Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ILMU DAN PRINSIP MANAJEMEN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Manajemen Syariah”

Dosen Pengampu : Ali Samsuri, M. EI

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Meila Nur Asrifah (934125019)

Rachmalia Eka Prameswari (934125419)

Hikmah Nuraini Ma’rifah (934125719)

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM


PRODI EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Ali Samsuri, M. EI selaku
dosen Mata Kuliah Manajemen Syariah atas bimbingan,pengarahan, dan
kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa karya
tulis yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya, namun kami telah berupaya
semaksimal mungkin agar mencapai hasil yang sebaik – baiknya. Oleh
karena itu dengan terbuka menerima segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat memperbaiki dan belajar lebih baik untuk
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan khususnya kepada para pembaca. Terima kasih.

Kediri, 11 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen..............................................................3


B. Aliran-aliran Dalam Manajemen...........................................................................5
C. Fungsi dan Prinsip Manajemen...........................................................................11
D. Tingkat dan Keterampilan Manajer.....................................................................15
E. Peran Manajer Dalam Lembaga Pendidikan.......................................................17
F. Sarana Manajemen..............................................................................................18

BAB III PENUTUP.......................................................................................................20

Kesimpulan......................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep dasar manajemen sebenarnya sama dengan kehidupan


manusia, mengapa disebut sama dengan kehidupan manusia, karena pada
dasarnya dalam kehiduoan sehari-hari manusia tidak terlepas dari ilmu dan
prinsip manajemen baik secara langsung maupun tidak secara langsung,
baik disadari maupun tidak disadari. Selain itu ilmu manajemen juga
sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.
Manajemen diperlukan dalam segala segala bidang baik organisasi
maupun tipe kegiatan lainnya, yaitu dimana orang yang saling bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ilmu manajemen merupakan ilmu yang sering digunakan dalam
praktik kehidupan sehari-hari. Karena itulah, ilmu manajemen sejarah
pemikiran yang panjang, sejak awal peradaban manusia. Perkembangan
ilmu manajemen berjalan dengan cukup pesat dan dinamis. Berbagai aliran
pemikiran manajemen berkembang dengan keunikan dan karakteristiknya
masing-masing. Dimensi dan pengaruh pemikiran ilmu manajemen.
Siruasi dan kondisi yang berbeda dalam menuntut penggunaan ilmu
manajemen yang berbeda pula.
Oleh sebab itu bahwa dengan mempelajari ilmu manajemen dan
mempraktikkannya dikehidupan sehari-hari kita dapat memperoleh hasil
yang maksimal, karena ilmu manajemen sangat identic dengan sikap
disiplin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen?
2. Bagaimana Aliran – aliran Dalam Manajemen?
3. Bagaimana Fungsi dan Prinsip Manajemen?

1
4. Bagaimana Tingkat dan Keterampilan Manajer?
5. Apa Peran Manajer di Lembaga Pendidikan?
6. Apa Saja Sarana Manajemen?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
2. Mengetahui Aliran – aliran Dalam Manajemen
3. Mengetahui Fungsi dan Prinsip Manajemen
4. Mengetahui Tingkat dan Keterampilan Manajer
5. Mengetahui Peran Manajer di Lembaga Pendidikan
6. Mengetahui Sarana Manajemen

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen


Manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
berkembangan sekitar abad ke-19. Pada saat ini mulai ada tulisan-tulisan
mengenai manajemen, sepertu John Robert Beishline di dalam
memecahkan masalah manajemen menggolongkan kedalam tiga golongan.
1. Manajemen konvensional
2. Manajemen sistematis
3. Manajemen secara ilmu
Manajemen konvensional atau disebut manajemen tradisional.
Artinya, manajer dalam menghadapi sesuatu masalah, memecahkan
dengan berdasarkan pada tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa
lalu. Jadi, selalu berdasarkan pada tradisi. Manajer sangat memegang
peranan penting, tetapi kelemahan manajer ini kurang efektif dan kurang
efisien.
Manajer sistematis merupakan suatu langkahmenuju manajemen
berdasarkan ilmu. Di dalam memecahkan sesuatu masalah yang
dihadapinya, manajer mendasarkan dirinya pada pengalamannya dan juga
pengalaman orang lain. Jadi, apa yang digunakan orang lain dengan
berhasil maka dijadikan pedoman dan dipraktekkannya.
Manajemen yang secara ilmu menetapkan dengan seksama
persoalan-persoalan yang dihadapi, membuat suatu patokan sebagai
penegasan untuk bekerja, mengumpulkan bahan-bahan untuk mencapai
cara pemecahan sementara, serta memeriksa kembali cara pemecahan itu.
Dengan demikian, manajemen yang berdasarkan ilmu adalah suatu cara
yang berupa pengamatan dan analisis yang logis, yang menuju pada suatu
rencana yang efektif.1
1
Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen, (Grasindo), 31-32

3
Kemudian untuk sejarah perkembangan ilmu manajemen dimulai
seiring dengan peradaban manusia itu sendiri. Sejarah telah menunjukkan
bagaimana manusia bekerja sama membangun peninggalan- peninggalan
monumental. Piramida di Mesir, Taman Gantung di Babilonia, Borobudur
di Jawa, semuanya menunjukkan karya-karya hebat di masa lalu yang
semuanya tentu saja membutuhkan kerjasama banyak manusia di
dalamnya. Sampai dengan penemuan-penemuan termutakhir saat ini,
teknologi informasi dan komputer, jaringan internet, dan lain-lain,
semuanya merupakan hasil kerja sama banyak manusia. Dimana ada
manusia berinteraksi, bekerja sama, disitulah dibutuhkan suatu usaha
pengelolaan yang baik untuk dapat mencapai tujuan Bersama tersebut.
Ilmu yang membahas mengenai masalah pengelolaan manusia itulah yang
dinamakan sebagai ilmu manajemen. Jadi tidak salah apabila dikatakan,
hampir semua karya besar manusia sepanjang sejarah membutuhkan ilmu
manajemen dalam prosesnya.
Secara garis besar perkembangan ilmu manajemen dapat diuraikan
dalam timeline atau urutan waktu sebagai berikut :
1. Manajemen dalam latar belakang sejarah masa lampau
Aplikasi manajemen telah ditunjukkan dalam proses pembangunan
kompleks sejarah yang membutuhkan kerjasama banyak manusia,
seperti : Tujuh Keajaiban Dunia, dan lain lain. Proses ini masih terus
digunakan sampai ke abad pertengahan, sampai akhirnya Adam Smith
menulis karya bukunya yang terkenal yaitu : “The Wealth of Nation”.
Proses manajemen semakin dibutuhkan seiring dengan munculnya
Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1700-an sampai dengan 1800-
an.
2. Manajemen Ilmiah atau Scientific Management
3. General Administrative Theory
4. Pendekatan Manejemen secara kuantitatif
5. Pendekatan perilaku organisasi atau Organizational Bahavior

4
6. System Approach2
7. Pendekatan Situasional atau Contingeny Approach.
B. Aliran – aliran Dalam Manajemen
1. Prinsip Teori Manajemen
Awal timbulnya ilmu manajemen akibat terjadinya revolusi
industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memeberikan
pengertian terhadap masalah-masslah manajemen yang timbul baik itu
di kalangan usahawan, industri, maupun masyarakat. Para pemikir itu
yang terkenal adalah, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor,
dan lainnya.
a. Robert Owen (1771-1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek
yang memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar
kerja 13 jam per hari. Kemudian beliau mengajukan adanya
perbaikan terhadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal
revolusi industri, Owen melakukan pada kondisi kerja yaitu seperti
menaikkan usia minimum kerja di pabrik, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan karyawan di pabrik, mendirikan
toko-toko untuk menjual kebutuhan karyawan dengan harga yang
layak, dan membangun perumahan untuk karyawan. Oleh sebab itu
Owen disebut “Bapak Personal Manajemen Modern” beliau
mengungkapkan bahwa investasi yang penting adalah sumber daya
manusia.
b. Charles Babbage (1792-1871)
Seorang guru besar matematika dari Inggris yang tertarik
pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik., yaitu
dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud
peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau merupakan
orang yang pertama kali mengusulkan adanya pembagian kerja

2
Dian Ari Nugroho, Pengantar Manajemen Untuk Organisasi Bisnis, Publik, dan Nirlaba,
(Malang: UB Press, 2017), 12-13

5
berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan
keterampilan tertentu, sehingga pekerja dibuat rutin dan lebih
mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage
merupakan penemu kalkulator. Babbage sangat memperhatikan
faktor manusia, beliau menyarankan adanya sistem pembagian
keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para
pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik apabila mereka ikut
menyumbang dalam peningkatan priduktivitas.
c. Fredick W. Taylor (1856-1915)
Fredick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya
dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang
terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-
prinsip menjadi intinya manajmeen ilmiah yang terkenal dengan
rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan
semangat kerja karyawan. Taylor memiliki 4 prinsip yang
ditetapkan yaitu :
1) Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2) Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan
pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan.
3) Adanya Pendidikan dan pengembangan ilmiah dari para
pekerja.
4) Kerja sama yang baik antara manajer dan pekerja.
d. Henry L Gant (1861-1919)
Sumbangan Henry L. Gant yang terkenal adalah sistem
bonus harian dan bonus ektra untuk para mandor. Beliau juga
memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan “Gant
Chart”. Beliau menekankan pentingnya mengembangkan minat
hubungan timbal balik antara manajer dan para karyawan, yaitu
sarana kerja yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur
manusia sangat penting, mengembangkan pengertian tentang

6
sistem pada karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan
dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal
adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manjerial yang baik. Dengan
menekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan
dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan
terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut. Teknik ini
pelopor Teknik-teknik modern seperti PERT (Program Evaluation
and Review Techique).
e. Henry Fayol (1841-1925)
Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik
yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja,
disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang
kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran
manajemen yang lebih utuh. Fayol berkeyakinan keberhasilan para
manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena
adanya penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan
terbesar dari fayol adalah pandangannya tentang manajemen yang
bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan suatu
keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip
pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi
kegiatan dan operasi perusahaan kedalam 6 macam kegiatan yaitu
teknis (produksi), dagang, keuangan, keamanan, akuntansi dengan
adanya pencatatan dan pembukuan, dan manajerial yang terdiri dari
5 fungsi yaitu : perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), memerintah (commanding), pengkoordinasian
(coordinating), dan pengendalian (controlling).3
2. Aliran Hubungan Manusiawi

3
Eko Supeno, “Evolusi Pemikiran Manajemen: Sebuah Tinjauan Wren dan Bedeian”, Jurnal
Jejaring Administrasi Publik. IV, no. 1, (Januari-Juli 2012), 55-57

7
Pada tahap pertama perilaku atau hubungan manusiawi
organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia.
Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat
kurang mampu mewujudkan efisiensi produk yang sempurna dengan
keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak
selalu dapat dengan mudah diramalkan perilakunya karena sering juga
tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam
menghadapi manusia, melalui antara lain ilmu sosiologi dan psikologi.
Ada tiga orang pelopor aliran ilmu perilaku yaitu:
a. Munsterberg (1863-1916)
Sumbangannya yang terpenting adalah berupa permanfaatan
psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarana
seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya
"Psichology and Industrial Efficiency", ia memberikan tiga cara
untuk meningkatkan produktivitas:
1) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai
dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakan.
2) Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-
syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
3) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak
yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
b. Elton Mayo (1880-1949)
Gerakan memperkenalkan hubungan yang diartikan sebagai
satu gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manager dan
bawahan sehingga mereka serasa serasi mewujudkan kerja sama
yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang
memuaskan. Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo
dengan kawan-kawannya adalah rangsangan uang tidak
menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan
dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang
dimiliki karyawan yang merasa manajer atau atasannya

8
memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka
yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect". Selain itu, juga
ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok
yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap
produktivitas. Mayo berkeyakinan terhadap konsepnya yang
terkenal dengan "social man" yang oleh Robert Owen
diperkenalkan dengan istilah "vital machine".
Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa
semakin pentingnya "poeple management skills" daripada
"engineerin atau technicall skills". Sehingga konsep dinamika
kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada
manajemen atas dasar kemampuan perseorangan (individu),
walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang
dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan
karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh
lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji,
jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan
manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus
berkembang dengan munculnya pemikiran-pemikiran lain yang
juga tergolong dalam aliran perilaku yang lebih maju. Penggunaan
ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus
dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para
penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral scientists"
daripada "human relations theoritists".
Diantara merekaa yang terkenal adalah Argyris, Maslow
and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self actualizing
man" daripada hanya sekedar "social man" dalam memberi
dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih
ditingkatkan dengan pendapat bahwa manusia tidak hanya
didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep
"complex-man". Karena tidak ada dua orang yang persis sama, oleh

9
sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha mempelajari
kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam
organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut,
c. William Ouchi (1981)
William Ouchi dalam bukunya "Theory Z -How America
Bussiness Can Meet The Japanese Challenge (1981)",
memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan
adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau
didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.
Jepang disebut tipe perusahaan dengan manajemen dalam perusaan
Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan
tipe Jepang.
Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan
manusiawi ini terlihat dalam peningkatan pahaman terhadap
motivasi perseorangan, perilaku kelompok, ataupun hubungan
antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para
manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani
dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai
jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah masalah
kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan
memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep
komunikasi.
Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan,
karena disamping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar
sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia
yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang
mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di
dalam perusahaan.
3. Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan
dari Operation Research dan Manajemen Science. Pada aliran ini

10
berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya
dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim
sarjana ini di Inggris, Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II
dikenal dengan sebutan "OR Team". Masalah-masalah yang
memerlukan "OR Team" ini antara lain di bidang transportasi dan
komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer membuat prosedur OR lebih
diformasikan menjadi aliran Ilmu Manajemen Modern. Pengembangan
model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang
kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi
pencerahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer
dalan membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen
ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam hal penggalangan modal, manajemen cash flow,
penjaswalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan
sumber daya manusia dan sebagainya. Aliran ini juga memiliki
kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan
manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial
individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari
aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat
menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan
tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen yang
sangat ilmiah dan kompleks.4

C. Fungsi dan Prinsip Manajemen


1. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen dipandang dalam dua klasifikasi utama, yaitu
fungsi organik dan fungsi pelengkap. Fungsi organik terkait dengan
semua fungsi yang mutlak dijalankan oleh manajemen, sedangkan

4
Ibid, 60-61.

11
fungsi pelengkap terkait dengan semua fungsi yang meskipun tidak
mutlak dijalankan oleh organisasi, namun sebaiknya dilaksanakan,
karena pelaksanaan fungsi pelengkap dengan baik, akan meningkatkan
kinerja organisasi. Fungsi-fungsi dasar manajemen saling berkaitan.
Perencanaan umpamanya mempengaruhi pengorganisasian, dan
pengorganisasian mempengaruhi pengawasan. Satu fungsi sama sekali
tidak berhenti, sebelum yang lain dimulai. Fungsi-fungsi itu jalin-
menjalin tanpa terpisahkan; dan biasanya mereka tidak dijalankan
dalam suatu urutan tertentu, tetapi tampaknya menurut yang
dikehendaki keperluan masing-masing. Untuk melancarkan suatu
organisasi baru, biasanya dimulai dengan perencanaan, diikuti oleh
fungsi-fungsi yang lain; tetapi bagi sebuah organisasi yang sudah
mapan, pengawasan pada waktu tertentu mungkin diikuti dengan
perencanaan dan sebaliknya, diikuti dengan pemotivasian mereka tidak
dijalankan dalam suatu urutan tertentu, tetapi tampaknya menurut yang
dikehendaki keperluan masing-masing. Menurut Terry (1997), fungsi
dasar manajemen ialah berkenaan dengan perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan, dan pengendalian. Masing-masing
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Fungsi perencanaan ( Planning)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan terlebih
dahulu apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan dan siapa yang
mengerjakannya. Dalam perencanaan terlibat unsur penentuan yang
berarti bahwa dalam perencanaan tersebut tersirat pengambilan
keputusan. Karena itu perencanaan dapat dilihat sebagai suatu
proses dalam suatu kerangka untuk mengambil keputusan dan
penyusunan rangkaian tindakan selanjutnya dimasa depan. Rencana
yang baik akan merumuskan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
b. Fungsi pengorganisasian (Organizing).
Tujuan pengorganisasian adalah untuk mengelompokan
kegiatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang

12
dimiliki agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara
efektif dan ekonomis. Langkah pertama yang sangat penting dalam
pengorganisasian ini umumnya harus dilakukan sebuah
perencanaan adalah proses mendesain organisasi yaitu penentuan
struktur organisasi yang paling memadai untuk strategi, orang,
teknologi dan tugas organisasi. Unit-unit kerja perlu dibantu dan
demikian pula hubungan antara pengurus dengan manajer serta
antara manajer dengan pegawai perlu ditentukan sehingga akan
melahirkan suatu struktur organisasi yang dapat diartikan sebagai
susunan dan hubungan antar bagian-bagian komponen dan posisi
dalam suatu organisasi serta bagaimana mengkoordinasikan
aktivitas organisasi.
Pengorganisasian adalah proses manajerial yang berkelanjutan.
sebagaimana kita ketahui teknologi terus berkembang dan
lingkungan organisasi dapat berubah. Oleh karena itu, manajer
harus menyesuaikan strategi yang telah disusunnya sehingga tujuan
dari organisasi tetap dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Demikian halnya dengan struktur organisasinya dapat didesain
kembali disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi
sehingga tujuan dari organisasi dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
c. Fungsi Menggerakkan/Kepemimpinan (Actuating)
Kepemimpian adalah suatu proses untuk mempengaruhi
aktivitas dari pada kelompok yang terorganisir dalam usaha
mencapai tujuan yang telat ditetapkan dalam mencapai tujuan.
Memimpin adalah suatu proses mempengaruhi yang lain untuk
bekerja menuju pencapaian tujuan tertentu.
d. Fungsi pengendalian (Controling)
Pengendalian adalah suatu upaya yang sistematis untuk
menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan,
merancang sistem umpan balik sistem informasi sesungguhnya

13
dengan standar terlebih dahulu ditetapkan, menentukan apakah ada
penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpanan tersebut
dan mengambil tindakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan
untuk menjamin bahwa sumber daya organisasi yang digunakan
sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna
tercapainya sasaran organisasi. Jadi tujuan utama dari pengendalian
adalah memastikan bahwa hasil kegiatan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan. Pengendalian tidak bersifat restriktif tetapi
korektif dalam arti bahwa bilamana terjadi penyimpangan-
penyimpangan supaya diketahui sedini mungkin. Jadi bukan
merupakan fungsi yang negatif dari manajemen.5
2. Prinsip Manajemen
Prinsip manajemen bersifat lentur, dalam arti perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus serta situasi-
situasi yang berubah. Menurut Henry Fasyol pencentus teori
manajemen yang berasal dari Perancis prinsip-prinsip umum
manajemen terdiri atas:
a. Pembagian kerja (divison of work)
b. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
c. Disiplin (discipline)
d. Kesatuan perintah (unity of command)
e. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
f. Mengutamakan kepentingan organisasi
g. Penggajian pegawai
h. Pemutusan (centralization)
i. Hirearki (tingkatan)
j. Ketertiban (order)
k. Keadilan dan kejujuran
l. Stabilitas kondisi karyawan

5
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2016),
118-122.

14
m. Prakarsa (inisiative)
n. Semangat kesatuan6

Sedangkan prinsip atau kaidah dan Teknik manajemen yang ada


relevansinya dengan Al-Qur’an atau Al-Hadist antara lain sebagai berikut :

a. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Menyeru kepada kebajikan (amar ma’ruf), dan mencegah
kemunkaran (nahi munkar).
b. Kewajiban menegakkan kebenaran
c. Kewajiban menegakkan keadilan
d. Kewajiban menyampaikan amanah7
D. Tingkat dan Keterampilan Manajer
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap
manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
dasar tersebut adalah:
1. Keterampilan Konseptual (Conceptional Skill).
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan
atau ide serta konsep tersebut kemudian dijabarkan dalam rencana
kegiatan untuk diwujudkan. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana
kerja yang kongkret itu biasanya disebut dengan proses perencanaan atau
planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan
keterampilan untuk membuat perencaan kerja.
2. Keterampilan Berhubungan dengan Orang Lain (Humanity Skill).
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan komunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang
lain, yang disebut dengan keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap pegawai yang

6
Undang Ahmad Kamaludind dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, (Bandung :
Pustaka Setia, 1994), 27
7
Muhammad Nizar, “Prinsip-Prinsip Manajemen Syariah (Studi Pengembangan Koperasi
Syariah Fatayat NU Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruhan)”, Jurnal Istiqro : Jurnal
Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis 4, no. 2, (Juli 2018), 123

15
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan
kebapakan akan membuat pegawai merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka terhadap pimpinan. Keterampilan
berkomunisasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan Teknis (Technical Skill).
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada
tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan
kemampuan menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunkan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi,
pembukaan, dll.

Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki


oleh manajer, yaitu:

1. Keterampilan Manajemen Waktu (Time Management).


Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang
manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana.
Griffin memberikan contoh kasus Lew Frankfort. Pada tahun 2004,
sebagai manajer, Frankfort digaji US$ 2.000.000 per tahun. Jika
diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam perminggu dengan waktu
cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah US$ 800 per
jam- sekitar US$ 13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap
menit yang terbuang akan sangat merugikan organisasi. Namun
demikian, waktu yang mereka miliki akan tetap merupakan aset berharga,
dan menyia-nyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas organisasi.
2. Keterampilan Membuat Keputusan (Decision Making Skill).
Merupakan kemampuan untuk memdifinisikan masalah dan menentukan
cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan
adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam

16
mengambil keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan
masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manager harus mengevaluasi setiap
alternatifyang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling
baik. Dan akhir, manajer harus mengimplementasikan arternatif yang
telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasi agar tetap berada di jalur
yang benar.8
E. Peran Manajer di Lembaga Pendidikan
Kepala maadrasah adalah pimpinan tertinggi dalam sebuah
lembaga pendidikan. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh
bahkan sangat menentukan kemajuan madrasah. Oleh karena itu dalam
pendidikan modern kepemimpinan kepala sekokah merupakan jabatan
strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Peran dan fungsi kepala
sekolah sebagai manajer menjadi sangat penting untuk mengelola
pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Seiring dengan berlakunya Undang-Undang 20 Tahun 2003 Bab
XIV, pasal 51 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
mengamanatkan bahwa “pengelolaan pendidikan anak usia dini,
pendidikam dasar, menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan
minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.” Hal yang
paling penting dalam implementasi manajemen berbasiss madrasah adalah
manajemen terhadap komponen-komponen madrasah itu sendiri.
Sedikitnya tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik yaitu,
kurikulum dan program pengajaran, tenaga pendidikan, kesiswaan,
keuangan, saran dan sarana pendidikan, pengelolaan hubungan madrasah
dengan masyarakat, serta manajemen layanan khusus lembaga pendidikan.
Fungsi manajemen pendidikan sebagai suatu karakteristik adalah
untuj mewujudkan kepentingan rakyat salam memperoleh pendidikan
yang berkualitas pada perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

8
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2016),
123-125.

17
pengkoordinasian, komunikasi, pengawasan untuk mengetahui kelancaran
kerja pegawai. Menurut Soekarno dkk, tugas dan tanggung jawab kepala
madrasah dapat digolongkan menjadi dua bidang, yaitu: tugas didalam
administrasi dan supermasi. Tugas kepala madrasah dalam bidang
administrasi salah satunya adalah pembinaan hubungan baik dengan
masyarakat sekitar yang saling menguntungkan demi peserta didik.
Madrasah memerlukan masukan dan dukungan dari masyarakat
dalam menyusun dan melaksanakan program yang relevan. Dengan
tanggung jawab tersebut, kepala madrasah dituntut untuk memiliki
kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang teguh agar mampu
mengambil kebijakan dan keputusan dalam mencapai tujuan secara efektif.
Dengan kepemimpinan yang efektif kepala madrasah sebagai pemimpin
akan dapat membawa guru, siswa, serta lembaga pada kinerja yang
memuaskan. Hal tersebut dapat didasari bahwa kepala madrasah sebagai
pemimpin merupakan salah satu faktor yang mendorong sekolah untuk
dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui
program-program yang dilaksanakan secara bertahap dan terencana.
Peran kepala madrasah sebagai manajer merupakan kemampuan
seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan anak buah
untuk mencapai tujuan bersama, hal ini karena kepala madrasah memiliki
kemampuan untuk menyukseskan suatu kebijakan yang mendukung atau
bahkan menjadi penghambat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Dalam
melakukan peran dan fungsi sebagai manajer kepala madrasah harus
memiliki strategi yang tepat unuk memberdayakan tenaga kependidikan
melalui kerjasama kooperatif, memberi kesempatan kepada sekolah, para
tenaga kependidikan untuk mengingatkan profesinya dan mendorong
keterlibatan seluruh tenaga dalam kegiatan yang menjunjung program
sekolah.
F. Sarana Manajemen

18
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai diperlukan sebuah sasaran,
yakni sebuah sarana manajemen yang terdiri dari men, money, material,
machine, method, dan market atau yang lebih dikenal dengan 6M.
1. Men
Yakni Sumber daya manusia yang melakukan kegiatan manajemen dan
produksi. Dengan adanya faktor SDM, kegiatan manajemen dan produksi
dapat berjaalan, karena pada dasarnya faktor SDM sangat berperan
penting dalam kegiatan manajemen dan produksi.
2. Money
Yakni faktor pendanaan atau keuangan. Tanpa ada keuangan yang
memadai kegiatan perusahaan atau organisasi takkan berjalan
sebagaimana mestinya, karena pada dasarnya keuangan ialah darah dari
perusahaan atau organisasi. Hal keuangan ini berhubungan dengan
masalah anggaran (Budget), upah karyawan (Gaji), dan pendapatan
perusahaan atau organisasi.
3. Materials
Yakni berhubungan dengan barang mentah yang akan diolah menjadi
barang jadi. Dengan adanya barang mentah maka dapat dijadikan suatu
barang yang bernilai sehingga dapat mendatangkan keuntungan.
4. Machine
Yakni mesin pengolah atau teknologi yang dipakai dalam mengolah
barang mentah menjadi barang jadi. Dengan adanya mesin pengolah,
maka kegiatan produksi akan lebih efisien dan menguntungkan.
5. Method
Yakni tata cara melakukan kegiatan manajemen secara efektif dengan
menggunakan pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran agar tercapai
suatu tujuan yang akan dituju.
6. Market
Yakni tempat untuk memasarkan produk yang tekah dihasilkan. Seorang
manajer pemasaran dituntut untuk dapat menguasai pasar, sehingga
kegiatan pemasaran hasil produksi dapat berlangsung. Agar pasar dapat

19
dikuasai, maka kualitas dan harga barang haruslah sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli masyarakat.9

9
M. Anang Firmansyah, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta : Deepublish, 2018), 5-6.

20
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berkembangan


sekitar abad ke-19. Pada saat ini mulai ada tulisan-tulisan mengenai manajemen,
sepertu John Robert Beishline di dalam memecahkan masalah manajemen
menggolongkan kedalam tiga golongan yaitu Manajemen konvensional,
Manajemen sistematis, Manajemen secara ilmu
Aliran – aliran Dalam Manajemen ada 3 : Prinsip Teori Manajemen,
Awal timbulnya ilmu manajemen akibat terjadinya revolusi industry di Inggris
pada abad 18. Para pemikir tersebut memeberikan pengertian terhadap masalah-
masslah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri, maupun
masyarakat. Para pemikir itu yang terkenal adalah, Robert Owen, Henry Fayol,
Frederick W Taylor, dan lainnya. Aliran Hubungan Manusiawi, Pada tahap
pertama perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya
adalah sumber daya manusia. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap
karena terlihat kurang mampu mewujudkan efisiensi produk yang sempurna
dengan keharmonisan di tempat kerja. Aliran Manajemen Modern, Muncul
aliran ini kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research
dan Manajemen Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika,
pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang
lebih kompleks.
Fungsi manajemen ada 4 yaitu fungi perencanaan (planning), fungsi
pengorganisasian (organizing), fungsi menggerakkan/kempemimpinan
(actuating), fungsi (controlling). Sedangkan prinsip manajemen adalah sebagai
berikut : Menurut Henry Fasyol pencentur teori manajemen yang berasal dari
Perancis prinsip-prinsip umum manajemen terdiri atas: Pembagian kerja (divison
of work), Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility), Disiplin

21
(discipline), Kesatuan perintah (unity of command), Kesatuan pengarahan (unity
of direction), Mengutamakan kepentingan organisasi, Penggajian pegawai,
Pemutusan (centralization), Hirearki (tingkatan), Ketertiban (order), Keadilan dan
kejujuran, Stabilitas kondisi karyawan, Prakarsa (inisiative), Semangat kesatuan.
Tingkat dan Keterampilan Manajer menurut Robert L. Katz pada tahun
1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga
keterampilan dasar. Ketiga keterampilan dasar tersebut adalah: Keterampilan
konseptual (conceptional skill), Keterampilan berhubungan dengan orang lain
(humanity skill), Keterampilan teknis (technical skill), sedangan menurut Ricky
W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh
manajer, yaitu: Keterampilan manajemen (time management), dan Keterampilan
membuat keputusan (decision making).
Peran manajer di Lembaga pendididkan Peran kepala madrasah sebagai
manajer merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan
menggerakkan anak buah untuk mencapai tujuan bersama, hal ini karena kepala
madrasah memiliki kemampuan untuk menyukseskann suatu kebijakan yang
mendukung atau bahkan menjadi penghambat dalam pelaksanaan kebijakan
tersebut.
sarana manajemen yang terdiri dari men, money, material, machine,
method, dan market atau yang lebih dikenal dengan 6M.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kamaludind, Undang dan Muhammad Alfan. Etika Manajemen Islam.


Bandung : Pustaka Setia, 1994.

Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung :
Alfabeta, 2016.

Ari Nugroho, Dian. Pengantar Manajemen Untuk Organisasi Bisnis, Publik, dan
Nirlaba. Malang: UB Press, 2017.

Firmansyah, M. Anang. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Deepublish, 2018.

M. Herujito, Yayat. Dasar-Dasar Manajemen. Grasindo.

Nizar, Muhammad. “Prinsip-Prinsip Manajemen Syariah (Studi Pengembangan


Koperasi Syariah Fatayat NU Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Pasuruhan)”. Jurnal Istiqro : Jurnal Hukum Islam, Ekonomi dan Bisnis 4,
no. 2 (Juli 2018): 123.

Supeno, Eko. “Evolusi Pemikiran Manajemen: Sebuah Tinjauan Wren dan


Bedeian”. Jurnal Jejaring Administrasi Publik. IV, no. 1, (Januari-Juli
2012): 55-61.

23

Anda mungkin juga menyukai