Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah

Laporan Buku

Diajukan

Erzima Fikriah

16210619369

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan

(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG

2017
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan Laporan Buku dalam tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah. Dan
saya ucapkan terimakasih terhadap dosen pengampu mata kuliah ini.

Saya menyadari dalam pembuatan laporan buku ini masih jauh dari kata
sempurna dan saya masih belajar dalam seluruh tataran pembuatan laporan buku ini.
Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan dan
semakin berkembangnya daya kualitas dari laporan buku yang akan saya buat
selanjutnya.

Semoga laporan buku yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca. Atas
segala saran dan bantuan, saya ucapkan terima kasih.

Sumedang, 12 Juni 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. .. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... .. 2

1.3. Tujuan Masalah ............................................................................. .. 2

1.4. Manfaat Penulisan ............................................................................ 2

1.5. Identifikasi Buku ............................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Isi buku atau Bab ............................................................................ 4

2.2. Komentar ......................................................................................... . 13

BAB III SIMPULAN .................................................................................... . 14

DAFTAR PUSAKA ....................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini pendidikannya kurang mencirikan karakter bangsa


Indonesia itu sendiri. Kondisi ini membuat bangsa Indonesia kurang
makmur, sejahtera, dan tidak adanya keadilan. Praktik di sekolah pada
kenyataannya berbeda. Pendidikan karakter penting untuk diterapkan di latar
sekolah. Pendidikan karakter dapat membangun dan mengeluarkan bangsa
Indonesia dari krisis yang sedang dihadapi. Pendidikan karakter merupakan
pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua
mata pelajaran. Pendidkan karakter bertujuan memfasilitasi penguatan dan
pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak,
baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari
sekolah). Adanya korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan remaja,
narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran
lulusan sekolah menengah dan atas. Pendidikan karakter yang tidak
diterapkan dengan benar di latar sekolah tidak bedampak baik pada
perkembangannya. Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi
(2004:95), sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil
keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga mereka dapat membeikan kontribusi yang positif kepada
lingkungannya. Pendidikan karakter penting untuk dikaji dan dipraktikan
dalam proses mendidik. Permasalahan bangsa Indonesia mengenai
pendidikan karakter ini masalahnya terletak pada kajian teori atau terletak
pada praktik di sekolah. Oleh karena itu pemakalah ingin mengetahui
hubungan kajian teori terhadap praktik di sekolah. Sehingga dapat
menerapkan Pendidikan Karakter yang dapat membangun bangsa Indonesia.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pendidikan karakter yang diperlukan bangsa Indonesia saat


ini?
2. Bagaimana kondisi pendidikan karakter bangsa Indonesia saat ini?
3. Apakah kontibusi pendidikan karakter terhadap kajian teori dan praktik
di sekolah?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pendidikan karakter yang diperlukan bangsa


Indonesia saat ini.
2. Untuk mengetahui Kondisi pendidikan karakter bangsa Indonesia saat
ini.
3. Untuk mengetahui kontribusi pendidikan karakter terhadap kajian
teori dan praktik di sekolah.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini disusun dengan harapan pembaca dapat mengerti


bagaimana pendidikan karakter kajian teori dan praktk di sekolah. Di Indonesia
khususnya semoga bermanfaat bagi pembaca dan penulis itu sendiri.

2
1.5 Identifikasi Buku

Dalam kesempatan kali ini penulis menyusun laporan buku. Laporan buku
ini terdiri dari 4 bab dengan buku berjudul Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah karangan Drs. Dharma kesuma, M.Pd., Cepi Triatna, dan Dr. H.
Johar Perman, MA di Bandung. Penerbitnya adalah PT Remaja Rosdakarya.

Alasan saya memilih buku ini karena buku ini berhubungan dengan
pendidikan dan memenuhi kententuan tugas mata kuliah pembelajaran Penulisan
Karya Ilmiah. Buku ini memperkenalkan bagaimana desain, proses, dan evaluasi
pendidikan karakter dalam latar sekolah. Buku ini juga menjelaskan aplikasi
pedagogik dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia saat ini pada berbagai
wilayah pendidikan.

Dalam buku ini pendidikan di persekolahan meliputi pedagogik di jenjang


sekolah,keluarga, dan juga di tempat kerja. Membahas pedagogik organisasi
pemerintahan, organisasi bisnis dan orginisasi sosial nonpemerintahan. Melalui buku
ini semoga kajian mengenai teori dan praktik pendidikan di Indonesia dapat menjadi
lebih baik dari waktu ke waktu.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Isi Bab

komponen bangsa Indonesia terdiri dari beragam konteks sosial dan budaya
yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Dilihat dari kekayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia dapat dikategorikan sangat melimpah disertai dengan letak
kepulauan yang berada di lintasan khatulistiwa, tanah yang subur, air yang melimpah,
udara yang segar, kekayaan sumber energi dan mineral yang melimpah di dalam
tanah dan laut, semuanya memberikan keunikan terhadap bangsa ini. Pandangan
tentang keunikan ini harus mengarahkan pandangan dan pikiran kita untuk menelaah
lebih jauh mengenai apa penyebabnya, bagaimana memecahkannya, dan bagaimana
bangsa ini dibangun untuk masa depan yang lebih baik, serta sukses di dunia dan
bahagia di akhirat. Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi (2004:95),
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lainnya
dikemukakan oleh fakry gaffar (2010:1) Sebuah transformasi nilai-nilai kehidupan
untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu
dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran
penting, yaitu 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuhkembangkan dalam
kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku Pendidikan karakter dalam seting
sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:

1. menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap


penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/ kepemilikan peserta didik
yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;
2. mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai
yang dikembangkan oleh sekolah;

4
3. membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Karakter yang diperlukan bangsa Indonesia. Dalam kajian pengkajian pedagogik


Universitas Pendidikan Indonesia (P3 UPI) nilai yang perlu diperkuat untuk
pembangunan bangsa saat ini adalah sebagai berikut: (1) jujur; (2) kerja keras; (3)
ikhlas.
Analisis persamaan dan perbedaan karakter, akhlak, dan moral. Istilah-istilah ini akan
kita kaji dari segi bahasa harian dengan merujuk pada kamus umum. Setelah
pengkajian bahasa harian ini, kita akan coba menyelami substansi dari masing-masing
istilah tersebut. Budi pekerti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 150)
diletakkan dalam masukan budi , artinya: (1) alat batin yang merupakan panduan
akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk; (2) tabiat, akhlak, watak; (3)
perbuatan baik, kebaikan. Sinonimnya perlu kita tambahi dengan kata susila .
Perlu dicatat disini bahwa arti pada nomor (5) jarang digunakan orang dewasa: tidak
pernah orang yang berbudi pekerti dikaitkan dengan kelakuan cerdik menipu.
Moral, masih dari kamus yang sama (1996: 665), didefinisikan sebagai: (1) (ajaran
tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya; (3) ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Definisi moral
ini menyatakan bahwa moral adalah ajaran tentang moral. Definisinya pada nomor
(2) menurut penulis menyatakan sebuah kondisi mental yang sudah menyerap suatu
ajaran moral.
Kata karakter belum muncul dalam paparan di atas. Karakter adalah istilah serapan
dari bahasa Inggris character. Encarta Dictionaries (Microsoft Encarta 2008.)
menyatakan (terjemahan penulis) bahwa karakter adalah kata benda yang memiliki
arti: (1) kualitas-kualitas pembeda; (2) kualitas-kualitas positif; (3) reputasi; (4)
seseorang dalam buku atau film; (5) orang yang luar biasa; (6) individu dalam
kaitannya dengan kepribadian, tingkah laku, atau tampilan; (7) huruf atau simbol; dan
(8) unit data komputer. Arti pada nomor (7) dan (8) ini tidak relevan dengan kajian

5
pendidikan karakter. Di samping itu terdapat kata karakteristik (characteristic) yang
masih juga kata benda yang artinya: fitur (ciri) pembatas (defining feature), sebuah
fitur atau kualitad yang membuat seseorang atau suatu hal dapat dikenali. Kata sifat
untuk karakter adalah khas (typical), artinya pembeda atau mewakili seseorang atau
hal tertentu. Tentang karakter dan karakteristik ini dapat disimpulkan melalui
kalimat berikut: Ia memiliki karakter herois dan karakteristiknya yang herois
telah membuatnya memiliki nasib yang menyedihkan tersebut.
Analisis pedagogis. Ada sebuah definisi dari kamus umum tersebut yang belum kita
soroti, yaitu definisi pada nomor (6), yaitu individu dalam kaitannya dengan
kepribadian, tingkah laku, atau tampilan. Definis ini mulai memasuki wilayah
subtantif wacana kita. Menurut penulis, karakter berada dalam sekurang-kurangnya
wilayah disiplin-disiplin: psikologi, etika (cabang filsafat umum), antropologi
budaya, dan pedagogika. Studi psikologi tentang karakter dan pendidikan karakter
sudah sangat maju. Studi psikologi ini bersifat empiris-empiris. Studi pedagogika
melibatkan semua studi tersebut dengan tujuan membantu individu atau kelompok
agar mengalami perkembangan karakter/moral/akhlak/susila/watak/tabiat. Denan
demikianjika kita berbicara tentang pendidikan efektif, maka yang dimaksud adalah
pendidikan emosi, bukan pendidikan pikiran, rasio, atau kognisi. Dalam Merriam-
Websters 11th collegiate Dictionary, affect diartikan sebagai sehimpunan manifestasi
dari suatu emosi yang dialami secara subjektif. Dalam wacana praktik dan studi
pendidikan, afektif sering diungkapkan dengan sikap (attitude). Memang salah satu
komponen dari afeksi adalah sikap.

6
Rambu-rambu pengembangan pendidikan karakter. Rambu-rambu yang dapat
membantu kits mengembangkan silabus pendidikan karakter di sekolah sekurang-
kurangnya mencakup: teori kurikulum dan teori pendidikan karakter.Teori kurikulum.
Kurikulum adalah sekumpulan pelajaran dan kegiatan yang ditawarkan di sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum,kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
dari:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;


b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Kelompok mata pelajaran dan estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Kelompok mata pelajaran agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, dan kepribadian


jelas sekali berkaitan atau bahkan identik dengan pendidikan karakter.

Teori pendidikan karakter. Untuk memahami pendidikan karakter, lebih mudah


rasanya jia memulainya dengan memahami ranah-ranah kepribadian yang ingin
dikembangkan melalui pendidika. Sejak kerja besar Bloom dan kawan-kawan
mengembangkan taksonomi tujuan-tujuan pendidikan pada akhir tahun 1950-an, dan
masuk ke Indonesia sekitar pertengahan tahun 1950-an, dan masuk ke kita mengenal
tiga ranah kepribadian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Teori-teori pembentukan dan perubahan sikap. Ringkasnya, ini adalah teori-


teori belajar tentang perubahan sikap, fokus pada penguatan perilaku sebagai faktor
primer penentu perkembangan sikap.

7
Nilai-nilai yang harus diajarkan sekolah. Lickona (1992) memulai
uraiannya tentang pendidikan karakter di sekolah dengan dua prinsip berikut ini:

1. terdapat nilai-nilai yang bermanfaat secara objektif, disepakati secara


universal yang harus diajarkan sekolah-sekolah di tengah masyarakat yang
plural; dan
2. sekolah-sekolah hendaknya tidak hanya memapari para siswa dengan nilai-
nilai tersebut, tetapi juga membantu mereka memahami, menginternalisasi,
dan bertindak berdasarkan nilai-nilai tersebut.

Elaborasi Pengetahuan Moral dari Lickona

Pengetahuan moral

1. Kesadara moral
2. Pengetahuan nilai moral
3. Memahami sudut pandang lain
4. Penalaran moral
5. Pembuatan putusan
6. Pengetahuan-diri

Elaborasi Perasaan Moral dari Lickona

Perasaan moral

1. Hati nurani/nurani
2. Harga diri
3. Empati
4. Cinta kebaikan
5. Kontrol diri
6. Rendah diri

8
Tindakan moral

1. Kompetensi
2. Keinginan moral
3. Kebiasaan (habit)

Rambu-Rambu Penyusunan dan Pengembangan Silabus dan RPP untuk Pendidikan


Karakter

Terdapat sejumlah hal yang sekurang-kurangnya harus menjadi rambu-rambu bagi


guru untuk mengembangkan silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran):
(1) dokumen;dokumen resmi kurikulum yang tercakup dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (2) pedoman penyusunan silabus dan
RPP , dan (3) teori-teori pendidikan karakter. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Pada bagian sebelumnya ada disimpulkan bahwa kelompok
mata pelajaran dan cakupannya tidak lepas dari misi pendidikan karakter. Ini berarti
pembelajaran yang semata-mata kognitif, adalah tidak sejalan dengan misi ini. Juga,
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan rincian
lanjutan dari kelompok mata pelajaran tersebut sudah sewajarnya tidak menolakserta
(to exclude) keberadaan nilai-nilai.

9
Model-model pembelajaran pendidikan karakter. Memaknai desain
pembelajaran pendidikan karakter. Makna belajar dalam pendidikan karakter. Bahwa
belajar merupakan suatu pengalaman yang mendahului perilaku seseorang.
Pemahaman tentang teori belajar menjadi sangat penting dalam pendidikan karakter,
karena perilaku yang berkarakter itu terbangun melalui proses belajar, bukan suatu
kebetulan, dipahami bahwa belajar dalam konteks pendidikan karakter menurut Pusat
Penkajian Pedagogik adalah proses menerima atau menolak dan menyalurkan nilai
untuk diadopsi atau diabaikan dalam perilaku keseharian anak yang dipengaruhi oleh
kondisi/potensi awal yang dimiliki anak. Pembelajaran dalam pendidikan karakter
penulis definisikan sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan/dirujuk pada suatu nilai.
Pembelajaran substantif adalah pembelajaran yang substansi materinya terkait
langsung dengan suatu nilai. Seperti mata pelajaran agama dan PKn. Pembelajaran
reflektif adalah pendidikan karakter yang terintegrasi/melekat pada semua mata
pelajaran/bidang studi di semua jenjang dan jenis pendidikan.

Model Reflektif

1. Asumsi Dasar
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Model Reflektif
3. Proses Pembelajaran Model Reflektif
4. Evaluasi dalam Pembelajaran Model Reflektif

Model Pembelajaran Pembangunan Rasional

1. Asumsi Dasar Model Pembangunan Rasional (MPR)


2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Model Pembangunan Rasional (MPR)
3. Proses Pembelajaran Model Pembangunan Rasional (MPR)
4. Evaluasi dalam Pembelajaran Model Pengembangan Rasional (MPR)

10
Mengungkapkan bahwa pembelajaran di sekolah haarus dikaitkan dengan
nilai yang dirujuk sekolah dan tertuang dalam visi dan KTSP yang dikembangkan
oleh sekolah. Memahami akan hal ini, maka kajian mengenai model pembelajaran
dalam pendidikan karakter mengarah pada dua bentuk, yaitu pembelajran subtsantif
dan pembelajaran reflektif. Lebih jauh, bagian ini akan mengeksplorasi mengenai
hakikat, prinsip, proses, dan evaluasi masing-masing model pembelajaran.

Pendidikan karakter sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan lingkungan
pendidikan akan sulit diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak dikaitkan
dengan evaluasi hasil. Apakah anak sudah memiliki karakter jujur atau belum,
memerlukan suatu evaluasi. Jadi evaluasi untuk pendidikan karakter memiliki makna
suatu proses untuk menilai kepemilikan suatu karakter oleh anak yang dilakukan
secara terencana, sistematis, sistemik, dan terarah pada tujuan yang jelas.

Tujuan evaluasi pendidikan karakter. Evaluasi pendidikan karakter ditujukan


untuk:

1. mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah


indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertentu;
2. mengetahui kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang dibuat oleh
guru; dan
3. mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran yang dibuat oleh guru;
dan
4. mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran yang dialami oleh anak,
baik pada seting kelas, sekolah, maupun rumah.

11
Fungsi evaluasi pendidikan karakter. Hasil evaluasi tidak akan memiliki
dampak yang baik jika tidak difungsikan semestinya. Ada tiga hal penting yang
menjadi fungsi evaluasi pendidikan karakter, yaitu:

1. berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan sistem pengajaran


(intructional) yang didesain oleh guru;
2. berfungsi untuk menjadi alat kendali dalam konteks manajemen sekolah; dan
3. berfungsi untuk menjadi bahan pembinaan lebih lanjut (remedial,pedalaman,
atau perluasan) bagi guru kepada peserta didik

Evaluasi juga dilengkapi dengan instrumen yang dapat dijadikan rujukan oleh para
pengkaji, peneliti, praktisi untuk mengevaluasi suatu karakter. Pedagogik bangsa
suatu grand design aplikasi pedagogik dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia
saat ini pada berbagai wilayah pendidikan. Sasaran pembangunan melalui pendidikan
ini adalah pendidikan di persekolahan, pendidikan di keluarga, dan pendidikan di
tempat kerja. Pendidikan di persekolahan meliputi pedagogik di TK, SD, SMP, SMA,
SMK, dan perguruan tinggi. Pedagogik di keluarga meliputi pedagogik pada
organisasi pemerintah, pedagogik pada organisasi bisnis, dan pedagogik pada
organisasi sosial nonpemerintahan.

12
2.2 Komentar

Isi materi dari buku ini sudah sangat baik, jika dilihat dari kesesuaian
dengan keadaan pendidikan di Indonesia saat ini, saya berpendapat bahwa buku ini
sudah mempengaruhi para pembaca untuk meningkatkan pendidikan karakter di
Indonesia. Pendidikan karakter memang sangat diperlukan pada kondisi Indonesia
saat ini. Artinya kita harus memperbaiki sistem ke arah pendidikan yang berkarakter
sesuai dengan undang-undang. Sasaran pembangunan melalui pendidikan ini adalah
pendidikan di persekolahan, pendidikan di keluarga, dan pendidikan di tempat kerja.

Pendidikan karakter juga membawa dampak positif dan berperan dalam


membentuk akhlak setiap orang. Melalui buku ini diajarkan cara membentu karakter
yang diperlukan bangsa Indonesia. Mengembangkan kurikulum pendidikan karakter
dan membentuk karakter sesuai dengan ciri karakter bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.

13
BAB III

SIMPULAN

Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari semakin


mendapatkan pengetahuan dari masyarakat Indonesia saat ini. Terlebih dengan
dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan
pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks bebas pada kalangan
remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar, dan pengangguran
lulusan sekolah menengah dan atas. Semuanya terasa lebih kuat ketika negara ini
dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak dari krisis yang dialami.

Dalam buku penulis melibatkan pembaca untuk memahami bagaimana


desain, proses, dan evaluasi pendidikan karakter dalam latar sekolah. Mencermati
mengenai permasalahan pendidikan kita saat ini. Dalam hal ini penulis menegaskan
bahwa yang dimaksud bukan menambah mata pelajaran baru atau menambah SK dan
KD baru. Pendidikan dalam latar sekolah yang dibahas adalah pendidikan
sebagaimana tertuang dalam teori pedagogik dan peraturan perundang-undangan
yang ada.

14
Daftar Pustaka

Triatna, C, Dharma, K, dan Johar,P (2013). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

15

Anda mungkin juga menyukai