PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Dosen Pengampu :
Budhi Rahayu Sri Wulan, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
1. Anggita Mardiana (1986206003)
2. Dhea Shintia Ardela Putri (1986206010)
3. Fira Rahmah Afida (1986206018)
4. Hamidah Laila Puty Harz (1986206019)
5. Lisna Wati Matrutty (1986206025)
6. Nabila Chamalia (1986206033)
7. Nur Rohmah Lailiyah (1986206037)
8. Putri Nurul Hamidah (1986206040)
9. Salsabilah Azizah (1986206042)
10. Sindy Oktavia Sugiono Putri (1986206044)
11. Sucia Nigsih (1986206047)
12. Suyatmi (1986206052)
13. Tiffani Lilfaroch (1986206048)
14. Risma Ambarani (1786206031)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang mana atas berkat dan
Rahmat dan karunia-Nya lah kami bisa menyelesaikan modul ini. Dalam modul ini
kami membahas tentang Pengembangan Pembelajaran Kurikulum SD, modul ini
kami tujukan untuk memenuhi tugas akhir ujian akhir semester 4 mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Kurikulum SD. Modul ini diharapkan dapat menjadi
sumber informasi bagi yang membutuhkan baik bagi dunia pendidikan ataupun para
akademisi yang ingin meningkatkan atas ilmu pengetahuannya walaupun dengan
segala keterbatasannya. Modul ini ditujukan dalam memberikan informasi kepada
kita semua tentang dunia pendidikan. Apabila ada kesalahan dalam modul ini, baik
penulisannya ataupun isinya yang belum sempurna, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya, karena kekhilafan itu adalah sifat manusia yang tidak pernah luput dari
kesalahan. Maka segala saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kemajuan,
sangat kami harapkan.
Akhir kata dari penulis, kami mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Kurikulum ?
2. Bagaimana Landasan dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum ?
3. Bagaimana Prosedur Pengembangan Kurikulum ?
4. Bagaimana Model-model Pengembangan Kurikulum menurut Administratif, Grass
Root, Ralph W.Tyler dan Hilda Taba ?
5. Bagaimana Model-model Pengembangan Kurikulum menurut Beanchamp, Carl
Roger dan Olivia ?
6. Bagaimana Kurikulum Pembelajaran Terpadu, KBK, Kurikulum
berbasismasyarakat, Konstruktivik, Pembelajaran Akselerasi dan Pembelajaran
Elektronik (e-Learning) ?
7. Bagaimana Perkembangan Kurikulum SD (Tahun 1975, 1984, 1994) ?
8. Bagaimana Perkembangan Kurikulum SD (Tahun 2004, 2006, 2013) ?
9. Bagaimana Produk Pengembangan Kurikulum ?
10. Bagaimana Menganalisis Kurikulum 2013 sesuai (SK, KI, KD, Indikator, Tujuan
Pembelajaran) ?
11. Bagaiamana Strategi Pembelajaran dalam K13 ?
12. Bagaimana Mengevaluasi Kurikulum ?
MODUL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KURIKULUM DI SD PGSD A 2019
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penjelasan dari Hakikat Kurikulum
2. Untuk mengetahui penjelasan dari Landasan dan Pendekatan Pengembangan
Kurikulum
3. Untuk mengetahui penjelasan dari Prosedur Pengembangan Kurikulum
4. Untuk mengetahui penjelasan dari Model-model Pengembangan Kurikulum
menurut Administratif, Grass Root, Ralph W.Tyler dan Hilda Taba
5. Untuk mengetahui penjelasan dari Model-model Pengembangan Kurikulum
menurut Beanchamp, Carl Roger dan Olivia
6. Untuk mengetahui penjelasan dari Kurikulum Pembelajaran Terpadu, KBK,
Kurikulum berbasis masyarakat, Konstruktivik, Pembelajaran Akselerasi dan
Pembelajaran Elektronik (e-Learning)
7. Untuk mengetahui penjelasan dari Perkembangan Kurikulum SD (Tahun 1975,
1984, 1994)
8. Untuk mengetahui penjelasan dari Perkembangan Kurikulum SD (Tahun 2004,
2006, 2013)
9. Untuk mengetahui penjelasan dari Produk Pengembangan Kurikulum
10. Untuk mengetahui penjelasan dari Menganalisis Kurikulum 2013 sesuai (SK, KI,
KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran)
11. Untuk mengetahui penjelasan dari Strategi Pembelajaran dalam K13
12. Untuk mengetahui penjelasan dari Mengevaluasi Kurikulum
MODUL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KURIKULUM DI SD PGSD A 2019
PEMBAHASAN
HAKIKAT KURIKULUM
MODUL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KURIKULUM DI SD PGSD A 2019
Model perkembangan kurikulurn menurut Oliva terdiri dari tiga kriteria, yaitu:
simpel, komprehensif dan sistematis. Walaupun model ini mewakili
komponen-komponen paling penting, namun model ini dapat diperluas
menjadi model yang menyediakan detail tambahan dan menunjukkan
beberapa proses yang diasumsikan oleh model yang lebih sederhana. Model
perkembangan kurikulurn dari Oliva 12 komponen yaitu:
1. Perumusan filosofis, sasaran, misi, serta visi lembaga pendidikan,
yang kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa dan kebutuhan
masyarakat.
2. Kebutuhan masyarakat di mana sekolah itu berada, kebutuhan siswa
dari urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah.
3. Tujuan umum yang didasarkan pada komponen 1 dan 2.
4. Tujuan khusus yang didasarkan pada komponen 1 dan 2.
5. Bagaimana mengorganisasi rancangan dan mengimplementasikan
kurikulum
6. Menjabarkan kurikulum dalam bentuk tujuan umum.
7. Menjabrkan kurikulum dalam bentuk tujun khusus.
8. Menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat
mencapai tujuan.
9. Teknik penilaian.
10.Pengembangan kurikulum.
11.Evaluasi pembelajaran.
12.Evaluasi kurikulum.
Model tersebut digambarkan dalam bentuk segi empat dan lingkaran.Segi
empat menggambarkan tentang proses perencanaan sedangkan lingkaran
menggambarkan proses operasional. Proses dimulai dengan :
1. Komponen I, karena pada fase ini para pengembang kurikulum
menentukan tujuan dari pendidikan serta landasan filosophy dan
psikologi. Tujuan ini diyakini berasal dari kebutuhan masyarakat dan
kebutuhan hidup individu dimasyarakat. Komponen ini menggabungkan
konsep yang sama dengan tyler.
2. Komponen II membutuhkan sebuah analisis kebutuhan masyarakat
dimana suatu sekolah berada, kebutuhan siswa dilayani oleh masyarakat.
3. Komponen III dan IV disebut sebagai tujuan khusus kurikulum
berdasarkan tujuan, keyakinan.
4. Komponen V adalah untuk mengorganisir dan mengimplementasikan
kurikulum, membentuk dan membangun struktur dengan kurikulum yang
akan diorganisir.
5. Komponen VI dan VII melukiskan perincian lebih lanjut dalam
pelaksanaan lewat pengajaran yang mencakup tujuan instruksional umum
dan khusus.
6. Komponen VIII menunjukkuan strategi agar tujuan tercapai dikelas.
7. Komponen IX Sekaligus dalam fase ini pembina kurikulum secara
pendahuluan mencari teknik evaluasi.
8. Komponen X dimana pembelajaran dilaksanakan.
9. KomponenXI adalah evaluasi sesungguhnya mengenai prestasi siswa,
keefektifan pengajaran.
10. Komponen XII merupakan evaluasi kurikulum atau keseluruhan
program. hal terpenting adalah umpan balik dari setiap evaluasi
untuk pengembangan lebih lanjut.
Jadi inti dari semua komponen adalah komponen I sampai IV dan VI
sampai IX adalah tahap perencanaan, sementara X-XII adalah tahap
operasional. Komponen V merupakan perpaduan antara perencanaan
dan operasional. Model Oliva dapat dipandang terdiri dari dua
submodel, komponen I-V dan XII sebagai submodel pengembangan
kurikulum. Komponen VI-XI sebagai model pengembangan pengajaran.
Kurikulum Pembelajaran Terpadu,
KBK, Kurikulum berbasis
masyarakat, Konstruktivik,
Pembelajaran Akselerasi dan
Pembelajaran Elektronik (e-Learning)
A. Kurikulum Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian Kurikulum Pembelajaran Terpadu
3) Kurikulum Akselerasi
Kurikulum pada kelas akselerasi tidak jauh berbeda pada kelas
regular pada umumnya hanya pada kelas tersebut terdapat pelayanan
khusus sehingga terdapat pengayaan waktu dan percepatan dalam
menguasai materi. Konsep dasar kurikulum “kurikulum adalah segala
pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah kepada seluruh anak
didiknya, baik dilakukukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah”.
Kurikulum yang digunakan akselerasi, “adalah kurikulum nasional yang
standar, namun dilakukan improvisasi alokasi waktu sesuai dengan
tuntutan belajar peserta didik”.
Muatan kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda dengan
kurikulum standar yang digunakan untuk program regular. Perbedaannya
terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran dalam
alokasi waktu yang lebih singkat. Program akselerasi ini akan menjadikan
kurikulum standar yang biasanya ditempuh siswa SMU dalam tiga tahun
menjadi hanya dua tahun.
4) Kelebihan dan Kekurangan
Southern dan Jones (1991 dalam Hawadi, 2004) menyebutkan beberapa
keuntungan dari dijalankannya program akselerasi bagi anak berbakat:
a. Meningkatkan efisiensi
Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai
kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih
efisien.
b. Meningkatkan efektivitas
Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan
menguasai keterampilan-keterampilan sebelumnya merupakan siswa
yang paling efektif.
c. Penghargaan
Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya
memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya.
d. Meningkatkan waktu untuk karier
Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas
siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya.
5) Kelemahan Akselerasi:
Southern dan Jones (1991) menyebutkan empat hal yang berpotensi negatif
dalam proses akselerasi bagi anak berbakat, yaitu:
a. Segi Akademis
- Bahan ajar yang diberikan terlalu tinggi bagi siswa akseleran.
- Proses akselerasi menyebabkan siswa akseleran terikat pada
keputusan karier lebih dini.
- Siswa akseleran mungkin mengembangkan kedewasaan yang luara
biasa tanpa adanya pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
- Pengalaman-pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak
dialami oleh siswa akseleran karena tidak merupakan bagian dari
kurikulum.
b. Segi Penyesuaian Sosial
- Siswa akan didorong untuk berprestasi dalam bidang akademiknya
sehingga mereka kekurangan waktu beraktivitas dengan teman
sebaya.
- Siswa akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia
sebenarnya.
d. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran.
B. Kurikulum 1984
a. Kurikulum ini memuat materi dan metode yang disebut secara rinci,
sehingga guru dan siswa mudah untuk melaksanakannya.
a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
pemecahanmasalah yang mereka hadapi di sekolah,
b. Adanya penilaian dari semua aspek meliputi nilai kesopanan, religi,
praktek, sikap dan lain-lain,
c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan ke dalam semua program studi,
d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan
pendidikan nasional,
e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain
sikap, keterampilan, dan pengetahuan,
f. Kurikulum ini sangat tanggap dengan fenomena dan perubahan
social,
g. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional,
h. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala,
i. Sifat pembelajaran sangat kontekstual,
j. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap oleh pemerintah.
2. Kelemahan Kurikulum 2013
GBPP
PERSIAPAN
MENGAJAR
PROSES
PEMBELAJARAN
Gambar 1.1Kaitan Program dan Proses Pembelajaran
1. Persiapan Mengajar
Setelah menyusun Program Caturwulan/Semester, program
pembelajaran selanjutnya adalah Program Pembelajaran jangka pendek
yang disebut Persiapan Mengajar. Untuk pegangan mengajar jangka
pendekseperti program untuk setiap pokok bahasan atau komponen
dasa guru harus membuat program pembelajaran yang disebut
Persiapan mengajar. Unsur-unsur yang terkandung dalam persiapan
menajar menurut kurikulum 1994 meliputi, sebagai berikut :
a. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus).
b. Pokok-pokok materi yang disajikan..
c. Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan..
d. Media, alat, serta sumber bahan yang digunakan.
e. Cara evaluasi yang akan ditempuh yang dilengkapi dengan alat
evaluasi.
Langkah-langkah umum dalam menyusun Persiapan Mengajar :
1) Perumusan Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) atau Kompetensi
Dasar.
2) Perumusan Tujuan Khusus (TPK) atau Indikator Pencapaian
Hasil Belajar.
3) Perumusan Prosedur dan Alat Evaluasi.
4) Penentuan Materi /Bahan Ajar.
5) Perumusan Kegiatan Pembelajaran.
PERSIAPAN MENGAJAR
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada
peserta didik. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku
atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Nana Syaodih Sukmadinata
mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:
a. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar
mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri
b. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
c. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
pembelajaran
d. Memudahkan guru mengadakan penilaian
2. Materi Pembelajaran / Bahan Pelajaran
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
3. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Terdapat pula jenis-
jenis dan macam-macam pendekatan pembeljaran sebagai berikut :
a. Jenis-jenis pendekatan pembelajaran
1) Pendekatan teacher centered
Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai
seorang ahli yang memegang kontrol selama prosespembelajaran
dalam aspek organisasi, materi, dan waktu.
2) Pendekatan student centered
Pendekatan student centered mendorong siswa untuk mengerjakan
sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas
pengalaman yang diperolehnya.
b. Macam-macam pendekatan pembelajaran
1) Pendekatan kontekstual (CTL)
Yaitu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa sehingga hasil
belajar dapat lebih bermakna bagi siswa, karena siswa dapat
mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan mereka dalam
jangka panjang.
2) Pendekatan Ekspositori
Dalam pendekatan ekspositori sumber belajar dapat menyampaikan
materi sampai tuntas, artinya pembelajaran dilaksanakan secara
holistik dan tidak khusus.
3) Pendekatan Induktif
Pengajaran berawal dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus
kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu kesimpulan, prinsip
atau aturan yang spesifik.
4) Pendekatan Deduktif
Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang
bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus
(Busrah, 2012, hlm. 5).
5) Pendekatan Kontruktivisme
Dalam kelas kontruktivis seorang guru tidak mengajarkan kepada
anak bagaimana menyelesaikan persoalan, namun
mempresentasikan masalah dan mendorong siswa untuk
menemukan cara mereka sendiri dalam meyelesaikan permasalahan.
6) Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam pendekatan ini siswa didorong untuk memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang
sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin atau jarang ditemui (masih belum dikuasai).
7) Pendekatan Open-Ende
Siswa dihadapkan pada open-ended tujuan utamanya bukan untuk
mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara
bagaimana sampai pada suatu jawaban.
8) Pendekatan Saintifik
Adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
secara aktif mengonstruksi konsep, prosedur, hukum atau prinsip
melalui tahapan saintifik, yakni: mengamati; merumuskan masalah;
mengajukan/merumuskan hipotesis; mengumpulkan data;
menganalisis data; menarik kesimpulan; mengomunikasikan.
9) Pendekatan Inquiry (Inkuiri)
Adalah pendekatan yang berusaha untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk belajar melalui penyingkapan atau
penyelidikan terhadap suatu permasalahan.
4. Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.