Anda di halaman 1dari 11

1

A. Latar Belakang
Sebuah pendidikan sangat penting bagi setiap orang, namun terkadang
sebagian orang mengartikan pendidikan itu dalam satu batasan tertentu
sehingga terdapat bermacam-macam pengertian yang diberikan. Dalam arti
sempit pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiaannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Menurut istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar mereka
bisa menjadi dewasa. Sejarah suatu pendidikan dapat dilihat dari masa
lampau yang dulunya untuk mendapatkan sebuah pendidikan sangat sulit
karena hanya satu orang yang bisa sekolah dari satu desa dan mereka hanya
memakai sendal sedangkan di zaman sekarang pendidikan sangat mudah
ditemukan dan perlengkapannya juga semakin canggih. Semakin
berkembang sebuah pendidikan maka semakin berkembang pula
teknologinya sehingga dapat mencetak generasi yang berprestasi baik
dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, pendidikan karakter sangat
diterapkan karena memiliki empat nilai yaitu agama, nilai pancasila, nilai
budaya, dan tujuan pendidikan nasional.
Dari nilai-nilai tersebut yang paling mendasar dari pendidikan karakter
adalah tujuan pendidikan nasional karena terdapat kualitas sikap yang
memang harus dimiliki warga indonesia. Maka dari itu sebuah pendidikan
akan menjadi penentu masa depan kita karena ia mengajarkan berbagai hal
baik dari segi pengetahuan maupun umum. Ketika kita menjadi seseorang
yang berwawasan luas maka kita akan menjadi orang penting dalam negeri
kita sendiri karena kita dapat memajukan negeri ini.
2

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian dan fungsi sistem pendidikan nasional ?
2.Mengapa bapak Ki Hajar Dewantara sebagai peletak dasar pendidikan ?
3.Apa asas dan dasar sistem pendidikan nasional ?
4.Bagaimana sistem pendidikan nasional saat ini ?

A. Pengertian Dan Fungsi Sistem Pendidikan Nasional


Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berlandaskan
pancasila dan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun
1945 yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan
nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan
aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Ada dua
undang-undang sistem pendidikan nasional yaitu Nomor 2 tahun 1989
lebih dikenal dengan nama UUSPN dan yang kedua yaitu Nomor 20
tahun 2003 lebih dikenal dengan nama UUSISDIKNAS. Adanya
perubahan UUSPN No.2 tahun 1989 menjadi UUSISDIKNAS No.20
tahun 2003 dimaksudkan agar sistem pendidikan nasional kita bisa
menjadi lebih baik dibanding dengan sistem pendidikan sebelumnya.
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh seorang pengamat hukum dan
pendidikan, Frans Hendrawinata mengatakan bahwa dengan adanya
undang-undang sistem pendidikan nasional yang baru, maka diharapkan
undang-undang tersebut dapat menjadi pedoman bagi kita untuk
memiliki suatu sistem pendidikan nasional yang mantap, yang dapat
menjamin terpenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber daya manusia
yang berkualitas, (Frans Hendrawinata, 2012).
3

B. Tujuan Sistem Pendidikan Nasional


Tujuan sistem pendidikan nasional berfungsi memberikan arah
pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang
ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan tujuan umum yang
hendak dicapai oleh semua satuan pendidikannya. Meskipun setiap
satuan pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendiri, namun tidak
terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

C. Ki Hajar Dewantara Sebagai Dasar Peletakan Pendidikan


Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya bernama Raden Mas
Suwardi Suryaningrat, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 mei 1889.
Putra dari K.P.H.Suryaningrat, dan cucu dari Pakualam III. Beliau
adalah tokoh yang berjasa dibidang pendidikan dan beliau lah yang
mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tahun 1922. Karena
jasanya yang sangat besar tersebut, maka sampai sekarang hari lahirnya
yaitu 2 Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar
Dewantara disebut sebagai bapak pendidikam nasional indonesia,
karena merupakan orang pertama yang mendirikan perguruan nasional
yang didasarkan pada konsep pendidikan yang berjiwa nasionalisme
indonesia yang bersifat kurtural. Disamping itu, beberapa konsep
pendidikan ki hajar dewantara masih tetap dipergunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional indonesia zaman merdeka.
Konsep pendidikan sebagai pembudayaan dipergunakan dalam tap
MPR No.II/MPR/1988. Semboyan “ Tut Wuri Handayani” dijadikan
motto departemen pendidikan dan kebudayaan. Prinsip
mengumpamakan pemerataan pendidikan, dijadikan dasar
4

pembangunan pendidikan. Perlu nya sistem pengajaran nasional


dijadikan isi salah satu ayat dari pasal pendidikan dalam UUD 1945.
Tetapi hal yang terpenting adalah jiwa nasionalisme. Ki hajar
dewantara telah memberi corak dalam perkembangan pendidikan
nasional indoesia.Pada tanggal 3 juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama
dengan rekan-rekan seperjuangan nya mendirikan perguruan yang
bercorak nasional,yaitu nationaal onderwijs instituut taman siswa
(perguruan nasional taman siswa). Melalui perguruan taman siswa dan
tulisan-tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar Dewantara berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

D. Asas dan dasar sistem pendidikan nasional


Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan.Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan nasional. Asas-asas tersebut bersumber dari pemikiran dan
pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikandi Indonesia.
Diantara asas tersebut, ada tiga asas yang diuraikan secara mendetail,
yaitu: Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan
Asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas ini merupakan gagasan yang mula-mula dikemuka kan
oleh Ki Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan dan
pendidikan nasional. Tut wuri handayani mengandung arti
pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari
belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan,
membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan
kesalahan baru pendidik membantunya. Gagasan tersebut
dikembangkan Ki Hajar Dewantara pada masa penjajahan dan
masa perjuangan kemerdekaan. Dalam era kemerdekaan gagasan
5

tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas pendidikan


nasional indonesia (jurnal pendidikan, No.2:24). Asas Tut Wuri
Handayani yang kini menjadi semboyan Depdikbud, pada
awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1992” yakni tujuh asas
dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1992)
yang merupakan asas perjungan untuk menghadapi pemerintah
kolonial Belanda sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa. Asas Tut Wuri Handayani merupakan inti dari asas
pertama dalam asas 1992 yang menegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan tetap
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Dari asasnya yang
pertama ini dijelaskan bahwa tujuan asas Tut Wuri Handayani
yaitu:
a. Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat
paksaan
b. Pendidikan adalah penggulowenthah yang
mengandung makna: among,momong dan ngemong.
c. Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde en
vrede).
d. Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak).
e. Pendidikan menciptakan iklim,tidak
terperintah,memerintah diri sendiri,dan berdiri di
atas kaki sendiri.
Asas Tut Wuri Handayani ini kemudian dikembangkan oleh
Drs.R.M.P.Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan
lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun
Karso.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan
sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup
6

(long life education). Istilah pendidikan seumur hidup erat


kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan
makna yang sama dengan istilah belajar sepanjang hayat. Kedua
istilah ini memang tidak dapat dipisahkan, tetapi dapat dibedakan.
Penekanan istilah “belajar” adalah perubahan perilaku
(kognitif/efktif/psikomotor) yang relatif tetap karena pengaruh
pengalaman, sedang istilah “pendidikan” menekankan pada usaha
sadar dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang
memungkinkan pengaruh pengalaman tersebut lebih efisien efektif,
dengan kata lain, lingkungan yang membelajarkan subjek didik.
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup, dalam
proses belajar mengajar di sekolah hendaknya mengemban
sekurang-kurangnya dua hal pokok, yaitu:
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan
dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
b. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yaitu keterkaitan
antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar
sekolah. Untuk mencapai integritas yang utuh sebagaimana
gambaran manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat.
3. Asas Kemandirian Dalam Belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar
yang berlangsung didorog oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri,
dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Pengertian
tentang belajar mandiri sampai saat ini belum ada kesepakatan
oleh para ahli. Ada beberapa pandangan tentang belajar mandiri
yang diutarakan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Belajar mandiri memandang siswa sebagai para manajer
dan pemilik tanggung jawab dari proses pelajaran
mereka sendiri. Belajar mandiri mengintegrasikan self-
7

management (manajemen korteks, menentukan setting,


sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring
(siswa memonitor,mengevaluasi dan mengatur strategi
belajarnya).
b. Peran kemauan dan motivasi dalam belajar mandiri
sangat penting di dalam memulai dan memelihara usaha
siswa.
c. Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-
angsur bergeser dari para guru ke siswa. Siswa
mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan
pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan
bermanfaat baginya.
Haris Mujiman dalam Joni Raka,T mencoba
memberikan pengertian belajar mandiri dengan lebih
lengkap.Menurutnya belajar mandiri adalah kegiatan belajar
aktif ,yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi guna mengatasi suatu masalah.Belajar mandiri dapat
diartikan sebagai usaha individu untuk melakukn kegiatan
belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain
berdasar motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi
pembelajaran.
Dasar sistem pendidikan nasional adalah sesuatu yang
menjadi kekuatan bagi tetap tegaknya suatu bangunan atau
lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasi lah yang
menjadi dasarnya. Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar
yang dimaksud adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai
peranan penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan
pedidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga
pendidikan lainnya.
8

E. Sistem Pendidikan Nasional Saat Ini


Sistem pendidikan nasional saat ini sangat terkait dengan yang
namanya peraturan yang diatur oleh pemerintah. Mengenai
pengumuman penerimaan siswa ataupun mahasiswa baru, pada tiap-
tiap jenjang, pemerintah juga telah menerapkan sistem tahun ajaran.
Khusus untuk masalah ujian Nasional, sampai saat ini memang
penuh dengan pro dan kontra. Ujian Nasional oleh sebagian orang
dianggap sebagai kegiatan yang kurang arif dalam menentukan
penilaian terhadap siswa. Namun disatu sisi, pemerintah juga
membutuhkan standar tertentu untuk melakukan pengukuran. Dalam
hal ini, masih dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk membahas Ujian
Nasional. Munculnya kurikulum KTSP dan masalah ujian nasional,
tingginya standar penilaian, serta pembagian presentase penilaian
dari pemerintah dan sekolah secara mandiri, adalah isu yang paling
signifikan saat ini.
Sebagai cerminan dari Pancasila dan UUD 1945, pemerintah
dalam hal ini kementerian pendidikan nasional, melalui beasiswa
miskin dalam berbagai kebijakan juga diharapkan dapat
mengakomodasi mereka yang mungkin tidak mampu ikut dan terlibat
dalam satuan dan kegiatan pendidikan. Warga negara yang memiliki
kemampuan lebih juga sangat membantu dengan menyisihkan
sebagian yang dimilikinya untuk memajukan keilmuan yang
berjenjang dan berkesinambungan, baik dengan membangun sekolah,
membuat program kependidikan khusus, kegiatan, kursus, atau
lomba-lomba tertentu yang meningkatkan mutu keilmuan
masyarakat.
Ketentuan tentang sistem pendidikan nasional yang berlaku,
selalu mengikuti perkembangan dan perubahan aturan yang diberikan
oleh pemerintah. Hal ini pun mengacu pada kebutuhan-kebutuhan
tertentu baik dari para analis dan kritikus maupun berasal dari
pemerintah. Dalam menunjang perkembangan yang lebih baik,
9

sumber daya yang ada dalam pemerintahan maupun masyarakat


sendiri harus selalu menacari pengembangan dan motivasi di bidang
keilmuan secara terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga
tercipta tatanan program pendidikan nasional yang memadai, baik
saat ini maupun masa depan.
10

A. KESIMPULAN
Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang
terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan
satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan
pendidikan nasional. Ada dua undang-undang sistem pendidikan
nasional yaitu Nomor 2 tahun 1989 lebih dikenal dengan nama
UUSPN dan yang kedua yaitu Nomor 20 tahun 2003 lebih dikenal
dengan nama UUSISDIKNAS.Adanya perubahan UUSPN No.2 tahun
1989 menjadi UUSISDIKNAS No.20 tahun 2003 dimaksudkan agar
sistem pendidikan nasional kita bisa menjadi lebih baik dibanding
dengan sistem pendidikan sebelumnya.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin diisampaikan,
silahkan sampaikan kepada kami. Kami ucapakan terima kasih.
11

Daftar pustaka
Hasbullah. (2005). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

ihsan, & fuad. (2008). Dasar-Dasar pendidikan. jakarta: Rineka Cipta.

Sjafei, M. (1979). Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Yayasan Proklamasi CSIS.

Tirtarahardja, Umar, & La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

2019;tujuan-pendidikan/wikipedia.co.id.(dikutip 25 oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai