PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR HUKUM
1. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 Tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan
Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, mengamanatkan
kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program
program kewirausahaan.
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Pasal 77 N Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional dinyatakan
bahwa : (1) Muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2) Muatan lokal dikembangkan
dan dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan.
D. SASARAN
1. Mengakrabkan siswa pada nilai-nilai social budaya dan lingkungannya.
2. Mengembangkan keterampilan fungsional yang dapat menunjang kehidupan .
3. Menumbuhkan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah lingkungan.
BAB III
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 Tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan
Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, mengamanatkan
kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program
kewirausahaan. Pemerintah menyadari betul bahwa dunia usaha merupakan tulang
punggung perekonomian nasional, sehingga harus diupayakan untuk ditingkatkan secara
terus menerus. Melalui gerakan ini diharapkan karakter kewirausahaan akan menjadi
bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia, sehingga dapat melahirkan
wirausahawan-wirausahawan baru yang handal, tangguh, dan mandiri.
Hal yang tidak bisa dilupakan dan dirasakan sangat penting dalam konteks
pendidikan yang berwawasan kewirausahaan di sekolah yaitu bahwa Kementerian
Pendidikan Nasional juga perlu membuat kerangka pengembangan kewirausahaan yang
ditujukan bagi kalangan pendidik dan kepala sekolah. Mereka adalah agen perubahan di
tingkat sekolah yang diharapkan mampu menanamkan karakter dan perilaku wirausaha
bagi jajaran dan peserta didiknya. Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan ditandai
dengan proses pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah
pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum
terintegrasi yang dikembangkan di sekolah.
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis
(Ahmad Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha
dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
4. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (Drucker, 1959)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
usaha (Zimmerer, 1996)
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
d. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu
mandiri, kreatif, orientasi pada tindakan, dan kerja keras.
e. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu kreatif,
orientasi pada tindakan, dan kerja keras.
f. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), nilai kewirausahaan yang dapat ditanamkan yaitu
mandiri, kepemimpinan, berorientasi pada tindakan, dan kerja keras.
g. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), nilai kewirausahaan yang dapat
ditanamkan yaitu mandiri, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, dan kerja
keras.
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah
berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian
dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2)
menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan
diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
a. Pramuka, nilai kewirausahaan yang bisa diterapkan pada kegiatan ini adalah
kepemimpinan, kreatif, dan mandiri.
b. Paskibra, nilai kewirausahaan yang bisa diterapkan pada kegiatan ini adalah mandiri,
kepemimpinan, kreatif, dan berorintasi pada tindakan.
c. Olahraga (Voli, Basket, Sepak bola, Bulu tangkis), nilai kewirausahaan yang bisa
diterapkan pada kegiatan ini adalah berani mengambil resiko dan kerja keras.
d. Kesenian (Menari), nilai kewirausahaan yang bisa diterapkan pada kegiatan ini adalah
kreatif, mandiri, dan kerja keras.
Melalui kegiatan pengembangan diri seperti bazaar, mading, dan prakarya siswa
dapat menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan seperti kreatif, mandiri, dan kerja keras.
Laporan Perencanaan
NO KEGIATAN KETERANGAN
Terlaksana Tidak Terlaksana
1 Pengumpulan bungkus kopi,
deterjen dan lain-lain
2 Pembuatan tiker dari bungkus kopi
3 Pembuatan tas dari bungkus plastik
4 Menghias baju dengan bungkus kopi
5 Membuat hiasan dari kerang
6 Membuat lampu meja dari batok
kelapa
7 Membuat sandal dari Pelepah
Pisang
BAB IV
PENUTUP
Demikian muatan local yang bernilai kewirausahaan ini kami susun untuk dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di SMP Bina Mulia pada
khususnya dan semoga bermanfaat juga bagi pihak lain yang berkepentingan.
Penyusunan muatan local yang bernilai kewirausahaan ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak yang terkait dan semuanya yang telah memberikan bantuan
berupa ide dan gagasan sehingga tersusunnya program muatan lokal yang bernilai
kewirausahaan ini, yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa muatan lokal yang bernilai kewirausahaan yang kami
susun ini jauh dari sempurna, sehingga kami mengharapkan adanya masukan berupa
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan muatan lokal yang
bernilai kewirausahaan ini. Terima kasih semoga bermanfaat bagi kita semua.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan untuk mencerdaskan bangsa serta
agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional
yang diatur dengan Undang-undang.
Atas dasar ketentuan tersebut maka SMP Bina Mulia menyusun muatan local
yang bernilai kewirausahaan sesuai dengan bahan kajian yang memiliki ciri khas
lingkungan yang berdekatan dengan tempat pembuangan sampah di kota depok.
Demikian penyusunan muatan local yang bernilai kewirausahaan ini agar dipedomi dan
dilaksanakan sebaik-baiknya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Penyusun
PROGRAM
MUATAN LOKAL YANG BERNILAI KEWIRAUSAHAAN
Di Susun Oleh:
Sintang, S. Ag
LEMBAR PENGESAHAN
Sintang, S. Ag
Heroni, S. Ag, MM
BAB II
PENGELOLAAN KEWIRAUSAHAAN
A. Rencana program
Untuk mengoptimalkan muatan local yang bernilai kewirausahaan, maka
diperlukan penunjang keberhasilan pengajaran muatan local kewirausahaan di
sekolah dengan membuat sebuah rencana sebagai berikut :
1. Penangungjawab Kegiatan muatan local(organisasi)
2. Disiplin dan siap bekerja
3. Perlengkapan Praktek
4. Cara penyimpanan dan pemeliharaan alat
5. Program jadwal pemeliharaan alat
1. Organisasi
a) Pengelolaan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Sasaran
BAB IV PENUTUP
Lampiran-lampiran
KATA PENGANTAR
Heroni, S. Ag, MM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan institusi formal dan strategis dalam menyiapkan sumber
daya manusia yang sehat secara fisik, mental, social, dan produktif. Salah satu yang
mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah adalah status
kesehatan dan kondisi lingkungan sekolah.
Masalah kesehatan di sekolah menjadi kompleks dan bervariasi terkait
dengan kesehatan peserta didik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya
kondisi lingkungan sekolah dan perilaku hidup bersih.
Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan
perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat, siswa
sebelum makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan
masuknya bibit penyakit kedalam tubuh. Perilaku tidak sehat ini juga disebabkan
oleh lingkungan yang tidak sehat, seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau
lingkunganmasyarakatnya.
Rendahnya upaya untuk menumbuhkan kesadaran hidup bersih dan sehat
kepada peserta didik, berdampak pada siswa sekolah yang belum sepenuhnya
mengetahui bagaimana cara yang benar untuk memelihara kesehatan pribadi ataupun
lingkungannya. kurang bersih dan rapi dalam berpakaian, kurang serius dalam
melaksanakan senam, sering membuang sampah sembarangan, jajan sembarangan
dan tidak memperhatikan kebersihan jajanan. Perilaku hidup bersih dan sehat yang
masih rendah dapat berakibat pada kualitas lingkungan sekolah yang rendah dan
masih tingginya angka penyakit yang menyerang anak usia sekolah.
Guna mencegah dan mengurangi berbagai permasalahan di atas diperlukan
perilaku hidup bersih dan sehat melalui pengembangan pola hidup bersih dan sehat
di sekolah. Upaya tersebut tidak hanya mengandalkan proses belajar mengajar
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, tetapi perlu didukung oleh kebijakan,
sarana dan prasarana, serta program yang tepat sehingga perilaku hidup bersih dan
sehat akan menjadi budaya di kalangan warga sekolah.
Tujuan Program ini adalah memberikan informasi dan solusi untuk
menjawab berbagai permasalahan dan hambatan yang muncul. Dengan begitu,
sekolah dapat menumbuhkan pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap
warga sekolah.
Untuk itulah maka melalui program ini SMP Negeri 9 Depok beritikad
dengan sepenuh hati untuk mewujudkan “Sekolah Sehat” sebagai bagian Pendidikan
Karakter di UPTD SMP Negeri 9 Depok.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH).
4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
5. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1/U/SKB/2003, Nomor:
1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230A/2003, Nomor: 26 Tahun 2003
tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah.
6. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan,
Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor: 2/P/SKB/2003, Nomor:
1068/ Menkes/SKB/VII/2003, Nomor: MA/230B/2003, Nomor: 4415-404
Tahun 2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Tim Pembina Usaha Kesehatan
Sekolah Pusat.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1429/ Menkes/SK/XH/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
C. Tujuan Program
1. Mewujudkan sekolah yang memenuhi syarat kesehatan untuk meningkatkan
kualitas hidup bersih dan sehat warga sekolah pada SMP Negeri 9 Depok.
2. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan di Sekolah SMP Negeri 9 Depok.
3. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan bangunan dan halaman Sekolah SMP
Negeri 9 Depok.
4. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar Sekolah SMP Negeri
9 Depok.
5. Mewujudkan warga Sekolah SMP Negeri 9 Depok yangmemiliki perilaku hidup
bersih dan sehat.
D. Manfaat Program
1. Terwujudnya sekolah yang memenuhi syarat kesehatan untuk meningkatkan
kualitas hidup bersih dan sehat warga Sekolah SMP Negeri 9 Depok.
2. Terselenggaranya pendidikan kesehatan di Sekolah SMP Negeri 9 Depok.
3. Terselenggaranya pelayanan kesehatan di Sekolah SMP Negeri 9 Depok.
4. Meningkatnya kebersihan dan kesehatan gedung dan halaman Sekolah SMP
Negeri 9 Depok.
5. Meningkatnya kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar Sekolah SMP Negeri
9 Depok.
6. Terwujudkannya perilaku hidup bersih dan sehat padaseluruh warga Sekolah SMP
Negeri 9 Depok.
E. Sasaran
1. Budaya perilaku hidup bersih dan sehat peserta didik Sekolah SMP Negeri 9
Depok.
2. Keteladanan hidup bersih dan sehat kepala sekolah, guru, dan karyawan.
3. Optimalisasi fungsi dan pemeliharaan sarana dan prasarana hidup bersih dan sehat
di Sekolah SMP Negeri 9 Depok oleh seluruh warga sekolah.
4. Harmonisasi kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan hidup bersih dan sehat.
F. Definisi Istilah
1. Sekolah Sehat sekolah yang warganya secara terus-menerus membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki lingkungan sekolah yang bersih, indah,
sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman
2. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,
sampah, bau, virus, bakteriapatogen, dan bahan kimia berbahaya.
3. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009)
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Permenkes No. 2269/MENKES/
PER/XI/2011).
5. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi (UU No. 18 Tahun 2012).
6. Bangunan sekolah adalah bangunan yang dipakai sebagai fasilitas pelaksanaan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta.
7. Lingkungan sekolah yang bersih adalah kondisi lingkungan sekolah yang
bersih, indah, sejuk, segar, rapi, dan aman yang merupakan hasil dari upaya
seluruh warga sekolah.
8. Warga sekolah yang sehat adalah setiap orang yang berperan di dalam proses
pendidikan di sekolah meliputi peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan,
serta komite sekolah, dalam keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan warga sekolah dapat melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya masing-masing.
9. Peserta Didik adalah semua anak yang mengikuti pendidikan di sekolah.
10. Instansi terkait adalah lembaga pemerintah yang memiliki tugas melakukan
pembinaan terhadap sekolah/madrasah.
11. Monitoring adalahsuatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan
pengendalian terhadap suatu objek kegiatan yang akan, sedang, dan atau sudah
dilaksanakan.
12. Evaluasi adalahproses penilaian hasil yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan Sekolah Dasar Bersih dan Sehat.
13. Pelaporan adalah kegiatan laporan semua kegiatan terkait dengan upaya
mewujudkan Bersih Sehat yang dilakukan oleh peserta didik, guru, dan sekolah.
BAB II
1. Siswa sakit yang tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila masih
memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat pengantar dan
buku/kartu rujukan agar dibawa orang tuanya ke Puskesmas atau sarana
pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
2. Siswa cedera/sakit yang tidak memungkinkan disuruh pulang dan segera
membutuhkan pertolongan secepatnya, agar dibawa ke Puskesmas atau
sarana pelayanan kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan.
Setelah itu agar segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke
Puskesmas ataupun sarana pelayanan kesehatan tersebut.
3. Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan immuniasi dan
lainnya yang dianggap perlu;
4. Pemeriksaan mulut , gigi dan telinga
5. Menimbang berat badan dan tinggi siswa
6. Pemeriksaan kesehatan guru dari pihak luar
7. Memberikan bimbingan teknis medik kepada kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan, alumnus UKS, siswa dalam melaksanakan Usaha Kesehatan
Sekolah;
8. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan Sekolah
Sehat pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam
rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan Sekolah Sehat;
9. Memberikan pelatihan/penataran kepada guru Sekolah Sehat dan kader
Sekolah Sehat (PMR dan Kader Kesehatan Remaja);
10. Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap
kasus-kasus tertentu yang memerlukannya;
11. Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling;
12. Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan
tingkat kesegaran jasmani siswa dan cara peningkatannya;
13. Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina Sekolah Sehat
setempat meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan permasalahan
yang dialami.
e. Kamar mandi/WC
Rasio kamar mandi/WC dan urinoir adalah perbandingan antara jumlah peserta
didik dengan banyaknya kamar mandi/WC dan urinoir yang tersedia. Untuk
peserta didik rasionya adalah 1:60; sedangkan untuk siswi rasionya adalah 1:50.
Kamar mandi/WC dan urinoir peserta didik/siswi terpisah dengan kamar
mandi/WC dan urinoir guru dan pegawai. Ukuran kamar mandi/WC tidak kurang
dari 2 m2. Dinding berwarna terang. Lantai memiliki perkerasan tidak licin, air
tidak menggenang, memiliki kemiringan minimal 1%. Closet memiliki ketinggian
30 cm dari lantai baik closet untuk guru maupun untuk peserta didik. Ruangan
memiliki lubang penghawaan dan pencahayaan yang cukup, bebas dari jentik
nyamuk, memiliki alat kebersihan (sikat, sabun, karbol), dan tempat sampah
tertutup.
f. Ruang UKS
Ruang UKS adalah tempat untuk melakukan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, dan kuratif. Penyuluhantentang perilaku hidup sehat kepada
peserta didik dan warga sekolah lainnya dilakukan secara terus-menerus,
menyeluruh, dan terpadu. Ruang UKS dilengkapi tempat cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir,tersedia sabun, memiliki tempat tidur periksa, timbangan
badan, alat pengukur tinggi badan, alat pengukur suhu tubuh,dental kit, UKS kit,
P3K, lemari obat, torso rangka atau alat tubuh, snellen chart, dan tempat sampah.
Standar luas ruang UKS adalah minimal 27 m2 yang dilengkapi dengan buku
kesehatan dan buku adminsitrasi.
g. Kantin
Kantin sekolah adalah tempat usaha makanan dan minuman yang pengelola dan
konsumennya adalah warga sekolah. Lokasi kantin berjarak minimal 20 m dari
tempat pembuangan sampah sementara. Kantin memiliki peralatan pengolahan
dan makan yang bersih, tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air
bersih yang mengalir, tempat cuci tangan dilengkapi dengan air bersih mengalir,
sabun dan lap tangan untuk pengunjung kantin, tersedia tempat penyimpanan
bahan makanan terpisah dari makanan jadi/siap saji dan tempat pajangan(display)
makanan jadi/siap saji yang tertutup. Kantin dilengkapi dengan tempat duduk dan
saluran air limbah yang tertutup. Tersedia tempat untuk mengolah makanan
sederhana (memanasi, mengukus, dan memanggang). Makanan kemasan berlabel
BPOM/Dinkes dan tidak kadaluarsa. Makanan dan minuman yang dijual sudah
dilakukan uji bebas formalin, boraks, dan pewarna kimia berbahaya. Kemasan
bersih dan tidak menggunakan styrofom. Petugas kantin berpakaian rapi, bersih,
bercelemek, bertudung, dan sehat. Pengambilan makanan selalu menggunakan
alat bantu pengambil makanan.
h. Gudang
Gudang sekolah memiliki luas minimal 18 m2. Gudang berdinding bersih, tidak
lembab, dan dicat berwarna terang. Dinding yang terkena percikan air terbuat dari
bahan campuran kedap air, tidak mudah retak, tidak dicat dengan larutan kapur
tohor, dan memiliki pintu yang tertutup. Gudang memiliki ventilasi pada dinding,
diberi pengamanan berupa kasa ayam untuk mencegah masuknya vektor penyakit
dan binatang pengerat, serta diberi penerangan yang cukup.
i. Tempat Beribadah
Tempat beribadah disesuaikan dengan kebutuhan tiap sekolah. Ukuran minimal
12 m2.
Salah satu kegiatan dalam rangka pembinaan Sekolah Sehat adalah kegiatan
pengendalian pelaksanaan. Pengendalian pelaksanaan ini mencakup kegiatan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan.
A. Monitoring
1. Pengertian
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan
pengendalian kegiatan yang sedang dilaksanakan, untuk umpan balik
pelaksanaan kegiatan di masa datang.
Kegiatan monitoring dilakukan dengan melihat langsung pelaksanaan kegiatan
untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan dengan
keberhasilan program.
2. Tujuan
Tujuan monitoring Sekolah Sehat adalah untuk mengetahui daya guna dan hasil
guna pelaksanaan program.
3. Fungsi
Fungsi dari monitoring adalah:
a. untuk pemetaan kegiatan Sekolah Sehat di sekolah SMP Negeri 9 Depok
b. memperoleh umpan balik untuk pembinaan Sekolah Sehat di sekolah SMP
Negeri 9 Depok
4. Ruang lingkup
Ruang lingkup monitoring meliputi semua aspek yang terdapat di dalam program
5. Sasaran
Sasaran monitoring:
a. dokumen kegiatan,
b. pengelolaan kegiatan, dan
c. capaian kegiatan.
6. Pelaksanaan Monitoring
Pelaksanaan monitoring dilakukan oleh petugas yang ditunjuk Tim Pembina dan
Tim Pelaksana Sekolah Sehat. Monitoring dilakukan dengan cara:
a. pemeriksaan dokumen (instrumen monev),
b. pengamatan (observasi), dan
c. wawancara.
7. Frekuensi Pelaksanaan Monitoring
Tim Pembina Sekolah Sehat melakukan monitoring secara berkala
B. Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran hasil
yang dicapai dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan Sekolah Sehat.
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi ini dimaksudkan untuk :
a. Mendapatkan gambaran tentang keberhasilan pelaksanaan program Sekolah
Sehat
b. Memberikan umpan balik sebagai dasar penyempurnaan program pembinaan
Sekolah Sehat
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup evaluasi meliputi semua komponen perencanaan program Sekolah
Sehat proses maupun hasil pelaksanaannya.
4. Sasaran Evaluasi
a. Warga sekolah (peserta didik, guru, tenaga kependidikan, dll)
b. Lingkungan sekolah (bangunan, halaman, dll)
c. Hasil pembinaan terhadap perilaku peserta didik
5. Unsur – unsur yang dievaluasi
a. Perubahan tingkah laku kebiasaan hidup sehari-hari dan ketrampilan dalam
melaksanakan prinsip pola hidup bersih dan sehat
b. Kemampuan hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan yang telah terjadi
pada peserta didik karena adanya pelayanan kesehatan di sekolah
c. Perubahan lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat
d. Tingkat keberhasilan kegiatan pembina dan pengelolaan program Sekolah
Sehat
6. Cara dan Teknik
a. Cara Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam bentuk kuantitatif sesuai dengan monitoring yang
dilakukan
b. Teknik Evaluasi
Teknik Evaluasi dengan cara menganalisa data hasil monitoring dan
memasukkan ke tabel evaluasi. Tabel evaluasi dijadikan dasar rekomendasi
terhadap pihak yang berkepentingan.
C. Pelaporan
1. Mekanisme Pelaporan
Tim pelaksana Sekolah Sehat melaporkan secara tertulis setiap semester kepada
Tim Pembina Sekolah Sehat SMP Negeri 9 Depok
LAMPIRAN 1.
FORMAT MONITORING DAN EVALUASI SD BERSIH SEHAT
LAMPIRAN 3.
FORMAT EVALUASI PELAKSANAAN SD BERSIH SEHAT
Ketercapaian Keterangan
NO Variabel/Indikator (Komponen yang
A B C D
kurang)
A. Perencanaan/ Landasan Kegiatan
1. Visi, misi, tujuan yang relevan
dengan SD BERSIH SEHAT
2. Dokumen RKS/RKAS yang berkait
dengan SD BERSIH SEHAT
Jumlah
B. Sarana dan Prasarana
1. Bangunan Sekolah
2. Sarana Kebersihan
3. KM/WC/Urinoire
4. UKS
5. Kantin
6. Halaman
7. Sumber Air dan Sanitasi
8. Tempat Sampah
Jumlah
C. Budaya Hidup Sehat
1. Sosialisasi
2. Kegiatan Kepala Sekolah
3. Kegiatan Tenaga Pendidik
4. Kegiatan Tenaga Kependidikan
5. Kegiatan Peserta didik
6. Kegiatan Komite Sekolah
Jumlah
Analisis :
Kesimpulan:
Contoh: RKAS belum dibuat secara rinci.
Rekomendasi :
Contoh rekomendasi
1. Kepala sekolah segera menjabarkan program - program SD- BERSIH SEHAT
secara rinci, agar bisa dilaksanakan oleh tim
...........................................
LAMPIRAN 4.
FORMAT PELAPORAN SD BERSIH SEHAT
Hasil:
Rekomendasi:
Demikian Berita Acara Monitoring dan Evaluasi ini dibuat bersama untuk digunakan sebagai
pengembangan program SD Bersih Sehat.
(Nama........................................) (Nama........................................)
NIP NIP