Anda di halaman 1dari 2

Argumentasi

Pada pendidikan yang di terapkan di Indonesia pada zaman kolonial belanda


pendidikan dan pengajaran itu sebenarnya harus bersifat pemeliharaan tumbuhnya
benih-benih kebudayaan argumentasi ini di dukung dengan artikel jurnal berjudul
“Perkembangan dan Pelaksanaan Pendidikan Zaman Kolonial Belanda di Indonesia
Abad 19-20” bahwasanya pada zaman Belanda terdapat sistem pendidikan di
indonesia yang beragam dan di latar belakangi dengan budaya dan tradisi, serta
pendidikan agama tradisional.
Pembentukan Taman siswa yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara
merupakan sebagai dasar pemenuhan pendidikan masyarakat hal ini diperkuat dengan
jurnal berjudul “Pengaruh Situasi Global, Perguruan Tamansiswa, dan Kepemimpinan
Pendidikan sebagai Medan Pergerakan Nasional Indonesia” bahwa berdirinya
Perguruan Tamansiswa merupakan desakan keras untuk pemenuhan pendidikan
rakyat, di mana pemerintah Belanda terbukti tidak mampu mengatasinya.
Belanda hanya mementingkan pengajaran, yang intelektualitas serta
materialistis, karena pendidikan di situ semata-mata berupa pendidikan intelek hal ini
di dukung dengan jurnal “Pengaruh Situasi Global, Perguruan Tamansiswa, dan
Kepemimpinan Pendidikan sebagai Medan Pergerakan Nasional Indonesia” Yaitu
bahwasanya Terdapat kesamaan pergerakan yang dilakukan Tamansiswa dan
Rabindranath Tagore di India, keduanya menentang sistem pendidikan
kolonial yang bersifat intelektual dan hegemonik.
Pada pemerintahan kolonial belanda memang terdapat kesenjangan perbedaan
pendidikan rakyat biasa dengan rakyat yang akan di jadikan pegawai beda hal ini di
perkuat dengan jurnal yang sama yaitu “Perkembangan dan Pelaksanaan Pendidikan
Zaman Kolonial Belanda di Indonesia Abad 19-20” dengan menyatakan bahwa
pendidikan pendidikan dan pengajaran pada waktu itu hanya diarahkan kepada
pendidikan pegawai bukan membentuk sistem pendidikan nasional.
Tempat penyemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam
bermasyarakat dan berbangsa tak dapat lepas dari pendidikan. Pendidikan tak hanya
mengurusi persoalan kecerdasan intelektuallitas melainkan juga urusan pendidikan
kultural dan nasional. Urusan dari aspek kultural dan nasional ini bertujuan menjaga
semuanmanisia dalam saru kesatuan yang berpedoman pada asas keluhuran serta nusa
dan bangsa. Menurut Ki Hajar Dewantoro pendidikan tidak harus ditelan secara
mentah-mentah namun harus bisa diadaptasi sesuain dengan kebutuhan bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia yang memiliki rasa kekeluargaan yang erat dalam
bermasyarakat menjadikan unsur-unsur sosial seperti cinta, kasih sayang, tolong
menolong, bertanggung jawab dan jiwa berkorban menjadi latar belakang lahirnya
Taman Siswa yang berbasis Kekeluargaan.
Kondisi Pendidikan yang membelenggu sebelum kemerdekaan yaitu akses
jalan ke lokasi yang belum memadai, kondisi ekonomi yang terbatas, presepsi wanita
tidak boleh sekolah tinggi, terdapat sistem rasis yang menyebabkan bulying,
kurikulum pembelajaran belum merata, pembelajaran yang hanya diperuntukkan
untuk orang Belanda dan bangsawan. Selain itu terdapat kondisi Pendidikan setelah
kemerdekaan yaitu terdapat sekolah-sekolah yang mulai merasakan adanya bantuan
biaya pendidikan, mulai menerapkan kesetaraan gender baik laki-laki maupun
perempuan yang memiliki hak sama dalam memperoleh pendidikan, setiap anak bisa
sekolah tanpa memandang ras, suku, dan agama, serta infrastruktur sekolah mulai
merata di beberapa daerah.

Saling mengingatkan atau melihat kebelakang dengan nasehat sangat


diperlukan sebagai refleksi pembangunan masa depan dengan mengharmoniskan
pendidikan dengan perkembangan zaman. Refleksi pembangunan masa depan melalui
pendidikan dapat diambil darimana saja, hal ini bertujuan Bangsa Indonesia mampu,
mandiri dan optimis di diantara bangsa-bangsa lain yang mampu menjadi bangsa yang
memiliki jati diri.
Pembangunan bangsa dan negara terintegrasi dalam pendidikan nasional yang
berdasarkan garis kebudayaan dan nasionalisme. Nasionalisme sebagai jiwa
kebangsaan membangun kearah pendidikan yang berbudi luhur. Oleh karena itu
pendidikan tak hanya pengetahuan saja tetapi tentang hubungan dengan masyarakat
yang tak dapat terpisahkan.

Anda mungkin juga menyukai