Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun demi memenuhi tugas dari mata kuliah pengantar pendidikan
dengan judul “taman siswa”. Makalah ini masih memeilki banyak kekurangan olehnya itu
saya mengharpkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian guna menyemournakan
makalah ini.
Penulis
Makmun
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN..............................................................................................4
1. Sejarah taman siswa..........................................................................................4
2. Semboyan taman siswa.....................................................................................8
3. Asas pendirian taman siswa..............................................................................9
4. Taman siswa setelah kemerdekaan...................................................................9
5. Beberapa fhoto tentang taman siswa..............................................................10
BAB II PENUTUPAN...............................................................................................11
1. Kesimpulan.....................................................................................................11
2. Saran ..............................................................................................................11
Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 Juli 1922, Taman Siswa adalah badan
perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan
pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi Taman siswa,
pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu
mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah
artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dsb; sedangkan merdeka secara
batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.
Bebicara Taman Siswa tidak bisa lepas dari pendirinya yaitu Raden Mas
Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar Dewantara. Beliau
mendirikan Taman Siswa bertujuan untuk pendidikan pemuda Indonesia dan juga
sebagai alat perjuangan bagi rakyat Indonesia. Tujuan Taman Siswa adalah
membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan
berketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota
masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah
air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan susunan kalimat yang berbeda
namun tujuan pendidikan Taman Siswa ini sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional.
A. SEJARAH TAMAN SISWA
Tamansiswa berdiri pada 3 Juli 1922, pendirinya adalah Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat atau yang biasa dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Awal
pendirian Taman Siswa diawali dengan ketidakpuasan dengan pola pendidikan
yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, karena jarang sekali negara kolonial
yang memberikan fasilitas pendidikan yang baik kepada negara jajahannya.
Seperti yang dikatakan oleh ahli sosiolog Amerika “pengajaran merupakan
dinamit bagi sistem kasta yang dipertahankan dengan keras di dalam daerah
jajahan”.
Pasal Ketiga
Bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan
sendiri.
Pasal Keempat
Bahwa pengajaran harus tersebar luar sampai dapat menjangkau seluruh
rakyat.
Pasal Kelima
Bahwa untuk mengajar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun
batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan
dari siapapun yang mengikat, baik lahir maupun batin
Pasal Keenam
Bahwa setiap konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Pasal Ketujuh
Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu ada keikhlasan lahir dan batin
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.