Anda di halaman 1dari 6

RESUME MAKALAH

PERINTIS-PERINTIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL INDONESAI


MENURUT KI HAJAR DEWANTARA DAN MOH.SYAFEI

OLEH:

KELOMPO 9

 MUTMAINNA
 ANDI NURMILA
 WAHDANIA
 ANDI RISKA
 TASYA AULIFIA AYUSTINA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE


BAB 2

PEMBAHASAN

 Pengertian Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional adalah Pendidikan yang berdasrkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

 Tujuan Pendidikan Nasional


untuk membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945.
Selanjutnya dalam UU No. 2 tahun 1989 ditegaskan lagi bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
 Jalur Pendidikan Nasional di Indonesia Menurut Ki Hajar Dewantara

Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam sistem among memiliki konsep dasar 2
sandi, yaitu: pertama, kodrat alam dan Kedua, kemerdekaan. Gagasan Ki Hajar Dewantara
dalam pendidikan:

 Tri Pusat Pendidikan


Suparlan (2014:4) menuliskan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
seutuhnya. Ki Hadjar Dewantara mengajukan konsep tri pusat pendidikan, antara lain: : Pertama,
pendidikan keluarga, Kedua, pendidikan dalam alam perguruan, Ketiga, pendidikan dalam
alam pemuda.

 Taman Siswa
Taman siswa adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang berdasarkan semangat
kemerdekaan kebangsaan di tanah air sejak sebelum kemerdekaan. Ajarannya yang terkenal ialah
“ ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani”.

Adapun asas-asas Taman Siswa adalah:


a. Menjadi hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya
persatuan.
b. Pengajaran harus membimbing anak menjadi manusia yang merdeka.
c. Pendidikan harus didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri tanpa mengesampingkan
kebudayaan bangsa-bangsa lain.
  Dasar Filosofis

a. Nasionalisme

Bung Kamo dalam kata sambutan pada penerimaan gelar doktor honoris kausa oleh Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa Ki Hajar Dewantara bersama-sama dengan Douwes Dekker (Setia
Budhi) dan Cipto Mangunkusumo adalah bapak politik nasionalisme Indonesia. Selanjutnya, Prof.
Dr. Sarjito dalam pidato pemberian gelar doktor honoris kausa kepada Ki Hajar Dewantara dalam
Ilmu Kebudayaan antara lain menyatakan Ki Hajar Dewantara adalah perintis kemerdekaan
nasional, perintis pendidikan nasional, dan perintis kebudayaan nasional. Hal ini, menurut Prof.
Dr. Sarjito, karena Ki Hajar Dewantara mengembangkan asas-asas sistem pendidikan yang dapat
dipergunakan sebagai dasar dalam hidup kemasyarakatan.

b. Developmentalisme

Pandangan pendidikan Ki Hajar Dewantara menganut paham Developmentalisme, hal ini antara
lain terlihat pada asas taman siswa 1992 yang berisi tujuh prinsip pendidikan. Prinsip-prinsip
tersebut yaitu :

1. Hak seorang akan mengatur dirinya sendiri


2.  Pengajaran
3. . Tentang .zaman yang akan datang
4. . Kekuatan bangsa dan negeri bergantung pada jumlah kekuatan orang-orangnya

Ki Hajar Dewantoro menyatakan bahwa cita-cita pendidikan Taman Siswa adalah membangun


orang yang berfikir merdeka, ialah orang yang merdeka lahir dan batin. Hal-hal ini dapat dicapai
apabila tertanam dalam diri setiap individu tiang-tiang kemerdekaan hidup, yang mencangkup
memiliki :

1) Kecakapan panca-indera
2) Ketajaman berfikir
3) Kejernihan berperasaan
4) Kemantapan dan kuatnya kemauan dan tenaga, dan
5) Keluhuran budi pekerti

Jadi tujuan personal pendidikan adalah kokohnya tiang-tiang kemerdekaan hidup dalam diri setiap
individu. Sedangkan tujuan sosial pendidikan adalah membangun secara bcrsama-sama oleh
segenap individu-individu yang merdeka lahir dan batin, suatu masyarakat yang berkebudayaan-
kebangsaan yang khas berdasarkan adab-kemanusiaan, sehingga terwujud kehidupan bersama
yang tertib-damai. yang di dalamnya terdapat kemerdekaan pribadi, kebangsaan, dan
kemanusiaan yang seimbang dan seiring sejalan.

 Pengaruh Ki Hajar Dewantara dalam Perkembangan Pendidikan Nasional

Ki Hajar Dewantara adalah bapak Pendidikan Nasional Indonesia, karena merupakan orang
pertama yang mendirikan Perguruan Nasional yang didasarkan pada konsep pendidikan yang
berjiwa nasionalisme Indonesia yang bersifat kultural Disamping itu, beberapa konsep pendidikan
Ki Hajar Dewantara masih tetap dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional
Indonesia zaman merdeka. Perlunya sistem pengajaran nasional dijadikan isi salah satu ayat dari
pasal pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Tetapi hal yang terpenting adalah jiwa
nasionalisme. Ki Hajar Dewantara telah memberi corak dalam perkembangan pendidikan
Nasional Indonesia.

 Jalur Pendidikan Nasional di Indonesia Menurut Muhammad Syafei


M. Syafei mempunyai pandangan bahwa Pergerakan Nasional Indonesia hanya akan berhasil
mencapai tujuannya dengan cepat dan tepat, karena kemerdekaan tidak mungkin diperoleh dengan
beberapa orang pemimpin saja, tetapi harus didukung oleh seluruh rakyat. Oleh karena itu, rakyat
juga harus ikut berjuang dan agar perjuangan dapat mencapai tujuan, maka rakyat perlu
ditingkatkan kecerdasannya. Untuk meningkatkan kecerdasan rakyat, pendidikan harus
ditingkatkan pula, yaitu pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan perjuangan mencapai
Indonesia Merdeka.

Keyakinan INS Kayu Tanam yang selalu dipegang teguh oleh M. Syafei dalam melola INS dari
tahun ke tahun, dengan rasa:
a) Mendidik rakyat kearahkemerdekaan.
b) Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c) Mendidik pemuda-pemuda supaya berguna bagi masyarakat.
d) Menanamkan kepercayaan pada diri sendiri dan berani bertanggungjawab.
e) Tidak mau menerima bantuan yang mengikat

Metode Pendidikan

a) Sekolah Kerja

Pemikiran Syafei tentang pendidikan banyak dipengaruhi oleh pemikiran pendidikan awal abad
20 di Eropa, yaitu pemikiran pendidikan yang dikembangkan berdasarkan konsep sekolah kerja,
Menurut konsep ini sekolah hendaknya tidak mengasingkan diri dari kehidupan atau masyarakat.

b) Pekerjaan Tangan

Berdasarkan pemikiran di atas ia menghendaki guru mengaktifkan pengajaran, maksudnya


membuat murid menjadi aktif dalam proses pengajaran. Metode dari pengajaran yang demikian
ialah pekerjaan tangan.

c) Produksi/Kreasi

Dalam metode produksi ini, anak diberi kesempatan untuk aktif berbuat atau mencipta Secara
umum dapat dikatakan bahwa pengajaran hendaknya mengupayakan aktivitas seoptimal mungkin
pada siswa.

Dasar Filosofis

a. Nasionalisme

Muhammad Syafei mendasarkan konsep pendidikannya pada nasionalisme dalam arti konsep dan
praktek penyelenggaraan pendidikan INS Kayutanam didasarkan pada cita-cita menghidupkan
jiwa bangsa Indonesia dengan cara mempersenjatai dirinya dengan alat daya upaya yang
dinamakan kreatif untuk menguasai alam. . Jelas kiranya bahwa nasionalisme Muhammad Syafei
adalah nasionalisme pragmatis yang didasarkan pada agama, yaitu nasionalisme yang tertuju pada
membangun bangsa melalui pendidikan agar menjadi bangsa yang pandai berbuat untuk
kehidupan manusia atas segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan.

b. Developmentalis

Pandangan pendidikan Muhammad Syafei sangat dipengaruhi oleh aliran Developmentalisme,


terutama oleh gagasan sekolah kerja yang dikembangkan John Dewey dan George
Kerschensteiner serta pendidikan alam sekitar yang dikembangkan Jan Ligthart. John Dewey
berpendapat bahwa pendidikan terarah pada tujuan yang tidak berakhir; pendidikan merupakan
sesuatu yang terus berlangsung, suatu rekonstruksi pengalaman yang terus bertambah.

Tujuan pendidikan menurut M.Syafei yaitu: Manusia yang sempurna lahir dan batin
karena jiwa dan hatinya terlatih dan otaknya berisi konsep konsep ilmu, hingga ia berbuat aktif
kreatif da lam menghadapi lingkungannya

Anda mungkin juga menyukai