Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dina Sri Nitami Sitorus

NPM : 221446522

Rumpun : Bahasa

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan

Dosen Pengampu : Nurlaili, S.Pd,I.,M.Hum

TOPIK 4

KONEKSI ANTAR MATERI

A. Instruksi

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman dari

Topik IV dengan Topik I, Topik II dan Topik III. Sejauh mana topik tentang Pancasila

sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila

pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 !

B. Pembahasan

Keterkaitan antara Topik 1 dan 4 adalah :

 Pada topik I kita akan mempelajari serta menghayati perjuangan pendidikan

Indonesia dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan. Kita akan melihat perbedaan

antara pendidikan sebelum kemerdekaan yaitu pada tahun 1854 pendidikan hanya

dikhususkan untuk orang-orang tetentu dalam rangka mendukung usaha dana

pemerintah Hindia-Belanda yang hanya diajarkan sebatas membaca dan menulis. Pada

tahun yang sama lahirlah sekolah bumi putera yang mengajarkan membaca, menulis,

dan berhitung secukupnya. Hingga pada 20 mei 1908 lahirlah organisasi Boedi

Oetomo. Dan pada tahun 1922 lahirlah taman siswa di Yogyakarta sebagai gerbang

emas pendidikan nasional. Pendidikan pada zaman ini masih terpaku pada ideologi

bangsa Belanda yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia masyarakat
Indonesia yang siap bekerja bagi pemerintahan Belanda. Walaupun begutu rakyat

Indonesia memiliki semangat yang tinggi untuk mengenyam pendidikan. Sedangkan

berbeda dengan pendidikan sesudah kemerdekaan. pada saat ini, Indonesia lebih

leluasa dan lebih mudah mendapatkan layanan pendidikan tanpa ada intervensi dari

bangsa lain. Bukan hanya layanan pendidikan yang sekarang ini mudah diakses tetapi

terdapat banyak jenis-jenis pelajaran yang ada di setiap penyedia pendidikan di

Indonesia. Begitupun dengan media pembelajaran yang digunakan lebih bervariatif.

Pembelajaran pada abad ini mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan penguasaan terhadap teknologi.

 Pada topik IV kita akan mempelajari tentang Pancasila sebagai entitas dan

identiotitas bangsa Indonesia yang memiliki keragaman baik dari agama, suku, ras,

kebudayaan, etnis, sosisial, dan bahasa. Selain itu wujud dari nilai-nilai pancasila yang

diterapkan dalam lingkungan sekolah yaitu profil pelajar pancasila yang memiliki

enam elemen dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan

global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

 Topik IV dan I memiliki keterkaitan yaitu menumbuhkan kesadaran calon guru

Profesional terkait perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa demi

terciptanya pendidikan Indonesia yang lebih baik dari masa ke masa. Selain itu, ada

pun bapak pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara yang melahirkan

pemikiranpemikiran yang masih di pakai hingga saat ini. Salah satunya adalah

pendidikan yang berdasarkan Profil Pelajar Pancasila. Setiap siswa tentunya datang

dari latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi yang berbeda-beda sehingga kita

sebagai seorang guru harus mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan berbegai

strategi dan metode agar pembelajaran dalam berpusat pada peserta didik dan

tetap mengutamakan profil pelajar Pancasila.


Keterkaitan antara topik 2 dan topik 3 adalah :

 Pada topik 2 kita akan mempelajari tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar

Dewantara. Pemikiran- pemikiran beliau menjadi acuan para guru, pemangku

kebijakan, orang tua dan pejuang pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan

yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dalam pandangannya pendidikan dan

pengajaran dalam memahami tujuan pendidikan. Menurutnya atau onderwij

pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran yang dimaksud adalah proses

pendidikan yang bertujuan untuk memberikan ilmu atau faedah untuk bekal sesorang

dalam menjalani kehidupan baik secara lahir maupun batin. Sedangkan Pendidikan

(Opvoeding) memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang

dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggitingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Jadi menurut KHD (2009), “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan

dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup

bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Oleh sebab

itu, pendidikan dan pengajaran adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan karena hal

tersebut merupakan usaha persiapan dan persedian untuk membekali seseoran dalam

segala kepentingan kehidupannya baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup

berbudaya. KHD juga menegaskan bahwa kita medidik siswa harus sesuai dengan

tunyutan alam dan zamannya sendiri. artinya, cara belajar dan interaksi murid abad

ke-21 tentunya sangar berbeda dengan para peserta didik pertengahan dan akhir

abad ke 20.

 Pada topik 3 kita akan mempelajari tentang identitas manusia Indonesia. Hal

tersebut termuat dalam Pancasila. Pancasila intisari yang merangkum nilai-nilai, jiwa

dan semangat yang dihidupi oleh masyarakat Indonesia yang selalu menjunjung tinggi

nilai saling tolong menolong (gotong royong). Ditengah keberagaman, diharapkan


pendidikan menjadi tempat untuk pelestarian keberagaman, menemukan nilai-nilai

yang menyatukan keberagaman, dan melawan segala bentuk yang merongrong

kesatuan.

 Topik 2 dan topik 3 memiliki keterkaitan yaitu dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara

yang mengutamakan nilai-nilai pancasila serta mendorong siswa agar tetap bersatu

walaupun banyak perbedaan.

C. Kesimpulan

Pendidikan indonesia sudah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Tugas kita sebagai

calon guru di abad-21 adalah melanjutkan perjuangan para pejuang pendidikan Indonesia.

Walaupun pendidikan di zaman sekarang dapat diakses tanpa intervensi dari negara lain,

kita sebagai calon guru profesional harus mendidik anak-anak sesuai dengan tuntutan zaman

tanpa meninggalkan identitas bangsa Indonesia. Pada pendidikan di abad ini dikenal dengan

merdeka belajar. Hal itu berarti kita sebagai guru harus dapat menciptakan lingkungan

belajar yang memerdekakan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai