Disusun Kelompok 4 :
1. Ardhisa Ayu Darma Laishanda (2210190555)
2. Intan Yunita (2210190569)
3. Mareta Shabirina Dondy (2210190572)
4. Siti Maimunah (2210190574)
Informasi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses yang membentuk suatu siklus,
sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang lainnya dan terintegrasi dalam satu
organisasi. Jones dan Pendlebury membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial
pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap yaitu :
Revisi/modifikasi
2. Perencanaan Operasional
Revisi Perencanaan
5. Pelaporan Analisis dan
Revisi Anggaran 3. Pengangguran
Aksi
4. Pengendalian dan Pengukuran
Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan
informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi yang meliputi :
1. Perencanaan strategic
Akuntansi majamen dibutuhkan sejak tahap perencanaan strategik.Pada tahap
perencanaan strategik, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang
dapat mendukung strategi organisasi. Program-program tsb diseleksi dan dipilih sesuai
dengan skala prioritas sumber daya yang dimiliki. Peran akuntansi manajmen adalah
memberikan informasi untuk mementukan berapa biaya program dan berapa biaya suatu
aktivitas, sehingga berdasarkan informasi akuntansi tsb manajer dapat menentukan
anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.
2. Pemberian informasi biaya
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sektor publik dapat dikategorikan menjadi
tiga kelompok :
Biaya input, adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Biaya input bisa berupabiaya tenaga kerja dan biaya bahan baku
Biaya output, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga
samapai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output dapat diukur
dengan berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
Biaya proses, biaya ini dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi, biaya dapat
diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas, yaitu:
Cost finding, Pada tahap ini pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk/ jasa layanan
Cost recording, Pada tahap ini yang dilakukan adalah kegiatan pencatatan data ke
dalam sistem akuntansi organisasi
Cost analizing, Pada tahap ini dilakukan analisis biaya yaitu mengindentifikasi jenis
dan perikalku biaya, perubahan biaya dan volume kegiatan.
Strategic cost reduction, Tahap ini adalah menentukan strategi penghematan biaya
agar tercapai value for money. Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya
memiliki karakteristik sbb :
1. Berjangka panjang.
2. Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan dan berfokus pada pelayanan kepada
masyarakat
3. Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan biaya
4. Keseriusan manajemen puncak (top manager) merupakan penentu efektifitas
program pengurangan biaya karena pada dasarnya manajemen biaya strategik
merupakan tone form the top
Cost reporting, Tahap terakhir adalah memeberikan informasi biaya secara lengkap
kepada pimpinan dalam bentuk internal report yang kemudian diintegrasikan ke dalam
suatu laporan yang akan disampaikan kepada pihak eksternal.
3. Penilaian investasi
Penilaian invesatasi pada organisasi sektor publik dilakukan dengan menggunakan
analisis biaya – manfaat (cost benefit analysis).Menentukan biaya dan manfaat sosial
dalam satuan moneter sangat sulit dilakukan.Kemudian untuk memudahkan digunakan
analisis efektifitas biaya (cost effectiveness analysis), yaitu menekankan seberapa besar
dampak yang dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
4. Penganggaran
Akuntansi menajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik
yang efektif. Terkait dengan 3 fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya
publik, alat distribusi dan stabilisasi maka akuntansi manajemen merupakan alat yang
vital untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber adana publik secara
ekonomis, efisien dan efektif adil dan merata.
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan (charging
for service).
Penentuan biaya pelayanan (Cost of Service) dan penentuan tarif (Charging for
Service) merupakan satu rangakaian dimana keduanya membutuhkan informasi
akuntansi.
6. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian, ini untuk
mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan.Disini peran akuntansi manajemen adalah dalam pembuatan indikator kinerja
kunci dan satuan ukur untuk masing-masing aktifitas.
Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat 4 pusat pertanggungjawabanyaitu :
Pusat biaya (expense center). Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Pusat biaya banyak
dijumpai pada sektor publik karena output yang dihasilkan seringkali ada akan tetapi
tidak dapat diukur atau hanya dapat diukur secara fisik tidak dalam nilai rupiahnya.
Pusat pendapatan (revenue center). Pusat pendapatan adalah pusat petanggungjawaban
yang prestasi manjernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan.
Pusat laba ( profit center). Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang
menandingkan input (expenses) dan output ( revenue) dalam satuan moneter. Kinerja
manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan.
Pusat incestasi (investment center). Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban
yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Suatu organisasi besar seperti pemerintah daerah dapat dianggap sebagai suatu pusat
pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban yang besar tersebut dapat dipeca-pecah lagi
menjadi pusat pertanggungjawaban yang lebih kecil hingga pada level pelayanan atau
program, misalnya dinas-dinas atau subdinas-subdinas. Pusat pertanggungjawan tersebut
selanjutnya menjadi dasar untuk perencanaan dan pengendalain anggaran serta penilaian
kinerja pada unit ybs.
Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran
sejalan dengan program atau struktur aktivitas organisasi. Dengan kata lain tiap-tiap pusat
pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu dan
penggabungan proram-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tsb seharusnya
mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang leih tinggi, sehingga pada
akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai berlanja
(pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran.
Laporan kinerja disiapkan dan dikirim ke setiap level manajemen untuk dievaluasi
kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban berfungsi sebagai pengemban budget holder, maka proses
penyiapan dan pengendalian anggaran harus menjadi fokus perhatian manajer pusat
pertanggungjawaban. Keberadaan depatemen anggaran dan komite anggaran pada pusat
pertanggungjawaban sangat perlu untuk membentu terciptanya anggaran yang efektif.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya banyak
diketahui oleh bagian departemen anggaran.Departemen anggaran memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggran
2. Mengkoordinasi dan membuat asumsi sebagai dasar anggaran (misal: asumsi tingkat
inflasi, nilai tukar, harga migas)
3. Membantu mengkomunikasdikan anggaran ke seluruh bagian dalam organisasi
4. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada budgeter dan
manajer pusat pertanggungjawaban
5. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterprestasikan hasil dan
menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat pertanggungjawaban
6. Menyiapkan revisi anggaran jika diperlukan.
Jadi, Komite anggran biasanya teddiri dari para pimpinan puncak seperti kepala
depatemen, kepala dinas, kepala biro dsb. Komite anggran bertugas menuyusun anggran
untuk tiap-tiap unitoperasi
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasran, target,arah dan
kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggungjawab
manajemen puncak.Dalam organisasi pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh dewan
legislatif yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya merupakan acuan bagi eksektutif dalam
berindak.
Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka panjang bisa berjangka 4,5, 10
bahkan 20 tahun. Perubahan visi, misi dan tujuan oragnisasi sangat jarang dilakukuan oleh
organisasi baik itu pemerintahan atau swasta.Perubahan lingkungan dalam organisasi sektor
publik sangat mungkin karena karena organisasi sektor publik dipengaruhi oleh faktor politik,
ekoomi, sosial dan budaya.Ketidakstabilan ekonomi dan politik yang terjadi secara terus
menerus dapat mendorong pemerintah untuk sewaktu-waktu mengeluarkan kebijakan dan
strategi baru.Ancaman dan peluang baru dapat muncul setiap saat.Karenanya perumusan
strategi bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi perkembangan
disektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta tahap awal dari manajemen strategi adalah
perencnaan.Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Menurut Olsen dan Eadi (1982)
proses perumusan strategi terdiri dari 5 komponen dasaryaitu :
1) Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekutif organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target
yang akan dicapai
2) Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran
faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus
dipertimangkan pada saat merumuskan strategi organisasi
3) Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan strategik
4) Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi
5) Implementasi dan pengendalian rencana strategik. Innitiate
Missin and
Stakeholde mandate
Internal
Ekternal
Environmen
Environmen
Strength & Strategic Opportunity
weakneses and threats
Strategics PEST
ANALYSIS
Political
Vision for Economic
the
Outcomes
Menurut Bryson Jm model 8 langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi yaitu:
Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang pang dominan, karena memiliki karakteristik yang agak berbeda
dengan penganggraan pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terletak pada pengaruh
politik dalam proses penganggaran.
Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian manajemen
yang dapat digunakan sebagai alat penegndalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dapat dilakukan dengana menciptakan mekanisme reward dan
punishment. Sistem pemberian penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai
pendorong untuk pencapaian suatu strategi. Sistem reward dan punishment harus didukung
oleh manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan
mekanisme penting untuk mendorong motivasi manajer untuk mencapai tujuan
organisasi.
Intensif positif pada manajer disebut sebagai reward dan intensif negatinya disebut sebagai
punishment. Peran peting adanya penghargaan dalam suatu organisasi akan mendorong
tercapainya tujuan oragnisasi dan untuk menciptakan kepuasan setiap individu.
Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang bersifat financial
misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan, sedangkan non financial dapat
berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab, otonomi yang lebih besar,
penempatan kerja di lokasi yang lebih baik dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi
dan hukuman pada kondisi tetentu diperlukan, tetapi orientasi penilaian harus selalu pada
pemberian penghargaan.