Anda di halaman 1dari 14

HASIL OBSERVASI DALAM PENERAPAN

KURIKULUM 2013 DI SMK MANDALA


Lavia Agustriyani (0142S1A018014)
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bogor
Laviagustriyani822@gmail.com

ABSTRAK

Laporan ini merupakan tugas perorangan yang diajukan sebagai salah satu
tugas untuk memenuhi syarat Tugas Akhir Semester mata kuliah Manajemen
Sekolah. Tujuan dibuatnya laporan ini yaitu untuk mengetahui penerapan
kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mandala. Berdasarkan
temuan yang penulis dapat di SMK Mandala. Penulis menyimpulkan bahwa SMK
Mandala merupakan salah satu sekolah kejuruan di Desa Cibeber I yang telah
terakreditasi A. Di SMK Mandala ini telah menerapkan Kurikulum 2013 pada
pembelajarannya. Kurikulum adalah sebuah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Kata kunci : Kurikulum, SMK Mandala, Terakreditasi A


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala ridho dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini. Shalawat serta salam
mudah-mudahan tercurah limpahkan kepada junjungan kita sekalian yaitu Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan umumnya kepada
kita semua selaku penerus risalahnya hingga akhir zaman, aamiin.
Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas
Akhir Semester mata kuliah Manajemen Sekolah. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat Bapak Wahyu Bagja Sulfemi, M.Pd selaku Dosen
Pengampu.
Semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi
semua pembaca.

Bogor, Januari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sulfemi, Wahyu bagja (2016 :33) Undang-undang No. 19 tahun
2005 tentang standar nasioanl pendidikan, undang-undang ini mengatur
tentang ketentuan umum, lingkup, fungsi dan tujuan, standar isi, standar
proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidikan dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan pransarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, standar penilaian, Badan Standar Nasioanl Pendidikan,
evaluasi, akreditasi, sertifikasi, penjamin mutu, ketentuan peraliahan,
ketentuan penutup..
Pendidikan dalam sistematik berasal dari bahasa yunani
paidagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Pedagogos adalah
seorang nelayan atau bujang dalam zaman yunani kuno yang pekerjaannya
menjemput dan mengantar anak-anak kedepan dari sekolah. Selain itu, di
rumahnya anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan para
paedagogos. (Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018) modul: 1)
Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang berkualitas bagi
pendidikan bangsa dibentuk untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas
bangsa Indonesia, dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Tujuan dibuatnya laporan ini yaitu untuk mengetahui penerapan
kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mandala.
Berdasarkan temuan yang penulis dapat di SMK Mandala. Penulis
menyimpulkan bahwa SMK Mandala merupakan salah satu sekolah
kejuruan di Desa Cibeber I yang telah terakreditasi A. Di SMK Mandala
ini telah menerapkan Kurikulum 2013 pada pembelajarannya tetapi masih
ada saja kendala yang dihadapi dalam Kurikulum 2013 ini. Sehingga
penulis bisa memperoleh gambaran mengenai penerapan kurikulum 2013.
Selain itu, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kurikulum yang berlaku di SMK Mandala ?
2. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 di SMK Mandala ?
3. Apa sajakah kendala dalam penerapan kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana proses evaluasi pesera didik dalam kurikulum 2013 ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kurikulum yang berlaku di SMK Mandala.
2. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 di SMK Mandala.
3. Untuk mengetahui kendala dalam penerapan kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui proses evaluasi peserta didik dalam kurikulum
2013.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi
Metodologi penelitian ini yang digunakan adalah dengan cara
observasi ke sekolah. Dalam metode observasi ini di dalamnya
mencangkup metode pendukung, antara lain :
1. Wawancara.
Wawancara dari narasumber Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh penulis. Dalam hal ini penulis
mengambil dokumentasi melalui foto, video dan rekaman suara saat
pelaksanaan observasi sebagai bahan pendukung untuk menguatkan hasil
observasi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu pelaksanaan observasi ini pada hari Senin, 13 Januari 2020
pukul 10.00 WIB, lokasi SMK Mandala Leuwiliang, Jalan Hegarsari No.
10, Cibeber 1, Bogor 16640.

C. Sumber Data
Data yang diperoleh peneliti merupakan hasil wawancara dari
narasumber yang bernama Bapak Jajang Anjas Wijaya, S.E selaku Wakil
Ketua Kurikulum SMK Mandala.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah
Berikut ini profil sekolah SMK Mandala :
1. Nama Sekolah : SMK Mandala Leuwiliang
2. Nomor Statistik Sekolah :-
3. N P S N : 20200593
4. Akreditasi Sekolah : Terakreditasi A
5. Alat Lengkap Sekolah : Jalan Hegarsari No. 10, Desa
Cibeber 1, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat
6. Nama Kepala Sekolah : Titing Nurjanah, S. Sos
7. Nama Yayasan : Mandala
8. Alamat Yayasan : Jalan Hegarsari No. 10
9. Kepemilikan Tanah : Pemerintah/Pribadi/Menyewa/
Menumpang*)
1. Status Tanah : Wakaf
2. Luas Tanah : 9000 m2
10. Status Bangunan : Yayasan
11. Luas Bangunan : 540 m2
12. Lokasi Sekolah :
a. Jarak Ke Pusat Kecamatan : 1 km
b. Jarak Ke Pusat Otonomi Daerah : 30 km
c. Terletak Pada Lintasan : Kabupaten
d. Keanggotaan Korwil : Leuwiliang

B. Pengertian Kurikulum
Pendidikan yaitu upaya yang sengaja untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan murid. Menurut sindunata (2000:197)
dalam buku Pengantar Pendidikan (2014:66) untuk mewujudkan budaya
itu, proses belajar menjadi hal-hal yang penting. (Sulfemi, Wahyu Bagja.
(2019)
Kurikulum adalah sebuah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta bahan yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Sulfemi, Wahyu Bagja. 2018: 3).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan dengan
berbasis pada pencapaian kompetensi sangat diperlukan sebagai
instrument untuk mengarahkan peserta didik menjadi: Manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah, Manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang
maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, Warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. (Sulfemi dan Abdul
Qodir, 2017 : 1-8).

C. Hasil Observasi
1. Kurikulum yang Berlaku di SMK Mandala
SMK Mandala ini memakai 1 kurikulum, kelas X, XI, XII yaitu
memakai kurikulum 2013, dikarenakan seluruh sekolahan wajib
menggunakan kurikulum 2013 pada tahun ini. Dan pada kurikulum 2013
ini guru dituntut untuk menguasai perangkat pembelajaran khususnya
dalam hal IT. Dan media pendukung pembelajaran sangat dibutuhkan agar
proses pembelajaran lebih efektif.
Pada kurikulum 2013 ini, guru berperan penting sebagai fasilitator
dan untuk meningkatkan daya kreatifitas peserta didik, sehingga dalam
pembelajaran peserta didik cenderung lebih aktif.
2. Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Mandala
Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan,
ketampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam
pembelajaran. (Sulfemi, Wahyu Bagja. 2018:32)
Penerapan kurikulum 2013 mendapatkan respon positif dari guru-
guru yang ada di SMK Mandala. Tetapi hanya sebagian kecil saja dari
peserta didik yang menganggap bahwa kurikulum 2013 itu merupakan
kurikulum yang tepat dan menyenangkan.
Dalam implementasi kurikulum 2013 tentunya guru harus terlebih
dulu mempelajari dan memahami benar materi dan esensi kurikulum 2013
sebelum menerapkannya kepada peserta didik. Selain itu juga guru harus
mempunyai ide kreatif dan membuat inovasi dalam proses pembelajaran
dalam kurikulum 2013 ini sehingga dapat mempermudah peserta didik
memahami materi dalam kurikulum 2013 ini. Kurikulum 2013 diterapkan
dengan menekankan pada keaktifan peserta didik. Oleh karena itu, metode
pembelajaran yang digunakan yakni metode diskusi. Peserta didik
mendiskusikan materi yang telah diberikan oleh pendidik, kemudian
mempresentasikannya.

3. Kendala Kurikulum 2013 di SMK Mandala


Beberapa kendala dalam kurikulum 2013, yaitu :
a. Adanya beban belajar dalam kurikulum 2013 mengisyaratkan
adanya penambahan beban belajar di SMK Mandala. Dimana
beban belajar tersebut dari kelas X bertambah dari 38 jam menjadi
42 jam belajar, dan untuk kelas XI dan XII bertambah dari jam 38
jam menjadi 44 jam belajar, dengan lama belajar untuk setiap jam
belajarnya yaitu 45 menit.
b. Kurikulum 2013 ini menuntut keaktifan belajar peserta didik,
mulai dari mencari materi belajar, memahami, sampai
menyimpulkan materi. Namun dalam penerapannya hal tersebut
tidak semudah yang dibayangkan. Oleh karena itu, penyediaan
literature sebaiknya diperbaiki baik dalam segi kuantitas maupun
kualitas sehingga peserta didik lebih mudah dalam mendapat
materi yang ditentukan.
c. Tidak semua pendidik mahir dalam bidang IT. Hal ini
sudah menjadi rahasia public. Untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan dari kendala ini, sebaiknya diadakan pelatihan kepada
para pendidik agar mereka lebih mahir dalam bidang IT.

4. Evaluasi Siswa dalam Kurikulum 2013 di SMK Mandala


Dalam proses penilaian di SMK Mandala, guru lebih
mengedepankan penilaian pada saat proses belajar peserta didik, adapun
UTS dan UAS tetap menjadi bahan pertimbangan penilaian tetapi
persentasenya lebih kecil yaitu sekitar 40% saja dan 60% dari peniaian
proses belajar, selain itu juga untuk pembuatan soal UTS guru di tekankan
untuk membaut soal yang berbentuk uraian bukan pilihan ganda, gunanya
supaya peserta didik mempu memecahkan masalah dengan solusi sendiri.
Jadi sebagian besar nilai akhir atau raport itu di dapatkan dari nilai proses
atau nilai keaktifan peserta didik dikelas.
Proses penilaian ini berkesinambungan. Hal ini diperlukan
mengingat tuntutan dari dalam dan luar sistem sekolah, yang meminta
diadakannya perbaikan kurikulum. Untuk itu, peran guru dan kpala
sekolah sangatlah penting, karena mereka yang paling mengtahui,
pelaksanaan, permasalahan, dan keberhasilan kurikulum. (Hamalik 2007 :
255-256)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut hasil observasi yang penulis dapatkan SMK Mandala
Leuwiliang merupakan salah satu sekolah kejuruan di Desa Cibeber I yang
telah terakreditasi A. SMK Mandala juga adalah sekolah yang sudah
menerapkan kurikulum 2013 yang mana peserta didik dituntut lebih aktif.
Di sekolah ini peserta didik biasanya dipersilahkan oleh guru untuk
mempresentasikan materi yang akan dipelajari pada hari itu. Sehingga
peserta didik lebih mudah memahami materi.

B. Saran
Sebagai manusia serba kekurangan penulis mengucapkan
permohonan maaf bila dalam tulisan ini banyak kesalahan. Namun sedikit
banyaknya mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi kaum mahasiswa. Untuk penyempurnaan tulisan ini kami
harap kritik dan saran. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Manajemen Kurikulum di Sekolah. Bogor : Visi
Nusantara Maju.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Abdul Qodir. (2017). Hubungan Kurikulum 2013
Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Di SMK Pelita Ciampea.
Edutecno 17 (2), 1-8
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Modul Manajemen Pendidikan Nonformal. Bogor:
STKIP Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2016). Perundang-undangan pedidikan. Bogor: STKIP
Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Manajemen Pendidikan Berbasis Multi Budaya.
Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan
Sekolah, dan Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edukasi: Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama dan Keagamaan. 16 (2), 166-178
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Minati, Hilga. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas 3 SD Menggunakan Model Picture And Picture dan
Media Gambar Seri. JPSD. 4 (2), 228- 242.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Mayasari, Nova. (2019). Peranan Model Pembelajaran
Value Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan. 20. (1). 53-68.
Sulfemi, Wahyu Bagja, & Yuliana, Desi. (2019). Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 5(1), 17-30.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Bergaul Tanpa Harus Menyakiti. Bogor : Visi
Nusantara Maju.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Yuliani, Nunung. (2019). Model Pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Edunomic : Jurnal
Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
7 ( 2). 73-84
Sulfemi, Wahyu Bagja (2019). Modul Pembelajaran Perundang-Undangan
Pendidikan. Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping
Berbantu Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat, Motivasi dan
Hasil Belajar IPS. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS
Indonesia), 4(1), 13-19.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Gedung SMK Mandala


Foto Bersama Wakil Kepala Sekolah Kurikulum dan Guru SMK Mandala

Proses Wawancara

Anda mungkin juga menyukai