Anda di halaman 1dari 5

Nama : Setyo Aji Wibowo

NIM : 2020017154
Kelas : 4A04 Akuntansi
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Manajemen (AM) Sektor Publik
A. Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen sektor publik menurut “Institute of Management Accounting”
adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan,
penyiapan, penginterpretasian, dan pengkomunikasian informasi financial yang digunakan
manajemen untuk perencanaan, evaluasi dan pengendalian organisasi serta untuk menjamin
bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel. Akuntansi manajemen berbeda
dengan akuntansi keuangan.
Akuntansi manajemen sektor publik terkait dengan pemberian informasi kepada pihak
internal organisasi, sedangkan akuntansi keuangan terkait dengan pelaporan dan
pengkomunikasian laporan keuangan terhadap pihak eksternal organisasi.
Chartered Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen
sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian,
penyajian, dan penginterpretasian yang digunakan untuk :
1. Perumusan strategi;
2. Perencanaan dan pengendalian aktivitas;
3. Pengambilan keputusan;
4. Pengoptimalan penggunaan sumber daya;
5. Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi;
6. Pengungkapan kepada karyawan;
7. Perlindungan aset.
Perbedaan pokok Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan :
 Akuntansi Manajemen Sektor Publik :
a. Terkait dengan pemberian informasi kepada pihak internal organisasi;
b. Memberikan laporan yang sifatnya prospektif, yaitu digunakan untuk
perencanaan masa yang akan datang.
 Akuntansi Keuangan
a. Terkait dengan pelaporan dan pengkomunikasian informasi kepada pihak
ekternal organisasi;
b. Memberikan informasi yang bersifat laporan historis dan retrospektif, yaitu
berupa laporan masa lalu.
B. Akuntansi sebagai Alat Perencanaan Organisasi
Pada mulanya harus ada perencanaan untuk mengatur semua kegiatan yang akan dilakukan
organisasi agar bisa tercapai tujuan dan sasaran organisasi. Akuntansi manajemen berperan
dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan.
Perencanaan setiap organisasi publik berbeda, karena melihat berbagai jenis keadaan yang
dialami oleh organisasi tersebut. Kestabilan ekonomi, lingkungan, dan politik sangat
berpengaruh pada organisasi sektor publik, untuk itu tentunya dapat berpengaruh pula pada
perencanaannya. Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Informasi sifatnya rutin ataukah ad hoc
Informasi yang sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan yang regular, misalnya
laporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sementara itu, organisasi
sektor publik seringkali menghadapi masalah yang sifatnya temporer dan membutuhkan
informasi yang segera. Untuk melakukan perencanaan yang temporer, diperlukan
informasi yang sifatnya ad hoc.
2. Informasi kuantitatif ataukah kualitatif
3. Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukah informal
Informasi akuntansi untuk perencanaan dapat juga dibedakan berdasarkan cara
penyampaiannya. Apakah informasi akuntansi tersebut disampaikan melalui mekanisme
formal ataukah informal.
C. Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi
Organisasi sektor publik tidak berorientasikan laba, sedangkan sector swasta berorientasikan
laba. Maka bentuk pengendaliannya pun berbeda, untuk sektor publik menggunakan
pengendalian berupa peraturan birokrasi, sedangkan sektor swasta menggunakan
pengendalian yang bertumpu pada mekanisme negosiasi.
Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak
menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian
organisasi memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan pengendalian keuangan.
D. Proses Perecanaan dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor Publik
Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan suatu hal yang tidak bisa
dipisahkan dan saling bersinergi. Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses
yang membentuk siklus, sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang lain dan
terintegrasi dalam satu organisasi.
Jones and Pendlebury (1996), membagi proses perencanaan dan pengendalian
manajerial pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap, yaitu :
a. perencanaan tujuan dan sasaran dasar;
b. perencanaan operasional;
c. penganggaran;
d. pengendalian dan pengukuran; dan
e. pelaporan, analisa dan umpan balik.
E. Peran Akuntansi Manajemen dalam Organisasi Sektor Publik
1. Perencanaan strategik (sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi
masa kini dan untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan)
2. Pemberian informasi biaya
3. Penilaian investasi
4. Penganggaran
5. Penentuan biaya pelayanan dan penentuan tarif pelayanan
6. Penilaian kinerja
F. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Pengendalian manajemen perlu untuk menjamin terlaksananya strategi organisasi secara
efektif dan efisien.
Pengendalian manajemen meliputi aktivitas : Perencanaan, Koordinasi, Komunikasi
informasi, Pengambilan Keputusan, Motivasi, Pengendalian dan Penilaian Kinerja.
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Pengendalian preventif (preventive control). Pada tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang
dijabarkan dalam bentuk program-program.
b. Pengendalian operasional (operational control). Pada tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran.
c. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

Jenis Pusat Pertanggungjawaban :

a. Pusat Biaya;
b. Pusat Pendapatan;
c. Pusat Laba;
d. Pusat Investasi.

Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah :

a. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya;
b. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
c. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
d. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
e. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
f. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien;
g. Sebagai alat pengendalian anggaran.

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi (strategy
formulation), (2) perencanaan strategik (strategic planning), (3) penganggaran, (4)
operasional (pelaksanaan anggaran), dan (5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal
dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui
metoda management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam
mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan organisasi dengan
tujuan personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan
dalam dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor
pengendalian formal misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules
of the game), dan reward and punishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas
faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya
etos kerja dan loyalitas karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya : kultur
organisasi (organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi (communication style).

Anda mungkin juga menyukai