Dosen pembimbing :
Disusun oleh:
1442 H/2021 M
i
Kelompok 8
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
puji syukur kami haturkan yang telah memberikan limpahan kesehatan jasmani
maupun rohani, sehingga kami kelompok 8 bisa menyelesaikan makalah dari mata
kuliah pengembangan kurikulum PAI ini dengan judul “,Model Kurikulum muatan
lokal berbasis akhlak” insya allah diselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam pula kami haturkan kepada nabi muhammad saw.
Semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir kelak amin. Atas tersusunnya
makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada selaku dosen kami ibu Listiyani siti
romlah, M.Pd
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar kami bisa memperbaikinya untuk yang kedepan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca memahami dan yang
mengamalkannya.
Penulis
ii
Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................10
B. Saran ...............................................................................................10
Daftar pustaka
iii
Kelompok 8
iv
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak pemikir dan praktisi pendidikan mengungkapkan bahwa
pendidikan telah turut memberi pengaruh terhadap terjadinya alienasi
peserta didik dari konteks sosial-budayanya. Politik pendidikan Orde Baru
yang menganut pespektif homogenisasi yang tercermin pada pendekatan
sentralisasi pengelolaan pendidikan dalam berbagai aspeknya, telah
berdampak pada reduksi keragaman masyarakat Indonesia.
Berbagai upaya untuk menjembatani pendidikan formal peserta didik
dengan lingkungan sosio-kulturalnya telah diupayakan. Sejak tahun 1980-
an akhir, dalam upaya peningkatan relevansi pendidikan, pemerintah telah
melakukan serangkaian terobosan, di antaranya melalui penerapan
kurikulum muatan lokal. Melalui penerapan kurikulum ini, maka tuntutan
untuk mewujudkan diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik
dan potensi daerah yang beragam, sesuai dengan diversifikasi jenis
pendidikan dan menyesuaikan dengan kondisi setempat menjadi sangat
urgen dikembangkan.. Dalam tulisan singkat ini, fokus kajiannya akan
dikhususkan dalam konteks Model Kurikulum Muatan Lokal Berbasis
Akhlak. Pendidikan Akhlak adalah kunci keberhasilan pendidikan secara
keseluruhan. Selama ini, seorang anak sering hanya dibekali pengetahuan
agama berupa kognitif saja, sedangkan penanaman dasar-dasar keimanan
hanyalah slogan semata, ungkapan tanpa realitas. Akibatnya, anak
mempunyai banyak pengetahuan dan cerdas, namun mempunyai prilaku
yang tak sesuai dengan ilmu yang dimiliki. Untuk merealisasikan harapan
tersebut maka harus ada kuriukulum muatan lokal yang berbasis Akhak.
1
Kelompok 8
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kurikulum?
2. Apa pengertian dari kurikulum muatan lokal?
3. Apa saja model kurikulum muatan lokal berbasis akhlak?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum.
2. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum muatan local.
3. Untuk mengetahui model kurikulum muatan lokal berbasis akhlak.
2
Kelompok 8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa yunani yang semula digunakan dalam
bidang olahraga yaitu curere yang berarti jarak yang harus ditempuh dalam
kegiatan berlari mulai dari start hingga finish. Pengertian ini kemudian
diterapkan dalam bidang pendidikan.1 Kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.2
Hilda Taba mengatakan bahwa kurikulum merupakan pernyataan
tentang tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus, dan
materinya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk
kepentingan belajar dan mengajar. 3 Jadi, kurikulum tidak hanya dirumuskan
tentang isi dan tujuan pendidikan yang harus dicapai, tetapi juga
pemahaman belajar yang dimiliki anak. Kurikulum dalam pandangan
modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang
telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di dalam kelas, di halaman
sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum dalam arti yang lebih luas
lagi yaitu semua kegiatan dan pengalaman belajar serta “segala sesuatu”
yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi peserta didik, baik di
sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan.4
1
Abdul Manab, Manajemen Perubahan Kurikulum (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), 1.
2
Novi Mulyani, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Kalimedia,
2011), 60.
3
ahmat Hidayat, Pengantar Sosiologi Kurikulum (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, ,
2011), 8-9.
3
Kelompok 8
4
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), 4-5.
5
Andi Murniati. Pengembangan Kurikulum (Pekanbaru: Al-Mujthadah, 2010), h. 18.
4
Kelompok 8
5
Kelompok 8
6
Kelompok 8
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Cet. I;
Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2013), h. 45.
7
Kelompok 8
2. Hilda Taba
Pada beberapa buku karya Hilda Taba, yang paling terkenal dan besar
pengaruhnya adalah Curriculum Development.Theory and Practice
(1962). Dalam buku ini, Hilda Taba mengungkapkan pendekatannya
umtuk proses pengembangan kurikulum. Dalam pekerjaannya itu, Taba
memodifikasi model dasar Tyler agar lebih representative terhadap
pengembangan kurikulum di berbagai sekolah.
Step 7 : penentuan tentang apa yang harus dievaluasi dan cara untuk
melakukannya.
8
Kelompok 8
9
Kelompok 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh
lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan
tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong
perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sifatnya
berkesinambungan kurikulum tersebut didesain sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi jurang yang memisahkan antara jenjang pendidikan dasar
dengan jenjang pendidikan selanjutnya.
Pendidikan Akhlak adalah kunci keberhasilan pendidikan secara
keseluruhan. Selama ini, seorang anak sering hanya dibekali pengetahuan
agama berupa kognitif saja, sedangkan penanaman dasar-dasar keimanan
hanyalah slogan semata, ungkapan tanpa realitas. Akibatnya, anak
mempunyai pengetahuan banyak dan berotak cerdas, namun mempunyai
prilaku yang tak sesuai dengan ilmu yang dimiliki. Untuk merealisasikan
harapan tersebut maka harus ada kuriukulum muatan lokal yang berbasis
Akhak.
B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan
kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi
yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan, dapat membaca
buku yang menjadi referansi secara lengkap. Dan semoga hasil makalah ini
dapat berguna bagi siapapun yang membacanya.
10
Kelompok 8
DAFTAR PUSTAKA
11