.5
b. Objektif
Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu
dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan
persepsi penilai dan meminimalisir subjektivitas. Apalagi penilaian
kinerja yang memiliki cakupan, otentisitas, dan kriteria penilaian
sangat kompleks.
c. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, gender, dan hal- hal lain. Perbedaan hasil penilaian
semata- mata harus didapatkan oleh berbedanya capaian belajar
peserta didik pada kompetensi yang dinilai.6
d. Terpadu

5
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 8
6
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 8
11

Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak


terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan proses
untuk mengetahui apakah suatu kompetensi telah tercapai.
Kompetensi tersebut dicapai melalui serangkaian aktivitas
pembelajaran. Karena itu penilaian tidak boleh terlepas apalagi
melenceng dari pembelajaran. Penilaian harus mengacu pada proses
pembelajaran yang dilakukan.7
e. Terbuka
Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan
dapat diketahui oleh siapapun. Dalam era keterbukaan seperti
sekarang, pihak yang dinilai dan pengguna hasil penilaian berhak tahu
proses dan acuan yang digunakan dalam penilaian, sehingga hasil
penilaian dapat diterima oleh siapa pun.8
f. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik atau peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan, secara konstruk harus
merepresentasikan aspek yang dinilai secara utuh. Penilaian dilakukan
dengan berbagai teknik dan instrumen, diselenggarakan sepanjang
proses pembelajaran, dan menggunakan pendekatan assessment as
learning, for learning, dan of learning secara proporsional.9
g. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah- langkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan pemetaan.
Dilakukan identifikasi dan analisis KD (kompetensi dasar), dan
indikator ketercapaian KD. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis

7
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 9
8
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 9
9
Ibid.
12

tersebut dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu


penilaian yang sesuai.10

5. Kriteria Ketuntasan Minimal


Kriteria ketuntasan minimal atau yang biasa disebut dengan KKM
adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukna oleh satuan pendidikan
dengan mengacu kepada standar kompetensi lulusan, mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan. Dalam menetapkan KKM, satuan pendidik harus
merumuskannya secara bersama antara Kepala Sekolah, pendidik, dan
tenaga kependidika lainnya.11

KKM dirumuskan setidaknya dengan memperhatikan tiga aspek


yaitu karakterstik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran
(kompleksitas materi/kompetensi), dan kondisi satuan pendidikan (daya
dukung) pada proses pencapaian kompetensi. Secara teknisnya perumusan
dalam KKM pada satuan pendidikan dapat dilakukan dengan cara berikut:

a. Menghitung jumlah KD setiap mata pelajaran pada masing-masing


tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran.
b. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake),
karakteristik mata pelajaran (kompleksitas materi/kompetensi), dan
kondisi satuan pendidikan (daya dukung) dengan memperhatikan
komponen-komponen sebagai berikut.12
1) Karakteristik peserta didik (intake)
Karakteristik peserta didik (intake), bagi peserta didik baru antara
lain dengan memperhatikan rata-rata nilai rapor SD, nilai ujian
sekolah SD, nilai hasil seleksi masuk peserta didik baru di jenjang

10
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). 8-9
11
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 10
12
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal 11
13

SMP. Bagi peserta didik kelas VIII dan kelas IX antara lain
dengan memperhatikan nilai rata-rata rapor semester
sebelumnya.13
2) Karakteristik mata pelajaran (kompleksitas)
Adalah tingkat kesulitan dari masing-masing mata pelajaran,
yang dapat ditetapkan antara lain melalui expert judgement guru
mata pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil analisis
jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, perlu tidaknya
pengetahuan prasyarat.
3) Kondisi satuan pendidikan (daya dukung)
Kondisi satuan pendidikan (daya dukung) meliputi kompetensi
pendidik (nilai UKG), jumlah peserta didik dalam satu kelas,
predikat akreditasi sekolah, dan kelayakan sarana dan prasarana
sekolah.14
Pembuatan KKM sendiri mempunyai kriteria dan skala tersendiri,
seperti contoh dalam tabel berikut.

Tabel 2.1
Kriteria dan skala penetapan KKM
Aspek yang Kriteria dan Skala Penilaian
Dianalilis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
<65 65-79 80-100
Daya dukung Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 <65
Intake peserta didik Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 <65

13
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 11
14
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal 11
14

Lalu apabila tiap aspek pada tabel tersebut sudah ditentukan maka
selanjutnya adalah menghitungnya dengan rumus:

KKM per KD = Jumlah total setiap aspek


Jumlah total aspek
Contoh, aspek daya dukung mendapat nilai 90, aspek kompleksitas
mendapat nilai 70, aspek intake mendapat skor 65. Maka selanjutnya
tinggal menghitung hasilnya dengan rumus berikut.

90 + 70 + 65
3
= 75. Maka KKM nya adalah 75.15

6. Jenis-jenis Penilaian
a. Penilaian Sikap
1) Pengertian penilaian sikap
Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui ke-
cenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam
kehidupan sehari- hari, baik di dalam maupun di luar ke- las
sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta didik dan
memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butir-butir
nilai sikap dari Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2.16

2) Teknik penilaian
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik
lainnya yang relevan, Teknik penilaian observasi dapat

15
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 12
16
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 21
15

menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau buku


jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Teknik penilaian lain
yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian antar
teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan
dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta
didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data
konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Berikut ini
dijelaskan mengenai teknik penilaian sikap seperti penilaian
observasi, penilaian diri dan penilaian antar teman.17

a) Observasi
Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi merupakan instrumen
yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memudahkan
dalam membuat laporan hasil pengamatan terhadap peri-
laku peserta didik yang berkaitan dengan sikap spiritual dan
sikap sosial. Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum
dalam indikator pencapaian kompetensi pada KD untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Penilaian observasi setelah didapatkan kemudian dituangkan
kedalam bentuk catatan anekdot (anecdotal record), catatan
kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang
valid dan relevan yang dikenal dengan sebutan jurnal.
Contoh lembar observasi dengan jurnal seperti pada tabel
berikut.18

17
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 21-22
18
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 24
16

Tabel 2.2
Contoh jurnal perkembangan sikap
No. Tanggal Nama Catatan Butir Tindak
peserta perilaku sikap lanjut
didik
1.
2.
3.

b) Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik
penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam
berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat
digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap
peserta didik. Selain itu penilaian diri peserta didik juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan nilai- nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri. Contoh
lembar penilaian diri siswa pada tabel berikut.19

Tabel 2.3
Contoh lembar penilaian diri peserta didik
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya selalu berdoa sebelum
melakukan aktivitas
2. Saya sholat lima waktu tepat
waktu
3. Saya berani mengakui kesalahan
saya

19
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 29
17

4. Saya menyelesaikan tugas-tugas


tepat waktu
5. Saya berani menerima resiko atas
tindakan yang saya lakukan

c) Penilaian antar teman


Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang
dilakukan oleh seorang peserta didik (penilai) terhadap
peserta didik yang lain terkait dengan sikap/perilaku peserta
didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil pe-
nilaian antar teman dapat digunakan sebagai data
konfirmasi. Selain itu penilaian antar teman juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti
kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai. Contoh
lembaran penilaian antar teman dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.20

Tabel 2.4
Contoh format penilaian antar teman
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Teman saya selalu berdoa
sebelum melakukan aktivitas
2. Teman saya sholat lima waktu
tepat waktu
3. Teman saya tidak mengganggu
teman saya yang beragama lain
berdoa sesuai agamanya

20
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 31
18

4. Teman saya mengemukakan


perasaan terhadap sesuatu apa
adanya
5. Teman saya melaporkan data atau
informasi apa adanya
Jumlah

Keterangan: pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai


dengan butir-butir sikap yang dinilai.

b. Penilaian Pengetahuan
1) Pengertian Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil
pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi
penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
maupun metakognitif.21

2) Teknik Penilaian
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik.
Pendidik dapat memilih teknik penilaian yang paling sesuai
dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan
pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan
dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu
pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

21
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 39
19

Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan.22

a) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan
secara tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.

b) Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan- pertanyaan yang diberikan
pendidik secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan
tersebut secara lisan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Selain bertujuan mengecek penguasaan
pengetahuan peserta didik (assessment of learning), tes lisan
terutama digunakan untuk perbaikan pembelajaran
(asessment for learning). Tes lisan juga dapat menumbuhkan
sikap berani berpendapat, percaya diri, dan kemampuan
berkomunikasi secara efektif. Tes lisan juga dapat digunakan
untuk melihat ketertarikan peserta didik terhadap materi yang
diajarkan dan motivasi peserta didik dalam belajar
(assessment as learning).23

c) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik
untuk mengukur dan/atau memfasilitasi peserta didik
memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan
untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses
pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan
penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan

22
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 43
23
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 44
20

sebelum dan/atau selama proses pembelajaran (assessment


for learning).24

Teknik penilaian apabila dirumuskan dalam bentuk tabel maka


seperti ini perinciannya25.

Tabel 2.5
Teknik penilaian pengetahuan
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Tertulis Benar-Salah, Mengetahui penguasaan
menjodohkan, pengetahuan peserta didik
pilihan ganda, untuk perbaikan proses
Isian,/melengkapi, pembelajaran dan/atau
uraian pengambilan nilai
Tes Lisan Tanya Jawab Mengecek pemahaman peserta
didik untuk perbaikan proses
pembelajaran
Penugasan Tugas yang Memfasilitasi penguasaan
dilakukan secara pengetahuan (bila diberikan
individu ataupun selama proses pembelajaran)
kelompok atau mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila diberikan
pada akhir pelajaran)

c. Penilaian Keterampilan
1) Pengertian penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan
dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks

24
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Hal 43-44
25
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 46
21

sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian


keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan
penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang
digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI 4.

2) Teknik Penilaian
Pada penilaian keterampilan teknik penilaian dibagi menjadi
penilaian praktik, penilaian produk, penilaian projek, dan
penilaian portofolio.

a) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon
berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai
dengan tuntutan kompetensi. Dengan demikian, aspek yang
dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas. Penilaian praktik
bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didik
mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan
suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih otentik daripada
penilaian paper and pencil karena bentuk- bentuk tugasnya
lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam
praktik kehidupan sehari- hari. Contoh format penilaian
praktik lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.26

Tabel 2.6
Contoh format penilaian praktik
Aspek yang Deskripsi Ya Tidak
dinilai
Bacaan
Gerakan

26
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, 2015. Hal. 3
22

Kesesuaian

Misalkan penilaian praktek di atas adalah untuk penilaian


tentang praktik sholat subuh beserta bacaan sholatnya dan
do’anya. Maka guru harus memberikan penilaian sesuai
dengan apa yang siswa lakukan pada saat praktik tersebut.

b) Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan


peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki ke dalam wujud produk dalam waktu tertentu sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses
maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap
kualitas suatu produk yang dihasilkan.27

Penilaian produk bertujuan untuk menilai keterampilan


peserta didik dalam membuat produk tertentu sehubungan
dengan pencapaian tujuan pembelajaran di kelas; menilai
penguasaan keterampilan sebagai syarat untuk mempelajari
keterampilan berikutnya; dan menilai kemampuan peserta
didik dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan
dalam mendesain dan menunjukkan inovasi dan kreasi.
Contoh format penilaian produk adalah sebagai berikut.28

Tabel 2.7
Contoh format penilaian produk
No. Tahapan Skor (1-5)
1. Tahap perencanaan

27
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 56
28
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, hal. 4
23

 Kemampuan peserta didik


merencanakan
 Mengembangkan gagasan
 Mendesain produk
2. Tahap proses pembuatan
 Persiapan alat dan bahan
 Teknik pengolahan
 K3 (keselamatan kerja, keamanan dan
kebersihan)
3. Tahap Akhir (Hasil)
 Bentuk
 Kejelasan penyampaian
 Kreatifitas
 Isi

Skor diberikan dengan rentang skor 1-5. Dengan ketentuan


semakin lengkap ketepatan dan kebenarannya maka semakin
tinggi nilainya.29

c) Penilaian Projek

Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui


kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan
pengetahuannya melalui penyelesaian suatu projek dalam
periode/waktu tertentu. Penilaian projek dapat dilakukan
untuk menilai satu atau beberapa KD dalam satu atau
beberapa mata pelajaran. Instrumen tersebut berupa
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan

29
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, hal. 7
24

data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data,


serta pelaporan.30

Penilaian projek bertujuan untuk mengembangkan dan


memonitor keterampilan peserta didik dalam merencanakan,
menyelidiki dan menganalisis projek. Dalam konteks ini
peserta didik dapat menunjukkan pengalaman dan
pengetahuan mereka tentang suatu topik, memformulasikan
pertanyaan dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan,
wisata dan wawancara. Kegiatan mereka kemudian dapat
digunakan untuk menilai kemampuannya dalam bekerja
independen atau kelompok. Produk suatu projek dapat
digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
mengomunikasikan temuan- temuan mereka dengan bentuk
yang tepat, misalnya presentasi hasil melalui visua display
atau laporan tertulis.31

Contoh format penilaian proyek dapat dibuat seperti pada


tabel berikut ini.32

30
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal 57
31
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 57
32
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, hal. 5
25

Tabel 2.8

Contoh format penilaian proyek


Aspek Kriteria dan Skor
1 2 3 4
Isi Mencantu Mencantumka Terdapat tiga Memuat lebih
(penjelasan) mkan n dua kriteria kriteria dari tiga
satu makanan yang makanan kriteria
kriteria halal dan dua yang halal makanan yang
makanan cara memilih dan ada tiga halal dan
yang makanan yang cara memilih terdapat lebih
halal dan halal dan makanan dari tiga cara

Bahasa satu cara


Bahasa bergizi yang
Bahasa yang halal
Bahasa yang memilih
Bahasa yang
memilih
yang digunakan dan bergizi
digunakan makanan
digunakanyang
dapat
makanan
digunakan hanya sedikit dapat halal.
dimengerti, dapat
yang
tidak yang dimengerti, dibaca
halal dan
tertata, dimengerti, dapat dibaca seluruhnya, dan
bergizi
sullit dapat dibaca seluruhnya, sangat rapi dalam
dibaca, dan sebagian, dan namun kurang penataan
kurang rapi sedikit rapi rapi dalam tulisannya
dalam dalam penataan
penataan penataan tulisan
d) Penilaian Portofolio
tulisan tulisan
Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk melakukan
penilaian terhadap aspek keterampilan. Tujuan utama
dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan hasil
karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut diperoleh
sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian
belajar peserta didik, yaitu mencapai kompetensi dasar dan
indikator yang telah ditetapkan. Selain berfungsi sebagai
tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, portofolio
26

juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan kompetensi


peserta didik.33

Tabel 2.9
Contoh format penilaian portofolio
Kriteria
No. SK / KD Periode Tata Kosakata Kelengkapan Sistematika Ket
Bahasa gagasan penulisan
1. Menulis
teks
anekdot,
prosedur
kompleks
2. Membuat
resensi
buku
3. Laporan
hasil
membaca
buku

B. Kurikulum 2013

Pengertian Kurikulum 2013

Secara harfiah, istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin currere yang
berarti berlari di lapangan pertandingan (race course). Menurut pengertian ini,
kurikulum adalah suatu “arena pertandinan” tempat siswa “bertanding” untuk

33
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 56-57
27

menguasai satu atau lebih keahlian guna mencapai “garis finis” yang ditandai
dengan pemberian diplomasi, ijazah atau gelar kesarjanaan.34

Dalam buku yang ditulis oleh Oemar Hamalik, kurikulum didefinisikan


sebagai rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan
standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang
harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu
dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik,
serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta
didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan
tertentu.35

Dari deinisi diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah aktivitas


dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik di
bawah bimbingan sekolah, baik di dalam maupun luar sekolah. Dalam buku
pengembangan dan inovasi kurikulum karya Subandijah, kurikulum secara
operasional didefinisikan sebagai berikut:

1. Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu
sekolah yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
2. Bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh guru dalam
melaksanakan pengajaran untuk siswa-siswanya
3. Suatu usaha untuk menyampaikan asas dan ciri terpenting dari suatu
rencana pendidikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan guru di sekolah
4. Tujuan-tujuan pengajaran, pengalaman belajar, alat-alat belajar dan cara-
cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan

34
Muhammad Ansyar. Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan. (Jakarta:
Prenadamedia Grup). 2015. Hal 24-25
35
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, kerjasama dengan Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia), 2010, hal. 91
28

5. Suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk


mencapai tujuan pendidikan tertentu.36

Dari semua definisi mengenai kurikulum tersebut, secara ringkas dapat


disimpulkan bahwa kurikulum adalah pedoman, pegangan dan bahan yang
dipersiapkan oleh guru yang sudah terstruktur dalam melakasanakan kegiatan
pembelajaran demi tercapainya tujuan pendidikan.37

C. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan
“me” sehingga menjadi “mendidik”, yang artinya memelihara dan memberi
latihan. Selanjutnya, pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.38

Dalam dunia pendidikan, dikenal dua istilah yang hampir sama


bentuknya dan sering dipergunakan, yaitu: pedagogi dan pedagogik. Pedagogi
berarti “pendidikan” sedangkan pedagogik artinya “ilmu pendidikan”.
Pedagogik atau ilmu pendidikan sendri berasal dari kata “pedagogia” dalam
bahasa Yunani yang berarti pergaulan dengan anak-anak.

Para ahli mengemukakan definisi dari pendidikan antara lain:

1. Driyarkara, mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan


manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut
mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda.
2. Dalam Dictionary of education, disebutkan bahwa pendididikan adalah
proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-

36
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. (Jakarta: RajaGrafindo Persada).
1993. Hal
37
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. (Jakarta: RajaGrafindo Persada).
1993. Hal 2
38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Edisi Revisi, 2013, hal. 10
29

bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses


sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih
dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan individu yang
optimum.39
Sedangkan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan
yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan
menyeimbangkan antara Iman, Islam dan Ihsan yang diwujudkan dalam:
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT. Membentuk manusia Indonesia
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dan
berbudi pekerti luhur.
2. Hubungan manusia dengan diri sendiri. Menghargai, menghormati dan
mengembangkan potensi diri yang berlandaskan pada nilai-nilai
keimanan, dan ketakwaan.
3. Hubungan manusia dengan sesama. Menjaga kedamaian dan kerukunan
hubungan inter dan antar umat beragama serta menumbuhkembangkan
akhlak mulia dan budi pekerti luhur.
4. Hubungan manusia dengan lingkungan alam di sekitarnya.40

D. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Menurut Ramayulis, dalam buku yang dikutip oleh Akmal Hawi
dikatakan bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk membentuk
peribadi manusia menjadi pribadi yang mencerminkan ajaran-ajaran Islam dan
bertaqwa kepada Allah, atau “hakikat tujuan pendidikan Islam adalah
terbentuknya insan kamil”.41

39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Edisi Revisi, 2013, hal. 12
40
www.jamarismelayu.com, PA Islam dan Budi Pekerti dalam Pembelajaran Tematik
Terpadu, diakses pada 8 Maret 2018, pukul 7.38.
41
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada), 2013, hal 20
30

Dalam buku paradigma pendidikan Islam yang ditulis oleh Drs.


Muhaimin, M.A, dikemukakan mengenai tujuan dari pendidikan agama Islam:

“meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan


peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman kepada Allah SWT, serta bearkhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.42

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam, dalam hubungannya kepada
Allah SWT, diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya yang
pengamalannya pengamalannya dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan
baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler, serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

E. Hasil Penelitian yang Relevan


1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Karakter Peserta
Didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur, ditulis oleh
Yuda Setiadi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, FITK, UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2015. Penelitian dibuat untuk mencari keefektifan
dari kurikulum 2013 yang diimplementasikan pada pendidikan karakter
peserta didik di sekolah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
penulis terletak pada fokus penelitian yang lebih menekankan kepada
pendidikan karakter siswa yang akan dimasukkan dalam implementasi
Kurikulum 2013. Sedangkan penelitian penulis sendiiri lebih menekankan
dalam penilaian autentik yang ada dalam kurikulum 2013.43

42
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2012. Hal. 78
43
Skripsi dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Karakter Peserta
Didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur, ditulis oleh Yudha Setiadi, 2014.
31

2. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII di


SMP Al-Zahra Indonesia, Pamulang. Ditulis oleh Edi Sutrisna Putra,
Jurusan Pendidikan Agama Islam, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014. Penelitian ini dibuat untuk mencari bagaimana implementasi
pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII di sekolah dan
bagaimana hasil yang didapat dari proses pembelajaran Aqidah Akhlak
tersebut. Perbedaan penelitian yang ditulis oleh Edi Sutrisna Putra dengan
penelitian dari penulis terletak pada variabel yang diteliti, yaitu mengenai
pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII.
Sedangkan pada penelitian milik penulis variabel yang menjadi objek
penelitian adalah penilaian autentik pada kurikulum 2013 dalam
kurikulum 2013.44

3. Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi di


SMA Negeri 94 Jakarta, ditulis oleh Fauziah, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini dibuat untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 pada
mata pelajaran Ekonomi di sekolah tersebut dan mencari tahu hambatan
apa yang didapat oleh guru selaku pengajar di sekolah ketika mengajar
dengan kurikulum 2013. Penelitian yang ditulis oleh Fauziah fokus
penelitiannya masih umum yaitu mengenai implementasi dalam
kurikulum 2013 pada Mata pelajaran ekonomi, sedangkan penelitian milik
penulis fokus penelitiannya tertuju pada penilaian autentik kurikulum
2013 yang diimplementasikan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti.45

44
Skripsi dengan judul Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII
di SMP Al-Zahra Indonesia, Pamulang, ditulis oleh Edi Sutrisna Putra, 2014
45
Skripsi dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA
Negeri 94 Jakarta, ditulis oleh Fauziah, 2015
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, yang
berlokasi di Jalan Lingkar Selatan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan. Pemilihan sekolah tersebut sebagai tempat penelitian dikarenakan
sudah menggunakan kurikulum 2013 sebagai kurikulum di sekolahnya sejak
tahun 2015 sampai sekarang sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempa
penelitian.
Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan
dan persiapan instrumen, uji coba instrumen penelitian yang dilanjutkan
dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentan
waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 1 (satu) bulan, dengan
jadwal kegiatan sebagai berikut:
1. Observasi lapangan ke sekolah di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta tanggal
16 Oktober 2017
2. Wawancara tanggal 22 Februari 2018 dan 20 Maret 2018

B. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode observasi
yang akan dilakukan adalah observasi langsung dengan cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat
standar lain untuk kepentingan tersebut. Dalam observasi ini peneliti

32
33

tidak ikut terlibat langsung di dalam kehidupan orang yang diobservasi


dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat.1
Objek penelitian yang akan diobservasi adalah orang-orang yang
memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang kurikulum di sekolah,
yaitu wakil kepala sekolah bidang kurikulum, serta guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang mengajar di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta. Selain itu kondisi sekolah tempat dilakukannya
penelitian juga menjadi observasi ditambah dengan aktivitas guru dan
murid di dalamnya.

2. Wawancara
Dalam penelitian yang akan dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
ini akan menggunakan wawancara tidak tersetruktur. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.2
Dalam teknik wawancara tak terstruktur ini, wawancara berbentuk dialog
dengan informan, dengan tetap berpatokan kepada sejumlah pertanyaan
yang telah disiapkan.3
Wawancara yang dilakukan akan menjadikan orang yang faham
mengenai kurikulum di sekolah tersebut yaitu wakil kepala sekolah
bidang kurikulum dan juga guru mata pelajaran pendidikan agama Islam
di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Guru yang diwawancarai satu orang
dari tiga orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.

1
UIN Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kuguruan Univeritas
Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Press, 2015, hal. 66
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2014,
hal. 233-234
3
Op.cit., hal. 67
34

3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang menggunakan sumber
penelitian non manusia, sumber ini adalah sumber yang bermanfaat
sebab telah tersedia sehingga akan relatif murah pengeluaran biaya untuk
memperolehnya, serta sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin
situasi/kondisi yang sebenarnya dan dapat dianalisis secara berulang-
ulang dengan tidak mengalami perubahan.4

C. Prosedur Pengumpulan Data


Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagi sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi).
Data merupakan bahan yang belum diolah atau dapat disebut juga bahan
mentah yang berkaitan dengan fakta. Sumber dan jenis-jenis data terbagi
menjadi:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pemimpin
formal seperti wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMP Bakti Mulya
400 Jakarta, dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti yang mengajar di sekolah tersebut.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian, namun berbeda
dengan data primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari data-
data yang sudah ada pada proses implementasi kurikulum 2013 seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), format penilaian sikap siswa,
pengetahuan dan juga keterampilan. Selain itu juga dapat ditambahkan
dengan data-data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian.

4
UIN Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kuguruan Univeritas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Press, 2015, hal. 66
35

D. Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan keabsahan data dilakukan untuk mengecek valid atau
tidaknya hasil penelitian yang didapat di lapangan selama pelaksanaan. Dalam
penelitian yang akan dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Pemeriksaan
keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik berikut ini:

1. Perpanjangan keikutsertaan
Melalui teknik ini penulis dapat menguji ketidakbenaran informasi yang
diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari
responden, dan membangun kepercayaan subjek sehingga dapat dipastikan
apakah konteks itu difahami dan dihayati atau tidak.
2. Ketekunan pengamatan
Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari
dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi
Yaitu merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan
dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, yaitu dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.5

E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara. Wawancara dilaksanakan terhadap wakil kepala sekolah bidang
kurikulum. Wawancara juga akan dilakukan pada guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Waawancara yang dilakukan untuk mengetahui pemahaman guru mengenai

5
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001) hal. 185
36

penilaian autentik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedomannya.
Selain untuk mengetahui pemahaman guru mengenai penillaian
autentik yang menggunakan kurikulum 2013, wawancara dilakukan untuk
mengetahui proses implementasi penilaian autentik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang menggunakan kurikulum 2013
serta faktor yang menghambat dan mendukung dalam implementasi penilaian
autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Dari pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun oleh peneliti, responden menjawab pertanyaan yang telah
ditentukan.
Kisi-kisi wawancara yang akan dilakukan disusun dan dikembangkan
dari dua variabel utama yang hendak dicapai. Sebagaimana dituliskan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Tempat penelitian : SMP Bakti Mulya 400 Jakarta


Waktu : Januari-Juli 2018

Fokus Tujuan Pertanyaan Variabel Sub Teknik yang Sumber


Penelitian Penelitian Penelitian Variabel digunakan Data
Implementa  Pemaham  Bagaimana  Permendikb  Mekanism  Wawancara  Wakil
si penilaian an guru cara guru ud No. 23 e penilaian  Observasi kepala
autentik mengenai dalam Tahun 2016 dalam sekolah
kurikulum penilaian merumuska tentang standar bidang
2013 pada autentik n KKM Standar penilaian kurikulu
mata kurikulum pada ata Penilaian pendidika m
pelajaran 2013 pada pelajaran Pendidikan n  Guru
Pendidikan mata Pendidikan mata
Agama pelajaran Agama pelajaran
Islam dan Pendidika Islam dan PAI
Budi n Agama Budi
Pekerti di Islam dan Pekerti
SMP Bakti Budi
Pekerti
37

Mulya 400  penilaian  Analisis  Guru mata


Jakarta yang dokumen pelajaran
dilakukan  Observasi PAI
oleh guru
sudah
shahih
(sesuai
dengan
indikator)

 Bagaimana  Wawancara  Guru mata


cara guru  Analisis pelajaran
melakukan dokumen PAI
penilaian
dengan adil,
terbuka,
terpadu dan
sistematis?

 cara guru  Prinsip  Wawancara  Guru mata


merumuska penilaian pelajaran
n penilaian dalam PAI
autentik standar
pada RPP? penilaian
pendidika
n

Implementa  Bagaimana  Permendikb  Prosedur  Wawancar  Dokumen


si penilaian guru ud No. 22 penilaian a penilaian
autentik melakukan Tahun 2016 dalam  Observasi siswa
kurikulum penilaian tentang Standar  Analisis  Guru
2013 pada sikap Standar Penilaian dokumen mata
mata spiritual? Proses Pendidik pelajaran
pelajaran  Berapa pendidikan an PAI
Pendidikan persen dasar dan
Agama aspek sikap menengah
Islam dan berkontribu  Permendikb
Budi si pada ud No. 23
Pekerti penilaian Tahun 2016
akhir tentang
siswa? Standar
Penilaian
Pendidikan
 Bagaimana  Permendikb  Prosedur  Wawancar  Dokumen
guru ud No. 23 Penilaian a penilaian
melakukan Tahun 2016 dalam  Observasi siswa
penilaian tentang Standar  Analisis  Guru
aspek Standar Penilaian dokumen mata
pengetahua Penilaian Pendidika pelajaran
n? Pendiidkan n PAI
38

 Bagaimana  Permendikb  Prosedur  Wawancara  Dokumen


guru ud No. 23 Penilaian  Analisis penilaian
melakukan Tahun 2016 dalam dokumen siswa
penilaian tentang Standar  Observasi  Guru
aspek Standar Penilaian mata
keterampila Penilaian Pendidika pelajaran
n? Pendidikan n PAI

 Bagaimana  Permendikb  Penilaian  Analisis  Dokumen


guru ud No. 23 oleh dokumen penilaian
merumuska Tahun 2016 satuan  Observasi siswa
n penilaian pendidika  Guru
akhir siswa n dalam mata
pada rapot? Permendik pelajaran
bud No. PAI
23 Tahun
2016
 Mengetah  Apa saja    Wawancara  Guru
ui faktor yang mata
yang menjadi pelajaran
mendukun faktor PAI
g dan mendukung
mengham dan
bat menghamba
implement t
asi implementa
penilaian si penilaian
autentik autentik
kurikulum kurikulum
2013 pada 2013 pada
mata mata
pelajaran pelajaran
Pendidika Pendidikan
n Agama Agama
Islam dan Islam dan
Budi Budi
Pekerti di Pekerti di
SMP Bakti SMP Bakti
Mulya 400 Mulya 400
Jakarta. Jakarta

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi
sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan, tertutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau definisi lain
dari analisis data yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menubah data hasil dari
39

penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil


kesimpulan.6

Analisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini akan menjadikan
hasil temuan data yang diperoleh di lapangan baik itu melalui observasi,
wawancara, dokumentasi, hasil dokumen lainnya seperti lembaran penilaian
siswa yang kemudian diringkas dan dianalisis bagaimana hasilnya untuk
kemudian dapat disimpulkan.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui implementasi penilaian
autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di SMP Bakti Mukya 400 Jakarta, maka data yang akan diolah
menggunakan metode deskriptif yaitu melaporkan data dengan cara
menerangkan , memberi gambaran dan mengklasifikasikan data terkumpul apa
adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.

6
Pengertianku.net, Pengertian Analisis Data dan Tujuannya, diakses pada 23 Februari
2018. Pukul 10.01
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Dalam buku yang berjudul Paparan Program SMP Bakti Mulya
400 tahun pelajaran 2016/2017 disebutkan bahwa SMP Bakti Mulya 400
Jakarta berdiri 20 Juli 1985 atau tepat berusia 31 tahun. Dilihat dari
usianya yang lebih dari seperempat abad, SMP Bakti Mulya 400 muncul
dengan liku-liku sejarahnya tersendiri.1
Selanjutnya dijelaskan lebih lanjut mengenai perjalanan Sekolah
yang pada tanggal 30 September 1983 telah ditandatangani surat perjanjian
kerjasama dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan
Yayasan Pondok Mulya. Yayasan keluarga 400 merupakan organisasi
yang menghimpun ex Tentara Pelajar Batalyon 400 Brigade 17.
Sedangkan Yayasan Pondok Mulya adalah yayasan pengelola Real Estate
Pondok Indah. Dalam rangka kerjasama tersebut, lahirlah Badan Kerja
Sama Pendidikan Pondok Mulya Ikatan 400 disingkat BKSP Pondok
Mulya 400-Ikatan Keluarga 400.2
Disamping itu keputusan kerja sama tersebut merupakan
kesepakatan bersama untuk ikut berperan serta dalam menopang kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan melalui usaha penyediaan fasilitas yang
menampung anak-anak usia sekolah. Selanjutnya dalam usaha kerja sama
tersebut menggunakan nama Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok
Mulya – Ikatan Keluarga 400.3
Pada waktu diadakan akreditasi sekolah oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, disepakati nama yang lebih praktis, yaitu

1
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 4
2
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 4
3
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 4-5

40
41

Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti Mulya 400, disingkat menjadi BKSP
Bakti Mulya 400.
Selain itu BKSP Bakti Mulya 400 juga mempunya motto,
“Berbakti Pada Nusa dan Bangsa seumur Hidup”. Motto ini dilandasi
idealisme dan bermodal patriotisme dengan meyakini bahwa pendidikan
merupakan “human investment” yang mempunyai jangkauan jauh di
masa depan.4
2. Visi dan Misi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Untuk merealisasikan visi dan misi Yayasan BKSP Bakti Mulya 400
Jakarta perlu dirumuskan visi dan misi. Visi SMP bakti Mulya 400 yaitu
Membentuk insan berakhlak mulia, berilmu, beriman dan berkompetensi
global, selain itu SMP Bakti Mulya 400 mempunyai misi mewujudkan
pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas
internasional yang diwujudkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan
kependidikan, pembiayaan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar,
penilaian, dan kompetensi lulusan.5
3. Tujuan SMP Bakti Mulya 400
a. Tujuan Umum
SMP Bakti Mulya 400 mempunyai tujuan pendidikan yang ingin
dicapai yaitu membentuk insan pancasila yang sehat jasmani-
rohaninya, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan terampil,
berbudi pekerti luhur, kuat kepribadiannya, tebal semangat
kebangsaannya dan mencintai tanah airnya, sehingga dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa.6
b. Tujuan Khusus

4
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 5
5
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 3
6
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 6
42

Selai tujuan umum, SMP Bakti Mulya 400 juga mempunya tujuan
khusus diantaranya adalah:
1) Membentuk komunitas belajar yang mandiri cerdas dan
berkeadaban (civic values)
2) Menerapka menajemen sekolah yang transparan dan akuntabel
3) Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan
teknologi, berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian
mandiri secara intelektual, emosional dan spiritual
4) Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan (community based learning)
5) Membangun pusat pengembangan inovasi pendidikan7

4. Struktur Organisasi SMP Bakti Mulya 400


a. Kepala dan wakil kepala sekolah
Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dijabat oleh Ir.
Masdiko Indra, sedangkan wakil kepala bidang kurikulum dijabat oleh
Sito, S.Pd, staf kurikulum olehRike Anwari Fuady, S.Si, dan wakil
kepala bidang kesiswaan dijabat oleh Usman Jamhuri, S.Ag.
b. Wali Kelas
Wali kelas adalah guru yang menjadi wakil di kelas tersebut dan pada
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta sendiri ada 9 kelas yang tiap-tiap
kelasnya diwakili oleh para wali kelas. Wali kelas VII.1 adalah C.
Dewi Pangalila, S.H, wali kelas VII.2 Ir. H. Bondi Robiarso, wali
kelas VII.3 Novitri Riyani, S.Pd, wali kelas VIII.1 Sovia Andriani,
S.E, wali kelas VIII.2 Sobari, S.Ag, wali kelas VIII.3 Asih Budianti,
S.Pd, wali kelas IX.1 Epih Syarifah, S.Pd, wali kelas IX.2 Yenis
Herdiani, S.Si, dan wali kelas IX.3 Dyah Ratnawiati, S.Pd.8

7
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 6-7.
8
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 8
43

c. Tata Usaha
Pada bagian tata usaha yang mengatur dan mengelola keuangan
sekolah, mempunyai susunan jabatan sebagai kepala tata usaha adalah
Mohamad Janaka Jachja, S.E, bagian keuangan oleh Nur Evi Yani,
S.E, bagian administrasi oleh Heru Tri, dan bagian perpustakaan
dipegang oleh Ratih Agustin Kusuma Wardani, S.Pd.9
d. Koordinaror Program
Koordinator untuk masing-masing program di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta dipegang oleh orang yang berpengalaman dalam bidangnya.
Pada bagian majalah Karisma dan Mading dipegang oleh Novitri
Riyani, S.Pd, bagian ekstrakurikuler oleh Eko Julianto, S.Pd, bagian
lab. Bahasa oleh Epih Syarifah, S.Pd, BP/BK dipegang Drs. Yatim,
bagian UKS Sovia Andriani, S.E, bagian Lab. Tata Boga oleh Dina
Astilia, S.Pd, bagian FLS2N/O2SN oleh Novini Nilakusumah, S.S,
dan bagian dipegang oleh OSN Edy Hermawan, M.Si10
e. Koordinator Mata Pelajaran
Tiap mata pelajaran di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta mempunyai
masing-masing koordinatornya. Untuk koordinator Agama Islam
PKn, & BP/BK dipegang oleh C. Dewi Pangalila, S.H, Bahasa
Indonesia oleh Dyah Ratnawiati, S.Pd, Bahasa Inggris oleh Epih
Syarifah, S.Pd, Matematika dan Komputer oleh Sobari, S.Ag, IPA
oleh Yenis Herdiani, S.Si, dan koordinator Seni, Penjas, dan Mulok
dipegang oleh Drs. Yatim.11

B. Pemahaman Guru Tentang Penilaian Autentik Kurikulum 2013


1. Perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal Oleh Guru
Proses pembelajaran yang dilakukan di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta pada awalnya masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

9
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 8
10
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 8
11
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 9
44

Pendidikan sebagai kurikulum yang digunakan di sekolah. Namun setelah


ada kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang baru, kurikulum di sekolah
ini berganti menjadi kurikulum 2013. Pata mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti, Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM
nya adalah 76.12
Menurut Bapak Sito selaku Wakli Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum, Kriteria Ketuntasan Mininal atau KKM 76 didapatkan dari
intake (karakteristik peserta didik) bagi peserta didik baru yang akan
masuk ke SMP dengan melihat hasil dari nilai rata-rata rapor SD, dan nilai
hasil ujian saat masuk SMP.13
Selain itu juga dengan memperhatikan kompleksitas atau
karakteristik dari mata pelajaran yaitu guru melakukan rapat dengan
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), serta dengan memperhatikan
Kompetensi Satuan Pendidikan (daya dukung). Dari ketiga cara tersebut
nantinya hasilnya kan dirata-ratakan dan diperoleh Kriteria Ketuntasan
Minimal sebesar 76.14
Perumusan pembuatan Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM
bila dilihat dari panduan penilaian autentik Kurikulum 2013 SMP Permen
No. 23 Tahun 2016 maka seperti ini perinciannya:15

Tabel 4.1
Kriteria dan skala penetapan KKM
Aspek yang Kriteria dan Skala Penilaian
Dianalilis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah

12
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2018, pukul 11.17
13
Wawancara dengan Bapak Sito, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 22 Februari 2018, pukul 09.36
14
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2018, pukul 11.17
15
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016
45

<65 65-79 80-100


Daya dukung Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 <65
Intake peserta didik Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 <65

Sedangkan untuk perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal untuk


pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya
400 Jakarta, besaran masing-masing untuk lompleksitas, daya dukung, dan
intake peserta didik tidak diketahui. Guru hanya menyebutkan bahwa
Kriteria Ketuntasan Minimal adalah sebesar 76.16
2. Perancangan Penilaian Autentik Terhadap Siswa
Sebelum memberikan penilaian terhadap siswa, guru terlebih
dahulu merancang bentuk penilaian autentik. Menurut penjelasan dari
Bapak Aji Bandi selaku guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
di SMP Mulya 400 Jakarta, guru melihat dari adanya Kompetensi Inti pada
Rencana Pelaksanan Pembelajaran. Di dalam Kompetensi Inti itu terdapat
empat Kompetensi Inti, yaitu Kompetensi Inti 1 tentang sikap spiritual,
Kompetensi Inti 2 tentang sikap sosial, Kompetensi Inti 3 tentang
pengetahuan atau kognitif, dan Kompetensi Inti 4 tentang Keterampilan
atau Psikomotorik.17
Selanjutnya menurut Bapak Aji Bandi, dari tiap Kompetensi Inti
tersebut dirumuskan penilaian yang sesuai dengan fokus dari Kompetensi
Inti tersebut. Misalnya apabila Kompetensi Inti 1 dan 2 berbicara tentang
penilaian sikap, maka guru akan membuat penilaian terhadap siswa yang
dalam hal ini berkaitan dengan materi Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.18

16
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2018, pukul 11.17
17
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.17
18
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.17
46

Guru akan membuat format penilaian dalam bentuk observasi yang


dilakukan untuk menilai siswa dalam kegiatan mereka beribadah di
sekolah. Seperti pada saat siswa sedang melaksanakan shalat Dzuhur
secara berjamaah, guru menilai siswa dari shalatnya. Namun ada nilai
tambah bagi siswa yang melaksanakan shalat sunnah selain shalat wajib
pada saat di sekolah.19
Menurut penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Aji Bandi,
penilaian yang dilakukan oleh guru pada kompetensi Inti 1 ini apabila ada
siswa yang melaksanakan shalat sunnah diluar shalat wajib saat di sekolah
maka akan mendapatkan nilai tambah dalam penilaiannya. Menurut
narasumber, kebanyakan siswa dalam penilaian sikap spiritualnya adalah
di tengah-tengah.20
“Ketika misalkan saat sholat, bukan sholat wajib yang kita
utamakan, contoh pada saat sholat dzuhur, itu kita anggap sama
semuanya (mendapatkan nilai 76) tapi ada anak yang
melaksanakan sholat sunnah sebelum dzuhur, sholat sunnah
sesudah dzuhur, dia baca sholawat, dia dzikir, kita tinggal tandain
aja anak yang melakasanakan sholat sunnah tadi (mendapatkan
nilai +) dan nanti pada penilaian spiritual kita lebihkan nilainya,
tentu dengan kriteria dan rumusan yang ada.”21

Penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Aji Bandi selaku guru


mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mengenai
ekstrim kiri dan ekstrim kanan yaitu bila ekstrim kiri siswa mendapatkan
nilai yang rendah, sedangkan ekstrim kanan berarti siswa mendapatkan
nilai yang sangat tinggi. Sedangkan rata-rata siswa mendapatkan nilai
pertengahan (baik) atau bila digambarkan dalam bentuk nominal
mendapatkan nilai 8.22

19
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.18
20
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.18
21
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20.
22
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
47

Di samping itu menurut Bapak Aji Bandi, pada penilaian


Kompetensi Inti 3 tentang aspek kognitif atau pengetahuan, guru akan
merancang soal dalam bentuk pilihan ganda, dan esai. Untuk Kompetensi
Inti 4 menurut Bapak Aji Bandi karena pada bagian Kompetensi Inti 4 ini
berbicara mengenai aspek psikomotorik atau keterampilan, penilaian pada
Kompetensi Inti 4 dibuat berupa tugas untuk membuat bahan atau produk
karya yang memuat materi dari pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti yang nantinya ditugaskan kepada siswa.23
Biasanya dalam penilaian psikomotorik yang dilakukan oleh guru,
guru akan memberikan waktu lebih lama dari penilaian yang lainnya
dikarenakan siswa harus membuat karya atau produk yang mengandung
pesan dan materi yang diajarkan dalam pelajaran.
Dari pengamatan penulis, perancangan penilaian autentik untuk
siswa kelas 7 sudah berjalan dengan baik, dengan memperhatikan kaidah
dari kurikulum 2013 seperti dengan adanya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, pembuatan soal-soal beserta instrumen penilaiannya untuk
tiap Kompetensi Dasar, beserta dengan rubrik penilaiannya.
Selain kelas 7, kelas yang sudah menggunakan kurikulum 2013
dalam pembelajarannya adalah kelas 8. Pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013, tetapi pelaksanaannya tak sebaik pelaksanaan pada kelas
7.
Berikut adalah penilaian autentik siswa dengan istrumen
penilainnya untuk siswa kelas 7:24
Tabel 4.2
Aspek penilaian dan instrumen penilaian siswa
No Aspek Penilaian Instrumen Penilaian
1. Sikap Penilaian diri, penilaian teman sebaya

23
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
24
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
48

2. Pengetahuan Tes tertulis dan lisan


3. Keterampilan Penilaian unjuk kerja, penilaian project
dan jurnal

Pada kelas 8, pelaksanaan kurikulum tidak sepenuhnya berjalan


dengan maksimal, dikarenakan guru tidak membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar serta
instrumen penilaian dengan format dan rubrik penilaiannya. Penilaian
siswa hanya berbentuk tes tulis seperti pilihan ganda dan esai yang diambil
langsung dari buku paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas
8.
Selain itu, penilaian autentik tiap aspek pada siswa seperti pada
aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dilakukan dengan
menggunakan tabel penilaian berisikan daftar nama siswa dan nilai yang
didapatkannya.
Menurut buku yang ditulis oleh Mulyasa, penilaian kurikulum
harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh
dan proporsional, sesuai dengan kompetensi inti yang telah
ditentukan.penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan ujian
tulis, lisan dan daftar isian pertanyaan. Penilaian aspek keterampilan dapat
dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas,
serta penilaian oleh peserta didik sendiri. Adapun penilaian aspek sikap
dapat dilakukan dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) dari diri
sendiri, dan daftar isian sikap yang disesuaikan dengan kompetensi inti.25
Berdasarkan pengamatan penulis, pelaksanaan penilaian autentik
dengan kurikulum 2013 berjalan dengan baik di kelas 7 karena guru sudah
membuat dan menerapkan penilaian siswa seperti dari adanya penilaian
tiap aspek hingga rubrik penilaian yang dibuat untuk krtiteria dari masing-
masing penilaian, dan kurang berjalan dengan baik di kelas 8 karena

25
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung), 2015, hal. 137.
49

kurangnya pemahaman guru dalam merumuskan perencanaan


pembelajaran, instrumen penilaian dan rubrik penilaian untuk siswa.

3. Prinsip Dalam Melakukan Penilaian Autentik


Proses penilaian autentik yang dilakukan terhadap siswa dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta juga memiliki prosedur dalam membuat penilaian yang
sesuai dengan prinsip penilaian. Penjelasan dari Bapak Aji Bandi ketika
ditanya bagaimana mengenai penilaian yang diberikan kepada siswa
apakah sudah sesuai dengan prinsip penilaian.
Menurut Bapak Aji Bandi, penilaian yang dilakukan harus objektif
dan harus didukung dengan data-data yang ada. Penilaian yang dilakukan
juga harus berasaskan keadilan dan juga transparan. Menurut Bapak Aji
Bandi, penilaian harus dilakukan dengan adil karena semua penilaian ada
rumus dan bobot dalam penilaiannya.26
Contohnya dalam penilaian kognitif penilaiannya itu dilakukan
dengan penilaian tes, seperti dengan pilihan ganda dan esai. Dan untuk esai
guru mempunyai cara melakukan penilaian tersendiri, yaitu menilai
jawaban yang paling mendekati benar. Contohnya ketika ada anak yang
pada jawaban esainya masih kurang lengkap maka akan diberi nilai 4, dan
untuk anak yang jawaban esainya lengkap dan jelas akan diberi nilai 5. 27
Selanjutnya menurut Bapak Aji Bandi semua penilaian yang sudah
dilakukan nantinya akan diolah dan diinput ke dalam komputer untuk
mendapatkan nilai akhir, baik itu penilaian sikap, penilaian kognitif
maupun penilaian keterampilan. Selain itu, Penilaian juga dilakukan
secara sistematis yakni mengikuti langkah-langkah yang ada, melihat
kompetensi dasar dan indikator ketercapaian kompetensi dasar, dan

26
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
27
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.25
50

ditentukan juga teknik penilaian beserta instrumen penilaian yang akan


digunakan.28
Bila dilihat dari sudut pandang prinsip penilaian yang sesuai
dengan kurikulum 2013, prinsip penilaian autentik harus berdasarkan pada
prinsip-prinsip seperti shahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh
dan berkesinambungan, serta sistematis. Pelaksanaan penilaian autentik
harus berdasarkan prinsip tersebut untuk memberikan kualitas penilaian
yang baik dan juga maksimal.29
Pelaksanaan penilaian autentik di sekolah ini bila dilihat dari
prinsip penilaian tersebut belum sepenuhnya berjalan dengan baik, karena
masih ada kelas yang belum menerapkan penilaian autentik secara benar
dan hanya menilai dengan penilaian biasa tanpa membuat rubrik penilaian
siswa, yang ada pada kelas 8, sedangkan untuk kelas 7 penilaian autentik
sudah sesuai dengan prinsip penilaian walau belum sepenuhnya berjalan
maksimal.

Proses pelaksanan penilaian autentik terhadap siswa di sekolah ini


sudah berjalan dengan baik untuk kelas 7 walau belum sepenuhnya
maksimal. Dikarenakan guru mata pelajarannya paham bagaimana
membuat dan merumuskan penilaian autentik siswa. Mulai dari pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sampai perumusan penilaian autentik
siswa, hingga rubrik penilaian siswa. Sedangkan untuk kelas 8 masih
belum berjalan dengan baik karena tidak adanya pembuatan penilaian dari
tiap Kompetensi Inti yang, kebanyakan hanya menggunakan jenis soal
pilihan ganda dan esai, serta tidak adanya pembuatan rubrik penilaian
siswa. Soal yang diberikan kepada siswa rata-rata dari buku paket
pelajaran kelas 8.

28
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.25
29
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
51

C. Implementasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran


Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti

1. Penilaian Aspek Sikap


Pada aspek sikap, penilaian yang dilakukan kepada siswa
menggunakan pengamatan langsung terhadap siswa ketika sedang
melakukan kegiatan keagamaan seperti saat sedang shalat Dzuhur secara
berjamaah. Penjelasan yang dikemukakan oleh Bapak Aji Bandi adalah
siswa akan dilihat bagaimana dia melakukan kegiatan kegamaan di
sekolah. Bila di sekolah setiap waktu Dzuhur siswa melaksanakan shalat
wajib secara berjamaah, maka penilannya standar.30
Namun apabila siswa melaksanakan salat sunnah, maka akan
menjadi nilai plus baginya, ataupun juga ketika dia membaca Al-Qur’an
setelah selesai shalat. Selain itu, menurut Bapak Aji Bandi penilaian aspek
seperti dalam pelaksanaan kegiatan shalat Dzuhur, siswa yang dalam
pelaksanaan shalatnya baik (bercanda ketika shalat) maka akan diberikan
catatan-catatan kecil dalam penilaian, sedangkan siswa yang pelaksanaan
shalatnya baik dan ditambah dengan shalat sunnah, membaca Al-Qur’an
atau ibadah yang lain, akan mendapatkan nilai tambah.31
Selain itu penilaian aspek sikap yang dilakukan menggunakan
penilaian antar teman, yaitu siswa menilai temannya sendiri mengenai
sikap positif yang diharapkan ada dalam format penilaian tersebut.
Penilaian antar teman diisi dengan memberikan tanda ceklis pada kolom
ya atau tidak terkait sikap yang dilakukan yang ada dalam format penilaian
yang telah diberikan oleh guru.
Nantinya penilaian aspek sikap yang telah dilakukan baik penilaian
observasi maupun penilaian antar teman akan dimasukkan ke dalam
format penilaian yang sudah disiapkan oleh guru. Penilaian aspek sikap

30
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
31
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
52

sendiri didapatkan dari guru Pendidikan Agama Islam, guru Bimbingan


Konseling, dan wali kelas. Namun selain guru-guru tersebut, mereka juga
bisa mendapatkan masukan dari guru lainnya maupun tenaga
kependidikan di sekolah mengenai perkembangan perilaku siswa di
lingkungan sekolah.32
Penilaian aspek sikap sendiri dituliskan dalam bentuk deskripsi
yang berisikan penjelasan mengenai capaian yang telah didapatkan siswa
selama di sekolah. Selain itu, penilaian aspek sikap mempunyai 40 persen
kontribusi pada penilaian akhir siswa, sisanya adalah penilaian aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan yang masing-masing sebanyak 30
persen.33
Dalam pelaksanannya, penilaian aspek sikap terhadap siswa yang
dilaksanakan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada kelas 7 (tujuh) sudah
berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan instrumen penilaian
sikap terhadap siswa, yakni instrumen penilaian sikap spiritual dan sikap
sosial. Instrumen penilaian sikap spiritual dibuat dengan berisikan
aktivitas spiritual yang mungkin dilakukan oleh siswa dalam format
penilaian tersebut. Sedangkan instrumen penilaian aspek sikap sosial
berisikan sikap sosial siswa terhadap diri sendiri dan temannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Berikut ini merupakan beberapa contoh format penilaian aspek
sikap spiritual dan sikap sosial terhadap siswa di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.34

32
Wawancara dengan Bapak Sito, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 22 Februari 2018, pukul 09.36
33
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
34
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti paada
kelas VII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
53

Tabel 4.3
Instrumen penilaian sikap spiritual
Nama Siswa :
Kelas/Semester : VII / Satu
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Pilihan Skor
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1. Meyakini bahawa
tidak semua ayat Al-
Qur’an merupakan
wahyu Allah SWT
2. Meyakini bahwa
semua ilmu bersumber
dari Allah SWT
3. Meyakini bahwa
semua ilmu
memberikan kebaikan
4. Memahami kandungan
Al-Qur’an dan
mengamalkannya
tidak ada kaitannya
dengan keimanan
seorang Muslim
5. Mampu membaca Al-
Qur’an bukanlah suatu
keharusan bagi
seorang Muslim
6. Meyakini bahawa
Allah SWT
54

memuliakan orang
yang berilmu
Jumlah Skor
Keterangan Nilai Nilai Akhir
Pilihan: Positif Negatif
Selalu = Skor 4 Skor 1
Sering = Skor 3 Skor 2 Skor yang diperoleh:
Kadang2 = Skor 2 Skor 3 ___________ X 4 = ....
Tidak pernah=Skor 1 Skor 4
Catatan :

Tabel 4.4
Instrumen penilaian sikap sosial
Nama Siswa :
Kelas/Semester : VII / Satu
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Pilihan Skor
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1. Memiliki semangat
tinggi dalam menuntut
ilmu
2. Sungguh-sungguh
dalam belajar
3. Mengajarkan ilmu
kepada orang lain yang
membutuhkan
4. Mudah menjawab
ketika lelah
55

5. Tidak membanggakan
diri karena ilmu yang
dimiliki
6. Tidak membeda-
bedakan pergaulan
atas dasar tingkat
kepandaian
Jumlah Skor
Keterangan Nilai Nilai Akhir
Pilihan: Positif Negatif
Selalu = Skor 4 Skor 1
Sering = Skor 3 Skor 2 Skor yang diperoleh:
Kadang2 = Skor 2 Skor 3 ___________ X 100 = ....
Tidak pernah=Skor 1 Skor 4
Catatan :

Tabel penilaian tersebut adalah instrumen penilaian sikap yang ada


pada kelas 7, sedangkan untuk kelas 8 guru tidak membuat instrumen
untuk penilaian sikap. Penilaian sikap untuk kelas 8, guru hanya
mengawasi siswa dalam berperilaku di lingkungan sekolah dan dicatat
yang nantinya akan dimasukkan ke dalam penilaian di rapot pada akhir
semester yang akan diserahkan kepada orang tua siswa.

2. Penilaian Aspek Pengetahuan


Penilaian aspek pengetahuan merupakan penilaian yang ada dalam
Kompetensi Inti 3 pada kurikulum 2013. Pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, penilaian
aspek kognitif atau pengetahuan dilakukan dengan menggunakan metode
tes berupa pilihan ganda dan esai. Guru membuat soal-soal dalam bentuk
pilihan ganda dan esai yang nantinya akan diberikan kepada siswa dan
56

harus dijawab dengan jawaban yang benar sesuai dengan materi pada
pelajaran yang sedang dibahas.35
Kriteria penilaian aspek pengetahuan yang dilakukan oleh guru
berbeda baik pilihan ganda maupun esai. Untuk pilihan ganda masing-
masing soal yang dijawab dengan jawaban yang benar maka akan
mendapatkan nilai 1 (satu). Untuk esai maupun tugas tertulis lainnya guru
memiliki kriteria terhadap jawaban yang benar. Untuk jawaban dengan
penjelasan yang lengkap dan tepat maka guru akan memberikan nilai 5
(lima), untuk jawaban dengan penjelasan yang baik namun kurang lengkap
maka akan mendapatkan nilai 4 (empat), untuk jawaban dengan penjelasan
yang lengkap namun ada sedikit kesalahan dalam penjelasannya maka
akan mendapatkan nilai 3 (tiga), untuk penjelasan yang kurang lengkap
dan sedikit jawaban yang ia jelaskan maka akan mendapatkan nilai 2 (dua),
dan untuk penjelasan yang sedikit dan ada kesalahan dalam penjelasannya
maka akan mendapatkan nilai 1 (satu).
Dalam pelaksanannya, penilaian aspek kognitif atau pengetahuan
yang ada di sekolah ini selain menggunakan instrumen soal berupa pilihan
ganda dan esai, juga menggunakan instrumen lainnya seperti teknik
penilaian lisan dengan guru sebagai penilaianya. Berikut ini adalah
instrumen dalam penilaian pengetahuan pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti.36

Tabel 4.5
Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Kompetensi Dasar : Memahami kandungan QS. AL-
Mujadalah ayat 11, dan QS. Ar-Rahman ayat 33, dan hadits terkait
tentang menuntut ilmu

35
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
36
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.29
57

Indikator : Menerjemahkan QS. AL-Mujadalah ayat


11, dan QS. Ar-Rahman ayat 33, dan hadits terkait tentang menuntut
ilmu

Teknik Penilaian : Tes Lisan


Penilai : Guru
No. Indikator Instrumen
1. Menerjemahkan QS. Ar-Rahman ayat 33 Terjemahkan QS. Ar-
Rahman ayat 33 berikut
ini!
2. Menerjemahkan QS. Al-Mujadalah ayat Terjemahkan QS. Al-
11 Mujadalah ayat 11
berikut ini!
3. Menerjemahkan salah satu Hadits yang Terjemahkan hadits
berkeitan dengan ilmu pengetahuan tentang menuntut ilmu
di bawah ini!
4. Menjelasakan kesimpulan makna QS. Jelaskan kandungan
Al-Mujadalah ayat 11 makna QS. Al-
Mujadalah ayat 11!

Tabel 4.6

Kunci Jawaban tes lisan aspek pengetahuan

No. Jawaban
1. Wahai sekalian Jin dan Manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu).
2. Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
58

3. Dari Anas bin Malik, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,


“Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim”. (H.R Ibnu Majah)
4. Allah SWT akan meninggikan derajatnya orang-orang yang
beriman dan yang bertaqwa.

Tabel 4.7
Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan
Soal Tertulis
Nama Siswa :
Kelas/Semester :
Materi : Shalat Berjamaah
Teknik Penilaian : Soal Tertulis

1. Apakah yang dimaksud shalat berjamaah?


2. Apakah hukum melaksanakan shalat berjamaah?
3. Apakah keutamaan melaksanakan shalat berjamaah?
4. Sebutkan syarat-syarat melaksanakan shalat berjamaah!
5. Sebutkan macam-macam makmum!

Selain dengan membuat instrumen seperti diatas, guru juga


membuat soal seperti pilihan ganda dan esai. Dan untuk penilaian aspek
pengetahuan di sekolah ini rata-rata guru lebih suka membuat soal dengan
menggunakan pilihan ganda dan esai karena lebih mudah dan praktis
karena guru bisa mengambil soal dari buku paket yang ada. Untuk
penilaian aspek pengetahuan pada kelas 7, instrumen penilaian yang
digunakan lebih beragam seperti dengan adanya tes lisan terhadap siswa
dengan rubrik penilaiannya.37

37
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
59

Sedangkan untuk kelas 8 sendiri, penilaian aspek pengetahuan guru


hanya membuat intrumen penilaian berupa soal pilihan ganda dan esai
serta tes lisan yang diambil dari buku paket pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti dan tidak adanya rubrik penilaian siswa yang
dibuat oleh guru.
Seperti pada penjelasan sebelumnya, penilaian autentik siswa
untuk kelas 7 lebih beragam dengan adanya tes lisan, pilihan ganda, esai
yang berguna untuk meningkatkan pemahaman siswa maupun ingatan dan
daya hafal siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu juga
untuk memberikan pemahaman terhadap permasalahan yang terjadi dan
dapat menerapkan solusi terhadap permasalahan tersebut, serta melatih
daya analisis terhadap kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan
sehari-harinya.38
Untuk penilaian aspek pengetahuan pada kelas 8, guru hanya
membuat soal berupa pilihan ganda dan esai untuk dikerjakan oleh siswa.
Soal pilihan ganda dan esai yang dibuat biasanya diambil dari buku paket
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang digunakan
untuk mengajar di kelas.
Selain dari soal pilihan ganda dan esai, penilaian pengetahuan juga
dilakukan dengan tes lisan terhadap siswa, yang biasanya berisikan dalil
atau ayat Al-Qur’an dan Hadits mengenai materi yang sedang menjadi
pembahasan di kelas. Pilihan ganda dan esai juga dibuat dan setelah siswa
selesai mengisi jawaban, maka akan langsung dimasukkan ke dalam daftar
penilaian yang dipegang oleh guru. Jadi pelaksanaan penilaian
pengetahuan di kelas 8 masih belum maksimal karena kurang kreatifnya
guru dalam membuat soal dan rubrik penilaian untuk siswa.39

38
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
39
Hasil dokumentasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam
dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII dan VIII.
60

3. Penilaian Aspek Keterampilan


Selain dari penilaian aspek sikap dan aspek pengetahuan, penilaian
lain yang ada dalam Kompetensi Inti kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah penilaian aspek
keterampilan atau psikomotorik. Guru melakukan penialaian aspek
keterampilan pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung yaitu saat
materi sedang diajarkan, kemudian siswa diperintahkan untuk membuat
tugas berupa produk atau karya yang nentinya akan dipresentasikan.
Contohnya seperti materi tentang empati, siswa diperintahaan
untuk membuat adegan yang mneunjukkan perilaku empati mereka,
seperti sedang menolong orang yang terkena musibah kebakaran (disini
pemerannya siswa antara korban kebakaran dan yang menolong),
menolong orang yang kebanjiran, menjadi pemulung dan sebagainya.
Tugas yang diberikan kepada siswa mempunyai waktu agak lama
dikarenakan butuh proses dalam pembuatan produk atau karya yang akan
siswa buat untuk selanjutnya dikumpulkan kepada guru mereka.40
Seperti pada ketika Bapak Aji Bandi memberikan tugas untuk
membuat produk berupa video tentang rasa empati terhadap orang yang
terkena musibah, Bapak Aji Bandi memberikan waktu selama kurang lebih
2 bulan bagi siswa untuk menyelesaikan tugasnya tersebut.
Berikut ini merupakan instrumen dari penilaian aspek keterampilan
terhadap siswa yang dibuat oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti.41

40
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.30
41
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII.
61

Tabel 4.8
Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan
Teknik : Unjuk Kerja
Bentuk : Praktik
Soal : Praktikkan cara berwudhu dengan benar

Nama Aspek yang Dinilai Skor Ketuntasan Tindak


No. Peserta Maks Nilai Lanjut
Didik 1 2 3 4 T TT R P
1.
2.
3.

Keterangan :
T : Tuntas mencapai nilai ... (disesuaikan dengan nilai KKM)
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai
KKM
R : Remedial
P : Pengayaan

Aspek dan Rubrik Penilaian


a. Niat Wudhu (Skor 30)
1) Jika peserta didik dapat melafalkan niat wudhu dengan sempurna,
skor 30
2) Jika peserta didik melafalkan sebagian niat wudhu, skor 20
3) Jika peserta didik tidak hafal niat wudhu, skor 10
b. Gerakan Wudhu (Skor 30)
1) Jika peserta didik dapat melakukan gerakan wudhu dengan benar,
skor 20
62

2) Jika peserta didik melakukan gerakan wudhu kurang benar, skor


15
3) Jika peserta didik melakukan gerakan wudhu tidak benar, skor 5
c. Doa sesudah wudhu (Skor 30)
1) Jika peserta didik dapat melafalkan doa sesudah wudhu dengan
benar, skor 30
2) Jika peserta didik melafalkan doa sesudah wudhu kurang benar,
skor 20
3) Jika peserta didik melafalkan doa wudhu tidak benar, skor 10
d. Tertib (Skor 20)
1) Jika peserta didik melakukan praktik wudhu dengan tertib, skor
20
2) Jika peserta didik melakukan praktik wudhu tidak tertib, skor 5

Selain dari adanya penilaian unjuk kerja pada penilaian siswa


dalam penilaian aspek keterampilan, instrumen penilaian keterampilan
yang lain adalah urnal kejadian siswa yang memuat catatan kejadian siswa.
Berikut ini merupakan instrumen penilaian keterampilan dengan jurnal. 42

Tabel 4.9

Instrumen Penilaian Aspek Sikap Keterampilan

Penilaian Kinerja

Nama: :
NIS: :
Kelas: :
Indikator: :
Penilai : Guru

42
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII.
63

Rubrik Penilaian :
No. Aspek Yang Dinilai Skor
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan diskusi 50
2. Kerjasama kelompok 25
3. Kesungguhan dalam melaksanakan diskusi 25
Skor Maksimal 100
Soal diskusi:
Kerjakan soal berikut!
1. Bagaimana hukum shalat berjamaah di masjid bagi wanita
2. Apa yang dilakukan seseorang bila hendak berjamaah namun
tertinggal jamaah yang lainnya?
3. Jika seorang imam batal dalam shalat, apa yang harus dilakukan oleh
imam?
4. Bagaimana cara keluar dari barisan shalat bagi makmum yang batal
wudhunya ditengah shalat?43

Pelaksanaan penilaian aspek keterampilan di sekolah ini juga masih


belum maksimal dikarenakan hanya kelas 7 yang gurunya membuat
penilaian aspek keterampilan yang sesuai dengan kurikulum 2013 dengan
instrumen penilaian dan rubrik penilaiannya. Sedangkan untuk kelas 8
sendiri guru tidak membuat instrumen penilaian siswa beserta dengan rubrik
penilaiannya.
Namun dalam pelaksanaannya, penilaian keterampilan siswa untuk
kelas 8 masih belum berjalan dengan baik. Padahal apabila guru
merumuskan dan melaksanakan penilaian keterampilan siswa untuk kelas 8
sesuai dengan kaidah penilaian autentik menurut kurikulum 2013, maka
pemahaman siswa juga tidak hanya sebatas mengerjakan soal pilihan ganda
dan esai serta tes lisan saja, namun juga berkembang dan dapat membuat
sebuah karya maupun produk yang bermanfaat bagi dirinya dan sekolah.

43
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII.
64

5. Perumusan Penilaian Akhir Pada Siswa


Setelah guru melakukan penilaian terhadap siswa pada penilaian
aspek sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan, selanjutnya
guru merumuskan penilaian yang sudah ada untuk dijadikan penilaian akhir
siswa yang nentinya akan menjadi laporan penilaian akhir pada raport siswa.
Seluruh penilaian yang telah dilakukan kemudian diinput ke dalam format
penilaian akhir siswa.44
Perumusan penilaian akhir pada rapot yaitu guru menilai siswa dari
menggunakan tiga aspek penilaian yang ada pada kurikulum 2013 secara
komprehensif, yaitu penilaian aspek sikap, penilaian aspek kognitif, dan
penilaian aspek psikomotorik. Untuk penilaian aspek kognitif atau
pengetahuan diambil dari penggabungan penilaian sebelumnnya yaitu dari
penilaian harian, penilaian semester, dan penilaian akhir semester.
Dari semua penilaian kognitif yang didapat kemudian dirata-ratakan
dan didapatkanlah hasil akhir yang kemudian nantinya akan diolah lagi
dengan penilaian aspek sikap dan aspek psikomotorik. Persentase penilaian
akhir siswa nantinya adalah 40 persen untuk penilaian aspek sikap, dan
masing-masing sebanyak 30 persen untuk penilaian aspek pengetahuan dan
keterampilan. Tetapi pada saat kenaikan kelas nanti harus ada syarat berupa
sikap yang baik yang harus dimiliki oleh siswa yang dapat menjadi nilai
tambah bagi siswa yang memiliki sikap baik.45

a. Penilaian aspek sikap


Penilaian aspek sikap pada penilaian akhir siswa di rapot
dituliskan dalam bentuk deskripsi mengenai capaian sikap spiritual dan
sikap sosial siswa yang telah dilakukan. Berikut adalah contoh
penilaian sikap spiritual dan sikap sosial pada penilaian rapot siswa: 46

44
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.30
45
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
46
Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun
Pelajaran 2017/2018
65

Tabel 4.10
Deskripsi penilaian aspek sikap spiritual dan sikap sosial
Sikap Spiritual
Predikat Deskripsi
Baik Seara umum telah menunjukkan sikap spiritual yang
baik, dengan rincian sebagai berikut: ketaatan
beribadah baik, berdoa sebelum melakukan berbagai
aktivitas baik, memberi salam jika bertemu dengan
orang lain baik, ukhuwah/persaudaraan baik,
pengendalian diri baik

Sikap Sosial
Predikat Deskripsi
Sangat Baik Secara umum telah menunjukkan sikap sosial yang
sangat baik, dengan penjabaran bahwa di sekolah
telah mampu menunjukkan sikap kejujuran dengan
sangat baik, menunjukkan sikap tanggung jawab
dengan sangat baik, menunjukkan sikap kepedulian
dengan sangat baik, menunjukkan sikap kesantunan
dengan sangat baik, dan menunjukkan sikap kerja
sama sesama siswa maupun guru dengan sangat baik.

Sikap Sosial
Predikat Deskripsi
Baik Secara umum telah menunjukkan sikap sosial yang
baik, dengan penjabaran bahwa di sekolah telah
mampu menunjukkan sikap kejujuran dengan baik,
menunjukkan sikap tanggung jawab dengan baik,
menunjukkan sikap kepedulian dengan baik,
menunjukkan sikap kesantunan dengan sangat baik,
66

dan menunjukkan kerja sama sesama siswa maupun


guru dengan sangat baik.

b. Penilaian aspek pengetahuan


Untuk penilaian akhir pada aspek pengetahuan, penilaian akhir
siswa didapatkan dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah
semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS). Setelah seluruh
nilai baik penilaian harian, penilaian tengah semster dan penilaian akhir
semster didapatkan, selanjutnya dirata-ratakan untuk mendapatkan
hasil akhir dari penilaian haraian, penilaian tengah semester, dan
penilaian akhir semester. Baru selanjutnya hasil penilaian tadi diolah
dengan cara menggunakan rumus berikut:47

HPA = ((2 x HPH) + (1 x HPTS) + (1 x HPAS)) / 4

Atau bila dicontohkan seperti ini:

HPA = (2 x 80) + (1 x 90) + (1 x 86)


4

= 84

Keterangan:
HPH : Hasil Penilaian harian
HPTS : Hasil Penilaian Tengah Semester
HPAS : Hasil Penilaian Akhir Semester

47
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
67

Kemudian setelah didapatkan hasil akhir dari penilaian aspek


pengetahuan tadi, selanjutnya penilaian dituliskan dalam bentuk angka,
prdikat, dan juga deskripsi terkait capaian yang telah didapatkan siswa
dari nilai tersebut, seperti yang ada pada contoh rapot siswa kelas 8
berikut ini:48
Tabel 4.11
Format penilaian akhir aspek pengetahuan
Pengetahuan
Angka Predikat Deskripsi
84 B KKM terlampaui dengan baik, seluruh
kompetensi telah dikuasai dengan baik,
tingkatkan.

c. Penilaian aspek keterampilan


Untuk penilaian aspek keterampilan, hasilnya diperoleh dari
penilaian praktik, produk, project dan portofolio. Selanjutnya setelah
didapatkan hasil penilaian akhir dari masing-masing penilaian tersebut
baru kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan hasil akhir dari
penilaian aspek keterampilan. Penilaian akhir pada aspek keterampilan
dituliskan dalam bentuk angka, predikat dan juga deskripsi mengenai
nilai tersebut.49
Pada intinya, semua penilaian aspek keterampilan yang sudah
didapatkan kemudian dijumlahkan dan dirata-ratakan yang nantinya
akan didapatkan hasil penilaian akhir siswa pada aspek keterampilan.
Penulisan nilai akhir pada aspek keterampilan juga dituliskan predikat

48
Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun
Pelajaran 2017/2018
49
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
68

dan deskripsi mengenai capaian yang telah diraih oleh siswa. Sebagai
contohnya adalah seperti berikut:50
Tabel 4.12
Format penilaian akhir aspek keterampilan
Keterampilan
Angka Predikat Deskripsi
83 B KKM terlampaui dengan baik, seluruh
kompetensi telah dikuasai dengan baik,
tingkatkan.

D. Faktor Yang Mendukung Dan Menghambat Implementasi Penilaian


Autentik Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Dan Budi Pekerti
1. Faktor Yang Mendukung Implementasi Penilaian Autentik
Kurikulum 2013
Faktor yang mendukung implementasi penilaian kurikikulum 2013
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu dari
perencanaan penilaiannya, yaitu guru sebelum memberikan pengajaran di
kelas terhadap siswa, penilaian autentik terhadap siswa dibuat terlebih
dahulu agar setelah proses pembelajaran dilakukan format penilaian siswa
sudah siap, seperti pembuatan kisi-kisi soal untuk siswa, pembuatan tes
yang mengacu kepada tujuan pembelajaran.51
Lalu selain faktor perencanaan penilaian, faktor yang lainnya
adalah faktor pelaksanaan penilaian, yaitu proses berjalannya penilaian
autentik terhadap siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Yaitu guru dalam memberikan penilaian pada tiap aspek
seperti aspek sikap, aspek kognitif, dan aspek spiritual. Faktor yang

50
Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun
Pelajaran 2017/2018
51
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.35
69

lainnya adalah faktor guru, yaitu pemahaman guru dalam penilaian


autentik kurikulum 2013 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti. Guru yang paham kurikulum 2013 akan membuat penilaian
autentik yang sesuai dengan kaidah dalam kurikulum 2013 untuk tiap
aspek seperti aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan
untuk dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas.52
Selain itu ada juga faktor sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Sarana dan prasarana yang baik dan mendukung akan membuat proses
pembelajaran menjadi lebih mudah seperti dengan adanya penggunaan
media digital infocus, majalah dinding sekolah yang memadai dan
penyediaan buku di perpustakaan sekolah untuk siswa dalam mencari
referensi sumber materi yang diinginkan.53
Untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan penilaian autentik
kurikulum 2013 sekolah seharusnya memberikan pelatihan pembuatan
kurikulum dan mengharuskan guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedomannya serta dalam penilaian
autentiknya. Sehingga nantinya dalam melaksanakan penilaian, semua
aspek penilaian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat
terpenuhi.

2. Faktor Yang Menghambat Implementasi Penilaian Autentik


Kurikulum 2013
Selain dari adanya faktor pendukung implementasi penilaian
autentik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
ada juga faktor yang menghambat implementasinya. Faktor yang
menghambat implementsai penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu proses
pelaksanaan penilaian aspek sikap sosial dan spiritual yang masih kurang

52
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
53
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
70

berjalan dengan baik. Selain itu juga kurang sinkronnya antara guru / buku
sebagai penunjang pembelajaran.54
Yaitu proses pemberian buku kepada sekolah dari pemerintah yang
masih belum sepenuhnya baik. Pada tahun 2015 yaitu pada saat awal
kurikulum 2013 diterapkan di sekolah, masih banyak kekurangan dalam
buku yang dikeluarkan oleh pemerintah terutama dari segi penilaian siswa.
Disamping itu penerbit buku juga masih kebingungan mengenai isi dari
format penilaian yang ada. Tahun 2017 adalah terakhir kali kurikulum
2013 direvisi oleh pemerintah dalam hal penilaian siswanya. 55
Walau masih ada kekurangan, tapi esensi dari kurikulum 2013 itu
sendiri sudah baik seperti penerapan pembelajaran yang saintifik yaitu
dengan metode 5M (menanya, mengamati, mencoba, menghubungan dan
mengkomunikasikan). Disamping itu juga, sebagian guru masih ada yang
belum paham betul mengenai proses pelaksanaan dari penilaian autentik
yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuannya.56
Sebenarnya faktor yang paling berpengaruh yang dapat
menghambat dalam implementasi penilaian autentik kurikulum 2013
adalah mau atau tidaknya guru untuk merancang dan melaksanakan
penilaian autentik siswa sesuai dengan kaidah penilaian kurikulum 2013
dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, yang artinya
guru memang harus paham tentang penilaian autentik kurikulum 2013 dan
mau melaksanakan penilaian autentik di sekolah.

54
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.35
55
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.35
56
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.36
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang ada mengenai implementasi penilaian autentik pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta, serta dari hasil penelitian dan analisa yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penilaian autentik pada pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai
pedomannya, yang dilakukan di kelas 7 berjalan dengan baik walaupun
belum maksimal, artinya dari segi penerapan penilaian sikap, penilaian
kognitif, dan penilaian psikomotorik sudah berjalan sesuai dengan kaidah
penilaian autentik kurikulum 2013 yang ada walaupun belum sepenuhnya
berjalan dengan maksimal
2. Pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada kelas 8 belum berjalan
dengan baik. Artinya walaupun proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan lancar, namun prosedur untuk penilaian autentik siswa masih
menggunakan penilaian biasa dan bukan dengan menggunakan prosedur
dari kurikulum 2013, walau penilaian akhir siswa pada rapot
menggunakan format penilaian kurikulum 2013
3. Faktor yang mendukung terlaksananya implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti adalah dari perencanaan pembuatan penilaian seperti soal dan
format penilaian sebelum melakukan pembelajaran, pada proses
pembelajaran dan pada akhir kegiatan pembelajaran. Selain itu faktor
lainnya adalah tersedianya fasilitas sekolah yang baik yang dapat
mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran.
4. Faktor yang menghambat terlaksananya implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

71
72

Pekerti adalah kurangnya pemahaman guru dalam memahami cara


pembuatan format penilaian siswa yang menggunakan penilaian autentik
kurikulum 2013. Seperti dalam pembuatan format penilaian berbagai
aspek dan rubriknya.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah:
kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat
memberikan ilmunya tentang bagaimana cara membuat format penilaian
autentik menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedomannya sehingga proses
pelaksanaan penilaian autentik terhadap siswa bisa berjalan dengan maksimal
baik itu di kelas 7 dan kelas 8. Selain itu, pemberian pelatihan pembuatan
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di sekolah juga bisa dilakukan untuk lebih memberikan pemahaman
guru dalam menggunkan kurikulum 2013 terutama dalam penilaian
autentiknya saat pembelajaran. Pada intinya, guru sebagai tenaga pendidik
yang mengajarkan siswanya di dalam kelas harus mau paham dan menerapkan
apa yang telah didapatkan dari kurikulum 2013 baik dari segi metode
pembelajarannya, dan penilaian autentiknya agar pelaksanaan pembelajaran
dan hasilnya bisa maksimal.
73

DAFTAR PUSTAKA

Ansyar, Muhammad, Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan.


Jakarta: Prenadamedia Grup. 2015
Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2012
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014,
________ Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, kerjasama dengan Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia),
2010.
Hawi, Akmal, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2013
Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2013
Kunandar, Guru Profesional KTSP dan persiapan menghadapi sertifikasi
guru, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007
_________ Penilaian Autentik (Penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan
kurikulum 2013), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2015
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012
Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
________, Kurikulum Berbasis Kopetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan 1, 2002
Tim Penyusun Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk
Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: Kencana), 2008, hal. 87
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: RajaGrafindo
Persada. 1993
74

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta, 2014
Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi, 2013
UIN Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Kuguruan Univeritas Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta: UIN Press, 2015
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia, Nomor: 165 Tahun 2014.
Tentang Kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam dan
bahasa Arab pada Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
75

DAFTAR PUSTAKA ELEKTRONIK

April Damai Sagita Krissandi and Rusmawan, The Constraints of Elementary


School Teachers in the Implementation of the 2013 Curriculum,
Electronic Journal of Sanata Dharma University, 2015
CNNIndonesia.com. Permasalahan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, 31
Mei 2016, diakses pada 17 Februari 2017
www.jamarismelayu.com, PA Islam dan Budi Pekerti dalam Pembelajaran Tematik
Terpadu, diakses pada 8 Maret 2018
New.okezone.com, Tiga Masalah Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013,
10 Oktober 2014, diakses tanggal 17 Februari 2017
www.unpak.ac.id, Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, diakses pada tanggal
11 Februari 2018
Kbbi.kemdikbud.go.id, Pengertian Implementasi¸ diakses pada 6 Februari
2018.
Pengertianku.net, Pengertian Analisis Data dan Tujuannya, diakses pada 23
Februari 2018
www.pikiran-rakyat.com, , Tahun ini, Kurikulum 2013 Diterapkan Secara
Nasional, ditulis oleh Siska Nirmala Puspitasari, 21 Maret 2016.
Diakses pada 12 Oktober 2017.
Lampiran 1

Dokumentasi Penelitian
Gedung Sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

Waawncara dengan Bapak Aji Bandi, HAS selaku guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kegiatan Sholat Dzuhur secara berjamaah semua siswa

Buku paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 7 dan kelas 8
Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA
Penelitian Skripsi

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK


KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA

oleh:
Nur Sabilal Huda
NIM. 1113011000088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
Pedoman wawancara 1

Wawancara terhadap Guru pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti

Tempat Observasi : SMP Bakti Mulya 400 Jakarta


Narasumber : Aji Bandi, HAS (Guru pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti)
Waktu : 20 Maret 2018

1. Berapakah Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran Pendidikan


Agama Islam di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta?
2. Apakah prinsip penilaian sudah sesuai dengan yang dilakukan oleh guru?
3. Apakah penilaian yang dilakukan sudah shahih dan sesuai dengan indikator?
4. Bagaimana guru melakukan penilaian dengan adil?
5. Bagaimana guru melakukan penilaian dengan terbuka?
6. Bagaimana guru melakukan penilaian dengan terpadu?
7. Bagaimana guru melakukan penilaian secara sistematis?
8. Bagaimana cara guru merancang penilaian autentik pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran?
9. Bagaimana cara guru melakukan penilaian sikap spiritual, dan apa saja bentuk
tes dan format penilaiannya?
10. Bagaimana cara guru melakukan pemberian skor pada penilaian sikap
spiritual?
11. Berapa persenkah penilaian aspek sikap berkontribusi pada penilaian akhir
siswa?
12. Bagaimana guru melakukan penilaian aspek pengetahuan, dan apa saja
bentuk tes dan rubrik penilaiannya?
13. Bagaimana guru melakukan penilaian aspek keterampilan, dan apa saja
metode penilaian dan rubriknya?
14. Bagaimana guru merumuskan penilaian akhir pada siswa?
Pedoman wawancara 2
Wawancara terhadap wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta
Tempat Observasi : SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Narasumber : Sito, S.Pd (Wakil kepala sekolah bidang kurikulum)
Waktu : 22 Februari 2018

1. Berapakah KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dan bagaimana guru merumuskan KKM?
2. Bagaimana guru merumuskan penilaian akhir pada rapot?
3. Bagaimana guru melakukan penilaian aspek sikap terhadap siswa?
Lampiran 3

BERITA WAWANCARA
Penelitian Skripsi

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK


KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA

oleh:
Nur Sabilal Huda
NIM. 1113011000088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agam Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
untuk guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Narasumber : Aji Bandi, HAS (Guru mata pelajaran Pendidikan


Agama Islam dan Budi Pekerti SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

Waktu : 20 Maret 2018

1. Berapakah KKM mata pelajaran PAI dan bagaimana guru


merumuskan KKM?

KKM untuk mata pelajaran PAI adalah 76, dan rumusan dari KKM itu
diambil dari masing-masing kompetensi dasar. Dimana kompetensi dasar
memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal yang nantinya akan dirata-ratakan dan
muncullah angka 76 ini yang menjadi KKM dari mata pelajaran PAI. Dalam
penentuan KKM itu sendiri guru merumuskannya dari memperhatikan intake
(karakteristik peserta didik), kompleksitas dari mata pelajaran, dan daya
dukung. Setelah melalui dua hal tadi kemudian hasilnya dirata-ratakan dan
kemudian didapatkanlah Kriteria Ketuntasan Minimal untuk pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebesar 76

2. Bagaimana guru merancang penilaian pada RPP?

Penilaian itu kan dirancang dari tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran


diambil dari indikator indikator yang kita rumuskan dalam pembuatan
kompetensi dasar dan ketercapaian indikator setiap Kompetensi Dasar.
Penilaian mengambil pada tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran
mengambil kepada kompetensi dasar yang yang di dalamnya ada muatan
indikator-indikator. Di dalam indikator misalnya, kita akan lihat kepada KI1,
dimana KI1 itu berbicara tentang spiritual, maka akan kita rumuskan kegiatan
penilaiannya mencakup spiritual misalnya tentang ketaatan beribadah, atau
tentang kerajinan dia dalam melaksanakan pengalaman dalam beribadah, itu
bisa dilakukan dengan tes langsung (observasi), atau bisa jadi kita lakukan
dengan penilaian antar teman, yang kita menggunakan angket untuk penilaian
antar teman, dan kita observasi langsung disamping kita ada wawancara. Tapi
apabila saya melakukan secara teoritis seperti itu tentunya akan banyak
memakan waktu, sehingga untuk penilaian spiritual misalnya saya
menggunakan kurva, bahwa kecenderungan siswa itu untuk ekstrim kiri dan
ekstrim kanan tidak banyak, yang banyak adalah pertengahan, dengan kata
lain yang banyak adalah yang KKM. Kita ekstrim kiri berarti untuk anak yang
mendapat nilai (-), dan ekstrim kanan untuk anak yang mendapatkan nilai (+),
itu bisa kita lakukan dengan pengamatan observasi. Ketika misalkan saat
sholat, bukan sholat wajib yang kita utamakan, contoh pada saat sholat
dzuhur, itu kita anggap sama semuanya (mendapatkan nilai 76) tapi ada anak
yang melaksanakan sholat sunnah sebelum dzuhur, sholat sunnah sesudah
dzuhur, dia baca sholawat, dia dzikir, kita tinggal tandain aja anak yang
melakasanakan sholat sunnah tadi (mendapatkan nilai +) dan nanti pada
penilaian spiritual kita lebihkan nilainya, tentu dengan kriteria dan rumusan
yang ada. Anak yang negatifpun begitu, seperti anak yang bercanda, anak
yang sholatnya kurang baik, udah kita kasih aja semacam catatan-catatan
kecil semacam jurnal lalu kita rumuskan kedalam fomat yang sudah ada
dalam pembuatan penilaian spiritual.

3. Bagaimana cara guru melakukan penilaian pada aspek pengetahuan?

Aspek pengetahuan itu ada pada KI3, KI3 itu memang bobotnya lebih besar,
karena dia dapat dikembangkan. Kalau ditanya bagaimana caranya
melakukan penilaian pengetahuan, kita mengacu kepada KD, dan pencapaian
kompetensi dasar. Ada KD dan ada indikator pencapaian kompetensi. Tetapi
kan indikator pencapaian kompetensi dapat kita kembangkan menjadi
beberapa pertanyaan. Aspek pengetahuan sendiri nantinya akan kita analisis
bagaimana anak itu bisa mengungkap critical thinkingnya, yaitu kemampuan
mereka dalam berpikir kritis terhadap suatu persoalan. Penilaian itu akan kita
lakukan sesuai dengan indikator tadi dan bagaimana metode yang kita
lakukan.

4. Apa saja bentuk / jenis tes dari penilaian aspek pengetahuan?

Aspek pengetahuan itu kan ada tes tertulis dan tes lisan apabila berbicara
mengenai bentuk tesnya, ketika tertulis nantinya ada multiple choice dan juga
esai. Ketika lisan, ada yang namanya esai terbuka, dan semuanya itu ada
indikator-indikatornya, ada bobot dalam penilaiannya.

5. Bagaimana guru melakukan aspek keterampilan?

Penilaian keterampilan (KI4) dan dalam KI4 itu kan penilaiannya ada
penilaian produk, penilaian project dan penilaian portofolio. Misalkan dalam
penilaian produk, berarti ada hasil yang didapatkan dari mereka. Bagaimana
cara penilaiannya? Kita ada penilaian saat terjadi diskusi misalnya, jadi saat
terjadi pembelajaran kita adakan penilaian dan ketika ada hasilnya nanti. Satu
contoh kita sudah punya satu nilai produk ketika anak membuat tayangan
presentasi mengenai empati, saya sampai tertarik betul bagaimana mereka
mencari sumbernya, apa yang harus mereka lakukan, dan saya kaget juga
ketika anak-anak diminta untuk membuat video itu luar biasa, dan satu nilai
produk keterampilan saya, yang saya PR-kan sampai 2 bulan, yaitu anak
membuat semacam simulasi drama mereka berperan menjadi pemulung,
mereka berperan menjadi orang yang terkena musibah kebakaran, rumahnya
kebanjiran, dan itu divideokan, dan tugas mereka itu harus dikumpulkan pada
akhir April. Dan mereka sudah siap dan ada kameramannya, karena apa, saat
saya lihat dari presentasi kemarin, mereka sudah editing dan video yang saya
lihat sudah cukup baik. Itu yang nantinya akan ada nilai produk.
6. Lalu bagaimana guru merumuskan penilaian akhir siswa pada rapot?

Penilaian akhir itu ada rumusnya, yaitu penilaian harian ditambahkan dengan
PTS (Penilaian Tengah Semester). Jumlah nilai ulangan harian dirata-ratakan,
ditambahkan dengan nilai Ulangan Akhir Semester yang dikalikan dua, nanti
setelah itu dibagi tiga. Untuk penilaian produk atau yang masuk dalam
penilaian keterampilan, kita akan ambil produk yang paling mendominasi
muncul. Misalnya ada dua produk yang harus dibuat oleh siswa, nanti yang
akan diambil adalah produk yang paling bagus nilainya. Dan untuk penilaian
aspek yang lain itu penilaiannya hanya dirata-ratakan. Kesimpulannya
penilaian akhir pada rapot itu ada persentase dari penilaian harian, penilaian
tengah semester dan penilaian akhir semester. Untuk penilaian akhir tiap
aspek juga mempunyai rumusannya masing-masing.

7. Cara guru dalam melaksanakan penilaian yang adil, terbuka, terpadu,


dan sistematis?

penilaian secara objektif dalam penilaian autentik memang harus didukung


dengan data-data yang ada. Penilaian tersebut harus berasaskan keadilan dan
juga transparan, terutama untuk penilaian sikap spiritual yang biasa kita
lakukan. Penilaian juga harus dilakukan secara terbuka, misalnya seringkali
saya bertanya kepada anak-anak mengenai penilaian spiritual, bagi mereka
yang melaksanakan shalat malam seperti shalat tahajjud, saya menanyakan
kepada mereka apakah layak mendapatkan nilai 7 untuk mereka yang
melaksanakan shalat malam, dan mereka menjawab tidak, lalu berapakah
nilai yang cocok untuk anak yang melaksanakan shalat malam tersebut.
Sebagian dari mereka ada yang menjawab harus diberikan nilai 9, namun
sebagian siswa yang lain mengatakan bahwa itu terlalu tinggi. Selain itu hasil
penilaian juga dapat diketahui oleh siapapun. Kita berusaha transparan dalam
melakukan penilaian dan punya acuan dalam melakukan penilaian terhadap
siswa. Penilaian juga dilakukan dengan sistematis karena berdasarkan acuan
yang sudah ada, disamping itu penilaian juga dilakukan dengan adil karena
semua penilaian ada rumus dan juga bobot penilaiannya. Contoh dalam
penilaian kognitif penilaiannya itu dilakukan dengan tes, yaitu pilihan ganda
dan juga esai. Untuk jawaban pilihan ganda kan sudah jelas disitu mana
jawaban yang benar. Dan untuk esai kita punya cara melakukan penilaian
tersendiri, kita mencari jawaban mana yang paling mendekati benar.
Contohnya anak yang pada jawaban esainya masih ada yang kurang lengkap,
maka akan kita beri nilai 4, namun untuk jawaban yang lengkap dan jelas,
maka akan kita beri nilai 5. Semua penilaian yang sudah dilakukan nantinya
akan kita olah dan diinput kedalam komputer untuk mendapatkan nilai akhir,
baik itu penilaian sikap, penilaian kognitif maupun penilaian keterampilan.
Penilaian juga dilakukan secara sistematis yakni mengikuti langkah-langkah
yang ada, melihat kompetensi dasar dan indikator ketercapaian kompetensi
dasar, dan ditentukan juga teknik penilaian beserta instrumen penilaian yang
akan digunakan.

8. Berapa persen penilaian aspek sikap berkontribusi pada penilaian akhir


siswa?

persentase penilaian aspek sikap adalah sebanyak 40 persen, sisanya adalah


penilaian aspek pengetahuan dan aspek keterampilan masing-masing
sebanyak 30 persen. Tetapi nanti pada saat kenaikan kelas harus ada syarat
berupa sikap yang baik yang harus dimiliki oleh siswa yang dapat menjadi
nilai tambah bagi siswa yang memiliki sikap baik. Dan penilaian sikap yang
terhadap siswa dilakukan dengan cara observasi yang dilakukan oleh guru
terhadap siswa.

9. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat implementasi


penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti?
Faktor yang mendukung implementasi penilaian kurikikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu dari perencanaan
penilaiannya, yaitu guru sebelum memberikan pengajaran di kelas terhadap
siswa, penilaian autentik terhadap siswa dibuat terlebih dahulu agar setelah
proses pembelajaran dilakukan format penilaian siswa sudah siap, seperti
pembuatan kisi-kisi soal untuk siswa, pembuatan tes yang mengacu kepada
tujuan pembelajaran. Lalu selain faktor perencanaan penilaian, faktor yang
lainnya adalah faktor pelaksanaan penilaian, yaitu proses berjalannya
penilaian autentik terhadap siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti. Yaitu guru dalam memberikan penilaian pada tiap aspek
seperti aspek sikap, aspek kognitif, dan aspek spiritual. Faktor yang lainnya
adalah faktor guru, yaitu pemahaman guru dalam penilaian autentik
kurikulum 2013 pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Selain itu ada juga faktor sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Sarana
dna prasarana yang baik dan mendukung akan membuat proses pembelajaran
menjadi lebih mudah seperti dengan adanya penggunaan media digital
infocus, majalah dinding sekolah yang memadai dan penyediaan buku di
perpustakaan sekolah untuk siswa dalam mencari referensi sumber materi
yang diinginkan. Selain dari adanya faktor pendukung implementasi
penilaian autentik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, ada juga faktor yang menghambat implementasinya. Faktor yang
menghambat implementsai penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu proses pelaksanaan
penilaian aspek sikap sosial dan spiritual yang masih kurang berjalan dengan
baik. Selain itu juga kurang sinkronnya antara guru / buku sebagai penunjang
pembelajaran. Yaitu proses pemberian buku kepada sekolah dari pemerintah
yang masih belum sepenuhnya baik. Pada tahun 2015 yaitu pada saat awal
kurikulum 2013 diterapkan di sekolah, masih banyak kekurangan dalam buku
yang dikeluarkan oleh pemerintah terutama dari segi penilaian siswa.
Disamping itu penerbit buku juga masih kebingungan mengenai isi dari
format penilaian yang ada. Tahun 2017 adalah terakhir kali kurikulum 2013
Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
untuk wakil kepala sekolah bidang kurikulum

Narasumber : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Waktu : 22 Februari 2018

1. Berapakah KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan


Budi Pekerti dan bagaimana guru merumuskan KKM?
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti adalah 76. KKM tersebut didapatkan dari menggunakan
tiga cara, yaitu intake (karakteristik peserta didik), kompleksitas (karakteristik
mata pelajaran), dan kondisi satuan pendidikan (daya dukung).
2. Bagaimana guru merumuskan penilaian akhir pada rapot?
Perumusan penilaian akhir pada rapot yaitu guru menilai siswa dari
menggunakan tiga aspek penilaian yang ada pada kurikulum 2013 secara
komprehensif, yaitu penilaian aspek sikap, penilaian aspek kognitif, dan
penilaian aspek psikomotorik. Untuk penilaian aspek kognitif atau
pengetahuan diambil dari penggabungan penilaian sebelumnnya yaitu dari
penilaian harian, penilaian semester, dan penilaian akhir semester. Dari semua
penilaian kognitif yang didapat kemudian dirata-ratakan dan didapatkanlah
hasil akhir yang kemudian nantinya akan diolah lagi dengan penilaian aspek
sikap dan aspek psikomotorik.
3. Bagaimana guru melakukan penilaian aspek sikap terhadap siswa?
Penilaian aspek sikap dituliskan menggunakan deskripsi tentang siswa
tersebut, yaitu menjelaskan bagaimana capaian yang telah didapatkan siswa
selama ada di sekolah. Penilaian aspek sikap sendiri yang menilai adalah guru
Pendidikan Agama Islam, guru Bimbingan Konseling, dan wali kelas. Dari
ketiga guru tersebut nantinya penilaian sikap terhadap siswa akan didapatkan.
Penilaian aspek sikap sendiri ada dua macam, yaitu aspek sikap spiritual dan
aspek sikap sosial. Walaupun penilaian aspek sikap ini ada tiga guru yang
menilai yaitu guru Pendidikan Agama Islam, guru Bimbingan Konseling, dan
Lampiran 4

Instrumen Penelitian Observasi

Tempat Observasi : SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

Waktu : Oktober 2017 - Juli 2018

Pelaksanaan
No Pokok Penelitian Baik Kurang Catatan
Maksimal
A. Pemahaman guru dalam perumusan √
KKM Mata Pelajaran PAI
B. Prinsip dalam penilaian
Penilaian yang dilakukan sudah √
shahih (sesuai dengan indikator)
Penilaian dilaksanakan secara adil √
penilaian dilaksanakan secara √
terbuka
Penilaian dilaksanakan secara √
sistematis
C. Penilaian pada tiap aspek
Penilaian sikap spiritual √
Penilaian aspek pengetahuan √
Penilaian aspek keterampilan √
D. Perancangan penilaian akhir siswa
Penilaian dilakukan sesuai dengan √
prosedur
Lampiran 5

DAFTAR ABSENSI SISWA KELAS 7 DAN KELAS 8

SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA


DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII.1 (CAMBRIDGE)

SMP BAKTI MULYA 400


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Wali Kelas : NOVITRI RIYANI, S.PD

NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGAN

1 3535 005536052 Aletha Nurul Fathia P Sekolah Islam Fitrah


3 Bodhi Al Fikri Depok
2 3536 005289305 Altheira Fellicia P SD Bakti Mulya 400
9 Kenzie
3 3537 005061185 Annisa Danish SD Bakti Mulya 400
2 Kamila P
4 3538 005203529 Apple Louisa P SD Negeri 03 Pagi
5 Amarrine Lerrick Cilandak
5 005200518 Ashalica Andini SD Bakti Mulya 400
3539 0 Adam P

6 3540 005227554 Athaya Rezqa P SDN Pondok Pinang


6 Nadhira 10 Pagi
7 005231353 Audrey Jasmine SDI Dwi Matra
3541 2 Aliaputri P

8 3542 005289306 Aurelia Putri SD Bakti Mulya 400


6 Adidarma P
9 3543 005278719 Ayesha Calista SD Bakti Mulya 400
9 Prabowo P
10 3544 005502943 Callista Feni Malkana P SD Bakti Mulya 400
7
11 3584 005398405 Carissa Aulia Putri P SD Bakti Mulya 400
8 Gunarto
12 3545 005258575 Fattarazka Ardhafi L SD Mentari
5 Brawijaya Jakarta
Selatan
13 3546 004633266 Gabriel Adhitya L SD Bakti Mulya 400
9 Pormarejo Haroen Al
Rasjid
14 3547 005289303 Hanan Aysha SD Bakti Mulya 400
7 P
15 3548 005911217 Hauva Savinna SD Kharisma Bangsa
9 Ravanti P
16 3566 005189171 Jessica Nafeeza P SDI Al Azhar Syifa
5 Maharani Budi
17 3549 005193840 Leticia Kayana Putri P SDI Al Azhar 17
3 Bintaro
18 005462276 Martiza Fasya Faizah SD Bakti Mulya 400
3550 7 P

19 005289301 May Eliza Hasyati SD Bakti Mulya 400


3551 7 P

20 3552 004691150 Muhammad Rayhan SD Islam Al-Azkar


2 Alfakhar Fiatna L
21 3553 005289305 Munawir Hadizia L SD Bakti Mulya 400
6 Fazel
22 3554 005177384 Naz'wa Khalifatun P SD Insan Kamil
1 Nisaa Bogor
23 3555 005948533 Phoebe Kameko SD Raffles Christian
4 Wibawa P School Kebon Jeruk
24 3556 005813805 Randy Sarif L SD Putra Pertiwi
9 Cirendeu
25 3557 005289302 Raden Roro Belva P SD Bakti Mulya 400
9 Naila Yusuf
26 3558 005289302 Sean Mikael SD Bakti Mulya 400
5 Alexander Dom P
27 3559 005349766 Shabira Izzati Putri P SDI Harapan Ibu
7 16

L 5 Jakarta, 17 Juli 2017

P 22 Kepala SMP Bakti Mulya


400
JML 27

Ir. Masdiko Indra


DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII.2

SMP BAKTI MULYA 400


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Wali Kelas : DRS. AJI


BANDI
NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGAN

1 3560 0046490307 Aisha De Steur P


SDN Gunung 05
2 3561 0052893049 Amanda Kanaela P SD Bakti Mulya 400
Surosaputra
3 3562 0046332664 Anargya Arkananta L SD Bakti Mulya 400

4 3563 0046332661 Charissa Divania P SD Bakti Mulya 400


Djohan
5 3564 0052893000 Danella Elysia Putri P SD Bakti Mulya 400

6 3565 0050995134 Darryl Navarro L SDS Niaga Ekasari


Pratama
7 3567 0052893000 Kanaka Danendra L SD Bakti Mulya 400
Utama
8 3568 0056663342 Keisha Zahra P SDS Melati Don Bosco
Wibowo Pondok Indah
9 3569 0052212138 Keysar Okorie P Sekolah Cita Buana

10 3570 0059647676 Muhammad Ahnaf L SD Islam Al Azkar


Nazta
11 3571 0053983180 Muhammad Apta L SDI Harapan Ibu
Chandrakanta
12 3572 0056048711 Muhammad Arya L SDI Harapan Ibu
Dravida Ishii
13 3573 0052893014 Muhammad Axel L SD Bakti Mulya 400
Fahrezi
14 3574 0055948678 Nafeesha Audrey P SD Bakti Mulya 400

15 3575 0060178372 Naila Shaina Sonia P SD Bakti Mulya 400

16 3576 0052893012 Qaniya Tsabita P SD Bakti Mulya 400


Sukmajaya
17 3577 0043634918 Raden Darell L SD Bakti Mulya 400
Pradiptabrata
Panduwinata
18 3578 0052892992 Rafie Shadiq L SD Bakti Mulya 400
Razaka
19 3579 0045056449 Syahnanda Dianto L SD Al Fath Cirendeu
Putra
20 3580 0052893061 Tyazza Amaranila P SD Bakti Mulya 400
Ghifari

L 10 Jakarta, 17 Juli 2017


P 10 Kepala SMP Bakti Mulya 400
JML 20

Ir. Masdiko Indra


DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII.3

SMP BAKTI MULYA 400


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Wali
Kelas
SOBARI
, S.AG
NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGA
N
1 3581 005555932 Aaliyah Ratih Nugra P SDI Harapan
2 Andani Ibu
2 3582 005729581 Alaraaf Muhammad L SDI Harapan
5 Prasetiyo Ibu
3 3583 005289306 P SD Bakti
7 Audrey Amalia Mulya 400
4 3585 005683957 Cut Alya Zahira P SDI Harapan
9 Ibu
5 3586 006013431 L SD Dharma
8 Fadhlureza Sebastian Karya UT
6 3587 005289303 L SD Bakti
1 Ghani Kevin Rimaldi Mulya 400
7 3588 005878241 Ghania Belva Tiandra P SDI Harapan
4 Ibu
8 3589 005333227 Ghina Nabila Gunawan P SD Bakti
5 Mulya 400
9 3590 005099512 Jackson Ismail Bisker L SD Niaga
6 Sitanggang Ekasari
10 3591 004633266 P SD Bakti
3 Keisha Abigail Rahadi Mulya 400
11 3592 005289304 Kevin Fakhri Razaan L SD Bakti
7 Siregar Mulya 400
12 3593 004473371 Kezia Alika Mulia P SD Wijaya
6 Awangga Kusuma
Bintaro
13 3594 005289298 Muhammad Adha L SD Bakti
9 Arlingga Mulya 400
14 3595 005289302 Muhammad Dandy L SD Bakti
4 Ardiansyah Mulya 400
15 3596 005444516 P SD Bakti
6 Nimas Sekar Kedhaton Mulya 400

16 3597 004611338 Rafi Maula L SD Arrahman


1 Setiabudi
17 3598 004505645 Ramadhan Alraziyn L SD Al Fath
7 Kusuma Chairun Cirendeu
18 3599 005626495 Syiifa Syhailah P SD An-Nisaa
9 Bintaro

L 9 Jakarta, 17 Juli 2017


P 9 Kepala SMP Bakti
Mulya 400
JML 18

Ir. Masdiko Indra


DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII.1 (CAMBRIDGE)

SMP BAKTI MULYA 400


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Wali Kelas : CISILIA DEWI PANGALILA , SH


NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGA
N
1 3472 0042059589 Adisa Naira P SD Cikal Tb
Simatupang
2 3473 0031662945 Aisyah Farras Na'ilah P SDN 11 Pondok
Labu
3 3474 0043556814 Alyssa Putri Affandy SDS Yapenka
P
4 3475 0047773855 Alyssa Saniyya P SD High Scope
Herlambang
5 3476 0041836008 Andrana Sazkaviarno L SD Al Falah

6 3477 0040518634 Ariel Rich Wicaksono L SD Al Azkar

7 3492 0036814232 Arini Pusvita Nurhidayah P SDN Kedaung

8 3478 0041799705 Athaya Pradisha Subagdja P SD Bakti Mulya


400
9 3479 0049751049 El Willard Zavier L SD Muntaza
Islamic School
10 3520 0041799699 Farrelino Putra Adidarma SD Bakti Mulya
L 400
11 3480 0045174817 Fitraka Ario Sutansyah SDI Harapan
L Ibu
12 3481 0042979825 Maesya Aliya Raisabela SD
P Muhammadiyah
5 Limau
13 3482 0032062293 Mirza Adjie Poernomo SDI Al Azhar 4
L Kebayoran
Lama
14 3483 0040956237 Mirza Putra Utama SDI Al Azhar 2
L Pasar Minggu
15 3484 0042334405 Muhammad Diffanda SDI Al Azhar 4
Husein Sabirin L Kebayoran
Lama
16 3485 0035918787 Muhammad Naufal Dika SD Negeri
Wijayanto L Lebak Bulus 03
Pagi
17 0036336468 Naila Adisaputri Hidayat SD Al Syukro
3525 P
18 0042617804 Najwa Kayla Davina SD Papua
3486 Gonibala P Nasional Plus
School
19 3487 0042771539 Putra Dirgantara L SD Negeri
Lebak Bulus 02
20 0042771540 Putri Maharani SD Negeri
3488 P Lebak Bulus 02
21 3528 0040454751 Raisara Rahmadhani P SDI PB
Prasetyo Soedirman
22 9012733141 Ratu Anindya Dewani SD Teruna
3489 Artanti Cetta Wachyudi P Muda
23 3490 0035991176 Siti Kayla Noorshadrina SD Bakti Mulya
P 400
24 3491 0043659366 Siti Ratu Alya P SD Jakarta
Islamic School
25 3603 0042699132 Chantal Makayla SD Jakarta
P Islamic School

L 10 Jakarta, 17 Juli 2017


P 15 Kepala SMP Bakti
Mulya 400
JML 25

Ir. Masdiko Indra


DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII.2

SMP BAKTI MULYA 400


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Wali Kelas : DRS. H. AEF SAEFUDIN


NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGA
N
1 3513 004299637 Agastya Muhammad Satrio L SD Islam
3 Harapan Ibu
2 3515 004233442 Alif Nugraha L SD Permata
0 Bangsa
3 3493 004179965 Armarino Nurjuan Rajasa L SD Bakti Mulya
2 400
4 3494 004199705 Arundhati Adhiva Adawiyyah P Kinderfiled
8 Primary School
5 3517 004195308 Btari Devinasari P SDI Al Ikhlas
4
6 3496 004179970 Danica Rizkya Putri P SD Bakti Mulya
6 400
7 3518 004179973 P SD Bakti Mulya
8 Denisa Clarinta Arvanti 400
8 3519 004179968 Farrel Nayesa Syahrial L SD Bakti Mulya
2 400
9 3498 005043952 Fayiz Abdurrafi Setiawan L SD Dharma
6 Karya UT
10 3499 005039374 Geri Caraka Rahman L SD Bakti Mulya
6 400
11 3522 004179971 Kiarra Aurelia Hernawan P SD Bakti Mulya
9 400
12 3501 004179972 Laksmitha Anindyanari P SD Bakti Mulya
0 400
13 3502 004207096 Mohamad Devland Fitzadryl L SDI Harapan Ibu
6
14 3523 004911533 Muchamad Rayhan Panatagama L SD Islam
4 Harapan Ibu
15 3524 004199709 Muhammad Rafli Hilmiansyah L SD Islam Al
4 Azhar 5
Kemandoran
16 3507 004127032 Omar Ekanta Gaizka Andrian L SD Kupu-Kupu
2
17 3508 004179972 Prajnacita Chandrashanvi P SD Bakti Mulya
8 400
18 3511 004181967 Yohana Auriel Citra Ayu P SD
8 Pembangunan
Jaya Bintaro
Jaya
19 3530 003757668 Zanette Kalila Azaria P SDLB Santi
2 Rama
20 3601 003170245 Muhammad Raihan L SMPN 3
5 PONTIANAK

L 11 Jakarta, 17 Juli 2017


P 9 Kepala SMP Bakti
Mulya 400
JML 20

Ir. Masdiko Indra


DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII.3

SMP BAKTI MULYA 400


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Wali Kelas : IR. H. BONDY ROBIARSO

NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGAN

1 3512 0041799663 Aditya Narayan L SD Bakti Mulya


400
2 3514 0032760090 L SD Negeri
Ahmad Alghani Rifqi Pondok Labu 01
Pagi
3 3516 0032098004 Alvito Rizqi Prayudi L SD Bakti Mulya
400
4 3495 0041819739 Azka Dhafin Elhan L SD Pembangunan
Jaya Bintaro Jaya
5 3497 0041799735 Devanda Khalis Alibasyah L SD Bakti Mulya
400
6 3521 0042334457 L SDI Al Azhar 4
Hugo Yuwono Kebayoran Lama
7 3500 0043777633 Imam Farrel Akhsan L SD Gemala
Ananda
8 3503 0045042518 Muhammad Malik Athallah L SDI Harapan Ibu

9 3504 0041799710 Muhammad Ottmar L


Prajnadhewanggana SD Bakti Mulya
400
10 3505 0043500256 Nabila Catraliyah Handoyo P SD An-Nisaa
Bintaro
11 3506 0041799704 Nabila Gwen Aalia P SD Bakti Mulya
400
12 3526 0041799729 Nikita Ananda P SD Bakti Mulya
400
13 3509 0041052645 Radityo Rasendrya Putra L SD Lazuardi GIS
Wibowo Cinere Depok
14 3510 0042530636 Rafif Arsa Anindito L
SD Dharma
Karya UT
15 3527 0042892856 Rahajeng Prayagati Wijaya P SDI Al Azhar
Syifa Budi
Kemang
16 3529 0031855128 Siti Aisyah Mardhiya P SDI Al Azhar 4
Amilia Kebayoran Lama
17 3600 0041840684 Keisha Zalmana Bela P SMPN 9 Tambun
Bekasi

L 11 Jakarta, 17 Juli 2017


P 6 Kepala SMP Bakti Mulya
400
JML 17

Ir. Masdiko Indra


Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KELAS 7 DAN KELAS
8 SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
Lampiran 7

LAPORAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA SMP


BAKTI MULYA 400 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

Nama Sekolah : SMP Kelas : VII.3


Bakti
Mulya
400
Alamat : Jl. Lingkar Selatan Semester : I
Jakarta Selatan
Nama Siswa : Muhammad Dandy Ardiansyah Tahun Pelajaran : 2017/2018
Nomor Induk/NISN : 3595/0053951009

A. Sikap

1 Sikap Spiritual

Predikat Deskripsi

Baik Secara umum telah menunjukkan sikap spiritual yang baik, dengan rincian sebagai berikut :
Ketaatan beribadah baik, berdoa sebelum melakukan berbagai aktivitas baik, memberi
salam jika bertemu dengan orang lain baik, ukuwah/persaudaraan baik, pengendalian diri
baik.
2 Sikap Sosial

Predikat Deskripsi

Baik Secara umum telah menunjukkan sikap sosial yang baik, dengan penjabaran bahwa di
sekolah telah mampu menunjukkan sikap kejujuran dengan baik, menunjukkan sikap
tanggung jawab dengan baik, menunjukkan sikap kepedulian dengan baik, menunjukkan
sikap kesantunan dengan baik, dan menunjukkan kerja sama sesama siswa maupun guru
dengan baik.

B. Capaian Pengetahuan dan


Keterampilan
Kriteria Ketuntasan Minimal 78 Pengetahuan Keterampilan
(KKM) Sekolah
Mata Pelajaran KKM Angka Predikat Deskripsi Angka Predikat Deskripsi

Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi 76 83 B KKM 81 B KKM terlampaui
Pekerti terlampaui dengan baik,
dengan baik, seluruh
Guru Drs. Ajibandi seluruh kompetensi telah
: kompetensi
telah dikuasai dengan
dikuasai baik, tingkatkan
dengan baik,
tingkatkan
2 Pendidikan Pancasila dan 78 84 B KKM 84 B KKM terlampaui
Kewarganegaraan terlampaui dengan baik,
Guru C. Dewi dengan baik, seluruh
: Pangalila, S.H. seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
3 Bahasa Indonesia 78 78 B KKM 88 A KKM terlampaui
tercapai, dengan baik,
Guru Novitri Riyani, beberapa seluruh
: S.Pd. kompetensi kompetensi telah
memerlukan dikuasai dengan
pemahaman baik, tingkatkan
lebih lanjut
agar
mendapatkan
hasil lebih
baik
4 Matematika 75 75 B KKM 83 B KKM terlampaui
tercapai, dengan baik,
Guru Sobari, S.Pd. beberapa seluruh
: kompetensi kompetensi telah
memerlukan dikuasai dengan
pemahaman baik, tingkatkan
lebih lanjut
agar
mendapatkan
hasil lebih
baik
5 Ilmu Pengetahuan Alam 78 79 B KKM 85 B KKM terlampaui
(IPA) terlampaui dengan baik,
Guru Rike Anwari, dengan baik, seluruh
: S.Si. / Edy seluruh kompetensi telah
Hermawan, kompetensi dikuasai dengan
M.Sc. telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 78 85 B KKM 83 B KKM terlampaui
(IPS) terlampaui dengan baik,
dengan baik, seluruh
Guru Sovia seluruh kompetensi telah
: Andriani, S.E. kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
7 Bahasa Inggris 80 83 B KKM 83 B KKM terlampaui
terlampaui dengan baik,
Guru Lina Yulinda, dengan baik, seluruh
: S.Pd. seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
Kriteria Ketuntasan Minimal 78 Pengetahuan Keterampilan
(KKM) Sekolah
Mata Pelajaran KKM Angka Predikat Deskripsi Angka Predikat Deskripsi

Kelompok B
1 Seni Budaya 78 84 B KKM 88 A KKM terlampaui
terlampaui dengan baik,
Guru Reza Fajrin dengan baik, seluruh
: Wijaya seluruh kompetensi telah
Kusuma, S.Pd. kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
2 Pendidikan Jasmani, 78 83 B KKM 84 B KKM terlampaui
Olahraga, dan Kesehatan terlampaui dengan baik,
Guru Eko Julianto, dengan baik, seluruh
: S.Pd. seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
3 Prakarya (Elektronika) 80 89 A KKM 83 B KKM terlampaui
terlampaui dengan baik,
Guru Prayogo, S.Pd. dengan baik, seluruh
: seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
Kelompok C

1 Pendidikan Lingkungan dan 80 82 B KKM 80 B KKM tercapai,


Kehidupan Jakarta (PLKJ) terlampaui beberapa
Guru Drs. Yatim dengan baik, kompetensi
: Abdullah seluruh memerlukan
kompetensi pemahaman lebih
telah lanjut agar
dikuasai mendapatkan
dengan baik, hasil lebih baik
tingkatkan
2 Teknologi dan Informasi 78 87 A KKM 90 A KKM terlampaui
Komputer (TIK) terlampaui dengan sangat
Guru Tim Pesona dengan baik, baik, seluruh
: Edu seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah sangat baik,
dikuasai pertahankan
dengan baik,
tingkatkan
3 Tata Boga 80 86 A KKM 86 A KKM terlampaui
terlampaui dengan baik,
Guru Dina Astilia, dengan baik, seluruh
: S.Pd. seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
4 Bahasa Mandarin 80 90 A KKM 97 A KKM terlampaui
terlampaui dengan sangat
Guru Novini dengan baik, baik, seluruh
: Nilakusumah, seluruh kompetensi telah
S.S. kompetensi dikuasai dengan
telah sangat baik,
dikuasai pertahankan
dengan baik,
tingkatkan

C. Ekstrakurikuler

No Kegiatan Ekstrakurikuler Nilai Keterangan


1 Pramuka B

2 Paskibra B

3 Bulu Tangkis B

4 0 0

D. Ketidakhadiran

Sakit : 4 hari

Izin : 0 hari

Tanpa Keterangan :0 hari

Mengetahui
Jakarta, 22 Desember 2017
Orang Tua/Wali Wali Kelas

____________________ Sobari, S.Ag.

Kepala Sekolah

Ir. Masdiko Indra

Anda mungkin juga menyukai