Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Pendaftaran Perkuliahan


Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Purwokerto
Tahun Akademik 2016 2017

Disusun Oleh :
Oky Ahmad Wahab, S.Pd.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PURWOKERTO


TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang
sebagai

lembaga

yang

semakin

kompleks

sehingga

ia

membutuhkan organisasi yang tertata dengan baik dan benar.


Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama terlihat dari
kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan
pendekatan manajemen. Itulah kebutuhan untuk mengunakan
pendekatan
khususnya

ilmu

manajemen

lembaga

pendidikan

di

lembaga

Islam

pendidikan

menjadi

mutlak.

Sehingga perkembangan administrasi pendidikan menjadi


bagian

yang

menarik

bagi

kalangan

praktisi

dan

ahli

pendidikan sampai sekarang ini.


B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen pendidikan Islam?
2. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam?
3. Bagaimana pengelolaan administrasi pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Untuk
penulis

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan

terhadap

manajemen

pendidikan Islam.

pendidikan,

khususnya

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam
1. Pengertian Manajemen
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa
Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata
management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan,
atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris
Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily
management berasal dari akar kata to manage yang
berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola,
dan memperlakukan.1
Sedangkan

Sondang

Siagian

mengartikan

manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk


memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain2.
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan

adalah

segala

upaya,

latihan

dan

sebagainya untuk menumbuh kembangkan segala potensi


yang ada dalam diri manusia baik secara mental, moral
dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa dan
bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi luhur.
Pendidikan
mengembangkan

sebagai

usaha

peribadi

manusia

membina
dari

dan

aspek-aspek

rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara


1
https://www.academia.edu/13188302/MANAJEMEN_KONFLIK_Oleh_Drs.H
.Ahmad_Thontowi pada tanggal 20 Juli 2016 Pukul 08.50 WIB
2 Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, (CV Masaagung, Jakarta :
1990), hlm, 5

bertahap. Oleh karena suatu kematangan yang bertitik


akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru
dapat tercapai bilamana berlangsung melalui peroses demi
peroses

kearah

tujuah

akhir

perkembangan

atau

pertumbuhannya3.
Dalam studi pendidikan, sebutan pendidikan Islam
pada umumnya dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu
jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat
juga

di

ilustrasikan

bahwa

pendidikan

yang

mampu

membentuk manusia yang unggul secara intelektual, kaya


dalam amal, dan anggung dalam moral. Menurut citacitanya

pendidikan

Islam

meperoyeksi

diri

untuk

memperoleh insan sayal, yaitu manusia yang sempurna


dalam segala hal, sekalipun di yakini baru hanya Nabi
Muhammad

SAW

yang

telah

mencapai

kualitasnya.

Lapangan pendidikan Islam diidentik dengan ruang lingkup


pendidikan Islam yaitu bukan sekedar peroses pengajaran
(face to face), tapi mencakup segala usaha penanaman
(internalisasi) nilai-nilai Islam kedalam diri subyek didik.
Bila kita perhatikan dari kedua pengertian manajemen
di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa manajemen
merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber
daya

melalui

bantuan

orang

lain

dan

bekerjasama

dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara


efektif, efesien, dan produktip. Sedangkan Pendidikan Islam
merupakan proses transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada
peserta didik sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
3 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III, (Jakarta ; Bumi Aksara,
1993), hlm. 11

Dengan demikian manajemen pendidikan Islam adalah


proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki
(ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik
perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut
dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara
efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat4.
B. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam
Makna definitif di atas selanjutnya memiliki implikasiimplikasi yang saling terkait membentuk satu kesatuan sistem
dalam

manajemen

pendidikan

islam.

Berikut

ini

penjabarannya.
1. Proses pengelolaan lembaga pendidikan islam.
Hal ini menghendaki adanya nilai-nilai islam dalam
proses pengelolaan lembaga pendidikan islam.

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, hlm, 260

2. Terhadap lembaga pendidikan islam.


Hal ini menunjukan objek dari manajemen ini yang
secara

khusus

pendidikan

diarahkan

islam

untuk

dengan

menangani

segala

lembaga

keunikannya.

Maka

manajemen ini bias memaparkan cara-cara pengelolaan


pesantren,

madrasah,

perguruan

tinggi

islam

dan

sebagainya.
Banyak

muncul

manajemen

pertanyaan

apa

perbedaan

Islam

dengan

manajemen

Misalnya

adanya

manajemen

pendidikan

pendidikan

lainnya.

pendidikan umum memang secara general sama. Artinya


ada

banyak

menejerial

atau
yang

bahkan
dapat

mayoritas
digunakan

kaidah-kaidah
oleh

seluruh

mamajemen, namun secara spesifik terdapat kekhususankekhususan yang membuuhkan penanganan yang spesial
pula. Inti manajemen dalam bidang apapun sama, hanya
saja variabel yang dihadapinya berbeda tergantung pada
bidang

apa

manajemen

dikembangkan.
perbedaan

tersebut

Perbedaan

kultur

yang

variabel
kemudian

digunakan
ini

dan

membawa

memunculkan

perbedaan.
Henry

Fayol

mengemukakan

prinsip-prinsip

manajemen yang dibagi menjadi 14 bagian, yaitu5:


a. Division of Work
Merupakan sifat alamiah, yang terlihat pada setiap
masyarakat.
bertambah
menggantikan

Bila

masyarakat

pula

berkembang

organisasi-organisasi

organisasi-organisasi

lama.

maka
baru
Tujuan

5 Denia Setyawan, Manajemen Pendidikan Islam, di akses dari


http://deniasetyawan.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-falsein-x-none-ar.html pada tanggal 20 Juli 2016 pukul 09.10 WIB

daripada

pembagian

kerja

adalah

menghasilkan

pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik dengan


usaha yang sama.
b. Authority and Responsibility
Authority

(wewenang)

adalah

hak

memberi

instruksi-instruksi dan kekuasaan meminta kepatuhan.


Responsibility atau tanggung jawab adalah tugas
dan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang
pejabat

dan

agar

dapat

dilaksanakan,

authority

(wewenang) harus diberikan kepadanya.


c. Discipline
Hakekat daripada kepatuhan adalah disiplin yakni
melakukan apa yang sudah disetujui bersama antara
pemimpin

dengan

para

pekerja,

baik

persetujuan

tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan atau


kebiasaan-kebiasaan.
d. Unity of Command
Untuk setiap tindakan, seorang pegawai harus
menerima instruksi-instruksi dari seorang atasan saja.
Bila hal ini dilanggar, wewenang (authority) berarti
dikurangi, disiplin terancam, keteraturan terganggu dan
stabilitas mengalami cobaan, seseorang tidak akan
melaksanakan instruksi yang sifatnya dualistis.
e. Unity of Direction
Prinsip ini dapat dijabarkan sebagai : one head
and one plan for a group of activities having the same
objective, yang merupakan persyaratan penting untuk
kesatuan

tindakan,

koordinasi

dan

kekuatan

dan

memfokuskan usaha.
f. Subordination of Individual Interest to General Interest

Dalam sebuah perusahaan kepentingan seorang


pegawai tidak boleh di atas kepentingan perusahaan,
bahwa kepentingan rumah tangga harus lebih dahulu
daripada kepentingan anggota-anggotanya dan bahwa
kepentingan negara harus didahulukan dari kepentingan
warga negara dan kepentingan kelompok masyarakat.
g. Remuneration of Personnel
Gaji daripada pegawai adalah harga daripada
layanan yang diberikan dan harus adil.Tingkat gaji
dipengaruhi

oleh

biaya

hidup,

permintaan

dan

penawaran tenaga kerja.


Di samping itu agar pemimpin memperhatikan
kesejahteraan pegawai baik dalam pekerjaan maupun
luar pekerjaan.
h. Centralization
Masalah sentralisasi atau disentralisasi adalah
masalah pembagian kekuasaan, pada suatu organisasi
kecil sentralisasi dapat diterapkan, akan tetapi pada
organisasi besar harus diterapkan disentralisasi.
i. Scalarchain
Scalar chain (rantai skalar) adalah rantai daripada
atasan bermula dari authority terakhir hingga pada
tingkat terendah.
j. Order
Untuk ketertiban manusia ada formula yang harus
dipegang yaitu, suatu tempat untuk setiap orang dan
setiap orang pada tempatnya masing-masing.
k. Equity
Untuk

merangsang

pegawai

melaksanakan

tugasnya dengan kesungguhan dan kesetiaan, mereka

harus

diperlakukan

dengan

ramah

dan

keadilan.Kombinasi dan keramahtamahan dan keadilan


menghasilkan equity.
l. Stability Of Tonure Of Personnel
Seorang pegawai membutuhkan waktu agar biasa
pada suatu pekerjaan baru dan agar berhasil dalam
mengerjakannya dengan baik.
m. Initiative
Memikirkan
keberhasilannya

sebuah

rencana

merupakan

dan

meyakinkan

pengalaman

yang

memuaskan bagi seseorang. Kesanggupan bagi berfikir


ini dan kemampuan melaksanakan adalah apa yang
disebut inisiatif.
n. Ecsprit de Corps
Persatuan

adalah

kekuatan.Para

pemimpin

perusahaan harus berbuat banyak untuk merealisir


pembahasan itu.

C. Pengelolaan Administrasi Pendidikan Islam


1. Planning
Yaitu perencanaan/gambaran dari sesuatu kegiatan
yang

akan

datang

dengan

waktu,

metode

tertentu.

Sebagaimana Nabi telah bersabda:6


Artinya: Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang
yang jika melakukan sesuatu pekerjaan , dilakukan secara
itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas. (HR. Thabrani).
Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa
perencanaan merupakan proses menentukan apa yang
seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam
kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi
strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama
karena

aktivitas

pengorganisasian,

pemotivasian,

penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada


perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004)7.
Dalam dinamika masyarakat, organisasi beradaptasi
kepada tuntunan perubahan melalui perencanaan. Menurut
Johnson (1973) bahwa: The planning process can be
considered as the vehicle for accomplishment of system
change. Tanpa perencanaan sistem tersebut tak dapat
berubah dan tidak

dapat menyesuaikan diri dengan

kekuatan-kekuatan lingkungan yang berbeda. Bagi sistem


sosial, satu-satunya wahana untuk perubahan inovasi dan
6 https://hefniy.wordpress.com/2008/10/06/manajemen-dalamperspektif-islam/ pada tanggal 20 Juli 2016 Pukul 09.03 WIB
7 Mujib, Manajemen Pendidikan Islam, di akses dari http://tarbiyyahblog.blogspot.com/2013/05/manajemen-pendidikan-islam.html pada
tanggal 20 Juli 2016 Pukul 09.20 WIB

kesanggupan

menyesuaikan

diri

ialah

pengambilan

keputusan manusia dan proses perencanaan8.


2. Organizing
Mengorganisasikan
mengalokasikan

adalah

dan

proses

mengatur,

mendistribusikan

pekerjaan,

wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi


untuk

mencapai

menyatakan

tujuan

bahwa

organisasi.

Stone

mengorganisasikan

(1996:11)

adalah

proses

mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama


dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik
atau beberapa sasaran9.
Menurut Drs. B. Suryosubroto, pengorganisasian di
sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
untuk

memilih

dan

memilah

orang-orang

(guru

dan

personel sekolah lainnya) serta mengalokasikan prasarana


dan sarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam
rangka mencapai tujuan sekolah10.
Pengorganisasian

sebagai

fungsi

administrasi

pendidikan menjadi tugas utama bagi para pemimpin


pendidikan termasuk kepala sekolah. Dalam kegiatan
sekolah

sehari-hari

terdapat

bermacam-macam

jenis

pekerjaan yang memerlukan kecakapan dan keterampilan


dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Keragaman tugas
dan pekerjaan semacam itu tidak mungkin dilakukan dan
8 Ibid.
9 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan,
(Bandung, Alfabeta, 2009), hal. 94
10 Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010), hal. 24

10

dipikul sendiri oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu,


setelah seorang kepala sekolah mempunyai perencanaan
yang

matang,

dia

akan

melakukan

pengorganisasian

dengan menyusun tugas dan tanggung jawab para personil


dalam organisasi.
3. Actuating
Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa
kepemimpinan

pendidikan

mempengaruhi

dan

ialah

menggerakkan

kemampuan
orang

lain

untuk
untuk

mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di


dalam kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijalankan
pimpinan

harus

spesialisasi

dilandasi

tugas,

konsep

demokratisasi,

pendelegasian

wewenang,

profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan


bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan
pemimpinnya11.
Dalam isthilah manajemen terdapat isthilah yang
sangat berhubungan erat dengan penggerakan (actuating)
yakni motivating yang menjadi inti dari actuating. Motivasi
yaitu

suatu

keadaan

seseorang

yang

mendorong,

mengaktifkan atau mengarahkan perilaku kea rah tujuan.


Adapun prinsip-prinsip penggerakan yakni keteladanan,
konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan12.
4. Controling
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan
rencana. Hal ini membandingkan antara kinerja aktual
dengan

standar

yang

telah

11 Mujib, Op.cit.
12 Ibid.

11

ditentukan.

Jika

terjadi

perbedaan yang signifikan antara kinerja aktual dan yang


diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang
sifatnya mengoreksi. Misalnya meningkatkan periklanan
untuk meningkatkan penjualan13.
Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah
rencana awal perlu direvisi, melihat hasil dari kinerja
selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang
manajer akan kembali pada proses planning. Di mana ia
akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan hasil
dari controlling14.

13 Andi, Fungsi-Funsi Manajemen, di akses dari


http://andimpi.blogspot.com/ pada tanggal 20 Juli 2016 pukul 10.05
WIB
14 Ibid.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan memiliki peranan yang amat penting dalam
pengelolaan sebuah institusi atau lembaga terutama pada
lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan bukanlah
menghailkan barang dan jasa tetapi lembaga penidikan
merupakan sebuah pabrik yang akan memproduksi generasigenerai yang unggul dalam pretasi dan anggun dalam akhlak,
apalagi dengan Lembaga yang berlabelkan Islam sebagai
pandangan

dan

pedoman

dalam

membina

dan

mengembangkan peserta didik.


Manajemen Lembaga Pendidikan Islam bukanlah hanya
salah satu dari mata kuliah yang harus dipelajari secara
tekstual belaka, akan tetapi adalah untuk direalisasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan semoga dengan
semangat dan tekad yang kuat untuk mencari ilmu akan
menjadi

motivator

problematikan

untuk

yang

perubahan

terjadi

pada

terhadap

berbagai

lembaga-lembaga

pendidikan Islam di Indonesia. Karena gagal merencanakan


sama dengan merencanakan gagal, sebelum bertindak dan
berproses

hendaklah

perlu

perencanaan

yang

matang

sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang memuaskan dan


sampai pada tujuan yang diharapkan secara maksimal.
Perencanaan ini meliputi perencanaan strategik yang
diukur dari berbagai sudut pandang baik itu lembaga,
lingkungan eksternal, peluang dan sebagainya yang bertujuan
mampu mengelola organisasi atau lembaga pendidikan Islam
sesuai target dan mencapai sasaran. Sedangkan perencanaan

13

operasional

merupakan

langkah-langkah

nyata

pengoperasionalan sebuah lembaga pendidikan Islam.

14

dalam

B. Saran
Demikianlah
manajemen

yang

pendidikan

dapat

saya

Islam,

Saya

uraikan

mengenai

menyadari

betul

kekurangan makalah ini untuk itu kami mengharap saran dan


kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman.
Saya

menyarankan

kepada

teman-teman

yang

ingin

mengetahui lebih dalam lagi tentang hal tersebut di atas


untuk

mencari

referensi

melalui

tersedia.

15

berbagai

media

yang

DAFTAR PUSTAKA
M. Arifin. 1993. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Siagian, Sondang, P. 1990. Filsafah Administrasi. Jakarta: CV Masa
Agung.
Suryosubroto. 2010. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2009. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

16

Anda mungkin juga menyukai