Anda di halaman 1dari 3

Nama : Janu Nur Fitrianta

Nim : 23100261121

Sosok yang kita kenal sebagai Ki Hajar Dewantara merupakan seseorang yang memiliki
nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat yang mana berubah menjadi Suwardi Suryailingrat
dan kini kita kenal sebagai bapak pelopor pendidikan nasional (Suastika, Ratna, & Ardhana,
2002: 379).

Ki Hadjar Dewantara dengan prinsipnya yang kita kenal Tut Wuri Handayani yang
menjadi landasan perihal pengajaran dan pendidikan. Sungguh perjuangan yang tidak mudah
sampai di titik dapat membangun taman siswa yang merupakan gerbang menuju kemerdekaan
baik aspek pendidikan maupun aspek kebudayaan yang tentunya amat sangat terkait dengan
aspek politik sebagai pagar atau pondasi utama untuk menjaga pembangunan pendidikan ini.
Gerakan transpormasi Ki Hadjar Dewantara merupakan Gerakan untuk membebaskan diri dari
jeratan penjajah dengan meluaskan pendidikan kepada generasi muda juga generasi penerus
bangsa. Pada zaman colonial kala itu dengan didirikannya taman siswa di Yogyakarta bertujuan
agar bangsa dan anak-anak Indonesia serta rakyat dapat terbebas dari kebodohan dan
menemukan kemerdekaannya sendiri.

Yogyakarta merupakan tempat pertama diselenggarakannya pendidikan nasional yaitu


perguruan taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922. Sejak
didirikan perguruan tersebut, nama Ki Hadjar Dewantara disebut sebagai Bapak taman siswa,
Bapak pendidikan nasional. Usaha Ki Hadjar Dewantara menyelenggarakan perguruan nasional
merupakan perjuangan yang sangat berani, karena pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah Belanda adalah pendidikan kolonial (Setiono, 2012:2).

Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 itu tidak dimaksudkan untuk mendidik
golongan tertentu, tetapi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Tujuan pokok yang hendak
dicapai adalah terlaksananya pendidikan dan pengajaran secara merata, sekaligus menanamkan
nilai-nilai persatuan di atas perbedaan (Bhineka tunggal ika). Salah satu alasan mengapaTaman
Siswa didirikan adalah kenyataan bahwa pemerintah kolonial sangat kikir dan sama sekali
mengabaikan bidang pendidikan (Suastika, Ratna, & Ardhana, 2002: 379).
Berawal dari perjuangan Gerakan transformasi dalam perkembangan pendidikan sebelum
kemerdekaan terlebih dahulu berjuang dalam aspek politik yakni terlibat dalam Indisce Partij
yang didalamnya terdaapat Ki Hadjar Dewantara, Dr Cipto dan Dr Douwes Dekker. Lalu pada
tahun 1912 mulai pergerakan dalam tujuan pendidikan yakni mendirikan bumi putera dimana
sekolah yang didirikan pada bupati tetapi hanya untuk calon-calon pegawai saja yang di didik
disana. Lalu kemudian prinsip mengenai ingin meluaskannya pendidikan mulai semakin
diperjuangan yakni Tanggal 3 Juli 1922 babak baru perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam
bidang pendidikan di mulai yaitu dengan mendirikan Taman Siswa yang mula-mula bernama
"National Onderwijs Instituut Taman Siswa" yang pertama di Jogjakarta, sekolah ini kelak di
ubah menjadi Perguruan Kebangsaan Taman Siswa" sekolah ini awalnya di peruntukan hanya
untuk taman anak dan kursus guru (Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila, 2021: 52).

Selain hal tersebut, Ki Hadjar Dewantara memiliki dua pandangan tentang pendidikan.
pertama, tri pusat pendidikan, yang mengatakan bahwa pendidikan yang diterima oleh peserta
didik terjadi dalam tiga ruang lingkup, yakni: lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan
lingkungan masyarakat. Ketiga, lingkungan tersebut memiliki pengaruh edukatif dalam
pembentukan kepribadian peserta didik.

Kedua, sistem among, yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan
bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan (Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila, 2021: 50). Prinsip
Ki Hadjar Dewantara yang selalu tersimpan adalah Tut wuri handayani yang dianggap sebagai
semboyan, moto, bahkan jiwa dan roh dalam mengembangkan pendidikan modem. Berbeda
dengan pendidikan Barat, yang seolah-olah memaksa agar anak didik memiliki kadar
intelektualitas yang tinggi, Taman Siswa mendidik dengan eara membimbing dan mengarahkan
dari belakang, sambi! memberikan petunjuk-petunjuk yang sesuai dengan kemampuannya.

Konsep dan prinsip dari Bapak Pendidikan Nasional ini dengan tujuan meluaskan
pendidikan dan keluar dari hal kebodohan untuk dapat memerdekan bangsa, pendidikan dan
memerdekakan kebudayannya tentunya selalu dan akan tetap menjadi acuan perkembangan
pendidikan di Indonesia ini sesuai dengan contoh nyatanya yang Bapak Menteri Pendidikan
cetuskan yakni merdeka belajar. Harapannya semoga dengan menerapkan prinsip leluhur
menjadi bagian integral dalam pendidikan agar mengingat perjuangan akan Namanya pendidikan
di bangsa Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA

Setiono, T. H. (2012). Ki Hadjar Dewantara Perannya Dalam Memperjuangkan Pendidikan


Nasional Tahun 1922-1959 . -, 2.

Suastika, M., Ratna, K., & Ardhana, K. (2002). Ki Hadjar Dewantara Pelopor Pendidikan
Nasional . Cakrawala Pendidikan, 379.

Zuriatin, Nurhasanah, & Nurlaila. (2021). Pandangan dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
dalam Memajukan Pendidikan Nasional. Jurnal Pendidikan IPS, 50.

Anda mungkin juga menyukai