Disusun oleh :
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Perkembangan Kurikulum PAI........................................................6
B. Sejarah Perkembangan Kurikulum PAI di Lingkungan Sekolah....................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semakin hari kita semakin merasakan derasnya arus globalisasi di berbagai
bidang kehidupan tak terkecuali bidang pendidikan.Dalam menghadapi arus tersebut
tentunya pendidikan sendiri harus mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman
yang semakin rumit.Seringkali strategi,model,cara,bahan,dll yang menyangkut proses
pendidikan dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman.Untuk itulah para
pelaku yang berkecimpung di dunia pendidikan harus mampu membuat sesuatu yang
mampu pula menjawab tuntutan zaman.Hal tersebut dapat dilakukan melalui proses
inovasi.
Pelaksanaaan inovasi pendidikan seperti inovasi kurikulum tidak dapat dipisahkan dari
inovator dan pelaksana inovasi itu sendiri. Inovasi pendidikan seperti yang dilakukan di
Depdiknas yang disponsori oleh lembaga-lembaga asing. Inovasi ini sengaja diciptakan
oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan
efisiensi dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sejarah Perkembangan kurikulum PAI?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Kurikulum Perkembangan PAI Di Lingkungan
Sekolah?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Sejarah Perkembangan Kurikulum PAI.
2. Mengetahui sejarah perkembangan kurikulum PAI di lingkungan sekolah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata “syajaratun”
(dibaca” syajarah), yang memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian “pohon kayu” disini
adalah adanya suatu kejadian, perkembangan/pertumbuhan tentang sesuatu hal
(peristiwa) dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). pengertian “sejarah” yang
dipahami sekarang ini berasal dari alih bahasa Inggris yakni “history”, yang
bersumber dari bahasa Yunani Kuno yaitu “historia” (dibaca “istoria”) yang berarti
“belajar dengan cara bertanya-tanya”. Kata “historia” ini diartikan sebagai pertelaan
mengenai gejala-gejala (terutama hal ikhwal manusia) dalam urutan kronologis1
Selain itu Depdiknas memberikan pengertian sejarah sebagai mata pelajaran yang
menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan
perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini. 2 Jadi
dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun
rekonstruksi peristiwa, kisah, mapun cerita, yang benar-benar telah terjadi pada masa
lalu.
1 Albarobis, Muhyidin. 2012. Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.
2 Hasan, M. Ali. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
6
dalam kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Pada prinsipnya
perkembangan itu memiliki tahapan-tahapan yang bersifat progresif, kualitatif.
Dalam artian bahwa perkembangan itu suatu proses yang selalu berusaha
memperbaiki atau menyempurnakan sesuatu dari yang sudah ada sebelumnya agar
berubah menjadi lebih baik.
3 Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
4 Lembaga Pendidikan Fakultas Tarbiyah, Bahan Ajar Guru, Sertifikasi Guru, Pengawasan dalam
Jabatan kuota 2009. 2009. Surabaya: Fakultas Tarbiyah.
7
4. Pengertian Pendidikan agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar, terencana dalam menyiapkan
anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa
dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya
kitab suci Al Qur’an dan Al Hadits melalui bimbingan, pengajara, latihan serta
penggunaan pengalaman. Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa
pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar, untuk menyiapkan, dan mengamalkan
Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati Agama lain dalam hubungan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
8
1. Sejarah Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pra Kemerdekaan
Pendidikan pada prakemerdekaan dipengaruhi oleh kolonialisme. Hasilnya
bangsa ini dididik untuk mengabdi kepada penjajah. Karena, pada saat penjajahan
semua bentuk pendidikan dipusatkan untuk membantu dan mendukung kepentingan
penjajah7 Pada mulanya, mereka tidak pernah terpikirkan untuk memperhatikan
pendidikan namun murni hanya mencari rempah-rempah. Meski demikian, bangsa
Eropa ini juga memiliki misi penyebaran agama. Karena itu pada abad ke-16 dan
17, mereka mendirikan lembaga pendidikan dalam upaya penyebaran agama
Kristen di Nusantara. Pendidikan tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi mereka
tapi juga penduduk pribumi yang beragama Kristen.
2. Sejarah Kurikulum Pendidikan Agama Islam Masa Orde Lama
Kurikulum pada era Orde Lama dibagi manjadi 2 kurikulum, di antaranya:
a. Kurikulum 1947
Kurikulum ini dalam prakteknya baru dilaksanakan pada tahun 1950
dikarenakan berbagai faktor yang terjadi masa itu. Oleh sebab itu, banyak
kalangan menyebutkan bahwa perkembangan kurikulum di Indonesia secara
formal dimulai tahun 1950. Keberadaan pendidikan agama Islam telah diatur
pelaksanaannya dalam SKB dua menteri (Menteri PP & K dan Menteri Agama)
tahun 1946. Kurikulum 1947 ini masih kental dengan corak sistem pendidikan
jepang ataupun belanda.8Hal ini terjadi mungkin disebabkan karena Negara ini
baru merdeka. Sehingga, proses pendidikan lebih ditekankan untuk
mewujudkan manusia yang cinta Negara, sehingga menjadi berdaulat dan
tumbuh kesadaran berbangsa dan bernegara.
Rencana pelajaran 1947 baru dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum berawal dari kurikulum
1950. Kurikulum ini memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan
jam pelajarannya dengan garis-garis besar pengajaran. Pada kurikulum ini yang
diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat,
9
materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap
kesenian dan olahraga.
b. Kurikulum 1952-1964
Kurikulum pada tahun 1952 di beri nama Rencana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu system pendidikan nasional yang
paling menonjol. Ciri dari kurikulum ini yaitu setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian sekolah akan menghasilkan lulusan yang siap mengarungi
kehidupan yang sebenarnya. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran
yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952, dan seorang guru hanya
mengajar satu mata pelajaran. Pada masa itu dibentuk pula kelas masyarakat,
yaitu sekolah khusus bagi lulusan Sekolah Rendah 6 tahun yang tidak
melanjutkan ke SMP. Kelas ini mengajarkan keterampilan, seperti pertanian,
pertukangan, dan perikanan yang bertujuan agar masyarakat yang tak lanjut
sekolah dapat langsung bekerja.
10
Peralihan dari era orde lama ke era orde baru pada akhirnya turut
berdampak pada wajah pendidikan nasional, buktinya kurikulum yang berlaku
di era orde lama juga turut berganti, dan tidak cukup disitu, di era orde baru
sendiri kurikulum telah mengalami beberapa perubahan. Dibawah ini adalah
model kurikulum yang berlangsung selama era orde baru, antara lain:
a. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dan
pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kurikulum ini bertujuan, pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik
yang kuat dan sehat. Kurikulum ini bersifat politis. Kurikulum 1968
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran : kelompok
pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah
pelaajarannya ada 9 mata pelajaran, Djauzak menyebut kurikulum ini
sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat materi yang pokok-pokok saja”.
Muatan materi bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan
factual di lapangan.
b. Kurikulum 1975
Orientasi pendidikan di dalam kurikulum ini adalah untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Di era inilah dikenal istilah satuan pelajaran yang merupakan
rencana pengajaran pada setiap bahasan. Sementara tujuan pendidikan dan
pengajaran terbagi pada tujuan pendidikan umum, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus.
11
Pendidikan agama islam dalam kurikulum 1975 mengalami perubahan
cukup signifikan. Adanya SKB 3 menteri (Menteri Agama, Menteri dalam
Negeri dan Menteri P&K) serta disusunnya kurikulum madrasah 1975,
pendidikan agama mendapatkan porsi 30%, sementara pendidikan umum
70%. Sehingga ijazah madrasah setingkat dengan ijazah dari sekolah
umum, dan murid madrasah yang ingin pindah ke sekolah umumpun
diakui/diperbolehkan. Kondisi demikian berbeda dengan masa-masa
sebelum kurikulum 1975 ini diterapkan.
c. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tetapi faktor tujuan tetaplah penting.
Kurikulum ini sering juga disebut “kurikulum 1975 yang disempurnakan”,
karena kurikulum 1984 ini merupakan menyempurnakan dari kurikulum
1975. Peran siswa dalam kurikulum ini menjadi mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk kegiatan
ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pendidikan agama
dikuatkan melalui SKB 2 Menteri (Menteri P&K dan Menteri dalam
Negeri) yang mempertegas lulusan madrasah juga bisa juga melanjutkan
pendidikannya ke sekolah umum9
d. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan
kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984.
Patut dicatat dalam periode ini adalah, terbitnya UU SISDIKNAS No 2
tahun 1989 yang menegaskan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan
yang berciri khas islam, artinya muatan kurikulum struktur dan konsepnya
senafas dengan nilai-nilai islam. Undang-undang tersebut berpengaruh
pada system pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
system semester ke system caturwulan. Dengan system caturwulan
12
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima
materi pelajaran cukup banyak. Tujuannya adalah untuk menekankan pada
pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah.Lebih jauh, dengan UU SISDIKNAS ini, pendidikan agama islam
akhirnya berjalan satu paket dengan system pendidikan nasional.
13
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian otentik. Dengan
ditetapkannya kurikulum 2004 ini, maka berimplikasi langsung dengan
pelaksanaan pendidikan agama islam, akhirnya madrasahpun menjadikan
“kompetensi”, sebagai basisnya. Apapun model dan bentuknya, harus
diakui keberadaan kurikulum menjadi unsur penting dalam dunia
pendidikan. Tanpa kurikulum, maka sulit rasanya menerjemahkan dan
mewujudkan tujuan pendidikan11
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006
Secara umum KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK namun
perbedaan yang menonjol terletak pada kewenangan dalam
penyusunannya, yaitu mengacu pada desentralisasi sistem pendidikan.
Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar,
sedangkan sekolah dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk
silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan (sekolah/madrasah). Sedangkan pemerintah pusat hanya
memberi rambu-rambu yang perlu dirujuk dalam pengembangan
kurikulum. Jadi pada kurikulum ini sekolah sebagai satuan pendidikan
berhak untuk menyusun dan membuat silabus pendidikan sesuai dengan
kepentingan siswa dan kepentingan lingkungan. KTSP lebih mendorong
pada lokalitas pendidikan. Dalam KTSP, Kepsek dan Guru merupakan
“the key person” keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Guru sangat
menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan
proses belajar mengajar.
KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan dan silabus. Adapun karakteristik KTSP menurut Puskur
(dalam buku Masnur Muslich) adalah sebagai berikut :
14
1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal.
2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes)dan keberagaman.
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan
metode yang bervariasi.
4) Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya
penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi, dan ciri-ciri tersebut
harus tercermin dalam praktik pembelajaran.
Penyelenggaraan pendidikan agama Islam di madrasah dan
sekolah-sekolah, dijabarkan dalam kurikulum agama yang dikeluarkan
oleh KEMENAG, dan tepat pada bulan Mei 2008 menteri Agama
mendatangani PERMENAG no 2 tahun 2008, menyangkut standard
kompetensi lulusan dan standard isi PAI
Dalam KTSP juga dikenal istilah pengembangan program yang
meliputi program tahunan, program semester, program modul (pokok
bahasan), program harian dan program pengayaan, program remedial serta
program bimbingan konseling. Program tahunan merupakan program
umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh
guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan
dan dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program
ini dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran,
karena merupakan pedoman bagi program-program berikutnya, yaitu
program semester, mingguan, harian atau program pembelajaran setiap
kompetensi dasar.
c. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk
dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan,
konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang
didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Konten pendidikan dalam SKL
dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan pendidikan dan jenjang
15
pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai
proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum
harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari
prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan
bangsa di masa mendatang.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
1) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah;
2) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
3) Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
16
4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,
keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan
pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu
mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi
kepedulian utama kurikulum.
5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan
konsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari
pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau “content-based
curriculum”.
6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata
pelajaran.
7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai
kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan
memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana
pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas (mastery).
Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah kemampuan
penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit
dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak
langsung.
8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi,
bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran
remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan
tingkat memuaskan).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian sejarah perkembangan kurikulum PAI adalah suatu kejadian atau peristiwa
yang terjadi pada masa lampau tentang bagaimana proses penyempurnaan dan perbaikan
suatu kurikulum sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan anak didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber
18
utamanya kitab suci Al Qur’an dan Al Hadits melalui bimbingan, pengajaran, latihan
serta penggunaan pengalaman.
Sejarah perkembangan kurikulum PAI di lingkungan sekolah di bagi menjadi
beberapa periode yaitu; Sejarah kurikulum pendidikan agama Islam Pra Kemerdekaan,
Masa orde lama (kurikulum 1947 dan kurikulum 1952-1964), Masa orde baru
(Kurikulum 1968, 1975, 1984, dan Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999),
Masa reformasi ( Kuriulum KBK, KTSP, dan Kurtilas).
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini pastinya yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Albarobis, Muhyidin. 2012. Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial. Jogjakarta: Ar Ruzz
Media.
Hasan, M. Ali. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.
19
Lembaga Pendidikan Fakultas Tarbiyah, Bahan Ajar Guru, Sertifikasi Guru, Pengawasan dalam
Jabatan kuota 2009. 2009. Surabaya: Fakultas Tarbiyah.
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: PSAPM.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2006. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Sjamsuddin, Helius. 1996. Metodologi Sejarah. Jakarta: Depdikbud, Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
Sosial. Jakarta: Ar Ruzz Media.
Suharto,Toto. 2011. Filasafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ar Ruzz Media.
Suparlan. 2007. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sutrisno & Al Barois, Muhyidin. 2012. Kurikulum Islam Berbasis Problem
20