Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
i
ABSTRACT
Nur Sabilal Huda (NIM: 1113011000088). Implementation of Authentic
Assessment of 2013 Curriculum on Subjects of Islamic Education and
Character Building at Bakti Mulya 400 Junior High School Jakarta. Islamic
Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teaching Science. Syarif
Hidayatullah State Islamic University (UIN) Jakarta. 2018
This study aims to determine the implementation of authentic 2013 curriculum
assessment on the subjects of Islamic Education and Character Building at Bakti
Mulya 400 Junior High School Jakarta, as well as knowing the teacher's
understanding of the authentic assessment of the 2013 curriculum, the application
of assessments for each aspect and what factors are supporting and inhibiting
implementation of an authentic 2013 curriculum assessment on subjects of Islamic
Education and Character Building. The method used in this research is descriptive
qualitative method. The research location at Bakti Mulya 400 Junior High School
Jakarta because Bakti Mulya 400 Junior High School Jakarta is one of the schools
that have implemented the learning of Islamic Education and Character Building
using the 2013 curriculum. In this study, researchers who go directly to the field or
research place to collect data through techniques triangulation. Data analysis is
done by data reduction, data presentation, and conclusion drawing.
Based on the results of the study, an authentic assessment of the 2013 curriculum
on Islamic Education and Character Building was carried out well in grade 7, and
for grade 8 assessment using ordinary assessment, unlike grade 7 assessment that
used the 2013 curriculum as an assessment format. Factors that support the
implementation of an authentic 2013 curriculum assessment on Islamic Education
and Character Building are assessment planning factors, implementation of
assessments and results of assessment and understanding from the teacher himself.
Factors that hinder the implementation of the 2013 authentic curriculum
assessment are the teacher's out of sync with the textbook and teacher's
understanding of the lack of authentic assessment that uses the 2013 curriculum as
its assessment format.
To maximize the implementation of the authentic 2013 curriculum assessment on
the subjects of Islamic Education and Character Building at Bakti Mulya 400
Junior High School Jakarta actually the teacher must carry out an authentic 2013
curriculum assessment on learning activities, which means the teacher must
understand the planning and implementation of an authentic 2013 curriculum
assessment on Islamic Education and Character Building, and by maximizing
existing school facilities for the implementation of learning activities and authentic
assessment of students.
Keyword: Authentic assessment of the 2013 curriculum
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah
memberikan berbagai macam nikmat-Nya dan kemudahan kepada hamba-Nya
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Implementasi Penilaian
Autentik Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Dalam skripsi ini, tentunya terdapat banyak kendala ketika dalam proses
pembuatannya terutama dalam penelitian serta dari hasil analisis penelitian. Maka
dari itu apa yang ada dalam skripsi ini tentunya juga masih jauh dari sempurna.
Namun dibalik itu semua, mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi sumbangsih
dalam dunia pendidikan terutama dalam melengkapi pustaka keilmuan mengenai
pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti yang efektif di sekolah. Sehingga dapat menjadi
referensi bagi guru maupun akademisi lainnya untuk menjadikan pelaksanaan
penilaian kurikulum 2013 menjadi lebih baik.
Penulis menyadari bahwa selama dalam proses penulisan skripsi ini tidak
akan bisa terlaksana tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Aris Susanto dan Ibu Siti Palupi yang telah
banyak memberikan doa dan restunya serta bimbingan, arahan dan motivasi
yang tak terkira banyak dan bernilainya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
iii
2. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr.
Dede Rosyada selaku pimpinan tertinggi Universitas
3. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya selaku dekan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam
5. Muhammad Zuhdi, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik yang selama
tiap semester memebrikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada
penulis.
6. Dr. Bahrissalim, MA selaku dosen pembimbing skripsi terbaik yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan
memberikan motivasi untuk penulisan skripsi ini kepada penulis.
7. Dr. Siti Khadijah, MA selaku dosen pengajar tercinta yang yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan tentang skripsi yang penulis buat ketika
penulis sedang kebingungan.
8. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah banyak
memebrikan pengajarannya selama penulis menuntut ilmu, dan mudah-
mudahan ilmu yang didapatkan penulis dapat digunakan dengan sebaik-
baiknya.
9. Bapak Ir. Masdiko Indra selaku kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
yang telah mendukung dan mensukseskan selesainya penulisan skripsi ini.
10. Bapak Aji Bandi, HAS dan Bapak Usman Jamhuri, S.Ag yang telah
memberikan dukungan dan doanya serta motivasi untuk penulis dalam
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh teman dan sahabat dari Keluarga Besar Pendidikan Agama Islam
angkatan 2013 yang banyak menemai dari awal kuliah sampai sekarang ini
12. Seluruh teman dan sahabat dari keluarga besar APACHE 2013 yang ceria
selalu baik dalam suka maupun duka selama di dalam maupun di luar kampus.
13. Seluruh Sahabat/i Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Pendidikan
Agama Islam tercinta yang menjadi bahan untuk pengalaman dan bimbingan
dalam perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
iv
14. Sahabat-sahabat penghuni kosan Sosialis khususon kepada Ari Mulki Zamani
a.k.a Pak Kendi, Muhammad Ilyas Albani a.k.a Pak Gentong, Oryza
Rizqullah MF, Al Muhdil Karim, Gusti Abdurrahman, dan para tamu yang
tak diundang yang suka mampir ke kosan.
15. Kepada JKT48 yang telah memotivasi secara tidak langsung dari lagu yang
sangat bagus liriknya untuk menemani penulis ketika dalam penulisan skripsi
ini sehingga dapat terselesaikan.
Pada akhirnya, semuanya penulis serahkan kepada Allah SWT,
mudah-mudahan mendapatkan balasan yang lebih baik. Harapan penulis
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain yang
membacanya untuk menambah wawasan keilmuan. Amin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
E. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 30
vii
C. Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ......................... 51
1. Penilaian aspek sikap ................................................................... 51
2. Penilaian aspek pengetahuan ........................................................ 55
3. Penilaian aspek keterampilan ....................................................... 60
4. Perumusan penilaian akhir pada siswa ......................................... 64
5. Faktor yang mendukung dan menghambat implementasi
penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .................................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 71
B. Saran .................................................................................................... 72
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.10 Deskripsi penilaian aspek sikap spiritual dan sikap sosial ............ 65
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Daftar absensi siswa kelas 7 dan kelas 8 SMP Bakti Mulya 400
Jakarta
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti kelas 7 dan kelas 8 SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 7 Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa SMP Bakti Mulya 400
Jakarta
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencana), 2008, hal. 87
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Edisi Revisi, 2013, hal. 178
1
2
3
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencana), 2008. Hal. 147
4
CNNIndonesia.com. Permasalahan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, 31 Mei 2016.
Diakses pada 17 Februari 2017
5
New.okezone.com, Tiga Masalah Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, 10 Oktober
2014, diakses tanggal 17 Februari 2017
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi Aksara), 2014, hal 127
3
7
April Damai Sagita Krissandi and Rusmawan, The Constraints of Elementary School
Teachers in the Implementation of the 2013 Curriculum, Electronic Journal of Sanata Dharma
University, 2015, p. 2
8
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016), hal. 1
4
bertahap pada sekolah ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil yang
dicapai dari penggunaan kurikulum 2013 di tiap kelasnya.
Dalam penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah ini, bukan berarti tanpa ada
kekurangan dan kendala dalam pelaksanaannya. Kendala yang dihadapi seperti
murid yang tidak mengindahkan perintah dari gurunya untuk mengerjakan
tugas di kelas, suasana kelas yang agak gaduh karena sebagian murid yang
bercanda saat jam pelajaran berlangsung, dan lainnya.
Permasalahan yang lebih kompleks dalam proses implementasi
kurikulum pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bakti Mulya
400 Jakarta adalah pada bagian penilaian terhadap siswa yang bila
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, penilaian terhadap siswa lebih
merinci karena ada beberapa aspek yang menjadi unsur dalam penilaian seperti
aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
Penjelasan yang disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang
kurikulum mengatakan bahwa penilaian pada kurikulum 2013 ini lebih rumit
daripada penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
mengharuskan mereka memberi penilaian pada siswa lebih mendetail lagi
karena setiap siswa mempunyai banyak aspek penilaian yang harus diisi, dan
penilaian tiap siswa berbeda dengan siswa yang lain.
Disamping banyak aspek penilaian yang harus diisi dalam memberikan
penilaian kepada siswa di sekolah, hal lain yang menjadi masalah dalam proses
implementasi pada penilaian kurikulum 2013 ini adalah tidak semua guru
paham dengan berbagai substansi yang ada dalam penilaian seperti
merumuskan indikator, menyusun butir-butir instrumen, dan melaksanakan
penilaian dengan berbagai macam teknik, dan juga yang lainnya.
Guru yang belum memahami cara merumuskan substansi dalam
penilaian pada kurikulum 2013 dikarenakan mereka sudah terbiasa dengan
penilaian kurikulum sebelumnya yang lebih ringkas dan tidak menggunakan
deskripsi terhadap penilaian yang diberikan seperti capaian aspek sikap, aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan. Sehingga ketika dihadapkan dengan
5
B. Identifikasi Masalah
Pada latar belakang masalah diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah sebagai berikut:
1. Sebagian guru yang masih belum memahami dan melakasanakan penilaian
autentik kurikulum 2013 dengan berbagai aspek penilaian yang ada di
dalamnya.
2. Terdapat banyak perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum
KTSP seperti dalam segi penilaian aspek sikap, aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan.
3. Adanya faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang sebelumnya disebutkan, maka ruang lingkup
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Pemahaman guru dalam perumusan dan pelaksanaan penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
2. Implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
3. Faktor yang mendukung dan menghambat implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas, untuk lebih memperjelas bagaimana
permasalahan yang terjadi, maka masalah dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman guru tentang penilaian autentik kurikulum 2013?
2. Bagaimana impelentasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti?
7
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan mengenai pemahaman guru dalam
penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
b. Memberikan pemahaman mengenai implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
c. Memberikan pemahaman mengenai faktor yang mendukung dan
menghambat implementasi penilaian autentik kurikulum 2013 pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pengumpulan
informasi tersebut ditempuh melalui berbagai teknik penilaian,
menggunakan berbagai instrumen, dan berasal dari berbagai sumber.
Penilaian harus dilakukan secara efektif. Oleh karena itu, meskipun
informasi dikumpulkan sebanyak- banyaknya denganberbagai upaya, tapi
kumpulan informasi tersebut tidak hanya lengkap dalam memberikan
gambaran, tetapi juga harus akurat untuk menghasilkan keputusan.
Penilaian tidak hanya difokuskan pada hasil belajar tetapi juga pada
proses belajar. Peserta didik juga mulai dilibatkan dalam proses penilaian
1
Kbbi.kemdikbud.go.id, Pengertian Implementasi¸ diakses pada 6 Februari 2018, Pukul
07.00
2
Pengertianparaahli.com, Pengertian Implementasi, diakses pada 6 Februari 2018, Pukul
07.07.
8
9
4. Prinsip Penilaian
Penilaian harus memberikan hasil yang dapat diterima oleh semua
pihak, baik yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan
3
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal. 5-6.
4
www.unpak.ac.id, Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, diakses pada tanggal 11 Februari
2018, diakses pada pukul 08.17
10
5
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 8
6
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 8
11
7
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 9
8
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 9
9
Ibid.
12
10
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). 8-9
11
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 10
12
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal 11
13
SMP. Bagi peserta didik kelas VIII dan kelas IX antara lain
dengan memperhatikan nilai rata-rata rapor semester
sebelumnya.13
2) Karakteristik mata pelajaran (kompleksitas)
Adalah tingkat kesulitan dari masing-masing mata pelajaran,
yang dapat ditetapkan antara lain melalui expert judgement guru
mata pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil analisis
jumlah KD, kedalaman KD, keluasan KD, perlu tidaknya
pengetahuan prasyarat.
3) Kondisi satuan pendidikan (daya dukung)
Kondisi satuan pendidikan (daya dukung) meliputi kompetensi
pendidik (nilai UKG), jumlah peserta didik dalam satu kelas,
predikat akreditasi sekolah, dan kelayakan sarana dan prasarana
sekolah.14
Pembuatan KKM sendiri mempunyai kriteria dan skala tersendiri,
seperti contoh dalam tabel berikut.
Tabel 2.1
Kriteria dan skala penetapan KKM
Aspek yang Kriteria dan Skala Penilaian
Dianalilis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
<65 65-79 80-100
Daya dukung Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 <65
Intake peserta didik Tinggi Sedang Rendah
80-100 65-79 <65
13
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 11
14
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal 11
14
Lalu apabila tiap aspek pada tabel tersebut sudah ditentukan maka
selanjutnya adalah menghitungnya dengan rumus:
90 + 70 + 65
3
= 75. Maka KKM nya adalah 75.15
6. Jenis-jenis Penilaian
a. Penilaian Sikap
1) Pengertian penilaian sikap
Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui ke-
cenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam
kehidupan sehari- hari, baik di dalam maupun di luar ke- las
sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk
mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta didik dan
memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butir-butir
nilai sikap dari Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2.16
2) Teknik penilaian
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik
lainnya yang relevan, Teknik penilaian observasi dapat
15
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 12
16
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 21
15
a) Observasi
Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi merupakan instrumen
yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memudahkan
dalam membuat laporan hasil pengamatan terhadap peri-
laku peserta didik yang berkaitan dengan sikap spiritual dan
sikap sosial. Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum
dalam indikator pencapaian kompetensi pada KD untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Penilaian observasi setelah didapatkan kemudian dituangkan
kedalam bentuk catatan anekdot (anecdotal record), catatan
kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yang
valid dan relevan yang dikenal dengan sebutan jurnal.
Contoh lembar observasi dengan jurnal seperti pada tabel
berikut.18
17
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 21-22
18
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 24
16
Tabel 2.2
Contoh jurnal perkembangan sikap
No. Tanggal Nama Catatan Butir Tindak
peserta perilaku sikap lanjut
didik
1.
2.
3.
b) Penilaian Diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik
penilaian terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnya dalam
berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat
digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap
peserta didik. Selain itu penilaian diri peserta didik juga dapat
digunakan untuk menumbuhkan nilai- nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri. Contoh
lembar penilaian diri siswa pada tabel berikut.19
Tabel 2.3
Contoh lembar penilaian diri peserta didik
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya selalu berdoa sebelum
melakukan aktivitas
2. Saya sholat lima waktu tepat
waktu
3. Saya berani mengakui kesalahan
saya
19
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 29
17
Tabel 2.4
Contoh format penilaian antar teman
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Teman saya selalu berdoa
sebelum melakukan aktivitas
2. Teman saya sholat lima waktu
tepat waktu
3. Teman saya tidak mengganggu
teman saya yang beragama lain
berdoa sesuai agamanya
20
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 31
18
b. Penilaian Pengetahuan
1) Pengertian Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil
pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi
penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
maupun metakognitif.21
2) Teknik Penilaian
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik.
Pendidik dapat memilih teknik penilaian yang paling sesuai
dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan
pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan
dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu
pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
21
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 39
19
Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan.22
a) Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban disajikan
secara tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
b) Tes Lisan
Tes lisan merupakan pertanyaan- pertanyaan yang diberikan
pendidik secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan
tersebut secara lisan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Selain bertujuan mengecek penguasaan
pengetahuan peserta didik (assessment of learning), tes lisan
terutama digunakan untuk perbaikan pembelajaran
(asessment for learning). Tes lisan juga dapat menumbuhkan
sikap berani berpendapat, percaya diri, dan kemampuan
berkomunikasi secara efektif. Tes lisan juga dapat digunakan
untuk melihat ketertarikan peserta didik terhadap materi yang
diajarkan dan motivasi peserta didik dalam belajar
(assessment as learning).23
c) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik
untuk mengukur dan/atau memfasilitasi peserta didik
memperoleh atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan
untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah proses
pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan
penugasan untuk meningkatkan pengetahuan diberikan
22
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 43
23
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 44
20
Tabel 2.5
Teknik penilaian pengetahuan
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Tertulis Benar-Salah, Mengetahui penguasaan
menjodohkan, pengetahuan peserta didik
pilihan ganda, untuk perbaikan proses
Isian,/melengkapi, pembelajaran dan/atau
uraian pengambilan nilai
Tes Lisan Tanya Jawab Mengecek pemahaman peserta
didik untuk perbaikan proses
pembelajaran
Penugasan Tugas yang Memfasilitasi penguasaan
dilakukan secara pengetahuan (bila diberikan
individu ataupun selama proses pembelajaran)
kelompok atau mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila diberikan
pada akhir pelajaran)
c. Penilaian Keterampilan
1) Pengertian penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan
dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks
24
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Hal 43-44
25
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016, hal 46
21
2) Teknik Penilaian
Pada penilaian keterampilan teknik penilaian dibagi menjadi
penilaian praktik, penilaian produk, penilaian projek, dan
penilaian portofolio.
a) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon
berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai
dengan tuntutan kompetensi. Dengan demikian, aspek yang
dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas. Penilaian praktik
bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didik
mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan
suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih otentik daripada
penilaian paper and pencil karena bentuk- bentuk tugasnya
lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam
praktik kehidupan sehari- hari. Contoh format penilaian
praktik lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.26
Tabel 2.6
Contoh format penilaian praktik
Aspek yang Deskripsi Ya Tidak
dinilai
Bacaan
Gerakan
26
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, 2015. Hal. 3
22
Kesesuaian
b) Penilaian Produk
Tabel 2.7
Contoh format penilaian produk
No. Tahapan Skor (1-5)
1. Tahap perencanaan
27
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 56
28
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, hal. 4
23
c) Penilaian Projek
29
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, hal. 7
24
30
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal 57
31
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah
Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 57
32
Bahan Penilaian Autentik PLPG 2015, Universitas Pakuan Bogor, hal. 5
25
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Contoh format penilaian portofolio
Kriteria
No. SK / KD Periode Tata Kosakata Kelengkapan Sistematika Ket
Bahasa gagasan penulisan
1. Menulis
teks
anekdot,
prosedur
kompleks
2. Membuat
resensi
buku
3. Laporan
hasil
membaca
buku
B. Kurikulum 2013
Secara harfiah, istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin currere yang
berarti berlari di lapangan pertandingan (race course). Menurut pengertian ini,
kurikulum adalah suatu “arena pertandinan” tempat siswa “bertanding” untuk
33
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Hal. 56-57
27
menguasai satu atau lebih keahlian guna mencapai “garis finis” yang ditandai
dengan pemberian diplomasi, ijazah atau gelar kesarjanaan.34
1. Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu
sekolah yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
2. Bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh guru dalam
melaksanakan pengajaran untuk siswa-siswanya
3. Suatu usaha untuk menyampaikan asas dan ciri terpenting dari suatu
rencana pendidikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dilaksanakan guru di sekolah
4. Tujuan-tujuan pengajaran, pengalaman belajar, alat-alat belajar dan cara-
cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan
34
Muhammad Ansyar. Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan. (Jakarta:
Prenadamedia Grup). 2015. Hal 24-25
35
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, kerjasama dengan Sekolah Pascasarjana Universitas Indonesia), 2010, hal. 91
28
36
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. (Jakarta: RajaGrafindo Persada).
1993. Hal
37
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. (Jakarta: RajaGrafindo Persada).
1993. Hal 2
38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Edisi Revisi, 2013, hal. 10
29
39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), Edisi Revisi, 2013, hal. 12
40
www.jamarismelayu.com, PA Islam dan Budi Pekerti dalam Pembelajaran Tematik
Terpadu, diakses pada 8 Maret 2018, pukul 7.38.
41
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada), 2013, hal 20
30
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam, dalam hubungannya kepada
Allah SWT, diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya yang
pengamalannya pengamalannya dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan
baik yang bersifat kokurikuler maupun ekstrakurikuler, serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
42
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2012. Hal. 78
43
Skripsi dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Karakter Peserta
Didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur, ditulis oleh Yudha Setiadi, 2014.
31
44
Skripsi dengan judul Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII
di SMP Al-Zahra Indonesia, Pamulang, ditulis oleh Edi Sutrisna Putra, 2014
45
Skripsi dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA
Negeri 94 Jakarta, ditulis oleh Fauziah, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode observasi
yang akan dilakukan adalah observasi langsung dengan cara
pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat
standar lain untuk kepentingan tersebut. Dalam observasi ini peneliti
32
33
2. Wawancara
Dalam penelitian yang akan dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
ini akan menggunakan wawancara tidak tersetruktur. Wawancara tidak
terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.2
Dalam teknik wawancara tak terstruktur ini, wawancara berbentuk dialog
dengan informan, dengan tetap berpatokan kepada sejumlah pertanyaan
yang telah disiapkan.3
Wawancara yang dilakukan akan menjadikan orang yang faham
mengenai kurikulum di sekolah tersebut yaitu wakil kepala sekolah
bidang kurikulum dan juga guru mata pelajaran pendidikan agama Islam
di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Guru yang diwawancarai satu orang
dari tiga orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti.
1
UIN Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kuguruan Univeritas
Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Press, 2015, hal. 66
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2014,
hal. 233-234
3
Op.cit., hal. 67
34
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang menggunakan sumber
penelitian non manusia, sumber ini adalah sumber yang bermanfaat
sebab telah tersedia sehingga akan relatif murah pengeluaran biaya untuk
memperolehnya, serta sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin
situasi/kondisi yang sebenarnya dan dapat dianalisis secara berulang-
ulang dengan tidak mengalami perubahan.4
4
UIN Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kuguruan Univeritas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: UIN Press, 2015, hal. 66
35
1. Perpanjangan keikutsertaan
Melalui teknik ini penulis dapat menguji ketidakbenaran informasi yang
diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari
responden, dan membangun kepercayaan subjek sehingga dapat dipastikan
apakah konteks itu difahami dan dihayati atau tidak.
2. Ketekunan pengamatan
Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari
dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi
Yaitu merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan
dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, yaitu dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.5
E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara. Wawancara dilaksanakan terhadap wakil kepala sekolah bidang
kurikulum. Wawancara juga akan dilakukan pada guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
Waawancara yang dilakukan untuk mengetahui pemahaman guru mengenai
5
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001) hal. 185
36
penilaian autentik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedomannya.
Selain untuk mengetahui pemahaman guru mengenai penillaian
autentik yang menggunakan kurikulum 2013, wawancara dilakukan untuk
mengetahui proses implementasi penilaian autentik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang menggunakan kurikulum 2013
serta faktor yang menghambat dan mendukung dalam implementasi penilaian
autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Dari pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun oleh peneliti, responden menjawab pertanyaan yang telah
ditentukan.
Kisi-kisi wawancara yang akan dilakukan disusun dan dikembangkan
dari dua variabel utama yang hendak dicapai. Sebagaimana dituliskan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi
sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan, tertutama masalah yang berkaitan dengan penelitian. Atau definisi lain
dari analisis data yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menubah data hasil dari
39
Analisis data yang akan dilakukan pada penelitian ini akan menjadikan
hasil temuan data yang diperoleh di lapangan baik itu melalui observasi,
wawancara, dokumentasi, hasil dokumen lainnya seperti lembaran penilaian
siswa yang kemudian diringkas dan dianalisis bagaimana hasilnya untuk
kemudian dapat disimpulkan.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui implementasi penilaian
autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti di SMP Bakti Mukya 400 Jakarta, maka data yang akan diolah
menggunakan metode deskriptif yaitu melaporkan data dengan cara
menerangkan , memberi gambaran dan mengklasifikasikan data terkumpul apa
adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.
6
Pengertianku.net, Pengertian Analisis Data dan Tujuannya, diakses pada 23 Februari
2018. Pukul 10.01
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Dalam buku yang berjudul Paparan Program SMP Bakti Mulya
400 tahun pelajaran 2016/2017 disebutkan bahwa SMP Bakti Mulya 400
Jakarta berdiri 20 Juli 1985 atau tepat berusia 31 tahun. Dilihat dari
usianya yang lebih dari seperempat abad, SMP Bakti Mulya 400 muncul
dengan liku-liku sejarahnya tersendiri.1
Selanjutnya dijelaskan lebih lanjut mengenai perjalanan Sekolah
yang pada tanggal 30 September 1983 telah ditandatangani surat perjanjian
kerjasama dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan
Yayasan Pondok Mulya. Yayasan keluarga 400 merupakan organisasi
yang menghimpun ex Tentara Pelajar Batalyon 400 Brigade 17.
Sedangkan Yayasan Pondok Mulya adalah yayasan pengelola Real Estate
Pondok Indah. Dalam rangka kerjasama tersebut, lahirlah Badan Kerja
Sama Pendidikan Pondok Mulya Ikatan 400 disingkat BKSP Pondok
Mulya 400-Ikatan Keluarga 400.2
Disamping itu keputusan kerja sama tersebut merupakan
kesepakatan bersama untuk ikut berperan serta dalam menopang kebijakan
pemerintah di bidang pendidikan melalui usaha penyediaan fasilitas yang
menampung anak-anak usia sekolah. Selanjutnya dalam usaha kerja sama
tersebut menggunakan nama Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok
Mulya – Ikatan Keluarga 400.3
Pada waktu diadakan akreditasi sekolah oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, disepakati nama yang lebih praktis, yaitu
1
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 4
2
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 4
3
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 4-5
40
41
Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti Mulya 400, disingkat menjadi BKSP
Bakti Mulya 400.
Selain itu BKSP Bakti Mulya 400 juga mempunya motto,
“Berbakti Pada Nusa dan Bangsa seumur Hidup”. Motto ini dilandasi
idealisme dan bermodal patriotisme dengan meyakini bahwa pendidikan
merupakan “human investment” yang mempunyai jangkauan jauh di
masa depan.4
2. Visi dan Misi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Untuk merealisasikan visi dan misi Yayasan BKSP Bakti Mulya 400
Jakarta perlu dirumuskan visi dan misi. Visi SMP bakti Mulya 400 yaitu
Membentuk insan berakhlak mulia, berilmu, beriman dan berkompetensi
global, selain itu SMP Bakti Mulya 400 mempunyai misi mewujudkan
pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas
internasional yang diwujudkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan
kependidikan, pembiayaan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar,
penilaian, dan kompetensi lulusan.5
3. Tujuan SMP Bakti Mulya 400
a. Tujuan Umum
SMP Bakti Mulya 400 mempunyai tujuan pendidikan yang ingin
dicapai yaitu membentuk insan pancasila yang sehat jasmani-
rohaninya, taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan terampil,
berbudi pekerti luhur, kuat kepribadiannya, tebal semangat
kebangsaannya dan mencintai tanah airnya, sehingga dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa.6
b. Tujuan Khusus
4
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 5
5
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 3
6
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 6
42
Selai tujuan umum, SMP Bakti Mulya 400 juga mempunya tujuan
khusus diantaranya adalah:
1) Membentuk komunitas belajar yang mandiri cerdas dan
berkeadaban (civic values)
2) Menerapka menajemen sekolah yang transparan dan akuntabel
3) Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan
teknologi, berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian
mandiri secara intelektual, emosional dan spiritual
4) Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan (community based learning)
5) Membangun pusat pengembangan inovasi pendidikan7
7
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 6-7.
8
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 8
43
c. Tata Usaha
Pada bagian tata usaha yang mengatur dan mengelola keuangan
sekolah, mempunyai susunan jabatan sebagai kepala tata usaha adalah
Mohamad Janaka Jachja, S.E, bagian keuangan oleh Nur Evi Yani,
S.E, bagian administrasi oleh Heru Tri, dan bagian perpustakaan
dipegang oleh Ratih Agustin Kusuma Wardani, S.Pd.9
d. Koordinaror Program
Koordinator untuk masing-masing program di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta dipegang oleh orang yang berpengalaman dalam bidangnya.
Pada bagian majalah Karisma dan Mading dipegang oleh Novitri
Riyani, S.Pd, bagian ekstrakurikuler oleh Eko Julianto, S.Pd, bagian
lab. Bahasa oleh Epih Syarifah, S.Pd, BP/BK dipegang Drs. Yatim,
bagian UKS Sovia Andriani, S.E, bagian Lab. Tata Boga oleh Dina
Astilia, S.Pd, bagian FLS2N/O2SN oleh Novini Nilakusumah, S.S,
dan bagian dipegang oleh OSN Edy Hermawan, M.Si10
e. Koordinator Mata Pelajaran
Tiap mata pelajaran di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta mempunyai
masing-masing koordinatornya. Untuk koordinator Agama Islam
PKn, & BP/BK dipegang oleh C. Dewi Pangalila, S.H, Bahasa
Indonesia oleh Dyah Ratnawiati, S.Pd, Bahasa Inggris oleh Epih
Syarifah, S.Pd, Matematika dan Komputer oleh Sobari, S.Ag, IPA
oleh Yenis Herdiani, S.Si, dan koordinator Seni, Penjas, dan Mulok
dipegang oleh Drs. Yatim.11
9
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 8
10
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 8
11
Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Tahun Pelajaran 2016/2017, hal. 9
44
Tabel 4.1
Kriteria dan skala penetapan KKM
Aspek yang Kriteria dan Skala Penilaian
Dianalilis
Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah
12
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2018, pukul 11.17
13
Wawancara dengan Bapak Sito, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 22 Februari 2018, pukul 09.36
14
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2018, pukul 11.17
15
Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama
(Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), 2016
45
16
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 20 Maret 2018, pukul 11.17
17
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.17
18
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.17
46
19
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.18
20
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.18
21
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20.
22
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
47
23
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
24
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
48
25
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung), 2015, hal. 137.
49
26
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.20
27
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.25
50
28
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.25
29
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
51
30
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
31
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
52
32
Wawancara dengan Bapak Sito, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di SMP Bakti
Mulya 400 Jakarta, pada tanggal 22 Februari 2018, pukul 09.36
33
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
34
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti paada
kelas VII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
53
Tabel 4.3
Instrumen penilaian sikap spiritual
Nama Siswa :
Kelas/Semester : VII / Satu
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Pilihan Skor
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1. Meyakini bahawa
tidak semua ayat Al-
Qur’an merupakan
wahyu Allah SWT
2. Meyakini bahwa
semua ilmu bersumber
dari Allah SWT
3. Meyakini bahwa
semua ilmu
memberikan kebaikan
4. Memahami kandungan
Al-Qur’an dan
mengamalkannya
tidak ada kaitannya
dengan keimanan
seorang Muslim
5. Mampu membaca Al-
Qur’an bukanlah suatu
keharusan bagi
seorang Muslim
6. Meyakini bahawa
Allah SWT
54
memuliakan orang
yang berilmu
Jumlah Skor
Keterangan Nilai Nilai Akhir
Pilihan: Positif Negatif
Selalu = Skor 4 Skor 1
Sering = Skor 3 Skor 2 Skor yang diperoleh:
Kadang2 = Skor 2 Skor 3 ___________ X 4 = ....
Tidak pernah=Skor 1 Skor 4
Catatan :
Tabel 4.4
Instrumen penilaian sikap sosial
Nama Siswa :
Kelas/Semester : VII / Satu
Teknik Penilaian : Penilaian Diri
Pilihan Skor
No. Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
1. Memiliki semangat
tinggi dalam menuntut
ilmu
2. Sungguh-sungguh
dalam belajar
3. Mengajarkan ilmu
kepada orang lain yang
membutuhkan
4. Mudah menjawab
ketika lelah
55
5. Tidak membanggakan
diri karena ilmu yang
dimiliki
6. Tidak membeda-
bedakan pergaulan
atas dasar tingkat
kepandaian
Jumlah Skor
Keterangan Nilai Nilai Akhir
Pilihan: Positif Negatif
Selalu = Skor 4 Skor 1
Sering = Skor 3 Skor 2 Skor yang diperoleh:
Kadang2 = Skor 2 Skor 3 ___________ X 100 = ....
Tidak pernah=Skor 1 Skor 4
Catatan :
harus dijawab dengan jawaban yang benar sesuai dengan materi pada
pelajaran yang sedang dibahas.35
Kriteria penilaian aspek pengetahuan yang dilakukan oleh guru
berbeda baik pilihan ganda maupun esai. Untuk pilihan ganda masing-
masing soal yang dijawab dengan jawaban yang benar maka akan
mendapatkan nilai 1 (satu). Untuk esai maupun tugas tertulis lainnya guru
memiliki kriteria terhadap jawaban yang benar. Untuk jawaban dengan
penjelasan yang lengkap dan tepat maka guru akan memberikan nilai 5
(lima), untuk jawaban dengan penjelasan yang baik namun kurang lengkap
maka akan mendapatkan nilai 4 (empat), untuk jawaban dengan penjelasan
yang lengkap namun ada sedikit kesalahan dalam penjelasannya maka
akan mendapatkan nilai 3 (tiga), untuk penjelasan yang kurang lengkap
dan sedikit jawaban yang ia jelaskan maka akan mendapatkan nilai 2 (dua),
dan untuk penjelasan yang sedikit dan ada kesalahan dalam penjelasannya
maka akan mendapatkan nilai 1 (satu).
Dalam pelaksanannya, penilaian aspek kognitif atau pengetahuan
yang ada di sekolah ini selain menggunakan instrumen soal berupa pilihan
ganda dan esai, juga menggunakan instrumen lainnya seperti teknik
penilaian lisan dengan guru sebagai penilaianya. Berikut ini adalah
instrumen dalam penilaian pengetahuan pada pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti.36
Tabel 4.5
Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Kompetensi Dasar : Memahami kandungan QS. AL-
Mujadalah ayat 11, dan QS. Ar-Rahman ayat 33, dan hadits terkait
tentang menuntut ilmu
35
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
36
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.29
57
Tabel 4.6
No. Jawaban
1. Wahai sekalian Jin dan Manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (ilmu).
2. Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
58
Tabel 4.7
Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan
Soal Tertulis
Nama Siswa :
Kelas/Semester :
Materi : Shalat Berjamaah
Teknik Penilaian : Soal Tertulis
37
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
59
38
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.27
39
Hasil dokumentasi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam
dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII dan VIII.
60
40
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.30
41
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII.
61
Tabel 4.8
Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan
Teknik : Unjuk Kerja
Bentuk : Praktik
Soal : Praktikkan cara berwudhu dengan benar
Keterangan :
T : Tuntas mencapai nilai ... (disesuaikan dengan nilai KKM)
TT : Tidak Tuntas jika nilai yang diperoleh kurang dari nilai
KKM
R : Remedial
P : Pengayaan
Tabel 4.9
Penilaian Kinerja
Nama: :
NIS: :
Kelas: :
Indikator: :
Penilai : Guru
42
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII.
63
Rubrik Penilaian :
No. Aspek Yang Dinilai Skor
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan diskusi 50
2. Kerjasama kelompok 25
3. Kesungguhan dalam melaksanakan diskusi 25
Skor Maksimal 100
Soal diskusi:
Kerjakan soal berikut!
1. Bagaimana hukum shalat berjamaah di masjid bagi wanita
2. Apa yang dilakukan seseorang bila hendak berjamaah namun
tertinggal jamaah yang lainnya?
3. Jika seorang imam batal dalam shalat, apa yang harus dilakukan oleh
imam?
4. Bagaimana cara keluar dari barisan shalat bagi makmum yang batal
wudhunya ditengah shalat?43
43
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikann Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP
Bakti Mulya 400 Jakarta kelas VII.
64
44
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.30
45
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
46
Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun
Pelajaran 2017/2018
65
Tabel 4.10
Deskripsi penilaian aspek sikap spiritual dan sikap sosial
Sikap Spiritual
Predikat Deskripsi
Baik Seara umum telah menunjukkan sikap spiritual yang
baik, dengan rincian sebagai berikut: ketaatan
beribadah baik, berdoa sebelum melakukan berbagai
aktivitas baik, memberi salam jika bertemu dengan
orang lain baik, ukhuwah/persaudaraan baik,
pengendalian diri baik
Sikap Sosial
Predikat Deskripsi
Sangat Baik Secara umum telah menunjukkan sikap sosial yang
sangat baik, dengan penjabaran bahwa di sekolah
telah mampu menunjukkan sikap kejujuran dengan
sangat baik, menunjukkan sikap tanggung jawab
dengan sangat baik, menunjukkan sikap kepedulian
dengan sangat baik, menunjukkan sikap kesantunan
dengan sangat baik, dan menunjukkan sikap kerja
sama sesama siswa maupun guru dengan sangat baik.
Sikap Sosial
Predikat Deskripsi
Baik Secara umum telah menunjukkan sikap sosial yang
baik, dengan penjabaran bahwa di sekolah telah
mampu menunjukkan sikap kejujuran dengan baik,
menunjukkan sikap tanggung jawab dengan baik,
menunjukkan sikap kepedulian dengan baik,
menunjukkan sikap kesantunan dengan sangat baik,
66
= 84
Keterangan:
HPH : Hasil Penilaian harian
HPTS : Hasil Penilaian Tengah Semester
HPAS : Hasil Penilaian Akhir Semester
47
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
67
48
Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun
Pelajaran 2017/2018
49
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
68
dan deskripsi mengenai capaian yang telah diraih oleh siswa. Sebagai
contohnya adalah seperti berikut:50
Tabel 4.12
Format penilaian akhir aspek keterampilan
Keterampilan
Angka Predikat Deskripsi
83 B KKM terlampaui dengan baik, seluruh
kompetensi telah dikuasai dengan baik,
tingkatkan.
50
Laporan Penilaian Hasil Belajar Siswa Kelas VIII, SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun
Pelajaran 2017/2018
51
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.35
69
52
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
53
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.33
70
berjalan dengan baik. Selain itu juga kurang sinkronnya antara guru / buku
sebagai penunjang pembelajaran.54
Yaitu proses pemberian buku kepada sekolah dari pemerintah yang
masih belum sepenuhnya baik. Pada tahun 2015 yaitu pada saat awal
kurikulum 2013 diterapkan di sekolah, masih banyak kekurangan dalam
buku yang dikeluarkan oleh pemerintah terutama dari segi penilaian siswa.
Disamping itu penerbit buku juga masih kebingungan mengenai isi dari
format penilaian yang ada. Tahun 2017 adalah terakhir kali kurikulum
2013 direvisi oleh pemerintah dalam hal penilaian siswanya. 55
Walau masih ada kekurangan, tapi esensi dari kurikulum 2013 itu
sendiri sudah baik seperti penerapan pembelajaran yang saintifik yaitu
dengan metode 5M (menanya, mengamati, mencoba, menghubungan dan
mengkomunikasikan). Disamping itu juga, sebagian guru masih ada yang
belum paham betul mengenai proses pelaksanaan dari penilaian autentik
yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuannya.56
Sebenarnya faktor yang paling berpengaruh yang dapat
menghambat dalam implementasi penilaian autentik kurikulum 2013
adalah mau atau tidaknya guru untuk merancang dan melaksanakan
penilaian autentik siswa sesuai dengan kaidah penilaian kurikulum 2013
dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, yang artinya
guru memang harus paham tentang penilaian autentik kurikulum 2013 dan
mau melaksanakan penilaian autentik di sekolah.
54
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.35
55
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.35
56
Wawancara dengan Bapak Aji Bandi, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada 20 Maret 2018. Pukul 11.36
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang ada mengenai implementasi penilaian autentik pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Bakti Mulya 400
Jakarta, serta dari hasil penelitian dan analisa yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan penilaian autentik pada pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti yang menggunakan kurikulum 2013 sebagai
pedomannya, yang dilakukan di kelas 7 berjalan dengan baik walaupun
belum maksimal, artinya dari segi penerapan penilaian sikap, penilaian
kognitif, dan penilaian psikomotorik sudah berjalan sesuai dengan kaidah
penilaian autentik kurikulum 2013 yang ada walaupun belum sepenuhnya
berjalan dengan maksimal
2. Pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada kelas 8 belum berjalan
dengan baik. Artinya walaupun proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan lancar, namun prosedur untuk penilaian autentik siswa masih
menggunakan penilaian biasa dan bukan dengan menggunakan prosedur
dari kurikulum 2013, walau penilaian akhir siswa pada rapot
menggunakan format penilaian kurikulum 2013
3. Faktor yang mendukung terlaksananya implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti adalah dari perencanaan pembuatan penilaian seperti soal dan
format penilaian sebelum melakukan pembelajaran, pada proses
pembelajaran dan pada akhir kegiatan pembelajaran. Selain itu faktor
lainnya adalah tersedianya fasilitas sekolah yang baik yang dapat
mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran.
4. Faktor yang menghambat terlaksananya implementasi penilaian autentik
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
71
72
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah:
kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat
memberikan ilmunya tentang bagaimana cara membuat format penilaian
autentik menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedomannya sehingga proses
pelaksanaan penilaian autentik terhadap siswa bisa berjalan dengan maksimal
baik itu di kelas 7 dan kelas 8. Selain itu, pemberian pelatihan pembuatan
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti di sekolah juga bisa dilakukan untuk lebih memberikan pemahaman
guru dalam menggunkan kurikulum 2013 terutama dalam penilaian
autentiknya saat pembelajaran. Pada intinya, guru sebagai tenaga pendidik
yang mengajarkan siswanya di dalam kelas harus mau paham dan menerapkan
apa yang telah didapatkan dari kurikulum 2013 baik dari segi metode
pembelajarannya, dan penilaian autentiknya agar pelaksanaan pembelajaran
dan hasilnya bisa maksimal.
73
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi Penelitian
Gedung Sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Waawncara dengan Bapak Aji Bandi, HAS selaku guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kegiatan Sholat Dzuhur secara berjamaah semua siswa
Buku paket Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 7 dan kelas 8
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
Penelitian Skripsi
oleh:
Nur Sabilal Huda
NIM. 1113011000088
1. Berapakah KKM untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dan bagaimana guru merumuskan KKM?
2. Bagaimana guru merumuskan penilaian akhir pada rapot?
3. Bagaimana guru melakukan penilaian aspek sikap terhadap siswa?
Lampiran 3
BERITA WAWANCARA
Penelitian Skripsi
oleh:
Nur Sabilal Huda
NIM. 1113011000088
KKM untuk mata pelajaran PAI adalah 76, dan rumusan dari KKM itu
diambil dari masing-masing kompetensi dasar. Dimana kompetensi dasar
memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal yang nantinya akan dirata-ratakan dan
muncullah angka 76 ini yang menjadi KKM dari mata pelajaran PAI. Dalam
penentuan KKM itu sendiri guru merumuskannya dari memperhatikan intake
(karakteristik peserta didik), kompleksitas dari mata pelajaran, dan daya
dukung. Setelah melalui dua hal tadi kemudian hasilnya dirata-ratakan dan
kemudian didapatkanlah Kriteria Ketuntasan Minimal untuk pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebesar 76
Aspek pengetahuan itu ada pada KI3, KI3 itu memang bobotnya lebih besar,
karena dia dapat dikembangkan. Kalau ditanya bagaimana caranya
melakukan penilaian pengetahuan, kita mengacu kepada KD, dan pencapaian
kompetensi dasar. Ada KD dan ada indikator pencapaian kompetensi. Tetapi
kan indikator pencapaian kompetensi dapat kita kembangkan menjadi
beberapa pertanyaan. Aspek pengetahuan sendiri nantinya akan kita analisis
bagaimana anak itu bisa mengungkap critical thinkingnya, yaitu kemampuan
mereka dalam berpikir kritis terhadap suatu persoalan. Penilaian itu akan kita
lakukan sesuai dengan indikator tadi dan bagaimana metode yang kita
lakukan.
Aspek pengetahuan itu kan ada tes tertulis dan tes lisan apabila berbicara
mengenai bentuk tesnya, ketika tertulis nantinya ada multiple choice dan juga
esai. Ketika lisan, ada yang namanya esai terbuka, dan semuanya itu ada
indikator-indikatornya, ada bobot dalam penilaiannya.
Penilaian keterampilan (KI4) dan dalam KI4 itu kan penilaiannya ada
penilaian produk, penilaian project dan penilaian portofolio. Misalkan dalam
penilaian produk, berarti ada hasil yang didapatkan dari mereka. Bagaimana
cara penilaiannya? Kita ada penilaian saat terjadi diskusi misalnya, jadi saat
terjadi pembelajaran kita adakan penilaian dan ketika ada hasilnya nanti. Satu
contoh kita sudah punya satu nilai produk ketika anak membuat tayangan
presentasi mengenai empati, saya sampai tertarik betul bagaimana mereka
mencari sumbernya, apa yang harus mereka lakukan, dan saya kaget juga
ketika anak-anak diminta untuk membuat video itu luar biasa, dan satu nilai
produk keterampilan saya, yang saya PR-kan sampai 2 bulan, yaitu anak
membuat semacam simulasi drama mereka berperan menjadi pemulung,
mereka berperan menjadi orang yang terkena musibah kebakaran, rumahnya
kebanjiran, dan itu divideokan, dan tugas mereka itu harus dikumpulkan pada
akhir April. Dan mereka sudah siap dan ada kameramannya, karena apa, saat
saya lihat dari presentasi kemarin, mereka sudah editing dan video yang saya
lihat sudah cukup baik. Itu yang nantinya akan ada nilai produk.
6. Lalu bagaimana guru merumuskan penilaian akhir siswa pada rapot?
Penilaian akhir itu ada rumusnya, yaitu penilaian harian ditambahkan dengan
PTS (Penilaian Tengah Semester). Jumlah nilai ulangan harian dirata-ratakan,
ditambahkan dengan nilai Ulangan Akhir Semester yang dikalikan dua, nanti
setelah itu dibagi tiga. Untuk penilaian produk atau yang masuk dalam
penilaian keterampilan, kita akan ambil produk yang paling mendominasi
muncul. Misalnya ada dua produk yang harus dibuat oleh siswa, nanti yang
akan diambil adalah produk yang paling bagus nilainya. Dan untuk penilaian
aspek yang lain itu penilaiannya hanya dirata-ratakan. Kesimpulannya
penilaian akhir pada rapot itu ada persentase dari penilaian harian, penilaian
tengah semester dan penilaian akhir semester. Untuk penilaian akhir tiap
aspek juga mempunyai rumusannya masing-masing.
Pelaksanaan
No Pokok Penelitian Baik Kurang Catatan
Maksimal
A. Pemahaman guru dalam perumusan √
KKM Mata Pelajaran PAI
B. Prinsip dalam penilaian
Penilaian yang dilakukan sudah √
shahih (sesuai dengan indikator)
Penilaian dilaksanakan secara adil √
penilaian dilaksanakan secara √
terbuka
Penilaian dilaksanakan secara √
sistematis
C. Penilaian pada tiap aspek
Penilaian sikap spiritual √
Penilaian aspek pengetahuan √
Penilaian aspek keterampilan √
D. Perancangan penilaian akhir siswa
Penilaian dilakukan sesuai dengan √
prosedur
Lampiran 5
Wali
Kelas
SOBARI
, S.AG
NO NIS NISN NAMA L/P KETERANGA
N
1 3581 005555932 Aaliyah Ratih Nugra P SDI Harapan
2 Andani Ibu
2 3582 005729581 Alaraaf Muhammad L SDI Harapan
5 Prasetiyo Ibu
3 3583 005289306 P SD Bakti
7 Audrey Amalia Mulya 400
4 3585 005683957 Cut Alya Zahira P SDI Harapan
9 Ibu
5 3586 006013431 L SD Dharma
8 Fadhlureza Sebastian Karya UT
6 3587 005289303 L SD Bakti
1 Ghani Kevin Rimaldi Mulya 400
7 3588 005878241 Ghania Belva Tiandra P SDI Harapan
4 Ibu
8 3589 005333227 Ghina Nabila Gunawan P SD Bakti
5 Mulya 400
9 3590 005099512 Jackson Ismail Bisker L SD Niaga
6 Sitanggang Ekasari
10 3591 004633266 P SD Bakti
3 Keisha Abigail Rahadi Mulya 400
11 3592 005289304 Kevin Fakhri Razaan L SD Bakti
7 Siregar Mulya 400
12 3593 004473371 Kezia Alika Mulia P SD Wijaya
6 Awangga Kusuma
Bintaro
13 3594 005289298 Muhammad Adha L SD Bakti
9 Arlingga Mulya 400
14 3595 005289302 Muhammad Dandy L SD Bakti
4 Ardiansyah Mulya 400
15 3596 005444516 P SD Bakti
6 Nimas Sekar Kedhaton Mulya 400
A. Sikap
1 Sikap Spiritual
Predikat Deskripsi
Baik Secara umum telah menunjukkan sikap spiritual yang baik, dengan rincian sebagai berikut :
Ketaatan beribadah baik, berdoa sebelum melakukan berbagai aktivitas baik, memberi
salam jika bertemu dengan orang lain baik, ukuwah/persaudaraan baik, pengendalian diri
baik.
2 Sikap Sosial
Predikat Deskripsi
Baik Secara umum telah menunjukkan sikap sosial yang baik, dengan penjabaran bahwa di
sekolah telah mampu menunjukkan sikap kejujuran dengan baik, menunjukkan sikap
tanggung jawab dengan baik, menunjukkan sikap kepedulian dengan baik, menunjukkan
sikap kesantunan dengan baik, dan menunjukkan kerja sama sesama siswa maupun guru
dengan baik.
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi 76 83 B KKM 81 B KKM terlampaui
Pekerti terlampaui dengan baik,
dengan baik, seluruh
Guru Drs. Ajibandi seluruh kompetensi telah
: kompetensi
telah dikuasai dengan
dikuasai baik, tingkatkan
dengan baik,
tingkatkan
2 Pendidikan Pancasila dan 78 84 B KKM 84 B KKM terlampaui
Kewarganegaraan terlampaui dengan baik,
Guru C. Dewi dengan baik, seluruh
: Pangalila, S.H. seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
3 Bahasa Indonesia 78 78 B KKM 88 A KKM terlampaui
tercapai, dengan baik,
Guru Novitri Riyani, beberapa seluruh
: S.Pd. kompetensi kompetensi telah
memerlukan dikuasai dengan
pemahaman baik, tingkatkan
lebih lanjut
agar
mendapatkan
hasil lebih
baik
4 Matematika 75 75 B KKM 83 B KKM terlampaui
tercapai, dengan baik,
Guru Sobari, S.Pd. beberapa seluruh
: kompetensi kompetensi telah
memerlukan dikuasai dengan
pemahaman baik, tingkatkan
lebih lanjut
agar
mendapatkan
hasil lebih
baik
5 Ilmu Pengetahuan Alam 78 79 B KKM 85 B KKM terlampaui
(IPA) terlampaui dengan baik,
Guru Rike Anwari, dengan baik, seluruh
: S.Si. / Edy seluruh kompetensi telah
Hermawan, kompetensi dikuasai dengan
M.Sc. telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 78 85 B KKM 83 B KKM terlampaui
(IPS) terlampaui dengan baik,
dengan baik, seluruh
Guru Sovia seluruh kompetensi telah
: Andriani, S.E. kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
7 Bahasa Inggris 80 83 B KKM 83 B KKM terlampaui
terlampaui dengan baik,
Guru Lina Yulinda, dengan baik, seluruh
: S.Pd. seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
Kriteria Ketuntasan Minimal 78 Pengetahuan Keterampilan
(KKM) Sekolah
Mata Pelajaran KKM Angka Predikat Deskripsi Angka Predikat Deskripsi
Kelompok B
1 Seni Budaya 78 84 B KKM 88 A KKM terlampaui
terlampaui dengan baik,
Guru Reza Fajrin dengan baik, seluruh
: Wijaya seluruh kompetensi telah
Kusuma, S.Pd. kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
2 Pendidikan Jasmani, 78 83 B KKM 84 B KKM terlampaui
Olahraga, dan Kesehatan terlampaui dengan baik,
Guru Eko Julianto, dengan baik, seluruh
: S.Pd. seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
3 Prakarya (Elektronika) 80 89 A KKM 83 B KKM terlampaui
terlampaui dengan baik,
Guru Prayogo, S.Pd. dengan baik, seluruh
: seluruh kompetensi telah
kompetensi dikuasai dengan
telah baik, tingkatkan
dikuasai
dengan baik,
tingkatkan
Kelompok C
C. Ekstrakurikuler
2 Paskibra B
3 Bulu Tangkis B
4 0 0
D. Ketidakhadiran
Sakit : 4 hari
Izin : 0 hari
Mengetahui
Jakarta, 22 Desember 2017
Orang Tua/Wali Wali Kelas
Kepala Sekolah