Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hafizh Arbyan

Jurusan : Matematika
Eksplorasi Konsep
Setelah membaca teks pidato Ki Hajar Dewantara menemukan bahwa sistem
pendidikan itu tidak lahir dari perencanaan menyeluruh namun langkah demi langkah historis
yang panjang melalui eksperimentasi dan didorong dengan kebutuhan praktis sesuai dengan
perkembangan zaman.
Ki Hajar Dewantara dalam pidatonya menyampaikan jika bangsa Indonesia sudah
terlanjur terbiasa menggunakan sistem pendidikan dan pengajaran secara barat yang
dipengaruhi oleh penjajahan Belanda. Beliau juga berpendapat bahwa pendidikan barat ini
sangat tidak sesuai dengan kebutuhan hidup bangsa Indonesia baik lahir maupun batin. metode
pendidikan yang cocok dengan karakter dan budaya orang Indonesia tidak memakai syarat
paksaan. Pendidik menempatkan peserta didik sebagai subyek, bukan obyek pendidikan.
Artinya, peserta didik diberi ruang yang seluasnya untuk melakukan eksplorasi potensi-potensi
dirinya dan kemudian berekspresi secara kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.
Ki Hajar Dewantara melakukan gerakan transformasi dalam perkembangan pendidikan
di Indonesia dimulai saat colonial belanda di zaman VOC dan Hindia Belanda lalu saat
pendidikan dalam zaman etik dan kebangunan nasional ,dan zaman bangkitnya jiwa merdeka.
Pendidikan diawali dari masa kerjaan Hindu-Budha, saat itu Pendidikan lebih ditekankan pada
pengajaran agama Hindu dan Budha, lalu muncul pedagang islam yang turut menyebarkan
agama islam di Hindia Belanda. Selanjutnya muncul bangsa penjajah Eropa Belanda. Indonesia
di jajah Belanda dalam waktu yang cukup lama. Sistem Pendidikan yang diterapkan pemerintah
Belanda membagi Pendidikan menjadi “dualisme” yaitu Pendidikan untuk bangsa Eropa dan
Pendidikan untuk kaum pribumi. Ki Hajar Dewantara sendiri masuk dalam Pendidikan
bentukan belanda untuk kaum pribumi tersebut. Karenanya, Ki Hajar Dewantara mempunyai
keinginan dan pemikiran bahwa Pendidikan tidak boleh dibedakan, Pendidikan adalah hak
segala umat manusia.
Tahun 1922 mulai bangkitnya jiwa merdeka. Muncullah cita-cita baru bagi bangsa
Indonesia dimana kesadaran kultural kebangkitan politik sebagai jaminan kemerdekaan dan
kebebasan kebudayaan bangsa. Itulah yang menjadi pokok sistem pendidikan dan pengajaran
dapat tercipta dengan terbentuknya Taman Siswa di Yogyakarta. Ruang perguruan tersebut
telah tersebar di berbagai daerah dan tidak mendapat bantuan dari pemerintah Belanda.
Kemunculan Taman Siswa ini merupakan sebuah kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan
bangsa, namun yang menjadi pertanyaan apakah pendidikan Indonesia sudah merdeka?
Pada saat zaman kolonial Belanda, pendidikan dibatasi oleh kekuasaan dan
diskriminasi, hanya golongan tertentu yang dapat mengenyam pendidikan. Sementara pada
zaman sekarang semua warga negara Indonesia dapat memperoleh pendidikan. Pada zaman
kolonial Belanda pendidikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah kolonial
Belanda. Pihak Belanda mendidik para calon pegawai dan pekerja untuk diberi ketermapilan
lalu bekerja namun dengan upah yang rendah.
Perkembangan pendidikan sejak Indonesia mencapai kemerdekaan memberikan
gambaran yang penuh dengan kesulitan. Pada masa ini, usaha penting dari pemerintah
Indonesia pada permulaan adalah tokoh pendidik yang telah berjasa dalam zaman kolonial
menjadi menteri pengajaran. Praktek pendidikan tidak bisa dilepaskan dari lingkungan, baik
lingkungan sosial, politik, ekonomi maupun lingkungan lainnya. Pada masa ini, lingkungan
politik terasa mendominir praktek pendidikan. Upaya membangkitkan patriotisme dan
nasionalisme terasa berlebihan, sehingga menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai