Anda di halaman 1dari 2

KONEKSI ANTAR MATERI TOPIK 5

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA


Sarnawati
229016485062
Sosiologi 01

Topik I dalam filosofi pendidikan Indonesia terlihat bagaimana sejara perjungan


pendidikan Indonesia dari masa penjajahan sampai kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan.
Pada masa sebelum kemerdekaan, dalam mendukung keuangan pemerintah Hindia Belanda,
pendidikan hanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu saja dalam membaca dan menulis.
Pada tahun yang sama yakni 1854 didirikan sekolah Bumi Putera sebelum Boedi Oetomo
dengan fokus kegiatannya adalah mengarjakan membaca, menulis, dan menghitung. Pada
tahun 1922 taman siswa lahir di Yogyakarta. Pada masa itu, pendidikan terus dipusatkan pada
pada ideologi Belanda dengan tujuan menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang siap
digunakan bekerja untuk pemerintah Belanda. Berbeda dengan pendidikan sesudah
kemerdekaan, saat Indonesia lebih fleksibel dan lebih mudah menerima layanan pendidikan
tanpa adanya intervensi dari pihak lain. Tidak hanya layanan pendidikan saat ini yang mudah
diakses tetapi banyaknya pilihan pelajaran yang ada. Pembelajaran saat ini
mengkombinasikan antara literasi, keterampilan, sikap, dan penguasaan teknologi.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara sang at jelas dalam topik II yang menjadi acuan bagi
guru, pemangku kebijakan, orang tua dalam menyelenggarakan pendidikan yang
merefleksikan “Merdeka mengajar”. Ki Hajar Dewantara melihat onderwij atau pengajaran
adalah bagian dari pendidikan. Menurutnya, pengajaran memiliki tujuan untuk memberikan
ilmu sebagai bekal seseorang dalam menjalani kehidupannya baik secara lahir maupun batin.
Sedangkan opvoeding (pendidikan) adalah untu memberi tuntunan (menuntun) terhadap
kekuatan kodrat agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi
tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Ini tidak terlepas dari identitas
manusia Indonesia yang tertuang jelas dalam pancasila yang menjadi intisari pembahasan
dalam topik III.
Pancasila sebagai satu kesatuan dan identitas bangsa Indonesia yang berbeda agama,
suku, ras, budaya, masyarakat dan bahasa telah dipelajari pada topik IV. Pada topik ini
memperlihatkan bagaimana perwujudan nilai-nilai pancasila diterapkan di lingkungan
sekolah yakni dengan Profil Pelajar Pancasila. Topik I dan IV saling berkaitan terutama
dalam membangkitkan kesadaran mengenai perjungan bangsa Indonesia untuk menciptakan
pendidikan Indonesia yang lebih baik. Tokoh yang sangat berpengaruh pada perkembangan
pendidika di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara yang melahirkan pemikiran yang masih
banyak digunakan hingga saat ini. Salah satunya adalah pendidikan yang berdasarkan Profil
Pelajar Pancasila. Peserta didik yang kita hadapi tentu saja memiliki latar belakang yang
beragam mulai dari latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi. Peran seorang guru sangat
penting dalam menyikapi perbedaan tersebut dengan strategi dan metode yang berbeda agar
pembelajaran berpusat pada peserta didik dan memprioritaskan Profil pelajar pancasila.
Faktanya pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Sebagai seorang calon guru profesional di abad 21 adalah melanjutkan perjuangan dalam
memajukan pendidika di Indonesia. Khususnya pemerataan pendidikan yang masih belum
merata. Sebagai seorang calon guru profesional harus mampu mendidika peserta didik sesuai
dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan identitasnya. Merdeka mengajar menjadi
salah satu ciri pendidikan saat ini. Dimana sebagai seorang guru harus mampu menciptakan
lingkungan belajar yang membebaskan peserta didik. Salah satu pembelajaran yang berpihak
kepada peserta didik adalah dengan memberi kesempatan kepada mereka dalam
mengemukakan pendapat. Sehingga mereka dapat membagun ilmunya sendiri. Selain itu
memberikan pembelajaran sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai