Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ALIRAN POKOK DALAM PENDIDIKAN


Disusun untuk memenuhi Tugas pada Mata Kuliah DASAR-DASAR
PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Dr. Yus aini K, M.Pd

Disusun Oleh : KELOMPOK 1


Agis Maulana : NIM. 231250003
Erika Ulandari : NIM. 231250001
Siti Amas Sapinah : NIM. 231250013

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah
memberikan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
kita yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga , sahabat, dan juga kepada
kita selaku Umat-Nya semoga kita semua mendapatkan syafa'atnya di hari
perhitungan nanti, Amin ya Rabbal alamin.
Makalah yang berjudul “Aliran-aliran Pokok Pendidikan” ini disusun
guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Dasar Dasar
Pendidikan yang diampu oleh Dr. Yus Aini K, M.Pd, Prodi Manajemen
Pendidukan Islam(Mpi) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Penulisan makalah ini
juga dimaksudkan sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan dalam penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa. Makalah
ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik
moril maupun materil. Untuk itu, kami kelompok penyusun menyampaikan
pernghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhirnya, kritik dan saran dari para
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang. Dan
kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT berkenan
menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal jariyah bagi kelompok penyusun serta
pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam makalah ini. Amin.

Serang, 30 Agustus 2023 M

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Perumusan Masalah.......................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Perguruan kebangsaan taman siswa, azas dan tujuan taman siswa, upaya yang
dilakukan, hasil yang dicapai siswa...............................................................
B. Ruang pendidikan INSkayu tanam, azas dan tujuan, upaya yang dilakukan,
hasil yang dicapai...........................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aliran-aliran dalam pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang
membawa pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut
berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikiran
terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya,
sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya.

Aliran-aliran dalam pendidikan, telah muncul sejak lama yaitu sejak


manusia hidup dalam suatu kelompok yang dihadapkan dengan problem atau
masalah regenerasi bagi keturunannya. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan
dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena
setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda).
Tentu saja dalam setiap aliran pendidikan mempunyai muatan agar pada setiap
keturunan dapat menjadi wujud generasi berikutnya mendapatkan pemaknaan
pendidikan yang lebih baik dari pada pendidikan yang dirasakan oleh para orang
tua mereka sebelumnya. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya
dijadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.

B. Perumusan Masalah
1. Apa tujuannya didirikan perguruan kebangsaan taman siswa?
2. Apa yang dimaksud dengan ruang pendidikan INS kayu tanam?

C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama ke pada warga
indonesia.

1
2. Sekolah yang mendidik seseorang agar menjadi kreatif, mandiri, dan juga
berjiwa wirausaha.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa


Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh pembaharu dalam dunia
pendidikan nasional, yang di kenal sebagai bapak pendidikan nasional
yang memperjuangkan dan mengangkat martabat bangsa melalui bidang
pendidikan. Cita-cita Ki hadjar Dewantara yaitu menciptakan pendidikan
yang sesuai dengan adat istiadat bangsa Indonesia. Ki Hadjar Dewantara
bertekad untuk meluaskan semangat tentang pendidikan kepada generasi
muda. Dalam pandangan beliau upaya untuk mendidik kaum muda
merupakan syarat utama dalam membebaskan diri dari jeratan penjajah.
Pendidikan yang mendasarkan kebudayaan nasional dapat
menghindarkan dari kebodohan. Untuk mewujudkan cita-cita dan
pandangan tersebut. Tanggal 3 Juli 1922 babak baru perjuangan Ki Hadjar
Dewantara dalam bidang pendidikan di mulai yaitu dengan mendirikan
Taman Siswa yang mula-mula bernama “ National Onderwijs Instituut
Taman Siswa” yang pertama di Jogjakarta, sekolah ini kelak di ubah
menjadi “ Perguruan Kebangsaan Taman Siswa”

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar


Dewantara, ( Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat ) pada
tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan,
selanjutnya mulai didirikan taman Indira ( Taman kanak-kanak ) dan
Kursus Guru, selanjutnya Taman muda ( SD ), disusul Taman Dewasa

2
merangkap Taman Guru ( Mulo-Kweekschool ). Sekarang ini telah
dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan
Sarjana sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi
semua jenjang persekolahan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas
perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta
sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat
nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas
1922” , sebagai berikut :
1) Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri
( Zelf Besschikkingsrecht ) dengan mengingat terbitnya persatuan
dalam peri kehidupan umum.
2) Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah
yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
3) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan
kebangsaan sendiri.
4) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau
kepada seluruh rakyat.
5) Hidup dengan kekuatan sendiri
6) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka
mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan
( Zelfbegrotings-system ).
7) Berhamba pada anak didik

Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas


1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca
Dharma “ yaitu :

1. Asas Kemerdekaan

3
2. Asas Kodrat Alam
3. Asas Kebudayaan
4. Asas Kebangsaan
5. Asas Kemanusiaan

Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah :

 Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan


masyarakat tertib dan damai.
 Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir
batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi
anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas
keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa


Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya,
Taman Siswa berusaha dengan upaya sebagai berkut :
 Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari
tingkat dasar sampai tingkat tinggi.
 Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman
Siswa.
 Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga
dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
 Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan
masyarakat perguruan.
 Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan
dasar-dasar dan hidup Taman Siswa
 Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam
masyarakat dalam bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha
pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola

4
masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan kader
pembangunan.
 Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan
kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan
penghidupan masyarakat.

c. Hasil-hasil yang dicapai


Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga
– lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana
Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu
merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan.

2. Pendidikan INS Kayu Tanam


Pendidikan INS Kayu Tanam, nama aslinya adalah Ruang
Pendidik INS. INS singkatan dari (Indonesia Nederlandche School).
Sekolah ini didirikan oleh Mohammad Sjafei (lahir di Matan,
Kalimantan Barat tahun 1895), pada tanggal 31 Oktober 1926 di
Kayu Tanam Sumatera Barat (Umar Tirtarahardja dan La Sulo,
2005: 217). INS Kayu Tanam pada mulanya dipimpin oleh ayahnya,
kemudian diambil alih oleh Moh. Sjafei. Sekolah ini dimulai
dengan 75 murid, dibagi dalam dua kelas, serta masuk sekolahnya
bergantian karena gurunya hanya satu, yaitu Moh. Sjafei sendiri.
Sutari Imam Barnadib (1983: 49), menjelaskan bahwa
sekolah dari Moh. Sjafei sebagai bentuk reaksi dari sekolah-
sekolah Pemerintah Hindia Belanda. Sekolah ini memang kurang
terkenal karena tidak mempunyai cabang seperti sekolah-sekolah
Muhammadiyah maupun Taman Siswa. Perkembangan sekolah ini
mengalami pasang surut, sesuai dengan keadaan Indonesia saat
itu. Pada bulan Desember 1948 sewaktu Belanda menyerang ke
Kayu Tanam, seluruh gedung INS dihanguskan, termasuk ruang

5
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan di Padang Panjang.
Kemudiian INS bangkit lagi pada bulan Mei 1950, dengan 30
murid.

a. Asas dan Tujuan Pendidikan INS Kayu Tanam


Pada awal didirikan, Pendidikan INS Kayu Tanam memiliki
asas-asas sebagai berikut: (1) berpikir dan rasional, (2) keaktifan
dan kegiatan, (3) pendidikan masyarakat, (4) memperhatikan
pembawaan anak, dan (5) menentang intelektualisme (Umar
Tirtarahardja dan La Sulo, 2005: 218). Setelah kemerdekaan, asas-
asas tersebut dikembangkan menjadi dasar-dasar pendidikan yang
mencakup sebagai berikut.
1. Ketuhanan yang maha esa.

2. Kemanusiaan.

3. Kesusilaan.

4. Kerakyatan.

5. Kebangsaan.

6. Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan.

7. Percaya diri sendiri juga pada Tuhan.

8. Berakhlak (bersusila) setinggi mungkin.

9. Bertanggung jawab atas keselamatan nusa dan bangsa.

10. Berjiwa aktif positif dan aktif negatif.

11. Mempunyai daya cipta.

12. Cerdas, logis, dan rasional.

13. Berperasaan tajam, halus, dan estetis.

6
14. Gigih atau ulet yang sehat.

15. Correct atau tepat.

16. Emosional atau terharu.

17. Jasmani sehat dan kuat.

18. Cakap berbahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.

19. Sanggup hidup sederhana dan bersusah payah.

20. Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan alat serba

kurang.

21. Sebanyak mungkin memakai kebudayaan nasional waktu

mendidik.

22. Waktu mengajar, para guru sebanyak mungkin menjadi objek,

dan murid-murid menjadi subjek. Bila hal ini tidak mungkin


barulah para guru menjadi subjek dan murid menjadi objek.
23. Sebanyak mungkin para guru mencontohkan pelajaran-
pelajarannya, tidak hanya pandai

menyuruh saja.

24. Diusahakan supaya pelajar mempunyai darah ksatria; berani


karena benar.

25. Mempunyai jiwa konsentrasi.

26. Pemeliharaan (perawatan) sesuatu usaha.

27. Menepati janji.

a. Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya

dulu sebaik-baiknya.

b. Kewajiban harus dipenuhi.

7
28. Hemat.

Sesuai dengan asas dan dasar pendidikan tersebut di atas, pendidikan


INS Kayu Tanam memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan.

2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan


masyarakat.

3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.

4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani


bertanggung jawab.

5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b. Upaya yang dilakukan Pendidikan INS Kayu Tanam


Terdapat beberapa program yang dilakukan oleh Moh. Syafei dan
kawan-kawan dalam mengembangkan pendidikan nasional (Umar
Tirtarahardja dan La Sulo, 2005: 220), antara lain:
1. memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasan
tentang pendidikan nasional;

2. pengembangan kelembagaan, sarana prasarana pendidikan;

3. pemberantasan buta huruf; dan

4. penerbitan majalah anak-anak.

Dalam bidang kelembagaan, antara lain INS Kayu Tanam


menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti:
1. ruang rendah (7 tahun, setara sekolah dasar),

2. ruang dewasa (4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah

menengah).

8
3. program khusus untuk menjadi guru, yaitu tambahan 1 tahun

setelah ruang dewasa untuk pembekalan kemampuan mengajar


dan praktik mengajar.

INS Kayu Tanam telah mempraktikkan “community oriented


project” di sekolahnya, sebelum perumusan itu menjadi seluas
sekarang dalam pembangunan pendidikan di Indonesia (M. Said dan
D. Mansoer, 1965: 57). Dengan demikian, tidaklah berlebihan juga
Moh. Sjafei dianggap sebagai pelopor aliran modern dalam
pendidikan di Indonesia. Pengajaran dan pendidikan di sekolah harus
berdasarkan kebutuhan masyarakat, antara sekolah dan masyarakat
harus ada hubungan yang erat, sekolah adalah bagian yang hidup dari
masyarakat. Program pendidikannya mengutamakan pendidikan
keterampilan-kerajinan dengan mengutamakan menggambar,
pekerjaan tangan, dan sejenisnya. Menurut Sutari Imam Barnadib
(1983: 49), Moh. Sjafei melengkapi pendidikan dan pengajaran
dengan mengutamakan “pelajaran ekspresi” yaitu menggambar,
menyanyi, dan pekerjaan tangan. Pelajaran olah raga dan kesenian
sangat dipentingkan.
M. Said dan D. Mansoer (1965: 56), menambahkan bahwa
rencana pelajaran dan metode pendidikan sekolah Moh. Sjafei
mendekati rancangan John Dewey di Amerika Serikat dan
Kerschensteiner di Jerman. Sesuai dengan pandangan pragmatisme
Dewey, (Knight, 2007: 119), seorang pelajar dalam belajar
sebagaimana ia bertindak terhadap lingkungannya, dan pada
gilirannya dirangsang bertindak oleh lingkungannya setelah ia
mengalami berbagai konsekuensi dan tindakan-tindakannya.
Pengalaman sekolah adalah sebuah bagian dari hidup daripada
sekedar sebuah persiapan untuk hidup. Secara rinci, beberapa

9
komponen dasar filsafat pendidikan Dewey (Gutek, 1974: 112-113),
sebagai berikut.
1. pelajar adalah organisme hidup, fenomena biologis dan sosiologis,
yang memiliki dorongan

yang dirancang untuk mempertahankan hidup;

2. pelajar hidup dalam sebuah lingkungan alam dan sosial yang baik;

3. pelajar, tergerak oleh dorongan, adalah aktif dan terus-menerus


berinteraksi dengan

lingkungannya;

4. interaksi lingkungan menghasilkan serangkaian masalah yang terjadi


dalam usaha individu

untuk memuaskan kebutuhan; dan

5. belajar adalah proses pemecahan masalah yang timbul di lingkungan.

Di INS Kayu Tanam, para siswanya mendapat banyak latihan


mempergunakan tangannya dan membuat barang-barang yang berguna
bagi keperluan hidup sehari-hari. Lebih lanjut, Sutari Imam Barnadib
(1983: 50), menjelaskan bahwa Moh. Syafei sependapat dengan Dewey
dan menganggap corak pendidikan seperti itu (belajar dan bekerja) akan
membentuk watak, rasa sosial dan saling menolong anak didik. Anak didik
diajarkan suatu pekerjaan yang sesuai dengan pembawaan dan
kemauannya untuk penghidupannya nanti, dengan harapan dapat
membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang tegak sendiri, berusaha
sendiri, hidup bebas dan tidak bergantung buat seumur hidupnya pada
pemerintah. Moh. Sjafei berpendapat bahwa inisiatif seseorang dan
perasaan tanggung jawab adalah sifat watak yang terpenting yang harus
dikembangkan.

10
Usaha lain INS Kayu Tanam adalah menerbitkan “Sendi” (majalah
anak-anak), buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf atau
aksara dan angka “Kunci 13”, serta mencetak buku-buku pelajaran. Semua
upaya tersebut dilakukan sebagai usaha mandiri, menolak bantuan-
bantuan yang mungkin membatasi kebebasannya.
c. Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional
(terutama pendidikan keterampilan / kerajinan), beberapa ruang pendidikan
( jenjang persekolahan ), dan sejumlah alumni yang kreatif serta memiliki
gagasan – gagasan yang luas.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
............

B. Saran
Dengan makalah yang kami buat, kami sadari makalah yang kami buat
ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami sebagai penulis makalah ini
mohon saran yang membangun, agar kami dapat membuat makalah yang lebih
baik d masa yang akan mendatang. Kami ucapkan juga terima kasih kepada
para Dosen Pembimbing Mata Kuliah “Dasar – Dasar Pendidikan" yang tekah
membimbing kami sehingga terselesainya makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

Anda mungkin juga menyukai