Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan Pengusaan Materi

PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL

Nama :-
NIM :-
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan

Perjalanan Pendidikan Nasional


Pendidikan Nasional merupakan landasan penting bagi Pembangunan suatu bangsa.
Di Indonesia Sendiri, perjalanan pendidikan nasional sudah ada sejak awal abad ke-20,
dimana kala itu bangsa Indonesia masih berada di bawah jajahan pemerintah-pemerintah
kolonial. Sebelum masa penjajahan kolonialisme, di Nusantara sudah mengenal sistem
pendidikan berbasis keagamaan pada masa Hindu-Budha, dan masa masuknya Islam di
Nusantara.
Pendidikan pada masa Hindu Budha, memiliki Sistem pendidikan berbentuk sistem
gurukula, dimana siswa tinggal bersama-sama dengan gurunya di pertapaan dan
pembelajaran berlangsung dengan sistem tanya jawab. Materi yang diajarkan tentang
keagamaan dan kesustraan. Kemudian pendidikan pada masa Islam, Metode pendidikan
agama yang diberikan di pesantren ialah dengan cara bandungan dan sorogan. Lingkungan
pesantren berusaha menumbuhkan satu pola hidup sederhana dan hemat agar mampu hidup
mandiri.
Pada masa penjajahan oleh kolonialisme, pada tahun 1536 penguasa Portugis di
Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sekolah-sekolah seminari untuk anak-anak
dari pemuka-pemuka pribumi. Selain pelajaran agama, diajarkan juga mebaca, menulis,
berhitung, serta bahasa Latin. Selain portugis, Belanda juga pernah mendirikan sistem
pendidikan di tanah air kita. Namun Konteks pendidikan dan pengajaran ini pada prinsipnya
adalah untuk memenuhi kebutuhan pegawai rendahan di kantor-kantor pamong praja atau
kantor-kantor yang lain. Serupa dengan belanda yang ingin memenuhi kebutuhannya. Pada
masa penjajahan jepang Proses Pembelajaran diganti kegiatan yang tak ada kaitannya dengan
pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk menyediakan tenaga Cuma-Cuma (Romusha)
dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang.
Pada awal abad ke-20, pada masa penjajahan juga merupakan sebuah momentum bagi
bangsa Indonesia untuk melakukan gerakan kebangkitan nasional. sebagai akibad dari adanya
gerakan kebangkitan nasional, terjadilah perubahan sistem pengajaran dengan memasukan
unsur kebudayaan bangsa dan ungsur keagaman ke dalam sekolah-sekolah.
Pada tahun 1920 timbulah cita-cita baru, yang menghendaki perubahan radikal dalam
pendidikan dan pengajaran. Cita-cita baru, yang seakan-akan merupakan gabungan kesadaran
budaya dan kebangkitan politik. Keinginan untuk merdekanya nusa dan bangsa sebagai
jaminan kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa yang menjadi pokok dalam sistem
pendidikan dan pengajaran. Sehingga pada tahun 1922. Terciptanya tamansiswa Yogyakarta
yang merupakan sebuah gerbang emas bagi kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.
Taman siswa hadir sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas. Dari sini tampak bahwa
sudah terdapat keinginan bangkit dari keterbatasan dalam pendidikan dan keinginan adanya
Merdeka dalam belajar.
Pendidikan yang memerdekakan sudah ada sejak zaman dahulu sesuai dengan konsep
Ki Hajar Dewantara. Menurut Ki Hajar Dewantara, ‘Pendidikan adalah daya Upaya untuk
memajukan budi pekerti, kekuatab batin, fikiran, intelektualitas dan jasmani anak-anak. Hal
ini bertujuan agar kita dapat memajukan Kesempurnaan hidup yaitu kehidupan anak-anak
yang sejalan dengan alam dan masyarakatnya. Kemerdekaan suatu bangsa tidak cukup hanya
berupa kemerdekaan politik tetapi juga harus mampu memajukan dan memerdekakan
kebudayaan bangsa. Pendidikan tidak hanya selalu perihal kognitif, tapi juga harus
mengedepankan budi pekerti dan adab serta kemanusiaan yang berbudi luhur.
Pada tahun 1945, setelah dibacanya teks proklamasi kemerdekaan, Indonesia bertahap
mulai merangkak menyusun sistem pendidikan yang Merdeka dengan mencerminkan nilai-
nilai nasionalisme berdasarkan kajian pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara. Sekolah-sekolah
yang lebih inklusif dan lebih merata disediakan untuk anak-anak Indonesia. Pada era yang
modern, Indonesia mengalami reformasi dalam dunia pendidikan guna beradaptasi sejalan
dengan lajunya perkembangan zaman. Standar pendidikan di Indonesia terus ditingkatkan,
dan pendidikan vokasional diperkenalkan juga untuk meningkatkan keterampilan kerja
Perjalanan pendidikan nasional Indonesia, yang terus berkembang kini dihadapi
dengan berbagai tantangan. Akses pendidikan, kualitas, kurangnya sumber daya, serta
terjadinya kesenjangan antar daerah merupakan segelintir hambatan dalam upaya meraih
tujuan pendidikan nasional. Teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial akan turut mewarnai
tantangan bagi pendidikan nasional Indonesia. Penting bagi bangsa Indonesia untuk
memastikan pendidikan di Indonesia sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan dan kebutuhan
masyarakatnya, untuk itu perlu terus mengintegrasikan filosofi pendidikan dengan
perencanaan pendidikan.
Setelah mempelajari perjalanan pendidikan nasional, saya menyadari bahwa melalui
pendidikan, nilai-nilai budaya dan karakter sebuah bangsa dapat dilestarikan bahkan menjadi
sebuah kepribadian bangsa. Ki Hajar Dewantara. Dalam hal ini, dengan penanaman profil
Pancasila dapat menjadi landasan pokok yang perlu diterapkan secara menyeluruh dan
mendalam kedalam jiwa para generasi bangsa Indonesia agar terbebas dari belenggu-
belenggu terkhususnya dalam dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai