MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSAYARATAN KHUSUS
PADA PELAKSANAAN ASESMEN KOMPETENSI
CALON KEPALA MADRASAH
DI LINGKUNGAN KANWIL KEMENAG PROVINSI JAWA BARAT
Oleh :
DIDI MUSMULYADI, S.Ag
NIP. 19700627 199803 1 007
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan karunianya, makalah ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
MAKALAH
PENGUATAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA MADRASAH
(KEPRIBADIAN, MANAGERIAL, KEWIRAUSAHAAN,
SUPERVISI DAN SOSIAL)
A. Latar Belakang
Dalam menyikapi situasi dunia pendidikan nasional yang penuh tantangan dan
hambatan, madrasah perlu menunjukkan kesiapan dalam menyelenggaraan pendidikan
yang berkualitas dan memiliki daya saing. Sudah diakuinya madrasah sebagai bagian
dari pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, seharusnya mampu meningkatkan motivasi dalam
mewujudkan kondisi penyelenggaraan pendidikan madrasah yang sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Pada konteks tersebut, kepala madrasah memegang
peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kualitas pendidikan yang ideal sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang dimilikinya.
1
Hendyat Soetopo et.al., Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya,
1982, 271
1
harus memiliki kesiapan dan kemampuan untuk membangkitkan semangat kerja
personal serta mampu menciptakan iklim dan suasana yang kondusif, aman, nyaman,
tentram, menyenangkan dan penuh semangat dalam bekerja. Dalam hal ini, kepala
madrasah tidak saja dituntut untuk menguasai teori kepemimpinan, akan tetapi ia juga
harus terampil dalam menerapkan etos kerja yang tinggi dan situasi praktis di lapangan
kerja untuk mengelola lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Dengan adanya kesiapan
dan kemampuan dari kepala madrasah, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dapat
berjalan secara tertib dan lancar sesuai dengan harapan dan tujuan yang akan dicapai.
B. Rumusan Masalah
Penguatan tugas pokok dan fungsi kepala madrasah perlu dilaksanakan
mengingat masih banyaknya kepala madrasah yang kurang menguasai dan memahami
tugas pokok dan fungsi yang dimilikinya. Perlunya penguatan aspek dimaksud
didasarkan kepada permasalahan yang banyak terjadi dalam lingkungan pendidikan
madrasah, yaitu :
a. Masih kurangnya penguasaan standar kompetensi yang perlu dimiliki kepala
madrasah yaitu kepribadian, managerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial;
b. Belum tercapainya peningkatan mutu kinerja kepala madrasah;
c. Belum optimalnya reward and punishment;
d. Kurangnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
2
1. Sebagai Educator (pendidik)
Kepala madrasah sebagai pendidik harus memiliki strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan melalui berbagai upaya yang
bersifat edukatif, seperti menciptakan iklim lingkungan kerja yang kondusif,
memberikan saran, masukan dan dorongan kepada aparatur madrasah, serta mampu
menanamkan, memajukan dan meningkatkan pembinaan mental, pembinaan moral,
pembinaan fisik dan pembinaan artistik.
Sebagai edukator, kepala madrasah wajib menjalankan tugasnya yaitu:
1) Mengikutsertakan para guru dalam kegiatan ilmiah, serti workshop, pelatihan,
seminar, penataran, guna men ingkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru;
2) Menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekarja,
dan hasilnya diumumkan secara terbuka;
3) Menggunakan waktu belajar secara efektif di madrasah.
2. Sebagai Manajer
Tugas kepala madrasah sebagai Manajer yaitu:
1) Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif untuk
meningkatkan tenaga profesional di lingkungan madrasah;
2) Memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya;
3) Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan pada setiap kegiatan.
3. Sebagai Administrator
Kepala madrasah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan dan pendokumentasian seluruh program madrasah. Kepala madrasah
harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi peserta didik,
administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana, administrasi kearsipan
dan administrasi keuangan. Untuk menjalankan tugas sebagai administrator, kepala
madrasah kini harus bisa mengembangkan layanan berbasis teknologi modern guna
memudahkan pengelolaan administrasi. Sehingga administrasi madrasah betul-betul
tampak profesional dan berjalan secara efektif dan efesien.
3
4. Sebagai Supervisor
Tugas kepala madrasah sebagai supervisor yaitu memberi masukan kepada tenaga
kependidikan yang masih dirasa perlu dibenahi, dibina dan ditingkatkan
kemampuan dan ketrampilannya. Tindakan ini untuk mencegah agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati melaksanakan
pekerjaannya.
5. Sebagai Leader
Kepala madrasah sebagai leader membutuhkan karakteristik khusus, yaitu:
1) Memiliki kepribadian mantap, seperti jujur, percaya diri, tanggungjawab,
berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan
dapat menjadi teladan;
2) Memiliki keahlian dasar, seperti memahami kondisi tenaga kependidikan, tahu
kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun program pengambangan
tenaga kependidikan, menerima masukan, saran kritik dari pihak lain dan
sebagainya;
3) Memiliki pengalaman dan pengetahuan profesional;
4) Memiliki pengetahuan administrasi dan pengawasan.
6. Sebagai Inovator
Sebagai inovator, kepala madrasah harus memiliki staregi yang tepat untuk
menjalin hubungan harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
kependidikan di madrasah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang
innovatif. Tugas sebagai inovator akan tercermin dalam bagaimana kepala
madrasah melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,
rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, adaptabel dan fleksibel. Sebagai
inovator, kepala madrasah juga harus mampu mencari, menemukan dan
malaksanakan berbagai pembaharuan di madrasah.
4
7. Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai
tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan
lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara
efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat
sumber belajar.
Tugas pokok dan fungsi kepala madrasah dimaksud perlu dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya oleh kepala madrasah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan
madrasah secara ideal. Dalam hal ini, penguatan tugas pokok dan fungsi madrasah perlu
ditempuh melalui upaya pencapaian standar kompetensi, peningkatan wawasan dan
pengalaman, pengimplementasian reward dan punishment, serta pelaksanaan
monitoring dan evaluasi yang terencana dan berkesinambungan.
5
2. Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial yang perlu dikuasai kepala madarasah adalah :
a. Menyusun perencanaan madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan;
b. Mengembangkan organisasi madrasah sesuai dengan kebutuhan;
c. Memimpin madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya madrasah
secara optimal;
d. Mengelola perubahan dan pengembangan madrasah menuju organisasi
pembelajar yang efektif;
e. Mengelola sarana dan prasarana madrasah dalam rangka pendayagunaan secara
optimal;
f. Mengelola hubungan madrasah dengan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan madrasah;
g. Mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa baru,
penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa;
h. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional;
i. Mengelola ketatausahaan madrasah dalam mendukung kegiatan madrasah;
j. Mengelola unit layanan khusus madrasah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di madrasah;
k. Menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan madrasah;
l. Menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa;
m. Mengelola sistem informasi madrasah dalam mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan;
n. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran
dan manajemen madrasah;
o. Mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber pembiayaan
madrasah dan sebagai sumber belajar siswa;
p. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan madrasah sesuai
standar pengawasan yang berlaku ternyata penguasaan pada pada kompetensi
tersebut juga masih lemah.
6
3. Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi kewirausahaan yang perlu dikuasai kepala madarasah adalah :
a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah;
b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif;
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pemimpin madrasah;
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi madrasah;
e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
4. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi yang perlu dikuasai kepala madarasah adalah :
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru;
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat;
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
5. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yang perlu dikuasai kepala madarasah adalah :
a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan madrasah;
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan;
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
E. Peningkatan Mutu
Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan
berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama
baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau
jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur
7
secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan
proses belajar yang menyenangkan dan memberikan hasil yang optimal.
Untuk bisa menghasilkan mutu, menurut Slamet (1999) terdapat empat usaha
mendasar yang harus dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu :
1. Menciptakan win-win solution) diantara fihak yang berkepentingan dengan lembaga
pendidikan (stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan lembaga dengan
staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam
meraih mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut;
2. Menumbuhkembangkan motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam
proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus memiliki
motivasi bahwa hasil kegiatannya mampu mencapai mutu tertentu yang terus
meningkat sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna/langganan;
3. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang.
Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses
perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus
menerus;
4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai
mutu yang ditetapkan, haruslah dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur
pelaku proses sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
8
Mutu pendidikan dicerminkan oleh kompetensi lulusan yang dipengaruhi oleh
kualitas proses dan isi pendidikan. Pencapaian kompetensi lulusan yang memenuhi
standar harus didukung oleh isi dan proses pendidikan yang juga memenuhi standar.
Perwujudan proses pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, kualitas pengelolaan,
ketersediaan dana, dan system penilaian yang valid, obyektif, dan tegas. Oleh karena itu
perwujudan pendidikan nasional yang bermutu harus didukung oleh isi dan proses
pendidikan yang memenuhi standar, pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi
standar kualifikasi akademik dan kompetensi agar berkinerja optimal, serta sarana dan
prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan yang memenuhi standar.
9
4. Mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang penyelenggaraan pendidikan secara
terencana dan berkesinambungan;
5. Mempelajari dan menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional dalam
pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan dalam mengorganisasikan
kelembagaan maupun program insidentil sekolah;
6. Meningkatkan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan pengawas pendidikan
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan, khususnya dalam memahami
dan menguasai berbagai program pendidikan yang harus dicapai;
7. Mengadakan studi banding ke sekolah lain yang sudah lebih maju untuk
meningkatkan wawasan dan pengalaman serta mempelajari kiat-kiat yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan;
8. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan di bidang teknologi informasi baik
melalui pendidikan maupun konsultasi untuk mampu mengikuti perkembangan
dunia pendidikan dan berbagai informasi yang dibutuhkan melalui internet;
9. Mempelajari dan menguasai teknik analisis SWOT untuk mengetahui dan
memahami kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman baik secara internal
maupun eksternal dalam lingkungan kerja;
10. Melengkapi keterampilan profesional yang mampu mendukung pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya, baik melalui pendidikan dan pelatihan, studi literatur,
maupun konsultasi dengan pihak kompeten.
10
Punishment (Hukuman) adalah cara untuk mengarahkan tingkah laku agar sesuai
dengan etika yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika
kepala madrasah melanggar etika, ketentuan, peraturan atau kewajiban yang telah
ditetapkan. Fungsi penting dari punishment yang berperan besar bagi pembentukan
tingkah laku yang diharapkan bagi kepala madrasah adalah :
1. Membatasi perilaku yang tidak diharapkan;
2. Bersifat mendidik;
3. Memperkuat motivasi untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja sesuai dengan
target atau ketentuan yang telah ditetapkan.
11
kebijakan. Evaluasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang hasil
kinerja manajemen organisasi yang akan dibandingkan dengan sasaran yang telah
ditetapkan.
H. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka simpulan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut :
12
1. Kualitas penyelenggaraan pendidikan madrasah sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala madrasah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik
sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator maupun
motivator;
2. Penguatan tugas pokok dan fungsi kepala madrasah perlu dilaksanakan mengingat
masih terdapatnya permasalahan yang berkaitan dengan masih lemahnya
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala madrasah, yaitu :
a. Masih kurangnya penguasaan standar kompetensi yang perlu dimiliki kepala
madrasah yaitu kepribadian, managerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial;
b. Belum tercapainya peningkatan mutu kinerja kepala madrasah;
c. Belum optimalnya reward and punishment;
d. Kurangnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
3. Untuk mendukung tewujudnya penguatan tugas pokok dan fungsi kepala madrasah,
maka upaya yang perlu dilaksanakan adalah :
a. Mewujudkan pemahaman kepala madrasah terhadap tugas pokok dan fungsi
yang dimilikinya sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader,
inovator maupun motivator;
b. Mewujudkan standar kompetensi yang perlu dikuasai kepala madrasah sesuai
dengan Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah,
yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial.
c. Mewujudkan reward and punishment terhadap kepala madrasah;
d. Mewujudkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
kepala madrasah.
13
pendidikan nasional, melalui pendekatan, strategi, dan proses penyusunan
perencanaan strategis;
2. Melakukan pengamatan dan pembelajaran melalui proses interaksi sosial
secara langsung dalam lingkungan masyarakat;
3. Mengadakan studi literatur atau mempelajari referensi yang dapat
dipertanggung jawabkan tentang kiat meningkatkan sikap dan kepribadian
yang diperlukan seorang pimpinan;
4. Mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang penyelenggaraan pendidikan
secara terencana dan berkesinambungan;
5. Mempelajari dan menguasai teori dan seluruh kebijakan pendidikan nasional
dalam pengorganisasian kelembagaan sekolah sebagai landasan dalam
mengorganisasikan kelembagaan maupun program insidentil sekolah;
6. Meningkatkan konsultasi, koordinasi dan kerjasama dengan pengawas
pendidikan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan, khususnya
dalam memahami dan menguasai berbagai program pendidikan yang harus
dicapai;
7. Mengadakan studi banding ke sekolah lain yang sudah lebih maju untuk
meningkatkan wawasan dan pengalaman serta mempelajari kiat-kiat yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan;
8. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan di bidang teknologi informasi
baik melalui pendidikan maupun konsultasi untuk mampu mengikuti
perkembangan dunia pendidikan dan berbagai informasi yang dibutuhkan
melalui internet;
9. Mempelajari dan menguasai teknik analisis SWOT untuk mengetahui dan
memahami kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman baik secara internal
maupun eksternal dalam lingkungan kerja;
10. Melengkapi keterampilan profesional yang mampu mendukung pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya, baik melalui pendidikan dan pelatihan, studi
literatur, maupun konsultasi dengan pihak kompeten.
14
I. Saran
Kepala madrasah yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi yang dimilikinya seyogyanya dapat senantiasa berusaha, optimis dan berpikir
maju. Orientasi yang diharapkan adalah kepekaan kepala madrasah yang dimulai dari
dirinya sendiri. Perlu diingat bahwa paling tidak seorang kepala madrasah perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Memahami tugas dan kewajibannya;
2. Memahami kebutuhan organisasi;
3. Memahami iklim organisasi;
4. Memahami kondisi sumber daya manusia yang dipimpinnya;
5. Memahami permasalahan organisasi;
6. Mampu memetakan prioritas pengembangan organisasi;
7. Menjadi teladan, serta aspek lain yang krusial bagi organisasi.
Idealnya seorang pemimpin lebih dahulu tahu dan paham dibandingkan dengan
anak buahnya sehingga ia dapat dijadikan referensi bagi seluruh aparatur dalam
lingkungan kerjanya. Hal yang tidak kalah penting, kepala madrasah perlu bersifat
proaktif dan sedini mungkin berupaya mewujudkan sinergi dengan semua pihak untuk
menjalin kerjasama dan koordinasi yang diperlukan dalam meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pendidikan madrasah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, cet. III; Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2000;
16