Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alfi Khaerah Amrullah

NIM : 105461237223
Kelas : Matematika A PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia
Topik 1 : Elaborasi Konsep
Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial,
Anda membuat tulisan agrumen kritis tentang:
Argumen kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata) tentang gerakan transformasi Ki
Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan (Catatan
Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argument kritis, misalnya untuk memberikan argument
kritis itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing mahasiswa sehingga ketika
Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan referensi yang disajikan).
Jawab:
Sebelum Kemerdekaan
Pendidikan di Indonesia dimulai pada zaman kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1854.
Beberapa bupati mulai mendirikan sekolah bumi putera. Sekolah tersebut diperuntukkan bagi
calon pegawai yang akan bekerja memenuhi kekurangan tenaga pekerja dan untuk memenuhi
kepentingan kolonial saja. Adapun yang diajarkan hanya sebatas membaca, menulis, dan
berhitung. Makah al tersebut menyebabkan Ki Hadjar Dewantara beranggapan bahwa pendidikan
kolonial tidak mengadakan peri kehidupan bersama sehingga pada akhirnya kita selalu bergantung
kepada penjajah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan kolonial tidak dapat membuat kita
menjadu manusia meredeka. Tidak hanya dilawan dalam pergerakan politik saja, kita dapat
merdeka jika kita dibekali pendidikan dan mengajaran yang bagus. Makah al tersebut mampu
menyebarkan pemahaman hidup mereka di kalangan rakyat.
Pada tahun 1920, cita-cita caru lahir untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran.
Selanjutnya pada tanggal 3 Juli 1922, lahirlah Taman Siswa dilaksanakan melalui pendidikan
kebangsaan yang menitikberatkan pada nasionalisme kultural yang selaras dengan kebutuhan
rakyat. Adapun kegiatan pembelajaran yang diterapkan meliputi cara beretika, ersejarah,
kebudayaan, pelajaran bangsa, kesenian, dan sebagainya. Sebagai tokoh yang diberikan julukan
sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara disebut juga sebagai pejuang
kemanusiaan di Indonesia. Beliau berupaya membangun dan menyelenggarakan pendidikan untuk
Indonesia dengan konsep, landasan, semboyan, dan metode yang menampilkan kekhasan kultur
Indonesia. Pada saat menjabat sebagai mentreri pendidikan dan kebudayaan nasional, pendidikan
di sekolah bukan hanya bertujuan menggantikan manusia yang mempu menguasai suatu ilmu.
Namun juga menciptakan manusia yang memiliki asusial yang cakap, yaitu menciptakan manusia
yang demokratis dan bertanggung jawab kepada kesejahteraan rakyat dan tanah air Indonesia.
Sesudah Kemerdekaan
Pendidikan Indonesia setelah kemerdekaan berfokus pada perubahan proses pembelajaran dan
landasan pendidikan. Bangsa Indonesia mulai menghilangkan pemahaman pendidikan dari
Belanda dan berpusat pada budaya bangsa Indonesia yang dapat diwariskan ke generasi
selanjutnya. Sehingga siswa di Indonesia dapat memiliki ciri tersendiri dalam dunia pendidikan.
Pada abad 21, pendidikan di Indonesia menjadi abad globalisasi. Pendidikan tidak berfokus pada
kebudayaan. Pendidikan berfokus pada sikap berpikir kritis dan pemecahan masalah, kecakapan
berkomunikasi, berkolaborasi, inovasi, kreatif, literasi informasi, dan literasi teknologi. Pada
pendidik dituntut mampu beradaptasi dan menguasa teknologi supaya pendidik dapat
mengembangkan pembelajaran dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN
Wiryopranoto, S., Herlina, N., D., M., & Tangkilisan, Y. B. (2017). Ki Hajar Dewantara
“Pemikiran dan Perjuangannya”. In P. D. D. Marihandono (Ed.), Museum Kebangkitan Nasional
Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Vol. 1).
https://repositori.kemdikbud.go.id/4881/
Zuratin, Nurhasanah, & Nurlaila. (2021). Pandangan dan Perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam
Memajukan Pendidikan Nasional. Jurnal Pendidikan IPS 11 (1) 48-56.
https://ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpi/article/view/442

Anda mungkin juga menyukai