Anda di halaman 1dari 4

KONEKSI ANTAR MATERI

TOPIK 4
FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hardi Suyitno, M.Pd

Nama Mahasiswa : Junia, S.pd

NIM : 2318663221

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
GELOMBANG 2
TAHUN 2024
Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Keterkaitan antara topik I dan topik IV adalah:
Di bagian awal, kita akan mempelajari tentang pendidikan di Indonesia mulai dari masa
penjajahan hingga mencapai kemerdekaan. Kita akan melihat perbedaan yang signifikan dalam
sistem pendidikan sebelum kemerdekaan. Pada tahun 1854, pendidikan hanya tersedia untuk
kelompok tertentu dengan tujuan mendukung kepentingan keuangan pemerintah Hindia-
Belanda. Namun, fokus pembelajaran hanya sebatas membaca dan menulis. Seiring
berjalannya waktu, muncul Sekolah Bumi Putera pada tahun yang sama, yang memberikan
pengajaran dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung secara terbatas. Selanjutnya, pada
tanggal 20 Mei 1908, Organisasi Boedi Oetomo didirikan, dan diikuti oleh pendirian Taman
Siswa di Yogyakarta pada tahun 1922, yang menjadi tonggak emas dalam sejarah pendidikan
nasional.
Pada zaman sekarang, pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang
signifikan. Meskipun sebelumnya dipengaruhi oleh ideologi Belanda, kini pendidikan telah
menjadi lebih terbuka dan mudah diakses. Setelah kemerdekaan, pendidikan di Indonesia
mengalami transformasi yang memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan akses
pendidikan tanpa intervensi asing. Saat ini, tidak hanya layanan pendidikan yang mudah
diakses, tetapi juga terdapat berbagai jenis pelajaran yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan.
Media pembelajaran yang digunakan juga semakin beragam, sehingga pendidikan saat ini
mengintegrasikan literasi, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan penguasaan teknologi.
Dalam Topik IV, kita akan membahas tentang Pancasila sebagai elemen dan identitas
utama masyarakat Indonesia. Kita akan menyoroti keberagaman yang ada dalam hal agama,
suku, ras, kebudayaan, etnis, sosial, dan bahasa. Selain itu, kita juga akan menjelaskan
penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah melalui konsep Profil Pelajar Pancasila
yang terdiri dari enam elemen, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Keterkaitan antara Topik IV dan Topik I adalah fokus utama kita untuk meningkatkan
kesadaran para calon guru profesional tentang perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia
dari masa ke masa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan Indonesia yang
semakin berkualitas dari waktu ke waktu. Ki Hajar Dewantara juga merupakan tokoh sentral
dalam dunia pendidikan Indonesia, dengan kontribusi yang signifikan melalui pemikiran-
pemikirannya yang relevan hingga saat ini. Salah satu konsep yang diterapkan adalah
pendidikan berbasis Profil Pelajar Pancasila. Mengingat peserta didik berasal dari berbagai
latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi, tugas seorang guru adalah menghadapi perbedaan
tersebut dengan berbagai strategi dan metode agar proses pembelajaran dapat difokuskan pada
peserta didik sambil tetap memprioritaskan prinsip-prinsip Profil Pelajar Pancasila.
Keterkaitan antara topik II dan topik III adalah:
Pada bagian ini, kita akan mempelajari prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan
pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pemikiran beliau menjadi pandoman guru, pembuat kebijakan,
orang tua, dan pihak yang berkomitmen terhadap dunia pendidikan untuk mewujudkan sistem
pendidikan yang mencerminkan konsep "Merdeka Belajar". Dalam perspektifnya terhadap
pendidikan, Ki Hajar Dewantara memandang pengajaran sebagai bagian peningkatan dari
pendidikan. Pengajaran yang dimaksud merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan yang dijadikan sebagai bekal bagi seseorang dalam menghadapi
kehidupan, baik secara jasmani maupun rohani. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan
memberikan arahan untuk segala potensi alamiah yang dimiliki anak, sehingga mereka mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebaik-baiknya, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara (2009), "Pendidikan dan Pengajaran
merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik
dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya merupakan upaya persiapan untuk
memberdayakan individu dalam segala aspek kehidupannya, baik dalam konteks sosial
maupun budaya. Ki Hajar Dewantara juga menekankan bahwa pendidikan peserta didik harus
sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri, yang berarti bahwa metode pembelajaran
dan interaksi dengan peserta didik sesuai abad ke-21 tentu akan sangat berbeda dengan peserta
didik pada pertengahan dan akhir abad ke-20.
Pada bagian ketiga, kita akan mengkaji identitas manusia Indonesia, yang tercermin
dalam Pancasila. Pancasila merupakan inti yang merangkum nilai-nilai, jiwa, dan semangat
yang menjadi pendorong bagi masyarakat Indonesia, yang senantiasa menjunjung tinggi nilai
gotong royong. Di tengah keberagaman, pendidikan diharapkan menjadi tempat pelestarian
keberagaman, di mana nilai-nilai yang menyatukan dapat ditemukan, serta melawan segala
bentuk yang mengancam kesatuan.
Topik kedua dan ketiga memiliki keterkaitan, yaitu dalam dasar pemikiran Ki Hajar
Dewantara yang menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila dan mendorong peserta didik
untuk tetap bersatu meskipun dihadapkan pada banyak perbedaan.
Kesimpulan:
Perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia terus berlangsung seiring berjalannya
waktu. Sebagai calon guru di era abad ke-21, tugas kita adalah melanjutkan perjuangan para
pionir pendidikan Indonesia. Meskipun akses pendidikan saat ini lebih mudah, kita harus tetap
menjaga identitas bangsa Indonesia dalam proses pendidikan. Konsep "Merdeka Belajar"
menjadi kunci dalam dunia pendidikan saat ini, di mana kita harus memberikan kebebasan
kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Saat ini, tidak hanya layanan pendidikan yang
mudah diakses, tetapi juga terdapat berbagai jenis pelajaran yang ditawarkan oleh lembaga
pendidikan. Media pembelajaran yang digunakan juga semakin beragam, sehingga pendidikan
saat ini mengintegrasikan literasi, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan penguasaan
teknologi. Kita akan menyoroti keberagaman yang ada dalam hal
agama, suku, ras, kebudayaan, etnis, sosial, dan bahasa. Selain itu, kita juga akan menjelaskan
penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah melalui konsep Profil Pelajar Pancasila
yang terdiri dari enam elemen, yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan
global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan Indonesia yang semakin
berkualitas dari waktu ke waktu. Ki Hajar Dewantara juga merupakan tokoh sentral dalam
dunia pendidikan Indonesia, dengan kontribusi yang signifikan melalui pemikiran-
pemikirannya yang relevan hingga saat ini. Salah satu konsep yang diterapkan adalah
pendidikan berbasis Profil Pelajar Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai