Anda di halaman 1dari 3

Bahan bacaan buku Sejarah pendidikan Indonesia Oleh Prof Dr. S.nasution, M.A.

Buku ini membahas tentang sejarah pendidikan di Indonesia pada abad ke 19-20.
Sewaktu tanah jajahan itu dikembalikan kepada Belanda tahun 1816 (Hindia
Belanda) pendidikan yang berada dalam keadaan menyedihkan dengan tidak
adanya satu sekolah pun di luar Jawa.
Setelah ambruknya VOC 1816, pemerintah Belanda menggantikan kedudukan VOC
dengan dibentuknya Hindia Belanda tahun 1801, dan di Indonesia hinda belanda
muncul pada tahun 1817 ketika koloni Inggris tidak menduduki lagi Indonesia.
dengan terang-terangan menyatakan bahwa tanah jajahan harus memberikan
keuntunga yang sebesar-besarnya kepada perdagangan dan kepada kekayaan
negeri Belanda.
Pendidikan sekarang ditujukkan kepada pengembangan kemampuan intelektual,
nilai nilai rasional dan social dan usaha mencapai tujuan-tujuan sekuler (netral)
lainnya.
Munculnya tokoh tokoh hindia belanda yang memikirkan pendidikan di tanah
jajahannya yakni Indonesia. Antara lain seperti Snouck Hurgronye salah satu
penganutpolitik etis, mngatakan bahwa kolonialsme harus dihapuskan.
Pendidikan mulai menyatakan peranan yang kian aktif dalam menentukan arah
perkembangan politik, sejak dijalankannya politik etis tampak kemajuan yang lebih
pesat dalam pendidikan. Seperti Nampak adanya sekolah HIS, HCS,MULO AMS, dan
HBS. Hingga adanya universitas hingga diskolahkannya keluar negeri. Selama politik
etis inilah akhirnya system pendidikan mencapai kelengkapannya.
Pemilik modal hingga pengusaha pengusaha di tarik untuk mengembangkan sebuah
pendidikn seperti didirikan lembaga sekolah.
Selama ini buku buku sejarah smp hingga sma menulsikan bahwa colonial belanda
merupakan penjajah bagi indoensia, akan tetapi disisi lain ada beberapa tokoh
tokoh dari masa hindia belanda yang mencintai Indonesia antara lain seperti Tokoh
tokoh Van Deventer, van Kol.Abendanon, Snouck Hurgronye yang sungguh sungguh
bercita-cita etis, akan tetapi tak dapat disangkal bahwa mereka didorong oleh
maksud-maksud yang mulia serta rasa cinta yang terhadap Indonesia dan
bangsanya.
Beberapa kepentingan kepentingan akan didirikannya pendidikan tidak terlepas
seperti kepentingan bank dan politik etis menjadi alat dalam tangan perusahaan
raksasa yang mendominasi pemerintah. Politik etis menyajikan slogan yang indah
untuk menutupi metode-metode eksploitasi modal raksasa. Perorangan mungkin
bersikap etis terhadap bangsa Indonesia akan tetapi perusahaan tidak didasarkan
atas etis melainkan motif ekonomi. Adalah kepentingan mereka untuk menjaga agar
upah kerja serendah mugkin agar menjamin keuntungan maksimal.

Pendendidikan yang berorintasi barat walaupun terbatas pada golongan kecil


maksud untuk nantinya akan menghasilkan pegawai, menimbulkan elit intelektual
baru, banyak sedikit menjadi asing terhadap kebudayaan tradisional. Dan nantinya
kaum elit ini akan menjadi juu bicara nasionalisme Indonesia yang anti barat.
Pndidikan yangs eyogianya mendekatkan bangsa belanda dan inonesia dalam
kenyatannya menjauhkan mereka.
politik pendidikan Dalam politik pendidikan erat hubungannya dengan kepentingan-

kepentingan segelinter golongan yang berkuasa dan tidak didiorong oleh nilai-nilai etis dengan
maksud untuk membina kematangan politik dan kemerekaan tanah jajahannya. Hal ini Nampak
ketikaadanya pendidikan diinonesia dilihat dari ketrbatasaan tujuan sekolah pribumi dan peranan
sekolah untuk menghasilkan pegawai sebgai factor penting dalam perkembangan pendndikan.
Tidak adanya perencanaan pendndikan yang sistematis untuk pendidikan anak pribumi sangatlah
Nampak bahwa anak pribumi tidak diajakrkan menjadi anak pemikir akan tetapi melekat pada
menjadi anak pekerja. Selain itu pula konsep akan masa depan pendidikan anak indoensia tidak
pernah tertata dengan tujuan mengembangan anak bangsa Indonesia masih ada diskriminasi
dalam pendidikan seperti sekolah ELS yang diutamakan bagi para anak anak belanda yanga da di
Indonesia selain itu bagi para anak bangsawan saja yang bias bersekolah di di ELS, pada masa
pemerintahaan hindia belanda tidak ditemukannya

kemerataan dalam pendidikan masa

itu.fasilitas hingga kurikulum sekolah ELS dibandingan dengan sekolah his, desa pribumi tidak
sebanding dengan sebuah konsep pendidikan atau sekolah. Kurikulum yang diajarkan pula
seperti mpat mata pembelajaran yang diharuskan membaca,menulis bahasa daerah dan melayu
dan behitung.muncul pula pertanyaan pernahkah bangsa pribumi diajarkan berpikir kritis selain
itupulah kapankah bahasa Indonesia itu ada?
Diskriminasipun muncul ketika buku buku yang dicetak di Jakarta dan semua buku
dikarang oleh orang belanda termaksud buku dalam bahasa daerah dan melayu tanpa konsultasi

dengan orang Indonesia yang ahli dalam bahasa. Sehingga bahasanya kaku dan menyimpang dari
lazimnya buku tersebut. Tidak adanya pula kemerataan sekolah diindonesia hanya pendnduk di
jawa yang banyak mendapatkan fasilitas dan gru2 sedangkan diluar pulau jawa masih sedikit.
Khususnya Indonesia bagian timur.
Ada juga buku pelajaran yang dipakai da dikarang oleh R.A.H thierbach yang
mengajarkan bahasa belanda sebagai bahasa asing, metodenya didasarkan atas bahasa lisan
melalui mendengarkan dan bercakap cakap menurut obeservasinya banyak orang belajar bahasa
tanpa membaca atau mengarang semata mata dengan menggunakan dalam percakapan anak
inonesia harus diberanikan untuk mengucapkan pikirannya dalam bahasa belanda. Isi
pelajarannya hendaknya menarik bagi anak dan diambil darikehidupan sehari-hari. Pelajaran
didasarkan atas cerita-cerita diajurkan agar membawa anak-anak ke luar dan mengembangkan
pelajaran berdasarkan apa yang diamati dasar metoenya ialah melihat,berpikir dan
menyatakannya. Metode ini merupakan metode yang modern. Perubahaan selalu terjadi setiap
tahunnya melalui proses yang terjadi. Perkembangan perkambangan muncul ketika abad ke 20
1908. Perkembangan tersebut ditunujukkan kepada sudah banyak sekolah yang ada diluar jawa.
Selain itu pula ketakutaan Negara belanda akan munculnya kaum kaum intelektual yang
nanntinya akan menghalangi pemerintahan hindia belanda di indoensia.

Anda mungkin juga menyukai