Anda di halaman 1dari 8

Nama : Setyo Aji Wibowo

NIM : 2020017154
Kelas : A4 Akuntansi
Tugas : Membuat artikel tentang visi, misi, tujuan, dan ciri khas Tamansiswa.

ANALISIS VISI, MISI, ASAS, TUJUAN, DAN CIRI KHAS TAMANSISWA

Ki Hadjar Dewantara merupakan penggagas berdirinya organisasi tamansiswa atau bisa


disebut organisasi pendidikan pertama di Indonesia pada masa itu. Pendirian organisasi tersebut tentu
sangat ditentang oleh pemerintah Hindia Belanda, maka dari itu beberapa tokoh termasuk Ki Hadjar
Dewantara sempat dibuang atau diasingkan di beberapa daerah. Ki Hajdjar Dewantara di asingkan ke
Belanda dan berhasil kembali ke Indonesia. Pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta Ia mendirikan
organisasi yang bernama Nasional Onderwijs Institut Tamansiswa atau yang sekarang kita kenal
sebagai Organisasi Taman Siswa. Tujuan berdirinya organisasi taman siswa yaitu untuk mewujudkan
manusia yang merdeka baik lahiriah maupun batiniah hal ini karena ketidakpuasan Ki Hadjar
Dewantara dengan pola pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial, karena jarang sekali
negara kolonial yang memberikan fasilitas pendidikan yang baik kepada negara jajahannya. Untuk
menjalankan tujuan tersebut maka organisasi ini berusaha mengenalkan pendidikan di kalangan
masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Organisasi pendidikan ini memiliki semboyan yang
sangat terkenal hingga sekarang, semboyan tersebut yaitu Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya
Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.

A. Visi Tamansiswa[ CITATION KiS3 \l 1033 ]


Tamansiswa memiliki visi yaitu merwujudkan badan perjuangan kebudayaan dan
pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas sebagai sarana dalam
upaya membangun masyarakat tertib, damai, salam dan bahagia, serta tangguh dan berjaya.
B. Misi Tamansiswa[ CITATION KiS3 \l 1033 ]
Tamansiswa memiliki misi yaitu sebagai berikut :
1. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Nasional Indonesia;
2. Mewujudkan masyarakat tertib, damai, salam dan bahagia, sesuai dengan masyarakat adil
makmur berdasarkan Pancasila;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mempertajam daya cipta, rasa, dan karsa,
menuju manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang
merdeka pikiran dan perbuatannya, berbudi pekerti luhur serta tinggi harkat dan martabat
kemanusiaannya
Melalui visi dan misi itu Perguruan Tamansiswa akan menuju terwujudnya masyarakat tertib
damai dan salam bahagia sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Melalui visi dan misi itu Perguruan
Tamansiswa melakukan usaha-usahanya antara lain, yaitu usaha pendidikan dalam arti luas, usaha
sosial dan ekonomi dalam rangka menunjang pendidikan.

C. Asas Tamansiswa[ CITATION Ris13 \l 1033 ]


Asas 1922 adalah asas perjuangan yang di dalamnya terkandung dasar-dasar yang
menjelasakan sifat-sifat Tamansiswa.
1. Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertib persatuan dalam
kehidupan umum agar tercipta kedamaian, Dalam pasal ini terkandung dasar kemerdekaan bagi
tiap-tiap individu untuk mengatur dirinya sendiri. Di jelasakan pula bahwa arti kata Kebebasan
bukan berarti kebebasan yang dengan leluasa menjalankan kepentingan-kepentingan suatu
individu dengan mengesampingkan norma dan adat istiadat yang ada, namun kebebasan yang
terbatas dan harus mengingat tertib-damainya hidup bersama. Dalam ayat ke 2 dalam pasal ini
mengemukakan bahwa tujuan dari hidup mereka tadi, yaitu hidup tertib dan damai.
Dalam pasal ini juga terdapat dasar kodrat alam, yang digunakan untuk mengganti sistem
pendidikan cara lama yang menggunakan perintah, paksaan dan hukuman. Kemajuan yang
sejati hanya dapat diperoleh dengan perkembangan kodrati, yang dikenal dengan istilah
“evolusi”. Dasar kodrat alam inilah yang kemudian mewujudkan “among sistem” kita, yang
mana dalam sistem ini guru-guru kita lah yang menjadi pamong, yaitu sebagai pemimpin yang
berdiri di belakang dengan semboyan “tutwuri handayani”, yakni tetap mempengaruhi dengan
memberi kesempatan kepada anak didik agar dapat mandiri. Dengan demikian maka si pamong
seharusnya wajib menyingkirkan segala macam hal yang menjadi penghalang anak didik dalam
menuntut ilmu dan berkaya. Dalam pasal ini juga guru dituntut untuk dapat berperan aktif
dalam membimbing anak didik dalam setiap gerak geriknya dan mengawasi kegiatan mereka
agar anak didik dapat menghindari mara bahaya yang mengancam keselamatan mereka.
2. Pendidikan yang diberikan hendaknya dapat menjadikan manusia yang merdeka. “Dalam
sistem ini, maka pelajaran berarti mendidik anak akan menjadi manusia yang merdeka batinya,
merdeka fikiranya dan merdeka tenaganya. Guru hanya memberi pengetahuan yang perlu dan
baik saja, akan tetapi harus juga mendidik si murid mencari sendiri pengetahuan itu dan
memaksimalkan guna amal keperluan umum. Pengetahuan yang baik dan perlu yaitu yang
bermanfaat untuk keperluan lahir dan batin dalam hidup bersama.”
Pasal ini berdasar pada dasar kemerdekaan yang menegaskan bahwa kemerdekaan tadi
hendaknya diterapkan dalam cara berfikir anak didik agar mandiri dan tidak mengikuti buah
pemikiran orang lain. Dengan asas kemerdekaan itu dapat diciptakan dan dikembangkan oto-
aktivitas anak didik, agar berkembang kreativitasnya, dan dengan cara kreatif anak didik
mampu mencari sendiri pengetahuan yang mereka perlukan. Setelah ilmu pengetahuan dapat
dikuasai oleh anak didik, hendaknya ilmu tersebut dapat dimanfaatkan bagi kepentingan hidup
bersama. Artinya dengan ilmu dan pengetahuan yag dimiliki, anak didik tersebut dapat hidup,
dan kehidupannya bermanfaat bagi masyarakat.
3. Pendidikan hendaknya didasarkan atas keadaan dan budaya Indonesia. Pasal ini mencakup
aspek sosial dan ekonomi bahkan politik supaya bangsa kita selalu berpegang pada norma-
norma, adat istiadat dan budaya Indonesia agar tidak timbul kekacauan dalam ruang lingkup
pendidikan juga dalam masyarakat.
Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan kita supaya jangan hanya mengutamakan kecerdasan
saja yang kemudian mengarah pada menuhankan akal. Hendaknya kita juga memperhatikan
aspek kejiwaan anak didik maka yang harus kita kembangkan adalah seluruh jiwa secara utuh
yaitu cipta, rasa dan karsa. Jadi tidak boleh hanya sefihak saja.
Dengan berpegang pada kepribadian bangsa sendiri, kita mencari pola-pola kehidupan baru
yang sesuai dengan perkembangan alam dan jaman tetapi tetap memiliki pegangan yang kuat,
ialah kebudayaan bangsa. Dengan demikian maka pola kehidupan yang baru itu akan tetap
selaras dengan kepribadian kita, yang memberikan hidup damai bagi seluruh bangsa dan juga
menemukan keselarasan dengan nilai budaya asing yang dianut oleh bangsa-bangsa lain.
4. Pendidikan diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Dalam pasal ini
terdapat dasar Kerakyatan atau demokrasi yang dianut oleh Tamansiswa. Disini yang lebih
diutamakan adalah bagaimana memberikan pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat. Jika
hanya ada sebagian kecil saja rakyat yang terdidik, maka kaum terpelajar yang sangat terbatas
itu kurang faedahnya bagi pembinaan bangsa (nation-building).
Dalam pasal keempat ini juga terdapat asas pemerataan agar dapat memperluas akses
pendidikan untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Ki Hajar Dewantara memberi
himbauan bahwa memberikan pendidikan dan memotivasi, meningkatkan kreatifitas dan
kemandirian dalam masyarakat hendaknya lebih diutamakan.
5. Untuk mencapai azas kemerdekaan maka kita harus bekerja sesuai kemampuan diri sendiri,
Inilah asas yang sangat penting bagi setiap orang yang sungguh-sungguh menginginkan
kemerdekaan hidup yang sepenuhnya. Jangan menerima bantuan yang dapat mengikat diri kita
baik berupa ikatan lahir ataupun batin. Kita boleh menerima bantuan dari siapa saja asal tidak
mengikat sedemikian rupa sehingga dapat kengurangi kemerdekaan dan kebebasan kita.
Dinyatakan juga dalam pasal ini bahwa pokok dari asas kita adalah berusaha dengan kekuatan
diri sendiri (mandiri).
6. Oleh karena itu kita harus bersandar pada kekuatan diri sendiri, syarat mutlak agar menjadi
pribadi yang merdeka dan mandiri yaitu keharusan untuk dapat mengontrol atau memenejemen
segala macam usaha dan langkah hidup kita. Dalam pasal ini Ki Hajar Dewantara mengajarkan
kita untuk dapat senantiasa hidup sederhana.
7. Pamong hendaklah mendidik anak dengan sepenuh hati, tulus , ikhlas dan tanpa
mengharapkan imbalan. “Dengan tidak terikat lahir / batin, serta dengan suci hati, berniatlah
kita berdekatan dengan sang anak. Kita tidak meminta sesuatu hak, akan tetapi menyerahkan
diri akan berhamba kepada sang anak.”
Disini dikemukakan “ sumpah jabatan “ seorang pamong dan sekaligus ditunjukan kemuliaan
profesi guru. Pengabdian melalui dunia pendidikan hendaknya merupakan pilihan secara suka
rela dengan dilandasi oleh “sepi ing pamrih “ dan rasa penuh tanggung jawab.
Pendekatan kepada sang anak didasari oleh cinta kasih dan kasih sayang. Bukanya karena
tujuan lain, melainkan karena panggilan tugas yang secara naluriah dirasakan sebagai kewajiban
manusiawi.
Anak didik dituliskan sebagai sang anak, dimaksud untuk menunjukan kedudukanya sebagai
makhluk Tuhan, sehingga membimbing, mendekati dan mendidiknya merupakan amanah
Tuhan.
Pamong melaksanakan tugasnya bukan karena kewenangan dan kekuasaanya, melainkan
didorong oleh kecenderungan hatinya untuk menyerahkan diri sepenuh hati akan tugas yang
merupakan amanah itu.

D. Tujuan Tamansiswa [ CITATION KiS2 \l 1033 ]


Dalam Peraturan Besar Persatuan Tamansiswa disebutkan bahwa tujuan pendidikan di
Perguruan Tamansiswa adalah membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan serta
sehat jasmani dan rohaninya. Untuk menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan
bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
Membangun manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
dimaksud adalah melalui pendidikan agama dan pendidikan serta pengajaran lainnya, pendidikan
mampu meningkatkan keimanannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mampu meningkatkan
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tamatan pendidikan mampu meningkatkan
peribadatan sesuai agama masing-masing, dan mampu meningkatkan pengabdian kepada
masyarakat, bangsa dan negara, serta kepada umat manusia sedunia.
Membangun manusia merdeka lahir batin yang dimaksud adalah melalui pendidikan, para
tamatannya mampu hidup swadisipilin, mampu berpikir dan berbuat positif, dan mampu
menggunakan hak asasinya seimbang dengan kewajiban asasinya.
Membangun manusia yang luhur akal budinya yang dimaksud adalah melalui pendidikan
tamatannya akan selalu berpikir positif, berperasaan halus, peku, dan tenggang rasa, berkemauan
sesuai dengan perintah agama dan budayanya, serta mampu mengendalikan diri untuk berbuat yang
menyejahterakan dan membahagiakan diri, bangsa, dan umat manusia pada umumnya.
Membangun manusia yang cerdas dan berketerampilan yang dimaksud adalah melalui
pendidikan, tamatannya mampu memutuskan segala masalah secara cepat dan tepat, serta memiliki
kecakapan hidup sesuai bakat dan kemampuan masing-masing.
Membangun manusia yang sehat jasmani dan rohani yang dimaksud adalah melalui
pendidikan, tamatannya sehat jasmani dan rohani, kebal dalam menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan jasmani dan rohani. Mereka tidak sakit-sakitan, mereka selalu berpikir
positif, dan berbuat yang berguna bagi pengabdian terhadap Tuhannya. Berguna bagi
masyarakatnya, pelestarian dan pemberdayaan alam sekitarnya.

Membangun manusia yang mandiri yang dimaksud adalah melalui pendidikan, tamatannya
mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan kemampuan diri sendiri, dan mampu
membiyai hidup dengan hasil pendapatannya sendiri secara halal.
Membangun manusia yang bertanggug jawab atas kesejahteraan bangsadan tanah air, serta
manusia pada umumnya yang dimaksud adalah melalui pendidikan, tamatannya merasa turut
bertanggung jawab untuk Menyejahterakan bangsa dan tanah air Indonesia, dan kesejahteraan umat
manusia sedunia. Meraka tidak egois ingin sejahtera dan bahagia sendiri. Mereka Ingin sejahtera
dan bahagia bersama-sama bangsanya, bersama-sama legaranya, dan bahkan bersama-sama dengan
umat manusia sedunia.

E. Ciri Khas Tamansiswa [ CITATION KiS1 \l 1033 ]


Pendidikan di Tamansiswa berdasarkan Pancasila dan berciri khas Pancadarma. Berdasarkan
Pancasila artinya kegiatan pendidikan yang berupa kegiatan belajar dan mengajar didasari oleh
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjasanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan,
serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Berciri khas Pancadarma artinya dalam mengusahakan pendidikan di Tamansiswa
menggunakan ciri Kodrat alam, Kebudayaan, Kemerdekaan. Kebangsaan, dan Kemanusiaan.
Berikut ini adalah penjelasannya :

1. Kodrat alam, diartikan sebagai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa terhadap alam,
manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Usaha pendidikan di Tamansiswa menjunjung
tinggi kodrat tersebut sebagai sarana tercapainya  tujuan pendidikan;

2. Kebudayaan, diartikan sebagai buah budi yang bersifat indah dan luhur, dan hasil
perjuangan hidup manusia menghadapi perubahan alam dan jaman yang membawa
kemajuan. Pendidikan di Tamansiswa merupakan usaha kebudayaan guna memajukan
hidup dan penghidupan peserta didik lahir batin, secara luhur dan indah;
3. Kemerdekaan, diartikan sebagai swadisiplin dan keseimbangan hak dan kewajiban asasi
manusia. Pendidikan di Tamansiswa mengupayak dapat terwujudnya swadisiplin dan
keseimbangan hak dengan kewajiban asasi pada tiap peserta didik;

4. Kebangsaan, menurut tamansiswa adalah nasionalisme yang religius, humanistis, dan


kultural. Pendidikan di Tamansiswa mengupayakan terwujudnya wawasan kebangsaan
seperti tersebut di atas, dengan menanamkan peradaban bangsa Indonesia;

5. Kemanusiaan dimaksudkan sebagai penempatan manusia sesuai kodrat, harkat, dan


martabatnya. Pendidikan di Tamansiswa berusaha mempertinggi kodrat, harkat, dan
martabat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

[1] K. S. Hadiwijoyo, "Visi dan Misi Tamansiswa," in Pendidikan Ketamansiswaan Jilid 1, Yogyakarta, p. 45.

[2] R. Dumasari, "Wordpress," 22 September 2013. [Online]. Available:


https://rismadumasarii.wordpress.com/2013/09/22/asaa-tamansiswa-1922/#:~:text=Azas
%201922%20adalah%20asas%20perjuangan,kehidupan%20umum%20agar%20tercipta%20kedamaian..
[Accessed 8 October 2020].

[3] K. S. Hadiwijoyo, "Tujuan Pendidikan Tamansiswa," in Pendidikan Ketamansiswaan Jilid 3, Yogyakarta, pp.
9-10.

[4] K. S. Hadiwijoyo, "Dasar dan Ciri Khas Pendidikan," in Pendidikan Ketamansiswaan Jilid 3, Yogyakarta, pp. 4-
5.

Anda mungkin juga menyukai