Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Konsep-konsep Dasar

( Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik & Pemerintah, dan Antropologi


serta Psikologi Sosial )

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Ibu Anggara L. Sandra Dewi, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Kelas A / Kelompok 1

1. Dhea Shintia Ardela P. (1986206010)

2. Fira Rahmah Afida (1986206018)

3. Putri Nurul Hamidah (1986206040)

4. Muhammad Syarifuddin (1986206031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

SIDOARJO

Oktober

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan
Makalah Konsep Dasar IPS yang berjudul Konsep-konsep Dasar. Kami juga
berterima kasih pada Ibu Anggara L. Sandra Dewi, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen
mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Konsep-konsep Dasar. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sidoarjo, 03 Oktober 2019

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI
COVER .........................................................................................................1
KATA PENGANTAR ...................................................................................3
DAFTRAR ISI ..............................................................................................2
BAB 1 (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................4-5
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 5
BAB 2 (PEMBAHASAN)
2.1 Sejarah........................................................................................................ 6
2.1.1 Konsep ruang dan waktu dalam sejarah........................................... 6
2.1.2 Keterkaitan waktu dengan sejarah.................................................... 6
2.1.3 Pendekatan dalam Studi sejarah....................................................... 7
2.2 Geografi...................................................................................................... 8
2.2.1 Konsep dasar geografi..................................................................... 8
2.2.2 Ruang lingkup kajian studi geografi................................................ 9
2.2.3 Konsep esensial geografi................................................................. 10
2.3 Ekonomi..................................................................................................... 10-11
2.4 Politik dan pemerintah................................................................................ 12-13
2.5 Antropologi serta psikologi sosial.............................................................. 13
2.5.1 Hakikat antropologi......................................................................... 13
2.5.2 Cabang ilmu dalam antropologi....................................................... 14-15
2.5.3 Konsep dasar psikologi sosial.......................................................... 15
BAB 3 (PENUTUP)
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16
3.2 Saran ........................................................................................................ 16
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 17

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembahasan konsep-konsep dasar IPS tertuang dalam beberapa butir yang
meliputi hal-hal berikut.

Dalam pendidikan IPS, pembinaan konsep merupakan salah satu strategi


mengajar dan membelajarkan yang bermakna, terutama dalam pembinaan serta
pengembangan SDM generasi muda yang memiliki kemampuan konseptual di
masa yang akan datang.

Secara teoritik-konseptual, suatu konsep dasar dengan konsep dasar yang


lain dapat dipisah-pisahkan. Namun dalam proses berpikir yang integratif hal
tersebut berkaitan satu sama lain. Konsep geografi erat hubungannya dengan
sejarah, konsep sosiologi erat hubungannya dengan konsep-konsep antropologi,
dan psikologi sosial serta demikian seterusnya.

Konsep-konsep dasar perhatian, minat, kesadaran dan penghayatan,


memiliki makna afektif yang mendasar pada pembinaan dasar kepribadian peserta
didik. Oleh karena itu, guru, khususnya guru IPS memiliki kedudukan, peranan
dan fungsi strategis dalam menekankan serta membina konsep-konsep tadi.
Kepribadian sebagai suatu konsep dasar psikologi, merupakan suatu perpaduan
potensi, kemampuan dan aset diri tiap individu yang menjadi jati diri
masingmasing. Pengembangan dan pembinaan kepribadian peserta didik menjadi
SDM yang handal, merupakan tugas dan kewajiban guru, khususnya guru IPS
yang perlu dijadikan panggilan diri guru masingmasing.

Secara alamiah, persediaan dan penyediaan sumber daya ada dalam


keterbatasan, bahkan ada yang langka. Di pihak lain, pemenuhan kebutuhan oleh
manusia cenderung tak terbatas. Oleh karena itu, dalam kenyataan terjadi
kesenjangan. Penerapan dan pengembangan asas efektif, efisien dan produktif
dalam kegiatan ekonomi, menjadi salah satu landasan yang wajib mendapat
perhatian segala pihak.

4
Ilmu Politik sebagai salah satu bidang ilmu sosial, ruang lingkup kajiannya
adalah penyelenggaraan kehidupan negara dan pelaksanaan pemerintahan dengan
selukbeluk serta persoalannya. Oleh karena itu, untuk memahami dan menghayati
proses penyelenggaraan pemerintahan, serta untuk mampu menjadi warga negara
yang baik, wajib mempelajari dasar-dasar ilmu politik (Mariana, 2010:4-6).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu.

1. Bagaimana yang dimaksud dengan Sejarah dalam Konsep-konsep dasar?


2. Bagaimana yang dimaksud dengan Geografi dalam Konsep-konsep
dasar?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Ekonomi dalam Konsep-konsep
dasar?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan Politik dan pemerintah dalam
Konsep-konsep dasar?
5. Bagaimana yang dimaksud dengan Antropologi serta Psikologi Sosial
dalam Konsep-konsep dasar?
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan ini yaitu.

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Sejarah dalam Konsep-konsep


dasar.
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Geografi dalam Konsep-
konsep dasar.
3. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Ekonomi dalam Konsep-
konsep dasar.
4. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Politik dan pemerintah dalam
Konsep-konsep dasar.
5. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Antropologi serta Psikologi
Sosial dalam Konsep-konsep dasar.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

2.1.1 Konsep Ruang dan Waktu dalam Sejarah

Eksistensi manusia menurut kodratnya mempunyai struktur temporal.


Sejarah perkembangan manusia selalu terkait dengan tiga dimensi kesejarahan,
yakni: dimensi masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dari
tiga dimensi tersebut hanya masa sekarang (kini) yang sungguh-sungguh real,
berarti masa lampau terangkum dalam masa sekarang, dan masa depan menjadi
proyeksi masa kini (Munir, 1997: 139).

Dalam ilmu sejarah, manusia merupakan konsep utama. Sejarah


membahas manusia pada masa lalu. Namun, seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya, bukan berarti sejarah membahas kisah manusia secara keseluruhan.
Kisah manusia tersebut berkaitan dengan kehidupan manusia yang berkreasi
dalam menghadapi kehidupannya.

Kisah manusia tersebut dibatasi oleh waktu dan ruang, serta tempat
manusia itu berada. Dari sudut pandang waktu kreativitas manusia pada masa
lampau berbeda dengan kreativitas manusia pada masa kini. Demikian halnya
dengan ruang. Pemahaman tentang ruang dan waktu diperlukan untuk dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara kronologis.

Dalam hal ini, misalnya bagaimana manusia pada zaman batu makan,
minum, berpakaian serta melakukan perjalanan menjadi pengalaman bagi masa-
masa sesudahnya. Sebagai contoh adalah bagaimana kreativitas manusia untuk
melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain.

2.1.2 Keterkaitan Waktu dengan Sejarah

Sejarawan Sartono Kartodirdjo membuat suatu pernyataan bahwa


“Barangsiapa yang lupa sama sekali akan masa lampaunya dapat diibaratkan
seperti mereka yang sakit jiwa” (Kartodirdjo, 1986: 23)

6
Peristiwa sejarah yang terjadi adalah sebuah perubahan dalam kehidupan
manusia. Sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu.
Perubahan yang terjadi pada masa lalu mempengaruhi kehidupan masa kini.
Perubahan tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan manusia seperti sosial,
politik, ekonomi, dan budaya. Masa lalu merupakan masa yang telah dilalui oleh
suatu masyarakat dan selalu berkaitan dengan konsep-konsep dasar berupa
waktu, ruang. Berkaitan dengan peristiwa sejarah yang merupakan perubahan
dalam kehidupan manusia di masa lalu, John Dewey (1959) menganjurkan
bahwa dalam penulisan sejarah harus menulis masa lampau dan sekarang.
Sejarah harus bersifat instrumental dalam memecahkan masalah masa kini atau
sebagai pertimbangan program aksi masa kini. Dengan kata lain John Dewey
menyarankan bahwa sejarah harus dapat memecahkan masalah masa kini.

Ungkapan bahwa sejarah harus dapat memecahkan persoalan pada masa kini
menjadi semakin jelas jika kita melihat situasi pada masa kini. Misalnya bencana
banjir di beberapa kota di Indonesia. Apakah peristiwa itu berdiri sendiri terlepas
dari apa yang terjadi di masa lalu? Atau memiliki kaitan dengan perubahan yang
terjadi di masyarakat? Mungkin saja ada sebuah wilayah yang dahulu bebas dari
banjir tetapi pada masa kini menjadi wilayah yang rawan banjir dan menjadi
langganan banjir.

2.1.3 Pendekatan dalam Studi sejarah

Studi sejarah seperti mengunakan beberapa cara pendekatan, antara lain


pendekatan objektif, (Louis Gottschalk, 1974: 144) yaitu setiap jenis exsposisi,
atau kisah, fakta-fakta sejarah harus (1) diseleksi, (2) disusun, (3) diberi atau
dikurangi tekanannya, dan (4) ditempatkan dalam suatu urut-urutan kausal dan
masing-masing diantara proses-proses itu memiliki komplikasi-komplikasinya
sendiri.

Dengan demikian, analisis seorang sejarawan bersifat logis dan rasional, bukan
berdasarkan bukti-bukti dari luar yang dapat diuji kebenarannya.

7
2.2 Geografi
2.2.1 Konsep Dasar Geografi

Istilah Geografi pertama kali diperkenalkan Erastothenes abad ke-2 SM.


Pada masa itu, geografi didominasi oleh cerita-cerita perjalanan dari berbagai
penjuru dunia (Logografi). Kata geografi sendiri berasal dari kata Geographica
yang berarti ‘penulisan atau penggambaran mengenai bumi’. Erastothenes
dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

1. Hakikat Geografi

Berikut ini adalah beberapa pengertian geografi dari beberapa ahli.

Menurut Richard Hartshorne (1959), geografi berkepentingan untuk memberikan


deskripsi yang teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variabel dari
permukaan bumi

Menurut Alexander (1963), geografi adalah studi tentang pengaruh lingkungan


alam pada aktivitas manusia

Menurut Yeates (1963), geografi adalah suatu ilmu yang memperhatikan


perkembangan rasional dan lokasi dari berbagai sifat yang beraneka ragam di
permukaan bumi

Menurut Bintarto (1977), geografi merupakan ilmu pengetahuan yang


mencitrakan, menerangkan sifatsifat bumi, menganalisa gejala- gejala alam dan
penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan beru saha
mencari fungsi dari unsurunsur bumi dalam ruang dan waktu

Menurut Preston E. James, geography is the mother of all sciences, geografi


dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan), karena banyak
bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan bumi untuk beralih pada
studinya masing-masing

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa geografi adalah suatu studi


tentang hubungan keruangan, meliputi aspekaspek fisik, biotic, dan sosial, tetapi
dapat dibedakan dengan ilmu-ilmu lain karena geografi memusatkan

8
perhatiannya/studinya pada penyebaran atau distribusi, gejala/penomena serta
hubungan dengan gejala-gejala dengan tempat atau ruang.

Konsep-kosep dalam kajian geografi antara lain: distribusi, ruang, lokasi,


wilayah, bentangan alam, sumber alam, lingkungan hidup, globalisasi,
penduduk, sungai, laut, gunung dan lain sebagainya. Konsep-konsep tersebut
dapat terbagibagi lagi kepada konsep yang lebih khusus. Misalnya: bentangan
alam dapat berupa konsep tentang gunung, lembah, sungai dan seterusnya.
Pengorganisasian secara spesifik dapat diperjelas sebagai berikut.

Distribusi keruangan (spatial distribution). Untuk dapat melihat distribusi


keruangan diperlukan ,fakta yang cukup banyak. Fakta tersebut memiliki tiga
unsur yang bersamaan ialah waktu, lokasi, dan kesamaan ciri-ciri.

Wilayah atau region adalah suatu daerah yang ditandai dengan adanya
keseragaman atas satu atau lebih fenomena/kenampakan. Wilayah dapat
dibedakan atas: 1) Wilayah Formal, ialah yang ditandai dengan adanya asosiasi
areal, yang dapat berupa biotik atau physik, 2) Wilayah Fungsional yang
ditandai dengan adanya interaksi ruang misalnya kota sebagai pusat dengan
kota-kota satelit yang mengitarinya yang dihubungkan oleh adanya alat
komunikasi.

2.2.2 Ruang Lingkup Kajian Studi Geogafi

Apa (what) dalam arti struktur pola, fungsi dan proses gejala, kenampakan atau
kejadian di permukaan bumi.

Dimana ( where) dalam arti letak ( lokasi), penyebaran(spatial distribution)


dipermukaan bumi.

Kapan (when) dalam arti waktu lampau, sekarang dan akan datang.

Mengapa (why) dalam arti korologi/keruangan dan penjelasan/deskripsi latar


belakang dan pola hubungan sebab akibat ataupun gejala/kejadian.

Bagaimana ( how) penjelasan suatu struktur pola, fungsi dan proses


gejala/kejadian atau solusi terhadap suatu masalah.

9
2.2.3 Konsep Esensial Geografi

Konsep lokasi; merupakan letak suatu objek di permukaan bumi, contoh:


Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada
antara: 103º 40' - 105º 50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6º 45' - 3º
45' Lintang Selatan. Lokasi relatif, contoh; Kota Metro berada di antara
Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Tengah.

Konsep jarak

Jarak Geometrik absolut, contoh; Jarak Metro – Bandarlampung pada peta


berskala 1:1.000.000 = 4 cm. Berarti jarak Metro – Bandarlampung yang
sebenarnya adalah 40 Km

Jarak Geometrik relatif, contoh; jarak tempuh Metro – Bandarlampung tidak


sama bila diukur melalui Kalianda dan Tanggamus karena rute yang dilaluinya
pun berbeda.

Waktu tempuh Metro – Bandarlampung melalui Tegineneng berbeda bila


menempuh Metro – Bandarlampung melalui Jatimulyo.

Konsep keterjangkauan; adalah mudah atau tidaknya suatu tempat dihubungi


dari tempat lain. Contoh; rumah Andri yang berada jauh dari jalan raya lebih
sulit dijangkau dibandingkan dengan rumah Sono yang letaknya dekat dengan
jalan raya.

2.3 Ekonomi
Konsep Dasar Ekonomi

Ekonomi adalah suatu pelajaran tentang bagaimana orang dan


masyarakat memilih tanpa uang mempekerjakan sumbersumber produksi yang
langkah, untuk menghasilkan bermacam-macam barang sepanjang waktu dan
mendistribusikannya untuk komsumsi, sekarang dan yang akan datang, diantara
berbagai macam orang dan golongan masyarakat (Paul Samuelson dan
Nordhaus, 2004).

10
Konsep dasar yang sentral dari ilmu ekonomi adalah konsep kelangkaan
(Scarcity), bahwa setiap masyarakat dihadapkan pada masalah tentang
kebutuhan yang tak terbatas dengan sumber-sumber produksi yang terbatas.
Masalah ini dialami oleh masyarakat dengan sisten ekonomi apapun yang
dianut. Seperti ekonomi kapitalisme, sosialisme, liberalisme dan komunisme.

Dari konsep kelangkaan timbullah sekelompok konsep/ide yang baru.


Karena kelangkaan sumber-sumber produksi, orang harus mencoba
mengembangkan metode-metode produksi baru, untuk menghasilkan lebih
banyak dengan waktu yang lebih sedikit, atau lebih banyak hasil yang dihasilkan
dengan lebih sedikit bahan dalam waktu yang lebih pendek. Macam-macam
spesialisasi diungkapkan agar supaya kita dapat mengatasi pertentangan antara
kebutuhan tak terbatas dengan sumber-sumber yang terbatas.

Dengan demikian, ilmu ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari


perilaku individu dan organisasi yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan
konsumsi barang dan jasa. Tujuan ilmu ekonomi ini adalah untuk meramalkan
berbagai peristiwa ekonomi dan untuk membuat berbagai kebijakan yang akan
mencegah atau mengoreksi berbagai masalah seperti pengangguran, inflasi, atau
pemborosan dalam perekonomian.

Ilmu ekonomi terbagi menjadi ilmu makroekonomi dan ilmu


mikroekonomi. Ilmu makroekonomi mempelajari output agregat, kesempatan
kerja, dan tingkat harga umum. Makroekonomi merupakan studi tentang
perekonomian secara keseluruhan (aggregate) meliputi pendapatan nasional,
investasi nasional, produksi nasional, dan sebagainya yang bersifat makro.

Ilmu mikroekonomi mempelajari perilaku ekonomi para pengambil


keputusan individual seperti konsumen, pemilik sumber daya, dan perusahaan
bisnis. Ilmu mikroekonomi merupakan teori yang mempelajari bagaimana
sebuah rumah tangga atau perusahaan secara individu membuat berbagai
keputusan ekonomi.

11
2.4 Politik dan pemerintah

Konsep Politik dan Pemerintahan

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam


masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai
definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik
(Yulia Siska, 2014: 1-4).

Politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan bahasa Inggris politics,
yang masing-masing bersumber dari bahasa Yunani τα πολιτικά (politika – yang
berhubungan dengan negara) dengan akar katanya πολίτης (polites – warga
negara) dan πόλις (polis – negara kota). Secara etimologi kata “politik” masih
berhubungan dengan polisi, kebijakan. Kata “politis” berarti hal-hal yang
berhubungan dengan politik. Kata “politisi” berarti orang-orang yang menekuni
hal politik.

Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour) adalah perilaku yang


dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan
kewajibannya sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok diwajibkan oleh
negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik
adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah:

Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat / pemimpin Mengikuti dan


berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol ,
mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau LSM (lembaga swadaya
masyarakat).

Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem


sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada
dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan
memiliki hubungan yang relatif tetap di antara elemen-elemen pembentuknya.

Berdasarkan beberapa definisi ilmu politik di atas, dapat dikemukakan


bahwa ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan negara,
mempelajari negara melakukan tugasnya mencapai tujuan tertentu sesuai dengan

12
tugas tersebut, mempelajari kekuasaan sebagai penyelengara negara,
mempelajari kekuasaan sebagai penyelengara negara, mempelajari kekuasaan
memerintah negara. Dalam definisi tersebut,terdapat konsep kekuasaan, negara,
pemerintahan, sifat dan tujuan negara. Dengan demikian, dalam konsep ilmu
politik, tidak terpisahkan konsep dasar Negara dan pemerintahan.

2.5 Antropologi serta psikologi sosial

Antropologi mempelajari semua mahluk manusia yang pernah hidup


pada semua waktu dan semua tempat yang ada di muka bumi ini. Mahluk
manusia ini hanyal ah satu dari sekian banyak bentuk mahluk hidup yang ada di
bumi ini yang diperkirakan muncul lebih dari 4 milyar tahun yang lalu (Siregar,
2016).

2.5.1 Hakikat Antropologi

Istilah "antropologi" berasal dari bahasa Yunanai asal kata "anthropos"


berarti "manusia", dan "logos" berarti "ilmu", dengan demikian secara harfiah
"antropologi" berarti ilmu tentang manusia.

Para ahli antropologi (antropolog) sering mengemukakan bahwa


antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk
memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia (Koentjaraningrat, 1987: 12). Jadi antropologi
merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman tentang
mahluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat,
dan kebudayaannya.

13
2.5.2 Cabang Ilmu dalam Antropologi

Seperti ilmu-ilmu lain, Antropologi juga mempunyai spesialisasi atau


pengkhususan. Secara umum ada 3 bidang spesialisasi dari Antropologi, yaitu
Antropologi Fisik, Arkeologi, dan Antropologi Sosial-Budaya.

1. Antropologi Fisik

Antropologi Fisik tertarik pada sisi fisik dari manusia. Termasuk didalamnya
mempelajari gen-gen yang menentukan struktur dari tubuh manusia.

Mereka melihat perkembangan mahluk manusia sejak manusia itu mulai ada di
bumi sampai manusia yang ada sekarang ini. Beberapa ahli Antropologi Fisik
menjadi terkenal dengan penemuan -penemuan fosil yang membantu
memberikan keterangan mengenai perkembangan manusia. Ahli Antropologi
Fisik yang lain menjadi terkenal karena keahlian forensiknya; mereka membantu
dengan menyampaikan pendapat mereka pada sidangsidang pengadilan dan
membantu pihak berwenang dalam penyelidikan kasus-kasus pembunuhan.

2. Arkeologi

Ahli Arkeologi bekerja mencari benda -benda peninggalan manusia dari


masa lampau. Mereka akhirnya banyak melakukan penggalian untuk
menemukan sisa-sisa peralatan hidup atau senjata. Benda –benda ini adalah
barang tambang mereka. Tujuannya adalah menggunakan bukti -bukti yang
mereka dapatkan untuk merekonstruksi atau membentuk kembali modelmodel
kehidupan pada masa lampau. Dengan melihat pada bentuk kehidupan yang
direnkonstruksi tersebut dapat dibuat dugaan -dugaan bagaimana masyarakat
yang sisa -sisanya diteliti itu hidup atau bagaimana mereka datang ketempat itu
atau bahkan dengan siapa saja mereka itu dulu berinteraksi.

3. Antropologi Sosial -Budaya

Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering disebut Antropologi Budaya


berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi. Ilmu ini
mempelajari tingkah-laku manusia, baik itu tingkah-laku individu atau tingkah
laku kelompok. Tingkah -laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang
bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka.

14
Pada manusia, tingkah -laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang
mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia
sepanjang hidupnya disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana
bertingkah -laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya
dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya.

2.5.3 Konsep dasar psikologi sosial

Psikologi sosial juga merupakan pokok bahasan dalam sosiologi karena


dalam sosiologi dikenal ada dua perspektif utama, yaitu perspektif struktural
makro yang menekankan kajian struktur sosial, dan perspektif mikro yang
menekankan pada kajian individualistik dan psikologi sosial dalam menjelaskan
variasi perilaku manusia.

Kajian utama psikologi adalah pada persoalan kepribadian, mental,


perilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam diri manusia sebagai
individu. Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada budaya dan struktur
sosial yang keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku, dan kepribadian. Kedua
bidang ilmu tersebut bertemu di daerah yang dinamakan psikologi sosial.

Pertanyaan yang paling mendasar yang senantiasa menjadi kajian dalam


psikologi sosial adalah: “Bagaimana kita dapat menjelaskan pengaruh orang lain
terhadap perilaku kita?” Misalnya ketika seorang anak belajar seorang diri dan
belajar dalam kelompok, bisa menunjukan prestasi lebih baik dibandingkan
ketika mereka belajar sendiri. Gordon Allport (1968) menjelaskan bahwa
seorang boleh disebut sebagai psikolog sosial jika dia "berupaya memahami,
menjelaskan, dan memprediksi bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan
individu-individu dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan-tindakan
orang lain yang dilihatnya, atau bahkan hanya dibayangkannya".

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam Konsep-konsep Dasar IPS, pembinaan konsep merupakan salah satu


strategi mengajar dan membelajarkan yang bermakna, terutama dalam pembinaan
serta pengembangan SDM generasi muda yang memiliki kemampuan konseptual
di masa yang akan datang.

Secara teoritik-konseptual, suatu konsep dasar dengan konsep dasar yang


lain dapat dipisah-pisahkan. Namun dalam proses berpikir yang integratif hal
tersebut berkaitan satu sama lain. Konsep geografi erat hubungannya dengan
sejarah, konsep sosiologi erat hubungannya dengan konsep-konsep antropologi,
dan psikologi sosial serta demikian seterusnya.

Secara alamiah, persediaan dan penyediaan sumber daya ada dalam


keterbatasan, bahkan ada yang langka. Di pihak lain, pemenuhan kebutuhan oleh
manusia cenderung tak terbatas. Oleh karena itu, dalam kenyataan terjadi
kesenjangan. Penerapan dan pengembangan asas efektif, efisien dan produktif
dalam kegiatan ekonomi, menjadi salah satu landasan yang wajib mendapat
perhatian segala pihak.

Ilmu Politik sebagai salah satu bidang ilmu sosial, ruang lingkup kajiannya
adalah penyelenggaraan kehidupan negara dan pelaksanaan pemerintahan dengan
selukbeluk serta persoalannya. Oleh karena itu, untuk memahami dan menghayati
proses penyelenggaraan pemerintahan, serta untuk mampu menjadi warga negara
yang baik, wajib mempelajari dasar-dasar ilmu politik

3.2 Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
Penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Penulis dapat
memperbaiki Makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kartodirdjo, Sartono. 1986. Ungkapan Ungkapan Filsafat Sejarah Barat


dan Timur, Penjelasan Berdasarkan Kesadaran Sejarah. Jakarta:
Gramedia.

Koentjaraningrat (1981) Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka


Cipta .

Koentjaraningrat (1987) Sejarah Teori Antropologi, Jilid 1, Jakarta:


Univesitas Indonesia Press.

Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi, cet. Ke-5. Jakarta :


Aksara Baru.

Koentjaraningrat. 1992. Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Mariana. 2010. Konsep Dasar IPS (Bahan Ajar). Melawi: Program Studi
PGSD dan Penjaskesrek, STKIP Melawi.

Munir, Misnal. 1997, “Historisitas Dalam Pandangan Filosof Barat dan


Pancasila” dalam Jurnal Filsafat. Edisi Khusus Agustus 1997 hal. 125-148.

Siska, Yulia. 2013. Sejarah Perekonomian Indonesia. Bandarlampung:


YSW Wacana.

Siska, Yulia. 2014. Sejarah Politik. Bandarlampung: YSW Wacana.

Siska, Yulia. 2015. Manusia dan Sejarah. Yogyakarta:


Gardhawaca.

17

Anda mungkin juga menyukai