Anda di halaman 1dari 4

TOPIK 1 - EKSPLORASI KONSEP

Nama : Kiftiyah Riris Novita


NIM : 2498010320
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia BK
Intansi : Universitas Negeri Semarang

Tugas 1.4: Argumentasi Kritis


Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial,
Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang:
Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata) tentang gerakan transformasi
Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
(Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya untuk
memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing
mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan
referensi yang disajikan)
Jawaban
Perkembangan Pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan Gerakan transformasi
Ki Hadjar Dewantara adalah Ki Hadjar Dewantara salah satu toko yang memperjuangkan
Pendidikan di indonesia. Dalam pidato sambutan Ki Hadjar Dewantara menjelasakan bahwa
Pendidikan di Indonesia yang dibangun oleh Belanda bahwa penguasa bangsa Belanda di
Indonesia sebenarnya sama sekali tidak memperhatikan soal pendidikan kebudayaan. Mereka
semata mata mementingkan pengajaran, yang intelektualitas serta materialistis, karena
pendidikan di situ semata-mata berupa pendidikan intelek. Ki Hadjar Dewantara menjelasakan
Pendidikan di Indonesia tidak mengapa jika mengadaptasi sistem barat namun Pendidikan
kultural dan nasional semuanya harus ditujukan ke arah keluhuran manusia, nusa dan bangsa,
tidak dengan memisahkan diri dari kesatuan bangsa sendiri seperti adat istiadat. Pentingnya
mendirikan sistem Taman Siswa supaya masyarakat kecil bisa ikut serta dalam perkembangan
Pendidikan.
Dalam isi pidato Ki Hadjar Dewantara menjelasakan bahwa indonesia juga pernah
mengalami Pendidikan yang hanya boleh diikuti oleh murid laki-laki saja, baru kemudian siswa
Perempuan diperbolehkan mengikuti perguruan tinggi, sampai menempuh ujian terakhir dan
memperoleh derajat “medika”. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa rakyat perlu segera
mengetahui bahwa melakukan pembangunan di lapangan pendidikan dan pengajaran tidak
hanya mencari nilai dari setiap ujian namun juga perluanya belajar mengenai nilai-nilai luhur
yang untuk mengembangkan budaya. Tahun 1920 munculah cita-cita baru, yang menghendaki
perubahan radikal dalam lapangan pendidikan dan pengajaran. Cita-cita baru tadi seakan-akan
merupakan gabungan kesadaran kultural dan kebangkitan politik. Idam-idaman kemerdekaan
nusa dan bangsa sebagai jaminan kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa, itulah
pokok sistem pendidikan dan pengajaran, yang pada tahun 1922 dapat tercipta oleh
“Tamansiswa” di Yogyakarta.
Pendidikan Zaman Kolonial

- Tahun 1854 beberapa bupati menginisiasi pendirian sekolah kabupaten yang hanya
mendidikan calon pegawai
- Tahun 1854 juga muncul Sekolah bumi putra lahir yang hanya mempunyai 3 kelas, rakyat
hanya diajari membaca, menulis dan menghitung seperlunya dan hanya mendidik
pembantu untuk mendukung usaha mereka
- Karena pemerintah hindia memberikan kelonggaran untuk mendapat Pendidikan dan
penagjaran
- Kemudian tahun 1920 taman siswa lahir sebagai cita-cita baru untuk perubahan radikal
dalam pendidikan dan pengajaran
- Tahun 1922 lahir taman siswa Jogjakarta menuju gerbang emas kemerdekaan dan
kebebasan kebudayaan Indonesia.

Setelah kemerdekaan, gerakan transformasi dalam pendidikan terus dilanjutkan. Ki Hadjar


Dewantara mendirikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertujuan untuk
menghasilkan tenaga pendidik yang berkualitas. UPI menjadi lembaga pendidikan tinggi
pertama di Indonesia yang khusus menekankan pada bidang pendidikan. Di era modern ini,
gerakan transformasi dalam pendidikan terus berkembang. Berkat perjuangan Ki Hadjar
Dewantara dan para pendidik lainnya, pendidikan di Indonesia semakin merata dan berkualitas.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti kesenjangan pendidikan antara
daerah perkotaan dan pedesaan serta kurangnya akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga
kurang mampu.
Setelah Indonesia merdeka pemerintah terus melakukan perbaikan dengan cara
melakukan perubahan kebijakan-kebijakan di sektor pendidikan untuk menjadikan
pendidikan di Indnesia semakin baik. Untuk mendapatkan sistem pendidikan yang yang
bermanfaat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara maka sistem pendidikan yang
diterapkan haruslah relevan dengan keadaan yang akan dihadapi oleh bangsa ini. Maka
dari itu sebagai pendidik haruslah memahami bagaimana sifat dan perilaku masyarakat
yang sedang dihadapi, agar nantinya sistem pendidikan yang sedang diterapkan dapat
berjalan dengan baik (Dewantara, 2013)
Kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan slogan
Merdeka Belajar yang menjadi arah kebijakan era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Nadiem Makarim terinspirasi dari filosofi Bapak Pendidikan Nasional yakni
Ki Hadjar Dewantara (Jawa Pos : 2020). Jika dilihat dari aspek filosofi, dasar-dasar yang
dapat dirujuk dari konsep pembelajaran yang dikemukakan oleh Ki Hajar yakni
Momong, Among dan Ngemong. Momong yang berarti bahwa pendidikan itu bersifat
mengasuh. Mendidik adalah mengasuh anak dalam dunia nilai-nilai. Dalam sistem
amongini, pengajaran berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batinnya,
merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya. Mengemong anak berarti memberi
kebebasan anak bergerak menurut kemauannya, tetapipamong akan bertindak, kalau perlu
dengan paksaan, apabila keinginan anak-anak berpotensi membahayakan keselamatannya.
Pada penelitian ini penulis mengkaji secara kritis terkait pemikiran dua tokoh besar tersebut
dalam kaitannya dengan Merdeka Belajar.
Pada tahun mendatang, sistem pembelajaran akan berubah dari yang awalnya
bernuansa tatap muka atau secara langsung akan berubah menjadi pembelajaran jarak jauh.
Nuansa pembelajaran akan lebih menyenangkan, karena peserta didiktidak hanya
mendengarkan penjelasan guru, tetapipeserta didik juga dapat mencari sendiri
pengetahuan baru yang akan diperolehnya. Hasil pembelajaran tidak hanya mengandalkan
sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua ,
karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang
masing-masing. Suatu saat nanti akan terbentuk para pelajar yang siap kerja,
kompeten, dan berbudi luhur (Mustaghfiroh: 2020).

Sumber Referensi
Dewantara, Ki Hajar. 2013. Ki Hadjar Dewantara, Bagian Pert ama:Pendidikan.
Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
Mustaghfiroh, Siti. 2020. Konsep “Merdeka Belajar”Perspektif Aliran Progresivisme John
Dewey.Diunduh dari: https://ejournal.unuja.ac.id/.
Jawa Pos. 2020. Filosofi Ki Hadjar Dewantara jadi Inspirasi Merdeka Belajar.
https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/14/07/2020/filosofi-kihadjardewantara-jadi-
inspirasi-merdeka-belajar/
Teks Pidato Sambutan Ki Hadjar Dewantara. Dewan Senat Universitas Gadjah Mada, 7
November 1956.

Anda mungkin juga menyukai