Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Rofiatul Hosna, M.Pd

Disusun oleh :

Fina Fauziah (2093044066)


Ahmad Muzaki (2193044044)
M. Ainur Ridlo Hadzik (2193044049)
Lulu Ilmaknun (2193044053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Hakikat Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam” ini
dapat tersusun hingga selesai. Juga terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi baik dengan memberikan materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Selain itu penyusunan makalah ini juga bertujuan agar menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca umumnya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, maka diyakini masih banyak


kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan penyusun
khususnya.

Jombang, 6 Februari 2023

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum.......................................................................................5
B. Hakikat Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.....................................................6
C. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam..................................................................7
D. Implementasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.........................................12
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................13
A. Kesimpulan...............................................................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR RUJUKAN................................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Demi tercapainya tujuan dari proses Pendidikan tentu memerlukan perangkat yang
mendukung lahirnya hasil yang optimal. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.1 Sejalan dengan perkembangan Pendidikan, maka kurikulum Pendidikan pun
akan tetap mengalami perkembangan

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Apa hakikat pengembangan kurikulum pendidikan Islam?
3. Bagaimana pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam?
4. Bagaimana implementasi kurikulum pendidikan agama islam dalam kegiatan belajar
mengajar?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dari kurikulum?
2. Memahami hakikat pengembangan kurikulum pendidikan Islam?
3. mengetahui pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam?
4. Mengetahui implementasi kurikulum pendidikan agama islam dalam kegiatan belajar
mengajar?

D. Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan memberi dampak positif ataupun manfaat
yang baik, yakni pengenalan lebih dalam serta pemahaman lanjut mengenai
pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam baik bagi penyusun maupun
pembaca makalah. Sehingga diharapkan dapat diaplikaikan dengan benar Ketika terjun
dalam dunia pendidikan.

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Ayat Pasal 1 Ayat 19 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu Curriculae, artinya jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari. Pada masa itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu
pendidikan yang harus ditempuh oleh peserta didik yang bertujuan untuk mendapatkan
ijazah. Ijazah tersebut merupakan suatu bukti bahwa peserta didik telah menempuh
kurikulum yang berupa rencana pelajaran, seperti seorang pelari yang telah menempuh
suatu jarak dari satu tempat ke tempat lainnya dan mencapai finis.2
Dengan istilah lainnya yaitu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat vital
untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan serta ditandai dengan perolehan suatu
ijazah tertentu.3
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti
jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Dalam
kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh
lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.4 Dalam pengertian yang lebih
luas kurikulum meliputi semua aktivitas yang dilakukan di sekolah dalam rangka untuk
memengaruhi peserta didik dalam belajar dalam belajar agar tujuan Pendidikan dapat
tercapai. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi
dalam proses belajar mengajar, mengevaluasi program pengembangan program
pengembangan pengajaran, dan lain sebagainya.
Pengembangan kurikulum (curriculum development) merupakan komponen yang
sangat esensial dalam kegiatan Pendidikan. Para ahli kurikulun memandang bahwa
pengembangan jurijukun merupakan suatu siklus dari adanya keterjalinan hubungan
antara komponen kurikulum, yaitu antara komponen tujuan, bahan, kegiatan, dan
evaluasi. Keempat komponen tersebun merupakan suatu siklus yang saling memengaruhi
satu sama lain.
Menurut Cawsell yang dikutip oleh Ahmad, pengembangan kurikulum merupakan alat
untuk membantu guru dalam melakukan tugas mengajarkan bahan, menarik minat siswa
dan memenuhi kebutuhan masyarakat.5 Sedangkan Beane, Toefer, dan Allesia
menyatakan bahwa pengembangan kurikulun merupakan suatu proses yang
2
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi ( Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2018)
3
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 16
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Ayat Pasal 1 Ayat 19 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
5
Ahmad. H. M. Dkk, Pengembangan Kurikulum (Bandung: Cv. Pustaka Setia,1998), 6
5
merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil
penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi
belajar yang lebih baik.
Menurut Audrey dan Howard Nicholls, sebagaimana dipahami oleh Oemar Hamalik,
bahwa pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar
yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah perubahan yang diinginkan dan
menilai sampai di mana perubahan yang dimaksud telah terjadi pada diri siswa.6
Perkembangan kurikulum secara menyeluruh tidak mungkin dipisahkan dari
perkembangan sistem pendidikanm dalam urutan waktu. Pun tidak bisa terlepas dari
perkembangan komponen-komponen yang mendasari perencanaan dan pengembangan
kurikulum. Komponen-komponen yang dimaksud adalah:7 (1) perkembangan tujuan
kurikulum (2) perkembangan materi (3) perkembangan alat dan media Pendidikan (4)
perkembangan organisasi kuruikulum (5) perkembangan evaluasi kurikulum sekolah.

B. Hakikat Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Hakikat kurikulum pendidikan agama Islam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
kurikulum secara umum, perbedaannya hanya terletak pada sumber pelajarannya saja.
Kurikulum pendidikan agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode, dan
evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.8Kurikulum pendidikan
Islam mesti mengacu pada Al-Qur’an dan hadis sebagai dasarnya. Al-Qur’an berisikan
ayat-ayatyang memuat tentang kurikulum, yaitu berkaitan tentang bahan, isi yang
diberikan untuk peserta didik di lembaga pendidikan, seperti bahan atau materi
pendidikan tauhid, ibadah, akhlak kesehatan, sosial, keterampilan, dan estetika. Dengan
demikian, materi tersebut akan mewujudkan peserta didik yang beriman, berakhlakmulia
dan berilmu serta terwujudnya peradaban manusia Muslim yang berkualitas.
Pendidikan islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang
berbentuk jasmani maupun rohani.9
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam dapat dimaknai sebagai :
1. Kegiatan menghasilkan kurikulum Pendidikan Agama Islam.
2. Proses yang mengaitkan satu komponen dengan lainnya untuk menghasilkan
kurikulum Pendidikan agama yang Islam lebih baik.
3. Kegiatan menyusun (desain) pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan
kurikulun Pendidikan agama Islam.10

6
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Cet Ke-4 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),
97
7
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 24
8
Abdul Majid dan Dian Andayani,. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
9
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), 152
6
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan upaya yang dilakukan
secara sistematis dan terencana oleh guru Pendidikan agama Islam dalam rangka
mendesain dan mengembangkan pembelajarannya dengan mengaitkan antara satu
komponen dan komponen lainnya.

Pada dasarnya tujuan pendidikan Islam adalah untuk merealisasikan manusia muslim
yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya
kepada Sang Khalik dengan sikap dan kepribadian bulat menyerahkan diri kepada-Nya
dalam segala aspek kehidupannya dalam rangka mencari keridhoan-Nya. Rumusan tujuan
pendidikan Islam sangatlah relevan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional.
Rumusan tujuan pendidikan nasional, ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni manusia yang beriman, bertakwa
kapada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri dan
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan tersebut tetap berorientasi pada tujuan penyebutan nasional yang terdapat
dalam UU No. 20 tahun 2003. Selanjutnya tujuan umum PAI diatas dijabarkan pada
tujuan masing-masing lembaga pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada.
Selain itu, pendidikan agama Islam sebagai sebuah program pembelajaran yang diarahkan
untuk:
1. Menjaga akidah dan ketakwaan peserta didik
2. Menjadi landasan untuk lebih rajin mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama.
3. Mendorong peserta didik untuk lebih kritis, kreatif dan inovatif.
4. Menjadi landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari didalam masyarakat.

Dalam pelaksanaan mencapai tujuan kurikulum berfungsi sebagai;(1) Pengembangan,


(2) penanaman nilai, (3) penyesuaian mental, (4) perbaikan (5) pencegahan, (6)
pengajaran, (7) penyaluran.

Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dapat dilakukan oleh guru di
sekolah atau madrasah meliputi:11

1. Pengembangan terhadap kompetensi inti atau komponen dasar melalui


pengembangan terhadap tujuan dan indikator dalam pembelajaran PAI..
2. Pengembangan silabus materi PAI.

10
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: Di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan
Tinggi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005), 10
11
Tim pengembang MKDP kurikulum dan pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran , (Jakarta: PT.
Rajawali Grafindo Persada, 2011), 64
7
3. Pengembangan materi dan bahan ajar PAI yang disesuaikan dengan latar konteks
budaya dan kebutuhan peserta didik, sehingga pembelajaran memberikan makna
(meaningfull learning)
4. Pengembangan pendekatan, model, dan metode pembelajaran PAI dalam
menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menyenangkan.
5. Pengembangan media pembelajaran PAI yang mampu membangkitkan motivasi
dan minat belajar siswa pengembangan sistem evaluasi dalam pembelajaran PAI.
Dengan pengembangan kurikulum Pendidikan agama islam, diharapkan pembelajaran
Pendidikan agama Islam berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

C. Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam

1. Asas pengembangan kurikulum

Pengelolaan materi kurikulum di sekolah ditujukan untuk menjaga,


mempertahankan dan mengupayakan agar materi kurikulum yang telah di susun dan
diberlakukan berjalan sebagaimana mestinya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan
sesuai dengan tingkat dan jenisnya dapat dicapai oleh para siswa. Sedangkan
pengembangan materi kurikulum merupakan upaya lebih lanjut dan agar diperoleh
nilai tambah menuju peningkatan proses dan kualitas pendidikan di sekolah. Tugas
dan tanggung jawab pengelolaan dan pengembangan kurikulum di sekolah berada di
tangan kepala sekolah dan guru, disamping para supervisor dan tenaga administrasi.
Oleh karena itu, para kepala sekolah dan guru tidak hanya dituntut menguasai
kurikulum dengan segala perangkatnya, tetapi juga perlu memiliki wawasan, sikap,
kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan.

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Hal ini
berarti bahwa kurikulum selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang sedang
membangun. Pada dasarnya, pengembangan kurikulum sangat kompleks karena
banyak faktor yang terlibat didalamnya. Diketahui bahwa setiap kurikulum didasarkan
pada sejumlah asas yang akan digunakannya seperti:
a. Asas Religius (Agama)
Asas religius ditetapkan berdasarkan nilai-nilai Ilahi yang tertuang dalam al-
Qur’an maupun as-Sunnah, karena kedua kitab tersebut merupakan kebenaran yang
universal, abadi dan bersifat futuristik.12 Nabi saw bersabda:“Sesungguhnya aku
telah meninggalkan kepadamu yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya,
maka kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitabullah.” (H.R Abu Dawud).

12
Abdul Halim dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis. (Jakarta: Ciputat Pers. 2002)
8
Disamping kedua sumber tersebut, dalam pendidikan Islam juga bersumber
dalam dalil ijtihad, suatu hasil pemikiran manusia yang tidak berlawanan dengan
jiwa dan semangat al-Qur’an dan as-Sunnah. Dalam ijtihad dapat berupa ‘ijma
(konsensus para ulama), qiyas (analogi), istihsan, istihsab, mashalikhus mursalah,
mazhab sahabi, sadzdzudz dzariah, syar’u man qoblana dan ‘urf.
b.      Asas Filosofis
Filsafat suatu bangsa akan sangat mewarnai tujuan pendidikan dalam sistem
pendidikan yang dijalankan. Di Indonesia, karena Pancasila telah disepakati dan
diyakini bersama sebagai dasar ideal kerohanian negara, hukum dari segala
hukum, dasar segala tingkah laku, maka Pancasilalah yang dijadikan dasar acuan
dan tujuan pendidikan.
Dengan demikian, asas filosofis Pancasila yang dianut oleh negara kita dengan
prinsip demokratis, mengandung makna bahwa peserta didik diberi kebebasan
untuk berkembang dan mampu berfikir intelegen dalam kehidupan masyarakat,
melakukan aktivitas yang dapat memberikan manfaat terhadap hasil akhir dan
menekankan nilai-nilai manusiawi dan kultural dalam pendidikan.
c.    Asas Psikologis
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan hendaknya disusun dengan
mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan anak dan perkembangan yang
dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual,
bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, perbedaan
individual dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek-aspek
psikologis.13
d. Asas Sosiologis
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap siswa,
penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran yang
menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam membina umat dan
bangsanya.14
Dengan dijadikannya sosiologis sebagai asas atau landasan dalam pengelolaan
dan pengembangan kurikulum, maka peserta didik nantinya diharapkan mampu
bekerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
e.       Asas Organisatoris
Hal ini berhubungan dengan masalah pengorganisasian kurikulum, yaitu
tentang penyajian mata pelajaran yang harus disampaikan kepada anak.

13
Soetopo Hendyat dan Soenanto, Wast.Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi
Aksara. 1993)
14
Oemar Hamalik. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan. (Bandung: Trigendi Karya. 1993)
9
f.       Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan IPTEK akan mempengaruhi perkembangan setiap individu,
warga masyarakat, mempengaruhi pengetahuan, kecakapan, sikap, aspirasi, minat,
semangat, kebiasaan dan bahkan pola-pola hidup mereka. Dengan IPTEK sebagai
landasan, peserta didik diharapkan mampu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan kesenian sesuai dengan sistem nilai, kemanusiaan
dan budaya bangsa.

2. Prinsip pengembangan materi kurikulum

Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang berlaku. Hal


ini dimaksudkan agar hasil pengembangan kurikulum tersebut sesuai dengan minat,
bakat, kebutuhan peserta didik, lingkungan, kebutuhan daerah sehingga dapat
memperlancar pelaksanaan proses pendidikan dalam rangka pewujudan atau
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Adapun prinsip-prinsip tersebut diatas, adalah :
a. Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum yaitu, relevan ke luar
dan relevan kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi dan
proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan,
kebutuhan, dan perkembangan masyarakat. Sementara relevansi didalam
maksudnya antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian. Relevansi
internal ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
b. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi
keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Pengembangan kurikulum tidak dapat
dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan
dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-
kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan
mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
c. Prinsip Kesinambungan (Continuitas)
Kurikulum sebagai wahana belajar yang dinamis perlu dikembangkan terus
menerus dan berkesinambungan. Kesinambungan dalam kurikulum menyangkut
ke saling hubungan antara saling jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis
program pendidikan atau bidang studi.
d. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum
mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, disini dan
di tempat lain, bagi anak yang mempunyai latar belakang dan kemampuan yang
10
berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadiya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan dan latar
belakang anak.
e. Prinsip Berorientasi pada Tujuan
Prinsip merupakan arah yang harus diikuti dan dituju dalam melaksanakan
proses pengajaran dan pendidikan. Tujuan merupakan kriteria yang harus
dipenuhi dalam pemilihan dan kegiatan serta pengalaman belajar agar hal itu
dapat dicapai secara efektif dan fungsional. Prinsip berorientasi pada tujuan
berarti sebelum bahan ditentukan, maka langkah pertama yang dilakukan oleh
seorang guru adalah menentukan tujuan terlebih dahulu, agar kegiatan pengajaran
benar-benar terarah pada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
f. Prinsip Sinkronisasi
Prinsip sinkronisasi dimaksudkan adanya sifat yang seirama, searah dan
setujuan pada semua kegiatan yang disarankan oleh kurikulum. Jika semua
komponen dan semua kegiatan yang disarankan satu dengan yang lain tidak
bertentangan akan memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang
diharapkan.
3. Pendekatan pengembangan materi kurikulum

Pendekatan pengembangan kurikulum adalah cara kerja dengan menerapkan


strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan
yang sistematis untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik. Ada berbagai
macam pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan materi
kurikulum PAI, diantaranya :

a.       Pendekatan Keimanan
Pendekatan keimanan yaitu memberi peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makluk
sejagat ini.
b.      Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengalaman ibadah dan akhlak dalam
menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam dan
budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.
d.      Pendekatan Rasional

11
Pendekatan rasional yaitu usaha memberikan peranan pada rasio atau akal
peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam
standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik dan yang buruk dalam
kehidupa duniawi.
e.       Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik
dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya
bangsa.
f.       Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional yaitu menyajikan bentuk semua standar materi (al-
qur’an, keimanan akhlak, fiqih atau ibadah dan tarikh) dari segi manfaatnya
bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g.      Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan yaitu menjadikan figur guru agama dan non agama
serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik sebagai cermin
manusia yang berkepribadian.
h.      Penilaian Materi Kurikulum PAI
Kegiatan pengembangan materi kurikulum tidak akan lepas dari unsur
penilaian. Penilaian merupakan salah satu komponen yang amat penting yang tak
dapat diabaikan begitu saja. Dalam banyak hal, komponen penilaian akan sangat
berperan dalam menunjang keberhasilan pengembangan kurikulum tersebut.
D. Implementasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan bentuk nyata implementasi
kurukulum agama Islam dalam kelas yang melibatkan unsur–unsur personal (kepala
sekolah dan guru) siswa, sumber belajar, serta sarana dan prasarana pendukung lain.
Keberhasilan dalam pembelajaran menjadi indikator keberhasilan suatu implementasi.
Para ahli mengemukakan tentang konsep pembelajaran, diantaranya Sujana,
mengatakan bahwa pembelajaran atau belajar dan mengajar merupan dua konsep yang
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merujuk pada apakah yang harus
dilakukan seseorang sebagai subjek (sasaran didik) sedangkan mengajar merujuk pada
apa harus dilakukun oleh guru sebagai pengajar.
Dengan demikian hasil pembelajaran mewujudkan siswa yang mampu
membelajarkan pada dirinya, mendapatkan sejumlah pengetahuan, siswa yang mampu
mengembangkan dalam membentuk lebih luas serta dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kaitannya dengan pembelajaran pendidikan agama Islam dalam meningkatkan
ketaqwaan, maka dapat diartikan bahwa pembelajaran PAI sebagai perlakuan
professional guru agama terhadap peserta didiknya sehingga menghasilkan siswa yang

12
mempunyai kemampuan untuk mengetahui, menghayati, dan mengembangkan
pengetahuan untuk dipedomani dan dilaksanakan dalam keduhidupannya sebagai
seorang muslim yang beriman dan bertaqwa dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan suatu seperangkat mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Hakikat kurikulum pendidikan agama Islam pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan
kurikulum secara umum, perbedaannya hanya terletak pada sumber pelajarannya saja.
Kurikulum pendidikan agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode, dan
evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.
Pengembangan pendidikan Islam di lakukan secara sistematis oleh guru pendidikan
Islam dalam rangka mengembangkan pembelajaranya. Dalam pengembangan kurikulum
kita harus memperhatikan Asas-asas yang ada yakni Asas Religius,filosofis, psikologis,
sosiologis, organisatoris. Ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga memperhatikan prinsip
pengembangan materi, meliputi: relevansi, efektifitas dan efisiensi, kesinambungan,
fleksibelitas, orientasi pada tujuan, dan singkronisasi. Serta memperhatikan Pendekatan
apa yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum.pendekatan ini meliputi keimanan,
pengalaman, pembiasaan, rasional, emosional, fungsional, keteladanan, penilaian.
Pengembangan kurikulum dapat Implementasikan pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dalam kelas yang melibatkan unsur–unsur personal, siswa, sumber belajar,
serta sarana dan prasarana pendukung lain. Keberhasilan dalam pembelajaran menjadi
indikator keberhasilan suatu implementasi.

B. Saran
Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih
jauh, maka kami sarankan agar lebih membaca buku-buku yang berkaitan dengan judul.
Karena makalah ini tentunya sangat jauh dari sempurna.

13
DAFTAR RUJUKAN
Abdul Halim dan Samsul Nizar. 2002. Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pers
Ahmad. H. M. Dkk. 1998.Pengembangan Kurikulum.Bandung: Cv. Pustaka Setia
Hamalik, Oemar. 1995.Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 1993. Sistem dan Prosedur Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan. Bandung: Trigendi Karya

Lismina. 2018. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Ponorogo:


Uwais Inspirasi Indonesia
Majid, Abdul dan Dian Andayani,. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam: di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Putra, Haidar. 2004. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana


Soetopo Hendyat dan Soenanto, Wast. 1993. Pembinaan dan Pengembangan
Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran ,
Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional

14

Anda mungkin juga menyukai