Laporan Buku
Diajukan
Erzima Fikriah
16210619369
2017
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan Laporan Buku dalam tugas mata kuliah Karya Tulis Ilmiah. Dan
saya ucapkan terimakasih terhadap dosen pengampu mata kuliah ini.
Saya menyadari dalam pembuatan laporan buku ini masih jauh dari kata
sempurna dan saya masih belajar dalam seluruh tataran pembuatan laporan buku ini.
Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan dan
semakin berkembangnya daya kualitas dari laporan buku yang akan saya buat
selanjutnya.
Semoga laporan buku yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca. Atas
segala saran dan bantuan, saya ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.5 Identifikasi Buku
Dalam kesempatan kali ini penulis menyusun laporan buku. Laporan buku
ini terdiri dari 4 bab dengan buku berjudul Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah karangan Drs. Dharma kesuma, M.Pd., Cepi Triatna, dan Dr. H.
Johar Perman, MA di Bandung. Penerbitnya adalah PT Remaja Rosdakarya.
Alasan saya memilih buku ini karena buku ini berhubungan dengan
pendidikan dan memenuhi kententuan tugas mata kuliah pembelajaran Penulisan
Karya Ilmiah. Buku ini memperkenalkan bagaimana desain, proses, dan evaluasi
pendidikan karakter dalam latar sekolah. Buku ini juga menjelaskan aplikasi
pedagogik dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia saat ini pada berbagai
wilayah pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
komponen bangsa Indonesia terdiri dari beragam konteks sosial dan budaya
yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Dilihat dari kekayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia dapat dikategorikan sangat melimpah disertai dengan letak
kepulauan yang berada di lintasan khatulistiwa, tanah yang subur, air yang melimpah,
udara yang segar, kekayaan sumber energi dan mineral yang melimpah di dalam
tanah dan laut, semuanya memberikan keunikan terhadap bangsa ini. Pandangan
tentang keunikan ini harus mengarahkan pandangan dan pikiran kita untuk menelaah
lebih jauh mengenai apa penyebabnya, bagaimana memecahkannya, dan bagaimana
bangsa ini dibangun untuk masa depan yang lebih baik, serta sukses di dunia dan
bahagia di akhirat. Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi (2004:95),
sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Definisi lainnya
dikemukakan oleh fakry gaffar (2010:1) Sebuah transformasi nilai-nilai kehidupan
untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu
dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran
penting, yaitu 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuhkembangkan dalam
kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku Pendidikan karakter dalam seting
sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:
4
3. membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
5
pendidikan karakter. Di samping itu terdapat kata karakteristik (characteristic) yang
masih juga kata benda yang artinya: fitur (ciri) pembatas (defining feature), sebuah
fitur atau kualitad yang membuat seseorang atau suatu hal dapat dikenali. Kata sifat
untuk karakter adalah khas (typical), artinya pembeda atau mewakili seseorang atau
hal tertentu. Tentang karakter dan karakteristik ini dapat disimpulkan melalui
kalimat berikut: Ia memiliki karakter herois dan karakteristiknya yang herois
telah membuatnya memiliki nasib yang menyedihkan tersebut.
Analisis pedagogis. Ada sebuah definisi dari kamus umum tersebut yang belum kita
soroti, yaitu definisi pada nomor (6), yaitu individu dalam kaitannya dengan
kepribadian, tingkah laku, atau tampilan. Definis ini mulai memasuki wilayah
subtantif wacana kita. Menurut penulis, karakter berada dalam sekurang-kurangnya
wilayah disiplin-disiplin: psikologi, etika (cabang filsafat umum), antropologi
budaya, dan pedagogika. Studi psikologi tentang karakter dan pendidikan karakter
sudah sangat maju. Studi psikologi ini bersifat empiris-empiris. Studi pedagogika
melibatkan semua studi tersebut dengan tujuan membantu individu atau kelompok
agar mengalami perkembangan karakter/moral/akhlak/susila/watak/tabiat. Denan
demikianjika kita berbicara tentang pendidikan efektif, maka yang dimaksud adalah
pendidikan emosi, bukan pendidikan pikiran, rasio, atau kognisi. Dalam Merriam-
Websters 11th collegiate Dictionary, affect diartikan sebagai sehimpunan manifestasi
dari suatu emosi yang dialami secara subjektif. Dalam wacana praktik dan studi
pendidikan, afektif sering diungkapkan dengan sikap (attitude). Memang salah satu
komponen dari afeksi adalah sikap.
6
Rambu-rambu pengembangan pendidikan karakter. Rambu-rambu yang dapat
membantu kits mengembangkan silabus pendidikan karakter di sekolah sekurang-
kurangnya mencakup: teori kurikulum dan teori pendidikan karakter.Teori kurikulum.
Kurikulum adalah sekumpulan pelajaran dan kegiatan yang ditawarkan di sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum,kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
dari:
7
Nilai-nilai yang harus diajarkan sekolah. Lickona (1992) memulai
uraiannya tentang pendidikan karakter di sekolah dengan dua prinsip berikut ini:
Pengetahuan moral
1. Kesadara moral
2. Pengetahuan nilai moral
3. Memahami sudut pandang lain
4. Penalaran moral
5. Pembuatan putusan
6. Pengetahuan-diri
Perasaan moral
1. Hati nurani/nurani
2. Harga diri
3. Empati
4. Cinta kebaikan
5. Kontrol diri
6. Rendah diri
8
Tindakan moral
1. Kompetensi
2. Keinginan moral
3. Kebiasaan (habit)
9
Model-model pembelajaran pendidikan karakter. Memaknai desain
pembelajaran pendidikan karakter. Makna belajar dalam pendidikan karakter. Bahwa
belajar merupakan suatu pengalaman yang mendahului perilaku seseorang.
Pemahaman tentang teori belajar menjadi sangat penting dalam pendidikan karakter,
karena perilaku yang berkarakter itu terbangun melalui proses belajar, bukan suatu
kebetulan, dipahami bahwa belajar dalam konteks pendidikan karakter menurut Pusat
Penkajian Pedagogik adalah proses menerima atau menolak dan menyalurkan nilai
untuk diadopsi atau diabaikan dalam perilaku keseharian anak yang dipengaruhi oleh
kondisi/potensi awal yang dimiliki anak. Pembelajaran dalam pendidikan karakter
penulis definisikan sebagai pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan
pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan/dirujuk pada suatu nilai.
Pembelajaran substantif adalah pembelajaran yang substansi materinya terkait
langsung dengan suatu nilai. Seperti mata pelajaran agama dan PKn. Pembelajaran
reflektif adalah pendidikan karakter yang terintegrasi/melekat pada semua mata
pelajaran/bidang studi di semua jenjang dan jenis pendidikan.
Model Reflektif
1. Asumsi Dasar
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Model Reflektif
3. Proses Pembelajaran Model Reflektif
4. Evaluasi dalam Pembelajaran Model Reflektif
10
Mengungkapkan bahwa pembelajaran di sekolah haarus dikaitkan dengan
nilai yang dirujuk sekolah dan tertuang dalam visi dan KTSP yang dikembangkan
oleh sekolah. Memahami akan hal ini, maka kajian mengenai model pembelajaran
dalam pendidikan karakter mengarah pada dua bentuk, yaitu pembelajran subtsantif
dan pembelajaran reflektif. Lebih jauh, bagian ini akan mengeksplorasi mengenai
hakikat, prinsip, proses, dan evaluasi masing-masing model pembelajaran.
Pendidikan karakter sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan lingkungan
pendidikan akan sulit diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak dikaitkan
dengan evaluasi hasil. Apakah anak sudah memiliki karakter jujur atau belum,
memerlukan suatu evaluasi. Jadi evaluasi untuk pendidikan karakter memiliki makna
suatu proses untuk menilai kepemilikan suatu karakter oleh anak yang dilakukan
secara terencana, sistematis, sistemik, dan terarah pada tujuan yang jelas.
11
Fungsi evaluasi pendidikan karakter. Hasil evaluasi tidak akan memiliki
dampak yang baik jika tidak difungsikan semestinya. Ada tiga hal penting yang
menjadi fungsi evaluasi pendidikan karakter, yaitu:
Evaluasi juga dilengkapi dengan instrumen yang dapat dijadikan rujukan oleh para
pengkaji, peneliti, praktisi untuk mengevaluasi suatu karakter. Pedagogik bangsa
suatu grand design aplikasi pedagogik dalam konteks pembangunan bangsa Indonesia
saat ini pada berbagai wilayah pendidikan. Sasaran pembangunan melalui pendidikan
ini adalah pendidikan di persekolahan, pendidikan di keluarga, dan pendidikan di
tempat kerja. Pendidikan di persekolahan meliputi pedagogik di TK, SD, SMP, SMA,
SMK, dan perguruan tinggi. Pedagogik di keluarga meliputi pedagogik pada
organisasi pemerintah, pedagogik pada organisasi bisnis, dan pedagogik pada
organisasi sosial nonpemerintahan.
12
2.2 Komentar
Isi materi dari buku ini sudah sangat baik, jika dilihat dari kesesuaian
dengan keadaan pendidikan di Indonesia saat ini, saya berpendapat bahwa buku ini
sudah mempengaruhi para pembaca untuk meningkatkan pendidikan karakter di
Indonesia. Pendidikan karakter memang sangat diperlukan pada kondisi Indonesia
saat ini. Artinya kita harus memperbaiki sistem ke arah pendidikan yang berkarakter
sesuai dengan undang-undang. Sasaran pembangunan melalui pendidikan ini adalah
pendidikan di persekolahan, pendidikan di keluarga, dan pendidikan di tempat kerja.
13
BAB III
SIMPULAN
14
Daftar Pustaka
Triatna, C, Dharma, K, dan Johar,P (2013). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
15